#ayyuhal walad imam ghazali
Explore tagged Tumblr posts
Text
Hi 24 of me, happy birthday!🎂
Today i wish me all the best😃🥳
And please always remember this message, from Imam al-Ghazali, in his book ‘Ayyuhal Walad’ page 1
al-Hadits from Rasulullah ﷺ, narrated by Malik, Ahmad, Tirmidzi, and Ibn Majah:
عَلَامَةُ إِعْرَاضِ اللَّهِ تَعَالَى عَن الْعَبْدِ اشْتِغَالُهُ بِمَا لَا يَعْنِيهِ، وَإِنَّ امْرَأَ ذَهَبَتْ سَاعَةً مِنْ عُمُرِهِ فِي غَيْرِ مَا خُلِقَ لَهُ لَجَدِيرٌ أَنْ تَطُولَ عَلَيْهِ حَسْرَتُهُ، وَمَنْ جَاوَزَ الْأَرْبَعِينَ وَلَمْ يَغْلِبْ خَيْرُهُ شَرَّهُ
The sign of God Almighty’s turning away from the servant is his preoccupation with that which does not concern him
And if a man spends an hour of his life in something other than that for which he was created, he deserves to
His grief will be prolonged for him, and whoever is over forty and his good does not prevail over his evil, then his show is getting ready to go to hell.
—
Jika umurku sampai 40 (setidaknya masih ada 16 tahun lagi), tak ada yg kupinta sejak hari ini melainkan kelak akan lebih banyaknya (amal) kebaikanku dari keburukanku,
semoga Allah anugerahkan nikmat tersebut untuk kita semua🤲🏻😇
11 notes
·
View notes
Text
Jawaban dan Pesan Terindah Buat Para Pendengki dan Hasad
Al-Imam Ghazali di dalam kitab "Ayyuhal Walad" memberikan pesan penting bagi kita yang terus menerus fokus berkarya dan maju melangkah ke arah maqam yang semakin tinggi.
Kebetulan nasehat ini kami dengar langsung saat duduk mengaji di hadapan Abah Guru Sekumpul di tahun 2004.
"Diantara penyakit-penyakit itu ada yang diharapkan kesembuhannya, dan ada pula yang tidak akan dapat diharapkan selamanya. Penyakit yang tidak dapat diharapkan kesembuhannya adalah penyakit hati dan permusuhan yang ditimbulkan oleh rasa iri hati dan hasad. Penyakit hati ini sangat lah sulit diharapkan kesembuhannya serta padam kebencian dan permusuhannya."
Maka menghadapi para pendengki dan hasad adalah dengan cara lebih berfokus pada kesuksesan diri Anda sendiri.
Semakin dia mendengki dan membenci, maka Anda harus semakin tidak memperdulikannya dan hanya berfokus pada orang-orang yang mencintai dan mendukung Anda serta berfokus pada prestasi dan kebaikan dari usaha dan upaya Anda sendiri.
Tiada ada yang didengki oleh pendengki, melainkan secuil nikmat Allah yang telah kau peroleh dari-Nya. Hanya itu yang diinginkan si pendengki agar nikmat itu hilang dari diri Anda.
Maka tetaplah dan bersyukur dengan adanya para pendengki, sebab Anda memiliki motor pendorong untuk terus semangat serta mensyukuri nikmat yang lebih besar, hingga membuat lelah dan putus asa si pendengki.
Terkadang hal yang diinginkan oleh para hasad dan pendengki sangat lah kecil dan nilainya tak berharga. Terkadang mereka marah dan tidak terima dengan penampilan Anda, misalnya mereka hanya iri dengan pakaian Anda, seperti Anda mengenakan jubah atau imamah.
Atau dengki dengan kendaraan Anda, dengki dengan rumah Anda, dengki banyaknya pengikut, fans atau murid Anda atau dengki dengan popularitas Anda, kebahagiaan sementara. Yang intinya, semua itu rendah dan masih hina di mata Allah, sebab hanya berkenaan dengan secuil nikmat yang bersifat keduniawiaan.
Sayangnya, mereka tidak pernah mendengki bagaimana nilai perjuangan dan pengorbanan kita sebelumnya, bagaimana perih dan pedih melewati onak duri perjuangan, hinaan hingga fitnahan. Mereka tak lebih dewasa cara berpikirnya seperti kekanakan.
