Tumgik
#batas senja
afrianajeng · 1 year
Video
youtube
Untuk melengkapi postingan sebelumnya maka tak lengkap jika tidak mendengarkan lagu yang dirilis tahun ini oleh Batas Senja. 
Bertukar cerita Hingga lelap mata Lalu datang pagi, kau memasak, ku bekerja
Semoga kau dan aku, kelak berlindung dibawah satu atap. Di rumah tempat kita akan menetap. Saling menaruh harap agar mengubah yang ganjil menjadi genap. 
Pagi hari, kita duduk di teras rumah sambil mendegarkan lagu favorit kita. Kemudian, kamu mencicipi masakan yang baru kupelajari sebelum bekerja.
Malam tiba, kita bercengkerama di ruang keluarga. Bertukar cerita sambil menimang buah hati kita. Saling memeluk saat dunia sedang jahat-jahatnya. Dan, mari beritahu semesta bahwa kita sangat bahagia.
3 notes · View notes
stetoskoplangit · 1 year
Text
Mudah-mudahan nanti kita bisa mencapai keadaan atau situasi yang diharapkan, di mana kita dapat hidup bahagia dan harmonis bersama. Ungkapan 'nanti kita seperti ini' mungkin menggambarkan gambaran kehidupan yang diidamkan, di mana kita bisa saling mencintai, mendukung, dan tumbuh bersama dalam suatu hubungan yang sehat dan penuh kebahagiaan
0 notes
absurdismee · 6 months
Text
Puan..
Kau lestari dalam anganku, terpatri dalam seluk beluk urat nadiku, menggerutu merdu dalam pusara logikaku, menyeruak indah pada titian frasa intuisiku, tertawa syahdu diambang batas niscayaku. Kubiarkan kau berbaring tenang disana, kuabadikan tentangmu sebagai pijar bintang berpangku sukma.
Puan..
Jika cinta ini lautan hina, akankah kau bumi dengan samuderanya?. Jika kau biru segara, apakah bagimu cintaku ini merupa bencana?. Sejauh gurat yang kubaca, tintamu tetaplah gemercak rancu yang menghujamiku dengan rangkaian tanya tanpa susunan aksara. Sejauh hati ini merasa, megamu merundung angkasa bercampur mendung dan badai. Sedang aku langit dengan pasak rapuh yang dengan lancangnya mencoba mendekapmu penuh.
Kau terluka, dan aku lumpuh..
Sebab itulah aku pergi, tapi lubuk hati terdalamku tak pernah sedikitpun membencimu. Kau tetaplah rangkaian bunga yang melingkari pergelangan lenganku. Namun kini ia merupa ungkapan kasih yang sudah tak mampu kuemban lagi hanya dengan sebatas sabar. Ia merupa sajak-sajak kecemburuan, senandung bait-bait keikhlasan, deburan ombak tanpa teguran yang kelak kan menghantam. Ia bara api yang takut kedinginan tuk membakar, dan larik puisi yang dengan pengilhaman tidak untuk diprosakan.
Puan..
Aku mencintaimu dengan penuh ketakutan dan sadar. Namun jika mencintaimu dalam kediamanku membuatmu merasakan arti kedamaian, maka biarkan aku mewakilkan angin untuk membelai wajahmu dari kejauhan. Jika setulus juangku kau anggap tak lebih dari debu jalanan, biarkan aku menjadi hamparan angan yang bahkan tak tampak dalam harapan, hingga kemudian hilang.
Orang-orang kan berlalu lalang, tapi kau akan tetap terpatri dalam ingatan, mengalun indah pada tiap melodi memori yang terlinimasakan. Sebab cinta itu rumit, karenanya kepala ini merunduk kikuk. Maka puan, jika kepergianku ialah senja yang mampu untuk kau nikmati jingganya, biarkan aku terbenam dalam sore yang menunggu malam memadam. Bahkan bila mencintaimu bermaknakan untuk mengajariku penyesalan, maka biarkan aku menyesal dalam keabadian.
Puan...
Sebab aku merasa, menjadi mentarimu terlalu lancang bagiku. Siapalah aku ini. Sungguh tak layak bagiku menggerutu, memintamu mengorbit bintang katai merah tua renta yang tak tahu malu. Cahayaku terlalu redup untuk sekedar menghangatkan dinginmu. Gemerlap keberanianku telah terhisap kegelapan lubang hitam yang kau ramu.
Sejauh kata terucap, nafasmu pun masihlah hembusan keyakinan yang kuanggap tabu. Sepelik inikah berdamai dengan masa lalu?. Rasanya ingin kuingkari saja kenyataan bahwa kau disana, terbakar lalu lebur mengabu. Sesulit inikah mengubur sajak-sajak cinta yang pernah tumbuh sepenuh untukmu?. Rasanya ingin kubungkam saja seluruh pujangga dengan segala omong kosongnya perihal cinta dan rindu.
