#dosamalaikat
Explore tagged Tumblr posts
Text
[SPOILER ALERT] After the Last Page of Salvation of a Saint (Keigo Higashino)
Seorang lelaki ditemukan tewas di rumahnya akibat kopi beracun. Istrinya memiliki motif kuat sebagai tersangka setelah dia dicampakkan oleh sang suami. Masalahnya, pada hari pembunuhan, wanita itu berada ribuan kilometer dari tempat kejadian. Detektif Kusanagi dan Detektif Utsumi Kaoru yang menyelidiki kasus ini memiliki opini bertentangan soal siapa pelakunya. Namun, Utsumi merasa Kusanagi terlalu berempati terhadap istri korban dan itu membuat penilaiannya kabur.
Karena itu, Utsumi meminta Profesor Manabu Yukawa untuk membantu kepolisian, sekaligus meluruskan logika Kusanagi. Tapi bahkan ilmuwan genius yang dijuluki Detektif Galileo itu kebingungan. Tidak mungkin seseorang memasukkan racun ke kopi dari jarak jauh, bukan? Di sinilah kecerdasan sang professor diuji. Dia harus menguak trik bagaimana racun itu muncul pada waktu yang tepat, di tempat yang sempurna, dan yang terpenting, tidak salah sasaran.
Salvation of a Saint adalah novel misteri karangan Keigo Higashino yang dikategorikan ke dalam serial Detektif Galileo bersama tiga judul lainnya: The Devotion of Suspect X, A Midsummer’s Equation, dan Silent Parade. Sebagaimana cerita misteri Higashino yang lain, Salvation of a Saint (diterjemahkan: Dosa Malaikat) tidak mengelak adanya kasus pembunuhan. Peristiwa kali ini menimpa Yoshitaka, pria dewasa yang ditemukan tewas akibat menenggak kopi bercampur arsenik di rumahnya. Ada beberapa alasan yang lantas membuat saya perlu mengulas novel ini tidak pada garis besarnya saja. Dalam kalimat lain, saya ingin berterus terang tentang seluruh kejadian di balik kematian Yoshitaka berdasarkan apa yang ditulis pada blurb.
1. Istrinya memiliki motif kuat sebagai tersangka setelah dia dicampakkan oleh sang suami. Masalahnya, pada hari pembunuhan, wanita itu berada ribuan kilometer dari tempat kejadian. Setelah membaca bahkan hanya sampai pada sepuluh halaman pertama, kita sudah bisa tahu bahwa Ayane, istri mendiang, adalah satu-satunya orang yang jelas akan melakukan pembunuhan kepada suaminya menggunakan bubuk putih yang ia simpan di meja rias. Kejahatan itu dilakukannya sebab Yoshitaka terang-terangan akan meninggalkan Ayane di masa mendatang karena ia tidak bisa menghasilkan keturunan. Kendati pada halaman-halaman berikutnya detektif justru mencecar Wakayama Hiromi (murid Ayane di suatu kelas kerajinan kain perca sekaligus selingkuhan muda mendiang Yoshitaka) dengan banyak sekali pertanyaan, Kusanagi dan Utsumi selalu beralasan bahwasanya hal tersebut sudah lumrah sebagai prosedur Kepolisian Metropolitan. Barangkali Hiromi yang saat itu tengah mengandung putra mendiang tidak perlu tersiksa fisik dan mentalnya jika saja dirinya bukan orang pertama yang menemukan jasad Yoshitaka di ruang keluarga–sementara Ayane, si ibu tuan rumah, sedang berada di Sapparo ketika malam kejadian.
2. Detektif Kusanagi dan Detektif Utsumi Kaoru yang menyelidiki kasus ini memiliki opini bertentangan soal siapa pelakunya. Namun, Utsumi merasa Kusanagi terlalu berempati terhadap istri korban dan itu membuat penilaiannya kabur. Oke, mungkin akan terdengar lebih klise jika diungkapkan dengan kata-kata bahwa Kusanagi justru jatuh cinta kepada Ayane, tersangka utama kasus yang tengah diusutnya. Kenyataan tersebut membuatnya sering berdebat dengan Utsumi dengan mempertahankan alibi kuat Ayane bahwa wanita yang baru saja ditinggal suaminya itu sedang berada di Sapporo ketika Yoshitaka ditemukan meninggal di Tokyo. Kusanagi lantas berangkat mendatangi kota tersebut untuk kemudian kembali tanpa sesuatu yang memantik kecurigaan lain. Oleh sebab itulah, detektif yang sedang kasmaran-kasmaran-nya itu berpikir ada seseorang lain yang hanya diketahui oleh Yoshitaka menyusup ke dalam rumah pada malam kejadian. Rupanya alibi Kusanagi bukan hanya angin lalu yang ia utarakan atas dorongan kuat untuk melindungi Ayane sebab ia lantas menemukan seseorang di masa lalu Yoshitaka. Adalah Tsukui Junko, wanita muda yang rupanya telah tewas bertahun silam akibat bunuh diri, dan tahukah kau bahwa hidup Junko juga berakhir akibat arsenik yang sama persis dengan racun yang ditemukan Forensik pada kopi Yoshitaka. Belakangan diketahui pula bahwa Junko adalah teman dekat Ayane di masa lalu. Lantas, bagaimana Ayane menuang arsenik di kopi Yoshitaka dari lokasi sejauh ribuan kilometer?