Oleh karena itulah, di Yaman ada sebuah pesan cerdas yang dituliskan para sopir di kaca mobil mereka. Kurang lebih seperti ini:
"Tuhan, jika ada orang yang tidak suka melihatku bahagia, maka bahagiakanlah dia sehingga dia melupakan kebahagianku. "
1 note
·
View note
Text
Puasa dan Anak (part 2)
(Arrahmah.id) – Imam Ghazali menulis buku nasihat buat anak berjudul Ayyuhal Walad(Wahai Anak), membawakan kisah menarik diskusi antara seorang guru bernama Syaqiq Al-Balkhi (wafat tahun 194 H/810 M) dengan muridnya bernama Hatim Al-Asham (wafat tahun 237 H/851M). Sang guru bertanya kepada muridnya: Kamu sudah belajar denganku selama 30 tahun. Apa yang sudah kamu dapatkan? Sang murid menjawab 8…
View On WordPress
0 notes
Text
Mengenal Kitab Ayyuhal Walad Imam Ghazali
Mengenal Kitab Ayyuhal Walad Imam Ghazali
Ahmad Alfajri – Mengenal Kitab Ayyuhal Walad Imam Ghazali
Mengenal Kitab Ayyuhal Walad Imam Ghazali
Kitab Ayyuhal Walad yaitu berisi nasihat Imam al-Ghazali kepada muridnya yang meminta nasehat khusus, tentang masalah karekter atau akhlak kepada Allah, akhlak seorang pendidik, akhlak seorang pelajar, dan akhlak dalam pergaulan
Walaupun tergolong kitab yang kecil dan tipis,…
View On WordPress
#ayyuhal walad#ayyuhal walad arabic pdf#ayyuhal walad artinya#ayyuhal walad english#ayyuhal walad imam ghazali#ayyuhal walad imam ghazali pdf#ayyuhal walad pdf#ayyuhal walad terjemah#ayyuhal walad terjemahan
0 notes
Text
“Jika belajar adalah ibadah, maka berprestasi adalah dakwah” sebuah tulisan dari bang Edgar Hamas yg langsung menohok diri setelah lelah beraktivitas hari itu.
Beliau mengatakan lebih lengkapnya seperti ini
Seorang guru di Mesir dulu pernah menasehati. “jika belajar adalah ibadah, maka berprestasi adalah dakwah“. Rasanya ingin sekali menyampaikan kepada semua generasi muslim. Kita dimanapun kita ada, yang berprestasi pasti punya power untuk mengarahkan dan memberi teladan.
Maka jika ada yang bilang, “prestasi bukan segala-galanya,” ia perlu melanjutkan kalimat itu dengan lanjutan “namun ada banyak kebaikan besar yang bisa kau buat dengan prestasi”. Orang pun melihat profesionalitas. Niat yang baik akan hampa jika ilmu dan kepakaran hilang.
Makanya Imam Al Ghazali dalam ‘Ayyuhal Walad’ menggambarkan orang yang punya ilmu dan berprestasi itu potensinya tinggi, seperti seorang kesatria yang punya banyak keahlian memakai beragam senjata. Namun lagi-lagi, kembali lagi, yang membedakannya adalah melakukan atau tidaknya.
Jadi jangan sampai kita berpikir ‘yang penting selesai’ tanpa ada niat untuk melakukan yang terbaik. Kamu bisa lebih dari itu, tapi kamu banyak khawatirnya saja, hehe. “To accomplish great things, we must not only act, but also dream; not only plan but also believe”
MasyaAllah Tabarakallah, semoga dengan tulisan ini pahala beliau mengalir seperti air mengalir dengan cabang air dari kanal ini.
Dari tulisan beliau, saya menanggapi dengan sudut pandang begini.
Ketika membaca paragraf kedua. Titik poin barangkali bukan ambisi prestasi tapi kebaikan dibalik prestasi, teringat para ilmuwan muslim pada era kekhilafahan yang berprestasi bukan berangkat dari orientasi dunia, tapi lebih tinggi dari itu sebuah penghambaan kepada Allah (cry).
