#dukungan nasional
Explore tagged Tumblr posts
Text
Apa Peran PT. Infra Solution International dalam Meningkatkan Infrastruktur IT Perusahaan?
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan kebutuhan bisnis untuk terus berinovasi, infrastruktur IT yang kuat menjadi kebutuhan utama. Perusahaan yang ingin tetap bersaing di pasar global harus memiliki sistem teknologi yang mumpuni dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan. PT. Infra Solution International, sebuah perusahaan yang berpusat di Sidoarjo, Jawa Timur,…
#dukungan nasional#fiber optic#infrastruktur IT#keamanan siber#layanan IT terpadu#pelatihan IT#server perusahaan#solusi jaringan#teknologi modern#transformasi digital
0 notes
Text
Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar Minta Dukungan Timor Leste
Hatutan.com, (23 Agustus 2023), Díli- Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar meminta dukungan solidaritas Timor Leste untuk mencari solusi penyelesiaan konflik rezim junta militer di Myanmar. Continue reading Untitled
View On WordPress
0 notes
Text
"Revolusi 1911: Akhir Kekaisaran Qing dan Lahirnya Republik Tiongkok"
Kekaisaran Cina memang merupakan monarki yang masyhur dalam catatan sejarah peradaban kuno, selama ribuan tahun lamanya berbagai dinasti silih berganti menguasai Cina. Namun, pada akhir abad ke-19 masehi paham nasionalisme dan demokrasi mulai masuk di kawasan Asia, hal tersebut menimbulkan beberapa pergolakan sosial dan politik di negara-negara Asia termasuk Cina. kebobrokan monarki Cina pada akhirnya berhadapan dengan perubahan masyarakat yang menginginkan perubahan secara radikal.
Revolusi Cina adalah gerakan yang ditujukan untuk melawan dan meruntuhkan dinasti terakhir Tiongkok yakni Dinasti Manchu. Simak sejarah Revolusi Cina di bawah ini. Mengutip dari buku "Bestie Book Sejarah SMA/MA Kelas X, XI, XII" oleh The King Eduka, dari zaman kuno hingga 1912, Tiongkok selalu diperintahkan oleh dinasti (raja-raja dari satu keturunan). Dinasti terakhir yang memerintah Tiongkok adalah Dinasti Manchu atau Dinasti Qing, yang berkuasa dari tahun 1644 hingga 1912. Tiongkok pada masa itu merupakan negara yang tertutup terhadap bangsa asing, yang dianggapnya lebih rendah dan tidak beradab dibandingkan bangsa Tionghoa. Pandangan bahwa Dinasti Qing (Manchu) merupakan dinasti asing menjadi salah satu faktor yang mendorong rakyat Tiongkok untuk bangkit melawan Kaisar Ratu Tze Syi (Ci-Xi), kaisar terakhir dinasti tersebut, sehingga memicu terjadinya Revolusi Cina. Revolusi ini juga bertujuan untuk menghapus sistem monarki dan menggantinya dengan sistem republik pada tahun 1911, di bawah kepemimpinan Dr. Sun Yat Sen, seperti dijelaskan dalam buku Hafal Mahir Sejarah SMA/MA Kelas 11, 12, 13 karya Santi Sari Dewi, M.Pd.
Sumber gambar: https://www.kompas.com/stori/read/2023/05/29/090000279/revolusi-china--sun-yat-sen-taktik-dan-runtuhnya-dinasti-qing
Revolusi 1911, yang menggulingkan Dinasti Qing dan mengakhiri 268 tahun pemerintahan Manchu di Tiongkok, dimulai dengan Pemberontakan Wuchang pada 10 Oktober 1911 dan berakhir empat bulan kemudian dengan turun takhtanya Kaisar Xuantong pada 12 Februari 1912.
Situasi dalam negeri Cina di bawah kekuasaan pemerintah dinasti Qing ditandai dengan bermacam-macam pergolakan. pada masa ini pegawai pemerintahan dapat disuap dan tidak memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Para bangsawan kaya menghindar dari kewajiban membayar berbagai macam pajak seperti pajak tanah. Akhirnya, pajak tersebut dibebankan ke petani atau buruh miskin. Keadaan ini menyebabkan kegelisahan di kalangan masyarakat sehingga menimbulkan berbagai reaksi seperti perampokan yang dipicu dari kemiskinan rakyat.
Kondisi dinasti Qing semakin lemah dan kacau, ditambah dengan masuknya kekuatan bangsa imperialis, antara lain rusia, jerman, perancis, inggris maupun jepang.
Pada Oktober 1911, kelompok revolusioner di Tiongkok selatan berhasil memimpin pemberontakan melawan Dinasti Qing, mendirikan Republik Tiongkok dan mengakhiri sistem kekaisaran. Selama abad ke-19, Dinasti Qing menghadapi tantangan berat, termasuk serangan asing seperti Perang Candu yang menyebabkan kehilangan wilayah seperti Hong Kong dan Taiwan. Kekalahan dalam Perang Tiongkok-Jepang dan Perang Rusia-Jepang semakin melemahkan kekuasaan Qing. Dalam upaya bertahan, Qing mencoba reformasi seperti modernisasi militer dan pembentukan majelis terpilih, tetapi ketidakpuasan rakyat dan nasionalisme yang berkembang memicu revolusi.
Sun Yat-sen, seorang nasionalis yang memimpin Aliansi Revolusioner, menjadi tokoh utama dalam gerakan ini. Aliansi tersebut melakukan beberapa pemberontakan sebelum akhirnya pemberontakan Wuchang pada 1911 berkembang menjadi revolusi nasional. Dengan dukungan provinsi-provinsi dan orang Tionghoa perantauan, kaum revolusioner merebut Nanjing. Sun Yat-sen kemudian diangkat sebagai presiden sementara Republik Tiongkok yang baru dideklarasikan, sementara Yuan Shikai ditunjuk sebagai pemimpin militer dengan janji jabatan presiden jika mendukung republik.
Sun Yat-sen
Sumber gambar: https://voi.id/memori/318194/bermulanya-revolusi-china-yang-menggulingkan-dinasti-qing-dalam-sejarah-hari-ini-10-oktober-1911
Sun Yat-sen Berhadapan dengan militer dan rakyat
Sumber gambar: https://www.idntimes.com/science/discovery/bayu-widhayasa/5-fakta-peristiwa-revolusi-tiongkok-c1c2
Pada Februari 1912, Kaisar Qing turun tahta, menandai akhir dinasti. Namun, transisi ke republik tidak sepenuhnya stabil. Kekosongan kekuasaan menciptakan dominasi panglima perang di berbagai wilayah, sementara pemerintah baru berjuang untuk menyatukan negara. Meskipun reformasi yang dijanjikan tidak sepenuhnya terlaksana, revolusi ini membuka jalan bagi transformasi besar dalam sejarah Tiongkok.
Mengapa revolusi Cina terjadi?
1. Berdirinya Komunisme dan kesuksesannya
Nasionalis harus menghadapi tidak hanya tantangan dari penaklukan dari negara lain tetapi juga persaingan internal dengan saingan baru, yaitu Partai Komunis. Kebangkitan partai tersebut di Tiongkok berlangsung tidak menentu.
Sumber gambar: https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/15/100000179/partai-komunis-china-sejarah-dan-perkembangannya
2. Partai Nasionalis Tiongkok (Kuomintang)
Berbagai fase revolusi dengan jelas menunjukkan betapa mudahnya sistem yang usang atau tidak efektif ditinggalkan, betapa sedikit orang yang memperjuangkan tujuan yang telah hilang, dan betapa cepat mayoritas bangsa beralih pada harapan baru. Kekaisaran runtuh pada tahun 1911, dan hanya sedikit yang menyesalinya. Republik yang menggantikannya sejak awal dianggap gagal, karena tidak ada yang di Tiongkok yang akrab dengan cara kerja demokrasi parlementer atau kongresional, serta negara tersebut tidak memiliki sistem hukum yang mapan sebagai dasar bagi bentuk politik semacam itu.
Sumber gambar: https://nationalgeographic.grid.id/read/134107377/sepak-terjang-kuomintang-partai-nasionalis-yang-tumbangkan-kekaisaran-tiongkok?page=all
Sumber Refrensi:
https://www.jstor.org/stable/45311555?read-now=1&seq=1#page_scan_tab_contents
https://www.jstor.org/stable/j.ctvbtzm6b.8?searchText=&searchUri=&ab_segments=&searchKey=&refreqid=fastly-default%3Aee2e6c73074cd8ff8f5c0576ef0c949e&initiator=recommender&seq=1
youtube
3 notes
·
View notes
Text
Rayaz Media Tawarkan Solusi Baru bagi Penulis Independen dalam Menerbitkan Karya
Industri penerbitan buku semakin berkembang dengan pesat, namun tidak sedikit penulis independen yang merasa kesulitan dalam mencari penerbit yang dapat mewujudkan karya mereka. Dalam menghadapi tantangan tersebut, Rayaz Media hadir sebagai solusi baru yang menawarkan kemudahan dan dukungan bagi penulis yang ingin menerbitkan buku mereka tanpa melalui jalur penerbitan tradisional yang rumit.
