#biaya ke kampung inggris 2
Explore tagged Tumblr posts
Text
Menjadi Sukses di Dunia Kapal Pesiar: Kisah I Nengah Yasa Adi Susanto
I Nengah Yasa Adi Susanto, S.H., pria asli Desa Bugbug, Karangasem, telah mengabdikan hidupnya dalam pelatihan dan perekrutan awak kapal pesiar. Pengalamannya di kapal pesiar Celebrity Cruises dari tahun 1999 hingga 2009 membawanya mengelilingi lebih dari 60 negara sebagai seorang Sommelier atau penjual anggur di restoran mewah kapal pesiar Amerika.
Awal yang Penuh Tantangan
Adi, bungsu dari 10 bersaudara, tidak pernah bermimpi untuk bekerja di kapal pesiar. Setelah menyelesaikan SMA, dia tidak dapat melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya. Orangtuanya adalah petani di Desa Bugbug, Karangasem, yang tidak mampu membiayai pendidikannya.
Setelah lulus SMA pada tahun 1993, Adi memutuskan untuk bekerja sebagai penjaga restoran di malam hari di Candidasa. Setelah kurang dari satu tahun, dia pindah ke Lovina, di mana dia bekerja sebagai Satpam di Hotel Aneka Lovina selama 2 tahun. Selama masa itu, dia mengambil kursus bahasa Inggris dan bahasa Jepang, meningkatkan kemampuannya. Pada tahun 1996, dia berhasil melamar di Nikko Bali Resort & Spa sebagai security. Semangat untuk bekerja di kapal pesiar tumbuh ketika banyak teman sejawatnya yang bekerja di Hotel Nikko Bali memutuskan untuk pindah ke kapal pesiar.
Perjalanan Menuju Impiannya
Antara menjadi seorang pemandu wisata berbahasa Jepang atau bekerja di kapal pesiar, Adi akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di bidang perhotelan. Setelah mengikuti pelatihan di Renon dan melakukan cross training di Hotel Nikko Bali, Adi akhirnya memberanikan diri untuk melamar di kapal pesiar. Meskipun gagal dalam tiga kali percobaan, Adi tetap gigih. Akhirnya, pada percobaan keempat, dia diterima sebagai Bar Waiter di kapal pesiar Celebrity Cruises. Selama hampir 10 tahun, dia menjadi pahlawan devisa dengan posisi terakhirnya sebagai Sommelier.
Kehidupan yang Penuh Perjuangan
Kehidupan Adi yang keras sejak kecil membuatnya tahan dan tidak pernah menyerah. Sebelum bekerja di kapal pesiar, dia bahkan pernah menjadi buruh galian C di tukad Buhu Desa Bugbug, Karangasem. Selama bersekolah di SD dan SMP, dia bekerja paruh waktu untuk membantu keluarganya dan membiayai pendidikannya.
Adi juga menciptakan fondasi kuat dalam hidupnya melalui nasehat dan contoh dari orangtuanya dan mertuanya, I Wayan Djanthen, S.E., dan Ni Ketut Mastini. Mereka selalu menekankan pentingnya kejujuran dan ketulusan saat membantu orang lain. Prinsip-prinsip ini tetap menjadi pedoman Adi, bahkan ketika dia telah sukses di kampung halamannya, Desa Bugbug, Karangasem.
Monarch Bali: Mengubah Hidup Melalui Pelatihan
Kejutan dalam hidup tidak selalu negatif. Adi, bersama dengan I Nyoman Sudi Artawan dan I Made Sumitra, mendirikan Monarch Cruises Line & Hospitality Training Center pada akhir 2009. Awalnya hanya sebuah kursus bahasa Inggris di Banjar Dukuh, Dalung, Monarch Bali dengan cepat mendapat sambutan positif. Pada tahun 2010, mereka membuka program tingkat dasar yang setara dengan diploma 1 dengan program Tata Hidangan, Tata Boga, dan Tata Graha.
Dengan berkembangnya lembaga pelatihan ini, Adi mulai melihat kendala dalam kualifikasi para calon awak kapal pesiar, terutama dari daerah-daerah seperti Klungkung, Karangasem, dan Buleleng. Banyak dari mereka memiliki keterbatasan dalam berbahasa Inggris dan pengetahuan tentang perhotelan. Oleh karena itu, pada tahun 2010, Monarch Bali membuka kampus di tiga lokasi: Monarch Candidasa, Monarch Singaraja, dan Monarch Gianyar. Pada tahun 2011, mereka mendirikan kampus Monarch di Negara untuk mendukung penduduk Bali Barat.
Monarch Bali memiliki akreditasi A dan instruktur yang tersertifikasi oleh BNSP. Mereka menawarkan kurikulum berbasis kompetensi sehingga lulusan mereka siap bersaing di dunia kerja. Saat ini, Monarch Bali memiliki sekitar 1.350 mahasiswa D1 dan D2 di lima kabupaten di Bali yang sedang menjalani pelatihan on-the-job di hotel dan restoran di Bali.
Membantu Alumni Sukses
Adi merasa bangga dan bahagia ketika melihat kesuksesan para alumni Monarch Bali di dunia kerja, terutama bagi mereka yang bekerja di hotel/restoran atau kapal pesiar. Dia yakin bahwa lulusan Monarch Bali memiliki keterampilan yang sesuai dengan pekerjaannya.
Monarch Bali berkomitmen untuk tidak hanya memberikan pelatihan tetapi juga memastikan lulusan mereka ditempatkan di industri. Mereka memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) LPK Monarch Bali yang telah diakreditasi oleh BNSP. Hal ini memungkinkan lulusan Monarch Bali mendapatkan sertifikasi yang mengakui keterampilan mereka. Sebagian besar lulusan Monarch Bali berhasil menemukan pekerjaan sesuai dengan kualifikasi mereka, memungkinkan mereka untuk meraih sukses di industri perhotelan dan kapal pesiar.
Membela Hak TKI di Luar Negeri
Setelah bertahun-tahun mengirimkan TKI ke kapal pesiar, Adi mulai menyadari banyak masalah yang dihadapi TKI sehubungan dengan pra penempatan, penempatan, dan pasca penempatan. Banyak TKI Pelaut mengeluhkan kurangnya perlindungan hukum ketika mereka menghadapi masalah hukum di luar negeri.
Adi mengamati bahwa pemerintah belum memberikan bantuan hukum yang memadai, seperti dalam kasus percobaan pembunuhan yang melibatkan seorang pelaut asal Buleleng. Dia percaya bahwa pemerintah, melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Amerika, seharusnya mencari advokat yang kompeten untuk membela TKI seperti Ketut Pujayasa. Ini akan membantu mengurangi hukuman yang diterima TKI yang menghadapi masalah hukum di luar negeri.
Kisah sukses Adi Nengah Yasa Adi Susanto menginspirasi banyak orang, terutama yang berasal dari latar belakang yang sulit. Melalui kerja keras, pendidikan, dan komitmen untuk membantu orang lain, dia telah menciptakan peluang bagi ribuan orang untuk sukses di industri kapal pesiar.
0 notes
Text
Hari Esok
Tiga bulan berlalu sejak meninggalnya ayah Alea. Dalam bulan-bulan itu setiap hari terasa berat bagi Alea dan ibunya. Tidak mudah bagi Alea melalui ini semua.
Berkali-kali dalam satu minggu dia kepergok ingin mengakhiri hidupnya. Memotong pergelangan tangan, sengaja menggantungkan lehernya dengan tali, menelan pil dalam jumlah banyak dll.
Mengetahui hal ini Inaya selaku sepupu yang dekat dengan Alea, membawa ia ke psikolog dan psikiater. Selama dua bulan Alea melakukan terapi. Selama tiga bulan itu Alea menghilang dari peradaban kampus. Nisa selaku kesma dijurusan itu, mulai khawatir. Ia memutuskan untuk menemui Alea di kampungnya untuk mengajak kembali meneruskan tugas akhirnya. Ditambah dosen pembimbingnya juga sedang mencari-carinya. Ia mengontak Inaya menanyakan alamat Alea.Di depan teras rumah Alea, Nisa mendapatinya sedang duduk santai menikmati udara pagi. Ya, Nisa malamnya berangkat dari kost menuju rumah Alea di kampung, dan pagi itu baru sampai. Mata mereka bertemu, Alea kaget. Nisa sampai datang ke kampungnya “NIS! astaghfirullah, kok sampai sini! yaampun.”“hehehe Iyaa Al, ada urusan disekitar sini. Pengrajinku ada yang daerah kampung sebelah.”“Oh iya? sini masuk dulu Nis.”Keduanya bercengkrama di ruangtamu, tak lupa Nisa memberikan salam pada Ibu Alea.“Jadi gini Al, kamu dicariin dosbingmu. Kamu suruh kelarin TA mu. Sidang 2 bulan lagi. Masih bisa dikejar Al. Kalo kamu butuh bantuan ini adek-adek tingkat semester 1 dan 2 mau bantu soalnya sekalian buat latian gambar produk katanya. Nah produknya itu hasil TA kita. Lumayan kan Al, beban kelengkapan TA hilang satu. Ntar ada yang bantu bikin mockup juga.” “Gimana ya Nis, aku juga pengen lanjutin TA. Tapi ngerasa udah lelah.”“hmmmm, Al semisal ada beasiswa luarnegri fully funded bahkan termasuk biaya hidup ditangggung dan masih ada uang saku berlebih, apa kamu mau ambil kesempatan itu?”“Ya mau lah. Tapi buat ninggalin ibuku sediri dirumah, apalagi pasca ayahku meninggal, aku ga sanggup Nis”“Kamu bisa ajak ibumu juga lo”“Serius bisa?”“Bisa! Besok kamu temui dosen pembimbingmu. Karena beliau yang menitipkan pesan ini ke kamu. Tapi ya itu Al, kamu harus bisa selesein TA ini dulu.” — Rayuan maut Nisa berhasil. Esoknya Alia menemui dosen pembimbingnya. Dia benar benar tertarik dengan tawaran beasiswa itu. Seusai berdiskusi ia menjadi semangat untuk menyelesaikan TA-nya. Lalu untuk persiapan beasiswa itu juga tidak serta merta setelah wisuda bisa apply masih banyak yang perlu di persiapkan. Disela persiapan itu, dosen pembimbing menawarkan untuk bekerja di lab nya seusai wisuda.Alea keluar dari ruangan dosen membawa tangki semangat yang penuh. Di tangannya ada beberapa brosur. Salah satunya, beasiswa dari negara Inggris, tempat tinggal client nya tinggal. — Perjalanan masih berat. Tapi kini Alea memiliki pasukan bala bantuan yang banyak. Seperti yang disampaikan oleh ustad kajian selepas isya kemarin,”(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, “Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.”Disamping cobaan tiada henti menggempur, Alea dikelilingi bala bantuan beruntun.—11 bulan berlalu, Alea sudah lulus kuliah, walaupun molor satu semester, setidaknya ia lulus. Kini ia sedang di Inggris bersama ibunya. Keputusan ini dirasa tepat. Suasana baru untuk Alea dan ibunya agar tidak kalut dengan kedukaan kepergian ayahnya. — Hutang Ayah Alea berangsur lunas. Alea selama itu masih meneruskan untuk bekerja di bimbel seni, ikut proyek dosennya, dan mengerjakan proyek client yang dari Inggris. Dan betapa kebetulannyac saat ini, Kantor client Alea yang dulu masih satu daerah dengan kampusnya! Alea tidak khawatir lagi dengan urusan finansial.Impiannya menonton film di bioskop bersama teman usai kelas? Ya! impian sederhana itu kini tercapai!Tiba-tiba Alea kangen sekali dengan orang-orang yang membantu Alea sampai bisa bertahan di detik ini.“Buuk, akhir tahun liburan semester nanti pulang ke Indonesia yaa.”Ibu Alea mengangguk pelan sambil tersenyum melihat putrinya yang lebih banyak bahagianya akhir-akhir ini.—Tamat—
1 note
·
View note
Text
CASHBACK, Call 0815-5675-8884, Biaya Ke Kampung Inggris 2 Minggu Peace KLIK https://wa.me/6281556758884, Paket Kampung Inggris 2 Minggu, paket kampung inggris 2 bulan, paket 3 bulan kampung inggris, kampung inggris 1 bulan, asrama kampung inggris kediri Peace English Academy Jl Brawijaya No 51 Tulungrejo Pare Kampung Inggris Kunjungi juga https://www.instagram.com/peacepare/ https://www.instagram.com/paketkursusbahasainggrispare/ #paketkampunginggris2minggu, #paketkampunginggris2mingguanak, #paketkampunginggris2mingguberapa, #paketkampunginggris2minggubiaya, #paketkampunginggris2mingguindonesia, #kampunginggriskediripaket2minggu, #paketkampunginggris2mingguoriginal, #paketkampunginggris2minggupertama, #paketkampunginggris2minggutranslate, #paketkampunginggris2mingguzoom
#paket 1 bulan kampung inggris#biaya ke kampung inggris 2#kampung inggris paket 2 minggu#paket full service kampung inggris#kampung inggris 1 bulan letak kampung inggris pare#paket 3 bulan kampung inggris#biaya kursus di kampung inggris pare
0 notes
Video
tumblr
TAKLUKAN BAHASA INGGRIS BULAN INI JUGA !! Call 0857-3277-7123, Kursus Bahasa Inggris Favorit ELLA Pare
Info & Pendaftaran KLIK https://wa.me/6285732777123, kampung inggris pare, kampung inggris pare kediri, kampung inggris pare terbaik, kampung inggris pare dimana, kampung inggris pare 2021, kampung inggris pare terletak dimana, kampung inggris pare online, kampung inggris pare biaya, kampung bahasa inggris pare , kampung inggris pare 2021
KENAPA PILIH ELLA ? 1. Kursusan besar yang sangat favorit 2. Biaya dibawah rata - rata 3. Kualitas sangat terjaga 4. Hasilnya nyata 5. Satu - satunya yang mempunyai program FULL DAY bergaransi 6. Metode istimewa tanpa tugas tanpa PR 7. Jika belum bisa maka mengulangnya GRATIS sepuasnya sampai bisa 8. Tutor sangat bersahabat dan jauh dari kesan formal yang menegangkan 9. Satu - satunya yang bersistem khas ala pesantren yang menyejukan 10. Jaminan Keketatan area bahasa Inggris untuk "memaksa" siswa secepatnya bisa berbahasa Inggris
Untuk lebih jelas silahkan kunjungi web kami https://www.ellapare.id atau ke https://wa.me/6285732777123
Kampus Kami Ella Sweet Campus Jalan Asparaga Kampung Inggris Pare Kediri
1 note
·
View note
Photo
TERBAIK, WA 0823-1618-5845 , Kampung Inggris Pare Kediri
klik https://WA.me/6282316185845 Kampung Inggris Ada Dimana Kediri, Kampung Inggris Dimana Saja Kediri, Kampung Inggris Ada Dimana Aja Kediri, Kampung Inggris Biaya Kediri, Kampung Inggris Bahasa Arab Kediri, Kampung Inggris Bahasa Korea Kediri
TOP Banget Buat Kamu Yang Ingin Jago Speaking Tanpa Demam Panggung
KAMPUNG INGGRIS GREAT HADIR untuk mempermudah Anda mendapatkan metode dan cara belajar yang mudah difahami
1. 50+ Tips Metode Belajar Metode Belajar Bahasa Inggris yang memahai karakter pikiran siswa adalah Pembelajaran Yang Menyenangkan Tidak harus dengan Paksaan Metode yang kurang Efektif
2. Bimbingan belajar lifetime Bimimgan belajar dari kami seumur hidup yang siap membantu anda untuk belajar dan berkembang hingga kamu mecapai level yang anda targetkan
3. Asrama 100% English area Asrama English Area yang disiplin & Pendampingan Trainer menjadi tempat yang 100% sangat effective menjadikan kebiasakan berkomunikasi berbahasa inggris
