#baligh
Explore tagged Tumblr posts
sonicandvisualsurprises · 22 days ago
Text
70's
This instrumental blends traditional Arabic music with orchestral arrangements. I love its rich melodies and intricate rhythms.
28 notes · View notes
fishstickmonkey · 1 year ago
Audio
Listen/purchase: Ghada by Baligh Hamdi
12 notes · View notes
3amorey · 1 year ago
Text
أحسست كأن هذا هو آخر ألحان عبد الحليم, فهو مثل الطائر الذي يغني أجمل ألحانه قبل أن يموت..
أو هو مثل طائر الشوك الذي قبل أن يموت, يطير يبحث بين الأشجار الشائكة و عن أطول شوكه ويلقي بجسمه عليها فتنفذ في أحشائه ليموت في أعلى أغصانها !
— أنيس منصور يتحدث عن أغنية "موعود" عام ١٩٧١م.
1 note · View note
nuktaguidance · 2 years ago
Text
التفہیم البلیغ شرح اردو شرح التہذیب
التفہیم البلیغ شرح اردو شرح التہذیب
 التفہیم البلیغ شرح اردو شرح التہذیب حضرت مولانا شمس الدین صاحب زید مجدہم شیخ الحدیث جامعہ اسلامیہ جلالیہ ہو جائی آسام و نائب صدر مرکز المعارف ہو جائی نحمده و نصلی على رسوله الكريم. اما بعد. علم منطق میں اور اک اور مہارت کے بغیر عموماً علوم اسلامیہ کے بام عروج پر پہنچنا بہت مشکل ہوتا ہے۔ کیوں کہ مدارس اسلامیہ میں رائج نصاب کی بہت ساری کتابوں میں منطق کے اصطلاحات کو کثرت سے استعمال کیا گیا ہے، ان…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
selin-n · 8 months ago
Text
Mısır'ın en büyük ve dünyaca ünlü orkestrasından____;
muhteşem bir müzik dinlemek ister misiniz?!
🎼🎶🎵. Şu harika uyuma bakar mısınız lütfen ?!
Dinlediğiniz müziğin bestecisi, Arap müziğinin ve dünyanın ünlü bestecilerinden "Baligh Hamdy"____"Alf Leila wa Leila Live" konseri(net'de bulabilirsiniz)
Tumblr media
��️ picture source: @naser1963 👆
61 notes · View notes
coklatjingga · 10 months ago
Text
Pernikahan menjadi berat ketika adat dan kebiasaan jadi yang paling diutamakan. Padahal, ada yang lebih butuh perhatian dibanding perayaan. Kesiapan mental, iman, dan pengetahuan bahwa pernikahan bukan sebuah perjalanan tanpa tujuan yang bisa turun di tengah jalan ketika dilanda bosan.
Pertanyaannya, sudahkah kita mendapat bekal tersebut ketika menginjak usia baligh?
Page 18/366_Batusangkar, 28012024
52 notes · View notes
rumelihisari · 1 year ago
Text
Bagi orang yang babak belur oleh luka pengasuhan, rasanya berat sekali tumbuh dengan innerchild yang terluka. Sebagian lain mungkin bersyukur terlahir dari keluarga cemara, sebagian lainnya pula meronta membenci keluarga dan lingkungannya. Jiwa nya mudah sekali rapuh, sering kedinginan saat bertumbuh dan harus memeluk diri sendiri supaya tetap hangat.
Lalu tumbuhlah kita sebagai manusia baligh tanpa aqil. Merayakan masa remaja dengan hura-hura tanpa memahami tujuan hidup, dan berjalan dengan jiwa yang rapuh. menjadi seorang yang paling pandai berbicara cinta, namun ternyata, hampa dalam menunaikan peran sebagai hamba.
Kita menyaksikan bagaimana kita sendiri ketar-ketir mencari kehangatan dari luar, sebab kewalahan memeluk diri sendiri karena kondisi rumah yang taklayak dihuni. Butuh penopang lain supaya kuat, tapi sialnya, kehangatan itu kita dapatkan dari tempat yang bukan seharusnya.
Beberapa teman perempuan memutuskan untuk kabur dari rumah bersama teman lelakinya. Sebab, laki-lakinya telah menjadi rumah yang mengerti akan segala kondisi serta perasaanya. sedangkan rumah yang sebenarnya, hanya memilki udara panas sebab isinya hanya bentakan, kekerasan, dan penghakiman tanpa pernah mengajak diskusi dan bertanya soal perasaan. Beberapa yang lain, memutuskan bahwa bunuh diri adalah solusi dari segala masalah dalam hidupnya. Sebab tak ada rumah yang mengerti dan mendukungnya. Dan sisanya memilih menjadi manusia-manusia liar, sebab rumah tak peduli dengannya. Rumah baginya hanya tempat berteduh secara fisik, bukan jiwa.
Kita mungkin pernah sebabak belur itu. Menjadi yang paling sakit seolah tidak ada yang lebih sakit hidupnya dari pada kita. Tapi mau bagaimanapun, kita bertanggungjawab atas diri sendiri sebagai hamba Allah. Kabar baiknya, Dia memberi bekal berupa akal. Menyediakan lautan ilmu untuk kita selami agar menemukan cahaya untuk menyembuhkan jiwa yang rapuh dan sakit.
dengan menyelami lautan ilmu itu, kita belajar untuk menjadi kuat dan akan menguatkan. Lalu mencari kehangatan dari jalan yang tepat. Memutus luka pengasuhan yang selama ini merantai kita. Bertekad menjadi manusia yang lebih baik. Walau prosesnya tergopoh, kita tetap bertekad menuntaskan semua itu.
