#contoh perilaku al mukmin
Explore tagged Tumblr posts
punteuet · 4 years ago
Text
Memahami Arti Asmaul Husna Al Mukmin
Memahami Arti Asmaul Husna Al Mukmin
Sofyan – Memahami Arti Asmaul Husna Al Mukmin
Tumblr media
Memahami Arti Asmaul Husna Al Mukmin
Dalam Islam, mengetahui, memahami, dan meyakini nama-nama dan sifat-sifat Allah menempati kedudukan yang sangat tinggi.
Seseorang tidak mungkin menyembah Allah dengan cara yang sempurna sampai ia benar-benar mengetahui dan meyakini nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
Dengan dilandasi pengetahuan dan…
View On WordPress
0 notes
kurakuray · 3 years ago
Text
Pengen simpan tulisan ini:
Tadabbur Surah Al Hadid ayat 8
Ikatan Janji Umat Akhir Zaman
Oleh: Umarulfaruq Abubakar
=====================
وَمَا لَكُمْ لَا تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۚوَالرَّسُوْلُ يَدْعُوْكُمْ لِتُؤْمِنُوْا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ اَخَذَ مِيْثَاقَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
"Mengapa kamu tidak beriman kepada Allah, padahal Rasul mengajakmu beriman kepada Tuhanmu? Sungguh, Dia telah mengambil janji (setia)-mu jika kamu adalah orang-orang mukmin”
=====================
Ada lalu tiada. Hadir sebentar di pentas dunia, lalu akhirnya berkalang tanah. Begitulah kisah kehidupan manusia. Semua akhirnya fana. Yang abadi adalah kenangan dan karya. Dalam kisah panjang itu, Iman selalu menjadi sumber kemuliaan. Seperti Rasulullah dan para sahabat dan ulama terdahulu. Keimanan yang menghunjam kuat di dalam dada mereka mampu mengeluarkan segala potensi kecerdasan dan kreativitas yang luar biasa, menebarkan kebaikan ke segala penjuru, melahirkan mahakarya peradaban yang membentang jauh.
Kisah sejarah Islam adalah kisah keimanan yang berhadap-hadapan langsung dengan kekufuran dan kemunafikan, kisah perseteruan petunjuk dan kesesatan. Kala itu, kehadiran Rasulullah menjadi cahaya petunjuk bagi semesta. Sabda Rasul adalah kata pemutus dalam berbagai perbedaan dan keraguan. Namun bagaimana dengan umat Rasul yang datang setelah beliau? Yang terpaut lebih 14 abad dari masa hidup beliau? Dengan jarak yang terbentang luas dari tempat hidup beliau?
Mereka tidak bisa melihat mukjizat, tidak bisa menyaksikan kedahsyatan turunnya wahyu kepada Rasul, tidak bisa melihat pancaran keindahan sempurna dari Baginda Rasul; fisiknya, kata-katanya, akhlaknya, dan segala perilaku hidupnya. Bagaimana mereka bisa percaya, padahal mata mereka tidak melihat secara langsung, telinga tidak bisa mendengar, bahkan fisik pun tidak pernah bersentuhan? Mereka hanya berbekal sebongkah hati untuk percaya. Mereka hanya punya secuil iman untuk tetap kokoh mengikuti jalan sang junjungan. Mereka hanya punya sedikit ilmu tentang sirah kehidupan beliau, untuk berusaha mengikuti sunnah dan akhlak beliau dalam kehidupan sehari hari.
Harapan mereka sederhana: semoga setetes rasa cinta ini dapat menjadikan mereka pantas menjadi umat beliau dan kelak di akhirat bisa berjumpa.
Tentang umat akhir zaman ini, Baginda Rasul pernah berkata di hadapan sahabatnya: Aku ingin sekali berjumpa saudara-saudaraku.’ Mereka (para sahabat) berkata, ‘Wahai Rasulullah, bukankah kami saudaramu?’
Beliau bersabda, ‘Kalau kalian adalah para sahabatku. Saudara-saudaraku adalah mereka (orang-orang beriman) yang belum ada sekarang ini dan aku akan mendahului mereka di Telaga Al Kautsar” (HR. Bukhari).
***
Keimanan Yang Menakjubkan
Di awal tafsir Surat Al Baqarah, lalu kembali diulangi ketika menafsirkan ayat ke 8 Surat Al Hadid ini, Imam Ibnu Katsir menyampaikan sebuah kisah yang (semoga) menyentuh kita semua.
