Tumgik
#di jewer
messingwithjocks · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
13 notes · View notes
horrorjunki3 · 1 year
Text
Chop-Top thoughts and headcannons
This man's so pretty he makes my brain go brrrrr
Warnings: Canon typical violence, Death (nubbins), non-sexual nudity, I can't spell lmao
Tumblr media
He used to have long hair before the war -> went along with his hippie vibe and cried when he had to shave it!
If Nubbins really likes you he will let you buy a photo of chop before the war -> if Chop sees this photo he may get insecure at first just reassure him that you love him and he will be fine. He does however decide to get Nubbins to take a photo of you two together so he can carry it around with him
Music is this man's life he adores every aspect of it he will make you playlists, mix-tapes, writs you songs, show you songs and more to describe how much he love you. -> I can see him sitting on his bed showing you a mix-tape he made for you " I'm uh j-just r-r-really bad with w-words p-pretty thing made y-ya this." It contains song from other artists and a few songs from his band.
He'd drag you to any cornbugs gigs -> they're usually in bars or lowkey gigs -> despite what you think he actually has a pretty good turn out to these things -> He'd totally call you his little groupie
He'd steal you stuff that you like
Choptops room is small and square with only a double bed and a vanity that holds chops record player and two stacks of records that are about to fall. His walls are covered rooft to floor in tapestries, band posters and fairylights. There's also several crafted bone jewerally and decorations hanging about -> You ask how he got all these things and he smiles and tells ya some terrifying and amazing stories.
His favourite colour has to be purple -> He when you wear anything purple or similar to his style
Chop and Nubbins are extermly close so you'll spend a lot of time with the chaotic duo -> Nubbins will see you as an extension to his brother -> if you care about cannon he'd probably be a mess after Nubbins died and could need an attentive and kind partner to help him
I feel like after Nubbins death Chop would hang out in his room
His the nicest to Bubba out of his brothers so if it's not Nubbins it's Bubba -> your His fave! Tho pretty thing don't worry!
Chop top either sleeps completely naked or on a big shirt he stole from one of the victims. His a vary chaotic person so many assume he'd be a chaotic sleeper but I personally think he'd be out like a light when he does sleep -> most likely a night owl and doesn't sleep much during the night
He gives you 'crow gifts' like rocks, pretty glass and other cool small things he finds
He definitely says hello through holding up a peace sign
He will randomly bite you to show you love -> His kinda like a feral cat ♡
137 notes · View notes
kitaabatuzzahro · 8 months
Text
____
Terkadang kita lebih takut tidak punya teman dari pada memiliki pertemanan yang sia-sia.
Apa sih pertemanan sia-sia itu?
Itu adalah pertemanan yang sama sekali tidak membawamu menuju SurgaNYA.
Bahkan sampai pada titik merelakan dirimu untuk ikut serta dalam hal2 yang seharusnya tidak kamu lakukan demi berteman dengannya. Kamu yang berniat baik untuk menyelamatkan justru kamu yang ikut tenggelam.
Na'uudzubillah tsumma na'udzuubillah
Lalu topik obrolan ini mengantarkan kita pada sebuah hikmah bahwa:
Allah pasti mempertemukan kita.. aku dan kamu, dia dan kamu tiada lain tiada bukan tentu ada maksud. Entah kamu yang akan belajar darinya dan dalam rangka melaksanakan misi dari Allah untuk saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.
Yuk kita saling menasehati dalam kebaikan.
Karena Allah akan menghisab kita dengan siapa kita berteman. Apakah kita sudah berupaya untuk saling mengingatkan jika salah satu diantara kita berbuat khilaf dan dosa.
Maafkan aku kawan. Apabila aku susah menerima nasihatmu, aku yang acuh tak acuh untuk mengingatkanmu dan bahkan membiarkan masing2 kita tenggelam dalam dosa.
Jangan sungkan tegur aku yaa jika aku salah apalagi kalau aku sombong. Jewer aja kupingku
Jika nanti kamu tidak menemuiku di surga..
Cari aku yaa..
Titip bilang yaa Sama Allah. Kalau aku sama kamu sama sama punya niat yang baik untuk terus menjadi hamba yang Allah dan Rasul cintai.
Semoga pertemanan kita selalu diridhoi oleh Allah SWT.
Untuk kamu yang aku sayangi karena Allah
#wallahua'lamubisshowaab
7 notes · View notes
hanifadinna · 4 months
Text
Tumblr media
It was today....pas naik angkot dari Pinang Ranti, naiklah segerombolan bocah SMP ke angkot yg saya ada di dalamnya. Sudah jarang sekali memang saya naik angkot. Kali ini nampaknya menjadi pelajaran bahwa harus berhati-hati saat berangkot ria.
Jadi salah satu diantara anak SMP yg naik membawa gunting yg lancipnya diarahkan ke depan, seolah mengacungkan ke atas. Lalu saya bilang, "ditaro dulu itu guntingnya", gak lama temannya mengambil gunting tsb lalu bilang. "Iya ngapain sih lo bawa2 gunting gw, udah kayak psikopat aja".
Lalu si anak yg kelihatan pemilik gunting tsb, mengambilnya dan memegangnya. Saya bilang lagi: " ayo dimasukin guntingnya ke tas , nanti ketusuk kena temennya". Dan dengan keras hati dia balas bilang " susah masukinnya".
