#baduydalam
Explore tagged Tumblr posts
projectourworld · 2 years ago
Text
Tumblr media
Four hours’ drive from the hustle and bustle of the Indonesian capital, Jakarta, lies the secluded community of Baduy Dalam, where the trapping of modern life are shunned.
The Baduy Dalam people reject money, technology and formal education, and limits tourists – banning any visitors from documenting their life. Now the tribe wants to go one step further, by cutting off the internet. Officials in Indonesia are considering a request from the group for an internet blackout, after they cited concerns over negative impacts on tribe members.
Source: Guardian Newspaper #baduydalam #values #humanity
1 note · View note
pejalantangguh · 5 years ago
Text
Urang Kanekes
Tumblr media
Orang-orang lebih mengenal mereka dengan sebutan Baduy, yang berarti pejalan kaki. Terletak di daerah Lebak-Banten, suku ini terbagi menjadi dua golongan, yaitu Baduy luar dan Baduy dalam. Suku Baduy luar terdiri lebih dari 50 desa, sedangkan suku Baduy dalam hanya terdiri dari 3 desa saja, yaitu Cikeusik, Cikertawana dan Cibeo. Setiap desa di suku Baduy dipimpin oleh seorang ketua adat yang disebut jaro atau puun.
Tumblr media
Untuk mencapai ke Baduy khususnya Baduy dalam bukanlah hal yang mudah. Jika dari Jakarta, kita harus naik kereta ke stasiun Tanah Abang, dilanjutkan naik kereta arah ke Rangkasbitung di peron 6 st. Tanah Abang. Di stasiun Rangkasbitung perjalanan masih cukup jauh, namun bisa ditempuh dengan angkot ke terminal awe kemudian naik elf ke desa Ciboleger. Sesampainya di desa Ciboleger, barulah perjalanan yang sesungguhnya dimulai yaitu trekking atau berjalan kaki selama kurang lebih 3 sampai 4 jam barulah kita sampai ke Desa yang pertama di Baduy dalam, yaitu Cibeo.
Suku Baduy dalam memiliki ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan Baduy luar. Hal yang paling terlihat adalah mereka masih sangat memegang teguh adat istiadat atau kebudayaan dari leluhur. Salah satunya adalah alas kaki, suku Baduy dalam tidak diperbolehkan menggunakan alas kaki dan mereka harus berjalan kaki, tidak diperbolehkan naik kendaraan apapun, baik itu ojek, angkot, bus, kereta, pesawat, sepeda, MRT, bahkan odong-odong.
Hal yang terlihat dari penampilan luar suku Baduy dalam adalah cara berpakaian. Ciri khas dari warna pakaian mereka adalah hanya putih, hitam dan sarung garis berwarna biru dongker dengan ikat kepala putih, dan tas yang mereka bawa berwarna putih, hampir semua bahan putih menggunakan kain belacu. Tidak ada warna lain di bagi mereka.
Sesampainya di Baduy dalam kami disuguhkan dengan pemandangan yang amat sederhana dari kehiduan sehari-hari suku Baduy. Ada banyak peraturan adat yang masih mereka pegang teguh sampai saat ini, untuk menjalankan kebiasaan turun temurun dari nenek moyang mereka.
Pertama adalah MCK atau WC, jangan harap anda dapat menemukan MCK, WC, toilet, kakus, helikopter atau apapun sebutannya, karena di Baduy dalam tidak ada, jadi orang-orang yang akan melangsungkan hajat BAB, BAK, mandi dapat dilakukan di sungai dengan ditutupi oleh bilik bambu sederhana.
Bisa dibayangkan bersih diri tanpa sabun? Hal ini sudah biasa di Baduy Dalam. Kedua, tidak diperbolehkan menggunakan sabun apapun itu baik sabun muka, sabun mandi, sabun cuci baju, sabun cuci piring, sabun cuci gigi atau apapun. Dan alasan mereka sederhana, karena itu dapat mencemari air dan mengurangi kadar kebersihannya.
Ketiga, di Baduy dalam tidak diperkenankan menyalakan musik dan menggunakan gadget, sebut saja HP atau apapun bentuk gadget yang lain.
Keempat, wisatawan luar negeri tidak diperbolehkan masuk ke Baduy dalam. Terkait hal ini ada beberapa pendapat, kenapa hal ini tidak diperbolehkan. Alasan mendasarnya karena menjalankan kebiasaan leluhur, selain itu mereka menilai bahwa bangsa asing diluar Baduy dulunya adalah penjajah.
Kelima, tidak diperkenankan untuk mengambil poto atau merekam ketika sudah memasuki kawasan Baduy dalam. Jadi segala macam bentuk keindahan, kesederhanaan dan harmoni yang ada di sana hanya boleh kita lihat tanpa bentuk pengabadian dalam bentuk gambar.
Keenam, suku Baduy dalam hanya diperbolehkan menikah dengan sesama suku Baduy dalam, untuk menjaga silsilah leluhur. Namun orang Baduy dalam boleh menikah dengan orang Baduy luar ataupun diluar Baduy, dengan syarat setelah itu mereka sudah tidak menjadi Baduy dalam lagi dan terlepas dari menjalankan kewajiban mereka sebagai suku Baduy dalam.
