#cara mendapatkan buku nikah untuk istri kedua
Explore tagged Tumblr posts
Text
YANG TERPECAYA, Call 0812-8927-8201, Baca Poligami Sunnah Rasulullah SAW KH. Hafidin
KLIK https://wa.me/6281289278201, Buku Poligami Dalam Islam Di Indonesia Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Lengkap Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Versi Indonesia Coach Hafidin, Buku Poligami Sejuta Makna KH. Hafidin, Buku Fikih Poligami Versi Terbaru Coach Hafidin
Jl. Jalumprit tonggoh RT/RW 04/01 Desa. Waringinkurung Kecamatan. Waringinkurung Kabupaten. Serang Provinsi. Banten Kode Pos. 42453
(Depan Masjid Nurul Ibad)
Langsung OWNER 0821-2237-8089
https://www.instagram.com/coach.hafidin/
#poligami#poligamiadalahtakdir#poligamibertauhid#poligamibahagia#poligamiberkah#poligamidalamislam#poligamifamily#poligamigayahidupku#poligamihalal#poligamiharmoni#contoh buku nikah istri kedua#poligami contoh kk istri kedua#cara mendapatkan buku nikah untuk istri kedua#buku nikah ada 2#syarat nikah istri kedua di kua#surat izin poligami dari pengadilan agama#surat izin poligami#jasa pengurusan poligami
0 notes
Text
Gagal Menikah Atau Ditinggal Menikah?
Mari rapatkan barisan untuk kalian yang sedang atau pernah di patahkan hatinya. Tentang gagal menikah atau ditinggal menikah. Keduanya intinya sama, TIDAK JADI MENIKAH eehh ditinggal pas sayang-sayange. Hanya kasusnya saja yang berbeda. Sudah bukan hal yang asing jika saat ini banyak yang mengalami patah hati terberat. Mengagungkan sebuah harapan menemukan cinta sejati, ujungnya kandas di tengah jalan. Ada yg ditinggalkan karena tidak mendapatkan restu orang tua, ada yang ditinggalkan karena profesi, ada yang ditinggalkan karena terlalu lama menggantung kepastian, ada yang ditinggalkan karena jarak jauh, ada yg tidak dijadikan pilihan walau sekian lama telah lama menjadi tujuan. ☺️🤗 Sejenak mari kita tarik nafas, dan tersenyumlah. Bahwa dasarnya perihal jodoh tak bisa kita paksakan, itu sudah paten campur tangan Tuhan telah menentukan siapa yg sesuai kebutuhan batinmu dia yg alah hadirkan menjadi jodohmu, dan dia yg hanya menjadi kekaguman atas keinginanmu akan dipisahkan dan dijauhkan dari hidupmu. Menghargai sebuah komitmen itu sama halnya ibadah istiqomah, karena sekali terabaikan akan ada celah masalah masuk di dalamnya. Semuanya akan mengalami ujian terberat dalam hidupnya, semua manusia akan menjalani ujian yang sama, hanya saja waktunya yang berbeda. Hari ini kita di uji kehilangan buku yang sangat berarti, lusa bisa jadi teman kita kehilangan secarik kertas. Bagi kita mungkin nilai buku lebih berharga dari pada secarik kertas. Disini kita harus paham tingkat berartinya orang berbeda2. Buku kita mungkin isinya catatan pelajaran, sedangkan secarik kertas itu adalah akta kelahiran. Sampai sini paham? Bahwa hidup selalu sawang sinawang, masalah yg dialami temanmu yg terlihat sepele bs jadi cara penyelesaiannya butuh cara dan kekuatan lebih besar dari masalah kita, dan meskipun ujian kita lebih ringan, belum tentu org lain mampu menyelesaikan masalah kita. Kenapa? Karena Allah menguji hambanya sesuai batas kemampuan.
Mari kita lanjutkan pada topik awal setelah kalian paham dengan tingkatan ujian. Jika sudah paham maka kita sudah pantas naik kelas. Tidak ada yang instan, di dunia ini semuanya butuh proses mencapai kemakmuran. Bagaimana cara kita ikhlas menerima kenyataan kegagalan membina sebuah hubungan? Saya sampaikan sebuah pesan pada kalian, selama kalian diberikan kesempatan untuk bernyawa maka tidak ada yang namanya kegagalan. Yang selama ini kita anggap gagal sebenarnya itu proses pembelajaran agar di depan kita sudah sedia kekuatan yg lebih untuk menjadi manusia tangguh sekaligus harus dihempas badai di ombang ambing ombak. Yang kalian katakan gagal tadi, biasanya tidak hanya terjadi sekali atau dua kali. Bahkan berkali2 terjadi pada org yg sama. Itu mengapa kita pernah menjumpai ada orang yang bercerai dan menikah berkali2. Bagaimana rasanya gagal menikah bersama orang2 yang sudah kita harapkan hidup susah bahagia bersama, yang bertahun2 sudah saling tau kelebihan dan kekurangan masing2? Rasanya pasti sangat menyakitkan. Rasa percaya pada dirimu sendiri hilang, trauma akan cinta itu pasti, kamu tau tidak semua orang jahat tapi saat orang berniat baik dan segera memintamu, kamu sendiri yg mundur dan merasa takut kembali mengalami sakit, kemudian menghabiskan waktu dan bersenang2 agar bisa melupakan sakit itu, tapi akhirnya kesenangan itu berujung pada masalah baru, kau sudah siap memulai hati yang baru tp kondisi financialmu memburuk karena tak sadar entah berapa yg telah kita habiskan untuk bersenang2 melampiaskan tekanan demi hiburan sementara.
Berpisah karena restu orang tua. Semua orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya, begitupun kita suatu saat jika menjadi orang tua pasti menginginkan hal yang sama. Menjalani ikatan hubungan tanpa restu dari orang tua sangat tidak menyenangkan, sekalipun kita dan pasangan saling mencintai. Dua pilihan yang mungkin bisa kau lakukan, pertama berpisah demi orang tua selanjutnya kamu akan mengalami kehilangan yang mendalam tapi suatu saat kau bisa sembuh. Mungkin keputusan pertama ini kamu merasa bahwa orang tua yang tidak memberi restu adalah manusia egois. Asal kalian tau, orang tua lebih tau apa yg bisa membuat anaknya bahagia atau kecewa pada akhirnya, mereka punya perasaan peka antara batin seorang ibu dan anak. Bagimu mungkin salah orang tua demikiam, tidak memberi kesempatan dulu untuk membuktikan bahwa kalian mampu hidup bahagia bersama. Ya salah memang, tapi sekuat apapun ujungnya kau yg salah jika ngotot. Kau hanya orang yg baru saja dikenal, sedang orang tuanya adalah manusia yg sudah sedemikian rupa membesarkan anaknya.
Kedua, kalian bisa saja melanjutkan hubungan di pelaminan tanpa restu orang tua. Ada resiko baik dan buruknya jika kau lanjutkan. Baiknya mungkin suatu saat hati orang tua menjadi luluh, hingga hadir memberikan restu setelah melihat cucu. Kemungkinan yg tidak membuat nyaman adalah orang tua itu acuh kepada keluargamu, bahkan mungkin saja dia tetap melindungi anaknya tapi kamu harus terima kenyataan jika seandainya kamu orang yg tak punya hal untuk di banggakan, kamu bisa menjadi menantu yg selalu di remehkan. Apa yg harus dilakukan jika sudah begini? Nasi sudah menjadi bubur, tidak ada hal lain selain kamu sabar seterusnya. Karena pada dasarnya batuk bs di obati, tapi watak akan selalu ikut terbawa mati.
Gagal menikah karena Profesi. Di indonesia membanggakan insan yg berseragam dan berprofesi itu hal yang lumrah. Selain katanya terlihat enak di pandang, hidupnya terjamin, mereka pasti di segani. Tidak begitu juga, kita harus pandai menyelami hati. Yang punya pemikiran seperti demikian bisa jadi mereka orang yang terbatas pengetahuan tentang pendidikan dan karakter seseorang. Andai saja mereka tau yang berseragam tidak sedikit yang punya banyak hutang, ada juga yg punya segudang selingkuhan. Karena profesi kadang martabat seseorang langsung menurun drastis. Banyak perempuan tanpa malu mengirim pesan pada pria2 yg berseragam, tidak peduli dia jelek, muda, tua bahkan tak peduli sekalipun punya pasangan atau belum. Ambisi banyak berapi2 dari sini, berlomba2 menarik perhatian dg berbagai cara modern hingga yang klasik. Yaaa, mulai sebatas say hello hingga bertukar nomor whatsapp. Ada sebagian yg memang menjaga kesetiaanya tak peduli apapun yg berupaya menggodanya, ada pula yang memang care dengan semua orang hanya ingin menghargai membalas untuk menambah teman, ada juga yg memang suka mempermainkan kesempatan untuk di maafkan. Ketiga profesi menjadi iming2 menggiurkan menjanjikan masa depan, maka akhirnya pasangan yg lama ditinggalkan. Pandangannya seketika dibutakan, maklum jika hanya profesi yg di pandang kadang mereka tertipu profesi gadungan 😂 sudah bangga diajak foto studio ternyata hanya samaran. Ketika berkenalan dg orang yg memperlihatkan profesi harusnya harus tau segala macam pengetahuan di baliknya.
Ditinggalkan karena terlalu lama menggantung tak segera memberi kepastian. Banyak memberi janji akan bukti tapi tak kunjung juga menampakkan sesuatu yang pasti. Tak hanya terjadi dikalangan artis, di kalangan manusia biasa juga banyak terjadi. Pacaran lama dengan siapa, ujung2nya nikah sama siapa. Kalau sudah begini siapa yang salah? Ya kita simak dulu, tidak perlu mencari letak kesalahan, yg utama kita harus lihat situasi dan kondisi yang terjadi. Ada yang menjalin hubungan sejak di bangku sekolah, kemudian lulus terpisah demi masa depan dan cita2. Awal mencapai masa depan mungkin ada kontrak2 tertentu yg harus terpenuhi, misal tidak boleh menikah selama 3 tahun selama ikatan dinas, jika kita sebagai perempuan yg setia ya sudah kita sabar menunggu hingga waktu 3 tahun itu tiba. Ketika 3 tahun itu sudah tiba coba tanyakan bagaimana kelanjutan hubungan kalian, tidak ada salahnya meminta bukti melamar dulu sebagai tanda keseriusan. Kadang mereka yg pasangannya abdi negara kadang 5 tahun blm bisa menikah ya ada, kendalanya mungkin mereka harus dikirim penugasan. Selama komitmen masih baik2 saja ingin setia ya silahkan tetap berjalan. Tapi jika ditengah2 perjalanan dirasa tidak sehat, muncul masalah2 yg membuat kepercayaan hilang dengan hal2 yg kamu tau dg mata kepalamu sendiri, kamu tidak bersalah jika pada akhirnya pergi dan memilih laki2 yang benar2 siap menjadikanmu istri. Ingin segera menikah terutama untuk wanita adalah hal mulia, ingin menjaga diri dan mencegah bertambahnya banyak dosa. Jika ada yg datang kepadamu dan siap atas segala kurang lebihnya silahkan. Selama apapun kamu menunggu manusia yg tidak bs memberikan bukti kepastian, dan saat itu banyak yg datang memintamu itu sudah tanda bahwa yg lalu bukan jodohmu. Dan teruntuk laki2 yang berusaha mengajak perempuan menikah tp pihak perempuan menolak dengan alasan masih ingin bekerja, masih kuliah, tinggalkan saja.. dia blm cukup dewasa untuk kau perjuangkan, dia hanya ingin di mengerti tanpa mau mengerti. Padahal, ketika laki2 memutuskan untuk menikah tak peduli wanita itu masih kuliah atau bekerja, dia pasti paham apa tanggung jawabnya. Lanjut kuliah pasti dan itu akan otomatis beralih ke tanggung jawabmy sebagai lelaki. Hal demikian hanyalah penolakan halus karena sebenarnya dia masih ingin menghabiskan waktunya bersenang2 dengan teman2nya.
Ditinggal karena orang ketiga? Semua masalah diatas pada ujungnya terhubung pada orang ketiga. Disini kita hanya perlu banyak belajar saling memahami. Sering merasa terdzolimi ketika di selingkuhi. Kita tidak sadar bahwa sakit yg kita alami penyebabnya adalah kita sendiri. Kemungkinan kita yg kurang baik menjadi pasangan hingga akhirnya dia berpaling, atau.. bahkan kita terlalu baik hingga mudah terbodohi. Lalu seperti apa yg harusnya kita jalani? Melakukan versi terbaik sesuai caramu. Tak perlu mengekang karena semakin kau genggam pasir bukan semakin utuh tapi semakin lepas menyerobot paksa di sela2 jari. Kau kekang seperti apapun kalo dia tidak dewasa maka akan tetap lari. Dan mau kau bebaskan seperti apapun jika dia dewasa maka dia tau cara menjaga dan menghargai pasangannya. Kebosanan itu sering muncul karena penekanan, dan kerinduan itu selalu muncul karena pondasi kepercayaan. Ketika penekanan kita berikan maka pikiran semakin kacau, prasangka buru menyelinap. Namun ketika kepercayaan itu selalu tumbuh yg kita pikirkan selalu hal yg baik2, segala kenangan tentang kebaikannya secara utuh muncul kepikiran kita.. hingga menjadi kerinduan. Setelah kerinduan itu terpendam, ketika pertemuan datang disanalah mungkin rasa sayang dan cinta dua insan kian bertambah.