Entah kenapa saya sudah mulai kesal, dan ia tetap saja ngoceh2 dg kawan-kawannya, tanpa peduli. Saya tahan supaya gak menyuruhnya memasukan gunting lagi, saya gak kenal anak ini, dan gak mau hal di luar nalar terjadi. Gimana kalau tuh anak ngaco dan malah menusuk (pikiran saya).
Saya hanya bisa bergumam dalam kesal, besok lagi kalau terjadi seperti ini, saya akan langsung turun ke angkot dan bilang ke pak supir bahwa saya turun karena hal tsb.
Alhamdulillah mereka, para pemuda tanggung itupun turun. 2 siswi SMP di depannya bilang " sebel banget gw sama yg bawa gunting, bukannya dimasukin ". Bocil aja ngerti.
Kayaknya klo gw emaknya mungkin udh gw jewer tuh bocah, astagfirullah hal adziim.
Yg cukup membuat sy kaget, anak seumur itu seperti tidak ada beban mengucapkan kata "psikopat". Pun pas benar ia menempatkan istilah tersebut.
Sy pikir, selain pendidikan di rumah, pengaruh lingkungan ataupun tontonan memiliki andil luar biasa. Terutama tontonan, akses internet yg seolah tanpa batas, membuat seseorang melihat apa yg seharusnya blm ia lihat, apa yg belum pantas ia dengar. Gak heran masalah kesehatan mental menjadi ancaman di era digital seperti sekarang. That's my opinion and huftt.....that's about today.
0 notes
rinietuyangie · 4 months
Text
mental health masa kecil
yang msih membekas dari dulu selalu jadi salah ngga pernah ada benernya ... mau main aku da izin padahal tpi masih aja ngga boleh, sampe akhirnya aku milih buat main dulu abis itu baru pulang sekalipun kena marah ya udh yang penting aku da main.
dulu sering kali dapat jeweran sama pukulan di badan ,,, di pukul aku msih bisa terima kalo di jewer pedes banget kadang sampe besok ngga hilang, setiap kali salah psti pilihannya di pukul atau di jewer ... aku pilih di pukul dari pada di jewer ...
pernah suatu hari aku melawan terus aku yang harus minta maaf ... aku ngerasa aku gak salah tapi aku selalu yang minta maaf... cuma karena aku ngga mau di marahin papa jadi aku pilih minta maaf tapi rasanya sakit karena aku ngga salah aku harus mintamaaf. dan msih aja salah, selang waktu yang lama ... dan seiring waktu lagi2 krena kesalahan aku jadinya selalu saja mendapat perlakuan yang agak gak enak pernah di bilang anak setan sering banget. dan yangmembekas di bilangnya aku gila ....
gimana aku ngga gila kalo dari kecil aku dapat perlakuan yangkek gini yangsakitdi bilang gila sama ibu sendiri dan cara dia bilang itu bener2 mwmbekas di aku.
sama halnya lagi aku bukan ngga pernah atau apapun inisiatif tapi setiapaku inisiatif selalu salah kek ni aku nyimpen foto kodok di fb ku, bukan tanpa sebab karena aku memang mau ada kenangannya... tapi aku inget kalo aku ini selalu salah, jadi aku hapus karena dia ngga suka aku ngesave fotonya,,,daei pada nambah daftar salahnya aku mending aku hapus aja .... karena aku ini bener2 ngga ada benernya di matanya ...
kaena kecerobohannya aku juga makanya ku ngga pernahbenr.
dulu arzy aja mau temenan sama aku karena aku ini bodoh. tapi gak temenan lagi karena aku di bilang becandanya sarkas padahal dia kalo becanda kan juga kek gitu... aku cuma ngimbanginnya aja ... kalo aku bilang aku ngga suka, dia sangkanya aku yangbaper padahal aku yang ngga terima tapi ngga ada yang peduli ....
aku tau rasanya ngga di peduliin makanya aku mau peduli sama orang walaupun aku cuma di manfaatin ya udah aja.
secara yang butuh aku bukan mereka, mereka itu ngga pernah butuh aku ... cuma aku yang butuh mereka.
kalo da kek gini jujur selain mental health lama' aku bisa gilaaaaaaa ...
termor kl da maunulis ataupun ngetik .....
efek dan akibat terlalu banyak maslah yangdi pendam
0 notes
halilbey · 1 year
Text
Tumblr media
Teruntuk anak pertamaku, Khalil
Rasanya akhir-akhir ini semenjak uma hamil T3 kamu bertingkah berlebihan.
Hampir tiap hari uma kesal liatnya Dan reflek membentak bahkan jewer kamu, nak.
Demi Allah ga ada sedikit pun niat uma buat berlaku kaya gitu. Bahkan setelahnya uma pasti nangis.
Nangis kesel sama diri uma sendiri, kenapa uma ga bisa kontrol emosi, kenapa uma ga bisa punya sabar yg lebih ketika Khalil bertingkah?
Padahal uma juga tau posisi kamu, nak. Dimana di usia yg belum genap 3 tahun kamu udah Harus belajar menerima kehadiran seorang adik.
Tapi di posisi itu yg uma liat kamu coba berusaha untuk terima hadirnya adik. Yg dimana pasti perhatian uma sama abah sekarang Harus dibagi antara kamu Dan adik.
Kamu hebat nak, kamu dewasa diusia yg masih sangat Dini.
Harusnya uma banyak belajar Dari Khalil ya nak.
Bisa manerima satu keadaan yg belum siap, tapi Harus dijalanin.
Makasih sayang Karna udah mau coba terima hadirnya adik.
