#belajar bahasa asing
Explore tagged Tumblr posts
fauqahasan · 2 years ago
Text
Cara Belajar Bahasa Inggris dengan Cepat dan Mudah Dipahami
Tajukkelana.com Bahasa Inggris merupakan bahasa global yang sangat penting untuk dipelajari. Namun, belajar bahasa Inggris seringkali dianggap sulit dan memerlukan waktu yang lama. Tapi, apakah kamu tahu bahwa ada cara belajar bahasa Inggris dengan cepat dan mudah dipahami? Dalam artikel ini, kami akan membahas cara-cara efektif untuk belajar bahasa Inggris yang akan membantu kamu mempelajari…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ingarbingar · 9 months ago
Text
Mati Syahid
Aku punya sebuah pengakuan. Sebenarnya umrohku tuh seperti “tiba-tiba.” Kalau boleh jujur, sebenarnya umroh bukan my biggest dream. Kalau diajak umroh mah mau. Tapi kalau pakai uang sendiri, (dulu) aku lebih memilih untuk traveling ke UK atau negara benua Eropa lainnya😭🔫
Jauh sebelum berangkat umroh, aku tiba-tiba into belajar agama islam. Tiba-tiba ngaji lagi. Sampe niat banget beli asbabun nuzul dan nontonin video-video tafsir Qur’an. Tiba-tiba senang baca kisah-kisah rasul. Sampai berniat beli buku Sirah Nabawiyah.
Bahkan buku Sirah Nabawiyah yang aku punya didapat dari cara yang tak disangka-sangka: dibayarin oleh orang asing. Dan itu semua bukan karena aku mau umroh.
Rasanya seperti Edi biasa yang memang tiba-tiba suka into something. Tiba-tiba suka belajar hal baru. Seperti Edi yang tiba-tiba suka dan menekuni catur.
Nahhh karena baca Sirah Nabawiyah, aku jadi tau tentang Perang Uhud. Cerita para pejuang Uhud yang tidak takut mati. Bahkan menyongsong kematian mereka dengan sukacita karena mereka mencium bau surga😭😭😭
Sejak itu, dalam hatiku tuh aku ingin sekali seperti mereka. Ingin sekali mati syahid.
Ketika di Madinah, kami ziarah di sekitar Masjid Nabawi. Di akhir kegiatan tersebut, muthowifnya bilang, “di sebelah sana ada Pemakaman Baqi. Tempat dimakamkannya sahabat-sahabat rasul. Tapi hanya laki-laki yang boleh masuk.”
Aku yang mendengarnya kesal sekaliiiiii! Memang kenapasih cuma laki-laki yang boleh masuk?! Kan aku juga ingin melihat makam sahabat-sahabat rasul yang aku baca ceritanya di buku. Pokoknya aku sedih sedih bangettttt.
Nah sejak itu, selama di Madinah di tiap sujud terakhirku aku berdoa allhuma inni asaluka khusnul khotimah dan mati syahid ya Allah (maav ga tau bahasa arabnya jd pake bahasa indonesia🙏)
Aku mungkin tidak bisa masuk Pemakaman Baqi karena aku perempuan. Aku mungkin tidak bisa melihat makam sahabat-sahabat rasul. Tapi akan aku usahakan bisa langsung bertemu mereka melalui jalur mati syahid.
Doa itu pokoknya selalu ada di sujud terakhirku. Terus! Pas lagi city tour di Makkah, kami melalui pemakaman gitu. Salah satunya makam Siti Khaddijah. Lalu tiba-tiba, muthowifnya bahas tentang mati syahid.
Muthowifnya berkata. Ada 3 jenis mati syahid.
Syahid Dunia (Seperti mati ketika perang tapi berperangnya tidak diniatkan untuk jalan Allah).
Syahid Dunia Akherat (Seperti para syuhada Uhud. Orang yang mati syahid ini, jasadnya tidak wajib dimandikan, dikafani disholatkan langsung dikubur).
Syahid Akherat (Nah syahid yang ini jasadnya masih bisa dimandikan, dikafani dan disholati. Seperti meninggal ketika menimba ilmu, melahirkan).
Terus aku mikir. Ya Allah, ternyata doa hamba kurang lengkap yaa😂😭 akhirnya sejak itu doaku jadi diperlengkap:
allahuma inni asaluka khusnul khotimah dan mati syahid akherat ya Allah.
Hal-hal seperti yang membutku nangis sekali karena akhirnya tersadar bahwa Allah memang maha pengasih ya.
Allah memberi aku kesempatan untuk berdoa sebaik-baiknya. Terlepas nanti apakah akan mati syahid atau tidak. The fact bahwa Allah membimbing aku sampai berdoa secara lengkap saja aku sangat sangat bersyukur.
Umar bin Khattab was right:
“Aku tidak pernah mengkhawatirkan apakah doaku akan dikabulkan atau tidak, tapi yang lebih aku khawatirkan adalah aku tidak diberi hidayah untuk terus berdoa.”
Ternyata bagian terbaik dari berdoa adalah berdoa itu sendiri.
20 notes · View notes
adestraayubs · 1 year ago
Text
Umatnya Rasulullah
Bismillah. Salah satu hal yang saya sangat syukuri adalah memiliki kesempatan mengenyam dunia perkuliahan. Ekosistem perkuliahan menyajikan rantai kehidupan yang panjang, sepanjang itu lah menyimpan warna-warni atau beraneka hal, mulai dari asal daerah, anggapan status sosial, pemikiran, ilmu, program dan kesempatan belajar.
Saya pribadi, atas izin Allah memperoleh kesempatan banyak hal, sebagimana hari ini salah satunya adalah internship ke Jepang. Selama proses persiapan bahasa, keberangkatan, dan setiba nya di Jepang membuka banyak hal, banyak dinamika, yang menjadi penambah rasa syukur dan motivasi beramal, bahkan menjadi pemimpin berskala dunia.
Cerita ini akan saya peringkas, hingga pada babak keberangkatan. Saya sangat tertarik mengamati berbagai ras manusia. Sejak di Bandara Soekarno Hatta, pikiran sudah melompat-melompat, membayangkan berbagai imperium raksasa di belakangnya. Imperium-imperium yang memang masih eksis atau setidaknya tinggal nama, benar-benar mewarnai pikiran saya.
Saya teringat, bagaimana kisah para nabi atau perjuangan para Sahabat, saat melihat orang-orang Arab atau keturunannya. Bagaimana menembus debu dan membangun peradaban dari tanah Arab. Lalu pikiran saya loncat kepada menuju Dinasti Mughal, saat bertemu dengan orang-orang atau keturunan India, hingga menyerempet kepada penguasa kerajaan Hindu di sana, bahkan sampai terbesit beberapa tokoh lama seperti Ghandi hingga era sekarang Satya Nadella, Sundar Pihcai, atau seorang pejuang Anand Kumar dengan kisah heroiknya membangun pendidikan India, dan perasaan takjub lainnya.
Ketakjuban saya langsung loncat kembali terbayangkan bagaimana bisa China bisa sehebat seperti sekarang ini. Saat berpapasan dengan orang China, selalu terpikirkan hal itu. China adalah negara yang tengah menuju adidaya. Contoh sederhananya berikut, tentu sudah tidak asing bukan dengan istilah OBOR (One Belt One Road) China. Keberanian China memasang proyek raksasa ini disebabkan karena sejarah panjang negeri China dalam mewarnai peradaban dunia, serta kebesaran China dalam membangun jalur sutra perdagangan kunonya. Dahsyatnya bayangan ini masih banyak lagi, sebab Allah izinkan mengetahui ras-ras lainnya, masyaAllah, kuasa Allah atas segalanya.