Ketujuh, suku Baduy dalam tidak diperkenankan untuk bersekolah, kalau Baduy luar boleh bersekolah. Lalu dari mana mereka memperoleh pendidikan? Apakah mereka mengenal huruf? bisa menghitung? Tentu mereka belajar, karena belajar bukan hanya ritual yang terjadi di sekolah, mereka mempelajari itu semua dengan cara melihat kebiasaan yang dijalankan oleh Bapak dan Ibu mereka. Membaca, menulis, menghitung, bahkan kodrat mereka sebagai lelaki dan perempuan harus melakukan apa, hal itu mereka pelajari dari melihat kebiasaan yang dijalankan orang tua mereka. Proses internalisasi disini berjalan dengan sangat baik. Dan banyak hal-hal lain peraturan adat yg dimiliki oleh suku Baduy dalam.
Hal yang membuat saya kagum dengan mereka adalah walaupun kondisi mereka yang terbilang jauh dari peradaban, dan terbelakang, namun dari kesederhanaan yang mereka miliki, itu menjadi keunikan tersendiri yang dimiliki oleh suku Baduy dalam. Tetap menjalankan adat istiadat nenek moyang dan tidak tergoda untuk membuat peradaban mereka lebih "maju". Jangan disangka suku Baduy tidak tahu tentang kemajuan teknologi di dunia luar Baduy dalam, mereka tahu bahkan ada beberapa diantara mereka yang memiliki akun IG (keren kan), namun mereka menggunakan gadget tersebut hanya di luar Baduy dalam, dan menggunakan seperlunya saja.
Dari perjalanan saya ke suku Baduy dalam ini, saya banyak belajar mengenai kesederhanaan, hidup mereka yang menyatu dengan harmoni alam dan tetap memegang teguh kearifan lokal yang mereka miliki. Tentu kita sebagai pendatang harus mampu bijak dalam menyikapi semua adat istiadat yang mereka miliki. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, demi tercipta harmoni Unity in diversity.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
khairulleon · 6 years ago
Photo
Tumblr media
FIRST... Dari kemaren baca status orang semuanya serba pertama. . Post IG pertama di 2019. Selfie pertama di 2019. Kondangan pertama di 2019. Nyinyiran pertama di 2019. Ghibah pertama di 2019. . Well, aku pun ga mau ketinggalan euforia ini. Jadi aku bikin vlog pertama di 2019. . Kuy Klik linknya di bio atau search my name on youtube 'Khairul leon'. Moga vlognya bermanfaat, especially untuk kamu yang belum pernah dan ingin wisata ke Baduy Dalam. . Selamat menonton videoku di hari jumat pertama 2019. . #WHPresolutions2019 ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ My story trip : 🔎 www.youtube.com/khairulleonmedia 🔎 www.khairulleon.com . #baduy #kampungbaduy #sukubaduy #wisatabaduy #baduydalam #baduyluar #baduybanten #baduytrip #explorebaduy #tenunbaduy #batikbaduy #opentripbaduy #wisatabaduy #batikbaduybanten #anakbaduy #seribuanatour (at Wisata Suku Baduy Dalam) https://www.instagram.com/p/BsMfDsmDtud/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=mh3u2572p4t9
1 note · View note
suryathirta-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
. 🍃 Kangen kita petcyaaaaah akhirnya ... . Tag to : @faried.airlangga @rindurzl @stuswaa . . 🍀 Gak janjian buat ketemuan untuk ngumpul kapan waktu lagi setelah terakhir dari laut , akhirnya kita bisa reunian dengan group yang kita namain on the spot Group "Mercusuar" , karena pas lagi episode ke Mercu itu kita saling Ketemu nya . . Pada saling lihat insta story , terus nyusul deh ke Pondok , mumpung sebelum Ramadhan ya sekalian "ngariung" . . #sahabatanpasekat #sahabat_baduy #video_pondokzamrud #Pondokzamrud #pondokzamrudkhatulistiwa #baduypisan . . #baduy #baduydalam #baduytheextraordinary #nature #naturelife #naturelovers #lovenatute #instanature #friendship #awesome
2 notes · View notes
mohamadlik · 5 years ago
Photo
Tumblr media
SENI YANG TERSEMBUNYI Kala itu, aku bersama lima kawanku sedang berjalan menapaki setiap jengkal tanah di pelesiran Baduy, kami hendak menikmati dan merenungkan keindahan alam Indonesia yang sangat terjaga keindahan serta kelestariannya, di tengah perjalanan kami dipertemukan dengan Abah Sainah, seorang warga asli suku Baduy yang menjadi saksi hidup bagaimana masyarakat Baduy bisa bertahan hidup pada saat menghadapi para penjajah, dengan cara berlindung di tengah hutan, aku yakin hutan bersama segala isinya sangat tulus melindungi mereka hingga mereka bisa hidup berdampingan hingga saat ini. Saat bercerita tentang kehidupan masyarakat Baduy, Abah Sainah juga kerap kali meniup sebuah bambu yang pada ujungnya terdapat lilitan karet berwarna hitam itu. Sungguh alunan musik nan indah yang dihasilkan dari bunyi "Leut" ini seakan menyatu dengan suara hembusan angin dan kicauan burung yang ada di sekitar kami. Di usianya yang hampir menginjak satu abad, Abah Sainah masih mampu berkomunikasi dengan baik bersama kami, sesekali Abah juga melepaskan tawa khas yang sangat memancarkan aura kebahagiaan kepada setiap orang yang berbincang dengannya. Bah, semoga di sana Abah selalu sehat dan senantiasa ada dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa. (12/8/2018) #leut #baduy #alatmusiktradisonal #baduydalam #baduyluar #lombafototngr2020 @gunungrinjani_nationalpark #tamannasionalgunungrinjani #hkan2020 #rinjaninte #geoparkrinjani #ksdae (at Baduy, Banten) https://www.instagram.com/p/CEB-8yIDPMj/?igshid=1r04wut31kei9
