Tumgik
#diperantauan
innnnna · 1 year
Text
Alhamdulillah tsumma alhamdulillah, tak henti-hentinya sayaa mengucap rasa ini tak terasa perjuangan yang tak jarang pun berkeluh kesah bersama dengan kawan-kawan seperjuangan, membuahkan hasil. Apapun dengan hasil akhirnya ; lulus bersama menjadi sebuah hal yang sudah kami idam-idamkan semenjak 5 tahun lalu. Semoga segala peluh, doa, tirakat, wirid, dukungan materil maupun non materil jugaa kembali kepada semua belah pihak yang mendoakan.
Al- Azhar dengan segala kebesarannya selalu menyajikan kealiman para guru dan keberkahan (hafidzahumullahu taala anhum) yang mana Allah tak pernah ingkar janji kepada para hambaNya yang senantiasa berhusnudzan dan memanjangkan wiridnya untuk selalu mengetuk pintu langitNya.
Tak hanya berhenti disitu, rasa rindu keluarga diperantauan, masyarakat yang menanti anak-anak yang nantinya untuk menyampaikan risalah dakwah dan berbagi kebermanfaatan sedikit-sedikit membuat kami rasanya ingin berdiam diri dulu sebelum benar-benar menerjunkan diri pada tiap lumbung.
Ada suatu beban dan titipan yang berat yang akan dengan mudah serta ringannya jika dikolaborasikan dengan metode-metode lainnya bersama kawan-kawan seperjuangan.
Nafa'anallahu bihi wa biulumihi wa nasaluka barakatan fiddaraini aaminin.
Cairo, 09 Agustus 2023 (pasca pengumuman nilai kelulusan)
14 notes · View notes
haluanmalam · 8 months
Text
Tumblr media
Keluarga Kifayah Mesir
Tahun ke 4 bersama kalian, keluarga diperantauan. 3 Tahun dilalui dengan penuh sukacita, saling berbagi pengalaman, ilmu, atau bahkan sebagian harta. Entah ini bakalan jadi tahun terakhir bersama kalian atau tidak, saya tidak bisa memastikan hal itu. Mesir dan kalian akan selalu jadi 2 hal yg tidak bisa dipisahkan, karena Mesir terasa lebih seru dengan adanya kalian. Mungkin diantara kita ada yg baru memulai, ada yg sudah mau mengakhiri, bahkan ada juga yg mau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Selamat berjuang untuk kita semua. Semoga selalu dalam kelelahan yang benar menuju ridhoNya.
29 Jan 2024, Ma'ridl Kutub, Cairo
2 notes · View notes
jippuji · 1 year
Text
Tangis Tak Bersuara
Kisah apa yang tersimpan di balik daun yang gugur, atau seperti siul-siul burung di pagi hari atau juga seperti gemericik air saat menerjang bebatuan di sungai. Aku selalu menerka seperti apa kisah mereka, apakah suka atau duka ?
Seperti kemarin saat ku dapati ibu yang menangis tanpa suara di kamarnya. Ku lihat ia mengadahkan tangan seraya berdoa dengan mukenah lusuh buatan nenek semasih muda.
Apa yang ibu keluhkan pada yang Yang Maha Kuasa ? Ku ingat-ingat lagi memori peristiwa apa saja yang sudah terjadi.
***
Tahun lalu kakak sulungku pergi jauh, merantau bersama suaminya di negeri seberang. Sedari pagi ku lihat ibu sibuk mengepulkan asap dapur, memasak ini itu untuk kakak bawa sebagai bekal. Tak banyak bicara namun tangannya begitu sigap dan cekat.
Hari itu begitu haru biru, karena memang kami tak pernah pergi jauh. Kalapun ada paling lama tiga hari sudah pulang kembali. Tapi kali ini kakak akan menetap diperantauan bersama keluarga barunya. Aku, ayah, ibu, dan adik-adik turut bahagia dengan pernikahannya hanya saja terpisah tak serumah agak asing rasanya.
Aku merasa kakak adalah definisi dari tangis tak bersuara ibu. Mungkin itu rindu. Sejauh manapun sang anak melangkah ternyata doa orang tua selalu turut menyertainya. Tak peduli berapa usia sang anak, meski sudah dewasa dan berumah tangga seseorang tetaplah anak di mata ibu ayahnya.
