#astaghfirullahaladzim
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jika setelah melakukan kesalahan kamu masih menyesal, bersyukurlah. Kamu sudah di gerbang awal untuk berubah menjadi lebih baik.
Karena di agamaku hukuman terberat untuk seorang hamba itu bukan ketika dia diberi sakit, bukan ketika kehilangan orang terkasih, bukan juga kehilangan harta. Tetapi hukuman terberat bagi seorang hamba adalah ketika Allah cabut nikmatnya beribadah, dan menghilangkan kepekaan hatinya sehingga merasa aman dari dosa-dosa kecil. Astaghfirullahaladzim, Na'udzubillah Semoga kita tidak termasuk di dalamnya.
Maka kuucapkan selamat kepadamu, jika tadi kamu berbuat salah kemudian kamu merasakan penyesalan yang mengganggu hatimu. Karena berapa banyak orang yang dicabut rasa sesalnya dari dalam hati, sehingga tidak merasa bersalah atas kesalahan apapun yang dia perbuat.
Menyesalah, nikmati rasa sesal itu di dalam hatimu, bila perlu menangislah tetapi jangan lupa Allah Maha Pengampun. Segeralah minta ampun, dengan sesungguh-sungguhnya permintaan ampun. Jika kesalahan itu kepada manusia, minta maaf dengan tulus (urusan diterima atau tidak bukan kendali kita)
Minta ampunlah, berkomitmenlah untuk memperbaiki diri.
Semangat ya, tidak ada manusia yang sempurna. Salah, minta ampun, perbaiki diri. Salah lagi, minta ampun lagi, perbaiki diri lagi. Jika Rasulullah yang suci saja istighfar ribuan kali per hari, kalaupun tidak bisa menyampai, setidaknya beristighfar segera setelah kamu melakukan kesalahan.
Biarlah orang menganggapmu kaku, sok suci, tidak asik atau apapun karena mereka tidak akan bertanggung jawab atas dosamu.
2 notes
·
View notes
Text
Tersuspek Ensefalitis
"Aneh, kalau tipes atau demam tifoid harusnya dengan titer widal serendah ini, tidak akan menyebabkan nyeri kepala terus menerus dengan tipe menekan (tension) disertai demam seperti ini, mbak DM. Tidak ada keluhan pencernaan juga." ujar dokter penyakit dalam kedua di rumah sakit ketiga yang pernah merawatku. Kali ini bukan rumah sakit pendidikan, karena punya waktu dan tenaga yang sedikit lebih baik untuk lari ke IGD RS lain daripada saat itu; pingsan.
"Saya konsulkan saraf ya" tambah beliau
Dalam hati, "Allah, jangan tentang saraf yaAllah, sungguh sangat menakutkan kalau sakit ini dikaitkan dengan masalah saraf tepi ataupun pusat (otak)" Selain itu, dokter saraf di rumah sakit aku dirawat juga merupakan guruku sendiri sejak preklinik. "Ah, malu sekali kalau ndak bisa menjawab misal nanti ditandem soalnya sudah lewat stase neuro" batinku
Sebelum dokter saraf visite, aku sudah memikirkan alur pemeriksaan dan arah diagnosisnya. Pemeriksaannya, pastilah cek tanda tanda meningeal sign dan refleks patologis, karena jelas gejala nya yaitu demam dan nyeri kepala. Kalau ada tanda meningeal sign satu saja di antara kaku kuduk, brundzunkii I - IV, Lasegue dan Kernig, pasti akan mengarah ke meningitis. Tambah, tidak ada penurunan kesadaran, maka meningoensefalitis dapat dieleminasi. Syukurnya tidak ada satu pun dari tanda radang selaput otak itu, tapi masih ada satu jenis radang yang belum bisa dieleminasi tanpa pemeriksaan penunjang, yaitu ensefalitis atau radang otaknya itu sendiri; bukan selaputnya lagi.
Setelah visite, beliau ternyata sangat mengingatku, ntah mengingatnya karena aku adalah dokter muda yang rajin atau sebaliknya, wallahu'alam. Mungkin karena beliau adalah pembimbing lapsus ku, dan kala itu aku mengambil penyakit yang beliau dalami, Acute symptomatic seizure on 1-5 years old toddlers and it's implication with their brain development : a case report, "judul yang agak menantang" ;kala itu beliau berpendapat. Lanjut, aku langsung tertidur setelah diberikan obat racikan analgesik + amitriptilin + diazepam. Awalnya juga, aku sedikit kaget, "kenapa diazepam?". Mengapa obat anti kejang "dewa" ini diresepkan? Apa yang terjadi?. Ya walaupun bioavaiblitas nya tidak sebaik apabila dimasukan lewat IV, tapi dosis per oral ini cukup tinggi; 10 mg. Aku agak was was dengan itu.
