#catatanhasna
Explore tagged Tumblr posts
Text
Tentang Ponsel Baru Bapak
Ternyata setelah jadi dewasa itu adalah saat kita lebih bahagia ketika keluarga bisa punya sesuatu yang lebih dari yang kita punya.
[sebuah tulisan yang bakal ditulis dengan bahasa santai, tidak seperti biasanya, karena sebenarnya ini draft Whatsapp story yang ingin aku arsipkan di sini. Juga mohon maaf untuk bahasa campuran Inggris-Indo ini, karena ya begitulah bahasa sehari-hariku di sosial media haha]
-
Aku punya ponsel Samsung, dan bapak beli ponsel baru yang lebih bagus dari Samsung untuk modal usaha, terus tutorial ke aku dan kita sama-sama bingung. Lucu, tapi terharu.
Sepagi tadi, apakah wajar jika harus menangis karena akhirnya bisa video call dan menatap orang tua serta adik-adik dengan tatap muka. Juga berkenalan dengan kucing rumah, setelah sekian lama. Namanya Cimut. Kucing imut.
-
Tanpa bermaksud sombong atau menjual kisah menyedihkan, aku ingin sedikit bercerita. Bahwa orang yang tahu keluargaku pasti akan berkata bisa menyekolahkan anak sampe sarjana aja itu "gak mungkin". But, we did it. Sedikit lagi, yas.
Semua orang punya caranya masing-masing. dengan uang beasiswa yang terbatas, yang orang gak tau, aku merasa harus belajar hidup bijak. Kerasa banget harus mendisiplinkan diri buat hidup di tanah rantau.
-
Sejak juni 2022 akhirnya bener-bener mulai manajemen uang, belajar dikit-dikit dari Zahid (aduh maaf hanif, bawa-bawa nama biasmu hehe).
Sampe bisa mempertahankan pengeluaran bulanan 1 juta per bulan (selain uang kostan). Biar apa? biar bapak gak banyak ngirim tambahan uang, dan uangnya buat biaya hidup di rumah.
Berjalan 1 tahun, meski sadar diri belum bisa bantu ekonomi keluarga, aku gak nyesel untuk telah bantu membuat ekonomi keluarga lebih stabil.
And i promise, someday, I'll make it as they wish. Aamiin.
-
Nulis setiap pemasukan dan pengeluaran tiap hari gini, sampe temen yang pernah liat aku nulis ini bilang, "kamu serius bisa konsisten nulis gini selama setahun?"
I am wondering.... why not? Ketika itu jadi suatu hal yang kamu wajibkan ke diri sendiri, maka akan jadi suatu hal yang gak kerasa berat buat dijalani.
Sebelumnya, mau jelasin dulu privilege yang aku punya:
di kost ada kulkas, jadi bisa nyetok sayuran atau makanan buat menghemat biaya makan.
ada dapur yang cukup lengkap dan nyaman di kost, jadi bisa masak tiap hari kalo mau.
aku orangnya "enakan", kalau lagi pengen hemat, bisa nolak ajakan makan di luar atau main bareng temen, karena aku rasa pertemanan bisa dipertahankan lewat cara lain (just opini).
Apa lagi ya? haha selebihnya hidup normal, sih.
-
Prinsip yang aku pegang:
💰BIJAK itu bukan berati PELIT. Tapi bijak itu tau harus menempatkan sesuatu di mana. Misal kalau masalah pengeluaran, itu wajar kok buat beli baju atau sepatu baru demi kebutuhan. Karena itu butuh. Kalau aku pribadi, karena pengen tetep mertahanin anggaran, aku makan dengan masak sendiri selama 1 - 2 minggu demi nabung beli sepatu baru. Haha it's works.
🥘 SEHAT itu gak harus MAHAL. Masak sendiri bukan berarti gak sehat juga karena kekurangan lauk. Karena kalau ada cukup waktu, we can cook same things as the restaurant can do.
📑 Nulis pengeluaran tiap hari? Biasanya aku 4-7 hari sekali. Biar gak lupa gimana? Foto setiap makanan yang kamu beli. Buat direkap tanggal sekian kamu makan di mana, ngeluarin berapa. Chat temen juga membantu buat liat riwayat kamu tanggal sekian ke mana dan inget ngeluarin uang beli apa.