Rumah, 30 Juli 2023
#tahunlalu #ibu #daun #burung
5 notes · View notes
elizabethclaresta · 1 year
Text
Lupa Alam
Dia terlalu sibuk berkata manis
Hingga lupa beraksi
Menangis hal biasa
Rapuh badan tak lagi terasa
Hati hancur rindu kasih
Berdiam di kesucian membuat tenang
Dunia gelap hampir buta
Aku merana terduduk lemah
Tak pernah disangka jatuh kembali
Banyak yang bilang aku baik baik saja
Mereka buta akan hati
Tak bisa sama
Tak bisa lepas
Rindu rumah tempat berpulang
Tak ada yang aman diperantauan
Air mata menetes deras
Sakit hati mengelabui
Tak mau kembali
Tapi ku lagi dibuang
Oh Tuhan,
Biarlah diri ini tak menyayat diri
2 notes · View notes
frahmaa · 2 years
Text
setelah kupu-kupu pergi
Benci, itu kalimat pertama yang ada dibenakku dan yang aku rasakan saat pertama kali mendengar serta melihat keluarga besar ayahku.
Ayahku sudah berpulang ke Allah sejak tahun 2009, pada saat pemakaman beliau bahkan nenekku tidak bisa hadir dari luar kota karena beliau sedang sakit. Setahun setelahnya 2010 nenek berpulang juga ke Allah dan qodarullahnya kami juga tdk bisa kesana dikarenakan ibuku sedang menunggu kakakku selama dua minggu menjalani operasi kelainan usus di rumah sakit. Hancur? Berantakan? Frustasi? itu yang aku rasakan, seperti hukuman alam ini benar yang terjadi dikeluarga kami, sejak ayah meninggal sampai detik ini bagiannya tidak pernah diberikan kepada keluarga kami. Entah rumah nenek dan seluruh kebun yang nenek punya. Kalau saja nenekku orang biasa mungkin aku tidak akan mengharapkan apa-apa darinya, tapi kakekku mantan kepala desa disana, kami punya sawah, rumah, beberapa kebun dan kendaraan lainnya. Tapi apa? keluarga kami belum mendapatkan apapun bahkan hingga detik ini, ayah berpulang 12 tahun lamanya dan nenek kakek sudah tidak ada? kepada siapa aku harus marah? kepada siapa aku tidak terima atas ini semua?
melihat anak-anak dari paman dan bibi yang semua kuliah bahkan di top universitas indonesia, di ugm, unsoed, isbi bandung, ponpes gontor, di uns bahkan salah satu dari mereka bekerja di kementrian kesehatan didukung privillege dari keluarga nenek dan kakekku. sementara dengan keluarga kami bagaimana? aku 5 bersaudara, 3 kakakku hanya lulusan smp karena ibuku tidak memiliki biaya untuk menyekolahkan mereka bahkan dijenjang sma bahkan untuk makanpun kami kadang harus menghutang beras di warung tetangga. aku anak pertama di keluarga kami yang kuliah, itupun dengan keringat ibuku bukan bantuan dari keluarga nenek dan kakekku, adikku kelaas 3 smp dan akan melanjutkan ke jenjang sma.
beberapa tahun kemaren kakak pertamaku menikah, tidak ada satupun keluarga dari ayah yang datang untuk hadir di pernikahan keponakannya. kemudian setelahnya kakakku yang kedua menikah, hanya hadir bibiku pada saat itu karena hanya beliau yang masih sering berkomunikasi dengan keluarga kami. Setelah sekian tahun bibi meminjam beberapa jumlah uang kepada ibuku untuk membayar kekuarangan ukt anaknya yang mungkin nominalnya bagi beliau kecil, tetapi bagi keluargaku itu nilai yang cukup besar. Beberapa bulan setelahnya, ibuku terpapar covid dan keluarga kami menagihnya karena kami sangat membutuhkan untuk membantu biaya perawatan ibu di rumah sakit. Tetapi apa? kami tidak mendapatkan apapun, oke saya maklum saat itu pandemi jadi semua orang mengalami kesulitan ekonomi. Setahun setelahnya, aku menagih karena ibuku bahkan bekerja serabutan untuk membayar kos ku diperantauan. Tapi aku dicegah karena kata anaknya beliau sedang kumat sakitnya, lalu bagaimana pada saat ibuku sakit? lalu kenapa saat ia sakit aku harus menoleransi? mengapa ini tidak adil. Mental anak-anakku dihajar habis-habisan semenjak ayah meninggal. Kami harus menahan sakit hati saat melihat saudara kami hidup layak, les, sekolah kampus yang bagus. Sedangkan keluarga kami, yah begitulah. Kami hanya manusia biasa yang bertanya-tanya atas ini semua. 
