#ceritaIbu
Explore tagged Tumblr posts
Text
Assalamu'alaikum anak ibu yang paling pengertian dan gak pernah ngerepotin sejak hari pertama kamu ada di dalam rahim ibu.
Terima kasih ya nak, karena kamu hadir dalam hidup ibu, maaf kalo ibu belum kasih yang yang terbaik buat kamu, suka mentingin ego ibu untuk naik motor padahal mungkin kamu ga nyaman didalam sana, maaf kalo ibu suka dijemput ayah kamu malem, jadi waktunya kamu istirahat tapi kamu masih harus dijalanan karena ibu dan ayah. Terima kasih selalu pengertian dengan kekurangan ibu dan ayahmu, semoga kami bisa lebih memprioritaskan kamu lagi, belajar jadi orangtua yang baik lagi, semoga kamu bahagia menjadi bagian dari ibu dan ayah, seperti ibu yang bahagia karena mu.
Anakku, tetaplah jadi anak yg kuat ya nak, selalu jadi anak ibu yang baik hatinya.. aamiin ya rabbal alamiin..
Ibu sayang kamu..
0 notes
Text
Mamaku Punya Caranya Sendiri Mengungkapkan Sayang
Melihat reaksi Bapak/Ibu di kantorku yang cemas tapi bersemangat menunggu hasil tes masuk perguruan tinggi anak mereka, membuatku teringat pada peristiwa yang kualami sekitar sepuluh tahun lalu. Sebelum pengumuman seleksi masuk perguruan tinggi, aku tidak merasa terlalu takut dan masih menikmati membaca novel dari perpustakaan. Namun, rasa takut dan cemas muncul setelah membaca pengumuman tersebut.
Aku diterima di Psikologi Unpad, dan saat melihat logo kampusnya, aku merasa ragu untuk berkuliah di sana. Perasaan asing muncul, campuran antara kesal karena tidak diterima di kampus impian, cemas harus hidup sendiri, jauh dari Ranah Minang dan takut tidak bisa bertahan.
Semangat untuk melanjutkan kuliah di Psikologi Unpad meningkat ketika banyak teman SMA yang juga diterima di Unpad, sehingga aku merasa ada teman berjuang. Apalagi, salah satu teman berkata, "Selamat ya Ndah, kamu diterima di kampus dan jurusan impianku."
Aku menjadi bersemangat saat memperlihatkan pengumuman itu kepada Mama. Namun, reaksi Mama yang tidak suka membuatku kaget. Aku bertanya kenapa Mama tidak senang, karena bagiku, respon normal adalah Mamaku juga senang.
"Mama tidak suka kamu kuliah di sana, sudah cari kampus lain saja yang ada di Sumbar!" ucap Mama.
Aku langsung menangis dan marah. "Lalu kenapa Mama menyetujui saat aku menanyakan pendapat Mama saat memilih kampus dulu?"
"Mama pikir kamu tidak akan lulus," jawab Mama.
Hatiku patah, dipatahkan oleh mama.
Kemarin, saat mendengar cerita tentang seorang Bapak yang senang anaknya diterima di kampus impian, seorang Ayah yang meyakini dengan membayar uang kosan untuk anaknya di sekitar kampus impian akan membuat kemungkinan anaknya lulus, dan seorang Ibu yang izin tidak masuk bekerja demi bisa mendampingi anaknya menghadapi rasa kecewa karena tidak lulus di kampus impian, aku merasa iri!
Meskipun aku iri, aku mulai bisa memahami bahwa Mama punya caranya sendiri untuk menyayangi anaknya. Meskipun awalnya aku tidak diizinkan kuliah di Unpad, banyak alasan yang disampaikan Mama, ditambah lagi pandangan Mama soal Kota Bandung yang buruk. Berkat bantuan dari banyak orang yang meyakinkannya, akhirnya Mama luluh dan menemaniku selama 1 minggu untuk proses registrasi & persiapan kuliah di kampus.
0 notes
Text
Lika-liku Jadi Ibu: Jungkir Balik Duniaku
Photos. Albums. Favorites.
Tanganku terus bergerak naik, entah mencari foto apa. Ada puluhan foto selfie anak kecil, foto orang-orang tersayang, dan foto landscape; seluruh foto kesukaanku yang kujadikan satu. Tanganku terhenti di sebuah foto. Foto siluetku saat subuh di Mahameru, mengibarkan bendera merah putih dengan penuh rasa bangga. Di foto berikutnya, aku menggenggam erat plang bertuliskan “PUNCAK” sambil memakai toga. Aku perempuan, 23 tahun saat itu usiaku, berhasil memenuhi janji bersama teman-teman baikku untuk mendaki puncak tertinggi di Pulau Jawa selepas kami semua mendapat gelar sarjana. Saat itu aku begitu bangga: rasanya tidak ada yang tak bisa kugapai, tak ada yang tak bisa kuraih.
