#booo Isis
Explore tagged Tumblr posts
Text
Disclaimer: I obviously don’t think anyone should do war crimes or join ISIS.
I also think this is a bad look for Sweden:
Sweden won’t prosecute anyone for leaving Sweden to fight with ISIS prior to 2020.
They just have ex-ISIS members vibing around.
#sweden#jumblr#booo war crimes#booo Isis#but how are you prosecuting people who did war crimes against isis?#and not prosecuting your citizens who joined isis?
19 notes
·
View notes
Text
my main gripe with the battle city arc is that the narrative presents a lot of really interesting ideas but then eschews them in a way that undercuts the very narrative it wishes to prevent and in turn makes the characters appear shallow but SIGH. ymarik and marik had a lot of things sprinkled in that indicated there couldve been a really interesting take on their dynamic and what it would mean for the pharaoh to confront the fact the tombkeepers did this in his name + the ways rishid and isis were impacted but for some reason the story just decides to go "well anyways. yami marik sure is evil huh?" and defeating him is treated like the magical cure-all that will fix everything. and in a way having mariks embodiment of pain and anger destroyed is symbolically a solid way to do things but in the process of attaining that they ignore (despite stating it repeatedly) the fact that yami marik was barely involved in most of mariks crimes and is in fact just the final breaking point of stressors in his life and not the cause of them. but then conversely they refuse to acknowledge mariks original source of pain or treat him like a complex person who suffered immensely to spawn such anger -- despite that being a very large factor in multiple protagonists arcs, least of all the pharaoh and kaiba -- including saying to ishizus face that they dont know if hes worth saving and he may just have to die, after she begged them to help save her little brother. booo tomato tomato tomato
24 notes
·
View notes
Text
Teman Bercerita
Helloo kembali lagi bersama mas-mas yang menyukai pengalaman lahiriah, semacam berinteraksi langsung dengan orang di dunia nyata.
Ketika teks ini ditulis, aku pun belum bener-bener tau apa yang bakal tertuang di dalamnya. Semua ditulis semata-mata karena ga tau lagiii mau berbicara dan bercerita kemana. Hidup sendirian sebenernya ga seburuk itu, tetap sangat enjoy untuk dijalani, mulai dari bangun pagi, cuci piring, bersih-bersih rumah, dan memasak, oh mencuci baju, kudu menjemur juga , buang sampah, ngosok kamar mandi, oh iya lupa masak nasi, alaah lampu lupa dimatiin sebelum pergi, walaah ternyata kamar belakang bocor, aiiish tai lah hidup sendirian.
Berkali-kali aku mendengar kalau rerata pria itu cenderung lebih sedikit bicara dibandingkan perempuan, tapi nak aku sejak bangun tidur sampe tidur lagi berbicarane cumam ke diri sendiri apakah dihitung sebagai percakapan? Sebenarnya aku sangat bisa ngobrol dengan siapa ajaa, bahkan aku akhirnya berkawan dengan barista kopian langganan, Jeje dan Paul, keduanya laki-laki, karena terlalu beresiko untuk ngajak kenalan mbak-mbak barista lucu. Mengenal juru kunci kopian A.K.A. barista, bikin ga terlalu merasa sendiri ketika ngopi sambil belajar dari jam 11 sampe 6 soreee, tapi yo mosok tiba-tiba aku sambaaaat mencurahkan isi hatikuuu, ngomong klo jenuuuh belajar Bahasa Inggris doaaang tiap hari, padahal stok buku bacaan ku seh menumpuk.
Mendadak kangen kawan-kawanku yang selalu bawa topik obrolan untuk dieksplorasi, entah berita, pengetahuan umum, analisis skema percintaan, master plan menjadi konglomerat, atau apa pun lah seng penting ora Grammar sek. Listening siniii tak hadapi, Speaking siniii, Reading siniii majuuu, tur Writing sek sek kalem bentaaar tahan dulu booos.
Khabib Nurmagomedov pernah bercerita, bahwa dia sempet merasa malu ketika diumurnya yang sudah dewasa belum banyak menghasilkan uang. Kemudian bapaknya cuman jawab, koe mangan onoo, manggon turu onoo, duit nggo mangkat latihan onoo, wes yang penting fokus, dan akhirnya dia jadi Juara Dunia UFC. Huhu.
