#cerita bokep
Explore tagged Tumblr posts
Text
Aku Diperkosa
Aku tersentak bangun saat kudengar jam wekerku berdering dengan nyaring.
“Uhh… Jam berapa ini?” gumamku pelan sambil berusaha membuka mataku, aku masih malas dan ingin kembali tidur, tapi tiba-tiba aku teringat bahwa hari ini aku harus buru-buru berkemas dan berangkat, kalau tidak, aku akan ketinggalan pesawat.
Hari ini aku akan pergi ke luar kota, bank swasta tempatku bekerja menugaskanku untuk mengikuti beberapa program pendidikan di kantor cabang salah satu kota di daerah Jawa Tengah.
Namaku Melinda tapi teman-teman biasa memanggilku Linda. Aku dilahirkan dari keluarga yang serba berkecukupan dan aku hanya mempunyai satu saudara kandung laki-laki, praktis semua permintaan dan kebutuhanku selalu dipenuhi oleh kedua orang tuaku. Aku benar-benar sangat dimanja oleh mereka. Ayahku berasal dari negeri Belanda, sedangkan ibuku berasal dari Manado, aku bersyukur karena seperti gadis peranakan pada umumnya, aku pun tumbuh menjadi gadis yang berwajah cukup cantik.
Aku Diperkosa Oleh Atasanku Dan Rekannya Dengan Biadab – vidio bokep.
Saat ini usiaku 24 tahun, wajahku cantik dan kulitku putih mulus, rambutku lurus dan panjang sampai di bawah bahu, tubuhku pun termasuk tinggi dan langsing dipadu dengan ukuran buah dada yang termasuk besar untuk ukuran gadis seusiaku, ditambah lagi, aku sangat rajin merawat tubuhku sendiri supaya penampilanku dapat terus terjaga.
“Wah… Aku belum sempat potong rambut nih,” gumamku sambil terus mematut diri di depan cermin sambil mengenakan pakaianku. Hari ini aku memakai setelan rok coklat tua dan kemeja putih berkerah, lalu aku padukan dengan blazer coklat muda. Aku merasa tampil makin cantik dengan pakaian kesayanganku ini, membuat aku tambah percaya diri.
Singkat cerita, aku telah sampai di kota tempatku akan bekerja. Aku langsung menuju kantor cabangku karena aku harus segera melapor dan menyelesaikan pekerjaan.
Sesampai di depan kantor suasananya terlihat sangat sepi, di lobby kantor hanya terlihat dua orang satpam yang sedang bertugas, mereka mengatakan bahwa seluruh karyawan sedang ada pelatihan di gedung sebelah. Dan mereka juga berkata bahwa aku sudah ditunggu oleh Pak Bobby di ruangannya di lantai dua, Pak Bobby adalah pimpinan kantor cabang di kota ini.
“Selamat siang. Kamu Melinda kan?” sambut Pak Bobby ramah sambil mempersilakan aku duduk. “Iya Pak. Tapi saya biasa di panggil Linda,” jawabku sopan.
Aku Diperkosa Oleh Atasanku Dan Rekannya Dengan Biadab – film bokep.
Pak Bobby kemudian mengajukan beberapa pertanyaan kepadaku, sambil sesekali menanyakan keadaan para pegawai di kantor pusat. Cukup lama juga aku berbicara dengan Pak Bobby, hampir lima belas menit, padahal sebenarnya, aku harus ke gedung sebelah untuk mengikuti diklat, tapi Pak Bobby terus saja menahanku dengan mengajakku berbicara.
Sebenarnya aku sedikit risih dengan cara Pak Bobby memandangku, mulutnya memang mengajukan pertanyaan kepadaku, tapi matanya terus memandangi tubuhku, tatapannya seperti hendak menelanjangiku. Dia memperhatikanku mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala, sesekali pandangannya tertumpu di sekitar paha dan buah dadaku. Aku agak menyesal karena hari ini aku mengenakan rok yang agak pendek, sehingga pahaku yang putih jadi sulit untuk kusembunyikan. “Dasar mata keranjang,” sungutku dalam hati. Baru tak berapa lama kemudian pembicaraan kami pun selesai dan Pak Bobby beranjak ke arah pintu mempersilakanku untuk mengikuti diklat di gedung sebelah.
“Terima kasih Pak. Saya permisi dulu,” jawabku sambil beranjak ke arah pintu.
Perasaanku langsung lega karena dari tadi aku sudah sangat risih dengan pandangan mata Pak Bobby yang seperti hendak menelanku bulat-bulat. Pak Bobby membukakan pintu untukku, aku pun berterima kasih sambil berjalan melewati pintu tersebut.
Tapi aku kaget bukan kepalang saat tiba-tiba rambutku dijambak dan ditarik oleh Pak Bobby, sehingga aku kembali tertarik masuk ke ruangan itu, lalu Pak Bobby mendorongku dengan keras sehingga aku jatuh terjerembab di atas sofa tempat tadi aku duduk dan berbicara dengan Pak Bobby.
“Apa yang Bapak lakukan…?? Mau apa Bapak…?” jeritku setengah bergetar sambil memegangi kepalaku yang sakit akibat rambutku dijambak seperti itu.
Pak Bobby tidak menjawab, dia malah mendekatiku setelah sebelumnya menutup pintu ruangannya. Sedetik kemudian dia telah menyergap, mendekap dan menggumuliku, nafasnya mendengus menghembus di sekitar wajahku saat Pak Bobby berusaha menciumi bibirku.
“Jangan.. Jangann..! Lepasskan.. Ssaya..!” jeritku sambil memalingkan wajahku menghindari terkaman mulutnya. “Diam..!!” bentaknya mengancam sambil mempererat pelukannya pada tubuhku.
Aku terus meronta sambil memukulkan kedua tanganku ke atas pundaknya, berusaha melepaskan diri dari dekapannya, tapi Pak Bobby terus menghimpitku dengan erat, nafasku sampai tersengal-sengal karena terdesak oleh tubuhnya. Bahkan sekarang Pak Bobby telah mengangkat tubuhku, dia menggendongku sambil tetap mendekap pinggangku, lalu dia menjatuhkan dirinya dan tubuhku di atas sofa dengan posisi aku ada di bagian bawah, sehingga kini tubuhku tertindih oleh tubuhnya.
Aku terus menjerit dan meronta, berusaha keluar dari dekapannya, lalu pada satu kesempatan aku berhasil menendang perutnya dengan lututku hingga membuat tubuhnya terjajar ke belakang. Dia terhenyak sambil memegangi perutnya, kupergunakan kesempatan itu untuk berlari ke arah pintu. Aku hampir sampai di pintu keluar saat tubuhku kembali tertarik ke belakang, rupanya Pak Bobby berhasil menggapai blazerku dan menariknya hingga terlepas dari tubuhku, sesaat kemudian aku sudah berada di dalam dekapannya kembali.
