#bulugulmaram
Explore tagged Tumblr posts
Text
PERBANDINGAN ANTARA KITAB “BULUGHUL MARAM” DAN “UMDATUL AHKAM”
Sebagai umatnya Muhammad shllallahu alaihi wasallam, sudah seharusnya kita berusaha untuk menjadi umat terbaik (lih. QS. Ali Imran : 110), umat yang berilmu, karena Nabi shllallahu alaihi wasallam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah dibawah ini :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. (رواه ابن ماجه كتاب المقدمة باب فضل العلماء والحث على طلب العلم)
Artinya : Dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. (HR. Ibnu Majah Mukadimah bab Keutamaan ulama dan dorongan untuk menuntut ilmu)
Banyak cara yang dilakukan orang untuk bisa mendapatkan Ilmu, diantaranya ; dengan membaca -banyak kitab yang bisa dibaca-, atau hadir ke majlis-majlis ilmu. Ada beragam majlis ilmu yang bisa didatangi, khususnya di wilayah Yogyakarta, ada kajian umum, yang biasanya materinya tematik, ada juga kajian khusus berkesinambungan, seperti kajian khusus kitab Bulughul Maram, atau kajian kitab Umdatul Ahkaam.
Nah, sering kali mereka yang hendak berusaha mengawali untuk meningkatkan kapasitas keilmuan (khususnya dibidang fiqih) dan kualitas amalnya, rada bingung mana sebaiknya yang lebih dahulu dipelajari, dari bebeberapa kitab yang ada.
Diantara kitab fiqih yang berdasarkan hadis-hadis yang ada dan cukup masyhur (populer) di dunia Islam adalah kitab Umdatul Ahkam dan Kitab Bulughul Maram.
Dibawah ini, saya akan kemukan gambaran singkat dari kedua kitab tersebut, untuk membantu kaum muslimin yang belum begitu mengetahui dengan baik kedua kitab tersebut, saya akan mulai penjelasan dari kitab yang lebih tua ;
KITAB UMDATUL AHKAM
Pengarang kitab ini lahir pada tahun 541 H. dan wafat pada tahun 600 H.
Kitab Umdatul Ahkam min Kalami Khairil Anam, karya Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisi. Kitab ini, pada hakikatnya, adalah kumpulan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim yang disusun berdasarkan sistematika bab fikih.
’Umdatul Ahkam atau lengkapnya ’Umdat al-Ahkaam min Kalaami Khairi al-Anaam adalah kitab fikih yang dikarang oleh Al-Hafizh Abdul Ghani al-Maqdisi.
Kitab ini termasuk di antara kitab rujukan utama di dalam bidang fikih ibadah. Kitab ini mengumpulkan hadits-hadits yang mayoritasnya disepakati keotentikannnya (keshahihannya) oleh Syaikhain dalam shahihain mengenai permasalahan fikih, yang disusun secara sistematik mulai dari bab niat, bersuci (taharah), salat, zakat, puasa (Shaum), haji, warisan (faraidh) hingga permasalahan-permasalahan fikih lainnya. Imam Abdul Ghani al-Maqdisi juga kemudian mengumpulkan hadits-hadits hukum yang berasal dari enam kitab hadits yang lain, kitab ini disebut sebagai ’Umdatul Ahkam al-Kubra.
BIOGRAFI SINGKAT PENYUSUNNYA
Beliau dilahirkan pada tahun 541 H, yang hidup sezaman dengan imam terkenal yaitu Al Imam Al Muwaffaq Ibnu Qudama yaitu teman dekatnya ketika sama-sama menuntut ilmu. hanya saja Al Muwaffaq Ibnu Qudamah lebih condong kepada ilmu fiqih, sedangkan pengarang (Asy Syaikh Abdul Ghani Al Maqdisi) condong kepada ilmu hadits.
Beliau meninggal pada hari senin tanggal 23 Rabi’ul Awwal tahun 600 Hijriyyah. Manusia menangisi kepergiannya dengan pujian dan lantunan syair yang panjang. Mereka merasakan kesedihan karena kehilangan dirinya. Semoga Allah merahmatinya dan menempatkannya di surga-Nya yang luas beserta saudaranya dan orang-orang yang telah berbuat baik kepada kita kaum muslimin. Amin
Dilahirkan di Jama’il, suatu daerah di pegunungan Nablus bagian dari Negeri Palestin dekat Baitul Maqdis, karenanya dinisbatkan ke Baitul Maqdis. Kemudian keluarganya pindah ke Damaskus, setelah itu pindah di tepi gunung Qasiyun dan daerah ini dikenal dengan nama Ash Shalihiyah.