Jadi meskipun aku cangkeman ga karuan di sini, besok pagi aku tetep belajar lagi, persetan motivasi, wes tidak ada motivasi, yang tersisa tinggal disiplin. Looos, besok pagi nyuci baju dulu, menjemur, terus nyiapin bekal nasi dan lauk yang akan aku makan di kopian (tentunya harus berhemat, bisa juga disebut Frugal living, singkatnya kere), lalu pergi ke kopian entah sudah atau belum mandi, pesen "Naked White" hot-no sugar-braja, dia diskon 50% sampe jam 11 siang.
Sore ditutup dengan jalan, semoga benar-benar menyenangkan dan bukan sekadar disiplin menjalankan keharusan.
1 note
·
View note
Text
ZONK 🤣🤣
Kalo iklanny bilang..kurang minum A*UA menyebabkan menurunny konsentrasi dan ini trbukti..
Niatny mau ngebekel trnyta isiny sampah..kosong booo...yg isi trnyta di tempat yg satu lagi 🤣🤣🤣
2 notes
·
View notes
Text
hari ini rasanya capek banget abis keliling ngunjungin rumah pasien di salah satu kecamatan di Jogja, terus evaluasi kegiatan sampe jam set.5
tapi alhamdulillah, capeknya terbayarkan karena sayur & buah buat seminggu kedepan sudah sampai kossss! rasanya semangat lg buat masak-masak, food preparation, susun-susun isi kulkas.
mumpung sendirian di kos alias temen kos pada mudik ke rumah semua sejak 2 bulan yll, alhasil kulkas jadi milik pribadi. gak merasa berdosa gt kalo isi kulkas punya aku semua 😂 trus aku seneng bgt kalo kulkas penuh, entah isi sayur daging, susu, atau buah, rasanya happy gitu tiap buka kulkas. jadi semangat buat masak juga wkwkwkwk.
bersyukur sih punya kos yang ada dapur dan kulkasnya, soalnya buat aku yang nggak bisa pulang kampung gini kalo lg kangen masakan emak, langsung bisa eksekusi. sedikit terbayarkan lah. alhamdulillah, pas di rumah aku nggak males buat bantuin emak masak, jadi skill masak masakan rumah lumayan terlatih lah. soalnya susah beb nyari makan di Jogja yg taste-nya kaya masakan emak alias pedes dan asin, duh jadi kangen sambel petenya emak, beuh endeusss booo😂😂
tenang guis, aku nggak ahli masak kok, aku cuma bisa masak masakan emak aja. kalo mau masak pun kadang aku masih telpon emak buat nanya resepnya karena aku gak pernah nyatet jd kadang lupa wkwkwk rasanya pun masih nggak konsisten 🤣 gapapa, toh dimakan sendiri ya
sooooo intinya aku happy aja wkwkwk
sekarang aku udah selesai food preparation, rencananya abis maghrib mau masak ca bayam, tahu bakar, plus sambel bawang. bukan masakan khas emak, tapi kreasi baru karena hari ini aku blm makan sayur beb. dannn sayuran hijau yg ku beli cuma bayam jd yaudah masak bayam aja 😂
semoga nggak fail ya beb, deg-degan nih wkwkwkwkwk
0 notes
Text
Yuk ke Turki ! (3)
İzmir - Konya
Part 3
Izmir - Konya
Destinasi selanjutnya....jeng jeng jeng... Konya. Kota yang terkenal dengan makam Maulana Jalaluddin Rumi dan tarekatnya.
Setelah drama hampir ketinggalan bus dan diajak ngebut sama bang Murat, kami pun tiba di Otogar İzmir. Ga lama kami datang bus yang akan membawa kami ke Konya pun tiba. 7 jam perjalanan.
Kali ini kami ganti bus. Bukan pakai Metro tourizm lagi. Coba ke Kamil Koç. Harganya beda 5 TL. Tapi aku akui mobilnya lebih luas. Kursi penumpangnya juga lebih besar. Jadi bisa istirahat dengan nyaman.
Tetap ada petugas yang memberi makanan ringan dan minuman.
Enaknya bus antar kota disini ya itu tadi. Tiap bus pasti akan dapat makanan dan minuman. Bisa minta teh, kopi, jus, soda atau sekedar air putih.
Mungkin akan lebih seru kalau kondisinya ga selelah ini. Karena lelah jadi ga minat deh makan dan minum. Maunya tidur aja.