0 notes
alawiyahismii · 8 years ago
Text
BADuy kuy :)
Hay, tumblr! Gue mau sedikit cerita tentang keisengan gue mengisi hari libur dengan sok ide jalan - jalan ke Baduy. Ya, sebetulnya emang gue udah lama banget (dari pas kuliah semester satu, tahun 2012, waktu itu tau pertama dari Dian Octaviana) pengen ke Baduy Dalam. Terus, waktu itu gue liat tuh update - an Ryan Nugraha, temen YOTCA. Dia update insta story dapet sms dari anak Baduy Dalam nanyain kapan main ke sana lagi? Lah, gue jadi penasaran, dong sama Baduy Dalam. Secara notabene beberapa orang suka mengatakan : “Baduy dalam mah ga boleh pake alat elektronik, menolak modernisasi, masih alami banget.” atau “Mereka kuat jalan kaki sampe Bandung, lho.” atau “Anak Baduy gak sekolah, lho, Mi.” dan sebagainya sampe rumor - rumor mistis “Jangan ke Baduy kalo lagi dapet (menstruasi), nanti celaka.” atau “Sampah lu harus lu bawa turun lagi, kalo enggak nanti kualat.” atau “Ga boleh main elektronik sama sekali di Baduy Dalam. Pamali! Bisa kena hukum adat juga.” Macam - macam, lah.
Tumblr media
Singkat cerita, tanpa banyak mikir lagi dan 99% nekat gue kontak Ryan dengan semangat : “Yan, gue ikut, dong ke Baduy, fix.” Selanjutnya gue masuk ke grup yang dia buat bareng temen - temennya, awalnya ada 15 orang gitu, mayoritas laki, dan mengerucut karena seleksi alam, hingga tinggal delapan orang yang fix ikut termasuk gue. Mereka adalah lima cowok, sebut saja Ryan si pemilik hajat, Milky, Akmal, Ado, dan Bismo, serta dua perempuan strong pun baik hati: Bani (soon to be a nice doctor) dan Nisa (mbak perumahsakitan RSUD Pasar Minggu).
Tumblr media
Oiya, kami jadinya ikut open trip bareng @petualang_indonesia dengan Mas Apri sebagai tour leader, bayar Rp250.000,- per orang, janjian jam 7.30 WIB di Stasiun Tanah Abang. Biaya tersebut udah termasuk tempat tinggal, pemandu, makan 3x (siang, malam, sarapan), tiket PP Tanah Abang - Rangkas (ini pake commuterline, jadi lo yang multi trip dsb mesti keluar dulu ya, guys, terus pake tiket yang udah dibeliin sama tour leader, ya gapapa sih kalo ga mau ribet, cuma lumayan. Tanah Abang - Rangkas Rp8.000,-), serta elf dari Rangkas ke Ciboleger. 
Tumblr media
Di sana, seru banget ketemu temen baru dan keren - keren dari berbagai usia. (Kiri -> Kanan, Atas -> Bawah) :
Ghideon, Warga, Ari, Kang Santa, Om Ersta, Bismo, Om Akhdian, Milky, Rizki. Warga, Gue, Mayang, Zahra, Om Dicky, Donnie, Om Irwan, Nisa, Bani, Ado, Ryan, Akmal.
Cerita dikit tentang temen open trip. Di sana gue ketemu Om Dicky dan putrinya, Zahra juga sahabatnya Zahra, Mayang. Ada juga Om Ersta yang udah lima kali bolak balik Baduy, kata beliau, “Perjalanan ke Baduy Dalam lebih dari wisata weekend, Mia. Ini menjalin silaturahim. Saya udah merasa bersaudara dengan mereka, terutama dengan Bapaknya Pulung (Pulung itu yang orang baduy sebelah yang baju ijo di kiri atas). Waktu pertama saya ke sini, tiga bulan sesudahnya mereka sekeluarga (Pulung, bapaknya, dan adiknya) langsung membalas bertamu ke rumah saya di Taman Yasmin Bogor, jalan kaki.” Gue kagum, sih.  Oiya, Om Ersta ini juga jago banget menggambar sketsa. Beliau gak seperti manusia millennials, yang dibawanya ke Baduy bukan mirrorless camera, melainkan buku sketsa dan spidol lukis. Awesome! Cuma beliau doang yang gak terbatas aturan adat (no camera and phone) dalam mengabadikan momen: dilukis!  Di grup ini juga ada om Akhdian yang sempet salah grup, nyasar ke open trip lain. Beliau jago banget motret. Di tulisan ini ada empat foto bersama yang kece dan bokeh banget, itu adalah hasil karya Om Akhdian. Keren kan. :)
Tumblr media
Langsung aja, deh. Setelah sampe Tanah Abang, kami tap out, ambil kartu single trip ke Mas Apri di deket loket, lalu kami tap in lagi, kemudian ke peron 5/6, naik arah Rangkas. Ini supe rlama dan jauh banget perjalanannya. Ada yang antar stasiun memakan waktu +-45 menit, suer, gue gak lagi hiperbola. Gue sampe bisa tidur, bangun, makan sariroti isi kacang, minum air, tidur sesi dua, bangun, bermedsos, tidur berikutnya, baru nyampe ke stasiun berikutnya. Sampe Rangkas? Rame banget banyak wisatawan lokal dan Panasnya super gersang. Kami diarahkan ke Elf, duduk, dan elf pun berjalan sekitar 1 jam dengan medan yang agak gojlak gajluk, bagi yang suka mabuk, silakan minum antimo, coy. Setelah naik Elf, sampailah kami di Ciboleger, makan siang di sana. Gue suka makanan di sana ala sunda gitu, sederhana, tapi enak apalagi sambal dadaknya pake leunca, beuh, pedes mantap. Habis makan, kami solat, dan ganti baju (bagi yang bawa training/ celana gunung dan gak sok ide kayak gue --> baca: sok pake jeans, karena ga punya training at all, jadi gue enggak ganti apa - apa, hiks). Selanjutnya kami mulai jalan masuk ke Baduy Luar. Kami juga diajarkan caranya pake ikat kepala, kayak gambar di atas. Nah, itu kan bentuknya segitiga, yang lancip taruh ke ujung dahi, tarik kedua sisinya ke belakang, lalu ke depanin lagi sampai menyilang, kemudian kebelakangin lagi, dan diikat. 