Semua ras dan berbagai orang yang saya temui menambah rasa syukur saya menjadi bagian umatnya Rasulullah. Sebab mereka-mereka juga adalah umat manusia yang sebenarnya umatnya Rasul juga. Rasulullah diutus untuk seluruh umat manusia. Bahwa begini lah potret umatnya Rasulullah.
Maka kepada kita yang telah dianugrahkan keimanan, semaikanlah serbuk-serbuk benih keimanan, karena kita tidak tahu siapa dulu yang akan tumbuh menjadi seorang yang beriman dari sekian orang yang kita temui. Pandanglah dengan gagah dan anggun karena kita adalah penerus duta-duta Rasulullah, dalam bersandang, bertutur, berpijak, senyum.
Kita dan mereka adalah umatnya Rasulullah. Allah meninggikan derajat bukan karena ras atau suku, melainkan tingkat ketaqwaan. Niatkanlah jiwa besar ini selalu dalam diri kita, berupa menjadi duta-duta risalah Rasulullah yang akan kita bawa kemana pun dan sentuhkah kepada siapa pun, sebab siapa pun berhak menerima serbuk benih keimanan tersebut. Sebagaimana tujuan rialah Rasulullah untuk seluruh umat manusia, umat manusia adalah umatnya Rasulullah.
#CeritaAwakPerahu #Cerita1
19 notes · View notes
herricahyadi · 2 years ago
Note
Assalamu'alaikum wr wb
Apa kabar mas? Mau tanya boleh?
Apa pelajaran hidup terpenting yang telah mas herri pelajari sejauh ini? Dan adakah yang terlambat mas herri pelajari dalam hidup?
Waalaikumsalam wrwb.
Pelajaran hidup yang saya pelajari dan terus terapkan adalah bahwa hidup ini singkat dan semua benda tidak akan dibawa mati. Dari dua hal itu, saya mencoba menerapkan hidup minimalis. Tidak terlalu terobsesi dengan materi. Bahkan hal-hal kebutuhan primer seperti rumah tidak menjadi cita-cita. Saya menjauhi posesi; kepemilikan terhadap materi yang tidak bermanfaat langsung terhadap diri. Membuat saya tidak banyak berpikir untuk itu. Saya bisa fokus pada pengembangan karakter dan karya. Tidak terbelenggu dunia dan segala hiruk-pikuknya.
Adakah yang terlambat yang saya pelajari? Ada. Belajar bahasa asing dan mulai kuliah di luar. Saya baru menyadarinya saat S3. Andai saja saya tahu sejak awal, misal sejak S1, mungkin saya bisa lebih banyak mendapatkan hal-hal baru. Sebab itu, saya selalu mendorong siapapun kalian untuk fokuslah mengasah diri dengan kemampuan-kemampuan baru; bacaan-bacaan baru; pengetahuan baru yang justru membentukmu. Jauhi sirkel yang hanya fokus dramatisasi perasaan; ya cintalah, ya rasalah, ya bulan Junilah, ya hujanlah. Terlalu membuang energi. Mencintai sastra dan semesta rasa tidak harus dengan menye-menye. Membaca karya pujangga orang-orang di sini dan di luar sana jauh lebih berbobot dan menambah wawasan kita. Dan untuk membacanya kita butuh kemampuan berbahasa.
Terlambat bagi saya, itu benar-benar terlambat. Tapi, mungkin belum bagi kalian yang masih muda-muda. Coba deh untuk hidup minimalis dan belajar bahasa asing sedini mungkin. Semoga bermanfaat.
34 notes · View notes
tom5ive · 17 days ago
Text
Tentang Berbahasa (Belanda)
Salah satu skill yang menurutku keren adalah kemampuan untuk berbicara berbagai macam bahasa. Menurutku orang yang bisa macem-macem bahasa itu keren banget. Cakap berbahasa adalah seni tersendiri: dengan menguasai berbagai macam bahasa, semakin terasa luas pula dunia ini untuk dijelajahi. Aku mengasosiasikan orang yang pandai macam-macam bahasa sebagai orang yang cara pandangnya luas. Pengen banget bisa kaya gitu.
Kalau boleh jujur, aku cukup bangga dengan kemampuan berbahasaku sejauh ini. Sebagai orang Indonesia, tentu Bahasa Indonesia adalah bahasa utamaku. Tingkat kemahirannya 10 dari 10 lah. Angka 10 dari 10 mungkin lebih tepat menggambarkan rasa percaya diriku untuk berbahasa Indonesia, bukan berarti aku sangat mahir dalam berbahasa Indonesia sampai bisa bikin puisi dan tulisan yang mengguncang dunia.. But you get the idea!
Karena aku dibesarkan di keluarga dengan latar Jawa Timur, aku juga cukup mahir Berbahasa Jawa. Mudik setiap tahun dan cukup sering ketemu sepupu, om dan tante yang ngomongnya Suroboyoan banget. Kalau dinilai, nilainya 6 dari 10 lah. Lumayan, walaupun ga bagus-bagus amat. Kadang suka roaming juga kalau ngikutin obrolan sepupu, tapi masih bisa nyautin atau ngobrol-ngobrol ringan dalam Bahasa Jawa.
Tumbuh besar di Lembang, mengalami pergaulan di "desa" sampai lingkungan gaul Bandung di Taruna Bakti dan SMA 3 membuatku cukup mahir Bahasa Sunda juga. Yang ini sedikit lebih baik dari Bahasa Jawa, kalau dinilai mungkin 7 dari 10. Pernah beberapa waktu lalu nemu akun seorang diaspora Indonesia yang kerja di Jepang. Dia sering bikin video-video ringan yang mengomentari hal-hal receh di Jepang dengan Bahasa Sunda. Sunda Garut, lucu banget hahaha, terus semakin didenger nyadar juga kalau Bahasa Sunda saya lumayan juga. Bisa ngikutin dan bisa ngomong juga!
Lalu Bahasa Inggris. Yang ini mungkin nilainya 9 dari 10. Kalau dirunut, aku juga ga inget kapan tepatnya bisa Bahasa Inggris. Yang jelas, waktu kecil banyak terpapar Bahasa Inggris pas main PS, lalu sempet ngikutin serial How I Met Your Mother (pake subtitle), sampe bisa inget hampir semua episodenya. Suatu hari pas SMA nginep di rumah Mbe bareng Widi, lalu nonton beberapa episode Eater tanpa subtitle, kaget juga ternyata bisa ngikutin. Lalu jaman kuliah ada kesempatan untuk berkomunikasi sama orang asing, dan tau-tau Bahasa Inggris ngalir aja gitu dari mulut..
-
Yang relatif baru-baru ini aku pelajari adalah Bahasa Belanda. Waktu pertama kali dateng ke Belanda tahun 2017, sebenernya ga ada niatan untuk tinggal lebih lama disini. Tapi setelah 2 tahun.. Kok rasanya belum puas ya tinggal di Eropa, hehehe, lalu ada kesempatan juga sih jadinya kenapa engga. Lalu kerja dan kebetulan berhubungan dengan client yang Belanda banget, perusahaan "ouderwets" (old school alias kolot) Belanda. Jadi beneran nyemplung ke lingkungan Belanda banget, dan mau ga mau.. Belajar bahasanya.
Kalau ngeliat perjalanan belajar Bahasa Belanda ini... Rasanya perjuangannya berasa banget. Ngalamin "terjebak" di meeting yang isinya orang londo totok kabeh, ngomong Bahasa Belanda semua, panik takut ditunjuk disuruh ngomong (padahal cuma ngerti 10-20% dari apa yang diomongin OMG). Suatu hari kejadian juga kebagian giliran untuk ngomong, dengan pemahaman yang pas-pasan, jadinya ngejawab sekenanya. Walaupun orang-orang kayanya ngerti dan oke-oke aja sih.. Tapi tetep aja. Pengalaman yang memalukan. Pengalaman belajar Bahasa Inggris dulu rasanya ga ada fase-fase kesulitan kaya gini. Kaya.. Awalnya aku ga bisa ngomong Bahasa Inggris. Tau-tau ada kesempatan ngomong, dan langsung jago. Fase "perjuangan"nya ga se-terasa fase perjuangan Bahasa Belanda ini. Kenapa gitu ya? Mungkin karena semua terjadi di waktu yang relatif singkat (~5 tahun?).