7 jam kemudian kami tiba di Konya. Disini kami menumpang di rumah mahasiswi Indonesia yang kuliah di Konya. Sebelumnya udah dikasih rute menuju rumahnya. Keluar Otogar, naik tramway ke El malılı Hamdi, jalan sekitar 100 meter.
Karena nyampe Konya masih subuh, kami cari tempat sholat dulu. Sambil coba-coba nyambung WiFi Otogar. Selesai sholat dan kondisi badan udah fit (ga bangun tidur banget) kami lanjut cari halte (eh atau stasiun) tramway. Dua kali salah jalan, akhirnya Nemu. Ternyata el malılı Hamdi cuma 2 halte dari Otogar. Dekat.
Beberapa menit kemudian tiba di el malılı Hamdi. Lanjut jalan ngikutin map yang dikirim mbaknya. Sambil narik koper dong pastinya. Hehe.
100 meter nyampe. Oh ya, keluar halte tramway kami langsung ketemu taman fitnes. Jadi itu tuh taman umum yang ada beberapa alat fitnesnya. Ga bermesin. Yang manual gitu. Asik ey. Baru tiba di Konya aku langsung jatuh cinta. Asli asik banget kotanya. Masyaallah.
Setelah jalan, kami tiba di depan apartemen. Nah maklum anak desa ga ngerti baca map. Ada 3 bangunan. Ini yang dimaksud si mbaknya bangunan yang mana?
Ada mbak-mbak Turki lewat. Kami tanya. Beliau jawab ga tau.
Yaudalah. Si mbak yang punya rumah juga belum bisa dihubungi. Ohya kami udah beli kartu perdana lokal. Kami beli Turkcell. 90TL Udah paket internet 8GB. Kami pakai bertiga. Biar lebih irit. Haha. Dasar backpacker kere
Eh bentar, ternyata si mbak Turki tadi balik lagi gaes. Beliau nunjuk-nunjuk bangunan paling ujung. Auto buka google terjemahan dong. Ternyata beliau ngasih tau kalo apartemen yang kami maksud itu yang depan. Bukan yang ini. Yowes tarik lagi kopernya kesana.
Lantai 17. Kaget dong. Udahnya ga liat ada lift pula. Eng ing eng.
Eh kami salah baca gaes. Ya maklum capek. Ternyata rumah nomor 17. Lantainya? Ga tau. Ga ada ditulisan. Tapi gerbangnya dikunci. Yaudah pencet bell nomor 17. Ga ada yang jawab. Ada bapak-bapak mau masuk. Dibukain beliau. Alhamdulillah. Dan ada lift juga. Doble Alhamdulillah.
Nah tapi belum tau lantai berapa. Akhirnya nebak-nebak. 3 atau 4. Di lantai 3 ga ada. Lanjut ke lantai 4. Ada. Alhamdulillah nyampe juga.
Ngebel rumahnya. Ada yang bukain. Alhamdulillah lagi.
Nah di Konya ini kami ditolong mbak Sonia (dari Yogyakarta) mahasiswi Indonesia di Konya untuk bisa menginap dirumahnya. Makasih banyak mbak Sonia dan kawan-kawan.
Naro koper, bersih-bersih dan siap untuk keliling kota Konya. Capeknya disimpan dulu. Sekarang harus sehat dan fit terus.
Tujuan kami hari ini ke Kelebek (taman kupu-kupu), komplek Maulana Jalaluddin Rumi terakhir nonton tari sema (tari sufi). Di Konya ini kami ditemani kawan Indonesia yang kuliah disini. Syifa namanya. Beliau disini sudah tahun kedua. Tinggalnya di asrama. Anak beasiswa ey. Mantap Djiwo. Sukses terus ya Syifa :)
Dari rumah kami naik tramway ke Otogar.
"Yah Syif, tau gini tadi nunggu di Otogar aja" si Biah protes. Kebiasaan.
"Ya tapi emang mau jalan-jalan sambil bawa koper?" Haha. Iya sih.
Dari halte tramway kami jalan ke halte bus. Tapi aku lupa nomor bus yang kami tumpangi. Maaf ya :)
Lumayan lama juga kami di bus. Aku ga perhatiin sekitar karena tidur sepanjang perjalanan.
Kami tiba di Kelebek. Bentuknya taman di dalam ruangan.
Harga tiket untuk pelajar/mahasiswa 3,5TL
Untuk umum 17,5TL
Untuk turis 40TL
Awalnya kami beli dengan kartu mahasiswi yang kami pinjam sebelumnya. Tapi ditolak. Petugasnya ga mau nerima. Udah di lobi juga ga bisa. Harga kami 40TL perorang. Yakali Bu haji. Mehong syangat.
