#doa berangkat haji
Explore tagged Tumblr posts
agentravelrakatours · 2 years ago
Text
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281809085263, Daftar Agen Travel Umroh Resmi, Nama Nama Travel Umroh Yang Resmi, Daftar Travel Haji Dan Umroh Resmi BandungDoa Umroh Mabrur Latin Travel Agent Bandung, Tour And Travel Di Bandung, Tour And Travel Bandung RAKA TOUR Ruko boston blok rk02/38 kota wista Dekat star buck kota wista kunjungi juga : https://www.facebook.com/besttourandtravelcibubur https://www.instagram.com/raka_tours_and_travel_cibubur/ https://www.youtube.com/channel/UCLOVQGy7_JAGb471zd31csw https://g.page/r/CQmKHsP5tXxWEAE
umroh, #haji, #travelumroh, #travelumrohjakarta, #travelumrohhaji #tourandtravelhajibandung,
tourandtravelhajiindonesia, #tourandtravelumrah, #biroperjalananhaji,
biroperjalananhajidanumroh
Tags travel umroh terdekatpenelusuran terkait, travel umroh terbesar di indonesia, daftar travel umroh resmi kemenag 2022, travel haji dan umroh terbaik di indonesia, daftar agen travel umroh resmi,
doa haji mabrur, hadits haji mabrur, agar umroh mabrur, ciri umroh mabrur, umroh mabrur rumaysho, doa umroh mabrur, ucapan umroh mabrur, doa umroh mabrur nu online, doa berangkat
0 notes
kaktus-tajam · 9 months ago
Text
Cara Terbaik Membalas Jasa Guru
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh dr. Detty.. apa kabar dok? semoga dalam keadaan sehat dokter & keluarga🙏🏻
Terima kasih banyak inspirasi dokter selama ini, terutama percakapan dengan dokter di Melbourne saat 2019. Mungkin dokter lupa namun bagi saya sangat berkesan, sebagai murid yang saat itu sedang exchange namun berkesempatan berdialog bahkan jalan-jalan dengan dokter Detty.. belajar banyaak hal saat itu.
Saya hendak memberi kabar baik dokter, insyaAllah saya akan melanjutkan studi S2. Alhamdulillah saat ini sudah diterima di Harvard Medical School dengan beasiswa LPDP. Mohon doa restu dan nasehat dokter..
Setelah beberapa hari lalu mendapat letter of acceptance dari Harvard, aku mengabari beberapa guru dan dosen. Salah satu dosenku yang kuhubungi adalah dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, PhD, SpOG(K).
Beberapa jam kemudian, ada pesan masuk.
Ternyata beliau sedang berada di tanah para Nabi, bumi yang diberkahi Allah. Tanah Syams: Palestina.
“MasyaAllah Tabarakallah. Saya merinding membacanya. Doa terbaik saya untuk dr. Habibah dari tanah para nabi yg diberkahi Allah, Palestina”
Beliau kemudian menambahkan:
Tumblr media
Aku yang jadi merinding.
Kilas balik ke 2019 ketika dirizqikan berjumpa beliau di Melbourne tanpa sengaja. Allah memang pembuat skenario terbaik. Saat jauh di negeri seberang justru bisa bertemu secara eksklusif, karena di kampus kami terpisah oleh kesibukan. Hanya dapat mengagumi Director of Cochrane Indonesia ini di kelas, saat lecture-lecture beliau.
"Dulu saya bela-belain menjadi asisten dosen untuk 3 departemen, demi menghidupi diri saat kuliah."
Sore itu, sambil menysuri St. Hilda Beach diiringi angin kencang, Allah mengajarkanku tentang kegigihan.
Kegigihan dr. Detty meniti pendidikan. Dengan latar belakang keluarga beliau yang kurang mampu, dokter Obgyn ini harus berjuang dengan beasiswa sejak bangku sekolah.. hingga S3.
Jadi asdos satu departemen aja berat, ini tiga. Batinku.
Setelah lulus menjadi dokter, beliau mendapat beasiswa dari Dikti untuk studi S2 di Swedia. Maka setelah menyelesaikan program wajib kerja 5 tahun sebagai obsgyn, beliau berangkat. Ternyata, setelah lulus.. beliau ditawarkan melanjutkan S3 oleh pemerintah Swedia.
Wah semangat sekali ya beliau sekolah terus.. MasyaAllah..
Awalnya beliau enggan karena harus meninggalkan anak-anak di Indonesia untuk periode waktu yang panjang. Namun berbekal ridha suami, beliau akhirnya mengambil tawaran tersebut.
Suami saya justru yang memotivasi saya. Kata suami saya: kesempatan tidak datang dua kali.
Alhamdulillah selama perkuliahan beliau diizinkan untuk pulang ke Indonesia dan menemui keluarga. Tidak hanya sekali, dua kali: 4x! dan itu semua dibiayai.
Beliau tersenyum sambil berkata,
Mungkin jarang yaa saat itu, ada seorang wanita, berjilbab pula, yang mau sekolah jauh-jauh (di tempat yang musim dinginnya -44 derajat Celsius).
Maka saya disekolahkan, tanpa harus ada tanggung jawab moral dan syarat mengabdi ke pemerintahan Swedia. Alhamdulillah.
Ternyata dengan niat yang baik, Allah mudahkan beliau mengikuti banyak courses di kota lain di Eropa (Geneva, London, dll.) secara cuma-cuma, selama studi S3 tersebut.
Kami terus mengobrol bahkan ketika di atas tram (kereta listrik di Melbourne). Aku sungkan dan canggung. Maklum, ini kali pertama aku belajar networking. Hehe. Apalagi dengan prestasi dr. Detty yang luar biasa. Minder sekali.
Namun.. beliau adalah dokter yang keibuan, rendah hati dan bersahaja. Terbukti dari hangatnya beliau menyimak cerita-cerita recehku tentang exchange hehe..
Wah, alhamdulillah ya dek masih muda sudah bisa dapat banyak pengalaman di luar negeri. Saya jadi ingat, pertama kali saya berangkat ke luar negeri. Saat itu saya kuliah semester 3. Saya diminta mewakili Indonesia untuk konferensi di Bangkok. Saat berangkat di bandara Adisucipto, saya diiringi seakan saya hendak berangkat haji.
dr. Detty tertawa mengenang ramainya keluarga dan dosen (dosen-dosen legendarisnya FK UGM) yang melepas kepergian beliau saat itu ke bandara. Memang di era tersebut, masih sedikit sekali orang Indonesia yang dapat berangkat ke luar negeri. Apalagi dengan ekonomi keluarganya saat itu.
Pertemuan itu membekas sekali. Aku terharu, juga tertampar. Ya Allah, banyak hal yang perlu kusyukuri. Banyak privilege yang Allah berikan padaku. Hari itu aku membatin, ingin mensyukuri nikmat ini dengan terus menuntut ilmu. Dengan terus mencari ladang amal yang bermanfaat untuk ummat. Hari itu terbersit di hati (dari Allah): semoga bisa bersekolah lagi, jika memang studi tinggi dapat meluaskan kebermanfaatan diriku.
Beliau satu dari sekian banyak guru-guru yang berjasa dalam hidupku.
Seorang kakak dulu mengingatkanku: jasa guru dan dosen tidak akan dapat terbayar,
Maka cara terbaik membalas jasanya adalah dengan mengamalkan ilmu yang diberikannya. Cara terbaik membalas jasanya adalah dengan mendoakannya. Doa agar Allah melipatgandakan kebaikan untuknya dan keluarganya.
Maka jika sekarang aku berdiri di titik ini, tidak lain dan bukan adalah akumulasi dari jasa banyak sekali manusia. Hanya Allah-lah yang dapat membalas kebaikan mereka, keikhlasan mereka.