Yang menyenangkan dari perjalanan ini adalah, semua dimulai dari orang-orang yang sebelumnya aku udah kenal, i.e. orang-orang yang awalnya aku ngomong Bahasa Inggris sama mereka. Lama-lama mereka coba ngomong londo, terus aku jawab Bahasa Inggris, sampai akhirnya semua jadi 100% Bahasa Belanda. Eh, mungkin 95% deng, karena aku masih suka pakai istilah Bahasa Inggris kalau ga kepikiran istilah londonya apa. Orang-orang yang udah aku kenal itu cukup memudahkan, karena aku tau bahwa mereka tau kalau aku masih belajar Bahasa Belanda. Jadi mereka tau bahwa aku tidak terlalu fasih berbahasa Belanda.
Intinya adalah, ngatur ekspektasi lawan bicara. Kalau mereka tau bahwa aku belum terlalu fasih, itu semacam ngasih ruang buat diri sendiri untuk bisa bikin kesalahan. Jadinya lebih percaya diri, dan hajar bleh aja gitu walaupun gatau ini grammar atau pemilihan katanya bener apa engga. Ini juga jadi trik nih, kalau ketemu orang baru, aku sering bilang aku dari Indonesia dan baru belajar londo beberapa tahun belakangan. Semacam nge-set ekspektasi dari awal.
Kalau boleh nilai diri sendiri, tingkat ke-pede-an bahasa londoku nilainya sekarang 7,5/10 lah. Bahkan lebih baik dari Bahasa Sunda! Tapi... Banyak tapinya. Walaupun Bahasa Belanda sekarang udah jadi keseharian, tetep ada satu hal yang menurutku jadi tantangan paling besar. Aku ngerasa.. Untuk tiga besar bahasa yang aku bisa lafalkan sekarang (Indonesia, Inggris, Belanda), aku adalah tiga kepribadian yang berbeda. Sebagai bahasa ibu, Bahasa Indonesia tentu saja yang paling natural. Untuk cas cis cus, nimpalin omongan orang, becanda dan nyeletuk hal-hal yang lucu, semua muncul aja secara alami dan lancar. Pun begitu dengan bahasa Inggris, walaupun ga selancar Bahasa Indonesia, tapi masih oke lah. Tapi buat Bahasa Belanda ini, duh, hal-hal semacam itu sulit banget untuk keluar dari mulut. Di kantor sering ada orang-orang yang bercanda misalnya. Aku ngerti sih, dan bisa ikut ketawa, tapi untuk bisa nimpalin.. Itu susah. Jadinya aku lebih pendiem. Tapi sebenarnya aku ga sependiam itu kok! Hal-hal kaya gitu memang kayanya gabisa dipelajari dari buku atau dari les.
Beberapa minggu lalu ada sesi peer-review sama kolega se-tim, buat nge-review gimana perjalanan setaun belakangan. Dua dari empat orang di tim bilang bahwa awalnya aku pendiem banget, apalagi pas awal-awal project (~2-3 tahun yang lalu), dan sekarang jauh lebih ga pendiem. Ingin aku berkata bahwa aku.. Cuma.. Ga bisa.. Bahasa Belanda......
Lima tahun berselang.. Sekarang alhamdulillah jauh lebih pede dan lancar untuk ngomong londo. Dari yang awalnya selalu nge-set ekpektasi (pakai trik di atas), sekarang.. Ga selalu begitu. Syukurlah. Perjalanan masih terus berlanjut, dengan tantangan yang paling susah di atas, tapi mudah-mudahan.. Aku cuma butuh waktu. Bismillah!
Tumblr media
Bonus poto pas pertama kali presentasi live dalam bahasa londo.. Tegang banget!!!
-
Ngomong-ngomong bahasa, beberapa bulan ini kepikiran untuk les Bahasa Jepang.. Gas?!?
2 notes · View notes
kambingkanjeng · 1 month ago
Text
Game Online: Hiburan Positif yang Membawa Manfaat
Game online sering kali dianggap hanya sebagai sarana hiburan semata, tetapi tahukah Anda bahwa mereka juga dapat memberikan banyak manfaat positif? Bermain game online di spontan77 tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dapat meningkatkan berbagai keterampilan, mulai dari kemampuan berpikir kritis hingga membangun keterampilan sosial.
Tumblr media
1. Meningkatkan Keterampilan Kognitif dan Strategi Game online sering kali melibatkan tantangan yang memerlukan pemikiran cepat dan pengambilan keputusan yang strategis. Misalnya, dalam permainan strategi atau RPG (Role-Playing Game), pemain harus merencanakan langkah-langkah mereka dengan hati-hati, memprediksi pergerakan lawan, dan membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang penuh tekanan. Ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
2. Membangun Keterampilan Sosial dan Kolaborasi Bermain game online juga dapat mempererat hubungan sosial. Banyak game multiplayer memungkinkan pemain untuk bekerja sama dalam tim, berkomunikasi, dan menyusun strategi bersama. Ini membantu membangun keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan kepemimpinan, yang sangat berharga di dunia nyata. Beberapa permainan bahkan memiliki komunitas besar yang mendukung interaksi sosial antara pemain dari berbagai belahan dunia.
3. Merangsang Kreativitas Banyak game online modern menawarkan dunia virtual yang luas untuk dieksplorasi dan dimodifikasi. Ini merangsang kreativitas pemain, terutama dalam game sandbox seperti Minecraft, di mana pemain dapat membangun dunia mereka sendiri dan berimajinasi tanpa batasan. Permainan ini memberikan kesempatan untuk berpikir di luar kotak dan mengembangkan ide-ide baru dalam suasana yang menyenangkan.
4. Sebagai Sarana Relaksasi dan Penghilang Stres Meskipun sering dianggap sebagai kegiatan yang menghabiskan waktu, game online sebenarnya dapat berfungsi sebagai pelarian yang efektif dari stres dan kecemasan. Permainan dengan tema yang lebih santai, seperti game puzzle atau simulasi, memberikan kesempatan untuk bersantai dan melepaskan diri dari tekanan sehari-hari. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang dan menjaga keseimbangan mental.
5. Pendidikan Melalui Gamifikasi Game online juga semakin digunakan dalam bidang pendidikan. Banyak game yang dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep tertentu, seperti matematika, sejarah, atau bahasa asing, melalui pendekatan yang lebih menyenangkan. Ini dapat meningkatkan minat belajar dan membuat topik yang biasanya sulit menjadi lebih mudah dipahami oleh pelajar dari segala usia.
Dengan banyaknya manfaat yang ditawarkan, game online semakin diakui sebagai kegiatan yang dapat mendatangkan dampak positif. Tentu saja, penting untuk selalu bermain dengan bijak dan mengatur waktu dengan baik agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Dengan pendekatan yang tepat, game online bukan hanya hiburan, tetapi juga alat untuk pengembangan diri yang menyenangkan.
2 notes · View notes
palupiyuliyani · 9 months ago
Text
Dua istilah dalam pernikahan dari dua bahasa, yang paling kusukai.
Indah, namun menandakan betapa seriusnya ikatan ini dan konsekuensi yang ada setelahnya.
