#cewek buka baju
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ban Serep
Hujan baru saja berhenti ketika Chaira masuk ke dalam sebuah kafe di kawasan condong catur. Ia celingak-celinguk mencari satu sosok yang akan ditemuinya sore itu.
Ia buka ponselnya, mengetuk aplikasi Instagram, dan mencari satu nama. Ketemu.
“Aku pakai kemeja hawai warna biru motif bunga ya, Cha. Pasti gampang nemunya.”
Dan benar, sedetik setelah membaca, Chaira pun menemukan sosok itu. Ia pun langsung menuju meja di mana laki-laki itu duduk.
“Hai, mas sorry i’m late.” ucap Chaira ketika sampai di depan laki-laki itu.
Laki-laki itu nampak kaget dengan suara Chaira yang tiba-tiba.
“Oh hai, Cha. Its okey. Aku juga baru sampe 10 menit lalu. Hujan ya Cha?” tanyanya ketika mengetahui baju Chaira sedikit basah terkena hujan.
“Iya tadi mas, tapi udah reda sih pas aku nyampe sini.” jawab Chaira sembari mengibaskan tangan untuk mengeringkan bajunya.
“Duduk, Cha.” ucap si laki-laki mempersilahkan.
“Thank you mas, udah pesen?”
“Belum, sengaja tunggu kamu.”
Chaira tersenyum. ��Ya udah yuk pesen.” Chaira mengajak laki-laki itu berdiri menuju meja pemesanan.
“Hot chocolate no sugar satu ya mas.” pesan Chaira cepat.
“Nggak ngopi, Cha?”
“No mas, nggak bisa minum kopi. Nggak suka juga sih.”
“Harus cobain racikanku sih kapan-kapan. Americano satu ya mas.”
Setelah memesan, mereka pun kembali duduk.
“Tapi pernah coba kopi?” laki-laki itu membuka percakapan.
“Pernah, but i dont like haha. Mas Rifky pasti suka banget ya sama kopi?”
“Suka aja sih, nggak suka banget juga.”
“Suka aja tapi storynya tiap hari minum kopi.”
“Haha, iya juga ya.”
Pesanan mereka datang dan mendarat tepat di depan masing-masing.
“Kenapa no sugar?”
“Karena sejatinya cokelat itu pahit, dan aku suka pahitnya cokelat.”
“Menarik.” mas Rifky tersenyum. “Anyway thank you ya udah mau ketemu. Tau hujan, aku jemput kamu sih.” lanjutnya.
“It’s okey mas. Aku nggak biasa dijemput di pertemuan pertama. Takut diculik.” ucap Chaira jail.
“Emang cewek semenarik kamu sayang sih kalau ngga diculik.” wow mulai flirting nih si mas Rifky.
“Haha, bisa aja.” jawab Chaira sekenanya. “Tapi kita kudu makasih nggak sih ke Sita karena udah ngenalin satu sama lain?”
Ya benar. Chaira dan Rifky memang dikenalkan oleh seorang teman yang kebetulan mengenal mereka berdua. Mereka saling follow di instagram, ngobrol panjang lebar, hingga akhirnya ketemuan.
“Haha, nanti aja kali ya.” jawab mas Rifky dengan senyum jailnya.
“Nanti kapan?” tanya Chaira polos.
“Nanti kalau aku berhasil jalan lebih satu kali sama kamu.”
Yak, flirting lagi nih mas-mas. Ucap Chaira dalam hati.
“Kok diem Cha. Apa udah nggak berkenan ketemu aku lagi?”
“Oh nope, bukan bukan. Lagi mikir aja, kenapa aku harus mau jalan sama mas Rifky lagi.”
“Oke aku akan kasih alasannya ya, soon ya Cha.”
Tapi sayang, nasib baik sedang tidak berpihak ke Chaira. Setelah pertemuan pertama itu, mas Rifky justru menghilang sampai akhirnya Chaira melihat story yang berisi gambar seorang perempuan dan minuman boba dengan caption “Boba Date.”
“Anjir!” ucap Chaira refleks menggebrak meja. Untung saja kafe malam itu sedang sepi. Kalau tidak, seluruh mata pasti sudah mengarah ke Chaira.
“Apaan sih, Cha. Kaget tau.” Kata Sita yang sedang merapikan riasannya.
“Temen kamu nih, udah gila!.”
“Temen aku siapa?”
“Mas Rifky.”
“Kenapa dia?”
“Setelah nggak kasih kabar apa-apa abis ketemu, sekarang dia posting foto sama cewenya.”
Sita bergegas meraih ponsel Chaira yang masih menampilkan laman yang dimaksud.
“Nggak mungkin sih.”
“Nggak mungkin gimana? Itu instagram siapa? Mas Rifky kan? Captionnya dan fotonya apa? Pacarnya kan?”
“Rifky tuh nggak punya pacar Cha.”
“Ya kali aku ban serepnya doang, who knows?”
“Nggak, nggak mungkin. Rifky nggak kayak gitu orangnya.”
“Nyatanya?” Chaira menandaskan gelas es tehnya dan beranjak pergi meninggalkan Sita yang masih tidak percaya.
“Cha, tunggu.” panggil Sita sembari tergopoh-gopoh mengejar Chaira.
Chaira sudah berada di atas motor saat Sita sampai.
“Cha, tega banget sih ninggalin gitu aja.”
“Jujur ya, Sit. Aku bukan sakit hati karena mas Rifky punya cewek. Tapi kaalu aku emang cuma jadi ban serepnya dia, beneran nggak terima sih.”
“Tapi Rifky emang cari yang high spec sih, Cha.”
Chaira menoleh dan melotot pada Sita.
“Maksud kamu? Aku rendahan? Aku nggak lebih dari cewek yan ddia traktir boba itu? Denger ya, aku juga bisa cari yang lebih dari dia. Sorry Sit, but i dont respect to you again. Bye.”
Sita menepuk kepalaya tanda menyesal telah mengucapkan hal yang kurang tepat kepada Chaira. Dan Chaira pun sudah jauh meninggalkan Sita.
Sepanjang jalan, ia mengumpat dengan perasaan kesal.
“High spec? Apa maksudnya? Aku murah? Dih sok iye bangettt sih tuh orang. Mas Rifky kampret!” teriak Chaira ketika melewati jalanan sepi.
Dan sejak malam itu, hubungan Chaira dengan Sita pun merenggang. Meski Chaira sudah sempat minta maaf atas kesalahannya meninggalkan Sita dan marah-marah pada perempuan itu. Namun Sita sangat mengerti apa yang dirasakan Chaira.
“Sorry ya Cha, aku nggak tau rifky kayak gitu orangnya.”
Dan setelah kalimat itu, Chaira tidak lagi berhubungan dengan Sita ataupun mas Rifky.
***
Chaira sedang menunggu hujan saat satu foto baru saja diunggah di instagram story.
“Nunggu hujan reda juga, Cha?” sebuah suara mengagetkan Chaira.
Ia yang sedang duduk pun refleks menoleh ke sumber suara. Pemilik suara itu tersenyum pada Chaira.
“Mas Rifky?”
Chaira hampir tidak percaya dengan sosok yang dilihatnya. Sudah hampir tiga bulan dan ia harus bertemu dengan laki-laki yang sempat ia maki habis-habisan?
“I’m sorry ya, Cha buat kesalahan aku ke kamu.”
“Yang mana ya?” jawab Chaira ketus.
“Boleh aku duduk sini?”
“Silakan, tapi aku mau pulang.”
“Masih hujan, Cha.”
“It’s okey, aku bawa jas hujan.” Chaira berdiri dan tangan Rifky sudah lebih dulu menahan tangannya sebelum berjalan lebih jauh.
“Please, let me tell you.”
Chaira menghela nafas dan kembali duduk.
“Mau jelasin apa? Cepet.” Ucap Chaira tanpa melihat wajah Rifky.
“Yang kemarin itu aku dijodohin sama mama.”
“Terus?”
“Ya aku nyoba aja karena mau nyenengin mama, tapi ternyata aku nggak bisa sama dia.”
“Terus hubungannya sama aku?”
“Ya karena hal itu aku harus jauhin kamu.”
“Oke, udah kan?”
“Cha.”
“Apalagi sih mas?”
“I’m sorry.”
“Oke, udah aku maafin juga kok.”
“Tapi kita masih bisa coba lagi kan?”
Chaira tersenyum sinis. “Setelah semua ini mas bilang mau coba? Apa yang harus dicoba? Aku rasa mas sangat bisa buat nolak permintaan untuk dijodohkan terlebih mas sedang dekat sama aku saat itu. Tapi mas nggak lakuin dan memilih mencoba dengan perempuan itu. Terus apa yang harus dicoba sama aku?”
Nah kan diem juga!
Mas Rifky tidak menjawab pernyataan Chaira. Entah karena tidak punya jawaban atau justru sedang mengaminkan apa yang Chaira katakan.
Chaira pergi meninggalkan mas Rifky yang masih duduk di kursi tempatnya tadi.
Namun baru saja Chaira hendak mengenakan helm, Mas Rifky sudah memeluknya dari belakang. Chaira kaget dan langsung melihat sekitar. Dengan cepat Chaira melepas pelukan mas Rifky.
“Apaan sih mas, nggak sopan!”
“Aku serius mau coba sama kamu Cha. You’re so addorable.”
“Ya setelah kamu tahu perempuan yang dijodohkan sama kamu nggak se-addorable aku, kan?”
Mas Rifky terhenyak kaget dengan perkataan Chaira.
“Kenapa? Kaget? Semua kalimat aku benar?”
Mas Rifky masih terdiam.
“Kata Sita mas Rifky laki-laki dengan high value dan nyari yang setara. Tapi lihat kelakuan mas Rifky buat aku mikir ulang kenapa dulu aku bisa kagum sama laki-laki yang cuma smart dari luar. I’m sorry but your attitude is so bad!”
Chaira buru-buru mengenakan helm dan pergi meninggalkan mas Rifky.
Perasaan Chaira benar-benar lega. Akhirnya ia bisa mengeluarkan perasaannya kepada mas Rifky secara langsung tepat di depannya. Meski setelah itu air mata jatuh membasahi pipinya.
Kenapa sih mau ketemu jodoh aja gini banget jalannya. aaarrggghhhhh
15 notes
·
View notes
Text
Dear my future partner...
Besok kalau bagian bersih-bersih rumah bolehkah aku minta tolong kamu bagian yang debu-debuan? Karena kalau berdekatan sama debu-debu feasible berwarna gelap alergi debuku auto kambuh. Menyebabkan kelenjar mukus aktif, kepala pusing, mata berat, muka merah plus gatal dan aku cuma mau sebelahan sama tisu 1 pak.
Bagian cuci-cucian (cuci baju, cuci piring, jemur baju) boleh aku aja. Karena aku pisces (suka air- walau ga bisa renang) jadi aku lebih suka yang menggunakan air, sabun dan detergen. Ngeliat bak cucian kosong, sink bersih mengkilat dan jemuran berjajar menyerbak bau detergen itu kesenangan sederhanaku. Maaf kalau aku egois bagian debudebuan ini.
Dear my future (brainstorming) partner....
Untuk bagian pasang gas, angkat galon ke dispenser, ganti bohlam lampu itu bisa kita atur. Ga usah khawatir aku ga akan minta tolong ke kamu. Konon, kata orang-orang yang sudah duluan nikah, cewek yang udah nikah tombol manjanya akan activated. Bahkan mungkin urusan buka tutup botol aku akhirnya akan minta tolong kamu.
Dear my future partner...
Aku emang belajar masak selama 4 semester dan lanjut masak untuk diri sendiri selama ngekos. Kalau masakanku terasa kurang garam mohon dipahami selama ini garam di dapur cuma untuk prep labu siam dan kalau micinnya abis aja. Rasa asin yang pas buat orang itu terasa too much untukku yang terbiasa diet rendah garam (kalau masak sendiri). Solusinya mungkin kita bisa pakai table salt aja.
Dear my future partner...
Kalau aku terlalu keras kepala mohon diingatkan dan dipahami. Agar aku ingat terus kalau ini bukan cuma urusanku lagi, tapi jadi urusan kita. Penambahan manusia dalam ruang private ku tentu butuh adaptasi. Aku masuk dalam universemu juga perlu belajar terus menerus. Mereka bilang manusia itu kaya samudera dalam bentuk kecil. Makin dikenali makin banyak hal baru ditemukan
Semoga kita sama-sama jadi manusia pembelajar yang mau sama-sama merunduk kaya padi karena banyak ilmu tapi cita-citanya tetap tinggi.
Aamiin
(sekian halu time)
4 notes
·
View notes
Text
Ketika Masa Lalu Mengetuk Hati: Cinta SMP yang Kembali
Saat itu aku bertemu dengan kawanku saat SMP. Dia sebenarnya adalah cinta pertama bagiku yang yang saat itu belum pernah aku ungkapkan walaupun sebenarnya aku tahu diapun juga mencintaiku, sebut saja namanya Novi. Waktu itu kami bertemu di sebuah emperan toko daerah Coyudan.
Kami sama-sama berteduh karena saat itu hujan mengguyur kota Solo sangat deras. Kami ngobrol panjang lebar dan angka arlojinya sudah menunjukkan pukul 6 sore, tetapi hujan tetap saja mengguyur walaupun tidak terlalu deras. Karena saat itu dia sedang menunggu bis, dan aku naik sepeda motor maka agar tidak kemalaman aku antar dia pulang tetapi tanpa jas hujan.
Sampai di rumahnya ternyata rumahnya dalam keadaan kosong karena keluarganya sedang menghadiri pesta pernikahan pamannya. “Aduh.. gimana nih Vi.. bisa masuk ke dalam nggak?”, tanyaku.
“Tenang, biasanya kuncinya ada di bawah pot ini, nah ini dia, masuk yuk di luar dingin, lagian baju kamu basah semua”, katanya sambil membuka pintu rumah. “Sebentar aku ambilkan handuk”, katanya sambil jalan ke belakang rumah.
Rumah yang sederhana tetapi sangat rapi dengan sofa ditengah ruangan. Dia keluar dengan menggenakan daster kuning transparan. Samar-samar aku lihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sangat sempurna membuat jantungku berdebar kencang. Kulitnya yang putih mulus terlihat sangat serasi dengan daster yang dipakainya.
“Ini handuknya”, dia memecahkan lamunanku. Karena baju dan celanaku basah maka aku buka bajuku dan aku pinjam salah satu kaosnya, tetapi bagaimana dengan celana panjangku?
“Pake punyaku aja Fa, aku punya jeans basic yang mungkin pas kamu pakai”, sahutnya. Aku tidak kaget karena dia tergolong cewek bertubuh tinggi besar. Aku masuk ke dalam kamarnya dan mulai membuka celana panjangku, tinggal **-ku yang masih basah.
“Vi.. sorry nich aku boleh pinjem CD-mu nggak? Yang penting dapat dipakai”, tanyaku. “Boleh, tapi di almari coklat yang kuncinya masih aku bawa, boleh aku masuk?”, sahutnya. Saat dia masuk kamar, aku hanya dililit selembar handuk bergambar Hello Kitty kepunyaannya.
Saat dia membuka almarinya dia menyuruh aku untuk memilih sendiri, dan karena letak **-nya ada di bagian bawah, aku harus jongkok. Tanpa aku sadari setelah aku berdiri, handuk yang melilit tubuhku terlepas dan aku hanya bisa diam terpaku. Dia juga diam memandang tubuhku yang telah telanjang bulat.
Dia terus memandang pen*sku yang memang telah berdiri. Kemudian dengan perlahan dia mengambil handuk yang berada persis di bawah pen*sku. Kemudian tanganku mengusap kepalanya dan kepalanya tertahan tepat di depan pen*sku. Selanjutnya dia menc*um kepala pen*sku, membuatku semakin kelabakan.
Dia terus menc*um pen*sku dengan lembut dan penuh perasaan, bisa aku rasakan itu. Kemudian dia berdiri dan giliranku menjil*t bib*rnya yang sangat lembut, dan diapun membalas dengan memasukkan l*dahnya ke dalam mulutku. Untuk beberapa saat aku menikmati bib*r dan l*dahnya, aku lanjutkan permainan l*dahku di sekitar telinganya, aku k*lum telinganya, dia hanya bisa medesis kegelian. Aku lanjutkan dengan menc*um dan menjil*ti sekitar lehernya.
Aku mulai membuka resliting daster yang berada di belakang dan dengan perlahan aku tanggalkan daster kuningnya. Sekarang hannya tinggal ** dan **-nya saja yang tersisa. Perlahan aku c*umi dan g*git pay*dara bagian atas sambil tanganku berusaha melepaskan **-nya. Dia hanya terdiam dan terpejam menikmati g*gitan lembut bib*rku.
Setelah **-nya terlepas terlihat sepasang bukit yang sangat indah yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Begitu putih, lembut, kencang, padat dan kedua put*ngnya berwarna coklat masih bersembunyi di dalam pucuk pay*daranya. Perlahan aku usap lembut kedua pay*daranya dan aku h*sap put*ng s*sunya agar mau keluar dan aku k*lum lembut put*ngnya. Dia hanya bisa mendesis keenakan.
BACA SELENGKAPNYA DI : http://feedbet.net/
0 notes
Text
Aku muak.
Tiap buka explore instagram, sering ada foto cewek seksi dengan baju seadanya. Dadanya kelihatan menonjol dan terbuka separuh. Dan ternyata apa, ada namamu terlihat jelas di situ. Kamu like foto itu.
Mukaku panas. Malunya luar biasa. Cemburu? Enggak. Aku malu.
Kalau sampai orang lain yang lihat, mau ditaruh mana mukaku?
Gak akan aku posting bucin-bucin lagi. Badut banget emang aku ini.
0 notes
Text
Rab, 13 mar 2024 01.41
Dream journal
Aku kebangun dr tidurku, kayanya aku bari tidur bentar. Aku mimpi jelek banget, sampe sesak nafas. Aku beneran kudu duduk dam ngatur nafasku, bolak balik kebangun mimpinya lanjut akhirnya aku mutusin buat nulis ini.
Aku mimpi nyelinap di kamar kosmu, aku kaya nyari sesuatu tapi ga pasti apa. Ada penjaga kos cowo tp dia biarin aku masuk kosmu. Aku nemu hp kamu yg lama, aku buka langsung ke kontaknya trs ada kontak elda yg km kasih nama pakai emoticon hati dan kupu2. Aku berusaha buat foto jelas kontaknya. Terus aku baca sms km sama dia, itu obrolan yg sangat panjang, aku lgsg scroll dr awal kalian chatan. Aku tapi berenti d tanggal 3 maret 2023 tahun lalu, kalian udah pergi keluar bareng aku berusaha buat ngatir emosiku. Karna aku d kejar waktu, dan jam udah nunjukin jam 16.30 bentar lagi km plg kerja.