"Mbak Nadya, sudah bangun? Siap siap, sebentar lagi CT Scan dengan kontras ya" ujar perawat lewat speaker microphone di ruang rawat inap ku.
"Astaghfirullahaladzim" sontak aku terbangun dan menangis. Tidak usah dijelaskan mengarah suspek apa, dan kenapa harus menggunakan kontras, pastilah ini mengarah ke infeksi / radang ; jelasnya ensefalitis. Aku berdoa dan terus berdzikir saat berjalan menuju radiologi. Sambil sesekali menitikan air mata. Menangis.
Kau tau? Pemeriksaan CT Scan adalah momen paling menakutkan yang pernah aku rasakan dalam hidup. Rasanya sangat sangat sangat menakutkan. Suara gemuruh saat kepala dimasukan ke dalam "donat" besar itu, seperti sebuah truk besar yang datang menghampiri dengan kecepatan tinggi. Seperti akan menabrakku. Rasa nyeri pada saat cairan kontras masuk ke saluran IV-ku saja tidak ada apa apanya dengan rasa takut itu. Padahal rasanya sangat nyeri, karena cairannya kental juga vena tangan ku yang sangat kecil dan halus; sangat mudah plebitis. Aku memilih memejamkan mata disertai aliran air keluar dari celah kedua mata juga bibir yang tidak bisa berhenti mengucap asma Allah.
Pesan untuk teman sejawat dokter muda, sekarang aku paham, bagaimana ketakutan para pasien yang biasa kita antar untuk Ct Scan atau MRI kepala, sekarang aku bisa merasakan ketakutakan mereka juga sekarang aku bisa menghayati bagaimana kekhawatiran juga rasa sedih mereka ketika kita antar ke radiologi. Mungkin kita sudah cukup berempati, tapi ternyata, lebih dari itu. Mereka ketakutkan, mereka khawatir, mereka juga bertanya tanya ; "apa yang ada atau apa yang terjadi pada otak/kepalaku ini?"
Persis dengan apa yang aku rasakan, setelah sampai ke ruang rawat inap, aku terus menangis, ketakutan. Rasanya amalku masih sedikit juga dosa ku masih menggunung, aku masih butuh waktu untuk beribadah pada Rabb ku.
Beberapa kali aku menemui pasien ensefalitis dan meningoensefalitis di IGD, tapi keadaanya sangat buruk. Demam. Nyeri kepala. Penurunan kesadaran. Delirium bahkan koma. Pasien juga low intake.
"Tapi keadaanmu sangat bagus nad, kamu bisa jalan, lari juga bisa kan, menelan dengan sempurna, ndak ada defisit neurologis. Tapi aku juga ngga paham apa trias ensefalitis itu harus ditemukan pada klinisnya. Sudah. Ikuti saja dokter sp N kita" kata teman stase (aku menyebutnya profesor) yang sangat cerdas di bidang neuro dulu.
Prognosisnya sebenarnya baik, tapi bergantung juga dengan deteksi dini juga penanganannya.
Bagaimana dengan orangtua ku? Hati mereka hancur ketika aku izin pamit akan Ct-Scan, ayah mama bukan dokter, mereka perawat dan bidan, tapi pastilah mereka tau suspek apa yang membuat anaknya harus di Ct Scan kepala. Tanpa pertimbangan apapu, mereka langsung melesat ke Jember, dengan transportasi dadakan; bus Rosalia. Esoknya mereka hadir dan langsung memelukku. Aku melihat tatapan mereka (terutama mama) yang begitu sedih dan sembab melihatku meminta maaf atas segala kesalahan yang aku lakukan kepada mereka berdua.
"Hasilnya bersih, tidak ada tanda radang ( tidak ada tampakan seperti bintang berkelap kelip di hasil Ct Scan kontras ; kalau dari gampangannya aku belajar baca Ct Scan dulu )" ujar dokter Sp.N saat visite.
Syukur alhamdulillah, kedua orangtua ku langsung bersujud. "Tapi Nadya ngga boleh kebanyakan pikiran ya, sementara saya serahkan ke dokter penyakit dalam, tapi tetap saya resepkan amitriptilin dan diazepam ya, profilaksis TTH nya, sudah saya izinkan dokter forensik agar Nadya fokus dulu" tambah beliau.
Alhamdulillah, rasanya seperti mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup kembali. Walaupun, setelah itu, hasil cek laborat menyatakan LED (Laju Endap Darah) yang tinggi dan tersuspek autoimmun jadi langsung di ANA tes. Ntah mengapa, rasanya aku sudah ikhlas apapun yang terjadi, melihat orangtua ku terseyum senang maka apa yang aku harapkan lagi.