“Bajingann..! Lepaskan saya..!” jeritku sambil memakinya.
Tenagaku sudah mulai habis dan suaraku pun sudah mulai parau, Pak Bobby masih terus memelukku dari belakang sambil mulutnya berusaha menciumi leher dan tengkukku, sementara tangannya menelikung kedua tanganku, membuat tanganku terhimpit dan tidak dapat bergerak.
“Jangann..! Biadab.. Lepaskan sayaa..!” aku kembali menjerit parau.
Air mataku sudah meleleh membasahi pipiku, saat tangan Pak Bobby membetot keras kemeja putihku, membuat seluruh kancingnya terlepas dan berjatuhan di atas lantai. Sekarang tubuh bagian atasku menjadi setengah terbuka, mata Pak Bobby semakin melotot melihat buah dadaku yang masih terlindung di balik bra hitamku, setelah itu, dia menarik kemeja yang masih menempel di bahuku, dan terus menariknya sampai menuruni lenganku, sampai akhirnya Pak Bobby menggerakkan tangannya, melemparkan kemeja putihku yang telah terlepas dari tubuhku.
“Lepasskann..!!” jeritku saat satu tangannya mulai bergerak meremasi sebelah payudaraku.
Tubuhku mengelinjang hebat menahan ngilu di buah dadaku, tapi dia tidak berhenti, tangannya malah semakin keras meremas buah dadaku. Seluruh tubuhku bergetar keras saat Pak Bobby menyusupkan tangannya ke balik bra hitamku dan mulai kembali meremas payudaraku dengan kasar, sambil sesekali menjepit dan mempermainkan puting buah dadaku dengan jarinya, sementara mulutnya terus menjilati leherku dengan buas.
Pak Bobby sudah akan menarik lepas bra yang kukenakan, dan pada saat yang bersamaan pintu depan ruangannya terbuka, dan muncul seorang laki laki dengan wajah yang tampak kaget.
“Ada apa nih Pak Bobby..?” serunya, sambil memandangi tubuhku. “Lepaskan saya.. Pak..! Tolong saya..! Pak Bobby akan memperkosa saya..!” jeritku memohon pertolongan dari orang itu.
Perasaanku sedikit lega saat laki-laki itu muncul, aku berharap dia akan menolongku. Tapi perkiraanku ternyata salah.
“Wah Pak… Ada barang baru lagi nih. Cantik juga..!” seru laki-laki itu sambil berjalan mendekati kami, aku langsung lemas mendengar kata-katanya, ternyata laki-laki ini sama bejatnya dengan Pak Bobby. “Ada pesta kecil..! Cepat Han.!! Lu pegangi dia..! Cewek ini binal banget,” jawab Pak Bobby sambil tetap mendekap tubuhku yang masih terus berusaha meronta.
Sedetik kemudian laki-laki itu sudah berada di depanku, tangannya langsung menggapai dan merengkuh pinggangku merapatkan tubuhnya dengan tubuhku, aku benar-benar tidak dapat bergerak, terhimpit oleh laki-laki itu dan Pak Bobby yang berada di belakangku, lalu tangannya bergerak ke arah bra ku, dan dengan sekali sentak, dia berhasil merenggut bra itu dari tubuhku.
“Tidak.. Tidak..! Jangan lakukan..!!” jeritku panik.
Tangisku meledak, aku begitu ketakutan dan putus asa hingga seluruh bulu kudukku merinding, dan aku semakin gemetar ketakutan saat laki-laki yang ternyata bernama Burhan itu melangkah ke belakang, sedikit menjauhiku, dia diam sambil memandangi buah dadaku yang telah terbuka, pandangannya seperti hendak melahap habis payudaraku.
“Sempurna..! Besar dan padat…” gumamnya sambil terus memandangi kedua buah dadaku yang menggantung bebas.
Setelah itu, dia kembali beranjak mendekatiku, mendongakkan kepalaku dan melumat bibirku, sementara tangannya langsung mencengkeram buah dadaku dan meremasnya dengan kasar. Suara tangisanku langsung terhenti saat mulutnya menciumi bibirku, kurasakan lidahnya menjulur di dalam mulutku, berusaha menggapai lidahku. Aku tercekat saat tangannya bergerak ke arah selangkanganku, menyusup ke balik rokku, aku langsung tersentak kaget saat tangannya merengkuh vaginaku. Kukumpulkan sisa-sisa tenagaku lalu dengan sekuat tenaga kudorong tubuh Pak Burhan.
“Tidak.! Tidak..! Lepaskan saya.. Bajingan kalian..!” aku menjerit sambil menendang-nendangkan kakiku berusaha menjauhkan laki-laki itu dari tubuhku. “Ouh.. Ssakit..!!” keluhku saat Pak Bobby yang berada di belakangku kembali mendekapku dengan lebih erat. Kutengadahkan kepalaku, kutatap wajah Pak Bobby, aku memohon supaya dia melepaskanku. “Tolonngg.. Hentikann Pak..!! Saya.. Mohon.. Lepaskan saya..” ucapku mengharap belas kasihannya.
Keadaanku saat itu sudah benar-benar berantakan, tubuh bagian atasku sudah benar-benar telanjang, membuat kedua payudaraku terlihat menggantung dan tidak lagi tertutup oleh apapun. Aku sangat takut, mereka akan lebih bernafsu lagi melihat keadaan tubuhku yang sudah setengah telanjang ini, apalagi saat ini tubuhku sedang ditelikung oleh Pak Bobby dari belakang hingga posisi itu membuat dadaku jadi terdorong ke depan dan otomatis buah dadaku pun ikut membusung.
Beberapa saat kemudian Pak Bobby tiba-tiba mengendorkan dekapannya pada tubuhku dan akhirnya dia melepaskanku. Aku hampir tidak percaya bahwa Pak Bobby mau melepaskanku, padahal saat itu aku sudah sangat putus asa, aku sadar aku hampir tidak mungkin lolos dari desakan kedua laki-laki tersebut.
Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, aku langsung berlari secepatnya ke arah pintu, tapi lagi-lagi aku kalah cepat, Pak Burhan sudah menghadang di depanku dan langsung menghunjamkan pukulannya ke arah perutku.
“Arghh..!! Sshh.. Ouhh..” aku mengeluh kesakitan.
