#calonarangtaksu
Explore tagged Tumblr posts
Photo
Rahajeng Kajeng Kliwon . Menyiasati adanya fenomena pria atau suami hidung belang, dan KDRT, rupanya para wanita atau istri di Bali pada zaman dahulu mengambil tindakan halus dan gaib untuk melawan suami-suami mereka, dengan ilmu "Penangkeb". . “Penangkeb”, adalah sarana gaib agar orang lain atau orang banyak menjadi tunduk. Dengan demikian orang tersebut dapat mengendalikan, mengarahkan, atau menguasai, orang lain atau orang banyak sesuai dengan keinginannya dengan bantuan mahkluk halus. Orang yang telah terkena ilmu penangkeb tak ubahnya seperti kerbau yang dicocok hidungnya, sehingga akan menjadi penurut sesuai perintah atau keinginan dari orang yang mengenakan ilmu penangkeb. . Penangkeb biasanya digunakan oleh wanita atau istri agar pria atau suami menjadi penurut, takut dan tunduk pada dirinya. Penangkeb bisa diperoleh dari seorang dukun ilmu hitam dengan harga yang cukup tinggi. Dikalangan penekun spiritual, Penangkeb diasumsikan adalah proses awal dari suatu ilmu leak tertentu, dimana seorang pengguna penangkeb lama-kelamaan bisa mengusai ilmu leak tanpa disadarinya, pernyataan ini bisa benar bisa juga salah. . Munculnya wanita pengguna ilmu Penangkeb kemudian menjadi penekun Leak, tentu di latarbelakangi oleh kepuasannya pada hasil-hasil yang mengejutkan dengan cara-cara gaib, hingga mereka ketagihan menggunakan cara gaib lain dengan motif dan tujuan lain, inilah yang menyeret mereka untuk “jatuh” menuju tindakan-tindakan sesat. . Pada situasi ini, wanita yang tadinya merasa terpinggirkan, teraniaya, tetinjak-injak dan lain-lain, kini bisa menjadi sebaliknya, ia ingin tampil sebagai manusia dengan kekuatan lebih dengan tindakan-tindakan gaibnya; inilah yang menyebabkan munculnya fenomena Penangkeb yang akhirnya berlanjut menjadi Ilmu Leak. Diperlukan pertimbangan matang dalam menggunakan kekuatan gaib Penangkeb, karena diyakini dapat menyebabkan pria atau suami yang menjadi sasarannya akan terkesan bodoh, mereka secara lambat namun pasti akan kehilangan wibawa dan tidak mau menuruti kata orang lain selain istrinya. . Tunggu info misteri lainnya dari @calonarangtaksu #calonarangtaksu#leakpedia#seram#misteri#mistis #localbaliisland (di Sastra Chibrut) https://www.instagram.com/p/CGNzCaygFMv6He7iPUpqmvU5GQV8wnmIJ4NcP40/?igshid=iy396e93kbmt
0 notes
Photo
Rahajeng Kajeng Kliwon Enyitan . Ini adalah cerita yang dituturkan langsung kepada admin oleh seorang pemuda yang berinisial Kadek B asal Denpasar, ia menceritakan tentang pengalaman menakutkannya yang terjadi sekitar tahun 2003. . Saat itu, Kadek B ada acara di rumah temannya dan baru pulang sekitar pukul 1 dini hari, ia pulang menuju daerah Denpasar melawati wilayah Desa Darmasabha Saat itu jalanan disana masih sangat sepi, jam 9 malam saja daerah sana sudah sepi, lampu jalan juga sedikit dan tidak terlalu terang. Kadek B pulang mengendarai motor dengan lampu remang-remang yang menyorot ke depan, dirasakannya hawa dingin tapi tak ada angin yang berhembus, suasana sangat sunyi, hanya terdengar suara motor Kadek B saja. . Saat sampai di perempatan Banjar Cabe, Darmasaba, ia tak sengaja melihat sesosok mahkluk seperti kuda tapi berwarna hijau tua, ukurannya juga jauh lebih besar dari kuda normal, dengan wajah memancarkan sinar, terlihat jelas mahkluk tersebut hanya memiliki satu buah kaki depan saja, sedangkan tubuh bagian belakangnya kurang jelas karena cahaya lampu motor yang remang dan motor dalam keadaan berjalan, mahkluk itulah yang disebut sebagai Leak Gegendu Jaran, Leak berwujud kuda berkaki tiga. . Si Leak hanya terdiam sambil mengangguk-nganggukan kepalanya, saat itu Kadek B berada dijarak 5 meter dari si leak, seketila ia merasa shock, tidak bisa bicara, dan tubuhnya kaku, namun ia bisa menjalankan motornya perlahan, si Leak Gegendu tidak menghiraukan Kadek B yang lewat didepannya, sehingga Kadek B bisa melanjutkan perjalanannya, setelah lewat 200 meteran baru ia sadar bahwa itu bukan kuda biasa. . Setelah berada jauh, Kadek B meng-sms teman-temannya untuk diajak mengecek perempatan di Banjar Cabe tersebut, karena Kadek B masih belum yakin dengan mahkluk yang baru saja dilihatnya. Tapi tak ada satu pun temanya yang berani, karena mereka sudah memastikan bahwa mahkluk itu bukan kuda biasa, tetapi kuda jadi-jadian alias orang yang sedang menjalankan ilmu leak dan telah berubah wujud menjadi Gegendu Jaran. . Via @calonarangtaksu . #leakpedia #calonarangtaksu #seram #setan #hantu #jarangoyang #leakbali #misteri #mistis #karangasemnow https://www.instagram.com/p/B-W8YVqBhT1/?igshid=306b6r7lqpft
0 notes
Text
Neraka Taptasurmi
Dalam kitab Srimad Bagavatam disebutkan ada 28 planet neraka yang seluruhnya dipimpin oleh Dewa Yama Dipati, di sini arwah-arwah manusia yang selama hidupnya selalu melaksanakan adharma akan dihukum; tentunya hukuman itu tercipta dari karma sang arwah sepanjang ia hidup.