Paragraf selanjutnya, tentang potensi manusia. Ada potensi umum dan khusus. Potensi umum adalah segala sesuatu yg Allah berikan sama antara satu manusia dengan lainnya seperti waktu, kebutuhan jasmani, kebutuhan naluri, dsb. Sedangkan potensi khusus adalah segala sesuatu yg Allah berikan berbeda antara satu manusia dengan yg lainnya, seperti bakat, keterampilan, dlsb. Saya teringat bahwa, tidak ada manusia yang sia-sia, yang ada hanyalah manusia yang menyia-nyiakan dirinya. Kita bertanggungjawab untuk mencari tau potensi kita, kemudian optimis bahwa Allah akan menunjukkan jalannya. Karena Allah TIDAK menciptakan kita untuk menjadi sia-sia
Pada bagian akhir paragraf, its finnaly headshot me directly. Overthinking adalah racun, bentuk lain prasangka yang diingatkan dalam hadist adalah seburuk-buruk dusta. Kekhawatiran diri yang seakan lupa bahwa selama ini bukanlah kemampuan diri yang bisa sampai pada titik ini. Tapi semata karena kuasa Allah. Kita nggak pernah menanggung segala sesuatu sendirian, selalu ada Allah yang memberi, mengawasi, bahkan mengarahkan. Laa hawlaa walaaquwwata illabillah...
Begitu banyak kabar yang saya dapatkan ketika pengemban dakwah terkendala pendidikannya karena aktivitas dakwah. Kendala yang ketika ditelusuri adalah step2 yg tidak di tempuh karena banyak khawatirnya.
Maka saya pun diwejangi gurunda saya, jangan jadikan dakwah sebagai alasan merosotnya akademik... karena dakwah itu wajib tanggung jawab kepada Allah, dan akademik (menuntut ilmu) itu wajib karena menjadi tanggung jawab di dunia. Dakwah dan akademik seharusnya bisa seiring sejalan dalam hidup kita.
Memang kita tidak bisa menggeneralisir kendala yang dihadapi masing2 orang ketika menempuh pendidikan, kendala bisa jadi bagian ujian dan cobaan dari Allah dalam kehidupan. Maka disini, saya mengambil kesimpulan, selama muaranya kepada Allah (sebagaimana nasihat Khalifah Umar bin Khattab rahimahullah) kita tidak perlu peduli manakah yang membuat bahagia atau sedih. Tampuk tertinggi prestasi hanyalah urusan dunia yg menjadi pijakan agar dapat meraih akhirat yg menjadi tujuan utama.
Tidak perlu risau akan mencapai pada titik prestasi yg seperti apa, satu-satunya yg jadi pegangan adalah QS. Muhammad ayat 7 “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” tentu saja hal ini disikapi dengan bijak. Seperti yang tercantum dalam nasihat ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
Sebagaimana saat meminta rezeki, kita harus bekerja. Begitu juga saat meminta tambahan ilmu, kita harus belajar.
Jika tidak, sejatinya kita tidak jujur dalam meminta hal tersebut kepada Allah
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar, diingatkan kembali bahwa selain doa kita harus berusaha maksimal dalam ikhtiar yg mampu kita upayakan. Disisi lain juga diingatkan nasehat Ustadzah Fika Komara bahwa tak sepatutnya kita mencari ilmu hanya demi “sesuap nasi” karena ilmu memiliki peran yang tinggi dalam menyelesaikan problematika umat sayangnya kapitalisme mengerdilkan peran ilmu pengetahuan tidak jauh dari mencari keuntungan dunia semata. Subhanallah.
Tulisan yang panjang, semoga bermanfaat.
8 notes
·
View notes
Text
Nasihat Imam Ghazali Untuk Anak
📝Pemateri: Ustadz Faisal Kunhi, M.A
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Berikut saya kutip beberapa nasihat Imam Ghazali, yang beliau tulis dalam bukunya “Ayyuhal Walad" (Wahai anak).
أيها الولد النصيحة سهل والمشكل قبولها
“Wahai anak !! memberikan nasihat itu mudah, yang sulit menerimanya.“
أيها الولد لا تكن من الأعمال مفلسا ولا من الإعمال خاليا
“Wahai anak !! janganlah menjadi orang yang bangkrut dalam beramal dan jangan menjadi pengangguran."
ولو قرأت العلم مائة سنة وجمعت ألف كتاب ,لا تكون مستعدا لرحمة الله تعالى إلا بالعمل
"Walau engkau membaca berbagai macam ilmu selama 100 tahun dan engkau mengkoleksi 1,000 buku, semuanya tidak membuatmu siap mendapatkan rahmat Allah, kecuali engkau mengamalkan apa yang telah engkau ketahui."