Kupegangi perutku, seketika itu juga, aku langsung jatuh terduduk, nafasku tersengal-sengal menahan sakit yang tak terkira. Belum hilang rasa sakitku, mereka berdua langsung menyerbu ke arahku.
“Pegangi tangannya Han..!!” seru Pak Bobby sambil mendorong tubuhku sehingga aku jatuh terjengkang di atas lantai.
Seketika itu juga Pak Burhan sudah berada di atas kepalaku dan mencengkeram kedua tanganku, sementara Pak Bobby berada di bawah tubuhku, mendekap kedua kakiku yang berusaha menendangnya. Dia sudah seperti kemasukan setan, melepasi sepatu hak tinggiku, merobek stockingku dan mencabik-cabik rok yang kukenakan dan akhirnya dia merenggut dengan paksa celana dalamku, melolosinya dari kedua kakiku dan melemparkannya ke lantai.
“Lepasskann..! Lepasskan..! Tolongg.. Jangan perkosa sayaa..!” jeritanku makin keras di sela-sela keputusasaan.
Aku sudah tidak sanggup lagi menahan mereka yang sepertinya semakin bernafsu untuk memperkosaku, air mataku makin deras mengalir membasahi kedua pipiku, kupejamkan mataku, bulu kudukku langsung bergidik, aku tidak sanggup membayangkan kalau hari ini aku akan diperkosa oleh mereka.
“Jangann.. Ahh.. Tolongg..!” aku menjerit histeris saat Pak Bobby melepaskan pegangannya pada kedua kakiku.
Dia berdiri sambil melepaskan pakaiannya sendiri dengan sangat terburu-buru. Aku sadar, laki-laki ini sebentar lagi akan menggagahiku. Seketika itu juga kurapatkan kedua kakiku dan kutarik ke atas hingga menutupi sebagian dadaku, sementara kedua tanganku masih tetap di dekap erat oleh Pak Burhan. Tiba-tiba Pak Bobby berjongkok, dia langsung menarik kedua kakiku, merenggangkannya dan kemudian memposisikan tubuhnya di antara kedua pangkal pahaku.
“Jangann..!!” keluhku lemah dan putus asa, sambil bertahan untuk tetap merapatkan kedua kakiku, tapi tenaga Pak Bobby jauh lebih kuat dibandingkan dengan tenagaku.
Aku terhenyak saat Pak Bobby mulai menindihku, membuatku jadi sesak dan sulit untuk bernafas, buah dadaku tertekan oleh dadanya, sementara perutnya menempel di atas perutku.
“Arghh..!! Jangann..! Sakiitt..!!” rintihku sambil berusaha menggeser pinggulku ke kiri dan ke kanan, saat kurasakan kemaluannya bergesekan dengan bibir kemaluanku. “Sakiitt..!” aku kembali mengerang saat kepala penisnya mulai masuk ke dalam liang vaginaku.
Bersamaan dengan itu, tangan Pak Bobby bergerak, menjambak rambutku dan menariknya sehingga kepalaku terdongak, kemudian Pak Bobby dengan kasar melumat bibirku sambil terus menekankan tubuhnya ke arah selangkanganku. Kurasakan kesakitan yang luar biasa di dalam liang vaginaku saat batang penisnya terus melesak masuk menghunjam ke dalam lubang kemaluanku.
“Ahh..! Jangann..! Sakiitt..!” aku kembali menjerit dengan keras saat batang penisnya menembus dan merobek selaput daraku.Tubuhku melenting ke atas menahan sakit yang amat sangat. Kuangkat kakiku dan kutendang-tendangkan, aku berusaha menutup kedua kakiku, tapi tetap saja batang penis itu terbenam di dalam vaginaku. Aku sungguh tersiksa dengan kesakitan yang mendera vaginaku. Kuhempaskan wajahku ke kiri dan ke kanan, membuat sebagian wajahku tertutup oleh rambutku sendiri, mataku membeliak dan seluruh tubuhku mengejang hebat. Kukatupkan mulutku, gigiku bergemeretak menahan sakit dan ngilu, nafasku seperti tercekat di tenggorokan dan tanpa sadar kucengkeram keras tangan Pak Burhan yang sedang memegang kedua tanganku.
Aku masih terus merintih dan menangis, aku terus berusaha menendang-nendangkan kedua kakiku saat Pak Bobby menarik batang penisnya sampai tinggal kepala
penisnya saja yang berada di dalam liang vaginaku, lalu menghunjamkannya kembali ke dalam liang rahimku. Pak Bobby sudah benar-benar kesetanan, dia tidak peduli melihatku yang begitu kesakitan, dia terus bergerak dengan keras di dalam tubuhku, memompaku dengan kasar hingga membuat tubuhku ikut terguncang turun naik mengikuti gerakan tubuhnya.
“Ahh.. Sshh.. Lepaskann..!” jeritanku melemah saat kurasakan gerakannya makin cepat dan kasar di dalam liang kemaluanku, membuat tubuhku makin terguncang dengan keras, buah dadaku pun ikut menggeletar.
Kemudian Pak Bobby mendaratkan mulutnya di buah dadaku, menciumi dan mengulum puting payudaraku, sesekali dia menggigit puting buah dadaku dengan giginya, membuat aku kembali terpekik dan melenguh kesakitan. Kemudian mulutnya bergerak menjilati belahan dadaku dan kembali melumat bibirku, aku hanya bisa diam dan pasrah saat lidahnya masuk dan menari-nari di dalam mulutku, sepertinya dia sangat puas karena telah berhasil menggagahi dan merenggut keperawananku.
Perlahan-lahan dia menghentikan gerakannya memompa tubuhku, melesakkan kemaluannya di dalam liang vaginaku dan menahannya di sana sambil tetap memelukku dengan erat. Setelah itu dia menurunkan mulutnya ke sekitar leher dan pundakku, menjilatinya dan kemudian menyedot leherku dengan keras, membuat aku melenguh kesakitan. Cukup lama Pak Bobby menahan penisnya di dalam liang kemaluanku, dan aku dapat merasakan kemaluannya berdenyut dengan keras, denyutannya menggetarkan seluruh dinding liang vaginaku, lalu dia kembali bergerak memompa diriku, memperkosaku pelan-pelan, lalu cepat dan kasar, begitu berulang-ulang. Sepertinya Pak Bobby sangat menikmati pemerkosaannya terhadap diriku.
