#babunya
Explore tagged Tumblr posts
scrappyyard · 10 months ago
Text
Ukrainian village core
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
26 notes · View notes
dnllamst · 1 year ago
Text
Tumblr media
Dia adalah seekor kucing. Selalu maling daging dari piring babunya jika babunya lengah. Hmm
7 notes · View notes
binara-aelius · 2 months ago
Text
FIRST MISSION KITTUT
Tumblr media
halooo enih meongnya binar, namana chikuy hihihi iyahhh mirip idol jungwon enhypen yg lucu entuh yah belio mw laki mw cewek bebas aj dah semua tergantung manset 🙏🏻 trus warnanya abu abu polkadot gitu tp yg bisa liat cuman yg punya :3
Tumblr media
trus ap lg oek jenisnya kucing rumahan boleh kampung boleh sk sk yg baca aj, blio hobi sekali memanjat sosial? salah manjat manjat pintu kamar mandi katana enak berasa spidermen :3 trus sama hobi bgt melet melet katanya cosplay jd kucing alay tp g tw jg pemikiran chikuy kek ap, ya ak yg babunya juga g faham
Tumblr media
owh yhh blio juga suka sekali genit sama kakak kakak cantik pokok na kalo ada yg cantik blio akan berpose begini *seperti eank d gambar* g tw jg ap maksud dan tujuannya. tp untung nya blio tuh penurut juga g manja lah ya. panutan negara dan orangbtua .g
Tumblr media
funfact tentang chikuy enih blio bisa ngobrol sama lampu tidur :3 heran gak? enggak? owh berarti kelean satu jenis ma dia ......
mungkin LG ngobrol in masa lalu yhhh atau curhat tentang negara kenapa begini bgt :3 ak jg g tw. tp ak senang sekali kalo misal blio LG tidur anteng gitu kayak hewan bener
Tumblr media
yang terakhir buat chikuy tlong sama papah selalu ya :" maaf klo papah sering ngasih km makanna sisa entah ntu sisa masa lalu atau sisa waktu atau sisamo gpp yh, selalu jd majikan yg tau diri kek lagunya sp tuh, jangan genit genit jangan galak galak juga, cukup mamahnya papah aja yg galak km jangan ya dek ya
Tumblr media
0 notes
xxthesabbathxx · 7 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Babunya
1 note · View note
honjayaa · 8 months ago
Text
MEMASUKI ¼ ABAD YANG BERMAKNA
Tumblr media
Jika 2 tahun terakhir aku telah mendapatkan banyak berkah, nikmat dan kesenangan. Siapa sangka tahun ini justru mendapatkan hal yang begitu bermakna?? Sejatinya, berkurangnya usia bukan hanya tentang kesenangan dan kegembiraan saja, bukan?
Ada kalanya butuh pukulan berat agar kita tetap tumbuh, sadar bahwa kita perlu introspeksi dan memperbaiki diri. Ulang tahun tu poin utamanya ini wkwk.
Kesedihan yang kamu rasakan itu valid
Tak apa, luapkan s'muanya dan renungkanlah
Tapi jangan lupa bangkit setelahnya
Hidup akan terus berjalan
Special thanksgiving
Terima kasih untuk diriku sendiri yang mampu melewati 1 tahun penuh makna ini, tidak ragu untuk tetap melangkah walau penuh luka.
Terima kasih juga untuk sahabat-sahabatku yang telah meluangkan waktunya untukku, mendengarkan kisahku, tidak sungkan memberikan petuah-petuah kejam haha. Aku harap lingkaran pertemananku yang kecil ini bisa terjaga hingga kelak nanti.
Terima kasih untuk mama papa dan kucing-kucingku, merekalah support system-ku. Ketika aku melakukan kesalahan kalian menyadarkanku untuk tidak menyalahkan diri sendiri, sebab itulah keahlianku:(. Selalu memberikan wejangan bahwa setiap keasalahan, kegagalan, hari yang buruk, kesialan pasti ada hikmah yang bisa diambil. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan setelahnya, mengajarkan aku jadi lebih legowo dan berprasangka baik kepada Allah SWT. Gatau kenapa kucingku selalu tiba-tiba bobo di sajadah waktu aku sholat sama berdoa. Kalo bisa ngomong kayaknya mereka bosen liat babunya mewek haha.
Terima kasih pada insan manusia yang pernah sejenak hadir menyapa hidupku yang hening ini. Aku percaya dan yakin Allah SWT mempertemukan kita agar kedepannya menjadi lebih tangguh, tatag dan bukan nafika yang lemah nangisan lagi hihihi. Begitupun juga sebaliknya.⭐
Hal yang terpenting, aku mau minta maaf untuk diriku sendiri, sejuta maaf kuhaturkan untuk nafika. Setiap hari bisa memaklumi kesalahan orang lain tapi malah membodoh-bodohkan diri sendiri saat melakukan kesalahan. Gapapa, kamu manusia yang sama tidak sempurnanya, jadikan rasa sesal itu untuk take a chance biar ngga melakukan kesalahan yang sama kedepannya. Tetap menjadi nafika yang hidup di masa depan, nikmati masa sekarang ketika me time, jadikan masa lalu untuk memperbaiki diri. Kalo capek istirahat⚘
Ikhlas dan kurangi overthinkingmu.