Puan...
Kini larik puisi kehidupanku telah runtuh. Bagai reremahan pecahan kaca yang basah menggunung, sedang kau di dalamnya, diam termangu tanpa ada sedikitpun keinginan mencipta lagi percikan getaran hati yang telah terbunuh.
Larik itu sudah tak indah lagi, bahkan sejak dari dulu kau tahu itu kan?. Ia telah gugur, bak dedaunan yang kalah dengan musim, kesusahan mempertahankan asupan klorofil yang tersalur. Selepas pergimu, kini ia mulai menguning, dan waktu kan menghukumnya hingga kering.
Meski aku kembali, binar matamu pun telah berbeda, sebab kini bagimu ada-ku hanyalah pupuk kompos yang menyuburkan kelopak bunga egomu. Namun bagaimanapun juga aku telah puas, sebab telah mengerti bahwa aku bukanlah lebah yang kau mau.
Untukmu yang takkan kembali,
kututup kisah ini dengan bab keikhlasan
dengan berat hati kuucapkan; Selamat jalan...
Kudoakan segala tentangmu selalu berpayungkan kebahagiaan.
V N B
43 notes · View notes
menjadisederhana · 2 months
Text
Tumblr media
Tidak apa-apa jika orang lain memanggilmu dengan sebutan aura maghrib. At least, you have to be proud. Karena aura maghrib mashaAllah bisa semanis ini 🥰
وَأَصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَوَةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَوَةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ، عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَلَهُ وَكَانَ أَمْرُهُ، فُرُطًا
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan- Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS. Al-Kahfi : 28)
9 notes · View notes
coretan-sn · 8 months
Text
Masih Tentang Rumah
Hai mas, jikalau tulisan ini sampai denganmu aku harus berbicara jujur.
Hai mas, sebelumnya dari lubuk hati terdalam aku minta maaf sekaligus berterima kasih kepadamu. Minta maaf karena mungkin tuntutanku terlalu tinggi dan terima kasih karena berusaha memenuhinya.
Mas, aku juga belum tahu kapan bertemu denganmu dan kapan kita mewujudkan rumah impian itu. Di tahun ini usiaku genap seperempat abad, bagi sebagian orang desa menganggap sudah terlalu tua dan mereka kerap menagihku untuk segera menikah. Sedangkan saat ini tanda-tanda kedatanganmu belum terlihat.
Mas, aku sudah berusaha meperbaiki yang pernah retak, menyembuhkan luka-luka, dan segala menyakitkan yang akan kuberitahu jika kita sudah bertemu. Apabila nanti aku memilihmu, tandanya kamu adalah harapan sekaligus mimpi dari seorang gadis pemilik masa lalu dengan sepaket traumanya.
Bukan berarti aku berharap kamu akan membahagiakan atau menyembuhkan sakitku, tidak pernah aku berfikir demikian. Percayalah aku sudah mati-matian untuk menyembuhkan berbagai trauma ini, aku hanya tidak ingin merepotkanmu mas.
Aku ingin kamu membimbing dunia akhiratku, membantu menyelesaikan keputusan-keputusan kecilku, adil terhadapku dan keluargamu, mendengarkan keluh kesalku, dan yang terpenting kamu tidak tergiur dengan perempuan lain yang mungkin lebih cantik dariku.
Oh iya jika nanti rumahku dan rumahmu berjauhan, ku mohon berikan aku izin jika orang tuaku merindukanku dan cucunya ya.
Aku ingin rumah dimana energi ku tidak terkuras, tapi bertambah. Permintaanku sederhana bukan? Tapi aku yakin di perjalanan kita nanti nyatanya tak sesederhana itu. Tapi kamu tetap menyakinkanku bahwa semua baik-baik saja dan mudah melewati semuanya.
Sebenarnya aku sudah tidak sabar. Apakah kedatangamu masih lama? Semoga kita dipertemukan dengan iman dan impian yang sama, untuk mengusahakannya, semoga Allah selalu memudahkan.
Mas, aku bukanlah perempuan dengan segala previlage tapi aku suka belajar dan berusaha menjadi baik. Nanti, kita bersama-sama untuk saling meperbaiki diri dan melengkapi kerkurangan ya
Mas, biarkan aku terus percaya jika rumah idaman itu nyata di dunia maupun di akhirat.
Mas, rumah yang sedari kecil aku impikan memang benar akan terwujud denganmu kan?
Mas jangan lama-lama!
