#dn aidit
Explore tagged Tumblr posts
tempodjakarta · 4 months ago
Text
Update 22: Merapi Berapi (February 20th, 1944)
Tumblr media
On the eve of today, the 16th Army confirmed the eruption of Mount Merapi. Lava flows have reached Jambu Bangkong, part of Yogyakarta, and extremely heavy ashfall have reached up to Semarang and Yogyakarta, as well as surrounding areas in a circular pattern around Merapi, with a diameter of 80 kilometers. Panic has set in the areas affected by the ashfall, with transportation and movement extremely impeded - thus, the previously barely functioning food distribution system of the Japanese have broken down, with private markets of goods - including food - also shutting down, heightening both the chances and fears of famine.
Despite this, relief efforts are already under way. Both local PETA and Pembela Rakyat members are aiding evacuation outside of the ashfall zone, and are distributing food to villages - but are lacking medical skills to aid more effectively. The newly created KOPERASI system of the Chuo Sang-In has also been received well, with villages able to at least temporarily supply their own food - though for how long is questionable, and certainly not as long as the duration of the ashfall. The price controls set by the Chuo Sang-In has not gone well however, with Yogyakarta’s private sector instead turning to discrete barters to gain the full price they wish for, further risking a famine - not just in the ashfall zone, but also throughout Java.
The opposition, led by Sutan Sjahrir, has seemingly rallied around the disaster - with their leader announcing the creation of the Badan Persiapan Usaha-usaha Pencapaian Kemerdekaan (BPUPKI), made up of leftists and communists like DN Aidit, Tan Malaka, and Amir Sjarifuddin. With the Pembela Rakyat at their back, they have started organizing relief efforts in the ashfall zone - additionally also subsidizing food purchases in the zone, with prices going down to 1936 levels, at least in the short run.
0 notes
riaunews · 2 years ago
Text
Andi Arief Kritik Gaya Politik Hasto Kristiyanto Mirip Tokoh PKI DN Aidit
Andi Arief Kritik Gaya Politik Hasto Kristiyanto Mirip Tokoh PKI DN Aidit
Ketua Bapilu Partai Demokrat Andi Arief (kanan) sebut gaya berpolitik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto seperti tokoh PKI DN Aidit. Jakarta (Riaunews.com) – Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief mengkritik cara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam memperlakukan lawan politiknya. Andi Arief menyebut gaya Hasto seperti tokoh sentral Partai Komunis Indonesia (PKI), DN…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
reikotzy · 3 years ago
Text
LITERASI KELAS IX
Berjuang di hari kemerdekaan
Tumblr media
Pada agustus 12 agustus 1945,aku bekerja sebagai penyiar radio rakyat.Setiap hari kami harus menyiarkan berita tentang kebaikan jepang dan propaganda lain dari jepang,sebenarnya saya muak dengan itu.Saya ingin sekali Indonesia merdeka.Pada suatu hari di tanggal 14 agustus,saya memulai hari seperti biasa.pada saat itu,sutan syahrir memneri tahu kekalahan jepang ke choirul anwar,choirul anwar memerintahkan kami memberitakan kepada rakyat Indonesia lewat radio.saya pun dengan semangat ingin menyampaikan berita.dengan kesenangan dan semangat yang menggebu gebu, aku menanti kemerdekaan kita yang kita idam idamkan setelah dijajah,selama 300 tahun  lebih.Akhirnya saat itu banyak orang yang ingin Indonesia merdeka secepatnya.
             Saat itu aku melihat pertikaian antara kaum tua dan kaum muda,dimana kaum tua ingin menunggu jepang,sedangkan kaum muda ingin Indonesia merdeka secepatnya.saya pun melakukan penyiaran radio sampai 16 agustus 1945.dimana kaum mudasudah sampai puncaknya saya pun mendengar rencana penculikan tokoh yaitu soekarno dan moh hatta,dan pada jam 4 pagi para kaum muda pun menculik soekarno dengan mobil fiat hitam.dan ternyata dn aidit, Wikana, Sukarni, Chairul Saleh, Asmara Hadi, Subadio Sastrosatomo, Sajuti Melik, dan lainnya.disana para kaum muda mendesak soekarno untuk memproklamsaikan kemerdekaan Indonesia,setelah berunding cukup lama akhiranya kedua tokoh sepakat untuk memproklamasikan, pukul 03.00 WIB, naskah proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo.Naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia disusun sebanyak dua alinea selesai dibuat dalam waktu 2 jam.Naskah proklamaasi yang sudah selesai disusun kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik.
tanpa waktu lama, Sayuti Melik didampingi BM Diah lalu mengetik naskah proklamasi.Setelah selesai diketik, naskah teks Proklamasi diserahkan kembali kepada Soekarno untuk ditandatangani..Kami saat sibuk pada hari itu untuk menyiapkan alat penyiar radio agar seluruh rakyat Indonesia bisa mendengar,proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan.dan pada jam 10 di rumah halaman rumah Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, naskah proklamasi dibacakan dalam suasana khidmat.proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno dan Drs. Mohammada Hatta.dan kami semua sangat bersemangat dan bersorak merdeka, dan kami semua berharap masa depan yang cerah bagi bangsa Indonesia wassalamualaikum.wrb.
2 notes · View notes
ziyadu · 3 years ago
Text
Su'ul Khatimah Mantan Santri
Namanya Ahmad Aidit. Dia tinggal di Belitung. Ayahnya seorang ulama yang disegani di kampungnya. Pendiri sebuah sekolahan Muhammadiyah di Belitung. Ayahnya asli Minangkabau yang terkenal taat beragama.
Sewaktu kecil, Aidit rajin mengaji. Suaranya yang bagus dan lantang, menyebabkan ia sering diauruh mengumandangkan adzan. Saat itu belum ada TOA. Sehingga suaranya yang lantang diandalkan untuk memanggil orang-orang untuk shalat berjamaah.
Sorot matanya tajam, menandakan kecerdasan otaknya. Dia memang sangat cerdas. Bisa menyerap ilmu agama dengan baik. Juga sering diminta membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an dalam berbagai acara peringatan keagamaan.
Siapa sangka sosok santri itu akan berubah drastis menjadi sosok terpenting PKI di negri ini? Siapa sangka sosok pembaca ayat suci Al-Qur'an itu menjadi otak pemberontakan G30SPKI? Sungguh mahal hidayah Alloh. Hanya orang-orang yang dipilih-Nya saja yang bisa istiqomah hingga akhir hayat.