Aku meringis sambil tetap memejamkan kedua mataku, setiap gerakan dan hunjaman penisnya terasa sangat menyiksa dan menyakiti seluruh tubuhku, sampai akhirnya kurasakan mulutnya makin keras menyedot leherku dan mulai menggigitnya, aku menjerit kesakitan, tapi tangannya malah menjambak dan meremas rambutku. Tubuhnya makin rapat menyatu dengan tubuhku, dadanya makin keras menghimpit buah dadaku, membuatku makin sulit bernafas, lalu dia mengatupkan kedua kakiku dan menahannya dengan kakinya sambil terus memompa tubuhku, kemaluannya bergerak makin cepat di dalam vaginaku, kemudian dia merengkuh tubuhku dengan kuat sampai benar-benar menyatu dengan tubuhnya.
Aku sadar Pak Bobby akan berejakulasi di dalam tubuhku, mendadak aku jadi begitu panik dan ketakutan, aku tidak mau hamil karena pemerkosaan ini, pikiranku jadi begitu kalut saat kurasakan batang kemaluannya makin berdenyut-denyut tak terkendali di dalam liang rahimku.
“Jangann..! Jangan.. Di dalam..! Lepasskan..!!” jeritku histeris saat Pak Bobby menghentakkan penisnya beberapa kali sebelum akhirnya dia membenamkanya di dalam liang kemaluanku.
Seluruh tubuhnya menegang dan dia mendengus keras, bersamaan dengan itu aku merasakan cairan hangat menyemprot dan membasahi liang rahimku, Pak Bobby telah orgasme, menyemburkan sperma demi sperma ke dalam vaginaku, membuat dinding vaginaku yang lecet makin terasa perih. Aku meraung keras, tangisanku kembali meledak, kutahan nafasku dan kukejangkan seluruh otot-otot perutku, berusaha mendorong cairan spermanya agar keluar dari liang vaginaku, sampai akhirnya aku menyerah. Bersamaan dengan itu tubuh Pak Bobby jatuh terbaring lemas di atas tubuhku setelah seluruh cairan spermanya mengisi dan membanjiri liang rahimku.
Mataku menatap kosong dan hampa, menerawang langit-langit ruangan tersebut. Air mataku masih mengalir, pikiranku kacau, aku tidak tahu lagi apa yang harus kuperbuat setelah kejadian ini, kesucianku telah terenggut, kedua bajingan ini telah merenggut kegadisan dan masa depanku, tapi yang lebih menakutkanku, bagaimana jika nanti aku hamil. Aku kembali terisak meratapi penderitaanku.
Tapi rupanya penderitaanku belum berakhir. Pak Bobby bergerak bangun, melepaskan himpitannya dari tubuhku, aku kembali merintih, menahan perih saat batang kemaluannya tertarik keluar dari liang kemaluanku. Kuangkat kepalaku, kulihat ada bercak darah bercampur dengan cairan putih di sekitar pangkal pahaku. Aku menangis, pandanganku nanar, kutatap Pak Bobby yang sedang berjalan menjauhiku dengan pandangan penuh dendam dan amarah.
Seluruh tubuhku terasa sangat lemah, kucoba untuk bangun, tapi Pak Burhan sudah berada di sampingku, dia menggerakan tangannya, menggulingkan tubuhku dan mulai menggumuli tubuhku yang menelungkup, aku diam tak bergerak saat Pak Burhan menciumi seluruh punggungku, sesaat kemudian dia bergerak ke arah belakang tubuhku, merengkuh pinggangku dan menariknya ke belakang. Aku terhenyak, tubuhku terseret ke belakang, lalu Pak Burhan mengangkat pinggulku ke atas, membuat posisiku jadi setengah merangkak, kutopang tubuhku dengan kedua tangan dan lututku, kepalaku menunduk lemas, rambut panjangku tergerai menutupi seluruh wajahku, kepanikan kembali melandaku saat kurasakan batang penisnya menempel dan bergesekan dengan bibir vaginaku.
“Linda..! Kamu memang benar-benar cantik dan seksi..” gumam Pak Burhan sambil tangannya meremasi pantatku, sementara batang penisnya terus menggesek-gesek di bibir vaginaku. “Ahh.! Sakiitt..! Sudahh.. Sudah..! Hentikann..!!” jeritku menahan sakit saat kemaluannya mulai melesak masuk ke dalam liang vaginaku.
Kuangkat punggung dan kedua lututku, menghindari hunjaman batang penisnya, tapi Pak Burhan terus menahan tubuhku, memaksaku untuk tetap membungkuk. Seluruh otot di punggungku menegang, tanganku mengepal keras, aku benar-benar tak kuasa menahan perih saat penisnya terus melesak masuk, menggesek dinding vaginaku yang masih luka dan lecet akibat pemerkosaan pertama tadi, kugigit bibirku sendiri saat Pak Burhan mulai bergerak memompa tubuhku.
“Lepasskan..! Sudah..! Hentikaann..!!” jeritku putus asa.
Nafasku kembali tersengal-sengal, tapi Pak Burhan terus memompaku dengan kasar sambil tangannya meremasi pantatku, sesekali tangannya merengkuh pinggulku, menahan tubuhku yang berusaha merangkak menjauhi tubuhnya, seluruh tubuhku kembali terguncang, terombang-ambing oleh gerakannya yang sedang memompaku.
Tiba-tiba kurasakan wajahku terangkat, kubuka mataku dan kulihat Pak Bobby berjongkok di depanku, meraih daguku dan mengangkatnya, Pak Bobby tersenyum menatapku dengan wajah penuh kemenangan, menatap buah dadaku yang menggantung dan menggeletar, meremasnya dengan kasar, lalu Pak Bobby mendekatkan wajahnya, menyibakkan rambutku yang tergerai, sesaat kemudian, mulutnya kembali melumat bibirku, mataku terpejam, air mataku kembali meleleh saat mulutnya dengan rakus menciumi bibirku.
“Ahh..!!” aku terpekik pelan saat Pak Burhan menyentakkan tubuhnya dan menekanku dengan kuat.
Batang penisnya terasa berdenyut keras di dalam lubang kemaluanku, lalu kurasakan cairan hangat kembali menyembur di dalam liang rahimku, aku menyerah, aku sudah tidak punya kekuatan lagi untuk melawan, kubiarkan saja Pak Burhan menyemburkan dan mengisi liang kemaluanku dengan cairan spermanya.
“Periihh..!!” rintihku pelan.
Pak burhan masih sempat menghunjamkan kemaluannya beberapa kali lagi ke dalam liang vaginaku, menghabiskan sisa-sisa ejakulasinya di dalam liang rahimku sebelum akhirnya dia menariknya keluar melewati bibir vaginaku yang semakin terasa perih.
Sedetik kemudian satu kepalan tangan mendarat di wajahku. Aku terlempar ke samping, pandanganku berkunang-kunang, lalu gelap. Aku jatuh pingsan. Saat siuman aku temukan foto-foto telanjangku berserakan di samping tubuhku dengan sebuah pesan.
