#besuk pasien rumah sakit
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jadwal Jam Besuk RS Primaya PGI Cikini
Kunjungan ke rumah sakit adalah cara yang baik untuk memberikan dukungan kepada orang terkasih yang sedang menjalani perawatan. Jika Anda berencana mengunjungi RS Primaya PGI Cikini, penting untuk mengetahui Jadwal Jam Besuk RS Primaya PGI Cikini yang berlaku. Dengan memahami waktu kunjungan yang tepat, Anda dapat memberikan semangat dan kenyamanan bagi pasien tanpa mengganggu waktu istirahat…
#aturan besuk RS Primaya PGI#besuk pasien rumah sakit#fasilitas RS Primaya Cikini#Jadwal Jam Besuk RS Primaya PGI Cikini#jam kunjungan RS Primaya Cikini#jam operasional RS Primaya PGI#jenis pasien di RS Primaya Cikini#kunjungan pasien RS Primaya#layanan medis RS Primaya PGI#lokasi RS Primaya PGI Cikini#manfaat menjenguk pasien#protokol kesehatan RS Primaya#rumah sakit di Cikini#Tips Kunjungan Rumah Sakit#waktu besuk pasien RS Primaya
0 notes
Text
1 Juni
Hai Bapak,
Bagaimana disana?. Pasti sekarang bapak sering nyanyi-nyanyi bareng malaikat.
Bapak udah ketemu sama kakek ?. Ku ingat, bapak bilang kalau kakek cepat sekali dipanggil pulang. Sampai-sampai bapak gak tahu gimana wajah kakek dan bagaimana rasanya punya bapak. Aku yakin, bapak dan kakek udah sering nongkrong bareng sekarang :)
Sekarang memasuki bulan Juni. 2 tahun ini, setial kali memasuki bulan juni, ku selalu sedikit melow. Seringnya ku teringat masa masa terakhir sewaktu menemani bapak di rumah sakit.
Bulan Juni, 2 tahun lalu, kita masih di RS yang ada di Penang. Saat itu bapak juga sudah masuk ke ruangan ICU.
Aku paham, bapak pasti ketakutan di ruangan itu. Orang orang yang baru dan bahasa yang cukup asing. Belum lagi waktu besuk yang terbatas.
Setiap pagi, kita selalu bergegas ke RS dan nungguin bapak di ruangan depan ICU. Duduk dengan semua kekhawatiran dan kecemasan akan progress kesehatan bapak.
Aku selalu ingat, wajah antusias bapak ketika melihat kami datang di waktu jam besuk. Bapak menceritakan apa saja yang udah terjadi semalaman. Tentang AC yang kadang dingin nya gak santai. Tentang pasien baru yang datang. Tentang perawat yang baik tapi ada juga yang galak. Hehehe
Dan selalu ku ingat, wajah sedih dan gak rela bapak ketika jam besuk sudah selesai. Seingat ku jam besuk terakhir berakhir jam 8 malam. Hanya saja bapak gak tahu, kalau kami baru balik ke penginapan sekitar jam 10 atau jam 11 malam. Kami tetap nungguin bapak di depan ruangan ICU, khawatir sesuatu terjadi.
Pagi pagi sekali, kami udah balik lagi ke RS. Duduk tertib di depan pintu ICU karena jam besuk baru dibuka jam 11.00.
Aku iri lihat pasien yang sudah berpindah ruangan dari ICU. Sementara kita waktu itu menghabiskan waktu sekitar 2 minggu di ruang ICU dan 1 minggu di HCU.
Di masa masa berat itu, hanya ada aku dan adik yang nemani bapak di Penang. Ibuk dan keluarga lainnya nungguin di Indonesia. Setiap hari mereka bertelepon untuk menanyakan keadaan bapak. Yang bahkan, aku kadang gak tahu harus menjelaskan seperti apa.
Mengenang bulan kepergian bapak, aku akan berusaha menceritakan kembali apa yang sudah terjadi. Kenangan yang beberapa lama ini selalu ku tolak eksistensi nya karena mekanisme koping ku belum bisa berdamai.
Tapi saat ini, pelan pelan aku mulai bisa berdamai.
Lagi, aku tidak ingin benar-benar melupakan kenangan terakhir bersama bapak :)
Jadi, sampai ketemu lagi di cerita berikutnya ya pak 🌻
8 notes
·
View notes
Text
Saat yang dinantikan telah datang.
6 april 2020, 17.00 WIB
Sore yang begitu sendu, jalanan sepi, hanya ada beberapa kendaraan yg melintas di jalanan kota. Sebagian jalan masi ditutup, terlihat beberapa orang mengendarai kendaraannya dengan memakai masker. Mobil suamiku melaju kencang dg tujuan seperti biasanya, kontrol kehamilan yang sudah memasuki trimester akhir. Tepat pada hari itu, 37 weeks 3 days. Sesampai kami disana, sebelum masuk ke ruangan, kami diperiksa sama petugas. Check suhu tubuh, dan terakhir disodorkan hand sanitizer, agar kami masuk ke dalam ruangan praktek dalam keadaan sehat dan bersih. Diharapkan dapat mencegah penyebaran virus corona.
Masuk ke ruang tunggu, saya lapor ke petugas lalu tidak lama saya di tensi dan timbang berat badan. Selang beberapa menit, nama saya terpanggil untuk diperiksa dokter spesialis kandungan.
