#dapodik
Explore tagged Tumblr posts
Text
Perekaman KTP El DP4 Dapodik Provinsi Gorontalo Terus Berlanjut
Perekaman KTP El DP4 Dapodik Provinsi Gorontalo Terus Berlanjut #PerekamanKTPEl #KTPElektronik #DinasDukcapilPMD #PemprovGorontalo
Hargo.co.id, GORONTALO – Progres Perekaman KTP El Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) serta data pokok pendidikan (Dapodik) Provinsi Gorontalo terus menunjukkan progres yang baik. Berdasarkan data By name By adress (BNBA) yang dirilis Dirjen Dukcapil Kemendagri, dari total 24.432 jumlah DP4 Dapodik Provinsi Gorontalo, 20.235 sudah melakukan perekaman. Kabid PIAK dan Pemanfaatan Data…
View On WordPress
0 notes
Video
youtube
TERUPDATE II TUTORIAL MUTASI MASUK SISWA DARI SEKOLAH KE MADRASAH PADA E...
0 notes
Text
8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/8-cara-menghapus-ruang-di-dapodik-2023-tanpa-bantuan-pemerintah/
0 notes
Text
8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/8-cara-menghapus-ruang-di-dapodik-2023-tanpa-bantuan-pemerintah/
0 notes
Text
8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/8-cara-menghapus-ruang-di-dapodik-2023-tanpa-bantuan-pemerintah/
0 notes
Text
8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/8-cara-menghapus-ruang-di-dapodik-2023-tanpa-bantuan-pemerintah/
0 notes
Text
8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/8-cara-menghapus-ruang-di-dapodik-2023-tanpa-bantuan-pemerintah/
0 notes
Text
8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan 8 Cara Menghapus Ruang di Dapodik 2023 Tanpa Bantuan Pemerintah? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/8-cara-menghapus-ruang-di-dapodik-2023-tanpa-bantuan-pemerintah/
0 notes
Text
"Sekolah Is Bulshit??"
Potret Buram Pendidikan Kita: "Ketika sekolah tak lagi menjadi tempat belajar, tapi ladang profit, siapa yang sebenarnya dicerdaskan?"
Sebagai seorang guru yang juga seorang konten kreator, saya sering merasa gemas dengan wajah pendidikan Indonesia yang—alih-alih berkembang—justru terjebak di antara aturan kaku dan mentalitas yang tidak relevan dengan kebutuhan generasi saat ini. Pendidikan seharusnya membimbing dan membuka potensi anak-anak kita, tapi kenyataannya sistem pendidikan Indonesia malah sering berfokus pada kekurangan, bukan kelebihan anak. Setiap siswa diukur dengan standar yang sama meskipun keunikan mereka berbeda. Misalnya, ada anak yang luar biasa berbakat di bidang fotografi dan videografi, tetapi sistem mewajibkan mereka untuk mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dalam pelajaran menggambar. Bukannya didorong untuk mendalami potensi, mereka malah dicap "gagal" hanya karena bakat mereka tidak ada di jalur akademik konvensional.
Lebih parahnya, saya juga melihat anak-anak yang tidak pernah diberi kesempatan untuk merasakan realitas dunia kerja. Bayangkan saja, di SMK misalnya, mereka dipersiapkan untuk dunia kerja yang penuh tekanan deadline, disiplin tinggi, dan tuntutan kualitas, tapi banyak guru yang enggan memberikan latihan seperti itu karena khawatir akan Undang-Undang Perlindungan Anak. Ironisnya, akibat ketakutan itu, anak-anak malah tumbuh dengan mental "tempe" dan merasa mereka tidak perlu bekerja keras atau menerima teguran. Sejujurnya, dunia kerja tidak akan memperlakukan mereka sebaik itu, dan sikap menghindar ini tidak mendidik mereka untuk siap menghadapi tantangan hidup yang nyata.
Lalu ada lagi "jaminan" naik kelas yang dianggap seolah wajib, bahkan ketika siswa tersebut tidak memenuhi kualifikasi. Sebagai seorang guru, saya pernah tidak meluluskan sembilan siswa dan tidak menaikkan dua belas siswa lainnya—tentu saja ini kontroversial. Keputusan saya membuat beberapa siswa merasa malu, bahkan mereka akhirnya pindah sekolah. Kenapa ini jadi masalah besar? Karena banyak sekolah yang takut prosentase kelulusan mereka turun. Kenyataannya, sistem dapodik dan akreditasi sekolah masih sangat bergantung pada statistik kelulusan yang 100%. Jika anak tidak naik kelas atau lulus, sekolah bisa terancam nilainya, dan dampaknya, sekolah lebih memilih "memaksa" anak naik kelas, terlepas dari apakah mereka sudah layak atau belum.