Aku scroll percakapan kamu sambil nahan nangis sampai akhirnya km pulang ke kosan. Kesan mukamu waktu pertama kali liat aku datar ga menyenangkan, tapi aku sibuk but nyari sesuatu bukti gatau apa. Sampai akhirnya kita duduk berdua dibawah lantai, aku sambil terisak2 bilang ke kamu kalo km jahat, km dulu selingkuhin aku karna kalian uda keluar berdua waktu aku umroh. Terus km deketin ke aku nenangin aku sambil peluk aku, tp aku nvehindar dan bilang km jahat. Di mimpi aku berusaha biar ga kontak fisik sm km, tp tiba2 km ndusel kepalamu ke aku trs mau ucuk2 hidungku (dan ini aku gabisa hindarin banget) aku kangen kamu sambil nangis aku ucuk2 hidumg sampe hampir kita mau kissing tp aku ngejauh dr kamu. Karna aku tau itu cm akal2anmu biar ak g marah2. Terus hpku tbtb bunyi aku dpt telpon dr nomor ga d kenal (spt biasa dr kode negara lain) trs aku jelasin ke km kalo no.orku kayanya ada yg nyebar dan aku takut. Jujur itu aku aslinya nyindir kamu karna aku naruh curiga ke kamu dan pacarmu buat neror aku. Tapi terus km dg entangnya jawab buat nyuruh aku ganti nomor.
Terus aku lupa , detail selanjutnya gimana. Seingetku aku kebangun trs nyoba tidur lagi abis gitu tbtb pacarmu dateng terus nantangin aku maen gatau apa tp disana aku kayak dibodohi sm kalian. Punggungku disayat pake pisau sama pacarmu yg d bantu km buat bodohin aku. Ini kayak game simulasi gitu, jd taruhanny nyawa jd aku haru selamat dan keluar dr sana. Babak selanjutnya aku harus ngikutin penari cewek india buat ambil air dr tangan trs diminum selma 3x tp muter tangannya. Aku ikutin dan aku berhasil. Waktu aku lari ke babak selanjutnya, aku letemu juri pak tua pakai baju china kesakitan sambil megangin perutnya. Aku bigung kudu gimana alhirny aku temeni beliau sambil buka hp lamamu trs scroll chatmu dr awal bnget, aku gatau apa karna hpmu tusam tp trrnyata km ida kena lama bgt sm elda (6 tahunan) dan intense chatan padahal wkt itu km masoh pacarku.
Sampe aku baca isi chat dia, yg bilang godain km dulu bilang "kalo ga ketemu ga seru" trs ada chat kalian uda tidur bareng, trs ada chatbdianyg ngaduin aku ke km perkara twitter trs dibawahnya dia kirim 2 video durasi 1 menitan ke km. Pas nunggu donload selesai, aku cek pak tua itu ternyta perutnya berdarah (kayak abis d tebas pisau) sm kyk yg elda dan km laluin ke aku. Akhirnya ak fokus nolongin pak itu. Dan aku bangun ketakutan karena ngerasa nyawaku diancem. Aku berdoa biar ga mimpi gini lagi
Aku kangen kamu jujur ak kangen bgt sm kamu, tp aku takut apalagi d kehidupan nyata aku abis ada yg ngancem entah itu siapa, biar ga gangguin kamu sambil ngirim gmbarnsantet serem. Ku takut
0 notes
Text
Bisa dibilang kalo aku agak beda dgn wanita kebanyakan, dibandingkan memakai heels aku lebih suka memakai sneaker atau flat shoes. Aku juga gak suka makeup an. Aku hanya pakai lipstik, sunscreen, dan bedak bayi kalo keluar rumah. Aku juga pake baju yg tergolong simpel utk cewek, baju aku hanya kemeja, kaos, dan outer gitu. Enggak baju yg cewek feminim bgt :).
Gak sedikit yg komen cara aku berpenampilan, yg paling menyakitkan di komen kalo aku gak bisa jaga diri krn penampilan aku gak menarik. Tapi aku tau diri aku. Aku orang yg gak suka ribet, krn itu aku suka hal hal yg simpel. Dan aku berpenampilan senyaman aku juga dong :). Btw yg komen juga ada yg cowok ya :).
Terkadang hal hal gini yg bikin aku susah buka hati. Langsung seuzon kalo mereka pada gak akan mau nerima aku apa adanya. Atau pas awal hanya mau tes doang :)
Hidup ini punya Allah, tugas aku hanya mencoba berusaha utk menjalaninya sebagai hamba Allah. Dont worry too much my dear self 🤍
0 notes
Video
Terrrrr Bohai Challenge Cewek Buka Baju Sampai Goyang Dua? #challengemyh...
#challenge my heart went oops#my heart went oops#my heart went oops terbaru#cewek buka baju#vipqiuqiu99#vipqq99#qiuqiuvip99#qqvip99#pusatvip#situs agen domino#situs domino online#agen domino online#domino online terpercaya
1 note
·
View note
Text
Kak Linda Jiranku Yang Baik
Perkenalkan namaku Aries, umurku saat ini 19 tahun. Belajar dikota P yang terkenal dengan sopan santunnya. Aku anak kedua setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai kerajaan dan ayahku juga bekerja di . Tinggi badanku biasa saja layaknya anak seusiaku yakni 169 cm. Di cerita ini aku akan menceritakan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa yang namanya sex. Kisah ini masih aku ingat selamanya karena pengalaman pertama memang tak terlupakan. Saat itu usiaku masih 13 tahun pada waktu itu aku masih tingkatan1. Kisah ini benar benar aku alami tanpa aku rubah sedikit pun.
Aku punya teman sebayaku namanya Putri, dia juga duduk di sekolah menengah. Aku dan dia sering main bersama. Dia anak yang sangat manis dan manja. Dia mempunyai dua kakak. Kakak pertama namanya Rio di sudah bekerja di Kuala Lumpur. Dan kakaknya yang satu lagi namanya Linda. Saat itu dia kuliah semester 4 jurusan akauntant salah satu perguruan tinggi di kota kelahiranku. Dia lebih cantik dari pada adiknya Putri. Tingginya kira kira 160 cm dan ukuran payudaranya cukup seusianya tidak besar sangat tapi paduuu.
Waktu itu hari sangat panas, aku dan Putri sedang main dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Saat itu orangtua dari Putri sedang pergi ke pekan untuk beli kain. Putri ditinggal bersama kakaknya Linda.
“Main dokter dokter yuk, aku bosen nich mainan ini terus”ajak Putri
Segera aku siapkan mainannya. Aku jadi dokter dan dia jadi pasiennya. Waktu aku periksa dia buka baju. Kami pun melakukan seperti itu biasa karena belum ada naluri seperti orang dewasa, kami menganggap itu mainan dan hal itu biasa karena masih kecil. Waktu aku pegang stetoskop dan menyentuhkannya didadanya. Aku tidak tahu perasaanya. Tapi aku menganggapnya mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terbuka. Linda pulang dari kampusnya. Dengan masih telanjang dada Putri menghampiri kakaknya di depan pintu masuk.
“Hai Kak baru pulang dari kampus”
“mengapa kamu buka baju segala” Kak Linda memandangi adiknya.
“Kita lagi main dokter dokteran, aku Pesakit sedangkan Aries jadi dokternya, tapi sepi Kak masa pesakit cuma satu. Kakak lelah tak. Ikutan main ya kak?”
“Oh mainan toh.. Ya sudah aku nyusul, aku mau ganti pakaian dulu ”
Kami bertiga pun segera masuk ke kamar lagi, aku dan Putri asyik main dan Kak Linda merebahkan tubuhnya ditempat tidur disamping kami. Aku melihat Kak Linda sangat cantik ketika berbaring. Setelah beberapa menit kemudian dia memperhatikan kami bermain dan dia terbengong memikirkan sesuatu.
“Ayo Kak cepetan, malah bengong” ajak Putri pada kakaknya.
Lalu dia berdiri membuka lemari. Dia kepanasan karena udaranya. Biasanya dia menyuruh kami tunggu di luar ketika dia ganti baju
“ tutup mata kalian, aku mau ganti nih soalnya panas sangat” Kak Linda menyuruh kami.
Dia melepaskan pakaian satu persatu dari mulai celana panjangnya, dia memakai seluar dalam warna putih berenda dengan model g-string. Saat itu dia masih dihadapan kami. Tertampang paha putih bersih tanpa cacat. Setelah itu dia melepas kemejanya dibukanya kancing stu perstu. Setelah terbuka seluruh kancingnya, aku dapat melihat bra yang dipakainya. Lalu dia membelakangi kami, dia juga melepas branya setelah kemejanya ditanggalkan. Aku pun terbengong melihatnya karena belum pernah aku melihat wanita dewasa telanjang apa lagi ketika aku melihat pantatnya yang uuhh. Dia memilih baju agak lama, otomatis aku melihat punggungnya yang mulus dan akhirnya dia memakai baby doll dengan potongan leher rendah sekali tanpa bra dan bahannya super tipis kelihatan putingnya yang berwarna coklat muda. Kulitnya sangat putih dan mulus lebih putih dari Putri. Putri melihatku.
“aries koq bengong belum lihat kakakku buka baju ya? Lagian kakak buka baju nggak nyuruh kita pergi.”
Kak Linda ngomel,”Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa lagian juga aku nggak ngelihatin kalian langsung. Mau lihat ya aris?”dia bercanda.
Akupun menundukan mukaku karena malu.”Tapikan kak, susunya kakak sudah gede segitu apa nggak malu ama aris.”
Putri menjawab ketus.”Kamu aja telanjang kayak itu apa kamu juga nggak malu sudah ayo main lagi.” Linda menjawab adiknya. Kami pun bermain kembali.
Giliran Kak Linda aku periksa. Dia menyuruh aku memeriksanya, dia agak melongarkan bajunya. Ketika stetoskop aku masukkan di dalam bajunya lewat lubang lehernya, tepat kena putingnya. Dia memekik. Aku pun kaget tapi aku pun tidak melihatnya karena malu. Dia menyuruhku untuk untuk lama lama didaerah itu. Dia merem melek kayak nahan sesuatu, dipegangnya tanganku lalu ditekan tekan daerah putingnya. Aku merasa sesuatu mengeras.
“Kak ngapain.. Emang enak banget diperiksa.. Kayak orang sakit beneran banget.” Putri Tanya ama kakaknya.
Kak Linda pun berhenti.”Yuk kita mandi soalnya sudah sore lagikan kamu Putri ada les lho nanti kamu ketinggalan.” Ajak Kak Linda pada kami berdua. Dia menyuruh bawa handuk ama baju ganti.
Setelah mengisi air, aku pun membuka bajuku tanpa ada beban yang ada dan telanjang bulat begitu juga ama Putri. Kamipun bermain air di bathup. Kamar mandi disini amat mewah ada shower bathup dan lain lain lah, maklum dia anak terkaya dikampungku. Setelah itu pintu digedor ama kakaknya dia suruh buka pintu kamar mandinya. Aku pun membukanya. Kak Linda melihatku penuh kagum sambil menatap bagian bawahku yang sudah tanpa pelindung sedikitpun, aku baru tahu itu namanya lagi horny. Lalu dia masuk segera di membuka piyama mandinya. Jreng.. Hatiku langsung berdetak kencang, dia menggunakan bra tranparan ama CD yang tadi dia pake dihadapan kami.
“Bolehkan mandi bersama kalian lagian kalian kan masih anak kecil.”
“Ihh.. Kakak.. Punya kakak itu menonjol” ledek adiknya.
Dia hanya tersenyum menggoda kami terutama aku.”biarin”sambil dia pegang sendiri puting dia menjawab lalu dia membasahi badannya ama air di shower. Makin jelas apa yang nama payudara cewek lagi berkembang. Begitu kena air dari shower bra Kak Linda agak merosot kebawah. Lucu banget bentuknya pikirku. Payudaranya hendak seakan melompat keluar.
“Ayo cepat turun dulu, aku kasih busa di bathupnya..”.
Putri bergegas keluar tapi aku tidak, aku takut kalau ketahuan anuku mengeras, aku malu banget. Baru kali ini aku mengeras gede banget. Lalu Kak Linda mendekat dan melihatku serta menyuruhku untuk turun. Aku turun dengan tertunduk muka Kak Linda melihat bagian bawahku yang sudah mengeras sama pada waktu aku bermain tapi bedanya sekarang langsung dihadapan mata. Dia hanya tersenyum padaku. Aku kira dia marah. Dia kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.
“Ooohh.. Apa itu..” (pura pura dia tidak tahu) Putripun tertawa melihatnya.
“Itu yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras tapi culun ya kalau belum disunat” Kak Linda memberitahukan pada adiknya.
Setelah busanya melimpah di air kami pun nyebur bareng.
“Adik adik, Kakak boleh nggak membuka bra kakak” pinta Kak Linda pada kami.
“Buka aja to Kak lagian kalau mandi pakai pakaian kayak orang desa.” adiknya menjawab.
Tapi aku nggak bisa jawab. Dengan pelan pelan kancing dibelakang punggung dibukanya lalu lepas sudah pengaman dan pelindung susunya. Dengan telapak tangannya dia menutupi payudaranya.
“Sudah buka aja sekalian CD nya nanti kotor kena bau CD kakak,” ujar Putri kepada kakaknya.
Segera dia berdiri diatas bathup melorotkan CDnya dengan hati hati(kayaknya dia sangat menunggu ekspresiku ketika melihat wanita telanjang bulat dihadapannya). Ketika dia berdiri membetulkan shower diatas kami, aku melihat seluruh tubuhnya yang sudah telanjang bulat.
“Kak anu.. anu.. Susu kakak besarnya, ama bawahan kakak ada rambutnya dikit,” aku memujinya.
dia hanya tersenyum dan memberitahu kalau aslinya bawahan nya lebat hanya saja rajin dicukur. Dia agak berlama lama berdiri kayaknya makin deket aja bagian sensitivenya dengan wajahku, ada sesuatu harum yang berbeda dari daerah sekitar itu. Kak Linda terus berdiri sambil melirikku.
Sambil membilasi payudaranya dengan air hangat serta digoyang dikit dikit bokong bahenolnya. Dia menghadap kami sambil mnyiram bagian sensitifnya. Aku pun tak berani langsung menatapnya. Sambil memainkan payudaranya sendiri dia punya saran plus ide gila.
“Mainan yuk. Aku jadi ibunya, kamu jadi anaknya.”
Lalu Kak Linda menyuruh mainan ibu ibuan, dia menyuruh kami jadi bayi. Lalu dia menyodorkan susunya pada kami.
“Anakku kasihan, sini ibu beri kamu minum” dia berkata pada kami.
Putri pun langsung mengenyot puting susu kakaknya, tapi aku pun tak bergerak sama sekali, lalu dia langsung menyambar kepalaku ditarik ke arah payudaranya.
“Ayo sedot yang kuat.. Ahh.. Cepet.. Gigit pelan pelan.. Acchh,” kata itu keluar.
Tapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air susunya. Tiba tiba Putri berhenti.
“Uhh.. Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kamu udahan aja sudah jamnya kamu les” Putri pun bergegas turun dan berganti pakaian sejak saat itu aku tak memdengar langkah dia lagi.
Aku pun masih disuruh mainan dengan putingnya tangan kiriku dikomando supaya meremas susu kirinya. Tiba tiba ada sesuatu yang bikin aku bergetar, ada sesuatu yang berambat dan memegangi anuku. Dengan kanan kanan memegangi tangan kiriku untuk meremas payudaranya ternyata tangan kanannya memainkan penisku.
Segera dia memerintahkan untuk turun dari situ. Kami pun turun dari situ. Lalu. Dia duduk di pingiran sambil membuka selakangannya. Aku baru melihat rahasia cewe.
“Rendi ini yang dinamakan vagina, punya cewek. Tadi waktu kakak berdiri aku tahu kalau kamu memperhatikan bagian kakak yang ini. Ayo aku ajarin gimana mainan ama vagina” akupun hanya mengangguk.
Dia menyuruh menjilatinya setelah dia mengeringkannya dengan handuk. Aku pun menjulurkan lidahku kesana tapi bagian luarnya. Dia hanya tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya dia membuka bagian kewanitaan itu. Aku benar benar takjub melihat pemandangan kayak itu. Warnanya merah muda seperti sebuah bibir mungil. Setelah dia buka kemaluannya, lalu dia suruh aku supaya menjilatinya. Ada cairan sedikit yang keluar dari bagian itu rasanya asin tapi enak. Disuruh aku menyodok dengan kedua jariku, terasa sangat becek. Dia menyuruhku berhenti sejenak. Ketika dia menggosok gosok sendiri dengan tangannya dengan cepat lalu dia menyambar kepalaku dengan tangannya ditempelkan mukaku dihadapannya.
Seerr.. Serr.. bunyi air yang keluar dari vaginanya banyak sekali. Sambil berteriak plus mendesis lagi merem melek. Setelah itu dia jongkok, aku kaget ketika dia langsung menjilati kepala penisku. Di buka bagian kulup hingga kelihatan kepalanya.
“Kakak enggak jijik ya kan buat kencing” aku bertanya pada dia tapi dia terus mengulumnya maju mundur.
Sakit dan geli itu yang kurasakan tapi lama lama enak aku langsung rasanya seperti kencing tapi tidak jadi. Dia menggunakan sabun cair katanya biar agak licin jadi nggak sakit. Saking enaknya aku bagai melayang badanku bergetar semua. Setelah dibilas dia mengkulum penisku, semua masuk didalam mulutnya.
“Kak aku mau kencing dulu” aku menyela.
Setelah itu dia berbaring dilantai dia menyuruh bermain dengan kacang didalam vaginanya. Pertama aku tidak tahu, dia memberi tahu setelah dia sendiri membukanya. Aku sentuh bagian itu dengan kasar dia langsung menjerit dia mengajari bagaimana seharusnya melakukannya. Diputar putar jariku disana tiba tiba kacanga itu menjadi sangat keras.
Sekitar 5 menit aku bermain dengan jariku kadang dengan lidahku. Keluar lagi air dari vaginanya. Aku disuruh terus menyedotnya. Dia kayaknya sangat lemas lunglai. Setelah beberapa saat dia memegang penisku dan menuntunnya di vagina.
“Coba masukan anumu ke dalam sana pasti aku jamin enak banget rasanya” dia menyuruhku.
Dengan hati-hati aku masukkan setelah masuk aku diam saja. Dia menyuruh aku untuk menekan keras. Dan bless masuk semuanya dia memberi saran kayak orang memompa. Masuk-keluar.
“Acchc terus.. yang cepet.. ah.. ah.. ah..” dia mendesis, dia menggoyangkan pantatnya yang besar kesana kemari.
Tapi sekitar 3 menit rasanya penisku kayak diremas oleh kedua daging itu lalu aku ingin sekali pipis. Saat itu penisku kayak ada yang air mengalir. Dan serr.. seerrs air kencingku membanjiri bagian dalamnya. Setelah kelelahan kami pun keluar dia langsung pergi ke kamar masih keadaan bugil. Kemudian dia berbaring karena lelah, aku mendekatinya dan dia memelukku seperti adiknya, payudaranya nempel di mukaku. Setelah aku melihat wajahnya dia menangis. Lalu dia menyuruh aku pulang. Aku mengenakan pakaian dan pulang. Dia menyuruh merahasiakan kalau aku berbicara ama orang lain aku nggak boleh bermain ama adiknya.
Kami pun terus melakukannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa yang tahu. Sekitar aku kelas 1 SMP dia kawin ama temannya karena dia hamil. Ketika 2 minggu lalu (saat ini) aku bertemu dia bertanya masih suka main seperti dulu. Akupun hanya tertawa ketika aku tahu itu yang namanya sex dan aku ngucapin terima kasih buat kakak, itu adalah pengalamanku yang pertama. Buat pembaca aku masih punya cerita nyata yang tak kalah best tunggu aja.