Entah Membuat rumah baru atau merenovasi rumah lama, kita perlu menaburkan ilmu supaya pondasi rumahnya kuat dan takada lagi jiwa yang rapuh seperti kita di masa lalu. Walapun dalam prosesnya, Kita kelabakan harus membasuh luka pengasuhan sebelum mengasuh—supaya kita tak mengasuh dengan luka pengasuhan—melainkan dengan ilmu dan keimanan.
Kita tetap bertumbuh walau progresnya hanya baru mulai bisa merangkak. tak apa-apa. tetap apresiasi diri dan berterimakasih pada Allah. Supaya manusia-manusia kuat hebat dan memahami peran dirinya sebagai khalifah di muka bumi hadir dan tumbuh dari rumah kita.
-Rum
44 notes · View notes
sonicandvisualsurprises · 23 days ago
Text
1970's
Baligh Hamdi - Noussa
This egyptian instrumental combines traditional rhythms and patterns with western pop instruments.
15 notes · View notes
mx-piggy · 1 month ago
Text
Another list of Palestinian users who have reached out to me via ask about their fundraisers. Will include some basic details. Campaigns that are drastically low on funds (i.e. below £1,000 or the equivalent) or have not received a donation in the past 24 hours have been highlighted in pink, but it is important to donate to continue to donate to campaigns when they still haven't met their goal. If you would like me to dedicate a post to just your campaign, let me know via direct message. Let me know of any mistakes in this post and I will be sure to correct them, or if any campaigns get vetted in the meantime, I will be sure to edit as needed. Please share this post and these users' campaigns. I have tagged them so that you can go to their accounts and reblog their posts. I still have many asks to get through, so I will be making more posts like this. please check out my previous post for other fundraisers in need of support.
@wejdan-32 | Wijdan and her three children, Hamza, Zakaria and Israa - unvetted
Wijdan is 43, Hamza is 16, Zakaria is 18 and Israa is 24. Wijdan's husband passed away eight years ago. The family has been displaced at least 12 times now. There have been no donations in four days!! €2,423/€20,000
[username unknown (account that sent the ask has since been deleted); let me know if you have it and I'll add it!] | The Abujarad Family - presumably vetted (again please confirm if you know)
The family consists of five people, including two children. Baligh, the father, who lost his life's work when our home was destroyed. He courageously ventures out daily to gather what little food and water he can find. Miral, the mother, who suffers from a debilitating sinus disease but still manages to care for her family. Malak and Mohammed, the family's children, who dream of becoming a nurse and a doctor. Their studies have been disrupted because of the war. Sanad and Haya, the other children in the family, also dream of becoming doctors. Dalal, the grandmother, who is beloved by her family. This fundraiser hasn't received any donations in a day!! kr367,312 SEK/kr600,000
@maherdahalan | Maher Dahalan, his wife Rawida Sawali, their infant son Mahmoud and Maher's elderly parents - vetted
Maher is 40 (forty). Rawida is recovering from a difficult caesarean section. This will be Mahmoud's first winter, and he has no winter clothes. The prices for baby products have gone up astronomically, which is a challenge for the family because the war has destroyed their source of income. €2,291/€30,000
@princessworlds-posts | Amira and her family - vetted
Amira is 23. Before the war robbed her of everything she worked so hard for, Amira was a university teaching assistant, pursuing a Masters degree and working as a programmer for a company. Her father died from Covid four years ago, which made Amira responsible for her family. Her mother suffers from high blood pressure and diabetes. €31,315/€39,000
@amirashawikh | Khaled Smeer and his family - vetted
Khaled managed a large mall in Gaza before the war and is an English translator. The family needs funds for evacuation, clothes and food. $1,668 AUD/$60,000
@nouraissue4 | Noura Ayman and her family - vetted
Noura is a medical lab specialist, and her husband Ibrahim shares her profession and studies. Noura underwent four heartbreaking attempts at IVF before being blessed with her beloved daughter Hanan. Ibrahim's father has kidney cancer and has thankfully escaped Gaza to be with Noura, Ibrahim and Hanan, who are stranded in Egypt with no source of income. Donations will help Noura to establish her own medical analysis laboratory so that she can complete her masters degree, cover her and her family's basic living expenses, and evacuate the members of her family still trapped in Gaza (I will list them below). Noura's father (85), who suffers from asthma. Noura's sister Doaa (18). Noura's brother Samed (15). Noura's mother is with Noura in Egypt (as they went to Egypt for urgent medical treatment for Noura's mother). The kids miss their mother. €2,034/€50,000
@aiamaher |  Aya Almajdoub and her family - unsure if vetted (finding mixed claims, but nothing that calls into question the fundraiser's legitimacy. Let me know where it is vetted and I will edit!)