Dan, besoknya aku langsung dibawa pulang untuk rawat jalan di rumah (ayah mama perawat ya, insyaAllah aman), dan mama langsung ngendika,
"Berhenti sejenak, nak. Ambil cuti, istirahat di rumah. Pindah Solo ya, nak, Mama Ayah urus ke Om Tonang, sampeyan istirahat" Kata Mama.
Ternyata, kejadian kemarin itu membuat mama syok sampai dengan sekarang, mama takut apabila aku masuk RS atau opname sendirian lagi di jember, mama tidak bisa membayangkan lagi putri ragilnya di Ct Scan sendirian tanpa orangtua di sana. Jadilah, kepindahan akan segera diurus
walaupun, rasanya sedikit berat.
pastilah akan menambah masa studi, menambah dana, menambah tantangan juga masalah yang ntah apa pun itu pasti akan aku dapatkan di tempat baru nanti. kuatkan hamba dalam memperoleh keridhoan orangtua hamba yaAllah.
Karena ridho orangtua adalah ridho Mu yaAllah
7 notes
·
View notes
Text
Banyak dari kita barang kali sudah hafal betul dengan doa berikut:
Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a'yun, waja'alna lil muttaqina imama. (Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.) QS. Al-Furqan: 74
Agar bisa mempunyai keluarga yang qurrota a’yun, setidaknya yang harus kita lakukan adalah mengembalikannya kepada Allah, berdoa pada Allah, bertaqqarrub (mendekatkan diri) pada Allah, berprinsip bahwa La haula wala quwwata illa billah. Jangan mengandalkan diri kita sendiri semata. Jangan hanya mengandalkan kemampuan kita dalam memilih pasangan, itu rentan berantakan, karena kita banyak tidak tahunya (sangat sedikit ilmu).
Yang memiliki hati pasangan kita adalah Allah. Bagaimana kita bisa mengandalikan hati pasangan, sementara kita sendiri saja jungkir balik dan setengah mati mengendalikan hati kita? Sesungguhnya hati manusia itu ada di antara dua jemari Allah, Allah yang membolak-balikan sesuai dengan yang Allah kehendaki. Serahkan pada Allah..
Kata hab lana doa tersebut berarti “anugerahkan”, artinya pemberian, tidak bisa dengan usaha/effort kita sebagai manusia, melainkan taufik dari Allah.
Maka, banyak-banyaklah doa/minta ke Allah karena doa adalah inti ibadah. Dan salah satu makna tauhid adalah mengesakan Allah dalam setiap ibadah-ibadah kita. Ini yang perlu dilakukan terus kalau kita ingin punya pasangan dan anak-anak yang qurrota a’yun (penyejuk hati). Jangan pernah berhenti berdoa, karena ada banyak orang yang merasa nyaman dengan anak-anaknya sampai lupa minta pertolongan ke Allah agar anaknya terus menjadi qurrota a’yun sedemikian sehingga mereka kehilangan qurrota a’yun di masa tuanya, tidak ada yang merawatnya di hari tuanya. Tidak ada yang punya waktu, sibuk dengan dunianya masing-masing.
Dari doa tersebut juga kita belajar, kalau kita ingin keluarga kita menjadi qurrota a’yun, maka mulailah dari diri kita. “Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang bertakwa”, maksudnya adalah teladan yang diikuti, inspirasi bagi orang-orang bertakwa, dimulai dari lingkungan kami (keluarga).
Pemimpin atau imam adalah yang paling depan, kita harus jadi pribadi dalam keluarga yang paling depan dalam kebaikan di keluarga, paling depan dalam urusan amal shaleh di keluarga. Paling depan dalam tutur kata yang baik di keluarga, paling depan dalam mengamalkan iman dan tauhid di keluarga supaya menjadi teladan bagi anggota keluarga yang lain.
Pada kenyataannya, banyak ditemui alih-alih menjadi pribadi atau orang yang berusaha paling depan di keluarga, malah menuntut pasangan menjadi baik, namun diri sendiri yang minim atau bahkan tanpa action. Astaghfirullahaladzim..
Setiap kita harus berusaha menjadi teladan di kotak masing-masing. Mulailah dari diri sendiri dan jadi teladan. Allah pasti akan memberi keberkahan. Kalau suami-istri-anak membaca, mengerti dan mengamalkan doa, artinya seluruh anggota keluarga itu berlomba-lomba untuk menjadi teladan dalam keluarga, bayangkan betapa powerfullnya keluarga tersebut.
Terhadap doa tersebut, hayati maknanya, dan serahkan pada Allah..
Kalau kita berusaha mengamalkan kebaikan, berusaha mengamalkan sunnah nabi, berusaha menjalankan perintah Allah, nanti ketemu di satu titik dan kompak.