10 notes · View notes
catatansingkatku · 4 months
Text
senin, 13 Mei 2023;
sepertinya ini menjadi pertama kalinya di akhir aktivitas harian saya, saya bilang,
"gk nyangka ternyata hari ini bisa terlewati juga, seneng banget rasanya bisa ngelewatin hari ini"
biasanya saya mulai aktivitas di jam 8 atau 9 pagi, tapi di hari itu saya berangkat jam 11 siang. biasanya saya semangat untuk memulai aktivitas, tapi di hari itu rasanya gk ada gairah untuk sekedar siap-siap berangkat. akhirnya di jam 10 mengusahakan untuk siap-siap, mencoba tampil baik dan menggunakan make up dengan harapan bisa memperbaiki mood pagi hari.
dan ini juga menjadi pertama kalinya sejak Agustus 2023-saya harus bolak-balik lab untuk tugas akhir, di detik-detik berangkat rasanya saya pengen nangis. akhirnya mencoba untuk menahan diri sambil bilang, "duh udah make up-an, tahan-tahan, ntar make up nya rusak" hufttt... ternyata berguna juga full make up untuk aktivitas harian yang melelahkan ini.
rasanya pagi itu semangatnya hilang entah kemana, pikiran terus berisik kemana-mana. rasanya seperti hilang harapan (emang suka lebay kalau dipikir-pikir😩). tapi akhirnya tersadarkan, ini tidak akan ada kemajuan kalau saya hanya jalan di tempat, sampelnya tidak serta merta murni dengan air mata yang dikeluarkan. semua tidak akan terlewati kalau tidak dicoba untuk berjalan melewatinya (walaupun hanya selangkah demi langkah kecil).
semangat ya Daa, walaupun harus menghabiskan waktu dari pagi sampai malam di lab, tapi selalu ingat pesannya, "jangan pernah menyesali dan jangan sampai kehilangan makna-makna terindah dari masa-masa itu. semua adalah proses dan semua akan berlalu seiring senja yang menjauh, bertemu dengan hari-hari besar lainnya. libatkan Allah dalam setiap langkah ya".
Allah gk akan pernah ingkar, ujian apapun yang hadir dalam hidup tidak mungkin melampaui batas kemampuan hamba-Nya, asalkan ia mau dan berusaha untuk menghadapi juga melewatinya.
selamat yaa sudah berhasil melewati salah satu hari berat dari 365 hari yang diberi✨️✨️
6 notes · View notes
lamyaasfaraini · 10 months
Text
Day 30 - A song you never get tired of
30 days song challenge
Gaberasa udah 30 hari aja ikutan challenge ini! Seruuu yah jadi nostalgia sama lagu2nya sambil mikir yg match sama temanya hihi.. Challenge terakhir nih!
Wah apa aja yah bingung. Banyak soalnya.. Terbukti kan penyuka lagu lama jadi playlistnya ya lagu2 dulu berarti ngga pernah cape/bosen dengerinnya dong hehehe
Gapernah bosen sih dengerin warning sign mah! Lagi ngga galau juga rasanya pengen on repeat terus sambil nyanyi lalu tiba2 sedih, wkwk yagajugasich
Cuma satu2nya lagu melody's echo chamber yg gapernah bosen dengerinnya. Eh emg cuma tau satu lagu aja sih dr band ini haha. Luvvvv sekali!
Kesukaan bgt ini Sunday morning. Pas bgt diplay kalo lg hujan pagi2 trus pas minggu pula haha biar sesuai judul. Bisa diulang2 muluuu inimah
Ooo.. Oowww.. Lagu Padi terfavvv gapernah bosen juga. Dari dulu pas kelas 2 SMA udah candu, sampe skrg masih sama hwhwhw
Album Dunia Batas mah ngga ada yg gagal smua tracklistnya. Walupun beberapa lagu nyomot dari album pertama yg self titled. Lagu Menuju Senja ini sipaling gapernah bosen dengerinnya.
Payung teduh! Tau band ini dari acara Radio Show Tvone. Ih dulu mah ada acara bagus gitu ya, band2 indie dikasih acara di tv lokal manggung live trus ada interviewnya jg. Langsung jadi acara fav, kalogasalah circa 2012 deh lupa. Burger kill, Gugun blues Shelter, Dialog Dini Hari, The Sigit ah msh bnyk lg bnyk bgt.. Tapi sayang acaranya sebentar ngga bertahan lama, krn Tvone fokusnya sama berita aja keknya. Pas liat Payung Teduh, ih apanih meni syahdu lagu2nya haa.. Yg self titled itu ada Amy, Kita Adalah Sisa-Sis Keikhlasan Yang tak Diikhlaskan, Cerita Tentang Gunung dan Laut. Yg kojonya sih Resah yaa sampe masuk di album Dunia batas jg. Tapi yg paling candu menurutku sih yaa Menuju Senja! Nonton Live mreka wkt Is belom keluar, disuruh duduk sama Is menikmatinya sambil sing along~
4 notes · View notes
cahangoon · 9 months
Text
Kita dalam pusaran kata kata tanpa jeda, mengeja semua tanda, merangkai irama dalam gelap yang semakin gulita.