Al Imam Abdul Ghani tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang berilmu dan baik yang menyebarkan madzhab Hambali di Syam.
GURU-GURU IMAM ABDUL GHANI AL-MAQDISI
Diantara guru-gurunya adalah kepala keluarganya yaitu Ahmad bin Muhamad bin Qudamah Al Maqdisi di Syam, Abdul Qadir Jailani dan Asy Syaikh Abul Fathi bin Al Manni di Bagdad, Al Hafidz Abu Thahir As Silafi di Iskandariyah, Abul Fadhl At Tushi di Mushil, Abdurrazak bin Ismail Al Qirmani di Hamadzan, Al Hafidz Abu Musa Al Madini dan para ulama yang seangkatan dengannya di Asbahan.
Al Imam Abdul Ghani mengadakan bepergian untuk menimba ilmu dengan anak laki-laki bibinya yang bernama Asy Syaikh Muwafaqqudin Abdullah bin Ahmad bin Qudamah Al Maqdisi penulis kitab fikih yang terkenal yaitu “Al Mughni”. Al Imam Abdul Ghani condong ke ilmu hadis, adapun Asy Syaikh Muwafaqqudin condong ke ilmu fikih.
KITAB YANG PERNAH DITULISNYA
Buku karangannya lebih dari 40 kitab, ada yang besar hingga berjilid-jilid dan ada pula yang kecil, yang cukup 1 jilid. Semuanya merupakan penelusuran ilmu-ilmu syaria’at dalam bidang hadits, tauhid, fiqih, nasehat, akhlak, serta biografi tokoh-tokoh yang terkenal.
Kitab karangan beliau yang berjudul Umdatul Ahkam (Pondasi Hukum-hukum), menunjukkan pilihannya yang tepat dan pemahamannya yang mendalam, sebab manusia dapat dikenali jati dirinya dari apa yang dipilihnya.
Karya-karyanya di antaranya: Al Kamal Fi Asmair Rijal; Kitab yang menyebutkan nama-nama perawi hadis Kutubus Sittah ( enam kitab hadis ) yaitu Shahih Bukhari dan Muslim, Sunan Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud dan Ibnu Majah. Kitab ini menjadi sumber penulisan semua kitab yang ditulis tentang nama-nama perawi hadis dan biografinya setelah penulis ini.
Umdatul Ahkam, karyanya ini ada dua macam : Umdatul Ahkam As Sughra ( kecil ), yaitu kitab yang kita terjemahkan ini. Umdatul Ahkam Al Kubra ( besar ), yaitu kitab yang menghimpun hadis-hadis hukum yang bersumber dari Kutubus Sittah, yang keumuman hadis-hadisnya adalah shahih.
Kitab Al Misbah Fi ‘Uyuni Al Ahadits As Sihah, yang mencakup hadis-hadis dari Shahih Bukhari dan Muslim. Ada Kitab Dzikir, kitan Al Atsar Al Mardhiyyah Fi Fadhaili Khairil Bariyyah, kitab “As Sifat”, kitab Mihnatul Imam Ahmad, kitab Al Arba’in Min Kalami Rabbil ‘Alamin, kitab Al Jami’us Shaghir Li Ahkamil Basyir wan Nadzir, kitab Al Iqtishad fil I’tiqad dan masih banyak lagi karya-karyanya yang lain.
JUMLAH HADISNYA
Jumlah hadits yang disebutkan dalam kitab Umdatul Ahkam ada sekitar 430 hadits, namun dalam cetakkan yang lain berbeda jumlahnya. dan hal itu terjadi karena terkadang salah satu penerbit mennggabungkan 2 hadits menjadi satu atau dalam 1 bab yang memiliki 3 hadits , dihitung menjadi satu. namun hal ini tidak mengapa asalkan tidak mengurangi dan menambah isi kitab umdatul ahkam yang beliau tulis dengan goresan tangannya.
Kitab ini sangat bagus untuk para penuntut ilmu dasar. sehingga saya sarankan bagi anda untuk banyak membaca dan mempelajari kitab tersebut.
