Tumgik
frahmaa · 19 days
Text
Sekalipun nanti kamu kembali dalam bentuk terbaikpun, mencapai mimpi yang pernah sama sama kita upayakan, aku tetap tidak mau menerimamu kembali. Tidak. Tidak akan pernah.
Abadilah dalam keasingan. :))
Bandung, 16 Mei 2024
85 notes · View notes
frahmaa · 3 months
Text
di keluarganya ada dia (langit), awan, bapak, dan ibu.
1 note · View note
frahmaa · 3 months
Text
ternyata kalau bukan dia orangnya, gak apa-apa kok.
ternyata kalau dia gak bersama denganku, semuanya akan tetap baik-baik saja.
ternyata gak harus dia orangnya,
ternyata juga gak harus aku.
ternyata aku bisa sendiri, ternyata semuanya cuma butuh waktu untuk terasa biasa aja.
untuk terbiasa agar aku percaya lagi kalau semuanya baik-baik saja dan aku bisa melewatinya.
237 notes · View notes
frahmaa · 3 months
Text
the end of beginning..
apakah saat ini tiba waktunya aku melepaskan apa yang ku genggam terlalu erat.
aku mencintainya atau hanya menginginkannya?
apakah ini sudah masuk ke dalam hubungan yang tidak sehat, aku lelah harus menangisinya setiap hari
kami sama-sama tidak dewasa, terutama aku
jadi jika kalau kali ini dia menyerah untukku, apakah aku bisa melepaskannya?
ah, aku juga tidak tahu lagi harus bagaimana.. aku salah tidak seharusnya aku menggenggam ia terlalu erat sampai dia merasakan sesak
Tuhan, beri aku cara untuk melepaskan dia tanpa menyakitinya lagi.. dia jauh lebih layak dan bahagia dengan orang yang bukan aku.
0 notes
frahmaa · 4 months
Text
Ketika aku bertanya pada Tuhan kenapa dia menitipkan cinta yg begitu besar di hatiku untukmu, Dia tidak memberikan jawaban apapun kecuali menambah keyakinan tentangmu di dalam hatiku..
10 notes · View notes
frahmaa · 5 months
Text
Tumblr media
0 notes
frahmaa · 9 months
Text
Tumblr media
Ternyata, kita adalah dua orang yang tidak mengerti seni komunikasi, dua orang yang saling mencintai yang sama-sama insecure terhadap diri kita masing-masing.
Saat itu kukira hanya aku yang insecure ternyata, kamu juga.
Tidak ada yang perlu disesali, tidak ada yang perlu dimulai kembali, kita hanya perlu belajar untuk saling mengerti, melengkapi, dan menerima pasangan kita nantinya di masa depan.
—@sitijubaedahputrimanguntur
144 notes · View notes
frahmaa · 9 months
Text
jangan berinvestasi pada hal yang negatif
1 note · View note
frahmaa · 1 year
Text
Kehilangan diri sendiri
hari ini fase dimana aku merasa tidak lagi mengenali diriku sendiri, apa keinginanku, bagaimana prinsipku, dan apa tujuanku sebenarnya.
2 notes · View notes
frahmaa · 1 year
Text
andai kutahu kan sesakit ini...
4 notes · View notes
frahmaa · 1 year
Text
Harinya masih pagi tapi pikirannya udah sampai kemalam hari. Hari ini belum berakhir tapi pikirannya udah menjangkau esok hari.
Beberapa waktu yang dihabiskan untuk menikmati momen didetik yang sama. Atau melayang jauh memikirkan kedepannya?
Tetapi ada yang lebih parah lagi. Terus terjebak pada pemikiran yang masa lalu. Benar masa lalu sebagai pembelajaran. Tetapi bukan sebagai pembenaran pada apa yang terjadi hari ini.
128 notes · View notes
frahmaa · 1 year
Quote
he's not you
1 note · View note
frahmaa · 1 year
Text
Marilah menjadi rumah ternyaman bagi diri sendiri. Setidaknya bila kau tak menemukan siapapun yang bisa menjadi tempatmu berantakan apa adanya, menangis tersedu-sedu, kadang bertingkah seperti anak kecil, marilah jadi tempat itu. Marilah jadi rumah nyaman yang selalu menyambut diri dengan baik dan penuh hangat.