Rayaz Media, yang telah dikenal sebagai penerbit yang mengutamakan kualitas dan keberagaman karya, kini semakin memperluas jangkauannya dengan memberikan layanan kepada penulis independen. Penerbit ini tidak hanya fokus pada penulis yang sudah memiliki nama besar, tetapi juga memberikan kesempatan kepada penulis pemula untuk dapat menghasilkan karya yang terpublikasi dengan baik.
Menurut Uswatun Khasanah, Direktur Operasional Rayaz Media, Melalui sistem penerbitan yang transparan dan terjangkau, Rayaz Media memungkinkan penulis independen untuk menerbitkan buku mereka tanpa harus mengeluarkan biaya yang memberatkan. Selain itu, penerbit ini juga menyediakan layanan editing, desain sampul, hingga distribusi ke berbagai platform buku digital dan fisik.
“Kami ingin memberikan peluang yang lebih besar bagi penulis independen untuk mengembangkan karya mereka tanpa hambatan. Kami percaya bahwa setiap penulis berhak untuk melihat karyanya diterbitkan dengan profesional dan didistribusikan ke pembaca yang lebih luas. Dengan pendekatan yang kami tawarkan, penulis dapat lebih fokus pada proses kreatif tanpa perlu khawatir dengan urusan administratif dan penerbitan yang kompleks.” Ujar Uswatun saat ditemui di Purwokerto, Sabtu (25/1).
Rayaz Media, lanjut Uswah, juga menjalin kerja sama dengan berbagai komunitas penulis dan lembaga pendidikan, untuk mendorong para mahasiswa dan penulis muda agar dapat merasakan manfaat dari sistem penerbitan yang lebih mudah diakses. Hal ini menunjukkan keseriusan Rayaz Media dalam memperluas dampaknya di dunia literasi Indonesia.
“Dengan langkah-langkah tersebut, Rayaz Media berupaya untuk menjadi pionir dalam mendukung dunia literasi yang lebih inklusif dan kreatif, serta membuka lebih banyak peluang bagi penulis independen yang ingin menembus pasar buku nasional maupun internasional,” pungkasnya. (szn)
2 notes
·
View notes
Text
Transgender of Remembrance Day pertama kali diadakan oleh aktivis transgender Gwendolyn Ann Smith pada tahun 1999 sebagai peringatan untuk mengenang Rita Hester, seorang perempuan transgender yang terbunuh pada tahun 1998 di Boston.
Transgender of Remembrance Day adalah hari yang didekasikan untuk memperingati dan mengenang para transgender yang menjadi korban kekerasan dan pembunuhan di seluruh dunia. Dan ditujukkan untuk mendukung para trans yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual.
Acara peringatan ini biasanya dilakukan oleh para pendukung transgender lokal atau organisasi LGBTQ. Kegiatannya biasanya diisi dengan menyalakan lilin dan pembacaan daftar nama-nama orang yang meninggal tahun itu.
Di Indonesia sendiri ada beberapa organisasi yang menunjukkan mendukung anti kekerasan dan pelecehan seksual terhadap transgender, yaitu :
1. Crisis Response Mechanism (CRM) Consortium
yang merupakan sebuah asosiasi nasional yang dibentuk pada September 2018 yang berwenang menyediakan sumber daya untuk pencegahan dan penanganan krisis terhadap kelompok minoritas seksual dan gender di Indonesia.
CRM menyediakan dukungan langsung bagi korban kekerasan dan pelecehan melalui layanan darurat seperti hotline, tempat penampungan sementara, dan bantuan hukum.
CRM aktif mengadvokasi kebijakan yang melindungi hak transgender, serta meningkatkan kesadaran masyarakat
CRM juga menawarkan pendanaan darurat bagi korban kekerasan dan diskriminasi
CRM beranggotakan 5 organisasi yaitu Arus Pelangi, Gaya Warna Lentera (GWL-INA), Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBHM), dan UNAIDS Indonesia.
2. Komnas Perempuan
Komnas Perempuan berperan penting dalam mendukung hak-hak transgender dengan fokus pada penghapusan kekerasan berbasis gender. Tugasnya mencakup pemantauan dan pelaporan pelanggaran HAM terhadap perempuan dan kelompok perempuan minoritas, termasuk transgender.
Dengan adanya dukungan dari organisasi seperti Crisis Response Mechanism (CRM) Consortium dan Komnas Perempuan, langkah untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi transgender terus diperjuangkan. Langkah ini menjadi harapan untuk mengakhiri kekerasan dan pelecehan, sekaligus memastikan hak dan martabat transgender dihormati tanpa diskriminasi.
2 notes
·
View notes
Text
Ole Romeny: Harapan Baru Timnas Indonesia Lewat Proses Naturalisasi
Nama Ole Romeny belakangan ini menjadi perbincangan hangat di kalangan pencinta sepak bola Indonesia. Penyerang muda berbakat yang saat ini bermain untuk FC Utrecht di Eredivisie Belanda ini sedang menjalani proses naturalisasi agar dapat membela Timnas Indonesia. Kehadiran Romeny diharapkan mampu membawa angin segar bagi skuad Garuda, khususnya di lini serang.
Garis Keturunan Indonesia dan Awal Karier
Ole terlahir dengan nama penuh Ole ter Haar Romeny pada 20 Juni 2000 di Nijmegen, Belanda. Meskipun besar di Belanda, ia memiliki darah Indonesia dari garis keturunan ibunya yang berasal dari Medan, Sumatera Utara. Hal ini membuatnya memenuhi syarat untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) melalui proses naturalisasi.
Karier sepak bolanya dimulai di akademi NEC Nijmegen, klub lokal di kotanya. Debut profesionalnya terjadi pada 2017 saat ia baru berusia 17 tahun. Bermain di Eerste Divisie (divisi kedua Belanda), Romeny dengan cepat menarik perhatian berkat gaya bermainnya yang agresif dan insting mencetak gol yang tajam.
Pada tahun 2023, Romeny pindah ke FC Utrecht untuk berlaga di Eredivisie, kasta tertinggi sepak bola Belanda. Di sana, ia terus menunjukkan perkembangan yang signifikan, terutama dalam aspek finishing dan pergerakan tanpa bola. Beberapa gol yang ia cetak untuk Utrecht membuktikan bahwa ia adalah penyerang serba bisa yang mampu menjadi ancaman di lini depan.
Proses Naturalisasi: Harapan dan Tantangan
Proses naturalisasi Ole Romeny mulai digaungkan sejak awal tahun 2024 oleh PSSI. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan bahwa Romeny adalah salah satu dari beberapa pemain keturunan yang masuk dalam rencana strategis untuk memperkuat Timnas Indonesia di ajang internasional. Langkah ini sejalan dengan visi PSSI untuk meningkatkan kualitas tim nasional agar lebih kompetitif di level Asia dan dunia.
Menurut laporan, dokumen-dokumen administrasi terkait naturalisasi Romeny telah diajukan, dan ia juga sudah menunjukkan komitmennya untuk membela Indonesia. Kendati demikian, proses naturalisasi pemain keturunan seringkali memakan waktu yang cukup panjang, terutama karena berbagai persyaratan hukum dan birokrasi yang harus dipenuhi.
Jika semua berjalan lancar, Romeny diproyeksikan untuk tampil dalam pertandingan penting melawan Bahrain dan Australia pada Maret 2025. Kehadirannya diharapkan dapat memperkuat lini serang Timnas yang selama ini kerap menjadi sorotan.
Gaya Bermain dan Potensi di Timnas Indonesia
Sebagai seorang penyerang, Ole Romeny dikenal memiliki karakteristik yang cukup lengkap. Ia mampu bermain sebagai striker utama maupun penyerang sayap, tergantung kebutuhan tim. Postur tubuhnya yang ideal (187 cm) membuatnya unggul dalam duel udara, sementara kecepatannya menjadi nilai tambah saat melakukan serangan balik.
Selain itu, Romeny juga memiliki visi bermain yang baik dan kemampuan teknis di atas rata-rata. Hal ini membuatnya tidak hanya piawai dalam mencetak gol, tetapi juga mampu memberikan kontribusi melalui assist dan permainan kombinasi.
Bermain di liga Eropa memberinya pengalaman bertanding di level tinggi, melawan pemain-pemain dengan kualitas terbaik. Pengalaman ini tentu menjadi aset berharga jika ia resmi bergabung dengan Timnas Indonesia.
Ekspektasi dan Dukungan Penggemar
Kehadiran pemain naturalisasi seperti Ole Romeny selalu memunculkan harapan besar di kalangan masyarakat. Para penggemar sepak bola Indonesia melihatnya sebagai figur yang dapat membantu Timnas bersaing di turnamen besar, seperti Piala Asia dan kualifikasi Piala Dunia.