“Pastikan..! Hanya Kita Bertiga Yang Tahu..!!”
Hari itu juga aku kembali pulang ke Jakarta dengan membawa penderitaan yang amat berat, sesuatu yang paling berharga telah hilang dari diriku dirampas oleh kebiadaban mereka.
0 notes
Text
Gua nggak bisa merasa berterima kasih sama dia buat hari ini. Gua pikir hari ini akan jadi cukup buruk karena dia nyuekin gua dan ngomong kecil banget kek puteri dipingit. Taunya, makin buruk dan buruk dan buruk.
Dia yg mimpin jalan. Perasaan gua bilang, ini bakalan keluar dan minta ke hotel. Ternyata, keluarnya bener buat makan. Nah, pas di mobil, dia tanya ke gua soal sikapnya ke dia. Dan, itu bisa gua jawab dengan ketidakpedean soal rambut gua ini. Padahal, inti masalahnya di gua dengan hubungan ink adalah soal ngewe.
Gua kira kita sudah membaik dengan rujuk dan sepakat soal komunikasi soal potong rambut. Lagian, dia juga sering nggak menanggapi cerita gua. Gua males banget, jir. Ngapain cerita kalo emang nggak ditanggepin. Mendingan gua diem dan simpan sendiri aja, atau malah tulis di sini.
Kita makan di restoran padang. Gua pikir lumayan membaik nih. Taunya, dia nunjukin profil cowok buat ngewe bertiga. Bangsat. Taik taik taik. Anjiiiiiingggggghhhhhhhh!!
Ngapain sih??
Mau nangis gua di tempat itu. Jujur banget nih.
Suasana hati gua udah jelek banget dan dia santai banget. Trus, masih ngotot ngasih tunjuk foto masnya juga. Buat apa, Bangsat???
Trus, udah selesai, gua kira nongkrong. Taunya ke hotel...... Menghela napas banget. Emang nasib gua bakal diewein aja terus.
Gua udah bilang berulang kali untuk nggak ngewe. Dia mau grepe. Okelah, gua bilang. Gua bahkan kasih bonus "Nggak mau ngewe ya". Oke tuh.
Lanjut pegang memek. Gua bilang nggak mau. Gua bahkan pindahin tangannya. Dia cium gua. Gua tuh lagi nggak nyaman kan. Mana lagi batuk pula. Jadi, rada ogah-ogahan aja ngewe tuh. Dia minta pegang kntl. Trus, udah tuh. Setel bokep juga. Trus bahas masnya lagi, kira-kira gimana nih kalo sesuai kriteria. Yha bodo amattt. Gua nggak mau. Biasa aja. Gua nggak se-ambi itu buat ngewe, anjiiirrr. Stoplah mikir dan bahas dan ngelakuin ngewe sama gua. Mending cari cewek lagi aja buat ngewe dah.
Akhirnya, ngewe juga. Gua membiarkan dia masukin tangan ke mmk gua setelah usaha itu semua selama kurang lebih sejam lebih. Trus udah gua crot pun, dia nggak mau crot. Sampe setengah jam-an gitu.
Trus, gua pulang sendiri. Bayar sendiri. Pake taksi. Nggak ada itikadnya buat anterin gua ke bawah kek atau apa gitu. Ngomong basa basi apa kek kalau nggak mau bayar. Anjer, beneran kek pecun mandiri. Hahahahahahahahahahahaha, dan sekarang udah jam segini, gua masih meratapi nasib gua sebagai pecun gratisan ini.
Keren bangetlah hari ini.
0 notes
Text
Hari 12 Part 3
~ Magabut ~
Kemarin abis ngelempar shot ke Abim, bikin ini hari nyuantai pool. Padahal niatnya ngelarin retake yang cuman 17 frames. Sampai jam 5 pun ga kelar. Hadehh… Sibuk nonton Yucub.
Penasaran gulik, gimana sih kehidupan actor dan dunia perbokepan Jepun. Nemu channelnya ASIAN BOSS, yang interview artis bokeps yang sudah pensiun. Banyak insight dari konten ini, cerita dari pelakunya langsung. Jadi bintang porno emang ga mudah dan bukan easy money ternyata. Tinggal ngangkang, celap-celup, rekam dapet duit. Mereka harus melewati beban konflik terhadap keluarga, pasangan, khalayak sekitar.
Ada juga, channel lain yang interview aktor pria yang ternyata telah menikah dan punya anak. Wow! Gak bisa banyangin, kalo si anak besar terus tau profesi bapaknya. Dan lagi, bojonya juga gimana sampai bisa menerima profesi semacam ini.
0 notes
Photo
Ngentot Memek Sempit Istri Tetangga
POKERPAIR88 - Hobi ibu-ibu memang ngerumpi. Ini yang paling gak aku demen. Apa lagi rumahku suka dijadikan ajang ngumpulnya. Duh… sebel rasanya.
Tapi yang aku suka, ada tetanggaku yang sering dateng dan curhat sama istriku. Namanya Ai Maisaroh. Orangnya cantik, mata lentik, hidung mancung dan bodynya aduhai banget.
Pokoknya nafsuin banget deh. Apa lagi liat bibirnya yang selalu basah. Bikin geregetan pengen ngelumat tuh bibir.
Ai berumur 28 tahun, dah menikah dan punya anak satu. Suaminya lelaki tua tapi kaya raya, mungkin itu yang menjadikan dia mau dijadikan istri. Pepatah bilang, witing tresno jalaran soko kulino. Karena sering ketemu dan ngeliat dia, bikin aku demen dan selalu membayangkan dapat ML dengan Ai. Apa lagi aku pernah denger pas dia curhat sama istriku, Nafisah, dia belum pernah merasakan apa itu nikmatnya bercinta. Bikin aku tambah penasaran aja mau muasin dia. Hehehe.
Dan kesempatan itu datang. Waktu itu hari minggu. Anak-anakku lagi maen sama anaknya Ai juga. Dia pas dateng ke rumah. Biasa ngerumpi lah. Pas dia lagi ngerumpi, istriku dapet telpon dari ibunya, disuruh jemput di terminal. Biar cepet istriku naek motor mio aja. Toh lumayan jaraknya sekitar 40 menit lah kalo naek motor mah. Si Ai disuruh nunggu dirumah, toh kata istriku bakalan sebentar dan bakalan langsung pulang. Aku asyik motongin rumput di halaman. Pas dah setengah jam,aku masuk rumah,kulihat Ai ketiduran di sofa. Mungkin kesel dan ngantuk. Akhirnya dia ketiduran.
