#catatanoktober
Explore tagged Tumblr posts
Text
Terkadang terlalu cepat menarik kesimpulan, seolah kita tahu apa yang terbaik. Saat sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, ada rasa kecewa yang muncul. Padahal mungkin keputusan yang terasa tidak baik adalah cara-Nya melindungi kita dari sesuatu yang tak kita pahami.
Dalam setiap kejadian, entah kita anggap baik atau buruk, ada rencana besar-Nya. Mungkin hanya melakukan riset sederhana, berharap segalanya sesuai harapan. Namun, ketika hasilnya berbeda, sering kali terjebak dalam asumsi dan ekspektasi.
Saya sadari, menemukan kelapangan hati butuh waktu. Itu tidak datang tiba-tiba. Ketenangan hati rupanya muncul ketika terus belajar percaya, bahwa apa pun yang terjadi adalah kehendak-Nya. Ini bukan tentang cepat memahami atau menerima, tetapi tentang proses terus-menerus untuk melatih hati agar tetap tenang.
Pada akhirnya, saya kembali diingatkan bahwa ini adalah perjalanan. Latihan sabar, latihan percaya. Mungkin tidak mudah, tapi di situlah proses menemukan ketenangan sejati, perlahan, dari dalam diri sendiri.
| 13 Oktober 2024 |
35 notes
·
View notes
Text
Kadang-kadang, dalam proses, harus berhenti sejenak untuk merenung. Merenung tentang diri sendiri, tentang kelemahan yang dimiliki. Dan, pada saat-saat seperti itu, tak ada salahnya untuk mengakui bahwa kamu tidak bisa. Bahwa tidak semua hal bisa kamu kuasai.
Kelemahan itu adalah bagian alami dari diri kamu sebagai manusia. Mereka adalah jejak yang menandakan bahwa kamu hidup, bahwa kamu belajar, bahwa kamu berkembang. Namun, terkadang, lupa akan hal ini. Terlalu sering berusaha untuk menjadi segala sesuatu bagi semua orang. Terlalu sering mencoba untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal.
Tapi tahukah kamu, bahwa itulah yang bisa membuat lelah? Terlalu banyak beban yang dipikul, terlalu banyak ekspektasi yang dihadapi. Dan, pada akhirnya, mungkin merasa terjebak. Merasa terjebak dalam ekspektasi orang lain, dalam harapan untuk selalu memberikan yang terbaik.
Mungkin saatnya juga berhenti bertumpu pada orang lain. Saatnya mulai memahami bahwa tidak semua orang bisa diselamatkan, tidak semua masalah bisa diselesaikan. Hanya manusia biasa dengan keterbatasan diri sendiri. Kamu harus mengingat untuk merawat diri sendiri, untuk memahami kelemahan, dan untuk mencintai diri apa adanya.
Jadi, jika ada saat-saat di mana merasa lelah, di mana merasa tidak mampu, itu adalah hal yang wajar. Kamu tidak harus selalu kuat. Kamu boleh mengakui kelemahan, dan boleh meminta bantuan jika diperlukan. Boleh merenung, boleh merawat diri sendiri, dan boleh tumbuh dari pengalaman itu.
Jadi, tidak apa-apa kamu sedih dan menumpahkan segalanya hanya kepada-Nya. Dia yang mengertimu lebih dari apa yang kamu harapkan. Lalu, Ingatlah, hidup ini adalah perjalanan, bukan perlombaan. Tidak harus menjadi sempurna, hanya perlu menjadi diri kita sendiri. Dan itu sudah cukup. - 3 Oktober 2023 -
12 notes
·
View notes
Text
Ada satu kalimat seseorang yang terngiang-ngiang, sebuah kalimat nasihat yang akhirnya membuat saya merenung panjang setelahnya.
Saya memahami bahwa feedback adalah hadiah, terlebih jika diucapkan oleh orang terdekat kita. Hanya saja kadang waktu dan cara yang tidak tepat.
Kita tidak pernah tahu seberapa besar tantangan yang dihadapi orang lain sampai kita pernah berasa diposisi tersebut. Kita hanya bisa menilai dari luar. Kita menjadi sok tahu dengan pilihan orang lain, padahal asumsi kita tak berlandaskan apa-apa.
Apabila dikatakan bahwa orang yang berilmu adalah orang yang semakin merasa bodoh ketika belajar, maka seyogyanya kita pun akan semakin berhati-hati dalam memberikan komentar, tidak memberikan judgment atas kehidupan orang lain.