Dag.. dig.. dug..
“Ayo bang, giliran kita yang dipanggil”. Seperti biasanya dari awal kehamilan hingga akhir masa hamil, saya selalu ditemani oleh suami, dia sangat antusias setiap kali masuk menemani saya ke ruangan pemeriksaan. Dia selalu pantau dan nanya ke dspog gimana perkembangan kehamilan dan kondisi bayi yang ada di kandungan saya. Dia selalu tersenyum setiap kali melihat wajah mungil, tangan dan kaki mungil bergerak-gerak dari layar USG. Dan bahkan dia mengabadikan beberapa momen di ponselnya untuk disimpan. Namun, sore ini berbeda. Kali ini saya kontrol tidak untuk di USG, namun dokter menjadwalkan saya untuk dilakukan pemeriksaan dalam (VT) untuk melihat sudah sejauh mana penurunan kepala bayi, dan apakah panggul saya memadai untuk bersalin dengan persalinan normal.
Saya dan suami masuk ke ruangan, lalu perawat menyiapkan tempat dan mempersilahkan saya berbaring di meja pemeriksaan. Tidak lama, dspog datang. Saya diminta rileks, krn dspog akan melakukan VT. Dengan sigap, suami bergerak cepat menghampiri saya sambil memegang tangan kiri saya. “Bismillah.. tarik nafas dalam ya.. keluarkan dari mulut”
Setelah di periksa,
“Mau lahiran kapan ini? Mau besok? Oke.. besok pagi langsung ke RS yaa, ini udah bukaan 2. Panggul nya bagus, tidak sempit. Persiapkan semuanya, bawa hasil lab terakhir, dan nanti saya bikin surat pengantarnya..” dspog said.
Seketika saya dan suami saling tatap-tatapan. Masi yakin gak yakin klo saat yang selama ini kami nantikan telah datang, dan tinggal selangkah lagi untuk bisa bertemu dengan belahan jiwa, cinta kasih yang setiap hari selalu kami doakan untuk tetap sehat dan kuat selama berada di dalam perut saya.
Keluar dari ruangan
Saya : “Serius ini bang besok mau lahiran? Masi ga percaya nih..”
Suami : “Iyaa.. tadi rada ga yakin pas dokternya bilang, ‘Mau lahiran kapan nih? Besok?’ Kirain dokternya nyarankan SC.. hmm bismillah aja ya, semoga besok lancar buat lahiran normal.. aamiin..
Saya : “iyaa bang.. bismillah aja nih semoga Allah mudahkan prosesnya.. Udah magrib nih yuk kita pulang, sekalian beres2 barang yg mau dibawa k RS besok pagi..”
7 april 2020, 08.30 WIB
Pagi ini terasa berbeda.. Seperti yg telah di rencanakan, saat yang kami nantikan semakin dekat didepan mata. Namun, disamping rasa bahagia akan menyambut lahirnya buah hati, rasa sedih pun juga menyeruak muncul di relung hati terdalam. Melahirkan di saat maraknya virus corona, agak sedikit menyedihkan. Peraturan RS berubah. Demi memutus rantai penyebaran, setiap orang harus menjaga jarak, Physical Distancing. Setiap pasien hanya ditemani oleh 1 orang yg sehat, dan tidak ada lagi berlaku jam besuk/ waktu berkunjung ke Rumah Sakit. Artinya, kali pertama saya melahirkan, benar-benar hanya ditemani suami seorang. Tidak ada orang tua, mertua, dan saudara. Dan bahkan, beberapa hari selama di RS pasca bersalin, tidak akan ada satupun kerabat yg datang berkunjung. (Pikiran dan hatiku bergumam).
Suami : ayok yang.. waktu terus berputar, yuk kita berangkat ke RS.
(Satu persatu keluarga suamiku berkumpul di ruang tengah, melepas kami berdua berangkat ke RS. Ketika itu, hati ku semakin berat dan air mata ku mulai tak terbendung.. setetes demi setetes air mata ku pun jatuh mengalir)
Saya : Bu.. yah.. doakan lancar ya semoga nanti persalinan nya mudah dan lancar. (Saya sambil menyalami ibu dan ayah mertua karna kebetulan beberapa waktu ini saya tinggal di rumah mertua sementara. Dan orang tua saya masi di Padang)
Saya pun berjalan ke arah kakak ipar dan adik ipar, sambil menyalami satu persatu dan minta doa supaya saya dimudahkan proses bersalinnya.
Suami : yuk.. udah makin siang nih.. kami berangkat ya.. mohon doanya, nanti apa-apa kami kabari via telpon.. Assalamualaikum..
Kami pun berjalan menuju pintu keluar menuju mobil..
Hening.. perasaan sedih, haru, deg-deg an dan bahagia bercampur menjadi satu..
09.00 WIB, sesampai di RSIA Stella Maris Medan
Suami mendaftar di informasi, dan saya di suruh langsung ke lantai 2, ke bagian igd bersalin. Perawat memberi saya baju ganti untuk pasien, dan disuruh melepas semua asesoris yang di pakai. Lalu saya di suruh berbaring di salah satu bed igd posisi no 2 dari ujung.
Setelah beberapa menit, datang perawat memasang alat di perut saya yg berfungsi untuk menghitung detak jantung janin, dan menghitung kontraksi selama lebih kurang 30 menit. Sementara itu, suami menunggu diluar sambil mengurus beberapa keperluan saya.