Selamat terus bertumbuh, merely standing on the shoulders of giants.
-h.a.
Saya tidak pintar, namun saya dibiasakan dan dimudahkan mengamalkan satu amalan ketika saya belajar. Dari kecil, saya selalu belajar dalam keadaan berwudhu.
-dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, PhD, SpOG(K)
Mohon doa untuk guru-guru kami..
47 notes · View notes
mamadkhalik · 4 months ago
Text
Cerita Haji
Kita semua saat kecil (nggak tau sih semua atau nggak) pasti pernah punya cita-cita :
Saya ingin naik haji. Kalau sudah dewasa ingin memberangkatkan orang tua.
Hingga sampai ke suatu masa :
Gaji belum seberapa. Cicilan banyak. Punya rumah atau mobil dulu. Umroh atau haji. Furoda atau haji plus. Toriq haji 2 bulan.
Tapi, hari ini saya disadarkan kembali tentang hakikat kehidupan dari sudut pandang haji.
Pertama, Allah itu Maha Kaya. Urusan doa tentang dunia dan isinya itu sangat mudah. Dan kita semua paham bahwa tanah suci adalah tempat yang doanya mustajab.
Mungkin kita banyak mendengar kisah orang yang secara status sosial belum siap berangkat haji. Tapi kenyataanya banyak yang berangkat, dapat melihat ka'bah, dicukupkan sandang panganya, dan sebagian mereka berumur tua.
Kedua, haji itu ujian. Belum tentu yang dimudahkan secara materi mendapat ketenangan batin.
Saya jadi teringat quote Buya Hamka, "Kita itu akan dipertemukan dengan apa yang kita cari"
Ada yang haji tapi tidak berbanding lurus dengan perilaku. Ada yang murtad. Atau bahkan pamer produk boikot di depan ka'bah untuk mendapat atensi. Kurang kerjaan.
Ust. Kasori Mujahid menjelaskan perihal haji bahwa semua itu perlu dipersiapkan dengan baik. Sama seperti poin pertama, urusan doa tentang materi itu sangat kecil. Allah itu Maha Kaya.
Tapi apa untuk itu saja kita ke tanah suci? Ada 2 hal penting yang perlu dilakukan :
1. Haji itu perjalanan spiritualitas. Mintalah untuk diberikan kemudahan dalam setiap urusan, diperhalus hatinya, diminimalkan dari perbuatan cela, dan yang terpenting mendapat ridha dari-Nya.
2. Haji juga adalah pertemuan dengan Rasullullah Shallahu alaihi wasallam. Aturlah adab saat mengunjungiNya. Siapkan diri dengan semaksimal mungkin. Di akhir mintalah syafaat dengan setulus hati.
2 hal diatas menurut Beliau tak sekadar dilakukan saat di Tanah Suci, tapi dipersiapkan sejak dini, hari ini juga.
Kita membiasakan untuk menata niat dalam hati. Kita membiasakan diri dengan shalawat dan mencontoh perilaku Beliau.
Berdoa soal dunia dan materi boleh-boleh saja. Lebih lanjut, Beliau memberikan tips untuk itu diselesaikan saat awal-awal, dan diakhir agar fokus kepada taskiyatun nafs meliputi 2 hal itu.
Tentu nasihat Ust. Kasori ini dapat diimplementasikan di kehidupan sehari hari. Bahwa ada saatnya kita memikirkan urusan dunia, tapi jangan sampai kita melupakan tentang hakikat dari ibadah itu sendiri : Mencapai ketenangan jiwa dan mendapakan ridha Allah semata.
Yuk semangat lagi. Bareng-bareng ya!
Bumi Allah, 22 Juli 2024
*) Catatan silaturahim haji dengan Ust. Kasori Ketua Yayasan Nur Hidayah Surakarta dengan sedikit penambahan
Tumblr media
9 notes · View notes
sepertibumi · 1 year ago
Text
[SEBUT SAJA IKHTIAR]
Usaha-usaha kecil itu, yang menjadi barang niaga antara kau dengan Tuhan. Kau coba tawarkan banyak hal. Sesekali dengan pengorbanan, tapi lebih banyak dengan standar "semampuku".
Alkisah ada seorang kakek yang sangat ingin menyempurnakan agamanya dengan menjalankan rukun Islam yang kelima; haji. Butuh waktu puluhan tahun untuk sampai di titik itu, mengingat antrean manusia satu Indonesia yang tak sedikit jumlahnya.
Hingga pada suatu hari Tuhan jawab doanya. DiberiNya Ia kesempatan untuk berangkat dengan keajaiban yang dititipkan melalui tangan-tangan hambaNya. Sang Kakek mendapat antrian prioritas karena usianya yang tak lagi muda.
Mendengar kabar itu Sang Kakek bahagia bukan main. Ia siapkan segala yang bisa disiapkan. Ia membekali dirinya dengan latihan fisik dan persiapan mental.
Begitupun kita seharusnya.
Kita berharap banyak hal, kita berdoa dan kita juga harus menyempurnakannya dengan ikhtiar.
Andai kita bermimpi untuk mendapatkan sebuah mobil. Maka usaha terkecil bisa dimulai dengan melihat-lihat type mobil yang kita butuhkan. Kemudian belajar mengendarainya. Mulai menabung.
Atau jalur lain yang bisa kita lakukan sebagai bentuk negosiasi dengan Tuhan; setiap amalan dan sedekah yang keluar diniatkan untuk mempermudah terwujudnya keinginan.
Menukil dari perkataan seorang Ustadz di media sosial, bahwa boleh saja kita melakukan hal-hal baik untuk mengharap kasih sayang Tuhan. Kita boleh berpegang pada janji Tuhan. Dan memang seharusnya begitu.
Jadi, apapun yang mungkin sedang kita harapkan saat ini, mulailah dengan ikhtiar-ikhtiar kecil yang diniatkan untuk menjemput janjiNya. Juga untuk mempersiapkan diri, karena kita tak pernah tau kapan jawaban dari doa-doa itu akan datang.
Mempersiapkan diri, agar ketika Ia datang. Kita siap.
31 notes · View notes
rainingyuki · 2 months ago
Text
Haji 1445H - d's story part 3
Asrama haji. Dari dulu aku penasaran apa isi di dalam asrama haji. Di padang, lokasi asrama haji sering aku lewati walaupun tidak pernah masuk ke dalam. Akhirnya tiba juga hari dimana aku akan masuk ke area tersebut.
Titik kumpul KBIH ku adalah di masjid yang cukup jauh dari rumah (sebenarnya aku nggak daftar KBIH, tapi karena satu dan lain hal dimasukkan Kemenag ke salah satu KBIH). Setelah packing yang pastinya tidak mudah (bahkan ada yg buat list sampai 99 item lol), akhirnya aku berangkat sebelum subuh ke titik kumpul dengan diantar keluarga. Menggiring koper besar, masuk ke area parkiran masjid yang sudah dipenuhi bus-bus besar. Deg-degan.
Jamaah diminta masuk ke dalam masjid, ada sambutan dan arahan sedikit, lalu kami diarahkan naik bus untuk kemudian berangkat bersama ke asrama haji. Aku yang berada di regu 1 dan rombongan 1, masuk ke bus 1, dan menjadi orang yang pertama masuk ke dalam bus itu. Haha.. mayoritas jamaah lain berpamitan cukup lama dengan keluarganya
Akhirnya kira-kira pukul 7 kami sampai di asrama haji. Ketika turun kami disambut oleh petugas haji lalu menunggu semua jamaah (yg terdiri dari 11 rombongan atau 44 regu) untuk berkumpul. Kita diarahkan secara bergiliran untuk tes kesehatan (urin), pembagian paspor, nomor manifest, uang saku, dan gelang haji. Setelah itu jamaah dapat beristirahat di kamar masing-masing. Satu kamar berisi 4 orang dengan dua kamar mandi. Di atas kasur disediakan beberapa perlengkapan haji yang diperlukan, seperti botol semprot air, masker, sanitizer, tasbih dsb. Tapi jujur saja sebagian besar barangnya tidak aku bawa karena i) sudah dibeli sendiri dan ii) barang kita sudah banyak, sulit untuk menambah bawaan haha.
