Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Aku juga anak yang sangat berharga untuk kedua orangtuaku. Aku tidak lebih rendah dari siapapun. Jangan perlakukan aku tidak baik, aku tidak kuat jika orangtuaku harus sangat sedih jika mereka tahu aku diperlakukan tidak baik.
0 notes
Text
Sekecewa apapun aku, bahagiamu tetap akan jadi hal yang paling ingin aku lihat, terlepas dari apapun yang kamu lakukan, kamu akan selalu jadi segala yang ingin aku maafkan, kamu akan jadi luka yang paling diam, hingga sakitnya seperti tak pernah menghantam perasaan.
0 notes
Text
Metanoia
Belajar berserah kepada Allah seutuhnya, atas suatu urusan yang kita rasa sangat penting dalam hidup kita itu ternyata; sulit.
Sulit saat; isi kepala terus beragumen dengan beberapa kemungkinannya sendiri.
Sulit saat; ketakutan akan hal buruk terus menghantui.
Sulit saat; diri ini sadar diri memiliki banyak keterbatasan pengetahuan dan kemampuan sebagai hamba, tetapi tetap keras kepala berusaha mencampuri takdir Allah yang berada diluar daya dan kuasa.
Sulit saat; diri ini ragu untuk meyakini bahwa Allah pasti akan atur segalanya—dengan sebaik-baiknya.
Ternyata, sesulit itu belajar memasrahkan hati dan melapangkan dada perihal hasil akhir dari sebuah upaya. Ternyata, sesulit itu mengaku beriman kepada takdir-Nya meski bibir selalu mengucapkannya dalam doa.
Dan di tengah kecamuk dada dan gelap mendungnya di langit hati, segalanya selalu berakhir kepada pintu berserah diri dan memohon petunjuk Allah, mudah-mudahan Allah selalu teguhkan hati ini di jalan-Nya.
Penghujung Ramadhan, 21 Maret 2025 05.51 wita
90 notes
·
View notes
Text
Gigiku masih sakit karena operasi beberapa waktu lalu, tapi tengah malam ini bertambah sakit karena kubuat menangis. Ya, aku menangis karena melihat putri sulungku tertidur. Semalam dia menangis karena tak dapat pelukanku sebab aku hanya bisa memeluk satu sisi saja (untuk adiknya) karena sisi lainnya masih sakit akibat operasi gigi itu.
Bagaimana seorang ibu bisa tidak membawa anaknya saat ia pergi? kenapa aku akan melakukan itu? bukankah seorang ibu bagaimanapun juga harus selalu membawa anak-anaknya? kenapa aku harus pergi sendiri? aku ingin membawa anakku tapi aku merasa tak mampu, khawatir keegoisanku akan membuat anakku menderita. Apakah anak akan merasa menderita saat keadaan menjadi sangat sulit walaupun mereka bersama ibunya? apakah akan lebih menderita jika keadaan baik-baik saja tapi tidak bersama ibunya? aku jahat? aku bukan ibu yang baik? kenapa tiap aku ingin mengepakkan sayapku lebih tinggi selalu ada perasaan yang menahanku? perasaan bersalah, entah pada apa dan siapa.

0 notes
Text
Bahkan mau doapun bingung apa yang mau didoakan saking udah nggak taunya bayangan jalannya di depan akan gimana di pikiranku yang sebatas manusia ini. Cuma bisa selalu nangis aja di sajadah, di sembarang tempat kalau pas ingat ujian kehidupan kok silih berganti gini nggak ada jeda. Ya Allah tolong urusi, selesaikan, berikan yang terbaik untuk kami semua, tunjukkan jalannya. Tolong ya Allah.
--- Bisa kan ya? Pasti bisa. ☀️
⠀
------------------
⠀
👉🏻 Mau dapat 𝒕𝒖𝒍𝒊𝒔𝒂𝒏-𝒕𝒖𝒍𝒊𝒔𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒓𝒊𝒌 𝒍𝒂𝒊𝒏𝒏𝒚𝒂? Follow @𝙖𝙧𝙞𝙤𝙖𝙜𝙞𝙤 yah.
⠀
🧒🏻 Jadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.