Malam yang tak pernah kelam membawa bayang dalam kenang, seolah pagi kan datang membawa damai tenang.
Riuhnya suara membawa kata, bisik dalam berisik membawa ingatan dalam kehangatan.
Kita dalam pusaran kata tanpa tepi, mengeja semua aksi, merangkai jejak kaki dalam hujan yang semakin deras.
Siang yang riang membawa kenang dalam senang, seolah senja pergi bersama matahari dalam indah batas tepi.
Semerbak wangi membawa janji, dalam kata. Inilh pusaran kata kita. Bersama bersua dalam cinta yang kan kekal abadi
2 notes · View notes
menjadikuat · 10 months
Text
Semoga, nanti kita seperti ini. 47.
Tulisan ini sengaja aku tulis untukmu, lagi. Dengarkan aku, sejujurnya memang aku tidak memintamu untuk harus selalu memberiku kabar setiap waktu. Berilah aku kabar di waktu tertentu kapanpun kamu mau. Namun bukan berarti aku tidak diizinkan untuk tidak tahu kegiatanmu setiap harinya, tetap buatlah aku merasa dihargai dan dianggap "ada" sebagai teman spesialmu. Sejujurnya itu sama sekali tidak menjadi masalah untukku. Marilah kita sibuk dengan keharusan kita masing-masing. Satu hal yang hanya aku inginkan, sewaktu kita tidak bersama, kita tetap sama-sama saling merasa memiliki, karena pertemuan itu tidak menjadi sebuah keharusan untukku. Lakukanlah apapun yang ingin kamu lakukan asalkan tidak memberatkan satu sama lain. Untuk saat ini, aku begitu paham mungkin namaku belum menjadi prioritas utamamu. Barangkali urutanku masih jauh di atas masa depanmu, terutama kebahagiaan keluargamu. Tapi jika masih ada aku salah satunya, maka akan kutemani selalu, pahit getirnya perjuanganmu. Jika nanti di tengah perjalanan banyak api yang menyambar, aku inginnya kita selalu sepakat untuk saling berdiskusi dan menyelesaikan, bukan saling meninggalkan. Tolong jangan saling bungkam, apalagi tiba-tiba pergi dan menghilang. Tolong tetap berbagi cerita perihal apapun itu. Aku selalu ingin mendengarkannya darimu. Akupun di sini berjuang untuk memantaskan diriku untukmu. Menjadi wanita yang nantinya akan kamu pilih ketika semua impianmu tercapai. Aku akan selalu berusaha untuk itu, namun jika pada akhirnya usahaku belum berhasil, barangkali kamu boleh menentukan pilihan akhirmu dengan siapapun nanti. Aku akan turut bahagia. Nanti marilah ciptakan keluarga yang harmonis, karena aku tahu masing-masing dari diri kita tercipta dari keluarga yang hancur ruah. Banyak luka yang cukup membuat kita sama-sama trauma, untuk itu marilah perbaiki di kehidupan selanjutnya. Marilah belajar menjadi orang tua yang supportif, menciptakan keluarga yang hangat. Mungkin nanti aku akan memintamu belajar bagaimana menjadi Ayah yang manis untuk anak perempuanmu. Begitu dengan aku, belajar bagaimana menjadi Ibu yang sangat disayang oleh anak lelakinya nanti. Marilah wujudkan khayalan itu menjadi kenyataan. Menyantap nasi goreng dalam satu meja makan yang sama, bertukar cerita sampai semut di dinding pun cemburu dengan kehangatan keluarga kita. Kamu mau kan wujudkan itu dengan bersama-sama? Tolong tetap temani aku, ya? #ralat, aku tidak mau mewujudkan itu denganmu, karena kamu bajingan sekali. brengsek, aku sangat amat membencimu. Depok, 4 Desember 2023.
2 notes · View notes
silminadilah · 11 months
Text
Late night November note
Menjadi dewasa di era ini ternyata tidak se puitis masa lalu. Pada buku buku lawas yang kubaca, sangat kental romansa pada setiap kejadian. Pemaknaan yang utuh akan kejadian yang bukan melulu senja, sesederhana menonton televisi, daun jatuh, hingga tentu patah dan jatuh hati, kerap disebut dalam tulisan tulisan indah.