Suatu ketika, Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabatnya, "Siapakah orang yang paling menakjubkan imannya?” tanya Rasulullah
"Para malaikat," jawab sahahabat.
“Bagaimana malaikat tidak beriman, sedangkan mereka diciptakan oleh Allah untuk selalu beribadah pada Allah.”
“Ya Rasulullah, kalau begitu berarti para Nabi.”
Kemudian Rasulullah menjawab, “Bagaimana para Nabi tidak beriman, sedangkan mereka diutus untuk jadi contoh bagi umat manusia dan wahyu turun kepada mereka.”
“Ya Rasulullah, kalau begitu, para sahabat yang imannya tinggi.”
Lalu Nabi menjawab, “Bagaimana mereka tidak beriman, sedangkan mereka hidup di zamanku, mereka melihat mukjizatku, hidup bersamaku, melihatku dan mendengarkan wahyu secara langsung.”
"Ya Rasulullah, jadi siapa orang yang paling menakjubkan imannya itu?”
Nabi menjawab, “Kaum yang hidup sesudah kalian.”. “Mereka membenarkan aku, padahal mereka tidak pernah melihatku. Mereka hanya menemukan tulisan dan beriman. Mereka kemudian mengamalkan apa yang ada dalam tulisan itu. Mereka membelaku, seperti kalian membelaku. Alangkah inginnya aku bertemu dengan mereka.”
****
Antara kita dengan Rasulullah terikat sebuah ikatan, itulah ikatan keimanan. Dulu sejak zaman azali, kita pun pernah mengikarkan janji menjadi hamba Allah yang taat, seperti disebutkan dalam Surat Al A’raf ayat 172. Tugas kita saat ini adalah setia dengan ikatan dan janji itu, walaupun seberat menggenggam bara. Semoga kelak kita bisa berjumpa dengan Rasul tercinta di Telaga Al Kautsar.
0 notes
penaproxsis · 4 years ago
Text
Tasawuf dan Post-Truth
Kata Hamka, “Hendaklah ilmu itu menimbulkan percaya, percaya menimbulkan cinta, tidak diikat oleh dengki, yang dihambat oleh takabur atau hasad atau kemegahan.” Ada ungkapan yang mengatakan, untuk menemukan jalan baru, terkadang kita harus tersesat dahulu, siapa yang tidak merasakannya, tidak akan paham maksudnya. Kalimat yang dapat dijadikan tema untuk menemukan titik balik dalam mencapai jalan kebenaran.
Sebagai manusia biasa tentunya kita tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan, baik dalam kata ataupun perbuatan, tersembunyi ataupun terang-terangan, direncanakan ataupun tidak. Adapun kesalahan yang dialami dapat dijadikan pengalaman agar mampu memilih pilihan benar di kemudian hari.
Dewasa ini, ternyata kebenaran bukan hanya perihal satu atau dua perspektif, bahkan orang yang berbuat salahpun akan mengklaim dirinya benar meskipun salah dan orang yang benar pada akhirnya akan ragu-ragu dengan pendiriannya. Sebagai contoh, di era digital saat ini perubahan yang terjadi begitu cepat, masyarakat yang semakin kompleks ternyata mendatangkan paradoks bagi umat manusia, berkembangnya fenomena post-truth yang terus menerus, tidak disadari dapat merubah perilaku manusia. Istilah post-truth sendiri dapat didefinisikan kamus Oxford sebagai suatu kondisi dimana fakta tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik dibanding emosi dan keyakinan personal.
Beberapa waktu lalu, viral tentang hasil studi Microsoft bertajuk Digital Civility Index (DCI) yang menyebut netizen Indonesia paling “barbar” tidak sopan se-Asia Tenggara. Banyaknya komentar “pedas”, perundungan (bullying) dan berita bohong (hoax) yang silih berganti memenuhi ruang diskusi kita, bahkan sebagian orang-orang itu justru memproduksi kebohongan untuk menciptakan kebenaran “versi” mereka demi tercapainya tujuan yang diinginkan. dikutip kata penyair arab, “kita berada di zaman dimana jika mereka mendengarkan kebaikanmu, mereka menyembunyikannya, jika mereka mendengarkan keburukanmu, mereka menyebarkannya, dan bila mereka tidak mendengar apa-apa tentangmu, mereka akan membuat-buat.”.