Tumblr media
Kami mulai berjalan dipandu orang Baduy Dalamnya, kira - kira seperti foto di atas, lah jalanannya. Rumusnya, setelah tanjakan tajam akan ada turunan curam. Setelah menurun drastis, akan naik sampe bikin meringis. Kitu weh terus. Oiya, kalian gak perlu bawa banyak minum sebetulnya karena sepanjang jalan banyak yang jual dengan range harga Rp6.000 - Rp10.000. Karena gue pemalas, gue cuma bawa 1 botol air mineral, kalau habis ya gue beli, terus botol sampahnya gue titipin ke tukang minuman (daripada buang sampah sembarangan, lagian abangnya nyediain tempat sampah, kok). Selain enggak perlu bawa berat, lumayan kan menggerakkan roda perekonomian mereka. Bagi yang enggak kuat, orang Baduy Dalam yang mandu siap bantu bawain barang alias jadi porter, kok. Kalau lu tanya ke mereka (warga Baduy yang jadi porter) akan dijawab tarif seikhlasnya, tapi menurut Om Ersta yang udah bolak balik sana melulu, etisnya sih (per Agustus 2017, mohon sesuaikan dengan nilai inflasi jika kalian baca ini di kemudian hari) Rp50.000,- per perjalanan (naik ke Baduy Dalam/ turun ke Baduy Luar). Jadi, bolak balik sekitar Rp100.000,-
Tumblr media
Nah, ini kami baru sampai di jembatan pertama. Ini bukan jembatan batas Baduy Dalam dan Luar, kok. Jadi, masih boleh foto - foto manja. Buset, gaya gue menggelikan banget, ya. Sesungguhnya itu karena gue ga ada baju yang lebih appropriate lagi buat tracking. Baju harian gue adalah blus, rok, dan heels. Sedih, kan. Emang. :( wkwkwk. 
Tumblr media
Nah, di seberang jembatan tadi, kami sampai di kumpulan Leuit atau tempat menyimpan padi (mungkin lebih terkenal bila disebut Lumbung, kalian pada tahu kan?). Ingat, ya, yang disimpan itu p - a - d - i, bukan beras, sehingga lebih awet. Bahkan ada yang umurnya mencapai 150 tahun penyimpanan. Katanya itu warisan turun temurun, karena padi Baduy tidak untuk dijual. Mereka bertani untuk kebutuhan sendiri, seperti acara adat dan cadangan pangan. Kerennya lagi, Leuit ini diletakkan jauh dari pemukiman sehingga bila kebakaran terjadi, tidak mengganggu kondisi pangan masyarakatnya serta menjauhkan dari hama tikus (notabene tikus lebih suka hidup di dekat manusia, karena banyak cadangan bahan baku pangan dan makanan sisa). Biarpun tradisional dan gak sekolah, perlu diakui, coy kalo Baduy punya sistem ketahanan pangan yang kece. Oiya, perkara padi warisan yang tua, gue pernah tanya ke salah satu warga, Rasanya kayak apa? Dia ketawa terus bilang, “Keras, hehe. Jadi kami jadiin tepung dulu biasanya.” Hehehe....
Tumblr media
Di area Leuit ini juga, kami bertemu dengan beliau yang Asyique banget meniup semacam seruling, namun bukan seruling namanya kalo di sana, gue lagi - lagi lupa. So sweetnya, hubungan antara beliau dan si alat tiup ini sudah berlangsung lama, sekitar 101 tahun. Setia banget, ya? 
Tumblr media
OK, setelah sampai di Leuit tadi, kami minum dulu dan duduk sebentar. Ryan bagi - bagi coki - coki, terus dia dan Bani jajan Es Cingcau. Harganya Rp5.000,- kalau gak salah. Cobain deh, konyol es cingcaunya. Es serutnya berwarna merah gitu, terus rasanya ada santen - santennya. Haha. Bukan ada manis - manisnya. Pokoknya kocak. Sayangnya, gue enggak foto wujud si cingcau... Terus, kami lanjut jalan lagi, nih melewati bekas ladang yang gersang, panas banget, tanahnya pecah - pecah, daun - daunannya berdebu. Itu adalah ladang berpindah. Jadi, mereka itu bertani masih pake sistem lama, tanaman - tanaman yang ada ditebas, dikeringkan, lalu dibakar. Sesudah bersih baru ditanami tanaman pangan: beras atau ketela. Ketika mereka selesai memanen ladang, mereka akan pindah mencari lahan baru.