.
Salah satunya adalah Taptasurmi, neraka yang dikenal cukup menyeramkan. Neraka ini bertujuan untuk menghukum arwah laki-laki dan perempuan yang pada saat hidupnya tidak setia dan berkhianat terhadap pasangan mereka dengan melakukan hubungan badan dengan orang yang bukan merupakan dari pasangan mereka.
.
Dalam kitab Devi Bhagavata Purana atau Srimad Bhagavatam Taptasurmi/Taptamurti adalah neraka tingkat 21 dimana para "Atma Druaka" (arwah pendosa) yang tak setia dengan pasangannya, digotong oleh para Chingkarabala, yaitu pasukan Dewa Yama yang berwujud menyeramkan bertugas menghukum para arwah pendosa di neraka, kemudian arwah itu dicambuk dan dipaksa memeluk besi yang sangat panas hingga membuat kulit melepuh.
.
Deskripsi tentang neraka ini dimuat dalam Kitab Srimad Bhagavatam bagian 5.26, dimana disebutkan:
SB 5.26.7, terjemahan: Beberapa pihak berwenang mengatakan bahwa ada total dua puluh satu planet neraka, dan beberapa mengatakan dua puluh delapan. Nama-nama dari neraka yang berbeda adalah sebagai berikut: Tāmisra, Andhatāmisra, Raurava, Mahāraurava, Kumbhīpāka, Kālasūtra, Asi-patravana, Sūkaramukha, Andhakūpa, Kṛmibhojana, Sandaṁśa, Taptasraka, Vakraka, Vakraka, Vaka Sārameyādana, Avīci, Ayaḥpāna, Kṣārakardama, Rakṣogaṇa-bhojana, Śūlaprota, Dandaśūka, Avaṭa-nirodhana, Paryāvartana, dan Sūcīmukha.
SB 5.26.20, terjemahan: Seorang pria atau wanita yang melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak pantas, dihukum setelah kematian oleh asisten Yamarāja di neraka yang dikenal sebagai Taptasūrmi. Di sana pria dan wanita seperti itu dipukuli dengan cambuk. Laki-laki dipaksa untuk memeluk bentuk besi merah-panas dari seorang wanita, dan wanita itu dipaksa untuk merangkul bentuk yang sama dari seorang pria. Begitulah hukuman untuk seks terlarang.
.
Via @calonarangtaksu #my_tampaksiring
Repost https://fb.me/iLov3Hindu
https://saivaya.blogspot.com/2019/09/neraka-hukuman-orang-yang-tukang.html
.
#neraka#hindu#siksakubur#selingkuh#pelakor
0 notes
Photo
Legu Gondong adalah mahkluk mitologi dari Bali khususnya wilayah Sanur yang berwujud seekor nyamuk raksasa. Dahulu seluruh wilayah Sanur pernah diserang wabah berupa gerombolan nyamuk yang diyakini sebagai pasukan dari Sang Legu Gondong, yang kisahnya sering diangkat kedalam lakon Pentas Calonarang. . Dalam kisah sejarah Pura Dalem Blanjong, Desa Sanur, disebutkan, Legu Gondong adalah mahkluk halus yang menjadi rencang atau pengawal dari Ida Bhatara yang berstana di Pura Dalem Blanjong, Sanur. Legu Gondong yang memiliki gelar Ratu Niang Lingsir Sakti Legu Gondong digambarkan dalam wujud seekor nyamuk berukuran sangat besar melebihi ukuran manusia, ia juga digambarkan sebagai sesosok iblis wanita berbadan nyamuk dan penggambarannya ini sering digunakan sebagai tema ogoh-ogoh oleh pemuda bali. . Disebutkan pula di dalam kisah penyalonarangan dengan lakon "Legu Gondong", keikutsertaan Sang Legu Gondong untuk membalaskan dendam seorang perempuan berkasta Brahmana bernama Rangdaning Jro Agung yang difitnah telah membunuh suaminya dengan ilmu hitam oleh masyarakat Desa Intaran, Sanur, ia juga dikucilkan oleh semua masyarakat Sanur karena takut akan ilmunya. Karena merasa terhina Rangdaning Jro Agung bertapa memohon anugerah di Pura Dalem Blanjong untuk memberi pelajaran kepada para warga Sanur. . Karena merasa senang akan pertapaannya yang tekun Ida Bhatara di Pura Dalem Blanjong bersedia memberinya anugerah, beliau juga nerniat untuk menguji masyarakat Sanur karena Pura Dalem Blanjong saat itu seperti tidak terurus. Maka diutuslah Ratu Niang Lingsir Sakti Legu Gondong untuk mengerahkan seluruh pengikutnya agar segera menyerang Sanur. Ribuan nyamuk beracun mematikan segera menyerang warga Sanur mengakibatkan banyak warga yang tewas akibat serangan itu. Akhirnya wabah tersebut dapat dihentikan oleh Raja Kesiman, I Gusti Ngurah Kusiman yang berhasil menyadarkan Rangdaning Jro Agung. . Tunggu kisah lengkap Legu Gondong di @calonarangtaksu . Ilustrasi @ekaparwa Diedit oleh @calonarangtaksu . #KarangasemNow_Official #legugondong #intaran #sanur #denpasar #bali https://www.instagram.com/p/CHsEG3Irbis/?igshid=dm103lfwfd0d
0 notes
Photo