Semua berawal dari pergaulan yang salah. Saat melanjutkan Sekolah Dagang di Jakarta, Aidit berteman dengan para aktifis komunis. Nilai-nilai relijius yang dianutnya semasa kecil, sirna begitu saja. Aidit tenggelam dalam buku-buku Marxisme-Leninisme. Dan dia hanyut dalam pemikiran dan pergerakan kaum palu arit. Aidit menghilangkan nama depannya. Jika nama aslinya adalah Ahmad Aidit, maka sejak aktif di PKI menjadi Dipa Nusantara Aidit. Disingkat menjadi DN Aidit.
Kecemerlangan otak Aidit, menjadikan dia menjadi pucuk pimpinan PKI. Dia juga mengunjungi negara-negara komunis untuk mereguk ilmu langsung disana. Dia mengunjungi RRC dan Soviet. Tapi dia lebih mengidolakan RRC. Itulah mengapa dia mengikuti gaya Mao Zedong.
Aidit berfikir bahwa revolusi harus dipercepat. Kondisi Soekarno yang sudah sakit-sakitan, menyebabkan dia mengambil langkah pemberontakan G30SPKI. Dia khawatir jika Soekarno tiada, maka tiada lagi sosok yang bisa memberikan ruang bagi komunis. Tak ada lagi pengusung ide Nasakom (Nasionalis Agama Komunis).
Aidit juga berkiblat pada Mao Zedong yang melakukan jalan revolusi demi merebut kekuasaan. Otak Aidit berfikir cepat menyusun segala rencana. Angkatan Darat adalah satu-satunya perintang tujuan PKI. Itulah mengapa PKI menyebarkan isu Dewan Jenderal. Sebuah fitnah yang menuduh Dewan Jenderal AD hendak mengkudeta Soekarno.
Akhirnya meletuslah peristiwa G30SPKI. Terjadi pembunuhan keji para Jenderal AD. Juga serangkaian teror di kota-kota basis PKI di Jawa Tengah.
Tapi Alloh masih melindungi negeri berpenduduk mayoritas muslim ini. Meskipun PKI sudah merencanakan pemberontakan dengan cermat, akhirnya gagal total.
Tanggal 2 Oktober 1965, Aidit melarikan diri ke Jawa Tengah. Dia bersembunyi di beberapa kota yaitu Semarang, Solo, Boyolali. Berpindah dari satu kota ke kota yang lain karena RPKAD serius memburunya.
Akhirnya Aidit tertangkap di kota Solo, tepatnya di belakang stasiun Balapan. Saat digerebek oleh tentara, Aidit bersembunyi di lemari. Sebuah lemari yang miliki pintu rahasia.
Ketika tertangkap, Aidit minta dipertemukan dulu dengan Soekarno. Tapi tidak dikabulkan. Jika permintaannya dikabulkan, maka urusan akan menjadi panjang.
Pada tanggal 23 Novemver 1965, Aidit digelandang ke Boyolali. Dia dibawa ke Batalyon 444 Boyolali. Kemudian segera dieksekusi di sebuah sumur tua di belakang batalyon.
Sebelum ditembak, Aidit diberikan kesempatan untuk mengucapkan kata-kata terakhir. Tebak, apa yang diucapkannya? Apakah dia istighfar? Atau sholat taubat? Sama sekali TIDAK!!! Aidit justru pidato berapi-api di bibir sumur. Pidato memuji komunisme dan mengajak orang-orang untuk bergabung dalam gerbong PKI. Para regu tembak sangat jengkel melihat pidato tersebut, akhirnya diberondonglah Aidit dengan tembakan mati.
Aidit jatuh ke dalam sumur dalam kondisi berpidato membela komunis. Dia komunis sejati hingga akhir hayatnya. Hilang sudah hafalan Al-Qur'annya semasa kecil. Hilang sudah segala ingatan menjadi santri di kampung halamannya. Tak ada sebekas kenangan menjadi santri di penghujung hayatnya. Yang ada hanyalah pujian setinggi langit untuk PKI.
Setiap orang akan dimatikan sesuai kebiasaanya semasa hidup, terutama masa-masa menjelang akhir hayatnya. Ketika ajaran komunis telah mendarah daging sedimikian rupa dalam urat nadinya, maka itulah yang terjadi pada dirinya.
Istiqomah itu berat. Salah satu cara menjaga keistiqomahan adalah berteman dengan orang-orang shalih. Orang yang selalu mengingatkan ketika kita tergelincir. Orang yang selalu mengingatkan akan kampung akhirat.
Oleh : Widia Astuti
Yaa muqollibal qulub, tsabit qolbie ala dinika...
https://www.facebook.com/100029549933388/posts/626491548345837/
2 notes · View notes
yourindopk-blog · 7 years ago
Text
Apakah Benar Aidit Keturunan Nabi Muhammad?
Apakah Benar Aidit Keturunan Nabi Muhammad?
Abdul Rachman, menceritakan bagaimana mencekamnya keadaan pasca meletusnya peristiwa 30 September 1965. Meski waktu itu ia masih berusia delapan tahun, tetapi dia ingat betul bagaimana sulitnya kondisi yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) itu. Seperti dilansir republika.co.id, Abdul Rachman bercerita bagaimana dia dan keluarganya dilanda kepanikan karena saat huru hara pecah karena…
View On WordPress
0 notes
seputarmedan-blog · 7 years ago
Text
Kumparan.com Sebut DN Aidit Pahlawan Kemerdekaan RI. Netizen Marah!
Kumparan.com Sebut DN Aidit Pahlawan Kemerdekaan RI. Netizen Marah!
Situs berita kumparan.com dikecam publik Indonesia dan menjadi trending topic twitter dengan tagar #tolakkumparanPKI, rabu(16/8/2017).
Kecaman terhadap kumparan.com bermula dengan menampilkan gambar wajah tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai salah satu pahlawan muda menjelang proklamasi. DN Aidit disejajarkan bersama tokoh Sukarni, Chaerul Salehdan Wikana.
Melalui akun resmi twitternya, kumparan.com menuliskan : “Apa yang ingin kamu sampaikan ke pahlawan idolamu? Yuk, bagikan ceritamu di ReadersTask @kumparan! #Momentum72”.
Beberapa saat kemudian para netizen langsung menyerang dan menyerang kumparan.com dengan tagar #tolakkumparanPKI. Kumparan.com mencoba menggiring opini bahwa Aidit sebagai salah satu pahlawan kemeredekaan.
Netizen dengan nama akun @GalamaiJaguang mengungkapkan kekecewaannya terhadap kumparan dengan menampilkan DN Aidit sebagai salah satu barisan pahlawan Indonesia.