Makasih Karna Khalil juga udah secara ga langsung bersikap dewasa terima uma cuekin saat Khalil ngajak main, tapi uma Harus nenenin adik.
Maaf Karna uma udah jarang mandiin kamu nak
Maaf Karna uma udah jarang suapin kamu nak
Maaf Karna uma sering cuekin kamu
Maaf Karna uma udah jarang main sama khalil
Maaf maaf maaf sayang
Seribu Kali pun maaf yg uma keluarin mungkin belum bisa ngobatin Luka yg ada di hatimu nak
Tapi demi Allah ketika uma marah, bentak kamu uma juga sakit hatinya nak
Karna bagi seorang ibu patah hati terbesar itu saat ia ga bisa sabar menghadapi sikap anaknya, bentak anaknya.
Love Uma untuk Khalil 💕
0 notes
andronetalks · 1 year
Text
US military walks back claims that it killed a top al-Qaeda boss in drone strike as family of dead Syrian insist 'kind bricklayer' was tending to sheep when he was killed by Hellfire missile
Daily Mail News UK By CHRIS JEWERS PUBLISHED: 06:55 EDT, 19 May 2023 | UPDATED: 08:04 EDT, 19 May 2023 The U.S. military has walked back claims that it killed a top al-Qaeda boss in a drone strike in Syria, according to reports. Officials changed their tune after the family of the man killed by a Hellfire missile said he had no links to terrorists, and was tending to his sheep when he died. The…
View On WordPress
0 notes
3amminds · 2 years
Text
Letters : Goodbye, January
How's your January?
Kubuka lembar pertama di 2023 dengan perasaan cemas. Hingar bingar keseruan perayaan tahun baru terasa hampa bagiku. Telingaku serasa tuli. Bunyi terompet dan petasan lebih terasa seperti deru angin, sementara malam itu pikiranku berputar tidak karuan.
Bapak masuk rumah sakit karena serangan jantung. Meskipun Bapak bukan ayahku, tapi tetap aku khawatir. Bagaimana keadaannya? Siapa yang menunggunya?
Mas Pandu. Bagaimana keadaan Mas Pandu?
Lebih buruk, tidak ada yang bisa kulakukan untuk membantu Mas Pandu kala itu, atau pun untuk Bapak. Aturan jam malam memaksaku untuk tetap di rumah. Dan lagi, memangnya aku siapa? Aku sudah tidak bersama dengan Mas Pandu lagi.
Yang bisa kulakukan hanya bertanya perkembangan kabar Bapak. Beberapa hari berikutnya sesekali aku datang menjenguk Bapak di rumah sakit, menemani Bapak barang sebentar. Bertukar cerita, berdiskusi. Bapak adalah seorang yang cerdas. Obrolan dengan Bapak tentang beragam hal mengalir lancar begitu saja.
Tidak hanya sekali itu Bapak masuk rumah sakit. Dalam sebulan, mungkin dua-tiga kali Bapak dibawa ke sana dan dirawat inap. Sekali waktu, aku berkesempatan menemani Bapak hingga malam, bergantian dengan Ambar dan Ibu Sri yang sudah terlihat lelah. Aku menemani Bapak sambil menunggu Mas Pandu datang.
Malam itu, seperti biasa, Bapak membicarakan soal Mas Pandu.
Malam itu, Bapak meminta maaf padaku tentang Mas Pandu.
Malam itu, Bapak berpesan padaku, "Bapak titip Egar, ya."
Malam itu pula, tanpa Bapak tahu, aku dipatahkan oleh Mas Pandu sendiri.
Tapi semua kekhawatiranku pada kondisi Bapak bukan semata karena Mas Pandu. Semua yang kulakukan untuk Bapak, untuk Mama, adalah karena aku menghormati mereka seperti orang tuaku sendiri. Bapak dan Mama memperlakukanku dengan sangat baik, makanya aku merasa nyaman dengan mereka.
Jadi, akan kuhabiskan Januariku dengan bersikap seperti biasanya pada Bapak dan Mama. Tidak masalah seperti apa sikap Mas Pandu padaku, aku hanya ingin menunjukkan rasa hormat dan terima kasihku pada Bapak dan Mama.
Tapi ternyata, Allah berkehendak lain.
28 Januari yang lalu, Bapak kembali pada-Nya. Dan aku ada di sana untuk menyaksikan kepulangan Bapak.
Bapak bukanlah ayahku, tapi aku ikut hancur melihatnya berpulang. "Bapak udah gak sakit lagi. Bapak udah enak di sana." Itu semua hanya kalimat penghiburan semata. Hati yang hancur tetap hancur.
Rasanya aku baru sebentar mengenal Bapak, meskipun sejak kecil sebenarnya aku sudah kenal Bapak. Waktu kecil dulu, aku tidak banyak mengobrol dengan Bapak. Sekarang, rasanya aku ingin meminta lebih banyak waktu untuk bisa bertukar cerita dengan Bapak. Aku ingin mendengarkan lebih banyak pikiran Bapak, aku ingin lebih banyak berdiskusi dengan Bapak.
Tapi garis takdir tidak bisa dilawan. Kita hanya manusia, punya kuasa apa?
Bapak orang yang baik. Allah menyayangi Bapak dan tidak mau melihatnya terus kesakitan, maka Ia memanggil Bapak untuk segera pulang ke tempat ternyaman. Begitu lebih baik untuk Bapak.
Begitulah yang kuyakini.