Beberapa menit kemudian, perawat meninggalkan saya sendiri, dan berpesan “buk.. saya tinggal ya.. alatnya tetap terpasang, dan ibu usahakan untuk tidak miring ke kanan dan kekiri”
Saya : baik suster
10 menit kemudian, suami pun datang. Dia duduk di sebelah kanan saya sambil mengelus-elus tangan saya, dan memperhatikan monitor rekam jantung janin dan monitor kontraksi.
Suami : semangat sayang.. InsyaAllah semua akan dimudahkan Allah.. bismillah..
Suami pun mulai membacakan ayat2 alquran, membimbing saya berzikir sambil sesekali mengelus perut saya dan membisikkan ke bayi yang kami tunggu-tunggu kehadirannya “naak.. cepat turun ya nak.. bantu ummi utk lahiran, supaya kita bertiga segera bertemu”
Nikmat gelombang cinta mulai saya rasakan sesekali..
12.30 WIB
Perawat dan dokter datang lagi, setelah di VT ternyata bukaan masi tetap sama. Belum meningkat. Dspog pun menyarankan untuk di induksi.
Perasaan cemas dan takut pun mulai muncul, pikiran mulai berkecamuk. Karna takut nanti tiba-tiba dianjurkan SC atau apalah. Saya pun mulai ga karu-karuan. Tapi Alhamdulillah punya suami yg amat sigap dan perhatian, dia pun makin semangat utk menyemangati saya, dia yakin semua akan baik-baik saja, dan dia tetap minta saya buat ga mikir yg macem2.
Akhirnya pukul 13.30 WIB saya disuruh pindah ke kamar bersalin, dan disana mulai dipasang infus utk induksi persalinan.
Pukul 17.00 WIB, gelombang cinta makin terasa nyata. Sesekali bidan nya memantau, dan suami pun semakin kuat menyemangati sambil elus2 pinggang.
Pukul 17.30 WIB,
Suami : Sayang.. kita makan dulu yok.. biar ada tenaga. Mumpung sakit nya belum terasa kali.
Saya : boleh yang.. (akhirnya kami pun makan berdua)
18.45 WIB
Bidan masuk ke ruangan, dan minta izin utk dilakukan VT, ngeliat sejauh mana kepala bayi turun dan bukaannya sudah berapa.
Setelah di VT ternyata udah bukaan 5. Gelombang cinta makin terasa kuat dan sakit terasa semakin rapat. Tiap beberapa menit, sakit nya ga ketolongan. Suami semakin dekat, pegangan tangan semakin erat. Sesekali suami menyodorkan sedotan minum agar saya tidak dehidrasi.
19.30 WIB sakitnya terasa makin berat, bidan nya pun mulai rutin di dalam ruangan buat pantau bukaan nya. Setelah VT ternyata udah bukaan 6. Dan terasa air mengalir begitu deras, pertanda ketuban sudah di pecahkan. Suami tetap setia menyemangati, mengipaskan saya, mengelus-elus pinggang dan perut. Saya semakin ga karu karuan.
Saya : yang.. sakit banget.. aku mulai ga kuat.. sakit banget yang...
Suami : kamu pasti bisa.. semangat sayang, demi anak kita lahir normal.. tahan ya sayang.. atur nafasnya, tarik nafas dalam buang dari mulut..
20.30 WIB sakit nya mulai menetap, dan keinginan mengedan mulai timbul. Tp tetap di ingatkan bidannya, kalo belum ada instruksi utk mengedan, jangan mengedan. Akhirnya bidan nya pun lakukan VT lagi, dan udah bukaan 8. Bidan melapor ke dokter spog nya. Sambil menunggu dspog datang, bidan mulai menyiapkan semua alat. Lalu saya diminta utk sekali mengedan ketika muncul kontraksi yg kuat. Setelah mengedan, terasa begitu penuh dan sesak dibagian bawah perut, ternyata kepala bayi sudah mulai terlihat. Bidan pun meminta suami utk melihat. Suami semakin kuat utk menyemangati saya, sedikit lagi buah hati kita akan lahir ke dunia ini.
Pukul 21.10 WIB bukaan sudah lengkap. Dan saya diminta utk tetap bisa mengatur nafas dan tetap rileks.
Pukul 21.15 WIB dokter SpOG nya datang, dan asistennya mulai memakai kan baju steril dan handscoon utk melakukan tindakan.
Dokter SpOG mulai memimpin saya untuk mengedan. Saya di minta mengedan beberapa kali,
Dan Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Atas izinnya, 7 April 2020 pukul 21.23 WIB di Ruang Bersalin RSIA Stella Maris Medan, di bantu oleh Dr. dr. Binarwan Halim, Sp.OG (K) . Lahirlah buah cinta kami ke dunia ini dengan sehat dg Persalinan Normal.
Terdengar tangis nya yg kencang. Seketika sakit ini terasa hilang. Entah apa yg dilakukan selanjutnya oleh dokter dan asistennya, saya sudah tidak peduli lagi. Yg saya rasakan hanyalah rasa syukur dan bahagia, melihat bayi mungil itu hadir di depan mata saya. Perjuangan hamil selama lebih kurang 37 minggu 4 hari, akhirnya buah hati yg kami nantikan ini terlahir kedunia. Dan yg membahagiakan lagi, melihat wajah suami saya yg haru bahagia, sambil berbisik di telinga saya “anak kita sudah lahir yang.. dengar tuh suara tangisnya”❤️❤️
Alhamdulillah.. MasyaAllah Tabarakallah..