“Saya kecewa berat oleh media ini, jadi inilah wajah kumparan sesungguhnya. Semoga tdk ada lg media seperti ini. Bajingan” tweet @GalamaiJaguang.
Sementara akun @ayudh41 memention akun @Puspen_TNI terkait ulah kumparan.com tersebut dengan mentweet :”@Puspen_TNI Tolong di berikan Warning kpd kumparan atas tweet mereka ‘menduduk-kan’ DN AIDIT sebagai pahlawan Nasional !!”.
Setelah mendapatkan kecaman dari netizen, akhirnya kumparan.com menghapus tweet tersebut dan beralasan bahwa tweet merupakan kesalahan teknis.
Sumber : Kumparan.com Sebut DN Aidit Pahlawan Kemerdekaan RI. Netizen Marah!
0 notes
far2008 · 2 years ago
Text
Andi Arief Sebut Sekjen PDIP Mirip Tokoh PKI DN Aidit
Andi Arief Sebut Sekjen PDIP Mirip Tokoh PKI DN Aidit
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief mengkritik cara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam memperlakukan lawan politiknya. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief mengkritik cara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam memperlakukan lawan politiknya. Andi menyebut gaya Hasto seperti tokoh sentral Partai Komunis Indonesia (PKI), DN…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bentengsumbar · 2 years ago
Text
Telak! Andi Arief Sebut Hasto PDIP Mirip DN Aidit: Adu Domba, Kemudian Cari Muka... | BentengSumbar.com
0 notes
salmanania · 7 years ago
Text
Istri AH Nasution pernah biayai hidup anak DN Aidit
Salma Nania Istri AH Nasution pernah biayai hidup anak DN Aidit Artikel Baru Nih Artikel Tentang Istri AH Nasution pernah biayai hidup anak DN Aidit Pencarian Artikel Tentang Berita Istri AH Nasution pernah biayai hidup anak DN Aidit Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Istri AH Nasution pernah biayai hidup anak DN Aidit
Tumblr media
Ini diungkapkan oleh anak sulung Jenderal Besar AH Nasution, Hendrianti Sahara. http://www.unikbaca.com
0 notes
panji-bubble · 3 years ago
Text
*SEJARAH YANG TIDAK BOLEH DILUPAKAN OLEH KITA SEMUA*
*Tgl 31 Oktober 1948 :*
Muso dieksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH. Lukman dan Nyoto pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).
*Akhir November 1948 :*
Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil dibunuh atau ditangkap, dan Seluruh Daerah yang semula dikuasai PKI berhasil direbut, antara lain :
1. Ponorogo,
2. Magetan,
3. Pacitan,
4. Purwodadi,
5. Cepu,
6. Blora,
7. Pati,
8. Kudus, dan lainnya.
*Tgl 19 Desember 1948*
Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.
*Tahun 1949 :*
PKI tetap Tidak Dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.
*Awal Januari 1950 :*
Pemerintah RI dengan disaksikan puluhan ribu masyarakat yang datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan Pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi Para Korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 Kerangka Mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 Kerangka Mayat yang semuanya berhasil diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai Kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.
*Tahun 1950 :*
PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.
*Tgl 6 Agustus 1951 :*
Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua Senjata Api yang ada.
*Tahun 1951 :*
Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis yang sepenuhnya mendukung Presiden Soekarno sehingga disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.
*Tahun 1955 :*
PKI ikut Pemilu Pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.
*Tgl 8-11 September 1957 :*
Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang–Sumatera Selatan Mengharamkan Ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua Mantel organisasinya, tapi ditolak oleh Soekarno.
*Tahun 1958 :*
Kedekatan Soekarno dengan PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan Pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI.
*Tgl 15 Februari 1958 :*
Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi Mendeklarasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun Pemberontakan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.
*Tanggal 11 Juli 1958 :*
DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.
*Bulan Agustus 1959 :*
TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun Kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.
*Tahun 1960 :*
Soekarno meluncurkan Slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yang didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dengan demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.
*Tgl 17 Agustus 1960 :*
Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang "PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia)" dengan dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam Pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI NASAKOM.
*Medio Tahun 1960 :* Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan mencapai 2 Juta orang.
*Bulan Maret 1962 :*
PKI resmi masuk dalam Pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.
*Bulan April 1962 :*
Kongres PKI.
*Tahun 1963 :*
PKI Memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dengan Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yang terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara” melawan Malaysia.
*Tgl 10 Juli 1963 :*
Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.
*Tahun 1963 :*
Atas desakan dan tekanan PKI terjadi penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain :
1. KH. Buya Hamka,
2. KH. Yunan Helmi Nasution,
3. KH. Isa Anshari,
4. KH. Mukhtar Ghazali,
5. KH. EZ. Muttaqien,
6. KH. Soleh Iskandar,
7. KH. Ghazali Sahlan dan
8. KH. Dalari Umar.
*Bulan Desember 1964 :*
Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yang didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.
*Tgl 6 Januari 1965 :*
Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1/KOTI/1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah Memfitnah PKI.
*Tgl 13 Januari 1965 :*
Dua Sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) Menyerang dan Menyiksa Peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan Pelajar Wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.
*Awal Tahun 1965 :*
PKI dengan 3 Juta Anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).
*Tgl 14 Mei 1965 :*
Tiga Sayap Organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut Perkebunan Negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dgn Menangkap dan Menyiksa serta Membunuh Pelda Soedjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.
*Bulan Juli 1965 :*
PKI menggelar Pelatihan Militer untuk 2000 anggota'y di Pangkalan Udara Halim dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara”.
*Tgl 21 September 1965*:
Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.
*Tgl 30 September 1965 Pagi :*
Ormas PKI Pemuda Rakyat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.
*Tgl 30 September 1965 Malam :*
Terjadi Gerakan G30S/PKI atau disebut GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) : PKI Menculik dan Membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA Halim, mereka adalah :
1. Jenderal Ahmad Yani,
2. Letjen R.Suprapto,
3. Letjen MT.Haryono,
4. Letjen S.Parman,
5. Mayjen Panjaitan dan
6. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo.
PKI juga menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution. PKI pun membunuh Aiptu Karel Satsuitubun seorang Ajun Inspektur Polisi yang sedang bertugas menjaga Rumah Kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena yang bersebelahan dengan Rumah Jenderal AH. Nasution.
PKI juga menembak Putri Bungsu Jenderal AH. Nasution yang baru berusia 5 (lima) tahun, *Ade Irma Suryani Nasution*, yang berusaha menjadi Perisai Ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.
G30S/PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu :
1. Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan
2. Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta
3. Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi.
Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah Perwira ABRI (TNI/Polri) dari berbagai Angkatan, antara lain :
*Angkatan Darat :*
1. Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro,
2. Brigjen TNI Soepardjo dan
3. Kolonel Infantri A. Latief.
*Angkatan Laut :*
1. Mayor KKO Pramuko Sudarno,
2. Letkol Laut Ranu Sunardi dan
3. Komodor Laut Soenardi.
*Angkatan Udara :*
1. Men/Pangau Laksda Udara Omar Dhani,
2. Letkol Udara Heru Atmodjo dan
3. Mayor Udara Sujono.
*Kepolisian :*
1. Brigjen Pol. Soetarto,
2. Kombes Pol. Imam Supoyo dan
3. AKBP Anwas Tanuamidjaja.
*Tgl 1 Oktober 1965 :*
PKI di Yogyakarta juga Membunuh :
1. Brigjen Katamso Darmokusumo dan
2. Kolonel Sugiono.
Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yang telah mengambil Alih Kekuasaan.
*Tgl 2 Oktober 1965 :*
Letjen TNI Soeharto mengambil alih Kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dari PKI.
*Tgl 6 Oktober 1965 :*
Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha Melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan Terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.
*Tgl 13 Oktober 1965 :*
Ormas Anshor NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di Seluruh Jawa.
*Tgl 18 Oktober 1965 :*
PKI menyamar sebagai Anshor Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshor Kecamatan Muncar untuk Pengajian. Saat Pemuda Anshor Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah Keracunan mereka di Bantai oleh PKI dan Jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa/Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshor yang dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi Saksi Mata peristiwa. Peristiwa Tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.
*Tgl 19 Oktober 1965 :* Anshor NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.
*Tgl 11 November 1965 :*
PNI dan PKI bentrok di Bali.
Tgl 22 November 1965 : DN Aidit ditangkap dan diadili serta di Hukum Mati.
*Bulan Desember 1965 :*
Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.
*Tgl 11 Maret 1966 :*
Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang memberi wewenang penuh kepada Letjen TNI Soeharto untuk mengambil langkah Pengamanan Negara RI.
*Tgl 12 Maret 1966 :*
Soeharto melarang secara resmi PKI.
*Bulan April 1966 :*
Soeharto melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.
*Tgl 13 Februari 1966 :*
Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan :
*”Di Indonesia ini tidak ada partai yang Pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar Partai Komunis Indonesia…”*
*Tgl 5 Juli 1966 :*
Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS–RI Jenderal TNI AH. Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.
*Bulan Desember 1966 :*
Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi Hukuman Mati pada tahun 1967.
*Tahun 1967 :*
Sejumlah Kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di wilayah terpencil di Blitar Selatan bersama Kaum Tani PKI.
*Bulan Maret 1968 :*
Kaum Tani PKI di Blitar Selatan menyerang para Pemimpin dan Kader NU, sehingga 60 (enam puluh) Orang NU tewas dibunuh.
*Pertengahan 1968 :*
TNI menyerang Blitar Selatan dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.
*Dari tahun 1968 s/d 1998*
Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasiya dilarang di Seluruh Indonesia dgn dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966. Dari tahun 1998 s/d 2015
*Pasca Reformasi 1998*
Pimpinan dan Anggota PKI yang dibebaskan dari Penjara, beserta keluarga dan simpatisanya yang masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka meraja-lela melakukan aneka gerakan pemutar balikkan Fakta Sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN Pejuang Kemerdekaan RI. Sejarah Kekejaman PKI yang sangat panjang, dan jangan biarkan mereka menambah lagi daftar kekejamanya di negeri tercinta ini.
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari tipu daya komunis
*BAGIKAN SEJARAH INI.*
*JADIKAN PELAJARAN*
*BUAT GENERASI YANG AKAN DATANG*
_copast_
🇲🇨🇲🇨🇲🇨🇲🇨🇮🇩
KISAH KEKEJAMAN PKI
*Tubuh Ayah Saya Hanya Bisa Dipunguti dan Dimasukkan Kaleng*
“Ayah saya diseret ke sawah sambil dipukuli beramai-ramai. Setelah saya cari ke mana-mana tidak ketemu ternyata jasadnya terbuang di sawah. Tubuh bapak saya tidak berbentuk lagi, hancur habis terbakar dan dimakan anjing. Potongan tubuhnya hanya bisa dipungut satu persatu dan dimasukkan kaleng.”
(Isra’, Surabaya, saksi dan anak korban peristiwa 1965)
--------------------------------------
*Saya Selamat tapi Empat Sahabat Saya Disiksa hingga Tewas*
"Tetangga yang sering saya bantu itu, ternyata suaminya pimpinan PKI. Saya mau disembelih jam satu malam. Alhamdulillah selamat. Tapi anak perempuan pertama saya meninggal setelah malam itu saya menyelematkan diri melewati sungai. Empat sahabat saya sesama aktifis dakwah disiksa dengan dipotong kemaluan dan telinga mereka hingga meninggal".
(Moch Amir, SH, Surakarta, korban peristiwa 1965)
--------------------------
*Kakak Saya Dipotong Telinganya Lalu Dibuang ke Sumur*
"Para tokoh Islam dari Masyumi di Ponorogo diciduk dan dinaikkan truk. Kakak saya dipotong telinganya. Lalu dibuang di sumur tua".
(Mughni, Ponorogo, saksi korban peristiwa 1948)
--------------------------
*Kapolres Ismiadi Diseret dengan Jeep Wilis Sejauh 3 Km Hingga Tewas*
"Sebelum meletus peristiwa Madiun Affair, orang-orang PKI merampok dan membakar rumah-rumah para pedagang di Kauman, Magetan. Dilanjutkan pembunuhan terhadap para aparat. Kapolres Ismiadi diseret dengan Jeep Willis sejauh tiga kilo meter hingga tewas. Setelah tentara habis, gantian polisi dihabisi. Setelah itu pejabat dan ulama serta para santri".
(Kusman, sesepuh Magetan, nara sumber peristiwa 1948)
---------------------------------------
*Kakak Tertua saya Hilang Dibawa PKI*
"Setelah menggeledah rumah orang tua saya, kakak tertua saya dibawa PKI. Lalu tidak jelas kabarnya. Lima orang saudara sampai sekarang hilang tidak ditemukan"
(Mastur, saksi korban peristiwa Ponorogo 1948)
---------------------------
*Sebanyak 200 orang Disekap di Lumbung Padi*
“Ayah saya seorang veteran pejuag 1945. Bersama lebih 200 orang lainnya, terdiri dari para kiyai dan tokoh masyarakat digiring dan dimasukkan ke dalam lumbung padi tua tinggalan jaman Belanda di Desa Kaliwungu, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Mereka disekap dua hari dua malam tidak diberi makan. Semua aktifitas seperti tidur dan buang air jadi satu di dalam gudang yang penuh sesak. Jerigen-jerigen bensin sudah disiapkan untuk membakar lumbung itu. Alhamdulillah ayah saya bisa lolos dan berlari sejauh 20 kilo meter untuk mencari batuan pasukan Siliwangi. Mereka selamat”.