4. Super Micro Teaching Program yang fokus pada mikro teaching. Dengan one day one topic, Setaip Siswa Akan Di Bekali Teori & Teknik Tentang Profesional Pembelajaran dan Diaplikasikan
5. Extreme Debate Skill Trainer akan selalu mengarahkan & memonitor anda setiap praktik dan drilling dalam English debate program secara intensive diberikan secara standar debat
6. Fasilitas Millennial Trainer ahli, buku panduan, kaos, sertifikat, asrama kualitas millennial, belajar 6x/hari Link Beasiswa dalam/Luar negri
6 Hal Penting tentang GREATyang perlu anda ketahui
1. Super Metode Cepat Kami memiliki khas khusus dengan metode yang unik dan mudah difahami oleh siswa yang tertarget pastinya cocok untuk Pemula atau tingkat lanjutan
2. 100% Asrama English Area English Area sangat efektif banget untuk memperlancar kosa kata bahasa inggris sehari-hari dan pastinya di dampingi Trainer Ahli 24 jam
3. 6x Program/hari Dalam sehari anda akan mengikuti proses belajar 6x pertemuan/hari yang efektif mempercepat kemampuan Bahasa Inggris anda dengan fasih dan lancar
4. Trainer Ahli & Humbel Proses Belajar akan didampingi oleh TIM Pengajar kami yang sudah bersertifikasi Teaching Kampung Inggris Pare yang Ramah & Profesional dibidangnya
5. 100% Legalitas Resmi Lembaga BAhasa yang sudah bersertifikasi IJIN DIKNAS PENDIDIKAN AHU-00724.AH.02.01– TH.2014.tanggal 15 April 2017.No.02 & SK KEMENKUHAM
6. 24 Jam Gratis Penjemputan Setiap siswa yang Join dan datang akan mendapat HAK Spesial Penjemputan Stasiun/Terminal Kediri Untuk keamanan yang kenyamanan Siswa kami
Program kami sangat Efektif untuk Anda yang ingin Jago Speaking Belajar di Kampung Inggris tentunya memiliki banyak keuntungan seperti
1. Waktu untuk belajar lebih fleksibel 2. Jadwal belajar dapat dipilih sendiri 3. Biaya Pendidikan Terjangkau 4. Program yang didapatkan lebih banyak 5. Program dapat dipilih sesuai kebutuhan 6. Siap kerja/lanjut kuliah di luar/dalam negri
Super Program Yang Anda Dapatkan Di GREAT Kampung Inggris Pare
1. Super Expression Up Date A-Z 2. Pronunciation USA & UK Accent A-Z 3. Top Grammar dari A-Z 4. Speaking Mastery A-Z 5. Extreme Debate Skill A-Z 6. Super Micro Teaching Training A-Z
JANGAN BURU-BURU !! Dapatkan Bonus & Seminar Menarik ini Jangan lewatkan terbatas untuk 10 Pendaftar pertama setiap periode belajar
1. Tiket Beasiswa bonus terbatas untuk Anda yang mendapat tiket Beasiswa Great Speaking, Teaching, TOEFL/IELTS sifat lifetime dan bisa untuk siapa saja 2. Seminar Dana Talangan Seminar keren membahas bagaimana Anda mendapat investor dana talangan untuk proses kerja ke Ausie, USA, jepang dan 14 Negara lainnya... 3. Seminar Bisnis Export Mudah Seminar langka ini akan membahas bagaimana cara Export Mudah tanpa Modal Besar yang didukung oleh (klinikumkm.com) 4. Seminar Beasiswa Ausie Seminar ini khusus bagi yang ingin kuliah di Australia jalur personal atau Beasiswa S1 maupun S2 Ausie
Kerugian Jika Anda Tidak DAFTAR Program Sekarang juga
1. Kalah berkompetisi dengan generasi millennial yang sekarang test kerjanya kebanyakan ada wawancara bahasa Inggris 2. Gagal masuk PTN karena belum bisa mengerjakan tes yang berbasis inggris Test CBT atau Tertulis 3. Merasa kurang PD ketika rekan bisnis atau kerja anda adalah Native Speaker (bule) apalagi posisi anda penting dibidang itu 4. Gagal Test Akademi Militerkarena nilai bahasa inggris tidak sesuai standar lulus 5. Gagal Test Akademi Polisi Jika nilai tests Bahasa Inggris tidak sesuai standar lulus 6. Gagal mendapat kesempatan Beasiswa Dalam/Luar negri karena tidak lulus uji nilai bahasa inggris standar lulus
Gratis Konsultasi Seputar Program? Hubungi Admin Kami
Kampung Inggris GREAT Jln.Asparaga N0.06 Rt.02 Rw.15 Dsn.Tegalsari Ds.Tulungrejo Kec.Pare Kediri Jawa Timur CALL/WA 0823-1618-5845 @great_kampunginggris kampunginggriskita.com
1 note
·
View note
Photo
Semangat Literasi di Tanah Cengkeh
Perjalanan pertamaku ke Indonesia Timur adalah menjadi relawan pendidikan di sebuah daerah pelosok timur Indonesia yang mana menjadi salah satu impian banyak akademisi yang ingin aktif berkontribusi untuk masyarakat. Diakomodir oleh jejaring gerakan literasi, Niskala Senja dan Melihat Ke Timur, dan beberapa teman donatur, saya berkesempatan pergi dari Cirebon - Jawa Barat menuju Ambon - Maluku, untuk mengajar Bahasa Inggris di sebuah kampung kecil di pesisir timur Pulau Seram, tepatnya Negeri Administratif Keta Kabupaten Seram Bagian Timur.
Perjalanan dari Ambon menuju Keta memakan waktu lebih dari 20 jam via laut dan darat, setelah kurang lebih 3 jam menyebrang menggunakan ferry ke pulau Seram, perjalanan dilanjutkan via darat menggunakan mobil rental. Perjalanan darat sepanjang pulau seram ini hampir seluruhnya melintasi hutan dan sesekali melewati beberapa kampung. Bentuk bangunan dan kondisi jalan disana mengingatkan saya pada kondisi kampung saya semasa kecil. Tak terlalu ramai, suara serangga dan burung masih jelas terdengar. Juga di Negeri Keta, suara daun kelapa tertiup angin, ombak dan gaduh anak-anak bermain masih menjadi sesuatu yang kontras bagi wajah kampung ini.
Di Keta, hampir setiap rumah memiliki pohon cengkeh di kebunnya sedikitnya 20 pohon karena cengkeh adalah komoditi utama di pulau Seram. Disana memiliki dua kali musim cengkeh yaitu setahun sekali musim panen kecil dan dua tahun sekali musim panen raya –sebagian menyebutnya panen besar– yang semuanya berlangsung selama sekitar 2-3 bulan setiap musimnya. Animo saat musimnya sendiri akan menyita sepenuhnya manusia disana, dari anak-anak hingga dewasa semua turut serta memanen. Begitupun remaja disana yang sedang dalam perantuan kuliahnya akan pulang ketika mendapat jadwal libur meskipun hanya satu minggu. Sedangkan anak-anak sekolah dasar hingga menengah akan diijinkan oleh orang tuanya untuk tidak pergi ke sekolah manakala ingin turut serta dalam panen raya tersebut. Bahkan sebagian orang tua disana menyuruh anak-anaknya, seumuran tingkat Sekolah Dasar sekalipun, untuk membantu panen. Bukan sampai disitu, pun guru-guru disana memaklumi ketika beberapa siswanya abstain sekolah sesekali hanya untuk turut ambil bagian panen raya.
Setiap anak-anak akan mengambil hasil petik cengkeh yang jatuh di tanah kemudian mengumpulkannya sehari penuh dan anak-anak bisa menjualnya dengan mendapat lima puluh ribu sampai seratus ribu setiap harinya dan jika melakukan penjemuran terlebih dahulu selama satu minggu hingga cengkeh menjadi kering, cengkeh kering tersebut akan membuat harganya bertambah. Sehingga seusai musim panen raya berakhir, anak-anak keta akan punya tabungan sekitar 2-4 juta. Sedangkan tiap orang tua akan mendapat hasil yang bervariasi dari 20-60 juta. Tabungan tersebut kebanyakan akan menjadi biaya hidup mereka dalam 2 tahun kedepan sampai panen raya tiba lagi musimnya. Bagi mereka cengkeh merupakan tabungan jangka panjang dan menjadi satu-satunya penghasilan bagi orang-orang di Keta. Biasanya mereka pergunakan untuk hal-hal penting seperti membangun rumah, membiayai anaknya sekolah, kuliah, dan hajat menikah. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, orang Keta membuat sagu dan mencari ikan di laut. Namun di Keta memancing ikan hanya untuk kebutuhan makan di rumah, tidak seperti di sebagian kampung lainnya yang memancing untuk di jual ke kampung di sekitarnya.
Pendidikan
20 bulan lamanya menunggu musim panen raya itu tiba, anak-anak dan remaja di Keta mengisinya dengan kegiatan literasi. Di Keta belum memiliki sekolah formal, sedangkan Sekolah Dasar terdekat berada di kampung sebelah, sementara SMP dan SMA ditempuh dengan jalan kaki sejauh 2,6 kilometer dan hanya terdapat kelas mengaji di rumah guru mengaji lokal. Media informasi yang sudah menyentuh Keta adalah televisi yang bisa mereka tonton di saat malam hari karena listrik hanya tersedia 12 jam, antara pukul 18.00 sampai pukul 06.00, itupun sering terjadi pemadaman listrik di malam hari satu kali dalam seminggu. Layanan internet sudah tersedia di sekolah menengah yang bisa diakses saat listrik menyala, tentunya. Dengan jarak sekolah menengah yang cukup jauh dari Keta, anak-anak otomatis tidak dapat menikmati layanan internet itu sebagai salah satu sumber mencari informasi. Keadaan-keadaan tersebut yang melatari permuda Keta menginisiasi sebuah rumah baca di kampungnya dengan nama Taman Baca Keta sehingga ada sumber informasi yang bisa diakses oleh masyarakat. Taman baca ini berdiri di awal tahun 2017. Pada awalnya rumah kepala desa dijadikan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Sampai pada akhir tahun 2017, masyarakat Keta bahu-membahu mewujudkan bangunan Taman Baca Keta. Sejauh ini, satu-satunya kegiatan pendidikan yang cukup berdampak adalah kegiatan belajar mengajar di Taman Baca Keta. Beberapa relawan pengajar dari berbagai daerah sempat berbagi di taman baca ini, tak terkecuali saya yang mengajarkan bahasa Inggris selama kurun waktu dua bulan.
Belajar bahasa Inggris dirasa mereka belumlah menjadi sesuatu yang dibutuhkan, dimana seharusnya yang menjadi perhatian lebih adalah kebutuhan infrastruktur dan akes-akses lainnya untuk menopang kegiatan belajar. Apalagi dalam tenggat dua bulan tidaklah cukup bagi mereka untuk dapat menguasai bahasa Inggris. Namun mereka menyambut baik kedatangan setiap relawan pengajar di bidang apapun, apalagi dengan metode-metode yang saya terapkan dianggap berguna untuk memahami pelajaran lainnya. Semangat belajar mereka dilatari oleh pengalaman mereka memanen cengkeh. Dimana ketika panen tiba mereka memetik cengkeh satu persatu dengan telaten dan mengumpulkannya, kemudian memisahkan tanggkai buah untuk diambil ujungnya. Selanjutnya, cengkeh yang sudah diambil ujungnya pun harus dijemur selama berhari-hari sampai dapat menuai hasilnya. Seperti itulah mereka memaknai belajar bersama relawan-relawan pengajar yang datang di kampungnya, membutuhkan proses panjang, selangkah demi selangkah. Banyak atau sedikitnya informasi akan mereka terima. Lama atau sebentarnya kegiatan tetap akan dilakukan.
Tantangan
Pada mulanya di Taman Baca Keta ada 2 kali waktu belajar yang dilakukan para mentor Taman Baca Keta, yaitu di siang hari sepulang sekolah dan di malam hari sepulang ibadah sholat Isya. Dengan kedatangan saya untuk mengajarkan bahasa Inggris, saya menambahkannya menjadi 4 kali waktu belajar. Melatih para mentor setingkat mahasiswa dan pemuda di pagi hari. Sedangkan mentor setingkat sekolah menengah di siang hari dan malam hari, serta kegiatan belajar untuk anak-anak sekolah dasar sepulang mereka sekolah. Antusias belajar bahasa Inggris awalnya cukup tinggi. Hal itu tak terlepas dari dorongan para orang tua disana yang sangat besar terhadap anak-anaknya untuk belajar di taman baca. Kemudian di bulan berikutnya tiba musim durian dan musim kelereng. Anak-anak tingkat sekolah dasar dan SMP menjadi sering bermain kelereng dan pergi ke hutan untuk mencari durian jatuh. Pada musim tersebut, para pengurus taman baca cukup kewalahan karena harus mendatangi dan menjemput mereka satu persatu untuk mengajak belajar ke taman baca. Sampai ketika pengurus-pengurus taman baca tidak lagi menjemput anak-anak untuk pergi belajar. Karna hal tersebut, terpaksa kegiatan belajar mengajar dihentikan sementara untuk anak sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Bahkan pada saat itu, para mentor tidak bersemangat untuk belajar bahasa Inggris. Di titik tersebut saya sempat kecewa kenapa kedatangan saya tidak dimaksimalkan untuk belajar mereka setelah datang jauh-jauh dari Jawa. Namun pada akhirnya memang setiap relawan semestinya memaksimalkan potensi diri sekecil apapun ketika berada di tengah wilayah kerjanya untuk tidak merasa membenahi sebuah daerah dan tidak membentuk suatu hal untuk mengikuti tolak ukur relawan pribadi. Apa yang sudah terbentuk di suatu tempat tidak sepenuhnya mempunyai nilai buruk jika melihat itu dengan sudut pandang mereka.
Selain musim panen raya, musim durian juga cukup menyita waktu dan perhatian penduduk.. Jika cengkeh adalah penghasilan utama, maka musim durian adalah tentang bersenang-senang sambil menikmati rasa. Kalau musimnya tiba, sekitar 15 hari pemuda dan anak-anak akan sibuk ke hutan untuk menunggu durian jatuh atau memetik durian mentah. Ketika malamnya, bapak-bapak dan anak yang sudah cukup besar menginap di hutan demi menuruti permintaan anak dan adiknya yang ingin memakan buah yang lezat itu. Saat tiba-tiba angin kencang disertai hujan, semua masyarakat sibuk bergegas masuk ke dalam hutan karna pada saat cuaca seperti itu banyak durian yang jatuh. Melihat kegembiraan dan keriangan penduduk merayakan antusias musim durian, tentu suatu kesalahan jika saya melarang anak-anak abstain dalam kelas bahasa Inggris di taman baca. akhirnya saya memutuskan ikut dalam keseruan pergi ke hutan untuk mencari durian. Biasanya setelah menyantap durian sambil menunggu durian lain jatuh, remaja dan anak anak hanya duduk-duduk saja, sehingga, tak masalah, jika saya mencoba menambah keseruannya dengan bermain kosakata bahasa Inggris di hutan dan mengajarkan kalimat-kalimat percakapan singkat dalam bahasa Inggris, tentu dengan tema yang berkaitan dengan kegiatan mereka di hutan. Sehingga selain kebiasaan mereka berinteraksi dengan alam sekitar tetap terjaga mereka pun dapat belajar dan menambah wawasan sekaligus, tentunya.