KITAB SYARAHNYA
Kitab ini banyak mendapatkan perhatian para ulama, sehingga banyak di antara mereka yang memberikan syarah (penjelasan) untuk kitab ini, tidak sedikit ulama yang mensyarah (menjelaskan) secara panjang-lebar, bahkan dibukukan menjadi berjilid, di antaranya adalah Ihkamul Ahkam karya Ibnu Daqiqil ‘Id dan Taisirul ‘Allam karya Abdullah Ali Bassam. Al-‘Uddah Hasyiyah ‘ala Ihkamul Ahkam Syarh ‘Umdatil Ahkam oleh Muhammad bin Sulaiman al-Amir Ash-Shan’ani. Al-‘Uddah fi Syarhi Al ‘Umdah fi Ahaditsil Ahkam, oleh ‘Alaauddin bin Daud As Syafi’iy. Al-I’laam bi Fawaidi Umdatil Ahkam, oleh Ibnu Mulaqqin. Al-Ilmam bi Syarhi ‘Umdatil Ahkam, oleh Isma’il Al-Anshari. Khulasotul Kalam ‘ala ‘Umdatil Ahkam, oleh Nashir bin Abdul Aziz Al Mubaarak. Syarah Umdatul Ahkam oleh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Tanbihul Afham Syarh ‘Umdatil Ahkam, oleh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. Syarh ‘Umdatil Ahkam, oleh Sa’ad bin Nashir bin Abdul Aziz.Zubdatul Afham bi Fawaaidi ‘Umdatil Ahkam, oleh Abu Usamah Salim bin ‘Ied al-Hilalli.
*** ***
KITAB BULUGHUL MARAM
Pengarang kitab ini lahir pada tahun 773 H dan wafat pada tahun 852 H.
Kitab Bulughul Maram atau Bulugh al-Maram min Adillat al-Ahkam, disusun oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani (773 H – 852 H). Kitab ini merupakan kitab hadits tematik yang yang disusun berdasarkan bab-bab fiqih dan memuat hadits-hadits yang dijadikan sumber pengambilan hukum fikih (istinbath) oleh para ahli fikih. Kitab ini menjadi rujukan utama khususnya bagi fikih dari Mazhab Syafi’i. Kitab ini termasuk kitab fikih yang menerima pengakuan global dan juga banyak diterjemahkan di seluruh dunia.
Dalam kitab ini, Ibnu Hajar al-Asqalani selaku penulis mengumpulkan berbagai macam hadis, tanpa memerhatikan tingkat kesahihannya, sehingga dalam kitab ini, termuat hadis sahih dan juga hadis dhaif. Selanjutnya, berbagai macam hadis tersebut disusun sesuai dengan bab fikih.
BIOGRAFI SINGKAT PENYUSUNNYA
Beliau lahir di Mesir pada bulan Sya’ban 773 H, namun tanggal kelahirannya diperselisihkan. Beliau tumbuh di sana dan termasuk anak yatim piatu, karena ibunya wafat ketika beliau masih bayi, kemudian bapaknya menyusul wafat ketika beliau masih kanak-kanak berumur empat tahun.
Ketika wafat, bapaknya berwasiat kepada dua orang ‘alim untuk mengasuh Ibnu Hajar yang masih bocah itu. Dua orang itu ialah Zakiyuddin al Kharrubi dan Syamsuddin Ibnul Qaththan al Mishri.
Ibnu Hajar wafat pada tanggal 28 Dzulhijjah 852 H di Mesir, setelah kehidupannya dipenuhi dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, menurut sangkaan kami, dan kami tidak memuji di hadapan Allah terhadap seorangpun. Beliau dikuburkan di Qarafah ash-Shugra. Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas, memaafkan dan mengampuninya dengan karunia dan kemurahanNya.
Perjalanan hidup al Hafizh sangatlah berkesan. Meski yatim piatu, semenjak kecil beliau memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Beliau masuk kuttab (semacam Taman Pendidikan al Qur’an) setelah genap berusia lima tahun. Hafal al Qur’an ketika genap berusia sembilan tahun. Di samping itu, pada masa kecilnya, beliau menghafal kitab-kitab ilmu yang ringkas, sepeti al ‘Umdah, al Hawi ash Shagir, Mukhtashar Ibnu Hajib dan Milhatul I’rab. Semangat dalam menggali ilmu, beliau tunjukkan dengan tidak mencukupkan mencari ilmu di Mesir saja, tetapi beliau melakukan rihlah (perjalanan) ke banyak negeri. Semua itu dikunjungi untuk menimba ilmu.