(Fuadi, anak korban peristiwa Ngawi 1948)
---------------------
*Buya Hamka Disiksa Setiap Hari*
“Buya Hamka, Ketua MUI pertama dan para ulama lainnya dipenjara di jaman Presiden Soekarno. Mereka dipenjara atas tuduhan tidak jelas. Hamka dipaksa mengakui perbuatan yang tidak dia lakukan yaitu berencana membunuh Presiden Soekarno dan Menteri Agama. Hamka dan para ulama difitnah oleh kalangan PKI yang saat itu sangat dekat dengan Presden Soekarno. Setiap hari Buya Hamka disiksa dan diancam akan disetrum. kemaluannya”.
(Kyai Cholil Ridwan, murid Buya Hamka, saksi peristiwa 1964-1966)
----------------------------------------------
*Saya Dituduh Kontra Revolusi*
“Setelah saya ikut menandatangani Manifest Kebudayaan yang melawan LEKRA, lembaga kebudayaan yang berhaluan komunis, saya dituduh kontra revolusi. Tuduhan ini jika digambarkan jaman sekarang, jauh lebih menakutkan dibanding tuduhan teroris. Akibatnya, saya tidak jadi kuliah di Amerika karena visa tidak keluar. Gaji saya sebagai dosen langsung distop. LEKRA juga merancang pementasan seni Ludruk yang sangat menghina Islam seperti:”Matine Gusti Allah (Matinya Tuhan Allah)”, “Sunate Malaikat Jibril (Disunatnya Malaikat Jibril)”.
(Taufiq Ismail, Sastrawan dan budayawan senior. Korban dan saksi peristiwa 1963-1965)
--------------------------------------------
*Ayah Saya Dibacoki, Dipukuli, Lalu Dimasukkan Sumur*
"Ayah saya dan adik ayah saya bersama lima orang lainnya para kyai dimasukkan loji lalu dibakar. Mereka berhasil keluar. Setelah keluar bapak saya dibacoki. Bapak saya dipukuli. Bapak saya dimasukkan ke dalam sumur.
(Suradi, anak Sastro Glombroh, korban peristiwa Ngawi 1948)
-------------------------------------------------
"Mencoba Melarikan Diri Enam orang Langsung Dibantai*
Peristiwa pembantaian beberapa orang di Dusun Gebung, Katikan, Ngawi, sebetulnya ada enam orang yang berhasil keluar lewat jendela bangunan yang saat itu dibakar PKI. Namun, setelah di luar mereka dibantai dengan pedang dan jasadnya bertumpukan di dekat sumur.
(Jumairi, saksi peristiwa Ngawi 1948)
------------------------
*Kyai Dimyathi Disembelih dan Rumahnya Dibakar*
Saya sudah umur 16 tahun saat kejadian yang menimpa Kyai Dimyathi pada tahun 1948. Saat mengungsi Kyai ditipu oleh yang masih ada hubungan kerabat. Katanya, desa tempat tinggal kami sudah aman. Ternyata dia orang PKI dan membawa Kyai Dimyathi ke Ngrambe dan disembelih bersama seorang guru bernama Suwandi. Rumah Kyai Dimyathi dibakar.
(Siti Asiyah, anak asuh Kyai Dimyathi, peristiwa Ngawi 1948)
------------------------------------------------
*Ternyata Saya Akan Dibunuh oleh Tetangga dan Teman Baik Saya*
Setelah peristiwa 1965 mereda, saya diberitahu ternyata nama saya masuk daftar calon korban yang akan dibunuh PKI. Saya sudah kuliah dan aktif di PII saat itu. Tetangga persis di sebelah rumah saya dan teman yang saya kenal baik itu, ternyata PKI. Saat digeledah di rumahnya ternama nama-nama orang-orang yang rencananya akan dibunuh PKI.
Zainudin, Kediri, saksi peristiwa 1960-1965.
------------------------------------------------
[23:07 16/07/2016] +966 59 599 6438: Sebuah buku yang berjudul *Ayat Ayat Yang Disembelih*
Mengungkap Aksi Keji PKI Begitu Nyata!
Lebih dari 35 Saksi Angkat Bicara
Sejarah Partai Komunis Indonesia (PKI) penuh darah kekejaman di mana-mana. Mereka menyiksa, membakar, menyembelih, serta mengubur hidup-hidup para kiyai dan santri, menghasut para petani untuk berontak serta merampas harta-harta semua golongan yang tidak sepaham komunis.
Semua tindakan PKI hanya untuk satu tujuan: Mengganti NKRI menjadi negara komunis. Negara anti Tuhan dan anti insan ber Tuhan yang berlambang palu arit.
Mengapa Buku ini Penting?
Sebuah buku yang mengangkat fakta sejarah kekejaman PKI dalam rentang waktu sangat panjang, 1926 - 1968. Membentang dari ujung Pulau Sumatera hingga Pulau Bali. Disajikan dengan gaya bercerita (story telling) sehingga tidak membosankan.
Kekuatan buku ini terletak pada penggambaran situasi detil secara naratif pada masa kejadian yang tidak hanya bersumber dari referensi teks. Tetapi juga disertai wawancara penulis dengan 30 saksi-saksi hidup yang terdiri dari korban, kerabat dan keluarga korban keganasan PKI di Jakarta, Solo, Ngawi, Madiun, Magetan, Ponorogo, Kediri, Blitar dan Surabaya.
Buku ini penting dibaca oleh siapapun. Untuk menyadarkan kembali kepada kita akan bahaya laten komunis bagi masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan generasi yang akan datang.
Dengarkan Cerita Para Saksi dan Korban
Ingatan mereka akan sejarah kekejaman PKI tak ‘kan terhapuskan. Trauma demi trauma yang siapapun tak ingin mengalaminya. Mereka hanya ingin berbicara kepada kita. Maka dari itu, dengarkanlah…
*Genangan Darah Setinggi Mata Kaki*
“Genangan darah ratusan korban pembantaian PKI di sebuah loji (gedung) di Pabrik Gula Rejosari Gorang Gareng, Magetan, pada September 1948, setinggi mata kaki. Mereka diberondong senapan mesin oleh tentara merah PKI”.