Aku tidak tega menagih dan berakhir lah aku di kos menangis meratapi kehidupan keluarga kami yang di tinggal kupu-kupu pergi menuju langit. Ayah, aku tidak siap hidup tanpa ayah bahkan setelah 12 tahun lamanya ayah tidak bersama kami. Aku palsu, aku tidak baik-baik saja tanpa ayah, aku hancur dan kehilangan arah.
Allah, mohon kuatkanlah hati dan pikiran ini. aku masih bisa bekerja keras untuk membahagiakan keluargaku.
3 notes · View notes
kebonbelakang · 2 years
Text
Teman cerita, selamanya.
Halo, sudah lama kita tidak berbacot ria. Pernah gak sih kalian percaya sama seseorang padahal sudah berkali kali disakitin, dikhianatin tapi tetep aja mencoba percaya.
Gua sedang mengalami fase ini, bertemu dengan seorang yang gua harap hubungan gua bisa lebih dekat dengan dia dengan memaafkan banyak kesalahan dia yang lama dan mulai percaya lagi, sayangnya kepercayaan gua ini tidak digunakan dengan baik oleh dia. Kesekian kalianya dia memusnahkan begitu saja rasa percaya gua. Padahal gua sudah berdoa, semoga kesempatan itu bisa benar dia gunakan. Kenyataannya engga, kesempatan itu bukan hanya menghancurkan hubungan gua dengan dia tapi juga diri gua sendiri.
Gua akhir akhir ini merenungi segalanya dengan kejadian itu, cukup mengganggu sih sejujurnya. Gua gak tau harus gimana dan cerita kesiapa lagi. Sakit dan hancurnya gua bukan main, apalagi kalo harus ketemu orang itu. Dan yaa orang itu ada dideket gua dan harus interaksi langsung dengan gua, jujur gua bingung gimana harus menghindar dan menjauh dari ini orang. Karena sekecewa itu gua sama dia jadi kayak “kita biasa biasa aja yaa”. Masalahnya komunikasi gua kan jelek banget nih, jadi gua gak tau gua harus bilang apa dengan kondisi ini dan ke orang itu juga.
Dan lewat kejadian ini gua jadi sadar seberapa kurang percayanya gua sama orang lain, mau dia orang baru ataupun orang lama. Semua sama aja, gua ngerasa gua semakin kesini semakin kehilangan jati diri, gua gak tau gua Sukanya orang seperti apa, gua gak tau orang mana yang cocok sama gua. Jujur bingung, semakin jauh gua melangkang semakin gua kehilangan diri gua.
Percayalah kadang gua juga kesel sama diri gua, apa yang gua ucapkan, gua lakukan. Setelah semuanya terjadi gua selalu mikir “kenapa gua ngekuin/ngomong begitu” mungkin itu adalah Batasan yang gua buat, semacam tameng/ dinding agar tidak ada yang menyakiti. Rasanya tu gak sengaja aja buat dinding yang begitu tinggi begitu kokoh, padahal gua mau kok punya temen, punya sahabat, punya pasangan, gua pengen buka hati, tapi sampai sekarang ternyata rasa takut gua lebih besar.
Sesusah itu yaa, mencari seorang teman. Akhir-akhir ini banyak sekali yang menikah. Ada teman satu remaja baru baru ini melangsungkan pernikahan, mereka dipertemukan diperantauan saat kuliah dan berada di PPM.  Jujur gua iri, gua nyari temen ngobrol aja sesusah ini tapi kenapa dia sudah dipertemukan dengan teman sehidup semati insyaallah.
Tuhan, aku ingin. Setidaknya teman terpercaya untuk bercerita. Tidak ipad berupa podcast, atau konsultan yang harus dibayar. Gua gak tau sampai kapan gua hidup, tapi semoga gua masih punya waktu untuk menemukannya. Gua pengen seorang teman terpercaya yang menerima semua kurang dan lebihnya gua, setidaknya satu perempuan dan satu lelaki.
Tuhan, aku ingin lelaki yang bisa membersamaiku dikala sedih, senang, menerima kurang dan lebihku, memperbaiki satu sama lain.
2 notes · View notes
wadahmenulispribadi · 2 years
Text
Dunia Baru#2
Tumblr media
Hidup didalam keluarga yang berpoligami menuntutku untuk tidak banyak berharap, anak laki-laki satu-satunya di keluarga membuatku harus berjuang diperantauan. Untuk biaya kuliah saja aku bersyukur ibuku masih bisa membiayai, namun dibelakang ibu aku menyembunyikan banyak hal. Berpura-pura menjadi asisten profesor dikampus ketika libur semester padahal aku pergi ke Bali menjadi barista di salah satu cafe terkenal. Pergi sore pulang pagi, pernah menjadi pekerja serabutan di pasar, menjadi driver go**k banyak hal yang aku sembunyikan dari ibu. Pikirku, yang penting ibu bisa tenang tanpa khawatir pada diriku diperantauan dan aku masih bisa membelikan barang-barang bagus untuk adik-adikku.