Yang pertama, mitsaqan ghaliza : ikatan yang kuat, perjanjian yang agung yang menggetarkan 'arsy ketika akad terucap. Begitu indah sekaligus tegas, Allah mengistilahkan ikatan pernikahan.
Yang kedua, sigaraning nyawa/garwa : separuh jiwa. Dua manusia akhirnya menjadi satu, dimana keduanya menyimpan masing-masing separuh nyawa dari pasangannya.
Maka jangan heran, setelah menikah. Dua manusia asing yang tadinya sama-sama mandiri, jadi bergantung satu sama lain. Merasa kurang jika tidak bersama. Merasa tidak nyaman jika sedang bertengkar. Karena memang ikatan antara keduanya tidak main-main.
~Merauke, 22 Maret 2024
Ditulis oleh seorang istri yang masih terus belajar menjadi istri yang baik
14 notes · View notes
rumelihisari · 1 month ago
Text
Setelah seharian ini berkutat dengan belajar bahasa arab yang mana cukup telat karena baru memulai kembali di usia 20 an. Iya dulu pernah sebatas belajar mufrodat dan percakapan sederhana saat masih madrasah, jadi rasanya sangat butuh tangki fokus yang banyak untuk memahami kalimat-kalimat asing yang baru di dengar di telinga. Apalagi dengan fase membersamai toddler ini, tentu fokusku mudah terdistraksi, jadi sebelum berangkat selalu berdoa supaya tidak seperti melukis di atas air.
Awalnya supaya bisa membaca kitab mutabanat dengan baik, tapi baru sedikit mecicipi, jatuh cinta pada bahasa arab semakin mendalam. Karena ternyata ia bukan sekadar bahasa komunikasi kita dengan manusia melainkan dengan Allah. Ia adalah bahasa untuk mempelajari syariat. Ada banyak hal yang enggak bisa dipahami hanya melalui terjemahan termasuk bagaimana kasih sayangNya yang ia sampaikan melalui alquran.
Maka yaAllah semoga engkau mudahkan diri ini menyerap apa-apa yang tengah dipelajari, tersebab sadar bahwa diri ini ibu yang sudah kewajibannya mendidik anak-anak untuk mengenalkanMu, semoga engkau istiqomahkan pada jalan yang tak mudah ini, jalan menujuMu dan menyebarkannya kembali.
5 notes · View notes
journeyofken · 10 months ago
Text
Mengingat Hari Ini
Siang tadi ngajar les satu kelas MA. Sebelumnya overthinking bisa ga seorang aku yang introvert ini ngajar anak-anal usia remaja itu. Sebenernya, udah pertemuan kedua tapi tetep perasaan khawatir ga bisa ngajar dengan baik dan grogi ngomong di depan 20an orang tetep ada. Tapi dengan prinsip “gas aja dulu, malunya nanti” akhirnya aku bisa nyelesain tugas ngajar les dengan cukup baik.
Aku bisa basa basi di awal-awal, bercanda, sampe tadi di tawarin snack hasil hadiah mereka juara senam di sekolahnya. Dan yang bikin senang dan merasa content adalah ketika aku overheard alias ga sengaja denger ada anak yang ngomong ke temennya kurang lebih gini
“Belajar Bahasa Inggrisnya seru ya. Menyenangkan”
Meski dengan suara pelan semacam berbisik ke beberapa temannya tapi suaranya cukup terdengar karena jarak ia berdiri tak jauh dari meja mengajarku.
Aku hanya bisa terseyum hangat. Benar-benar bisa memberikan suntikan semangat untukku terus mengembangkan diri sebagai seorang pengajar agar lebih banyak lagi anal-anak yang tak asing dengan bahasa asing ini.
Thank your for making my day, nak🤍
Mengingat Hari Ini, 26 Februari 2024
7 notes · View notes
lilanathania · 2 years ago
Text
Berlatih Bahagia
Ada begitu banyak hal yang diinginkan oleh manusia di zaman sekarang. Pekerjaan yang baik, gaji yang besar, sampai pasangan wow yang couple goals. Adakah yang salah dengan hal ini?
Tumblr media
Sejak kecil kita sudah dibiasakan mengejar kesuksesan. Anak dipaksa bisa 3 bahasa asing, meraih juara kelas, hingga menjadi atlet yang sukses di cabang olahraga tertentu. Anak yang biasa-biasa saja dianggap low achiever dan tidak bisa membanggakan orang tua. Sebetulnya les yang banyak itu untuk kebaikan anak atau ego orang tua?
Sedikit bertambah usia, anak-anak dipaksa masuk jurusan pilihan ayah ibunya. Mengapa harus kedokteran, hukum, IT? Tidak usah banyak protes, pilihan orang tua jelas yang terbaik. Apakah anak pernah diajak mempertimbangkan profesi yang ingin digeluti? Jangankan tujuan hidup, bisa-bisa sampai lulus, ia tak pernah tahu bidang apa yang ia sukai karena selalu dipaksa menurut.
Saya yakin 100%, setiap orang tua ingin anaknya sukses. Masalahnya, sukses seringkali dinilai hanya mencakup hal duniawi yang kasat mata. Ada yang ingin memiliki uang ratusan milyar dan aset di mana-mana. Ada yang ingin punya jabatan tertinggi di perusahaan multinasional. Ada yang ingin menikah dengan bule dan bisa keliling dunia.
Tiap orang tentu punya target sukses yang berbeda, dan itu sah-sah saja. Tapi kita sering terlena mengejar kesuksesan lalu lupa bahagia. Sudah punya rumah dan mobil mewah, tapi hidup terasa hampa. Sudah punya karier cemerlang, tapi kesepian tanpa teman dan pasangan. Sudah pergi ke puluhan negara, tapi tak pernah puas. Apakah target hidup yang kita dambakan hanya mencakup materi?
Celakanya lagi, manusia sangat mudah beradaptasi. Sesuatu yang baru bisa membuat kita senang dan semangat selama beberapa minggu atau bulan. Setelah itu, kita sudah haus untuk sesuatu yang berbeda. Kalau kita bahagia dengan benda baru untuk selamanya, tentu tidak ada orang yang punya sepatu hingga 20 pasang atau baju selemari penuh.
Mobil baru, pacar baru, baju baru, rumah baru, hobi baru, semuanya akan menjadi lama. Sesuatu yang biasa dan rutin akhirnya tidak lagi membuat kita gembira. Akhirnya, kita terus-menerus mencoba mengejar hal lain. Sudah bisa jadi supervisor, saatnya jadi manager. Sudah jadi CEO, buat perusahaan baru. Sudah punya gaji 10 juta, ingin dapat 20 juta. Sudah pergi ke luar negeri, sekarang mau ke luar planet (eh, ga gitu juga :p). Takaran kesuksesan yang bersifat materi tak pernah ada habisnya.
Kita diminta sukses dan menang - tidak diajari menikmati proses yang sulit namun bermakna.
Kita diminta selalu kuat dan tangguh - tidak diajari boleh menangis sebelum bangkit lagi.
Kita diminta sempurna - tidak diajari menerima diri yang punya kelebihan dan kekurangan.
Kita sering sekali lupa bahwa hidup bukan sekadar mengejar pencapaian demi pencapaian. Hidup bukan melulu tentang tujuan, namun juga perjalanan.
Jangan-jangan kita sibuk mengecek harga saham, lupa berbincang santai dengan keluarga di rumah. Sibuk membandingkan postingan dengan teman di media sosial, lupa menikmati liburan di kampung halaman. Sibuk mengejar posisi tinggi di usia muda, lupa memikirkan perasaan orang yang kita sikut. Sibuk mengejar IPK 4, lupa menikmati proses belajar dan mencari pengalaman. Jangan-jangan kita lupa, bahwa esensi bahagia adalah menikmati setiap berkat kecil dalam keseharian.