Tumblr media
Jalan terus!!! Nah, ini adalah tipe jalanan favorit gue: Jalan yang datar. Wkwk.... Gue bisa bernapas normal di sini. Alhamdulillah. Di sini, Om Ersta bilang, “Entar Mia, bentar lagi kita sampe ke jembatan pembatas Baduy Dalam dan Luar, kita masukin semua barang elektronik, lalu kita naik ke bukti cinta.” Gue yang udah capek banget ngerasa bersyukur : “Hore! Bentar lagi kamera dan HP enggak boleh dipake.” Sepanjang sejarah gue jalan - jalan, cuma di sini gue ga kepikiran OOTD, foto ala - ala, dsb, malah semakin cepat disuruh masukin kamera, gue merasa semakin senang (biasanya gue bete kalau ga boleh foto). Itu berarti makin cepet nyampe. Haha. Sereceh itu hidup gue.
Tumblr media
Gue yang lagi bahagia bayangin mau nyampe, kemudian ditunjukkin “Itu Bukit Cinta - nya” langsung lemes. Begitulah, itu cuma sebagian, separuhnya lagi ga kefoto. Terus titik - titik kecil itu ya manusia yang lagi jalan, silakan di zoom. In short : jalannya gersang, nanjak, jauh, ah sudahlah. Wkwk. 
Tumblr media
Akhirnya, setelah 4 - 4,5 jam (kan tiap orang pace jalannya beda, ya sekitar segitulah tim open trip kami) jalan kaki. Sampailah kami ke Desa Cibeo, Baduy Dalam. Kami tidur di dua rumah terpisah, sedangkan untuk makan kami dijamu di rumah Kang Santa. Jadi, tiga rumah yang diperdayakan untuk open trip kami. Rumah tempat gue singgah (Rumah Pulung) katanya termasuk rumah baru dan dibangun bersama - sama satu desa. Letaknya dekat dengan sungai, memudahkan gue yang suka kebelet pipis, haha. Oya, di Baduy Dalam itu kalau mau pipis, poop, mandi, wudhu, semua di sungai, perlu di-highlight dikit : tanpa Bedeng (penutup). Walaupun begitu, spot pemakaian sungainya dipisah, yang agak atas itu untuk perempuan, banyak ibu - ibu mencuci di situ. Agak atasnya sedikit buat ambil air dan keperluan masak. Ada juga, sih, kayak kucuran air dikasih sedikit penutup buat mandi perempuan. Gue gimana? Gue sih selalu dengan trik yang sama : Selama perginya cuma 2D1N gue mending enggak mandi. Gue lap - lapan tissue basah aja. Jorok. Ya udahlah, wkwk namanya juga pilihan hidup. Lu mau mandi di situ sambil poop juga mangga weh... Eh, tapi engga boleh pake sabun dan bahan kimia, yah, mandinya. Pokoknya se - natural mungkin. Hehe. Oiya, di Baduy Dalam, meskipun dekat sungai dan hutan, tapi tidak ada nyamuk dan airnya lumayan hangat. Udaranya tidak dingin, kecuali sejak jam 2 pagi hingga subuh. Sepanjang hidup gue, bulan purnama terterang yang pernah gue liat ya di sini, sampe langit malam beneran berwarna biru tua (kayak lagu bintang kecil, langitnya beneran biru, bukan hitam) saking terangnya bulan.
Tumblr media
Sedikit penjelasan, lah, ya. Ini adalah orang Baduy Dalam. Ciri khasnya ikat kepala putih, baju putih, dan bawahan kain larik hitam. Mereka tidak bersekolah. Sehari - hari mereka belajar dari ornag tuanya. Anak laki - laki diajarkan berladang dan berburu. Mereka bisa menangkap rusa (jangan dibayangin sama kayak kijang kebun raya Bogor) dengan jaring. Gue bertanya beberapa pertanyaan ke warga perempuan 1. Hari - hari biasanya ngapain? Jawab: Masak, ngurus anak, ke ladang, numbuk padi. 2. Pernah jalan jauh? Jawab: Pernah sampai Rangkas (OMG, gue aja capek cuma dari Ciboleger).  3. Makan sehari - harinya apa? Jawab: nasi putih dan ikan asin, kadang ketela.  4. Ikan asin dapat darimana? Teteh belanja ke baduy luar? Jawab: Enggak, suami yang belanja dari luar. 5. Teteh, punten kalau sakit di sini ada mantri atau tabib gitu? Jawab: Kami berobat sendiri pake ramuan herbal, tapi kalau melahirkan ada dua orang Paranji (dukun beranak) di desa ini. 6. Teteh, maaf, kalau lagi menstruasi, kalian gimana? Jawab: Pakai kain untuk menampung darahnya, nanti kainnya dicuci di sungai seperti baju biasa aja.