Di akhir Januari ini, aku hanya ingin menyampaikan selamat jalan untuk Bapak. Bapak sudah tidak kesakitan lagi, kan? Bapak baik-baik saja di sana, kan? Bapak ketemu Dwi nggak? Dwi itu adikku, Pak. Kalo Dwi bandel, jewer aja kupingnya. Hehehe
Bapak titip Mas Pandu ke aku, insya Allah akan aku jalanin sebisaku ya. Aku gak masalah buat jagain Mas Pandu. Dengan senang hati, tanpa diminta juga pasti aku jagain. Tapi aku gak bisa maksa Mas Pandu kalau Mas gamau dijagain sama aku. Bapak pasti ngerti, kan?
Tapi aku akan tetap kayak biasanya kok ke Mama, ke adik-adik dan kakak-kakaknya Mas Pandu. Terutama ke Ambar yang udah kayak adikku sendiri. Aku akan tetap ada buat mereka kapanpun mereka butuh aku.
Dan untuk kamu, Mas Pandu,
sejauh ini aku belum lihat kamu nangis. Bahkan Mama juga bilang kamu gak nangis. Mungkin udah, tidak di depanku, tidak di depan semua orang. Atau mungkin kamu menahannya?
Yah, Bapak pernah bilang sama aku, Mas, "Egar itu anak Bapak yang paling kuat. Cocok dia sama namanya. Pandu Tegar." Memang benar, Mas, aku pun mengakui bahwa kamu sangat kuat, sangat tegar. Tapi menahan luka seperti itu juga tidak baik, Mas Pandu. Kalau kamu ingin menangis, maka menangislah. Hatimu tidak harus menyimpan luka sendirian, matamu tidak harus menampung seluruh air mata yang seharusnya bisa dikeluarkan.
Aku mengerti, beban di pundakmu begitu besar. Aku mengerti kamu takut jika adik-adikmu melihatmu menangis, maka mereka juga akan merasa rapuh. Percayalah, aku tahu rasanya. Itu juga yang kurasakan sebagai anak pertama. Itu juga yang membuatku tidak bisa sembarangan menangis di rumah meskipun hatiku terpecah-belah.
Mas, kalau kamu merasa tidak bisa menangis di depan Mama dan adik-adikmu, ada aku. Kalau kamu mau, kamu bisa menangis di depanku sepuasmu, selepasmu. Tidak perlu ditahan. Luapkan saja semuanya padaku.
And, that was my January.
Really, January. What's wrong with you? Dulu Theo, sekarang Bapak Pram. Kamu mengambil terlalu banyak orang yang berharga bagiku.
But it's not that bad, I guess, as I survive in the end. Hehe. How's yours?
0 notes
nadijahp · 2 years
Text
CW // Content Warning // Julid Part. 
“cakep banget sih, cantik banget sih, baik, lembut, pinter,” bla-bla-bla, bla-bla-bla. 
i heard it many times from him, then he asked me to see my part of my body. i just thinking about, is he liking my specific part of my body or my whole body including my personality and so on so on? 
“aku tuh anaknya visual banget”
so do i. i do visual thingy, from photography, graphic design, videography, to learning illustration (in theoretically). it is not just about him. 
“lo tuh banyak teori, actionnya ga ada!”
dia pikir dengan segala apa yang gue hadapi dalam hidup beserta trauma dengan bantuan psikologis, itu ga membantu gue untuk memahami action impulsif tanpa penjelasan teori? teori ngebantu gue untuk memahami apa yang pernah gue rasain dan apa yang gue amati saat dia berbicara. 
emang beda deh abang-abangan kiri ugm sosio satu itu. 
i just want to sharpen my mind and words, emang salah? 
gue ga mau ketrigger lagi, keulang lagi masa gelap dan bodoh mampus itu, dan dibego-begoin karena gue dengan keadaan seperti ini. gue udah pernah fafifuwasweswos dan digurui sama anak hi ui dan it was enough wes udah cukup. 
i just observing another pattern and it is the same, almost same. 
---
Suatu kali saat ngobrol di video call waktu itu. Gue inget: 
“lo itu pelupa apa gimana sih?”
“iya emang, gue pikunan,” balas gue saat video call saat itu. 
“likes lo di twitter tuh kayak sjw gitu elah.” 
“ya terus?”
“salah lagi kan gue, dimarahin”
“LAH GUE MARAH AJA LO MALAH KETAWA”
“soalnya marah lo lucu, mau nangis gue lo marah kayak gitu”
“YA TERUS KAYAK APA GUE MARAH, MAU NGAMUK-NGAMUK? KAN LIAT WAKTU JUGA”
“tuh kan keluar logat sumateranya HAHAHAHAHA”
“ya emang kebawa gimana sikkkkk” 
agak kesel tapi gemes tapi pengen gue jewer biar bener. 
“oh jadi savior complex lo muncul gitu ya kalo ketemu orang ga bener?” tanyaku di Starbucks Grand Indonesia saat itu. 
“iya hahaha kayak pengen ngerubah orang itu,” katanya. 
don’t you try, bro. 
1 note · View note
messylochness · 2 years
Text
Kembang Setaman
Wanita paruh baya di hadapanku mengulum senyum simpul saat pandangan kami berserobok. Dia menghampiri dengan langkah tertatih. 
“Baru, ya? Kasihan, mana masih muda.”
“Iya, Bu,” aku menelan ludah dengan getir. “Nggak ada yang tahu nasib orang.”