Jika sudah berada dalam asrama haji, jamaah tidak boleh keluar area karena kita sudah menjadi tanggung jawab petugas haji. Jamaah masih bisa bertemu dengan keluarga di dekat gerbang masuk. Keluargaku datang di sore hari untuk melihat keadaan dan membawakan beberapa kue kecil hehe. Karena pesawat akan berangkat sebelum subuh keesokan hari, jadi kami diminta untuk tidur sebentar di malam hari dan jam 1 malam diminta berkumpul kembali ke aula.
Tapi jam 11 malam, jamaah sudah mulai bergerak ke aula.. meninggalkan kasur dan selimut untuk mengantri di depan pintu yang bahkan belum dibuka.. *sigh
Terpaksa aku juga ikut mengantri dan antriannya seperti biasa tidak jelas yang mana ha ha.. aku menunggu satu jam baru bisa masuk ke aula asrama karena di depan pintu ternyata dilakukan pemeriksaan satu per satu seperti ketika akan naik pesawat. Harusnya waktu antriannya ditetapkan per rombongan saja supaya jamaah tidak menumpuk dan menunggu terlalu lama.
Kemudian kita naik bus kembali dan langsung menuju pesawat. Jadi nggak masuk ke bandara dan menunggu di ruang tunggu seperti biasanya. Aku sudah sangat mengantuk. Badan juga mungkin cukup tegang karena berangkat sendirian. Aku pun tertidur. Akhirnya kami sampai dan naik tangga pesawat. Koper kecil yang kita bawa dari asrama diserahkan ke porter yang sudah berdiri teratur di tangga. Jadi kita hanya perlu naik tanpa mengangkat koper – hal yang patut diapresiasi karena sangat membantu jamaah terutama lansia.
Ketika sudah sampai di dalam dan menyebutkan nomor manifest, aku diarahkan untuk ke bagian kiri. Ternyata alhamdulillah aku duduk di kelas bisnis.
For the first time in forever, diri yang sudah mulai oleng ini bisa duduk dengan nyaman dan leluasa untuk perjalanan jauh 9 jam ke depan. Alhamdulillah
Di dalam pesawat aku memutar beberapa video manasik haji agar semakin banyak ilmu yang bisa dipraktekkan. Yang paling penting kita juga harus tau hikmah dari ritual umrah dan haji yang dilakukan. Apa hikmah dari tawaf, hikmah doa khusus yang kita baca ketika tawaf, hikmah dari sai, kemudian istimewanya hari arafah, apa makna bacaan talbiyah dst. Manasik ustad Adi Hidayat sangat recommended <3
Ohiya, karena kami langsung menuju Mekkah jadi miqot umrah dilakukan di atas pesawat ketika melewati daerah Yalamlam. Bapak-bapak mengganti pakaian ihram di atas pesawat, sementara ibu-ibu sudah memakai pakaian ihram sejak awal (baju biasa yang menutup aurat).
Finally, jamaah kloter 12 Padang tiba di tanah suci Mekkah :")
'til next time
4 notes · View notes
farisha07 · 5 months ago
Text
Dari Hati, Tulisan, Obrolan Menjadi Doa
Kita, sebagaimana yang dipahami, adalah makhluk sosial. Setiap hari, kita butuh bersosialisasi, mengetahui dunia luar, berkomunikasi via media sosial, dan lain sebagainya. Dengan itu, kita akan merasa ‘hidup’.
Seperti saat ini, di mana musim haji sudah usai. Semua media sosial, terutama di Instagram, semuanya tentang haji, dari para influencer maupun masyarakat biasa. Bagaimana perjalanan spiritual mereka menjalankan ibadah rukun islam yang kelima tersebut. Alhamdulillah juga, beberapa kawan dan kerabat ada yang berangkat haji di tahun ini. Melihat perjalanan mereka ke Baitullah, mereka sharing di status WA mereka. Ma sya Allah Tabarakallah, sungguh hati bergetar dibuatnya. Semoga semua jamaah yang melaksanakan ibadah haji di tahun ini menjadi haji yang mabrur. Semoga kita semua berkesempatan menjadi tamu-Nya di tahun-tahun berikutnya.
Beberapa waktu lalu sempat mengobrol dengan keluarga dan beberapa teman via chat. Bertanya tentang kabar, lalu kegiatan apa yang dilakukan sehari-hari. Tak jarang terlontarkan satu dua kalimat, yang itu di-amin-kan. Rangkaian tulisan di gawai, foto ataupun video yang tersebar di berbagai macam platform, kita lihat dan renungi. Atau misal, kita menulis di buku harian, atau mengetik di komputer, menuangkan isi pikiran. Sering juga, sangat sering, setiap detik hati kita berbisik, apapun itu halnya.
Disadari atau tidak, berdoa bisa dilakukan dengan berbagai cara, tidak hanya saat beribadah. Dari hati yang sedang berbicara, dari tulisan yang dibuat, dari obrolan bersama siapapun, kalimat demi kalimat itu dapat menjadi untaian doa. Penuh ikhlas dan ridho, semoga doa tersebut sampai kepada Yang Maha Pemilik Hati. Harapan kita pun sama, semoga melalui wasilah ini, segala cita-cita kita bisa terwujud di waktu yang paling baik menurut-Nya.
Jadi.. selipkanlah doa dari apa yang kita lihat, yang kita dengar (yang pasti itu hal baik, ya). Jangan khawatir, setiap saat Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu memantau kita, memeluk kita, membimbing kita. Raihlah Dia dengan doa-doa kita, dengan setulus hati kita.
5 notes · View notes
calonmanusia · 9 months ago
Text
Bab III
Dulu ia orang yang berada, walaupun tak banyak, namun bisa menghidupi 4 orang anak dengan sendirinya, bisa dibilang wanita karir yang independent, dulunya ia seorang guru pns. Kini ia tidak punya apa-apa, hanya tersisa rumah peninggalan sang suami. Semua sawah telah berpindah kepemilikannya, bukan karena keinginannya, namun cintanya kepada seorang anak membuatnya harus rela dengan seluruh itu.
Tahun lalu, bisa jadi cita-cita terbesar dalam hidupnya, setelah bertahun-tahun menunggu, akhirnya sampai juga waktu yang telah ditetapkan namanya menjadi salah satu dari ratus ribuan jamaah untuk menyempurnakan keislaman, yah lagi-lagi tentang ibadah haji.
Masih teringat dalam benakku, suara kegaduhan, teriakan, tangisan dirumah itu. Anak terakhir yang selalu dibanggakan oleh seorang ibu melukai hati ibunya. mungkin sang ibu tak akan pusing jika semua baik-baik saja, nyatanya semua harta yang ada, harus digunakan untuk menutupi kesalahan anak terakhirnya.
Tahun lalu, ia sudah tak punya apa-apa lagi, ntah dari mana ia bisa melunasi biaya hajinya, ia hanya bisa berserah dan pasrah pada Sang Kuasa.