Rahajeng Pemagpag Kajeng Kliwon . Dalam dunia per-Leakan ada beberapa atribut yang lazim digunakan oleh para penekun ilmu leak ketika menjalankan ilmunya. Salah satunya adalah kekereb. Kekereb adalah sebutan untuk kerudung yang berupa kain putih berisi rajahan gambar sosok Dewa atau Bhuta serta tulisan aksara bali. . Berbeda dengan kekereb yang diperuntukan bagi topeng sakral Barong dan Rangda atau kekereb dalam pementasan calonarang, Kekereb Leak memiliki fungsi yang sangat penting bagi penekunnya, biasanya kekereb akan digunakan sebagai penutup kepala saat penekun ilmu leak akan berubah wujud menjadi leak sesuai dengan tingkatan ilmunya. Selain itu, kekereb juga perantara sangat penting digunakan dalam "siat peteng" yaitu ajang kontestasi ilmu antara para penekun leak. . Jenis Kekereb yang digunakan dalam dunia ilmu leak dibedakan dari aksara dan gambar rajahnya. Penggunaanya pun sesuai dengan tingkatan ilmu mereka. Kekereb yang paling tinggi adalah kekereb yang berisi rajahan Bhuta Siu dan rajah Durga Bhairawi Murthi. Kemudian rajah Dasaksara, Dasaguna dan Dasabayu ditempatkan sesuai dengan formulasi mistik Tantra yang kuat dan rahasia. Biasanya hanya orang yang membuatnya saja yang mengetahuinya. Sebab aksara dalam kekereb adalah kata sandi untuk menghubungkan aksara dalam tubuh si penekun leak, dan tidak boleh diketahui orang lain. . Kekereb Durga Bhairawi Murthi misalnya, digambarkan dengan sosok Bhatari Durga yang sedang murka. Memiliki tiga kepala dan beberapa tangan yang memegang senjata. Api berkobaran di seluruh badanNya. Semua citra yang ada pada rerajahan tersebut menunjukkan kekuatan dari energi Panca Kertya Sakti, yakni lima kekuatan dari Durga, yakni pencipta, pemelihara, pengabur, pendaur ulang dan pemberi anugerah. . Saat ritual penekun leak akan menutup kepalanya dengan kekereb. Kemudian di balik kekereb itulah ia beryoga untuk menjalankan ilmunya. Sesungguhnya kekereb tersebut adalah media untuk menyerap energi Hyang Bhatari Durga dalam melepaskan arwah dari badan kasarnya ketika berubah wujud maupun siat peteng. . Rerajahan : @raka_dalem_bernat . Tunggu info misteri lainnya dari @calonarangtaksu . #karangasemnow_official https://www.instagram.com/p/CGKU1JKhJSk/?igshid=dazjulau70j4
0 notes
Photo
Sejarah Pura Goa Gong . Berawal ketika Dang Hyang Nirartha, melakkukan yoga semadi di Pura Uluwatu beliau yang sedang menulis aksara-aksara suci pada beberapa batu yang akan dijadikan dasar pembangunan pura Uluwatu, tiba-tiba mendengar suara gong yang merdu mengalun-alun dari kejauhan, seolah memanggil untuk mendekatinya. Beliaupun tergerak hatinya untuk mencari tahu sumber suara gong tersebut yang berasal arah Timur Laut. . Di tengah perjalanan beliau bertemu dua ekor naga berukuran sangat besar bersisik kuning dan merah, naga tersebut melintang di jalan seolah menghalangi perjalanan Dang Hyang Niratha. Ternyata dua naga tersebut adalah raja dan ratunya wong samar (mahkluk gaib), dahulunya mereka adalah ular gaib penghuni wilayah itu, setelah ratusan tahun bersemedi mereka bisa mendapat wujud naga, namun masih belum ada yang berkenan menyupat mereka . Mereka memohon Dang Hyang Nirartha, agar bisa menyupat dan bisa menuju suniya loka. Dang Hyang Nirartha menyanggupinya untuk menyupat kedua naga tersebut tetapi beliau meminta setelah roh (atman) dari naga tersebut disupat, badan kasar naga tersebut tetap berada di sana, setelah disetujui, disupatlah kedua ular tersebut dan ditempat ini kemudian didirikan taman yang sekarang dikenal dengan Goa Peteng. . Dang Hyang Nirartha pun melanjutkan perjalanannya untuk menemukan suara gong tersebut, sampailah beliau di sebuah gong di dalam goa, namun setelah didekati gong tersebut berhenti bersuara. Dang Hyang Nirartha masuk dalam gua, kemudian duduk di atas batu untuk melakukan semedi, seketika muncul mata air berwarna-warni, lalu beliau didatangi oleh ribuan wong samar yang merupakan rakyat dua naga tadi, mereka juga ingin mendapatkan penyupatan. . Beliau berkenan melakukan penyupatan tersebut dan itupun tergantung dari karmanya masing-masing, Dang Hyang Nirartha juga minta agar wong samar tersebut bisa membantu membuat Pura Uluwatu. Karena memiliki aura spirutual yang tinggi, Goa itu disucikan dikenal sebagai Pura Goa Gong, Jimbaran, pura ini sebagai tempat pemujaan Dang Hyanga Nirartha, namun ada juga pelinggih lainnya untuk ribuan wong samar penjaga pura ini. . Via @calonarangtaksu https://www.instagram.com/p/CCvgt_dBYas/?igshid=105ov4rwiug4l
0 notes
Photo