PR berat di ¼ abad ini. Weakness-nya hidup di masa depan ialah overthinking. Seakan selalu sedia payung sebelum hujan, mempersiapkan segalanya sebelum hal baik/buruk terjadi padahal belum tentu begitu realitanya. Obat overthinking cuma berserah diri mohon kepada Allah SWT aturlah bagaimana baiknya, Engkau yang lebih tau sedangkan manusia tidak tau. Camkan naf!
Walaupun tahun ini tidak seberat tahun 2021, aku berharap semoga endingnya seperti akhir tahun 2021 yang mana Allah SWT memberikan kejutan-Nya berlipat-lipat ganda. Aamiin🤲🏼
Serta, semoga impianku di tahun ini untuk lanjut kuliah dan menerbitkan buku bisa segera terwujud. Aamiin ya Rabbal'alamin🥰⚘
National anthem tahun 2021:
ㅡ 2024. 10.40p.m
0 notes
dalamnyalautan · 9 months ago
Text
Jujur, gua marah sih. Gua tuh udah nggak paham sama adik gua. Sekali, dua kali okelah. Ini keterusan banget, anjing. Gua kesel banget karena dia ngegampangin gua.
Gua selalu bilang untuk minta tolong matiin kipas angin dan tutup pintu kamar kalau nyalain AC. Sekali, okelah mungkin kurang paham. Dua kali, kesel tapi yaudah okelah nggak apa-apa. Trus, ini udah entah berapa mali gua bilangin UNTUK MATIIN AC. BAHKAN DIA SAMPE UDAH TIDUR PUN SEBELOMNYA NGGAK ADA ITIKAD UNTUK NGECEK SEKALI LAGI.
Gua rasa ini anak goblok banget sih. Gua nggak sanggup dah, beneran. Otaknya nggak pernah dipake gitu. ANJING YA. Gua minta transfer buat bayar barang keperluan mobil, dia nggak transfer dan nggak ngomong apa-apa.
Gua tuh dikira babunya apa gimana ya???? Gua cape banget sih harus ngurusin manusia yang akalnya itu nggak pernah dipake. Maunya diurusin orang lain tapi nggak mau, jangankan ngurusin, mikirin orang lain aja nggak.
Gua capek banget dan gua nggak mau lagi berurusan sama dia. Dia harusnya belajar tinggal sendiri di mana nggak ada keluarga yang ngurusin dia. BIAR DIA MIKIR SENDIRI. GUA CAPEK MARAH-MARAH TERUS.
Ini tuh hal sepele ya. Sepele bangetlah, orang cuma perkara matiin kipas angin ya. Kenapa sih segitunya? OH YA JELAS. Gua itu udah minta tolong baik-baik dan juga jelasin alasannya kenapa. Tapi, selalu aja disepelein.
Dia suka biarin air mengalir aja gitu. Boros banget sampe ya buang-buang air gitu. Trus, udah gitu, dia ngerasa paling-paling-paling-paling-paling korban karena selalu gua dan mami marahin. Beneran deh, lelah banget guaaaaaaa.
Gua nggak mau tinggal sama dia. Biar ini tagihan rumah, dia aja yang bayar. Toh yang suka seenaknya pake listrik dan air kan dia. Sekarang rasain aja sendiri biar paham gitu.
0 notes
unexposedfarayra · 1 year ago
Text
trs yg plg bikin kesel lg adalah kalo nyuci baju, abis dijemur, jemurannya dicuekin ampe sore brgsk malah jd gue yg ngangkatin jemuran merekaAAAAAAAA dipikir gw babunya kah??? prnh tuh ampe jemurannya nyebur ke kolam ikan grgr kena angin trs gw pura2 gatau aja salah sendiri jemuran udh kering ga diangkat2, & lebih konyolnya lg mereka baru sadar kyk besokannya gitu? duh aneh bgt
0 notes
telon7 · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Geng ijoo lagi hepi nyambut ujaaann masyaAllah, sehat² kaleaaan
Si mawar kuning bunganya nyusut, soalnya lagi ngga rajin siram pupuk cair. Hiks. Maap yaa.. lagi sibuk babunya. 😂
0 notes
evikdpriagung · 2 years ago
Text
Tumblr media
20230614 #1 14.56 WIB
165/365 Days 12,109
Perasaan nih yeee, gue yang bekerja bagaikan quda. Yang lelah hayati seharusnya gue. Tapi knp lo semua yang molor aja. Lu pade yeee, makan, minum, goleran, pup, itu aja kerjaaannya. Tapi herannnya kok gue tetep bucin ama lu pade. Syudah lah ini tanda2 kalau gue sudah memasuki fase jadi babunya anabul. 😹😹😹😹😹.
Day 6 of Holiday
#Cats #Pet #instaCat #Kucing #Gumussh #Iphone #ShootOnIphone #Pancoran #Jakarta #Indonesia #Wednesday #June #14th #2023
0 notes
mashkaroom · 2 years ago
Text
Two examples I can think of are opa -> opan'ki and ohoho -> ohohonyushki. Tremendously weird, right?? Fascinatingly, we seem to have a parallel to this in English with oopsies.