Selamat datang kedunia anakku
“Yashira Shaqueena Rafani”
Semoga kamu tumbuh menjadi anak soleha, berbakti sm orang tua, bernasib baik, tumbuh sehat, sempurna, indah rupanya, bagus lisannya, jadi anak yg cerdas, pintar, bertutur kata lemah lembut, serta taat beribadah kepada Allah SWT aamiin aamiin yarabbal alaamiin..
Ummi dan abi bersyukur dianugerahi Allah anak seperti kamu, Aira. Terimakasi nak, sudah hadir ditengah-tengah keluarga ini. Semoga hidup kita semakin berkah dan menyenangkan❤️
3 notes
·
View notes
Text
Cukup Kali Kedua
Pagi itu 25 November 2019 notifikasi chat Instagram muncul di HP ku. Dari 2 orang yg tidak terlalu sering kontak secara personal denganku, FS dan EK. Penasaranku pupus setelah ku buka pesan salah satu diantaranya. “Kar tau kabar ZS ?”. Ku ejakan dalam hati intonasinya, dan ku simpulkan sepertinya berita kurang baik. Benar, setelah chatting beberapa menit, sahabatku ZS rupanya dalam keadaan kritis di ICU di salah satu rumah sakit swasta di Kota Medan. Langit seperti runtuh, 7 lapisan seperti bergantian menimpaku satu persatu, ruang ICU adalah kondisi dimana pasien dalam keadaan 50:50 antara hidup atau mat*. ya Allah apa rencana-Mu untuk sahabatku, ucapku dalam hati.
Kejadian itu mengingatkanku pada memori 10 tahun silam, sekitar awal tahun 2009. Sahabatku yg lain terbaring kaku di ICU selama hampir 2 bulan. Lemah tak berdaya, kurus seperti tengkorak diberi nyawa, berbalut kulit. Jarak kampung dan rumah sakit tempatnya dirawat cukup jauh, membutuhkan waktu tempuh lebih kurang 6 jam. Pun demikian isi kantong seadanya tak menghalangi kami untuk memberikan support moril untuk seseorang yg kami panggil sahabat. A friend in need is a friend indeed, dia adalah sahabat kami dia adalah saudara kami. Doa kami waktu itu cukup itu kali terakhir melihat ICU. Tak sanggup rasanya melihat keluarga atau sahabat merasakan sakitnya ditemani alat bantu pernapasan, monitor hemodinamik & saturasi, EKG, dll. Usaha dokter & team, doa keluarga dan doa dari semuanya berbuah manis. Sahabat kami SP akhirnya lepas dari dari ruangan pencabut nyawa, berakhir dengan happy ending.
Ku buka grup chat yg kami namakan BESTFRIEND. Ramai perbincangan mengenai keadaan salah satu sahabat kami yg sedang berjuang di ruang ICU. “eh betulnya si ZS masuk ICU”, “kabarnya kawan kita ZS masuk ICU”, “Kok bisa tiba2 di ICU ? kenapa we ?”, dan lain-lain, seolah tak percaya. Kesehariannya terlihat biasa, tak pernah mengeluh, selalu ceria, hampir tiap bulan melancong ke negeri orang. Malaysia, Singapore, Dubai, Paris, Hongkong adalah salah lima dari beberapa negara yg dia kunjungi akhir-akhir ini. Masih tak percaya rasanya sekarang tiba-tiba dia terbujur kaku tak berdaya.
Sebelumnya, saat pertama kuliah, 5 dari kami melanjutkan studi di Kota yg sama, Medan. Bahkan sebagian besar mengontrak di rumah yg sama. Yg membuat rasa persaudaraan semakin bertambah, senasib sepenanggungan. Akan tetapi setelah lulus kuliah kami berpencar. Ada yg di Jakarta, Blangkejeren, Singkil, dan ada yg tetap di Medan, akan tetapi mayoritas balik ke Kampung halaman. Dan kebetulan bebarapa bulan terakhir aku sudah menetap di Kampung. Kami mewacanakan untuk berangkat ke kota Medan. Pendek cerita kami ber 4 sepakat untuk berangkat malamnya. Akan tetapi detik-detik sebelum berangkat; drama terjadi, hanya 2 diantara kami yg berangkat berhubung sisanya tidak diberi izin oleh atasannya.
26 November 2019 pukul 11.20 WIB kami tiba di rumah sakit BT. Tak menunggu lama, setelah bertanya ke bagian informasi, kami langsung berangkat ke ruangan ZS. Ternyata kami datang diwaktu yg salah. Jam besuk untuk pasien ICU adalah 10.00-11.00 WIB dan 17.00-19.00 WIB. Pasien sedang melakukan hemodialisis atau biasa dikenal dengan cuci darah. Ya, ZS divonis Gagal Ginjal stadium akhir. Laju Filtrasi Glomerular (LFG) dibawah 15. Sementara rata-rata normal untuk ukuran dewasa adalah 116. Setelah diskusi dengan keluarga kami meminta untuk mendampingi ZS di unit Hemodialisa (ruangan cuci darah). Di lantai 7 rumah sakit tersebut, tampak jelas di depan kami. Semua mesin bekerja untuk menggantikan fungsi ginjal. Organ sebesar bola kasti ciptaan Allah digantikan dengan mesin sebesar lemari es. Satu diantaranya adalah sahabat kami, ZS. Terbaring tak sadar, sementara alat bekerja untuk filtrasi, ekskresi, sekresi sebagaimana fungsinya. Setelah proses hemodialisis, ZS dikembalikan ke ruangan ICU. Kami diharuskan untuk menunggu jam besuk, untuk bisa masuk. Dan hari itu adalah Kali Kedua kulihat ICU. Terbesit doaku, cukuplah kali kedua.