Kyai Zakariya, saksi peristiwa Gorang Gareng 1948.
*30 Orang Dibakar Hidup-hidup dalam Loji*
“Sebanyak 30 orang tokoh dan para kyai dimasukkan kedalam loji, diberi makanan beracun lalu dibakar hidup-hidup. Ketika berhasil membobol pintu berantai setelah berdoa dan berteriak Allaahu Akbar, mereka dibacok dengan pedang”.
Siti Maisaroh, anak korban selamat peristiwa Ngawi 1948.
*Ayah saya Dikubur Hidup-hidup di Sumur*
“Kyai Soelaiman Zuhdi Afandi, dikubur hidup-hidup bersama 200 orang kyai, santri dan masyarakat di sumur tua di Desa Soco”.
Kyai Ahyul Umam, putera Kyai Soelaiman, korban peristiwa Soco 1948.
*Diseret ke Hutan Lalu Dijatuhkan ke Jurang*
“Bapak saya beserta enam orang pemuka agama yang jadi sahabatnya diseret dan dibawa ke hutan. Lalu dibunuh dengan cara dilempar ke jurang dan dihujani batu”.
Sartono, anak Carik Ismail, peristiwa Ponorogo 1948.
Daftar Isi Buku :
1. Prolog : Merah Putih itu Nyaris Diganti Palu Arit
2. Amini Anjuran Alimin, Lalu Darah Tumpah
3. Kutil : Penyembelihan ini adalah Gugatanku kepada Tuhan
4. Jasad Oto Dilarung Ke laut Setelah Kepalanya Dipenggal
5. Pembunuhan Bupati Lebak Oleh Ce' Mamat dan Perampokan Tak Berkesudahaan
6. Dua Hati Mengikat Janji, Kepala Kekasih Tersembelih
7. Aksi Pemanasan di Magetan, Kampung Kauman pun Dibumi Hanguskan
8. Kyai Soelaiman Tetap Berdzikir Meski Dikubur Hidup-Hidup dan Dihujani Batu Kapur
9. Musso, Kau Buang Kemana Kyai Kami
10. Banjir Darah di Loji Rojosari Setinggi Mata Kaki
11. Wangi Pucuk Kenanga itu tak kan Hapuskan Bau Anyir Darah Para Kyai Kami
12. Jamban Adalah Kuburan Kalian
13. Legenda Sandiryo dan Penyembelihan Ulama di Kresek
14. Gubenur Soerjo Ditelanjangi, Diseret Lebih Dari 10 Kilometer, Lalu Disembelih
15. Pembantaian KH Hamid Dimyathi di Tirtomoyo
Untuk Siapa Buku Ini ?
Buku *"Ayat-Ayat yang di Sembelih"* ini dibuat untuk untuk :
1. Generasi Muda sebagai penerus Bangsa, agar tidak mudah terhasut paham komunis (PKI), agar keutuhan NKRI tetap terjaga.
2. Khalayak Umum, bahwa paham komunis (PKI) dalam melaksanakan aksinya dengan perbuatan biadab dan tidak manusiawi.
3. Para Kyai, yang telah mengorbankan nyawanya untuk menolak paham komunis (PKI).
4. Bangsa Indonesia, bahwa paham komunis (PKI) tidak cocok untuk keutuhan NKRI yang terdiri dari berbagai budaya, adat dan istiadat.
1 note · View note
ayojalanterus · 3 years ago
Text
VIRAL.. Detik-detik Anak AIDIT dan Simpatisan PKI Kepanasan, Saat Tokoh Anti-PKI Ismail Marzuki Membacakan Puisi
Tumblr media
 KONTENISLAM.COM - Di sosial media kembali viral video saat penyair senior Tokoh Anti-PKI Taufik Ismail membacakan puisi yang membuat anak DN Aidit dan para simpatisan PKI kepanasan. "Detik-detik anak D.N. AIDIT dan Generasi PKI kepanasan, saat Pak Ismail Marzuki membacakan Puisi..!!" cuit akun @kr1t1kp3d45 yang membagikan video di twitter, Sabtu (2/10/2021). Dari penelusuran, video ini memang kejadian lama pada tahun 2016, penyair Taufik Ismail mendapat cemoohan saat membacakan puisinya di acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, tepatnya pada Selasa (19/4/2016). Saat itu, di sela-sela simposium, panitia simposium meminta Taufik Ismail untuk tampil membacakan sebuah puisi. Namun, ketika puisi dibacakan, Taufik mendapat respons negatif dari sejumlah peserta simposium yang hadir. Bahkan, Ilham Aidit, anak dari DN Aidit, yang menjadi salah satu peserta simposium, berteriak ke arah Taufik. “Provokator!”   Kemudian, peserta lain pun mengikuti sikap Ilham dengan meneriakan "Huuuuuuuu...". Cuma dibacakan Puisi kok mereka kepanasan? Karena puisi Taufik Ismail memang langsung menghunjam ke jantung para pendukung Komunisme. Inilah isi dari puisi yang dibacakan oleh penyair Taufiq Ismail... Dua orang cucuku bertanya tentang angka-angka 'Datuk-datuk, aku mau bertanya tentang angka-angka' Kata Aidan, cucuku laki-laki 'Aku juga, aku juga', kata riani cucuku yang perempuan Aku juga mau bertanya tentang angka-angka Rupanya mereka pernah membaca bukuku tentang angka-angka dan ini agak mengherankan Karena mestinya mereka bertanya tentang puisi Tetapi baiklah, Rupanya mereka di sekolahnya di SMA ada tugas menulis makalah Mengenai puisi, dia sudah banyak bertanya ini itu, sering berdiskusi Sekarang Aidan dan Raina datang dengan ide mereka Menulis makalah dengan angka-angka Begini datuk, Katanya ada partai di dunia itu membantai 120 juta orang, selama 74 tahun di 75 negara Kemudian kata Aidan dan Raina, ya..ya.. 120 juta orang yang dibantai Setiap hari mereka membantai 4500 orang selama 74 tahun di 75 negara Ads by optAd360 Kemudian cucuku bertanya Datuk-datuk, ko ada orang begitu ganas? Kemudian dia bertanya lagi, Kenapa itu datuk? Mengapa begitu banyak? Mereka melakukan kerja paksa, merebut kekuasaan di suatu negara Kerja paksa Kemudian orang-orang di bangsanya sendiri berjatuhan mati Kerja paksa Kemudian yang kedua Sesudah kerja paksa, Program ekonomi di seluruh negara komunis tidak ada satupun yang berhasil Mati kelaparan, bergelimpangan di jalan-jalan Kemudian yang ketiga, Sebab jatuhnya Sebabnya adalah mereka membantai bangsanya sendiri, Mereka membantai bangsanya sendiri   Di Indonesia Pertamakali dibawa oleh Musso, dibawa oleh Musso. Di Madiun mereka melakukan pembantaian... [VIDEO]
Detik-detik anak D.N. AIDIT dan Generasi PKI kepanasan, saat Pak Ismail Marzuki membacakan Puisi..‼️ pic.twitter.com/acMxkUl97F
— kr1t1kp3d45 (@kr1t1kp3d45) October 2, 2021
youtube
from Konten Islam https://ift.tt/2Yeglc3 via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/10/viral-detik-detik-anak-aidit-dan.html
0 notes
zidworld · 3 years ago
Link
via Twitter https://twitter.com/MajalahZamane
0 notes
yourindopk-blog · 7 years ago
Text
Populer Sebagai Ketua PKI, Siapa DN Aidit Sesungguhnya?