Why can you make diminutives, but seemingly only animate plural diminutives, out of Russian interjections. What the fuck is that?
5 notes · View notes
dsm-v · 5 years ago
Text
Can I recruit my paternal grandmother to teach my maternal grandmother how to text? Babunya I’ll get Grandma Debbie to pay you
1 note · View note
linanurdiana · 6 years ago
Text
Tentang Sosial Media
Aku kagum pada seseorang yang dapat menyimpan rapat privasinya jauh dari sosial media. Di era gempuran sosial media seperti sekarang ini, menyimpan privasi bukanlah sesuatu yang mudah bagi sebagian orang. Adanya sosial media justru membuat privasi tidak ada artinya lagi. Sebelumnya, aku pernah bilang bahwa manusia itu butuh untuk dilihat, diapresiasi. Sosial media hadir untuk memudahkan kebutuhan itu terpenuhi. Dampaknya, kemudahan itu justru kebablasan sehingga menjadi candu bagi sebagian orang.
Aku pernah nonton video di youtube tentang get rid of social media. Di sana disebutkan bahwa sosial media itu prinsipnya sama dengan produk-produk lain. Ingin laris. Media promosinya sendiri adalah hormon kebahagiaan kita. Kok bisa? Bisa dums. Begini prosesnya. Saat seseorang memposting sesuatu di sosmed, katakanlah ngepost foto di instagram, maka instagram akan memberikan notif berupa jumlah dan dari siapa like sebuah foto, juga komentarnya. Nah, saat mendapat notif tersebut, otak akan mengeluarkan hormon kebahagiaan, entah endorphin atau apa aku lupa, sehingga seseorang bisa menjadi bahagia. Namun sayangnya, kebahagiaan tersebut bersifat candu bagi seorang individu. Semakin lama, maka keinginan untuk merasakan kebahagiaan akibat sosial media akan terus ada bahkan bisa bertambah. Begitulah cara kerja sosial media. Kalau bahasa kasarnya sih, sosial media bisa dibilang menjadi tuan baru kita, dan kitalah yang menjadi babunya.
Atas dasar video yang ku tonton, untuk menekan penggunaan sosial media, seseorang bisa melakukannya dengan langkah kecil yaitu mematikan notifnya. Dengan begitu, sedikit banyak kita akan menekan pengeluaran jumlah hormon kebahagiaan sehingga mengurangi potensi kecanduan sosial media. Jadi gitu ya, yang pengen mencoba untuk lepas dai sosmed, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menonaktifkan notif sosmed, bukan uinstall instagram, wkwkw. Kalau notif sosmednya udah dinonaktifkan, sedikit banyak akan melupakan kita dari sosmed. Tapi ingat, semua itu butuh waktu.
Sebagian orang memang ada yang tidak mengumbar kehidupan pribadinya di sosmed, dan menggunakannya untuk ngepost hal-hal lain selain kehidupan pribadinya. Contohnya aja seperti quotes-quotes, nasihat-nasihat, dan sebagainya. Tapi sebagai penonton, kalau boleh berpesan, aku pengen menyampaikan bahwa berhati-hatilah dengan postinganmu. Karena jujur saja, walaupun kamu mencoba memposting hal-hal yang bukan privasimu, entah kenapa privasimu bisa ketebak juga. Mbulet ya? Wkwkwk. Gini, aku kasih contoh aja. Kamu lagi sedih, terus kamu pengen update, tapi kamu nggak pengen kelihatan sedih, alhasil kamu ngepost kamu lagi seneng-seneng, atau nggak quotes tentang kebahagiaan. Tapi tahu nggak? Postingan kamu bisa lho dianalisis orang sehingga orang tersebut tahu kalau sebenarnya kamu lagi sedih. Okelah kalau kamu ngepost tentang kebahagiaan cuma sekali, bisa aja kamu bener-bener happy. Tapi kalo postinganmu tiap hari, atau sekali ngepost banyaknya bejibun sampe update statusnya sampe titik-titik, nah itu yang perlu dicurigai. Orang yang bener-bener bahagia, nggak akan meyakinkan orang-orang bahwa dirinya sedang bahagia, begitupun orang yang sudah tidak peduli lagi. Orang yang benar-benar tidak peduli lagi, dia juga tak akan punya waktu untuk meyakinkan orang-orang bahwa dirinya tak peduli lagi. People who really don’t care will walk away without saying anything.
Melihat sosial media tentunya juga tak bisa dilihat dari satu kacamata saja. Kacamata lain pasti ada yang membela sosmed karena sosmed bisa menjadi ladang pahala yaitu sebagai sarana untuk menabur kebaikan. Dan memang itu benar. Dengan pengolahan dan dari tangan yang tepat, sosmed akan bisa menjadi saranya menabur kebaikan, dan menambah ilmu pengetahuan. Banyak contoh akun yang seperti itu, contohnya adalah akun-akun berita di sosmed, akun meme, akun tes psikologi, dan masih banyak lagi. Intinya, tergantung bagaimana kita memandang dan mengolah sosial medianya.