Teruslah berusaha memberi yang terbaik meskipun kau tak tau seperti apa pada akhirnya yang kau terima. Nyatanya jika kau sudah baik namun yg kau terima adalah kecewa, penghianatan, hingga kehilangan, percayalah.. bukan kau yg kehilangannya tp dia yg kehilangan permata sepertimu. Tenang saja saat itu dia berpikir yg dia pilih lebih baik darimu, dia tidak sadar bahwa semua manusia itu sama. Kau punya kecerdasan, kesopanan, kesetiaan walau fisikmu biasa saja. Tapi yg dia pilih juga punya kelebihan fisik yg indah, lembut tapi mungkin dia tak punya kemandirian. Semua sama, ada plus minusnya. Jika tak pandai bersyukur ya begitulah manusia, tidak akan puas dan selalu merasa kurang. Andai saja mereka paham hakikat manusia disatukan utamanya untuk saling melengkapi satu sama lain. Dan hanya manusia yg pandai bersyukur yg tidak akan memandang seseorang dari kelebihannya, melainkan lebih dahulu dia melihat kekurangannya kemudian dia rawat dengan baik, terjaga hingga dijadikannya kekurangan itu menjadi sebuah kelebihan di setiap pandangannya.
Moral banyak berbicara, jika kau cinta karena lillah terima dulu keburukan2nya, kekurangannya. Karena jika kau terima kurangnya terlebih dulu, suatu saat kau tau kebaikannya meskipun kecil maka yg kau rasakan adalah rasa bahagia. Kebaikannya bagaikan hadiah dan kado special. Namun tak kala ketika kau terima keindahan dan kebaikannya dulu.. tunggu saja.. saat di melakukan kesalahan sedikit saja akan membuatmu kecewa. Kenapa? Ya karena kau biasa lihat baiknya saja. Terbiasa melihat kurangnya pasangan juga akan membuat kita berlatih menjadi orang yang sabar dan pemaaf.
Dalam sebuah kegagalan akibat patah hati terberat, mari kita ikhlaskan. Percayalah tidak lama akan datang dia yg sangat mencintaimu, bangga memilikimu, menjadikanmu bagai manusia yg paling berharga. Tidak perlu berusaha melupakan, yg perlu dilakukan adalah menerima kenyataan. Sibukkan diri dg hal positif hingga menjadikan waktumu produktif, hindari tempat2 yang membuatmu mengingat kenangan, buang semua segala barang pemberiannya atau berikan ke org yg membutuhkan agar lebih berfaeda, banyakin olahraga san ibadah, jangan dengar dan melihat apapun yg membawa perasaanmu kembali, dan jika kau meningatnya sudah menjadi hal yg biasa saja, mulailah membuka hati.
Membuka hati memang harus yang terakhir, tak pantas rasanya jika kau membuka hati diawal dengan tujuan agar bisa lupa, bagiku itu akan menjadi cambuk malaikat. Sama saja kau jadikan anak orang sebagai pelampiasan semata. Untuk yg bermain2 atas perasaan boleh saja, tp jika dia orang yang ingin menjadikan dirimu sebagai penggenap ganjil dalam hidupnya, sama saja kamu memberikan pengkhianatan. Jadi lebih baik sendiri dari pada kau menerima orang dengan harapanmu tapi hanya sekedar kau jadikan pelabuhan sandaran sementara.
1 note
·
View note
Text
Bukan Nikah Mudah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang kembali teman teman terbaikkuuu, yg elweeeys baca tulisanku di blog ini meski absurd, receh, dan sedikit sering unfaedah. Tulis alamat blog kamu di kolom komentar ya, nanti aku baca juga isi blog kamu. hihi
Kali ini mau bahas apa nih bim?
Gini gaeess, kali ini aku mau tjurhaat, dikiiit aja. Ga panjang tapi baik untuk kesehatan jiwa haha.
Jadi gini, duluuuu masa-masa SMA, sejak awal di kenalin dengan berislam secara kaffah, belum ada istilah hijrah yang rame dibicarain banyak orang seperti saat ini. Aku rame-rame bareng temen dalam satu lingkaran berusaha memperbaiki aktivitas yang awalnya sering sholatnya bolong, kerudungan yang seringnya sekadarkerudungan, puasa cuma di Ramadhan doang, sedekah pas-pasan, bahkan sampe pacaran iye. *ups
Setelah dikenalin bagaimana kita harus berislam secara kaffah mulai deh tu satu satu dibenerin, ninggalin kebiasaan buruk, tapi gak heboh dengan istilah hijrah. Calm, quiet, karena suliiit cyiin, u know lah, anak SMA duit pas pasan buat beli kerudung agak lebar, baju yang agak panjang, ganti celana ketat jadi rok longgar. Kita calm, karena antara sanggup ga sanggup. Ngerasa sanggup karena ada Allah dan gak sanggup karena ngerasa gak kuat. Apalagi minim support ortu wkwk
Semua hal-hal yang aku rasain zaman SMA dulu udah familiar di banyak orang saat ini. Alhamdulilah Allah selalu punya banyak cara. Eh tapi ini juga terjadi pada banyak public figure, artis misalnya. Mereka secara gak langsung brand Ambassadornya. Mengkampanyekan, mengajak orang-orang yang sering memperhatikan a.k.a. fans mereka untuk hijrah.
Mereka gak lagi pacaran ala ala jahiliyah, tapi lebih memilih menikah. Gitu juga tuh dengan beberapa influencer yang “agak sholeh”. Karena mereka gak pacaran jadilah mereka mengkampanyekan menikah, a.k.a. “menikah muda”.
Rame dong ya di mana-mana dibicarain tentang hijrah, menikah mudah, dan segala macam jenis indah menawan aktivitas hijrah lalu menikah. Sampe bermunculan tuh akun akun provokator menikah muda. *ga usah ku sebutinlah ya, pada tau kan?
Tersirat pesan bahwa “berhijrah” adalah cata untuk mendapatkan pasangan yang sholih atau sholihah. Dengan kamu dari yang gak kerudungan terus jadi kerudungan agak panjang, nanti bisa dapet jodoh yang hafidz qur’an. Gitu tu kan kesannya?
Padahal tugas utama saat hijrah gak sekedar itu, jauuuh dari sekedar mengganti aktivitas pacaran menjadi rame rame nikah mudah. Masih ingat gak pembuka tulisan ini? Sanggup ga sanggup ngejalainnya, diem, calm. Karena gak punya duit buat beli baju dan kerudung yang agak longgar, ngebenerin sholat yang bolong, puasa, sedekah, baca qur’an. Beraat, takut gak bisa istiqomah. Karena untuk pake kerudung agak lebar di masa itu kamus pasti dilabelin,
jilbab atau gorden tuh,
baju udah kayak nenek nenek aja nih,
kamu pake rok terus? emang gak cukup kalo pas sekolah aja?
Mana pacarnya? Betah banget jomblo!
Jadi aku sering sebel dengan artis-artis yang hijrah terus nikah, terus rameeee dibicarain dimana-mana, seolah jalan utama hijrah adalah menikaah, anak-anak SMA juga mulai keranjingan pengen nikah –”
Bukan sebel karena mereka hijrah, bukaan. Bukan juga karena mereka nikah, bukaan. Tapi kampanye nikah mudanya tjuuy. Seolah-olah jalan hijrah adalah buat nikah, buat dapet suami yang sholih, istri yang sholihah. Nikah itu gampang, dari pada pacaran mending kamu nikah. Masa iye anak SMA gak boleh pacaran lantas lu suruh nikah. GAK PACARAN BUKAN BERARTI WAJIB NIKAH ESMERALDAA!
Bukan itu solusinya. –”
Oke oke bhaaaiq, tenang bim. Jangan emosi.
Lanjut ni yaaa….
Jadi kemarin, Sabtu 23 Maret 2019, Bimbi Nullah hadir disebuah Talk Show salah satu artis yang “hijrah” lalu menikah. Ya suaminya sholih. Dan saat mereka menikah cukup buat heboh para fans nya. Eks salah satu Girl band di Indonesia. Tau kan?
Duh, tumben bim lu mau ikut gituan?
Haha, sebenernya ada udang di balik batu gaess. Alasan pertama, tiket masuk gak perlu beli, alias dikasi temen wkwk. *modal gratisanAlasan kedua tiketnya VIP, bayangin dong udah gratis VIP pula haha. Alasan ketiga pergi bareng temen, ya kali aku dateng sendiri, mending kerja. *jadi sabtu kemarin ngebolos XD wkwk
Alasan utama tetep karena Allah dong, semoga dapet keberkahan dari kegiatan yang dalam ekspektasiku cuma liat artis doang. XD
Sampai disana jam 8.45, acara udah dimulai juga penuh plus padet, bayangin aja kalau tiket reguler, duduk di pojokan dah. Tema acaranya “Membangun Keluarga Impian”. Acara diselengggarain ZIS nya Daarut Tauhid. Jadi gaees pengisi acaranya gak cuma ada pasangan AA aja, ada Ustadz dan Ustadzahnya juga.
First impression kalo disebutin judul itu adalah tentang bagaimana kamu bisa jadi pribadi yang baik untuk bisa membangun keluarga yang baik juga. Tapi isi acara agak gak nyambung dengan judul. Apalagi dua hostnya yang baper, membawa suasana jadi baper pengen nikah. Kalau di hitung nih mungkin lebih dari seratus kali mereka nyebutin kata “nikah” . Padahal salah satunya masih kelas 3 SMA.
Sampailah sesi pasangan AA naik ke atas panggung, dan ya balik lagi mereka berdua biasa aja, tapi hostnya ituloh, lebaynya minta ampuun. Yang katanya “gak sangguplah”, “kepanasanlah ngeliat tu dua orang”, dia ngebawa suasan jadi baper parah luar biasa.
Mulailah mereka (pasangan AA) cerita gimana awal mereka ketemu, lalu mulai ta’aruf, apa-apa aja do and don’t ketika ta’aruf. Sampai mereka juga bahas tentang menyepakati visi misi dan roadmap hidup pasca menikah. Yang menariknya adalah jauh sebelum ta’aruf dengan suami, istrinya udah mulai ikut Sekolah Pranikah, setelah saat taaruf, suaminya tau bahwa istri udah mulai lebih dulu belajar, dia gak mau kalah, mulai nyusul dengan baca banyak buku tentang munakahat.
Visi misi menikah? Jelas jadi hal penting yang wajib dibahas saat mereka ta’aruf. Roadmap, life plan. Sekelas artis gak punya life plan? Sama aja menghancurkan karir secara perlahan.
Ini nih yang netizen gak pernah tau, bahwa menikah “butuh” persiapan. Juga mereka mempersiapkan diri menuju jenjang pernikahan. Gak asal hijrah ada yg sholihah, hajar men.
Lantas siapa dong pelakunya?
Sepertinya kalian paham siapa pelakunya. Tak lain dan tak bukan adalah akun akun ig penyulut kebaperan yang tak bertanggung jawab. Dengan segala macam jenis postingan yang berisi provokasi untuk setiap yang membaca. Mulai dari foto suami istri yang mesra mesraan lah. Berasa nikah itu tujuannya cuma buat mesraan doang. Hadits hadits rasul. Ngebuat setiap yang baca bawaanya sedih gak nikah nikah.
Dari talkshow mahal yang kudapatkan dengan cara gratisan itu ada banyak pelajaran. *VIP 250 rebu tjuuy wkwk Tentang melihat lebih jauh bagaimana orang lain menjalani kehidupannya. Apa yang terlihat tak pernah benar-benar apa yang menjadi kenyataan. Berpikir positif dan menjadi masa bodo dengan segala macam isi postingan yang tak bertanggung jawab. Lets hijrah and keep be sholihah
Inget ya, hijrah gak sebatas menikah, juga kerudung yang agak lebar, tapi meninggalkan semua perilaku yang Allah dak suka, menuju segala bentuk kebaikan yang bernilai ibadah. Jodoh pasti datang, tinggal minta ke Allah ^^
Terima kasiih
Assalamu’alaikum 😊
12 notes
·
View notes
Text
Hey kamu, ada yang kangen loh!
Sebelum aku bercerita lebih lanjut, aku mau ngasih sebuah kisah dulu nih. Ternyata ada yang kangen loh sama kamu? Masa sih? Serius, baca kisahnya baik-baik ya
Suasana di majelis pertemuan itu hening sejenak. Semua yang hadir diam membatu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi Sayyidina Abu Bakar radiallahu ‘anhu. Itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihi melafazkan pengakuan sedemikian. Seulas senyuman yang sedia terukir di bibirnya pun terungkai. Wajahnya yang tenang berubah warna.
“Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?” Sayyidina Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut pikiran.
“Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan),” suara Rasulullah bernada rendah.
“Bukankah Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah?” kata seorang sahabat yang lain pula. Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum.Kemudian Beliau bersuara,
“Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku. Malahan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka.”