Sepertiku saat ini, laki-laki, anak pertama dalam keluarga itu, bapak dariku, mungkin merasakan tangis yang mendalam, berhari-hari tidak bisa tidur, pikiran tak bisa tenang, ingin menangis sejadi-jadinya. Berkata pada ibunya,
"Bu, udah gausa dipikirin dananya ya, ibu pasti akan berangkat haji tahun ini, ibu harus berangkat tahun ini, ibu siapin kesehatan dan kesiapan buat di tanah suci yaaa, biaya dan uang saku ga usah dipikirin"
Begitulah yang seharusnya dari seorang anak pertama, menjadi jawaban atas segala doa orang tua pada Sang Kuasa, tak pernah menjadi beban untuk orang tuanya, berat? ya pasti, semoga Allah kuatkan langkah kaki kita dan luaskan bakti kita pada orang tua.
•01 02 2024•
2 notes · View notes
nourmsworld · 10 months ago
Text
lesson from 2023
Jika ditanya apa yang istimewa dari 2023 adalah Umroh. Entah kenapa bahkan dalam rencana Awal 2023 tak pernah ada dalam planning hidup. Namun, ini menjadi titik balikku dalam banyak hal. Sungguh benar kalau kamu ingin healing dan ingin meminta banyak pada Allah umroh adalah solusi terbaik.
Sejak 2022 pertengahan bapak berkata ayok umroh mbak. Nemenin Bapak. Aku menundanya. Sebentar ya pak. Aku masih mau mengusahakan sesuatu dulu. Pada akhirnya bapak berangkat sendiri. Aku hanya menemui di bandara soetta mengantar kepergian bapak. Sungguh itu pertama kali bapak mau ke jakarta dan mau menemui ku setelah 5 tahun. Aku tau keinginan bapak ini sudah lama.
Pada akhirnya bapak berangkat sendiri. aku mendengar banyak cerita baik. plus doa-doa yang bapak panjatkan juga.
memang semenjak pertengahan 2022 itupun teman kantor satu per satu umroh. sungguh aku merasa ingin sangat. satu - persatu. bahkan dalam seminar bulan oktober eh ayok umroh bareng. semenjak itu saat rapat selalu membicarakan tentang umroh.
sejak september itu pula tiap bulan aku minta di doakan orang terdekat untuk Allah panggil. Mungkin aku memang ingin, pernah berdoa juga, tapi entah kenapa belum ada kemantapan hati.
Sampai pada akhirnya 2023 awal ibuk meminta untuk umroh yuk mbak. pada akhirnya aku pun luluh. sepertinya ini memang aku harus umroh. lalu pemilihan travel, pesawat apa, transit dimana, rute mana, agen dari mana, jamaah dari mana paling banyak. semenjak awal tahun pun aku mencari dengan sungguh review semua agen wisata teman. pada akhirnya waktu umroh pun ibuk mau syawal atau setelah haji. pada akhirnya ibuk memilih waktu syawal. aku pikir itu waktu yang paling tepat.
Saat itu banyak sekali hal yang harus aku putuskan. dari segala macam pilihan hidup yang bisa jadi mengubah keseluruhan hidupku. aku harus memutuskannya.
pada saat itu saat semua hal yang harus aku putuskan aku pasrahkan aku doakan semua.
rasanya seperti mimpi. healing beneran jiwa raga.
dulu aku pernah bermimpi berkali-kali pergi ke masjid minum air zamzam langsung dari keran di dalam masjid. aku mencari banyak referensi masjid di indonesia, belum ketemu juga. saat sampai ke nabawi aku serasa bangun dari mimpiku. ini adalah masjid yang pernah ada dalam mimpiku.
jika makkah itu kaya jakarta dengan segala macam ibadahnya yang berkali-kali lipat, maka madinah adalah jogja dengan penuh ketenangan dan keramahan. Sungguh aku jatuh cinta pada pandangan pertama di dua kota ini, terutama madinah.
Entah apa yang mendorong madinah selalu membuat ketengangan. apakah karena ada sepotong tanam Surga disana?
apakah karena Kekasih Allah ada di sana?
ya Allah aku kangen madinah
3 notes · View notes
cocotangaje · 2 years ago
Text
16 April 2023
Kemarin setelah thr turun secara tiba-tiba gue ngide untuk siap-siap, pesen hotel kapsul, dan langsung berangkat.
Menuju istiqlal.
Mepet banget, bahkan nyampe buka puasa di kereta. Tapi gue tiba 15 menit sebelum adzan isya.
Sebenernya keinginan itu muncul karena rencana gue yang nggak melanjutkan kehidupan disini setelah periode magang ini selesai. Mungkin setelah 3 bulan kedepan, bisa jadi gue kembali kerja lagi di daerah Jakarta. Yang pasti, enggak dalam waktu dekat.
Gue berpikir, bisa jadi cuma hari itu gue punya waktu, kesempatan, tenaga, dan uang untuk ngerasain teraweh di mesjid terbesar se-Indonesia raya. 
Begitu nyampe masuk gerbang, gue langsung titip sendal di tempat penitipan. Bapaknya baik sama bawel banget. Gue disenyumin, ditanyain mau itikaf atau cuma teraweh sama tadarus aja, terus diarahin pintu masuk sama tempat wudhunya juga. Mungkin beliau keinget sanak-saudaranya yang sepantaran gue kali ya jadinya ngeliat gue yang keluntang-kelinting sendirian langsung dibantuin wkwkw.
Ngantri WCnyatuh lama, meskipun jumlah WCnya sebanyak itu. Berjejer yang kalo gue itungin mungkin ada puluhan WC tapi masih tetep antri. Gue langsung kebayang cerita mama sama teteh tentang antri WC waktu di arofah pas mereka haji kemaren. Mungkin mirip-mirip kali ya yang dialami mereka sama gue kemarin itu. Soalnya ceritanya juga perihal kalo lama di dalem WC tuh pas keluar disinisin, dsb dsbnya. Dari arsitektur bangunan mesjidnya juga bikin gue merinding dan seketika jadi membayangkan, akan semerinding apa gue kalo satu hari nanti bisa sholat juga di masjidil haram.
Kelar wudhu, gue langsung naik ke lantai 3. Karena di lantai 2 itu buat laki-laki, dan di lantai 3 barulah area perempuan. Gue kedapetan di shaf kedua. Dan begitu selesai sholat tahiyatul masjid, airmata gue langsung seketika keluar.
GITU AJA.
Nyerucuss dari mata, ngerembes nyampe mukena. Makin gue seka, makin dia keluar. Mana diliat sama disenyumin teteh-teteh disamping gue pula.
Gue gatau pasti apa yang gue rasain nyampe gue nangis begitu duduk disana. Entah gue nangisin perjuangan naik KRL tangerang-jakarta kota yang menguras tenaga, makanan buka gue yang cuma sari roti keju sama air putih plus obat alergi karena mepet waktu isya, bahagia pertama kali dateng, masuk, sholat, bahkan teraweh di istiqlal, atau kangen diri gue yang merasa akrab dengan masjid yang udah lama gak pernah gue datengin lagi belakangan.
Karena ada khutbah dan pembacaan al-quran, teraweh selesai di jam 9. Dengan 20 teraweh dan 3 witir, kayak di mesjid deket rumah. Gue ngide bawa quran, melipir cari tembok senderan, buka juz 29. Nyobain baca al-mulk tanpa ngeliat.
Ternyata masih hafal.
Terus gue nangis lagi, WKWK.
Ada banyak anak kecil seumuran SMP-SMA yang pada ngafalin quran juga. Keliatan dari ekspresi muka dan gestur tubuh yang merem-buka tutup qurannya, sambil sesekali liat ke atap-atap. Mirip diri gue waktu SMP setiapkali mau setoran hafalan.