Tidak jauh berbeda dengan musim durian jatuh, musim kelereng juga menjadi tantangan tersendiri dalam mengajak anak-anak sekolah dasar belajar bahasa Inggris. Karna biasanya anak-anak akan lebih menghabiskan banyak waktu untuk bermain daripada belajar. Tetapi musim durian memberi saya pengalaman bermanfaat dalam menyiasati masalah seperti itu. Terlebih hal-hal seperti itu memang tidak bisa saya cegah ataupun saya larang, Yang bisa saya upayakan adalah mencoba mengikuti kegiatan mereka sambil tetap memotivasi dari dekat, agar anak-anak tidak sepenuhnya melupakan pentingnya belajar ketika bermain. Akhirnya saya pun ikut bermain, entah itu bermain kelereng, memancing ikan, berenang di laut atau permainan lainnya yang membuat saya menjadi sangat dekat dengan mereka. Bermain dan belajar menjadi sangat-sangat penting bukan hanya untuk anak anak disana, tapi juga penting bagi saya pribadi sebagai relawan. Setidaknya tawa anak anak dan warga menjadi penghibur tersendiri bagi saya yang jauh dari rumah. Tidak sebagai seorang yang penuh dengan ilmu yang kadang menjadi arogan dan merasa paling penting karna mengenyam secuil kemajuan di kampung halaman. Tetepi menjadi bagian dari keta seutuhnya, dalam semangat, cinta dan persaudaraan. Dangke Keta.
Ditulis oleh: Ugi Sugiarto
Editor Oleh: Rara Gumilang - Niskala Senja
#relawan#melihatketimur#IndonesiaTimur#Maluku#TamanBacaKeta#Taman#mengajar#Cengkeh#Literasi#NiskalaSenja#RaraGumilang#UgiSusgiarto#Cirebon#RelawanCirebon
4 notes
·
View notes
Text
KURSUS TERPERCAYA!!!, Call/WA 0821-3925-0300, Kursus Bahasa Inggris di Kediri Terbaik
Informasi KLIK https://wa.me/6282139250300, kursus bahasa inggris terbaik di kediri, biaya kursus bahasa inggris di kediri, kursus bahasa inggris terdekat, kampung inggris pare, biaya kursus kampung inggris pare, asrama kampung inggris kediri, biaya kursus bahasa inggris kediri, kursus bahasa inggris untuk pemula English House Kediri adalah salah satu lembaga bimbingan belajar terbaik di Kediri. Menerapkan standar pembelajaran akademis dengan memakai metodologi ujian bertaraf internasional. Beragam program bimbel. Seperti Children’s Courses untuk PG, TK dan SD. General English diperuntukkan pelajar SMP, SMA, Mahasiswa dan umum. Ada juga TOEFL Preparation Course yang direncang khusus untuk mempersiapkan diri menghadapi test TOEFL. Materi berupa tips dan trick untuk mendapatkan score tertinggi. Serta program Business English untuk kebutuhan penunjang bisnis dan professional, seperti telephoning, meeting, negotiating, presentation, dan ragam program penunjang. Terdapat pilihan hari belajar yakni 2 kali atau satu kali seminggu. Mengapa memilih English House? Karena menerapkan metode fun learning dan berbasis aktivitas. Belajar penunjang multimedia di setiap kelas, kurikulum dan materi standarisasi internasional, memakai tenaga pengajar profesional yang mendapat pembekalan langsung oleh divisi training dari KELT (kursus bahasa Inggris terbesar dengan jumlah penutur native terbanyak di Surabaya). Nikmati promo dan diskon kursus menarik. English House Kediri Jl. Urip Sumoharjo, Kota, Kota Kediri No. 86 Kediri Perempatan Alun-Alun Kota Kediri ke selatan WA: 0821-3925-0300 Telp: 0354-69 69 91 Bisa Hubungi Link atau Follow: https://instagram.com/max7car?igshid=YmMyMTA2M2Y= IG: english_house_kediri FB: english_house_kediri Website: www.eh-schools.com https://instagram.com/english_house_kediri?igshid=YmMyMTA2M2Y=
kursusbahasainggriskediri #kursusbahasainggriskediripare #biayakursusbahasainggriskediri #kursusbahasainggrisdikediri #biayakursusbahasainggrisdikampungparekediri #kursusbahasainggrisdikediriterbaik #kursusbahasainggrisdikampungparekediri #kursusbahasainggrisparekediribec #kursusbahasaarabdaninggrisparekedirijawatimur #kursusbahasainggrislcparekediri #kursusbahasainggrisdikedirikota
kursusbahasainggrisanakkediri #kursusbahasainggrisparekediri #alamatkursusbahasainggrisdikediri #kursusbahasainggrisyangadadikediri
0 notes
Text
Epilog : Counting down to Oktober 9th 2018
situasi yang pernah saya imajinasikan satu tahun lalu saat melihat galeri website Noguchi Laboratory, dan alhamdulillah saya sekarang menjadi satu bagian dari mereka.
26 September 2017, kali pertama saya berkesempatan untuk mengikuti konferensi internasional (International Electronics Symposium) yang diadakan oleh kampus saya sendiri. Ini menjadi pembelajaran bagi saya bagaimana proses suatu paper ditulis, review, checking plagiarism, hingga dapat terpublish di jurnal online.
30 September 2017, wisuda. Alhamdulillah saya dapat menuntaskan kewajiban dan tanggung jawab selama 4 tahun dengan hadiah embel-embel gelar diakhir ujung nama. Kedua orang tua saya tidak dapat menghadiri acara wisuda ini, mereka hanya mengantarkan hingga pintu masuk graha. Pada pagi hari itu, saat di mobil menuju graha, ayah mendapat telpon dari orang rumah jika nenek saya sudah tidak sadar diri. Sehingga ayah dan ibu langsung pulang ke Jember, sementara hanya adek yang menemani saya di graha. Saya teringat perkataan ibu saya sebelum pamit pulang, “nitip fatihah nggeh buat mbah. nggak usah nangis. Gapapa, ayah ibuk sudah senang lihat kamu pakai toga. Doakan ayah ibuk, biar nanti bisa datang wisudamu pas S2.” Dari situ, saya mencoba membohongi diri untuk tetap biasa-biasa saja saat acara wisuda seperti tidak ada hal yang terjadi. Juga dengan kalimat ibu paling akhir, keyakinan saya makin mantab untuk melanjutkan sekolah ke level yang lebih tinggi. Setelah acara wisuda selelsai, sore harinya saya pulang ke Jember. Alhamdulillah saya masih dapat bertemu dan menemani nenek saya pada saat menghadapi sakaratul maut. Semoga beliau meninggal dalam khusnul khotimah, amiiin.
09 Oktober 2017, hijrah ke pare. Saya menyadari bahasa inggris ini sangat penting jika saya ingin melanjutkan sekolah ke LN. Oleh karena itu, saya meminta izin orang tua untuk belajar bahasa inggris di Kampung Inggris-Pare. Banyak cerita dan pengalaman berharga yang saya dapat disini. Selain tholabul ilmi, saya banyak bertemu teman-teman dari seluruh pelosok Indonesia, bertemu dengan banyak sekali scholarship-hunter dengan berbagai macam background dan nano-nano perjuangan mereka.
27 Oktober 2017, saya mendaftar NTUST (National Taiwan University of Science and Technology). Sebelum wisuda, saya mendapat informasi dari senior jika pendaftaran NTUST untuk Spring admission 2018 telah dibuka, sehingga sebelum wisuda-pun saya berusaha melengkapi persyaratan pendaftaran, seperti membuat surat rekom dosen, menulis riset plan, mengurus ijazah dan transkrip dalam bahasa inggris. Saya mendapat surat rekom dari Pak Era (pembimbing saya), Pak Amang (Ketua International Office), dan Pak Udin Harun. Pak Amang menyarankan untuk meminta surat rekom ke Pak Udin harun karena beliau alumni dari sana. Ada 1 persyaratan yang masih belum terpenuhi hingga 1 minggu sebelum deadline, TOEFL. Saat scoring, score saya tidak increase sama sekali, sehingga sangat riskan untuk segera ambil TOEFL ITP. Setelah sharing dengan senior yang sudah disana, senior saya ini menyarankan untuk ambil tes TOEFL-nya ITS (saya lupa namanya). Banyak alumni yang sudah diterima disana dengan hanya melampirkan score TOEFL dari ITS. Setelah mendapat pencerahan tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil tes disana. Dengan score seadanya (hasil belajar TOEFL di Pare belum genap sebulan) saya mendaftar NTUST.
18 Desember 2017, NTUST’s admission result of 2018 spring. Hasilnya, saya diterima (alhamdulillah), namun beasiswa yang saya dapatkan tuition wiaver only, saya tidak mendapatkan monthly stipend. Hal ini akan sangat berat bagi orang tua saya, karena biaya hidup di Taiwan, khususnya di Taipei pasti sangat besar. Sehingga saya mengurungkan niat untuk mengambil kesempatan ini. Temen saya bilang, Allah bukan menuliskan NTUST di lauhul mahfudz, ada yang lebih bagus yang tertulis disana.
12 Januari 2018, tes TOEFL ITP pertama kali. Saya memutuskan untuk mengambil tes di unair karena rekomendasi dari teman saya yang bilang disana speakernya jelas dan ruang kelasnya kedap suara. Setelah merasakan sendiri memang benar, pun ruang kelasnya tidak begitu besar, hanya 15 peserta saja. Perjuangan belajar 3 bulan di Pare dipertaruhkan pada hari itu.
26 Januari 2018, hasil tes TOEFL ITP keluar dan hasilnya tidak sesuai harapan. Target saya adalah mendapatkan score yang memenuhi requirement beasiswa monbusho. Ini jadi pertanda bahwa usaha saya masih kurang, sehingga saya perlu belajar lagi agar bisa mendapatkan score sesuai harapan. Hari itu juga saya melihat jadwal tes untuk bulan maret. Karena pada periode ini banyak beasiswa dan admission kampus buka untuk intake oktober 2018, saya menargetkan untuk mutlak mendapatkan sertifikasi bhs inggris dengan score yang baik di bulan maret. Jadi masih ada kesempatan sekitar 1 bulan untuk belajar lagi.
02 Februari 2018, saya email sensei untuk propose sebagai mahasiswa di lab beliau dimana dalam email tersebut saya memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dari email tersebut, serta memberikan alasan ketertarikan saya terhadap riset beliau. Draft email sensei ini sebenarnya sudah saya buat sejak akhir desember 2017, tapi saya baru ada nyali untuk mengirim ke beliau pada februari 2018 setelah melalui tahapan review berkali-kali.
02 Maret 2018, tes TOEFL ITP untuk kedua kalinya. Dari hasil tes TOEFL pertama, saya belajar untuk atur strategi agar score toefl saya kali ini bisa naik. Jadi saya hanya memaksimalkan di 2 section saja, yaitu Listening dan Structure. Dari perhitungan yang saya lakukan, jika saya benar 90% dari kedua section tersebut dengan ditambah rata-rata score Reading yang saya dapatkan selama scoring, score saya nantinya sudah bisa mencapai target.
10 Maret 2018, saya memutuskan untuk mendaftar NCKU (National Cheng Kung University) untuk periode Fall 2018. Sistem pendaftarannya hampir sama dengan pendaftaran NTUST, bedanya hanya di recomendation letter. Disini sistemnya online, jadi dosen pembimbing yang mengisi kolom surat rekomendasi di website admission NCKU. Lagi-lagi saya ‘merepoti’ dosen pembimbing untuk urusan ini. Belajar dari pengalaman, saya merevisi research plan dan resume yang telah saya gunakan pada saat apply NTUST. Karena pada bulan-bulan ini mengambil kelas writing di Pare, saya meminta tolong tutor saya untuk mereview research plan dan resume. Hasilnya banyak lingkaran bolpen merah, ya academic writing itu susah tapi asik. Setelah beberapa kali revisi dan review, hasil akhirnya saya upload untuk apply NCKU. Untuk sertifikasi bahasa inggris, saya menggunakan hasil toefl yang pertama.
16 maret 2018, pendaftaran ABP untuk october intake 2018 dibuka, dan saat itu juga saya registrasi aplikasi secara online. Di tanggal ini juga, hasil tes TOEFL yg kedua kalinya keluar, dan hasilnya.... juga belum bisa mencapai requirement beasiswa monbusho. Jika saya benar 2 nomor lagi, mungkin sudah bisa mencapai score itu. Tapi tidak apa, hasilnya tetap lebih baik dari sebelumnya, di syukuri aja. Nah, hasil tes toefl kali kedua ini yang saya gunakan untuk apply ABP.
19 maret 2018, saya menghubungi dosen pembimbing meminta rekomendasi beliau (lagi), untuk pendaftaran ABP. Pengisian surat rekomendasi ini hanya bisa dilakukan oleh referrer (pemberi rekomendasi). Saat mengisi form online, saya mencantumkan alamat email beliau, sehingga nantinya referrer dapat login ke online system dan memberikan surat rekomendasi. Saya tidak tau isi surat rekomendasi yang diupload oleh dosbing saya, tau-tau ada notif jika surat rekom telah terupload.
26 Maret 2018, saya mengirimkan berkas ke TETO (Kedutaan Besar Taiwan) Jakarta untuk apply beasiswa MOE. Kemungkinan sangat kecil bagi saya lolos beasiswa ini, karena saya tidak ada LOA dari salah satu kampus di Taiwan. Saat itu saya hanya melampirkan bukti bahwa saya telah mendaftar NCKU untuk periode Fall 2018. Karena kemungkinannya hanya lolos dan gagal, dengan modal bismillah, siang harinya saya pergi ke kantor pos untuk mengirim berkas ini.
03 mei 2018, saya mengirimkan berkas ke Kedubes Jepang yang ada di Jakarta untuk apply beasiswa Monbukagakusho. Awalnya, beasiswa ini menjadi prioritas pertama sebagai jalan untuk melanjutkan sekolah ke Jepang. Karena tidak bisa mencapai beberapa requirement-nya, yaitu sertifikasi bhs inggris dan LOA, jadinya hopeless :( . Tapi akhirnya saya tetap mengirimkan berkas tersebut.
08 mei 2018, adalah pengumuman tahap pertama ABP, dan nomor peserta saya muncul tepat di bawah tulisan besar pake bold “applicants who passed the first round selection” beserta nomor peserta lainnya. Alhamdulillah. Salanjutnya saya mempersiapkan diri menghadapi tahap selanjutnya, interview exam.
21 Mei 2018, pengumuman NCKU. Hari ini sangat saya nantikan. Setelah sholat subuh, saya mencoba membuka website admission dan hasilnya belum keluar. Oke saya menutup laptop dan memulai mempersiapkan diri (belajar kalkulus) untuk interview ABP. Sekitar jam 8 pagi, saya membuka lagi website admission NCKU, dan disitu tertulis Fall 2018 Admission Result yang di bold warna merah. Seketika itu, saya menuju my page dan klik result. Hasilnya adalah... Disitu hanya tertulis You can check whether you are accepted, not accepted, conditional accepted, or waiting list. You application serial number is xxxx. Thanks for applying College of Electrical Engineering & Computer Science Dept. of Electrical Engineering Power Group (Master). Saya baca berulang kali. Saya merasa agak aneh, karena harusnya ada keterangan accepted, not accepted, conditional accepted, atau waiting list seperti yang tertulis di atas. Apa ini maksudnya saya tidak diterima ya, yasudah mungkin memang bukan rezeki. Kemudian saya memberitahu orang tua saya jika saya tidak lolos NCKU, dan meminta doa ke orang tua agar dapat maksimal di interview ABP. Teman saya yang bertanya pun juga saya beritahu jika saya tidak lolos kali ini. Namun saya merasa ada yang belum clear tentang hasilnya, sehingga pada jam 1 siang saya membuka website admission NCKU. Dan masih tetap tertulis Fall 2018 Admission Result pada home page, namun ada file yang terupload. File tersebut adalah semua nama yang lolos pada fall admission 2018. Saya mencari-cari dan ada nama saya disitu. Alhamdulillah sangat bersyukur, Allah mengabulkan doa-doa ini. Seketika itu saya memberitahu orang tua dan alhamdulillah orang tua sangat bahagia anaknya bisa diterima di NCKU. Euforia ini hanya seketika, karena saya menyadari setelah ini harus kembali fokus untuk mempersiapkan ujian berikutnya.