83 notes
·
View notes
Text
22
9 bulan 18 hari
rasanya luar biasa, mantap.
Masuk ke petro sbg angkatan magang yg paling sedikit orangnya, 9 mhs cuy. Udh kayak laskar pelangi blm wkw. Mana tanggal masuknya juga ga ngikut periode normal. Kita telat 2-3 bulan 🫠
tp krn hal-hal demikian, kita jd lebih deket. Say hi to PMMB Batch 3 2021👋🏼 yg baru mengenal Gresik, debu, terik, panas pabrik dan copet (aka cowok petro hehe)
9 orang ini magang di departemen yg beda. Cuma satu yg magang di grha, yg pakai baju batik (aka mufida), sisanya mah di pabrik dg formasi Nuruddin-Frida, Nunung-Icha, dan kita berempat. Please welcome, tim kmr mnd :D
Mengabarkan dari R. Kreatif Petrokimia, 4 intern freshgrad baru saja memperoleh tambahan logistik untuk melakukan rupa-rupa pekerjaan Bandung Bondowoso wkwk
Awal2 magang, ruangannya ada dua. Jam 7 di pabrik, jam 10 pindah ke ruang kreatif. Sayangnya, gaada dokumentasi ruangan pabrik yg proper.
Yg terkenang dari ruangan pabrik adalah, parkirannya struggle pisan euy atau jgn2 akunya yg blm mampu🥲 trss no internet. Jadilah kami berempat melakukan hal2 yg sekiranya bisa dilakukan tanpa internet atau dg internet yg terbatas krn sinyal yg kurang memadai daan senantiasa bertanya2, “ke ruang kreatif kapan ya?” serta menemui wajah2 yang kaget ketika buka pintu ruangan krn isinya 4 cewek duduk berjajar. Katanya si, ruangannya biasa dibuat ruang tunggu rekanan atau ruang rapat gitu.
Sementara di ruang kreatif, berasa exclusive cuy. Kita bener2 cuma berempat. Di sana, kita ngobrol, ngerjain tugas, nunggu sketchup yg not responding, makan, diskusi, nonton, ngemil, tidur, nyanyi bareng, pelatihan, nge-vacuum karpet, webinar, tiktok-an, sampe nginep wkwk. Aku sama Adel nginep krn nge-render koridor. Alhamdulillah, ga nemu yg aneh2 saat nginep tp gamau dah lagi2 nginep di pabrik/kantor gitu. Berasa capeknya bund🥲
Di R. Kreatif, kita jg biasa ndengerin Bu Inayah ketawa, playlist lagunya Pak Iwan, gemas dg dering telfon yg tidak kunjung diangkat dan beragam suara yang tidak bisa diredam, karena dinding bisa bicara🥲
Trss kita biasa pesen mi ke Pak Agus. Mi bikinan pak Agus adalah salah satu indomie terenak👍🏻Nah, Pak Agus ini soulmate nya Bu Inayah dan Pak Haris. Kadang kalo ngobrol dan guyon, kedengeran sampe R. Kreatif wkw. Tim yg kalo istirahat sukanya ke mushola, MasyaAllah ukhti bgt wkwk. Di mushola ga cuma sholat, tp tetep becanda sambil nge gosip hihi trs rebahan sambil merem aka take a nap 😌 Kata Bu Inayah, Pak Agus ga suka foto, jadi tadi cuma foto sekali aja.
Kalo sama Bu Inayah mah selfie bolak-balik 😌
Btw, bisa dibilang, 70% periode magang dihabiskan di ruang kreatif. Jadi cukup sedih dan tidak rela ketika ruang kreatif dipake sama departemen sebelah hehe. Tapi sebetulnya, selama di R. Kreatif jg ada perasaan dilema, krn ngerasa eksklusif jd kurang ngobrol dg rekan2 karyawan lain tp ada untungnya jg krn ga berasa awkward buat ngelakuin banyak hal. Aih, pusing.
Tapi akhirnyaa, tibalah masa kita harus pindah ruangan krn ruangannya bener2 dipake sama departemen sebelah. Kita pindah ke ruangan yg sama kayak Pak Rahmad, Pak Rijal dkk. Nah, awalnya, Bapak2 itu ruangannya di pabrik, tp setelah renovasi akhirnya pindah di dekat R. Kreatif. Hal yang selama ini hanya jadi bahasan berempat, beneran harus dihadapi. “Gimana ya rasanya kalo se-ruangan sama yg lain?”
Ternyata beneran beda, gais. Kita berempat yg biasanya bebas ngobrol, masih tetep ngobrol jg si tapi lewat group chat🥲Trss, yg awalnya diem, jadi beneran ngobrol aja gituu sama orang2 seruangan. Jadi lebih bebas jg buat diskusi sama Pak Rahmad. Hal-hal yg terjadi di ruang bareng2 ini ga kalah beragamnya dr apa yg terjadi di R. Kreatif.
Saking beragamnya, gaakan cukup ditulis di satu post ini :’)
Overall, ngerasa bersyukur banget si bs diterima untuk magang di Renstrahar Petrokimia. Pak Iwan as VP, amat sangat pengertian dan update man. Dimana lagi coba nemu VP yg mau diajakin joget tiktok Pulang Neng, Ayo Dong Bantai Kami :’)
Pak Rijal juga ga kalah mantep, ada fun fact. Ternyata setahun sebelumnya, kita pernah berada di ruang virtual yg sama (read: zoom bareng hehe). Tapi waktu itu blm kenal. Aku masih join Bu Ida buat ngurusin kegiatan magang di seantero ITS.
Eniwei, kalo ngomongin Pak Rijal, jd inget momen mati lampu :))))))
Trs yg bener2 harus dimention, Pak Rahmad si. Sebagai mentor yg terjun langsung membimbing, mengawal, dan mengarahkan, Pak Rahmad terbaikk. Terlalu baik. Suka heran, kok bisa ya, Pak Rahmad begini baik. Selain itu, yg bikin salut adalah, Pak Rahmad itu pinter ngomong jg. Bintang 5 lah buat Pak Rahmad.
Mari kita lanjut mention2 orang melalui foto berikut (foto yg paling lengkap formasinya :’)):
Dari kiri atas, ya.
Mas Dede, dari madura, mobilnya jazz sport merah. Pernah disetirin beliau waktu rame2 makan siang sembilang
Mas Wimpi. Kalo kata Adhel sekretaris si, bapak2 SK PG krn sering nyanyi. Beliau selalu sholat on time dan ngajakin sholat bareng👍🏻
Pak Bagus. Awalnya cuma kenal sama Like doang. Gatau dah, skrg udh kenal sama siapa aja. Lucu dan komikal, ga sungkan buat makan👍🏻
Pak Gatra. Jarang bgt ngobrol sama Pak Gatra. Mungkin krn beliau sibuk di Gunungsari, ya. Bahkan kadang suka kudet, ga ngerti ada acara apa di ruangan huhu. Gapapa, semangat terus, Pak 💪🏻
Pak Rijal-Pak Iwan-Pak Rahmad
Mas Syahrul. Kalo kata Bu Inayah si, termasuk yg paling grapyak. Kalo habis cuti lama gitu, pas masuk ruangan pasti bilang, “kalian semua kangen kan sama saya,” PD betull. Trimakasi atas segala celoteh jenakanya mas
Pak Agung. Kukira diam, ternyata setelah ngasih tugas rambu2 jd suka nyeletuk2 lucu jg. Lanjutkan, Pak.
Mas Luthfi. Suaranya menggelegar MasyaAllah👍🏻sepertinya jg jd maskot yg dicintai di renstrahar. Trs kmrn sempet tumpeng-an. Selamat ya, Pak untuk apapun pencapaiannya. Semoga dimudahkan untuk menuju pencapaian2 berikutnya🤝🏻
Mas Doni. Waktu masih belum seruangan, suka mention-nya as Mas Doni Kartu Kredit. Mohon maaf ya, Mas. Jasamu akan selalu kami ingat krn dg kartu kredit itu jd bisa bikin Google Studio🥹 Trss, orangnya royal parah. Suka ngajakin nonton daan ternyata aku pernah se-project bareng adik ipar istrinya. Dunia sempit, ya🤯 Trs, Mas nya termasuk yg enak diajak ngobrol jg 👍🏻Jadi keinget, salah satu momen yg membentuk image ku di ruangan ya gara2 pertanyaan mas nya, “Nyari apa, mbak?” 🫠
Bu Inayah - Adel - Rosyi - Rahmi
Mas Bayu. MasyaAllah Tabarakallah our Jack of all trades. Apa2 pasti Mas Bayu. Makasih banyak ya Mas sudah mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk ngurusin kami. Hanya Allah yang mampu membalasnya, Mas🙏
Mas Erik. Manteup bet, tipikal mas2 eksis aktivis UKM. Kayaknya gaada kepanitiaan petro tanpa Mas Erik deh. Btw, terima kasih atas pinjaman sepatu boot barunya, Mas. Terbaik 👍🏻
Mas Ageng. Pernah diajak istrinya makan es krim Pak Min. Mas2 yg jago banget kalo ngomong. Negur orang aja bisa dibawa becanda. Asik👍🏻. Selamat bergabung dalam klub bapak2 2 anak, ya Pak🤝🏻
Pak Fajar. Tangan kanannya Pak Rahmad. Suka cuti tanpa kami sangka2. Sangat helpful terhadap proyek taman2 HUT Petro. Semoga sukses, Pak.
Like
Mas Disto. Talent kita. Drummer terbaik band Petrokimia. Jadi lebih ngobrol karena ada project Roro Jonggrang-nya Rumah Bu Digna. Mantap, Mas 👍🏻
trs ada yg jg yg ternyata ga ada di foto. Entah ga join makan2nya atau ga join fotonya.
Mas Haris. Sebelahnya Mas Dede. Tidak terlalu sering berinteraksi. Kalau masuk kantor seringnya di atas jam 7 hehe
Mas Alfian. Mas2 FJM yg kelihatan lebih muda dari usianya. Terima kasih atas bantuannya mengukur2 segalanya, ya Mas. Oh iya, potongan semangkanya mantep👍🏻Stay strong, Mas.
Mas Panji. Lucu bgt orangnya. Supirnya Jack of all trades aka Mas Bayu🥹Terima kasih untuk setiap racikan tom yum dan segala rupa jajan-jajan di siang menjelang sore hari. Tentu, tak lupa juga untuk kesediaannya bersama Mas Alfian untuk mewujudkan mie ayam. Udh berasa semi kun fayakun nih aku 🥲 Selamat menempuh hidup baru ya, Maas. Semoga sakinah mawaddah warahmah dan bahagia dalam kondisi apapun biar kayak dongeng princess, live happily ever after.
Baik, dengan demikian InsyaAllah sudah ter-mention semua ya, orang2 seruangan. Kalo diterusin, bisa panjang nih daftarnya :’)
Intinya, pengalaman magang di petro ini jd pengalaman yg surprisingly good for me. Banyak banget hal menyenangkan yang dijalani bareng2 org2 yg ditemui selama magang di Petro. Banyak hal yg pertama kali dilihat dan ditemukan. Lihat berbagai bentuk kendaraan hanya salah satunya.
Sebelum menutup postingan, spam foto dulu kali, ya.
tidak ada meja, kardus pun jadi
lari n badminton bareng di GKB untuk pertama dan terakhir kalinya wkwk
Last day @ R. Kreatif
Last day foto bersembilan.
Makan2 perpisahannya Like
Tumpengannya Like
Mbak Adel dan Mbak Rahmi difotoin Umik hehe
Edisi mbambung🫠
bunganya warna ijo kuning bagus ga siii
Abis makan di Mustikarasa foto background buncob
Bakar-Bakar
Last Survey
Bersama Mbak Adel as a model n secretaryy
Tumpengan terakhir
Akhir kata, semoga pertemuan dan seluruh pengalaman kita di sini menjadi salah satu takdir terbaik yang tak henti kita syukuri.
2 notes
·
View notes
Text
Stay With Me : CHAPTER I
"Mimin...!"
Teriakan dari seorang cewek cantik nan jangkung yang berhasil membuyarkan lamunan seorang gadis bermarga Kim. Dia lagi sibuk merhatiin salah seorang kakak Seniornya yang lagi tanding baseball.
Kim Minju namanya, dia lagi seneng banget nonton pertandingan baseball akhir-akhir ini. Katanya sih itu hobi barunya dia sekarang.
Padahal sebenarnya, Minju ga begitu tertarik sama jenis olahraga yang satu ini. Tapi, alasan yang membawa dia untuk datang dan nonton pertandingan baseball ini sebenernya adalah kakak seniornya.
"Berenti ya panggil gue Mimin!" Bentak Minju seolah ga terima dipanggil Mimin sama temen disebelahnya yang baru aja datang.
Temen disebelah Minju cuma bisa terkekeh karena udah berhasil bikin Minju kesel hari ini.
"Serius banget sih nontonnya kaya yang ngerti aja. Padahal kan lo ga ngerti juga sama baseball Min." Lanjut temannya itu menggoda Minju yang sedang fokus menonton. Lebih tepatnya fokus memperhatikan kakak seniornya itu.
"Ck!"
Minju berdecak denger ocehan laknat dari temen disebelahnya. Mata Minju mendelik.
"Nyong! bisa diem ga sih? Sebelum gue ganti nama lo jadi Monyong nih." Ancam Minju.
"Iya deh iya maaf. Gitu aja ngambek."
Lagi, Wonyoung terkekeh. Pada dasarnya, si Wonyoung ini emang seneng banget ngegodain seorang Minju. Dia juga hafal banget alasan kenapa temannya ini jadi hobi banget nonton pertandingan baseball sekarang.
Jawabannya adalah Cinta pertamanya...
Yaitu
Hwang Yeji.
Bucin emang.
Minju lanjutin lagi kegiatannya yang sempat tertunda gara-gara gangguan Wonyoung.
"Yatuhan, cakep banget sih tuh orang aaaaaa... Keringetan gitu jadi makin cool aja perasaan. Aduhhhh Hwang Yeji aaaaaaa!" batin Minju menjerit-jerit.
Sekarang wajah Minju berubah kemerahan karena ngeliat sosok Yeji yang lagi keringetan ganteng di tengah lapangan. Yeji yang olahraga tapi malah Minju yang ngerasa gerah. Kan aneh ya?
Yeji itu seorang pitcher di club baseball kampus. Bukan cuma itu aja, si anak sipit ini juga emang terbilang lebih pintar dibanding Minju yang lemotnya tiada tara. Dia salah satu mahasiswa yang dapet beasiswa di universitasnya.
Setelah pertandingan selesai, akhirnya tim Yeji berhasil menangin pertandingan. Minju juga ikut seneng liat Yeji dan timnya yang lagi ber-euphoria ditengah lapang. Mereka memangku Yeji silih bergantian. Minju bener-bener ga tahan liat ketawanya Yeji yang bener-bener gemesin banget.
Minju ikut tersenyum bahagia. Menurut Minju, senyum sama tawa Yeji itu adalah kebahagiaannya dia juga katanya. Emang kedengeran bucin banget sih ini. Tapi bayangin aja sih, dari Sekolah Menengah Pertama perasaan dia sama Yeji itu ga pernah berubah sedikit pun.
Selama itu? Iya emang bener. Yeji itu cinta pertamanya Minju.
"Mendingan lo samperin dia deh Min. Terus lo ucapin selamat sama dia." Kata Wonyoung memberikan saran.
"Maluuu. Temeniiiin." Jawab Minju manja.
Wonyoung cuma bisa mengehela nafasnya terus mendelik kearah Minju yang lagi cengir kuda padanya.
***
Pas lagi jalan dikoridor kampus, Minju papasan sama Yeji yang lagi ngobrol sama beberapa temennya disana. Seketika Minju berhentiin langkahnya, karena ingin fokus memperhatikan Yeji.
"My Yeji, yawla cakep banget sih hari ini yaampun. Gabisa nih aku buat fokus jalan kalo kaya gini." Batin Minju.
Minju malah terdiam mematung asik merhatiin Yeji sambil gigitin kuku-kuku jari tangannya.
Dada Minju makin ga karuan, apalagi pas liat Yeji mengakhiri obrolannya terus mutusin buat jalan kearahnya.
Serasa kaya lagi dalam mode slow motion, pake efek bunga berguguran dan angin yang berhembus apalagi pas ketika pandangan mereka bertemu satu sama lain. Dan dengan kurangajarnya Yeji pun ngasih senyuman manisnya ke Minju.
Minju cuma bisa diem ga bisa berkutik sedikit pun. Senyuman itu sukses bikin lumpuh otak Minju dalam beberapa saat.
"Aaaaaaa Yeji! Yaampun yaampun yaampun. Senyum lagi kan dia aaaaa!" Teriak Minju dalam hati.
Pas Yeji ngelintasin Minju, akhirnya Minju tersadar. Seluruh badannya dia melemah karena dikasih senyuman sama kakak senior favorit nya itu.
Minju cepet-cepet menepi untuk cari pegangan disisi tembok. Hadeeeh, Yeji bener-bener ngerepotin karena berhasil bikin Minju oleng pagi ini.
***
Minju agak pulang telat, dikarenakan dia harus mengikuti beberapa kegiatan kampus terlebih dahulu. Dia mengikuti salah satu kegiatan dikampus yang mana Yeji juga ikut tergabung dalam kepengurusan tersebut. Kalo bukan karena Yeji, mana mau Minju ikut acara-acara kaya gitu.
Hampir 15 menit Minju berdiri di depan kampus. Nunggu hujan reda tapi malah semakin deras. Keadaan kampus juga udah sepi banget. Jemputan taxi online Minju juga ga datang-datang.
Hari ini Minju ga bawa mobil karena lagi menjalani perbaikan di bengkel. Itulah alasannya kenapa Minju pergi dan pulang pake taxi online untuk hari ini. Dan resiko naek yang kaya begini itu adalah menunggu.
"Duh, kalo ujannya kaya gini, kapan gue bisa balik?!" Kata Minju yang sesekali liat keatas.
"Apa terobos aja ya? Lagian, lama-lama disini sendirian serem juga." Kata Minju dengan otak yang mikir sambil ngeliat kearah sekitar.
Ga ada batang hidung lainnya lagi yang Minju liat. Langitnya udah mulai gelap, dan udaranya juga udah kerasa dingin pake banget. Bahaya juga kalo Minju ga cepet-cepet pulang.
Minju meremin matanya buat berdoa dalam hatinya. Dia rencananya sih mau nerobos hujan sore itu. Fikirnya, daripada lama nunggu mendingan dia naik bis aja.
Tapi, tiba-tiba sesosok tangan berusaha buat nahaan langkah Minju yang udah siap lari untuk hujan-hujanan.
"Eh?"
Mata Minju membulat waktu dia tau kalo tangan yang nahan dia itu adalah tangan sang kakak kelas tersayang. Ternyata Yeji belum pulang dan dia masih disana.
"... Yakin mau ujan-ujanan?" Tanya Yeji semakin narik tangannya Minju.
"... E-enggak juga sih." Jawab Minju salah tingkah.