This is a family of eight: Aya (27), her father Maher (60), her mother Maha (50), her husband (32), her son Bassam (3), her brother Mohammed (28), her sisters Amna (29) and Enas (22). Aya lost her home and her business as a result of the war. Without any income, the family is struggling to support itself. €3,667/€55,000
@hane12345 | Hani Hamid and his family - vetted
Hani has three children: Abdulla (12), Salm (10), and Saleh (7). His wife Nour is 33. Hani was shot in the knee, which has left him unable to walk and in desperate need of medical treatment. €1,228/€70,000
@hillesmahmoud | Mahmoud Helles and his family - vetted
Mahmoud has lived in Belgium for 7 years and hasn't seen his four children since 2015. The children aren't any older than 12. Mahmoud's wife has medical problems with regards to her kidneys, so her condition is deteriorating without access to the necessary treatment. The family has been displaced in the Gaza strip for more than five years. €25,738/€37,000
@asmaa-needs | The Awad family - vetted
The Awad family is as follows: Asmaa (37), her husband Majdi (37), Majdi's father Maher (62), Majdi's mother Honar (55), Menna (9), Malak (6), Mariam (2), Fayza (1). Asmaa suffers from various diseases, including diabetes, and high blood pressure. Her daughter Malak suffers from Epidemic hepatitis. Asmaa is in desperate need of insulin and heparin. Maher suffers from chronic hypertension and diabetes. He has previously undergone heart surgery and has had a foot problem since childhood. In his current condition, he cannot walk. €6,559/€20,000
@mohameddsaker | Mohammed Saqr Ayyad's family of 12 - vetted
The family of 12 was displaced from their home in North Gaza. Mohammed was enrolled Al-Quds Open University before the war but his laptop, library and university books were destroyed. They have lost family and friends as a result of the war. There have been no donations in three days, and the campaign is very low on funds!! €537/€30,000
@hadeelchilds | Hadeel Mikki and her family - vetted
Hadeel's family is as follows: her husband Waseem, her daughters Mira and Nadia, her mother Tahani and her two brothers. Hadeel, her mother and her two brothers are the only survivor of their side of the family. Hadeel's father-in-law tragically passed away because of the scarcity of medicine, much to the sadness of Waseem and the kids. Hadeel is an engineer. €17,895/€35,000
@collageadjacent (they're not the one benefitting from the funds but someone helping to spread the campaign) | Sama Hassouneh, her son Arkan and her daughter Noor - vetted
The children's father died as a result of the genocide. Israel's siege means that Sama can no longer support herself because she no longer has an income. $12,294 USD/$50,000
@osama-family | Osama Al-Anqar, his wife Rana Raed Al-Anqar and their little girl - vetted
Osama's brother Mahmoud, leaving behind his wife and children, was martyred in the bombing of the Baptist Hospital. Osama's brother Ahmed lost one of his legs in the same bombing. Osama's daughter suffers from extreme fear and panic and skin diseases due to the lack of water and cleanliness. £5,288/£50,000
@m-albalawi | Mahmoud AlBalawi and his family - vetted
Mahmoud has five siblings and five nieces and nephews. Mahmoud used to work as a graphic designer. Both Mahmoud's father and mother are suffering from chronic diseases (cartilage in the vertebrae, high blood pressure, diabetes, and his father has heart stents). €44,068/€85,000
@ibrahem-4 | Ibrahim and his family - vetted
Ibrahim's family is as follows: a mother (66), a father (66), two brothers (36 and 22), a sister, his sister's children (7 and 8). Ibrahim's oldest brother is a doctor, and Ibrahim was studying nursing before the war. €614/€30,000
@somaiahassansworld | Hassan and his family - vetted
Hassan's wife lost their child that she was carrying due to stress and malnutrition. Hassan and his wife got married four days before the war. This fundraiser hasn't received donations in 2 days!! €2,035/€50,000
@hosamhammad | Ibrahim and his family - unvetted as far as I can tell but seems legit (let me know if it has been vetted and I'll correct this!)
Ibrahim is 16 and has Down Syndrome. Here's an article written about him. Ibrahim's brother Amjad lives in Belgium and is organising the fundraiser on the behalf of his family to help them evacuate and cover any other necessary living costs. €141,997/€150,000
6 notes · View notes
aydhana · 2 years ago
Text
Masih Tentang Wanita
Tidaklah ketika seorang wanita hadir dengan keshalihannya kecuali keberuntungan besar akan meliputi siapapun disekitarnya. Allah menyerupakan wanita dengan tanah, karena pada tanah semua kehidupan akan dimulai.
“dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (Q.S. Al-Araf : 58)
Orang tua akan beruntung, ketika seorang wanita sholihah atau anak perempuannya yang dijaminkan akan menjadi tabir baginya dari panasnya api neraka, “Barangsiapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat antara saya dan dia seperti ini, (beliau menggabungkan jari-jarinya)” (HR. Muslim)
Seorang suami pun akan beruntung karena memiliki partner terbaik menuju akhirat dan anaknya mendapatkan madrasah terbaik untuk mereka sebagaimana Rasulullah Saw. berkata kepada Umar, “sebaik-baik simpanan yang dimiliki olehmu wahai umar, sungguh simpanan terbaik ialah seorang wanita sholihah yang membantumu dalam urusan akhirat.”
Dari sini kita menyadari, bahwa beratnya langkah dakwah nabi Nuh. Putra nabi Nuh tidak mau taat, padahal beliau hidup bersama anaknya terus menerus. Sementara disisi lain ada nabi Ibrahim, beliau bertemu dengan nabi ismail hanya 4 kali saja, namun putra nabi Ibrahim memiliki ketaatan yang luar biasa sementara putra nabi Nuh tidak mau taat.
Para ulama lantas menjelaskan bahwa perbedaan diantara keduanya hanya ada 1. Yaitu nabi Nuh tidak memiliki support system yang baik sebagaimana nabi Ibrahim. Nabi Nuh memiliki istri yang membangkang dan tidak mau taat kepada Allah. Sementara istri nabi Ibrahim memiliki ketaatan yang luar biasa kepada Allah.
Menyelesaikan urusan dalam diri
Tentunya setiap wanita selazimnya menyelesaikan pekerjaan besar dirinya karena sejatinya tidak akan beres amanah apapun hingga terselesaikan masalah yang ada dalam dirinya sendiri. Jangan bicara mengenai kejayaan islam sebelum terselesaikannya keimanan pada wanita.
Karena sebelum Allah mengamanahkan nabi Isa, maka Allah menyeleksinya dengan ibadah internal yang panjang hingga siap membawa amanah kandungan Nabi Isa dalam dirinya.
Seorang wanita harus selesai terlebih dahulu dengan dirinya, karena jika ia menyelesaikan semua urusannya, maka semua amanah yang akan jatuh kepadanya akan lebih mudah untuk dijalankan.