Hari berganti, keadaan ZS membaik. Racun dalam darah hanya bersisa 50%. Tak lupa kami semua mengucap syukur, tak terhitung emoticon senyum, ucapan hamdallah berseliweran di grup chat kami. Jika keadaan memungkinkan hari Kamis tanggal 27 akan dilakukan hemodialisis ke 3. Akan tetapi, qadarullah keadaan ZS menuruk, tekanan darahnya tidak memungkinkan untuk dilakukan hemodialisis. Tekanan darahnya turun 100/50, sementara standar ZS untuk melakukan hemodialisis harus di atas 140. Dokter memutuskan menunda tindakan medis sampai esok hari. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tak kurang ikhtiar yg team dokter lakukan, tak kurang doa yang kami panjatkan. Jum’at 28 November 2019 keadaan ZS tak kunjung membaik, pukul 16.40 WIB, saat hampir sebagian besar keluarga datang menjenguk, sahabat kami ZS pergi untuk selamanya. Di hari yg baik dia menuliskan janji untuk kembali ke pangkuan Ilahi. Suara mesin ICU tak terdengar lagi, berubah menjadi tangisan.
Selama hidupnya almarhum adalah orang baik, selalu membantu teman yg kesusahan, menjadi orang pertama diingat ketika butuh bantuan. Kami sebagai sahabat mewakili pihak keluarga memohon maaf apabila selama hidupnya almarhum pernah berbuat salah. Semoga kebaikan almarhum menjadi amalan jariyah di akhirat kelak. Selamat jalan sahabat kami ZULPAN SURIMANTO SIMBOLON.
0 notes
Text
RSUD Syekh Yusuf Kembali Tiadakan Jam Besuk
RSUD Syekh Yusuf Kembali Tiadakan Jam Besuk
BERITA.NEWS, Gowa – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syekh Yusuf Kabupaten Gowa kembali meniadakan jam besuk bagi pasien. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19 yang masih melanda Kabupaten Gowa, Indonesia bahkan dunia secara keseluruhan. Plt Direktur RSUD Syekh Yusuf, dr Hasanuddin mengatakan peniadaan jam besuk ini merupakan imbauan dari…
View On WordPress
0 notes
Text
Waspadai Penyebaran Covid-19, RSUD Syekh Yusuf Kembali Tiadakan Jam Besuk - Gosulsel
GOWA, GOSULSEL.COM--Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syekh Yusuf Kabupaten Gowa kembali meniadakan jam besuk bagi pasien. Jam besuk bagi pasien ditiadakan sebagai upaya peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19 yang masih melanda Kabupaten Gowa, Indonesia bahkan dunia secara...
http://gosulsel.com/2021/06/23/waspadai-penyebaran-covid-19-rsud-syekh-yusuf-kembali-tiadakan-jam-besuk/
#PemkabGowa #RSUDSyekhYusufGowa
0 notes
Text
Cegah Klaster Keluarga, RS Diminta Perketat Prosedur Besuk Pasien
BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG - Guna menekan penyebaran Covid-19 serta munculnya klaster baru yang timbul di rumah sakit, seluruh Rumah Sakit (RS) yang ada di Buleleng diminta memperketat kembali prosedur penunggu atau besuk pasien. Rumah sakit diminta tidak hanya fokus melakukan penanganan terhadap pasien yang terpapar Covid-19. Melainkan juga ikut melakukan pencegahan agar virus tidak menular ke keluarga atau penunggu pasien. Hal ini diputuskan oleh Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa saat memimpin Rapat Koordinasi Evaluasi Penanganan Covid-19 bersama seluruh jajaran Direktur Rumah Sakit (RS) Negeri dan Swasta se-Kabupaten Buleleng di ruang kerjanya, Selasa (12/1/2021). Lebih jauh, Suyasa menjelaskan bahwa upaya lain yang akan dilakukan juga dengan memperketat prosedur bagi keluarga yang menjaga pasien Covid-19 dengan kategori tidak mandiri. Kedepannya jika ada pasien terkonfirmasi yang diisolasi dengan kategori tidak mandiri, diharapkan hanya ada satu orang keluarga yang menjaga untuk memperkecil kemungkinan penyebaran virus. "Penunggu pasien harus dibatasi. Kalau bisa hanya untuk pasien yang kondisinya tidak mampu, seperti stroke. Itu pun harus satu orang saja, dan dilengkapi APD. Jangan sampai satu keluarga ikut menjaga pasien, karena ini berpeluang terjadinya penularan klaster keluarga," jelasnya. Sedangkan, Read the full article
0 notes
Text
Jadwal Jam Besuk RS Brawijaya Antasari Cipete
Mengunjungi pasien di rumah sakit merupakan tindakan mulia yang dapat memberikan dukungan emosional dan semangat bagi mereka yang sedang menjalani perawatan. Jika Anda berencana mengunjungi RS Brawijaya Antasari Cipete, penting untuk mengetahui Jadwal Jam Besuk RS Brawijaya Antasari Cipete yang berlaku. Dengan memahami waktu kunjungan yang tepat, Anda dapat memastikan kehadiran Anda membawa…