⠀
����𝚒𝚝𝚑 𝚝𝚘𝚗𝚜 𝚘𝚏 𝚕𝚘𝚟𝚎,
ᗩᖇIO ᗩ. ᘜIO
4 notes
·
View notes
Text
Sukanya main-main ya wahai kau kehidupan!!!!
Menjarak-jarakkan kami jadi jauh yang terpisah di beda pulau maupun kota begini maksudmu apa?!!!!!
hah!
0 notes
Text
"Pergilah, supaya aku bisa hidup". -Ucap Ae Sun kepada Gwan Sik
0 notes
Text
ya Allah... di waktu ashar ramadhan ke lima ini, sungguh aku masih belum melihat apapun di depan mataku untuk formulasi terbaik bagi kami semua menjalani takdir yang sedang Engkau berikan kepada kami. Ya Allah, masih kabur bayangku mengenai kemana muara dari jalan yang kuanggap berliku-liku ini dengan segala naik turunnya rasa dan semua keputusan yang diambil. Ya Allah bahkan hendak berdoapun aku bingung harus berdoa apa... sejauh pandangan manusia, apa yang kuingini seperti tak mungkin.
Tolong tiupkan rasa tawakal itu ke dalam hati dan pikiranku ya Allah. Sungguh Engkau Maha Tahu dan aku tidak, sungguh Engkau tak akan dzalim kepada hamba-hambaMu, tolong ambil semua urusanku ke dalam genggamanmu untuk Kau selesaikan ya Allah dan tenangkan hatiku.
0 notes
Text
Sebelum menikah, aku berpesan padanya bahwa "apapun, asal tidak yang satu itu". Aku sangat takut menikah dengan laki-laki yang tabiatnya kutakuti. Dan benar, Allah menguji di bagian yang aku takuti itu. Semoga Allah menjaga keluarga kalian, keluargaku dan kita semua.
Adegan Dewasa yang Tak Disangka
Hal yang tak pernah kusangka saat dewasa adalah menyaksikan bagaimana rumah tangga teman (yang dikenal) berguguran. Sebabnya macam-macam, tapi sebagian besar karena kurangnya komitmen salah satunya. Kurangnya komitmen ini bentuknya macam-macam, mulai dari pengabaian hingga perselingkuhan.
Hal yang kemudian menjadi sulit bagiku saat menjalani kehidupan orang dewasa adalah saat dua orang yang rumah tangganya gugur ini, kukenal semua. Saat dulu masih remaja, dimana kami bertemu, ngobrol, diskusi dan segala macam hingga akhirnya mereka menikah kami pun datang ke hari pernikahannya.
Adegan dewasa seperti ini, tak pernah diajarkan sebelumnya tentang bagaimana aku harus menyikapinya.
Ditambah, melihat fenomena kurangnya komitmen dalam pernikahan begitu bertebaran di media sosial. Dari mulai KDRT yang disiarkan, perselingkuhan, dan berbagai macam hal yang kupikir dulu aku akan jauh dari lingkaran kejadian seperti itu tapi ternyata justru terjadi di lingkaran pertemananku.
Penilaianku terhadap beberapa orang yang pernah kukenal di masa lalu telah sepenuhnya berubah disebabkan oleh bagaimana ia merusak pernikahannya, bagaimana ia memperlakukan pasangannya, dan serupa itu.
Pernikahan sendiri bukan hal yang mudah buat dijalani. Selain tidak mudah bagi kita, itu juga ditambah dengan upaya setan untuk berusaha menceraikan suami dan istri. Ditambah dengan media sosial yang menyuarakan berbagai macam value yang tidak sejalan dengan islam (karena saya muslim, saya pake value ini).
Value pribadi yang lahir dari luka dan trauma, dianggap sebagai kebenaran umum dan semua orang harus seperti dia. Dan dengan kosongnya ilmu dan komitmen dalam pernikahan, seseorang menelannya mentah-mentah. Menjadikannya panutan, tanpa sadar telah menghancurkan rumah tangganya sendiri.
Naudzubillah. Semoga kita diberikan keselamatan dalam menjalani satu fase penting dalam kehidupan ini, kehidupan berumah tangga yang sungguh-sungguh sakinah, mawadah, warahmah. Aamiin
215 notes
·
View notes
Text
mari berhenti mencintai. mari bahagia dengan dirimu sendiri.