Beliau bergumam, “Jangan khawatir, di sini pelayanannya bagus, kok. Petugas kebersihannya ramah, sering ngajak ngobrol. Anak bungsu saya nengok ke sini seminggu sekali. Nanti biar saya suruh ke tempatmu kalau kamu kesepian.”
“Terima kasih Bu, nanti merepotkan.”
Setelah mengobrol beberapa lama, kuketahui jika beliau bernama Bu Harni. Biasa, penyakit komplikasi orang tua, ucap beliau sambil terkekeh. Suaminya sudah lama berpulang, dimakamkan di TMP* Anggrek Putih yang jaraknya jauh dari sini, karena seorang purnawirawan. Sore itu juga, aku diperkenalkan dengan teman-teman Bu Harni, ibu-ibu yang ceriwis saat sedang berkumpul.
“Eh, Mbak Mutiara, di blok A ada yang masih muda juga,” ucap Bu Bariyah. Beliau mengalami kecelakaan hingga lumpuh. Tetapi, penderitaannya tak menyurutkan rona keceriaan beliau. “Ayo tak kenalkan. Cah ngganteng, kayaknya turunan londo.”
Aku menolak tawaran tersebut seketika. Namun, esoknya Bu Bariyah menunggu di depan kamarku demi menepati janji. Karena tidak enak, aku menemani beliau menuju tempat yang dimaksud. Tetapi, alangkah terkejutnya saat menyadari betapa buruk temperamen pemuda itu saat ia membanting sesuatu di hadapan kami. 
“Kasihan,” bisik Bu Bariyah. “Kelihatannya normal, tapi … agak miring.”
Dalam hati aku menggerutu. Masa yang begini mau dikenalin? Pemuda tersebut mematung saat ditegur. 
“Cah bagus, ndak boleh gitu,” hardik Bu Bariyah. “Yen kowe anakku, tak jewer kupingmu.”
“Verdwaald geraken!” balasnya. Dia mengusir Bu Bariyah dengan agak kasar. Aku tahu karena pernah belajar sedikit saat SMA. 
Tetapi, tidak ada yang bisa mengalahkan emak-emak karena dengan sigap Bu Bariyah mengurai selendang yang dijadikan kerudung, lalu menyabet betis laki-laki itu sampai minta ampun. 
“Pancen anake wong londo nggak nduwe unggah-ungguh,” omel Bu Bariyah. “Ini tak kenalkan sama Mutiara biar kowe ono kancane, malah misuh.”
“Udah, Bu,” sergahku. “Nggak apa-apa, kita balik aja.”
Namun, rupanya metode tersebut cukup ampuh, karena dia langsung menurut dan menjabat tanganku. 
“Jansen,” bisiknya lirih. 
“Hai Jansen, namaku Mutiara.”
Sore itu kami mengobrol sedikit. Suasana terasa agak canggung karena ditemani Bu Bariyah. Tetapi, Jansen berjanji untuk menemuiku besok. 
Di fasilitas ini, tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan, sehingga kebersamaan dengan Jansen cukup menghiburku. Jansen bercerita jika dia pernah dipasung keluarganya. Itu menjelaskan bekas lebam di pergelangan kaki Jansen. Kehidupannya sangat menyedihkan. Sayang sekali, saat dia bertanya masa laluku, aku tak bisa mengingat apa-apa. Mungkin itu alasan aku dibawa ke sini. Jika tak menyimpan kenangan, maka keberadaanku bisa dengan mudah dilupakan.
Ketika akhir pekan tiba, anak Bu Harni datang. Dia membawa sekeranjang bunga tabur. Pria itu tampak lebih muda dariku. Setelah mendoakan ibunya, dia bercerita tentang wanita yang ia sukai.
“Doakan ya Bu, Insya Allah Mei besok kami menikah. Kapan-kapan dia kuajak ke sini buat kenalan sama Ibu,” pungkasnya sebelum beranjak. 
Bu Harni menangis haru sepeninggal anaknya. “Aku punya mantu lagi,” lolong beliau.
“Wah, kasih bersemi di bulan Mei,” seloroh Bu Bariyah yang tiba-tiba muncul dari belakang kami berdua. Sambil melirikku dia berkata, “Yang di TPU* Kembang Setaman juga.”
*TMP= Taman Makam Pahlawan
*TPU=Taman Pemakaman Umum
500 kata
Sidoarjo, 31 Mei 2022
4 notes · View notes
ramengir · 2 years
Text
Asli tadi suara gw bak teriakan tarzan kenceng banget pas anak2 lari larian ke jalan raya.
Parno beneran kalo sampe ada yang celaka lagi.
Di rumah sakit dua hari semalam nenemin anak operasi itu ga enak
Ga malu pas tetangga keluar rumah nya dan tau gw teriak sekenceng itu.
walo pun harus nyubit atau jewer anak gegara nyelamatin dia
2 notes · View notes
pepymeganingsig · 3 years
Text
Tumblr media
MENJEMPUT RESTU
Bab 9.
"Perkenalkan nama saya Ayu Indri Dewi Pak" kata Ayu sambil menjabat tanganku dan kedua mata kami saling bertatapan. Kurasakan tangan Ayu begitu dingin, apakah dia benar-benar merasa takut atas kejadian kemarin? " Saya juga minta maaf atas kejadian kemarin Pak." kata Ayu merasa sangat bersalah karena menabrakku.