Aku letakkan gawaiku dan menatap lamat sekelilingku. LEGO kecil berserakan di lantai seperti menunggu waktunya untuk terinjak orang dewasa yang sudah seharian lelah beraktivitas. Cucian piring yang rasanya terus beranak pinak. Satu ember penuh cucian yang baru saja kuselesaikan dan menunggu aku jemur. Tumpukan setrikaan yang entah kapan akan aku kerjakan.. dan di sisiku ada anak kecil yang terus merengek memintaku menemaninya bermain lebih lama. Aku hanya meminta waktu lima menit untuk ke kamar mandi tapi tak kunjung ia beri. Aku perempuan, 31 tahun usiaku. Saat ini aku merasa tidak berdaya: tak ada yang bisa kuselesaikan dengan baik, sekedar memenuhi kebutuhan dasarku pun rasanya sulit.
Sejak menjadi ibu, duniaku rasanya jungkir balik. Aku yang dulu hanya mementingkan diriku dan segala pencapaianku, kini menjadikan anak kecil ini sebagai poros hidupku. Hari ini dia makan apa, kami akan pergi kemana, apa saja aktivitasnya hari ini, apa saja yang perlu aku siapkan dan aku kerjakan. Begitu terus setiap harinya. Tidak dipungkiri, aku rindu sekali diriku yang dulu. Saat dimana aku bisa melangkah bebas, bisa bermimpi tinggi, dan bisa melangkah kemanapun yang aku mau.
Belum lagi kalau membandingkan diriku dengan teman-teman lain yang bisa melenggang bebas dan terus mencapai mimpi-mimpinya. Tentu pikiran ini tidak membawaku kemana-kemana selain hanya pada rasa iri dan tidak berharga. Aku jadi sering mempertanyakan kemampuanku:
“Kenapa aku ngga bisa sebebas itu ya?”
“Dia bisa, kenapa aku ngga bisa?”
“Kenapa rasanya aku disini-sini aja ya?”
Pertanyaan-pertanyaan overthinking yang tidak akan ada ujungnya ya :)
Begitulah aku di titik terendahku sebagai seorang ibu. Tapi jauh di dalam sini, aku tau persis bahwa menjadi seorang ibu bukan berarti mimpi kita terhenti. Aku tetaplah diriku yang berharga, anak dari ayah dan ibuku yang membesarkanku dengan penuh cinta dan doa-doa baik yang tidak berakhir. Aku tetap diriku yang punya segenap kelebihan dan kemampuan untuk menjadi diri yang lebih baik setiap harinya. Aku tetap bisa mencapai mimpiku, meski langkahnya perlu menjadi lebih perlahan, atau jalurnya menjadi melambung jauh, atau aku bahkan perlu mendaki lebih tinggi. Aku akan tetap bisa sampai di tujuan meski tantangannya menjadi lebih sulit dan ujiannya menjadi lebih banyak. Aku akan tetap sampai di garis finish meski mengambil banyak jeda karena langkahku tak hanya melulu tentang aku, tapi juga anak lelakiku dan keluarga kecilku.
Duniaku memang tidak lagi gemerlap dengan pujian dan tepuk tangan. Tapi hangat rasanya mengetahui bahwa setiap malam, ada lelaki kecil yang menjadikan pelukku sebagai rumah ternyamannya untuk tidur. Setiap hari, ada sosok yang mencariku untuk berkisah tentang apa saja. Setiap saat, ada anakku yang menjadikanku dunianya. Rasanya lebih dari cukup, aku tidak perlu apa-apa lagi. Seberat apapun hari esok, dengan izin-Nya dan semangat darimu, ibu akan mampu.
12 notes
·
View notes
Text
Menjadi Seorang Ibu #1
Halo. New mom is here. Setahun sudah menjadi seorang ibu. Ternyata begini rasanya. Terkadang rindu dengan aku yang dulu. Kadang? Sejujurnya sering. Padahal, menjadi ibu adalah “cita-citaku”. Bahkan, impiku untuk bisa punya anak cepat benar-benar dikabulkan olehNya: Cuma selang 1 bulan, langsung positif!Mungkin, dari Arsy sana Allah kerapkali bingung melihat aku yg masih suka “berdiam-merenung-mengenang tentang kehidupanku dan diriku yang dulu” padahal yang aku pinta langsung dikabulkanNya. Mestinya kan aku bersyukur? Oh iya dong! Tak bisa dipungkiri bahwa aku amat bersyukur dan utamanya berbahagia karna Ia memberiaku seorang bayi cantik dengan alis sempurna dan wajah yang selalu qurrota ayyun untuk dipandang. Tak ada kekurangan satu apapun! Yang mana itu semua adalah sebuah keajaiban bagiku karna kehamilan yang berjalan tak terlalu mulus: dirawat 4 hari 3 malam dg diagnosa yg keliru (entah sudah berapa obat telah ku tenggak), operasi kista dan cacar air. Huft, yang terakhir benar2 membuatku khawatir setengah mati karna kebanyakan kasus ibu hamil yang kena cacar air either digugurkan kandungannya atau tunggu lahir tapi kemungkinan besar ada cacat. Lucky me! Terkena cacar di trimester dua terbilang “aman”. Lalu berjalannya waktu, semakin ia tumbuh, semakin aku dibuat takjub akan ciptaanNya ini. Ia bagai kertas putih bersih yang bisa diisi dan ditulisi macam-macam. Bagai kertas origami mulus yang bisa dibentuk jadi apapun. Semua “tergantung” padaku. Seberapa aku tekun, serius dan sungguh-sungguh. Jadi, terbayang kan sebesar apa rasa syukurku dengan kelahirannya yang sehat tanpa kurang satu apapun? sebesar apa rasa bahagiaku melihat ia tumbuh dengan segala laku?