Minju akhirnya mengurungkan niatnya buat pulang naik bis. Wajahnya memerah ketika dia melihat tangannya masih saja dipegang oleh Yeji.
"Eh buset! eh buset! Gue ga lagi mimpi kaaan?! Aaaaa Yeji megangin tangan gue dong. Aaaaaaaa pengen nangiiiissss." Batin Minju menjerit-jerit.
Yeji cuma geleng kepala terus senyum waktu ngeliat gadis dihadapannya dia itu salah tingkah.
Yeji ngelepas eratan tangannya yang mencengkram tangan Minju daritadi. Khilaf juga lama-lama kalo dia terus megangin tangan Minju.
Keadaan Hening, ga ada yang memulai lagi percakapan setelahnya. Hujan masih juga belum reda. Keduanya cuma bisa berdiri merhatiin rintikan hujan yang jatuh ketanah. Masih cukup deras.
Minju beberapa kali gosok-gosokin kedua telapak tangannya. Suhu dingin berhasil bikin Minju bersin beberapa kali.
Karena ga tega sama keadaan Minju, akhirnya Yeji buka jaketnya yang lagi dia pake terus makein jaketnya itu ke Minju.
Minju noleh kearah Yeji, matanya melotot seperti kodok dan sulit diartikan. Dia bener-bener kaget banget.
"Aku tau kok udaranya dingin, pake aja." Kata Yeji yang diakhiri sama senyuman.
Minju tersipu malu karena perlakuan Yeji yang soft banget. Pipi Minju pun memerah kaya tomat.
"Ah Yeji kenapa sih? Kan gue jadi makin sayang sama lo kalo kaya gini." Batin Minju.
BEEP, BEEEPPPPPP!
Suara klakson mobil berhasil membuyarkan lamunan Minju tentang Yeji. Akhirnya setelah sekian lama, taxi yang ditunggu sama Minju pun datang.
"Aduuhh maaf ya non, tadi ada pohon tumbang jadi jalanan macet." Kata supir taxi itu keluar dari mobil terus bawain payung buat Minju.
"Ah, iya gapapa pak." Jawab Minju yang padahal udah bete banget nunggu.
Tapi, ada bagusnya juga sih taxi itu datang terlambat. Kalo enggak terlambat, mana mungkin Minju bisa berduaan dulu sama Yeji.
"... Ji, mendingan kamu ikut bareng aja. Lagian ujannya gaakan berenti." Kata Minju ga tega ninggalin Yeji sendirian.
"Eumm... " Yeji mikir dulu sebentar sambil ngeliat kearah langit yang udah gelap. Yeji juga bingung harus ngegiyain atau nolak ajakan Minju.
"Ayooookkk! Aku gamau ya kamu nolak. Pokoknya kamu ikut pulang bareng aku." Kata Minju yang dengan tiba-tiba langsung narik tangan Yeji dan ngegiring Yeji ke dalam mobil taxi. Maksa banget.
Si bapak supir itu mayungin Minju yang narik tangan paksa Yeji. Lah Minju enak, dia ga keujanan sama sekali. Sementara Yeji? Baju nya basah karena ga kebagian payung.
"Haduhh keliatan agresif ga sih kalo kaya gini." Batin Minju ngerasa ga enak.
Akhirnya Yeji pulang bareng Minju, karena ditarik paksa sama Minju. Entahlah, gimana perasaan Minju sekarang yang lagi duduk sebelahan sama Yeji didalam. Udah dipastikan kalo kecepatan detak jantungnya itu pasti bertambah cepat.
"Aaaaaaa papaaaaa, anakmu lagi pulang sama calon mantu nih pa... Doain anakmu berjuang ya pa." Batin Minju gemas sambil gigitin kuku-kuku jari tangannya.
Sepanjang perjalanan Yeji cuma diem, ga ada sepatah katapun yang dia ucapin. Cuma mandangin jalanan yang mereka lewatin.
Hujan masih belum reda. Si pak supir sesekali merhatiin dua pasang anak muda itu di kaca spion dan berakhir dengan senyuman tipis lalu gelengan kepala.
Sampai di halaman kosan Yeji. Yejipun turun dari taxi, sementara Minju cuma merhatiin suasana sekitar kosan Yeji dari dalam mobil.
"Makasih ya." Kata Yeji turun dari taxi.
"Iya sama-sama. Oh iya jaket kamu?"
"Gapapa pake aja. Aku tau kok udaranya masih dingin." Jawab Yeji di akhiri dengan senyuman.
"........."
Lagi, senyuman Yeji malah bikin otaknya Minju lemot dan ga berfungsi sama sekali.
"Yaudah hati-hati ya. Pak titip dia ya pak."
"Siap den."
Minju tersipu malu, karena Yeji nitipin dia sama si bapak supirnya. Menurut Minju itu adalah hal yang paling romantis yang pernah dia dapatin dari orang lain selama ini. Padahal kan cuma dititipin sama seorang supir taxi.
Akhirnya taxi yang dinaiki sama Minju pun mulai jalan dan ninggalin Yeji. Minju terus noleh ke belakang mobil sampe akhirnya Yeji hilang dari pandangannya.
Minju balik lagi duduk dengan posisi semula. Dia cuma terdiam terus liatin jaketnya Yeji yang lagi dia pake. Minju pun tersenyum malu.
Sampai di apartemen, Minju seneng banget, dia janji ga akan pernah ngelupain hari ini. Hari dimana dia pulang bareng Yeji.
Minju mulai nyanyi-nyanyi karena saking senengnya. Dia lompat kesana kemari sambil nyiumin jaketnya Yeji yang dia pegang.
"Aaaaaaaa harum banget siiiiiiihhhh ini mmm aaaaaahhh..." Teriak Minju masih nyiumin jaket punya Yeji.
Bahkan waktu tidur pun Minju melukin jaket Yeji sampai pagi ga dia lepasin. Untung aja ga kena ilernya Minju.
***
"Min, pelan-pelan sakit tangan gue!"
Teriak Wonyoung karena tangannya ditarik paksa sama Minju untuk pergi ke lapang baseball buat nontonin Yeji yang lagi latian disana. Bukan cuma nontonin si sipit latian sih, tapi dia juga niat mau balikin jaketnya Yeji.
Minju sama Wonyoung duduk diantara bangku-bangku kosong dan mulai nontonin para manusia-manusia kece dilapangan.
Wonyoung cuma bisa meringis karena hari ini cuaca bener-bener terik. Beda sama Minju, seterik apapun asalkan ada Yeji dia pasti ngerasa teduh terus.
"Hello manies." Sapa Yujin yang sama sekali ga dapet respon dari keduanya.
Yujin ini temen satu kelas mereka juga, dan kebetulan juga anak baseball. Dia lagi latian juga tapi ya gitu sebagai cadangan doang diamah.
"Sombong-sombong amat sih hey kalian! Lagi pada ngapain disini? Tumbenan, mau panas-panasan nontonin tim kebanggaan kampus latian." Tanya Yujin lagi.
"Bawel banget deh perasaan!" Kata Wonyoung.
"Iya lagian bukan urusan lo ya Jin!" Sambung Minju matanya sibuk liatin Yeji.
"Ketus amat sih."
"Bodo." Jawab Minju.
Dari kejauhan Ryujin yang ngeliat kearah dimana, Yujin bersama dua orang gadis cantik.
"Ck! Tuh anak ngapain disana. Dateng Yuna tau rasa lo!"
Tanpa ba-bi-bu Ryujin pun langsung menghampiri Yujin yang sedang bersama Minju dan Wonyoung.
Sebenernya sih Ryujin nyamperin bukan karena Yujin, tapi karena ngeliat ada dua orang cewek cantik yang lagi digodain sama Yujin. Sayang juga kan kalo dianggurin. Heleh Ryujin sama aja.
"Lo bukannya latian malah melipir godain cewek!" Amuk Ryujin.
"Istirahat dulu gue kak capek. Lagian panas." Jawab Yujin melepas topinya terus dia gibas-gibasin ke wajahnya dia.
"Capek mulu lo. Alesan!" Kata Ryujin dengan wajah sinis.
"Hallo gadis gadis." Lanjut Ryujin nyapa Wonyoung dan Minju.
"Hmm, Ga beda jauh lo." Gumam Yujin memutar bola matanya malas.
"Panas loh disini kalian ga kepanasan emang? Mendingan duduk nya dibawah tuh teduh, deket lagi nontonnya, enak." Usul Ryujin sambil masang muka so cool.
"Emang boleh ya?" Jawab Minju antusias.
"Boleh lah. Asal ga gangguin ketengah lapang aja lo. Kalo ketubruk kan repot." Jawab Ryujin.
Yujin dan Ryujin malah terkekeh ngebayangin kalo beneran iya dua cewek cantik itu gangguin yang latian terus ketubruk ditengah lapangan.
Apaan sih mereka ini random banget.
"Yaudah caw. Kemon Nyong!" Kata Minju antusias langsung narik Wonyong kebawah.
"Eh.... "
Wonyoung masih mode lemot kali ini. Abis Minju demen banget ya narik-narik tangan orang seenak jidat. Kasian kan Wonyoung.
Ryujin dan Yujin saling natap heran terus ngebuntutin mereka dari belakang. Ryujin kira Minju bakal malu-malu buat minta anter, eh taunya dia antusias dan bisa jalan kesana sendirian.
Akhirnya Minju bisa duduk ditempat teduh dan bisa nontonin Yeji dengan jarak yang deket banget.
Tatapan Minju ga bisa beralih dari Yeji. Apalagi dengan jarak yang sedeket itu bikin Minju puas liatin muka Yeji yang lagi ngos-ngosan dan keringetan ganteng.
"Duuuuuhhh gatahan gue liatnya kalo kaya gini. Rasanya pen peluk dia kan. Aaaaa." Batin Minju gemas.
Ryujin ikut mepet duduk deket Wonyoung. Dia ga keberatan duduk bersebelahan sama seniornya itu. Beda lagi sama Yujin yang pas mau mepet duduk deket Minju, dia malah ngasih nunjuk kepalan tangan dia sama Yujin. Pertanda kalo Minju gamau duduk deket Yujin. Jadi Yujin, milih duduk disampingnya Ryujin.
Ga lama, tiba-tiba Yujin berdiri terus ngerentangin tangannya karena ada seorang cewek yang dateng. Ketika mereka noleh, mereka liat cewek yang disambut Yujin itu ga ngerespon Yujin.
"Apaan sih lo norak!" Kata cewek cantik yang sama tiangnya kaya Wonyoung dan Yujin.
"Kok gitu sih."
"Udah latian aja sana!" Singkat Yuna ngedorong Yujin dan dibalas kekehan oleh Ryujin.
Oh ternyata itu Yuna. Dia adalah sepupunya Ryujin, yang kebetulan adalah teman satu ruangan Minju, Wonyoung dan Yujin.
Emang udah jadi kebiasaan Yuna sih kalo anak-anak baseball latian dia pasti datang nyamperin buat ikut ngerecokin. Lagi pula sekalian nungguin Ryujin karena mereka selalu pulang barengan. Dan bareng Yujin juga sih.
"Eh, kalian kok ada disini?" Tanya Yuna, yang baru ngeh ada Wonyoung dan Minju disana.
"Iya nih Yun nemenin si Mimin." Jawab Wonyoung sambil naikin alisnya.
"Oohh. Kak Yeji ya?" Tanya Yuna dengan wajah meledeknya seolah tau apa alesan Minju dateng ke lapang baseball.
"Ih, tau darimana lo Yun?!" Tanya Minju kaget matanya melotot was-was.
"Dari Wony." Jawab Yuna singkat terus duduk disamping Minju.
"Duh, Nyong mulut lo ko lemes bener sih. Ngapain bilang-bilang sama Yuna!" Bisik Minju yang sedikit membentak. Tapi kedengeran sama Yuna.
"Eh biarin, Lo tenang aja gue ga bakal ngasih tau sama orang-orang kali..." Jawab Yuna dengan senyum jahilnya.
"Syukurlah." Jawab Minju lega.
"Ya, paling juga gue kasih tau kak Yeji nya langsung." Sambung Yuna yang berhasil bikin Minju bengek untuk kali ini.
Yuna dan Wonyoung tertawa lepas dan saling ber tos ria diantara Minju yang sedang kaget.
"Aaaaaaaaaa jangan gitu lah Yun. Malu nanti gue. Lo sih Nyong ah!" Rengek Minju yang malah bikin Yuna tambah ngakak.
"Gue yakin kok, gue gasalah orang buat gibahin perasaan lo itu Min." Jawab Wonyoung tanpa dosa.
"Hih!!"
Minju hanya mendengus kasar dan kembali nontonin Yeji yang sedang berlatih. Tapi gatau kenapa dia jadi gaenak hati setelah denger perkataan Yuna tadi. Minju tuh tau banget Yuna anaknya gimana. Dia itu berisik dan ceplas-ceplos. Cepet atau lambat Yuna pasti bongkar perasaannya yang rahasia itu ke Yeji.
Selesai tim baseball berlatih, Yujin menghampiri Yuna dan minta minum sama Yuna. Dan Yuna memberikan botol minumannya itu pada Yujin. Padahal kan Yujin ga latian. Tapi keliatannya dia yang paling haus diantara pemain lainnya.
Yujin sama Yuna rumornya sih pacaran tapi keduanya selalu aja ngelak dan ngakunya mereka cuma temenan doang ga lebih. Tapi ngeliat dari cara interaksi mereka malah keliatan kaya orang yang lagi pacaran. Kadang adu mulut, kadang saling perhatian, saling sayang dan pokoknya gemesin bangetlah mereka berdua. Bikin Minju sama Wonyoung iri liatnya.
Nah, ketika Minju lagi sibuk merhatiin Yuna dan Yujin, tiba-tiba Minju kaget pas Yuna manggilin Yeji yang baru beres latian.
"Kak Yeji!" Teriak Yuna yang membuat Yeji mempercepat langkahnya.
Dada Minju udah dag dig dug ga karuan. Dia ngerasa bener-bener gugup. Antara gugup dan ga enak hati.
"Apaan Yun?" Tanya Yeji yang langsung ngeraih botol minum Yujin terus minum.
"Tuh pacar lo nyariin kak?"
UHUUUUUKKK UHHUUKKKK!!!!!
"Nah, mampus kan kualat ngambilin jatah minum orang." Ledek Yujin yang langsung dapet jitakan dari Yuna.
Yeji keselek air minumnya, dia kaget pas denger apa yang dibilang sama Yuna. Dan ternyata dia baru sadar ketika melihat ada Minju disana.
"........." Yeji mematung liatin Minju.
Minju jadi salah tingkah karena Yeji liatin dia. Dia jadi bingung harus duduk dengan posisi apa dan harus ngapain. Dan sampe akhirmya mereka jadi saling tatap tanpa sadar ada banyak orang yang merhatiin tingkah mereka berdua.
"Ciiieeeeeeeeeee..."
Minju sama Yeji jadi sama-sama malu karena digodain sama semua anak-anak baseball.
"Aaaaaa Yuna apa-apaan sih lo! Jadi malu kan gue." Umpat Minju dalem hati.
Dengan watadosnya Yuna cuma ketawa terus nunjukin peace sign nya sama Minju. Minju cuma bisa memutar bolanya malas. Sementara Wonyoung, dia malah ikut-ikutan ketawa sama Yuna.
"Hebat! Mereka sebelas dua belas sekarang." Batin Minju kesel karena ngeliat keakraban Yuna sama Wonyoung.
"Digandeng lah pacarnya."
"Ciee pulang bareng pacar."
"Pitcher team kita ga jomblo lagi ya."
"Akhirnya dari sekian cewek cuma dia ya yang Yeji anggep."
Hahahahahahahahhahaahahahahahahah
Semuanya malah ga berenti buat ngetawain dan godain Yeji dan Minju secara bergantian.
"Eeeehh ga gitu. Duhhh..." Kata Yeji salah tingkah menggaruk-garuk kepalanya.
Sebenernya selain malu juga Minju ngerasa seneng karena udah disebut pacarnya Yeji padahal kan bukan. Eh belum sih, tapi ya doain aja semoga cepet taken.
Kalo Yeji, dia bukannya malu karena digodain sama temen-temenya. Tapi malu sama Minju karena kelakuan temen-temennya yang akhlaknya pada digadein.
"Ji..."
Baru juga Minju manggil suara sorakan udah riuh godain sambil pada ngetawain puas. Berasa kaya tontonan, Minju melototin temen-temen Yeji satu satu. Hingga akhirnya Yena nyuruh semua untuk diem.
Gatau aja mereka, Minju kalo lagi mode angry, ngamuknya bisa ngalahin Yeji.
"Iya, kenapa?" Jawab Yeji.
Dan lagi, semua kembali berisik nyorakin. Tapi pas Yeji sama Minju noleh kearah mereka semua, mereka langsung nutup mulut mereka dan diam.
Berasa kaya lagi nonton teater genre romance, semua malah fokus nontonin Minju sama Yeji yang mau ngomong tapi gajadi terus gara-gara mereka.
"Bener-bener ya lo semua!" Gumam Yeji pelan menatap sinis teman-temannya.
Tiba-tiba...
"Min, ayok dong cepet bilang kalo lo suka sama kak Yeji apa susahnya sih!" Teriak Wonyoung.
Minju mendelik kearah Wonyoung. Rasanya dia pengen banget nyumpel mulut Wonyoung yang ga bisa diajak santuy hari ini.
"Iya kak Yeji, cepetan bilang keburu Minju sama orang nanti!" Teriak Yuna yang langsung disetujui oleh semuanya.
Dan suasana pun kembali berisik seperti sebelumnya.
"Susah amat sih saling suka tinggal bilang ah elah!" Kata Yujin ikut nimbrung.
"Eh, bentar! apaan sih ini maksudnya?" Batin Minju bingung ketika denger perkataan Yujin.
"Gausah ikut campur lo!" Kata Yuna menjitak kepala Yujin.
"Kasar ih."
Yeji sama Minju malah jadi diem-dieman karena salah tingkah di jodoh-jodohin gitu sama semuanya. Ya gimana ga malu, tiap ngomong semuanya malah ngeledekin terus.
Wonyoung kali ini jalan barengan sama Yuna dan Yujin, niatnya sih sengaja supaya Minju sama Yeji biar berjalan berdua walaupun cuma sampe ke halaman depan kampus.
"Gausah dianggap apa yang mereka bilang tadi ya." Kata Yeji memulai percakapan.
"Iya santai aja kali. Oh iya, sebenernya aku cuma mau balikin jaket kamu." Kata Minju ngasihin jaketnya Yeji.
"Padahal gausah dibalikin juga gapapa." Jawab Yeji dorong lagi jaketnya dia ke Minju.
"Gamau! ini kan bukan punya aku." Kata Minju nyodorin lagi jaket Yeji.
"Terus kalo misalkan aku kasih ke kamu, gimana?" Kata Yeji balik dorong jaketnya lagi.
"Ya aku terimalah. Masa aku tolak jaket dari kamu." Kata Minju polos.
"Hadeh gue ngomong apaan sih!" Batin Minju.
"Kenapa?" Tanya Yeji.
Kali ini Yeji berenti jalan. Dia malah ngadep kearah Minju dan bikin Minju malah jadi salah tingkah.