Tumblr media
Gue juga bertanya sama warga laki - laki: 1. Di sini nikah gimana? Jawab : Udah ada aturannya, dijodohin sama orang tua dan Puun (ketua adat). Enggak bisa nolak, enggak bisa cerai. Kalau merasa tidak setuju dengan perjodohan itu atau ingin menikah dengan pilihan sendiri, bisa keluar (pindah ke Baduy Luar). 2. Apakah ada sunat (khitan)? Jawab : Ada. Ini dilakukan oleh bengkong. Penjelasan lebih rinci sebaiknya tidak gue jabarkan. 3. Berapa lama batasan keluar Baduy Dalam? (kalau ada keperluan di Baduy Luar atau daerah lain) Jawab: 15 hari, lebih dari itu bisa dihukum. 4. Bagaimana proses pernikahan di Baduy Dalam? Jawab: Panjang, bisa sampai setahun, awalnya dimulai dengan lamaran dulu, terus nanti si lelaki ikut bantu - bantu sehari di rumah calon istri (bertukang gitu lah), dan dilanjut rangkaian pernikahan lainnya. 5. Cincin pernikahannya kalian buat? (mengingat tidak ada logam selain sebilah pisau di rumah, bahkan rumahnya tidak dipaku, melainkan diikat). Jawab: Beli di luar. Kami kumpulkan uang, terus beli di Rangkas. 6. Bahasa sehari - harinya apa? Jawab: Sunda, tapi khas sini, agak beda sama bahasa Sundanya orang Jawa Barat. Beberapa orang juga udah cukup lancar bahasa Indonesia soalnya banyak wisatawan datang tiap minggu. 7. Apakah kalian selalu terbuka buat umum? Atau ada waktu untuk ditutup dan berdoa khusus? Jawab: Ya, kami ada bulan tidak menerima tamu luar, yakni bulan ke - 9 dalam hitungan tanggalan Baduy Dalam. (kalendernya beda gitu coy sama kita) 8. Bagaimana kalian berdoa? Jawab: ya, kami sih kalau doa rutin khusus tidak ada, cuma kami berkeyakinan. Kalau hari besar kami ada upacara adat bersama. (kira - kira begitu, please correct me if I’m wrong) 9. Bagaimana kalian menentukan lokasi ladang berpindah? Apa enggak selisih satu sama lain memperebutkan lahan subur? Jawab: Biasanya sebelum masa bercocok tanam, kami berembuk dulu dan izin ke warga lain bila ingin menanam di suatu area, sehingga tidak saling salah paham. 10. Contoh kesalahan berat dan hukuman berat apa yang ada di Baduy Dalam? Jawab: apa ya? Dosa besar itu ya mungkin berzina atau membunuh orang, nanti hukumannya diusir dari Baduy Dalam. 11. Kalau keluar Baduy Dalam (sudah bukan warga) itu karena diusir aja? Jawab: Bisa izin terus keluar aja, enggak ada paksaan, kok. Mau di sini boleh, selama taat aturan, keluar juga boleh. 12. Apa kalian (warga Baduy Dalam) enggak merasa takut kehilangan populasi kalau warganya semakin banyak yang keluar? Jawab: Enggak, kan Baduy Dalam lahannya ya segini aja dan enggak bisa diperluas, sedangkan kelahiran kan menambah warga baru, jadi kalau emang ada yang ingin keluar, boleh - boleh aja. Yang sulit, warga Baduy Luar kalau ingin jadi warga Baduy Dalam. Kalau bukan asli Baduy, sih, udah pasti enggak bisa jadi warga. 13. Dengan segala keterbatasan dan aturan, apa yang membuat kalian tetap betah tinggal di Baduy Dalam? Padahal jika ingin keluar dan bebas, tidak ada larangan? Jawab: Di sini lebih damai, enak, nyaman, dan hasil alam tinggal pakai. Tanah dan rumah gratis. Kalau di luar harus beli tanah lagi, biaya hidup mahal. 14. Kan ada 3 desa Baduy Dalam, bagaimana kalian menjalin hubungan? Jawab: Biasanya tetua adat (Puun) setiap desa akan berkumpul mendiskusikan masalah terkini. Lokasi diskusi dilakukan di salah satu desa secara bergiliran.   15. Apakah di sini warga ada aturan harus bangun jam berapa atau harus beraktivitas jam berapa? Jawab: Enggak, bebas aja. Kalau laki - laki dewasa ada jadwal rondanya dan rondanya beda dengan kalian (orang kota). Rondanya dilakukan siang hari ketika mayoritas warga berladang, supaya tidak ada maling saat desa sepi.
Tumblr media
Esoknya, kami memutuskan mencari pengalaman baru di Jembatan Akar. Jarak tempuhnya lebih jauh dari berangkat dan medannya sedikit lebih  karena kita meniti pinggir jurang dan bekas jalan air (batu - batu licin berlumut). Turunannya juga cukup curam. Meskipun begitu, semua senang ketika bisa bermain air atau foto ala - ala di Jembatan Akar. Ini adalah sebuah jembatan dari dua akar pohon besar di dua tepi sungai. Sayangnya, saat kami ke sana, jembatan sedang diperbaiki, jadi tidak bisa mencoba menyebrang.
Tumblr media
Di sela - sela perjalanan menuju jembatan akar, kami menemukan desa ini. Kata orang Baduy Dalam, ini desa baru. Gue lupa namanya, cuma pas gue tanya ke warga situ, emang sih, desa ini baru pindah karena desa mereka sebelumnya rawan longsor ketika hujan. Desa ini termasuk Baduy Luar dan mereka sudah mengenal penggunaan PVC buat saluran air. Smart enough! Oya, mereka ramah - ramah banget, lho. Gue cuma duduk sebentar dan nanya begitu aja langsung disuguhin minum. Wah, jadi merasa “Indonesia beneran ramah, ya kalau di desa - desa.”