23 mei 2018, skype connection test. Saya terjadwalkan untuk melakukan skype connection test pada jam 10.15 – 10.30 AM JST (8.15 – 8.30 AM WIB). Dan, tepat Jam 8.15 WIB, ada panggilan masuk dari ABP. So punctual. Inti dari skype connection test ini cuma memastikan apakah interviewee nya benar-benar saya dan juga kecepatan koneksi internetnya apakah cukup bagus untuk melakukan interview. Dalam vidcall ini hanya tampak dua orang, satu orang jepang dan satunya lagi bule (native english). Bapak bule ini yang menjadi moderator pas skype connection test.
30 mei 2017, the real interview examination. Jadwal saya jam 11.00 – 11.30 AM JST atau jam 9.00 – 9.30 AM WIB. Dan lagi-lagi, so punctual (2). Saya dihadapkan dengan tujuh orang interviewer dan semuanya nihon-jin. Namun moderatornya punya pronounciation dalam berbahasa inggris yang bagus sehingga pertanyaan yang dimaksud cukup jelas di telinga saya. Pertanyaan pembuka yang dilontarkan moderator adalah seputar pertanyaan yang umum ditanyakan pada seleksi beasisawa, seperti, tau ABP dari mana, kenapa ambil jurusan ini, apa keberlajutan risetmu untuk indonesia, apa future plan mu, dll. Setelah itu saya di berikan 5 soal kalkulus (ini nih yang jadi momok di mindset saya), dan harus dijawab saat itu juga. Dari 5 soal saya hanya benar 3. Setelah itu moderator mempersilakan sisa waktu kepada asisten professor yang saya propose. Disini, saya diinterview seputar riset plan dan tugas akhir yang telah saya submit. Setelah interview selesai, saya langsung menelpon ayah dan ibuk untuk meminta doa restu agar harapan saya diridhoi semesta di bulan yang penuh berkah ini, ramadhan. Sebagai apresiasi atas hari itu, ibuk memasakkan makanan kesukaan saya, sop ikan kuah kuning sebagai menu berbuka.
15 juni 2018, hari idul fitri 1439H. Saya sangat bersyukur untuk pertama kalinya saya menghabiskan bulan ramadhan full di rumah. Ini akan menjadi ramadhan dan idul fitri terakhir bagi saya bersama keluarga sebelum menjalankannya tahun depan di negara minoritas muslim (taiwan). Idul fitri kali ini berbeda dengan sebelumnya. Sebelum nenek saya meninggal, rumah saya selalu menjadi tujuan utama dulur-dulur untuk mengutamakan silaturahmi-nya karena nenek saya tergolong orang sepuh di lingkungan rumah saya. Sehingga, setelah solat ied rumah selalu ramai. Namun, idul fitri kali ini, setelah solat ied, saya, adik2, ayah, dan ibuk langsung pergi bersilaturrahmi ke rumah saudara, dan tak lupa dengan memasang wajah gembira. Padahal sesungguhnya, hati ini risau dan gelisah wkwk. Ya, hari ini adalah final result of ABP selection. Sebelum berangkat silaturrahmi ke rumah saudara, saya me-refresh email mengharapkan ada email dengan subject congratulation.Tapi ternyata ekspektasi tidak sesuai dengan realita, tidak ada email masuk. Saya langsung pasang mindset, “oh mungkin emang pengumumannya siang kali ya”. Idul fitri kali ini bertepatan dengan hari jumat, sehigga ayah memutuskan untuk mengakhiri silaturrahmi dan pulang ke rumah jam 10.30 WIB. Di rumah, saya sengaja tidak buka hp dan memilih untuk main bersama adik saya, dengan harapan pas buka HP, ada email dari ABP. Setelah ayah pulang solat jumat, saya mulai cek hp saya, dan... tidak ada notif seperti yang saya harapkan. Saya buka email dan me-refresh2 email pun tidak ada email masuk. Hati ini mulai gelisah bung. Setelah solat jumat, kami pergi ke rumah kakek dan halal bihalal dengan keluarga dari ibu disana. Saat di rumah kakek saya keluar forum menuju halaman depan. Saya memberanikan diri untuk membuka website ABP. Disitu terdapat headline yang bertuliskan “second round selection result”. Wah dag-dig-dug seketika, karena pengumuman di website sudah muncul namun saya tidak mendapat email dari ABP. Saya berpikir apakah saya tidak lolos kali ini. Karena mengamati dari tahapan proses sebelumnya, selain mengumumkan lewat website, ABP juga memberitahukan lewat email. Dengan bacaan bismillah ibu jari tangan kanan saya menyentuh headline bertuliskan “second round selection result” dan secara otomatis mengunduh file bentuk pdf. Seketika, saya membuka pdf tersebut dan melihat I20017. Saya langsung sujud syukur dan tidak lama setelah itu ayah saya menyusul di samping saya, seolah-olah mengerti maksud anaknya dibalik sujud syukur ini. Setelah itu saya mencium tangan ibu dan ayah. Saya sungguh berterima kasih kepada orang tua saya karena telah mendoakan saya sehingga satu impian saya ini dapat tercapai. Allah telah meridhoi saya lewat ridho orang tua. Alhamdulillah.
Juli - Agustus - September, adalah quality time dengan keluarga dan sahabat. Pada periode ini saya sungguh merasakan jadi anak rumahan ‘seutuhnya’ - bantu ibuk di dapur, ngantar mbah kung ambil gaji pensiunan tiap awal bulan, touring sama ayah ke nganjuk, main sama sepupu-sepupu saya, main ke Pare, dll. Selain itu ada bulan September, saya berkesempatan untuk mengikuti conference di Udinus Semarang. @rizanirusli yang mempunyai inisiatif untuk submit paper kali ini, dengan mengajak teman lab, yaitu Haris. Meskipun saat itu posisi kami berbeda-beda, Kediri-Surabaya-Bandung, dengan kecanggihan teknologi, paper dapat terselesaikan meskipun mepet deadline (karena sesungguhnya kami adalah deadliner).
9 Oktober 2018, dengan penerbangan GA-321 saya berangkat dari Surabaya (SUB) menuju Jakarta (CGK) kemudian dilanjutkan GA-874 Jakarta (CGK) menuju Tokyo (HND).
Alhamdulillahirabbil alamin proses menggapai satu impian telah selesai.
Terima kasih keluarga besar saya, terutama ayah dan ibu yang tidak lelah untuk terus mendoakan anak-anaknya. Saya tidak akan bisa seperti ini tanpa ridho orang tua. :”
Terima kasih Pak Era, Pak Arman, dan Pak Fadil, atas rekomendasi dan bimbingan beliau, akhirnya saya dapat melanjutkan study di tempat impian.
Terima kasih buat teman-teman semua, keluarga besar D4ELINB2013 (Sholikh, Evi, Okta, Luki, Yuta, dkk), ELIN2013, BLDC TEAM OF ELIN22 (Rizani, Haris, Dwiki) yang secara tidak langsung memotivasi saya agar selalu tegar dan semangat meraih mimpi dan membantu saya dalam urusan pasca kampus.
Terima kasih buat teman-teman di RI (Deje, Mita, Niki, Dio, Abi, Rahmat, Yolan, dkk), ELFAST (Mr Andre, Mr Son, Ms Santi, Rani, Amel, Mega, Maudy, dkk), Daffodils (Ma’am Dina, Mr Latif, Kak Na, Vanny, dkk), Mr Pepsi, WI (Bang Ali, Mbak Adri, Bang Ahmad, Dicky, Deby, Sri, dkk) yang telah menyadarkan betapa buruknya bhs inggris saya, membantu saya untuk meningkatkan score TOEFL, membimbing saya menulis academic writing, menjadi partner dalam conversation in english, membagikan pengalaman mereka menjadi scholarship hunter, dan menemani berproses bersama.
Terima kasih buat teman-teman di Mirai (Pak Soleh, Vivi, Devina, Evi, Irma, Mas Ali, Arif, Ridwan, dkk) yang membantu dan menemani hari-hari saya sebelum berangkat untuk belajar bahasa jepang.
Saya masih menaiki satu anak tangga menuju impian. Karena itu saya tidak boleh terlalu berbangga diri. Masih banyak anak tangga lagi yang telah menuggu untuk dilampaui dan diperjuangkan. Bismillah.
Tulisan ini menjadi kilas balik perjuangan impian pasca kampus yang dimulai akhir tahun 2017 hingga oktober 2018. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dalam kurun waktu tersebut, dimana Allah adalah sebaik-baiknya perencana dan rezeki setiap orang sudah diatur sedemikian rupa sesuai dengan porsi masing-masing. Allah saat itu belum mengizinkan saya untuk segera menempuh S2 di NTUST, dan menggantikannya dengan apa yang sudah saya dapatkan hari ini. Syukur alhamdulillah.
Ps. Wabilkhusus terima kasih kepada mbak reisha yang menginspirasi saya untuk menulis ini.
Hamamatsu, 31 Desember 2018
2 notes
·
View notes
Text
Souvenir Pernikahan Mewah Tapi Murah Ö8ᣮI–Öᒿ6Ö–Iᒿ5I{WA}
Beriringan berkembangnya zaman, kebutuhan akan tulisan-tulisan terhadap segi kebutuhan / kehidupan kian gesit. Salah satunya adalah produk souvenir pernikahan mewah tapi murah. Kami tahu bahwa hasil-hasil sekarang ini kian lanjut serta bervariasi. Oleh sebab itu, tulisan kali berikut ini akan mengangkat tema mengenai souvenir pernikahan mewah tapi murah penyebab kenapa ulasan ini diharuskan karena ini adalah salahsatu unsur utama guna sebagian kelompok. Oleh karena itu wawasan tentang aneka macam barang dan manfaatnya diharapkan dapat menyumang menopang lanjut orang yang sedang mencari informasi / informasi baru terhubung perihal yang sudah disebutkan. Mampu serta membantu para pelajar perguruan tinggi atau pelajar yg sedang menggali material guna penelitian, mandat sekolah / saja mencari hiburan bagi yg suka membaca. Begini guna lainnya juga agar pembaca lagi gesit mempunyai wacana yg diburu. Karna di orde ilmu pengetahuan waktu ini amat gampang menemukan informasi tentang mana saja sampai ke arah pelosok kampung sekalipun, janji bisa terkait dengan jaringan internet dan mempunyai alat untuk menemukan internet. Dg begitu para pengamat mampu mengunjungi web ini kapanpun serta dimanasaja dikau ingin. Pemirsa juga dapat mengembangkan / berkontribusi pula lanjut jika mempunyai opini, ide-ide, / opini edan maupun opini beda mengenai tulisan yang kami ketik. Pembaca bisa mengutarakan atau menginput pendapat, bantahan, pendapat komentar serta sejenisnya di tabel yg udah disediakan. Dapat juga men-japri kita lewat nomor yang sudah termaktub di situs ini, yang dapat kami muat serta kami kembangkan dalam penulisan tulisan selanjutnya agar lagi bermacam dan sesuai dg kesenangan pembaca. Suvenir adalah kosakata baku bahasa indonesia yg diserap dari kata souvenir dalam bahasa inggris. Kata lain sekitar sovenir ialah cinderamata atau souvenir. Kerajinan atau kenang-kenangan ialah sebutan untuk produk-produk yg tumbuh cenderamata / pengingat menuju tertentu tempat atau kejadian yg bersejarah atau penting guna satu orang.
souvenir pernikahan rajut
Sebagai mendapatkan contoh souvenir / contoh oleh-oleh kawin, dikau bisa datang seketika dan memborong di pelatihan dani-craft. Jika kau belum mampu datang langsung ke arah workshop kami, kau dapat meminta kerabat atau rekan dikau bagi berkunjung dan membelikannya sebagai kau. Akan tetapi apabila kamu atau kerabat kamu memang tidak bisa hadir ke training dani-craft, kau bisa memborong lewat sms email bagi dikirim ke alamat kamu. Apabila kau tengah mencari pembahasan tentang ide kreatif souvenir pernikahan, kau berada di web yang tepat. Cepatnya kemajuan it akhir-akhir berikut ini menyebabkan positif di seluruh pihak. Anak sekolah, mahasiswa, misalpun rakyat bisa dengan gampang menemukan wawasan yg mereka inginkan. Tidak usah repot-repot berkunjung ke suatu daerah untuk memiliki informasi mengenai tempat yang sudah disebutkan. Asalkan bisa terkait dg jaringan internet, dimanapun kita cukup kita dapat mencari semua informasi yang kami butuhkan. Web berikut ini sengaja kita bikin guna memberikan info-info sebagai untuk keperluan riset, mandat madrasah, / yg lainnya. Opini atau saran yg membangun sangat kita butuhkan agar kemajuan informasi yg kami ulas
souvenir pernikahan harga 2000
Oleh karena itu sekitar itu bukan jarang apabila kerajinan pernikahan dipersiapkan dg amat istimewa untuk para tamu yang datang. Kerajinan perkawinan memang tiada bisa dilihat dari tarif serta ukurannya, sehingga lihatlah dari maknanya. Contohnya satu buah miniatur pengantin dipilih bagi kerajinan pernikahan maka tidak mampu dilihat sekitar biaya atau manfaatnya untuk hiasan aja, akan tetapi berarti bagi harapan sekitar ke-2 mempelai utnuk dapat selalu bersama sampai akhir hayatnya.
0 notes
Text
Pernah berpikir gini, kenapa tidak terlahir dari orang tua yang berpendidikan yang cukup? Yang punya jenjang karir? Atau minimal paham akan perubahan pola pendidikan.
Okey, let's talk with Adel.
Mungkin bagi generasi Z seperti saya ini, keterbukaan pikiran prihal pendidikan sangatlah penting. Merasa butuh sosok orang tua yang bisa di ajak berbagi pikiran prihal penentuan pendidikan, semisal,
"akan memulai sekolah dimana, dan akan melanjutkan dimana, juga sekolahnya mau sampai tingkat apa?"
Ya, karena kebetulan saya lahir dari Bapak yang hanya sekolah sampai tingkat 2 SD, dan Mamak kelas 6 SD itu pun tidak lulus. Rasanya problematika diatas sangat sulit dibagi dengan orang tua. Ya, bagaimana bisa mereka bisa menjawab keresahan-keresahan anaknya prihal pendidikan, sementara mereka pun hanya terdidik dirumah. Mereka hanya bisa memberi semangat, mencari uang, sambil berdoa
"Ya Allah, semoga nasib anak-anak kami tidak seperti kami, lancarkan seluruh rezeki kami, agar bisa mereka sekolah ditempat yang mereka inginkan"
Dimulai dari Abang pertama, yang hidupnya luntang lantung sedari kecil, jangankan pendidikan, hidupnya saja sampai di ungsikan ke kampung halaman Mamak. Ya pasti Ekonomi menjadi alasan dia ada disana, namun itulah kehebatan Doa orang tua. Inisiatifnya meminta di sekolahkan di kampung, dan kelapangan hatinya untuk berpisah sementara dari orang tuanya, mengantarkan dia menjadi Sarjana Tehnik Mesin dari salah satu Universitas Swasta Terbesar di Kota ini. Bukan main biaya yang harus di keluarkan setiap tahunnya, tapi demi tekad nama Bapak dan Mamak terdengar di seluruh wisudawan, dia rela jadi apapun, mengerjakan apapun untuk pendidikannya. Bapak dan Mamak, apakah mereka ikut andil dalam segala tahapan Abang? Pastinya tidak. Abang menentukan jalan pendidikannya sendiri. Tidak hanya itu, bahkan mengusahakan seluruh biaya dari awal hingga akhir sendiri. Apakah Abang kecewa dengab Bapak dan Mamak? Tidak. Bahkan dia menangis memeluk 2 Fighter itu.