Mungkin ini ya, alasan kenapa Tuhan bilang kalo manusia itu makhluk yang paling sempurna karena punya privillage buat punya dua sisi malaikat dan setan yang sama-sama kuat. Ada satu sisi dalam diri gue yang sangat mencintai dunia ini dan berharap gue lahir bisa bebas pake baju apa aja, styling rambut sesuka gue, pake tanktop dan rok pendek lucu-lucu, tapi guepun punya satu sisi polos yang betah banget sama mesjid, setiap sujud selalu nangis, kalo sholawatan kerasa merinding, dan setiap doa berasa dipeluk plus ngadu, sok akrab sama Tuhan gue yang maha baik itu.
Meskipun keinginan untuk mati gue masih ada, setidaknya sekarang gue pengen mati dalam keadaan baik biar menyenangkan saat dikenang orang.
10 notes · View notes
ceritaay · 1 year ago
Text
Tumblr media
Yang Paling Dikenang #2
Ketika melihat mushola ini, memoriku langsung membuka ingatan tentang Bapak. Ya. Banyak hal yang aku dapatkan dari Bapak melalui mushola ini..
Banyak ku lalui waktuku dari sehatnya, sakitnya, hingga melihat beliau wafat. Ketika sehat beliau sangatlah aktif di mushola. Datang paling awal untuk bersiap adzan dan sholawat setelahnya ( di daerahku disebut 'pujian' ). Yang paling sering adalah Subuh, Maghrib, dan Isya. Hingga hafal betul Bapak sering melantunkan Syi'ir Tanpo Waton oleh Gusdur (coba tonton, banyak nasihat baik di dalamnya) dan Sholawat Jibril. Dulu Bapak bertugas demikian, karena sudah ada yang biasa menjadi imam.
youtube
Setelah 2 imam di daerahku meninggal, Bapak berganti manjadi Imam. Beliau bisa dikatakan sangat gagap dalam membaca Alquran. Mungkin karena jaman dulu hidup beliau sangat keras dalam bekerja, dan tidak diajari maupun disekolahkan ke madrasah oleh orang tuanya. Namun aku melihat beliau gigih dan mau belajar Qur'an karena merasa butuh. Sampai suatu ketika beliau memintaku mengajarkan Qur'an bahkan dari huruf Hijaiyah dan ditempelkan di tembok kamarnya. Namun itu tidak berlangsung lama. Mungkin karena kesibukannya juga dalam bekerja dan mengurus desa. Jadi kita tidak belajar lagi..
Mungkin kalian bertanya, ga bisa baca Qur'an kenapa jadi imam?
Nah mungkin karena beberapa alasan ini. Di daerahku minim sekali anak muda yang mau untuk menjadi imam. Yang tua apalagi. Sedangkan Bapakku, semenjak pulang ibadah haji -entah kapan belajarnya- Beliau jadi hafal doa-doa setelah sholat dan hafalan surat pendeknya juga lumayan. Jadi Bapak memberanikan diri untuk menjadi imam.
Ketika masa-masa sakitnya, kondisi membuatnya tidak mampu menjadi imam lagi. Beliau tidak kuat untuk mengeraskan suara terlalu lama. Adzan, pujian, dan imam digantikan oleh orang lain. Terkadang kakak iparku juga berperan. Walaupun demikian, kondisi itu tidak menjadikan Bapak urung dari masjid. Beliau tetap ke masjid walaupun menjadi makmum.
Puncaknya adalah ketika Idul Fitri terakhir menjelang wafatnya. Tahun 2021. Beliau sedang dalam kondisi yang tidak baik. Sakit jantung yang sudah komplikasi itu membuatnya sering sesak jika berjalan maupun berdiri terlalu lama. Pagi itu Bapak belum memutuskan akan pergi sholat atau tidak. Bahkan hanya diam ketika kami tanya. Dan seperti biasa, Bapak berusaha terlihat kuat sehingga kami memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu. Kebetulan mushola tempat kami akan melaksanakan sholat Ied hanya berjarak 3 rumah dari tempat tinggal kami.
Sambil melantunkan takbir, hati ini belum tenang. Berkali-kali melihat ke arah rumah apakah Bapak akan melaksanakan sholat atau tidak. Ketika menjelang sholat akan dimulai. Beliau terlihat berjalan menuju mushola. Entah kenapa hati ini sesak melihatnya. Sungguh malu. Kadang diri ini ketika sakit sedikit saja enggan untuk sholat berjamaah. Astaghfirullah..
Aku memperhatikannya dari shaf akhwat, Beliau sangat effort dan hati-hati, pelan dalam melangkahkan kakinya melewati tangga masjid.
Setelah sholat selesai. Mata ini tak henti mencari Bapak. "Bapak aman gak ya". Berulang kali dalam hati seperti itu. Hingga semua orang bubar Aku masih menunggu dan menghampiri Bapakku yang hendak turun dari tangga masjid. Beliau duduk di pelataran masjid sambil terengah-engah. Beristighfar dan memegang dadanya.
Entahlah, aku adalah tipe orang yang tidak kuat dihadapkan dengan kondisi semacam ini. Air mataku sudah mulai menetes sambil merangkul Bapak yang sedang duduk.
Cukup lama kita duduk untuk menstabilkan kondisi Bapak. Setelah Bapak merasa kuat kembali, kita berjalan menuju rumah. Bapak aku gandeng dan rangkul. Tidak ada satu patahpun kata yang bisa aku ucap sepanjang perjalanan :)
Yaa itulah sepenggal kisah singkat antara Bapak dan mushola. Hal-hal yang saat ini menjadikanku kembali mengingatnya ketika mendengar sholawat yang biasa dilantunkan, ketika momen Idul Fitri, dan momen-momen lainnya..
Apa yang bisa kita ambil dari cerita tadi?
Kita sebagai muslim, Allah berikan nikmat dan amanah yang luar biasa. Kita perlu bersyukur atasnya. Tidak hanya dengan berucap hamdalah, tapi dengan menambah pula keimanan kita melalui ibadah.
Dari Bapak, aku belajar pantang menyerah, bahwa kita sebagai muslim haruslah maksimal dalam beramal. Tidak bisa adzan, ya iqamah. Tak sanggup menjadi imam, ya jadi makmum. Tidak kuat berdiri ya duduk. Jangan jadikan ujian yang Allah berikan kepada kita seperti sakit sebagai alasan untuk mengurangi bahkan bermalas dalam ibadah. Selagi masih bisa diusahakan, tetaplah melakukan yang terbaik untuk menjadi apa yang Allah inginkan.
Hingga menjelang akhir hayatnya, suatu ketika aku tiba-tiba merasa takut jika Beliau meninggalkan sholat karena beberapa kali merasa putus asa. Beliau mengeluh karena sudah banyak berobat dan ikhtiar, tapi masih belum diberi kesembuhan. Namun, hatiku tenang karena sebelum dicabut nyawanya, Bapak ternyata masih menjalankan sholat isya di tengah kondisi sakitnya. Saat itu aku mengintip Beliau yang dengan khusyuk berdoa di atas kursinya. Doa dan sholat terakhirnya. Bapak yang in syaa Allah selalu menjaga sholat semasa hidup, Allah berikan kesanggupan pula menjaga hingga akhir hayatnya. Aku teringat pula tausiyah ustadz Oemar Mita bahwa
Kita akan diwafatkan sesuai dengan kebiasaan kita. Maka jika ingin meninggal dalam keadaan baik, pastikan apa yang menjadi kebiasaan kita, apa yang keluar dari lisan kita, adalah segala hal yang baik. Wallahu alam. Hanya Allah yang Maha Mengetahui..