✅ Mungkin ada hari di mana kita ngerasa kok pengeluaran hari itu banyak banget. Nah kalo dicatat kayak gini kita bakal paham kalo ada juga hari di mana kita ngeluarin sedikit uang. Jadi saling menutupi gitu.
Sekian ocehan di hari minggu ini. Setiap orang pasti punya cara tersendiri. Jadi cuma pengen cerita aja. Selamat melanjutkan aktivitas.
1 note
·
View note
Text
KALEIDOSKOP
Januari yang beranjak menuju februari, berjalan menuju Maret, hingga April dan tibalah Mei. Dua ribu dua puluh satu masih tahun yang berkesan.
Awal perjalanan yang disambut hangat. Semangat membara untuk mengabdi pada semesta. Menjalani hari-hari libur semester dengan lebih bermakna. Satu, dua, tiga langkah kususun demi menghadapi hari-hari selanjutnya. Suatu keputusan besar harus berani kuambil, dengan segala resikonya; aku bukan lagi anak-anak.
Februari yang dingin, sedingin semesta yang mulai meniupkan angin. Musim hujan tiba. Sayang, selain air dari langit adapula air dari mata yang turut membasahi hari-hari di Februari. Kecemasan akan kegagalan, malam-malam yang harus dihabiskan sendirian. Disapa pagi dengan mata berkunang setelah begadang. Aku bertemu seseorang yang keren, memberikan suatu makna: mulailah dengan apa yang kau punya.
Maret, aku bimbang apa tujuan dari jalan yang aku tempuh. Kegagalan terbesar adalah ketika harapanku dipatahkan kenyataan: kamu harus belajar lebih banyak lagi untuk pantas menerima ini. Itu, saat-saat aku benci semuanya. Aku seperti semut tak berdaya yang terinjak bapak tua berbadan gemuk.
Malam-malam hancur yang aku habiskan bersama dengan soal-soal fisika yang aku tak paham. Aku, benarkah tersesat disini??
Lalu, dijalani hanya setengah hati. Dan seperti dugaan hasilnya sangat jauh dari harapan. Kegagalan kedua, lengkap sudah. Kucoba lagi berkarya, tapi tibalah kegagalan ketiga. Berhari-hari aku habiskan dengan bertanya "aku, salah apa?". Untunglah, air mataku tak bisa tumpah. Aku malu pada ayah, ibu dan negara ini yang sudah memberikan biaya untuk bersekolah.
"Halah, gitu aja mau nyerah. Dasar payah!" Satu sisi diri ini mendebat, mencemooh kepayahan yang hampir saja tumbuh dalam jiwa raga.
Saat kubuka mata, Mei tiba. Ia menyodorkan sapu tangan. Seakan berkata "tak apa, kita mulai lagi saja ya. Mau kan?"
Semua yang terjadi di lembar kehidupan yang lalu adalah pelajaran. Saat aku mau melompati itu, ternyata tidak bisa. Karena hidup bak anak tangga yang memang harus dijalani satu persatu.
Terimakasih aku, kamu dan semuanya...
Setiap yang dilalui adalah berharga. Kegagalanmu adalah sumber belajarmu, salahmu adalah acuan agar tak mengulanginya lagi di masa kini. Dan harapmu yang sampai saat ini tumbuh adalah sumber kekuatanmu untuk melangkan lagi.
Sumber gambar: pinterest
0 notes
Text
Tujuh Juli
Saat beberapa makhluk Bumi berlindung dibalik kata "bukan prioritas", sebagai orang yang lebih banyak amanah dan kegiatan kadang aku ingin berkata:
Sibukmu belum seberapa dibanding orang disekitarmu yang masih bisa bagi waktu sana-sini, harusnya bisa lebih menghargai tanggungjawab dan bukan lari. Harusnya kamu mendekat pada mereka yang punya pembagian waktu yang lebih baik.
Karena ya kalau sembunyi terus, kapan mau belajar dan melihat dunia luar.
#catatanhasna
0 notes