Maka ada pekerjaan besar wanita untuk melejitkan potensinya, yang terbagi menjadi 2 pilar :
1.      Komitmen hatinya untuk senantiasa terjaga menghambakan diri kepada Allah
2.      Mengasah karakter pribadinya.
Hati akan mempengaruhi bagaimana kita menjalani kehidupan. Harus senantiasa memiliki harapan bahwa apapun yang kita lakukan dan apapun yang kita perbuat hanya untuk Allah semata. Hati perempuan juga akan mempengaruhi terhadap kualitas kehidupan dalam rumah tangga. Kualitas hati seorang istri, akan mempengaruhi kualitas respon yang akan diberikan suami, begitupula dengan kualitas hati seorang ibu, akan mempengaruhi kualitas respon dari bayi yang sedang dikandungnya atau sedang diasuhnya (secara tidak langsung).
Untuk melejitkan potensi wanita, ada beberapa perkara yang harus selalu diamalkan, diantaranya ialah :
·        Harus senantiasa menenangkan hati
·        Mendatangi majelis-majelis ilmu
·        Selalu mengingat balasan Allah di akhirat
·        Berkumpul dengan orang sholih
Seorang wanita pula harus senantiasa mengasah karakter dan potensi yang dimiliki. Jika dia sudah selesai dengan suatu perkara maka hendaknya ia berpindah kepada perkara yang lain agar lebih bermanfaat dan bisa mengasah potensi yang ada dalam dirinya.
Allah membagikan amal, sebagaimana Allah membagi rezeki. Sebagaimana itupula peran setiap wanita bisa bermanfaat untuk banyak orang.
65 notes · View notes
juliarpratiwi · 2 months ago
Text
Belajar Membangun Keluarga
Sekitar memasuki tahun ke-3 pernikahan, Ai tetiba pulang ke rumah sembari bawa 2 porsi mie ayam. Saat kami sedang makan, Ai tetiba nembak cerita dengan sebuah pernyataan.
"De, kayanya jadi. Ai bakal bawa anak dan istri kesana."
"Beneran? Udah bener-bener diobrolin? Persiapan rumah kontrakan yang nyaman apalagi bawa anak bayi, gimana? Udah siap dengan lingkungan baru yang cukup jauh dengan akses fasilitas umum?"
"Iyaa palingan tunggu beberapa bulan buat persiapan. Sambil cari lingkungan yang nyaman tapi masih deket sama tempat Ai kerja."
"Terus Mamahnya Teh Din udah setuju?"
"Ai sama Teh Din udah sepakat, jalan keluar terbaiknya memang tinggal pisah dengan orang tua."
"Ai, aku izin berpendapat yaa. Bukan maksud menggurui apalagi aku sebagai adik yang belum menikah juga. Tapi bolehkan kita saling ngingetin?"
"Keputusan Ai kurang bijak ya?"
"Mmm aku cuma khawatir keputusan Ai dan Teh Din adalah keputusan yang diambil dalam keadaan marah, dalam keadaan yang satu sama lain ingin memuaskan egonya."
"Ai kebawa kesel kalau denger curhatan istri Ai yang digituin sama ibunya. Kan ini anak kita bukan anak mamah."
"Gini, dari awal kan Ai sudah sepakat dan suka rela bahwa setelah menikah akan tinggal dengan orang tua Teh Din. Untuk memenuhi permintaan Bapaknya Teh Din. Iya kan? Nah kalau gt Ai juga seharusnya sudah siap dengan segala konsekuensi kalau tinggal satu atap dengan orang tua selepas menikah. Mau tidak mau pada beberapa hal orang tua akan mengintervensi setiap pilihan dan keputusan kita."
"Iya Ai tahu, tapi harusnya orang tua juga paham sejauh mana mereka bisa terlibat dalam rumah tangga anaknya, pengasuhan cucunya."
"Ai, gak semua orang tua seperti Mamah. Pengasuhan yang Mamah terapkan di kita, nilai-nilai hidup yang Mamah ajarkan ke kita gak bisa kita bandingkan dengan pengasuhan dan value keluarganya Teh Din."
"Iyaa Ai paham sih itu. Cuma kesel aja kalau kita tahu yang baik buat anak kita tapi neneknya selalu larang atau nyaranin yg bertolak belakang dengan prinsip kita."
"Ai, pas aku belajar psikologi. Aku jadi tahu bahwa banyak hal yg dulu aku anggap itu baik tapi secara teori, secara keilmuan itu keliru. Apa yang kita anggap sakral ternyata cuma mitos belaka. Tapi aku belajar, bahwa kepercayaan orang tua kita dulu terhadap hal-hal yang tidak ada dasar ilmunya ya karena mungkin mereka belum tahu. Dan hanya karena kita tahu yang baiknya seperti apa bukan berarti pendapat orang tua kita jadi mutlak salah. Aku rasa selagi tidak menyalahi syariat agama, selagi gak bahaya buat anak kita. Apa salahnya mengalah? Toh tujuan kakek neneknya pasti baik dan ingin memberikan yang terbaik untuk cucunya."
"Hmm iya sih, cuma kasihan lihat istri Ai sering debat sama ibunya. Terus nangis dengan perkataan yang menyakitkan."