#aturan besuk RS Brawijaya Antasari#besuk pasien rumah sakit#fasilitas RS Brawijaya Cipete#jadwal jam besuk RS Brawijaya Antasari#Jadwal Jam Besuk RS Brawijaya Antasari Cipete#jam kunjungan rawat inap RS Brawijaya#jam kunjungan RS Brawijaya Cipete#jam operasional RS Brawijaya Antasari#kunjungan pasien RS Brawijaya#layanan medis RS Brawijaya Antasari#lokasi RS Brawijaya Antasari#manfaat menjenguk pasien#protokol kesehatan RS Brawijaya#rumah sakit di Cipete#Tips Kunjungan Rumah Sakit#waktu besuk pasien RS Brawijaya
0 notes
Photo
RSUD Bangkalan Tiadakan Jam Besuk Pasien
PortalMadura.Com, Bangkalan – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan, Madura, Jawa Timur, meniadakan jam besuk pasien sejak
Baca Selengkapnya di Source link
0 notes
Photo
CEGAH PERSEBARAN COVID-19, PEMKAB BLORA IMBAU KARAOKE TUTUP SELAMA 14 HARI KEDEPAN Berikut ini 14 poin arahan pemkab Blora kepada masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19. 1. Anak sekolah (seluruh jenjang pendidikan) belajar di rumah sejak 16 Maret 2020 hingga 14 hari kedepan baik yang ada di bawah Dinas Pendidikan maupun Kementerian Agama. Belajar dirumah ditujukan untuk mengurangi interaksi anak dengan lingkungan yang ramai, 2. Selama kegiatan belajar dirumah, orang tua wajib mengawasi dan mengarahkan anaknya. 3. Sementara dianjurkan tidak berjabat tangan dan cipika-cipiki saat memberikan salam, diganti dengan bentuk salam lainnya yang tidak menyentuh tangan, 4. Seluruh PNS/ASN diminta tetap masuk kerja namun tidak ada apel, 5. Kegiatan dinas keluar daerah maupun penerimaan tamu dari luar daerah, ditunda sambil melihat perkembangan selanjutnya, 6. Kegiatan masyarakat yang melibatkan banyak orang diminta untuk ditinjau ulang atau ditunda (hiburan musik, event olahraga dll), 7. Tempat ibadah / masjid untuk dibersihkan secara rutin, utamanya sebelum sholat jumat dan setelah sholat jumat (menggulung karpet dan membersihkan dengan disinfektan), 8. Setiap kantor dinas atau OPD, tempat wisata, pasar dan pusat perbelanjaan diwajibkan menyediakan termometer pengukur suhu badan dan hand sanitizer, 9. Penutupan café/karaoke hiburan malam selama 14 hari kedepan sambil menunggu perkembangan selanjutnya, 10. Pembatasan jumlah penunggu pasien di rumah sakit dan pelarangan besuk pasien secara rombongan, 11. Hindari bepergian ke wilayah kota dan kabupaten yang sudah terdapat penderita Covid-19 12. Mewajibkan masing-masing rumah sakit se Kabupaten Blora untuk menyediakan 5 unit kamar isolasi pasien terduga covid-19 13. Posko Covid-19 segera dibentuk dan seluruh informasi terpusat satu pintu dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), yang mana Plt. Kepala DKK sebagai juru bicara utama, 14. Hotline pelayanan informasi Covid-19 bisa menghubungi DKK Blora melalui nomor 0296-5300119 atau 0857 2727 2119 https://www.instagram.com/p/B9y1D6pnVVL/?igshid=16py61oe053uk
0 notes
Text
duka akhir tahun :'(
rencana hari ini adalah estafet ke rumah sakit. karena orang tua suami sama nenek cowok dari suami lagi dirawat.
mama mertua alias nyokapnya suami dirawat di rumah sakit asobirin udah sekitar 5 hari. beliau drop setelah acara kondangan alvin kemarin.
terus nenek bandung cowok juga kritis dan dirawat di rumah sakit omni, masuk ruang icu.
kita udah sepakat berangkat pagi dari rumah, karena mau ngejar jam besuk nenek bandung. kata suami jam besuk ruang icu nya dari jam 8 sampe jam 10 pagi doang.
tadi berangkat dari rumah sekitar jam 08:30. sampe sana jam 9 langsung menuju icu di lantai 2. di sana udah ada 2 anaknya nenek bandung (nanguda utet, uda ade), inang masnah, inang leni, nenek berangir, kak indah, sama indri. nanguda utet bilang jam besuknya buka jam 11. ternyata suami salah info (/_;)
sembari nunggu jam 11, akhirnya suami nyari sarapan dulu karena tadi pas berangkat kita belom pada sarapan semua. dia beliinlah kita lontong sayur.
jam 10:30 si alif rewel kayaknya mau nyusu. yaudah akhirnya dianterin ke lantai bawah sama suami nyari ruang menyusui. pas udah dapet ruangannya langsung masuk dan nenenin alif, terus suami nunggu di depan.