Bahagia bukan tentang memiliki segalanya, tapi menerima yang ada.
Menertawakan kegagalan, lalu bangkit lagi.
Menangisi kehilangan, lalu menata kembali.
Mengejar kesuksesan tidak salah, tapi jangan lupa kita juga perlu berlatih hidup bahagia. Semoga makin banyak orang yang ketika ditanya, "Apa cita-citamu?" akan menjawab, "Jadi orang sukses bahagia!"
16 notes · View notes
lavienbleuuu · 11 months ago
Text
Lakon Episodik Untuk Memaafkan Seseorang
I - Identitas Kesepian
Apakah ini yang kau namakan kesepian? Aku mengulang-ulang pertanyaan yang tidak pernah tamat. Setiap orang memiliki perang yang tak pernah mereka menangkan. Barangkali, mungkin karena itulah, aku merasa sepi. Aku menjadi terobsesi pada kesendirian. Namun semuanya jungkir-balik tak seimbang. Aku mematahkan hatiku sendiri dan meyakini bahwa bahagia adalah pencarian tersembunyi di babak akhir. Keliru. Aku menjelma sebagaimana ia yang membenci masa lalunya tetapi menceritakannya sebagai perayaan terbaiknya.
Apakah ini yang kau namakan kesepian? Aku mengulang-ulang pertanyaan yang tidak pernah tamat. Setiap orang memesan citra diri tiap pekan dan mengenakannya. Sebuah usaha memenuhi lemari dengan koleksi baju yang tak pernah berhasil. Cukup tebal untuk dipakai keluar tetapi terlalu tipis untuk tidur di bawah pelukan tepuk tangan. Setiap orang tertipu oleh kesetiaan yang diciptakan untuk menipu diri sediri. Barangkali, mungkin karena itulah, aku merasa sepi. Aku menjadi terobsesi pada kenangan yang tak kunjung habis kutenggak. Aku tenggelam dari permukaan. Kehidupan bagiku hanyalah kedangkalan-kedangkalan yang tersisa dan digandakan sebagai bagian dari 'rahasia'. Aku menipu orang-orang dengan baju pesanan tetapi tak pernah berhasil menipu diriku sendiri.
II - Sebelum Kau Pergi Bersamanya
Jika aku belum sanggup mencintaimu kembali, jangan meminta penjelasan pada sajak yang kutulis. Kau tak perlu mengingat bagaimana aku menunda begitu banyak kesimpulan dan berharap resah dalam kepalaku hanyalah fiksi belaka. Kau tak perlu mengingat bagaimana aku membuat celah luka-luka menjadi kembang-kempis sesukaku. Akan selalu ada tangan yang sanggup menghapus kata-kata sebelum ia berubah menjadi peluru di kepalamu. Jadi kau tak perlu susah payah mengingatnya.
Jika aku belum sanggup mencintaimu kembali, jangan meminta penjelasan pada sajak yang kutulis. Kau tak perlu berkenalan dengan penyesalan karena mengulang kesalahan pada orang yang sama. Barangkali, aku juga memberi kesempatan pada diriku terluka berkali-kali. Kau tak perlu berkenalan dengan kenangan buruk. Aku akan mengubahnya menjadi senjata dan gagangnya. Kelak, aku akan sanggup membidik diriku sendiri di masa lalu. Jika kau dengar ledaknya, adakah kau siapkan bait untuk menutup sajak ini?
III - Selebrasi Perpisahan
Setelah ini, jangan mengusap punggungku dengan ajaran-ajaran ketegaran. Biarkan aku berpura-pura mampu menanggung semua yang tersisa. Berhentilah mencari luka yang kubiarkan betah menyemai di punggungku. Aku tak ingin kau mencarinya dan mencoba menyembuhkannya. Biarkan aku mengingat cinta sebagai silogisme dari kesepian yang kau serahkan kepada orang yang masih mencintaimu.
Kau tak perlu merasa bersalah sebab aku belum tentu benar. Biarkan malam menyamarkan penjelasan-penjelasan yang tak perlu lagi kita karang. Aku ingin menumbuhkan mawar dan mengubah punggungku menjadi taman. Durinya yang pendendam tetap mencintaimu, meski kita bertanya-tanya di akhir pertemuan:
Apa yang ribut pada kalang kabut dan kelak akan ditenangkan palang degup?
IV - Memaafkan Seseorang
Kau membuatku meninggalkan segala yang kucintai dan berusaha aku benci. Kau membantuku takut memiliki dan enggan dimiliki. Ketika harus pergi, aku baru tahu, rumah adalah aku sendiri. Tak ada tempat dalam tujuan, seperti habisnya aku dalam kau.
Percakapan kini tinggal dering jam pukul lima di tubuh kekasihmu setiap hari Minggu. Kenangan mulai meninggalkan tempat tidur. Namun bagiku, "kenangan adalah bahasa asing yang diterjemahkan seorang martir melalui asisten Google". Aku ingin belajar mencintai kesedihan dengan melibatkan air mata. Melibatkan seluruh kesendirian yang membenci dirinya melalui diriku.
Melakukan hidup setelah kau membuatku menemukanmu dalam kehilangan menyadarkanku bahwa: ada ruang-ruang di dalam aku yang menciptakan batas-batas tanpa masa lalu. Di sana, kau seorang diri, hanya kau sendiri. Di hadapanmu, aku ingin menyesali berkali-kali.
Aku dan lelaki itu kini berhadap-hadapan. Tak ada yang berbicara tetapi keduanya seolah paham. Siapa yang harus pergi dari mengapa dan apa yang hilang dari bagaimana. Keduanya berbalik dan menyemai luka masing-masing tanpa aba-aba:
siapa yang sangka jika memaafkan seseorang butuh rasa asing yang harus dipaksa mengerti dan menutup buku yang kehilangan halaman-halaman terbaiknya? entahlah.
Endnote: What is broken grows, what is lost changes. Aku menulis draf puisi ini setelah membaca buku Struktur Cinta yang Pudar dan mengulang-ulang lagu About You selama 2 jam lebih sambil menulis. Kini, beberapa kuubah dan kusesuaikan. Rasanya agak lain. Mungkin karena aku telah berjarak dan tak lagi mengenangnya sebagai sebuah kenangan buruk. Jika ditanya kenapa kutulis ulang dan kurilis? Jawabannya karena aku sedang mengubah diriku menjadi seorang lain yang saat ini sedang gagal memaafkan seseorang. Mungkin juga, ia sebenarnya gagal memaafkan dirinya sendiri. Seseorang yang kembali berulang-ulang ke tempat yang sama. Seseorang yang tiap minggu memesan citra diri berulang kali dan masih suka hanyut ke sana-ke sini. Aku menerka-nerka: bagaimana cinta tak bisa ia lupakan? Meski begitu aku kasihan dan tak ingin ia terjebak. Aku ingin ia terbang bebas dan percaya bahwa hanya akan ada hal-hal baik setelah ini yang mengitarinya.
3 notes · View notes
fauqahasan · 2 years ago
Text
Cara Belajar Bahasa Inggris dengan Cepat dan Mudah Dipahami
New Articles from Tajuk Kelana https://is.gd/DxdfON
Cara Belajar Bahasa Inggris dengan Cepat dan Mudah Dipahami
Tumblr media
Ingin cara belajar bahasa Inggris dengan cepat dan mudah dipahami? Simak artikel ini untuk mengetahui cara belajar bahasa Inggris dengan efektif.