Yang membuat aku deg-degan adalah kulihat rok dia terbuka sampai paha dan memperlihatkan paha mulus putih dengan bulu-bulu halusnya sangat menggoda.Aku sampe nelen ludah liat itu. Pengen banget ngelusin paha itu. Tapi apa daya, takut dia bangun, terus istriku datang. Bisa kiamat nanti.
Ketika lagi asyik ngeliatin pemandangan,tiba-tiba hp ku bunyi. Dukh ganggu aja. Aku langsung menuju kedepan takut Ai bangun dan menerima telpon. Ternyata dari istriku.
“Assalamualaikum,” kata istriku. “Wa’alaikum Salam,” jawabku. “Ada apa mi nelpon, dah nyampe?” “Udah bi,nih ibu disamping umi.” Jawabnya. “Kenapa nelpon mi?” Tanyaku. “Gini bi, bilangin aja sama Ai, takutnya kesel nunggu, umi mau nganterin ibu dulu belanja. Takutnya lama. Tau sendiri ibu kalo dah belanja, suka lupa waktu.” katanya. “Ya udah, abi bilangin Ai, tuh lagi di dalem baca majalah sama nonton Tv. Abi lg motongin rumput neh.” “Ya udah yah,” kata istriku. “E…h belum mi,abi pesen bawain duren yah.” “Yah abi, kan lagi gak musim.” “Pokoknya cari aja umi sayang yah. Gak apa-apa lama juga, asal dapet duren.” Timpalku. “Ya udah ya. Assalamualaikum.” “Waalaikumsalam” jawabku.
Yes, ye…s, kesempatan ne. Moga si Ai belum bangun. Aku kunci dulu pager gerbang, terus masuk dan ngunci rumah juga. Kulihat Ai lagi pules aja ketiduran. Dan ketika kulihat, pahanya semakin terbuka. Busye…t, semakin membuatku nafsu. 15 menitan aku menikmati pemandangan ini. Kulihat wajah Ai begitu cantik dalam balutan jilbab coklatnya. Kontolku sampe ngaceng melihat pemandangan ini. Karena dah gak kuat, aku mengeluarkan kontolku dengan melorotkan kolor dan cd ku. Kukocok sambil melihat pemandangan paha dan betis Ai. Tapi yang kudapat justru malah kontolku tambah tegang. Dengan perlahan kudekati Ai yang terlelap tidur di sofa. Kutengok kanan kiri. Setelah memastikan sepi dan anakku asyik bermain, aku memberanikan diri memegang betis ai.
Takut-takut aku menempelkan tanganku, ternyata ai pules. Lalu perlahan rok Ai kutarik keatas. Tiba-tiba dia gerak. Kaget aku. Untung gak bangun. Oh ya, Ai memakai pakaian model gamis gitu. Jadi agak gampang narik roknya ke atas.
Kini didepanku terpampang paha Mulus Ai. Kulihat dia memakai CD warna krem. Dan dari Cd nya terbayang bulu-bulu hitam menggunung. Aku sampe nelen ludah. Jantungku berdebar-debar melihat pemandangan ini. Dengan hati-hati kutekan gundukan dibalik CDnya. Aman, dia masih pules.
Aku berjingkat ke kamarku mengambil pisau silet. Setelah dapat, dengan perlahan, aku potong cdnya pake silet. Dan terbukalah pemandangan sangat indah di depanku. Lembah kenikmatan nan lebat terpampang didepan mataku. Karena sudah gak kuat, dan nafsu syetan dah bersemayam, aku semakin berani. Kulebarkan kedua kaki Ai. Persis sekarang Ai kek orang mau ngelahirin. Kubuka labia mayora memek Ai dengan perlahan dengan jariku. Busye…t, sempit banget memeknya. Perlahan kudekatkan mulut dan hidungku ke memeknya. Tercium wangi sabun sirih. Aku semakin mendekatkan mulutku ke gundukan memek Ai. Fikiranku dah sempit karena terbawa nafsu. Yang terpikir gimana nanti lah,yang penting sekarang happy.
Aku menanggalkan kolor dan Cd ku. Kini aku setengah telanjang. Aku bertekad ingin menggagahi Ai. Apa pun resikonya. Lalu dengan perlahan, kujilati gundukan memeknya dengan hati-hati. Dukh, nikmat banget harumnya. Kubuka mulut memeknya biar tambah merekah. Gila, klitorisnya gede banget. Tanda nafsu Ai gede. Ketika kujilati memeknya, Ai agak bergerak. Mungkin terbawa dalam mimpinya, tapi ketika ku kenyot itilnya, dia terbangun. Dia tampak kaget dan mau serentak bangun. Untung segera kupegang kedua pahanya dengan kedua tanganku dan aku semakin menenggelamkan mulutku dalam memek Ai. Ai berteriak, mas ngapain ma…s, tolo….ng!Kata dia. Tapi mana mungkin kedengar lah, rumahku luas dan dibenteng. Jadi mana mungkin kedengaran keluar. Semakin kusedot dan kujilati memeknya, Ai memukuli dan menjambak rambutku. Aku langsung menindih dia dan memegang kedua lengannya.
Ai terus memberontak dan berteriak teriak minta tolong. Dia menangis dan mengibah. Mas, jangan mas Eggy! Tapi gak kuhiraukan. Tenang sayang, mas eggy mau ngasih kenikmatan, aku tau kamu gak pernah dapet kenikmatan dari suamimu bandot tua. Ai terus meronta-ronta. Aku semakin kuat menindihnya diatas sofa lebarku. Kurenggangkan dan kulebarkan kedua pahanya dengan paksa. Lengan ai kupegang kuat. Sambil menindih Ai dan memegangi kedua lengannya, sejenak kupandangi wajah dia. Kulihat air matanya mengalir dengan deras. Tapi aku gak peduli. Apa lagi pas kulihat bibirnya yang seksi, ingin segera aku melumatnya.
Ma…s, jangan ma…s. Ai mengibah sambil terisak. Dia mencoba berontak lagi ingin lepas dari tindihanku. Tapi apa daya, tenaganya kalah jauh. Dia hanya bisa menangis sambil terus mengibah. Sambil menindihnya, kucoba melumat bibir dia. Saat mau kulumat bibirnya, kepala dia terus bergerak kekanan dan kekiri. Ini membuatku semakin bernafsu. Sambil kudekap erat, aku lumat bibirnya, mm..mmh, dia berteriak tapi tertahan lumatan bibirku. Aku lumat bibirnya, tapi dia terus mengelak tanda menolak. Nafasku semakin memburu. Walau dia gak merespon lumatan bibirku, tapi aku terus melumat bibirnya dan menciumi wajahnya.