Lalu, kenapa aku masih suka seperti ini? Apa mungkin karna lelah? Apa mungkin karna sedang tak ada suami disampingku? Apa mungkin karna memang jadi ibu benar adanya seperti ini? Apa munhkin karna aku belum jadi hamba yang bertaqwa? Aku pun gak tau. Tapi satu yg ku tau, aku mestilah terus dan terhs berdoa padaNya (yang memberiku ‘amanah besar’ ini) agar senantiasa diberi kekuatan, kemampuan dan yang terpenting agar Dia mau untuk selalu ada menemaniku, tak meninggalkanku walau sekejap mata sekalipun tanpa pertolonganNya. Apalah aku yang lemah ini tanpaNya? Menjadi ibu gak cuma “butuh” suami berada di sisi tapi juga Dia kan?
Semoga Allah gak marah ya sama aku karna aku masih suka “seperti ini” semoga aku bisa, aku mampu menjadi ibu dan istri yang baik. Meski rasa rindu akan aku yang dulu masih suka hadir. Semoga itu bukan penghalang untukku.
13 notes
·
View notes
Text
Kalau punya rumah sendiri nanti ibuk sama kanti pingin piara kucing sekarang foto dulu aja hehee 🐋
Keinginan sekarang cuma mau buat kanti bahagia dengan sekuat tenaga.
Tidak pernah menyangka membayangkan akan menghabiskan masa tua sendiri ternyata tidak menakutkan karena lebih baik daripada punya pasangan tapi selalu merasa kesulitan sendirian.
Sejatinya cinta tidak menelantarkan, seyogyanya cinta tidak banyak tipu daya dan muslihat yang dibuat-buat. Selama ini yang bilang cinta selalu pada akhirnya menancapkan duri luka pun menaburkan rasa kecewa. Mulai dari kebohongan kecil sampai kebohongan besar. Mulai dari pesan singkat yang selalu lama dibiarkan dingin, diabaikan, hingga perselingkuhan sudah habis aku rasakan.
Cinta banyak bentuknya dan cintaku kepada kanti kekal tidak membual ikhlas tidak meminta balas. Aku harap kanti kelak dapat menjadi anak yang sehat dan bahagia selalu. Anak yang kuat dan percaya diri. Apakah kanti kelak akan mengerti perasaan ibuknya atau tidak aku harap kanti dapat mengerti bahwa selama kita hidup akan selalu ada pertemuan dan perpisahan yang kadang tak terelakkan sebab manusia terikat benang tipis bernama qada dan qadar, takdir pilihan Tuhan yang tidak bisa kita tolak dan tidak bisa kita kabur darinya pun perlu diingat hanya Tuhan yang maha membolak-balikan hati manusia. Kanti adalah qada yang ibuk syukuri, kanti harus ingat itu ya sayang. Kanti membuat hidup ibuk lebih memiliki makna dan tujuan hidup yang lebih mulia. Kedepannya kita akan banyak belajar bersama untuk berbahagia sebab untuk apa pintar jika bahagia tidak dirasa.
Ibuk akan selalu sayang kanti dan ingat tidak ada yang perlu kanti kembalikan kepada ibuk hanya ingatlah untuk selalu kembali pulang ke peluk ibuk.
2 notes
·
View notes
Text
KENALAN YUKKKKK
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum~
Perkenalkan aku Uky, seorang Ibu baru sejak pertengahan April 2020 kemarin. Yup, aku melahirkan di tengah pandemi Covid-19 yang lumayan bikin degdegan selama persiapan lahiran. Ga lumayan juga sih, sangat amat degdegan malah. Cuma Alhamdulillah aku dikelilingi orang yang sangat positif, jadi bisa meminimalisir kekhawatiran itu.
Disini aku mau cerita sedikit tentang kehamilan aku, persiapan lahiran, saat lahiran, dan hal-hal yang berhubungan dengan itu semua. InsyaaAllah tujuan cerita ini mau share aja sama calon-calon ibu di luar sana yang emang butuh informasi ini. Soalnya, jujur, waktu hamil aku seriiing banget nyari info lewat internet, salah satunya tentang pengalaman² ibu lain, atau pendapat ibu² lain yang tentunya udah berpengalaman, dan info² itu bener² bermanfaat banget buat aku. Jadi, aku berencana buat ceritain juga pengalaman aku. Kali aja bisa nambah referensi moms² di luar sana yang bernasib sama kaya aku hihihi.