Rindu sekali aku pada masa masa dimana imajinasi, intelektual, dan 'taste' seseorang tercermin dalam tatanan kata yang belum ada baku nya. Mungkin manusia masih menyusun standar formal terbarukan, mungkin juga aku hanya baru memahami kepantasan sebenarnya memang sudah disetujui diam diam melalui kesepakatan yang sunyi.
Menjadi dewasa di era ini tetap sama juga. Mengenali bahwa rasa mungkin tidak selalu ada, tapi kita bisa bersama sama mengupayakannya dengan sikap dan pengorbanan dan tanggung jawab. Dimana perkara tidak lagi sebatas kebutuhan dipahami, tapi makna yang lebih luas seperti kebermanfaatan dan kesempatan aktualisasi diri. Terdengar terlalu berambisi? Tidak juga, memang begitu seharusnya. Manusia, selain terpuaskan dengan perasaan yang diterima dari orang lain, perlu juga merasa dirinya sudah berbuat "banyak" Yang membuatnya merasa pantas untuk "berisitirahat".
Di masa dewasa ini, setelah berkali cerita dibacakan kembali, semakin aku memahami bahwa kekayaan tanpa batas itu bukan ada dalam angka, tapi waktu, kesempatan, serta kecerdikan yang bertemu adab yang baik.
Di masa ini, harapku menjadi semakin sederhana. Izinkan aku bertemu dan erat dengan dua jenis orang dalam hidupku. Pertama, orang yang akan mendukung dan mengarahkan pendapat dan ambisiku. Kedua, orang yang aku "tanamkan" Nilai nilai baik pada dirinya. Ia akan bertumbuh bersamaku alih alih aku mengajarinya.
Di masa ini, sungguh syukurku amat banyaak, ingin sekali memaknai syukur dengan cara berbeda. Lebih berbahagia dan bijak akhlaqnya..
Sentul, 5 November 2023
(03:10 am)
5 notes · View notes
iffanf · 1 year
Text
Cerpen: Pertahanan Diri
Siang itu ia datang memberi semangat dengan suara lembutnya. Sangat lembut hanya kepada ku, tidak yang lainnya.
Malam itu ia menyapa dengan bahagia. Membisikkan kata-kata penuh rasa.
Pagi itu dengan senyumnya, mencoba berbicara. Hanya empat mata diantara banyak hiruk pikuk lainnya.
Senja itu ia berikan ruang waktu spesial, untukku rehat dari melelahnya aktivitas padat.
Sore itu ia ulurkan tangannya, menyambutku untuk membantu. Meski tangannya tak ku gapai, sungguh baik, ya.
Hari-hari itu aku berdoa, ditegapkan langkahku, diluruskan kembali ke jalur kepercayaanku, diingatkan peganganku, dikuatkan pendirianku, ditambahkan lagi nilaiku, dimajukan prinsipku. "Jangan oleng, jangan tumbang, jangan hanyut," kataku, atas banyak macam rayuan, yang tak tahu kemana arah tujuan. Searahkah? Berada dijalan yang sama kah? Setujuankah?
Ku perhatikan tiap-tiap langkahnya, batas-batasnya, hari-hariannya, sepertinya frekuensi kita berbeda. Sinyalnya ku terima, tapi banyak semutnya.
Jika lah aku lupa meminta kepada Nya, mungkin aku tersesat diantara gelombang isyarat semu sementara atau tentang kode salah terka.
Perasaanku, ku lawan dengan pikiran. Kami mengobrol tapi tidak berbicara. Kami beradu namun sunyi sekali. Kami berdiskusi, bermusyawarah dan bermediasi. Akhirnya kami sepakat tanpa berjabat. Pikiranku menang, menolong hati yang sempat menabrak pembatas jalan.
Indahnya untuk diselesaikan, diikhlaskan dan meridhoi semua perasaan. Berakhirkan?
2 notes · View notes
yusmi030602 · 1 year
Text
“Ada rasa, cinta Dan cita di sini
Oleh: Fazlur Rahman Maloko
(Ajju)
Tumblr media
Mimpipun kadang aku tak berani
Sederet langkah hanya aku ayungkan antara bibir pantai Dan halaman rumah
Aku tau,
Aku hanya anak nelayan Yang sekedar tau tentang asinnya laut Dan teriknya panas
Pagi itu.
Kala matahari menderang, suara ombak memecah
Bertanda, aku aba Dan para nelayan akan kembali bersua dengan samudera
Meliuk mendayu dengan biduk kecil melawan arus gelombang tak menentu
Aku masih takut bermimpi.