Tidak berbeda dengan Abang yang kedua, karena jarak umur mereka hanya 2 tahun. Mengenyam hidup yang sangat tidak di inginkan anak generasi Z seperti saya. Dari kecil terbiasa menjualkan dagangan orang lain, dan tidak jarang Mamak memarahi karena Mamak merasa bisa mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Tapi, Abang tetaplah pejuang, ia ingin pendidikan lebih, memutuskan kuliah di Tehnik Pertambangan dengan konsentrasi di Pertambangan Emas, di Universitas Swasta di Kota ini, saya menyaksikan betul bagaimana rumitnya jalan yang dia pilih, praktikum yang tidak sembarangan biayanya, sampai ia menyerah saat ia ingin study tour ke Institut Terbaik di Negeri ini, bagaimana mau pergi naik pesawat, Handphone dan Laptop saja tidak punya. Namun, disinilah titik Bapak dan Mamak melek mengusahkan pendidikan anaknya, entah bagaimana taktik Mamak, dalam 2 hari, dia bisa menghadirkan Laptop dan Handphone yang abang butuhkan. Abang tidak menyianyiakan selesainya ia menjadi mahasiswa, bukan dia yang mencari perusahaan, namun perusahaanlah yang mencarinya.
Berlanjut, kakak anak ketiga perempuan pertama di keluarga ini. Pastinya urusan rumah adalah tanggung jawabnya. Ditambah dia memiliki 2 abang dan 2 adik perempuan dibawahnya. Semakin rumit, dan berat. Jika ditanya kemana Mamak dan Bapak? Mereka berjuang, mencari pundi-pundi agar anak-anaknya bisa hidup lebih layak. Sempat berpikir tidak ingin melanjutkan pendidikan, karena tidak lulus di Universitas yang dia inginkan. Namun, dengan dorongan 2 Abang pejuang, dan 2 orang tua Fighter, dia mencoba peruntungannya, melanjutkan pendidikan lagi-lagi, di Universitas Swasta di Kota ini, dengan Jurusan Sastra Inggris. Biaya kuliah yang tidak terlalu membuat pikiran. Namun gaya hidup teman-temannya lah yang membuatnya sedikit frustasi karena tidak bisa mengikuti. Tidak apa pikirnya. Toh, iya ingin sekolah, bukan fashion show. Apalagi pamer harta. Tidak. Tapi untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya, ia membuat manisan, ia tawarkan ke warung-warung, uangnya ia peruntukkan membeli baju, atau sekedar jajan di kampus. Uang dari Mamak dan Bapak? Ada, tapi hanya cukup untuk ongkos pulang pergi Rumah-Kampus. Miris sekali rasanya mendengar ini.
Kakak keempat, beliau adalah satu-satunya anak Mamak dan Bapak yang memutuskan mencukupkan pendidikannya hanya sampai SMA. Saat itu dia diberi persyaratan oleh abang, IPK setiap semester tidak dibawah 3.25, tidak boleh bekerja selama kuliah, karena Bapak dan Mamak kian menua, jadi untuk beberapa biaya dirumah adalah tanggung jawab abang. Mulai dari sini, pendidikan menjadi urusan abang. Mereka menggantikan figur fighter itu. Namun kakak merasa dia tidak mampu, dan kakak juga merasa dia lebih ingin bekerja, mungkin dia melihat bagaimana 2 abang dan 1 kakaknya ketika berusaha menyelesaikan sarjananya. Dia tidak mau mengambil hidup yg rumit itu katanya. Sekarang sudah menjadi entrepreneur, keturunan dua fighter.
Dan the one and only me. Anak terakhir yang bisa-bisanya sangat rumit di urusin. Remaja hingga dewasa dengan 1 fighter. Bercita-cita sekolah kedokteran, eh terkena mental saat Bapak meninggal. Sekarang insha Allah akan jadi Akuntan. Aminn. Sama sepeti abang dan kakak, urusan dimana akan sekolah adalah pilihan sendiri, tetapi ketika masuk Universitas, abang dan kakak andil menentukan arah langkah adiknya. Dari tidak bolehnya saya sekolah keluar kota, harapan mereka di PTN, dan jurusan saran dari kakak, bedanya seluruh biaya sekolah juga biaya hidup fully funded dari abang, donatur tetap saya hingga saat ini. Bedanya sangat jelas di Ekonomi, namun untuk keputusan-keputusan besar tetap harus menentukan sendiri.
Dari tulisan diatas, bisa disimpulkan, Doa 2 fighter itu telah di ijabah, 4 anak Sarjana, 1 dengan Ijazah SMA, berhasil meningkatkan kredebilitas keluarga. Ketidaktahuan mereka prihal pendidikan, malah mengajarkan anaknya sedari dini untuk berani melangkah di luar zona aman, mandiri untuk pendidikan, berani mengambil keputusan, membentuk mental yang lebih kuat dan tidak mudah menyerah. Mengajarkan keyakinan yang besar akan kekuasaan Allah. Ternyata mereka yang hanya terdidik dirumah, bisa melahirkan anak-anak berpendidikan. Ternyata mengeyam pendidikan sekolah, tidak lebih penting dari didikan orang tua dirumah.
Saya melihat, masih adanya anak muda menyalahi keadaannya. Tidak terima dengan orang tua yang berekonomi rendah, tidak terima dengan status pendidikan dan jenjang karir orang tuanya. Kita harus sama-sama mencoba berpikir positif, menyalahi keadaan sama dengan menyalahi ketetapan Allah, bukan?. Kita sebagai anak hanya bisa bersyukur, melihat kebawah seperlunya, melihat keatas semampunya. Percayalah, semua orang tua ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Semoga kita selalu ada dalam doanya.
1 note
·
View note
Text
Souvenir Pernikahan Pouch Kosmetik Ö8౩1~Öᒿ6Ö~1ᒿ51{WA}
Jika anda tengah menggali tulisan tentang souvenir pernikahan pouch kosmetik, anda terletak pada web yang tepat. Cepatnya kemajuan teknologi informasi ahir-ahir ini berdampak positif pada semua pihak. Anak perguruan, pelajar perguruan tinggi, misalpun penduduk dapat dengan praktis menemukan informasi yang dia-dia inginkan. Tidak perlu repot-repot berkunjung ke tertentu lokasi guna memiliki informasi mengenai tempat tersebut. Janji bisa terhubung dengan jaringan www, dimanasaja kita cukup kita dapat menggali segala informasi yang kita perlukan. Situs berikut ini secara sadar kami buat bagi memberikan informasi-informasi untuk untuk kebutuhan riset, tugas sekolah, / yang lainnya. Opini / saran yang membangun begitu kita butuhkan agar kemajuan informasi yg kita jabarkan Suvenir ialah kosakata paten bahasa indonesia yang diserap sekitar kata souvenir pada bahasa inggris. Kata lain sekitar oleh-oleh ialah mechandize / oleh-oleh. Souvenir atau kenang-kenangan merupakan sebutan sebagai barang-barang yang menjadi mechandize atau pengingat menuju suatu wahana atau kejadian yg bersejarah atau penting sebagai seorang insan.
souvenir pernikahan berupa makanan
Pada perkembangannya ragam oleh-oleh perkawinan juga lanjut mengalami perkembangan, sehingga faedahnya juga berevolusi. Jika fungsi utama satu buah souvenir merupakan untuk simbol supaya yang menerimanya teringat dengan kejadian waktu tersebut, oleh karenanya kegunaan yang beda ialah untuk istilah rasa terima kasih dari ke-2 mempelai yang sedang berbahagia. Ungkapan terima kasih yang sudah disebutkan diberikan karena tamu invitation udah hadir dan turut mendoakan nikah mereka. Seiring berkembangnya era, keperluan akan informasi-informasi terhadap sudut keperluan atau kehidupan makin pesat. Keliru satunya adalah barang souvenir ulang tahun pernikahan emas. Kami tahu bahwa barang-barang sekarang ini semakin lanjut dan bermacam. Oleh sebab itu, tulisan saat ini akan menjunjung hal mengenai souvenir ulang tahun pernikahan emas penyebab kenapa artikel berikut ini dibutuhkan karena berikut ini merupakan salahsatu unsur penting bagi sebagian pihak. Jadi wacana mengenai ragam-ragam produk serta fungsinya diinginkan dapat menyumang menolong lanjut manusia yg sedang menggali wacana / pengetahuan anyar terhubung hal tersebut. Bisa serta menyumang para pelajar perguruan tinggi atau pelajar yang sedang menggali bahan guna riset, mandat pendidikan atau aja menggali hiburan sebagai yg senang membaca. Lah manfaat yg lain serta agar pemirsa pula pesat mendapatkan informasi yg diburu. Sebab di orde tehnologi waktu berikut ini amat praktis menemukan informasi sekitar yg mana aja sampai menuju pelosok kampung pun, janji mampu terkoneksi dengan network online serta mempunyai alat guna menemukan online. Dg begitu para pengamat bisa mendatangi web ini kapan saja dan dimanapun kau mau. Pengamat serta dapat memajukan / memberikan masukan lebih lanjut andai mempunyai pandangan, komentar, atau pandangan gila maupun opini beda mengenai artikel yg kita tulis. Pengamat dapat menyampaikan atau mengetik opini, bantahan, ide-ide pandangan dan seragamnya pada tabel yang telah disediakan. Mampu serta men-japri kita lewat kontak yg sudah tercantum di situs berikut ini, yg dapat kita muat serta kita majukan pada penulisan artikel berikutnya agar lagi bermacam dan cocok dengan kesenangan pembaca.
harga souvenir pernikahan unik
Sovenir nikah sekarang disediakan dalam aneka motif dan fasad yg dapat dipesan sesuai dg hasrat dikau. Sovenir nikah biaya hemat juga begitu mudah guna dijumpai. Keliru tunggal souvenir kawin imut yang banyak difungsikan dalam acara pernikahan resepsi baru-baru ini ialah kerajinan kawin sekitar kreasi kain flanel.
#Souvenir Pernikahan Pouch Kosmetik Ö8౩1~Öᒿ6Ö~1ᒿ51{WA}#souvenir pernikahan gantungan kunci dompet koin batik#ide souvenir pernikahan dari kain perca#contoh souvenir pernikahan yang bermanfaat#souvenir pernikahan gelas harga 3000
1 note
·
View note
Text
Tarmizi Mawardi : “Urang Padangpanjang”, Ambassador Pickelball Internasional
Tarmizi Mawardi : “Urang Padangpanjang”, Ambassador Pickelball Internasional
Saya mengenal Tarmizi Mawardi sejak dia masih kuliah di IKIP-UNP sejak 1990-an. Lama tidak betemu. Pada masa Brigjen Purn Noer Bahri Said Pamuncak (15 Januari 1941 – 9 Juni 2002) menjadi Ketua Ketua DPD Golkar Sumbar 1993-2001 dan Ketua DPRD Sumbar 1997-1999 kembali nama Tarmizi ke ingatan saya. Isteri Tarmizi, Zuriati Salam ���urang” Salayo, Solok adalah kemenakan oleh Bapak Noer Bahri Said Pamuncak. Pamuncak menceritakan kepada saya bahwa kemenakannya itu sudah di New York sejak tamat dari IKIP Padang Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa Inggris. Zur, begitu kami menyebutnya, menjadi guru di New York City. Sejak itu saya sering berkomunikasi dengan keluarga Tarmizi.
📷
Tarmizi Mawardi menemui dan memperkenalkan Pickleball kepada Menpora RI
Ambassador
Beberapa tahun belakangan, Tarmizi rajin pulang kampung. Untuk keperluan keluarga atau yang lain. Di masa sebelum dan semasa Pandemik Covid-19 pun Tarmizi tidak terhalang bolak balik New York-Padang. Tentu dengan protokol yang ketat dan prosedur yang sesuai aturan kedua negara, Amerika dan Indonesia. Apa yang membuat mantan juara gulat nasional ini dapat menerobos legalitas formal aturan itu? Rupanya Tarmizi adalah Duta Khusus atau Ambassador Olah Raga Pickelball Internasional.
Bapak dari 2 putra dan 1 putri ini adalah alumni IKIP Padang (sekarang UNP) Angkatan 88. Tarmizi kuliah di Fakultas Keolahragaan dengan jurusan Kepelatihan. Pria kelahiran Padangpanjang Juni 1967 itu sambil kuliah menjadi guru olahaga di beberapa sekolah di Padang dari tahun 1987 sampai 1995. Prestasi olahraga beliau sangat cemerlang. Salah satu pernah menyabet juara nasional atlit gulat pada tahun 1990. Tahun 1995 beliau merantau ke New York Amerika Serikat sampai sekarang.
📷Di tangan Tarmizi Mawardi ada bola dan pemukul pickleball
Di Amerika Tarmizi cukup aktif di dunia olah raga. Di samping tetap menjadi instruktur gulat, juga menjadi aktifis oleh raga Pickleball. Suatu jenis olahraga yang menggabungkan antara unsur pingpong, tenis, dan bulu tangkis, yang disebut juga dengan pickleball.
Olahraga ini dapat dimainkan di lapangan, baik di dalam maupun di luar ruangan. Awalnya, olahraga ini dikembangkan di Amerika Serikat sebagai permainan anak-anak di halaman belakang rumah. Lambat laun, banyak orang menikmatinya sebagai salah satu aktivitas yang menyenangkan untuk membakar kalori. Bahkan, permainan ini juga tersedia untuk mereka yang menggunakan kursi roda. Mereka yang berkemampuan khusus.
Pickleball
Tarmizi mengenal olahraga Pickleball tahun 2018 di New York. Pada Januari 2021, ia membawa Pickleball ke Indonesia dan mulai mengenalkan di Sumbar Januari 2021. Sebelumnya, terlebih dulu Tarmizi menemui Menteri Olahraga Pemuda RI untuk mengenalkan olah raga Pickelball. Menpora menyambut baik dan mempersilahkan untuk dikembangkan di Indonesia.
📷
Menpora Dr . H. Zainudin Amali, S.E., M.Si.
Dalam waktu beberapa bulan di Sumbar, Tarmizi sudah membangun 2 lapangan Pickleball di Pasir Putih Padang dengan biaya sendiri. Lalu Tarmiz ikut membantu pembuatan 2 lapangan di SD Kartika 1 dan 11 Simpang Haru. Juga membantu pembuatan 2 lapangan di rumah dinas Gubernur Sumbar . Sekarang Tarzimi oleh pendukung dan pemangku kepentingan Pickleball Jabatan Di Pickleball sebagai Ketua Umum Pengurus Pickleball Provinsi Sumatera Barat. (Shofwan Karim).
📷
Sertifikat sebagai International Federation Pickleball Ambassador untukTarmizi Mawardi
Dalam waktu beberapa bulan di Sumbar, Tarmizi sudah membangun 2 lapangan Pickleball di Pasir Putih Padang dengan biaya sendiri. Lalu Tarmizi ikut membantu pembuatan 2 lapangan di SD Kartika 1 dan 11 Simpang Haru. Ia juga membantu pembuatan 2 lapangan di rumah dinas Gubernur Sumbar. Sekarang Tarmizi oleh pendukung dan pemangku kepentingan Pickleball dipilih menjadi Ketua Umum Pengurus Pickleball Provinsi Sumatera Barat. (Shofwan Karim).
0 notes
Text
Resensi Novel “Mahar untuk Maharani” ++
Jadi, tulisan ini mulai ditulis ketika saya baru membaca beberapa bab dari novel apik ini—dan sekarang sudah dikhatamkan. Untuk diketahui bahwa, ini adalah resensi pertama saya, boleh dikatakan latihan meresensi novel—latihan menulis.
Tulisan ini sudah diunggah sejak 28 Februari lalu—lupa—namun, berhubung ketika melihat instastory Mas, Bang, Kang Azhar Nurun Ala tentang #MengulasMaharani dalam novel #MaharUntukMaharani, maka tulisan disunting kembali agar lebih geulis pisan ayu tenan.