Tumblr media
Nah, kalau ini, sih namanya Nadi. Dia bocah temennya Ryan yang waktu itu sms nanyain kapan ke Baduy. Wew! Dia kecil - kecil udah jadi porter buat mas - mas seumuran gue. Kuat, ya, Nadi. Kamu hebat!
Tumblr media
Nah, buat yang ngerasa udah jauh - jauh dan capek ke Baduy Dalam, kemudian butuh kenang - kenangan. Di sini banyak oleh - oleh yang bisa dibeli: 1. Kain tenun -> Rp20.000,- Ratusan ribu (gue enggak beli, kemudian lupa) 2. Madu hitam/ coklat -> Rp50.000,- kalau pake tas +Rp10.000,- (recommended nih madunya) 3. Aneka gelang rotan/ benang -> Rp5.000,- 4. Gantungan kunci -> Rp5.000,- 5. Gula merah -> Rp10.000,- (isi 2 balok ukuran sedang, sebagai tukang masak, gue suka banget, ini rasanya enak, beda sama warung punya, hehe). 6. Kopi cap Angkot (gue kaga tahu harganya, enggak beli, dan lupa nanya). 7. Tas -> Sekitar Rp100.000,- 8. Durian Baduy Dalam -> Sekitar Rp25.000,- sampai Rp30.000,- (Kami nyoba makan dan enak. Kalau beruntung dapet yang super manis, bijinya sekecil kancing, tipis parah. Kalau kurang beruntung dapetnya agak hambar, ga begitu manis, tapi ada sensasi super adem, kayak ngunyah air). Selain itu masih banyak lagi oleh - oleh lain. Oiya, harga ini per kedatangan gue (Agustus 2017), jika kalian baca ini dikemudian hari, jangan lupa nilai inflasinya, jangan saklek jadiin ini landasan, hehe.
Tumblr media
Nah, segitulah kira - kira cerita pengalaman gue selama di Baduy. Terkait hal itu, Bila kalian ingin ke sana, mungkin gue ingin sedikit menyarankan ini: 1. Bawa baju kaos ganti 2 dan celana training or something buat jalan, jangan jeans. Kalau pake jeans sampe Ciboleger dan untuk pulang ke rumah masing - masing, ya, enggak masalah. 2. Bawa sweater, kalau tas lu penuh, sweater diiket di pinggang aja. Di sana dinginnya pas pagi buta, nusuk ke tulang punggung pas lagi tidur enak - enak. Hehe. 3. Headlamp penting, buat nemenin wudhu atau pipis sendirian. 4. Bawa sendal buat di Baduy Dalam, bisa Swallow gitu, atau kalau mau ringan dan ringkas bawa sendal hotel tipis aja, yang penting ada alas kaki. 5. Pilih sepatu yang enak buat tracking, cek sol sepatunya juga, pastiin kuat, ya. 6. Sediain uang receh. Seandainya mau beli minum jadi gampang dan ga ribet. 7. Ini kalo gue ya. Karena di Baduy Dalam, mandipun enggak boleh pake yang berbau kimia, alat mandi cuma ngeberatin doang, mending bawa tissue basah dan dettol buat kebersihan, dan kalau udah ke Baduy Luar silakan pakai parfum dan dandan dikit supaya penampilan more presentable. Wkwk. Sekian kesan gue ke Baduy Dalam. Pesannya: “Lihat langsung lewat mata, jangan cuma layar kaca, sebelum yang sekarang ada, jadi tidak lagi sama.” Lo akan paham maksud pesan gue kalo lo udah nyobain ke Baduy Dalam di era sekarang. 
Sekian.
Mohon maaf bila ada salah kata, semoga bisa bermanfaat. Regards, @alawiyahismii
2 notes · View notes
sayasukatahu-blog · 8 years ago
Text
Impulsive Trip ke Pedalaman Suku Baduy (#3 - Habis)
Minggu pagi, kami semua bangun dan bersiap menuju pondok kecil di atas bukit untuk menjemput sunrise, Kamera masih diperbolehkan di bukit yang menjadi permbatas kawasan tabu di Baduy Dalam. Dan bagi kami yang biasanya masih berlindung di bawah selimut atau harus bersiap menuju tempat kerja karena tidak mau terjebak macet, pemandangan matahari terbit menjadi hal yang langka.
Tumblr media Tumblr media
Kami tak bisa berlama-lama menikmati matahari pagi di atas bukit, karena kami harus segera bersiap mandi, sebelum pulang.
Oh ya, mandi adalah saat paling menyegarkan saat itu, air kali yang masih jernih, dan segar, amat sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Kami harus menghormati cara hidup warga setempat yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk sabun, odol dan shampo dalam aktifitas MCK. Toh, dengan masih alaminya air kali, kami tetap bisa membersihkan diri.
Usai mengemas barang, dan sarapan bersama kami harus berpamitan dengan Ayah dan Ambu yang sudah menjadi induk semang terbaik selama semalam. Kami kembali trekking, kali ini menempuh rute yang berbeda, jalur Cibeo.