Hari ini, hari dimana aku menerima kelulusanku setelah sidang pagi tadi. Banyak teman-temanku yang mengucapkan selamat, banyak bouquet bunga maupun makanan, dan dimalam harinya aku traktir semua teman seperjuangan maupun adik tingkatku. Namun, keceriaan itu sirna setelahku kembali ke kosan. Pikiranku mengawang, mau dibawa kemana hidupku ini?
Usia tepat 22 tahun dibulan ini, usia yang membuatku gelisah karena title yang aku sandang sekarang, lulusan perguruan tinggi ternama di Jogja. Namun aku merasa tidak memiliki skill yang mumpuni. Tekanan sebagai seorang laki-laki sangat besar mengarah padaku. Aku semakin takut menatap masa depan.  “Bu, doakan abang cepat dapat kerja yang sesuai mimpi abang yah bu” Ucapku ditelfon minggu pagi, “Bang percaya sama ibu, abang akan mendapatkan semua yang abang inginkan” ucap ibu, “Bang kangen ingin pulang, tapi ini masih ada urusan dikampus” ucapku lirih. “Bang, yang penting kamu sehat nak, ibu dan adik-adikmu disini jangan kamu khawatirkan, kami baik-baik saja. Titip nak fokus dulu ke masa depan kamu yah, jangan mengenal dulu perempuan” Ucap ibu. “Baik bu, abang ingat pesan ibu ini” jawabku sebelum menutup telfonku dengannya. Semoga doa ibu dan doaku Tuhan kabulkan yah bu...
(Bersambung....)
2 notes · View notes
metamorf · 2 years
Text
Namanya Rara, Ia anak terakhir dari tiga bersaudara. Di rumahnya sekarang, tinggal Rara yang membersamai kedua orangtuanya. Kedua kakaknya sudah menikah dan tinggal diperantauan yang tidak jauh dari kota asalnya. Rara merupakan anak yang penurut. Dari kecil sampai bekerja tidak pernah sekalipun Ia pergi jauh dari orangtuanya.
Rara punya seorang kekasih. Dean, namanya. Hubungan mereka sudah berjalan selama tiga tahun. Kedua keluarganya pun sudah saling mengenal dan dekat satu sama lain.
Dean bekerja sebagai scientis di salah satu Balai Pusat Penelitian milik Negara. Karena tuntutan pekerjaan, Dean akan dipindah tugaskan ke luar negeri. Pada suatu hari Dean mengutarakan keseriusannya untuk meminang Rara. Dan meminta Rara untuk ikut bersamanya setelah menikah nanti.
Berat sekali hati Rara, karena harus meminta izin kepada orangtuanya. Dan perasaan bimbang itu terus memenuhi pikirannya.
Setibanya di rumah, Rara menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang keluarga.
"Pak, Bu. Nanti kan Rara akan menikah dengan Mas Dean. Ibu dan Bapak sudah tau kalau setelah menikah Mas Dean akan dipindah tugaskan ke luar negeri dari pekerjaannya. Apa tidak apa-apa, Bapak dan Ibu tinggal di rumah ini hanya berdua? Dan Rara ikut dengan Mas Dean ke luar negeri?"
Ibu yang dari tadi sedang melipat baju berhenti sejenak, kemudian menoleh ke arah Bapak. Dengan wajah tenangnya, Bapak mengambil cangkir kopi sambil menyeruputnya pelan-pelan. Seolah Bapak sudah tau cepat atau lambat, momen seperti ini akan tiba juga. Diletakkannya cangkir kopi itu diatas meja.
"Pergilah, Nak. Tanggung jawab Bapak telah berpindah tangan kepada suamimu ketika nanti kamu telah menikah dengannya. Bapak dan Ibu percaya, Mas Dean pasti menjagamu dengan baik disana. Disini kan masih ada kedua kakakmu, Bapak dan Ibu akan baik-baik saja" tegas Bapak dengan senyum khasnya yang teduh.
Perasaan Rara pun menghangat, sedih sekaligus bahagia yang dirasakannya sekarang. Rara tersenyum kemudian matanya berkaca-kaca tak terasa bendungan air mata itu jatuh juga.