"Y-ya... siapa sih yang gamau terima jaket dari kamu. Mubazir kan." Jawab Minju gamau natap Yeji karena takut ketauan kalo dia lagi degdegan parah ditatap Yeji kaya gitu.
"Terus kalo misalkan aku pengen jadi pacar kamu, kamu juga bakal terima aku dong? Mubazir kan?" Tanya Yeji lagi dan malah bikin Minju pengen pingsan jawabnya.
Untung aja Minju ga bengek kalo ga, kayanya dia udah masuk rumah sakit sekarang. Udah koma juga dia kayanya dirumah sakit.
"Dih, itu mulut lancar bener ya, gatau apa gue kena serangan jantung, bisa mati mendadak gara-gara lo." Batin Minju ga karuan.
"... Hahaha pasti ditolak. Iya kan?" Kata Yeji yang lama banget nunggu jawaban Minju. Dia cuma bisa ketawa liat ekspresi kagetnya Minju.
"So tau!" Kata Minju singkat dengan delikan mata yang gakalah tajem dari matanya Yeji.
"Jadi, aku diterima?" Tanya Yeji lagi.
"Udah deh gausah becanda!"
"Kok tau aku lagi becanda?"
"Ah nyebelin lo! plinplan amat jadi orang. males ah gue!" Umpat Minju kali ini rada kesel sama Yeji.
Minju cuma natap sinis seorang Hwang Yeji. Dan Yeji malah ngelempar senyuman sama Minju. Bener-bener berdosa banget nih Yeji udah bikin Minju kesel. Minju akhirnya mutusin buat ninggalin Yeji. Yeji cuma terkekeh.
"Nyebelin banget si sipit! Becandanya keterlaluan. Gatau apa gue baper udah seneng eh lo jatohin gue gitu aja. Huwaaaaaaahh pengen nangis rasanya.... papaaaaah anakmu sakit hati ini." Batin Minju dengan mata yang udah berkaca-kaca.
Yeji beneran gaada niatan buat ngejar Minju. Dia masih terus terkekeh sambil liatin langkahnya Minju yang udah jauh.
"Minju nya mana kak?" Tanya Yuna.
"Udah duluan dia, ngambek hehe."
"Dih lo apain ka? Ngajak mesum ya lo?" Tanya Yujin yang mendapatkan jitak dari Yuna lagi.
"Enak aja. Ga gue apa-apain. Eh, Won, lo pulang sama Minju kan?"
"Iya kak, kenapa?"
"Bilangin sama dia, makasih udah mau nungguin gue latian sampe selesai. Gue seneng banget hari ini."
"Okay! nanti Wony bilangin semua kata kakak barusan kedia." Jawab Wony faham.
" Eh, ga lo chat langsung aja kak, Yuna sama Wony pasti punya nomornya." Usul Yujin.
"Enggak usah. Kalo jodoh juga nanti bakal ketemu lagi." Kata Yeji nyelonong pergi gitu aja.
Ketiganya saling bertukar tatap, ga ngerti sama apa yang Yeji bilang barusan. Antara cool dan bucin di mix jadi satu, dan hasil nya ya itu Hwang Yeji.
Sampe dihalaman parkir, Minju buka pintu mobilnya terus masuk kedalem. Dia bener-bener dibikin kesel untuk pertama kalinya sama Hwang Yeji.
Pengen nangis rasanya tapi gemes. Ya gimana dong.
Minju naro palanya distir mobil nungguin Wonyoung yang galama akhirnya dateng juga. Terus Wonyoung masuk kedalem mobil.
"Lama banget sih lo Nyong!" Bentak Minju nyapa Wonyoung dalem mobil.
"Apaan sih marah-marah. Lo nya aja yang ga nungguin gue lo. Maen tinggal-tinggalin gue."
"Ck!
Minju cuma berdecak kesal terus dia natap kosong kearah depan. Ekspresinya kaya orang yang baru di putusin sama pacar pas lagi sayang-sayangnya.
"Eh lo nangis Min?" Tanya Wonyoung pas liat mata Minju merah lebam gitu.
Nangis juga enggak, kan Minju cuma berkaca-kaca doangan. Cuma karena efek dedetin mata ke tangan yang disanggahin kena stir mobil jadinya merah gitu.
"Gue kesel Nyong!"
"Kesel kenapa? Bukannya harusnya seneng lo bisa berduaan sama ka Yeji?"
"Gatau pokoknya kesel sama dia ah!" Jawab Minju diakhiri dengan suara tangisan ala ala orok.
"Dih lo mah ga jelas ah!"
Wonyoung sebel ngeliatin Minju kalo udah dalam mode cengeng kaya begini. Pengen banget rasanya dia give away sama followersnya. Tapi difikir lagi, Wonyoung gategalah. Kan gitu-gitu juga Minju itu sahabatnya dia. Ladang yang suka traktirin dia makan tiap nongki.
"Eh, Min. Tadi kak Yeji nitip omongan sama gue." Kata Wonyoung berhasil bikin Minju kaget.
Minju sekarang ga nangis manja lagi. Sekarang dia fokusin mukanya dia buat dengerin Wonyoung ngomong.
"Dia ngomong apaan?!" Tanya Minju sambil narik-narik tangan Wonyoung gasabar.
"Katanya lo sebel sama dia?"
"Iya, tapi sebel-sebel gini juga kan gue tetep cinta sama dia." Jawab Minju nundukin palanya.
"Geuleuh banget gue dengernya ih." Ledek Wonyoung terkekeh.
"Ck! Cepetan dia bilang apaan sama lo." Kata Minju ga santai.
"... Dia cuma bilang supaya gue sampein makasihnya dia sama lo, karena lo udah mau nungguin dia latian sampe selesai. Terus dia juga bilang dia seneng banget hari ini karena lo samperin ke tempat latian. Dia jadi cinta sama lo katanya. Baru kali ini dia nemuin cewek kaya lo jadi dia gamau lepasin lo buat orang lain."
"Eh, serius dia ngomong kayak gitu?" Tanya Minju agak ngerasa janggal sama apa yang Wonyoung sampein.
"Seriuslah, masa gue boong sama lo."
Dan akhirnya senyuman Minju kembali merekah. Dia jadi gemes sendiri sambil mukulin manja stir mobilnya. Bikin Wonyoung jadi pengen ketawa liatnya.
Minju gatau aja kalo dedek Wonyoung sebenernya nambahin beberapa kalimat hoax diakhir pesan Yeji buat Minju.
***
9 notes
·
View notes
Text
2. Dimensi Ara
Pagiku cerahku Matahari bersinar Ku gendong tas hitam ku Dipundak… “Tas merah Ra….” Tukang parkir mengkritik nyanyian Ara yang baru saja melancarkan rem sepeda motornya di parkiran, “Cuka-cuka Ara dong Om, tas Ara kan nggak walna melah” dibuat dengan gaya anak kecil baru belajar ngomong. “eh, lupa ngucap salam, selamat pagi Om, kali ini Ara datang cepat dong” “hari ini cepat, besok juga udah telat lagi” sahut istri tukang parkir tersebut yang hendak mengantarkan anak nya pergi sekolah. “hehe” Ara hanya nyengir “Hai Faniaaaaaaaaa” sapa Ara pada anak Om parkir tersebut. “Halo kak Ara” Fania menjawab namun dengan tidak bersahabat. Karna bete sama Ara yang selalu nyubitin pipi nya. “dah ah, Ara mau langsung masuk ke sekolah aja” ucap Ara asal, ntah ditujukan pada siapa. Parkiran ini sebenarnya adalah dua ruko besar tempat penjualan dan pembuatan Furniture kayu, rotan maupun bambu. Namun sejak beberapa bulan yang lalu di buka untuk tempat parkiran sekolah dengan bayaran 1.000/hari. Benda-benda yang dijual di dalam ruko tersebut seperti kursi, meja, dan lainnya digeser agak kesudut ruangan. Penjualan furniture masih berjalan, namun menunggu pesanan dari konsumen. Ara berjalan dengan santai memasuki pagar sekolah sambil mengingat lekat-lekat setiap detail saat dia berjalan. Gerbang berwarna abu rokok, pak satpam sekolah, batako berwarna merah bata. Pasir putih di pinggiran lapangan. Bunga kertas, pohon cemara, tiang bendera dengan bendera nya yang sudah terpasang, pintu kelas yang sebagian masih tertutup, udara dingin dan sampah di depan kelas. Semuanya tanpa terkecuali, yang terlihat dengan kasat mata disimpan dalam amigdala dengan sebaik-baiknya. Pagi ini belum banyak warga sekolah yang datang. Dalam hati Ara bergumam “kelak aku akan merindukan tempat ini”. Jam menunjukkanvpukul 06.50 dan lonceng masuk berbunyi pada pukul 07.15 WIB “Selamat pagi pak” sapa Ara pada pembersih sekolah “pagi” dengan ramah bapak itu menjawab. Namun langsung lalu begitu saja dengan gerobak dorong yang berisikan sampah. Ara sampai di depan kelas, dia masuk dan melihat kelasnya sangat berantakan.” Ini hari apa sih?” gumam nya, “ah iya. hari selasa, bukan aku dong yang piket kelas” dia meletakkan tas nya sembarang. “oke, saat nya beraksi” sambil berlari Ara bersiap duduk pada persimpangan jalan menuju toilet, duduk tenang, pantat ketat, dan nyaman. Jam menunjukkan pukul 07.02 WIB Target pertama, 3 orang cowok berjalan dari arah jam 02.00. Salah satunya hitam manis, punya kumis tipis, tinggi jangkung, rambut panjang dan sedikit berantakan, pasti akan dipotong jika ketauan dan ada pemeriksaan “hmm itu dia santapan empuk” gumam Ara. Saat target berada 1,5 meter dari tempat duduk Ara “Halo bang, kenalin nama aku Ara. Ya ampun. Ganteng banget sih kamu” yang di panggil hanya diam dan terus berjalan kearah tujuan, Sambil melihat Ara dengan aneh. “senyum sikit dulu ah” pinta Ara, ketiga cowok tersebut tersenyum salah tingkah, memperbaiki rambutnya dan sedikit mesem-mesem “ya Ampun, sombong banget sih, si akang. Hati-hati mas di depan kamu ada pot bunga” ujar Ara Gubrak, hampir saja cowok yang menjadi target si penggoda Ara ini terjatuh, namun di tangkap oleh teman disampingnya, “tuh kan, jangan liatin Ara terus… nanti jatuh kan” sambil mengerucut kan bibirnya, Ara berekspresi seolah kasian. Dalam hati mungkin laki-laki itu sudah mengumpat Ara, (cantik sih, tapi nyebelin). Target kesekian muncul dari arah jam 00.00. Cowok kulit putih, ganteng, bulu mata melentik, baju belum dimasukin, rambut masih acak tapi sepertinya sudah di oles dengan minyak rambut. “kalau dilihat lihat ni orang tipe periang dan penyayang nih yak kan?” tanya Ara pada sekelompok perempuan yang duduk disampingnya dengan jarak 1 meter, sejak tadi menikmati pertunjukan Ara. Yang ditanya hanya diam dan tersenyum,kenal aja kagak, gimana mau dijawab. “ah maka nikmat tuhan mu yang mana lagi, yang engkau dustakan” ujar Ara, sambil mengacungkan jempolnya menyentuh hidung. Bersiap untuk melakukan aksi godaan. Target tepat berada dalam radius 1 meter, “Hai sayang” Cowok itu
menoleh, dengan muka datar. “jangan dingin gitu dong sama Ara, Ara tuh baik hati lho, cantik, bijaksana dan cocok jadi ibu rumah tangga” cowok itu masih dingin tidak menoleh lagi ke Ara. “ya udah deh, si akang dah punya dede gemes buat di jaga perasaan nya. Ara Cuma bisa bilang -Ku Menangis membayangkan betapa kejam nya dirimu pada diriku-“ Ara menyanyi di lorong tersebut dengan keras, jika sudah lama kenal, maka akan memaklumi tingkah Ara yang di luar dari kebiasaan manusia normal. Ada yang tertawa ada yang hanya senyum. Padahal Ara tidak memiliki teman disampingnya, namun si gila yang satu itu memang tidak tahu malu. “Woy” sahut suara dari kejauhan, “hallo, sahabat Ara paling baik hati” “cieee….Ara di kacangin?” Cella duduk disamping Ara “iya, padahal jarang-jarang orang cantik nyapa dia, udah ganteng dingin lagi, kan Ara jadi anu” “ra, target baru kamu banyak nih, tuh liat” Target keseribu kian, segereombolan cowok, ada yang tinggi, ada yang gemuk, ada yang badan atletis, ada yang bibir seksi, dan ada yang baju rapi. “cella, banyak banget cogan nya, Ara jadi susah mau pilih” “yang tinggi badan Atletis mantap tuh,” “ah gk suka gelay, Ara lebih suka yang bibirnya ampe jatuh kebawah seksi ew” “yang gemuk aja ra, gemoy” Target berada dalam radius 2 meter. “halo abang-abang yang unyu-unyu,” ujar Ara dengan senyum manis “hai Ara yang manis, baik hati, cantik, bijaksana dan cocok jadi ibu rumah tangga” sahut mereka dengan kompak bak paduan suara “hehe, kompak banget” sahut Ara yang merasa gk enakan. “Ara udah sarapan?”, tanya salah satu dari segerombolan laki-laki yang kini sudah mengelilingi tempat duduk Ara dan Cella. “udah dong sarapan nasi goyeng”, jawab Ara “jangan di kepung-kepung dong Ara nya, kan jadi susah nafas” sahut Ara lagi. “oh gitu ya, Ara jadi susah nafas” sahut cowok dengan badan atletis sambil mengerucutkan bibirnya dengan ekspresi kasihan. “ampun om, Ara janji gk goda-godain lagi” Ara yang mulai berakting seolah, sedang di tindas “ah masa sih” sahut cowok dengan badan gemuk “ampun om, Ara masih polos” Segerombolan laki-laki itu tertawa dengan ketidak berdayaan Ara dan meregangkan barisan mereka yang menyesakkan, cella yang duduk disampingnya juga mau hampir mati ngakak. Segerombolan Laki-laki itu adalah anak STM yang sudah berkali-kali jadi target program acara AGD (Ara Godain Dong). Setiap pagi dan istirahat Ara selalu melakukan aksinya, yang jadi kesenangan sendiri, kadang orang lain juga menikmati hal absurd yang dilakukan Ara. Sekolah Ara adalah sebuah Yayasan, SMA dan SMK berada dalam satu lingkungan. Ara selalu mengganggu setiap anak STM yang lewat dan hendak ke toilet, Ara bilang, kasian mereka dikelas gk ada yang cewek. Gk bisa cuci mata. Meski cewek dikelas sendiri gk pernah kelihatan cantik. Karna rumput tertangga jauh lebih menarik. Lonceng berbunyi, suara grusak grusuk terdengar berasal dari seluruh siswa kelas. Bu Noni masuk, kelas mendadak diam dan semua siswa memberikan salam. “Heh, krucil tukang tidur”, ujar ucok pada Ara “apa sih ucok marcucok” jawab Ara. “hayuuu…. Kena marah kemarin 3 les kemana kau kunyuk”, dengan nada manakuti Ara “weeekkk” Ara memelet kan lidah nya “gk takut” “dari mana kau tadi kunyuk” tanya ucok lagi pada Ara “kayak gk tau Ara sama Cella aja, tepe tepe lah sekalian godain anak STM lewat” potong Eko yang lagi memasukkan bajunya ke dalam celana. “tau aja temen Ara paling kece ini, jadi sayang deh” “Eko Satya Budi, kau ini lompat pagar lagi kah?” tanya Ucok “iya, udah tutup pagar di depan” "mantap bos ku", ucap Ucok ,Cella dan Ara bersamaan “buk noni yang cantik, ini pelajaran seni budaya ibuk, bukan bahasa Indonesia,” ucok memberitahukan dengan nada khas batak. “saya juga tau ucok marcucok, tetapi bu indah tidak datang, jadi ibu yang menimpal disini” bu noni meniru nada bicara ucok. “anak-anak ibu sedang ada urusan di kantor, kalian jangan ribut ya, bu Indah tidak dapat hadir dikarenakakan sedang ada acara keluarga" “baik bu” seluruh siswa kelas menjawab dengan kompak Tapi perkataan -baik bu- hanya lah sampah belaka, Semua siswa
di kelas berhambur melakukan kegiatan masing-masing, tiduran, saling cerita, bermain game atau bahkan… Walau Ucok Cuma supir ojek Cinta Ara tak absen meski hujan dan becek (assek assek jos) Walau Ucok Cuma supir bajaj Hati Ara senang tiap kali di belai (assek assek jos) Percuma Eko jadi pilot Makin tinggi cintamu makin melorot Apalagi kau jadi nahkoda Jarang pulang ku takut kepincut janda Suara ribut terdengar dari kantin yang masih sepi. lonceng istriahat belum berbunyi. hanya anak dari jam kosong yang ada disini, Ara sebagai penyanyi, gendangan meja oleh Eko, pukulan galon air mineral oleh ucok, Cella yang joget-joget gk jelas hampir kayak tari ular. serta dipenuhi sorak-sorakan dari makhluk-makhluk lain yang berada di kantin. “noh Al, doi mu emang gk waras gitu ya” usik laki-laki yang sedang memakan semangkuk bakso pada teman nya yang menikmati pertunjukan dangdut dadakan di tengah kantin “emang gitu bawakan nya jay,” jawab Aldo yang akrab dipanggil Al “bawakan lahir?” ledek Rey pada Aldo “dede Ara emang cantik sih Al, tapi yang lebih cantik kan banyak,” ajay melanjutkan “lah gue sukanya dia” Ajay dan rey bersalaman bak konstruksi babel dan kejaksaan wusang yang bekerja sama. Sambil berkata, “susah emang bicara sama orang yang jatoh cinta, oke dah kita diam aja” Dia Aldo. Suka sama Ara semenjak pindah dari Jakarta dan awal masuk SMA. Bukan bad boy dengan rambut Panjang berantakan dan gk pakai dasi. Tapi tetap cabut setiap mata pelajaran lintas minat Ekonomi. Bukan ketua organisasi. Tapi bisa dicoba kalau masalah desain web komputasi. Bukan cowok dingin yang ngomongnya nyelekit, bukan cowok nerd dengan kacamata tebal. Dan juga bukan kapten futsal. Dia hanya Aldo yang masih susah buat ngerubah kata gue jadi kata aku. Dia hanya Aldo yang sejak dua minggu lalu melihat ke anehan pada diri Ara. Pada diri Arabella Salsabil. Cewek ramah, dengan perawakan tegas, sedikit berperilaku absurd, tidak bisa main bola, tidak menjadi pemenang olimpiade nasional, bukan merupakan aggota grup musik, tapi kalau adu debat, bicara didepan umum dan membuat voice acting dan cabaret drama. Kalau itu bisa dicoba. Jam kosong kali ini sukses merilis pertunjukan dangdut ambyar dengan tajuk lagu Cikini Gondangdia dibawakan oleh Ara Anggrek. Setelah selesai makan dan konser dangdut tersebut, Cella pamit pada teman-temannya ke perpustakaan untuk persiapan olimpiade Matematika. Eko dan Ucok masih tetap di kantin Ngalor ngidul. Sementara Ara pergi sendirian kelapangan menonton pertandingan basket dadakan antar kelas berjam kosong. “nih” sapa seorang cowok yang membuat Ara terkejut dan ngajuin sebotol air mineral “gk butuh,” Ara menaikkan alisnya, sambil nunjukin botol minum yang diletakkan disamping “oke, satu kosong” jawab Aldo yang di balas Ara dengan senyum simpul, “belum masuk kelas?” “masih jam kosong Al” “Ra…” panggil Aldo yang sudah duduk disamping Ara, tapi tatapannya melihat pertandingan yang tersaji di hadapan. “hmm?” Ara menoleh ke arah Aldo, tapi yang memanggil memang seperti tak niat untuk bicara “Ra…” panggilnya lagi, tatapannya masih lurus melihat pertandingan. “Apaan?” ketus Ara “gk ada, nge tes doang” “ishh…manggil kok gk bertanggung jawab, udah manggil tapi gk ngomongin apa-apa, capek Ara noleh tapi gk mau ngomong apa-apa” “Lo cantik,” nadanya rendah, terdengar serius. Namun masih melihat kearah lapangan Deg.. jantung Ara seperti terhenti bak di pukulkan bogem dengan ukuran dua kepalan orang dewasa. Mendapat pujian dari siapapun tentang kecantikannya, Ara sudah biasa. Tapi Aldo ini yang pertama kali. “ya iyalah, siapa emang yang bilang Ara jelek” jawabnya dengan sombong “tapi bo’ong” “oke, satu sama” jawab Ara berdecih. Seperti ada rasa yang kurang, seperti tidak enak, dan nyesek yang berkepanjangan. “Al..” panggil Ara “dihidung kamu ada bekas tipex” lanjutnya Aldo mengangkat tangan nya, dan ketika sudah menyentuh hidung “tetot” suara Ara menirukan bunyi klakson dan terkikik “kenaa tipu… kena tipuu… barangg palsu” Ara mendramatisir keadaan. “oke, dua satu” jawab Aldo tertawa renyah ֎֎ Suara kuda