Hmmm dalam pikiran aku sih kayanya banyak hal yang harus dishare, tapi karena ga jago² banget nulis dan mengungkapkan apa yang dipikirin, jadi mungkin ga semua bisa tersampaikan dengan baik hehehe
Cuma yaaa mudah²an aja intisari ceritanya bisa tersampaikan ya moms hehehehe
Okeee sekian perkenalannya
Mari kita cek postingan selanjutnya yaa 😆😆😆
1 note
·
View note
Text
Cerita Ibu : malam takbiran
"Alhamdulillah sekarang bisa ngerasain malam takbiran di rumah, inget dulu malam takbiran masih jualan di proyek senen" beliau mencoba mengenang masa-masa perjuangan yg pahit
Deretan dagangan yg masih tersisa banyak berbanding terbalik dengan lalu lalang orang yg mulai hening di malam hari
Di lahan parkir si kecil merebahkan tubuh yg mulai kelelahan, sedang yg lain menggelar & menjajakan barang dagangan. Jika hujan, siap-siap mereka akan melipir ke pinggiran toko
Masa-masa pahit ternyata masih lekat dalam ingatan beliau, masa yg membuatnya hari ini & nanti belajar membantu teman seperjuangan
Ada kalanya masa2 pahit memang harus dirasakan, agar kelak jika berbalik keadaan tak lupa untuk terus menambah kesyukuran bukan meninggikan kesombongan
2 notes
·
View notes
Text
Ibu dan Ajaran Kehidupan
Saya terlahir dari seorang Ibu yang jika menurut bahasa anak zaman sekarang Ibu saya termasuk kategori “Strick Parent”, “Strick Mom”, or whatever you name it. Sama seperti anak pada umumnya yang masih ingin bersenang-senang, dulu saya membenci sosok Ibu. Ibu dengan segala peraturan yang dibuatnya. Bahkan saat itu Ibu memilihkan dengan siapa harus berkawan. Dijemputnya saya pulang jika tau saya bermain dengan kawan yang menurut Ibu akan “kurang baik”.
That’s my mom! Kalau jaman sekarang, Ibu saya mungkin akan dihujat netizen seluruh indonesia yang merasa memiliki ilmu parenting tinggi berbekal Google. Jangankan netizen, saya sendiri sebagai putrinya merasa kesal terhadap apa yang dilakukannya saat itu.
Tapi itu dulu. Seiring dengan bertambahnya usia, hubungan saya dengan Ibu membaik. Membaik sebab saya semakin mengerti dan memahami apa makna-makna yang diajarkan dan ditanamkan Ibu dalam kehidupan saya.
Saya semakin kagum dan jatuh cinta pada sosok Ibu. Ibu yang sangat bertanggung jawab dan penuh kasih. Ibu yang tidak sempurna namun selalu berusaha memberikan yang terbaik. Ibu yang selalu menyadari kesalahan dan tidak pernah malu untuk meminta maaf dan memperbaiki diri.
1. Ibu yang bertanggung jawab, kuat, mandiri
Seorang Ibu harus bertanggung jawab, kuat, dan mandiri. Sedikitpun, saya belum pernah melihat Ibu melalaikan tanggung jawabnya sebagai seorang Ibu. Ketika Ibu masih menjadi seorang karyawan, pada jam istirahat Ibu selalu pulang untuk menyuapi saya dan Adik makan siang, menemani kami tidur siang, mempersiapkan kami untuk berangkat ke TPQ di sore hari, dan melanjutkan pekerjaannya kadang sampai malam hari. Ibu tidak pernah alpha dalam memasak kebutuhan makanan kita sehari-hari.
2. Mengajarkan pengetahuan agama
Ibu saya tidak memiliki bekal agama yang cukup bagus. Ibu tidak bersekolah di Madrasah, Ibu bahkan mengakui bahwa beliau tidak diajarkan bagaimana shalat dan mengaji dengan benar. Tapi Ibu bersepakat dengan Ayah untuk memasukkan saya ke sekolah Madrasah hingga ke jenjang Aliyah atau setara SMA. Dimasukkan saya ke TPQ untuk belajar mengaji. Ibu berusaha agar saya tidak seperti beliau. Usaha dan doa beliau terkabul, pengetahuan saya mengenai tata cara shalat dan mengaji lebih unggul dibanding beliau. Semoga Allah limpahkan pahala dan rahmat untuk beliau.
3. Berusaha menjaga nama baik
Ibu melarang saya berpacaran. Ketika masih duduk di bangku sekolah saat masih usia remaja awal, Ibu paham gejolak-gejolak yang dirasakan anaknya. Ibu selalu mengingatkan agar jangan sampai berpacaran. Ibu tidak pernah menyebutkan dalil larangan berpacaran atau nasehat agamis. Pesan yang selalu disampaikan Ibu; “Jaga dirimu, Mbak. Jangan buat malu Ayah dan Ibumu. Jaga masa depanmu.”. Pesan itu yang saya ingat. Sehingga ketika saya tidak mampu membayangkan panasnya api neraka, bayangan wajah Ayah dan Ibu berhasil mencegah saya untuk berbuat keburukan.
4. Senang berbagi
Ibu selalu mengingatkan untuk membawa uang ketika keluar rumah. “Selain untuk kebutuhanmu sendiri di jalan nanti, kalau kamu bertemu dengan orang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa membantu. Kamu bisa bersedekah, Mbak.”. Bagi Ibu, kesempatan untuk bisa bersedekah itu sangat mahal. Sebab bagi Ibu, ternyata yang membutuhkan adalah kita, bukan mereka para penerima sedekah.
5. Berusaha menunaikan hak orang lain
Ibu selalu mengajarkan untuk memberikan hak orang lain sebaik mungkin. Ibu mememiliki sebuah bidang usaha, setiap hari Ibu melakukan transaksi. Setiap kali transakasi, Ibu selalu berusaha memberikan kembalian yang mungkin tertunda, Ibu ketuk pintu rumahnya meskipun hanya sebesar Rp. 100. Namun jika ada hak Ibu pada orang lain, Ibu tidak pernah mempermasalahkan dan lebih banyak mengikhlaskan. Asal tidak ada hak orang lain dalam diri Ibu, begitu prinsip yang dipegangnya.