Mungkin itu sedikit cerita dariku. Seorang anak perempuan yang bangga karena Allah pilih untuk memiliki seorang ayah seperti Bapakku. Salam rindu Pak. Semoga Allah kumpulkan kita lagi di Surga-Nya kelak 💙
6 notes · View notes
agentravelrakatours · 2 years ago
Text
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281809085263, Daftar Agen Travel Umroh Resmi, Nama Nama Travel Umroh Yang Resmi, Daftar Travel Haji Dan Umroh Resmi BandungDoa Umroh Mabrur Latin Travel Agent Bandung, Tour And Travel Di Bandung, Tour And Travel Bandung RAKA TOUR Ruko boston blok rk02/38 kota wista Dekat star buck kota wista kunjungi juga : https://www.facebook.com/besttourandtravelcibubur https://www.instagram.com/raka_tours_and_travel_cibubur/ https://www.youtube.com/channel/UCLOVQGy7_JAGb471zd31csw https://g.page/r/CQmKHsP5tXxWEAE
umroh, #haji, #travelumroh, #travelumrohjakarta, #travelumrohhaji #tourandtravelhajibandung,
tourandtravelhajiindonesia, #tourandtravelumrah, #biroperjalananhaji,
biroperjalananhajidanumroh
Tags travel umroh terdekatpenelusuran terkait, travel umroh terbesar di indonesia, daftar travel umroh resmi kemenag 2022, travel haji dan umroh terbaik di indonesia, daftar agen travel umroh resmi,
doa haji mabrur, hadits haji mabrur, agar umroh mabrur, ciri umroh mabrur, umroh mabrur rumaysho, doa umroh mabrur, ucapan umroh mabrur, doa umroh mabrur nu online, doa berangkat
0 notes
shafiars · 2 years ago
Text
Soal menjadi Kaya
Kalau muncul pertanyaan siapa yang ingin jadi kaya raya, ada ngga ya yang menjawab tidak?
Rasanya ini fitrah manusia, mencitai uang dan harta. Tentu saja semuanya ingi menjadi kaya hihi. Meskipun katanya uang bukan segalanya, tapi dengan uang rasanya banyak permasalah hidup yang dapat diselesaikan, again, meskipun tidak semua.
Menjadi kaya or at least dilancarkan rezekinya adalah salah satu doa yang sering kupanjatkan. Hingga akhirnya, suatu hari aku mengubah penyampaian doaku. Dipikir-pikir kalau rezeki lancar apakah aku sudah dijamin aman menggunakan rezeki tsb di jalan yang tepat? Yang disenangi dan diridhoi Allah? Sehingga saat ini doaku adalah..
Ya Allah, semoga aku termasuk kedalam orang yang dimudahkan rezekinya..
Yang kalau mau kasih tip ke driver ojol, tukang paket, pedangan kecilan minimal 5rb atau lebih dari itu ngga perlu banyak mikir
Yang kalau mau belanja makanan sesuai dengan gizi seimbang khususnya protein hewani dan menyediakan buah2an enak, segar, dan berkualitas ngga perlu sulit mengalokasikan uangnya
Yang kalau mau memberi ke orangtua, saudara, keluarga atau ngado teman ngga perlu berat pertimbangannya
Yang kalau sedekah/donasi/atau zakat ke anak yatim bisa rutin setiap bulan
Yang kalau mau qurban rezekinya ada setiap tahun
Yang kalau nanti mau nyekolahin anak bisa memilih sekolah terbaik dengan kualitas pendidikan dan lingkungan yang baik
Yang kalau nanti sudah punya keluarga bisa ajak keluarga dan orangtua liburan/staycation nyaman dan aman
Yang suatu hari nanti diberikan rezeki berangkat umroh sama keluarga kecil dan bisa haji bersama suami
Rasanya lebih precise yaa doanya, dan semoga Allah ijabah doa-doa ini yaAllah. Tentunya rezekinya tdk selalu dalam bentuk uang. Apapun itu rezeki-Mu ya Allah izinkanlah hamba peroleh dari sumber dan cara yang baik juga berkah dan engkau mudahkan dan ridhoi prosesnya. Aamiin ya Rabbal Alaamiin
Tulisan pertama tahun 2023, siap menyongsong mimpi-mimpi sebelumnya termasuk dalam hal rezeki dan materi.
Izinkan hamba tahun 2023 ini bisa
Berangkat umroh sama ibu, bulek Ros, dan Fany
Ganti HP iphone 11 128gb minimal
Dapat beasiswa S2 ke luar negeri untuk melanjutkan studi
Dipertemukan dengan jodoh
Aamiin dulu ygy yang kenchenggggg
Cimahi, 10 Januari 2023
3 notes · View notes
fauzi-nurrahman · 29 days ago
Text
Cahaya Tanpa Lelah
Alhamdulillah, saya merasa sangat bersyukur bisa bekerja di tempat yang sekarang. Di sini, saya punya seorang rekan, Pak T, yang usianya sekitar 2-3 tahun lebih tua dari saya. Meskipun begitu, kami masuk kerja di waktu yang sama, jadi bisa dibilang kami satu angkatan di tempat kerja ini. Bedanya, Pak T jauh lebih berpengalaman dan matang, sementara saya masih perlu banyak belajar.
Ada satu hal yang paling menarik dari Pak T. Setiap kali ada teman yang hendak berangkat umrah atau haji dan menitipkan doa, saat yang lain meminta berbagai macam harapan, Pak T hanya meminta satu hal sederhana: doa agar diberi kesehatan, supaya tetap bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya. Ini mungkin sederhana, tapi sangat mendalam. Dalam banyak hal, bagi saya Pak T seperti sebuah lampu yang mampu menerangi ruangan dengan terang, sementara saya masih seperti lilin—bisa memberi cahaya, tetapi perlahan ikut terbakar.
Pak T adalah guru olahraga, sementara istri dan anaknya tinggal di sebuah kota di Jawa Tengah karena istrinya terikat dinas di sana selama sekitar 10 tahun. Meski terpisah jarak, Pak T selalu memprioritaskan keluarganya. Setiap akhir pekan, ia menyempatkan diri pulang ke rumah. Ia berangkat dari Jakarta Jumat sore, tiba di rumah Sabtu pagi, dan kembali ke Jakarta pada Minggu malam untuk mengajar lagi keesokan harinya. Aktivitas fisiknya sebagai guru olahraga tentu berat, namun Pak T tetap menjalani semuanya tanpa keluhan. Saya sendiri pernah ikut menemani ke kampung, dan jujur saja, perjalanan itu melelahkan sekali. Tapi bagi Pak T, semua itu tampak begitu mudah.
Yang membuat saya makin hormat, setiap kali berada di rumah, Pak T melarang istrinya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak atau mencuci. Semua itu dilakukannya sendiri, dengan alasan ia ingin meringankan beban istrinya. Meski di Jakarta ia sudah sibuk dengan pekerjaan dan cukup lelah, namun ketika bersama keluarga, semua lelah itu seolah hilang. Bagi Pak T, keluarga adalah prioritas utama, dalam segala hal dan situasi.
Namun, di sela-sela kesibukannya, perhatian Pak T tidak hanya untuk keluarganya. Di tempat kerja, dalam segala pekerjaan, situasi, dan kondisi, Pak T selalu memperhatikan dan peduli dengan teman-temannya. Pekerjaannya di sekolah tetap terjaga dengan baik, dan ia tidak pernah ragu untuk membantu, baik dalam pekerjaan maupun saat teman-teman membutuhkan dukungan. Saya ingat betul saat ada kegiatan Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu Minggu) untuk anak-anak Pramuka akhir tahun lalu. Seperti biasa, Pak T tetap pulang ke Jawa Tengah Jumat sore, tiba Sabtu pagi, menemani istrinya belanja hingga siang, dan kemudian mengantar keluarga ke rumah mertua di Jakarta. Setelah itu, ia langsung menuju Cibubur untuk mengikuti kegiatan Pramuka, tiba sekitar pukul 10 malam, berharap bisa tidur sejenak. Tapi malam itu, ada banyak anak yang kesurupan, membuat Pak T terjaga sampai pagi. Esoknya, setelah acara selesai, ia melanjutkan aktivitas tanpa istirahat.