See More at https://tajukkelana.com/cara-belajar-bahasa-inggris-dengan-cepat-dan-mudah-dipahami/
#BelajarBahasaInggris, #TipsBelajarBahasaAsing #BelajardanPendidikan
0 notes
mutiarafirdaus · 1 year ago
Text
Persistenasi, Fastabiqul Khairat dan Limpahan Motivasi Ala Duolingo 🦉
Karena mau belajar bahasa Mandarin dan Jerman, beberapa hari kemarin betah sekali stay tuned di Duolingo, ditambah uji trial 14 hari akun premium makin buat betah karena tidak perlu ke distrak iklan. Emang ya fasilitas segaris lurus dengan harga :")
Dan di aplikasi itu ada tantangan pencapaian Runtutan Hari di aplikasi Duolingo. Ketika bisa berturut-turut belajar bahasa di aplikasi itu, bakal dihitung sama dia.
Misal seperti Suami yang tercatat 500an hari beruntut non stop belajar bahasa disana. Kalo lagi bareng dia, ada waktu luang pasti dibuat untuk berkutat sama Duolingo. Dan juga kalau kita skip satu hari tidak belajar, runtutan itu akan kembali menjadi 0.
Sejak aku ngeh dengan fitur itu, rasanya udah malem habis full aktifitas masih disempatkan untuk mengerjakan latihan belajar bahasa disana. Karena merasa rugi, apa yang sudah dikumpulkan kemarinan jadi punah kembali ke angka 0.
Dan setelah berpikir lama, sebenarnya konsep Runtutan Hari itu bisa digunakan dalam aspek lainnya. Seperti Runtutan Hari murojaah, tilawah, menulis skripsi, belajar dan mengajar Quran, olahraga, belajar masak, apapun itu.
Juga disana ada fitur Turnamen. Jadi bersaing sama akun-akun lain dan diberikan waktu sekitar 4 hari. Semakin banyak kita latihan bahasa, XP akan semakin bertambah dan jadi pendongkrak untuk menempati urutan pertama. Sebagai kompetitif sejati, senang sekali berpacu dengan waktu mendapatkan urutan nomor satu wkwkwk. Dan jika kita tidak belajar atau latihan bahasa, lambat laun akan tereliminasi dari papan turnamen
Juga setiap hari diberikan reminder dari tokoh-tokoh Duolingo dengan ragam narasi yang mau gak mau buat kita semangat lagi untuk belajarnya.
Dan disana juga ada fitur Friends Quest. Barengan Suami, ngerjain proyek bareng mencapai target belajar disana. Dan bisa juga kasih pesan-pesan default sebagai penyemangat, seperti Tos, karena kamu sudah hebat. Plis, jangan buat aku nangis dengan kelalaianmu. Ayo kita tuntaskan tantangan ini! Dan pesan default lainnya yang sudah disediakan oleh Duolingo.
Dari aplikasi Duolingo ternyata bukan hanya belajar bahasa asing, tapi juga jadi belajar tentang persisten dalam mengerjakan ragam hal. Sesedikit apapun pencapaian, yang penting setiap hari ada progress. Eh kok kayak skripsi.
Juga tentang mengingatkan bahwa setiap orang sejatinya sedang ada di papan persaingan, dia yang merasa santai dan lalai akan tereliminasi.
Dan kekuatan kata-kata untuk menggerakkan jiwa agar mau mulai beraksi itu nyata terasanya. Serta peran seorang Partner dalam mencapai target pembelajaran ternyata penting agar tak merasa sendirian di arena pertarungan ini.
Tapi kemarin trial premiumnya habis, jadi setelah selesai satu section, auto ada iklan. Inget lagi salah satu pesan Imam Syafi'i dalam syarat menuntut ilmu, ada poin Dirham disana.
Terimakasih Duolingo, bismillah bisa yuk tingkatkan akses jadi premium! Saatnya kurangin jajan!!
9 notes · View notes
lebensmoode · 10 months ago
Text
Gw masih ingat betapa down dan habis-habisan menyalah-nyalahi diri sendiri saat ngajar online di bulan-bulan pertama ketikaaaa para membernya itu gak ada respon, atau bahkan partisipannya berkurang setiap harinya, dari yg tadinya belasan menjadi 5 bahkan 1 (kayak barusan). Gw akan mengecap diri gw gak kompeten, lack of fun, gak berbakat ngajar, gak becus jadi tutor, dll.
But now, look at me flip my hair, put on black glasses, and walk away 😎
I realize that those things are out of my control; their presence, their study excitement, their willingness to improve by asking and speaking. Itu semua bukan tanggung jawab gw dan gw gak perlu merasa bersalah banget. Sebagai orang dewasa yg memilih untuk belajar sesuatu, dalam kasus ini belajar bahasa asing, adalah tanggung jawab masing-masing perihal menjaga konsistensi, niat, semangat, dan keselesaian kelas. Mungkin kontribusi gw untuk menjaga hal-hal tsb harus ada, dengan kasih motivasi, pujian, kata-kata semangat, kelas yg tidak membosankan. Tetapi ada masanya juga ketika gw berpikir gw udah melakukan segalanya yg terbaik yg bisa gw kasih tetapi keadaan juga tidak menjadi lebih baik, dan mereka juga tidak merasa tersemangati, well... haruskah hamba mengubah kelasnya menjadi seminar motivasi golden way?
Ada batas-batas yg gak bisa gw lampaui, atau mungkin memang tidak seharusnya gw lampaui, karena sesimpel itu bukan tanggung jawab gw.
Jujurly si tante ini mah udah capek aja harus "menyuapi" orang-orang dewasa yang pengennya disuap padahal makan aja males. Jadi gw akan memberikan energi lebih banyak ke mereka yang aktif dan niat belajarnya keliatan. Bagi yg males, malu, mager, perlu ditanya bahkan disebutin namanya dulu baru mau ngomong, monmaap. My energy is too precious to be wasted. Sekali dua kali masih oke, kalo terus-terusan ya bayar lebih dong. Double job saya jadinya 😎
I might sound not professional, but you can say that again. Gw malah tidak relate dengan para tutor lain yg extra menjaga kelasnya agar tetap fun supaya membernya milih dia lagi dan dia dapat cuan lebih. Gak, gw gak pernah ngarep sampe sana. Makanya pasrahin aja udah. Membernya balik syukuur, kalo gak yaa syukurin lu hw 😂Bukan tutor teladan memang, jangan dicontoh eaa
4 notes · View notes
katariqsasi · 10 months ago
Text
Inspirasi Kata-Katalis-Thoriq-Sufiks
Sebuah akun untuk menulis, menuangkan pikiran, merangkai kata, merupakan rencana yang sudah sedari lama ingin disambung. Sudah sangat lama sekali jeda yang terpaksa harus dibuat karena lelah menulis tanpa arah. Kini, alhamdulillah, ada keberanian untuk sedikit nekat memulai kembali, walau unsur-unsur kaku zaman dulu masih ada.
Tulisan ini pun sengaja dibuat sebagai stimulus untuk melahirkan tulisan-tulisan berikutnya. Dengan cara menceritakan asal mula "katariqsasi" itu lahir. Agak sedikit ngawur karena memang memulainya juga agak "nekat". Namun yang namanya nama harus tetap diberikan makna, karena ia adalah gambaran umum yang memuat do'a dan harapan kemana suatu entitas itu akan berjalan dimasa depan nanti.
Tentu, karena ini platform menulis, akan ada susunan "kata" di dalamnya, sehingga unsur nama yang terbesit di kepala adalah "kata". Dan karena nama penulisnya adalah "Thoriq", aku ambil saja nama belakangku menjadi "katariq". "Kata Thoriq", begitu maksudnya. Sufiks -isasi kemudian secara spontan menyertai, karena enak di dengar ketika diucapkan.