6. Sibuk mengurus dirinya sendiri
Ibu termasuk Ibu rumahan yang hanya keluar rumah jika ada keperluan atau kewajiban yang harus dikerjakan. Kegiatan Ibu keluar rumah bisa dihitung jari. Seperti berjamaah ke Mushola, olahraga jalan kaki di pagi hari, arisan PKK, mengikuti jamaah yasin dan tahlil, menjenguk orang sakit, membersihkan halaman, membeli keperluan dan hal-hal yag bagi Ibu penting. Ibu tidak pernah duduk berkumpul dengan para tetangga yang sibuk mengomentari tetangga yang lain. Jika ada orang yang bercerita, Ibu berusaha menjadi pendengar yang baik. Jika tidak, Ibu akan diam dan pura-pura tida tau mengenai masalah orang lain. Ibu lebih memilih masuk ke dalam rumah, rebahan menonton ikatan cinta, X Factor, series India di ANTV, atau bahkan tidur. Jika ada cerita orang lain yang akan disampaikan kepada saya, Ibu selalu mengawali dengan ucapan, “Mbak, Ibu cerita untuk pelajaran. Uripe kene durung bener.” kemudian tidak jarang terdengar suara Ibu menghela nafas dan sedang beristighfar.
7. Sosok pembelajar
Beberapa tahun terakhir, Ibu baru saja belajar membaca Al-Qur’an. Saya berusaha mencarikan guru untuk Ibu tapi beliau menolak. Di usia beliau yang memasuki kepala 5, Ibu memiliki semangat yang tinggi untuk belajar membaca Al-Quran. Beliau lebih memilih belajar di rumah dengan saya yang lebih banyak sibuknya, semoga Allah mengampuni dosa saya. Atau belajar dengan Ayah selepas shalat. Bacaan Al-Qur’an Ibu belum lancar benar. Dengan segala keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, sampai detik ini beliau jauh lebih istiqomah untuk membaca Al-Qur’an setiap hari selepas waktu ashar dan maghrib dibanding saya yang masih saja beralasan sibuk.
***
Masih banyak ajaran kehidupan yang secara tidak sadar Ibu ajarkan dan masih membuat saya terkagum-kagum sampai saat ini. Ajaran kehidupan yang bagi saya sangat mahal harganya. Kita tidak bisa memilih akan terlahir di tengah keluarga seperti yang kita inginkan. Tapi yakin, bahwa Allah memiliki visi dalam diri kita melalui siapa orang tua yang mendidik kita selama ini.
Semoga tercurah rahmat dan segala kebaikan untuk Ibu saya dan seluruh Ibu di muka bumi. Tidak ada Ibu yang sempurna, yang ada ialah Ibu hebat yang selalu berusaha menjadi yang terbaik bagi dirinya, keluarganya, dan Tuhan yang menciptakan.
1 note
·
View note
Photo
Selamat Hari Ibu, untuk Para Ibu, Calon Ibu dan Perempuan hebat di Indonesia. Terima kasih Ibu... Ibu adalah madrasah pertama, sosok perempuan istimewa yang kita panggil dengan sebutan Ibu adalah sosok yang mengenalkan tentang dunia. Bahasa Ibu adalah aksara pertama yang kita kenal dan kita dengar. Darinya kita belajar mengeja kata dan belajar berbicara. Bahasa ibu adalah bahasa cinta yang memancarkan ketulusan dan kasih sayang yang selalu menemani di setiap fase kehidupan. Kita hadir dan tumbuh dari perempuan yang kuat dan tangguh. Lewat sosok ini kita belajar memahami makna kehidupan. Dalam sujud-Nya yang tak pernah lelah, menyebut dan mendoakan anak-anaknya. Semoga kebaikan selalu menyertaimu Ibu. Terasa sepi dunia ini tanpanya, kita bagaikan dedaun kering yang tak ada air kehidupan tanpa kehadirannya dan bak burung yang sayapnya patah tak bisa terbang mengangkasa. Saat dunia menghadirkan berbagai luka, ia hadir membalutnya dengan cinta. Karena hadirnya, menetramkan jiwa. Tanpanya, jiwa akan terasa hampa. Ibu adalah sosok yang menghadirkan sebuah peradaban yang melahirkan generasi-generasi hebat untuk masa depan yang meneruskan perjuangan umat ini. Terima kasih, Ibu.💙💐 - Terkhusus untuk Para Ibu, Calon Ibu dan Perempuan hebat di Indonesia اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَ الِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِى صَغِيْرًا #selamathariibu #setiaphari #cahayaibu #doaibu #bahasaibu #cintaibu #kasihibu #ceritaibu #ibutangguh #ibuhebat #sukadukaibu #perjuanganibu #pengorbananibu #surgaibu #ridhoallah #ridhoorangtua #ridhoibu #terimakasihibu https://www.instagram.com/p/CXyoDhPPEru/?utm_medium=tumblr