Namun, ekspektasi ini juga diiringi dengan tanggung jawab besar. Romeny tidak hanya dituntut untuk beradaptasi dengan gaya bermain tim, tetapi juga harus memahami budaya sepak bola Indonesia yang penuh semangat dan tekanan tinggi dari para pendukung.
PSSI juga perlu memastikan bahwa proses naturalisasi ini tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga memperhatikan integrasi pemain dalam tim secara menyeluruh. Dukungan dari pelatih, pemain lain, dan para penggemar sangat dibutuhkan agar Romeny merasa diterima dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik.
Optimisme Masa Depan
Ole Romeny adalah salah satu contoh bagaimana talenta diaspora Indonesia dapat menjadi kekuatan besar jika diberdayakan dengan baik. Kehadirannya diharapkan menjadi inspirasi bagi pemain muda lainnya, baik di dalam maupun luar negeri, untuk terus mengembangkan kemampuan mereka.
Jika proses naturalisasinya selesai tepat waktu, Ole Romeny dapat menjadi salah satu pemain kunci Timnas Indonesia dalam upaya mereka mencapai prestasi yang lebih tinggi. Para penggemar tentu berharap ia bisa segera bersinar bersama Merah Putih, membawa kebanggaan bagi bangsa di kancah internasional.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai perkembangan proses naturalisasi Ole Romeny, Anda dapat menonton video berikut:
youtube
2 notes
·
View notes
Text
Esports Indonesia: Harapan Baru Olahraga Nasional
Dalam beberapa tahun terakhir, Esports telah mendapatkan popularitas yang signifikan di Indonesia, dengan semakin banyaknya tim profesional dan turnamen yang diadakan di seluruh negeri. Kebangkitan Esports Indonesia tidak lepas dari meningkatnya akses terhadap teknologi dan internet, serta dukungan dari pemerintah dan swasta. Hasilnya, Esports telah menjadi industri yang berkembang pesat di Indonesia, menarik basis penggemar yang besar dan berdedikasi.
Rangkuman Pentingnya Esports Indonesia telah menjadi fenomena budaya yang signifikan di Indonesia, menarik semakin banyak peminat muda dan mendapatkan dukungan baik dari pemerintah maupun sektor swasta. Penyelenggaraan turnamen lokal dan internasional tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi para pemain dan organisasi tetapi juga mendorong pengembangan keterampilan digital dan adopsi teknologi di kalangan generasi muda. Meskipun menghadapi tantangan seperti kurangnya infrastruktur dan peraturan, terdapat potensi besar untuk pengembangan bakat dan pembentukan liga profesional bekerja sama dengan organisasi olahraga tradisional. Secara keseluruhan, Esports telah muncul sebagai bentuk hiburan baru yang membentuk masyarakat Indonesia dan menawarkan banyak peluang untuk tumbuh dan berkembang di masa depan.
2 notes
·
View notes
Text
Penanganan Psikologi pada Perkembangan Anak dan Remaja Berkebutuhan Khusus yang Mengalami Hambatan Sosial
Dinda Haniyati Rizki (2230901305)
Sae Maharani Ahmad (2230901307)
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan individu yang memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan anak-anak seusianya, baik dari aspek fisik, kognitif, maupun sosial-emosional. Hal ini menyebabkan mereka memerlukan pelayanan pendidikan dan dukungan yang lebih spesifik. Secara umum, ABK meliputi anak-anak yang mengalami tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, gangguan komunikasi, serta gangguan emosi dan perilaku (Hallahan dan Kauffman, 1988). Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh ABK adalah hambatan dalam menjalin relasi sosial, yang dapat berdampak signifikan pada perkembangan emosional dan sosial mereka.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki karakteristik unik yang membutuhkan pendekatan khusus, terutama dalam mengatasi hambatan sosial. Relasi sosial merupakan kebutuhan penting bagi mereka, tetapi seringkali sulit dijangkau karena keterbatasan komunikasi atau stigma dari lingkungan. Hambatan ini dapat memunculkan kecemasan sosial, tantrum, hingga penurunan kepercayaan diri. Oleh karena itu, pendekatan psikologis diperlukan untuk membantu mereka membangun hubungan sosial yang sehat dan mendapatkan dukungan emosional dari lingkungan sekitar.
Dalam penanganannya, psikologi menyediakan berbagai strategi seperti terapi sosial-edukasi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan terapi kognitif-perilaku untuk membantu mereka mengelola pikiran negatif. Selain itu, keluarga dan guru memiliki peran besar dalam menciptakan lingkungan yang mendukung. Dengan memberikan pelatihan kepada keluarga dan edukasi kepada teman sebaya, ABK dapat merasa diterima dan dihargai. Di sekolah, kebijakan anti-bullying dan pendekatan proaktif dari guru dapat menjadi langkah efektif untuk melindungi ABK dari perundungan yang sering mereka alami.
Masyarakat juga perlu dilibatkan untuk mengurangi stigma terhadap ABK. Melalui program komunitas, kampanye kesadaran, dan kolaborasi berbagai pihak, lingkungan sosial yang lebih inklusif dapat terwujud. Dengan pendekatan yang holistik dan berbasis empati, ABK tidak hanya mampu mengatasi hambatan sosial, tetapi juga berkembang menjadi individu yang percaya diri dan mandiri. Dukungan ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan mereka, tetapi juga memastikan bahwa mereka dapat berkontribusi positif dalam komunitasnya.
Hambatan sosial pada ABK sering kali dipengaruhi oleh faktor internal, seperti keterbatasan komunikasi, serta faktor eksternal, seperti lingkungan yang tidak mendukung dan adanya perilaku bullying. Untuk itu, peran psikologi menjadi sangat penting dalam membantu ABK mengatasi hambatan sosial mereka, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal di lingkungan masyarakat.
Dalam konteks pendidikan inklusif di Indonesia, ABK memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak-anak lainnya, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan inklusif bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah, fleksibel, dan responsif terhadap kebutuhan semua anak, termasuk ABK (Stubss, 2002).
Pendidikan inklusif menempatkan ABK di sekolah umum bersama anak-anak tanpa disabilitas. Hal ini bertujuan untuk mendorong interaksi sosial yang positif dan membantu mereka belajar beradaptasi dalam lingkungan yang lebih luas. Namun, penerapan pendidikan inklusif sering kali menghadapi tantangan, seperti kurangnya pemahaman guru dan teman sebaya mengenai kondisi ABK, serta minimnya fasilitas pendukung yang sesuai.
Relasi sosial merupakan kebutuhan mendasar bagi semua individu, termasuk ABK. Relasi sosial tidak hanya membantu seseorang merasa diterima di lingkungannya, tetapi juga memengaruhi perkembangan emosional dan psikologis secara keseluruhan. Namun, ABK sering kali menghadapi kesulitan dalam menjalin hubungan sosial akibat perbedaan yang mereka miliki.
Hambatan komunikasi, kurangnya pemahaman lingkungan, dan stigma sosial menjadi faktor utama yang menghambat relasi sosial ABK. Akibatnya, banyak ABK yang mengalami isolasi sosial, rasa rendah diri, hingga kecemasan sosial. Situasi ini semakin diperparah oleh pengalaman bullying yang sering kali mereka alami di sekolah maupun lingkungan tempat tinggal. Bullying terhadap ABK dapat berupa ejekan, penolakan, atau bahkan perilaku agresif dari teman sebaya.
Hambatan sosial yang dialami ABK dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan mereka.
Beberapa dampak tersebut meliputi: 1.Kecemasan Sosial ABK yang mengalami kesulitan berkomunikasi sering kali merasa cemas ketika berada di lingkungan sosial. Mereka mungkin takut berbicara dengan orang lain, menghindari kontak mata, atau merasa tidak nyaman di tempat ramai. Kecemasan sosial ini dapat menghambat partisipasi mereka dalam kegiatan kelompok dan mengurangi peluang mereka untuk membangun hubungan sosial yang sehat.
2.Tantrum dan Ketidakmampuan Mengontrol EmosiKetidakmampuan untuk mengekspresikan kebutuhan atau perasaan secara verbal dapat membuat ABK menjadi frustrasi. Frustrasi ini sering kali diekspresikan melalui tantrum atau perilaku agresif. Tantrum pada ABK tidak hanya mengganggu proses interaksi sosial, tetapi juga dapat memengaruhi hubungan mereka dengan keluarga dan teman sebaya.