@terusberanjak
582 notes · View notes
frahmaa · 1 year
Text
Ini kita sudah beneran ya?
Kamu yang selalu memenuhi ruang ceritaku
Mengejutkan dan terdengar seperti bercanda, seperti tidak mungkin
Kalau realitasnya kita selesai, bukannya kita sudah cocok dan baik-baik saja
Aku benar-benar tidak paham atas ini semua
Semua yang ada dikamu aku suka, baik atau buruk, susah atau senangnya, selama ini aku merasa kamu mengisi bagian dari hidupku yang masih kosong
Kita cocok, tapi ternyata kita tidak baik-baik saja
Ini harus dibenahi
Karena hubungan yang baik pasti ada yang tidak baiknya
Harusnya kita membenarkan sesuatu yang salah ini dan membicarakannya
Tapi kenyataannya kita sama-sama memilih opsi yang tidak ada di opsi
Ternyata ini bukan masalah cocok dan baik-baik saja, tapi ternyata kita memilih menyerah
Rasanya seperti mimpi karena tiba-tiba selesai begitu saja, sama seperti kita pertama kenal aku merasakan seperti mimpi juga
Kok ada orang sebaik kamu, setulus kamu, seapa adanya kamu, klise memang
Kita sama-sama tidak punya alasan kenapa kita saling pergi dan meninggalkan
Kita masih bisa balik tidak ya? Kita masih bisa baik tidak ya?
Aku tidak sanggup untuk membayangkan memulai lagi sesuatu dari awal dengan orang selain kamu
Perpisahan ini membuatku paham mengenai kita serius tapi ternyata tidak seserius itu.
1 note · View note
frahmaa · 1 year
Text
Rest
beberapa orang mati di usia 25 tahun dan tidak dikubur sampai dengan usia 75 tahun
2 notes · View notes
frahmaa · 1 year
Text
perasaannya sudah hilang
2 notes · View notes
frahmaa · 1 year
Text
Tumblr media
Mendidik Anak
إِنَّ الغُصُوْنَ إِذَا قَوَّمْتَهَا اعْتَدَلَتْ
وَلَا يَلِيْنُ إِذَا قَوَّمْتَهُ الخَشَبُ
"Sesungguhnya ranting itu akan lurus jika engkau meluruskannya, namun tidaklah demikian jika yang kau luruskan itu adalah batang pohon."
Mendidik anak dalam Islam adalah sebuah proses yang panjang, oleh karena itu harga yang harus dibayar adalah keseriusan dan keletihan; anak yang shaleh dan berprestasi tidak akan lahir dari orang tua yang bersantai-santai dalam mendidiknya.
Mendidik anak ketika kecil bagaikan membentuk ranting, sedangkan jika kita mendidiknya saat sudah dewasa maka pasti kita akan menemukan kesulitan sebab karakter dalam dirinya sudah terbentuk bagaikan sebuah pohon yang besar dimana ia sulit untuk dibengkokkan dan kalau kita paksa untuk dibengkokkan maka ia akan patah.
Di antara cara untuk menghadirkan anak yang shaleh adalah sebagai berikut:
Yang pertama adalah berdoa sebagaimana yang dicontohkan oleh para nabi:
Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Ash Shaffaat: 100).
Doa Nabi Zakariya ‘alaihis salaam,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa. (QS. Ali Imron: 38).
Doa ‘Ibadurrahman (hamba Allah yang beriman),
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]._ (QS. Al-Furqan: 74)
Yang kedua adalah usaha orang tua untuk memperbaiki dirinya, sebab bayangan tidak akan lurus jika kayunya bengkok; artinya anak tidak akan menjadi anak yang shalih jika orang tua tidak berusaha untuk menshalehkan dirinya.
Sa’id bin Al-Musayyib pernah berkata pada anaknya,
لَأَزِيْدَنَّ فِي صَلاَتِي مِنْ أَجْلِكَ
“Wahai anakku, sungguh aku terus menambah shalatku ini karenamu (agar kamu menjadi shalih, pen.).” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467).
🖋️ Faisal Kunhi
94 notes · View notes