#selamathariibu#setiaphari#cahayaibu#doaibu#bahasaibu#cintaibu#kasihibu#ceritaibu#ibutangguh#ibuhebat#sukadukaibu#perjuanganibu#pengorbananibu#surgaibu#ridhoallah#ridhoorangtua#ridhoibu#terimakasihibu
0 notes
Photo
((SLIDE KE 9 PALING NYESEK)) Sekarang diet pake metode apa bu? Pake obat apa? Alhamdulillah pake metode irit, lari lari, teriak teriak, sambil ngangken karena takut kenapa kenapa 😁 Asik? Iya dong Ada penghibur yang setiap saat hadir dan ga sering drama drama 🥰 Dalam hati sih pengen punya anak cewek juga, tapi waktu liat anak anak kita masih butuh perhatian dan nggak capek sekalian ya kita santaaaaii duluuu.. Dompetnya juga ikutan santaaaiii duluu, biar bisa ikutan arisan buku di @bukuanak.indo ❤ #anaklakilaki #anakpintar #siblings #siblinglove #kakakberadik #anakcowok #momlife #ceritaparenting #ceritaibu https://www.instagram.com/p/CVea5oQBhGM/?utm_medium=tumblr
#anaklakilaki#anakpintar#siblings#siblinglove#kakakberadik#anakcowok#momlife#ceritaparenting#ceritaibu
0 notes
Photo
Guys, there is a collaboration video between our chief editor Dr.Vee and Kak A'ang from G.O.A Ria, a youtube channel dedicated to Indonesian teachers, parents and kids. You can watch Part 1 from this link: https://www.youtube.com/watch?v=pqnyW5Ltixc&t=4s Don't forget to like & subscribe🤩😋 to the channel! . . . . #setbelajaranak #homeschoolmalaysia #bacalahanakku #easyread #belajarsambilbermain #tipsparenting #hadiahanak #hargamampumilik #pendidikananak #saynotogadget #seronokbelajardirumah #smartparenting #aktivitianak #momwithkids #toddlerlife #ceritaibu #celotehanak #mightymams #mamagalau #problematikaibu #doodlefamily #belajargambar #coretanku #doodlesketch #familylife #supermom #tipsorangtua #keluargabahagia #mamabahagia #tipsparenting https://www.instagram.com/p/CN5Ur-sHuZV/?igshid=16xs2e11y0696
#setbelajaranak#homeschoolmalaysia#bacalahanakku#easyread#belajarsambilbermain#tipsparenting#hadiahanak#hargamampumilik#pendidikananak#saynotogadget#seronokbelajardirumah#smartparenting#aktivitianak#momwithkids#toddlerlife#ceritaibu#celotehanak#mightymams#mamagalau#problematikaibu#doodlefamily#belajargambar#coretanku#doodlesketch#familylife#supermom#tipsorangtua#keluargabahagia#mamabahagia
0 notes
Text
Hai semesta...
Ujian orang yang hamil beda beda ya...
Orang bilang aku beruntung karena ga mual dan ga muntan selama hamil. Orang bilang enak hamil nya hamil kebo yang ga ngerasain morning sickness. Tapi iya aku bersyukur sama Allah atas semuanya.. bahkan termasuk hal-hal lain yang tidak diketahui orang lain, yang tak diucapkan orang lain, yang tidak diketahui orang lain, namun aku rasakan dan aku perjuangkan pada kehamilanku ini..
Semoga Allah selalu menolongku, membantuku, mendampingiku melalui fase kehamilan ini sampai nanti anakku lahir ke dunia..
Semoga Allah juga membantuku, menolongku, mendampingiku, menuntunku untuk bisa membesarkan anak ini sebaik-baiknya, sesuai fitrahnya.
Aamiin ya rabbal alamiin...
Kakak janin dalam rahim.. Ibu sayang kakak..
0 notes
Text
Anakku, Guruku.
Dulu, cita-cita tertinggiku adalah ingin menjadi ibu. Aku tau itu mungkin tampak konyol, untuk apa sekolah tinggi-tinggi jika hanya ingin menjadi seorang ibu? Dulu, kupikir hidupku akan sempurna betul saat aku menjadi ibu. Tapi setelah menjalaninya, kenapa aku sering merasa hilang arah? Kenapa aku justru sering merasa tidak bahagia?
Pikiran ini sering sekali melintas di benakku selama dua tahun terakhir. Ya, tahun yang berat. Pandemi ini memang berat bagi semua orang, tak terkecuali aku. Meskipun aku tak kekurangan apapun secara fisik dan materi, tapi memiliki banyak waktu di rumah, membuatku banyak berpikir dan menyelam, jauh ke dalam sana. Aku banyak mempertanyakan eksistensiku, aku banyak meragukan diriku apalagi kemampuanku. Tak terhitung momen jatuh dan menangis tergugu, merasa diri tidak mampu dan tidak punya apapun untuk dibanggakan.
Apa kamu tidak bahagia menjadi ibu? Tentu aku bahagia! Tidak terhitung juga syukurku menjadi ibu dari anak manisku ini.. tidak terhitung juga momen kami bertiga tertawa bersama, begitu bahagia. Maka kerap aku merenung, mengapa aku justru sering merasa sedih di tengah kebahagiaan ini? Apa yang aku cari?