Ai meronta-ronta ingin lepas. Semakin dia berusaha meronta, semakin kuat aku menindih dan mendekapnya. Kini Ai seperti kehabisan tenaga dan hanya bisa pasrah. Air matanya terus berlinang. Kurenggangkan kedua paha ai dengan mendorong kedepan lututku. Aku semakin bernafsu. Sambil menindih dan mendekap dia dengan kuat, tangan kiriku membimbing kontolku mengarah ke lobang kenikmatan Ai. Ai berusaha ingin lepas dan meronta lagi. Pantatnya bergoyang-goyang sehingga kontolku terus meleset. Tapi aku terus berusaha. Dan ketika kontolku tepat dilobang kemaluan dia, aku langsung menekan masuk kontolku.
A….kh, saki….t!!! Ai merintih kesakitan .Ternyata memek Ai sangat sempit. Dan memang belum terlumasi dengan baik. Kontolku kini baru masuk setengahnya. Terasa sangat nikmat seakan memek ai meremas dan menjepit dengan kuat. Juga karena pantat dia yang bergerak-gerak karena meronta ingin lepas. Lalu dengan sekali hentakan, aku mendorong masuk kontolku. Slep… blez… kontolku amblas semua. A…kh, tiba-tiba Ai menggigit leherku. Mungkin karena kesakitan. Sejenak aku mendiamkan kontolku. Merasakan denyutan dan remasan memek Ai. A….h, sungguh sangat nikmat. Lalu aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
Tiba-tiba dari mulut Ai keluar desahan. Sshhh…. a…h mmm…mhh. Tampaknya Ai mulai merasakan nikmatnya tusukan kontolku. Ini dibuktikan dengan pantatnya yang bergoyang-goyang. Matanya terpejam dan dia mengigit bibirnya sendiri disertai dengan desah kenikmatan. Aku terus mengocok kontolku dengan ritme pelan. Kutarik keatas dan menekan kedalam dengan keras dengan menghentakan pantatku. Ketika kuhentak dengan keras, mulut Ai mendesah, a…h. Sambil terus menggoyang pantatku turun naik, aku lumat bibir Ai. Dan gak disangka, dia membalas lumatan bibirku. Aku melumat bibirnya dengan ganas. Dan Ai membalas lumatan bibirku dengan ganas pula.
Kini Ai tak lagi meronta. Malah dia yang mendekap dan memelukku dengan erat. Kedua kakinya melingkar di pinggangku. Sekitar 15 menit kemudian, tiba-tiba dekapan dan pelukan Ai semakin kuat. Kedua kakinya mengapit pinggangku dengan erat. Badan dia kejang sambil berteriak, a….h!!!. Tampaknya Ai mencapai orgasme. Orgsme pertama yang baru Ai nikmati. Sejenak aku menghentikan goyangan dan tusukan kontolku. Aku menekan pantatku kuat-kuat. Membiarkan Ai menikmati orgasmenya. Kami saling berpelukan dengan erat. Lalu tubuh Ai lunglai. Kulihat Mata Ai terpejam dan dia menggigit bibir bawahnya. Tampak wajah Ai bersimbah peluh. Kulihat wajahnya yang cantik dalam balutan jilbabnya.
Aku menggoyang lagi dan menaik turunkan tusukan kontolku. A….h, mmm….mmmhh, s ssh…A….h, mulut Ai mendesah dan merintih lagi. Matanya masih terpejam. Tampak dia sangat menikmati setiap tusukan kontolku. Sambil terus memompa kontolku, aku menarik lepas jilbab Ai dan melemparnya kebawah sofa. Kini tergerai lah rambut Ai yang lurus hitam nan lebat sebahu. Lehernya yang putih tampak jenjang. Segera aku menjilatinya. Ai semakin merintih dan mendesah keenakan. Apa lagi pas kujilati telinganya dan aku semakin kuat memompa kontolku, Ai semakin merintih dan mendesah. A…h ah ah ah, ssrhh. Semakin kuat aku memompa kontolku. Tiba-tiba Ai mengejang lagi sambil memelukku dengan erat, dia berteriak a….h!!! Ai mendapatkan orgasme keduanya. Kubiarkan lagi Ai menikmati orgasmenya. Badan kami bersimbah peluh. Tampak kening Ai penuh dengan keringat. Kaos yang ku pakai pun sampai basah. Begitu pula gamis yang dipake Ai. Maka ketika aku menggoyang kontolku lagi, aku melepas kaosku dan melemparnya kebawah. Aku juga menarik gamis Ai semakin keatas. Dan seperti tak sadar, Ai membantu melepaskan gamisnya. Kini Ai hanya tinggal memakai beha saja. Warnanya hitam kontras dengan kulitnya yang putih. Aku menarik behanya keatas. Dan menyembullah kedua payudaranya yang membulat indah. Ukurannya lumayan sekitar 36B. Puting susunya berwarna pink kecoklatan. Urat-uratnya menghiasi sekitar putingnya. Sambil kupompa terus kontolku, kuremas-remas payudaranya dan kupilin putingnya. Ai semakin mendesah dan berteriak-teriak keenakan.
Sayang,enak gak ngewe sama mas Eggy. Aa…h, enak ma…s, jawab dia. Ai dah gak malu lagi dan gak sungkan ketika ditanya. Aku semakin cepat memompa kontolku hingga aku dan Ai mendesah dan berteriak keenakan. Sesuatu terasa akan keluar dari kontolku. Maka aku semakin cepat dan kuat memompa kontolku keluar masuk memek Ai.
Ah ah ah a….h, saya….ng!!! Aku berteriak dan se…r, crot, crot, crot, kontolku memuntahkan laharnya dalam memek Ai.Disusul dengan teriakan Ai dan dekapan erat aku. Kami orgasme hampir bersamaan. Badanku lemas dan ambruk diatas tubuh Ai. Kami berpelukan dengan erat menikmati sisa-sisa orgasme kami.
Tiba-tiba hp ku berbunyi diatas meja. Langsung aku meloncat dan menyambar hp ku dari meja. Hallo, assalamualaikum. Ter nyata dari Nafisah istriku. Sambil mengatur nafas ku jawab salamnya. Waalaikum salam, masih dimana mi? Tanyaku seperti orang habis lari aja. Umi masih belanja bi. Kayaknya masih lama neh ibu belanjanya. Oh ya durennya gak ada, gimana kalo umi beliin lengkeng aja? Ya udah mi terserah umi aja. Kalo masih lama, abi mau ke rumah Pak Ridwan. Sekalian rumah abi kunci. Azka gak ikut maen sama Andri di rumah Ai. Kataku berbohong. Ya udah, umi jadi tenang kalo gitu. Tau sendiri ibu kalo belanja. Nanti kalo pulang telpon abi dulu takutnya masih di rumah Pak Ridwan. Udah yang tenang aja umi nganter ibu belanja. Ya udah bi, assalamualaikum. Setelah kujawab salamnya, kututup telponnya.