Pada zaman globalisasi seperti sekarang, hal-hal yang berhubungan dengan kata "leak" bukanlah hal yang menakutkan lagi, banyak orang yang admin temui mengatakan "leak di bali sudah punah, zaman sekarang mana ada leak lagi, leak cuma mitos zaman dulu belaka", juga banyak yang menganggap Liak/Leak sebagai ilmu yang tidak berguna. Mungkin itu karena sekarang Leak hanya digunakan untuk menyakiti orang lain. Sebagian besar orang bali yang tinggal diperkotaan mengatakan hal tersebut. . Dalam buku Leak Ngamah Leak oleh Drs. I Wayan Yendra (Jro Mangku Alit Pekandelan), Sejatinya Leak adalah suatu ilmu yang diturunkan langsung oleh Ida Bhatara yang berstana di Pura Dalem kepada manusia agar kelak manusia akan menggunakannya untuk menegakan Dharma/kebenaran, atau bisa dibilang ilmu Leak adalah anugerah dari Pura Dalem. Tergantung orang yang menggunakan ilmu tersebut, apakah ia bisa menggunakan ilmunya dengan benar atau tidak. . Sekarang orang-orang belajar ilmu leak karena iri dan dendam, dan menggukan ilmunya untuk mengirim penyakit, guna-guna dan sebagainya, Namun tetap saja bila sang pelaku tidak bisa menjalankan ilmunya dengan benar akan ada ganjarannya, suatu saat hidupnya pasti akan menderita. . Seperti yang dikatakan oleh Jro Mangku Dalem Serongga maestro seni calonarang, sewaktu beliau berperan sebagai Matah Gede dalam pentas calonarang di UNHI Denpasar "kapan bila Pura Dalem, Pura Prajapati dan Pemuwun (tempat kremasi mayat) hilang, saat itulah, tak ada lagi yang menekuni ajaran leak". . Jadi jangan salahkan ilmunya, salahkanlah orang yang menyalahgunakan ilmu leak tersebut. Jika kita terus beranggapan ilmu leak tak ada gunanya berarti sama saja kita telah meremehkan kekuatan Ida Bhatara Dalem, dan menganggap Bali tidak akan pernah maju bila semasih ada Pura Dalem. . Tetapi hal tersebut juga menguntungkan bagi para penekun leak, karena leak adalah ajaran yang dipraktekkan secara rahasia, semakin banyak yang tak percaya dengan keberadaan mereka, semakin bebas pula mereka melaksanakan ajaran leak. Intinya Ilmu Leak tidak akan musnah semasih ada Pura Dalem. . Via @calonarangtaksu . Yuk Follow‼️@karangasemnow_official Support Us ❤Like 🗣️Coment 📢Share . #karangasem https://www.instagram.com/p/CClNuqOhpGw/?igshid=nfa6lki5fey5
0 notes
Photo
Rahajeng Rahina Saraswati . Dalam kepercayaan masyarakat Bali, cicak merupakan simbol kedatangan dari Dewi Saraswati, dewi sumber ilmu pengetahuan. Bagi masyarakat Bali suara cicak diasumsikan bahwa sang cicak sedang membawa pesan dari Yang Maha Kuasa. Simbol cicak juga diletakkan dalam sesajen Saraswati. . Sajen untuk memuja Dewi Saraswati disebut sebagai Jajan Saraswati, yang bentuknya bukan Dewi cantik, tapi malahan cicak. Sajen ini terbuat dari tepung beras dan terdapat lukisan dua ekor cicak. Mata cicak dibuat dari beras hitam dan di sebelahnya ada telur cicak. Sajen ini menyiratkan filosofi bahwa manusia sekiranya tidak hanya mengembangkan kemampuan logika saja, tapi harus mampu meningkatkan daya kepekaan intuisi agar mampu menangkap getaran-getaran spiritual. . Serta Para leluhur kita ingin mengingatkan bahwa cecak itu hanya bisa bersuara di dalam keheningan. Tak mungkin cecak bersuara dalam keadaan hiruk pikuk. Karena itu orang yang berilmu atau sedang menuntut ilmu, haruslah dengan jiwa yang hening bahkan semangatnya pun juga hening. Dengan keheningan itu ilmu pengetahuan bisa kita serap. . Karena itu jika orang bali sedang membicarakan hal serius dan terdengar suara cicak maka ia langsung berkata "Tedun Saraswati" pertanda apa yang dikatakannya itu dibenarkan oleh Dewi Saraswati, begitu juga bila melakukan samadhi atau sembahyang dalam keheningan lalu terdengar suara cicak, maka “permohonan” kita atau tujuan persembahyangan kita mendapatkan anugerah atau terkabul. . Via @calonarangtaksu . . Yuk Follow‼️@karangasemnow_official Support Us ❤Like 🗣️Coment 📢Share . #karangasemnow_official #amlapura #karangasemnow #infokarangasem #kabarkarangasem #infoamlapura #karangasem #infonegara #nowviral #infojembrana #infotabanan #jegbali #baliviral #infodenpasar #infobangli #nowupdate #balinow #infobadung #infogianyar #infobuleleng #desaabang #infoklungkung #CitizenJournalist #karangasembali #infobali #dirumahaja #saraswati # https://www.instagram.com/p/CCN_9nbBzOn/?igshid=lnkf8dztzad
#karangasemnow_official#amlapura#karangasemnow#infokarangasem#kabarkarangasem#infoamlapura#karangasem#infonegara#nowviral#infojembrana#infotabanan#jegbali#baliviral#infodenpasar#infobangli#nowupdate#balinow#infobadung#infogianyar#infobuleleng#desaabang#infoklungkung#citizenjournalist#karangasembali#infobali#dirumahaja#saraswati
0 notes
Photo