"Aku yakin Mamahnya Teh Din gak berniat kaya gt. Seseorang yang sudah lanjut usia tapi masih harus bantuin ngurusin cucu pasti lelah banget. Nah pas lagi lelah, ini debat sama anaknya. Jadi gak sengaja muncul kalimat-kalimat yang tanpa sadar itu menyakiti Teh Din. Makanya Mamah dulu sering bilang kan kalau kita harus mengasuh anak kita sendiri karena kakek dan nenek sudah bukan waktunya mengasuh. Cuma dalam kasusnya Teh Din, mamahnya Teh Din sebagai seseorang yang punya pengalaman melihat gaya pengasuhan Teh Din di luar kebiasaan orang tua dulu pasti nalurinya sebagai ibu muncul untuk mengendalikan apa yang menurutnya gak sesuai dengan apa yang sudah beliau alami. Jadi wajar kalau kaya gt. Nah kita yang lebih muda, harus punya kesadaran duluan untuk memahami situasi orang tua kita."
"Iya sih bener de. Kayanya kemaren tuh lagi puncak-puncaknya beda pendapat, terus situasinya lagi pada cape. Jadi Teh Din tiba-tiba hubungi Ai sambil nangis kan jadi Ai juga kebawa emosi."
"Gini a, kan kalau kita sudah terbiasa diajarkan bagaimana mandiri oleh Mamah. Kita sudah ditanamkan nilai-nilai bagaimana seharusnya berumah tangga sejak kita masuk aqil baligh. Ditambah kita sudah terbiasa hidup tanpa orang tua sejak mamah dan bapak meninggal. Tapi Teh Din tidak, sampai saat ini Teh Din terbiasa menerima bantuan mamahnya. Begitu juga mamahnya Teh Din. Terbiasa hidup dengan anak-anaknya. Kalau tiba-tiba Ai memutuskan untuk bawa Teh Din dan Ghazi keluar dari rumah apa beliau gak akan sedih? Gimana kalau beliau merasa kalian 'membuang' atau 'meninggalkan' mamahnya Teh Din sendirian? Apalagi kan sekarang tinggal sebelah. Ai, tinggal sama mertua anggap aja ini ladang ibadah buat berbuat baik sama orang tua. Kalau ada beda pendapat usahakan obrolin dari hati ke hati. Kesempatan ini gak akan lama, mumpung masih ada. Gak rugi kok ngalah semoga jadi pahala."
"Iya eung bener, Ai salah ya malah kebawa emosi bukannya menengahi."
"Engga kok, wajarlah kalau seorang suami peduli dan memikirkan kenyamanan istrinya. Cuma yaa harus saling mengerti lagi aja antar anggota keluarga. Ai, coba saranin Teh Din buat ngobrol hati ke hati sama mamahnya. InsyaAllah nanti dapat jalan keluarnya."
"Iyaa siap, bener sih harus ngobrol biar dapat solusi dan bisa saling ngerti apa maunya satu sama lain. Nuhun yaa, udah dengerin cerita Ai. Semoga kamu bisa belajar dari apa yang Ai alami kalau membangun keluarga itu bukan berangkat hanya dari rasa 'ingin menikah' saja."
"Iyooo sama-sama, cuma mie ayam nih sogokannya? Hahaha bercanda deng."
"Hayu nanti beli winmilk, tapi Ai mau tidur dulu semalem begadang jagain si ade."
Tiga hari kemudian Ai chat:
"De, kemaren Teh Din cerita katanya udah ngobrol sama mamahnya. Terus jadi saling nangis, saling minta maaf, jadi tahu deh pemikiran si mamah gimana, terus Teh Din juga nyampein harapannya gimana. Jadi clear, insyaAllah ini waktunya Ai sama Teh Din buat jagain mamah juga, bukan malah ngerasa mamah ikut campur sama rumah tangga kita. Makasih yaa."
"Alhamdulillah, sama-sama Ai. Semoga Allah jaga keluarga Ai selalu dalam kebaikan dan keberkahan dari-Nya. Terima kasih sudah menjadi kakak yang baik untuk aku. Terus berusaha jadi suami, ayah, anak mantu dan ipar yang baik yaa. Jaga kesehatan selalu ya a 💛🌻"
*Semoga ada nilai baik yang bisa diambil
Semoga nilai baik yang kami pelajari yang mamah dan bapak menjadi wasilahnya, menjadi pahala kebaikan yang menambah timbangan amal baik keduanya kelak :')
Allahummaghfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shagiiraa. 🌻🌻
3 notes · View notes
jurnalweli · 8 months ago
Text
Untukmu, anak pertamaku...
[Doa, Harapan dan Ikhtiar]
Tahun lalu di hari ini, 6 April adalah hari lahir anak pertama kami. Banyak doa dan harapan yang pelan-pelan kami ikhtiarkan diwujudkan dengan memberikan pendidikan terbaik semampu kami untuknya. Tentu semua atas pertolongan dan izinNya. Hasil bukan menjadi ranah kami, maka mudah-mudahan jika tidak sesuai dari apa yang kami harap dan upayakan kami tak perlu berlarut sedih dan berkecil hati sebab perkara bagaimana anak kami nanti akan menjadi apa adalah ranah Allah. Tugas kami sebagai orang tua hanyalah menjaga amanah Allah dengan memaksimalkan proses pendidikan terbaik untuk anak kami karena hadirnya saja adalah rejeki tiada tara yang tak ternilai harga.
Sebelum kepada anakku, aku ingin mengingatkan kepada diriku bahwa Allah yang berkehendak atas segalanya.
Kami tahu bahwa kami bukanlah sesiapa tanpaMu, namun kami sering lupa. Ampuni kami Ya Allah.
Oh Allah, segala puja dan puji hanya bagiMu. Tanpa karunia, pertolongan, dan kuasaMu segala yang kami ikhtiarkan untuk anak kami tak berarti apa-apa.
Oh Allah, terimakasih telah selalu memberi kami ketenangan di saat kami sebagai orang tua baru banyak khawatir terhadap keadaan anak kami.