nyusuin alif kelar sekitar jam 11:10. pas keluar ruangan nyari nyari suami kok ga ada. yaudah akhirnya langsung naik sendiri ke lantai 2.
baru keluar lift jalan ke arah ruang tunggu, di depan ruang tunggu ngeliat nenek bandung cewek lagi ngobrol sama inang leni, nenek berangir, inang masnah, nanguda utet.. semuanya nangis. langsung degdegan, serasa ada sesuatu.. sambil gendong alif langsung masuk aja ke ruang tunggu, ternyata suami udah ada di sana. suami nyamperin dengan wajah yang kayak semacam syok, dia nyuruh samperin nenek bandung cewek dan titipin alif ke kak yati dulu.
nyamperin nenek bandung cewek dan langsung salim. beliau nanyain alif juga. wajah nenek bandung keliatan lelah banget, tapi ga terlihat air mata mengucur deras di wajahnya. salut. entah udah gimana perasaan di dalam hatinya, mungkin pedih ga terkira, tapi beliau berusaha tegar dan ikhlas.
suami cerita, tadi dia duluan naik ke atas karena ditelfon dikabarin kalo detak jantung nenek bandung cowok sempet berenti, makanya semua langsung kumpul dan nangis. astaghfirullah :(
jam besuk udah dibuka, semua boleh masuk liat nenek bandung cowok. tapi ganti gantian karena bolehnya 2 orang. kebagianlah masuk sama suami dan selly, jadi bertigaan.
ini adalah pertama kali seumur hidup masuk yang namanya ruang icu. takut banget.. pas masuk.. astaghfirullah di situ ngeliat beberapa pasien yang kritis juga, selang dimana mana, Ya Allah (ಥ_ಥ)
lebih syok lagi ngeliat keadaan nenek bandung cowok. Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah.. :((( bener bener ga tahan ngeliatnya. kondisinya bener bener kritis, suara nafasnya udah grook grook, di layar perekam detak jantung ritme detakannya udah ga beraturan, astaghfirullah :( bingung gimana ngungkapinnya.. bener bener sedih..
beberapa menit di dalem ruang icu rasanya merinding, di pikiran terlintas kalo di ruangan ini ada malaikat pencabut nyawa yang udah siap siap jalanin tugas..
selesai liat nenek bandung cowok, akhirnya sama suami, selly, kak yati n anak anaknya, kita pamit karena mau jenguk mama mertua juga yang dirawat.
meluncur ke asobirin. sampe sana ngeliat bou kondisinya udah membaik walopun emang masih lemes. pas lagi ngobrol ngobrol, ada telfon dari inang leni yang masih di omni, katanya suami suruh jemput nenek jambi di bandara.
berangkatlah sama suami buat jemput. di tengah tengah perjalanan suami dapet telfon dari bokap mertua.. beliau bilang kalo nenek bandung cowok udah menghembuskan nafas terakhir.. inna lillahi wainna ilaihi rojiun.. Ya Allah Ya Allah Ya Allah :(((
di dalem mobil kita berdua nangis. engap banget rasanya di dada.. astaghfirullah Ya Allah.. :’(((
walau ga kenal lama sama nenek bandung, tapi melihat perjuangan beliau dengan sakitnya bertahun tahun, ngeliat nenek bandung cewek yang selalu setia merawat dan ngedampingin, maasyaa Allah rasanya sedih..
selamat jalan nek, Allah sayang nenek :') semoga amal ibadahnya diterima Allah, diampuni segala dosa, dan khusnul khotimah. aamiin aamiin Ya Robbal'alamin. :’)))
(tangerang, 31 desember 2017, bandara yang hujan.)
0 notes
Text
Kadang kalo ngomongin nakes kesian mereka emg kalo lagi pandemi gini, tapi kalo dipikir2 lagi rada kesel juga sih
Gua gatau dah cuma rumah sakit sini doang atau gimana, gua juga gatau ini aturan rsnya atau emang orang2nya yg pada lemot. tapi soal urusan administrasi tai bgt ini rumah sakit. Iya emang gua pake jaminan si, mungkin mereka juga males kali nanganinnya, ya tapi berarti kan balik lagi mereka nanganin yg duitnya lgsg ada dulu gtu? Kalo diinget2 juga orang yg make bpjs pasti dikebelakangin atau bahkan ada yg ditolak. Persetan lah dengan janji janji pengabdian. Kalo ngomongin pasien banyak, ya ini rumah sakit emg kekurangan orang? Toh juga mereka bukan rumah sakit rujukan, kebanyakan juga susternya gua liat main hape ngobral ngobrol cengengesan.
Ngitung biaya obat 30 butir aja dari jam 11 ampe jam 4 ga kelar kelar. Orang farmasinya goblog apa gimana? Kerja mesti satu satu, nunggu ini lah nunggu itu lah, gabisa paralel apa gimana dah kaya anak TK aja. Nunggu dokter berjam jam cuma dapet penjelasan yang udah tau juga.
Giliran ngusir ngusirin orang aja cepet, gaada jam besuk, boleh cuma 1, giliran penangan sengaja di lama - lamaiin
Biar dapet satu hari lagi kali ya bayarnya? Ama makannya?
Ujian bgt sumpah orang dah sabar sabar kek tai.