Pura Rambut Siwi merupakan peninggalan dari Pendeta suci asal Jawa bernama Dang Hyang Nirartha. Admim menemukan tiga cerita berbeda mengenai sejarah Pura ini, namun semuanya memiliki kesamaan yaitu asal mula pura ini dari rambut sakti Dang Hyang Nirartha . . Menurut pemangku Pura Rambut Siwi dikisahkan, dahulu di wilayah pura ini hidu raksasa yang membuat masyarakat desa ketakutan, Dhanghyang Nirartha pun datang untuk membantu masyarakat dengan kekuatan dan kesaktian dari rambutnya berhasil mengalahkan raksasa tersebut, kemudian rambut tersebut diserahkan kepada masyarakat untuk dimuliakan. . Menurut Mpu Bhaskara Murti dari Geria Madu Sudana, Negara, saat Mpu Dang Hyang Nirartha ke Bali, tempat pertama yang beliau pijak adalah di pura ini. Pada saat itu keadaan disana berupa hutan belantara. Penjaga dari pura ini meminta untuk beliau bersembahyang di pura ini untuk meminta keselamatan agar tidak di terkam binatang buas. . Karena diharuskan, menyembahlah beliau di pura ini dan pura pun hancur berantakan. Karena ketidaktahuan penjaga pura siapa sebenarnya beliau, maka penjaga tersebut minta maaf dan meminta untuk beliau membangun kembali pura tersebut. Dengan kesaktian beliau pura ini pun kembali seperti sedia kala, kemudian beliau mengambil tiga helai rambut beliau dan diletakkan di pura ini sehingga pura ini menjadi suci. . Di dalam buku “Sejarah Pembangunan Pura-pura di Bali” yang ditulis I Ketut Soebandi, diceritakan kedatangan Dang Hyang Nirartha ke Desa Gading Wani yang sedang dilanda wabah penyakit, dan beliau berhasil menghilangkan wabah serta menyembuhkan penyakit yang diderita masyarakat desa. . Masyarakat memaksa bliau untuk menetap di desa karena takut wabah penyakit akan kembali lagi. Karena beliau harus melanjutkan perjalanannya, sebagai gantinya beliau memberikan sehelai rambut beliau yang memiliki kekuatan yang dapat mengindarkan dari wabah penyakit. Rambut ini kemudian dibuatkan tempat suci. . Dari cerita itulah diambil kata “rambut siwi” yang berarti rambut yang dimuliakan. Pura ini konon dijaga oleh ular kobra berkepala tiga yang merupakan penjelmaan tiga helai rambut Dang Hyang Nirartha. . Sumber: @calonarangtaksu https://www.instagram.com/p/CCI73lBhsBx/?igshid=14dizcdxezgzg
0 notes
Photo
Rahajeng Pemagpag Kajeng Kliwon . Bukan rahasia lagi jika kawasan depan kuburan desa Tanjung Bungkak, di Jalan Hayam Wuruk merupakan kawasan yang dikenal cukup aneh. Kejadian di luar akal sehat sering dialami para pengguna jalan di sana. Jalan bercabang dua atau jalan tiba-tiba menghilang, sering dialami para sopir yang bernasib sial. Tak pelak kecelakaan sering terjadi hingga merengut korban jiwa. . Beberapa waktu lalu seorang sopir angkot jurusan Denpasar-Sanur ditemukan dalam kondisi luka parah di tepi jalan tak jauh dari pemakaman umum Tanjung Bungkak. Menurut pengakuan sopir itu, saat melintas di jalur tersebut, dia melihat dua jalan membentang di hadapannya. Saat itu ia tak sempat berpikir, mengapa tiba-tiba ada dua jalan. Padahal biasanya hanya satu jalan. Ketika ia tancap gas, tiba-tiba mobilnya terasa membentur sesuatu. Setelah kejadian itu ia baru sadar bahwa ia menabrak sebuah pohon perindang di pinggir jalan. Ia pun mengusap matanya, awalnya ia mengira dirinya mengantuk. Tapi ternyata tidak, karena ia sadar dan yakin bahwa ia melintas di sebuah jalan kembar. Yang membuatnya terheran-heran, jalan yang tadinya dua lajur, tiba-tiba menjadi satu lajur. Satunya lagi menghilang entah kemana. Ia sadar bahwa ia mengalami sebuah kejadian di luar kewajaran. Padahal kejadian serupa sudah sering terjadi di kawasan tersebut, menimpa teman-teman sejawatnya. . Menurut warga setempat, kejadian itu disebabkan ulah manusia sakti, tapi ada pula yang berpendapat, kejadian itu akibat dikerjai makhluk astral. Konon di sekitar kawasan itu ada seorang tokoh sakti yang disebut-sebut menguasai ilmu leak. . Tokoh ini sering berbuat jahil terhadap para pemakai jalan. Ia disebut-sebut menguasai ilmu aji Pepetengan yang bisa membuat jalur di kawasan itu tiba-tiba menjadi gelap gulita seperti tanpa lampu padahal lampu penerangan jalan berderet dalam jarak 10 meter. Terkadang juga ia berulah membuat jalan terlihat kembar. Ketika seorang memilih jalur yang salah, ia harus berhadapan dengan maut, yaitu menabrak pohon, tembok, atau masuk areal kuburan di sebelah barat jalan. . Sumber : viva.co.id Via @calonarangtaksu . https://www.instagram.com/p/CB78ojUhlGe/?igshid=p6mwls7nzu85
0 notes
Photo