Salah satu faktor yang membuat pembaca sangat tertarik pada sebuah karya adalah karena karya tersebut serasa merasuk pada jiwa pembaca, semacam perasaan yang terwakilkan oleh karya yang dimaksud. Boleh dibilang buku ketujuh karya Azhar Nurun Ala ini ‘gue banget’—the story was so me. Lol
“Bagian mananya yang lu banget, kisah cintanyakah?” tanya Budi
“Nope” jawab gue
“Trus apanya cuy?
“Ceritanya broda, cerita tentang wisuda wkwkwk, skripsinya, ‘interview’ keluarga kalo pulkamnya, ngomong tentang umatnya, bahas pertaniannya, minat mondoknya, sampai usia tokoh utamanya, de el el selain kisah cinta itu sendiri. Baper gue gan”
“Gubrakkk” *diiringi lagu Intan Nuraini-Gubrak
Dialog di atas hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Well, nevermind the intermezzo...kalau di skripsi sebut saja latar belakang *deep
Tulisan ini semacam curhatan saya sekaligus resensi novel berjudul “Mahar untuk Maharani,” itulah judulnya saya tambahkan “++” dimana plus-plusnya itu adalah curhatan saya (judul yang unik akan menarik minat orang lain untuk membaca). Kalau di soal ujian nasional SMA, khususnya pelajaran bahasa Inggris, biasanya ada soal “it refers to...bla..bla..bla...” nah “++” di atas maksudnya begitu.
Check this out...
Judul: Mahar untuk Maharani
Penulis: Azhar Nurun Ala
Tebal: 250 halaman
Penerbit: Lampu Djalan
Tahun Terbit: 2017
Berikut sinopsisnya yang saya kemas secara ringan, seringan aku yang tertarik padamu namun berat pada yang lain. *abaikan
Novel ini menceritakan seorang lelaki bernama Salman yang jatuh hati pada gadis salihah, kawan karibnya yang bernama Maharani, yang membuat dirinya berubah menjadi sosok yang lebih baik. Sebagai mahasiwa yang tidak lulus a.k.a wisuda tepat waktu—tetapi diwaktu yang tepat, asekk—tentu tantangan tersendiri untuk dapat meyakinkan Pak Umar, ayah Maharani. Dibumbui dengan kehadiran Dimas, anak Pak Haji Kahfi, yang secara kualitas jauh di atas Salman, dalam hubungan tanpa status yang masa depannya belum jelas, semakin memotivasi Salman untuk segera menyelesaikan kuliah dan bekerja demi mimpinya memiliki Maharani. Namun, setelah lulus kuliah, Salman justru menjadi seorang petani kangkung yang dinilai oleh Pak Umar justru sangat tak masuk akal putrinya akan dinikahkan dengan Salman.
Akankah Salman berhasil memiliki Maharani? Bagaimana perjuangan Salman? Apakah Dimas tinggal diam? Mengapa Pak Umar begitu keras? Jawabannya sesaat lagi, setelah pariwara berikut ini *abaikanlagi
Diselingi dengan kisah lain, seorang mahasiswa yang memiliki tekad kuat demi cita-cita dan melaksanakan amanah orang tuanya, menjadikan novel ini tidak monoton.
Siapakah dia? Mengapa tekadnya begitu kuat? Apakah bumi bulat? *lagilagiabaikanini
Seperti buku karya Azhar Nurun Ala yang lain, saya selalu menangkap pesan-pesan yang disampaikan penulis selain ceritanya itu sendiri, ada pesan religi dalam novel ini. Selain itu, kisah tokoh utama yang ‘galau’ demi wanitanya kelak, bisa dikaitkan dengan dilema sebagian orang yang baru saja lulus sarjana: apakah akan menikah, kerja atau lanjut kuliah, begitu menarik disajikan. Menikah, bagaimana masa depan keluarga kelak atau minimal bagaimana meyakinkan pihak keluarga wanita. Dilema, apakah akan mencari kerja sebagai karyawan di kota—rantau ataukah hidup sebagai pewirausaha—bertani, membangun kampung halaman, juga sebagai hidangannya. Setidaknya itu hal tersirat yang saya petik.
Dari novel ini juga, menyadarkan pembaca akan perkara jodoh yang sekali lagi rahasia Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Dibalik pengharapan dan ikhtiar yang besar, perlu diiringi kepasrahan yang tak kalah besar pula. Asa yang optimis adalah keharusan, karena semesta akan berkonspirasi meng-iya-kan, ‘mestakung’ alias semesta medukung.
Pada tokoh-tokoh yang dihadirkan, saya justru salah fokus pada Ajran. Tokoh dengan karakter yang memiliki tekad kuat, amanah, religius, dan yang pasti membuat pembaca tak menduga-duga apa yang dilakukan Ajran diakhir cerita.
Adegan pada bagian akhir novel ketika Ajran bertemu Salman di saung dan menceritakan dari mana dan apa yang dia lakukan sebelumnya, benar tak terduga dan mengirim pesan tersirat bahwa akan ada novel sekuelnya.
Deskripsi tempat dan alur cerita membuat pembaca seakan-akan turut terlibat dalam kisahnya, tak jarang senyum dan sesak akan dirasakan disela-sela konsentrasi.
Latar cerita yang berbeda-beda antarbab, bisa membuat pembaca sedikit bingung diawal. Tetapi dari ‘kekurangan’ itu, novel ini justru semakin menarik, penulis terkesan cerdas sehingga novelnya tampak tidak “lurus-lurus” saja. Ada hal yang mungkin tertebak, tetapi hal lainnya diluar perkiraan.
Kisah tentang Dr. Koswara mengingatkan saya pada seorang ‘petani’ berjasa kelahiran Cirebon yang telah lama menetap di Lampung.
Perasaan saat mengakhiri membaca novel tentu saja bahagia. Soal perasaan pada kisahnya, jangan ditanya.
Sudahlah penilaian saya...lebih baik kawan-kawan membaca sendiri novelnya :D
Dari beberapa karya Azhar, saya semacam dibuat jatuh cinta dengan karya-karyanya, menjadi ingin memiliki dan membaca karya lainnya, juga mempelajari caranya berkarya. Sebagai alumnus jurusan gizi, lucu juga memang beliau bisa menghasilkan karya-karya semacam prosa, novel romantis, juga pengungkapan memoar yang menyentuh hati. Tak ada salahnya memang.
Jadi, saya sebagai orang yang sudah membaca, merekomendasikan kawan-kawan pembaca tumblr ini untuk membaca novel “Mahar untuk Maharani” karya Azhar Nurun Ala, oh iya...jangan cuma baca, harus punya bukunya, beli, jangan nyuri, pinjam-boleh, punya-kudu :D
Bisa order ke bukku.co.id dan bisa cari tau lebih tentang bukunya ke akun instagram @buku.azharnurunala atau cek di situs azharologia.com/koleksi, atau stalking akun instagram penulisnya @azharnurunala. *thisisnotpaidendorsement
P.S. Menjawab pertanyaan Kang Azhar dalam Undangan #MengulasMaharani pada paragraf ke-2:
“Di penghujung Desember 2017, ketika novel Mahar untuk Maharani mulai dikirim ke rak-rak buku pembaca, saya pasrah. Huruf demi huruf telah selesai dirangkai, halaman demi halaman telah dihimpun dan tersebar ke berbagai penjuru tanah air, mulai dari daerah yang sudah begitu saya kenal seperti Depok, Bogor, Jakarta, Bandar Lampung, hingga yang namanya terdengar begitu asing di telinga seperti Maliaro di Ternate, Sarmi di Papua, Nanga Bulik di Kalimantan Tengah, atau Kelurahan Pangaliali di Kabupaten Majene-Banggae, Sulawesi Barat—saya juga baru tau Kang :) btw saya dari Buton, Sulawesi Tenggara, tau kah? Tapi lagi di Jawa sih sekarang :D *pentingamatyak—Biaya kirim ke daerah-daerah tersebut bahkan menyaingi harga buku itu sendiri.—Kalau ke Buton sekitar 70 ribu-an lebih per kilo—Adakah yang lebih menderu, di dalam dada saya sebagai penulis selain perasaan haru?—Nah, yang ini cuma Akang seorang yang tau—Maka rasa cemas itu tak cuma sekali dua kali mampir: akankah saya membuat pembaca kecewa?—Insya Allah tidak, saya sendiri bahagia setelah memiliki lalu membaca bukunya. Ada inspirasi, motivasi, informasi, dan tentu saja buku yang saya dapat—Akankah karya sederhana ini bermanfaat bagi mereka?—Insya Allah, barakallah Kang—Tapi, mau bagaimana lagi, penulis tak lagi bisa apa-apa. Inilah saatnya kamu, pembaca, yang memberi vonis atas karya ini.—Dengan ini, hakim (pembaca) memutuskan bahwa ilmunya Insya Allah bermanfaat seumur hidup *sambil ketuk palu lebay—”
Btw, admin whatsapp azharologia 081212340604 juga tampaknya ramah, merespon dengan reply walaupun yang kita kirim cuma “Tq min”.
41 notes
·
View notes
Text
A Journey to A New Beginning
Postingan ini berkisah tentang berbagai proses yang saya tempuh hingga menjadi seorang Residen Anestesi FKUI-RSCM. Tertrigger oleh banyak pertanyaan teman-teman, “Kok bisa anestesi, bukannya dulu mau rehab medik, bukannya dulu mau radiologi, gimana ceritanya?”. Postingan ini agak panjang, selain berbicara proses dan nilai, dalam tulisan ini saya juga menjabarkan beberapa hal teknis. Berharap, semoga tulisan ini dapat bermanfaat (dengan sifat broad spectrum) dan menjadi pelajaran bagi kawan-kawan sekalian (duile, gaya bener, wkwk).
Dari duluu sekalii, saya sudah bercita-cita untuk menjadi seorang spesialis. Ketika masih mahasiswa, saya pernah tertarik dg SpKFR (Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi / Rehabilitasi Medik). Namun, di akhir koas saya merasa Rehab Medik kurang pas untuk saya karena kesannya terlalu santai dan kurang menantang. Technically, saya anaknya senang tindakan.
Kenapa tidak Bedah? Saya realistis. Bedah itu sekolahnya lama. Semakin lama sekolah, semakin besar biaya yang dibutuhkan. Dengan kesibukan ppds bedah yang seperti itu, sepertinya sulit untuk punya penghasilan sampingan selama sekolah. Dan ketika nanti sekolah, saya tidak mau merepotkan orang tua lagi. Di samping, memang tidak feasible juga untuk merepotkan mama yang sudah tidak ada papa dari bertahun-tahun yang lalu. Saya puter otak, “Apa ya spesialisasi non Bedah yang masih ada tindakannya dan saya tertarik dengannya?”. Terbersitlah, “Radiologi”. Kebetulan ketika koas saya sering terpapar dengan seorang senior yang namanya Kang Donny karena beraktifitas bareng di Mesjid Asy-Syifaa’ RSHS. Di samping itu, beliau adalah guru khitan saya. Beliau FK Unpad angkatan 1995. Saat saya koas, beliau di tengah menuju akhir PPDS radiologi. Saya beres koas, beliau beres juga PPDS nya. Beliau sering banget cerita, kenapa dia yang seneng khitan (tindakan) milih radiologi bukan bedah. Beliau bilang, di Radiologi itu ada yang namanya Radiologi Intervensi. Radiologi Intervensi dapat melakukan tindakan-tindakan yang seperti bedah lakukan, tapi dengan cara yang less invasive. Tidak dapat menggantikan bedah memang, karena dia tidak mampu mengekslpore seluas bedah. Saya membayangkan, semakin canggih teknologi, akan semakin canggih pula radiologi intervensi ini. Dan di kampung saya, Sumatra Barat, belum ada yang expert akan hal ini. Radiologi sekolahnya relatif singkat dibanding bedah, tidak sesibuk bedah pula. Jadi, secara kasar, dibanding bedah, biaya yang dibutuhkan lebih sedikit dan lebih bisa mencari penghasilan sampingan (entah dengan khitan, baksos, dll) selama sekolah. Akhirnya, sejak akhir koas, saya mengubah minat saya menjadi Radiologi.
Ngapain sih ribet-ribet mikirin biaya? Kan ada beasiswa. Unpad ada beasiswa rektor (dan kamu anak Unpad), Kemenkes ada PPDS BK, dan Kemenkeu ada LPDP. Bagi saya, beasiswa Unpad bukan pilihan, karena dengannya saya harus mengabdi N tahun (sesuai lama pendidikan) di Jawa Barat, sedangkan saya ingin hidup setelah lulus spesialis di Sumatra Barat. Terlalu lama merantau, saya khawatir semangat untuk mengabdi di kampung halaman perlahan surut. PPDS BK? Big No. PNS saja belakangan katanya sudah sulit untuk mendapatkan beasiswa ini, apalagi jika saya bukan PNS. Lalu, LPDP? Setahu saya LPDP juga ada masa pengabdian 1 tahun dan sebenarnya cukup bisa diatur pengabdiannya dimana, yang penting bekerja di Indonesia. Akan tetapi, tetap saja ada risiko terasingkan dulu setahun entah ke negeri mana, sangat mungkin sekali saya bisa berubah pikiran (terkait pulang kampung) selama setahun itu. Dan hal penting yang juga harus dipikirkan, “Yakin lulus LPDP?”. Bukan bermaksud pesimis. Tapi saya merasa harus mempersiapkan skenario kalau-kalau nanti ternyata saya sekolah hanya dengan mengandalkan keuangan sendiri. Jadi, Radiologi adalah pilihan yang tepat dan aman menurut saya saat itu.
Saat internship, minat saya masih Radiologi. Di akhir internship saya menikah, minat terhadap Radiologi pun belum berubah. Memasuki kehidupan pernikahan, satu prinsip yang selalu saya pegang: “Jangan LDR! Jika harus LDR pun, minimalisasi dengan sekuat-kuatnya usaha!” Di awal pernikahan, saya diharuskan LDR karena saya masih harus menyelesaikan internship yang tersisa sekitar 1,5 bulan lagi di Purwakarta, Jawa Barat sedangkan istri saya masih internship 9 bulan lagi di Sijunjung, Sumatra Barat. Selesai internship, alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk bekerja sebagai Dokter Perusahaan di Sijunjung. Yeey! Ga LDR-an! Saya bisa menyusul menemani istri hingga akhir internshipnya di Sijunjung. So Happy :) 6 bulan berjalan di Sijunjung, istri saya sudah selesai melaksanakan internshipnya. Saat itu saya membayangkan, saya tidak mau cepat-cepat sekolah. Saya ingin merintis klinik khitan dulu di Padang bersama istri, sambil bekerja di Rumah Sakit untuk menjaga kemampuan klinis dan menambah pengalaman. Beberapa tahun setelah klinik berdiri dan klinik dirasa establish untuk ditinggal, baru deh sekolah lagi. Harapannya, klinik itulah yang akan menopang biaya kehidupan selama sekolah nanti.
Istri saya tertarik menjadi dosen dan di akhir masa internshipnya kami mendapat informasi bahwa FK Baiturrahmah di Padang sedang butuh dosen. Istri masukin lamaran kesana dengan pikiran bahwa nanti bekerja dulu disana beberapa tahun menjadi dosen tutor atau skills lab (karena belum S2) dan saya bekerja sesuai dengan rencana yang dijabarkan di atas. Di saat istri mendaftar dosen, saya pun juga sedang mendaftar salah satu RS swasta di Padang. Kami berdua diterima. Namun, takdir berkata lain. Dekan FK Baiturrahmah menyarankan istri saya untuk langsung lanjut sekolah S2 dengan beasiswa full covered (biaya pendidikan, pelatihan, thesis, dan biaya hidup). Salah satu pilihan bidang studi yang ditawarkan dekan sesuai dengan minat istri, yaitu Public Health. Disarankan untuk ke UI atau UGM. Kami pun galau, karena ini akan merubah arah hidup dari yang sudah kami rencanakan. Kami berkontemplasi:
Istri saya memang bercita-cita persis dengan yang ditawarkan dekan FK Baiturrahmah. Lumayan banget istri disekolahin, tinggal mikirin cita-cita saya.