Semakin lama menyelam, pelan-pelan aku semakin tau jawabannya.. bahwa anakku, menjadi jalan bagiku untuk melihat hal-hal yang selama ini tidak terlihat. Ketakutanku, amarah terbesarku, semua cela dan dosa yang kututupi rapat-rapat bahkan sering tidak aku tahu keberadaannya. Anakku, menjadi cermin, agar aku melihat sisi kelamku untuk kuperbaiki. Anakku, membuatku banyak merenung, pola pengasuhan apa yang perlu aku putus dan aku pertahankan. Anakku, juga menjadi jalanku untuk kembali menyapa & menemukan kembali diriku sendiri..
Di sisi lain, anakku juga memperlihatkan sisi terangku yang tak pernah aku yakini ada sebelumnya.. aku jadi yakin kalau aku mampu, kalau aku cukup baik, kalau aku diinginkan, kalau aku dicintai. Tanpa batas, tanpa cela, di matanya. Anakku tidak pernah meragukanku satu kali pun..
Maka aku ingat seorang guruku pernah menyampaikan pesan kurang lebih begini:
“Ketika anakmu menjadi triggermu, ketika anakmu memancing amarahmu, ingatlah.. bahwa anakmu adalah gurumu. Ia memperlihatkan hal-hal yang perlu kamu perbaiki. Ia adalah gurumu agar kamu menjadi lebih baik.”
Teringat pula sebuah kutipan dalam buku yang kutemukan catatannya beberapa hari lalu di blog ini:
“Konon, hari paling penting dalam hidup manusia adalah hari saat manusia itu tahu untuk apa dia dilahirkan. Sekarang Sabari tahu bahwa dia dilahirkan untuk menjadi seorang ayah. Seorang ayah bagi Zorro. Anaknya telah mengurai semua misteri tentangnya. Karena dia seorang Sabari maka Tuhan memberinya Zorro. Bahwa tangannya yang kasar dan kuat seperti besi adalah agar dia tak gampang lelah menggendong Zorro. Bahwa dia gemar berpuisi dan berkisah adalah agar dapat membesarkan anaknya dengan puisi. Sabari memeluk anaknya yang telah jatuh tertidur, serasa memeluk awan.” - Andrea Hirata, dalam bukunya berjudul “Ayah”
Pelan-pelan, aku mulai paham maksud Allah memberiku jalan hidup seperti ini.
Nak, jika kelak kamu membaca ini, ibu ingin sekali kamu tahu bahwa kamu telah mengajari ibu banyak hal. Yang paling penting adalah, kamu, mengajari ibu untuk menolong diri ibu sendiri. Terima kasih tak terhingga untuk itu ya nak. Ibu masih perlu banyak belajar, dan akan terus belajar untuk menjadi lebih baik.
17 notes
·
View notes
Text
“Selamat 2 bulan jadi ibu ya sayang, you’re doing great!”
ucapnya melalui video call. Mendengar kalimat itu aku menekuk wajah, senyum tipis lalu air mata pun jatuh tak tertahankan. Banjirrrr~
Dua bulan yang penuh warna. Sulit untuk menjelaskannya. Terutama pada hari2 pertama buah hati pertamaku itu tiba di rumah, rasanya sangat “mendebarkan”. Qodarullah, langsung dipertemukan dengan ujian pertama yakni menyusui (bahkan sampai sekarang). Selain itu, emosiku rasanya campur aduk sekali. Aku merasa sendiri. Walau nyatanya gak begitu. Tapi untuk berjuang melewati ini kok sepertinya sulit sekali. Hingga sempat lelah berdoa dan mempertanyakan padaNya: kenapa begini? Sedangkan orang lain tidak? Aku rindu diriku yang dulu! Aku gak kenal diriku yang sekarang! Kemana dia pergi? Aku ingin seperti dia/mereka! Rasanya tidak adil mereka bisa happy dan fine2 saja pasca lahiran? Sedangkan aku? dan suamiku, aah aku rindu sekali! Aku butuh pelukannya. Aku butuh keberadaanya merawat anak kami bersama2. Kenapa sih mesti ada pandemi? Kenapa? Kenapa daaan kenapa?”
Ya. Gak pernah terpikirkan olehku bahwa proses transisi menjadi ibu itu ternyat... luar biasa! Kalau dibilang seperti roller coaster ya mungkin benar adanya. Pantas saja Allah janjikan syurga sebagai ganjarannya karna memang melelahkan dan gak mudah untuk dijalankan.
Lalu, setiap kali aku menatapnya. Terucap syukur yang begitu membuncah dalam hati. Alhamdulillaah. Maa shaa Allaah, tabaarakallaah. Melihat makhluk kecil nan cantik ini seringkali membuatku takjub akan kuasaNya. Seperti berkata dalam hati “ya Allah, sekarang saya udah jadi ibu ya? Ini beneran anak saya? T_T”
-
Entah apakah semua ibu baru merasakan fase roller coaster ini atau tidak, tapi ya beginilah ceritaku.
-
Terima kasih untuk suamiku sayang @beningtirta yang selalu jadi my number one supporter meski lewat layar kaca. (I miss you so much!) Bahkan saat tengah malam ketika ketubanku pecah, dia selalu stand by di WhatsApp nya sampai akhirnya bisa ikut menyaksikan lewat video call (birth story akan diceritakan terpisah~)
-
Perjalanan masih panjang. Semoga Allah senantiasa jaga dan kuatkan kami serta memberikan kesehatan untuk kami dan orang tua kami. Aamiin.