Pada kesempatan yang lain pula, Rasulullah menceritakan tentang keimanan Rasululullah bertanya, “Siapakah yang paling ajaib imannya?” tanya Rasulullah.
“Malaikat,” jawab sahabat.
“Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah sedangkan mereka sentiasa dekat dengan Allah,” jelas Rasulullah.Para sahabat terdiam seketika. Kemudian mereka berkata lagi,
“Para nabi.”
“Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka.”
“Mungkin kami,” celah seorang sahabat.
“Bagaimana kamu tidak beriman sedangkan aku berada di tengah-tengah kalian,” pintas Rasulullah menyangkal hujjah sahabatnya itu.
“Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih mengetahui,” jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.
“Kalau kamu ingin tahu siapa mereka, mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Qur’an dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku,” jelas Rasulullah. “Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka,” ucap Rasulullah lagi setelah seketika membisu. Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu.
Duh, baper gak sih bacanya? Semoga kita termasuk orang-orang yang Rasulullah SAW rindukan ya. Tapi, walaupun Rasul kangen sama kita, kadang-kadang kita belum peka juga tuh, bahkan kita enggan berusaha untuk menjadi manusia pilihan yang Rasulullah SAW rindukan. Padahal, cara untuk menjadi yang dirindukan Rasul mudah bangetkan, seperti yang dikatakan oleh hadist diatas yaitu dengan membaca Al-Qur'an dan mengimani segala isinya. Wah mashaAllah, tapi terkadang sebagai seorang wanita muslim, kita sering merasa, loh kok banyak banget ya aturannya di dalam Al-Qur’an? mulai dari cara berpakaiannya lah, gak boleh dandan berlebihan dan masih banyak lagi aturan-aturan lain yang kadang membuat kita merasa tekekang. Padahal kan gak kaya gitu sebenernya.
Btw jika berbicara mengenai seorang wanita? Bagaimana sih gambaran wanita yang di agungkan pada masa sekarang? Yap pada tahun 2016, penelitian menyebutkan muslimah di dunia terkepung dengan bayang-bayang peristiwa 911.Kamu tahu kan itu kejadian apa? Kalau gatau bisa searching dulu ya. Kejadian tersebut memunculkan Islamophobia di khalayak dunia yang memandang muslimah berjilbab panjang dan lebar identik dengan seorang teroris. Adapun media kerap menggambarkan muslimah seringkali ditampakkan berpakaian hitam, tertekan, takut dan memiliki masa depan yang suram. Sedangkan wanita jaman sekarang cenderung lebih meniru wanita barat yang dianggap sebagai 'perfect woman' dengan gaya rambut terurai panjang, memakai make up tebal, bangga memamerkan aurat dll. Sehingga mereka melupakan identitas dirinya sebagai seorang muslimah dan seringkali memunculkan berbagai macam masalah-masalah yang membuat seorang wanita muslimah nggak pd dengan yang sudah Allah berikan dan bisa-bisa menyebabkan galau yang gak berkesudahan. Apa aja tuh masalah-masalahnya?
Yang pertama, krisis identitas muslimah, nah ini adalah suatu perilaku yang cenderung menmbuat para muslimah merasa enggan menampakkan dirinya sebagai seorang wanita muslim yang sejati. Misalnya, ketika kita disapa dengan para ukhti yang memakai kerudung panjang, kitapun merasa malu untuk membalas sapaannya, karena nanti orang-orang akan menjudge kita sok alim dsb. Adapun contoh lain, ketika memulai hijrah dan ingin mengenakan kerudung panjang, seringkali kita merasa malu dan selalu memikirkan apa yang dikatakan orang-orang dibelakang sana, yang terus berkomentar terhadap perubahan kita. Ga penting banget kan dears?
Nah yang paling booming saat ini, muslimah juga kerap mengalami yang namanya Cinderella complex. Apa tuh cinderella complex? Cinderella complex adalah sebuah penyakit yang seringkali membuat muslimah zaman now merasa masalah hidupnya akan selesai ketika mereka menikah. Mungkin hal ini sering banget terjadi sama mahasiswi tingkat akhir. “Udahlah aku mau nikah saja, yaAllah kirimkan aku pria setampan oppa, tapi yang soleh ya :( ”. Duh gabanget deh pokoknya. Hal ini terjadi ketika mereka sering menonton drama-drama romantis yang kadang bikin baper, alhasil hidupnya selalu menantikan dan mendambakan pangeran berkuda putih yang akan meminang dirinya. Hmm, padahal menikah gak semudah itu ya dears
Dan yang lebih menyayat hati, di belahan daerah sana ada juga muslimah yang rela menghabiskan uangnya, bahkan jiwanya untuk bertemu sang idola. Bahkan rela dipeluk oleh idolanya tersebut, padahal kan bukan mahram, bilangnya sih nge fans banget, jadi suka khilaf deh. Duh duh, semoga kamu nggak gitu ya dears
Nah itulah beberapa permasalahan yang seringkali terjadi pada muslimah zaman now, alhasil dari adanya permasalahan tersebut terkadang membutakan kita terhadap sebenar-benarnya masalah yang sesungguhnya terjadi di dunia ini. Contohnya seperti berita-berita kemanusiaan dibawah ini
Bahkan ada berita yang menceritakan kisah seorang muslimah di Palestina yang diperkosa oleh puluhan lelaki. Astaghfirullah
Padahal sejatinya, Islam sangat memuliakan sosok wanita. Pada zaman dahulu sebelum kedatangan Islam, banyak sekali wanita yang diperlakukan tidak sewajarnya. Misal di India terdapat tradisi, wanita tidak berhak hidup apabila suaminya telah meninggal dunia. Di Yunani, wanita dijadikan budak nafsu belaka. Dan di Arab, pada zaman jahiliah, wanita seringkali diremehkan, tidak dianggap dan tidak mendapatkan hak waris. Namun, setelah Islam hadir, Allah sangat memuliakan seorang wanita. Bahkan di Al-Qur'an terdapat surat khusus yang artinya adalah wanita.
Anehnya, sudah dimuliakan, ada saja wanita yang membrontak. Contohnya ya seperti masalah-masalah diatas tuh yang udah aku jelasin sebelumnya. Karena sejatinya, wanita itu tergantung kepada siapa dia mencontoh, jika yang dicontoh adalah wanita-wanita yang tidak beriman, artis-artis barat atau orang-orang yang hanya mementingkan duniawi saja, maka akan seperti itu juga dia nantinya. Tapi apabila kamu mencontoh, wanita yang telah di jamin masuk surga, InshaAllah kamu akan duduk bersama mereka disurgaNya Allah nanti, Aamiin ya dears. Eits, tunggu dulu, btw kamu tau nggak ya siapa saja sih wanita yang sudah di jamin masuk surga? Hmm bener banget yang pertama ada Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Rasulullah SAW. Pengusaha kaya raya yang rela menghabiskan seluruh harta dan jiwanya untuk kepentingan dakwah suaminya. Yang kedua adalah Fatimah Azzahra binti Rasulullah SAW. Yap, buah hati Rasulullah SAW dan Khadijah. Lalu ada Maryam binti Imran, ibunda dari nabi kita Isa AS dan Asiyah istri Fir'aun yang tetap beriman kepada Allah sampai akhir hidupnya walaupun bersuamikan orang yang sangat mendurhakai Allah. Kebayang gak sih sabarnya jadi Asiyah? Nah itu dia empat referensi wanita yang harus banget kamu favoritkan. Bagaimana caranya biar nge fans sama mereka? Yap, bener banget kamu harus pergi ke toko buku, dan cari nama-nama mereka di bagian buku biografi. Lalu dibaca deh bukunya, aku yakin kamu tidak hanya nge fans, tapi juga jatuh cinta hehe.
Lalu setelah baca harus ngelakuin apa dong? Hmm nah ini pr buat kita semua. Rasulullah SAW bersabda dalam hadistnya, "Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya" Nah, dari dulu Rasul aja udah menyuruh kita untuk turut berkontribusi dan berkarya dalam kebaikan. Agar kontribusi dan karya kita nanti bisa bermanfaat untuk orang lain. Caranya gemana tuh?
Yang pertama kita bisa mulai dari diri kita sendiri, senantiasan berkaca, diri ini udah sesuai belum ya sama yang Allah mau? Kalau belum yuk pelan-pelan diperbaiki. Tapi harus berprogress ya, jangan ntar-ntaran lagi. Setelah itu, kita bisa berkontribusi untuk masyarakat dengan membuat project kebaikan. Kalau ini terserah kamu, intinya seminimal mungkin kamu mempunyai kegiatan yang positif. Syukur-syukur bisa punya project yang sifatnya long term, dan sesuai passion kamu, jadi makin asyik kan hehe. Intinya apapun kegiatan yang kita lakukan, kontribusi atau karya apa yang ingin kita hasilkan harus banget diniatkan hanya untuk mencari ridho Allah semata ya dears, insyaAllah jika diniatkan karena Allah maka semuanya akan berjalan lancar sesuai dengan apa yang Allah mau.
Nah itu dia pembahasan tentang muslimah pada kesempatan kali ini. Semoga kita semua bisa terus berkontribusi, berkarya dan bermanfaat bagi orang lain . Dan ingat, jadikan muslimah yang sudah dijanjikan Allah sebagai penghuni surga menjadi idolamu. Agar tidak hanya di dunia saja kamu bisa meneladani mereka, tapi di akhirat kelak kamu bisa duduk satu meja sama mereka hehe. Aamiin yarobb. Dan terus berdoa agar kita termasuk orang-orang yang dikangenin sama Rasulullah SAW. Sebenernya masih banyak muslimah-muslimah keren yang harus banget kamu jadiin idola, tapi bahasnya lain kali aja ya. Semoga bermanfaat :)
Sumber: Kajian kemuslimah BPI FKG UI, international.kompas.com, kampungmuslim.org
1 note
·
View note
Text
Wanita di Zaman Jahiliyyah
Nashir Shiddiq
***
SAMIYAH, supaya mudah diucapkan kita sebut saja Samiyati. Dia bekas hamba saya Hudzaifah. Dia dianggap sebagai hamba sahaya yang hina dina oleh masyarakat di zaman jahiliyyah, padahal hakikatnya tidak demikian, sebab dia tidak akan laku diperjualbelikan orang bila pada dirinya tidak terdapat keistimewaan. Hamba sahaya dibeli orang karena kecantikannya, keterampilannya, keahliannya dalam memasak, menyanyi, dan sebagainya yang menarik hati pembeli.
Samiyati bekerja sebagai hamba sahaya, pelayan di rumah orang kaya dan mewah, penghibur para hartawan dan orang-orang terkemuka, seperti hostes pada masa kini. Ia banyak mengetahui kerendahan budi pekerti para atasan di masa itu dan kemiskinan rohaniah hartawan yang mewah. Ia melihat kelemahan jenderal yang gagah bila berhadapan dengan wanita atau dengan harta, dan kezaliman para penegak hukum dan keadilan. Orang seperti dia bukan hanya mengetahui, tetapi dia sendiri telah merasakan dan mengalaminya.
Samiyati masuk Islam bukan karena ia orang miskin dan hina, bukan pula karena terpikat pada harta, tetapi karena ia memiliki kecerdasan. Ia kesal dan jengkel melihat dan merasakan kepahitan hidup di tengah-tengah masyarakat biadab, jahat, dan kejam. Ia mendambakan keadilan.
Samiyati adalah muslimah yang kedua setelah Siti Khadijah, dan dia adalah orang ketujuh dalam urutan orang yang masuk Islam. Samiyati masuk Islam beserta seluruh keluarganya, yaitu suaminya Yasir dan kedua anaknya Amar dan Ubaid.
Keislaman seseorang tidak dapat disembunyikan, sebab sikap dan amal perbuatannya selalu menjadi bayangan iman dan akidahnya; mereka meninggalkan aqidah lamanya dan meninggalkan upacara-upacara kejahiliyyahan. Oleh karena itu, keislaman Samiyati dan keluarganya mudah diketahui, hal itu mengundang kemarahan kaum musyrikin dan mutrafin.
Samiyati dan keluarganya dicambuk dan dilempari batu hingga berlumuran darah, lalu ditelanjangi dan diseret ke tengah lapangan saat terik matahari. Kemudian diperlihatkan kepada Samiyati anaknya yang sedang ditenggelamkan, direndam di dalam air dengan berlumuran darah, dihujani dengan dera cambuk, dengan harapan supaya ibunya murtad dari keislamannya, sebab mungkin saja dia tidak tega melihat anaknya disiksa sedemikian rupa. Abu Jahal mendengar suara dari mulut Samiyati: Ahad! Ahad!, menunjukkan keteguhan imannya kepada Allah Yang Ahad.