So, hati-hati sama sosmed. Inget, kamu juga punya privasi :)
A private life is a happy life – Anonim
 ~Tuban, 29 Desember 2018
4 notes · View notes
enggartys · 2 years ago
Text
45. Nahnul
Deo belum berhenti menatap gadis berambut sebahu yang bergelung dengan makhluk kecil yang pas dalam genggaman─di atas bean bag sudut kosnya. Anneira tampak mengeringkan tubuh si mungil yang sudah setengah kering, menggunakan hairdryer yang dipinjam dari ibu kos yang tinggal di lantai bawah gedung kos ini.
“Udah jangan sampe kering. Kasihan dia ntar jadi penyetan.”
Anneira mendongak usai mendengar suara Deo yang masih duduk di atas kursi belajarnya. Pria itu membungkuk berusaha menyamakan diri dengan posisi Anneira yang jelas tidak berhasil.
“Bapak-bapak banget jokes lo, Kak,” sindir Anneira. Gadis itu mematikan pengering, lalu mengangkat tinggi anak kucing yang berhasil mereka selamatkan meski tertunda beberapa jam setelah melewati gunung dan lembah; bercanda, cuma melewati jalanan macet dan petshop yang untungnya sedang sepi.
“Biarin Nahnul tidur di kandang. Sekarang kita makan siang dulu.”
“Nahnul?”
Deo menunjuk kucing dalam genggaman Anneira, menggunakan dagu. “Itu, yang lo pegang. Gue kasih nama Nahnul.”
“Nahnul apaan! Nggak ada yang lebih bagus gitu?”
Pria itu bangkit dari kursinya, mendekat ke tempat Anneira dan Nahnul duduk. “Biar nggak susah dicariin kalo ngilang lagi. Ya, Nahnul?” Menggunakan tangan besarnya, Deo mengusap bulu Nahnul yang sudah benar-benar kering. Anak kucing itu lantas mengedip yang Deo pikir adalah pertanda setuju. “Tuh, dia aja setuju dinamain Nahnul.”
Validasi dari Deo sukses membuat Anneira menekuk wajah karena kandidat nama yang sudah dia pikirkan sepanjang perjalanan, terpatahkan oleh calon pemilik yang jelas dia tidak punya banyak hak. Bahkan Anneira tidak menginginkan hak asuh, jadi berdebat juga tidak akan membuatnya menang karena pada akhirnya Deo-lah yang memelihara Nahnul.
“Gue tau lo yang bakal jadi babunya, tapi bagusan dikit kek, Kak.”
“Lo mau namanya apa?” tanya Deo.
“Mokki.”
“Tetangga gue nama kucingnya Mokki. Pasaran banget. Udah, Nahnul aja paling bener.”
“Otak lu yang kaga bener emang, Kak.”
“Biarin. Sini, biar gue aja yang bawa Nahnul bobo. Lo siapin piring sono.”
“Piring?”
“Gue udah panasin makanan di microwave, tolong sekalian keluarin. Oke, Ann?”
Anneira menyerah. Membiarkan Nahnul digendong babu asli, lalu bergerak menuju dapur kecil yang lumayan bagus untuk ukuran anak kos. Deo bahkan sudah menggunakan kompor listrik yang jelas didapat dari penyedia kos. Belum lagi berbagai peralatan masak yang amat lengkap untuk kategori pria rantau.
“Lo emang suka masak, ya, Kak?” tanya Anneira dari dapur yang tak jauh dari ruang duduk tempat Nahnul dan kandang barunya.
“Gue mantan peserta Master Chef.”
“Serius bin Changbin?”
“Dua rius bin Bangchan!”
“Kenapa keelim?”
“Gue ngantuk banget abis marathon Alice in Borderland. Dan gue langsung dikeluarin pas salah ngambil ukuran panci.”
Deo masih setia menjelaskan meski tangannya memanjang ke dalam kandang demi mengelus Nahnul yang nyaris tertidur dengan mata yang sudah sayup-sayup.
“Demi apa! Kocak banget! Ha-ha-ha.” Anneira tidak kuasa menahan tawa mendengar penjelasan Deo yang dilihat dari rautnya, menggambarkan kesungguhan.
“Ssst. Jangan berisik. Ntar Nahnul bangun.”
“Ya, lo aja sinting. Udah tau besokannya kompetisi malah nonton.”
“Bosen ngeliatin kompor tiap hari. Kali-kali gue nontonin partnernya bang Yamaken. Cuci mata.”
“Cuci mata lo tuh, pake Sunglik. Ada-ada aja.”
“Nah, setelah dieliminasi, gue ngide deh beli rumah kerabatnya ibu kos yang katanya lagi butuh duit. Terus karena waktu itu Ben lagi males lanjut kuliah, gue suruh dia ngelola Ben’s Kitchen.”
“Tapi kenapa pake namanya Ben?”
“Nama dia lebih keren dibanding Deo’s Kitchen.”
“Makin nggak ngerti gue sama senior yang bayarin parkir cashless gue.”
“Nggak perlu ngerti banyak, ntar petaka.”