Jujur sekarang aku seperti orang bodoh, tidak bisa mengucapkan satu kata apapun. Jantungku terus berdebar lebih cepat, pandanganku terus menatap matanya. Seakan matanya adalah permata paling indah di dunia. Aku benar-benar salah tingkah dibuatnya. Ini perasaan yang sangat menyebalkan. Bagaimana tidak menyebalkan, seorang Mike Alexander yang begitu cerdas, tanpan, dingin dan tegas bisa diam seribu bahasa di depan gadis kampung seperti Ayu.
Ayu mencoba melepaskan jabatan tangannya dariku yang ku pegang lumayan erat. Namun dia tidak bisa melepaskan genggaman tangannya dariku. Aku masih terbius oleh sorot matanya yang menyejukkan. Hal itu menjadi pusat perhatian orang yang berada di dalam aula.
"Hem..hem..." Anton berdehem melihat apa yang terjadi antara aku dan Ayu. Hal itu seketika membuatku melepas tangan Ayu dari tanganku. Aku mencoba mengalihkan pandanganku ke arah lain, mengikis sedikit rasa asing ini. Lalu berjalan meninggalkan aula yang di ikuti oleh Daniel dan Anton.
"Apa kamu suka dengan perempuan imut bro?"tanya Anton dengan ekspresi muka yang sangat menyebalkan.
"Tidak." Jawabku tanpa ekspresi.
"Kalau begitu bagaimana kalau aku yang naksir sama dia?"pertanyaan Anton membuat hatiku terasa memanas. Aku langsung menoleh ke arah Anton sambil menatapnya tajam.
"Cewekmu itu sudah tidak bisa dihitung pakai jari, masih saja mau deketin gadis kampung itu? Dasar buaya darat!" kataku sambil menghadiahi jeweran di kupingnya.
"Woy jangan jewer kupingku seperti ini, nanti bisa lebar kaya kuping Gajah!" sungut Anton mencoba melepaskan jeweranku dari kupingnya.
Aku heran dengan sahabatku ini, bisa-bisanya dia jadi seorang play boy. Padahal dia rajin beribadah, tapi pacarnya ada di mana-mana.
Aku terus duduk di sofa mencoba untuk menenangkan jantungku yang masih berdebar kencang karena peristiwa tadi. Anton langsung duduk di depan sofa sambil menatapku menyelidik.
"Kamu tahu bro, perempuan tadi yang lolos tes hampir sempurna." Kata Anton masih mencoba untuk membahas tentang Ayu.
"Aku tahu, kamu pikir aku udah pikun?" tanyaku balik yang sudah mulai jengkel dengan sifatnya. Awas saja dia berani macam-macam sama Ayu, kulempar dia ke rawa-rawa.
Aku memang tidak memiliki hak terhadap Ayu, tapi aku juga tidak suka bila ada seseorang yang mendekatinya. Mungkin ini terlihat konyol dan mungkin juga terlihat egois. Tapi aku tidak tahu kenapa, seakan-akan aku ingin melindunginya.
Mungkin memang benar aku benar-benar sudah jatuh hati kepadanya. Jujur aku sangat hawatir dengan perasaan ini. Aku hawatir akan menjeratnya masuk ke dalam hidupku dan dia akan terluka karenaku. Aku tidak ingin membuat orang-orang yang aku cintai terluka karenaku. Lantas bagaimana dengan perasaanku ini?
1 note · View note
bearwithu · 4 years
Text
Jum'at Bersama Mbak Awa
Hari ini mbak Awa kesal banget sama pacarnya, mas Aji, karena ngebatalin janji buat nemenin mbak buat refreshing karena seminggu kemaren sibuk banget sama kerjaan yang datang bertubi-tubi. Jadi gue, Abim, adik yang perhatian dan menyayangi kakak satu-satunya ini mau nemenin mbak seharian keliling buat hunting foto atau kulineran atau apa aja deh yang dia suka.
Sebenernya gue sama mbak Awa udah sering banget jalan bareng, gue sih seneng aja karena dibayarin terus jadi nggak ngeluarin cuan sepeserpun.
Paling seneng itu kalo dia lagi 'BM' atau kepanjangannya 'Banyak Mau' biasanya sih soal makanan, ya namanya mbak Awa mah emang nggak jauh dari makanan, harusnya sih dia pacaran sama bang Ajun jadi bisa diajak wisata kuliner, bukan sama mas Aji yang makannya kalo inget doang.
Jadi, kita lagi makan di Simpang Luwe, tempat makan favoritnya dia sama mas Aji, sebenernya sih tempatnya nggak ada romantis-romantisnya kayak di novel tapi dari yang sering di ceritain ke gue sih ini tempat pertama mereka ketemu, kalo nggak salah sih kenalannya nggak sengaja.
Jadi sepupu kita Meru punya geng-gengan yang kebetulan mas Aji juga lagi ikut ngumpul sama mereka, gue sama mbak Awa rata-rata udah pada kenal sama gengannya Meru ini yang kebetulan lagi, mas Madik, mantannya mbak Awa juga segeng sama Meru, jadi udah akrab banget, nah mas Aji ini temannya mas Bi dan bang Danis —kakak tingkat sekaligus teman segengnya meru—yang lagi-lagi kebetulan mereka berdua ada proyek bareng sama mas Aji, jadi ikutan nongkrong bareng sama mereka, dan nggak ada angin, nggak ada badai tiba-tiba aja dua bulan setelah pertemuan itu mbak bilang ke gue kalo dia udah pacaran sama mas Aji, wahh gue nggak kaget sih soalnya waktu dikenalin itu mas Aji udah keliatan tertarik sama mbak gue ini. Nanti deh mintak mas Aji ceritain gimana bisa dia suka sama kakak gue yang bawel ini.