Sekolah swasta, terutama, sering kali lebih mirip bisnis keluarga daripada lembaga pendidikan. Fokus utama mereka bukan lagi mencerdaskan bangsa, melainkan mengejar profit. Guru dituntut untuk bergelar S1, bahkan S2, tetapi gaji yang mereka terima jauh di bawah UMR. Dana BOS yang seharusnya untuk operasional guru, sering kali hanya lewat tanpa sampai pada guru yang benar-benar mengajar. Guru akhirnya harus bekerja sambilan, membuka les, atau bahkan berjualan online hanya untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup selama satu bulan. Bagaimana kita bisa berharap pendidikan berkualitas jika guru-gurunya justru harus membagi pikiran antara mengajar dan mencari penghasilan tambahan?
Selain itu, kita juga menghadapi tantangan dari orang tua yang terlalu campur tangan. Berdasarkan analisis pribadi saya, banyak orang tua yang lahir di tahun 70-an hingga 90-an tampaknya memiliki “dendam terpendam” terhadap pengalaman mereka dulu yang penuh disiplin keras. Mereka pernah merasakan hukuman fisik dari guru, yang saat itu dianggap wajar. Kini, ketika anak mereka mengalami masalah di sekolah, orang tua ini sering menolak pendekatan serupa, bahkan mendampingi anaknya secara berlebihan, dan guru pun jadi sulit mengambil sikap tegas.
Banyak variabel yang membuat sistem pendidikan kita kompleks dan berat untuk berkembang. Sekolah terjebak pada kebutuhan mencari keuntungan, guru harus berjibaku untuk bertahan hidup, dan pemerintah terus merumuskan kebijakan yang sayangnya tidak berbasis kondisi lapangan. Tanpa perubahan mendasar, pendidikan kita akan terus jalan di tempat. Pendidikan seharusnya membebaskan, tapi realitas yang terjadi malah sebaliknya.
13 notes
·
View notes
Text
Aku ingin mengabadikannya disini. Entah bagaimanapun hasilnya. Entah bagaimana nanti jalannya, bagaimana takdirnya. Masih dan akan terus ku usahakan sebaik yang aku bisa.
Cerita awal mengikuti ppg prajabatan untuk mengembalikan jiwa ambis yang sempat redup karena mental breakdown di pandemi dan 2 tahun seterusnya. Awalnya tetap mengusahakan untuk beasiswa S2. Namun cukup sadar diri S1 yang di tempuh selama 7 tahun karena banyak cerita di dalamnya akhirnya tidak membuatku cukup nyali untuk beasiswa S2. Kali itu datang surat edaran, peraturan terbaru terkait untuk menjadi guru. Jujur karena aku adalah sarjana pertama di keluarga, tidak punya orang dalam, jadi berpikir bagaimana caranya bisa bersaing dengan adil. Kala itu, pemerintah memberikan salah satu jawaban dengan ppg prajabatan, setelah lulus bisa langsung daftar pppk dan penempatan di kabupaten domisili. Orang tua yang semakin sepuh tidak mengizinkan anak perempuannya ini merantau lebih lama apalagi sampai kerja di luar kabupaten domisili. Baiklah, aku minta izin untuk ppg prajab saja 10 bulan. Alhamdulillah setelah mengantongi izin dan doa restu orang tua, akhirnya proses perkuliahan dan praktik di lalui.
Sungguh tidak ada ekspektasi akan menjadi seperti ini. Honorer siluman via sptjm, Ruang talenta guru yang meharuskan minimal dapodik 2 tahun dan sudah ppg. Entah kenapa bisa dengan mudah dikelabuhi. Lagi-lagi akankah orang dalam pemenangnya?
Apa iya, untuk bersaing sehat dan memiliki integritas di negri ini sungguh sulit? Bagaimana bisa mencerdaskan anak bangsa kalau pengajarnya saja seperti ini. Ku pikir dunia pendidikan bisa lebih sedikit beretika tidak seperti sektor yang lain. Tapi bagai punuk merindukan bulan sungguh tidak jauh beda.
Ya Allah, aku paham apa yang tertakar tidak akan tertukar. Aku tahu sepanjang perjalanan mencari rezeki dan memasukkan sesuatu ke dalam perut itu tidak cukup hanya baik tapi juga keberkahan prosesnya. Untuk itu mohon lapangkan hati ini untuk menerima semua apa yang akan terjadi.