pacu berderet-deret menggerayangi telinga, berdegup kencang menghempas tanah. Mayat begelimpangan. Rasyidah, si kutu buku yang mencintai ilmu dengan segenap tenaganya, yang berpegang teguh bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban. Sedang bersembunyi dibalik tiang-tiang brankas dan tumpukan tinggi kertas manuskrip-manuskrip terjemahan dari seluruh penjuru dunia. Jantung nya berdegup kencang melihat jeritan dan minta tolong dari luar ruangan. Kehidupan bukan sesuatu yang di junjung tinggi saat ini. Nyawa hanyalah helaian bulu yang tak berharga. Apa yang akan terjadi kali ini. Sudah banyak peperangan yang terjadi, dan ini yang terparah. Apa memang tidak ada lagi keadilan dan sikap kemanusiaan. Benak Rasyidah dengan miris. jika memang sesuatu sudah di tetapkan sebelumnya. Jika memang begitu makna takdir yang sesungguhnya, maka bisakah bertanya untuk apa rasa sakit di cipta?, bisakah bertanya untuk apa dosa di catat oleh malaikat dalam aksara?, bukankah terdzolimi seseorang yang masuk neraka? Nyatanya daun yang gugur akan jatuh karna menguning, daun yang gugur akan jatuh karna tertiup angin, daun yang gugur akan jatuh karna tak kuat tangkainya melekat di ranting. Setiap hal yang terjadi memiliki alasan dan setiap alasan benarkah berasal dari Tuhan?, yang mana disebut takdir? Alasan nya atau kejadiannya? Maka tetaplah percaya bahwa kehidupan suci oleh sang pemberi. Tidak perlu terlalu berpikir bagaimana kedepannya nanti, bukankah hanya perlu membalas budi? atas setiap tarikan nafas, pergerakan jantung, kedipan mata, gerakan tangan maupun langkah kaki. Teruslah berbuat kebaikan dan menjadi penghamba, karna setiap manusia memiliki cara berbeda dalam berbuat dosa. Rasyidah sudah tercekik menahan lapar, lidahnya seperti ditarik kedalam kerongkongan karna tak satupun masuk dalam suapan. Dia terus berjinjit dan melangkah tanpa membuat suara. Mencari tempat sembunyi didalam ruangan, namun tak ada ruang rahasia di dalam perpustakaan ini. Air mata terus mengalir dari sudut matanya, tangan nya terus-terusan menutup mulut agar tak mengeluarkan suara. Pedang yang memutuskan leher dengan sekali libasan. Sebagian berhamburan dari dalam perpustakaan sebagian lagi masih sembunyi di bawah kolong-kolong meja baca. Rasyidah memilih tempat dibalik guci besar di sudut ruangan. Sudah dua hari dia berada di balik guci tersebut. Tidak makan tidak minum, badan lemas terkulai dan tak berdaya. Keringat yang hari pertama bercucuran sangkin takutnya. Kini setetes cairan pun, tidak ada yang bisa di keluarkan oleh tubuhnya. Gaun berwarna biru muda yang ia pakai ujungnya menjutai terlihat melewati guci. Srak… mulut Rasyidah ditutup dengan kain. Matanya sempat beradu dengan pemilik mata biru yang hidung dan mulutnya tertutup dengan kain hitam. Orang itu menyeret dengan sangat kuat, kepalanya pusing, bayangan -bayangan benda yang terpantul serasa memiliki vignete hitam tebal. Dan tiba-tiba semua gelap sunyi tanpa suara. Rasyidah membuka matanya dan merasa lemas, dia bahkan tidak ingat apa yang terakhir kali ia lakukan. Dia melihat sekelilingnya. Ini seperti Gudang penyimpanan gandum dan bahan makanan. “ini, minumlah” menyodorkan segelas air “dimanan aku” tanya nya ntah pada siapa, bahkan pada si pemberi air minum pun dia tak sadar. "di tempat pengrajin roti" Rasyidah tertawa “bagaimana mungkin kau mengatakan pembuat roti dengan pengrajin” “bukankah maknanya sama?” “ya kau benar” masih dengan sisa tawanya. Rasyidah memakan roti yang di berikan Zein dengan lahap, rasanya seperti roti dengan tepung semolina, Rasyidah teringat tepung roti semolina sering dipakai untuk pesta dan perayaan masyarakat, tepung putih degan tekstur lembut untuk kalangan istana kesultanan, dan tepung kasar sering dijual pada hari-hari biasa di perkotaan. “Zein, boleh aku bertanya, apa” “hmm” tanda mengiyakan, Zein terlampau sulit berbicara panjang “apa kau yang menyeret ku tadi?” “iya, aku pura-pura di pihak mereka supaya bisa menyelamatkan mu” jawab zein “terimakasih, apakah perang akan segera usai?” “kurasa perang ini akan menghancurkan kesultanan yang sudah
dibangun selama 600 abad” “zein, apa kau akan selamat?” “sejak kapan kau peduli dengan keselamatan ku?” “anggap saja ucapan itu rasa terimakasih karna kau telah menolongku” “ego mu memang sangat besar,” jawab Zein dengan menatap Rasyidah dan tersenyum simpul "sampaikan salam ku pada paman" Rasyidah membalas tatapan itu. Zein memerintahkan Rasyidah untuk bersembunyi di tempat penyimpanan tepung. Dekat dengan mesin pembuat adonan. Mesin itu digerakkan oleh kincir Air, karna dekat dengan pinggiran sungai. Biasanya pabrik ini memproduksi 30.000 ton pertahun. namun kali ini pabrik ini tidak beroperasi, hasil produksi yang terakhir dibawa untuk bekal tentara perang. Didalam ruang penyimpanan tepung. Rasyidah sedang bersembunyi dengan posisi meringkuk, air mata tak henti mengalir dari sudut matanya. Suara kuda pacu, dentingan pedang, teriakan, dan jeritan terus terdengar. Zein sudah kembali ke medan pertempuran, berpesan pada Rasyidah untuk tidak keluar sampai Zein sendiri yang membuka pintu ruangan. Rasyidah ingin memasukkan sepotong roti sisa yang belum habis ke dalam saku pakaian rajutnya. “hmmm apa ini” gumam Rasyidah sambil mengeluarkan secarik kertas dari kantongnya. Ahh dia ingat, Surat itu dari Fariha yang dititipkan pada seseorang sebelum kejadian pengepungan dihari pertama. Sudah 3 hari berlalu.
Assalamualaikum Wr Wb Rasyidah, semoga berkah Tuhan dan keimanan selalu menyertaimu hingga berpisah roh dan jasad. Benteng sudah ditembus. lebih dahulu pinggir dilewat baru lah sampai kita ke tengah.
Rasyidah, dua tiang utama rumah sudah tiada. Pelita malam tiada nyala. Secepat kilat cahaya merambat gelap tetap sampai lebih dahulu tanpa terlambat. Bawalah lampu untuk penerang. Saudaramu fariha
Rasyidah bingung apa yang harus ia lakukan. Lebih dahulu pinggir dilewat adalah kata kiasan bahwa penyerangan hari pertama itu sudah lebih dulu memporak-poranda kan pinggiran kota. Rumah Fariha berada di pinggiran kota berbatasan dengan hutan dan aliran sungai. Dua tiang rumah yang sudah tiada artinya kedua orang tua Fariha sudah mati dalam pengepungan dan pembantaian tiba-tiba ini. Fariha masih bertahan hingga dia bisa menulis surat. Dan meminta tolong pada Rasyidah untuk datang kerumah membantunya. Tapi bagaimana mungkin. Hendak keluar dia telah berjanji kepada Zein untuk jangan keluar sampai Zein sendiri yang membuka pintu penyimpanan ini. Rasyidah kalut tak bisa berpikir jernih. Dia tetap keluar. Pemberontakan benar-benar sengit. Rasyidah berlari dan bersembunyi dari balik puing-puing rumah yang berserakan. Menuju arah rumah Fariha. jleebb… anak panah sukses menancap di perut kanan nya. Rasyidah merintih kesakitan. Dia terjatuh di tengah-tengah kerumunan perang. Air matanya tak lagi bisa ditahan, seseorang laki-laki dari golongan pemberontak menendang nya dengan kuat saat anak panah masih tertancap. Para suku tartar itu menyeretnya tiada ampun ketengah padang pasir. Bergabung dengan warga lain yang sudah hampir mati. Pertumpahan darah terus terjadi. Khalifah pemimpin kesultanan sudah balik menyerang di daerah Bashira. Namun dalam empat jam pertempuran ini menghasilkan 12.000 tentara tewa Rasyidah tak tahan lagi, tak bisa bergerak. Dia pingsan ketika melihat pedang tepat menghunus perut paman nya daru jauh. Rasyidah terkulai.. semua sunyi. ֎֎ “Ahh… dimana aku, apakah paman masih bisa selamat…” Ara merintih kesakitan memegang perutnya. "ra.. lo ngelindur? Mata biru menatap dengan sangat dekat, memukul-mukul pipi kanannya. “Zein, tolong Ara” Ara memeluk Aldo, “heyy.. sadarlah ini gue Aldo” “Zein? siapa dia, lo udah punya pacar?” tanya Aldo “Aldo gila, udah ah“ Ara langsung diam menyapu keringat di dahi nya. dan sisa air mata yang dia sendiri tidak yakin akan apa yang terjadi. “Ara, kamu kenapa sih?” “gk apa-apa?” “oh, jadi orang tiba-tiba pingsan di parkiran, terus tidak sadarkan diri selama 4 jam itu gk kenapa-napa ya?” “Ara pingsan selama 4 jam?” “enggak ra, Ara gk pingsan. Kamu sadar kok sayang” “apa sih Aldo,” “oke kita pulang, liat di parkiran tinggal kita berdua sekarang” “kenapa gk laporin ke guru aja sih, terus Aldo nunggui Ara disini selama 4 jam” “iya” “buat apa, ih kurang kerjaan, aturan tuh laporin ke Cella atau guru dong” “Woy ra.. lo itu parkiran di luar sekolah bukan didalam, mana sempat gue laporin guru” "eh iya ya.." jawabnya cengengesan "yaudah ayok pulang" “Ara bawa motor kok” “siapa juga yang mau nganterin yee… ke pe-de an lo” Ara membersihkan debu dari pakaiannya, karna di tidurkan di tumpukan barang furiniture, Ara bergegas ke posisi motornya, Aldo mengikuti di belakang dengan jarak 1 meter. Motor Ara melaju dengan kecepatan normal menyapu jalan, sementara Aldo mengikuti nya dari belakang menjaga jarak. Jam menunjukkan pukul 18.05 jalanan mulai sepi. Sesampainya di depan rumah. Aldo menunggu sampai Ara benar-benar masuk ke dalam rumah, hingga punggungnya lenyap di balik pintu.
Aldo memutar balikkan motor dan menuju rumah. angin malam mulai terasa, hewan sambar mata juga sudah keluar karna waktu beranjak magrib "ah sial, gue gk bawa helm" "gue yakin Ada sesuatu yang disembunyiin Ara" gumam Aldo "Zein, siapa itu Zein",Aldo berusaha mengingat semua laki-laki yang dekat dengan Ara "Kenapa Ara meluk gue terus bilang gue itu zein" "gue bersumpah akan menghabisi laki-laki itu".
6 notes
·
View notes
Text
NGELAYAP
#2 Susah Seneng Harus Seneng
Liat, siapa yang bisa tahan untuk ninggalin pemandangan seindah ini. ( Ah.. Lebay)
Gue laper, tapi gue bela-belain untuk stay terus menghadap pemandangan ini. (Sebenernya karena nggak ada makanan sih)
Temen gue naik kekasur gue dan duduk disamping gue sambil ngeliat pemandangan. Gue sedikit ngeluh ke temen gue ; "gue laper nih" dengan baik hati dia mau membagi setengah roti sandwichnya ke gue. Kita makan sepotong-sepotong. (Udah rotinya kecil dipotong pula)
Kita mengamati pemandangan malam sambil makan roti. Adem dimata juga di raga, karena kaca jendelanya gue buka lebar-lebar. Gimana nggak adem, bayangin lantai 19 loh, bukan adem lagi tapi dingin, tau sendiri bandung dingin.
Tapi its ok lah.
Sekitar jam 11 malam temen gue turun dari tempat gue katanya mau tidur, tapi gue nggak yakin dia tidur, palingan juga sedang selfi-selfi.😁peace mi.✌ Gue masih nggak mau tidur, gue coba nulis di laptop sambil mendownload film secara gratis pake wifi capsule hostel.
Lama kelamaan gue mulai ngantuk, gue tutup laptop, matiin lampu, dengerin mp3 Dakwah dari Alm. H.zainuddin MZ sambil liat pemandangan dan rebahan miring kekanan, akhirnya gue tidur dengan pulas.
Besoknya gue bangun subuh, tampil banget padahal semalem tidur jam 1 an.
Gue mager dari tempat tidur, berkali-kali gue ngulet, enak banget.
Pagi itu gue nunggu sunrise nya bandung, tapi cuma diawal aja tampak sedikit mentari pagi, selebihnya malah tertutup awan. 'Oke nggak papa yan.' Batin gue.
Jam 7 lewat gue berniat mandi karena kita mau ke beberapa tempat wisata yang ada dilembang sebisanya, sampai sore. Tapi kamar mandi penuh akhirnya gue sama temen gue memutuskan nunggu sambil nonton Tv.
Ketika kita sedang nonton Tv terdengar jelas suara salah seorang karyawan hostel yang sedang mengobrol dengan salah satu tamu, ibu-ibu muda yang sedang asyik entah itu membuat teh/kopi atau bom rakitan.
Setelah gue ngga sengaja denger obrolan mereka ternyata eh ternyata si karyawan tersebut berasal dari serang banten, yang adalah tempat kelahiran gue. Gue sedikit kaget dan seneng ternyata ada temen sekampung. Horeee.. Gue langsung nari striptis.
Ngga lama kemudian, tamu dikamar mandi keluar, gue ngalah dari temen gue dan minta dia untuk mandi duluan. Sepertia biasa "Ladies First"
Ketika temen gue sedang mandi, gue ngobrol-ngobrol lumayan banyak dengan karyawannya, orangnya pun asyik dan sangat ramah. Sedikit cerita tentang Mas karyawan Capsule, dia dibesarkan di Serang, dan kini ia tinggal di Bandung sudah cukup lama. Bapaknya adalah seorang TNI. Itulah alasan dia tinggal di komplek TNI yang ada di Serang.
Ketika gue tanya soal Influenser media sosial yang pernah me-Review Hostel ini ia menjawab dengan senyuman, lalu bercerita. "Banyak banget mas yang nawarin diri untuk Review tempat ini, padahal kita ngga minta. Ya kita terima aja. Cuma kebanyakan Atittude-nya jelek. Tamu aja yang bayar sopan, mereka malah kaya raja"
"Masa si mas?" Gue kaget.
"Hehe. Iya. Kasarnya kalo mau nginep gratis ya bilang aja, ngga usah minta di-endorse. Itupun kita udah terima kan? cuma yang disayangkan atittude-nya itu. Kita kan disini usaha, bener ngga?"
"Wah parah banget. Itu cewek apa cowok mas?"
"Ada cewek ada cowok. Tapi yaudahlah jadi pelajaran."
Saking asyiknya ngobrol nggak kerasa temen gue keluar dari kamar mandi dan sekarang giliran gue yang mandi.
Di Kamar mandi ada keran sekaligus shower jadi satu. Semalem gue mandi showernya nggak bisa, gue utak-atik juga nggak bisa, yang ada selang showernya copot malah, gue sampe panik.
Tapi pagi itu bandung dingin (emang biasanya juga dingin) akhirnya gue coba mandi pake air hangat.
'Serrrrrrrr..... ' suara air ngucur dari shower. "Uh angeeeeèett" batin gue. Tapi lama-lama malah panas guys. "Aduh aduh aduhhh panassss" gue langsung tutup kerannya.
Gile, bisa rontok nih rambut gue. Mana gue pake sampo sisa dapet nemu yang busanya cuma sedikit.
Akhirnya gue lanjut dengan air dingin, kenapa nggak yang netral soalnya kadang suka bergeser ke kiri jadinya gue kepanasan lagi.
Beres mandi gue ganti baju, ganti sempak, ganti celana dan pake Rexona men (diselangkangan). Trus gue ambil roti tawar dua biji dicampur dengan mentega dan ceres lalu gue lahap dengan brutal.
Sayang, gue cuma bisa nginep semalam, padahal gue masih betah tapi gue punya janji buat nginep ditempat temen gue, gue nggak mau ingkar janji. (Padahal emang nggak ada budget lagi buat sewa kamar) Akhirnya gue melepas kamar itu dengan berat badan 60 kilo.
Tapi hari itu gue puasss banget, kita bisa jalan-jalan dengan bebas kemana aja tanpa ada halangan dari keinginan orang lain. (Baca : Maksudnya liburan rame-rame, ribet)
Walaupun diakhir perjalanan sore kita harus ujan-ujanan diatas motor matic, namun itu semua bukan masalah besar. Perjalanan hari itu diakhiri dengan makan ayam geprek dan makan serabi coklat keju susu di Cihampelas, dan hujan diluar masih deres.
Sore itu gue seneng. Nggak tau temen gue. Apalagi penjual surabinya, ngga tau deh, tanya aja.