Tampaknya mereka kesal melihat keteguhan iman Samiyati yang tidak goyah sedikitpun sekalipun disiksa. Mereka membakar sepotong besi hingga warnanya menjadi merah, lalu ditusukkan ke dalam kehormatannya. Akhirnya, Samiyati mati syahid. Dan dialah orang pertama yang mati syahid dari kalangan kaum muslimin. Di saat menjelang ajalnya Samiyati sempat mengucapkan, “Fuztu, wa Rabbil Ka’bati”, “Saya beruntung, demi Tuhan yang mengurus Ka’bah”.1
***
JAHILIYYAH, itulah latar waktu, tempat, dan sifat komunal di mana kisah tersebut terjadi. Membaca kisah Samiyati tersebut, cukup hati kita dibuat meringis sekaligus merinding. Kebengisan, kebiadaban, kemiskinan nurani, dan kebebalan peradaban menyeruak menjadi sebuah tirani akan nilai-nilai luhur Sang Pencipta. Sepertinya nafsu manusia sudah mengalahkan titah-titah suci Sang Pemilik Kehidupan untuk digantikan dengan sikap-sikap pongkah manusia kecil di dunia ini. Itu menunjukkan bahwa Jahl (kebodohan), sebagai topeng tersembunyi masyarakat jahiliyyah, betul-betul merupakan penyakit busuk yang menggerogoti kemanusian dan kehambaan. Sifat itulah yang membuat mereka menjadi orang-orang yang dikutuk oleh Allah swt. untuk diganti dengan masyarakat madani yang berperadaban Ilahi. Keadaan seperti ini mungkin saja bermula dari kerasnya kehidupan di zaman itu dan sudah hilangnya mereka dari radar keshalihan yang dulu diwariskan oleh Nabi Ibrahim a.s.2
Ternyata, jahiliyyah tidak berkaitan dengan waktu tetapi sifat dari waktu, keadaan, dan tabiat dari suatu sistem komunal manusia. Oleh karena itu, tidak mustahil akan kita dapati keadaan seperti di zaman jahiliyyah pada zaman kita ini. Untuk alasan itu pula Muhammad Quthb menulis buku yang berjudul “Jahiliyatul Qarnil ‘Isyrin" (Jahiliyah Abad 20). Itu menunjukkan bahwa jahiliyyah bukan terpaku pada suatu waktu saja, tetapi lebih pada pilihan sistem berpikir suatu masyarakat yang hilang dari nilai-nilai luhur Sang Khalik.
Kisah Samiyati penting bagi kita karena mengantarkan kita pada pokok bahasan kita, yaitu kedudukan wanita di zaman Jahiliyyah. Hal ini merupakan sesuatu yang penting karena kita ingin memahaminya secara jelas untuk kemudian kita bandingkan dengan keadaan wanita pasca Islam datang ke kota Mekkah. Harapannya tidak lain agar kita dapat menghayati betul bahwa Islam adalah agama yang cocok untuk penghormatan wanita. So, check this out!
1. Kelahiran
DALAM pandangan masyarakat jahiliyyah, wanita tidak mendapatkan penghormatan yang layak. Jauh dari penghormatan, wanita di zaman jahiliyyah terpinggirkan dan terasingkan dari sistem komunal masyarakatnya. Pandangan ini dapat kita lihat pada ayat berikut.
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. * Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (Q.S. An-Nahl [16]: 58-59).
Kelahiran adalah proses meneruskan kehidupan manusia kepada generasi selanjutnya. Kelahiran adalah harapan untuk bersambungnya kehidupan di dunia ini. Satu kesalahan besar manakala orang memiliki pandangan bahwa kehidupan masa depan akan lebih baik bila laki-laki yang menguasainya. Pandangan seperti ini jelas menyalahi firman Allah swt. yang dengan tegas menyatakan bahwa kehidupan ini dibentuk dan dikelola oleh laki-laki dan perempuan sesuai dengan kodrat dan tanggung jawab masing-masing.
Pandangan yang nyinyir seperti ini bukan hanya bahaya sebagai sebuah pemikiran, tetapi pandangan inilah yang akan membentuk pola sosial-budaya sebuah masyarakat. Masyarakat jahiliyyah begitu akrab dengan cara berpikir ini, sehingga Allah swt. sendiri menggambarkan sikap mereka dengan, “Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.” Sikap apatis inilah yang menjadikan wanita tidak mendapat sambutan, penghargaan, dan penghormatan bahkan semenjak mereka dilahirkan ke dunia ini. Amstrong menyebutnya sebagai etika biadab.3 Begitu terhinanya mereka sampai-sampai mereka tidak mau keluar rumah. Akhirnya sikap busuk inilah yang membuat buta tindakan mereka. Anak-anak itu akan langsung dibunuh dan dikubur hidup-hidup. Sekalipun dibiarkan hidup, mereka akan memperlakukan mereka sewenang-wenang seperti dianggap hina, tidak mendapat waris, atau diwariskan.4
Ayat yang lain memfirmankan indikasi tersebut dengan jelas, yaitu:
“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya * Karena dosa apakah dia dibunuh.” (Q.S. At-Takwir : 8-9).
Ibnu katsir5 meriwayatkan sebuah hadits riwayat Ahmad mengenai ayat di atas.
Dari Salamah bin Yazid Al-Ju’fiy ia berkata, Aku bersama adik laki-lakiku pergi ke hadapan Rasulullah saw. Kami pun bertanya, “Wahai Rasululah, sesungguhnya ibu kami, Mulaikah, orang yang suka menyambungkan silaturrahim, menghormati tamu, berbuat kebaikan itu dan berbuat kebaikan ini, ia meninggal pada waktu jahiliyyah. Apakah semua kebaikan itu akan memberinya manfaat?” Jawab Beliau, “Tidak.” Aku bertanya, “Ia pernah mengubur adik perempuan kami pada waktu jahiliyyah, apakah hal itu memberinya manfaat?” Jawab beliau, “Yang mengubur dan yang dikubur kedua-duanya di neraka kecuali bila yang mengubur sampai kepada Islam maka Allah akan mengampuninya.” (H.R. Ahmad, 32: 100).
2. Pernikahan
Karena sejak lahir sudah tidak diinginkan, maka tidak ada penghormatan bagi wanita yang tumbuh dewasa bagi orang-orang Jahiliyyah. Hidup menjadi wanita di zaman jahiliyyah merupakan kutukan dan kenistaan. Dan pernikahan pun bukan pilihan yang membahagiakan bagi wanita di zaman jahiliyyah. Zakaria6 mengutip suatu keterangan sebagai berikut.
“Suatu hal yang sudah terkenal pada orang jahiliyyah bahwa mereka suka memadu istri-istri tanpa batas yang pasti, mereka juga suka mengawini dua saudari (kakak beradik), serta mereka juga biasa memperistri istri-istri bapak-bapak mereka, apabila bapak-bapak mereka menceraikannya atau meninggal dunia. Dan thalaq berlaku untuk laki-laki tanpa ada batas yang ditentukan, maka mereka biarkan istri-istri mereka dengan terkatung-katung, demikian pula status wanita yang merdeka lebih baik keadaannya daripada hamba sahaya.”
Dalam shohih Al-Bukhari7 diriwayatkan sebuah hadits berikut:
Sesungguhnya pernikahan di zaman jahiliyyah itu ada empat macam:
1) Nikah yang seperti pernikahan orang-orang pada hari ini, yaitu seorang laki-laki melamar seseorang yang jadi wali seorang perempuan kemudian memberikan mahar lalu menikahinya.
2) Seorang laki-laki berkata kepada istrinya, “Jika kamu sudah bersih dari haidhmu, pergilah ke si fulan lalu bersenang-senanglah dengannya. Si suami akan menjauhinya dan tidak menyentuhnya sampai jelas kelihatan bahwa si istri hamil dari laki-laki yang bersenang-senang dengannya. Jika sudah jelas hamilnya, maka si suami bisa mendatanginya jika mau, dan itu dilakukan karena ingin memiliki anak, maka nikah ini dinamakan nikah istibdho’.
3) Jenis nikah selanjutnya, sekelompok laki-laki kurang dari sepuluh orang berkumpul lalu semuanya bersenang-senang dengan seorang perempuan. Jika si perempuan hamil dan sudah melahirkan barang beberapa hari, maka perempuan ini akan mendatangi masing-masing laki-laki yang pernah tidur dengannya dan mengatakan bahwa ini adalah sanakmu kepada salah satu di antar laki-laki tersebut. Dan orang itu tidak bisa menolaknya.
4) Jenis pernikahan terakhir orang-orang banyak akan berkumpul meniduri seorang perempuan yang ia tidak menolah kedatangan mereka (mereka ini pelacur). Mereka akan memasang bendera di pintunya sebagai tanda bagi siapa pun yang ingin tidur dengan mereka. Jika wanita itu hamil, maka laki-laki yang tidur dengannya akan dipanggil dan dipanggil pula orang yang mampu mengenali wajah untuk menentukan kemiripan si bayi dengan laki-laki tersebut. Si laki-laki tidak bisa menolak jika sudah ditentukan bahwa bayi itu adalah bayinya.
Maka ketika Muhammad saw. diutus dengan haq, semua pernikahan jahiliyyah itu dihapus kecuali nikahnya orang-orang hari ini. (H.R. Bukhari, 16: 86).
Penutup
Itulah keadaan wanita di zaman jahiliyyah. Zaman kebodohan yang membuktikan bahwa manusia tanpa tuntunan Ilahi menjadi seonggok daging berjalan yang hina dina. Pantas saja Allah menurunkan para nabi dan rasul karena sejatinya manusia harus diberi hidayah untuk bisa terus terarah. Wallahu A’lam.
Al-Maraji’:
Abdurrahman, E. Samiyati Kurban yang Pertama. dalam Abdurrahman, E. (2005). Renungan Tarikh. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Hal. 92-95 dengan penyesuaian seperlunya.
Oleh Karens Amstrong mereka disebut “The Son of The Desert”, “Anak-anak padang pasir” sehingga mereka memiliki kehidupan yang keras. Amstrong, K. (2001). Muhammad. Semarang: Penerbit Risalah gusti.
Amstrong, K. (2001). Muhammad. Semarang: Penerbit Risalah gusti. Hal. 63.
Ibnu Katsir (tt.) Tafsir Al-Quranil Adzim. Maktabah As-Syamilah. Al-Isdaruts-Tsani. Juz 4 Hal 578.
Ibnu Katsir (tt.) Tafsir Al-Quranil Adzim. Maktabah As-Syamilah. Al-Isdaruts-Tsani. Juz 8 Hal 338.
Zakaria, A. (2003). Terjemah Tarbiyatun-Nisa. Garut: Penerbit Ibn Azka. Hal. 12.
Shohih Al-Bukhari, 16: 86, Kitabun-Nikah Bab Man Qola Laa Nikaha Illa Biwaliyyin, nomor 4732. Maktabah As-Syamilah. Al-Isdaruts-Tsani.
2 notes
·
View notes
Text
Wonderful Journeys
Liburan ini diisi dengan membaca buku-buku yang akan dibagikan kepada teman-teman. Menyelam minum air ceritanya. Hehhehe. Buku ini buku ke-3 yang saya baca.
Dari buku pertama Wonderful Marriage, saya banyak belajar tentang persiapan menikah secara teknis. Salah satu sahabat saya sedang pada fase tersebut, sehingga saya membelikan buku tersebut dan sekalian belajar juga =). Buku ini cocok bagi mereka yang sudah dikhitbah dan sedang dalam masa mempersiapkan pernikahan. Apa saja yang harus diperhatikan menjelang pernikahan, persiapan apa saja yang perlu dilakukan, dll.
Hal baru yang saya peroleh dari sana adalah pengertian meminang.
Selama ini saya berfikir, meminang itu ya saat seluruh keluarga pria datang ke ke keluarga wanita secara simbolis. Ternyata gak. Dibuku tersebut dinyatakan bahwa saat seorang laki-laki menyatakan niatnya ingin menikahi seorang perempuan walaupun pembicaraan hanya dilakukan mereka berdua sudah termasuk meminang. Wah, mesti hati-hati dunk ya.. Soalnya kadang hal semacam ini suka dibecandain laki-laki dan dianggap angin lalu bagi perempuan.
Nah dibuku ketiga ini Wonderful Journeys cocok untuk kita-kita yang sedang berada pada fase pencarian. Dibuku ini dibahas tentang pengetahuan hakikat pernikahan, pemikiran ulang tentang kesiapan nikah, kapan waktu ideal menikah, bagaimana cara memilih pasangan, bagaimana mengambil keputusan, dan prosesi khitbah.
=============================================================
Hakikat Pernikahan
1. Fitrah manusia
Dijadikan indah pada pandangan manusia kepada apa-apa yang diinginkan yaitu perempuan-perempuan, anak-anak, harta, .... (Ali Imran :14)
2. Tanda Kekuasaan Allah
Diantara tanda-tanda kekuasaanNya adalah Dia menciptkan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram (sakinah) kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih (mawaddah) dan sayang (rahmah). (Ar-Rum:21)
3. Syariat Nabi
Kami telah mengutus rasul sebelum kamu dan Kami memberikan mereka istri-istri dan keturunan (Ar-Ra’du :38)
4. Sunnah Rasul
Rasul bersabda, “Menikah adalah sunnahku. Barangsiapa tidak suka dengan sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku.” (HR. Ibnu Majah dari Aisyah ra)
“Orang yang paling durhaka diantar kalian adalah yang membujang. Orang mati yang paling hina diantara kamu adalah kematian membujang. Oleh karena itu menikahlah.”
=============================================================
Apakah kamu sudah siap menikah?