Populer Sebagai Ketua PKI, Siapa DN Aidit Sesungguhnya?
  IndoPK.Com – Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit selama bertahun-tahun dikenal sebagai Ketua Central Comitte PKI.  Buku-buku sejarah, tak pernah lengkap menuliskan sosok yang kontroversial ini. Bahkan dalam film Pengkhianatan G-30-S PKI, Aidit dikenal sebagai lelaki berwajah dingin dengan bibir yang selalu berlumur asap rokok.  Terbayang kemudian, kalimat yang meluncur seperti dipaparkan dalam…
View On WordPress
0 notes
korandetak · 4 years ago
Text
Pergulatan di Ring Nol: Dari JP. Coen, DN Aidit hingga Firdaus
Pergulatan di Ring Nol: Dari JP. Coen, DN Aidit hingga Firdaus
korandetak.com, Jakarta – Gedung tua di Jalan Veteran II No. 7c, Jakarta Pusat itu, ternyata menyimpan sejumlah cerita misteri-historis. Namun, sayangnya tak semua orang tahu sejarahnya. Padahal jika kita menyimak ceritanya, pasti asyiik dan seru bak nonton film horor atau thriller. Ya, meneganggkan sekaligus mengasyikkan. Di satu sisi, kita seolah diajak bertamasya untuk menyelami pergulatan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sajian-bagus · 4 years ago
Link
Bagaimana orang-orang komunis di Indonesia sempat coba mendekatkan diri dengan Islam.
Oleh Hendi Johari
Pada  akhir tahun 1991, melalui kolom surat pembaca di  Al Muslimun (majalah milik organisasi Persatuan Islam di Bangil), seorang sarjana sejarah bernama Abdul Rojak protes keras kepada Kuntowidjojo. Pasalnya orang yang mengaku sebagai pemerhati sejarah Islam di Indonesia tersebut tidak menerima sang budayawan menyebut “Ikhwanul Muslimin sebagai kepunyaan Partai Komunis Indonesia (PKI)” dalam sebuah bukunya: Paradigma Islam, Intepretasi untuk Aksi.
“Saya kecewa. Apa maksudnya Pak Kunto menyebut organisasi Islam terkemuka di dunia tersebut sebagai kepunyaan PKI?” tulisnya.
Lama sekali surat itu tak berbalas. Entah karena Kuntowidjojo tak membaca Al Muslimun  atau karena hal lain (terlebih saat itu dia diberitakan sedang sakit keras), yang jelas klarifikasi darinya tak kunjung tiba.
Sebulan kemudian, penerangan itu pun muncul juga. Namun bukan Kuntowidjojo yang menjawab melainkan budayawan Ajip Rosidi. Ajip membenarkan bahwa pada era kejayaannya sekitar 1960-an, PKI memang pernah memiliki sebuah sayap agama yang bernama Ikhwanul Muslimin.
“Ikhwanul Muslimin di situ memang bukan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan al Banna dkk di Mesir, melainkan nama organisasi yang memang didirikan oleh PKI, di Indonesia…” ujar Ajip yang menuliskan penjelasan itu saat dia tengah berada di Jepang.
Apa yang disampaikan oleh Ajip Rosidi  memang benar adanya. Pasca Pemilu 1955, orang-orang komunis memang pernah berusaha mendekatkan diri dengan Islam. Idham  Chalid dalam buku biografinya: Napak Tilas Pengabdian Idham Chalid menyebutkan pada 1960-an, Partai Komunis Indonesia (PKI) memang pernah mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin yang berpusat di Solo, Jawa Tengah.  Ikhwanul Muslimin bikinan PKI itu dipimpin oleh KH. Sirat.
Namun menurut ulama terkemuka NU itu, dirinya sangsi  bahwa KH. Sirat  mengerti garis-garis perjuangan PKI yang menggunakan paham marxisme dan leninisme. Dia bahkan meyakini KH Sirat hanya melihat perjuangan PKI sebatas sebagai organ yang melawan penjajajah saat masa perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Idham juga menyatakan bahwa lewat salah seorang murid KH. Sirat bernama Ibu Mahmud Damawati dirinya  diberitahu bahwa KH. Sirat sesungguhnya tidak pernah menjadi anggota PKI.
“Inilah salah satu pandainya PKI yang berhasil meyakinkan beliau bahwa PKI akan membantu umat Islam…” ungkapnya.
Kendati  kerap diidentikan anti agama, namun bila melihat rekam jejak para pemimpin PKI selalu ditemukan hubungan mereka yang  cukup dekat dengan agama. Sebagai contoh sosok pimpinan mereka: D.N. Aidit. Alih-alih tumbuh sebagai seorang yang anti agama, era 1930-an, Aidit muda  malah dikenal sebagai seorang muadzin (tukang adzan) di lingkungan tempat tinggalnya yang terletak dalam wilayah Jalan Belantu, Belitung.
“Karena suaranya keras, dia kerap diminta mengumandangkan adzan,”ujar Murad Aidit kepada majalah Tempo edisi 1 Oktober 2007. Murad merupakan salah satu adik Aidit. Putera ketiga dari Abdullah Aidit yang merupakan aktivis partai Islam Masjumi di Belitung.
Uniknya, saat Aidit sudah menjadi aktivis PKI pada 1948, dia pun menikahi Soetanti secara Islam. Dan tak tanggung-tanggung, penghulu yang menikahkan mereka adalah KH.  Raden Dasuki, sesepuh PKI Solo!
Aidit juga pernah “menyiratkan”bahwa Nabi Muhammad Saw. bukan hanya milik golongan tertentu dan PKI tidak anti agama. Pada 28 April 1954 saat sebagai Sekretaris I PKI ia berpidato di depan kader PKI Malang.