3.Rendahnya Kepercayaan Diri Pengalaman negatif dalam interaksi sosial, seperti ditolak atau diejek, dapat menurunkan rasa percaya diri ABK. Mereka mungkin merasa tidak berharga atau tidak mampu memenuhi harapan lingkungan, sehingga lebih cenderung menarik diri dari interaksi sosial.Psikologi memiliki peran penting dalam membantu ABK mengatasi hambatan sosial yang mereka alami. Pendekatan psikologis yang digunakan harus bersifat holistik, melibatkan anak, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat diterapkan:
1.Terapi Sosial-EdukasiTerapi ini bertujuan untuk mengajarkan keterampilan sosial kepada ABK, seperti cara berkomunikasi, berbagi, dan bekerja sama dalam kelompok. Terapi sosial-edukasi dapat dilakukan melalui permainan kelompok, simulasi situasi sosial, atau kegiatan interaktif lainnya.
2.Terapi Kognitif-PerilakuTerapi kognitif-perilaku membantu ABK mengatasi pola pikir negatif yang dapat menghambat interaksi sosial mereka. Misalnya, seorang anak yang merasa bahwa dirinya tidak disukai dapat diajarkan untuk mengidentifikasi dan mengganti pikiran tersebut dengan keyakinan yang lebih positif.
3.Pelibatan Keluarga Keluarga memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan sosial ABK. Orang tua dapat dilibatkan dalam program pelatihan untuk memahami kebutuhan anak mereka, serta belajar cara memberikan dukungan emosional dan membantu anak mengembangkan keterampilan sosial.
4.Kolaborasi dengan SekolahSekolah adalah tempat di mana ABK menghabiskan sebagian besar waktu mereka, sehingga penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan mendukung. Guru dan staf sekolah perlu dilatih untuk memahami kondisi ABK dan mengembangkan strategi untuk mengintegrasikan mereka dalam kegiatan kelas dan sosial.
5.Pendekatan KomunitasSelain keluarga dan sekolah, komunitas juga memiliki peran penting dalam mendukung ABK. Program komunitas, seperti kelompok pendukung orang tua atau kegiatan sosial inklusif, dapat membantu mengurangi stigma terhadap ABK dan menciptakan lingkungan yang lebih ramah. Bullying menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi ABK di lingkungan sosial mereka.
Untuk mencegah hal ini, diperlukan pendekatan yang melibatkan berbagai pihak:
1.Edukasi Teman Sebaya Program edukasi di sekolah dapat membantu anak-anak tanpa disabilitas memahami kondisi ABK dan belajar menghargai perbedaan. Dengan memahami bahwa ABK memiliki kemampuan dan keunikan mereka sendiri, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih inklusif.
2.Kebijakan Anti-Bullying Sekolah perlu menerapkan kebijakan tegas terhadap perilaku bullying, termasuk memberikan sanksi kepada pelaku dan menyediakan mekanisme pelaporan yang aman bagi korban.
3.Pendekatan Proaktif Guru Guru harus secara proaktif mengawasi interaksi antar siswa dan mengidentifikasi tanda-tanda bullying. Guru juga dapat mengajarkan keterampilan resolusi konflik kepada siswa untuk membantu mereka menyelesaikan masalah tanpa menggunakan kekerasan. Perkembangan sosial-emosional adalah aspek penting dalam kehidupan setiap anak, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus. Hambatan sosial yang dihadapi ABK memerlukan penanganan psikologis yang komprehensif dan kolaboratif. Melalui terapi, dukungan keluarga, serta lingkungan pendidikan yang inklusif, ABK dapat mengembangkan keterampilan sosial mereka dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya inklusi dan penghargaan terhadap perbedaan menjadi langkah krusial dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan ABK. Dengan pendekatan yang tepat, ABK dapat menjalani kehidupan yang bermakna dan menjadi bagian yang berharga dalam komunitas mereka.
Referensi
Cohen, S. (2004). Social Relationships and Health. American Psychologist, 59(8), 676-684.
Hallahan, D. P., & Kauffman, J. M. (1988). Exceptional Children: Introduction to Special Education. Prentice Hall.
Stubbs, S. (2002). Inclusive Education: Where There Are Few Resources. The Atlas Alliance.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wade, C. (2000). Psychology: Principles in Practice. Holt, Rinehart and Winston.
2 notes
·
View notes
Text
Lamine Yamal Tunda Perayaan Ulang Tahun ke-17 untuk Fokus pada Euro 2024
Dalam sebuah keputusan yang menunjukkan dedikasi dan komitmen luar biasa, Lamine Yamal telah memutuskan untuk menunda perayaan ulang tahunnya yang ke-17 demi fokus penuh membawa Spanyol meraih gelar di Euro 2024. Bintang muda yang menjadi salah satu pemain kunci dalam skuad Spanyol ini menyadari pentingnya turnamen ini dan memilih untuk menunda momen pribadi demi prestasi tim.
Fokus pada Prestasi Nasional
Yamal, yang telah menunjukkan performa gemilang di level klub dan internasional, menyadari betapa pentingnya turnamen Euro 2024 bagi Spanyol. "Piala Euro 2024 akan menjadi hadiah sweet seventeen Lamine Yamal," demikian yang tertulis dalam sebuah berita di Sepak News. Keputusan ini mendapat dukungan penuh dari rekan-rekan setimnya dan pelatih, yang mengapresiasi profesionalisme dan dedikasi pemain muda ini.
Mencapai Puncak di Usia Muda
Sebagai pemain muda, Yamal telah mencapai banyak hal yang luar biasa. Pada usia 17 tahun, ia telah menjadi bagian integral dari tim nasional Spanyol dan menunjukkan kematangan serta keterampilan yang jauh melampaui usianya. Menunda perayaan ulang tahun demi fokus pada turnamen menunjukkan sikap dewasa dan komitmen yang jarang ditemukan pada pemain seusianya.
Harapan dan Dukungan
Fans dari seluruh dunia, terutama di Spanyol, memberikan dukungan penuh kepada Yamal. Mereka percaya bahwa keputusan ini akan membawa keberuntungan dan kesuksesan bagi tim nasional di Euro 2024. Banyak yang berharap bahwa pengorbanan Yamal akan terbayar dengan trofi juara, yang tidak hanya akan menjadi hadiah bagi Spanyol tetapi juga bagi Yamal sendiri.
Penutup
Dedikasi Lamine Yamal dalam menunda perayaan ulang tahunnya demi fokus pada Euro 2024 adalah contoh nyata dari semangat dan komitmen seorang atlet sejati. Keputusan ini menunjukkan bahwa bagi Yamal, kejayaan tim adalah yang utama. Kita semua berharap yang terbaik untuk Yamal dan tim nasional Spanyol dalam upaya mereka meraih gelar di Euro 2024.
Untuk berita selengkapnya, kunjungi situs resmi Sepak News atau ikuti terus update dari kami.
2 notes
·
View notes
Text
Denny JA :Pentingnya Peran Puisi dalam Perkembangan Politik dan Kebudayaan di Indonesia
Puisi seringkali dianggap sebagai sebuah bentuk karya sastra yang hanya mengekspresikan perasaan dan emosi secara estetik semata. Namun, Denny JA, salah satu sastrawan dan pakar politik terkemuka di Indonesia, berpendapat bahwa puisi memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan politik dan kebudayaan di Indonesia. Menurut Denny ja, puisi memiliki kemampuan untuk menggambarkan realitas sosial dan politik yang kompleks di Indonesia. Puisi mampu memperlihatkan secara jelas kondisi sosial dan politik yang ada, tanpa harus terlalu terikat pada aturan-aturan yang ada di dalam ranah politik dan kebudayaan. Puisi juga memiliki kemampuan untuk mengkritik dan memberi saran atas berbagai permasalahan sosial dan politik yang ada di Indonesia. Melalui puisi, para penyair dapat menuliskan kritik dan saran dengan cara yang lebih halus dan seni. Karya puisi ini kemudian dapat digunakan sebagai acuan bagi berbagai kalangan, termasuk politisi dan pemangku kebijakan, untuk memperbaiki kondisi sosial dan politik di Indonesia. Denny ja melihat bahwa puisi juga dapat menjadi alat propaganda yang sangat efektif dalam menghasilkan perubahan sosial dan politik. Karya puisi dapat membentuk opini publik sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu sosial dan politik yang penting. Karya puisi juga dapat menjadi semacam mobilisasi politik dan sosial bagi para pembaca, yang dapat mempengaruhi perubahan sosial dan politik yang lebih besar. Lebih jauh lagi, Denny JA juga melihat bahwa puisi memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan identitas nasional. Melalui puisi, para penyair dapat menggambarkan berbagai aspek kebudayaan Indonesia dan menyampaikannya pada masyarakat secara halus dan jelas. Puisi juga dapat membantu memperkuat rasa cinta dan bangga terhadap kebudayaan Indonesia, sehingga dapat meningkatkan solidaritas dan persatuan antara berbagai kelompok masyarakat di Indonesia. Namun, Denny JA juga mengakui bahwa peran puisi dalam perkembangan politik dan kebudayaan di Indonesia seringkali diabaikan. Puisi seringkali dianggap sebagai sebuah bentuk karya sastra yang kurang penting dan tidak relevan dalam konteks sosial dan politik yang kompleks ini. Hal ini disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap kebangkitan kembali puisi di Indonesia dan kurangnya dukungan dari para pemangku kepentingan dalam mempromosikan puisi sebagai alat kritik sosial dan politik yang efektif. Denny JA menekankan bahwa menjaga dan memperkenalkan puisi sebagai alat kritik sosial dan politik yang efektif sangat penting dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial dan politik di Indonesia. Oleh karena itu, perlu ada dukungan dan kebijakan yang lebih kuat dalam mempromosikan puisi sebagai alat kritik dan propaganda sosial dan politik di Indonesia. Untuk itu, Denny JA menyarankan agar para penyair dan sastrawan di Indonesia terus menghasilkan karya-karya puisi yang menarik dan relevan dengan realitas sosial dan politik di Indonesia. Selain itu, para pemangku kepentingan, seperti pemerintah dan media, perlu memberikan dukungan dalam mempromosikan puisi sebagai alat kritik sosial dan politik yang efektif di Indonesia. Secara keseluruhan, Denny JA menegaskan bahwa peran puisi dalam perkembangan politik dan kebudayaan di Indonesia sangatlah penting dan harus terus diperhatikan dan diapresiasi. Puisi dapat menjadi alat kritik sosial dan politik yang efektif, alat propaganda yang kuat, serta alat pembentukan identitas nasional yang lebih kuat dan solid. Oleh karena itu, perlu ada dukungan dan kebijakan yang lebih kuat dalam mempromosikan puisi sebagai alat yang penting bagi perkembangan sosial dan politik di Indonesia.