Ups, hampir hampi…r, untung aja. Batinku. Ketika kulihat ke sofa, wajah Ai pucat pasi. Badan dia tampak bergetar. Mungkin karena ketakutan dan tersadar atas yang kami lakukan. Kuhampiri dia dan duduk samping dia. Tiba-tiba dia bangkit dan ,plak plak plak, aku ditampar dia. Kemudian dia menangis keras. Kamu jahat mas, kamu tega merusak teman istrimu kata Ai sambil terus memukuli badanku. Kubiarkan dia puas dulu. Lalu kupegang tangannya dan kutarik supaya duduk disampingku. Kupeluk dia sambil kuelus rambutnya. Maafin mas Eggy Ai. Mas Eggy bener-bener khilaf. Kamu jahat mas. Padahal dah kuanggap kakak sendiri kata ai sambil terus menangis.
Aku terus berusaha menenangkan dia dan merayunya supaya diam. Kusandarkan kepala Ai di dadaku. Sudahlah Ai, mas Eggy bener-bener khilaf dan minta maaf. Tadi mas Eggy keraksukan melihat kamu tertidur di sofa. Beneran, ini yang terakhir Ai, mas Eggy bener-bener menyesal. Rayuku.
Akhirnya setelah dengan berbagai macam cara, Ai diam juga. Tapi dia masih sesenggukan. Gimana kalo teh Nafisah tau mas? Kata Ai. Sudah lah Ai, mas Eggy jamin dia gak bakalan tau. Mas Eggy siap tanggung jawab kalo ada apa-apa. Aku mencoba menenangkan. Walau masih sesenggukan, tangis Ai dah reda. Sambil kupeluk dan kubelai rambutnya, sesekali aku mencium keningnya. Ai, sebenarnya mas Eggy sangat menyukaimu. Semenjak kamu dan Nafisah akrab dan sering kesini, mas dah menaruh hati padamu Ai. Ai cuman diam saja. Apa lagi pas aku dengar ceritamu kalo kamu gak pernah bahagia, mas pengen banget bisa bahagiain kamu. Hingga pas tadi kamu ketiduran di sofa, entah syetan mana yang merasuki mas Eggy. Kamu juga sayang kan sama mas eggy? Ai cuman diam saja.
Sambil kubelai rambutnya dan kukecup keningnya, aku mengelus dan meraba payudara Ai. Terkadang kumainkan puting susunya. Kamu bahagia kan tadi sama mas Eggy sayang? Aku merayunya. Ai cuman diam saja. Gimana kalo teh Nafisah tau mas? Kata Ai. Mas Eggy jamin, beneran dia gak bakal tau. Lagian dia lagi sibuk belanja sama ibu. Tenang aja kalo ada apa-apa, mas eggy bakal tanggung jawab. Aku meyakinkan.
Tampaknya gak ada pilihan lain buat Ai. Toh semua dah terjadi. Lagian dia juga tadi begitu menikmatinya. Aku mulai meraba dan mengelus-elus lagi bagian sensitif tubuh Ai. Kuremas dan kuusap payudaranya. Lalu kuelus dengan lembut paha mulus Ai. Kini Ai mulai meresapi dan mulai terhanyut. Apa lagi pas kukenyot puting susunya. Ma…s, jangan ma…s!!! Kata Ai sambil mengatur nafasnya yang mulai gak teratur. Ai gak pernah diginiin mas sama suami Ai. Jawabnya. Bodoh banget batinku. Dasar bandot tua. Aku ketawa dalam hati.
Lalu kubaringkan Ai diatas karpet. Kuusap dan kujilati leher jenjang Ai. Aku gak berani mencupangnya karena takut nanti suami Ai tahu. Bisa bahaya. Hanya payudaranya yang kucupang habis. Karena kata ai, suaminya gak pernah meraba payudaranya. Bahkan kalo maen, cukup tarik rok keatas copot Cd, lalu tancap. Itu pun hanya sebentar. Pantes aja Ai gak pernah bahagia. Lalu ku usap gundukan lebat di pangkal paha Ai. Ma…s, a….h!!! Ai mendsah. Kujilati betis Ai terus naik ke pahanya. Ai tampak meresapi dan menikmati setiap apa yang kulakukan. Lalu kubuka dan kurenggangkan kedua paha Ai. Dan tampaklah lobang memeknya memerah bekas kupakai dan masih terdapat sisa-sisa hubungan kami.
Kemudian mulutku hinggap di memeknya. Tercium bau peju. Tapi gak kuhiraukan. Ma…s, janga…n, na nti kamu jijik kata Ai dengan nafas berat. Tenang aja sayang, mas eggy gak bakal jijik. Kamu juga nanti bakal dapat sesuatu yang lain. Jawabku.
Lalu dengan rakus,aku mulai melumat dan menjilati memek Ai. Ai semakin mendesah dan merintih keenakan. Mungkin ini hal pertama kali seumur hidupnya. Tangan Ai meremas-remas rambutku. Dan ketika kusedot dan kumainkan itilnya, tiba-tiba Ai menjerit, ma….s!!! Kedua pahanya menjepit kuat kepalaku. Tampaknya dia orgasme. Dari memeknya keluar cairan berbau khas dan langsung kulumat dan kujilat sampe habis. Lalu aku membimbing tangan Ai dan menaruhnya di kontolku. Ai tampak kaget pas memegang kontolku. Kenapa sayang?? Tanyaku. Punya mas gede banget jawabnya. Tenang aja sayang, mas eggy akan buat kamu bahagia dengan punya mas yang gede ini. Aku belum berani menyuruh Ai mengemut kontolku karena takut mengurangi mood dia sebab dia belum pernah melakukannya. Kuambil bantal dan kuganjalkan dipantat Ai. Kubuka lebar kedua pahanya. Sayang, memekmu sempit banget. Kataku. Aku lahiran ceassar mas. Jawab Ai. Pantes aja memeknya masih sempit. Lagian kontol suaminya kan kecil. Lalu aku mulai bersiap. Aku berjongkok diantara kedua pahanya. Kutaruh kontolku tepat dilobang memeknya. Aku mulai menggesek-gesek kontolku di mulut memeknya. Mata Ai merem melek mendapat perlakuan itu.
5 notes
·
View notes
Link
11 notes
·
View notes