"Terima kasih ya Pak, Bu" lirih Rara sambil menyeka air matanya yang jatuh.
#5CC #5CCday7 #dioramacareerclass #bentangpustaka
4 notes · View notes
eucalipts · 7 days
Text
Tiba-tiba mengambil alih dunia.
Dulu umur 19th merantau sendiri gada yg nganter/jemput.
Tiba-tiba jemput adek yang mau kuliah diperantauan.
Tiba-tiba bolak-balik ngurusin administrasi Rs sendirian, baik utk ortu maupun utk diri sendiri.
Tiba-tiba jemput orangtua yg tersisa.
Tiba-tiba jadi wali wisuda adek.
Tiba-tiba disituasi yg mencekam dan membingungkan.
Tiba-tiba berada dikeputusan yang sulit.
Tiba-tiba semuanya berlalu dan mudah dijalani, semuanya atas izin Allah, semuanya berjuang dan berkorban. Untuk sampai disini aku merasa bangga, dan terimakasih tiada hentinya utk Allah Swt yg selalu mengiringi langkahku. Kayanya semua manusia pas 77x nya ditanya buat dilahirin kedunia, yg ke 77x nya semuanya diliatin kl kita akan masuk Surga, dengan Rahmat Nya, Kasih sayang Nya maupun Syafaat Nya.
0 notes
Text
youtube
00:00 Diperantauan (Djadjat) - Djadjat 04:09 Jalan Hidupku (Polly Wattimena) - Polly/Djadjat 06:43 Disimpang Jalan (Djadjat) - Djadjat/Dadan/Polly 09:07 Jeritan Hati (Djadjat) - Djadjat 12:02 Perpisahan (Djadjat) - Djadjat 14:34 Sebatang Kara (Djadjat/Dadan) - Dadan/Djadjat 17:20 Duri Penghalang (Djadjat) - Djadjat 20:31 Hanya Mimpi (Djadjat) - Djadjat/Polly 23:17 Kr. Akhir Penantian (Djadjat) - Djadjat 26:11 Tiada Kusangka (Djadjat) - Djadjat/Dadan 29:36 Tiada Kasih Bersemi (Djadjat) - Djadjat 31:44 Berlari Gembira (Polly Wattimena) - Polly/Djadjat
0 notes
aliakbbrr · 22 days
Text
Tumblr media
Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un
Baru kali ini dengar berita duka yang sempat termenung sebentar , tidak percaya .
Salah satu orang baik yang saya temui diperantauan .
Pak Sulaiman namanya .
Orang yang kalo ketemu yang ditanyakan pasti "sudah sholat Ali"?
Orang yang selalu kasih uang nya untuk beli buka puasa walaupun menolak ki' .
Orang yang selalu berbagi makanan nya
Orang yang selalu jaga 5 waktu nya .
Orang yang selalu bikin ketawa orang .
Orang yang sering nasehati ka'
Nda' saya sangka cepat sekali ki' pergi pak sule' .
Padahal baru2 ki' sama jalan kaki gara2 disuruh turun dari mobil krna bukan karyawan nya . Diperjalanan banyak ki' cerita tentang istri ta' yang Alhamdulillah sudah hamil setelah 13 tahun pernikahan ta' . Tentang kos-kosan ta' . Tentang aturan perusahaan yang semakin hari semakin ketat
Minta maaf pak sule' nda' bisa ka antar ki' ke tempat peristirahatan terakhir ta' .
Surgaki'
Saya saksi orang baik ki'
0 notes
myunsilencedmind · 4 months
Text
rasa kecewa aku tuh karena aku merasa dikhianati dan tidak dipersilahkan untuk memfasilitasi diri aku sendiri dengan layak dalam menjalani kehidupan sehari-hari. aku muak dengan tuntutan sodara aku selama ini. ga cuma sekali aku dapat tuntutan untuk bantu ini itu karena kesulitan yang mereka hadapi. mereka selalu menganggap aku tuh bisa dan harus bisa mencapai banyak hal karena tampaknyaa... aku ini sangat sehat jiwa raga yang disertai dengan kemampuan diatas rata-rata.
padahal mereka yang normal, sehat, dan waras itu lalai sama waktu dan juga kesempatan. tapi ketika mereka susah dan merasa tidak ditolong oleh aku, ada aja sindiran atau keluhan yang terdengar menyakitkan ke hati. mereka tuh kurang daya juangnya dan super manja.