Apa yang terlihat mungkin hanyalah 0,0001 % dari kenyataan yang sesungguhnya. Tentang pilihan setiap orang, kalau dirasa tidak tepat, kita punya ruang untuk mendoakan - Bandara Supadio, 13 Oktober 2023 -
9 notes
·
View notes
Text
Tentang sebuah amanah yang tak berkesudahan maka bersyukurlah..
Tentang sibuk yang tak ada jeda, nikmatilah,
Tentang hidupmu yang selalu disibukkan dengan pikiran umat, bangsa, dan Negara maka berikan apresiasi kepadanya!
Alhamdulillah jika Allah masih memilih kamu untuk menjadi salah satu bagian dari pilihan-pilahan tersebut. Menyambut seruan dengan lillah. Allah masih memberikan kepercayaan untuk terus bergerak. Ingat, menggapai syurga itu memang bukan dengan santai.
Maka ketika kelelahan itu menghampiri, tuntutan dipihak lain juga senantiasa meminta untuk diselesaikan, kembalilah kepada-Nya, memohon kemudahan.
Resapi lagi QS Muhammad:7
“Jika kamu menolong agama Allah niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”
Kemudahan akan selalu ada jika keyakinan itu besar! Seperti halnya kita punya Allah yang maha Besar dan Penolong!
171 notes
·
View notes
Text
Amalan.
Sesungguhnya semua amalan yang dilakukan akan ada balasannya, bergantung dari tingkat perjuangan dalam mengamalkannya. Namun kadangkala diri ini terluput, melakukan amalan karena mengharap balasannya segera. Dunia bukanlah tempat yang tepat dan pantas bagi amalan-amalan akan tetapi akhirat lah tempat terbaik balasan bagi seluruh amalan. Tempat yang abadi.
Lakukanlah sebuah amalan karena Allah mencintai amalan tersebut bukan karena janji dari amalanya, jangan sampai karena faktor tersebut amalan jadi berkurang nilainya.
Maka seyogyanya yang membuat diri kita semangat melakukan kebaikan adalah karena Allah SUKA bukan karena janji BALASAN dari Allah. Sebab kita telah yakin bahwa Allah adalah pencipta yang tak akan pernah mengingkari janjiNya dan memberikan pertolongan kepada hamba-Nya.
Yogyakarta, 15 Oktober 2019
17 notes
·
View notes
Text
Refleksi Sumpah Pemuda dari Pengukir Sejarah
Ialah Pemuda harapan sebuah bangsa, pelanjut estafet kemajuan suatu negara, dan harapan seluruh masyarakat. Powernya yang mengkilau menyimpan banyak dukungan dari berbagai lini, meski tak sedikit yang berusaha meredupkan berbagai pergeraknnya. Semangatnya yang selalu menggelora tak pernah padam, kecintaanya pada agama dan negerinya adalah jawaban dari pertanyaan “kenapa kamu mau pusing, berlelah-lelah”?
Semua mengambil peran, dari yang memilih turun ke jalan, terjun ke masyarakat, membentuk komunitas pendidikan maupun sosial, menjadi penyeru kepada kebenaran, menciptakan karya-karya baru dibidang teknologi, menyampaikan ide di berbagai forum, hingga kembali ke daerah membangun desanya dll. Mereka adalah pemuda yang tak tingal diam namun memilih jalan berbeda untuk berkontribusi. Menuju sebuah cita-cita besar memang perlu strategi dan peran berbeda dari setiap manusia. Yang menjadi pertanyaan adalah “sudahkah saya menjadi salah satu bagian dari itu”. Selanjutnya kita kan menyelami kisah heroik dari para pemuda pengukir sejarah, sesuatu yang membuat kita mungkin malu karena belum bisa berbuat apa-apa.
Syaikh Musthafa Al-Ghayalini dalam Idzatu'n-Nasyi'in mengatakan, "Sesungguhnya di tanganmulah (kaum muda) persoalan umat dan dalam kebangkitanmulah kehidupan (masa depan) suatu bangsa."