***
“Btw, Kak. Lo gapapa jadiin Nahnul sebagai majikan? Nggak takut repot? Maaf gue ngerepotin dan nambahin kerjaan lo.”
“Satu-satu kalo ngomong, Ann. Gue nggak denger, ini lagi di jalan raya.”
“Udahlah, nggak jadi.”
“Yah, ngambek. Gapapa kok gue jadi babunya Nahnul. Lo juga ga akan bisa, orang sibuk soalnya.”
“Bukan gitu.”
“Kemarin gue sempat mikir mau pelihara kaktus, tapi hari ini malah Nahnul yang datang. Ya udah deh, mungkin takdir gue jadi babunya Nahnul.”
“Emang buat apa lo kepikiran nyari peliharaan?”
“Buat diajak curhat soal skripsi.”
“Dih, absurd.”
Anneira tidak melanjutkan percakapan, karena selain kehabisan topik pembicaraan, rahangnya juga sakit berdialog di keramaian sore yang penuh dengan suara klakson. Seolah semua orang tidak sabaran. Ya, semua orang juga ingin sampai di rumah dengan cepat, tapi siapa suruh tinggal di ibukota. Harusnya mereka menerima konsekuensi semacam itu, pikir Ann.
“Ann?”
“Hmm?”
“Kirain lo udah terbang aja.”
“Nggak lucu ya, Kak!”
“Ha-ha-ha. Sorry. Ozzy apa kabar?”
“Baik dan sehat. Hari ini dia ngedate sama pacar barunya, di tempat gue sama dia  biasa nongkrong. Kesel!”
“Loh, kok ngamuk-ngamuk. Makanya kalo suka tuh terobos terus, jangan sampe kesalib orang.”
“Mental gue mental tempe, Kak. Yakali gue confess duluan? Mending kalo keterima, kalo ditolak gimana dong? Dimana gue simpen muka gue???”
“Kalo nggak dicoba mana ada yang tau, wahai bundanya Nahnul! Lagian, confess nggak seserem yang lo bayangin kok.”
“Emang pernah ada cewek yang confess ke lo?”
“Pernah.”
“Lo terima?”
“Enggak. Gue tolak.”
“Terus, dia gimana?”
“Ya nggak gimana-gimana. Abis itu dia pacaran sama senioran.”
“Terus pandangan lo sama dia gimana?”
“Ya nggak gimana-gimana, Ann. Wajar aja salah satu diantara gue sama dia ada yang jatuh hati. Soalnya udah temenan dari SMP. Gue bilang gue nggak ada perasaan sama dia, dan gue minta sama dia buat jangan sungkan. Gue juga berterima kasih karena dia ngasitau perasaannya ke gue, jadi di masa-masa dia move on tuh gue tau harus gimana ke dia.”
“Itu kan elo, Kak. Nggak semua cowok kayak lo.”
“Iya sih.”
“Tuh kann.”
“Gue tantangin dalam minggu ini, lo confess ke Ozzy.”
“Ih nggak!”
“Kenapa sih? Udah gue kasih kisi-kisi, masa nggak berani?”
“Malu pangkat tiga. Takut juga dia ngejauh.”
“Nggak akan.”
“Lo berani ngasih asuransi keselamatan?”
“Ha-ha-ha. Udahlah, kalo lo nggak berani nerima konsekuensi lebih baik terima keadaan kalo misalnya dia sama perempuan lain.”
“Kak Deo!”
“Hmmm, saya?”
“Ngeselin!”
“Lo biasa nongkrong sama Ozzy dimana?”
“Galliard. Deket-deket kampus.”
“Yaudah, gue anterin ke sana.”
“Dih, ngapain? Dia lagi nge-date, Kak!”
“Kalo dia lagi nggak sama siapa-siapa, lo harus beliin dryfood buat Nahnul bulan depan, ya!”
“Oke! Gue jamin, gue nggak akan beliin dryfood buat Nahnul karena dia pasti lagi kencan.”
“Ya. Liat aja entar. Jangan kepedean dulu.”
1 note · View note
telon7 · 1 year ago
Text
Tumblr media
*Telon dan Dino
Klo doi udah tidur pules gini, mendadak senyap kostan uwe 🤣
Ttd. babunya telon
0 notes
yourgreenlantern-blog · 6 years ago
Text
Penggalan kisah setelah dia pergi
jadi gini. berawal saat mudik lebaran tahun 2016. Karna aku udah yakin dia masa depan aku, dan dia ragu untuk meninggalkan aku disini, aku berniat untuk melamar dia kagar terikat dan dia tenang disana. niat awalnya begitu.
Sebelum dia pergi aku menjajikan sebuah handphone ditambah dari dia biayanya. Tapi aku lebih butuh handphone baru saat itu dikarenakan memory dan demi kelancaran kerjaan tadinya. tapi ditengah jalan lercaan tidak lancar dan aku keluar dari kerjaan itu karna pembayaran yg tidak sesuai dengan apa yg aku kerjakan. Dan dia sudah ngepush untuk handphone sedangkan aku pemasukan tidak ada dan aku bingung harus gimana. Apapun aku kerjain buat ngejar hp itu tapi ga sampai ke nilai hp itu maaf. dia selalu. nuntut itu dan aku pusing sendiri ujungujungnya beramtem makannya aku menghilang dari dia untuk menghindari perselisihan tadinya.