aku sih emang ga punya orang tua ya yang akan membela aku ketika aku lelah dan memiliki keterbatasan kemampuan. aku kan selama ini bisa memiliki kemampuan diatas rata-rata karena paksaan banyak pihak. dipaksa tuh ga enak yaaa!!! mencapai potensi maksimal tuh ga nyaman ya!!! rasanya kaya ditarik habis-habisan. keluarga aku yang manja-manja ituuu kan kalo kesusahan tinggal merengek, menghardik, dan menyindir.
kalo mereka susah dan aku terlihat bisa duduk manis di cafe jajan kopi WAAAAAAAH BISA JADI BAHAN PERTANYAAN TUH. yawlah kopi cuma 20rb loh!!!! aku loh nyaris gila, depresi belasan tahun lamanya, sakit kepala masiiiih juga maksain kerja. hasil kerjanya emang aku makan sendiri? YANG LALAI SAMA WAKTU DAN KESEMPATAN TUH SIAPA SIH.
ya kalo sepupu aku kan punya orang tua ya yang bisa khawatir, yang merasa berkewajiban untuk melindungi anak perempuannya dari perihnya hidup di perantauan jadi kalo mereka kekurangan uang pun ya gpp. anak perempuannya ga akan direpotin orang tuanya.
ai aku mah diterlantarin. mau aku kerja dalam kondisi setengah gila, mana mereka peduli. mau aku suntuk dan depresi, harus kerja keras yang dimana uangnya tuh dikasih ke mereka juga loh, cuma nongkrong di kafe aja sampe diomongin ih. ampun lah. disindir seolah aku seneng-seneng sendiri. padahal mereka loh yang foya-foya di bandung. bisaaa aja komennya tuh. seolah paling menderita. tapi lalai tuh sama waktu dan kesempatan.
ah mereun rek urang diinjek ge gpp pedah urang mah lain budak na. budak awewe na mah kudu pisan cicing di bandung. di ulah-ulah jauh kamamana. urang mah rek nalangsa diperantauan ge bodo amat. nu penting katingali masih keneh bisa gawe.
sebenernya ya.. ketika mereka berani sampe ngeluh dan sindir aku masalah uang dan kerja, udah keterlaluan sih. karena di bandung ada 3 orang sarjana teknik dan 1 orang lulusan s2 unpad. kalo masih juga kurang, itu salah sepupu-sepupu aku yang di bandung.
mereka tuh mikir ga sih aku disini hidup sendiri. oh nampaknya aku dilimpahi banyak hal oleh allah dan mereka merasa berhak mendapatkan karunia itu. disini juga aku terbatas kali. aku bukan bank. aku mah susah-susah sorangan, meurih sorangan. bisa-bisanya udah hidup bareng-bareng masih ngerepotin aku yang hidup jauh sendiri.
angger da aku teh sama kaya perempuan lain atuh, merantau hidup sendiri teh ga enak. tetep butuh tempat bersandar. ada apa-apa angger sorangan. maneh we jig ditu bersandar tah sama Allah. lain ngomel ka urang.
urang rek hese, ceurik sorangan, usaha sorangan. maneh mah pira menta bari nyindir, asa siga nu paling nalangsa tea. urang mah dianggep na ngan dianggap "pura-pura mancing kasihan". si gelo nu ngomong gitu tuh ya jelma na pernah nganggur 2 tahun dan jadi benalu perekonomian keluarga. padahal usia jauh lebih tua dan tingkat pendidikan sama-sama s2 tapi pemalesnya wah warbinasa -_-
aku pernah sengaja pengen bunuh diri. soalnya udah cape harus ngehadepin sepupu-sepupu aku yang katanya beriman, sehat wal afiat, dan waras tapi menjalani hidup dengan lalai. tinggal jadi benalu, malas-malasan, dan menuntut. enak ya si koplok-koplok teh.
1 note · View note
minimalistthoughts · 10 months
Text
Mau kawin? Tak semudah ucapan di bibir
Cinta itu sederhana. Sesederhana pesona dirimu yang telah memikatku. Tapi pada nyatanya, biaya nikah itu tak terlalu sederhana seperti yang saya pikirkan.
Memang susah dan sedih rasanya ketika kita dihadapkan dengan pertanyaan KAPAN KAWIN? SUDAH UMUR BERAPA? TEMAN-TEMANMU SUDAH PADA KAWIN. IBU DAN BAPAK JUGA SUDAH TAK SABAR MENIMANG CUCU DARIMU.
Pertanyaan itu memang layaknya sebuah gelombang tsunami yang tak akan mampu untuk kita hindari. Bingung, galau, resah, pasrah dan masih banyak perasaan dan kata-kata lain untuk mengungkapkannya. Apalagi ketika semua hal yang sudah dipersiapkan terasa sia-sia. Dan yang lebih menyayat hati “Calon pun tak ada”.