Oh Allah, terimakasih atas segala cinta dan kasih sayangmu pada kami baik dari nikmat ataupun ujian yang Kau berikan. Banyak pembelajaran dan hikmah yang kami dapatkan, bersamai kami selalu Ya Allah.
Nak, terimakasih telah menjadi murid sekaligus guru bagi kami satu tahun ini. Ternyata benar kata kebanyakan orang, justru kamilah yang belajar banyak darimu dari berbagai aspek. Terlebih tentang sabar, tenang dan manajemen emosi.
Nak, terimakasih untuk terus semangat dalam belajar atas stimulasi yang kami berikan dalam memaksimalkan tumbuh kembangmu.
Nak, sebagai anak pertama tentu kami memiliki harap dan doa baik yang banyak. Kami memang ingin kamu menjadi anak sholih dan mushlih, hafidz quran, ulama, imam masjid besar, penulis. Kami juga ingin kamu cerdas emosi, tenang di setiap keadaan, paham finansial di usia aqil baligh, selalu berbuat baik kepada orang tua, memuliakan ibumu, amanah, jujur, bertanggung jawab, cepat dan tepat dalam mengambil keputusan, mandiri, dan karakter baik lainnya. Namun, terasa banyak ya jika disebutkan semua karena doa dan harapan baik itu tak pernah habis.
Nak, kamu hanya perlu berpegangan dengan ini maka insyaaAllah kamu akan mengupayakan yang lainnya.
Cintailah Allah, Rasul dan Al Quran maka kelak mudah-mudahan dengan cinta itu kamu paham dan akan terinternalisasi dalam dirimu sebagai sebaik-baik hamba Allah.
Nak, tanpa jauh-jauh menyebutkan banyak hal di atas, namamu adalah doa kami. Jadilah orang yang beradab. Ambillah sebanyak-banyaknya kebaikan dan semangat dari sosok Buya Hamka. Jadilah kamu orang yang mampu membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah.
Maafkan kami, nak. Kami masih jauh dari maksimal dan optimal dalam memberikan pengasuhan, pendidikan dan teladan bagimu. Bahkan sangat berbeda jauh jika dibandingan dengan doa dan harapan kami. Tapi kami masih akan terus mengupayakan yang terbaik dan maksimal semampu kami sebagai bentuk syukur dan penjagaan amanah Allah pada kami. Kita belajar bersama lagi ya, nak.
Mudah-mudahan tak ada luka yang kami berikan padamu. Maafkan kami, nak.
5 notes · View notes
blablapret · 6 months ago
Text
Mumpung masih kecil, ajak ngobrol!
Belum lama ini saya dapat curhatan dari ibu senior yg anak sulungnya udah masuk kuliah, anak bontotnya usia SMA. Ibu ini curhat karena merasa bingung, anak2nya udah pada susah diajak ngobrol :')
Yang sulung kuliah merantau, tiap pulang ke rumah sibuk sama hp. Begitupun anak bontotnya, sekolah full day, pulang2 udah ga mau diajak ngobrol. Alesannya udah capek sekolah, di rumah cuma pengen santai2 aja main hp. Sedangkan ibu ini ngerasa anak2 makin gede kok makin merasa kesepian ya, padahal kan kangeen banget sama anak2 yg udah jarang di rumah. Duh kebayang ya :')
***
Waktu main ke keluarga Sali, kami bahas obrolan menarik tentang generasi Fatherless. Betapa anak2 yg kecilnya ga deket sama ortu (terutama ayah), pas gedenya, tiap ketemu ayah, bingung mau ngobrol apa? Saking clue-less nya. Bingung mau bahas apa. Saking ga nyambungnya. Sedih ya :')
***
Dan hari ini, saya dapet insight dari buddy2-nya Supertabi. Tentang betapa berharganya waktu "ngobrol bareng" saat anak2 masih kecil. Sesederhana nontonin hujan yg turun saat berteduh di pelataran indomar*t. Semuanya bisa disambungin ke Asma Wasifat Allah. Kalau menghafal Asmaul Husna yg 99 itu sulit, kita coba dr yg lebih sederhana, yaitu 20 sifat wajib Allah.
Pak Arif Parenthanks bercerita, anaknya, Hawwin yg sekarang kls 4 SD sama sekali ga susah disuruh shalat. Tiap denger azan langsung bergegas. Bahkan kalo bapaknya telat shubuh, Hawwin yg bangunin. Masyaa Allah kok bisa gini? Ternyata sejak anak umur 2 thn tiap hari ga pernah luput dari dialog iman.
Pak Arif kasih contoh cerita menarik. Kebetulan di depan halaman rumah ada bunga pukul 8. Seperti namanya, bunga unik ini cuma mekar di jam 8 pagi. Suatu hari anaknya pernah tantrum ingin suatu benda yg belum bisa diberi ortunya. Pak Arif bilang,"nak, coba lihat bunga pukul 8 itu. Walaupun kamu nangis guling2 karena ingin bunga itu mekar di jam 12 malem, ga akan bisa. Karena Allah udah menentukan waktu mekarnya. Seingin apapun kita terhadap sesuatu, tapi kalau menurut Allah waktunya belum tepat, ya Allah belum kasih". Dan setelah itu anaknya berenti nangis.
Tumblr media
*Bunga pukul delapan putih, Turnera ulmifolia 
Masya Allah, emang bener namanya ga salah. Arif = Bijaksana. Nama keluarganya aja ParenThanks, agar terlahir anak2 yg penuh rasa syukur. Dan masih banyaak contoh2 dialog iman yg bisa kita contek2 inspirasinya.
Apa parameter Dialog Iman ini berhasil? Sampai anak bener2 cinta sama Allah. Cirinya? Ridho dengan perintah syariat. Ga merasa berat menjalankan ibadah, terutama shalat sehari 5x. Dan ini modal yg penting banget utk persiapan masa Baligh.