Sejenak kurenungi judul "katariqsasi" mirip dengan kata "katalisasi", sehingga aku mencari maknanya untuk memastikan arti sesungguhnya dari kata yang sebenarnya sudah familiar ini. Dan maknanya di KBBI elektronik adalah:
katalisasi/ka·ta·li·sa·si/n proses mempercepat perubahan; katalisis; mengatalisasi/me·nga·ta·li·sa·si/ v mempercepat terjadinya perubahan
Tentu aku merasa cocok dengan istilah "proses mempercepat perubahan". Karena itu yang aku harapkan, yaitu bisa segera berubah ke arah yang lebih baik, dan terus membaik. Khususnya dalam konteks tujuan awal pembuatan platform ini, adalah segera menjadi lebih baik dengan keterampilan menyampaikan informasi tertulis. Dengan banyak latihan tentunya.
Selanjutnya, kata "-isasi" turut membuat penasaran juga, sehingga aku cari "penggunaan sasi pada akhir kata bahasa indonesia". Dan ternyata aku sampai pada suatu bacaan tentang bagaimana sufiks -isasi itu muncul, bagaimana kaedah penggunaannya dalam Bahasa Indonesia, dan yang menarik adalah cerita-cerita dalam penggunaannya di keseharian kita. Disana kemudian pikiranku semakin dibuat kagum dengan perjalanan bahasa yang ternyata tidak sesederhana ketika kita mengucapkannya. Dan membuat ungkapan "Untuk apa orang Indonesia belajar Bahasa Indonesia?" menjadi kata yang tak berlaku lagi dalam benakku sebagai orang yang berbahasa.
Tapi kurasa cukuplah kekagumanku terkait bahasa ini. Biar nanti ada waktu tersendiri untuk mendalami kembali di lain waktu. Mungkin untuk pengingat, kutipan menarik ini saja yang aku simpan:
Dua pakar bahasa bersaudara yang keduanya bernama Milroy (Milroy, 1992) menyatakan bahwa kunci perubahan bahasa terletak pada ikatan dari kerja jaringan. Dengan ikatan yang kuat, perubahan bahasa akan berjalan lamban. Namun sebaliknya, ketika ikatan tersebut lemah, perubahan bahasa akan berjalan dengan cepat. Ketika aturan terhadap bahasa bersifat lemah, masyarakat akan cenderung memproduksi hal baru yang berpotensi melemahkan struktur bahasa yang sudah ada, terutama dalam hal penyerapan bahasa asing. Hal itu akan meredupkan cita-cita bahwa bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa kaya yang dapat meneroka ilmu, teknologi, agama, dan budaya untuk kemajuan bangsa. Akan tetapi,  pemerkayaan yang diiringi dengan penguatan fondasi kaidah bahasa Indonesia akan mengarahkan kita pada cita-cita tersebut. Mari memperkaya bahasa Indonesia dengan memanfaatkan potensi struktur bahasa yang telah ada. (AS, 2019)
Terakhir, penulisan judul dengan huruf kecil semua "katariqsasi", bukan "Katariqsasi". Untuk memaksudkan bahwa platform ini sengaja dibuat untuk keperluan tulisan bebas, sebagai bentuk latihan dan mengasah kemampuan, sambil berbagi informasi dengan cara bebas dan tidak kaku.
2 notes · View notes
ejharawk · 11 months ago
Text
10 wangsit dari tepi sungai Cileuleuy
Tumblr media
Diyakini sebagai salah satu agama asli masyarakat di tatar Sunda, para penghayat kepercayaan Budi Daya mengharapkan perlakuan yang setara dengan para penganut agama lain di Indonesia.
Sejak Nusantara terbentuk dan berpenghuni berabad-abad silam, para penghayat kepercayaan Budi Daya di Kampung Cicalung, Lembang, Jawa Barat, meyakini nenek moyang mereka yang mendiami tatar Sunda telah mengakui eksistensi Tuhan Yang Maha Esa.
Keyakinan tersebut bisa dilacak dalam penyebutan Tuhan melalui penggunaan bahasa Sunda kuno dari era pra-Hindu, sebelum dipengaruhi bahasa Sanskerta, Arab, dan bahasa-bahasa asing lainnya.
Beberapa sebutan untuk Sang Pencipta adalah Hyang (Tuhan, yang diagungkan), Hyang Manon (Yang Maha Tunggal), Sang Hyang Kersa (Yang Maha Kuasa), dan Si Ijunajati Nistemen (Maha Pencipta).
Karenanya, Engkus Ruswana (62) selaku Ketua Organisasi Penghayat Budi Daya menolak tegas jika mereka dianggap sebagai penganut animisme dan dinamisme.
"Istilah itu sebenarnya didengungkan oleh para antropolog Barat untuk melecehkan agama nenek moyang kita. Karena mereka tidak memahami upacara ritual yang dilakukan, dipikirnya itu upacara menyembah roh halus dan kekuatan gaib," kata Engkus.
Keyakinan yang sempat terkikis dan menghilang tersebut kemudian diwartakan kembali oleh Mei Kartawinata setelah menerima Dasa Wasita atau 10 Wangsit. Kejadian turunnya wangsit berlangsung di tepi Sungai Cileuleuy, Kampung Cimerta, Subang, pada 17 September 1927.
Mei Kartawinata (1 Mei 1897 - 11 Februari 1967) menyebut hasil penggaliannya terhadap ajaran leluhur di Bumi Parahyangan dengan istilah pamendak alias temuan terhadap kepercayaan para leluhur.
Walaupun menolak disebut sebagai sinkritisme, Engkus tidak menampik jika ajaran Budi Daya banyak bersinggungan dengan budaya dan tradisi masyarakat Sunda.
Ini terlihat dari inti ajaran Budi Daya yang mengajarkan konsep cara pandang hidup orang Sunda bernama "Tri Tangtu". Isinya tentang wawasan atau tuntunan menyangkut diri manusia sebagai makhluk pribadi, sosial bermasyarakat, dan ber-Tuhan.
Ada banyak nama yang disematkan untuk ajaran Mei Kartawinata. Di luar Aliran Kebatinan Perjalanan (AKP), Agama Perjalanan, dan Agama Buhun, orang-orang mengenalnya sebagai Agama Traju Trisna, Agama Pancasila, Agama Petrap, Agama Sunda, Ilmu Sejati, Permai, atau Jawa-Jawi Mulya.
Mereka yang hendak melecehkannya cukup menyebutnya "Agama Kuring".
Dalam bahasa Indonesia, Kuring adalah kosakata untuk "Aku" atau "Saya". Prosekusi label "Agama Kuring" mengarah pada usaha mendiskreditkan pemeluk agama ini sebagai penganut agama semau gue.
Tumblr media
Agama-agama leluhur orang Sunda sangat menghormati alam sebagai pusat kosmologi adat dan kepercayaan paling signifikan.
Bagi para penghayat, alam semesta adalah tempat belajar dan menghayati segala keteraturan. Gunung, lembah, air, api, tanah, angin, dan segala mahluk hidup menjalankan kodratnya untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia.
Karenanya, Mei Kartawinata meletakkan alam sebagai "kitab suci". Alam adalah kumpulan tulisan Tuhan yang tidak bisa dibuat oleh manusia, berlaku universal, dapat dipelajari oleh semua makhluk tanpa membedakan usia, agama, bangsa, ras maupun gender.
Dalam prosesnya, Mei Kartawinata mendirikan wadah untuk menampung para pengikut atau penghayat ajarannya yang namanya kerap berubah-ubah.
Pertama membentuk Perhimpunan Rakyat Indonesia Kemanusia'an sehingga ajarannya disebut Kemanusa'an. Setelah Indonesia merdeka dan bersiap melangsungkan pemilihan umum pertama, Mei ikut mendirikan Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai).
Usai pelaksanaan Pemilu 1955, nama tersebut berubah menjadi Organisasi Perjalanan alias Lalampahan.