Sebagian besar penghuni di bumi ini apalagi yang berada diperantauan, pasti banyak yang merasa demikian. Sudah jauh dari orang tua, sahabat, teman lama, dan tentunya orang yang dicinta. Semua itu, sudah pasti akan menambah daftar kegalauan di hati para khalayak muda yang mulai mendambakan cinta. Terlebih ketika semua kegiatan sehari-hari tak kunjung mengobati semua pedih di hati.
Tapi, tak usah berkecil hati. Semua itu akan ada saatnya. Akan ada saatnya ketika hati kita tak lagi sepi. Akan ada saatnya ketika hidup kita terasa lebih berarti dan berwarna-warni. Dan Pertanyaannya. KAPAN? Kapan saat itu tiba? Kapan saat itu benar-benar ada dan nyata?
Ketika kita sudah sungguh-sungguh mengubah hal yang abstrak menjadi layak untuk diusahakan.
Sudahkah kalian bertanya pada diri sendiri. Kira-kira hal apa saja yang membuat kalian tetap sendiri sampai saat ini? Terlalu sibuk dengan pekerjaan mungkin atau punya target yang terlalu high class seperti sederet artis cantik lainnya. Atau mungkin malah sebaliknya. Kurang percaya diri dan minder atas pemberian Tuhan pada diri kalian. Hehehe. Percayalah, Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai kekurangan beserta kelebihannya. Seperti semua yang sudah engkau yakini selama ini.
Tidak ada salahnya punya keinginan yang muluk seperti itu. Semua itu mungkin, ketika engkau sudah mulai membenahi diri menjadi pribadi yang lebih baik. Memantaskan dirimu untuk mendapatkan semua mimpi-mimpimu. Memantaskan dirimu untuk pasangan yang terbaik seperti yang kau idam-idamkan. Mengubah semua hal-hal abstrak dalam mimpimu menjadi sebuah hal nyata dalam hidupmu. Selalu usahakan yang terbaik dan dapatkan hasil yang “paling baik”.
Ketika kita sudah lebih mendekatkan diri dengan-NYA, Pemilik seluruh hati.
Ketika dirimu meyakini bahwa Tuhamu akan memberikan yang terbaik untukmu. Maka Tuhan juga akan memberikan yang terbaik untukmu. DIAlah satu-satunya harapan, satu-satunya tumpuan hidup, satu-satunya yang pemberi kemudahan bagi semua jalan. Pemilik cinta dan pemilik seluruh hati. Mintalah padaNYA apapun yang engkau inginkan. Ceritakan apapun beban dan keluh kesah yang menghampiri hidupmu. Panjatkan semua doa-doamu.
Mungkin kebanyakan orang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang remeh. Sesuatu yang memang sudah harusnya dilakukan. Sesuatu yang mendasar yang sudah diketahui banyak orang di dunia ini. Iya. memang benar. Hal paling dasar yang seharusnya diketahui. Tapi tak banyak yang meyakini. Kebanyakan orang berlomba-lomba menarik hati sang pujaan hati, tapi lupa pada yang punya hati. Dekatkanlah dirimu dengan pemilik hatimu, juga pemilik hati calon pendamping hidupmu.
“Berusaha memang sudah seharusnya dilakukan, tapi sebuah usaha tanpa doa. Seperti sebuah lukisan diatas air yang tak berarti apa-apa . Semuanya, akan terasa sia-sia”.
Ketika sudah banyak yang dikorbankan untuk meraihnya.
“Masa depan yang bahagia adalah masa depan yang dipikirkan secara rasional”
Jika sudah berbicara dengan yang namanya rasional. Maka banyak hal yang akan terlintas. Seperti tidak percaya dengan rejeki yang sudah diatur Tuhan dan sebagainya. Cinta jelas tak bisa diprediksi. Selain itu, cinta ibarat biji yang tak bisa tumbuh subur tanpa air dan pupuk yang cukup. Tak dapat berbunga dan berbuah jika sinar matahari hingga humus dalam tanah pun tak dipenuhi. Itu alasan mengapa kita harus melakukan banyak usaha. Ketika harus mengambil lembur dalam suatu pekerjaan. Janganlah mengeluh. Itu semua untuk masa depanmu. Ketika waktu luangmu sudah semakin menipis. Percayalah, akan banyak waktu luang di masa depanmu ketika engkau berjuang keras di masa mudamu.