Beban yang Pak T pikul memang berat. Saya sendiri pernah merasakan betapa lelahnya perjalanan dari Babelan ke Tangerang lalu kemudian dilanjutkan untuk melayat orang tua rekan kerja. Saat itu, saya merasakan betapa berat dan melelahkan perjalanan seperti ini. Namun, Pak T menjalani rutinitas ini setiap minggu, tanpa pernah merasa terbebani.
Sosok Pak T menjadi inspirasi besar bagi saya. Ketekunan, komitmen, dan pengorbanannya yang tanpa pamrih untuk keluarga, teman-teman, dan pekerjaannya membuat saya semakin paham bahwa menjadi bermanfaat bagi orang lain adalah kunci kehidupan. Bagi saya, Pak T benar-benar memberi contoh tentang arti dari "menerangi tanpa harus terbakar."
11-10-2024
FN
0 notes
beritaterupdate · 1 month ago
Text
Kemenag Aceh Besar distribusikan koper hingga buku panduan untuk jamaah calon haji
Tumblr media
Banda Aceh (ANTARA) - Kantor Kemenag Aceh Besar mendistribusikan koper, barang atau alat kebutuhan untuk jamaah calon haji yang menjadi kewajiban pemerintah.
Kepala Kemenag Aceh Besar Saifuddin di Aceh Besar, Selasa, menyebutkan adapun barang yang dibagikan tersebut yakni koper, buku panduan manasik haji dan umrah, alat pelindung diri (APD), panduan khusus lansia, kumpulan zikir serta panduan doa untuk para jamaah.
"Pembagian koper, APD dan buku panduan manasik haji ini merupakan kewajiban Kemenag untuk jamaah calon haji yang berangkat," kata Saifuddin.
Ia menjelaskan pihaknya telah mendata koper yang tiba, dan sudah sesuai dengan jumlah jamaah calon haji di Aceh Besar.
Setelah mendapatkan koper, jamaah bisa menakar barang bawaan sebelum berangkat menuju tanah suci, sehingga nantinya tidak merepotkan.
"Kita harapkan kepada jamaah yang sudah ambil koper agar memeriksa kembali kelengkapannya agar tidak ada atribut yang tertinggal," ujarnya.
Ia mengimbau agar jamaah membawa barang yang diperlukan saja, jangan sampai ada yang tidak terpakai, sehingga bisa menyulitkan dan merepotkan diri sendiri.
“Kita minta jamaah terus mempersiapkan diri sebaik mungkin baik kesiapan fisik maupun pedoman manasik yang telah dibagikan kepada setiap jamaah. Itu bisa memudahkan saat menunaikan ibadah haji,” katanya.
Mantan Kabag TU Kanwil Kemenag Aceh ini menuturkan, setelah tiba di tanah suci, jamaah calon haji Aceh Besar ditempatkan di pemondokan Misfalah, bersama Embarkasi Surabaya.
Hal ini telah tertuang dalam Keputusan Dirjen PHU No 214 tahun 2024 tentang Penempatan Akomodasi Jemaah Haji Indonesia di Makkah dan Madinah 1445 H/2024 M.
Jarak Misfalah dengan Masjidil Haram sekitar dua kilometer. Hal ini dapat memudahkan para jamaah dalam melaksanakan ibadah haji. Karena tidak terlalu jauh.
“Ini tidak terlalu jauh, bahkan ada jamaah lainnya menempati daerah yang mungkin lebih jauh dari Misfalah,” demikian Saifuddin.
Sebagai informasi, tahun ini Aceh Besar memberangkatkan 396 calon haji yang tergabung dalam Kelompok Terbang (kloter) 1 dan 6 Embarkasi Aceh. Mereka akan berangkat menuju Arab Saudi pada 29 Mei dan 3 Juni 2024.
0 notes
qiftiyaa · 1 month ago
Text
#14 slice of joy
Tercepot-cepot
Hari Kamis pagi di Mekah, kami ada jadwal city tour menggunakan bus. Kemana aja? Ke Jabal Tsur, Arafah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur, Masjid Ji'ronah. Sebelumnya, jamaah sudah disounding oleh muthowif untuk berkumpul di lobby jam sekian. Turunlah, saya dan mbak I ke lobby. Saat di lift turun, baru inget hape sendiri masih diisi daya, alias ketinggalan di atas meja di kamar wkwkw.
Bukan qifti, kalau gak tercepot-cepot😂. (tercepot-cepot pertama pernah saya ceritakan saat 30hbc tahun ini, di sini) Akhirnya saya balik lagi ke kamar naik lift. Agak lari sedikit, buru-buru ambil hape di atas meja karena gak enak ditunggu para jamaah yang lain. Alhamdulillah, sudah di lift turun. Saat pintu lift terbuka, saya mendapati mbak I dan mas G yang menunggu saya (dengan setia wkwk) di lobby. Terima kasih, Mbak-Mas!😆🙌🏻.
Ngobrol lucu
Tumblr media
*foto di area Jabal Rahmah, Arafah
Tempat pertama yang kami sambangi adalah Jabal Tsur. Di puncak atasnya ada gua tempat Nabi bersembunyi dengan sahabat Abu Bakar dari kejaran kaum Quraisy. Setelah itu, lanjut ke Arafah. Kalau sedang tidak musim haji, Arafah sepi. Begitupun Muzdalifah dan Mina. Karena ketiga tempat itu memang dikhususkan untuk bulan haji saja. Semoga kita semua diberi rezeki ke Arafah untuk menunaikan haji, ya! (((aamiinn)))
Saat bertanya ke muthowif tentang Mina Jadid, beliau menunjukkan lokasinya. Anw, muthowif di Mekah berbeda dengan di Medina. Kalau di Medina dengan ustaz R, di Mekah dengan ustaz J. Keduanya, seru! Dalam artian, dua muthowif ini terlihat seperti saudara (raket ((baca: e seperti dalam kata teman)) dalam bahasa Jawa, bukan raket alat untuk bulutangkis😂). Pas tiba di Mekah, ustaz R masih tetap mendampingi jamaah namun tidak hadir secara penuh. How they explain, they tell stories, they guide, merapal doa, I just like the way it is.
Lalu, turunlah kami di parkiran bus Arafah. Kami berjalan kaki mendekat ke Jabal Rahmah. Belum terlalu siang, tapi matahari sudah terik sekali. Di Arafah, mas G bertanya, "Oh, kamu yang jadi asisten tour leader, ya?" Mungkin karena terlihat sering membantu membawa perlengkapan travel, seperti sekarang, saya sedang membawa bendera. Ada kaget sedetik sambil menahan tawa, tapi akhirnya saya tertawa juga wkwkw. "Kata siapa, mas?" "Lah. Nanti kerjaan bu Y tergusur." Kami berdua tertawa wkwkw.
Setelah foto-foto, kami menunggu beberapa jamaah yang masih di toilet. Saya izin ke ustaz J, "Ustaz, ini boleh dijadikan lemek, gak?" sambil menunjukkan banner perlengkapan travel. Pasalnya gak ada tempat duduk dan baju yang saya kenakan berwarna putih wkwk.
"Ustaz, tau lemek, kan? Apa, ya? Oh, alas!" Saya menjelaskan sambil tertawa😂. Beliau menjawab, "Iya, tau. Gapapa, mbak. Pakai aja." Saya pun bertanya ke mas G yang mengira saya asisten tour leader, "Mas, tau lemek, gak?" Lalu dia menanggapi, "Tau, dong." Kami berdua tertawa lagi wkwkw😂.