Sinar siang memecah kepalaku
Mengiris kulit, menyengat membakar sekujur tubuh
Aku tak peduli, ini hidup kami
Yang tak harus mati oleh keluhku
Ku pandang wajah tua renta itu
Sosok lelaki pemberani
tak gentar dengan buasnya samudera
Kadang ku meneteskan air mata, menangis memecah dada.
Entah sampai kapan ku biarkan dia berjuang melawan hidup.
Pagi, siang hingga malam
Bibir pantai tanah ini tak pernah sepi
Kami bersorak ria, memendam haru
Kala sekeranjang berkah bendayuh lembut di kepala perempuan lusuh itu.
Dia Ibuku. Ku panggilnya Amma/mama
Ku bisik diriku.
aku terlahir dari Rasa Dan Cinta di tanah ini
Mereka mengajariku tentang arti nafkah Dan berkah
Bahwa selembar rupiah itu ada dimana-mana.
Membuat citaku kutenggelamkan dalam samudera
Aba, amma
Aku masih takut bermimpi
Mimpi untuk setiap doa yg kalian usahakan
Mimpi untuk menyelimuti dingin mu
Mimpi untuk meneduhkan tubuhmu dari sengat matahari
Mimpi soal menenangkan renta mu di kasur yg empuk
Aku takut karena rasa dan cinta
Petang itu, ku kabari pada alam
Ku tatap senja itu perlahan menghilang
Saat malam akan tiba Dan sore mulia menepi
Saat itu ku keluhkan kesah ku pada setiap butir pasir yg ku genggam…
Sukses itu harapan, dan cita, Yang ada karena Rasa Dan cinta.
Aku yakin,
Tanah ini, laut ini
menyimpan banyak cita Yang belum ditunaikan
Di setiap ujung perahu-perahu itu menancap sejuta harapan
Dalam setiap tatapan ada banyak mimpi Yang harus di urai
Mama, Aba
Aku anak mu
Yang ingin bertoga wisudah di depanmu
Ingin melabuhkan perahu itu pada harapan
Mendekatkan tatapmu pada mimpi
Mengurai cita tumbuh di tanah ini
Ku mohon doamu menjadi penasehat jalanku
Subuh itu
tangis haru tak terbendung
Kata terbata-bata dalam nasehatmu
Langkah terbata menjinjing koperku
Lemah tanganmu menepuk ku
Mendekati bibir pantai itu
Kau menatapku, melepas ku perlahan
Menuai citaku
setalah kau ajarkan aku tentang rasa dan cinta
Ku teguk telaga laut yg asin itu
Asin yg tak asin
Sebagai bingkisan ku untuk berjuang
Langkah kananku menginjakan biduk ini
Perlahan ku berjarak
Kain lusuhmu kau biarkan basah mendayu
Sedihku pecah, kala matamu mulai meleleh
Cita itu ku bawa
Cita itu ku genggam
Assalamualaikum kota daeng
Ucapku terbata,
anak nelayan yg hijrah
Dari tempat gersang Yang keras aku terlahir
Citaku membawaku ke sini
Ku kira ada desah ombak di sini
Teriakn suara pagi yg khas disni
Ternyata hanya klakson kendaraan Yang saling bersahutan
Aku seperti asin,
tapi memang aku bau asing
Ditengah wewangi kota Yang padat
Cita itu
Masih tertata rapi dalam genggaman
Tetap ku tulis dalam setiap tapak kaki
Akan ku coret di setiap dinding-dinding kelas.
Agar dunia tau, aku adalah anak pana tanah ini, anak pana doa emma, aba
Kisah citaku mulai ku arungi
Adzan Subuh menampar mataku
Menarik ku dari tidurku
Membawaku menjemput pagi di kota
Sejenak ku tunaikkan doaku di atas sajadah
Ku harap doa membantuku dalam citaki
Suar bising mesin dimana-mana
Bunyi sentakan kaki dan teriakan saling bersahutan
Hari pertamaku berjuang
ku tertawa dengan air mata dan Bisikku..
TUHAN, ternyata tak ada meja makan di sini
Meja makan yg biasa dipenuhi sarapan pagi hingga makan malam
Kota memang ramai
Ku kenakan kemeja lusuh ku
Menjinjing beberapa buku
Tak peduli dengan gaya kota
Perlahan ku menyusur lorong Demi lorong
Setelah ku teguk sisa air semalam
Agar keringatku tak dingin karena kelaparan
Oto bemo (kami menyebutnya) PT PT
Membawaku pada tempat menyulam citaku
Dari balik kaca mobil itu
Ada begitu banyak cerita hidup Yang akan menemaniku nanti
Satu Demi satu bait ku tuliskan
Berharap menjadi satu narasi
Bismillah.. Ucapku lirih
Ku sentakan kaki di kampus ini
Haru, sedih, senang dan takut
menjadi perang batin yg saling bersahutan
Langkah demi langkah
Ku arahkan pandanganku sekeliling gedung mewah ini
Citaku segera di mulai.