Cek Selengkapnya: Denny JA :Pentingnya Peran Puisi dalam Perkembangan Politik dan Kebudayaan di Indonesia
2 notes
·
View notes
Text
BISAKAH MAN INSAN CENDEKIA BENGKULU TENGAH MENERAPKAN PENDIDIKAN INKLUSIF ?
Pendidikan Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. endidikan Inklusif memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapat pendidikan tanpa memandang kondisi anak. Hal ini memungkinkan peserta didik berkebutuhan khusus bersekolah di sekolah regular.
Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) yang menegaskan “setiap warga berhak mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (2) yang menegaskan “setiap warga ank a wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1) yang menegaskan “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Undang-undang inilah yang menjadi bukti kuat hadirnya pendidikan inklusi ditengah masyarah.
Pada pendidikan dasar, kehadiran pendidikan inklusi perlu mendapat perhatian lebih. Pendidikan inklusif sebagai layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar bersama anak normal (non-ABK) usia sebayanya di kelas ank ar/biasa yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Menerima ABK di Sekolah Dasar terdekat merupakan mimpi yang indah yang dirasakan orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus.
MAN Insan Cendekia (MAN IC) adalah model satuan pendidikan jenjang menengah yang memadukan Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan pengayaan pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai ciri khas utamanya. Keunggulan MAN Insan Cendekia dibanding madrasah lainnya adalah: Pertama, pengembangan kurikulum dan pembelajaran mengacu kepada standar mutu di atas standar nasional pendidikan dan berbasis keunggulan lokal; Kedua, dikelola berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dengan dukungan pendidik dan tenaga kependidikannya memenuhi kualifikasi yang disyaratkan; Ketiga, fasilitas pembelajaran yang tersedia memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan, kenyamanan, dan keamanan; Keempat, peserta didik wajib tinggal di asrama (Asrama Insan Cendekia) yang dikelola secara profesional; Kelima, mewajibkan peserta didik berkomunikasi sehari-hari di lingkungan madrasah dengan meggunakan bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.
Kembali ke permasalahan dimana MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah menerapkan penerimaan siswa baru yang berkebutuhan khusus. Hal inilah yang menyebabkan system pembelajaran yang kurang efektif. Hal ini disebabkan karena guru/pengajar lebih focus kepada anak-anak yang memilki kebutuhan khusus, sehingga proses KBM tidak kondusif dan membuat guru-guru kesulitan akan hal itu.
Solusinya adalah dengan melakukan wawancara siswa dan orang tua/wali baru agar tidak terjadi kesalahan lagi. Selain melakukan wawancara, sekolah juga dapat mendatangkan seseorang yang ahli anak atau psikolog. Yang dimana akan dilakukannya sebuah pelatihan untuk guru agar dapat mengajar siswa yang memiliki kebutuhan khusus.
Kesimpulannya, MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah belum bisa menerapkan Pendidikan Inklusif bagi siswanya yang memilki kebutuhan khusus. Siswa yang memilki kebutuhan khusus tidak dapat mengembangkan potensinya di MAN Insan cendekia di karenakan MAN Insan Cendekia menerapkan system pembejaran mandiri, selain itu untuk siswa yang berkebutuhan khusus sangat membutuhkan perhatian lebih dan membutuhkan pendamping yang memang bisa atau memang ahli di bidang tersebut. Sedangkan guru yang mengajar di man insan cendekia bukanlah guru yang berkeahlian dalam bidang tersebut. @Desmiya12 #Desmiya12 #MANICBENGKULUTENGAH
3 notes
·
View notes
Text
BISAKAH MAN INSAN CENDEKIA BENGKULU TENGAH MENERAPKAN PENDIDIKAN INKLUSIF ?
Pendidikan Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. endidikan Inklusif memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapat pendidikan tanpa memandang kondisi anak. Hal ini memungkinkan peserta didik berkebutuhan khusus bersekolah di sekolah regular.
Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) yang menegaskan “setiap warga berhak mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (2) yang menegaskan “setiap warga ank a wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1) yang menegaskan “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Undang-undang inilah yang menjadi bukti kuat hadirnya pendidikan inklusi ditengah masyarah.
Pada pendidikan dasar, kehadiran pendidikan inklusi perlu mendapat perhatian lebih. Pendidikan inklusif sebagai layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar bersama anak normal (non-ABK) usia sebayanya di kelas ank ar/biasa yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Menerima ABK di Sekolah Dasar terdekat merupakan mimpi yang indah yang dirasakan orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus.
MAN Insan Cendekia (MAN IC) adalah model satuan pendidikan jenjang menengah yang memadukan Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan pengayaan pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai ciri khas utamanya. Keunggulan MAN Insan Cendekia dibanding madrasah lainnya adalah: Pertama, pengembangan kurikulum dan pembelajaran mengacu kepada standar mutu di atas standar nasional pendidikan dan berbasis keunggulan lokal; Kedua, dikelola berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dengan dukungan pendidik dan tenaga kependidikannya memenuhi kualifikasi yang disyaratkan; Ketiga, fasilitas pembelajaran yang tersedia memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan, kenyamanan, dan keamanan; Keempat, peserta didik wajib tinggal di asrama (Asrama Insan Cendekia) yang dikelola secara profesional; Kelima, mewajibkan peserta didik berkomunikasi sehari-hari di lingkungan madrasah dengan meggunakan bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.
Kembali ke permasalahan dimana MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah menerapkan penerimaan siswa baru yang berkebutuhan khusus. Hal inilah yang menyebabkan system pembelajaran yang kurang efektif. Hal ini disebabkan karena guru/pengajar lebih focus kepada anak-anak yang memilki kebutuhan khusus, sehingga proses KBM tidak kondusif dan membuat guru-guru kesulitan akan hal itu.
Solusinya adalah dengan melakukan wawancara siswa dan orang tua/wali baru agar tidak terjadi kesalahan lagi. Selain melakukan wawancara, sekolah juga dapat mendatangkan seseorang yang ahli anak atau psikolog. Yang dimana akan dilakukannya sebuah pelatihan untuk guru agar dapat mengajar siswa yang memiliki kebutuhan khusus.
Kesimpulannya, MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah belum bisa menerapkan Pendidikan Inklusif bagi siswanya yang memilki kebutuhan khusus. Siswa yang memilki kebutuhan khusus tidak dapat mengembangkan potensinya di MAN Insan cendekia di karenakan MAN Insan Cendekia menerapkan system pembejaran mandiri, selain itu untuk siswa yang berkebutuhan khusus sangat membutuhkan perhatian lebih dan membutuhkan pendamping yang memang bisa atau memang ahli di bidang tersebut. Sedangkan guru yang mengajar di man insan cendekia bukanlah guru yang berkeahlian dalam bidang tersebut.
Aqilah Murdifra Salsabila XI-3
2 notes
·
View notes
Text
Gerardus Budisatrio Djiwandono adalah seorang politikus asal Indonesia. Ia maju sebagai calon legislatif dari Partai Gerindra untuk daerah pemilihan Kalimantan Timur.
Kelahiran: 25 September 1981 (usia 41 tahun), Jakarta
Partai: Partai Gerakan Indonesia Raya
Orang tua: Sudrajad Djiwandono ( Gubernur Bank Indonesia ) dan Bianti Djiwandono (kakak sulung Prabowo Subianto )
Paman: J. Soedjati Djiwandono dan Prabowo Subianto
Jabatan saat ini: Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sejak 2017.