Sebenernya gara-gara mas Aji pacaran sama mbak Awa gue jadi kenal temen-temen tongkrongannya mas Aji, yang lagi dan lagi kebetulannya temen gue Hansel juga kenal beberapa temannya mas Aji, sebenernya sih kita satu kampus dan satu fakultas jadi yaa teman-teman kita bisa aja saling kenal, jadi gue nggak heran juga soal ini.
Cukup sama sejarah singkat tentang mas Aji dan mbak Awa. Sekarang gue lagi menikmati Rawon Blonceng salah satu menu yang paling gue suka kalo makan disini, bukan favorit gue tapi ya gue emang dasarnya penikmat rawon jadi semuanya enak aja gitu di lidah gue.
"Habis ini mau kemana mbak?"
"Belum tau, ntar deh dipikirin, yang penting isi perut dulu sebelum jalan-jalan."
Jangan heran guys, dia emang gitu, kalo makan nggak mau di ganggu, walaupun itu cuma obrolan singkat, prinsipnya kalo ada makanan di depan mata ya harus di nikmati jangan mikir yang lain dulu, utamakan perut.
Sehabis memuaskan perut tadinya mbak ngajak ke alun-alun tapi matahari lagi terik jadinya rencana batal dan kita pergi ke kampung warna warni jodipan buat hunting foto. Kata mbak sih habis dari sini ke alun-alun agak sorean soalnya mbak mau liat air mancur warna warni di alun-alun.
"Kamu berdiri disana deh nanti mbak fotoin," ucapnya sambil melihat hasil foto gue.
"Motonya yang bener, masa gue moto mbak bagus-bagus, guenya ngeblur."
Kebiasaan banget dia kalo motoin gue emang disengaja ngeblur nggak tau deh niatnya buat apa. Emang aneh orangnya, jadi kalian yang baca nggak usah heran. By the way nanti hasil fotonya gue lampirkan di bawah tulisan ini ya guys, kalian harus liat betap nggak ada bakatnya perempuan ini ngefotoin gue.
Setelah hunting foto di kampung warna warni tadi kita langsung menuju alun-alun yang lumayan ramai tapi nggak seramai kalo malam minggu sih. Di alun-alun paling ya foto-foto lagi, terus duduk di kursi taman sambil nikmatin pop ice yang di beli di warung kaki lima deket alun-alun, sambil ngobrolin kalo nggak soal kuliah atau kerjaan ya pastinya soal pacar, tapi gue masih jomblo sih, belum ada niat buat pacaran, terkahir pacaran gue di selingkuhin, anjir banget gak tuh? Tapi ya gue nggak sakit hati, karena waktu itu emang mau putus, soalnya mbak pacar suka cemburuan dan posessive. Akhirnya putus habis itu gue nggak mau lagi memulai hubungan karena pengen bebas dan nggak di teror dengan chat setiap menit dan setiap detik nanyain gue lagi dimana?, sama siapa?, nggak sekalian nanyain gue lagi berbuat apa?, biar kayak lagu.
Sekarang kita lagi liatin air mancur yang kalo malam jadi warna-warni. Ini sedikit mengingatkan gue saat ngedate pertama sama mbak mantan, inget banget waktu itu tahun-tahun pertama kita kuliah dan kita yang masih sedikit asing dengan kota ini, jadi sering banget jalan-jalan keliling kota, bersalaman dan saling mengenal dengan kota yang 4 tahun kedepan akan menjadi tempat kami menjalani nasib sebangai mahasiswa perantauan. Jadi beberpa sudut kota kadang ngingetin gue sama mbak mantan. Cuma sekedar duduk dan saling berbagi cerita, nggak ada hal special terjadi tapi tetap saja namanya kenangan, sesuatu yang akan di ingat oleh otak dan pikiran.
Oke sekian dulu cerita gue di hari jum'at yang mulia ini, sampai ketemu di cerita selanjutnya, itupun kalau ada yang baca...
Oh ini beberpa foto gue yang di ambil sama mbak Awa, ternyata nggak ada yang ngeblur ya guys... Thanks to mbak gue yang udah ngasih effort yang gede banget buat ngefotoin adeknya yang tampan ini.. Oh gue selipin satu fotonya mbak awa guys laiat lah betapa jeleknya perempuan itu— nggak deng kalo mbak jelek ya gue burik dong— nggak guys mbak gue cantik banget malah, kalo nggak mah mana mungkin jadi mantannya mas Madik si kating idaman satu kampus...
Tumblr media Tumblr media
Introduction Salwa Arwin a.k.a mbak Awa
Mbak kesayangan dan lawan berantemnya Abim sekaligus anak gadis kesayangan ayah... Pacarnya mas Aji, mantan terindah mas Madik... Sekian funfactnya mbak Awa nanti kalo keterusan gue yang di jewer soalnya macan galak guys...
Tumblr media
2 notes · View notes
annisanavilah · 4 years
Text
Wajar bukan, bila masing-masing masing dari kita berharap merayakan hari yang menurut kita istimewa.
Atau
Wajar atau tidak adalah beda, tergantung pandangan. Dari sudut mana engkau memandang.
Wajar itu hanya milikku, bukan milikmu, atau milik kucing cokelat kecil yang telinganya ku jewer tadi sore.
Sulit.