Suatu saat aku muncul kbali dan bilang aku suka tidur dikosan cewe, taku jujur karna aku ga macemmacem. serius aku temenan sama cewe itu pure temen dan ampe sekarang masih bertemen ko. boleh tanya sendiri. Aku liat dia sedang party dengan temanteman bulenya disana, aku khawatir tapi dia menghilang dan tidak ada kabar, aku emosi dan aku menghilang kembali. Mungkin cara aku yg salah menghindar dari masalah sehingga dia nyaman dengan orang lain yg selalu ada buat dia disana.
Cewe yg sempet jalan sama aku selama kamu disana.
1. E. Cewe dengan 2 anak. Background yg sangat tidak baik, tali dia sedang mau berubah. Aku mau sama dia dan ninggalin kamu karna kita lagi LDR dan aku salahnya malah buat semakin jauh. Ada E yg sedang mendekan dan membutuhkan dan mungkin lebih membutuhkan sepertinya. Dia mualaf dan sedang proses memperbaiki diri. Aku memang bukan orang baik hanya ingin memperbaiki diri makanya aku mau bareng sama E. Berujung dia ingin stay disini dan membiarkan anaknya di menado. Aku tinggalkan E agar dia pulang. akhirnya pulang dan beres. Aku kira aku bisa lupain dia dengan cara memulai dengan E, ternyata masih belum.
2. S. ketemu di satu media sosial saat masih bersama E. S perokok dan peminum Sering kerumah S awalnya garagara dekat dan mengantarkan E untuk tidur disana karena sudah terlalu lama stay dirumah. S menyatakan perasaanya dan setelah selesai dengan E langsung jalan dengan S. Alesanya karna dia yg suka duluan, rumah dekat dan tentu saja agar bisa melupakan Dia karna sudah bersama dengan yg lain. Teryata benar kata orangorang tentang reputasi dia yg mempermainan kan cowo. S ternyata memiliki penyakit yg biasa disebut bipolar. Moodnya dengan mudah berubah dan aku seperti dipermainkan dan akhirnya aku menyerah dan pergi. Setelah pergi ternyata mamahnya menghubungi aku minta tolong untuk menjaga S di rumah sakit karna sakit tipes dan tidak ada keluarganya yg bisa jaga. Mau tidak mau aku menjaganya dan hanya dijadikan seperti babunya yang mbiat aku yakin untuk benarbenar pergi dari S. dan akhirmya beres dan ternyata rasa untuk "dia" masih sama seperti sebelumnya.
3. D. bertemu disebuah komunitas. awalnya sangat tidak tertarik sama dia, hingga akhirnya dia membuat sg tentang kopi. "wah bisa jadi teman ngopi nih" pikirku. awalnya hanya ngopi bareng dan menemani dia untuk sekedar main ke pantai. sebelum lebih jauh aku menyelesaikan dulu dengan "Dia" dan ternyata tidak memungkinkan untuk balik bersama dia. Akhirnya aku jalan dengan D dan aku seperti biasa hanya melakukan terbaik buat pasangannya. awalnya memang gada rasa, tapi mungkin "rasa akan muncul karna terbiasa" aku coba dulu beberapa lama, dan merasa sudah lama dan rasa itu tidak muncul akupun mengakhiri semuanya dari pada lebih jauh dari ini aku belum siap kalau bersama D. D orang majalaya yg bekerja di daerah setiabudi atas sebagai manager restoran. Aku pergi tapi dia melakukan segala cara untuk tetap masih bersama. tapi aku ga bisa memaksakan perasaan ini.
Sebelum ke selanjutnya, "Dia" pulang ke bandung dan sempat bertumu sekali di kedai kopi untuk menyeselesaikan semua yg belum selesai "tadinya". tapi hati masih belum selesai, dengan segala cara aku berusaha untuk terus bertemu sama "Dia" untuk bisa membalikan perasaan "Dia" seperti dulu. Selama bareng dia tidak jarang menyebut aku dengan nama pacarnya di jerman. Sakit sih tapi gmna lagi dari pada aku marah dan membuyarkan suasana yg sedang baik. Hingga akhirnya "Dia" marah garagara aku tidak bisa tidur. mungkin dia menyangka aku kumpul di pos sama anakanak dan bermain game. padahal aku dikamar berusaha untuk tidur dan sulit sekali penyakit amnesia kumat dan terlalu senang besok akan pergi dengan "Dia". kondisi belum tidur dan kena marah, alu kebawa emosi dan berujung pisah untuk keberapa kalinya. Lanjut...
5. R. Teman kuliah dulu pernah deket dan pernah aku tembak tapi ditolak. R tibatiba dm menanyakan kabar dan basabasi. Akhirmya kita sering jalan bareng. Aku suka sama R ini tapi sekedar suka galebih. Aku masih takut untuk memulai karna ternyata memulai dengan siapapun aku masih saja tidak bisa lepas dari "Dia". Sebelum menjadi lebih jauh dari teman aku mundur. Takut menyakiti lebih dari ini.