Jika tidak sekarang, di waktu yang akan datang belum tentu datang kesempatan baik yang sama.
Jika tawaran dekan kami terima, pilihan yang feasible adalah UI karena Jakarta lebih familiar untuk kami dan lebih dekat dengan Padang.
Jika istri berangkat ke Jakarta, maka saya juga harus kesana supaya tidak LDR. Rencana di atas pupus sudah. Lalu saya di Jakarta ngapain? Bekerja sajakah? Saat itu saya merasa sayang saja jika ke Jakarta 1,5 sampai 2 tahun menemani istri hanya dengan bekerja. Istri lulus S2, pulang ke Padang dan saya masih harus mengejar cita-cita spesialis di luar Padang (Jakarta, Bandung, atau kota lainnya) karena di Padang tidak ada PPDS Radiologi. Semakin lama dan besar potensi untuk kami LDR. Akhirnya, dalam waktu yang sangat singkat, saya memutuskan untuk mendaftar PPDS Radiologi UI, supaya istri sekolah saya juga sekolah, jika harus LDR pun karena istri selesai duluan, maka lama waktu LDR tidak terlalu lama dibandingkan jika LDR full selama saya PPDS.
Februari 2017, kami sudah 9 bulan menikah dan belum dikaruniai anak. Kami berpikir, mungkin memang Allah menyuruh kami untuk melanjutkan sekolah dulu.
Akhirnya, dalam waktu yang sangat singkat (sekitar 2 minggu), arah hidup kami berubah drastis. Istri daftar S2 IKM UI dan saya daftar PPDS Radiologi UI. Akhir Februari kami bergegas berangkat ke Jakarta, karena saya belum TOEFL di LIA Pramuka atau LBI UI Jakarta untuk melengkapai persyaratan Radiologi. Saya tergopoh-gopoh mempersiapkan persyaratan Radiologi yang cukup banyak dalam waktu yang singkat, karena pertengahan Maret pendaftaran sudah ditutup. Kalau mau liat apa saja requirement PPDS Radiologi UI, boleh lihat di gambar ini:
Apa saja proses yang saya hadapi dalam seleksi PPDS Radiologi ini?
Simak (Seleksi Masuk) UI di awal April (apa saja konten Simak dan tips menghadapinya saya jelaskan di bawah) di Depok.
Dua atau tiga hari setelelah Simak, Psikotest dan MMPI di Gedung IMERI RSCM-FKUI.
Pekan depannya, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik oleh penyakit dalam di RSCM.
Setelah itu, Radiologi mensyaratkan tes Bahasa Inggris lagi di LBI UI.
Pekan depannya lagi, pemeriksaan kesehatan Mata di RSCM Kirana.
Beberapa hari setelahnya, ujian jurnal Bahasa Inggris Radiologi.
Besoknya, tes tulis pilihan ganda dan true false tentang Radiologi dilanjutkan ujian baca rontgen.
Dua minggu kemudian, wawancara dengan konsulen Radiologi dan Psikiatri. Di Radiologi, semua calon PPDS dipanggil wawancara.
Di tengah proses di atas, istri saya sudah pengumuman (2 Mei 2017), karena S2 hanya ujian Simak, tidak ada proses lain serumit PPDS, dan alhamdulillah istri saya lulus. Pengumuman seleksi PPDS dijadwalkan 21 Juni. Dan selama itulah saya deg-degan menanti pengumuman yang akan menentukan arah hidup saya kelak. Yak, sampailah ke saat-saat yang ditunggu, 21 Juni, dan hasilnya adalah
Pilu rasanya. Mau nangis, tapi ga bisa. Hal yang diharap-harapkan selama ini, gagal. Satu hal yang menguatkan namun banyak orang yang mengingatkan akan hal ini, “Mungkin Allah berkehendak lain, ada hal lebih baik yang sedang dipersiapkan untuk Hamda”.
Sekitar 3 minggu, saya mencoba menjalani kehidupan sebiasa mungkin (lebaran, silaturahim dengan keluarga serta karib kerabat, lanjut kerja, ngaji, dll) agar rasa sedih terobati. Ketika rasanya sudah kuat untuk bangkit kembali, saya bangkit dengan kebingungan, “Apa yang akan saya lakukan setelah ini di Jakarta?”. Opsinya:
Langsung daftar lagi Radiologi UI di periode berikutnya (setahun ada dua kali pendaftaran, per enam bulan). Tapi, jika opsi ini saya tempuh, ada hal lebih yang harus saya lakukan untuk menambah alasan Radiologi UI menerima saya. Sejauh saya mengevaluasi proses seleksi sebelumnya, mungkin saya kurang di: a. Ujian-ujian yang saya hadapi secara nilai (entah di Simak atau tes tulis Radiologi), b. Berkas (sepertinya yang cukup signfikan adalah rekomendasi balik dari daerah, sebelumnya saya cuma menyantumkan rekomendasi dari Kang Donny yang bukan lulusan UI dan juga bukan Radiolog senior Sumatra Barat yang menjadi target tempat kembali saya), c. Wawancara (terlalu banyak pertanyaan yang saya jawab dengan polos dan pertanyaan yang cuma butuh jawaban A namun saya jawab dengan A B C D hingga membuat saya berada dalam keadaan yang makin sulit ~ gali lobang sendiri).
Daftar Radiologi, tapi tidak langsung di periode berikutnya. Agar dapat mempersiapkan kekurangan-kekurangan di atas dengan lebih baik. Tapi, konsekuensinya, lama dan potensi LDR saya dengan istri akan semakin besar.
Saya merasa, opsi 1 dan 2 akan berani saya tempuh jika saya dapat rekomendasi daerah yang menguatkan dan berkesempatan magang langsung dengan konsulen Radiologi UI. Jika, hal itu tidak memungkinkan (tidak kunjung terlihat hilalnya) dan saya harus mendaftar PPDS segera demi mengurangi lama dan potensi LDR, terpaksa saya harus banting stir ke bidang spesialisasi lain.
Sudahi saja cita-cita mendaftar PPDS dalam waktu 1,5 - 2 tahun ini. Lanjut bekerja sebagai dokter umum di Jakarta. Istri lulus pulang ke Padang bikin klinik khitan disana (kembali kepada rencana awal). Beberapa tahun kemudian, liat situasi. Jika masih memungkinkan PPDS coba daftar lagi entah daftar apa dan dimana. Atau jika dirasa tidak perlu lagi PPDS, sepertinya menjadi dokter umum saja tidak terlalu buruk. Toh rezeki tidak mesti dijemput sebagai spesialis.
Di tengah-tengah kebingungan tersebut, saya mengubungi salah seorang kakak kelas di Unpad, angkatan 2001. Beliau perempuan, saya kenal baik dengan suaminya. Namanya Uni Rini, Beliau SpAn staf Departemen Anestesi di FK Universitas Andalas. Saya bertanya, “Ni, Hamda bingung, setelah gagal Radiologi kemarin, baiknya gimana ya Ni?”. Uni itu menjawab, “Udah Hamda, daftar Anestesi aja, Sumatra Barat masih butuh banyak, nanti coba aja dulu ketemu sama Kadept. Anestesi sini, beliau welcome banget orangnya. Beliau S1 dan PPDS Anestesinya di UI, mana tau bisa kasih tips yang lebih jitu buat nanti persiapan daftar”. Saya pun berpikir, “Betul juga ya, Anestesi. Kenapa selama ini tidak terpikir? Banyak tindakan, menantang, gue banget. Sekolahnya tidak selama Bedah. Di Padang belum ada PPDS nya (automatically, kebutuhan terhadap SpAn di Sumatra Barat masih cukup tinggi)". Dan setelah bertanya-tanya dengan senior yang sudah menempuh PPDS Anestesi di UI, sekolah PPDS disana generally recommended. It means, bukan santai ya, capek banget malah, tapi capek yang rasional karena pendidikan dan pelayanan bukan bully. Bully dalam bentuk apapun terlarang, apalagi bully uang. Ga ada biaya-biaya siluman. Yang ada malahan junior ditraktir senior. Bahkan anestesi termasuk yang paling bisa berpenghasilan dibanding banyak PPDS lain di UI. Kekhawatiran terhadap finansial lumayan terobati. Lalu, saya coba tengok-tengok requirement apa saja yang dibutuhkan untuk daftar Anestesi UI:
Menurut saya, persyaratannya lebih simpel daripada Radiologi. Saya berpikir, “Sepertinya feasible untuk saya langsung daftar lagi”. Namun, saya tidak mau hanya mempersiapkan yang tertulis saja.
Saya awali perjuangan dengan pulang ke Padang menemui Kadept. Anestesi yang disarankan Uni Rini. Betul, beliau welcome sekali. Menyemangati saya untuk sekolah lagi. Beliau malah menyarankan, “Nanti magang dulu ya di RSUP M DJamil, ga perlu lama-lama, sekitar seminggu juga cukup, yang penting nanti kamu pas ditanya udah pernah magang atau belum, kamu bisa jawab sudah pernah. Dan selama magang usahakan kenal dengan konsulen-konsulen sini, karena setiap wawancara suka ada yang datang ke UI. Nanti kalo wawancara, hadapi dengan tenang, jangan grogi, tunjukkan kita yakin dan layak untuk diterima oleh mereka”. Surat keterangan magang aman, support moril dari senior Anestesi juga ada, alhamdulillah.
Sembari magang, saya juga coba kontak seorang Spesialis Patologi Anatomi di di salah satu RSUD di Sumatra Barat, Uni Sisil namanya yang kebetulan beliau adalah orang sekampung saya dan kenal baik sejak saya kecil. Beliau nanya, “Hamda mau balik ke daerah? Kalo mau, insyaAllah rekomendasi RSUD aman, nanti Uni coba hubungi Direktur, karena kita masih butuh Anestesi”. Besoknya saya izin ga dateng magang, meluncur ke RSUD bertemu Direktur dengan ditemani Uni Sisil. Direktur acc, alhamdulillah. Sewaktu mengurus surat rekomendasi, ternyata dokter di bagian struktural yang bantuin bikin surat juga orang sekampung yang masih ada hubungan keluarga. Hitungan jam, surat rekomendasi RSUD jadi.
Sekitar 10 hari di Padang, alhamdulillah dua ceklis kelengkapan berkas berhasil didapat (surat keterangan magang dan rekomendasi daerah). Tinggal menambah pengalaman pelatihan. Karena ACLS sudah, saya merasa yang urgen untuk saya ikuti segera adalah ATLS dan PTC (katanya ini highly recommended untuk yang mau daftar Anestesi UI). Dan alhamdulillah dua-duanya bisa saya ikuti dengan timeline yang pas dengan seleksi Simak dan Departemen Anestesi UI. Sejauh saya menempuh proses untuk Anestesi ini, saya merasakan banyak kemudahan yang tidak disangka-sangka. Saya merasa, segala faktor X yang dapat mepengaruhi hasil, sudah diperjuangkan dengan sebaik-baiknya. Sisanya, tinggal berjuang dengan kemampuan terbaik di seleksi nanti.
Secara garis besar, proses yang dihadapi di Anestesi hampir mirip dengan Radiologi. Namun, menurut saya di Anestesi lebih simpel. Diawali dengan regisrasi online di penerimaan.ui.ac.id hingga tengah September, lalu dilanjutkan:
Beda dengan seleksi sebelumnya yang diawali Simak UI, kali ini ujian pertamanya adalah MMPI dan Psikotest, seminggu setelah penutupan pendaftaran online. MMPI dan Psikotest sangat besar pengaruhnya terhadap hasil ujian, karena Departemen yang bersangkutan dapat menilai dari hasil MMPI dan Psikotest apakah calon PPDS tsb tepat untuk Departemen mereka atau tidak. Saran saya, pada ujian ini, jadilah waras (agar tidak jelek MMPI nya) tapi jangan merekayasa. Karena, jika direkayasa, akan ketahuan bahwa itu adalah false. Di UI, alhamdulillah ada remedial ujian MMPI (tapi psikotest tidak). Jika di remedial masih false, maka itulah hasil akhirnya. Fyi, di radio saya tidak remed, pas seleksi anes malah remed karena sempet nyoba bikin hasil MMPI seakan-akan bagus semua, wkwk.
Beberapa hari setelah MMPI dan Psikotest, waktunya untuk Pemeriksaan Kesehatan, hanya laboratorium, rontgen, dan pemeriksaan dari Penyakit Dalam. Tidak serumit Radiologi, ada pemeriksaan kesehatan mata yang bisa memakan waktu seharian.
Secara mendadak saya dan teman-teman calon PPDS Anestesi diberi tahu bahwa ujian tulis diadakan awal Oktober. Timeline seleksi kali ini sangat membingungkan karena berbeda dengan sebelumnya. Udah disaranin oleh senior-senior untuk baca Buku Ajar Anestesi UI. Al hasil baru namatin setengah udah ujian tulis. Yasudahlah, saya kaget, semua kaget, semua juga merasa kurang persiapan, manfaatkan momentumnya. Asik. Jaman saya, ujian tulis terdiri dari 50 soal pilihan ganda, Bahasa Inggris.
Pertengahan November, Simak UI di Depok. Mekanismenya persis dengan yang sebelumnya. Saran saya, di Simak UI, kalo ga yakin bisa dateng jam stgh 7 pagi disana, lebih baik menginap di sekitaran UI Depok. Jika akan menginap di Makara UI, usahakan booking H-1 bulan. Simak UI terdiri dari dua bagian, yaitu: - TPA (Tes Potensi Akademik). TPA terdiri dari tiga bagian: a. Verbal (40 soal, 30 menit), b. Matematika (35 soal, 50 menit), c. Logika (25 soal, 40 menit). Ada alokasi waktu khusus di per bagian soal TPA nya. Misal, lagi di Verbal, ya cuma boleh kerjain verbal aja, ga boleh kerjain Matematika, jika ketahuan ya pelanggaran. Hati-hati dengan TPA karena ada sistem +4 -1. Belajarlah dengan baik dari soal-soal bimbel masuk UI yang banyak merk-nya ~ tidak saya sebut satu per satu merk nya apa (entah kalian langsung les disana atau minjem soal dari mereka yang les, secara saya anaknya pelit, saya sih pinjem soal temen yang udah keterima PPDS aja, wkwk). Jangan bahas soal Bappenas, tingkat kesulitan Simak UI jauh melebihi itu, ntar bakal kaget kalo cuma bahas soal Bappenas aja. Jika latihan soal, maka usahakan bisa mengerjakan dengan cepat, jangan sekedar bisa. Karena ujian Simak itu disettingnya sulit tapi waktunya singkat. Jika stuck satu soal, lebih baik loncat ke soal lain. Jangan kaku harus mulai dari nomer awal, terkadang soal-soal nomor akhir lebih mudah. Jadi, lebih baik skimming soal dulu baru ngerjain. - Bahasa Inggris: Structure (40 soal) dan Reading (50 soal) dalam 90 menit. Bagi saya, pitfalls di Bahasa Inggris adalah structure, seakan-akan bisa, lalu mikir lama, padahal belum tentu bener. Reading Simak UI emang panjang banget, tapi jika bisa memahami dengan baik, jawabannya lebih besar kemungkinan benarnya daripada structure. Ini saya loh ya, yang kemampuan bahasa inggrisnya pas-pasan. Pelajaran penting dari pengalaman saya. Simak pertama (sewaktu Radiologi), di ruangan saya tidak ada jam dinding. Dan itu sangat menyulitkan, karena kita tidak boleh pakai jam tangan. Sulit untuk estimasi waktu dan mengatur kecepatan pengerjaan soal. Di ujian kedua (sewaktu anestesi), saya mensurvey terlebih dahulu ruangan, memastikan ada jam dan berjalan dengan baik. Alhamdulillah ada. Jika tidak ada, saya berniat bawa jam dinding sendiri dan mengajukan kepada penguji untuk dipasang ke depan kelas. I think it’s fine, karena ujian itu harus adil. Ruangan lain ada jam dinding, kenapa ruangan kita tidak boleh ada? Right?