Di tempat kering gersang ku berasal
Wewangi pas-pasan dengan selentingan amis ikan
Logat Yang kasar menyasar dalam setiap Tanya Yang bersahutan
“SAYA DARI FLORES, Lamakera
Yang kadang ditimpali dengan candaan dan tawa
Kelas itu ramai dengan tawa
Sahutku…Aku harus tetap hidup dalam gerombolan suara mayor.
Aku tak malu dengan fisik ku
Tak malu pula dengan isi dompetku
Sejak kapan benda itu mengatur sejarah manusia.
Cita itu harus ku sulam
Menyulam potongan-potongan isi kepala
Menjadi satu narasi yg diharapkan
Hari berlalu berganti bulan
Aku mulai dewasa dengan kehidupan kota
Terbiasa menatap ruang tanpa meja makan
Terbiasa meneguk air sisa semalam
Terbiasa menangkal tawa kawan kelas
Aku mulai terbiasa mama, Aba
Sulaman cita ku awali dari derita
Derita mendayung biduk(sampan)
Hingga menggenggam pena
Derita memeluk laut
Hingga merangkul kertas Demi kertas
Derita merangkai anyaman tali
Hingga serangkai tulisan dalam cerita
Aku Dan merah putih seragamku
Hingga kini
aku berdiri di sini seperti tanpa batas antara kita
Dengan selembar kertas ini Yang masih penuh terisi dengan doa-doa dari emma aba
Aku masih sama
Sama seperti dulu
Anak nelayan, bau asin, bau ikan asin
Yang coba menyulam cita dan harapan
Anak pelaut Yang mencoba mengajak harapan menemui aba, Emma dam tanah ini.
Anakmu minta maaf
Masih banyak doamu Yang kami abaikan
Terima kasih Emma, Aba
Dan terima kasih untuk Tanah ini.
Gowa, 7 April 2020
2 notes · View notes
forgetmenotmyname · 1 year
Text
Takut Jadi Tua
Inilah dia, gelombang pasangnya.
Sudah kubilang, bahwa perjalanan menemukan diri yang kutempuh kini belum pasti batas akhirnya. Aku pikir, dengan telah merasa bersyukur, aku takkan dilanda kesepian yang tiba-tiba lagi. Namun ternyata tidak jawabnya.
Belakangan ini, aku merasa lebih kesepian dan mudah jengah. Seperti sesuatu yang menyenangkan tercerabut dari inti entah sebelah mana. Aku kira aku lelah, atau gejolak hormon sebab aku memasuki periode menstruasi. Namun nyatanya alasannya toh tak semuanya itu.
Barang kali, aku merasa cemas. Gelisah sebab hanya dalam hitungan kurang dari satu bulan, usiaku akan genap berkurang. 29. Satu langkah menuju bilangan itu berganti kepala menjadi 3. Aku takut.
Entah karena aku terlalu banyak asupan twitter, ataukah karena ada saja orang yang kutemui menanyakan kapan aku bersanding tangan di pelaminan, aku merasa terburu-buru (?). Dan mendadak aku lebih mendamba seseorang yang bisa kupastikan hadirnya.
Ada yang pernah menyuruhku cepat menikah. Ia bilang, disangkal atau tidak, perempuan punya jam biologisnya. Dan, meski tidak memasang wajah sedih, aku mengangguk tanda menyepakati. Jika saja ia tahu, bahwa yang pertama kali kupikirkan saat mengakhiri 8 tahun hubungan ialah ketakutan akan tiadanya anak perempuan yang kunamai Sakhsma.
Orang yang lain berpesan agar aku tidak larut dalam keseorangan diri dan terlampau nyaman dengan itu. Sebab katanya, akan menyenangkan punya seseorang yang mendampingi kita di masa tua. Tidak saja ia tahu, telah lama aku menyembunyikan citra tentang berbagi teh dan senja di sebuah rumah sederhana bersama sosok lelaki yang menua bersama.
Duh, Tuhan.
Rasanya aku takut menjadi tua dan belum menemukan siapa-siapa.
3 notes · View notes
fadhstory · 1 year
Text
Bagaimana denganku,
Sampai detik ini masih dalam bayangan ketakutan bahkan aku hidup serasa hampa. Sudah hampir berbulan-bulan perasaan dan raga ini kacau dan hancur dan masih manis terikat dalam tubuh ini, ingin keluar dari ikatan manis itu tapi aku tidak kuat mendorongnya Tuhan. Sampai detik ini bertemu teman, keluarga, bahkan orang lain ku merasa ada dan tidak ada ditengah manusia itu. Berkali-kali bilang capek, tapi tambah kacau perjalanannya. Gak ada pilihan sampai detik ini dan berkata "Ya sudahlah nikmati aja lah kacaunya perjalanan ini". Sedari berjalan yang tanpa ada harapan dan tujuan yang pasti, aku hanya berdiam dan bergelut dengan isi kepala.