6. P. cewe ini unik, usia selisih 8 taun dan dijauhi oleh anakanak rumah karna kelakuan yg antik. Awalnya aku ingin merangkul dia agar aktif di komplek dari pada gaul diluar yg ga bener. Lamakelamaan ternyata bnyak masalah dia yg membuat dia seperti ini. utamanya keluarga dan merembet ke yg lain. Akhirnya P menyatakan perasaannya dan ingin serius. tadinya aku ingin membantu semaksimal mungkin karna aku takut disuatu saat aku ada diposisi dia tidak ada yg membantu sama sekali. Akhirnya kita jalan hanya bertahan beberapa minggu. Sayang sama P sebenernya karna dia butuh seseorang yg suport dia. Tapi da akhirnya aku gakuat sama kelakuannya yg masih kesanasini dan aku yg sudah berfikir terlalu jauh ya udah beres. dia yg ingin. Dia yg ingin serius dia yg pergi, antik memang. setelah beres aku masih sering bantu masalah ekonomi dll karna gada sama sekali yg ngasih biaya dia. Hingga akhirnya, aku kasih buat sekolah, tapi gapernah sekolah dan update malem minggu minum sama orang lain. akhirnya aku stop semua dan serahkan lagi ke mamahnya.
Semua aku lakuin karna :
1. Berusaha memulai dengan yg baru berharap bisa lupain "Dia", karna "Dia" pun bisa begitu. aku pikir rasa bisa menyusul karna sering bareng. ternyata gasemudah itu
2. Bantu orang lain karna takut ada diposisi itu dan tidak ada yg bantu, berujung dia nyimpan rasa dan terjebak
dan semuanya siasia. udah terlalu bnyak waktu, tenaga, finansial yg aku keluarkan untuk hal itu semua aku pikir aku bisa seperti "Dia" memulai dengan yg baru.
Nyatanya aku berhenti di "Dia". Banyak yg bilang aku di santet. Tapi aku pikir tidak. terlalu banyak hal yg sudah dilakukan bareng, berusaha bareng susah seneng, memikirkan kedepannya sudah jauh dan menyamakan visi. Berat banget rasanya hidup gada "Dia" tapi mau gimana lagi, hidup terus berjalan. Dan "Dia" terus bersamanya rasanya akan semakin sulit jika terlalu lama. Tapi gmna hubungan gabisa satu orang yg berjuang. Aku ingin kaya "dia" biaa memulai dengan yg baru tapi aku tidak bisa memulai dengan yg baru yg sesuai dengan kriteria. Karna "Dia" sudah jadi patokan buat jadi kriteria. Dikitdikit mulai bangkit sendiri walaupun lama tapi sedikitnya aku maju ko. Aku hanya ingin kepastian aja. walaupun kepastiannya menunggu okey kasih batas waktu kapan aku dapat kepastian. Itu aja udah cukup ko.
2 notes · View notes
likeaflowingwind · 3 years ago
Text
on progress
Satria masih sering memakai topi yang aku berikan padanya sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 29, dua tahun yang lalu. Aku masih ingat bagaimana ekspresinya waktu aku bilang “aku harap benda ini cukup istimewa untuk bisa menjadi pemberian terakhir dariku.”
Dengan topi hitam, kaos lengan pendek berwarna abu-abu, celana jeans hitam dan masker dengan warna senada, jujur saja menurutku Satria terlihat sedikit lebih cool dari biasanya, meskipun agak gloomy. Ketika memperhatikan raut wajahnya yang sedang fokus menyetir, mendadak aku jadi merasa canggung. Seperti ada sesuatu yang membuatku ingin terus diam dan memilih untuk memperhatikan jalanan berkelok di hadapan kami. Padahal, tidak biasanya dia se-pendiam ini. Kalau aku orang asing, mungkin aku akan berasumsi bahwa laki-laki yang ada di mobil bersamaku saat ini adalah seseorang yang sedang dalam perjalanan ke kantor setelah mendapat kabar bahwa seorang client sedang menunggunya untuk menandatangani sebuah project besar yang dia sudah nantikan sejak beberapa bulan lalu. Fokus, fokus, fokus.
Meskipun begitu, sesekali tatapan fokus itu tiba-tiba hilang. Satria berkelana ke tempat-tempat yang kita pernah kunjungi berdua; tempat makan legendaris yang kita datangi setiap dua minggu sekali di pinggiran alun-alun kota, petshop dengan banner bertuliskan “Bubur Koceng Hijau” yang sempat membuat kami bingung karena mirip sekali dengan warmindo, Taman Lembah kampus dengan angsa-angsa nya yang mungkin saat ini sudah punya tujuh keturunan. Sesekali, dia mengalihkan pikirannya dengan memikirkan berbagai plot twist anime yang jadi topik pembicaraaan kita semalaman suntuk setiap malam minggu.