أيها الولد ما لم تعمل لم تجد الأجر
"Wahai anak !! selama engkau tidak berbuat, maka tidak akan mendapatkan ganjaran.“
Al Hasan berkata,
“ طلب الجنة بلا عمل ذنب من الذنوب “
"Mencari surga tanpa berbuat baik adalah dosa dari sekian dosa.“
أيها الولد ,كم من ليال احييتها بتكرار العلم ومطالعة الكتب
“Wahai anak !! Begitu banyak malam yang aku hidupkan untuk mengulang-ngulang ilmu yang sudah kupelajari dan menelaah buku-buku.“
أيها الولد العلم بلا عمل جنون والعمل بغير علم لا يكون
“Wahai anak !! Ilmu tanpa amal itu gila dan amal tanpa ilmu tidak akan terwujud."
واعلم أن العلم الذى لا يبعدك عن المعاصى ولا يحملك على الطاعة لن يبعدك عن نار جهنم
“Dan ketahuilah sesungguhnya ilmu yang tidak membuatmu jauh dari maksiat dan tidak membuatmu semakin ta’at, ia tidak akan menjauhkan sama sekali dari neraka jahannam."
أيها الولد لو كان العلم المجرد كافيا لك لا تحتاج إلى عمل سواه , لكان نداء ( هل من سائل ؟ هل من مستغفر , هل من تاْئب ؟ ضائعا بلا فائدة
“Wahai anak !! seandainya ilmu cukup dan engkau tidak butuh untuk mengamalkannya, maka seruan, 'Adakah yang meminta kepada Ku? adakah yang memohon ampun kepada-Ku, dan adakah yang bertaubat kepada-Ku', akan hilang sia-sia."
أيها الولد " ومن الليل فتهجد به نافلة لك " أمر " وبالأسحار يستغفرون " شكر "
"Wahai anak !! ayat yang berbunyi, 'Dan di sebagian malam, bangunlah untuk shalat tahajjud sebagai ibadah tambahan untukmu', ini adalah perintah; kemudian (kalimat) 'Di akhir-akhir malam mereka beristighfar', ini adalah wujud rasa syukur kepada-Nya."
ثلا ثة أصوات يحبها الله تعالى : صوت الديك . وصوت الذى يقرأ القران , وصوت المستغفين بألأسحار
"Ada tiga suara yang Allah cintai: suara kokok ayam (di pagi hari yang membangunkan manusia untuk shalat), suara yang membaca al Qur'an dan suara orang-orang yang memohon ampun di akhir-akhir malam."
Demikian beberapa nasihat Imam Ghazalali untuk buah hati kita; ketahuilah di antara hadiah terbaik untuk anak-anak kita adalah ketika kita tidak pernah berhenti untuk memberikannya nasihat, apalagi jika nasihat itu bisa kita tulis dalam sebuah buku, agar bisa disampaikan kepada generasi kita nantinya.
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
51 notes
·
View notes
Text
“Jika belajar adalah ibadah, maka berprestasi adalah dakwah” sebuah tulisan dari bang Edgar Hamas yg langsung menohok diri setelah lelah beraktivitas hari itu.
Beliau mengatakan lebih lengkapnya seperti ini
Seorang guru di Mesir dulu pernah menasehati. “jika belajar adalah ibadah, maka berprestasi adalah dakwah“. Rasanya ingin sekali menyampaikan kepada semua generasi muslim. Kita dimanapun kita ada, yang berprestasi pasti punya power untuk mengarahkan dan memberi teladan.
Maka jika ada yang bilang, “prestasi bukan segala-galanya,” ia perlu melanjutkan kalimat itu dengan lanjutan “namun ada banyak kebaikan besar yang bisa kau buat dengan prestasi”. Orang pun melihat profesionalitas. Niat yang baik akan hampa jika ilmu dan kepakaran hilang.
Makanya Imam Al Ghazali dalam ‘Ayyuhal Walad’ menggambarkan orang yang punya ilmu dan berprestasi itu potensinya tinggi, seperti seorang kesatria yang punya banyak keahlian memakai beragam senjata. Namun lagi-lagi, kembali lagi, yang membedakannya adalah melakukan atau tidaknya.