Setelah semua naik, kami bergerak menuju Muzdalifah menggunakan bus. Di Muzdalifah, jamaah laki-laki bersiap memakai kain ihram. Sehingga saat tiba di masjid Ji'ronah tidak perlu antri lama untuk ambil miqat niat umrah karena diperkirakan crowdnya akan penuh.
Umrah siang
Ini adalah kali pertama umrah di siang hari. Kalau bareng ayah dulu, lebih suka berangkat pagi ke Tan'im untuk ambil miqat. Sehingga sebelum atau saat duhur sudah selesai tartib umrah. Kali ini, terik sekaliii. Tapi, ingat, ini umrah. Tidak baik, mengeluh. Tapi, tidak apa soalnya pakai baju baru, hasil jahitan kerabat dari Ibuk. Tapi, kainnya punya Ibuk, yang sudah dibeli 4 tahunan ada di lemari pating klumbruk. Jadi, saya senang bisa umrah pakai baju kainnya Ibuk, meski panas menusuk.
(Sudah niat, hati senang. Tapi ada yang membuat kepikiran. Nantikan di cerita #15 bagian pertama)
Saat di lobby, receiver yang saya pakai, saya pinjamkan ke pak H, suami bu M. Soalnya punya beliau baterainya habis. Karena pengalaman pertama menggunakan receiver kurang menyenangkan jadi umrah kali ini saya mau gunakan untuk baca Al Quran dan dzikir sendiri. Kalau dulu, manut saja kepada Ayah sudah berapa putaran, sekarang beda. Sepengalaman pendek saya, lebih mudah membawa tasbih digital untuk menghitung sudah berapa kali putaran thawaf.
Kalau terpisah dengan rombongan, gapapa. Biasanya di Hajar Aswad sampai Hijir Ismail yang paling ramai crowdnya. Yakin saja, Allah kumpulkan kembali.
Mantra untuk meyakinkan diri sendiri, sudah oke. Barang jamaah lain, oh, belum tentu. Ada banget, beliau-beliau paniknya. Kadang kalau desak-desakan, kita bisa terbawa arusnya. Bisa jadi, yang di kerumunan, terbawa arus sudah berada di depan, atau malah tertinggal di belakang. Itulah kenapa, kalau umrah sunnah sama Ayah lebih suka agak menjauh dari kerumunan. Mendekat kalau ada space longgar. Dulu ayah punya rematik, asam urat, dkk, nanti kalau kegencet malah tambah tidak bisa ibadah. Jadi, jalannya di-nik-ma-ti, tidak grasa-grusu. Sing penting selamet.
Lanjut sa'i. Saya berjalan bersebelahan dengan bu K. Sebab, bu K meminta saya membetulkan settingan kamera hape beliau. Sambil jalan di mas'a, sambil mencoba otak-atik hape beliau. Ternyata memang ada yang aneh. Saat buka aplikasi kamera, malah masuknya ke Facebook. Sejujurnya saya pun tidak begitu pandai otak-atik hape. Lha wong hape sendiri memorinya kolot (gak ada hubungan otak-atik hape dengan memori kolot, sih wkwk). Lupa, saya apakan hape bu K. Tapi, saya ingat bu K berterima kasih kepada saya selepas salat ashar di mas'a. Senang bisa membantu, Bu.
Ingat, ini umrah. Jadi, saya senang. second umrah, done🙌🏻. alhamdulillaah.
(bersambung)
*ini adalah cerita-cerita umrah di akhir bulan Safar-Rabiul Awal (sebelum maulid) 1446H, yang (kemungkinan) akan kuromantisasi habis-habisan. sebagai pengingat pribadi dan semoga ada manfaat yang bisa diambil, yah!
0 notes
doc-paradise · 2 months ago
Text
Ngebatin doang padahal
-
“Hmm.. pengen deh nyobain skuter.” batinku.
“Tapi kan mahal, lagian mana sempet, kan disini fokusnya bertugas.. bisa ibadah ke masjidil Haram bentar aja udah bersyukur bgt 🥹” tambah batinku.
Yaudahlah kita pasrah aja.. bersyukur dan fokus bertugas. Kalo kata mentor kemarin
‘Kita ditugaskan untuk mengambil sebanyak-banyaknya pahala dari jamaah, sebab tidak ada yang mengetahui doa jamaah mana yg akhirnya membuat kita bisa diridhoi masuk surgaNya Allah’
Kalimat itu yang selalu diingat.
Ketika ada kondisi yg ga cocok, situasi yang menekan, belum lagi emosi ketika capek yg semmakin ga karuan. Kalimat itu lah -yang selalu dan selalu kembali mengingatkan untuk meluruskan niat.
Hingga suatu hari salah satu ketua rombongan mengajak saya untuk mendampingi para jamaahnya melaksanakan umroh sunnah.
“Wah siap pak!” jawab saya tanpa berpikir panjang ketika menerima tawaran tersebut di saat lepas shift jaga pos satelit.
‘Cling!’
seketika rasa cape yang saya rasakan hilang entah kemana. MasyaAllah tabarakallah alhamdulillaaahhhh😭😭🥹🥹
Singkat cerita,
Sepulang mengambil miqat di Tan’im, seluruh jamaah dikembalikan ke masing-masing ketua rombongan untuk perjalanan ibadah ke Masjidil Haram. Saya masih kepikiran satu jamaah lansia yang sedang dalam observasi karena sesak dan sulit makan, sejenak ingin rasanya mampir mengunjungi atau dalam istilah kami ‘visite’ untuk melihat kondisinya.
Di luar ekspektasi saya, sepulang dari visite tersebut. Saya secara acak mengikuti rombongan terakhir yang masih belum berangkat dari hotel.
Sepanjang perjalanan kami melantunkan lafadz talbiyah berulang kali dengan mengharap pengabulannya pun berulang kali…
"Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milik-Mu, dan kerajaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu"
-
Sesampainya di terminal ajyad, seorang jamaah menghampiri saya
“Dok, saya minta tolong ini ibu saya ndak kuat lututnya kalo jalan jauh. Kalo naik skuter saja gimana ya dok caranya?”
Waduh… jujur saya juga gatau sih meskipun kemaren juga sempat ngebatin kalo pgn naik. Otomatis saya mencari bantuan. Call for help. Saya menelpon pembimbing ibadah haji kloter untuk meminta petunjuk.
“Oke pak, terimakasih banyak. Saya coba dulu.” jawabku di akhir telepon yang sebenernya juga tidak terbayang sama sekali dengan petunjuk arahnya😆
Bismillah, modal nekat dan memohon pertolongan Allah.. saya merasa pede. Lagian di dalam masjid banyak askar yang bisa ditanyain, yaaa.. dengan modal bahasa inggris yg apa adanya ini insyaAllah bisa lah ya😄
Tapi lucunya.. udah cape-cape mikir buat ngomong bahasa inggris. Eh… ternyata si penjaga tiket skuternya jago bahasa Indonesia😭😭 haduuhhh kenapa ga bilang daritadi ya akhiiii🫣🫣
“Dok, saya pasrahin ibu saya ke dokter ya dok. Dokter yang mendampingi ibu saya saja. Saya yang bayarin dok. Ini saya dan suami saya pgn umroh di lantai satu deket Ka’bah”
Tumblr media
‘Deg!’ masyaAllaaahhhh… ini beneran aku mau naik skuter gratis? kemarin ngebatin doang padahal
Kalo kata orang-orang, langit di masjidil Haram tipisss… YaAllah YaRabb….
Tumblr media
Bukan, bukan beruntung. Tidak lain dan tidak bukan bahwa semua ini terjadi karena pertolongan Allah🥹
Allahumma baarik✨
CERITA TKHK #5
Masjidil Haram
Juni 2024
1 note · View note