Rahajeng Kala Paksa . Dicertakan Dewa Kumara, juga lahir pada hari “tumpek wayang” sama seperti kakaknya yaitu Bhatara Kala. Maka, Bhatara Kala boleh memakannya bila sudah besar, Dewa Siwa pun menganugerahi Dewa Kumara agar selamanya menjadi anak-anak. Hal itu diketahui Bhatara Kala dan akhirnya Dewa Kumara dikejarnya. . Dalam pelarian Dewa Kumara ke bumi, ia bersembunyi gulungan alang-alang yang masih terikat. Bhatara Kala mengetahuinya dan membongkar alang-alang tersebut dengan melepas talinya, Dewa Kumara lari sekuat-kuatnya. Ketika itu Bhatara Kala mengutuk siapa saja yang mengikat alang-alang tanpa melepas talinya, akan menjadikan makanan bagi Bhatara Kala. . Dewa Kumara lalu bersembunyi di tumpukan kayu bakar yang juga terikat, Bhatara Kala mengikuti bau telapak kaki Dewa Kumara, akhirnya dijumpai di tumpukan kayu api, tetapi Dewa Kumara kembali lolos, Bhatara Kala mengutuk akan memakan orang-orang menumpuk kayu api tanpa melepas talinya. Follow, like & comment @karangasemnow_official . Dewa Kumara lalu bertemu dengan orang sedang memasak di dapur, namun tidak menutup lubang tungkunya kanan dan kiri, Dewa Kumara bersembunyi di sana. Bhatara Kala dengan segera mencarinya, namun Dewa Kumara dapat meloloskan diri melalui lubang tungku tersebut. Orang yang memasak tidak menutup lubang tungkunya, dikutuk akan dimakan oleh Bhatara Kala. . Kemudian Bhatara Kala bertemu Dewa Siwa dan Dewi Uma dan memberinya teka-teki, karena tak mampu menjawabnya, Bhatara Kala pun melanjutkan pengejarannya mencari Dewa Kumara. Setelah lama mengejar, akhirnya ia kelelahan menemukan sesajen yang dihaturkan Sang Mangku Dalang yang tak ada lain adalah Dewa Wisnu sedang main wayang. . Karena haus dan lapar, sesajen itu dilahapnya habis. terjadilah perdebatan antara Sang Mangku Dalang dengan Bhatara Kala, yang meminta agar segala sesajen yang dimakan dimuntahkan kembali. Bhatara Kala pun berjanji tidak akan memakan orang yang lahir pada wuku wayang, jika sudah menghaturkan sesajen menggelar wayang "sapuh leger". Dan sampai sekarang orang bali yang lahir pada wuku wayang pasti memohon tirtha pengeruwatan wayang sapuh leger pada hari Tumpek Wayang. . Sumber: @calonarangtaksu #karangasem https://www.instagram.com/p/CBVXgafh0bD/?igshid=33lc9tdil7tq
0 notes
Photo
Rahajeng Pemagpag Kajeng Kliwon . Bojog atau monyet adalah perubahan pertama yang bisa dikuasai seorang penekun ilmu leak yang baru belajar, karena itu leak monyet adalah golongan leak terendah dari semua jenis tingkatan ilmu leak yang berwujud binatang. . Menurut beberapa sumber, Leak Bojog merupakan leak paling lemah dan tidak mampu menyakiti manusia, biasanya leak monyet ini menampakan diri hanya untuk menakut-nakuti orang saja, walau demikian, wujudnya cukup menyeramkan. Jika seseorang sudah menguasai ilmu leak tingkat pertama, maka ia akan bisa berubah wujud menjadi seekor monyet berbulu hitam legam, yang tingginya seukuran orang dewasa atau tiga kalinya, dengan ekor sangat panjang yang tak bisa digerakkan, dan wajahnya masih menyerupai orang yang berubah menjadi leak ini, namun ditutupi bulu. . Leak jenis ini sering menampakan diri di perempatan jalan yang minim pencahayaan, tegalan dekat kuburan atau di depan rumah si pelaku sendiri, menurut penuturan orang yang pernah melihatnya, leak monyet suka nongkrong diatas pohon besar seperti kepuh, pule atau beringin, sambil menatap bulan. . Konon, leak monyet beraksi dengan berdiam diri diatas pohon, jika ada orang yang lewat, ia melihat sesuatu seperti tali menghalangi jalan, yang tak lain adalah ekor si leak yang menjulur dari pohon hingga ke tanah, lalu si leak akan melemparinya dengan batu kerikil berkali-kali, saat orang itu melihat keatas, si leak monyet akan tersenyum lebar sambil menjulurkan lidahnya yang panjang, sehingga orang yang melihatnya akan lari tunggang langgang. . Leak Monyet tak selalu leak tingkat rendah karena ada dua jenis leak ini, yaitu yang berbulu hitam dan berbulu putih, leak monyet hitam ilmunya masih rendah, jadi sangat mudah ditakuti yaitu dengan menggertaknya dengan sapu lidi atau menarik ekornya yang panjang, karena kelemahan si leak monyet ada pada ekornya. maka ia akan menghilang. . Sedangkan leak monyet putih adalah perubahan dari orang yang sudah berilmu sangat tinggi, ada yang mengatakan leak monyet putih tingginya setara dengan rumah, jadi jangan macam-macam bila bertemu leak monyet putih. . Tunggu info lainnya dari @calonarangtaksu Sumber: @calonarangtaksu #horor #seram https://www.instagram.com/p/CAurgi1hld5/?igshid=15qelbyztqmu8
0 notes
Photo