Sering bangetkan kita mempertanyakan hal ini pada diri sendiri. Hahaha. Dalam buku ini disebutkan ciri-ciri yang sudah siap menikah.
Bagaimana persiapan ruhaniyah kamu? Sudah mantapkah motivasimu menikah? Sudah benarkah niat kamu? Adakah rasa gamang atau keraguan untuk menjalaninya?
Bagaimana persiapan fikriyah kamu? Kesiapan ini ditandai dikuasainya berbagai ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk kebaikan rumah tangga. Pengetahuan itu mencakup pengetahuan hukum agama, hukum negara, etika, aturan, dan pernak pernik pernikahan serta kerumahtanggaan.
Bagaimana persiapan nafsiyah kamu? Kesiapan ini mencakup mental memimpin dan dipimpin, mental menafkahi dan mengelola keuangan, mental jadi bapak dan ibu.
Bagaimana persiapan jasadiyah kamu? Kesiapan ini mencakup kesehatan dan kebugaran sehingga bisa melaksanakan fungsi sebagai suami atau istri yang optimal. Untuk memastikan kesiapan ini dapat dilakukan dengan menjalani test kesehatan.
Bagaimana persiapan madiyah kamu? kesiapan ini dilihat dari segi materi. Apakah memiliki modal untuk mencari nafkah? Berapakah skor kredit kamu? Apakah kamu memiliki utang? Aset apa yang dimiliki? Apakah kamu seorang pemboros atau hemat? Apa yang kamu inginkan 5-10 tahun mendatang? Berapa jumlah anak yang kamu inginkan? Bagaimana kamu akan berbagi tanggung jawab? Bagaimana kamu menyelasaikan masalah keuangan kelak? Hasruskan kamu membuat perjanjian pranikah?
Bagaimana persiapa ijtima’iyah kamu? Kesiapan ini terkait kesiapan sosial. Apakah terbiasa dengan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan?
Wah banyak ternyata kesiapan yang harus dipertanyakan dan dipersiapkan =D
=============================================================
Bagaimana lelaki memutuskan menikah?
Berdasarkan penelitian 49% laki-laki menikah setelah menemukan pasangan yang tepat, sedangkan 51% laki-laki menikah karena faktor kesiapan.
Menurut penelitian, saat laki-laki sudah siap ia tidak akan kesulitan menemukan perempuan yang cocok untuk menikah. Namun saat laki-laki belum siap, ia tidak akan menikah sekalipun sudah menemukan perempuan yang tepat.
Kesiapan memang tidak bisa dipaksakan, namun jelas bisa disiapkan. Bersiaplah dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas diri, membekali diri dengan berbagai ilmu serta berbenah dengan akhlak mulia.
=============================================================
Bagaimana mendapatkan jodoh?
Melalui pilihan orang tua atau sahabat dengan meminta persetujuan orang yang menjalani.
Melalui pilihan diri sendiri terhadap seorang perempuan.
Menawarkan diri sendiri kepada laki-laki.
=============================================================
Mana pilihanmu?
1. Kenali diri sendiri
Untuk laki-laki. Apakah kamu sudah siap bertindak sebagai pemimpin? Sudah siap berperan sebagai ayah? Sudah siap menafkahi?
UNtuk perempuan. Apakah kamu sudah siap berbagi dengan suami? Sudah siap mengurangi sebagian otoritas atas diri sendiri? Sudah siap hamil, melahirkan, menyusui? Sudah siap menjadi madrasatul ula?
Coba jawab. Sudah sampai mana kesiapan kamu memasuki kehidupan keluarga? Potensi dan kekuatan apa yang kamu miliki untuk berumah tangga? Kelemahan dan kekurangan apa yang kamu miliki? Apa tantangan yang kamu hadapi? Bagaimana dukungan keluarga dalam proses pernikahanmu?
Bagaimana mengoptimalkan potensi dan kekuatan yang sudah ada? Bagaimana mengatasi kelemahan dan kekurangan yang kamu miliki? Bagaimana menghadapi tantangan yang menghadang didepan?
Dengan menjawab ini kamu bisa menetapkan batas kesiapan untuk menikah.
2. Kenali calon
Fondasi agama.
Janganlah kamu menikahi perempuan karena kecantikannya, karena boleh jadi kecantikan itu akan membinasakannya. Janganlah kamu menikahi mereka karena hartanya, karena boleh jadi harta itu menjadikannya sombong. tetapi nikahilah perempuan karena agamanya. (HR. Ibnu Majah)
Nikahilah olehmu perempuan-perempun yang kalian sukai (An Nisa : 3)
Tetapkan kriteria.
Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, agamanya. Pilihlah berdasarkan agamnya agar kamu selamat. (HR. Bukhari Muslim)
Pilih yang seiman, pilih yang bersedia melaksanakan tuntunan agama, pilih yang berakhlak mulia, pilih yang bersedia senantiasa berubah memperbaiki diri.
Abul Aswad Ad-Duali berkata kepada putranya, “Wahai anakku, aku telah berbuat baik kepadamu semenjak kalian kecil hingga dewasa, bahkan semenjak kalian belum lahir.”
“Bagaimana cara ayah berbuat baik kepada kami sebelum kami lahir?”
“Ayah telah memiliihkan untuk kalian seorang perempuan terbaik diantara sekian banyak perempuan,seorang ibu yang pengasih dan pendidik yang baik untuk anak-anaknya.”
=============================================================
Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
Setelah diskusi dengan adik, ternyata persiapan ini perlu. Dan beberapa kasus yang saya baca juga ini perlu dilakukan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dapat ilmu baru dari buku ini, test apa saja yang diperlukan. Test ini sebaiknya dilakukan 6 bulan sebelum menikah.
1. Pogram Premarital Screening
Pemeriksaan fisik/klinis lengkap (test hipertensi, obesitas). Pemeriksaan darah rutin (test Hb, hematokrit, leukosit, trombosit). Pemeriksaan golongan darah dan rhesus. Pemeriksaan urinalisis lengkap.
Semua test ini dilakukan agar diketahui adakah kemungkinan calon-calon masalah terkait proses kehamilan dan melahirkan.
Pemeriksaan penyakit hereditas seperti Thalasemia, Hemofilia, Sckle cell Disease.
Pemeriksaan penyakit menular seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, TORCH, Veneral Disease Screen dan IMS.
Pemeriksaan organ reproduksi wanita seperti USG, HSG, pemeriksaan hormon ( FSH, LH, Estradiol ) jika siklus haid tidak teratur.
Pemeriksaan reproduksi laki-laki seperti pemeriksaan alat kelamin, prostat, skorotum, pemeriksaan hormon testosteron dan FSH, pemeriksaan analisis semen dan sperma.
Pemeriksaan tambahan seperti alergi, vaksinasi dewasa.
Pemeriksaan untuk Ibu dan calon Ibu seperti pemeriksaan periodontal, pemeriksaan TSH, pemeriksaan CBC, Pap Smear, pemeriksaan kepadatan mineral tulang.
Wah, kalau ini sih menurut saya pilihan. Hehehhe Banyak amat test kesehatannya =((
=============================================================
Taaruf
“Apabila salah seorang diantara kalian meminang seorang perempuan kemudian dia mampu melihat sesuatu yang dapat mendorong untuk menikahinya, maka lakukanlah.”
Apa saja yang didiskusikan selama taaruf?
Hal-hal yang menyangkut visi kehidupan, cara pandang, penghidupan ekonomi, tempat tinggal, pembagian peran, pola pendidikan anak, jumlah anak, pengembangan hobi, karakter pribadi, dan segala jenis informasi hingga kedua belah pihak merasa cukup informasi. Tentu saja dalam koridor syar’i.
Apa saja yang ingin kau capai dalam hidupmu?
Apa usahamu untuk selalu memperbaiki diri dari sekarang dan dimasa mendatang?
Seperti apa pembagian peran dalam kehidupan rumah tangga yang kau inginkan?
Dimana kita akan tinggal jika kita menikah nanti?
Bolehkah aku sekolah ke luar negeri?
Bolehkah aku bekerja formal diluar rumah?
Apa yang kau lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup berumah tangga?
Apakah menurutmu kamu pemarah?
Jika engkau marah, apa yang biasanya kau lakukan?
Sebab apa kau marah atau berkelahi?
Berapa jumlah anak yang engkau impikan?
=============================================================
Tidak boleh ada paksaan dan keterpaksaan
‘Seorang janda tidak boleh dinikahi sebelum dimintai pendapatnya, seorang gadis tidak boleh dinikahi sebelum dimintai persetujuannya.’
=============================================================
Kecenderungan hati sebelum menikah
Kecenderungan hati yang dimaksudkan untuk menikah tidaklah terlarang asalkan bersih dari pergaulan amat dekat, persentuhan kulit, khalwat, perasaan yang menggelora yang berdampak menggelisahkan hati dan perasaan.
=============================================================
Meminta persetujuan pihak-pihak terkait
Perempuan harus mendapat izin dan persetujuan dari walinya juga ibunya.
Sama halnya dengan laki-laki sekalipun dalam agama tidak diwajibkan.
Kedua pihak saling setuju.
Libatkanlah ibumu dalam merundingkan perkawinan putri-putrinya. (HR. Ahmad)
=============================================================
Kapan saat yang tepat mengambil keputusan menikah?
Menurut penulis ada 3 tahap yang berkenaan dengan pertanyaan tersebut.
Tahap 1. Ketertarikan hati. Saat ada perasaan simpatik pada seseorang. Senang bergaul dengannya, senang berkomunikasi dengannya.
Tahap 2. Kecenderungan hati. Kecenderungan ada jika rasa simpatik terjaga dan interaksi serta komunikasi terjalin secara intensif. Pada tahap ini seseorang mulai mendefenisikan perasaannya namun belum memastikan. Pada tahap ini seseorang masih cenderung rasional dan bisa menerima masukan.
Tahap 3. Ketergantungan hati. Pada tahap ini telah mematikan perasaan yang ada. Pada tahap ini cenderung tidak menerima masukan orang lain.
Selain tahapan-tahapan ini, yang terpenting adalah mantap menjawab Untuk apa kamu berumahtangga? Untuk apa kamu berkeluarga? Untuk apa kamu melaksanakan pernikahan?
Apabila seseorang diantara kamu berkehendak melakukan suatu perkara, hendaklah ia sholat dua rakaat diluar sholat fardhu. Sebaiknya dilakukan pada akhir malam. Kemudian bacalah:
=============================================================
Jika
kamu sudah luruskan niat dan motivasi menikah,
kamu sudah melakukan berbagai macam persiapan,
kamu sudah mantap hati untuk menikah,
kamu sudah mantap hati dengan calon pasangan pilihanmu,
kamu sudh melakukan istikharah,
kamu sudah mendapaat persetujuan dan restu orang tua,
kamu sudah mendapat persetujuan dan restu calon mertua,
kamu sudah melakukan musyawarah dengan orang saleh,
kamu sudah yakin tidak ada kendala yang berarti untuk melaksanakan pernikahan,
kamu sudah yakin dengan keputusan yang kamu ambil,
dengan mengucapkan bismillah maka ambillah keputusan tanpa keraguan dan paksaan.
1 note
·
View note
Text
Ibu,Bapak.. Bantu aku untuk melayakkan ya..
Sudah sewajarnya seorang anak berbakti pada orangtuanya, melepaskan setiap ego yang dirasa demi menjaga hubungan baik dengan keduanya. Percaya deh, surga nggak bakal jauh-jauh kok dari kita kalau saja kita memahami pola hubungan baik sebenarnya.
Memang, tidak semua orangtua bisa memahami dan mengetahui kondisi anak secara persis. Terlebih, beranjak dewasa, anak akan lebih menyisakan waktu cerita untuk sahabat terdekatnya, bukan orangtuanya. Kalau saja orangtua belum mampu memahami kebutuhan si anak, ya hal itu bukan berarti orangtua yang salah.
Polemik yang terjadi antara orangtua dan anak bisa jadi karena adanya kesenjangan berpikir antar keduanya. Si anak punya pemahaman tertentu, dan orangtua punya pemikiran tertentu. Nggak salah, toh fitrahnya, tiap manusia dikaruniai akal yang berfungsi untuk menimbang dan memutuskan atas suatu perkara.
Tapi, kalau saja islam yang kita anut tidak menuntun akal antara keduanya dengan dasar akhlak, adab, dan syariat, tentu akan terlalu sering kita lihat kasus-kasus kontroversi mengenai hubungan anak dan orangtua di sekitar kita. Nafsu ego menjadi membabi buta, dan menjadi penghalal segala cara. "Amarah" bisa saja direspon dengan cara membentak, memukul, membanting pintu, atau naasnya bisa sampai membunuh. Akal, hanya bisa sampai untuk memahami situasi di hadapannya. Makanya, nggak salah kalau "standar masuk akal" setiap orang juga akan berbeda-beda. Ya, karena sejatinya akal itu tak punya batas. Ia berbatas karena paham ada "Standar Syariat" yang harus dipatuhinya.
Kalau saja tak ada ayat quran yang melarang berkata "ah" kepada orang tua, apakah kita mampu mendefinisikan mana perilaku terpuji dan mana yang tercela?