3. Karena itu, Utsumi meminta Profesor Manabu Yukawa untuk membantu kepolisian, sekaligus meluruskan logika Kusanagi. Tapi bahkan ilmuwan genius yang dijuluki Detektif Galileo itu kebingungan. Tidak mungkin seseorang memasukkan racun ke kopi dari jarak jauh, bukan? Di sinilah kecerdasan sang professor diuji. Dia harus menguak trik bagaimana racun itu muncul pada waktu yang tepat, di tempat yang sempurna, dan yang terpenting, tidak salah sasaran. Karena merasa pendapatnya selalu bertentangan dengan Kusanagi, Utsumi mendatangi Yukawa, seorang dosen fisika di suatu universitas yang dijuluki sebagai Detektif Galileo karena kebrilianannya. Yukawa mencoba membuktikan beberapa hipotesisnya tentang bagaimana racun itu dimasukkan yang lantas berakhir sia-sia. Ia menyebut kasus Yoshitaka sebagai kejahatan sempurna. Kemudian ia berasumsi tentang solusi bilangan imajiner:
“Artinya adalah sesuatu yang bisa dibayangkan secara teori, tapi dalam kenyataan tidak bisa diwujudkan. Hanya ada satu cara bagaimana seorang istri yang sedang berada di Hokkaido bisa membuat suaminya yang berada di Tokyo meminum racun, tapi kemungkinan untuk melakukan kejahatan tersebut boleh dibilang nyaris nol. Paham? Mungkin ada trik tertentu untuk melakukannya, tapi mustahil diwujudkan.”
Maksudnya, Ayane tentu memiliki cara paling genius sekaligus hati-hati untuk membuat rencana pembunuhan yang begitu rumit dan mustahil terealisasikan di luar bayangan manusia. Berita buruknya, Ayane justru berhasil menjalankan rencana tersebut. Sementara berita baiknya: Utsumi, Yukawa, dan Kusanagi pun sukses memperkirakan bagaimana rencana itu berjalan. Kira-kira begini;
4. di awal pernikahan, Yoshitaka dan Ayane membuat sebuah kesepakatan untuk saling meninggalkan satu tahun dari sekarang apabila Ayane tidak bisa memberinya keturunan. Junko, mantan kekasih Yoshitaka melakukan bunuh diri tentu bukan tanpa sebab. Wanita itu jelas tidak bisa mengandung sehingga Yoshitaka meninggalkannya untuk menikahi Ayane. Sebelum mengakhiri hidup, Junko menulis surat terakhir untuk Ayane yang disertai dengan bubuk arsenik dalam plastik. Ayane serta-merta paham tentang apa yang didapatkannya dari Junko. Wanita malang itu ingin Ayane membalaskan dendam untuk membunuh Yoshitaka sebab keduanya sama-sama tahu bahwa Ayane tidak bisa mengandung. Rencana genius itu pun Ayane jalankan tepat setelah ia membuat kesepakatan bersama Yoshitaka, yakni satu tahun sebelum Hiromi menemukan Yoshitaka tidak lagi bernyawa di ruang keluarga. Bubuk mematikan itu Ayane simpan pada sebuah filter air. Cerdiknya, setahun belakangan wanita tersebut selalu memastikan bahwa tidak akan ada satu orang pun yang pergi ke dapur untuk menggunakan filter air beracun itu. Itulah yang dimaksud Yukawa sebagai kejahatan sempurna. Maka tepat ketika Ayane berpamitan pergi ke Sapporo untuk beberapa hari, sejak itulah ia berhenti melindungi Yoshitaka dari kematian.
Saya sepenuhnya setuju tentang bagaimana Salvation of a Saint dapat dieksekusi dengan begitu hebat berdasarkan solusi bilangan imajiner yang diajukan Yukawa. Kita bahkan ditujukan kepada si pelaku sejak di awal bab. Hanya saja, perbedaan preferensi detektif dalam meraba informasi dan alibi para tersangka yang sama kuat berhasil membuat penyelidikan berjalan berkelit-kelit. Barangkali saat itu Hiromi tidak perlu berada di lokasi pada malam pembunuhan. Dengan begitu, semua tuduhan akan serta-merta jatuh kepada Ayane kendati Utsumi, Kusanagi, dan Detektif Galileo harus ekstra memutar otak untuk mendalami perilaku Ayane.
Kusanagi bahkan tidak perlu menyadari bahwa cintanya berakhir bertepuk sebelah tangan.
∞/10. No words needed.
1 note
·
View note