Sepeninggal Mei Kartawinata, terjadi konflik internal yang membuat anggota terpecah menjadi beberapa organisasi yang melahirkan AKP, Budi Daya, dan Aji Dipa. Tidak ada perbedaan esensial antar tiga organisasi ini karena sumber ajarannya sama.
Menurut keterangan Engkus, Budi Daya sebagai organisasi terbentuk sejak 1980. "Pada era 1950-an ketika ramai pemberontakan DI/TII, kami juga disebut Agama Buhun, Agama Pancasila, dan Agama Kuring," imbuh Engkus.
Pertemuan kami dengan Engkus yang selalu terlihat mengenakan totopong (ikat kepala khas Sunda) berlangsung di Bale Pasekawan Waruga Jati, Kampung Cicalung, Lembang, Jawa Barat (3/3/2018).
Rute menuju kampung tersebut adalah jalan selebar tiga meter yang diwarnai tanjakan dan turunan. Sejauh mata memandang, terlihat bebukitan dan hamparan tanah yang ditanami beragam jenis sayur-sayuran, seperti terong ungu, brokoli, cabe rawit dan kriting, sawi putih, buncis, labu, timun, dan selada.
Bagi warga penghayat di Kampung Cicalung yang berjumlah 78 orang, Bale Pasekawan bukanlah rumah ibadah, tapi tempat pertemuan atau berkumpul alias ngariung dalam bahasa Sunda.
Tempat yang jadi pusat kegiatan para penghayat Budi Daya ini diresmikan pada 17 Mei 2012 oleh Bupati Bandung Barat H. Abubakar.
Luas Bale Pasewakan 1.400 meter persegi yang terdiri dari dua bangunan utama. Ada aula seluas 9 x 11 meter persegi dan panggung seluas 48 meter persegi.
Selain jadi tempat mengajarkan pelajaran Budi Daya sebagai pengganti pelajaran agama di sekolah bagi siswa SD, SMP, dan SMA penghayat kepercayaan, gedung ini kerap pula menampilkan pentas kesenian, seperti degung, jaipongan, salendroan, dan wayang.
Tumblr media
Tidak heran jika terdapat alat musik tradisional seperti gendang, gong, dan gamelan di dalam Bale. Mereka yang ingin memanfaatkan Bale tidak harus para penghayat Budi Daya.
"Asal kegiatannya untuk kemaslahatan warga desa. Bukan kegiatan untuk politik praktis macam kampanye," tutur Ondo (52), salah satu penghayat saat kami temui di Kampung Cibedug yang berjarak sekitar 6,9 kilometer dari Cicalung.
Di kampung itu, terdapat Bale Pasewakan Rasa Jati yang usianya lebih tua karena berdiri sejak 1951. "Dulu bentuknya hanya gubuk bambu. Lama-kelamaan menjadi bangunan permanen seperti sekarang," jelas Ondo.
Adapun kegiatan yang sering berlangsung di Bale Pasewakan, antara lain peringatan turunnya wangsit kepada Mei Kartawinata pada 17 September, tahun baru dalam sistem kalender Jawa (1 Sura), dan renungan malam 1 Juni yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila.
Menganut kepercayaan yang diyakini milik nenek moyang di negeri ini ternyata tak semudah membalik telapak tangan.
Berbagai perlakuan diskriminasi dari masyarakat telah mereka rasakan. Apesnya lagi, negara turut melanggengkannya melalui berbagai peraturan yang mengikat secara yuridis, alih-alih memenuhi hak para penghayat kepercayaan sebagai sesama warga negara.
Misalnya kejadian yang dialami Asep Setia Pujanegara (47) ketika menikahi Rela Susanti (41) pada 23 Agustus 2001.
Kukuh ingin melaksanakan pernikahan seturut keyakinan penghayat, pernikahan mereka tidak mengantongi Akta Pernikahan dari Kantor Catatan Sipil.
Merasa haknya sebagai warga negara tidak dipenuhi, Asep mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung.
Gugatan pasutri ini kemudian disetujui PTUN tertanggal 25 April 2002. Perkawinan yang dilangsungkan dengan cara adat Sunda itu dapat dicatatkan di Kantor Badan Kependudukan dan Catatan Sipil (BKCS) Kabupaten Bandung.
Pun demikian, Mahkamah Agung tetap bergeming. Asep bersama istri harus menunggu hingga terbitnya Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Hal itu membuat akta kelahiran anak pertama mereka hanya bisa mencantumkan nama ibu dan tidak memiliki hubungan hukum keperdataan dengan ayahnya. Dengan demikian, buah cinta pasangan ini dianggap sebagai anak yang dilahirkan di luar perkawinan.
Pada saat UU Adminduk disahkan, terjadi lagi problem teknis dalam pelaksanaan. Nama ayah hanya ditambahkan dalam catatan pinggir yang dituliskan di bagian belakang alih-alih pembaruan akta lahir.
"Alasannya menurut saya sih tidak masuk akal. Karena masalah nomor registrasi tidak boleh ganda," ujar Asep yang menjabat sebagai penanggung jawab pendidikan bagi warga penghayat kepercayaan Budi Daya.
Padahal menurut Engkus, nomor registrasi tak perlu diperbarui. "Cukup lembaran blangko akta kelahirannya saja yang dibuat baru dengan menambahkan nama ayah bersanding dengan ibu."
Tumblr media
Engkus juga pernah jadi korban diskriminasi saat ibundanya meninggal di Desa Panjalu, Ciamis, Jawa Barat. Warga sekitar menolak jenazah almarhumah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) karena dianggap tidak beragama.
"Kata mereka, 'Ini khusus kuburan orang beragama, yang tidak beragama tidak boleh.' Setelah melalui rapat desa, diputuskan jenazah harus disalatkan, baru boleh dikuburkan," kenangnya.
Diskriminasi di sektor pendidikan berlangsung lebih lama lagi. Keturunan para penghayat kepercayaan dipaksa memilih pelajaran agama yang diakui negara.
Regenerasi penghayat jadi terhambat karena kebanyakan anak-anak tidak mengikuti penghayat kepercayaan orang tuanya.
Siswa penghayat kepercayaan juga kerap menjadi sasaran perundungan di sekolah dalam bentuk verbal. Akibatnya siswa bersangkutan meminta pindah sekolah karena tidak tahan jadi sasaran bully.
Setelah sekian lama berjuang, mulai 2016 keluar keputusan Kemdikbud yang menyatakan bahwa murid-murid penghayat kepercayaan mendapatkan pelajaran rohani sesuai kepercayaannya.
Berhubung tidak semua sekolah memiliki guru agama dari kalangan penghayat --karena teknis dan kurikulumnya masih dibahas, beberapa siswa dikembalikan ke organisasi atau komunitas penghayat kepercayaan untuk mendapatkan pelajaran keagamaan.
Asep salah satu yang mengabdikan diri sebagai guru pengajar penghayat kepercayaan. "Untuk sementara saya mengajarkan mata pelajaran untuk semua jenjang pendidikan dari SD hingga SMA. Pelajaran biasanya berlangsung setiap hari Minggu di Bale ini. Panduannya sudah ada. Sisanya saya gabung dengan buku-buku karya Pak Mei Kartawinata."
Seiring dikabulkannya gugatan uji materi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan perihal Penganut Kepercayaan oleh Mahkamah Konsitusi (7/11/2017), Engkus berharap tidak lagi ada perbedaan dan diskriminasi terhadap warga penghayat kepercayaan.
"Kita semua punya hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Selama ini penghayat kepercayaan selalu dianggap lebih rendah. Hak-hak pelayanan sosial untuk kami selalu terkebiri," katanya.
Padahal, kata Engkus, jika berkaca pada sejarah, perlakuan semacam itu sebenarnya dilakukan oleh penjajah untuk merendahkan bangsa kita.
2 notes · View notes