Jadi jangan sampai kita berpikir ‘yang penting selesai’ tanpa ada niat untuk melakukan yang terbaik. Kamu bisa lebih dari itu, tapi kamu banyak khawatirnya saja, hehe. “To accomplish great things, we must not only act, but also dream; not only plan but also believe”
MasyaAllah Tabarakallah, semoga dengan tulisan ini pahala beliau mengalir seperti air mengalir dengan cabang air dari kanal ini.
Dari tulisan beliau, saya menanggapi dengan sudut pandang begini.
Ketika membaca paragraf kedua. Titik poin barangkali bukan ambisi prestasi tapi kebaikan dibalik prestasi, teringat para ilmuwan muslim pada era kekhilafahan yang berprestasi bukan berangkat dari orientasi dunia, tapi lebih tinggi dari itu sebuah penghambaan kepada Allah (cry).
Paragraf selanjutnya, tentang potensi manusia. Ada potensi umum dan khusus. Potensi umum adalah segala sesuatu yg Allah berikan sama antara satu manusia dengan lainnya seperti waktu, kebutuhan jasmani, kebutuhan naluri, dsb. Sedangkan potensi khusus adalah segala sesuatu yg Allah berikan berbeda antara satu manusia dengan yg lainnya, seperti bakat, keterampilan, dlsb. Saya teringat bahwa, tidak ada manusia yang sia-sia, yang ada hanyalah manusia yang menyia-nyiakan dirinya. Kita bertanggungjawab untuk mencari tau potensi kita, kemudian optimis bahwa Allah akan menunjukkan jalannya. Karena Allah TIDAK menciptakan kita untuk menjadi sia-sia
Pada bagian akhir paragraf, its finnaly headshot me directly. Overthinking adalah racun, bentuk lain prasangka yang diingatkan dalam hadist adalah seburuk-buruk dusta. Kekhawatiran diri yang seakan lupa bahwa selama ini bukanlah kemampuan diri yang bisa sampai pada titik ini. Tapi semata karena kuasa Allah. Kita nggak pernah menanggung segala sesuatu sendirian, selalu ada Allah yang memberi, mengawasi, bahkan mengarahkan. Laa hawlaa walaaquwwata illabillah...
Begitu banyak kabar yang saya dapatkan ketika pengemban dakwah terkendala pendidikannya karena aktivitas dakwah. Kendala yang ketika ditelusuri adalah step2 yg tidak di tempuh karena banyak khawatirnya.
Maka saya pun diwejangi gurunda saya, jangan jadikan dakwah sebagai alasan merosotnya akademik... karena dakwah itu wajib tanggung jawab kepada Allah, dan akademik (menuntut ilmu) itu wajib karena menjadi tanggung jawab di dunia. Dakwah dan akademik seharusnya bisa seiring sejalan dalam hidup kita.
Memang kita tidak bisa menggeneralisir kendala yang dihadapi masing2 orang ketika menempuh pendidikan, kendala bisa jadi bagian ujian dan cobaan dari Allah dalam kehidupan. Maka disini, saya mengambil kesimpulan, selama muaranya kepada Allah (sebagaimana nasihat Khalifah Umar bin Khattab rahimahullah) kita tidak perlu peduli manakah yang membuat bahagia atau sedih. Tampuk tertinggi prestasi hanyalah urusan dunia yg menjadi pijakan agar dapat meraih akhirat yg menjadi tujuan utama.
Tidak perlu risau akan mencapai pada titik prestasi yg seperti apa, satu-satunya yg jadi pegangan adalah QS. Muhammad ayat 7 “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” tentu saja hal ini disikapi dengan bijak. Seperti yang tercantum dalam nasihat ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
Sebagaimana saat meminta rezeki, kita harus bekerja. Begitu juga saat meminta tambahan ilmu, kita harus belajar.
Jika tidak, sejatinya kita tidak jujur dalam meminta hal tersebut kepada Allah
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar, diingatkan kembali bahwa selain doa kita harus berusaha maksimal dalam ikhtiar yg mampu kita upayakan. Disisi lain juga diingatkan nasehat Ustadzah Fika Komara bahwa tak sepatutnya kita mencari ilmu hanya demi “sesuap nasi” karena ilmu memiliki peran yang tinggi dalam menyelesaikan problematika umat sayangnya kapitalisme mengerdilkan peran ilmu pengetahuan tidak jauh dari mencari keuntungan dunia semata. Subhanallah.