3 notes
·
View notes
Text
Ngomongin manusia mungil kuy😌🙄😉😊😆😘😍
Besok or selasa jodoh ya ini nanti jg bersambung, ngeri busuk shalat buat tutup zina bangsat bnr, cmn kasihan istrinya😭😭
Itu knp sblm nikah musti cari tahu nafsunya gmn suka apa bukan udah nikah cari pelampiasan itu bangsat bajingan kurang ajar ga menghargai komitmen pernikahan 😭😭😭😭 (teriris hatiku entengnya shalat trus ngegenjot bukan istrinya) lu udah nikah udah pny penyalur nafsu msh macem binatang buas doyan ma sgl wanita smg hamil biar cerai sklian, biar istri baik dpt gantinya😚😚😚😚 (riset dulu deh)😚😚😚😚
Udah pagi aja udah subuh, dia sdh bisa dihitung subuhan kpn aku lah jujur aja masak Tuhanku sendiri mo aku boongin begini Tuhan, cmn beda caranya skrg 😚😚😚😚 beda gadis ma nikah ya gini, ngeles dia🤣🤣🤣🤣 gpp deh, agak miris belagak sok ustad tp ngewe itu menjijikkan haduh🤢🤢🤢🤢 aku mengamati aja sih, prosentase cewek bangsat dan cowok bajingan itu jg sama😚😚😚😚
Cewek jd ga perawan karena emg bego ga cerdas sama skl, cinta gmn?? Ukuran cinta khan ga nyerahin keperawanannya jg, kalo cerdas ya begitu, dijaga karena tahu resikonya ada pada kita, selalu cewek, eneg sih ada 2cerita dihamili dicampakkan, trus main ma dilf eh...hallo situ bego kalo ga mo hamil ya kontrasepsi (walo ga menjamin jg) ini hormon sih ya, ga cocok ya hamil lu😁😁😁😁 jgn kan yg lum nikah yg udah nikah hamil trus kembar aja bingung biayain ya gmn, lu pikir anak kucing usai lahiran dilepas cari makan sendiri😥😥😥😥
Khan hidup sesuai dgn konsekuensinya ada resikonya dan tanggung jwb nya😚😚😚 ga berani tanggung jwb yaudah deh, lu jgn hidup mati aja, aku ga ngomongin cowok ya, aku bukan cowok, aku ga tahu tegang ditahan pusing sgl macem, aku ngomongin kaumku, karena kelaminmu itu kedalam ga keluar nafsumu ditahan dikontrol bisa khan emg bnr mo cowok senafsu apapun kamu ga buka rok celana jg keputusanmu iya khan, alasan koq dikit2 aku diperkosa dipaksa lha tai💩💩💩 trus bisa sekali begituan hamil ga mungkin itu kasus 1:1000 ngerti😣😣😣
Udah ada bayi koq janin ya sblm bayi didlm kandungan bingung curhat mikir bla2... Haduh brp byk yg begini ya😏😏😏 yg plg menyakitkan ada lg budok pecun srg nyaranin usia segitu udah ga bisa aborsi lho, mo basin mo sumbing sama menyiksa bayi sumpah akhirnya berakhir cacat bibir, kalo lu sayang baby bawa kmn2 cem selebgram tuh🤣🤣🤣🤣 ga dititipin anak ini menuntut bls kelak, kimcil sih untungnya tnp record aborsi cmn tetep aja hsl zina mbak yg nikahin kasihan cem di nadya ntar🤐🤐🤐
Bayangkan aja yg susah kita mengandung kita, merawat kita sampe mo di nikahin kita lahir dr hubungan terlarang ya kita😪😪😪 karena itu td kita tonggak masa depan anak kita,seorg ibu ga cmn seorg ibu tp pendidik pembimbing seorg anak,dan si bayi yg dlm perutmu itu bisa sedih kalo tahu saat dewasa😕😕😕😕
Karena itu kalo mo berzina itu mikir lah menghasilkan manusia baru pastinya😒😒😒 manusia ini kelak akan menuntut mu ttg apapun tanggungjwbmu sgl macem😫😫😫
Seorg perempuan mengandung itu sulit trimester awal ga doyan makan, mual, sgl macem lah laku trimester kedua mulai enak smkn berat menuju 9bln, kalo dia anak halal hidupnya bahagia, statusnya jelas hingga nikah sampe berketurunan lg😉😊😆 dan kalo anak haram ibunya tak tenang di kandungan merana, dia bisa dibuang atau dilahirkan bahkan diaborsi😭😭😭😭 kalo hidup susah bakalan niru dna emak atau bapaknya yg pezina dan akhirnya terusin sendiri😌😌😌😌 hatiku teriris nulis ini ntar lg deh😚😚😚 dan anak zina ini ga cmn yg diluar nikah aku jg bhs ntar anak zina walo tertulis di KK berbapak tp itu bukan bapaknya😌😌😌 byk aku udah jengah eneg aku tahu ga cmn di forum cewek murahan dimana2 🙊🙈🙉 iya kelurahan dr jmnku wirawiri wiru thn 2016 bingung ngurus akte anaknya umur si anak lbh tua dr pernikahannya byk yg begitu, mo cerai bingung abcd...yg banyakan cerai khan perempuan nakal ya (walo ga semua, tp hampir 90%) dia pny masalah sblm perkawinan, aku eneg dan sgt jengah, lelah melihat semua itu🙄🙄🙄🙄🙄
Dikit aja crotnya eh kliru ceritanya gaes aku msh masak td dimana ya, dia bego suka lupa😁😁😁😁 iya skrg perawan banyakan pada murahan karena apa lifestyle pgn ini itu sgl macem td baca emg jual diri sendiri no dipaksa pacar trus kalo udah diewe bilangnya spt si gundul, "cmn sama kamu sayang" pdhal doyang ngangkang"😣😣😣 oke engko maneh gaes tak goreng daring riset dan kesini lg okeh😀😀😀 mujair sedang menanti ku🐟🐟🐟🐟
I'll be back ntar aja jam 11 tematik oh sik...jadwal india opo iki🤣🤣🤣 India ne mosok tahu kari engko ga konsen iyo lek India elek ga ndelok blonjo sante masio cedek lek apik mlayu blonjoe😁😁😁😁 sante ndelok wis tau iyo iku apik masuk list ya stlh kita bhs manusia mungil jd halal haram gara2 emaknye😌😌😌😌
Jadi ini subuh td baru tahu khan org pacaran jg ada yg sehat tp lingkungan mo beragama pun kita ga tahu sbrp "kekepoan dan keingintahuan seseorang pada dunia luar termasuk fantasi dan gaya hidupnya bgmn" 😣😣😣😣 jd itulah gunanya mengenali lbh dalam😚😚😚😚 skrg bispak open bo pun ga tua smkn muda fenomena apakah ini? Lifestyle mo hidup enak tinggal ngangkang hp keluaran terbaru dan...pastinya tmp tongkrongan instagramable pacar keren bla3....(materi mulu eneg aku tuh)😏😏😏
Dan perawan tinggal jual smkn hari smkn thn smkn marak dan jg smkn miris dulu...bapakku suka baca koran khan langganan jmn di Bakorwil ya tahu dr berita di jawa pos itu trus ke forum trus tahu sendiri si kimcil lonte bima entahlah sampe kelurahan (oke ijinkan aku bernafas...aku nyesek rasanya)🤐🤐🤐🤐
Emg yg hijaban makin byk tapi faktanya yg ngelonte pun bejibun bnr hai sahabat eh keponakan Rasulullah saw Sayyidina Ali, "tanda akhir jmn semua berbalik" Tuhanku jd komoditi termasuk simbolnya😭😭😭😭
Dan smg diantara sekian para pezina aku menemukan perawan yg msh menjaga diri untuk suaminya kelak😉😊😆 karena aku pastinya ingin keturunan ku hingga hari akhir nanti jd salah satu keturunan terbaik, terpilih, unggulan dan istimewa😍😍😍
Mendptkan itu ga mudah di bumi yg smkn tua ini, nyarinya sulit bnran deh...karena makin byk perawan memilih uang tdk perawan asal sok sosialita asal bisa gaya asal dianggap lonte pny jam terbang tinggi jadi makin enak aja ngangkang nya bebas kalo hamil baru bingung bego🤢🤢🤢 kira2 begini ada 5cowok main dgn nya entah GB entah mantan ini crot di dlm semua, hamil siapa bapaknya??? Yg bahaya adl...jika menuruni sikap buruk sang penanam benih, bisa jd keturunan Dajjal, makanya nikah di jawa bth bibit, bebet, bobot ya gini beli baju aja milih masak beli org eh emg bispak "nikahin anak orang" di lihat lah ya gmn??? Background sampe track recordnya gmn😌😌😌😌😌
Di dlm benih itu nanti membuahi sel telur pikiran apa yg dilihat niat sgl macem nurun ke bayinya, jgn dikira ortunya baik anaknya begini, lha kalo emaknya mengandung yg dilihat aneh2 tp filter pgn 3some bayinya ya samalah😫😫😫😫 jd ibu itu berpengaruh besar bukan cmn ga boleh bunuh ini itu, tp semua asalnya dr hati dan pikiran, hati pikiran busuk apalagi basin sumbing ya hasilnya cacat tu anak😖😖😖 khan kasihan tolong...siapapun yg freesex mikir, kalo akan menghasilkan bayi tolonglah...jgn lg buat bayi ini merana, jd bayi iblis nanti👿👿👿
Inget ini manusia bisa tumbuh sekali benih kau rusak efeknya di masa depan kasihan, apalagi kalo bayinya cewek hrs super tangguh di masa depan ga mudah silau ngangkang di avanza atau pun ngangkang demi dicocol sana sini🙊🙈🙉 wake up resiko ada di perempuan, iyalah perempuan itu karena makhluk lemah mudah skl bilang aku korbannya tai, perawan jmn skrg jd doyan asal ada duit, emg ada udah kusave buktinya, "perawan" bukan soal selaput dara tp bgmn dia bisa menjaga diri,menjaga dirinya aja ga bisa apalagi jaga anaknya ntar anaknya jajan ngutang mana tahu, ibu yg baik ngunu ngomong tak raupi telek raimu sumpah pegel aku😁😆😭
Ga usah bacot sok manis kalo nyatanya ga pernah momong anaknya merawat dgn baik, pelacur dibyr bisa mengandung melahirkan selesai tp ibu merawat anaknya hingga akhir hayatnya ngerti ga sih😭😭😭😭 bentar aku blum cerita di kelurahan ada byk puluhan begitu, aku pikir dulu nikah pasti anaknya sah tahu di lapangan makin teriris karena itu pesannya adl berhati2lah saat membuat bayi diawali dr berhati2lah saat mengenali seseorang, jgn lihat tampilan/casing, apalagi berkeputusan menikahi seseorang, memilih jodohmu sendiri khan berkesinambungan blogku, besok jodoh, jgn sembarangan bikin bayi, jd anak dan tumbuh tp mentalmu ga siap mending ga usah bikin anak😕😕😕😕
Now kutulis di hari Senin, 14 September 2020 haduh...aku ngantuk😆😆😆😆
1 note
·
View note
Text
Anak KETIGA
Postingannya tengkar mulu tapi anaknya 3, hahaa.....ya pas akur gak diposting gaes,, baru klo ada beban pikiran diluapkanlah ke tulisan.
Ini pengalaman hamil yang ketiga biar klo ditanya gak lupa:
1. Anestesi Epidural atau bius lokal? anestesi separo karena SC
2. Ayah sang bayi ada di kamar bersalin? Yups, kali ini cari RSnya yang suami boleh nemenin masuk ruang operasi, aq gak mau berjuang sendirian, takut mati aku tuh.
3. Diinduksi? Enggak.
4. Normal? SC karena punya riwayat SC belum sampe 2 tahun. jadi jarak melahirkan kedua dan ketiga 22 bulan.
5. Hari perkiraan lahir (HPL)? lupa deh, awal juli 2019 kayaknya tapi karena udah rencana SC dari awal ya dikeluarin di minggu ke 38.
6. Tanggal lahir? 24 Juni 2019 hari Senin.
7. Morning sickness? Ya, keluhan hamil ketiga ini lebih banyak. lebih banyak mual juga. di awal hamil sudah ngerasa mual dan pusing tiba2 saat jalan tapi denial gak lah klo hamil, tapi karena aku gak mau telat juga taunya akhirnya test pack daaaann...jeng jeng...iya 2 garis. mual paling parah di bulan 8 ke atas, mual dan tenggorokan panas. apalagi klo habis minum kopi. jadi pas hamil ini betah2in gak minum kopi, padahal mah aku coffee addict. sekali minum kopi blend seminggu mual dan tenggorokan panas, dan parah2nya itu di jam tidur malam sampe dini hari gitu.
8. Ngidam? Enggak pernah ngidam donk....eh dikit sih, jadi selama hamil itu tiap hari....yaaa, setiap hari makan nasi ampok dibeliin suami di pasar, menurutku tuh enak buanget gitu loh. sekarang jarang-jarang makan nasi ampok pasar lagi.
9. Pertambahan berat badan? 18 kilo juga dooonkkk sama kayak anak ke 2, dan gak bengkak juga. jadi daging dan lemak semua :D. berat badan mau operasi itu 80 kilo. sampe lahiran pun cuma turun 8 kilo, jadi pas kontrol pertama habis lahiran masih 72 kilo. nangis gak sih??
10. Jenis kelamin bayi? Kali ini cowok. Alhamdulillah sudah lengkap cewek cowok.
11. Lokasi melahirkan ? RS Hermina Tangkuban Perahu.
12. Jumlah jam di ruang persalinan? Takceritain dikit yaaa....Jadi kita tu brgkt jam 3 pagi karena jarak rumah dan RS tuh jauuuh secara rumah kami di pedesaan masuk ke pedalaman dan harus udah ada di RS selambat-lambatnya jam 4.30. oke nyampe RS tepat jam 4.30...Langsung masuk ke ruang persiapan. ganti baju RS, diinfus, suntik obat segalam macem, TTD berkas dan menunggu giliran operasi jam 7. Lamaaaa banget rasanya dan super deg2an. jam 7 masuklah ke ruang operasi, dan suami pas keluar nyiapin entah apa lupa. pas sudah selesai di anestesi baru suami muncul, gak lama langsung dibedah dan lahirnya diaaa jam 7.30. udah deh, suami keluar ngikut bayinya, aku lanjut dipasang IUD dan diberesin perutnya. pindah ke ruang obeservasi udah gak liat jam lagi. disana dilakuin IMD, trus ibuk bapak masuk gantian. dan efek bius udah mulai habis baru pindah ke kamar ranap. pas pindah bed dari ruang observasi ke kamar kita suruh pindah sendiri donk, geser2 doank karena emang kaki masih kebas dan kepala gak boleh diangkat kaaan,, 1 hari pertama itu super duper perjuangan banget, apalagi pas efek bius udah habis total. rasanya ampun 5 menit aja berasa lamaaa bangeeett,, dan malam harinya aq batuk dan itu sakit ampun ampun dah. karena hari minggu sebelum operasi aq mendadak sakit batuk dan parah banget batuknya.
13. Berat bayi? 3200 gram, PB 47 cm
14. Nama bayi? Mahesa Abimanyu Attarrazka Bagus, bapaknya dari awal hamil suruh nyiapin nama tapi sampe lahiran gak dapet.
15. Penolong kelahiran? dr Spog, dr anestesi, mbak2 bidan dan ibu perawat yang sabar.
16. Umurnya si bayi sekarang? 14 bulan
17. Hal yg paling diingat sepanjang masa kehamilan? ini kehamilan paling rewel dari dua sebelumnya, yang mual lah, yang tenggorokan panas lah, dan paling ekstrem ini adalah sakit panggul dan tulang ekor mulai dari TM 1..yah, entahlah, tiap aq tanya ke obgyn nya tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
18. Siapa nama dokter Obgyn-nya? dr Maya, dokternya sabar, gaul, dan dulu pernah jadi pengganti dr siti candra waktu beliau sakit. Jodohnya emang. kita pilih random aja dulu, karena pas nyampe malang waktunya kontrol eh jamnya gak cocok. akhirnya nyari RS yang saat itu buka dan ketemulah sama dokter cantik ini.
1 note
·
View note
Text
KUDASAI - Thats Why I Love The Moon
Aku sadar ini bukan hanya tentang melupakan. Lebih dari itu. Ini tentang janji-janji yang belum ditepati, rencana-rencana yang belum terlaksana. Bahagia yang masih terlalu singkat untuk usai. Ini tentang dua keluarga yang sudah saling kenal. Tentang hubungan sempurna yang tak harus sudah hanya karena sedikit salah.
****
Kalian tau rasanya jadi orang miskin yang taat beribadah, lalu seketika itu juga dapet uang kaget dan berhak naik haji gratis tanpa ngantri? Nah itulah yang gue rasakan malam ini. Aduh ini sih bukan ketiban duren lagi namanya, tapi ini sudah dalam kategori ketiban ban dalem pesawat tempur. Meski banyak sekali rasa canggung yang ada di antara kami berdua, tapi semua berjalan lancar meski sesekali salah satu dari kami hampir jatuh dari kasur karena memang kasur yang sedang kami pakai adalah kasur untuk satu orang alias single bad.
"Boleh gak besok kasurnya kita satuin aja? Pantat aku keluar dari kasur nih." Celetuk gue sambil memeluknya dari belakang.
Twindy tertawa. Tawa yang tidak pernah gue dengar sebelumnya selama kami menikah. Mungkin setelah kejadian unboxing daster barusan, gunung tinggi yang menghalangi kami berdua pada akhirnya meleleh. Tampaknya, memang benar bahwasanya untuk meruntuhkan segala gengsi yang ada di antara dua pasang umat manusia, cara yang paling baik adalah dengan melakukan hubungan seksual. Karena ya apalagi yang ingin disembunyikan? Semua sudah terbuka lebar kaya jendela angkot. Tidak ada lagi yang ditutup-tutupi. Percakapan jauh lebih mengalir karena sudah pasti kekurangan bukan lagi alasan untuk meninggalkan.
"Kamu mau bilang aku gendut?!" Dia mencubit tangan gue yang melingkar di pinggulnya.
"Eh enggak! Badan kamu kurus banget kaya pensil inul. Badan aku aja yang kaya soundsystem dangdut. Besok aku satuin aja deh pas kamu ngantor."
"Beli baru aja yang kingsize."
"Ih sayang banget! Terus kasur ini kita buang?"
"Kasihin romi."
Gue mengangguk, "Bener juga. Aku taruh depan kulkas aja yak. Biar nanti romi kalau nginep dan kepanasan gak perlu nyalain ac. Tinggal buka kulkas aja. Paling besok pagi badannya jadi bau pindang."
"Hahahahahahaa apaansih!"
Boleh dibilang, ini obrolan terlepas pertama kami. Butuh waktu lebih dari satu setengah tahun untuk pada akhirnya sampai di titik ini. Detak jam dinding terdengar nyaring di telinga. Menggema memenuhi relung kamar. Kami berdua larut dalam hening yang panjang. Membiarkan dua tubuh ini saling mendekap erat membayar segala kehampaan yang selama ini lahir di antara kami berdua.
"Chak." Panggil Twindy. Gue kira dia udah tidur. Ga ada suaranya banget kaya lagi cosplay jadi mayat.