Kami memilih ga masuk. Di sekitar Kelebek ada tamam bermain anak-anak. Free. Gratis. Tapi ya buat anak-anak. Cuma ya gapapa kesana aja dari pada ga dapat apa-apa kan.
Ada beberapa taman. Yang pertama ada penjaganya. Emang benar-benar khusus anak-anak. Jadi Robiah yang bukan anak-anak jangan harap bisa main disana.
Taman lain ga ada yang jaga, gaes. Lanjut dong. Banyak permainan anak-anak. Robiah main ga? Main dong.
Ada trampolin, ayunan, jungkat-jungkit dan macam lainnya.
Maafkan kami ini ya, Syif. Maklum abis perjalan jauh, jadi butuh yang begini. Haha.
Udah puas main, kami lanjut perjalanan ke komplek Maulana. Ada satu kawannya Syifa yang bergabung. Rahman, namanya.
Dari Kelebek ke Maulana lumayan jauh lagi. Jadi tempat tinggal kami itu ternyata didaerah barunya Konya. Sedangkan Maulana ini memang di pusat kota Konya.
Kami turun di halte bus dekat ulu cami. Rahman bilang, kita akan mulai jalan kaki dari sini.
Kota Konya ini masyaallah indah. Asli indah banget. Sepanjang jalan ini aja udah berkali-kali aku kagum. Konya ini kota yang ramah orang tua, ramah untuk pelajar, ramah untuk turis juga. Karena banyak tempat-tempat bagus yang free entry. Alias gretongan booo. Hehe
Dekat ulu cami ini ada taman dan air mancurnya. Jalan sedikit ada bukit yang banyak bangku tamannya. Cocok untuk belajar nih. Sepi, tenang, asri. Indah pokoknya.
Kami sholat Zuhur di Alaudin Cami.
Karena sudah siang, kami harus cari makan dulu sebelum para naga diperut ngamuk.
"Mau makan di tempat sederhana, harga mahasiswa tapi enak atau tempatnya enak, harga agak mahal, tapi enak juga?"tanya Rahman, guide kami.
"Enak, harga mahasiswa!"jawab kami kompak dong. Ya namanya jalan-jalan ala mahasiswa. Semuanya yang sederhana aja. Kalo sederhana aja enak, ngapain cari yang lain. Yakan?!
Kami jalan menuju bangunan pertokoan. Aneka dagangan ditawarkan. Ada toko oleh-oleh Konya (dengan sufi sebagai ikonnya), ada toko makanan kering, makanan basah siap saji dari yang kelas biasa sampai kelas atas. Ya maksudnya bangunannya tingkat jadi bisa makan di atas, gitu!
Kami berhenti disatu kedai makanan. Kalo di Mesir kayak kusyari syekh Tamin lah. Eh tapi versi agak kecil sedikit. Jangan salah...kecil begini tapi bersih, Tjuy! Penjualnya menyapa ramah. Ini tempat langganan mereka. Disini kami makan döner. Roti isi ayam dan sayuran dengan bumbu garam, merica ditambah saus tomat. Ya sejenis syawarma sini kali yak? Awalnya masing-masing pesen satu. Tapi kurang. Jadi nambah dong. Satu porsinya seharga 2,5 TL Ya seharga 7,5Le lah kurang lebih. Tapi puas. Ya pas lah buat kantong kami. Udahnya enak, murah pula. Kuftah Ahmad bawabat tiga aja kalah. Eh.
Beres makan kami lanjut menuju makam guru dari Maulana Jalaluddin Rumi yaitu Sheikh Syamsudin Tabriz. Tapi komplek makam beliau sedang ada perbaikan. Jadilah kami tidak boleh masuk. Kirim doa sebentar dari luar lalu lanjut ke tujuan utama. Komplek makam dan museum Maulana Jalaluddin Rumi.
Di tepi jalan ada kolam yang dikelilingi burung-burung merpati. Kolam itu tempat minum mereka. Biasanya burung-burung itu jadi objek foto. Yaa yang ala-ala lari sambil ada burung terbang gitu. Tau kan? Tapi aku mah cuma yang moto. Ga minat lari-lari 'ganggu' burung lagi asik ngobrol sama temannya. Haha alesan! Aslinya emang ga kuat lari. Capek ey! Jalan dari awal tadi aja aku udah nyumbang berapa ratus kalori untuk dibakar(?) Haha.