Seperti dalam QS. Al-Isra : 23
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
Begitu rupanya intro yang saya tuliskan. Panjang, tapi entah apakah relate dengan apa yang akan saya bagikan setelah ini. Hehe.
Di usia yang menginjak kepala 2, maksud saya 20-an... Agaknya pikiran orang-orang sudah mulai tertuju pada satu fokus utama pertanyaan,
"Kapan nikah?"
Pikiran akan terasa lebih berat di saat kita tau kenyataan bahwa teman-teman di sekitar sudah berburu akad. Lalu pertanyaan khas terlontar dari para keluarga dan kerabat,
"Kamu, kapan?"
Saya, tak benar serius menanggapi pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Saya selama ini hanya bisa menikmati kegelisahan tentang siapnya saya pada sebuah pernikahan. Berkaca dari banyaknya hal yang menimpa di lingkungan sekitar, menjadikan saya cukup berintrospeksi, bukan hanya pernikahan yang dikejar, tapi juga keberkahan.
Banyak hal yang membuat saya berulang kali memikirkan esensi dari pernikahan itu sendiri, jika hanya didasari pada "cinta antar 2 insan". Sudah banyak bukti, bahwa cinta yang bahkan sudah dipupuk dari sejak lama (bahkan dari sebelum halal) nyatanya tak berhasil menumbuhkan keberkahan di dalam rumah tangga. Tak ada sakinah, dan berakhir berantakan mungkin dengan alasan "sudah beda visi".
Inilah yang menjadi salah satu pertimbangan, untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Saya pun juga belajar dari kenyataan. Belajar dari pengalaman. Setelah melihat tulisan-tulisan saya di masa lalu, saya seketika berpikir, "Mudah ya untuk saya bersyair ketika sedang di mabuk asmara, atau bahkan ketika sedang jatuh kecewa". Iya, mudah. Karena ternyata, itulah cara saya meluapkan emosi. Saya tak pandai bercerita kalau masalah satu ini, nggak tau kenapa.
Tapi tak apa, tentu Allah ingin memberi pesan. Di setiap kesulitan, tentu ada kemudahan. Di tengah carut marutnya suasana saat kecewa, Allah mudahkan saya untuk terus meminta pada-Nya, dan Allah beri obat penawar melalui satu buku yang masih saya baca sampai dengan saat ini. Bukan, buku itu bukan semacam bacaan puitis dan kental akan syair syair indah. Buku itu justru kental akan konsep pemikiran. Kata orang-orang terdekat, buku yang saya baca terkategori berat, dan nggak ada sangkut pautnya dengan healing perasaan. Justru dibuat mikir! wkwkw
Sedikit malu, ternyata saya sebegitu bucinnya. Dan ketika jatuh, sebegitu kecewanya. Haha
Di buku itu, saya dibuat berpikir, apakah sudah benar apa yang saya usahakan hari ini akan sejalan dengan visi yang saya coba realisasikan? Ibarat, hari ini adalah hasil dari hari kemarin. Dan hari esok adalah hasil dari hari ini. Maka dengan begitu, mau tidak mau saya harus memaksimalkan hari ini untuk menggapai esok yang lebih baik.
Saya berhenti di kalimat tersebut. Sontak teringat tentang visi kehidupan pernikahan. Jangan heran ya, umur 24 itu masa-masa krisis mikir ginian wkwk
Saya langsung bergegas menulis hal-hal apa saja yang perlu saya persiapkan untuk mewujudkan visi tersebut. Seketika, saya menanyakan ke ibu
"Bu, aku mau tanya serius. Kira-kira apa sih hal jelek dari putri yang perlu putri rubah?"
Ibu berpikir sejenak, dan menjawab dengan nada super kesal tapi bercanda,
"Oh ini.... Masih suka menunda-nunda. Suka nggak beres kalo nglakuin sesuatu. Misal pas lagi bersih-bersih, mbokya kalo bersih-bersih tuh satu tempat dibersihin dulu, baru bersih-bersih lainnya"
Sambil tertawa saya sambut jawaban ibu. Sambil membantah sedikit juga sih,
"Lohhh kan itu memang caraku. Tapi kan selesai jugaa too, bersih juga to akhirnya wkwk"
Kembali dijawab meledek,
"Ya tapi itu kebiasaan nggak baik"
Memang wajarnya orang, dia minta dikritik tapi nggak pengen sakit hati yaa, hehehe. Saya merasakan hal itu. Tidak langsung terima dengan lapang dada, tapi setelahnya saya berpikir betul tentang perkataan ibu.
"Iya juga ya."
Kata itu terlontar begitu saja dalam hati, menimbang, ternyata memang benar saya masih suka menunda-nunda. Saya tipikal orang yang memang terlalu banyak berpikir, hingga akhirnya segala sesuatu yang baik batal begitu saja untuk saya lakukan.
Selepasnya, saya pikirkan saran dari ibu tersebut. Yang intinya, "tidak menunda-nunda". Terlebih, jika pekerjaan itu datang dari orangtua.
"Kakkk... tolong masak nasi"
"Kakk.. tolong itu airnya dimatiin"
"Kaak... tolong ambilin kursii"
Saya sebelumnya tidak pernah terpikir bahwa jawaban refleks "Sebentar yaaa.... Sek yaaaa" untuk menanggapi sebuah permintaan itu juga akan berdampak untuk kedepannya. Perlahan, saya secara sadar mulai ubah kata itu dengan kata, "Iya bu, iya pak. Siappp"
Dan saya langsung bergegas untuk melaksanakan mandat dari mereka.
Sekecil itu saran dari ibu, tapi begitu berdampak untuk diri saya. Benar. Saya merasa ada perbedaan yang cukup signifikan terkait hal ini. Saya mulai membiasakan juga untuk berkata baik dan lembut kepada orangtua, dengan harapan ini sebagai ikhtiar saya sebelum menjelang "pernikahan yang diharapkan".
Walaupun si calon juga masih misteri, tapi itu bukan kegalauan saya. Proses melayakkan ini justru harus dipersiapkan sedari sekarang, tanpa harus ada embel-embel "siapa nanti yang bakal jadi calon suaminya". Pun juga, saya sejenak merubah mindset saya, untuk selalu menanyakan pada diri,
"Bagaimana jika seandainya saya fokus mencari, sedang saya belum menjadi?"
Kalau saja kebiasaan "bentar yaa" itu tetap saya lanjutkan, bagaimana dengan kehidupan rumah tangga saya nanti? Bagaimana jika saya nanti malah menjadi istri yang kurang bisa diandalkan? Bagaimana seandainya jika saya justru menjadi orang yang mudah membantah dengan suami? Apakah dengan begitu, nantinya saya bisa menjadi sosok istri yang mendapatkan ridho dari suami?
Begitulah kiranya saya memaknai posisi orangtua sekarang. Saya, berusaha memahami mengenai pentingnya anak dekat dengan orangtua. Jika belum dekat, maka mendekat. Cari celah kebaikan yang ada pada orangtua. Banyak hal yang sudah terlewati hanya pada fokus "kecewa", sehingga peluang memposisikan bahwa "pasti masih ada kebaikan" jadi tergeser entah kemana.
Orangtua yang paling tahu buruknya diri kita, orangtua yang paling tahu kurangnya diri kita. Dari sedikitnya mungkin opini yang mereka sampaikan tentang diri kita, juga tentu bermakna luar biasa dan bisa membantu kita dalam melayakkan diri menuju jenjang berikutnya. Hal yang saya lakukan, adalah melibatkan Allah dalam setiap proses. Entah kecewa maupun bahagia. Agar Allah senantiasa menjaga kita selalu dalam kebaikan, tidak kembali terpuruk hanya memikirkan hal-hal yang cuma fana.
Bismillah, semoga Allah mudahkan :)
Dan tentu, Terimakasih, untuk siapa saja yang sudah membaca sampai titik terakhir tulisan ini. Kurangnya jangan ditambahin ya, kalo lebih, harap dikembaliin :)
Semoga bermanfaat.
(Semarang, 7 Juni 2021)
0 notes
Text
Paradigma Jodoh
Paradigma dan sikap diri apa yang perlu dibangun agar siap untuk menjalani kehidupan pernikahan, Proses apa yang harus dijalanu ketika kita dipertemukan dengan sang jodoh impian inilah yang ingin dibagikan oleh si penulis Fathonah Fitrianti sebagai sang mantan jomblo. Pembahasan pertama pada buku ini penulis ingin mengajak para pembaca untuk mengintip jendela pernikahan secara gamblang. Bahwa Menikah berbeda dengan Pacaran. Jika Pacaran, masing-masing pasangan berusaha meng-cover diri masing-masing dengan berusaha menyembunyikan kekurangan dan keburukan diri sendiri dan bersenang-senang dengan canda, cumbu, dan rayuan palsu, sedangkan Menikah bukanlah sebuah peristiwa insidental yang manis bersama pasangan melainkan hidup bersama pasangan, melainkan hidup bersama melewati kebahagiaan, tantangan, dan kesusahan. Sepanjang hidup bersama dirinya dengan kelebihan dan kekurangannya. Jika dalam Pacaran, mungkin bagi pria sama sekali tidak memikirkan pengeluaran seperti kencan, nonton dan lainnya, karena memakai uang yang diberikan orang tuanya secara cuma-cuma atau mungkin berbohong kepada orang tuanya alias korupsi uang yang diberikan mereka untuk pendidikannya tapi malah digunakan untuk mengencani sang wanita, sedangkan Menikah bukanlah pengeluaran insidental seperti sesekali mentraktir tapi pria menafkahi keluarganya sepanjang hayatnya. Dalam artian, menafkahi ini bukan hal yang sifatnya sesekali, tapi memastikan keluarganya bisa makan setiap hari, tercukupi kebutuhannya dan sejahtera, Dan Menikah bukanlah seperti Pacaran yang hanya mencari teman untuk asyik-asyikkan, melainkan menemukan mitra hidup yang tepat. Pria yang akan menjadi imam bagi keluarganya dan wanita yang akan jadi ibu bagi anak-anaknya. Karena sesungguhnya kehidupan pernikahan menuntut kita untuk mengembangkan cara berkomunikasi ketika menghadapi masalah, cara berdiskusi ketika melihat perbedaan pandangan, cara menjaga lisan ketika emosi. Menikah berarti ada tanggung jawab yang akan kita pikul, ada konsekuensi alami yang harus kita jalani, ada pasangan hidup yang harus kita pertimbangkan perasaan dan kebahagiaannya, ada perbedaan dan masalah yang perlu kita selesaikan dengan hati tenang dan pikiran jernih, dan ada berbagai keperluan hidup yang perlu dibiayai. Wal hasil, ketika memutuskan untuk menikah, kita jadi harus mempersiapkan hati, mental, pemikiran, dan diri kita secara sadar dan tanggung jawab. Siap menerima dan mengambil tanggung jawab. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan keputusan yang diambil. Siap dalam menghadapi dan menerima realitas, mampu mengendalikan ego dan emosi. Ketika sedang menjalani proses menuju pernikahan, ada beberapa hal yang meningkat dari diri seseorang yaitu lebih mengenal dan mengevaluasi dirinya sendiri, lebih siap menghadapi realitas kehidupan, lebih bertanggung jawab secara ekonomi, lebih toleran terhadap orang lain, lebih terbuka dengan perbedaan pandangan, lebih pandai mengelola ego dan emosi, lebih mempersiapkan diri menjadi Ayah atau Ibu, lebih peduli dengan perasaan orang lain dan tidak egosi, lebih siap bekerja sama dan berkomunikasi, dan lebih mendekatkan diri pada Allah tentunya. Saat mengambil keputusan untuk menikah, ada baiknya kita mengenali diri kita terlebih dahulu. Kenali visi dan misi hidup kita, rencana hidup kita ke depan, karakter kita, kelemahan kita,penyakit kita dan pandangan kita tentang pernikahan. Penting juga untuk mengenali hal-hal yang kita harapkan dari pasangan. Juga mengenali hal-hal yang bisa ditoleransi. Misalnya, saja terkait kerapian, keaktifan istri, kebiasaan merokok, dan sebagainya, Adapun pandangan kita biasanya dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya. Dan ketika niatan kita memang serius untuk menikah, tahap perkenalan ini bisa dilalui relatf singkat?. Mengapa? Karena, fokus kita mengenal apa dia bisa menjadi pasangan hidup yang selaras, bukan fokus membangun perasaan. Obrolan kita jadi lebih terarah yaitu dalam konteks saling mengenal tanpa melebar ke sana kemari. Kita tidak perlu menyentuh sang calon untuk lebih mengenalnya, bukan?. Wal hasil kita menentukan mau lanjut proses menuju menikah atau tidak dengan pertimbangan akal sehat bukan karena terlanjur sayang. Niat kita untuk menikah ialah menemukan pasangan yang bisa hidup selaras yang kelebihan maupun kekurangannya siap untuk kita terima dan ambil konsekuensinya. Oleh karena itu, sejak awal proses perkenalan dengan pasangan cobalah untuk saling terbuka tentang diri masing-masing. Bukan ingin tampak sangat sempurna agar tidak ditolak sang calon. Dalam proses perkenalan, untuk