Makna Cendrawasih Pada Upacara Ngaben Cendrawasih atau di Bali dikenal sebagai Manuk Dewata adalah salah jenis burung yang disakralkan umat Hindu. Pasalnya, dalam upacara ritual Pitra Yadnya burung ini berfungsi sebagai sarana ‘Pengubes-ubes’saat upacara Pitra Yadnya yakni yang diyakini sebagai pengantar sekaligus pembuka jalan bagi roh yang meninggal menuju ke alam Sunia Loka atau Swarga Loka, saat menuju ke Setra. . Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kertha Bhuwana dari Griya Batur Giri Murti Glogor, Jl Hasanudin Denpasar menjelaskan, umat Hindu di Bali mempunyai keyakinan yang berlandaskan agama Hindu Bali, dimana dalam pelaksanaan keagamaan mengacu kepada Panca Yadnya. Di dalam Panca Yadnya salah satu di antaranya adalah terkait dengan pelaksanaan penghormatan kepada roh leluhur yang dikenal dengan upacara Ngaben yaitu upacara kremasi mayat. . Pada saat upacara Ngaben, di dalam perjalanan ke setra selalu disertai oleh burung Cendrawasih yang kalau di Bali disebut Manuk Dewata. Manuk Dewata adalah seekor burung jenis Cendrawasih yang sakral dan diyakini datang dari alam para dewa. Burung Cendrawasih yang digunakan dalam upacara Pitra Yadnya yang bertujuan untuk menyucikan ikatan roh/atma dari badan kasar yang terbentuk dari unsur Panca Maha Bhuta dan Panca Tan Matra sebagai unsur benih kehidupan manusia. . Lanjut Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kertha Bhuwana yang dikenal bersahaja ini, Manuk Dewata merupakan wahana sang atma yang berfungsi untuk melancarkan prjalanan atman dari berbgai hambatan yang akan dialami oleh roh dlm perjalanan menghadap para dewa di alam surga. Manuk Dewata akan membantu membebaskan rintangan drpd sang roh menuju ke alam para dewa (Tuhan Yang Maha Esa) atau dalam manifestasinya sebagai Bhatara Yamadipati. . Ditambahkan Ida Rsi Bujangga, Manuk Dewata diyakini berfungsi untuk melancarkan perjalanan sang roh seperti yang dijelaskan dalam lontar Yama Purana Tattwa, Manuk Dewata berbentuk burung Cendrawasih. Dalam morfologi Manuk Dewata merupakan jenis spesies burung yang memiliki kemampuan otak dengan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dari bangsa burung yang lainnya. . Sumber : cempakamasnews.com Via @calonarangtaksu #karangasemnow_official https://www.instagram.com/p/CASPFKpgXzP/?igshid=10fezdq7hlzsu
0 notes
Photo
“Nak mula keto” adalah Bahasa Bali yang secara sederhana berarti “memang begitu” atau “dari dulu memang begitu”. Frase ini dulu sering diucapkan oleh para orang tua di Bali. Bila si anak-anak bertanya ini itu, jawaban singkatnya adalah “Nak mula keto”. Tidak ada perdebatan lagi. Bertahun-tahun hal ini terjadi dan tatanan masyarakat Bali, sehingga di Bali sedikit sekali perdebatan, karena mereka tau, ada beberapa hal yang memang tak patut dipertanyakan. . Kemudian lahirlah kaum intelektual muda, generasi kenapa begini kenapa begitu. Semua harus ada alasan, dasar logika, acuan sastra atau kitab suci. “Nak mula keto” menjadi cemoohan, orang yang mengucapkannya akan dianggap bodoh. Ketimbang dibilang bodoh, semuanya bergerak mencari-cari penjelasan dan pembenaran atas apa yang terjadi, hidup, adat istiadat, atau upacara. . Ditambah lagi antusiasme wisatawan atau non-Bali yang tertarik menanyakan hal-hal “unik” kepada orang lokal, maka jawaban harus ditemukan. Kadang jawaban yang kita berikan tak masuk akal serta terlalu naïf dan dibuat-buat. Padahal banyak hal di alam semesta yang tak bisa diterima oleh logika manusia yang terbatas. . Masa berulang, masalah sama sering ditemukan generasi-generasi berikutnya, perdebatan pun sebenarnya sudah ada ratusan tahun lalu. Dalam sejarah kehidupan manusia, pada pemahaman indra-indra manusia yang terbatas, tidak semua doa terkabulkan, tidak setiap kejadian ditemukan jawaban. Yang pintar, bodoh, kuat, lemah, berkuasa, maupun nista seringkali dibenturkan dengan sesuatu kenyataan hidup yang tidak bisa dipecahkan manusia. Kehidupan sebagian besar memang misteri Sang Pencipta. . Manusia yang memahami, ujung-ujungnya menerima kehidupan ini apa adanya atau selamanya berputar-putar pada roda tuntutan dan penderitaan. MEMANG DEMIKIAN ADANYA. Pada tahapan ini “Nak mula keto” yang sebelumnya diberi label kebodohan, menjadi statement yang sangat menenangkan. Kata ini secara turun temurun akan terus terucap oleh tetua Bali yang telah merasakan asam garamnya kehidupan. . “Nak mula keto, semua sudah sempurna apa adanya, apalagi yang harus diperdebatkan". Sumber : dewagedeagung.wordpress.com Via @calonarangtaksu #karangasemnow_official #bali https://www.instagram.com/p/B_7WIgIg_cx/?igshid=1uhag0djta8yh
0 notes
Photo