Tertanda,
Ibunya Hamnah.
3 Juni 2020.
13 notes
·
View notes
Text
Sabar Atau Ekstra Sabar
Setiap hari seperti petualang. Aktivitas yang berlangsung pun tak bisa disamaratakan. Mood pun menjadi tak karuan. Tapi yang bisa ibu lakukan hanya mengambil nafas panjang.
Begini ternyata arung jeram itu... Membuat adrenalin terus berpacu. Tapi pikiran dan perasaan tetap harus dijaga supaya tidak membuat kisruh.
Dua bayi di rumah.... Bertiga seharian. Satu bayi mulai memasuki fase tantrum (jerit-jerit histeris ketika kehendaknya tak terpenuhi) & satu bayi mulai banyak gerak dengan cara berguling guling...terhalang dinding, pecah tangisnya.
Ditambah PR (selalu😌) plus membuat materi mengajar di malam hari... Jadilah isi kepala dancing all the times... Pilihannya hanya dua, sabar atau ekstra sabar.
Ketika kakak merajuk minta ditemani dan maunya main tarik-tarik rambut ibu sambil naik kuda ibu.... Sabar...
Saat adik minta ditemani main lalu keasyikannya diselingi kegemesan kakak (kepala adik di towel dikit 😅).... Sabar...
Dan saat dua bayi menangis...satu minta main di luar, satu minta nenen sambil tiduran... Sementara ibu hanya seorang diri.. Jadilah suara tangis membahana pecah ruah meramaikan rumah... Masih harus Sabar...
Jika ibu sedang sibuk bercengkrama dengan panci & kawanannya saat dua Jr tidur tetapi tiba-tiba keduanya mewek menjerit entah mengapa... Di situlah harus Ekstra Sabar... Tidak gegabah melemparkan sutil atau berteriak-teriak supaya dua bayi di kamar bisa tenang kembali.... syusahhhh sekali ya Allah..
Sesekali saya pernah berada pada titik lelah dan tak tahu harus bagaimana...jadilah hanya bisa ikut dua bayi menangis... pasrah..
Tapi bukan berarti tak bisa. Tetap ada usaha dengan sisa daya yang ada untuk selalu istiqomah pada dua pilihan... Sabar atau Ekstra Sabar.
Saya mau panen yang manis pada buah yang saya tanam, jadi saya harus memperlakukan bibit yang saya punya dengan semaksimal dan seoptimal mungkin. Mengusir segala jenis hama dan penyakit supaya mereka tumbuh dengan sehat. Memberikan jenis pupuk yang sesuai dan seimbang supaya tidak OD. Menyirami pula dengan teratur..
Lelah memang... Tapi saya yakin.. Insha Allah, lelah itu akan terbayar lunas... Karena hasil berbanding lurus dengan segala usaha dan kerja keras. Pun tetap harus ikhtiar. Tetap berusaha sabar atau ekstra sabar.
1 note
·
View note
Text
AKU KEMBALI...
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum...
Udah berapa lama ya lapak ini aku tinggal? 😅 sampai gersang gini...... krik... krik....
masih dipengaruhi mood dan situasi sekitar nih nulisnya, padahal seneng banget kalau nulis tuh karena ngerasa seneng aja gitu setiap abis nulis, kaya lebih plong (?)
Semoga kedepannya jadi makin rajin nulis ya... walaupun sekarang situasinya lebih hectic sih, karena Alhamdulillah ada amanah baru yg Allah titipin, alias udah ngelahirin anak ke-2 😂😂😂
Ya amplop! sampe udah lahiran lagi, masih aja tuh belum share tentang pengalaman lahiran (anak pertama) dan alasan milih provider melahirkan hahaha
Maafkan 🙏
Walaupun udah agak basi yah, tapi aku bakal tetep nulis pengalaman melahirkan anak pertamaku. Plus nanti aku juga bakal cerita ttg lahiran anak ke-2, uhuuuy masih anget sih ini mah.
Sebenernya nulis kaya gini tuh bermanfaat buat aku sendiri juga loh, jadi pas aku baca lagi, aku jd throwback gitu, trus jd bisa mengapresiasi diri sendiri setelah melihat perjuangan yg telah dilalui (addddeeeuh), plus bisa jd referensi buat kehamilan selanjutnya (eeehhhh gimana? 2 anak dulu aja yah buuuuuk, cukuuuup! wkwkwk)
Alhamdulillah anak ke-2 ini sama kaya kakaknya, laki-laki lagi 😆 dengan jarak yg cukup dekat, yaitu sekitar 2 tahun lebih, hikmah yg bisa aku ambil adalah... masih bisa pakai barang2 lungsuran Aa-nya (khususnya untuk newborn yg kepakenya cuma bentar banget) karena masih pada bagus dan layak pakai heuheu dan akunya juga masih inget lah yaa cara ngurus newborn gimana (insyaaAllah)
Ohya, kebetulan tempat lahiranku yg ke-2 sama kaya yg pertama! Tempatnya itu adalah Klinik Bumi Sehat Bahagia (BSB), di Bandung. Saking cintanya sama tempat itu, aku jd balik lagi deeh kesitu buat lahiran.
Postingan selanjutnya aku akan bahas alasan kenapa aku milih BSB sebagai tempat lahiranku.
See youuuuu!
XOXO
0 notes