pria hal lain yang biasanya dieksplorasi ialah tentang rencana menafkahi keluarga. Salah satu hal yang perlu digarisbawahi ialah mental penjemput rezeki dan bertanggung jawab. Kita juga bisa menanyakan kepada calon pasangan terkait pandangannya mengenai peran istri/suami termasuk dalam tugas rumah tangga dan pengasuhan anak, pengaturan keuangan keluarga, status penghasilan suami/istri setelah menikah, peran suami/istri dalam menopang kebutuhan keluarga, bolehkah jika istri bekerja setelah menikah, bolehkah jika bersekolah lagi, dan hal lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui. Dan jika dalam tahap perkenalan dengan pasangan, ada ganjalan dan prasangka di hati, konfirmasikanlah sebelum nikah, karena ganjalan di hati ini bisa berkembang menjadi prasangka buruk dan sumber konflik. Ada beberapa hal yang perlu ditanyakan dan tak perlu ditanyakan, karena ganjalan hati dan kondisi tiap orang berbeda. Bila tidak sreg dengan calon pada tahap ini, kita bisa hentikan proses perkenalan, berteman saja lalu mencari calon lain. Namun, bila sreg kita bisa lanjut ke tahap pengenalan lebih jauh tentang keluarga dan kunjungan ke keluarga masing-masing. Selain memperkenalkan diri, kita pun perlu menyampaikan kondisi keluarga masing-masing karena ini turut mempengaruhi penerimaan dan kesiapan masing-masing. Kita bisa melakukan kunjungan ke rumah calon untuk berkenalan dan mengobrol dengan orang tuanya. Begitu pula sang calin mengunjungi orang tua kita. Selain untuk menjalin silaturahim dan lebih saling mengenal, kita juga bisa mengetahui penerimaan calon mertua. Dengan kunjungan ini, kita juga jadi lebih tenang karena sudah tahu bahwa sang calon jelas di mana tinggalnya dan jelas siapa orang tuanya. Jika kita dan orang tua bisa menerima – setelah mendapatkan penggambaran kondisi orang tua calon memberikan sinyal positif, maka tahap berikutnya ialah saling mengunjungi keluarga. Hal ini untuk menegaskan kembali penerimaan dari masing-masing keluarga dan menyambung ikatan silaturahim. Namun, bila orang tua belum memberikan sinyal positif sedangkan kamu tetap mantap dengan sang calon, berarti saatnya kita memberi pengertian kepada orang tua. Menenangkan kekhawatiran mereka, menunjukkan argument mengapa kita mantap memilihnya. Adapun. Salah satu manfaat mengomunikasikan kondisi keluarga calon ialah baik kta maupun keluarga bisa tahu dan lebih siap mentalnya dalam menerima. Penerimaan sejak awal akan meminimalisasi potensi konflik di masa depan dan menguatkan dukungan keluarga dalam berbagai permasalahan. Setelah melalui rangkaian proses ikhtiar dan doa berserah dirilah pada keputusan Allah, karena Allah lah yang mengetahui sosok yang terbaik bagi kita. Memohonlah kepada Allah terkait calon pasangan kita. Apakah dia akan baik bagi hidup dan agama kita?. Istikharah ini sebaiknya dilakukan sepanjang proses menuju pernikahan, mulai dari awal hingga hari H. Petunjuk dari istikharah ini bisa berupa kemantapan atau keraguan hati, kemajuan atau kemunduran proses, ditunjukkan kebaikannya atau keburukannya, munculnya ketenteraman atau keresahan hati, dan tersedia atau tidaknya jalan keluar serta kekuatan ketika menghadapi jalan buntu. Ketika sedang berproses menuju pernikahan, mungkin kita dipertemukan dengan orang lain yang lebih menarik hati. Keputusan menerima atau menolak calonmu sekarang laluilah dengan proses perkenalan, diskusi, dan kompromi, sehingga pada akhirnya kamu yakin untuk melanjutkan atau tidak proses tersebut. Andai keputusannya tidak melanjutkan pun bukan karena faktor pihak luar (orang lain yang lebih menarik), tetapi lebih karena faktor dari diri calon tersebut. Dalam mekanisme jodoh, jika bukan jodohnya, bisa jadi kita yang menolak, bisa pula kita yang ditolak. Kalau pun kita tidak jadi dengan seseorang, berarti bukan jodohnya. Mungkin itu petunjuk dari Allah bahwa dia bukan yang terbaik bagi kita, meski di mata dan di hati bahwa dia adalah sosok yang sempurna. Ketika hasilnya tidak berjodoh, apa yang perlu kita lakukan ? . Pertama, kita harus mensyukuri dan berhusnuzan pada ketetapan Allah bahwa dia bukan yang terbaik bagi kita. Kedua, meyakini dengan tetap memohon agar Allah memberikan pengganti yang lebih baik baik bagi kita. Ketiga, selalu memperbaiki diri dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Meski akhirnya tidak jadi dengannya, jadikanlah proses yang telah kita lalui sebagai sarana pendidikan dan pelatihan dari Allah agar kita lebih dewasa dan lebih siap untuk menjalani kehidupan pernikahan. Begitupun ketika hasilnya adalah menikah dengannya, kita harus bersyukur dengan meyakini bahwa dia adalah yang terbaik dari Allah. Bertanggung jawablah dengan keputusan yang telah dipilih. Berusaha untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah dengan menjalankan sunnatullahNya. Misalnya dengan selalu menjaga untuk saling membahagiakan, ketika emosi saling menjaga sikap dan lisan kepada pasangan. Mengomunikasikan masalah dengan baik dan menghindari sikap menghakimi dan saling menyalahkan. Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yunitawithastri/sebelum-engkau-meninggalkan-masa-lajangmu_555469956523bd9b144aefea
0 notes
Photo
HE’S BRING OUT THE BEST IN ME, AND HE’S FIX MY BROKEN PIECES STICK BACK TOGETHER!
Dia pernah nanya “kamu ga malu gitu kalau aku resign? Kalau aku ga ada pekerjaan dlu untuk sementara waktu?”, “kamu masih yakin sama aku walaupun kondisi aku sekarang gini?” “Aku tuh heran kenapa kamu masih yakin sama aku, jd juru support terbesar aku, aku ga ngerti”.
“Disaat kita yakin dengan sesuatu, tidak perlu ada alasan yg menjelaskan kenapa kita yakin. Karena keyakinan datang dari dalam diri yg diupayakan untuk disikapi dengan bijak, diaminkan dengan doa, diperjuangkan dengan usaha. Apapun jawabannya kelak, semua sudah digariskan. 😊☺”
Aku banyak melihat contoh, bagaimana orang tuaku membina hubungan rumah tangga dan sebagai suami istri, aku lihat kakak-kakakku beserta istrinya juga bagaimana mereka memperlihatkan padaku secara tidak langsung hubungan berkeluarga itu seperti apa. Dan dari saudara-saudaraku pun aku melihat contoh. Ga perlu jauh-jauh konseling, atau pelatihan menjelang rumah tangga, contoh di sekeliling juga bisa dilihat dengan jelas. Yg pasti dengan umur aku sekarang aku ingin mengambil segala pengalaman yg baik, yg buruk aku jauhi. Salah satunya bagaimana menjadi wanita yg diinginkan seorang pria. Bagaimana caranya menjadi ibu yg baik, bagaimana menghadapi kesabaran sebagai seorang wanita yg harus multitasking, jadi istri dan ibu sekaligus. Dan bagaimana memilih seorang pria untuk dinikahi.
Satu hal utama yg menjadi kesimpulan : pria yg bisa dinikahi adalah pria yg menyayangi kita dengan komitmen dan tanggungjawab penuh akan menafkahi lahir batin. Tiga hal tersebut (kasih sayang, komitmen dan tanggungjawab) harus bisa beriringan, tidak bisa berdiri salah satu. Bukan hanya persoalan materi semata, materi bagian dari tanggungjawab yg tidak usah dipertanyakan lagi! Ketika seorang pria memutuskan untuk bertanggungjawab atas istrinya, maka dia akan memenuhi dari segi materi tanpa melupakan hal-hal lain, tanggungjawab sifatnya luas, tidak melulu persoalan materi. Materi terpenuhi tapi tidak bertanggungjawab itu juga percuma.
Lalu misal, jika kasih sayang tidak dimiliki seorang suami terhadap istrinya, maka yg ada dalam rumah tangga itu rasa kesepian, sedih, dan sang istri pasti ada perasaan merasa “unwanted”, padahal istrilah yg susah payah mengandung anak-anaknya, tp jika tidak diperhatikan dengan kasih sayang, rasanya materi bejibun pun akan terlihat nonsense. Omong kosong. Harta banyak, tapi suami mata keranjang, itu sungguh menyakitkan hati. Materi banyak tapi suami banyak diluar itu sungguh menggelisahkan jiwa. Dari hal ini aku bisa mengambil suatu keputusan bahwa, aku akan menikah dengan pria yg walaupun sederhana, hidup sederhana dan pekerjaan yg cukup tak perlu mapan (karena mapan bisa dicari bersama) tapi dia bisa berkomitmen dengan kesetiaan, kasih sayang, perhatian dan dia yg selalu ada.
Lalu bagian tanggungjawab, tanggungjawab bermakna luas, tanggungjawab bukan hanya segi materi, tanggungjawab juga berkaitan dengan keberadaan kalimat “treat her like a queen”, hari gini memang butuh materi, tapi materi bukan segalanya. (Karena aku yg sekarang bukan pengejar materi dunia) Kasus-kasus menyangkut KDRT, berawal dr materi, entah si suami yg merasa materinya banyak sehingga istrinya dijadikan “boneka”, atau justru yg kekurangan materi sehingga dia melampiaskannya kepada istri. Dari hal ini aku memutuskan bahwa aku akan menikah dengan pria yg tidak selalu mengagungkan materi, tapi dia juga bertanggungjawab atas diri aku, dengan dia berusaha untuk selalu membuat aku dan keluarga kecil kelak bahagia saja sudah cukup. Tidak perlu rumah atau mobil mewah. Jika rumah atau mobil yg sederhana saja membahagiakan dan tidak meninggalkan hutang/riba!
Lalu soal menjadi seorang istri. Menikah bukanlah jual beli, atau barang dagangan yg memerlukan mahar/resepsi mewah. Wanita yg berharga justru tidak dapat dibeli dengan uang yg setinggi apapun, wanita yg berharga adalah wanita yg menjaga kehormatannya hanya untuk suaminya kelak. Yg kedua, wanita yg baik adalah wanita yg menemani dan menerima suaminya walaupun dari 0, startnya sesuatu (termasuk soal pernikahan) pasti dari 0. Beda lagi kalau kita anak pejabat atau miliyarder atau artis (beda konteks). Aku punya pemikiran seperti ini : mending sekarang mulai dr 0 dan nanti bisa menghargai proses kehidupan, bisa bersungguh-sungguh dalam bekerja, membangun rumah tangga, membahagiakan suami dan anak dengan cara menapaki step by step kehidupan (roda kehidupan) daripada sekarang menikah sama yg mapan, punya segalanya, tapi nanti aku punya suami yg angkuh, sombong, arogan, gak punya waktu, anak yg ga bisa menikmati waktu dengan orang tuanya yg sibuk dengan mencari materi, dan aku takut kalau tiba-tiba menikah dengan yg mapan terus tiba-tiba roda lagi dibawah : AKU GAK MAU SEMBARANG CERAI. ATAU JADI ISTRI YG GAK TAU DIRI YG GAK MENGHARGAI USAHA SUAMINYA. Suami memang bertanggungjawab atas menafkahi istri tapi ISTRI MEMPUNYAI KEWAJIBAN UNTUK MENCARI RIDHO SUAMI.
Lalu, soal menjadi Ibu. Kuliahku aku ambil sampai jenjang S2. Orang pernah berkata “ngapain sekolah tinggi-tinggi sih? Nyari apa? Biar di undangan ada gelarnya ya?” Sejak aku dapet pertanyaan itu, otakku menggebu, mencari jawabannya. Sebetulnya hak anak adalah mendapatkan kasih sayang, dipenuhi segala kebutuhannya, didampingi penuh oleh sang ibu! Ibu adalah madrasah terbaik anak-anaknya. Aku kini menjadi seorang dosen, sudah setaun, awalnya aku berniat agar jika menjadi istri dan ibu aku mempunyai punya banyak waktu luang. Tp setelah aku pikir lagi, aku jadi takut menjadi ibu yg tidak bertanggungjawab atas anak-anak ku kelak. Aku engga hanya ingin memberikan materi saja. Aku ingin memberi kasih sayang dan melihat tumbuh kembang anak dan menciptakan anak-anak yg mandiri. Jadi ibu yg tidak posesif dan bersikap demokratis, menanamkan konsekuensi!! Itu berarti aku harus resign dan menjadi ibu rumah tangga!!
Yg paling penting yg belum aku sebut. Menikah adalah soal chemistry juga, cinta dalam pernikahan jg penting. Kebayang gak sih serumah, dr pagi sampe malem, ketemu orang yg itu-itu lagi kalau gak didasarin cinta? Bagi aku itu serem, makanya ga suka dengan konsep “dijodohin” atau menikah karena materi.