GURU-GURU IBNU HAJAR
Guru-guru al Hafizh Ibnu Hajar al ‘Asqlani sangat banyak, dan merupakan ulama-ulama yang masyhur. Bisa dicatat, seperti: ‘Afifuddin an-Naisaburi (an-Nasyawari) kemudian al-Makki (wafat 790 H), Muhammad bin ‘Abdullah bin Zhahirah al Makki (wafat 717 H), Abul Hasan al Haitsami (wafat 807 H), Ibnul Mulaqqin (wafat 804 H), Sirajuddin al Bulqini Rahimahullah (wafat 805 H) dan beliaulah yang pertama kali mengizinkan al Hafizh mengajar dan berfatwa. Kemudian juga, Abul-Fadhl al ‘Iraqi (wafat 806 H) –beliaulah yang menjuluki Ibnu Hajar dengan sebutan al Hafizh, mengagungkannya dan mempersaksikan bahwa Ibnu Hajar adalah muridnya yang paling pandai dalam bidang hadits-, ‘Abdurrahim bin Razin Rahimahullah –dari beliau ini al Hafizh mendengarkan shahih al Bukhari-, al ‘Izz bin Jama’ah Rahimahullah, dan beliau banyak menimba ilmu darinya. Tercatat juga al Hummam al Khawarizmi Rahimahullah. Dalam mengambil ilmu-ilmu bahasa arab, al Hafizh belajar kepada al Fairuz Abadi Rahimahullah, penyusun kitab al Qamus (al Muhith-red), juga kepada Ahmad bin Abdurrahman Rahimahullah. Untuk masalah Qira’atus-sab’ (tujuh macam bacaan al Qur’an), beliau belajar kepada al Burhan at-Tanukhi Rahimahullah, dan lain-lain, yang jumlahnya mencapai 500 guru dalam berbagai cabang ilmu, khususnya fiqih dan hadits.
Jadi, al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani mengambil ilmu dari para imam pada zamannya di kota Mesir, dan melakukakan rihlah (perjalanan) ke negeri-negeri lain untuk menimba ilmu, sebagaimana kebiasaan para ahli hadits.
KITAB YANG PERNAH DITULISNYA
Kepakaran al Hafizh Ibnu Hajar sangat terbukti. Beliau mulai menulis pada usia 23 tahun, dan terus berlanjut sampai mendekti ajalnya. Beliau mendapatkan karunia Allah Ta’ala di dalam karya-karyanya, yaitu keistimewaan-keistimewaan yang jarang didapati pada orang lain. Oleh karena itu, karya-karya beliau banyak diterima umat islam dan tersebar luas, semenjak beliau masih hidup. Para raja dan amir biasa saling memberikan hadiah dengan kitab-kitab Ibnu hajar Rahimahullah. Bahkan sampai sekarang, kita dapati banyak peneliti dan penulis bersandar pada karya-karya beliau Rahimahullah.
Selain kitab Bulughul Maram, di antara karya beliau yang terkenal ialah : Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.
Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian ilmu-ilmu Hadis).
JUMLAH HADISNYA
Kitab Bulughul Maram memuat hampir 1600 buah hadits. Di setiap akhir hadits yang dimuat dalam Bulughul Maram, Ibnu Hajar menyebutkan siapa perawi hadits asalnya. Bulughul Maram memasukkan hadits-hadits yang berasal dari sumber-sumber utama seperti Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, dan Musnad Ahmad dan selainnya.
KITAB SYARAHNYA
Ada banyak ulama yang memberikan syarah untuk kitab ini, di antaranya adalah Subulus Salam karya Ash-Shan’ani, Ibanatul Ahkam, karya Abu Abdullah bin Abdus Salam Allusy, Tuhfatul Ayyam fii Fawaid Bulughil Maram, karya Samy bin Muhammad, Taudhihul Ahkam min Bulughil Maram karya Abdullah Ali Bassam, Syarah Bulughil Maram, karya Athiyyah Muhammad Salim, Fathu Dzil Jalal wal Ikram Syarh Bulughul Maram karya Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin, Minhatul ‘Allam, karya Abdullah Shalih Fauzan, dan masih banyak lagi kitab-kitab syarah untuk Bulughul Maram, terutama oleh ulama masa kini.
IKHTITAM
Demikian tulisan ringkas tentang perbandingan dua kitab kumpulan hadis karya dua ulama besar yang disusun berdasarkan bab-bab fiqih, oleh karenanya para ulama setelahnya menyebut kedua kitab ini sebagai kitab FIQIH, karena sistematika pembahasan dan pengelompokkan hadis-hadis yang ada didalamnya disusun menurut tema-tema kajian fiqih. Semoga bermanfaat.
Sampangan Lor, Senin, 3 Dzul Hijjah 1437 H / 5 September 2016 M
Oleh : Ahmad Hasanuddin Umar
sumber
0 notes