"Hmm?" Gue hanya mendehem menjawabnya sambil masih terlelap di tengkuk lehernya.
"Kamu pernah nyesel ninggalin mantanmu itu?"
Gue tidak langsung menjawab. Mata gue yang tadi tertutup kemudian terbuka lagi. Memutar kembali seluruh film-film usang di kepala tentang apa yang dulu terjadi antara gue dan Anet.
"Pernah."
"HAH?!"
"Dulu, sayang... Dulu... Aku belum beres ngomongnya jangan langsung dipotong terus marah-marah kaya guru penjaskes. Sabar... Dulu aku pernah nyesel ngelepas dia, karena ya biar bagaimanapun aku sudah hidup lama sama dia. Mungkin jawabannya akan sama kalau aku bertanya tentang Aldi juga sama kamu." Jelas gue pelan-pelan.
"Lebih baik mana, sama dia atau sama aku?"
Waduh pertanyaan jebakan nih. Salah jawab sedikit bisa-bisa gue langsung diopname ke rumah sakit terdekat.
"Kalian itu sama-sama baik. Hanya saja, aku memilih kamu." Tukas gue lugas.
"Huh!" Dia terlihat tidak puas dengan jawaban gue, "Kamu dari dulu emang selalu bisa ngejawab dengan pertanyaan aman ya. Nyebelin."
Gue terkekeh, "Twin, gantian sekarang aku yang mau nanya."
"Gak boleh."
"...." Buset, licik banget nih cewek. "Curang lu!" sindir gue.
"Emang gue pikirin! Dah ah aku mau tidur." Dia menghempaskan tangan gue yang melingkar di pinggangnya.
"Sayang, dulu di awal-awal pernikahan kita, kamu pasti benci banget kan hidup bersama orang yang gak kamu sayang? Dulu, kamu itu punya banyak kesempatan buat pergi loh. Padahal kamu bisa pergi mencari Aldi dan gak balik lagi ke rumah ini. Kamu bisa. Tapi... Kenapa gak kamu lakukan?"
Twindy tidak menjawab. Entah tidur atau entah cosplay jadi mayat lagi.
"Twin..." Gue panggil sekali lagi, masih tidak ada jawaban.
"Twindy.."
"Halooo... Gak usah pura-pura tidur deh."
"Gak jawab pertanyaanku barusan berarti keturunan PKI."
"IYA AKU JAWAB IYA! NYEBELIN ASTAGA!"
Hahahahahaha bagian diancam sebagai keturunan PKI aja langsung jawab.
Twindy langsung membalikkan badan dan kini kami berdua saling berhadapan di atas sebuah kasur yang bisa dibilang sempit sekali. Bener-bener kaya lagi jadi ikan sarden kami malam ini. Saling mendorong berusaha bertahan di atas kasur dan tidak jatuh ke bawah. Saking dekatnya, napas hangat Twindy masih bisa gue rasakan menerpa mulut gue.
Dia menghela napas panjang sekali, seperti ingin membicarakan sesuatu yang berat.
"Kamu lupa apa yang kamu lakukan di malam ketika orang tua kita saling ketemu?"
"Hah?" Gue mencoba mengingat ulang segala kejadian naas yang terjadi dulu itu, "Dulu aku ngapain ya? Ada batas waktu menjawabnya gak nih? Aku mau inget-inget dulu soalnya."
"Yaudah deh.. Mau berapa lama?"
"2 hari."
"MATI AJA!" Dia langsung membalikkan badan dan memunggungi gue lagi.
"Ih Twin, kasih tau dong! Aku penasaran. Kok kamu malah nanya balik sih, kan di sini aku yang nanya duluan."
"Berisik!" Dia mendorong tubuh gue sampai jatuh menghajar lantai, "Kalau kamu belum inget, gak usah tidur deket-deket! Sana tidur di kasur kamu sendiri!"
YA ALLAH BARU AJA UNBOXING DASTER SEKARANG MASA DISURUH UNBOXING SELIMUT SENDIRI LAGI SIH AH.. KEJAM AMAT.
"Twin..." Gue mencoba mendekat.
Twindy langsung berbalik dan bangun dari tidurnya. gGe langsung mundur beberapa langkah takut nyawa gue disedot via kerongkongan. Wajahnya sudah berubah menjadi wajah Twindy yang biasanya lagi. Yang ngebuat gue dulu sempat mempunyai kecenderungan phobia punya istri.
Twindy kembali tidur, meninggalkan gue sendirian berdiri dengan celana kolor doang. Gue menatap kasur gue yang lama lalu menghela napas lagi. Gue pikir malam ini gue bakal meluk orang kalau tidur. Sekarang malah meluk guling lagi. Sambil berjalan gontai, gue mulai membuka selimut dan tidur seperti biasa, menghadap tembok. Daripada menghadap Twindy terus malem-malem gue gak sengaja kebangun dan pas buka mata, gue langsung kaget karena kaya lagi ngeliat malaikat pencabut nyawa.
"Chak.."
Tiba-tiba setelah sempat ada hening selama dua puluh menit, Twindy memanggil nama gue lagi.
"Please.. never fall in love with her again. Okay?" Ucapnya dengan nada yang pelan sekali, bahkan hampir terdengar seperti orang yang sedang berbisik.
"I will." jawab gue pelan setelah sempat diam beberapa lama.
****
Seperti biasa, gue selalu bangun lebih pagi dari Twindy. Selain untuk menyiapkan bahan masakan buat cafe, gue juga selalu membuatkan Twindy sarapan meski kebanyakan selalu gak dimakan dan cuma diliat doang.
Waktu masih sibuk di dapur, gue melihat Twindy sudah mengenakan pakaian kerjanya dan sedang menuruni tangga.
"Gak makan dulu?" Tanya gue dengan suara agak keras dari dapur.
"Gak usah, di kantor aja. Sudah telat." Jawabnya sembari sibuk dengan ponselnya.
Gue buru-buru cuci tangan lalu menghampirinya, "Twin, kamu harus masuk sepagi ini ya?"
Dia menatap gue dengan dahi berkerut, "Tiap hari juga gitu."
"Bukan, maksudku, kamu kan bosnya, apa gak bisa berangkat agak siangan? Toh gak akan ada yang marahin kamu juga. Toh semua pekerjaan juga udah ada yang handle kan?"
"Justru kalau akunya sendiri gak disiplin, gimana karyawanku." Ujarnya sembari mencari sepatu yang biasa ia kenakan.
"Twin..." Twindy tidak menjawab, "Sayang.. untuk hari ini aja, berangkatnya agak siangan mau ya? Kita sarapan bareng dulu. Gimana? Sambil nonton film korea yang lagi kamu suka itu deh. Nanti berangkatnya habis jam makan siang."
Twindy masih tidak menjawab dan sibuk mempersiapkan diri pergi ke kantor.
"Sekali-kali, kita jadi suami istri normal yuk.. Sehariii aja.. Aku juga gak akan ke cafe pagi ini. Gimana?"
Twindy nengok dengan tatapan dingin, dia menatap gue lama.
"Sekali-sekali, kamu juga berhak istirahat, Twin. Kamu kerja, dapet uang banyak, tapi gak dinikmatin mah gunanya apa? Coba deh bayangin pagi ini, kamu gak ngantor, duduk di sofa, selonjoran, pakai baju tidur, nonton tv, makan cemilan di sofa, ga ada yang ganggu. Kurang nikmat apa lagi coba?"
Twindy masih menatap gue dengan kaki yang diketuk-ketukan seperti sedang menunggu sesuatu. Dia menatap gue yang masih saja terus merayunya dengan wajah dibuat sok-sok lugu padahal dosanya lebih besar dari swalayan carefour.
"Yaudah, tapi sampai jam 10 aja. Aku gak mau masuk terlalu siang."
Gue ketawa, bahkan untuk memutuskan dateng telat saja sebenarnya dia masih kepagian. Tapi itu sudah jauh lebih baik, setidaknya hari ini Twindy ada di rumah. Biasanya, bahkan hari minggu saja dia masih kerja ketemu Client. Benar-benar istri yang kerja keras banget kaya lagi bangun jalan dari anyer-panarukan.
Twindy langsung rebahan di sofa dan menyalakan tivi. Gue masuk ke dalam kamar dan membawakan baju tidurnya. Awalnya Twindy menolak, tapi setelah gue rayu beberapa kali lagi, dia pada akhirnya mau memakai baju tidurnya. Tak lupa gue ambilkan selimut juga. Sehingga kini dia bentuknya kaya kodok lagi hibernasi. Asik duduk di depan tivi nonton drama korea dengan camilan yang sudah gue siapkan sejak tadi pagi.
Karena saat itu dia dalam keadaan dibungkus selimut, gue jadi harus menyuapinya dan ia masih tetap fokus nonton drama koreanya. Cewek kalau udah nonton drama korea bener-bener gak bisa diganggu ye? Gue sekarang kaya lagi punya anak bayi, gue suapin, kalau haus gue bawian minum dan gue kasih sedotan. Awalnya ajsih dia nolak diperlakukan kaya gitu, tapi sekarang dia malah kaya betah banget di depan sofa gak mau gerak sama sekali.
Gue yang tidak mengerti sama sekali tentang film yang lagi ditonton Twindy hanya bisa duduk tak jauh dari sana sambil sibuk menghubungi Romi via chat dan mengabarkan kalau gue gak bisa datang sampai nanti siang. Tapi waktu gue lagi ngetik hp, kok rasa-rasanya bulu kuduk gue merinding ya. Mendadak insting bertahan hidup gue keluar. Jantung gue berdegup cepat. Kaya ada yang salah. Rasa-rasanya ada sesuatu yang tidak benar. Setau gue kalau kaya gini biasanya emang lagi ada mahluk halus yang lewat atau lagi mengawasi kita dari jauh. Gue mulai melihat-lihat ke sekeliling rumah dengan hati-hati sebelum kemudian gue kaget waktu tau dari mana sumber aura tidak menyenangkan ini ada.
Twindy menatap gue dari tadi dengan tatapan bete.
YA ALLAH PANTES AJA GUE NGERASA KAYA MAU DICAMBUK SAMA JIN IFRIT. TERNYATA MEMANG ADA JIN IFRITNYA LANGSUNG DI DEPAN GUE.
"Ngg... Ke-kenapa, Twin? Pengen eek?"
Dia tidak menjawab, "Ngapain duduk di sana." Ujarnya ketus.
"Ngg... gapapa. Biasanya juga aku di sini."
"Ck!"
Twindy langsung kembali memperhatikan drama koreanya. Tapi dengan wajah ketus. Gue sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi. Tapi, gue langsung menaruh hp gue dan berjalan pelan-pelan mendekat ke arah Twindy. Kadang gue sedih sama hidup gue sendiri, sama istri sendiri aja gue harus jalan pelan-pelan kaya lagi jadi pelatih sirkus.
"Aku duduk di sebelah kamu, boleh?" Tanya gue dengan hati-hati, takut biji mata gue dicolok remot tivi.
Twindy tidak menjawab. Dengan mempertaruhkan nyawa, gue beranikan diri duduk di sebelahnya dan Twindy tampak masih diam saja. Tapi tiba-tiba, Twindy berontak dan menghajar pundak gue kencang.
Gue yang tadi masih terdiam sontak menjerit kaya cewek lagi jadi cheerleader. Bener-bener kaget sumpah. Mungkin malaikat raqib atid yang ada di sebelah gue juga ikutan kaget. Kami kaget berjamaah.
"Nyebelin!" Ujarnya sambil menghajar pundak gue lagi.
"E..Eh I-ini ke-kenapa ini?"
"Udah diem! Diem!"
Gue langsung diem gak berani gerak.
"Diem di situ. Punya suami satu nyebelinnya minta ampun. Diem!" Sambil masih menggerutu, Twindy menggeser duduknya mendekati gue lalu menaruh kepalanya pelan-pelan di pundak gue dan melanjutkan lagi nonton drama koreanya.
Gue berpikir..
Gue beprikir..
Masih berpikir..
LAH JADI GUE INI CUMA DISURUH JADI BANTAL SENDERAN DOANG GITU?! KENAPA KAGAK BILANG DARI TADI AJA ANJIR PAKE ACARA MARAH-MARAH SAMA DIEM-DIEMAN SEGALA KAYA ORANG LAGI NUNGGU LAHIRAN DI RUMAH SAKIT!!!!
Selepas jam 10, Twindy langsung bangun dari tidurnya dan sesegera mungkin mengganti baju dan bergegas pergi ke kantornya tanpa menyapa gue lebih dulu. Bener-bener gak ada harganya banget gue di rumah ini. Dibandingin sama kendi yang mejeng di sebelah tivi juga harga si kendi kayaknya jauh lebih mahal ketimbang harga diri gue sendiri.
Tapi karena semalam memang menjadi malam yang menyenangkan, entah kenapa gue malah jadi semakin betah sama Twindy. Gue cepat-cepat pergi ke dapur dan menyiapkan beberapa makanan lalu kemudian bergegas pergi memacu motor gue ke sebuah daerah yang sudah tidak asing lagi. Gue mendatangi salah satu gedung di tengah kota, begitu gue masuk, orang-orang di sana tampak sudah mengenali gue dan menunduk memberi hormat.
Kantor Twindy ada di lantai empat di sebuah gedung perkantoran bersama. Ruangan Twindy terletak di paling ujung, tanpa mengetuk pintu lebih dahulu, gue langsung nyelonong masuk sampai-sampai Twindy yang ada di dalam langsung kaget.
"Lah?! Ngapain kamu ke sini?" Tanyanya yang masih sibuk memegang gagang telepon.54
Gue mengangkat bingkisan yang ada di tangan gue, "Bawain bekel untuk istri tercinta. Aku bikinin kamu Chicken Caprese Pasta. Hehehe."
"Gak usah. Aku makan siang di kantin." Ujarnya yang kembali sibuk memencet nomer telepon.
"Jangan dong.. aku sudah susah-susah nih buatnya."
"Lagian nanti jam 12 aku ada rapat. Gak akan sempat makan, Chak."
"Gapapa, aku taruh di sini dulu aja ya.. Selamat bekerja lagi..."
"Loh kamu mau ke mana?" Tanya Twindy waktu gue hampir keluar pintu.
"Aku mau jumatan dulu di masjid bawah. Kenapa? Mau ikut?"
"Apaan sih." Balasnya jutek. "Udah itu bakal lngsung pulang?" tanyanya kembali.
Gue menggeleng, "Enggak, aku nunggu kamu sampai beres. Kita pulang bareng." Balas gue sambil kemudian menutup pintu lalu bergegas pergi ke masjid bawah.
Sekarang hari jumat, dan sudah tentu masjid di sini penuh dengan laki-laki yang memakai kemeja rapih. Kayaknya di antara mereka semua, laki-laki yang bentukkannya kaya petasan banting cuma gue doang deh. Tapi biarlah, menghadap Tuhan itu yang penting niatnya. Meski kayaknya pakaian gue hari ini gak cocok banget buat masuk surga. Cocoknya dimasukin neraka bagian basement.
Selepas sholat jumat, gue tidak langsung kembali ke kantor Twindy karena dia bilang akan ada rapat dulu jam dua belas. Gue sempatkan mampir ke warung nasi padang yang terletak jauh dari kantor. Letaknya hanya beda beberapa blok. Sengaja gue cari yang agak jauh karena makanan daerah kantor Twindy mahal-mahal. Dan gue pun mencari daerah yang teduh serta banyak pepohonan di dekatnya.
Gue masuk lalu mengambil nasi dan memilih lauk pauk. Tampaknya tukang nasi padang ini emang langganan para pekerja kantoran deket sini deh. Buktinya jam segini hampir semua meja penuh terisi oleh orang-orang yang mengenakan pakaian rapih. Gue masih celingak-celinguk mencari tempat duduk sambil membawa sepiring nasi.
"Chak!"
Tiba-tiba gue dikagetkan oleh seseorang yang memanggil gue dari jauh.
"Ngapain kamu di sini?" Tanyanya, "Sini Chak sini.. duduk sama aku."
Gue masih terpaku melihat ada Anet di sana. Gue sempat kaget kenapa ini anak bisa ada di sini? Dan kenapa gue bisa-bisanya ketemu dia dalam keadaan seperti ini? Ftv banget anjir! Tuhan bener-bener Maha Bercanda.
Gue berjalan menghampiri Anet yang saat itu tampak sedang makan dengan teman-teman kantornya. Ada beberapa perempuan dan juga laki-laki di satu meja yang sama. Ah bagus! ini bisa gue pakai alasan untuk menolak ajakan Anet.
"Eh Anet.. Kaget juga ketemu kamu di sini."
"Duduk Chak duduk.." Jawab Anet yang tampak bahagia sekali terlihat di mata lugunya.
"Aduh.. gak enak Net, kamu juga lagi makan sama temen-temenmu yang lain. Takut ganggu." Gue berkelit.
"Alah kaya apaan aja. Sini duduk.." Anet menarik tangan gue dan dengan terpaksa gue jadi ikutan duduk di sana lalu tersenyum canggung di depan teman-temannya yang sudah makan terlebih dahulu.
"Kok kamu bisa ada di sini, Chak?" Tanya Anet tanpa curiga sedikitpun.
"Ngg.. Tadi aku lagi ada studi banding masjid. Kebetulan sekarang jadwal di masjid daerah ini."
Aduh anjing apa-apaan sih alasan gue barusan. Mana ada istilah studi banding masjid, bangsat :((
"Kamu sendiri? Kerja?" Gue memperhatikan pakaian Anet yang tampak rapih seperti teman-temannya yang lain.
Anet mengangguk, tampaknya Anet gak mempermasalahkan alasan studi banding masjid gue barusan. Ya Allah Anet baik banget.. Ketololan gue gak dia jawab sama sekali. Coba kalau Anet adalah Twindy. Bisa-bisa ginjal gue udah dijadiin zakat fitrah ke masjid setempat.
"Aku kerja jadi hrd di deket sini. Btw, kenalin dulu, Chak, ini temen-temenku.." Anet mulai memaksa gue berkenalan dengan temen-temennya dan mau tidak mau gue harus berkenalan juga meski canggung.
"Siapanya Anet nih, akrab banget?" Tanya salah seorang teman Anet yang gak kalah seksi sama panci presto.
"Pacar gue, Din." Jawab Anet sigap hingga membuat gue langsung menatap ke arahnya dengan pandangan kaget.
Mati deh gue. Aduh Chaka bego. Ngapain sih elu harus makan di tempat ini? Kenapa gak makan di kantin kantor Twindy aja?! Tolol banget, Chak. Bikin masalah baru aja ah. Sial banget gue harus memilih makan siang di Restoran Padang ini.
Kalau kejadiannya kaya gini, gue rasa ini bukan Restoran Padang biasa deh.
Ini mah Restoran Padang Mahsyar :(((((((
Bersambung
Part sebelumnya: INDEX
246 notes
·
View notes
Video
Bikin Enggak Nahan Loh!! Challenge Cewek Buka Baju #MyHeartWentOops
#challenge cewek buka baju#cewek buka baju#my heart went oops#my heart went oops challenge#vipqiuqiu99#vipqq99#pusatvip#qiuqiuvip99#qqvip99#situs agen domino#situs domino online#agen domino online#domino online terpercaya
0 notes