Sungguh sakit sekali rasanya bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga teman-teman sejawat yg merelakan untuk memutus dapodik demi ppg prajabatan agar segera mengikuti tes pppk, jauh dari orang tua, pasangan, dll. Rasanya tidak adil sekali jika demikian adanya.
Per 31 desember kabupaten blitar 0 formasi dari sebelumnya 86. Sedangkan yang sudah resume ada 529 orang mahasiswa ppg prajab. Bagaimana mereka? Nangis di pojokan? Kalah sebelum berperang? Kalah karena sistem? Jadi pengangguran berserdik?
Lalu bagaimana dengan formasiku yang tersedia 50 saja? Sedangkan pendaftaran di perpanjang hingga 7 januari? 1 minggu sudah cukup untuk berkonspirasi, mengacak-acak sistem juga mengeluarkan surat edaran terbaru. Sungguh, hebat sekali bapak ibu pemangku kebijakan ini. Semoga hari-hari bapak ibu senin terus. Gupek dan ngga tenang karena mendzolimi anak-anak bangsa yang menginginkan dan mengusahakan integritas dan keadilan dalam seleksi.
Astaghfirullah Astaghfirullah 😭
13 notes
·
View notes
Text
Hai diriku, alhamdulillah ternyata sudah sejauh ini ya langkah kita dalam berproses bersama. Ternyata pada akhirnya aku kembali meniti jalan di dunia pendidikan, bahkan aku kembali lagi ke Muhammadiyah. Haha, rasanya lucu sekali hidup ini.. karena dari bangku TK-kuliah selalu sekolah di Muhammadiyah. Tapi justru pengalaman pertama kali mengajar di sekolah negeri selama ±12 bulan pada tahun 2021 lalu.
Tahun 2022 resign dari SD Negeri dan memilih untuk mencoba mengajar di suatu bimbel dgn metode montessori. Meskipun muridku di bimbel tidak banyak, namun alhamdulillah senang sekali dpt mencoba dan merasakan hal baru dgn belajar sambil bermain bersama anak usia 3-7th. Dulu ketika bekerja di bimbel, 60 menit rasanya berjalan begitu cepat sekali ditambah jam mengajar yg fleksibel dan tanpa harus menggunakan seragam. Ah, ternyata rindu masa² mengajar di bimbel.
Lalu, pada bulan November 2023 kemarin aku kembali mencoba untuk menjadi guru lagi di SD. Bedanya kali ini di sekolah swasta/Muhammadiyah yg jaraknya dari rumah saat ini 5 menit ditempuh dgn jalan kaki, bisa dibayangkan sedekat apa jaraknya haha. Meskipun sebenarnya kemarin aku masih belum yakin dan belum bersedia dgn sepenuh hati untuk kembali bekerja di sekolah. Karena jujur saja, rasanya ingin sekali mencoba pekerjaan lain yg di luar ranah pendidikan. Seperti misalnya di suatu perusahaan atau bidang² yg memang fokusnya bukan di pendidikan, tp sepertinya ridho bapak ibukku memang ada di jalur pendidikan. Jadi ya udah, bismillah mari kembali dan yakini hati untuk berjalan bersama ridho mereka.
Dan alhamdulillah bulan Juni kemarin, ada pembukaan tes bagi GTT di wilayah PDM Bantul. Aku dan beberapa guru baru yg masih honorer pun diikutsertakan oleh kepala sekolah untuk mengikuti tes tersebut. Tes yg diujikan mengenenai keagamaan, kemuhammadiyahan, dan praktek ibadah.
Pada hari berlangsungnya tes, aku dan temanku merasa lelah sekali karena memang banyak kegiatan di sekolah di waktu yg sama. Sehingga untuk belajar dan menghafal terjemahan dari berbagai bacaan shalat secara lengkap sudah tak lagi maksimal. Di posisi itu aku hanya membaca doa "allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa". Dan ketika namaku dipanggil untuk tes wawancara, pengujiku tak langsung mengujiku seperti yg lainnya. Beliau masih sibuk dgn berkasnya, mungkin ada 5-10menit aku diam saja menunggunya.
Kemudian pengujiku mulai bertanya, "namanya siapa mba? sudah berkeluarga? dulu alumni mana?". Haha jujur kaget dan takut bgttt karena yg ditanyakan justru tentang status pernikahan. Sedangkan temanku yg lain sudah menghafal bacaan shalat dan tes membaca al-qur'an. Di satu sisi ingin sekali tidak merespon, tp di suatu instansi pastilah hal² tersebut memang sering ditanyakan. Dan aku pun menjawab jujur, "belum berkeluarga pak, hehe mohon doanya saja". Sontak beliau terkejut, kemudian justru pertanyaan semakin melebar kemana² dan sampai di titik beliau berkata, "mba, pasti saya doakan. tapi perlu diingat, nikah itu penting loh.. kamu cantik juga, tak kenalin ya nanti?".