Jujur insight hari ini nabok banget sih, karena kami masih ada PR di dialog iman. Tabina ga sat-set kalau denger adzan berkumandang, cenderung santai, bahkan suka menunda2. Kadang nyuruhnya sampe drama, mulai pake suara lemah lembut ga mempan, kudu naik pitam dulu baru deh mau wudhu. Padahal anaknya udah 8 tahun. Bentar lagi mau 10 tahun. Duh mana anak sekarang Balighnya cepet banget T_T
Udah pernah konsultasi jg ke kakak Guru, kami dikasih PR utk memperbanyak dialog iman di rumah. Tuh kan, jadi inget PRnya ga tiap hari banget dikerjain :'\ Oke play with daddy harus difokuskan ke sini. Panggilan kepada Abba~
Ini nih serunya jadi warga CBE Whitebee. Kalau udah ketemu keluarga2 yg satu frekuensi, langsung dapet banyaak banget inspirasi yg bisa direnungi. Dapet ilmu gratis yg mahal. Ayok putus generasi fatherless. Yok Bisa Yok! Belajar dari Nabi Ibrahim, Nabi Ya'Qub, Nabi Zakariya, dan Luqman Al Haqim - yg dialog antara BAPAK sama anaknya diabadikan dalam Al Quran. Dialog iman memang lebih efektif dari Ayah. Kata2nya irit, tapi menghujam ke dalam dada.
Baik ayah atau ibu, keduanya harus berperan dalam dialog iman. Tapi ibu2 itu kan terkenal bawel ya. Kata-katanya segalon. Padahal intinya cuma dikit. Anak udah keburu kabur duluan :))
@gitpret
4 notes · View notes
herricahyadi · 2 years ago
Note
Jika perempuan yang sudah menikah rezekinya dari suaminya, lalu bagaimanakah dengan rezeki perempuan yang masih single? Apakah masih ditanggung orang tuanya sampai sebelum menikah?
NAFKAH PEREMPUAN SINGLE
Mungkin maksud kamu adalah nafkah ya.
Di sini menariknya, bahwa Islam itu agama yang sangat membuat mudah perempuan dan menyulitkan laki-laki. Laki-laki penuh tekanan dan tanggung jawab dalam interaksi sosialnya, termasuk rumah tangga. Sudah begini, sempat-sempatnya Islam disebut agama patriarki oleh feminis. Aneh.
Dalam kaca mata Islam, sepanjang pengetahuan saya, laki-laki itu bertanggung jawab terhadap banyak perempuan: ibunya, kakak/adik perempuannya, anak perempuannya, istrinya. Ini belum termasuk dengan ayahnya (jika sudah tidak mampu menafkahi), adik laki-lakinya (jika belum baligh atau tidak memiliki harta), dan mertuanya. Jika dia sudah memiliki anak, semua anaknya wajib dinafkahi sampai baligh bagi laki-laki dan sampai menikah bagi perempuan. Lihat, laki-laki lagi-lagi hanya ditanggung sampai usia baligh, sementara perempuan ditanggung sampai menikah. Berat jadi laki-laki itu.
Balik ke pertanyaan kamu, perempuan yang masih single itu tetap jadi tanggungan orang tua meski sudah baligh. Kalau dia sudah bekerja dan punya penghasilan, tidak meruntuhkan kewajiban orang tuanya. Tapi hanya semacam kepantasan bahwa anak sudah bisa menafkahi dirinya sendiri, bahkan bisa memberi kepada orang tua. Tidak ada kewajibannya menafkahi orang tua, selama orang tuanya masih mampu.
Ini memang uniknya Islam karena ukuran tanggung jawab itu bisa berbeda-beda tergantung perannya masing-masing. Bukan berarti tidak setara, tapi keadilan yang berbasis nilai. Semoga menjawab.
50 notes · View notes
itsjournalfi · 6 months ago
Text
Kewajiban orang tua dan hak anak
1. Nabi Saw. bersabda:
حَقُّ الْوَلَدِ عَلَى الْوَالِدِ أَنْ يُحْسِنَ اسْمَهُ وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَةَ وَيُزَوّجَهُ إِذَا بَلَغَ
"Hak anak atas kedua orang tuanya adalah diberi nama yang baik, diberi pendidikan, dan dinikahkan ketika sudah baligh." (HR. Ibnu Mubarak)
2. Versi jawaban Sayyidina Umar ketika menjawab sebuah pertanyaan serupa:
أَنْ يَنْتَقِيَ أُمَّهُ وَيُحَسِّنَ اسْمَهُ وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ
"Memilihkan ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang indah, dan mengajarkannya al-Quran."
2 notes · View notes
matapelangi · 9 months ago
Text
NGAJI JOMBLO 05 : NIKAH 103
By : ustdz Felix siauw
“Kenapa saya harus pergi kesana?” Kenapa ini menjadi suatu pertanyaan penting untuk kita jawab sebelum mau maju kemana. Seperti kenapa saya memilih Turki daripada yang lain, Turki adalah salah satu negara muslim yang seperti Eropa mudah mencari makanan halal, dimana tempat sholat ada masjid. Di Turki lah kekhalifahan terakhir umat muslim.
Jika seseorang tidak tahu “Why”nya dalam hidup maka Ia tidak akan bersemangat. Begitu juga dengan menikah, jika tidak tahu alasannya makan bisa jadi prespektifnya salah, nyarinya salah, sama siapa nikahnya salah, semua berantakan.