Tulisan : Orang yang selalu takut untuk percaya
Kamu pernah nggak, percaya sama orang dan membantu orang itu semampu kamu bahkan dengan segala sumberdaya yang kamu miliki karena kamu yakin kepadanya, tapi ternyata sampai di ujung jalan ternyata ia takut buat percaya kepadamu. Padahal kamu sudah percaya, tapi ia tidak pernah sepercaya itu denganmu.
Pada akhirnya, kamu sadar dan memilih untuk pergi meninggalkan. Setelah kamu menyadari bahwa percuma untuk percaya dengan orang yang terus menerus berprasangka, curiga, dan was-was kepadamu.
Apapun yang terjadi dalam hidupnya telah menjadikannya demikian. Tapi, kamu sadar kamu tidak perlu ikut-ikutan sakit karena harus menyembuhkannya. Kamu sadar bahwa suatu hari kamu akan dibuang jika ada sedikit saja kesalahan yang kamu lakukan.
Ketakutannya untuk percaya telah merenggut orang-orang yang tadinya percaya kepadanya, menjauh satu per satu termasuk dirimu. Sementara ia terus menerus mengeluh kenapa hidupnya demikian, seolah ia adalah korban. Tanpa sadar, bahwa ia telah menjadi pelaku. Larilah. (c)kurniawangunadi
143 notes
·
View notes
Text
Allah, jika hatiku terlalu kotor karena banyak kebencian dan amarah, tolong ganti hatiku dengan hati yang baru.
0 notes
Text
Malam ini aku lihat Bapak yang sedang tidur di lantai beralaskan tikar sambil hidupin kipas angin di ruang tengah. Ya, seperti biasanya pula hari itu dengan hari-hari sebelumnya.
Tapi kali ini aku menyadari bahwa bapak sudah sangat tua. Dan aku belum membahagiakannya. Maaf bapak, maaf karena masih seperti ini saja, belum bisa membahagiakan bapak. Maaf, maaf karena aku tidak mampu dalam hal apapun. Maaf.
0 notes
Text
Aku bingung...
Aku bingung harus nitip anakku dimana saat aku jam kerja nanti. Jika aku bawa ke kabupaten tempatku bekerja, yang mana hanya ada mertuaku, tapi aku tidak cocok dengan beliau mengenai pengasuhan anak. Beliau mudah bosan dan lelah sehingga membiarkan anak-anak melakukan apa yang dimau seperti tidak mau makan yasudah dikasih maunya aja apa jajan dan susu atau buah, waktu jam tidur tidak diarahkan tidur, dll. Hal-hal basic saja sudah kurang cocok di aku, apalagi hal-hal menyangkut pengajaran karakter. Kalau hire orang, aku belum tau siapa yang cocok karena tidak ada yang mengawasi selama aku kerja, anak-anakku hanya akan full dengan art dan kalau malam juga aku khawatir karena sendirian bersama mereka saja tanpa ada laki-laki di rumah dan hanya aku bersama dua anakku saja, tidak ada orang lain karena mertuaku di desa berbeda rumahnya.
Ibuku, di kabupaten tempat lahirku bilang kalau mau mengasuh anak-anakku, aku merasa lega. Selain dari akses pendidikan yang mudah kalau tinggal di kabupaten tempatku lahir, ibuku tipe orang yang ngopeni. Tapi, dari cerita-ceritanya ibuku kepadaku, ibuku sering dipengaruhi adikku untuk tidak merawat anak-anakku karena ibuku akan kecapekan dan disuruh diserahkan ke aku saja ikut denganku anak-anakku karena mereka tanggung jawabku. Adikku sudah menyarankan untuk hire orang, aku sudah bicara juga tentang itu kepada suami dan suami menyetujui. Tapi kesini-kesini ibuku seperti kurang cocok kalau harus hire orang, takut kalau ada kurang-kurangnya ia akan diomongin jelek oleh art itu kepada tetangga-tetangga. huft
Jadi capek dan bingung akutuh. Ya Allah tolong beri jalan terbaik. Disisi lain aku ingin mendapatkan hal terbaik untuk pengasuhan anakku, di sisi lain juga aku tidak mau orangtuaku terlalu lelah. Aku bingung, aku sedih.