Sulit sekali singkronisasi antara kepala dan yang berada di rongga dada.
Bukan tidak mengerti.
Aku sadar sepenuh kepala, namun tidak sepenuh hati.
1 note · View note
mycptsdstory · 5 years
Text
Still to this day, I’m terrified to wear jewerally.
When I used to wear necklaces, my uncle would go behind and my choke me; and that was my mother’s brother. My family just laughed it off, he even threatened to cut my fingers off because I have rings on.
My dads family are even worse. When my mum and my dad got divorced, on weekends I would visit him at his brothers house. Every time I wore a necklace, my dad, my cousins and his brother would play a game “who can make *my name* blue” . So I would pass out in the living room gagging for air, while everyone was laughing at me. I even passed out one time because I wore a material type necklace, so my dads brother chocked me so hard I passed out. One time I thought he slit my throat by own necklace, but then it broke. I thought I died by gagging on air.
My dads family even put my bracelets in between doors so my arm would get stuck.
His family physically abused me for years and years. When I grew up, learned boxing and karate I finally stood up to them. I broke my counsins arms, chucked them down the stairs, because before they chucked me down the stairs; and even one time nearly chucked my counsin out of a car window when we were on the motorway. After that, they hardly wanted me around. Every time when they tried to fight me, I won. Even my dads brother didn’t want me around. So my dad insisted to take me to his.
Because my dads family, I know how to fight. When I was 15, that’s when the physical abuse stopped. No one believed me, so I took it in my own hands.
To this day, my dads family are afraid of me. They can say shit behind my back and on computer screen, but they would never say it to my face, like they used too. And also, they taught me how to deal with trolls. Tip, use their weakness and use it to your advantage. It stops, and it works.
Tip: Don’t push someone to their limits.
1 note · View note
hanifahdwis · 5 years
Text
Movie Review Time
Kisah JOKER itu, bukan cerita soal Orang Jahat yang Lahir dari Orang Baik yang Tersakiti ...
Riuh redam orang - orang membicarakan tokoh villain fiktif bermuka badut, also known as musuh Batman, ini. Diceritakan bahwa seorang pria dengan nama asli Arthur, ingin menjadi seorang pelawak (joker), bahkan profesi nya saat itu adalah menjadi seorang badut. Dia ingin membuat orang lain selalu riang dan bahagia. Seperti yang selalu ibunya bilang, "always smile and put on a happy face" (selalu tersenyum dan gembira), dalam keadaan apapun itu.
Namun kehidupan nya seakan tidak mendukung semua mimpi dan niat baiknya. Dia selalu jadi olok - olok semua orang, apalagi karena dia punya kondisi gangguan psikis, sepertinya sih , dimana dia akan tiba - tiba tertawa bahkan saat dia merasa sedih dan depresi.
Oke, keadaan itu juga membuat saya yang melihat menjadi sedikit depresi. Runtutan peristiwa tidak menyenangkan dalam hidup calon joker itu cukup membuat saya iba dan terbesit sebuah pikiran: it's okay to be bad, because everyone's bad. Saya malah jadi ikut - ikutan membenarkan playvictim, mencari pembenaran untuk sesuatu yang salah. Padahal jadi jahat, ya, jahat aja, gak ada bener - bener nya.
Joker/Arthur dalam film itu, menurut saya, cuma tokoh yang mencerminkan orang - orang yang senang mencari pembenaran. Bahwa jadi jahat itu gapapa kalau kamu punya latar belakang yang tepat. Dan mengajak orang lain untuk tau kalau apa - apa yang dia lakukan adalah benar karena dia pernah jadi korban. Biar mereka semua merasa kasihan dan akhirnya membenarkan kesalahannya.
Tampaknya film ini berpengaruh lumayan besar untuk remaja - remaja labil zaman now. Karena, this is what we have now, sekarang banyak orang - orang yang awalnya jahat tiba - tiba mengiba. Sekali lagi, playvictim. Contohnya, menurut saya, seorang murid yang kurang ajar sama gurunya, terus tiba - tiba muridnya di jewer sedikit, lapor. Eh yang kena kan pasti gurunya. Si murid akan bermain aman, hukum keluarga berdalih "masa guru mengajarkan muridnya kekerasan". Yak, namanya juga cari pembenaran, ya syudah lah yang penting ada uang. Loh?! Kok jadi ngelantur.
Joker, menurut saya sih, adalah orang yang memang sudah punya pemikiran jahat yang dia sembunyikan dengan cara berpura - pura. Joker is a sick man, babe. Dia adalah orang jahat yang lahir atas kegelisahannya sendiri. Padahal, dia bisa aja dia pergi dari semua kekacauan itu. Tapi nyatanya dia lebih senang melepaskan hawa nafsunya. Yaa, namanya juga orang sakit kali, ya. Eh cari pembenaran lagi. Hihihi.
See, can you relate? It's happening now.
Jadi, stop saying : Orang jahat lahir dari orang baik yang tersakiti... Banyak banget lho gais, orang orang baik yang — you may say — tersakiti, tapi mereka malah semakin kuat. Pondasi mereka semakin kokoh menghadapi setiap masalah. Apalagi kalau mau menjadikan Rasulullah saw. jadi suri teladan. Beliau saw. bahkan disakiti lebih dari Joker, bukan? Tapi tenang - tenang aja, tuh, asal ada Allah aja. Iya, kan? Hehehe.
Semangat, gais.
14.11.19 - hnfhsay
2 notes · View notes