Pada Kongres Pemuda-Pemuda Indonesia, 27-28 Oktober 1928, 91 tahun silam yang lalu dalam pidatonya, Moh Yamin menyerukan pentingnya peran serta pemuda. Tokoh pergerakan pemuda ini berujar, "Di manakah tempatnya pemuda Indonesia di tengah-tengah kebangsaan dan persatuan Indonesia? Dengan pendek kita dapat menjawab, 'Tempatnya tiada sekali-kali di luar atau di pinggir daerah persatuan dan kebangsaan, melainkan di tengah-tengah persatuan kita, kalau tiada menjadi pusatnya.' Maka kunci dari semuanya adalah kolaborasi dalam karya.
Sebagaiman sebuah sumpah yang agung, maka cerminannya adalah para pengukir sejarah. Kita kembali memaknai sumpah pemuda dari yang sungguh memantik perhatian. Ketika sumpah pemuda yang menggagas sumpah nasionalisme, yang hanya terbatas pada tempat tertentu , maka dalam Islam, rasul telah menjelaskan bahwa ada sumpah yang sangat agung dibanding sumpah pemuda, yaitu bersumpah penghambaan hanya kepada Allah saja. Sebuah kalimat yang teguh, kalimat Tauhid, kalimat yang menjadikan orang-orang yang mencetak sejarah, pemuda-pemuda yang mengubah sejarah, pemuda-pemuda yang rabbani, mencetak pemuda harapan dunia.
Aqidah mempersatukan hati-hati orang mukmin,jika kita lihat proses tarbiyah Rasulullah bagaimana ketika beliau mempersiapkan para pemuda dengan aqidah yang benar, karena memang generasi mereka yang akan memegang tampuk kepemimpinan kedepan. Lihat saja bagaimana pada usia 8 Tahun Ali bin Abi Thalib sudah mengikuti proses tasfhiyah(pemurnian aqidah), dan tarbiyah (pendidikan). Suatu saat menjadi khalifah besar. Arqaam bin Abil Arqam pada umur 12 tahun, Abdurrahman bin Auf , Usamah Bin Zaid yang baru berumur 19 tahun diamanahkan memimpin perang melwan Romawi, Mu’adz bin “Afra” dan Mu’adz bin Amru bin Al Jamuh yang membunuh pemimpin kafirin Abu Jahal pada perang Badar, atau Ibnu Umar yang meminta dimasukkah pada pasukan perang padahal umurnya baru 13 tahun
Itulah potret generasi pemuda yang disatukan oleh aqidah, berlanjut pada zaman setelahnya, Umar bin Abdul Aziz yang menjadi khalifah saat umur 37 tahun, dan diyakini sebagai khalifah rasyidah. Imam Syafii yang pada umur 11 tahun sudah mengajar dan dimintai fatwa, Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani yang saat muda menghafal kitab-kitab dan dipercaya menjadi qadhi saat usia muda. Dan menorehkan penanya dalam kitab sangat berharga yaitu Fathul Baari. Generasi terus berlanjut, Muhammad Al Fatih yang saat itu berumur 21 tahun dikisahkan membebaskan konstantinopel ,meruntuhkan imperium romawi timur,seperti yang dijanjikan rasulullah
Dan orang-orang tersebut telah dicatat sejarah, dengan sumpah yang paling agung, melebihi sumpah apapun. Pemuda-pemuda yang namanya mendunia, pemuda-pemuda yang berkarya dan karyannya dapat dirasakan sampai sekarang. Sebuah ikatan yang dibangun datas dasar aqidah, melebihi kepada ikatan kerabat, keluarga, bangsa, dan juga Negara.
Sumpah Pemuda, mengajak kita berpikir, bahwa pentingnya peran pemuda, mengingat bahwa ternyata ada sumpah yang jauh lebih agung, tidak hanya terbatas pada suku, bangsa,dan wilayah tetapi sumpah kepada sebuah kebenaran. Melihat generasi-generasi lalu, agaknya kita dapat mengambil pelajaran, bahwa peran pemuda sangatlah penting. Sampai-sampai nanti Allah akan mempertanyakan usia muda kita dihabiskan untuk apa?
Rasanya kita harus merenungkan perkataan dari imam Hasan Al-Banna: “wahai pemuda perbaruhilah iman, kemudian tentukan sasaran dan tujuan langkah kalian. Sesungguhnya kekuatan pertama adalah iman, buah dari iman adalah kesatuan, dan konsekuensi logis dari kesatuan adalah kemenangan yang gemilang. Oleh karenanya berimanlah kalian, eratkanlah ukhuwah, sadarilah, dan kemudian tunggulah datangnya kemenangan.
Yogyakarta, October 28 th 2019
10 notes
·
View notes