Ketika mulai memasuki bagian yang tidak seindah omongan. Tak akan bisa menutup mata bahwa kebahagiaan itu hanya akan ada jika kita mampu menggapainya. Harus disertai dengan tekad yang bulat, target yang jelas, usaha maksimal dan doa yang banyak.
Sudahkah hal-hal itu kau kerjakan? Jika sudah. Tunggulah dan Percayalah. Cintamu akan segera datang dan sudah dipastikan kau akan mengakhiri dan menjawab pertanyaan KAPAN KAWIN dengan senyum penuh kemenangan di dalam hati.
0 notes
taufixtau-blog · 4 months
Text
Sekampung diperantauan
0 notes
mypovs-world · 5 months
Text
Tumblr media
Merantau adalah kata yang mewakiliku sejak menginjak bangku kuliah. Dan diperantauan, bagiku masjid adalah rumah. Tempat dimana aku merasa aman, hidup, dan damai.
Ditengah keterasingan sekitar, hanya masjid yang menjadikanku merasa kenal dengan orang sekelilingnya. Aku merasa seperti kenal dengan orang-orang disana.
Karena itu, dimanapun aku tinggal saat merantau. Saat itu aku akan mencari masjid terdekatnya. Masjid yang hidup. Untuk menemaniku saat aku merasa sendirian.
Saat di jatinangor, masjidku adalah MRU dan aljabbar. Saat di ujung berung, masjidku adalah masjid alun-alun ujung berung. Saat di rancabolang, masjidku ada disana. Terkecuali cikarang, aku tidak menemukan rumah disana 😭
Begitu pun saat ini, saat diri mulai bosan dan kesepian. Maka aku ajak bestieku untuk berdiam dan bermain di masjid. Entah, senang rasanya melihat lalu lalang orang disini.
— 28/04/20204
0 notes
bigearthteens · 6 months
Text
Tumblr media
langit subuh jensud 🌥🕌
ahlan ramadhan, ucapku kala perjumpaan pertama kita
bulan pertamaku merasakan makna ramadhan diperantauan
sahur dan berbuka kuusahakan sendiri, bahkan sampai menyusun agenda harian akan kemana dan dengan apa berbukaku hari ini
masjid demi masjid agaknya cukup sering kususuri, namun tidak banyak
hanya beberapa saja yang masih terjangkau dan memang jika ada sobat yang menemani
sahurku yang cukup bermakna, dari yang hanya makan kurma sampai menyimpan lauk berbuka untuk kembali dihidangkan menjadi santap sahuur
agaknya ini bukan kali pertama di perantauan, bahkan sejak di madrasah tsanawiyah sudah jauh berpisah dengan kampung halaman
namun bedanya, kali ini hidup sendiri dalam sebuah ruangan, sudah hidup dalam urusan masing-masing
jadi mau tidak mau, semua harus dipersiapkan sendiri, tidak bisa berharap ada teman yang membangunkan, mengambilkan makaman didapur, atau membuatkan secangkir susu hangat pelengkap sahur
bahkan saat berbuka, tidak ada yang mengizinkan untuk telat mengikuti halaqah karena masih mengatre mandi, agenda organisasi yang harus mengejar deadline, tidak ada jasa titip jajan hanya karena malas mengantre kantin yang selalu penuh sebelum waktu berbuka
ya memang, we are all moving towards, tidak ada yang menetap, tidak ada yang abadi
fase kehidupan selalu berubah, berpindah, dan berputar
kembali tentang bulan ramadhan
terimakasih sudah mengukir banyak kenangan, akan kusebutkam beberapa cerita, yang semoga saja aku bisa mengingatnya di ramadhan tahun mendatang ( denganmu)
ramadhan di jogja, cod batagor, manuskrip maskam, war takjil rumy, pindah kamar kost, bukber kelas, pulkam naik travel, dan hal-hal kecil lainya ( i'm not sure i'll remember all that way, so i'll keep it in mind )
tentang seribu malam, semoga perjuangan para pendamba lailatul qadr benar Allah jumpakan dengan malamNya. cerita para warga jensud, tempat kembali saat 10 malam terakhir sambil volunteeran, menjadi pelayan para tamu Allah di malam-malam terakhirNya
that's amazing, Masya Allah, Allahumma Baariklana 🤍
sekali lagi, terimakasih ya ramadhan ♡
sampai berjumpa lagi, Insyaa Allah, dengan cerita perjalanaan hidup ini yang kadang awikwok tapi seru juga 😎🌙
الى اللقاء يا رمضان 🩶
0 notes