Kekhawatiran orang tua aku memang beralasan, tp stop untuk selalu mendoktrin aku untuk mengutamakan materi. Percaya rejeki selalu ada adalah percaya adanya Allah. Allah kepada setiap umatnya memberi 3 jalur rejeki : 1. Rejeki yg memang sudah ditakdirkan untuk kita, 2. Rejeki dari yg diusahakan, 3. Rejeki dari arah yg tidak disangka. Lalu pertanyaannya, buat apa khawatir? Khawatir besok tidak makan aja adalah penghinaan terbesar bagi Allah karena kita meragukan kuasaNya!!
Satu hal sih, segala sesuatu dari pilihan kita ada konsekuensinya. Menikah dengan siapapun itu ada konsekuensinya. Baik buruknya harus diterima, jika tidak ingin mengambil konsekuensi jangan menikah! Menikah adalah pekerjaan seumur hidup, pengabdian tanpa selalu digaji dengan uang! Tp jika sungguh-sungguh dan bertanggungjawab hadiahnya pahala yg mengalir dari Allah :’)
Poin penting, kenapa aku milih R. Kenapa aku milih dia kekeuh pengen nikah sama dia walaupun kondisi sekarang dia lagi cari pekerjaan lagi (kita ga tau gimana nasib orang kedepannya, aku hati-hati sekali memandang dia yg penuh potensi, orang yg gabisa aku tinggal begitu saja) Dia memenuhi kriteria yg aku ingin. Chemistry, cinta, komitmen, kasih sayang, tanggung jawab.
Chemistry, Cinta dan kasihsayang : Aku tidak punya alasan ini itu kenapa aku mencintainya, karena chemistry kami berdua begitu kuat, kami jarang debat karena kami sering satu pemikiran dalam memandang suatu hal. Kami sering diskusi dalam hal apapun partner ngobrol paling menyenangkan tanpa ada perkataan kasar. Mau itu buku, politik, humor, kegiatan sehari-hari, pekerjaan, bisnis, hingga cara menyikapi bagaimana pacaran yg seharusnya. Kami tidak lagi membahas detail mengenai masa lalu masing-masing karena masa lalu yg membentuk kami jadi seperti sekarang. Masa lalu kami jadikan pelajaran penting bukan hal yg untuk dibenci. Dia memang tidak romantis tapi dia tunjukan romantis dari tindakan, contoh : keseriusan dia untuk rencana menikahi aku nanti adalah contoh keromantisan yg tidak pernah aku temui dr pria-pria sebelumnya yg cuma janji palsu!
Soal komitmen, alhamdulillah, dia sangat berkomitmen dengan hubungan kami. Dia tau batasan untuk berkomunikasi dan bicara dengan lawan jenis selain aku, dia setia. Dia ga pernah berkutat dengan hp selain untuk aku dan keperluan bisnis. Dia tipe orang setia karena dia tau susahnya mencari wanita yg satu pemikiran dengan dia! Dia pernah bilang “Aku akan perjuangin kamu, karena aku takut gabisa nemu lagi orang kayak kamu yg bisa nerima aku dg segala kondisi aku”. Dan karena kesetiaan itulah aku percaya padanya. Modal banget kalau dia nikah sama aku, aku ga akan khawatir dia akan berpaling :) karena menurut aku komitmen untuk setia adalah kasta tertinggi dalam cinta. Makanya jika pria-pria sebelumnya yg aku temui bermasalah dengan kesetiaan, langsung diblacklist. Setia aja gabisa gimana mau menuhi hal lain?
Dari segi tanggungjawab, dia bilang “aku belum akan ngelamar kamu kalau aku belum punya kerjaan tetap lagi,” dia bisa aja mempercepat buat ngelamar aku karena dr orang tuanya dia udah pengen mengikat, tp dia jawab apa? Ya dia punya tanggungjawab jika menikah dan salah satunya dilihat dari pekerjaannya! Ya memang aku selalu bilang materi bukan yg utama, tp biarkan materi yg menutur, saat aku engga menuntut dia untuk mapan, saat aku support dia sebesar-besarnya, dia yg mengusahakan sendiri bagaimana caranya untuk mendapat pekerjaan! Dia pun senang berbisnis, makanya nanti ada penghasilan sampingan, senang berkegiatan sosial, senang mengupayakan. Lalu apalagi yg aku cari ketika semua kriteria sudah terpenuhi dan aku sudah merasa jatuh cinta tanpa alasan?
Cara dia menyelesaikan masalahpun tidak pernah dengan perang dingin, dia mengupayakan untuk menyelesaikan secepatnya, dia ga pernah marah hebat atau marah kasar, dia gimana caranya tetep calm down menghadapi aku dan egonya.
Cimahi, 2017. Aku siap menikah tahun ini. Bagaimanapun konsekuensi yg akan didapat. Bismillah, semoga Engkau selalu meridhoi langkahku ya Rabb. ☺☺
Ah iya aku lupa kenapa aku memilih dia. Satu hal yg tidak pernah aku jumpai sebelumnya, dia gapernah mempermasalahkan apa pendidikan aku dan justru terus mendukung jika aku mengambil S3, mendukung karir aku, mendukung apapun keputusan aku dengan nasehat-nasehat dr dia!! Ditengah pria-pria lain bilang “buat apa kamu S2?”
0 notes
Text
YANG TERPECAYA, Call 0812-8927-8201, Baca Poligami Sunnah Rasulullah SAW KH. Hafidin
KLIK https://wa.me/6281289278201, Buku Poligami Dalam Islam Di Indonesia Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Lengkap Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Versi Indonesia Coach Hafidin, Buku Poligami Sejuta Makna KH. Hafidin, Buku Fikih Poligami Versi Terbaru Coach Hafidin
Jl. Jalumprit tonggoh RT/RW 04/01 Desa. Waringinkurung Kecamatan. Waringinkurung Kabupaten. Serang Provinsi. Banten Kode Pos. 42453
(Depan Masjid Nurul Ibad)
Langsung OWNER 0821-2237-8089
https://www.instagram.com/coach.hafidin/
#poligami#poligamiadalahtakdir#poligamibertauhid#poligamibahagia#poligamiberkah#poligamidalamislam#poligamifamily#poligamigayahidupku#poligamihalal#poligamiharmoni#contoh buku nikah istri kedua#poligami contoh kk istri kedua#cara mendapatkan buku nikah untuk istri kedua#buku nikah ada 2#syarat nikah istri kedua di kua#surat izin poligami dari pengadilan agama#surat izin poligami#jasa pengurusan poligami
0 notes
Text
YANG TERPECAYA, Call 0812-8927-8201, Baca Poligami Sunnah Rasulullah SAW KH. Hafidin
KLIK https://wa.me/6281289278201, Buku Poligami Dalam Islam Di Indonesia Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Lengkap Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Versi Indonesia Coach Hafidin, Buku Poligami Sejuta Makna KH. Hafidin, Buku Fikih Poligami Versi Terbaru Coach Hafidin
Jl. Jalumprit tonggoh RT/RW 04/01 Desa. Waringinkurung Kecamatan. Waringinkurung Kabupaten. Serang Provinsi. Banten Kode Pos. 42453
(Depan Masjid Nurul Ibad)
Langsung OWNER 0821-2237-8089
https://www.instagram.com/coach.hafidin/
#poligami#poligamiadalahtakdir#poligamibertauhid#poligamibahagia#poligamiberkah#poligamidalamislam#poligamifamily#poligamigayahidupku#poligamihalal#poligamiharmoni#contoh buku nikah istri kedua#poligami contoh kk istri kedua#cara mendapatkan buku nikah untuk istri kedua#buku nikah ada 2#syarat nikah istri kedua di kua#surat izin poligami dari pengadilan agama#surat izin poligami#jasa pengurusan poligami
0 notes
Text
YANG TERPECAYA, Call 0812-8927-8201, Baca Poligami Sunnah Rasulullah SAW KH. Hafidin
KLIK https://wa.me/6281289278201, Buku Poligami Dalam Islam Di Indonesia Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Lengkap Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Versi Indonesia Coach Hafidin, Buku Poligami Sejuta Makna KH. Hafidin, Buku Fikih Poligami Versi Terbaru Coach Hafidin
Jl. Jalumprit tonggoh RT/RW 04/01 Desa. Waringinkurung Kecamatan. Waringinkurung Kabupaten. Serang Provinsi. Banten Kode Pos. 42453
(Depan Masjid Nurul Ibad)
Langsung OWNER 0821-2237-8089
https://www.instagram.com/coach.hafidin/
#poligami#poligamiadalahtakdir#poligamibertauhid#poligamibahagia#poligamiberkah#poligamidalamislam#poligamifamily#poligamigayahidupku#poligamihalal#poligamiharmoni#contoh buku nikah istri kedua#poligami contoh kk istri kedua#cara mendapatkan buku nikah untuk istri kedua#buku nikah ada 2#syarat nikah istri kedua di kua#surat izin poligami dari pengadilan agama#surat izin poligami#jasa pengurusan poligami
0 notes
Text
YANG TERPECAYA, Call 0812-8927-8201, Baca Poligami Sunnah Rasulullah SAW KH. Hafidin
KLIK https://wa.me/6281289278201, Buku Poligami Dalam Islam Di Indonesia Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Lengkap Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Versi Indonesia Coach Hafidin, Buku Poligami Sejuta Makna KH. Hafidin, Buku Fikih Poligami Versi Terbaru Coach Hafidin
Jl. Jalumprit tonggoh RT/RW 04/01 Desa. Waringinkurung Kecamatan. Waringinkurung Kabupaten. Serang Provinsi. Banten Kode Pos. 42453
(Depan Masjid Nurul Ibad)
Langsung OWNER 0821-2237-8089
#poligami#poligamiadalahtakdir#poligamibertauhid#poligamibahagia#poligamiberkah#poligamidalamislam#poligamifamily#poligamigayahidupku#poligamihalal#poligamiharmoni#contoh buku nikah istri kedua#poligami contoh kk istri kedua#cara mendapatkan buku nikah untuk istri kedua#buku nikah ada 2#syarat nikah istri kedua di kua#surat izin poligami dari pengadilan agama#surat izin poligami#jasa pengurusan poligami#poligaminabi#poligamy
0 notes
Text
YANG TERPECAYA, Call 0812-8927-8201, Baca Poligami Sunnah Rasulullah SAW KH. Hafidin
KLIK https://wa.me/6281289278201, Buku Poligami Dalam Islam Di Indonesia Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Lengkap Coach Hafidin, Buku 45 Hari Sukses Poligami Versi Indonesia Coach Hafidin, Buku Poligami Sejuta Makna KH. Hafidin, Buku Fikih Poligami Versi Terbaru Coach Hafidin
Jl. Jalumprit tonggoh RT/RW 04/01 Desa. Waringinkurung Kecamatan. Waringinkurung Kabupaten. Serang Provinsi. Banten Kode Pos. 42453
(Depan Masjid Nurul Ibad)
Langsung OWNER 0821-2237-8089
https://www.youtube.com/c/RobbanianFamilyhttps://www.facebook.com/iding.josshttps://www.instagram.com/coach.hafidin/
poligami, #poligamiadalahtakdir, #poligamibertauhid, #poligamibahagia, #poligamiberkah, #poligamidalamislam #poligamifamily, #poligamigayahidupku, #poligamihalal, #poligamiharmoni
contoh buku nikah istri kedua, poligami contoh kk istri kedua, cara mendapatkan buku nikah untuk istri kedua, buku nikah ada 2 syarat nikah istri kedua di kua, surat izin poligami dari pengadilan agama, surat izin poligami, jasa pengurusan poligami
#poligami#poligamiadalahtakdir#poligamibertauhid#poligamibahagia#poligamiberkah#poligamidalamislam#poligamifamily#poligamigayahidupku#poligamihalal#poligamiharmoni#contoh buku nikah istri kedua#poligami contoh kk istri kedua#cara mendapatkan buku nikah untuk istri kedua#buku nikah ada 2#syarat nikah istri kedua di kua#surat izin poligami dari pengadilan agama#surat izin poligami#jasa pengurusan poligami
0 notes
Text
YANG TERPECAYA, Call 0812-8927-8201, Baca Poligami Sunnah Rasulullah SAW
KLIK https://wa.me/6281289278201, Buku Poligami Dalam Islam Di Indonesia, Buku 45 Hari Sukses Poligami Lengkap, Buku 45 Hari Sukses Poligami Versi Indonesia, Buku Poligami Sejuta Makna KH. Hafidin, Buku Fikih Poligami Versi Terbaru
Jl. Jalumprit tonggoh rt/rw 04/01 Desa. Waringinkurung Kecamatan. Waringinkurung Kabupaten. Serang Provinsi. Banten Kode Pos. 42453
(Depan Masjid Nurul Ibad)
Langsung OWNER 0821-2237-8089
https://www.youtube.com/c/RobbanianFamilyhttps://www.facebook.com/iding.josshttps://www.instagram.com/coach.hafidin/
#poligami#poligamiadalahtakdir#poligamibertauhid#poligamibahagia#poligamiberkah#poligamidalamislam#poligamifamily#poligamigayahidupku#poligamihalal#poligamiharmoni#contoh buku nikah istri kedua#poligami contoh kk istri kedua#cara mendapatkan buku nikah untuk istri kedua#buku nikah ada 2
0 notes