Dengan rute yang agak lebih panjang, kami disuguhi panorama yang tidak kalah indah dengan jalan berangkat kami kemarin. Kami juga menyusuri kawasan lumbung padi warga Baduy Luar dan sempat melihat sedikit aktifitas pagi mereka.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Pukul 11.00 kami sudah sampai di titik perbatasan perkampungan Baduy Luar dengan warga merdeka (sebutan Urang Kanekes untuk warga non Baduy). Kami pun harus meninggalkan suasana perkampungan yang sangat asri ini.
Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari cara hidup orang Baduy. Mereka yang masih teguh menjaga kearifan lokal dengan nilai-nilai tradisi leluhur yang lekat, perlu turut dilestarikan. Entah sampai kapan mereka akan bertahan di tengah gempuran budaya pop dan modernisasi.
Tumblr media
Saya sangat berharap generasi muda Baduy Seperti Juli, Aja dan Sanen dapat terus melestarikan budaya, cara pandang dan laku hidup Baduy sampai masa masa yang akan datang.
See you, Ayah, Ambu, Aja, Juli, Sanen, dan semua Urang Kanekes, you’ll be missed, surely.
1 note · View note
detektifperselingkuhan · 6 years ago
Video
instagram
one night on primitive land #baduy #baduydalam #detektifperselingkuhan https://www.instagram.com/p/BzOJEWXBzqb/?igshid=13pr7zqk6x8pw
0 notes
kisahantologi · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Masih cerita Baduy (Belum move on ternyata) . Jatuhlah berkali-kali untuk sampai ke tujuan, saat jatuh jangan lupa pasang muka sok cool biar gak dibilang lemah atau cemen pokoknya kudu pasang #fakeface belagak bahagia ajaaaahh sesakit apapun itu saat kamu jatuh. . #baduy #baduyluar #baduydalam #terlatihpalsu (at Ciboleger Baduy)
0 notes
khairulleon · 6 years ago
Photo
Tumblr media
2 hari tinggal bersama suku Baduy, Tanpa lampu, Tanpa teknologi, Tanpa sosial media, Tanpa toilet, Tanpa kasur empuk, Tanpa kendaraan, Dan 1001 'tanpa' lainya yang ga bisa disebutin satu persatu. . Oh guys i have a lot of story to tell tapi ga tau harus mulai dari mana. . Intinya bisa berbaur dan hidup bersama suku Baduy memberikan banyak pelajaran yang ga pernah ditemui dimanapun selain disini, Kampung Baduy Dalam, Banten. . #baduy #kampungbaduy #sukubaduy #wisatabaduy #baduydalam #baduyluar #baduybanten #baduytrip #explorebaduy #tenunbaduy #batikbaduy #opentripbaduy #wisatabaduy #kainbaduy #batikbaduybanten . ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ My story trip : 🔎 www.youtube.com/khairulleonmedia 🔎 www.khairulleon.com (at Desa Ciboleger (Baduy Luar)/Wisata Budaya Baduy) https://www.instagram.com/p/BsCO0MdjOae/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1ct1r68p9irf2
1 note · View note
dakwahpelosoknegeri · 4 years ago
Photo
Tumblr media
Kenalan sini yuk Sedikit mengenal tentang baduy, supaya nanti ketika teman-teman berkunjung ke baduy jadi tau mana baduy dalam dan baduy luar. #baduydalam #baduyluar #baduykanekes #sukubaduy #baduybanten (di Baduy-Banten) https://www.instagram.com/p/CThB3xcB_pH/?utm_medium=tumblr
0 notes
aldynugrahaa-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Mari ber-Wisata Budaya • • • #wisata #budaya #wisatabudaya #cikeusik #baduy #lebak #banten #sunda #kasundaan #baduydalam #baduyluar #baduytrip #baduyindonesia #budayaindonesia #pesonaindonesia (at Wisata budaya Baduy-Banten)
0 notes
suryathirta-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
. 🍂 They are my PureFriends @pondok_zamrud . . . Each friendship offers something totally unique — and irreplaceable. Each friendship ultimately makes us WHO WE ARE. . . . #sahabat_baduy #sahabatanpasekat #baduydalam #pondokzamrudkhatulistiwa . . . #friendship #friendsforever . . . #followforfollow #followmefollowyou #follow4follow #followforfollowback #followmefollowyouback #follow4followback #natureplace #nature #happy #culture #indonesiaunik
1 note · View note
spicaundersky-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
“Indah untung dikenang, namun tidak untuk diulang” Tapi sudah berhasil tanpa listrik selama 24 jam, saatnya merencanakan untuk 7x24 jam :D
0 notes
nebulamum · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Menurut laporan salah seorang anggota trip kami kemaren, . . “Di jam saya 12,9km sampai tempat yg ojek. 23.200 langkah kaki, hari ini 2.758 burn dan 219 anak tangga. Kemarin total 15.9km.” . . So, total 29 km, more or less, dengan medan naik turun curam. Ya pantes kalo kemropok sikil lan awake. Kalo kata tehe otot berasa mrengkel.. 🤣🤣. Mungkin udah lama gak nge trip dan saatnya lbh rajin olahraga 💪🏼 🙈. . . #baduytrip #baduyluar #baduydalam (at Kampung Baduy)
0 notes
mubarik · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Persahabatan yg terjalin selama hampir 30 tahun, kini generasi ke 2 yang datang berkunjung ke rumah. "Kapan bapak mau main ke Baduy Dalam lagi", undangan ramah mereka setiap berkunjung #BaduyDalam
0 notes