#bukuhujanpelangi
Explore tagged Tumblr posts
hujanpelaangi-blog · 5 years ago
Text
KIBP: Jangan Sentuh Dia Sembarangan!
"Hya! Jangan sentuh dia!", ucap teman Koreaku yang bernama Hye Juhn ini teramat lantang, sesaat setelah melihat teman Koreaku yang lain hendak merangkulku untuk berfoto.
Pastilah aku terkaget. Terkaget karena hendak dirangkul dan terkaget karena temanku ini berteriak cukup pantang.
"Waeyo? Aku hanya ingin berfoto dengannya", jawab teman Koreaku yang hendak merangkulku tadi.
Hye Juhn mendekat dan berucap,
"Hya! Kamu tidak bisa merangkulnya sembarangan! Sebab perempuan muslim itu seperti Ratu Elisabeth yang mana tidak bisa bersentuhan dengan orang sembarangan."
"Aaah! Seperti itu ya? Aku baru tahu akan hal itu. Oke baik, aku akan bergaya cheese saja", ucap Kim Jae Hyong yang hendak merangkulku tadi.
3 notes · View notes
hujanpelaangi-blog · 5 years ago
Text
KIBP: Kamu Ingin Menikahiku Katamu (Bag 1)
"Dengarkan aku Tami, tunggu jangan potong pembicaraanku. Aku akan mengatakan sesuatu padamu. Tolong jangan potong", ucapmu.
"Tami, dari sekian perempuan yang pernah aku temui. Dari sekian perempuan yang pernah singgah, hanya kamu yang membuatku bisa menahan dan mengendalikan diri. Hanya kamu yang bisa membuatku dekat dengan Tuhan", ucapmu sambil menarik nafas mengambil jeda. Dan melanjutkan lagi perkataanmu,
"Tam, aku punya niat baik kepadamu. Aku hendak menikahimu. Tapi mungkin tidak sekarang. Ada banyak hal yang harus aku selesaikan terlebih dahulu. Tam, tapi percayalah aku akan kembali. Tunggu aku"
"Sudah. Aku sudah selesai berbicara", katamu.
"Ohya. Kalo ada niatan baik silakan. Tapi tolong jangan hubungi aku jika itu perkara yang tidak penting", ucapku.
"Oke baik Tam. Biarkan takdir Tuhan yang menentukan jalan-Nya", katamu lagi.
Aku masih memegang ponsel cerdasku, masih terpaku dengan pesanmu yang sungguh mengejutkan. Kamu ingin tau perasaanku? Aku gemetar hampir menggigil tapi aku senang.
3 notes · View notes
hujanpelaangi-blog · 5 years ago
Text
Keteguhan Itu Bernama Permata
Hai! Hujan pelangi kembali lagi setelah mandeg 1 tahun lebih 😄
Kami perkenalkan judul buku yang mudah-mudahan segera rilis bukunya. Judul ini sudah disepakati oleh kami (AFS & ANI). Do'akan kami, ya!
Mudah-mudahan karya kami segera rilis dan memberi manfaat untuk banyak orang.
Salam,
Hujan Pelangi!
2 notes · View notes
hujanpelaangi-blog · 5 years ago
Text
KIBP: Kehilangan
Kala itu aku berucap pada temanku sembari sesenggukan dan menyeka air mata,
"Aku telah kehilangan dia".
Lalu temanku ini dengan gampangnya menjawab,
"Kapan kamu memiliki dia kok kamu merasa kehilangan dia, hah?"
Aku terkaget dengan jawabannya. Aku tau itu benar tapi tapi itu argh menyebalkan sekali!
"Aku gak mau curhat ke kamu lagi!", ucapku ketus.
"Ya gakpapa. Hilang bebanku satu dari curhatan orang nyari pembenaran. Ntahlah jadi hilang tidak temanku satu orang", ucapnya enteng.
Hatiku menganga. Apa yang barusan dia ucapkan? "Hilang teman satu orang??"
Aku tidak jadi pergi. Duduk kembali di kursiku tadi, melanjutkan kwetiauw goreng terenak seantero kampus ini. Perlahan ku sendok kwetiauw itu, sambil sesekali melirik temanku yang tetap santai menghabiskan nasi goreng kambing kesukaannya.
1 note · View note
hujanpelaangi-blog · 5 years ago
Text
KIBP: Kata hatiku adalah tidak menikah denganmu
"Kalo kamu jadi aku. Kamu akan pilih kata hati atau kata egomu?", tanyaku.
"Aku akan ikuti kata hatiku", jawabnya.
"Oke, lalu bagaimana kata hatimu itu?", tanyaku lagi.
"Aku akan tetap menikahimu", jawabnya lugas. Air mataku entah kenapa mengalir di pipi.
Sambil sedikit terisak, aku berkata,
"Kalau begitu, kamu tidak mengikuti kata hatimu. Kamu mengikuti egomu. Sebab kata hatiku tidak seperti itu", ucapku.
"Kenapa bisa?", tanyanya.
"Kamu tau? Kata hati tidak pernah salah. Walau kadang untuk mengikutinya, banyak harus dikorbankan dengan balutan air mata. Dan banyak yang harus diperjuangkan dengan kucuran keringat dingin. Sungguh, aku akan mengikuti kata hatiku. Dan kata hatiku, tidak ingin menikah denganmu. Sebab, aku tidak ingin disakiti lagi", jawabku lalu berlalu. Menyisakan banyak tanya dan luka di hatinya.
Biarlah, mungkin lukaku tidak segera sirna. Dan luka di hatinya tak segera berganti suka. Tapi kebaikan orang tuaku, jauh lebih penting dari itu.
1 note · View note