0 notes
Quote
KOTA SURABAYA- Sebanyak 156 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia dijadwalkan akan mendarat di Bandara Juanda Jawa Timur, sore ini, Selasa (7/4). Guna mengantipasi kedatangan PMI tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah siap melakukan serangkaian screening rapid test guna memastikan mereka dalam keadaan sehat sebelum kembali ke kampung halaman. “Besuk kita akan kedatangan Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia. Yang sudah terkonfirmasi besok sore akan landing di Juanda. Jumlahnya ada sebanyak 156 orang,” ucap Gubernur Khofifah di Grahadi , Senin (6/4) petang. Para PMI yang sore ini akan mendarat tersebut ditegaskan Gubernur Khofifah akan langsung mendapatkan pemeriksaan standar prosedur covid-19. Pertama mereka akan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermal gun. Kemudian seluruh PMI sebanyak 156 orang tersebut akan dilakukan screening menggunakan rapid test covid-19. Dari screening tersebut akan dilakukan klasifikasi apakah mereka masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), atau mungkin Orang Tanpa Gejala (OTG). “SOP nya selain dicek suhu tubuh besok juga akan dilakukan rapid test. Jika ada yang ditemukan positif maka akan langsung dilakukan perawatan untuk segera di-swab PCR,” tegas Khofifah. Akan tetapi jika di dalam pelaksanaan rapid test yang diberikan ternyata hasil tesnya negatif, akan dilihat lagi apakah mereka memiliki gejala klinis covid-19 ataukah tidak. Jika ada gejala, PMI tersebut akan segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. “Namun jika PMI sudah di-rapid test hasilnya negatif dan tidak ada gejala klinis covid-19 maka mereka akan langsung diantarkan Pemprov Jawa Timur di titik-titik sesuai adal daerahnya dan langsung isolasi di desa selama empat belas hari ,” tegas Gubernur Khofifah. Mereka tetap dalam koordinasi masing-masing kepala desa untuk dilakukan isolasi mandiri atau observasi selama 14 hari penuh. Dengan adanya sistem screening berlapis ini gubernur perempuan pertama Jatim ini menyebutkan bahwa masyarakat yang ada di daerah asal PMI tidak perlu cemas. Namun para PMI juga harus ditegaskan untuk mematuhi standar prosedur yang diminta. Termasuk utamanya isolasi mandiri bagi yang diperbolehkan kembali kampung halamannya. Dan di kampung halaman mereka juga akan dibekali kartu Health Alert Card (HAC) dan akan tetap dipantau puskesmas setempat. Sesuai jadwal para PMI tersebut akan tiba di Juanda diperkirakan tiba pukul 14.50 dengan menggunakan maskapai Malaysia Airlines. Selain menyiapkan teknis pemeriksaan dan screening para PMI, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa Pemprov Jatim juga sudah menyiapkan 150 bed di Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) untuk pelaksanaan observasi awal termasuk screening rapid tes. **
http://www.delapanenam.com/2020/04/156-pmi-dari-malaysia-tiba-di-jatim.html
0 notes
Text
RSU Benyamin Guluh Tiadakan Jam Besuk
[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Text”] KOLAKA,realitasultra.co.id— Rumah Sakit Umum (RSU) Benyamin Guluh mengeluarkan surat pemberitahuan nomor 445/420/III/2020, untuk meniadakan besuk/jam berkunjung kepada pasien. Surat pemberitahuan ditandatangani langsung oleh Direktur RSU Benyamin Guluh dr.Muh.Rafi tertanggal 20 Maret 2020. Dirut Rafi mengungkapkan kebijakan…
View On WordPress
0 notes
Text
Dirujuk karena Gejala DBD, Pasangan Suami Istri asal Jepang Jalani Karantina di RSUD Haulussy Ambon
satumalukuID – Tim medis rumah sakit umum daerah (RSUD) dr. M. Haulussy, Kudamati, Kota Ambon melakukan tindakan isolasi terhadap dua orang warga negara asing (WNA) Asal Jepang sebagai antisipasi penyebaran COVID-19.
“Keduanya telah menjalani karantina di RSUD Haulussy sejak Senin (16/3). Mereka dirujuk ke RSUD dengan gejala demam berdarah dengue (DBD),” kata Ketua Gugus Tugas Pencegahan dan…
View On WordPress
0 notes
Text
Jadwal Jam Besuk RS YPK Mandiri
Kunjungan ke rumah sakit adalah cara yang baik untuk memberikan dukungan kepada teman atau keluarga yang sedang menjalani perawatan. Kehadiran Anda dapat memberikan semangat dan kenyamanan bagi pasien. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai jadwal jam besuk RS YPK Mandiri, aturan yang perlu diikuti saat berkunjung, serta tips untuk kunjungan yang lebih bermakna. Jika Anda berencana…
#aturan besuk RS YPK Mandiri#aturan kunjungan rumah sakit Jakarta#besuk pasien rumah sakit#fasilitas RS YPK Mandiri#Jadwal Jam Besuk RS YPK Mandiri#jam kunjungan rawat inap RS YPK Mandiri#jam kunjungan RS YPK Mandiri#jam operasional RS YPK Mandiri#kunjungan pasien RS YPK Mandiri#lokasi RS YPK Mandiri#manfaat menjenguk pasien#protokol kesehatan RS YPK Mandiri#rumah sakit di Jakarta#Tips Kunjungan Rumah Sakit#waktu besuk pasien RS YPK Mandiri
0 notes