Ya Allah, rasanya ga nyaman bgttt tapi bisa apa lagi selain ketawa-ketiwi doang wkwk. Sampai pada akhirnya beliau pun memudahkanku dalam proses tes wawancara, karena kebetulan aku juga masih menjadi kader di PCNA Cabang di daerah rumah yg sebelumnya. Sehingga pertanyaan mengenai kemuhammadiyahan tidak terlalu ditanyakan oleh beliau. Mungkin disitulah letak kemudahan dari Allah, lewat penguji yg tidak terlalu mengujiku dgn pertanyaan sesuai wawancara, namun justru membahas hal pribadiku. Momen lucu sekaligus melelahkan sekali dgn usia akhir 26 ini yg penuh dgn "aku kenalin mau ngga?".
Selang beberapa pekan, pengumuman hasil tes pun keluar. Alhamdulillah aku dan teman²ku lolos semua, sehingga saat ini kami sudah masuk di dapodik sekolah. Dan yaaa.. ternyata hari ini namaku sudah dipanggil kepala sekolah untuk dpt mengisi PMM. Haha, ga nyangka bgt tapi yaudah lah gapapa dijalani aja meskipun rasanya masih bertanya², "seriusan ini aku ikut ngisi PMM juga? serius ini jadi guru beneran?". Gapapa, bismillah semoga Allah mudahkan segala sesuatu jalannya. Semoga Allah bukakan berbagai pintu rezeki yg baik, halal dan berkah bagiku maupun keluargaku.
Mohon do'anya yaa teman² di tumblr supaya aku yg masih sbg guru honorer ini diberi banyak berkah meskipun dgn gaji yg belum terbilang banyak, semoga Allah lipatgandakan rezekiku dari arah yg tak disangka². Dan semoga usahaku dlm mengajar ini menjadi ladang amal jariyahku juga. Aamiin🤲🏻🤍✨
Jogja, 17 Juli 2024 | 20.33
3 notes
·
View notes
Text
Perekaman KTP-EIektronik Pemula: Gorontalo Peringkat Satu Tingkat Nasional
Hargo.co.id, GORONTALO – Provinsi Gorontalo menempati urutan pertama presentase Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4 ) serta data pokok pendidikan (Dapodik). Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Dukcapil PMD Provinsi Gorontalo, Slamet Bakri, Senin (24/7/2023). “Alhamdulillah, kita Provinsi Gorontalo menempati urutan pertama tingkat Nasional. Yaitu pemilih pemula yang ada di tingkat…
View On WordPress
#Dapodik#DinasDukcapilPmd#DP4#KtpElektronik#PemprovGorontalo#PerekamanKtp#PeringkatSatu#SlametBakri#UrutanPertama
0 notes
Text
Ini Pengumuman Hasil Seleksi PPPK Guru Kota Prabumulih
TOPIKBERITA.CO – Proses seleksi PPPK guru sempat mengalami keterlambatan dibandingkan dengan formasi teknis dan kesehatan, akibat adanya kendala teknis terkait data dapodik yang langsung dikirim ke Kementerian Pendidikan. Dari total 159 peserta ujian, sebanyak 133 orang berhasil lulus, sementara 26 orang lainnya gagal, ujar Matnur Latif dikutip dari beberapa media. Berikut pengumuman hasil…
0 notes
Text
28 nov 2024 dapet undangan ppg
Posisi honor
Tidak ada NUPTK
Saat tidak di harap malah dapet rejeki ini
Ya Allah sejenak aku tercengang, tidak menyangka...
Ya Allah terimakasih engkau telah ingatkan kebesaranMu
Duluuuuuu
Waktu pindah sekolah negeri juga ngarepnya bisa masuk dapodik negri dan ikut tes p3k
Sama sekali gak kepikiran dpt jodoh di sekolah itu
Eh malah dpt jodoh
Ya Allah aku emang lucu, takdir aku juga harus lucu gini ya ya Allah?😁
Makasih banyak ya Allah
0 notes
Link
Daftar link untuk mengunduh aplikasi Dapodik SD-SMP-SMA-SMK-SLB terbaru beserta file penunjangnya
1 note
·
View note
Link
Kisruh Jumlah Siswa di SDN Pajeruan 4: Kebenaran Data Dapodik Dipertanyakan
0 notes