“Nabi Muhammad Saw. bukanlah milik Masjumi sendiri, iman Islamnya jauh lebih baik daripada Masjumi. Memilih Masjumi sama dengan mendoakan agar seluruh dunia masuk neraka. Masuk Masjumi itu haram dan masuk PKI itu halal!”ujarnya seperti dikutip oleh Remy Madinier dalam Partai Masjumi, Antara Godaan Demokrasi dan Islam Integral.
Menurut sejarawan asal Prancis tersebut, kata-kata Aidit sontak mendapat respon keras dari para aktivis Masjumi setempat yang langsung mengepung podium tempat Aidit berpidato. Setelah dipaksa oleh Hasan Aidid (Ketua Masjumi Cabang Surabaya), untuk menarik perkataannya, Aidit pun berujar ke khalayak yang mengepungnya:
“Apabila diantara saudara ada yang tersinggung oleh ucapan-ucapan saya, maka saya meminta maaf. Saya hanya ingin mengatakan bahwa PKI tidak anti agama,” ungkapnya.
0 notes
dendzu · 4 years ago
Link
Bagaimana orang-orang komunis di Indonesia sempat coba mendekatkan diri dengan Islam.
Oleh Hendi Johari
Pada  akhir tahun 1991, melalui kolom surat pembaca di  Al Muslimun (majalah milik organisasi Persatuan Islam di Bangil), seorang sarjana sejarah bernama Abdul Rojak protes keras kepada Kuntowidjojo. Pasalnya orang yang mengaku sebagai pemerhati sejarah Islam di Indonesia tersebut tidak menerima sang budayawan menyebut “Ikhwanul Muslimin sebagai kepunyaan Partai Komunis Indonesia (PKI)” dalam sebuah bukunya: Paradigma Islam, Intepretasi untuk Aksi.
“Saya kecewa. Apa maksudnya Pak Kunto menyebut organisasi Islam terkemuka di dunia tersebut sebagai kepunyaan PKI?” tulisnya.
Lama sekali surat itu tak berbalas. Entah karena Kuntowidjojo tak membaca Al Muslimun  atau karena hal lain (terlebih saat itu dia diberitakan sedang sakit keras), yang jelas klarifikasi darinya tak kunjung tiba.
Sebulan kemudian, penerangan itu pun muncul juga. Namun bukan Kuntowidjojo yang menjawab melainkan budayawan Ajip Rosidi. Ajip membenarkan bahwa pada era kejayaannya sekitar 1960-an, PKI memang pernah memiliki sebuah sayap agama yang bernama Ikhwanul Muslimin.
“Ikhwanul Muslimin di situ memang bukan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan al Banna dkk di Mesir, melainkan nama organisasi yang memang didirikan oleh PKI, di Indonesia…” ujar Ajip yang menuliskan penjelasan itu saat dia tengah berada di Jepang.
Apa yang disampaikan oleh Ajip Rosidi  memang benar adanya. Pasca Pemilu 1955, orang-orang komunis memang pernah berusaha mendekatkan diri dengan Islam. Idham  Chalid dalam buku biografinya: Napak Tilas Pengabdian Idham Chalid menyebutkan pada 1960-an, Partai Komunis Indonesia (PKI) memang pernah mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin yang berpusat di Solo, Jawa Tengah.  Ikhwanul Muslimin bikinan PKI itu dipimpin oleh KH. Sirat.
Namun menurut ulama terkemuka NU itu, dirinya sangsi  bahwa KH. Sirat  mengerti garis-garis perjuangan PKI yang menggunakan paham marxisme dan leninisme. Dia bahkan meyakini KH Sirat hanya melihat perjuangan PKI sebatas sebagai organ yang melawan penjajajah saat masa perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Idham juga menyatakan bahwa lewat salah seorang murid KH. Sirat bernama Ibu Mahmud Damawati dirinya  diberitahu bahwa KH. Sirat sesungguhnya tidak pernah menjadi anggota PKI.
“Inilah salah satu pandainya PKI yang berhasil meyakinkan beliau bahwa PKI akan membantu umat Islam…” ungkapnya.
Kendati  kerap diidentikan anti agama, namun bila melihat rekam jejak para pemimpin PKI selalu ditemukan hubungan mereka yang  cukup dekat dengan agama. Sebagai contoh sosok pimpinan mereka: D.N. Aidit. Alih-alih tumbuh sebagai seorang yang anti agama, era 1930-an, Aidit muda  malah dikenal sebagai seorang muadzin (tukang adzan) di lingkungan tempat tinggalnya yang terletak dalam wilayah Jalan Belantu, Belitung.
“Karena suaranya keras, dia kerap diminta mengumandangkan adzan,”ujar Murad Aidit kepada majalah Tempo edisi 1 Oktober 2007. Murad merupakan salah satu adik Aidit. Putera ketiga dari Abdullah Aidit yang merupakan aktivis partai Islam Masjumi di Belitung.
Uniknya, saat Aidit sudah menjadi aktivis PKI pada 1948, dia pun menikahi Soetanti secara Islam. Dan tak tanggung-tanggung, penghulu yang menikahkan mereka adalah KH.  Raden Dasuki, sesepuh PKI Solo!
Aidit juga pernah “menyiratkan”bahwa Nabi Muhammad Saw. bukan hanya milik golongan tertentu dan PKI tidak anti agama. Pada 28 April 1954 saat sebagai Sekretaris I PKI ia berpidato di depan kader PKI Malang.
“Nabi Muhammad Saw. bukanlah milik Masjumi sendiri, iman Islamnya jauh lebih baik daripada Masjumi. Memilih Masjumi sama dengan mendoakan agar seluruh dunia masuk neraka. Masuk Masjumi itu haram dan masuk PKI itu halal!”ujarnya seperti dikutip oleh Remy Madinier dalam Partai Masjumi, Antara Godaan Demokrasi dan Islam Integral.
Menurut sejarawan asal Prancis tersebut, kata-kata Aidit sontak mendapat respon keras dari para aktivis Masjumi setempat yang langsung mengepung podium tempat Aidit berpidato. Setelah dipaksa oleh Hasan Aidid (Ketua Masjumi Cabang Surabaya), untuk menarik perkataannya, Aidit pun berujar ke khalayak yang mengepungnya:
“Apabila diantara saudara ada yang tersinggung oleh ucapan-ucapan saya, maka saya meminta maaf. Saya hanya ingin mengatakan bahwa PKI tidak anti agama,” ungkapnya.
0 notes