Perjalanan Karir :
- Nusantara Energy (Wakil Ditektur Utama)
- Kertas Nusantara (Wakil Direktur Utama)
- Nusantara Pandu Energi (Direktur Utama)
- Kurnia Tidar Abadi (Direktur Utama)
- Satrio Putra Tidar (Komisaris)
- Komisi IV DPR RI Anggota (2017-2019) Wakil Ketua (2019-sekarang)
- Badan Kerjasama Antar Parlemen Anggota (2018)
- Legislasi Undang-undang – Pansus RUU Kewirausahaan Nasional : Kapoksi (2018-2019)
- Badan Musyawarah DPR RI – Anggota (2019-sekarang)
- Fraksi Gerindra DPR RI – Wakil Sekretaris (2019-sekarang)
Riwayat Pendidikan:
-SD : Santa Theresia
-SMP : Sekolah Pelita Harapan
-SMA : Berkshire School, USA
-S1 : Government & International Relation, Clark University, USA
Aspirasi Masyarakat
Guna menyerap aspirasi di wilayah Daerah pemilihan (Dapil) provinsi Kalimantan timur, Anggota DPR RI G Budisatrio Djiwandono gencar mengadakan kunjungan ke berbagai pelosok Kabupaten dan Kota yang ada di Kaltim. Dalam sasaran awal kunjungan reses pertamanya yakni Desa Bukuan. Kegiatan yang dihadiri kurang lebih 200 peserta tersebut berlangsung di Kantor Desa Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda.
Anggota DPR RI G Budisatrio Djiwandono (tengah) foto bersama para petani dan nelayan di Kelurahan Manggar tepatnya di Kampung Pelangi Teluk Seribu Balikpapan Timur.
Guna menyerap aspirasi di wilayah Daerah pemilihan (Dapil) provinsi Kalimantan timur, Anggota DPR RI G Budisatrio Djiwandono gencar mengadakan kunjungan ke berbagai pelosok Kabupaten dan Kota yang ada di Kaltim. Dalam sasaran awal kunjungan reses pertamanya yakni Desa Bukuan. Kegiatan yang dihadiri kurang lebih 200 peserta tersebut berlangsung di Kantor Desa Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Rabu (19/7).
Adapun kegiatan diskusi diawalin dengan pertanyaan dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Bukuan, Suliah, menyampaikan permohonan dukungan kepada Anggota DPR RI Fraksi Gerindra tersebut terkait program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) sehingga dapat mandiri secara pangan di wilayahnya. "Saya rasa program P2L ini sangat tepat di adakan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga dengan memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam aneka tanaman sayur kebutuhan," ucapnya.
Sedangkan, Kelompok Tani Bukuan, Edizilah mengungkapkan permintaan bantuan kebutuhan untuk kelompok tani berupa hand tractor atau dryer. Tidak sampai disitu, pihaknya juga mengajukan pengadaan sumur bor atau hal semacam nya dalam penyediaan air bersih. Selain itu, menurutnya permasalahan kelangkaan pupuk bersubsidi apakah adakah jalan keluarnya. Karena biaya pupuk non subsidi hingga sampai hari mencapai harga kisaran Rp 400 ribu per karungnya. Sungguh memberatkan kami sebagai petani. "Saya harap ada solusi dari Pak Budisatrio selaku pejabat perwakilan Kaltim untuk pusat," pintanya.
21-08-2023
2 notes
·
View notes
Text
Tugas 21 Agustus 2023
Nama : Indri Adetya Putri
Nim : 20652064
Kelas : 7C Manajemen Pemasaran
Mata Kuliah : Marketing Politik
Raja Julie Antoni
Mengenal Politikus Muda
Profil/ Jejak Digital Raja Julie Antoni
Raja Juli Antoni, Ph.D. lahrir pada 13 Juli 1977 yang merupakan seorang politikus Indoneisa dari partai soldaritas indonesia (PSI)
Raja Juli Antoni, salah satu kader Partai Solidaritas Indonesia, dilantik sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang atau ATR/BPN oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, pada Rabu, 15 Juni 2022 silam. Dilantiknya Raja Juli sebagai Wakil Menteri menggantikan Surya Tjandra yang merupakan rekan satu partainya yang maju sebagai Menteri.
Seperti dilansir dari laman psi.id, Toni (panggilan akrab Raja Juli Antoni) selain menjabat sebagai Wakil Menteri ATR/BPN juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pembina DPP dan anggota Mahkamah Partai Solidaritas Indonesia atau PSI. Namun sebelum bergabung dengan PSI, dulunya Toni merupakan kader PDIP.
Ia menjabat sebagai wakil menteri Agraria dan tata ruang Indonesia sejak 15 Juni 2022, sebelmnya ia juga merupakan politikus partai demokrasi indonesia perjuangan.
Raja Juli Antoni merupakan putra dari Raja Ramli Ibrahim, tokoh masyarakat Riau yang pernah menjabat Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Riau. Raja merupakan alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut, Jawa Barat. Ia meraih gelar sarjana Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir dari IAIN Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) pada tahun 2001 dengan skripsi berjudul Ayat-ayat Jihad: Studi Kritis terhadap Penafsiran Jihad sebagai Perang Suci. Ia kemudian menempuh pendidikan master di The Department of Peace Studies, Universitas Bradford, Inggris, setelah mendapatkan beasiswa Chevening Award pada tahun 2004, dan menyelesaikannya dengan tesis yang berjudul The Conflict in Aceh: Searching for A Peaceful Conflict Resolution Process.
Dengan beasiswa dari Australian Development Scholarship (ADS) pada tahun 2010, Raja meneruskan studi doktoral di School of Political Science and International Studies pada Universitas Queensland, Australia. Ia berhasil mendapatkan gelar Ph.D dengan disertasi berjudul Religious Peacebuilders: The Role of Religion in Peacebuilding in Conflict Torn Society in Southeast Asia, dengan mengambil studi kasus Mindanao (Filipina Selatan) dan Maluku (Indonesia).
Dia menjadi Direktur eksekutif The Indonesian Institute (TII). Dia juga cukup aktif menulis opini dan ditayangkan pada beberapa media nasional Tanah Air.[8]
Aspek ilmu kiprah ranah profesional dan politik
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) periode 2000–2002, ini juga pernah dipercaya sebagai Direktur Eksekutif Maarif Institute yang didirikan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.
Pada tahun 2009, Ia sempat menjadi calon anggota legislatif untuk Pemilihan Umum Legislatif 2009 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat IX (Kabupaten Subang, Sumedang, dan Majalengka). Akan tetapi, Ia belum terpilih karena kurang suara dengan Maruarar Sirait serta Tb. Hasanuddin (caleg terpilih PDIP dapil Jabar IX).
Ia sempat menjadi calon Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015–2020, tetapi kemudian mengundurkan diri karena ingin berkonsentrasi sebagai Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang baru didirikannya bersama beberapa politikus muda lainnya.
Verrel Bramasta
2. Efektabilitas dan kapabilitas artis muda sebagai anggota partai politik!
Latar Belakang Verrel Bramasta
Verrell Bramasta merupakan artis yang lahir di Jakarta, 11 September 1996. Verrell merupakan putra dari Venna Melinda dan Ivan Fadilla Soedjoko yang merupakan senior di dunia entertainment. Adik kandung Verrell Bramasta yaitu Athalla Naufal, juga terjun di dunia entertainment menyusul jejaknya.Memiliki fisik dan bakat yang mendukung ia mulai terjun ke dunia hiburan, tentu saja dengan dukungan dari orang tuanya. Ia mulai membintangi sinetron pertamanya Bintang di Langit pada 2014.
Setelah itu, ia mulai sering tampil di berbagai acara TV. Namun walaupun demikian sudah terkenal dan suskesnya seorang Verrel Bramasta menjadi seorang artis, verrel memutuska untuk masuk dan terjun ke dunia politik mengikuti jejak ibunya.
Pesinetron Verrel Bramasta memutuskan mengikuti jejak ibunya, Venna Melinda, terjun ke dunia politik. Berbeda dengan sang ibu yang tergabung di Perindo, Verrel memilih PAN sebagai kendaraan politiknya. Verrell juga mengaku bahwa ibunya adalah sosok yang menjadi inspirasinya untuk terjun ke dunia politik.
Dia mengatakan dengan melihat sang ibu berjuang dalam membantu masyarakat.
Pendidikan & Pengeathuan Verrel Bramasta
Verrell Bramasta menempuh pendidikan di Universitas Pelita Harapan. Setalah lulus, Verrell memulai karir di dunia hiburan setelah menyelesaikan pendidikannya. Ia terbilang cukup sukses di dunia kerartisannya dengan memperoleh nominasi dan penghargaan.