Setiap hidup manusia memiliki tujuan, seperti Allah menciptakan manusia juga memiliki Tujuan. Salah satu di Al Quran yaitu ingin menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi (menjaga dan memakmurkan bumi ini). Jika manusia tidak rusak maka bumi juga senantiasa membaik, maka Rasulullah di utus untuk menyempurnakan Akhlak.
Rasulullah bersabda “Sesungguhnya menikah adalah sunahku, maka yang menjalankan sunahku menjadi bagian dariku. Maka menikah lah karena aku kelak akan berbangga-bangga dengan orang-orang yang banyak daripada umatku”. Tujuannya untuk memenuhi muslim yang baik di muka bumi. Cara salah satunya adalah dengan berdakwah, cara yang lain adalah dengan punya anak yang saleh.
Ketika menikah ini diniatkan lillah, maka Allah akan jadikan segala sesuatu yang terjadi dalam pernikahan, seluruh aktifitasnya adalah bagian daripada ibadah kepada Allah yang mungkin di dapat kalau seandainya orang itu tidak menikah. Orang yang menikah dan tidak menikah akan berbeda, semakin berat beban orang yang menikah maka semakin berat pula pahala yang dijanjikan. Maka akhirnya terjawab “Kenapa kita menikah?” Karena merupakan bagian ibadah, karena ini bagian dari memenuhi tujuan Allah, menjadi hambanya yang baik, menjadi hamba yang bertakwa, menjadi hamba yang bersyukur kepadanya, menjadi hamba yang bersabar kepadanya dan kesemuanya itu ada dalam bingkai pernikahan.
Orang yang tidak menikah bisa sholat, tapi sholatnya orang menikah nilainya lebih besar daripada shalatnya orang yang belum menikah. Kok bisa begitu? Karena ketika dia sudah menikah, Allah membuat dirinya tenang. Ada satu titik dalam hidup kita, dimana ketika kita sudah baligh, maka ada banyak sekali hal-hal yang harus di Stelle down, harus di tenangkan, harus di kendalikan dan itu sangat sulit mengendalikannya kalau seandainya orang itu tidak menikah.
Karena menikah adalah ibadah maka mempersiapkannya juga sangat penting. Hal ini menjadi perbedaan yg nyata antara orang-orang yang beriman dan tidak beriman. Ketika sudah paham tujuan menikah maka tidak ada unsur perlombaan. Kenapa? Karena sudah tidak ada lagi tujuan menikah karena tidak enak dengan teman-temannya atau karena gaya-gayaan.
Terkadang kita mendengar anak sd berbicara “aku pengen nikah sama dia kalau sudah gede” kita yang mendengarnya pun ketawa dan lucu ngelihatnya, padahal ungkapannya serius. Tahu kenapa? Karena ketika kita sudah ngomong pengen nikah, maka kita tidak hanya ngomong tapi memang kita sudah mempersiapkan karena kita sudah paham.
“Ada cerita tentang sepasang kekasih yang kemudian bertaubat dan ingin menikah. Bukan tidak boleh, tapi tunggu dulu, hijrah dulu mempelajari agama, lalu mengetahui gambaran besar pernikahan itu seperti apa, bisa jadi dia berubah dan ketika dia berubah, bisa jadi pandangan dia tentang bagaimana seorang istri ideal atau seorang perempuan yang kelak nanti akan menjadi Ibu daripada anak-anaknya bisa berubah juga. Di depan saya banyak sekali orang yang berhijrah, ketika mereka sudah berhijrah lantas mereka merasa tidak cocok lagi dengan pasangannya. Kenapa? Karena ternyata bukan ini pasangan yang di perlukan ketika dia sudah punya gambaran tentang hijrah tentang Islam”
Jika baru hijrah maka tahan dulu, belajar dulu. Jika memang orang itu kemudia speknya cocok dengan alasan kenapa kita menikah maka lanjutkan. Tapi kalau tidak, coba lihat lagi bisa jadi ada pertimbangan-pertimbangan yang lain. Lebih baik menunda nikah daripada menikah dengan orang yang salah, karena akan sangat sulit untuk memperbaiki dan anda punya luka di dalam hidup anda, karena visi kita itu ditentukan banget dengan “Kenapa kita melakukan itu?”
Kenapa kita menikah dan apa itu nikah menjadi dasar untuk pembahasan-pembahasan lain. Seperti apa pasangan yang saya pilih, kalau ada permasalahan bagaimana cara menyikapinya. Semua tergantung pada semua itu. Kalau sudah paham banget tentang gambaran nikah maka tidak akan terburu-buru dan menggebu2, karena kita sudah punya pandangan yang berbeda, karena ketika kita bicara ibadah yang penting adalah prosesnya bukan hasilnya.
Nikah 103 artinya menyelesaikan semuanya. Bahwa kita pengen menjadi bagian daripada umatnya Rasulullah SAW, pengen mengikuti sunnah nabi yang mana ketika mendapat keturunan itulah yang kelak menjadi sebuah investasi kita nanti, ketika sudah meninggal. Hidup ini kan masalah berinvestasi kan?Rasul mengatakan ketika mati anak Adam, maka terputuskan amalnya kecuali 3 investasi ; ilmu yang bermanfaat yang di bagikan, shodaqoh jariyah seperti membangun masjid, membangun gedung dakwah, dan doa anak sholeh. Maka dakwah itu selalu bicara tentang investasi, bicara tentang apa yang akan kita tinggal.
Pernikahan adalah jalan kebangkitan umat, karena ketika kita menikah bukan hanya mencari pasangan tapi kita mencari “umm” atau “ibu” dan kata umm adalah kata yang mendasari dari kata “ummat”. Memilih ibu yang terbaik itu menjadi tugas Anda selaku jomblo-jomblo dan mempersiapkan menjadi ibu yang terbaik itu adalah tugas anda para jomblowati.
5 notes · View notes