Ketika aku sudah mulai khawatir karena Satria tidak kunjung kembali dari lamunannya, aku akan memberi kode pada Mochi, buntalan gemuk berbulu yang kini sedang bergelung di dekat perseneling, -sengaja menempelkan tubuhnya di dekat tangan Satria agar tubuhnya tetap hangat-, untuk menggigit jari-jari babunya itu, pelan.
Tentu saja Mochi akan menjalankan perintahku, meskipun dengan malas-malasan, lalu kembali tertidur.
Sementara itu, Satria tersentak bangun dari segala memori liarnya, lalu kembali fokus memperhatikan jalan. Laki-laki ini seringkali mempertanyakan kenapa Mochi bertindak aneh atau melakukan hal-hal random hanya untuk mendapatkan perhatiannya, maka saat itu terjadi lagi untuk yang kesekian kalinya, dia cuma mengelus singkat kepala Mochi sambil tersenyum.
“Was somebody telling you to do that, Mochi? Aku penasaran.”
Katanya, yang hanya disambut derum mesin mobil dan suara angin AC dari dashboard mobilnya. Suara radio lamat-lamat terdengar, tapi tidak terlalu dihiraukan oleh Satria yang lebih suka mendengarkan musik-musik Barat tahun 90an.
Mochi tidak meresponnya, tentu saja, dia hanya akan melakukan sesuatu sesuai dengan arahanku.
Aku dan Satria mengadopsi Mochi dua tahun yang lalu. Awalnya, kita memang tidak pernah punya rencana untuk mengadopsi seekor kucing, aku tahu ini akan sedikit sulit untuk dilakukan karena Satria tidak terlalu suka kucing. Ibunya alergi dengan bulu kucing, maka setiap ada kucing yang datang ke rumahnya, Satria yang akan bertugas untuk mengusirnya jauh-jauh, memberinya makan sampai ke ujung kompleks rumahnya.
Selain itu, Satria tumbuh dengan sedikit hobi dan interest yang umumnya dimiliki oleh orang-orang. Laki-laki ini adalah definisi sebenar-benarnya dari “manusia biasa-biasa saja” yang sampai saat ini masih tidak mengerti apa yang dia sukai dan tidak disukai dalam hidupnya. Satria tidak menyukai kucing bukan karena dia membencinya, tapi karena dia tidak pernah hidup dengan kucing atau hewan peliharaan apapun sebelum ini. Meskipun begitu, dia setuju ketika aku mengajaknya untuk mendatangi sebuah LSM Animal Rescue di sebuah tempat di Kota Bogor, dengan niat untuk memberikan sumbangan makanan kaleng dan susu untuk kucing-kucing yang ada disana.
Sesampainya di sana, kami dipertemukan oleh Mochi, kucing mungil berwarna coklat abu-abu yang terlahir hanya dengan satu mata. Pagi itu, Mochi kecil baru saja kehilangan induknya. Ketika melihatnya untuk yang pertama kali, Mochi masih sekecil buah apel, menggeliat dan berjalan dengan susah payah karena mata kanan nya tertutup rapat tanpa bola mata.
Mendengar cerita petugas LSM, biasanya aku yang akan langsung tersentuh dan menangis di sepanjang jalan pulang. Tapi waktu itu, Satria tiba-tiba mengatakan kepadaku bahwa dia ingin membawa Mochi pulang. Dia ingin mengadopsi Mochi, seekor kucing, yang sebelumnya tidak pernah dia miliki.
Awalnya kupikir Satria hanya akan merawatnya seadanya saja. Tapi ternyata, karena terlalu sayang dengan Mochi, kami jadi seperti pasangan yang sudah bercerai dan memperebutkan hak asuh anak -berdebat tentang dimana Mochi harus tinggal: apakah di kontrakanku atau rumah Satria, tentu saja dengan ruangan terpisah dan pengawasan ketat agar tidak merugikan untuk Bunda (ibu Satria) yang punya alergi bulu kucing.
Satria selalu beralasan bahwa aku terlalu sibuk bekerja, sementara aku bisa menjadikan Bunda alasan kenapa Mochi harus ada di kontrakanku. Sebagai jalan tengah, Mochi sesekali tidur bersamaku di akhir pekan, dimana di hari Minggu pagi biasanya aku akan membawanya jalan-jalan ke Kebun Raya.
Satria sudah sampai di tempat tujuannya. Dia mematikan mesin mobilnya, lalu berdiam sejenak, menarik nafas-menghembuskan-menarik nafas lagi-menghembuskan lagi, sampai berulang kali, sampai dia merasa detak jantungnya kembali normal. Mochi sudah terbangun. Hewan berbulu itu beranjak ke pangkuan Satria, mengusapkan ujung kepalanya ke lengan Satria yang sedikit demi sedikit mulai berhenti gemetar.
Laki-laki itu tersenyum. Gumpalan bulu hidup yang sedang disentuhnya memberikan kehangatan yang membuatnya tenang.
Ia meraih pet cargo di jok belakang lalu memasukkan Mochi ke dalam.
“Terima kasih, Mochi.”
Dia menatapku sejenak tanpa mengucapkan sepatah katapun, sebelum akhirnya memberanikan diri untuk keluar dari mobil, -menghadapi apapun yang ada di depannya nanti.
0 notes