Berikut ini daftar prestasi Verrell Bramasta:
Pemenang SCTV Awards 2017 Kategori Aktor Utama Paling Ngetop dalam karya Siapa Takut Jatuh Cinta Pemenang Dahsyatnya Awards 2020 KategoriTrio Terdahsyat dalam karya Putri untuk Pangeran
Pemenang Indonesian Television Awards 2020 kategori Aktor Sinetron Terpopuler karya Putri untuk Pangeran
Pemenang Silet Awards 2020 kategori Aktor Tersilet dalam karya Putri untuk Pangeran
Komunikasi Politik dan Aspirasi dari MasyarakatPartai Amanat Nasional (PAN) resmi memperkenalkan Verrell Bramasta sebagai kader terbarunya di Kantor DPP PAN pada Kamis, 9 Februari 2023.
Eko Patrio mengatakan Verrell bergabung ke PAN bukan karena diajak oleh kader-kader partai berlambang matahari. Melainkan lantaran ada ikatan emosional yang sangat kuat.
Adapun alasan Verrel memilih ikut berpolitik dan bergabung ke PAN adalah Verrle tergerak bergabung ke PAN yaitu karena melalui partai politik dirinya bisa membantu lebih banyak masyarakat atas masalah yang dihadapinya. Verrel pun tergerak untuk bisa melakukan hal yang sama.
Verrel mengungkapkan bahwa misinya untuk masuk ke dunia politik itu yang pertama fungsi dari legislatif, ada tiga.:
Alasan pertama ialah ia ingin membantu lebih banyak orang lagi.
Alasan kedua, menurut Verrel, datang langsung dari sosok Sang Mama, Venna Melinda yang dikenal sebagai politikus yang juga berangkat dari dunia entertainment. Venna, menurut Verrel, berhasil mempengaruhinya untuk terjun ke dunia politik.
Alasan ketiga, Verrel ingin berguna lebih banyak lagi bagi masyarakat luas.
Atas tiga alasan itulah, Verrel memantapkan diri untuk terjun ke dunia yang digeluti sang mama, dan memilih PAN sebagai kendaraan politiknya.Varrel kemudian menjelaskan alasannya memilih bergabung dengan PAN, lantaran partai berlambang matahari itu dianggap Varrel sebagai partai yang membimbing, dan menfasilitasi anak muda untuk terjun ke politik.
2 notes
·
View notes
Text
Se-bulan
Waktu berjalan tanpa tanda. Koma maupun titik. Mungkin ada yang masih bersua. Tapi tidak selamanya dan hanya sedetik.
Berjuang sendiri menjadi pilihan. Meski dukungan tetap ada. Belajar bersama dengan unggahan maupun unduhan. Serta diikuti senyum tawa bersama.
Dua pejuang mencoba meraih asa di tanah sunda. Tiga lainnya bertarung di kancah nasional. Siapa lagi yang sedang berusaha. Semoga mampu melewati meski penuh aral.
Bulan berkah kata orang. Banyak yang mencoba memenuhi panggilan. Harap dapat memenuhi ambang. Bismillah seluruh doa terlangitkan.
Hei. Apa kabarmu di samping keluarga. Sehat selalu dan bahagia semoga yang terjadi. Karena disini aku pun merasa hal yang sama.
Ingat ya. Janji bersama di tanah Arema. Cerita tentang pencapaian cita-cita. Aku tunggu kita bersama menggapainya.
3 notes
·
View notes
Text
Victim Blaming: Kekerasan Simbolik Terhadap Perempuan
Tahun 2017 lalu, Agni (bukan nama sebenarnya) seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melaporkan bahwa dirinya mengalami pelecehan seksual ketika sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Pulau Seram, Maluku. Agni yang saat itu ingin kembali ke penginapan putri terjebak hujan deras. Ia akhirnya menginap di pondok pelaku yang merupakan teman laki-laki satu kelompok KKN-nya. Di pondok ini lah Agni menerima pelecehan seksual dari pelaku. Agni kemudan melaporkan tindakan pelecehan seksual ini ke Dosen Pendamping Lapangan (DPL). Namun, alih-alih mendapatkan dukungan, Agni justru mendapatkan kata-kata kurang mengenakkan yang justru menyalahkan dirinya sebagai korban.
Dikutip dari KOMPAS.com, Tommy selaku kuasa hukum pelaku justru menyalahkan dan mempertanyakan keputusan Agni yang tidak melakukan pelaporan kepada polisi. “Kenapa korban hanya melakukan curhatan kepada Balairung? Kenapa tidak melapor ke polisi? Polisi itu tempatnya menegakkan hukum,” ungkapnya. Sementara itu, dikutip dari balairungpress.com, salah seorang pejabat DPkM juga mengatakan bahwa Agni turut bersalah dalam kasus ini. Ia bahkan menyamakan Agni dengan gereh atau ikan asin dalam bahasa Jawa. “Jangan menyebut dia (Agni) korban dulu. Ibarat kucing kalau diberi gereh pasti kan setidak-tidaknya akan dicium-cium atau dimakan,” katanya.
Miris, namun hal ini sungguh terjadi. Agni mungkin hanya satu dari sekian banyak perempuan lain yang mendapati perilaku serupa ketika melaporkan atau menceritakan pelecehan dan kekerasan seksual yang dialaminya. Kalimat-kalimat seperti “Kamu seharusnya tidak pulang sendirian larut malam”, “Kalau mau pergi makanya jangan pakai celana pendek” atau “Kenapa waktu kejadian kamu tidak berteriak?” masih sering terdengar diucapkan kepada para penyintas kekerasan seksual. Perlakuan menyalahkan korban yang dikenal dengan istilah victim blaming menjadi hal yang sering ditemukan di lingkungan masyarakat yang patriarkis dan cenderung menormalisasikan rape culture.
Kekerasan Seksual dan Victim Blaming
Dalam Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, kekerasan terhadap perempuan dimaknai sebagai “tindak kekerasan yang didasari pada perbedaan gender yang mengakibatnya adanya kerugian fisik, seksual, dan psikologis, atau menimbulkan kerugian pada perempuan, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan, perampasan kemerdekaan yang terjadi di depan umum ataupun dalam kehidupan pribadi” (United Nations General Assembly, 2015). Sementara itu. dalam Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) pasal 1 angka 1 dijelaskan bahwa, “Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, menyerang, dan/atau perbuatan lainnya terhadap tubuh, hasrat seksual seseorang, dan/atau fungsi reproduksi, secara paksa, bertentangan 2 dengan kehendak seseorang, yang menyebabkan seseorang itu tidak mampu memberikan persetujuan dalam keadaan bebas, karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau relasi gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan atau kesengsaraan secara fisik, psikis, seksual, kerugian secara ekonomi, sosial, budaya, dan/atau politik.” Dari sini dapat kita ketahui bahwa kekerasan seksual tidak hanya seputar pemaksaan hubungan seksual saja, namun juga perbuatan-perbuatan lain seperti catcalling, memegang atau melihat bagian tubuh tertentu, dan ejekan-ejekan secara verbal juga termasuk dari kekerasan seksual. Kekerasan seksual dapat terjadi baik kepada perempuan maupun laki-laki. Walaupun begitu, hingga saat ini perempuan merupakan kaum yang lebih banyak menjadi korban kekerasan seksual. Menurut data pengaduan ke lembaga layanan kekerasan seksual yang tercatat di CATAHU 2022, terdapat 2.456 kasus kekerasan seksual sepanjang tahun 2021. Sementara itu, berdasarkan data pengaduan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), terdapat 2.204 kasus kekerasan seksual sepanjang tahun 2021 dengan 1.051 kasus kekerasan seksual dilakukan di ranah publik (Komnas Perempuan, 2022).
Penyebab kekerasan seksual sendiri tidak lain dan tidak bukan adalah patriarki. Patriarki sendiri merupakan sistem sosial yang melihat perempuan sebagai kaum subordinasi kelas dua dan menempatkan perempuan di bawah laki-laki dalam struktur sosial masyarakat. Sistem patriarki menjadi akar utama terjadinya kekerasan seksual terhadap perempuan. Sistem ini membuat perempuan berada dalam posisi inferior. Dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan, perempuan ditempatkan sebagai kaum yang lemah dan berhak didominasi hingga kekerasan seksual yang dialami perempuan dianggap wajar karena sudah menjadi “tugas” perempuan menjadi objek fantasi laki-laki (Fushshilat & Apsari, 2020). Tak hanya kekerasan seksual, patriarki juga membatasi ruang gerak perempuan. Banyak perempuan yang mengalami diskriminasi berbasis gender dalam ranah pendidikan, ekonomi, hingga pemerintahan akibat sistem patriarki yang menganggap laki-laki haruslah didahulukan dibanding perempuan. Diskriminasi terhadap perempuan juga lah yang kemudian membuat kasus kekerasan seksual semakin sulit untuk diatasi. Diskriminasi terhadap perempuan ini lah yang kemudian melahirkan fenomena victim blaming terhadap penyintas kekerasan seksual, seperti yang terjadi pada Agni.