MISTERI LEAK GEGENDU, LEAK KUDA BERKAKI TIGA . Gegendu merupakan ilmu Leak tingkat lima, leak jenis ini berwujud hewan berkuku tumpul yang hanya memiliki tiga kaki, satu kaki depan dan dua kaki belakang, terdapat dua macam Leak Gegendu, yaitu Leak Gegendu Kebo yang berwujud kerbau berkaki tiga dan Leak Gegendu Jaran, berwujud kuda berkaki tiga. . Orang yang bisa berubah wujud menjadi Leak Gegendu berarti sudah mencapai tahapan menengah dalam mempelajari ilmu leak, biasanya orang yang akan berubah menjadi Gegendu akan melakukan ritual dengan sarana sesaji yang sudah ditetapkan, pada saat waktu "sandyakala", yaitu saat hari menjelang malam sekitar pukul 6 petang (mungkin sekarang pindah ke tengah malam), yang bertempat di kuburan atau perempatan sepi. . Setelah melaksanakan ritual, orang tersebut akan berjalan menggunakan tongkat, salah satu tangannya dibawa kebelakang punggung seperti posisi istirahat ditempat, istilah balinya "Nyangkling", kemudian ia berjalan mengitari sesajen sambil membaca doa perubahan wujud dan tertawa, perlahan tubuhnya akan membesar dan ditumbuhi bulu, tangannya yang dibawa kebelakang akan menyatu dengan tubuhnya, tanganya yang memegang tongkat berubah menjadi kaki hewan berkuku tumpul, wajahnya berubah menjadi kepala kuda atau kerbau, dan suara tawanya berubah menjadi suara kuda atau kerbau, maka ia sudah berubah menjadi Leak Gegendu. . Leak Gegendu sangat jarang dikabarkan menyakiti orang, paling tidak hanya menakut-nakuti saja, karena wujudnya yang aneh dan cukup menyeramkan, siapa yang melihatnya pasti akan takut, leak jenis ini juga memiliki kemampuan seperti hewan yang ia tiru, Leak Gegendu Kebo meliliki kemampuan menyuruduk lawannya seperti kerbau dan Leak Gegendu Jaran bisa menendang dan menginjak lawannya seperti kuda. . Menurut penuturan orang yang pernah melihat langsung Leak Gegendu, leak ini bisa berukuran sangat besar, tingginya setara dengan rumah, mungkin Gegendu yang berukuran raksasa adalah perwujudan orang yang sudah berilmu tinggi. . Orang yang menguasai ilmu leak ini dijamin aman dari virus covid-19 karena penularannya hanya ke manusia 😁 . Via @calonarangtaksu #leakpedia#misteri#hantu#mistis #karangasemnow #bali https://www.instagram.com/p/B-Ub7UQB_32/?igshid=xq9ztncvarph
1 note
·
View note
Photo
MAKNA UPACARA MELASTI SEBELUM NYEPI. . Upacara Melasti dilakukan antara empat atau tiga hari sebelum Nyepi. Melasti dalam sumber Lontar Sundarigama dan Sanghyang Aji Swamandala yang dituliskan dalam bahasa Jawa Kuno menyebutkan. . "Melasti ngarania ngiring prewatek dewata angayutaken laraning jagat, papa klesa, letuhing bhuwana" . Artinya : Melasti adalah meningkatkan Sraddha dan Bhakti pada para Dewata untuk menghanyutkan penderitaan di jagat, untuk menghilangkan papa klesa kekotoran alam semesta. . Di Bali umat Hindu melaksanakan upacara Melasti dengan mengusung pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya dengan hati tulus ikhlas, menuju samudra atau mata air lainnya yang dianggap suci. Upacara dilaksanakan dengan melakukan persembahyangan bersama menghadap laut. Setelah upacara Melasti usai dilakukan, pratima dan segala perlengkapannya diusung ke Balai Agung di Pura Desa, serta nyejer hingga hari pangrupukan. . Makna Upacara melasti yakni proses pembersihan lahir bathin manusia dan alam, dengan jalan menghayutkan segala kotoran menggunakan air kehidupan. Oleh karena itu prosesi sembahyang dilakukan di sumber-sumber air. Dilaksanakan selambat-lambatnya menjelang sore. Tujuan dari upacara ini adalah untuk penyucian diri sebelum menjalankan Catur Bratha Panyepian. . Dalam upacara Melasti menurut Lontar Sunarigama dan Sang Hyang Aji Swamandala ada empat hal yang dipesankan dalam upacara Melasti tersebut. . Pertama untuk mengingatkan umat agar meningkatkan terus baktinya kepada Tuhan (ngiring parwatek dewata). . Kedua peningkatan bakti itu untuk membangun kepedulian agar dengan aktif melakukan pengentasan penderitaan hidup bersama dalam masyarakat (anganyutaken laraning jagat). . Ketiga untuk membangun sikap hidup yang peduli dengan penderitaan hidup bersama itu harus melakukan upaya untuk menguatkan diri dengan membersihkan kekotoran rohani diri sendiri (anganyutaken papa klesa). . Keempat dengan bersama-sama menjaga kelestarian alam ini (anganyut aken letuhan bhuwana). . Dan kelima untuk mendapatkan sari-sari kehidupan di bumi ini (amet sarining amerta ring telenging segara). . Via @calonarangtaksu #karangasemnow_official #nowupdate https://www.instagram.com/p/B-DxYBIBfqk/?igshid=5hd6oey7i5ut
0 notes