Tulisan yang panjang, semoga bermanfaat.
4 notes
·
View notes
Text
Berawal dari kegelisahan.. ngaji sana sini makin sadar kalau ada yang salah sama cara dulu belajar waktu sekolah, mau nyalahin sistem pendidikan ya rasanya bosan juga. Dan konsep belajar itu kebawa sampe udah lulus sekolah. Alhasil, kalo belajar gimana pencapaian keilmuan ulama-ulama terdahulu di usia muda. Rasanya selalu pengen nanya, "gimana caranya kita yang udah terlanjur begini, supaya bisa kayak mereka."
Juga melihat fenomena, ibu ibu muda yang semangat mendidik anaknya. Buku buku anaknya banyak, mengajarkan anak gemar membaca. Tapi saat ditanya mana buku ibunya, ternyata nyempil raknya. Walaupun belum menjadi orang tua, aku ikut resah. Aku tetep pengen belajar dan memperdalam keilmuan meski nanti jadi orang tua. Tumbuh bersama anak anak, bukan hanya mereka yang tumbuh. Karena bagaimanapun punggung orang tua adalah punggung yang paling sering mereka pandang. Bila orang tuanya begitu mencintai ilmu, maka tak perlu panjang kalam. Mereka pun ikut mencintainya.. jadi.. seperti biasa, aku ga mau belajar sendiri hehe. Mau ngajakin banyak orang.
Mungkin kelas ini aga beda dari arus utama tentang ilmu mendidik. Kalau orang berlomba lomba mempercanggih ilmu mendidik. Mungkin dengan kelas ini frasa berusaha mengajak, menengok kembali zaman dimana manusia manusia terbaik di lahirkan. Sungguh,kalau kamu mempelajari zaman itu.. ga kebayang.. ada manusia manusia dengan kualitas kecerdasan yang ga kebayang saking luar biasanya. Tentu itu semua bukan kebetulan, pasti ada faktor faktornya salah satunya faktor orang tua mendidik mereka, guru guru yang juga sama luar biasanya, dan kekuatan belajar serta kecintaan ilmu mereka yang mendalam, jadi deh.. kelas ini selesai disusun dan siap launching untuk membersamai teman teman belajar :)
Di bawah ini info resminya,
-------------
[Memahami Cara Ulama Terdidik]
Dear sisters,
Mungkin setelah banyak membaca dan mengikuti kajian, kita suka bertanya-tanya. Betapa banyak contoh ulama yang karyanya jauh melampaui kita meski dengan usia yg masih belia. Bagaimanakah cara belajar para ulama terdahulu, bagaimana mereka dididik oleh orang tua dan guru-guru mereka? Hingga bisa melahirkan manusia-manusia terbaik sepanjang masa pada zaman itu.
Supaya kita bisa ikut meneladani agar bisa seperti mereka.
Atau
Bila kamu adalah seorang ibu maupun calon ibu. Kamu ingin memberikan pola asuh dan pola didik yang terbaik dari mencontoh manusia-manusia terbaik. Manusia yang ilmu dan manfaatnya tetap abadi bahkan hingga melintasi zaman. Sementara, kelas-kelas parenting yang tersaji di depan mata sangat jarang mengangkat sudut pandang ini. Bagaimana mendidik diri dan anak-anak kita menjadi manusia-manusia terbaik sebagaimana ulama terdahulu dididik dan mendidik generasi setelahnya.
Membahas ilmu pendidikan diri dan anak,
COMING SOON!
Kelas Tarbiyatul Aulad
Memahami Cara Ulama Terdahulu Terdidik dan Mendidik
Kitab Pegangan Pembelajaran : Tarbiyatul Aulad Fil Islam karya Dr. Abdullah Nashih Ulwan dan Ayyuhal Walad karya Imam Al Ghazali
Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan belajar ini. Kalau terlewat entah kesempatannya akan datang kapan lagi.
Stay tune!
Info update kelas frasa di instagram frasa ya..
------
IG : instagram.com/frasa.in
Tumblr : frasa-in.tumblr.com
Frasa : Perempuan, Ilmu,dan Rasa
119 notes
·
View notes
Text
[Memahami Cara Ulama Terdidik]
Dear sisters, Mungkin setelah banyak membaca dan mengikuti kajian, kita suka bertanya-tanya. Betapa banyak contoh ulama yang karyanya jauh melampaui kita meski dengan usia yg masih belia. Bagaimanakah cara belajar para ulama terdahulu, bagaimana mereka dididik oleh orang tua dan guru-guru mereka? Hingga bisa melahirkan manusia-manusia terbaik sepanjang masa pada zaman itu.