Victim blaming merupakan istilah yang menyalahkan korban terhadap suatu bencana atau kesalahan yang menimpa dirinya (Alfi & Halwati, 2019). Fenomena victim blaming ini dapat terjadi di berbagai kasus sosial seperti kemiskinan, pembunuhan, dan tentu saja kekerasan seksual. Banyak perempuan korban kekerasan seksual yang justru disalahkan dan dianggap tidak bisa menjaga diri karena memakai pakaian yang terlalu terbuka, dianggap terlalu berlebihan dalam menginterpretasikan tindakan laki-laki, bahkan dianggap lemah karena tidak bisa melawan perlakuan kekerasan dari laki-laki. Tak hanya itu, alih-alih berfokus pada pelaku kekerasan seksual, pemecahan masalah kekerasan seksual justru malah berfokus pada “edukasi” kepada korban. Perempuan diminta untuk selalu berpakaian tertutup, untuk tidak pulang larut malam sendirian, bahkan diminta untuk belajar bela diri agar dapat melawan. Padahal, permasalahan utama dari kekerasan seksual ada pada pelaku, dan bukan korban. Victim blaming juga mengakibatkan semakin banyak perempuan yang takut untuk bersuara ketika mengalami kekerasan seksual. Reaksi masyarakat yang justru malah menyalahkan korban serta hukum dan pemerintahan yang tidak berjalan sebagaimana mestinya membuat banyak perempuan korban kekerasan seksual memilih untuk tutup mulut. Bungkamnya korban akan berdampak kepada semakin sulitnya kasus kekerasan seksual ini diatasi.
Victim Blaming sebagai Bentuk Kekerasan Simbolik
Victim blaming berupa kalimat-kalimat penyalahan yang dilontarkan kepada penyintas kekerasan seksual dapat dikategorikan sebagai bentuk kekerasan simbolik. Bourdieu (1991), mengatakan bahwa kekerasan simbolik merupakan kekerasan yang tersembunyi atau tak kasat mata yang dibaliknya menyembunyikan praktik dominasi dan objek yang mengalami tidak menyadari bahwa dirinya merupakan korban dari kekerasan simbolik. Ciri lain dari kekerasan simbolik adalah kekerasan ini dilakukan di kehidupan sehari-hari secara repetitif atau berulang-ulang. Kekerasan simbolik memiliki kaitan erat dengan konsep habitus yang juga dikemukakan oleh Pierre Bourdieu. Habitus sendiri merupakan kekuatan yang ada pada diri seorang individu dan merupakan sumber pemikiran yang kemudian dikonkretkan lewat tindakan individu tersebut. Menurut Bourdieu (1991), akar dari kekerasan simbolik adalah adanya dominasi gender. Dominasi laki-laki terhadap perempuan terbentuk dalam struktur-struktur sosial produktif dan reproduktif yang terjadi atas pembagian seksual yang memberikan bagian terbaik kepada laki-laki (Bourdieu, 2001). Sistem yang dilembagakan oleh dominasi gender, dikhususkan dominasi laki-laki, ini kita kenal dengan sebutan sistem patriarki.
Haryatmoko (dalam Novarisa, 2019) mengatakan bahwa wacana patriarki sebagai sistem merupakan bagian dari kekerasan simbolik karena sistem ini “menjebak” perempuan untuk berpikir dan bertindak berdasarkan wacana dari dominasi laki-laki. Perempuan kemudian juga memandang sistem patriarki atau dominasi simbolik laki-laki sebagai suatu hal yang dapat diterima dan menjalankannya seakan-akan hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar. Hal ini terjadi dikarenakan sistem patriarki ini telah diinternalisasi menjadi habitus para pelakunya sehingga para pelaku menjalankan peran masing-masing sebagai suatu kewajaran (Novarisa, 2019). Habitus patriarki yang merupakan sumber pemikiran individu kemudian dikonkretkan lewat berbagai tindakan dan salah satunya adalah victim blaming terhadap penyintas kekerasan seksual.
Sistem patriarki yang mengakar di masyarakat menjadi salah satu penyebab marak terjadinya fenomena victim blaming. Dominasi laki-laki yang kuat dalam sistem sosial masyarakat membuat laki-laki diposisikan sebagai pihak yang memiliki kuasa lebih atas perempuan. Perempuan dianggap sebagai objek yang diciptakan untuk membuat laki-laki tergoda, sehingga ketika kekerasan seksual terhadap perempuan terjadi, hal tersebut diasumsikan sebagai kesalahan perempuan yang tidak menjaga dirinya agar tidak “menggoda” laki-laki entah karena pakaiannya yang kurang tertutup, atau pergi larut malam, atau memakai parfum yang terlalu wangi. Sementara perilaku laki-laki dijustifikasi karena merupakan hal yang wajar bagi laki-laki jika tergoda melihat perempuan yang “tidak-menjaga-dirinya”. Fenomena victim blaming ini terjadi akibat sistem patriarki yang mana laki-laki memiliki dominasi yang besar dalam sistem masyarakat baik dari cara berpikir mereka maupun tindakan mereka. Sistem patriarki sangat sulit dihilangkan karena telah menjadi habitus dan baik secara sadar maupun tidak sadar sistem ini diamini oleh masyarakat.
Kesimpulan
Kekerasan seksual masih menjadi PR besar di masyarakat. Budaya victim blaming di masyarakat menjadi salah satu penyebab kekerasan masih sulit untuk diatasi karena perempuan sebagai korban masih terus disalahkan atas kekerasan seksual yang menimpanya sementara pelaku mendapatkan justifikasi atas perilakunya. Selain itu, budaya victim blaming akan berdampak buruk bagi korban terutama dari sisi psikologis. Budaya victim blaming juga memungkinkan korban-korban lainnya tidak berani untuk melapor karena takut disalahkan atas kekerasan seksual yang dialaminya. Terdapat berbagai faktor terjadinya victim blaming seperti kurangnya rasa empati terhadap sesama, kurang edukasi mengenai kekerasan seksual, dan tentu saja budaya patriarki yang mengakar kuat di masyarakat. Jika perempuan masih dianggap sebagai objek dan laki-laki adalah kaum yang berhak mendominasi dan berkuasa atas perempuan, maka kasus kekerasan seksual akan terus sulit diatasi. Kita harus dapat menyingkirkan bias gender ketika melihat kasus kekerasan seksual agar dapat dengan adil menimang dan memberikan solusi yang tepat atas kasus ini.
Daftar Pustaka
Alfi, I., & Halwati, U. (2019). Faktor-faktor Blaming the Victim (Menyalahkan Korban) di Wilayah Praktik Kerja Sosial. Islamic Management and Empowerment Journal, 1(2), 217–228. https://doi.org/10.18326/imej.v1i2.217-228
Bourdieu, P. (1991). Language and Symbolic Power (G. Raymond & M. Adamson, Trans). Polity Press.
Bourdieu, P. (2001). Masculine Domination (R. Nice, Trans). Stanford University Press.
Fushshilat, S. R., & Apsari, N. C. (2020). Sistem Sosial Patriarki Sebagai Akar Dari Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Patriarchal Social System As the Root of Sexual Violence Against Women. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(1), 121. https://doi.org/10.24198/jppm.v7i1.27455
Komnas Perempuan. (2022). Bayang-Bayang Stagnansi: Daya Pencegahan dan Penanganan Berbanding Peningkatan Jumlah, Ragam dan Kompleksitas Kekerasan Berbasis Gender Terhadap Perempuan. CATAHU 2022: Catatan Tahunan Kekerasan Terhadap Perempuan Tahun 2021.
Maudy, C. (2018). Nalar Pincang UGM atas Kasus Perkosaan. Balairungpress.com. https://www.balairungpress.com/2018/11/nalar-pincang-ugm-atas-kasus-perkosaan/
Novarisa, G. (2019). Dominasi Patriarki Berbentuk Kekerasan Simbolik Terhadap Perempuan Pada Sinetron. Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 5(02), 195. https://doi.org/10.30813/bricolage.v5i02.1888
United Nations General Assembly. (2015). Declaration on the Elimination of Violence Against Women. Retrieved from stopvaw.org: http://www.stopvaw.org/declaration_on_the_elimination_of_violence_against_women
Wismabrata, H. M. (2019). Fakta Kasus Dugaan Pelecehan Mahasiswi UGM saat KKN, Kuasa Hukum Pertanyakan Pelapor hingga Ombudsman Panggil Rektor UGM. KOMPAS.com. https://regional.kompas.com/read/2019/01/03/17140741/fakta-kasus-dugaan-pelecehan-mahasiswi-ugm-saat-kkn-kuasa-hukum-pertanyakan?page=all
Ditulis sebagai tugas Ujian Akhir Semester, mata kuliah Teori Sosiologi Modern
3 notes
·
View notes