Terimakasih, sudah sedikit bertahan meski sendiri ditengah keramaian manusia.
2 notes · View notes
tsaljasalafa · 1 year
Text
Awal yang baik, dan akan menjadi yang terbaik.
Prediksi yang nggk dikira2, sampai bisa dititik ini. 1 tahun bersama dg 4 background yang berbeda. Disatukan ditempat titik awal sebuah perjuangan.
Takdir itu baik ya, aku cuman minta buat dapat yang baik, ternyata dapat yang terbaik.
Disini, salah satu ruangannya sedang aku duduki, depan komputer jam 01.01 pagi. Wah, lusa pagi aku akan memulai kehidupan diwaktu yang sama dengan keadaan yang sdh beda.
1 year ago,
Diberi barisan dengan org2 yang ternyata berhasil mengubah setengah tabiatku :) dengan 4 ekspresi hati yang berbeda.
Survey ditengah bulan ramadhan, sempat main ke jkt padahal baru kenal nama doang. Sampai diinformasikan ternyata kita adalah perintis sebuah lembaga perjuangan, rasa takut tuh nggk berhenti oleh aku yang minim pengalaman ditempat sebelumnya.
Kita bingung, sudah datang tapi tempatnya 70% lagi selesai. Didepan gedung ini 'Ya Allah, bismillah bisa'.
26 Juni 2022, Datanglah Anak2 polos dengan bertumpuk barangnya dan rasa bangga yang dibawa keluarganya.
Hal yang baru, menjaga koperasi sendiri dengan meyakinkan para orang tua agar tidak khawatir anaknya sulit saat berkegiatan. Hehe, ternyata seru ya berkomunikasi gt.
Berkelanjutan, mengenalkan kepada mereka hal positif dengan metode bahasa arab&inggris.
Mudarrisah? No, no. G cukup satu aja, Mudabbiroh Mulahidzoh Mudawiroh Mu mu nya banyak. Apalagi mitsaliyah, wah udh lah.
Mungkin karena kecilnya, sampai anak2 mengiraku anak SMP sepantaran dengan mereka. Memang dari dulu, aku prefer bersosial dengan yang dibawahku seperti ke teman biasanya.
Barulah aku menyadari, ternyata lingkungan ku dari dulu sudah baik, tapi aku yang belum dapat mengimbanginya.
Bahkan mentor2 ku semua orang baik dengan pengalaman yang hebat. Hari kehari, semakin muncul jati diri yang tertutupi selama ini.
Dalam hal ubudiyah, benar2 hal ini yang aku inginkan sedari aku lulus SMP. Mengutamakan beribadah dengan sebaik-baiknya, bahkan yang sunnah sulit untuk ditinggalkan.
Muamalah?
Mereka Maryam Farsya Qonita. Terimakasih ❤️, sdh menerima tabiat2 burukku dan mengubahnya mjd baik. Yang tidak ragu saling support dari hal sepele. Storynya nggk bisa diceritain disini sih, banyak. Spill deh sedikit : Baca Yasin sambil pegangan tangan karena kesalahan besar, rooftop dengan durian, berangkat tahsin berempat bolak-balik karena hanya ada 1 kendaraan, yah banyak lah.
lusa ya:)
Nggk kalah hebat, Ustadzah Ebira, dr.shaza, dr.shofwah, usth tyas, usth addin, usth anis, dan masih bnyk lagi. Aku g bisa nyebutin kebaikannya satu2. Terlalu banyak
-...
2 notes · View notes
mputraff · 2 years
Text
3
Melihat orang-orang menikmati senja dengan berlari dan berkejaran di atas pasir pantai bersama kekasihnya. Aku hanya menikmati senja dengan tenggelam dalam lautan rumput liar yang tingginya dari batas lutut orang dewasa. Sambil membuat sebuah prosa, aku mengukir nama—mu dengan rangkaian kata. Melukis wajahmu dalam barisan ber—aksara. Bila mana saatnya, akan aku selipkan prosa-prosa ini ke dalam buku diary-mu yang penuh warna. Bila waktu telah tiba, kau akan melihat sebuah kalimat indah yang tertutur rapihnya. Semoga saja kau tersenyum bahagia. Rancaekek, hanya ini yang bisa kulakukan.
4 notes · View notes