Supaya kita bisa ikut meneladani agar bisa seperti mereka atau...
Bila kamu adalah seorang ibu maupun calon ibu. Kamu ingin memberikan pola asuh dan pola didik yang terbaik dari mencontoh manusia-manusia terbaik. Manusia yang ilmu dan manfaatnya tetap abadi bahkan hingga melintasi zaman. Sementara, kelas-kelas parenting yang tersaji di depan mata sangat jarang mengangkat sudut pandang ini. Bagaimana mendidik diri dan anak-anak kita menjadi manusia-manusia terbaik sebagaimana ulama terdahulu dididik dan mendidik generasi setelahnya.
COMING SOON!
Kelas Tarbiyatul Aulad: Memahami Cara Ulama Terdahulu Terdidik dan Mendidik
Kitab Pegangan Pembelajaran : Tarbiyatul Aulad Fil Islam karya Dr. Abdullah Nashih Ulwan dan Ayyuhal Walad karya Imam Al Ghazali
Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan belajar ini. Kalau terlewat entah kesempatannya akan datang kapan lagi.
Stay tune! Info update kelas frasa di instagram frasa ya..
IG : instagram.com/frasa.in
Komunitas Frasa -Perempuan Ilmu dan Rasa-
6 notes
·
View notes
Text
Wasiat dari Imam Ghazali pada muridnya.
Hal-hal yg harus ditinggalkan :
1. Berdebat dalam hal yang tidak kamu kuasai ilmunya.
2. Dakwah. Jika belum bisa menguasai ilmunya.
3. Jangan bergaul dengan Umaro (Pemerintah)
4. Jangan sekali-kali menerima pemberian atau hadiah dari Umaro. Meskipun kita tahu itu adalah barang halal.
Dikutip dari kitab Ayyuhal Walad.
انظر ما قال ولا تنظر من قال
undzur maa qoola walaa tandzur man qoola
“Lihat apa yang disampaikan namun jangan lihat siapa yang menyampaikan.”
1 note
·
View note
Text
Kitab Ayyuhal Walad
Kitab Ayyuhal Walad adalah salah satu kitab dari kitab Tasawuf karya Imam Al-Ghazali (450-505 H), seorang Shufi asal Persia yang menjadi kiblat Tasawuf bagi Aqidah Ahlussuunah Wal Jamaah. Kitab ini juga tidak kalah populer dari kitab tasawuf lain karya imam Ghazali. Walaupun bukan kitab kurikulum, Kitab Ayyuhal Walad ini biasa dijadikan kitab untuk para dewan guru di pesantren atau sebatas kitab…
View On WordPress
0 notes
Text
Manfaat di Alam Kubur
Dalam kitab Ayyuhal Walad karya Hujjatul Islam Imam al-Ghazali, diriwayatkan bahwa seseorang telah bermimpi bertemu Imam Junaid al-Baghdadi (yang saat itu telah wafat), orang tersebut bertanya kepada Imam Junaid, “Bagaimana kabarmu wahai Imam?”, Imam Junaid menjawab:
طاحت العبارات
وفنيت الإشارات
وما نفعتنا إلا ركعات ركعناها في جوف الليل
Telah hilang semua pengibaratan, frasa-frasa indah, kalimat-kalimat; nasehat terbaik
Lenyap seluruh isyarat, pertanda-pertanda yang pernah kami terima
Tidaklah bermanfaat bagi kami, kecuali beberapa rakaat yang dahulu ditegakkan di pertengahan malam
—‘Teori tanpa praktek dapat bermanfaat’; konsep tersebut hanyalah menurut para filsuf yang tersesat: kata Imam al-Ghazali.
—Shalat akan selalu menjadi kunci keselamatan; hanya syariat yang dijalankan sebaik mungkin, yang akan membawa pengenalan terbaik seseorang kepada Allah SWT. Al-arifuna billah. Para kekasihNya.
—Ilmu dan nasehat yang bermanfaat adalah yang diamalkan, tidak sebatas penggugur kewajiban berdakwah; apalagi sekadar kalimat penggugah.