Sebagai muslim yang baik tentulah harus mampu menimbang dengan akal dan hati mana perkara yang mampu mendatangkan manfaat atau tidak bagi dirinya dan Takwa adalah merupakan benteng penyelamat bagi tiap-tiap muslim.
Sebagai seorang hamba seringkali abai dengan segala apa yang menjadi kewajiban yang telah diperintahkan-Nya dan membiarkan diri dalam kebodohan, berprasangka tak baik, sehingga terasa ada suasana dimana hati sering gelisah, seolah-olah rasa damai pergi dalam hidup kita, kondisi batin semacam itu yang menyebabkan sesak di dalam hati. Selalu berharap pada orang lain menyebabkan mudah merasa dikecewakan. Kemudian, Saya teringat pada pesan nasihat yang mendalam dari Hasan al-Bashri rahimahullah, “Sungguh, apabila aku dijatuhkan dari langit ke permukaan bumi ini lebih aku sukai daripada mengatakan: Segala urusan berada di tanganku!.”(dalam Aqwal Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman).
Umpama penyakit bila ingin menyembuhkan atau mengobatinya adalah dengan cara memahami penyakit itu dan satu-satunya cara memahaminya adalah dengan mempelajarinya. Lantas obat apa yang bisa menyembuhkan penyakit hati? Kata Allah, “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS.Yunus: 57)
Etika seorang Muslim ketika menghadapi kesulitan ialah tetap bertawakal dan penuh pengharapan, dengan begitu kita dapat melihat keindahan cahaya Rahmat-Nya. Disadari atau tidak, sudah berapa banyak doa-doa yang dahulu kita panjatkan telah dikabulkan dan hingga bisa ada sampai pada hari ini pun juga karena doa-doa yang kita minta kepada-Nya. Tentu semua manusia ingin merasakan bahagia dalam hidup ini. Namun, untung atau malang seseorang, susah dan senang adalah tentang pilihan sikap kita. Rasulullah ﷺ bersabda: “Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya membawa kebaikan untuk dirinya, dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”. (HR. Muslim).
Wallahu a'lam bish-shawab.
-Rizwandra Akbar (Customer Engagement SSP)
11 Ramadhan 1442H // 23 April 2021
Tumblr media
0 notes
elangdextr9fort796 · 5 years ago
Text
FADILAH MENCINTAI HABAIB....
MENDIDIK DAN MEMPERHATIKAN AGAMA KELUARGA
Sabda Baginda Rasulullah SAW :
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
“Sesungguhnya menuntut ilmu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki atau perempuan”.
Sesungguhnya wajib bagi orang tua mendidik dan memberi contoh keluarganya tentang kewajiban agama dan akhlaq yang mulia sejak masih kecil agar mereka menjadi terbiasa dan mudah menjalankanya disaat dewasa. Dan bagi suami hendaknya senantiasa mengecek perilaku terutama ibadah isteri dan anak-anaknya agar bisa memperbaiki atas kesalahan mereka dan mengajari yang diperlukanya. Jika ia tidak tahu maka wajib baginya menuntut ilmu demi keselamatan diri dan keluarganya. Karena apapun bentuk ibadah yang tidak didasari dengan ilmu, Allah SWT tidak akan menerimanya.
Sebagaimana yang telah dicantumkan dalam kitab ‘Zubad’:
فكل من بغير علم يعمل ۞ أعماله مردودة لا تقبل
“Sesungguhnya setiap orang yang melakukan amal ibadah tanpa ilmu, maka amalnya ditolak (tidak diterima oleh Allah SWT) “.