0 notes
Text
Aku merasa beberapa hari ini suamiku tampak berbeda, aku kebetulan memiliki waktu lebih banyak dari biasanya untuk menelponnya lebih dari dua kali dalam sehari di akhir pekan ini. Tapi dia tidak banyak bicara dan singkat menjawab pertanyaan-pertanyaanku, di wajahnya tampak tak ceria. Lewat pesan aku juga sudah coba menanyainya mengenai keadaannya dan memintanya bercerita tapi dia bilang tidak ada apa-apa. Dia juga menulis di postingannya bahwa ia sedang merasa impostor syndrome salah satunya karena mengetahui bahwa aku belum sepenuhnya percaya padanya padahal dia merasa sudah berusaha.
Aku sedih melihatnya begitu, sekaligus sakit hati. Mungkin aku bukan orang yang nyaman untuk dia mengungkapkan masalahnya(?) sehingga dia tidak mau bercerita padaku, nanti jika dia selingkuh lagi alasannya kurang perhatian dll. Bagaimana aku bisa perhatian, aku sudah berusaha melakukan yang aku bisa tapi dia sudah menghalanginya di pintu masuk sehingga aku tidak bisa masuk.
Makin nggak nyaman rasanya pernikahanku.
0 notes
Text
Aku bukannya tanpa usaha untuk kembali percaya dan mencintai lagi di hubungan ini. Bahkan saking usahanya aku sampai nggak bisa menarasikan gimana berusahanya aku, dialog-dialog yang aku lakuin ke diri aku sendiri, dll. Aku udah lari dari dulu kalau aku nggak mau berusaha, tapi nyatanya engga kan? aku masih berdiri disini.
Aku bukan semata-mata sengaja buat nggak percaya, engga. Akupun mau percaya, bahkan akupun mau lupa sama semua kejadian menyakitkan itu. Aku nggak berniat menyakiti kamu kalau aku share perasaan dan kondisiku saat ini, sama sekali nggak ada niatan buat nyakitin atau menghakimi. Aku cuma mau dibantu aja, aku pikir dengan kamu tau kondisiku saat ini kamu jadi tau harus gimana bantuin aku. Aku nggak tau harus minta tolong ke siapa untuk masalah ini. Aku pikir cuma kamu yang bisa nolongin aku dan kita, karena ini bermula dari kamu. Kamu masih jadi sosok yang sama bagiku, orang yang paling aku sayangi pun juga orang yang paling bikin aku sakit. Terus aku harus gimana?
Kamu mau aku gimana? menjalani rumah tangga seolah-olah tidak pernah terjadi apapun? Aku sudah seberusaha itu, tapi kadang aku chaos sendiri. Aku nggak boleh terlihat chaos? ya Allah. Susah kali lah hidup jadi aku haha.
0 notes
Text
Entah sejak kapan, malam terasa mengerikan untukku. Tiap menutup pintu kamar dan mendapati aku harus tidur malam, aku sangat takut. Takut karena aku akan merasakan berisik di kepalaku, rasanya tidak nyaman sekali, ingin meremukkan kepalaku karena siapatau itu bisa menghilangkan semua pikiran ini.
Sepanjang malam aku hanya duduk terdiam di sisi kasur sambil melihat anak-anakku tertidur. Menangisi nasibku yang tak berani keluar dari keadaan ini walaupun sudah babak belur rasanya menjalani. Aku tak bisa mengendalikan diriku sendiri, aku juga tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa. Aku pikir aku bisa "pulang" kepada ibuku, tapi ibuku pun memintaku bertahan.
Aku bahkan tidak berani datang kepada sahabat-sahabatku lagi, mereka orang yang baik padaku tapi aku tak berani membuat mereka sedih lagi dengan keputusanku untuk tetap bertahan.
Tolong, aku sangat lelah. Semoga saat aku tidak ada, orang yang utama menyakitiku melihat tulisan-tulisanku ini. Supaya ia tahu sehancur apa aku dibuatnya tapi aku masih berusaha tersenyum di depannya. Jika waktu bisa diputar kembali, hal yang tak mau aku lakukan adalah menikah dengannya.
0 notes