Dan jeng jeng.... Tibalah kami di komplek makam Maulana Jalaluddin Rumi. Ciri khasnya itu kubah warna hijau. Hmm hijau toska? Hijau daun? Eh? ya pokoknya hijau lah.
Sebelum masuk gerbangnya, ada tulisan Konya yang biasa jadi ikon tempat orang-orang foto. Tapi kami ga foto disitu. Kata pak guide ada lagi di dalam. Jadi nanti aja foto didalam.
Masuknya gratis.
Baru masuk gerbang utama kami disuguhi tulisan "Konya" di halaman museum untuk berfoto. Lalu maju lagi lebih mendekat ke museum. Masuk gerbang museum ada 'air kehidupan'. Jadi itu tuh kayak tembok kecil terus ada beberapa wadah air. Nah formasinya itu satu dipaling atas, lalu bawahnya dua, bawahnya lagi tiga, lalu dua lagi dan terakhir satu. Maksudnya adalah seperti kehidupan manusia. Awal sendiri, lalu menikah, punya anak, lalu anak sudah besar kembali berdua, lalu akhirnya mati dan kembali sendiri. Mantap. Gitu sih yang dijelasin.
Nah sekarang masuk ke ruangan-ruangan yang didalamnya terdapat peninggalan beliau.
Ada kopiah, jubah, surat-surat, manuskrip kitab Fiihi Ma Fiihi punya beliau Maulana Jalaluddin Rumi dan macam lainnya (aku lupa).
Kami masuk juga ke dapurnya.
Jadi sebelum menjadi seorang sufi, semua itu harus diawali dari dapur. Dari seorang pesuruh, kemudian naik tingkat jadi tukang belanja, naik lagi jadi kepala dapur, lalu yang menyajikan kepada tamu, hingga bisa jadi yang disajikan dan sampai ke tingkatan paling atas (tapi lagi-lagi aku lupa karena dengerinnya setengah-setengah sambil foto). Ya pokoknya kalo udah dari berhasil lulus dari petugas dapur berarti udah lulus uji kesufiannya. Karena di dapur itu ada semua yang dibutuhkan. Mereka harus sabar, ikhlas, taat dan semacamlah.
Setelah itu kami masuk ke masjid yang ada makam beliau di dalamnya. Tapi lagi-lagi kami kurang beruntung. Makamnya juga lagi diperbaiki. Yaudah kirim doa dari luar wes.
Selesai ziarah jam 5 sore. Kami mau nonton tari sema. Tapi itu jam 7 atau 8 malam. Masih lama.
Akhirnya milih untuk cari kafe untuk beli teh sekalian numpang WiFi di tempat hangat. Haha.
Jam 7 pun tiba. Dari kafe ke tempat pertunjukan sema itu lumayan jauh. Jadi kami memilih naik bus.
Kami naik bus nomor 8 tujuan ke Mevlana kültür merkezi. Iya itu nama tempatnya.
Lagi-lagi gratis. Jadi tiap malam Minggu memang rutin selalu ada pertunjukan ini. Nah kalian kalo mau ke Konya bisa pilih hari Sabtu supaya bisa sekalian liat tari sema. Sayang kan jauh-jauh ke sini tapi ga liat tarian sufi aslinya.
Pertunjukannya ga lama. Cuma satu jam.
Jam 20.30 kami pulang. Tapi tramway bermasalah. Padahal kami harus naik itu untuk bisa pulang. Eh ada bus datang pengganti tramway. Aku tanya ke Syifa, katanya bus ini untuk mengangkut penumpang tramway yang sedang bermasalah. Masyaallah.
Tapi bus ini ga sampe tujuan akhir kami. Ditengah jalan (asik-asiknya tidur karena kecapekan) kami diturunkan. Ganti ke tramway. Ga perhatiin itu daerah mana. Ngantuk!
Akhirnya kami lanjut naik tramway ke el malılı hamdi.
Temen-temen mampir supermarket untuk beli beras. Malam ini kami bisa masak nasi. Mereka kangen nasi hangat. Alhamdulillah ya.
Hari kedua di Konya lanjut di episode selanjutnya ya. Ini udah kepanjangan. Hehe.
Karena emang Konya itu uindahhh... Masyaallah.
0 notes