Dan hendaknya orang tua memberi pemahaman kepada putra-putrinya tentang kemuliaan Baginda Nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta sahabatnya, karena mencintai mereka adalah pondasi agama. Sesungguhnya penyesatan aqidah sudah merajalela ada yang mencintai ahli bait dan membenci para sahabat dan ada yang sebaliknya. namun aqidah ahli sunnah waljamaah telah bersepakat bahwa mencintai Baginda Baginda Rasulullah SAW dan keluarganya serta para sahabatnya secara menyeluruh adalah wajib bagi kita . bahkan keselamatan dan keutamaan ada di dalamnya. Imam Jalaludin Assuyuti dalam kitab tafsir Ad-Durrul-Mansur dalam menafsiri ayat
قل لا أسألكم عليه أجرا إلا المودة في القربى (الشورى 23)
Katakanlah: "Aku tidak meminta kepada kalian semua (wahai umatku) sesuatu upah pun atas seruanku kecuali kebijakan dan kasih sayang pada keluargaku" (Q.S. Asy-Syuuro 23,
beliau menyebutkan hadis Baginda Rasulullah SAW yang diriwayatkan diriwayatkan oleh Sayidina Al-Imam Hasan Bin Ali RA :
عن الحسن بن علي - رضي الله عنه - قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « لكل شيء أساس وأساس الإِسلام حب أصحاب رسول الله - صلى الله عليه وسلم - وحب أهل بيته » . (الدر المنثور للامام جلال الدين السيوطي 9/67)
Sesungguhnya berdirinya sesuatu harus ada pondasinya, dan pondasi islam adalah cinta para sahabat dan keluarga Baginda Rasulullah SAW
Dan di sebutkan dalam kitab Marqotul Mafatih lil-Imam Al-Mula Ali Alqori 17/496 Dari Sayidina Ibnu 'Abbas RA beliau berkata : "Bahwa pada saat turunnya ayat tersebut para shahabat bertanya: " Ya Rasulallah Siapakah para kerabatmu yang wajib bagi kami untuk mencintainya dan berbijaksana kepadanya?".
Baginda Nabi SAW bersabda :
علي وفاطمة وابناهما
"Sesungguhnya mereka adalah Ali, Fathimah dan keturunannya ".(Marqotul Mafatih lil-Imam Al-Mula 'alalqori 17/496)
Dan sesungguhnya orang yang berbijaksana kepada mereka akan mendapatkan berbagai keistimewaan dari Allah SWT, sebaliknya orang yang membenci atau berbuat dholim pada mereka akan mendapatkan kemurkaan Allah SWT. sabda Baginda Rasulullah SAW : من مات على حب آل محمد مات شهيداً ، ألا ومن مات على حب آل محمد مات مغفوراً له ، ألا ومن مات على حب آل محمد مات تائباً ، ألا ومن مات على حب آل محمد مات مؤمناً مستكمل الإيمان ، ألا ومن مات على حب آل محمد بشره ملك الموت بالجنة ، ثم منكر ونكير ، ألا ومن مات على حب آل محمد يزف إلى الجنة كما تزف العروس إلى بيت زوجها ، ألا ومن مات على حب آل محمد فتح له في قبره بابان إلى الجنة ، ألا ومن مات على حب آل محمد جعل الله قبره
مزار ملائكة الرحمة ، ألا ومن مات على حب آل محمد مات على السنة والجماعة ، ألا ومن مات على بغض آل محمد جاء يوم القيامة مكتوب بين عينيه : آيس من رحمة الله ، ألا ومن مات على بغض آل محمد مات كافراً ، ألا ومن مات على بغض آل محمد لم يشم رائحة الجنة " (الكشاف للإمام أبي القاسم الزمخشري 6/192)
"Sesungguhnya orang yang meninggal dengan membawa cinta pada ahli bait Nabi SAW maka dia meninggal dalam keadaan syahid. Dan sesungguhnya orang yang meninggal dengan membawa cinta pada ahli bait Nabi SAW maka dia diampuni dosa-dosanya. Dan sesungguhnya orang yang meninggal dengan membawa cinta pada ahli bait Nabi SAW maka dia diterima taubatnya. Dan sesungguhnya orang yang meninggal dengan membawa cinta pada ahli bait Nabi SAW maka dia ditetapkan sebagai orang mukmin yang sempurna imannya. Dan sesungguhnya orang yang meninggal dengan membawa cinta pada ahli bait Nabi SAW maka dia akan diperlihatkan keindahan sorga oleh Malaikat Maut dan Malaikat Munkar Nakir. Dan sesungguhnya orang yang meninggal membawa cinta pada ahli bait Nabi SAW maka dia meninggal dalam aqidah ahli sunnah waljama'ah. Dan Sesungguhnya orang yang meninggal dengan membawa kebencian pada ahli bait Nabi SAW maka dia pada hari kiamat nanti akan tertulis di jidatnya "Terputus dari Rahmatnya Allah SWT". Dan sesungguhnya orang yang meninggal dengan membawa kebencian pada ahli bait Nabi SAW maka dia akan mati kafir. Dan sesungguhnya orang yang meninggal dengan membawa kebencian pada ahli bait Nabi SAW maka dia tidak akan mencium bau sorga.
0 notes