15 notes
·
View notes
Text
Mukadimah
Sebuah nasihat, dari mana pun sumber nasihat itu berasal akan percuma dan tak berguna jika hatimu tertimbun banyak hal yang mengikat. Karena sebuah nasihat hanya berguna bagi mereka yang siap menerima hakikat-hikmah kebenaran dari kenyataan yang fana. Terbukti, betapa banyak nasihat yang sudah kita dengar sejak kecil hingga menjelang ajal. Betapa Alquran dan Hadist, serta Kalam-kalam ulama dan bait-bait dalam kitab-kitab para Mukhlisin, bertebaran bagi siapa saja yang siap menerimanya sebagai nasihat.
Nasihat itu mudah yang sulit itu menerimanya... Demikian Imam Ghazali menasihati muridnya dalam kitabnya, Ayyuhal Walad.
_
Semua orang hanya ingin tenang dan bisa menyelesaikan semua masalahnya dengan penuh kemudahan. Dan, untuk mencapai keberuntungan tersebut itulah yang menjadi pertanyaan para pencari keselamatan. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana memulainya, menjadi sebuah sekat tembok besar menuju kelembutan kasih-sayang-Nya. Maka di kitab inilah, saya bermaksud merangkum sedikit dari lautan hikmah dari sang guru, untuk itibar kita semua dalam menempuh perjalanan, salik.
Meskipun telah kita ketahui, bahwa hanya ada tiga hal pokok yang mesti di tempuh: Taubat, Takwa dan Istiqamah. Namun, tetap saja dalam menjalaninya—apalagi untuk memulainya; butuh ketekunan dan kekuatan yang ekstra. Sebagaimana beliau selalu menegaskan untuk menempuhnya, Sangat-sangat sulit!
Sejatinya semua pencari telah mengetahui, bahwa tak ada jalan yang sama untuk semua jenis pengalaman dan pengamalan spiritual bagi masing-masing individu. Karena setiap orang punya pengalaman yang identik dengan dirinya sendiri dan hal inilah, yang menyulitkan penyeragaman. Kebutuhan masing-masing orang berbeda-beda. Namun, secara garis besar, dapatlah disimpulkan sebagaimana akan diterangkan dalam kitab ringkas ini. Karena segala hal yang berbeda itu, dapat disandarkan kepada satu tujuan yang sama: menuju samudera kasih-sayang-Nya. Menuju keselamatan yang menyelamatkan hingga akhir perjalanan menuju dzat-Nya.
Kemudian, kitab ini memang dikhususkan bagi Salikin as-Salim—Santri Abi Guru di Pedepokan Gerbang Gaib yang diampu oleh beliau, demi memudahkan riyadhah; pelatihan-pelatihan spiritual dengan mencantolkan kepada nasihat-nasihat beliau yang dihimpun pada kitab ringkas ini. Maka kepada beliau, Abi Guru Rohyata, kami hadiahkan segala kebaikan dan kemaslahatan kitab ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebaikan kepada beliau; sebagaimana beliau mencurahkan kebaikan kepada kami semua. Aamiin.
0 notes
Text
Akhir zaman ini banyak kita lalai dengan hp, banyak sekali, ini musibah besar, ada yang menyadarinya ada yang tidak.
Akhir zaman ini banyak kita lalai dengan hp, banyak sekali, ini musibah besar, ada yang menyadarinya ada yang tidak.
Ilustrasi MARI RENUNGI BERSAMA… Dalam Kitab Ayyuhal Walad Imam Al-Ghazali, tertulis sebuah hadits Rasulullaah Shallallaahu Alayhi Wasallam :“Diantara tanda Rahmat Allah SWT,. jauh dari seseorang adalah orang tersebut sibuk dengan hal yang tidak penting dalam pandangan agama.” Akhir zaman ini banyak orang lalai dengan hp, banyak sekali, ini musibah besar, ada yang menyadarinya ada yang tidak.Yang…
View On WordPress
0 notes
Link
0 notes
Photo
"Ada 3 suara yang sangat dicintai oleh ALLAH SWT, iaitu, suara ayam berkokok, suara orang membaca al-Quran dan suara orang yang beristighfar diwaktu sahur." - Kitab Ayyuhal Walad, hlmn 23. (Karangan Imam Al-Ghazali) https://www.instagram.com/p/B_PZpgJlxr0/?igshid=1u0dqprwjkpby
0 notes