Wawancara. Untuk Departemen Anestesi, wawancara merupakan proses penyaringan dari proses-proses sebelumnya. Sekitar 2 atau 3 hari setelah Simak, kami diberitahu Sekretariat Anestesi apakah kami lolos untuk mengikuti wawancara atau tidak, Alhamdulillah saya lolos untuk mengikuti wawancara. Jangan lupa, sebelum wawancara (semua rangkaian ujian sih kalo bisa, hehe), minta doa orang tua, istri/suami, orang-orang shalih dan sahabat terbaik, kita tidak tahu doa-doa mana yang akan memudahkan kita dan diijabah oleh Allah. Beberapa saat akan wawancara, tangan kami diperiksa oleh PPDS Anestesi apakah ada bekas luka atau tidak karena Departemen Anestesi sangat mengantisipasi penggunaan obat-obatan terlarang. Setelahnya, kami menunggu giliran untuk diwawancara. Sampailah pada saat nama saya dipanggil dan benar ternyata saat itu ada konsulen tamu dari FK Universitas Andalas. I don’t know if it helps or not karena beliau hanya menjadi observer saat wawancara. But for me, kehadiran beliau cukup menghadirkan rasa nyaman dan percaya diri. Saya tidak akan membahas secara detil isi percakapan wawancara (kalau kepo banget dengan detil, japri aja ya, hehe). Secara garis besar, wawancara bertujuan untuk mengenal si calon PPDS apakah mereka tepat untuk bergabung atau tidak. Jadi,akan sangat mungkin ditanyakan: Kenapa pilih Anestesi? Bagaimana kesiapan finansial? Bagaimana rencana setelah lulus nanti? Persiapan apa saja yang sudah dilakukan? Atau bahkan hal-hal yang sifatnya personal untuk mengonfirmasi informasi-informasi yang sudah mereka dapat dari berkas-berkas atau mmpi dan psikotest. Saran saya, jawablah dengan jujur, terus terang, apa adanya. Tapi jangan polos, jangan gali lubang sendiri dengan jawaban yang berbunga-bunga! Berikan jawaban lugas yang menguatkan namun rasional dan tidak muluk-muluk. Percaya diri, hindari sebisa mungkin rasa grogi, tunjukkan rasa yakin, namun tetap rendah hati. Attitude is number one!
Overall, saya merasa persiapan Anestesi (meski secara waktu persiapan tidak jauh beda dengan Radiologi bahkan turnovernya lebih cepat) lebih matang daripada Radiologi. Istikharah sudah dilalui, usaha-usaha sudah dilakukan, sekarang waktunya untuk bertarung dengan calon PPDS lain melalui kiriman-kiriman doa ke langit. Jangan berjuang sendiri, as I said before, minta doa dari orang-orang shalih yang banyak (orang tua, istri/suami, sahabat, karib kerabat). Setelahnya, waktunya berserah diri kepada Yang Maha Berkehendak. Jika berada dalam kondisi seperti ini, teringat akan perkataan salah seorang kakak terbaik, “Fight like a winner and feel nothing to lose”. Sampailah pada Senin, 11 Desember 2017
Hasil yang mengharu-biru, sontak menggerakkan tubuh untuk bersujud mengucap syukur. Ternyata, inilah kehendak Allah yang dulu tak disangka dan kini menjadi kenyataan. That’s the journey that I’ve been going through in the last few years. Semoga mampu menghadirkan hikmah dan manfaat bagi kengkawan semua. 2 hari lagi, waktunya bagi saya untuk menjajaki kehidupan baru di FKUI-RSCM in full version. Doakan, saya kuat menapaki awal yang menantang ini dan menyelesaikannya hingga akhir untuk menapaki awal fase lain setelahnya :)
49 notes
·
View notes
Text
Kursus Bahasa Inggris Kampung Inggris Pare, ELLA Kampung Inggris 0857-3277-7123
INIKAH USAHA TEMAN - TEMAN UNTUK BISA BAHASA INGGRIS ? - Baca buku - buku bahasa inggris, tapi baru 2,3 lembar, off... - Menghafal kosakata sendiri, tapi cuma 2,3 hari, kemudian hari berikutnya lupa... - Praktek depan kaca, tapi... tau sendirilah hasilnya - Belajar dengan youtube, tapi... gonta ganti chanel tipa 2,3 menit, akhirnya pilih nonton yang asyik aja - Mencoba listening sendiri, tapi... begitulah, zonk lagi - sudah ikut kelas online, tapi... 1 jam paling praktek ngga lebih dari 5 menit - Ingin ikut kelas offline, tapi.... masih takut pandemi - mencoba praktek dengan teman, tapi... dibilang shok, - mencoba dari medsos, tapi... masih gini - gini aja - Cari kursusan di Google, Bingung karena teramat banyak pilihan YUK KE ELLA ENGLISH PESANTREN, Segala macam permasalahan di atas sudah terbiasa kami tuntaskan KENAPA PILIH ELLA ? 1. Kursusan besar yang sangat favorit 2. Biaya dibawah rata - rata 3. Kualitas sangat terjaga 4. Hasilnya nyata 5. Satu - satunya yang mempunyai program FULL DAY bergaransi 6. Metode istimewa tanpa tugas tanpa PR 7. Jika belum bisa maka mengulangnya GRATIS sepuasnya sampai bisa 8. Tutor sangat bersahabat dan jauh dari kesan formal yang menegangkan 9. Satu - satunya yang bersistem khas ala pesantren yang menyejukan 10. Jaminan Keketatan area bahasa Inggris untuk "memaksa" siswa secepatnya bisa berbahasa InggrisUntuk lebih jelas silahkan kunjungi web kami https://www.ellapare.id atau https://sites.google.com/view/tempatkursusbahasainggrispare/halaman-mukaKampus Kami Ella Sweet Campus Jalan Asparaga Kampung Inggris Pare Kediri
0 notes
Text
Scholarship Journey #1 : Seminggu di Pare
Menapaktilasi perjuangan yang hingga hari ini belum selesai. Perjalanan yang dimulai tahun 2016 yang lalu pasca menuntaskan amanah akademik di kampus. Hingga hari ini betapa banyak pelajaran yang dapat dipetik. Bahwa hanyalah Allah sebaik-baik perencana. Hanya Allah yang mengetahui tentang apa, di mana, kapan, dan bagaimana waktu yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Ketika Dia merasa bahwa hambaNya telah pantas dan kuat menerimanya, maka Allah tak akan segan-segan mengabulkan doa kita, bahkan memberikannya dengan cara yang jauh tak pernah kita sangka.
Tulisan ini pernah saya post dahulu di blog saya sebelumnya, dan saya repost kembali agar senantiasa menjadi pengingat bahwa pada setiap impian akan selalu ada perjalanan panjang dan pengorbanan. Semoga bermanfaat :)
Throwback : #Scholarship Journey - Episode Pare (1)
“Every choice has a consequences. It means you must prepared well or you will be defeated by your decision” – Anonymous
Walaupun meniatkan diri untuk “berpuasa” dari aktivitas tulis menulis selama di Pare ini pada akhirnya saya menyerah juga *peace*. Ya, setidaknya masih bisa menahan dari kebiasaan dan aktivitas tak produktif lainnya *nonton anime, main PES, dst*. Entah mengapa bagi saya menulis merupakan sarana me-refresh otak setelah berbagai pressure yang mendera *fix yang ini lebay*.
Kehidupan pasca kampus memang seringkali memunculkan pertanyaan, mau ke mana setelah lulus? Sebab ruas jalan begitu banyak macamnya seolah terbentang di depan. Dan tentu saja pilihan itu kembali ke pribadi masing-masing. Sekali lagi dan setiap pilihan mengandung konsekuensi masing-masing.
Merujuk ke lifeplan yang telah dituliskan, pada akhirnya saya memutuskan kembali tholabul ilmi. Setelah merasakan lelahnya mengerjakan tugas akhir, euforia kelulusan sejenak pasca sidang, “riwuh”nya mengurus yudisium, pada akhirnya kaki ini membawaku ke sebuah tempat yang sebenarnya berkali-kali aku ingin mengunjunginya untuk belajar di sana, namun belum kesampaian. Kampung Inggris, Pare.
Sempat pasca sidang, diri ini langsung bergerak cepat untuk apply berbagai pekerjaan. Ya, pasca sidang bulan Juli yang lalu, lowongan pekerjaan mengalir begitu derasnya. Dan saya barangkali bersyukur ditakdirkan olehNya berada di jurusan Teknik Industri, yang katanya sih biasanya banyak tenaga yang dibutuhkan, dan hampir berbagai perusahaan memiliki posisi untuk lulusan bidang ini.
Hingga akhirnya, barangkali Allah menjawab doa-doa yang senantiasa dipanjatkan, dan tak sedikit dari lamaran yang telah dikirimkan berbuah jawaban panggilan untuk tes. Bahkan ada yang telah sampai tahap wawancara. Keinginan dalam hati untuk segera mandiri sepenuhnya dari kedua orang tua seakan Allah hadirkan melalui jawaban dari berbagai lamaran pekerjaan.
Namun dalam setiap kenikmatan pasti selalu ada ujian yang datang. Ya, entah mengapa Allah takdirkan di semua jawaban selalu bersamaan dengan momentum intensif IELTS di Kampung Inggris. Sempat muncul kegalauan, akankah peluang yang sudah jelas di depan mata akan disia-siakan. Namun entah mengapa saya bersyukur memiliki kedua orang tua yang selalu mengingatkan tentang impian besar yang telah tertulis di lifeplan. Bahwa dalam setiap perjalanan menuju impian besar akan ada godaan-godaan kecil yang melenakan. Begitulah ayahku berpesan. Hingga akhirnya bismillah, kuputuskan menolak semua panggilan wawancara ataupun tes dari berbagai perusahaan yang tentu sempat memunculkan kekecewaan. Namun lagi-lagi kedua orang tua selalu membesarkan bahwa akan ada hikmah di setiap keputusan.
Ternyata pada akhirnya saya merasa tak salah mengambil keputusan. Tepat 8 Agustus 2017 yang lalu saya berangkat ke Pare demi merajut impian melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Suasana pare yang cukup tenang, di tambah dengan atmosfer belajar sekitar saya pada akhirnya membuat spirit belajar yang barangkali cukup lama tertidur kembali bangkit kembali. Walaupun ternyata memang tidak mudah untuk membiasakan diri, namun semoga perjuangan ini tercatat dalam tinta emas catatan amal kelak yang akan dipertanggungjawabkan di hadapanNya.
Dan tanpa terasa sudah seminggu berlalu. Hampir setiap hari dihajar oleh soal-soal IELTS namun entah mengapa hasilnya hanya stuck begitu-begitu saja. Di angka 5 atau 5.5. Masih jauh dari target yang diimpikan, padahal 7 hari telah berlalu. Itu artinya hanya tersisa sekitar 2 minggu lagi di sini.
Hingga akhirnya saya sempat merasa jenuh. Apalagi saat melihat notifikasi hp dari grup angkatan, grup kuliah, hampir semua sedang berjuang mendapatkan pekerjaan. Di saat semua teman-teman saya memilih jalan untuk agar segera berlepas diri dari beban orang tua, saya justru malah masih kembali “merepotkan” keduanya dengan kembali belajar dan tentu dengan biaya yang tidak sedikit.
Seminggu terakhir entah mengapa saya berusaha mengubah pola hidup saya. Tidur selepas isya, atau semaksimal mungkin jam 10 malam, dan bangun tengah malam, belajar sendiri di tengah dengkuran manusia hingga pagi, lalu meniatkan diri untuk shalat malam, dilanjut tidur sebentar hingga subuh seperti kebiasaan Rasulullah, dan terus berusaha meningkatkan amalan yaumi lainnya, sebab saya percaya bahwa kekuatan doa adalah kekuatan tanpa batas.
Pun demikian saat meniatkan diri untuk belajar di tengah malam, sebab entah saya merasa terinspirasi dari kisah Fahri di Ayat-Ayat Cinta 2, bahwa seorang muslim sudah seyogianya berjuang lebih dari umat yang lainnya, yang seringkali tidur jam 2 malam hanya untuk belajar dan bangun sebelum subuh agar sempat bermunajat kepadaNya, walaupun seminggu terakhir justru seringkali saya ketiduran di tengah belajar di tengah malam. Tentu saja sembari berharap semoga lelahnya pembiasaan ini demi mengharap ridhoNya, agar Allah tuliskan manisnya kisah kelak setelah semua proses berdarah-darah ini usai.
Dan entah mengapa di sepertiga malam terakhir selalu termenung. Sudah seminggu atau masih seminggu? Saya kembali teringat akan nasihat sahabat saya, Fajrin yang sekarang sedang menuntut ilmu di Universitas Madinah, dan ia menempuh 2 tahun pertamanya dengan belajar bahasa Arab. Bayangkan, 2 tahun untuk sebuah bahasa. Ia pun sempat berambisi menyeleseikannya lebih cepat, entah hanya enam bulan atau setahun. Namun sekali lagi, bahwa orientasi menuntut ilmu dalam islam bukan pada hasil, tapi pada proses. Bahwasanya lamanya waktu menuntut ilmu-lah yang harus dinikmati, yang harus berusaha dicintai. Sama hal nya dengan para penghafal Al-Quran bahwa mengapa mereka menjadikan Al-Quran selain dihafalkan juga diamalkan setiap hari, diserapi maknanya, dan ia cintai prosesnya. Begitulah kata seorang Syekh-nya di Madinah. Maka ia pupuskan niatan tersebut, dan menikmati setiap proses belajarnya.
Dan kini kembali dihadapkan pertanyaan “Sudah Seminggu” atau “Masih Seminggu” ? Keduanya tidak salah, namun bagaimana kita memposisikan dalam diri kita.
“Sudah seminggu”, semoga dengan kata-kata ini kita selalu terpacu bahwa waktu itu singkat, waktu itu sempit. Hanya 24 jam, maka selama seminggu terakhir, sudah dapat apa kita? Apa yang sudah kita lakukan? Sudahkah segala aktivitas kita ini produktif ? Tentu saja semoga tak muncul mindset bahwa dengan kata-kata “Sudah Seminggu” itu berarti hanya tinggal 2 minggu lagi untuk mencapai target. Tentu itu salah besar, dan inilah rahasia kata “Masih Seminggu”. Ya, masih sedikit waktu kita untuk menuntut ilmu, sebab ilmu hakikatnya adalah proses. Tak ada sesuatu yang instan yang dapat dicapai hanya dalam waktu singkat. Sebab ilmu pada hakikatnya adalah pembelajaran seumur hidup. Minal mahdi ilallahdi, dari ayunan ibu hingga ke liang lahat. Begitulah Sayyidina Ali Karamallahu Wajhah melukiskan dalam syairnya.
Dan barangkali inilah perihnya perjuangan yang harus dirasakan. Inilah perihnya pilihan di saat teman-temanmu berjuang untuk mencari pekerjaan agar segera mandiri dari orang tuanya, barangkali saya masih jauh dari tahapan itu. Namun saya percaya bahwa justru jalan inilah yang jauh lebih didukung oleh kedua orang tua saya, jalan yang terlihat pahit bagi saya namun sungguh manis bagi mereka berdua. Dan bukankah lebih baik berpahit diri selama ayah dan ibumu merasakan manis ? *Pasca Scoring, dan lagi-lagi hasilnya hanya 5.5. Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan kemudahan. Jum’at 19 Agustus 2016 09.15
70 notes
·
View notes