(Dirangkum dari kajian dari Ust Muhammad Nuzul Dzikri yang berjudul “Kiat Memiliki Keluarga yang Qurrota A’yun”) https://www.youtube.com/watch?v=GXl6YDWSVHw
24 notes
·
View notes
Text
Hari ini scroll2 sosmed liat berita palestina, gatau kenapa merinding dan pengen nangis.
Kenapa ya ada manusia2 yg sekeji itu, yg gapunya rasa malu dan bisa tertawa ketika manusia lain sedang berlari dengan berdarah2 untuk menghindari bom?
Astaghfirullahaladzim. Hati mereka sudah dibatukan oleh Nya.
2 notes
·
View notes
Text
Dulu pernah berdo'a kepada Allah akan sesuatu.. Dan pada akhirnya doa itu terkabul. Namun, kenapa rasanya begitu lelah menjalaninya.
Astaghfirullahaladzim Wa Atubu Ilaih
2 notes
·
View notes
Text
Kalo udah deket sama temen, rasanya tuh susah ya jaga perasaan, semuanya pengen diomongin apa adanya, terlalu apa adanya banget, kudu ne tetep hati-hati walopun udah deket, sampe keluar kata-kata menyakitkan mungkin, tiap pulang dari main mesti gw menyesali perkataan gw tadi.
Astaghfirullahaladzim.
Sebetulnya ngomong apa adanya biar paham gitu, biar ya emang begini keadaannya.
5 notes
·
View notes
Text
ah iya, hampir 7 tahun yang lalu kau pernah merasakan hal seperti ini, Pus.
Akhirnya, setelah sekian lama, Allaah izinkan rasa itu tumbuh kembali. Saat hanya dua sayap iman yang membantu tenang, Khauf dan Raja'. Takut dan harap.
Pus, sejauh apa pun kita tersesat, Allaah itu Maha Sayang, tak akan pernah zalim, kita-lah yang melampui batas.
Ya Allaah, astaghfirullahaladzim. Astaghfirullaah, wa atubu ilaih..
3 notes
·
View notes
Text
Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh selamat sore semua alhamdulilah hari ini gue aktif menulis lagi.
Hebat ya wilayah jaksel,wilayah jakpus terutama daerah senen,apalagi tuh bisa gue kuasain tembus sampe tangsel ya tembus alhamdulilah kalo begitu caranya ya bukan udah kesel.
Eh tapi giliran bahas artis-artis baik itu artis papan atas di dalam negeri maupun diluar negeri sama para artis mau super junior mau apalah itu nomor satu lho mereka sambil kedip-kedipin mata ada apa ya? Perlu gue korek informasi gak nih dari jasa ‘terong-terongan’ sama jasa’cabe-cabean’ perlu gue korek gak nih yang katanya bilang ngefans atau penggemar harusnya bisa dong follow akun media sosial mereka dong tahu berita-berita tentang mereka.
Soalnya gerak-gerik mereka tuh aneh banget sambil goyang-goyangin badan hmmm…kira-kira ada apa ya?ada apa nich perlu gue korek kayaknya sampe dalem banget alias ada yang gak beres nih.
Satu-satu kedok-kedoknya gue kebongkar semua ada apa tuh? Perlu gue korek dan perlu kita bahas juga oke.
Ada ya orang yang ngefans sama artis sampe segitunya ya ada? Jelas ada.
Eh kak, yang namanya sarah itu emang penulis tapi satu kelas ditulis semua sama dia?ya iyalah kedok lo-lo semua kebongkar ‘anjing’ didepan bae bener tapi dibelakang masya allah tabarakallah kelakuannya busuk-busuk woyyy busuk astaghfirullahaladzim.
Bagus-bagus gak ada yang belain mereka, bagus-bagus pada belain gue bagus prestasinya luar biasa ya wah yang namanya sarah itu blabla apa segala macem terserah capek gue ngomong.
Seperti biasa baik itu aja yang pengen gue sampein kurang lebihnya mohon maaf terima kasih assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh dan selamat sore.🙏🏻🙏🏻🙏🏻😂😂😂
1 note
·
View note
Text
Astaghfirullahaladzim... Astaghfirullahaladzim... Astaghfirullahaladzim...
rasanya campur-aduk, bawaannya emosi 😩🙃
0 notes
Text
Astaga tuhan, astaghfirullahaladzim kesel demi tuhan kesel parah 🥲
Lo butuh?!?! Gue juga ya tuhan!
Yang butuh siapa yang ngotot siapa
Dibilang gue yang kocak lagi zinx! Elu yang kocak kagak ada empati-empati nya!
Astaga tuhan emosi 🫠
0 notes
Text
KU KIRA KISAHNYA TERNYATA KISAHKU
Selama ini aku kepikirannya "gimana ya cara berhentiinnya? Kalo ga berhenti2 gimana? Kalo harus ke dokter gimana? Uangnya darimana?"
Tapi yang dia pikir ga kesana. Dia berfikir aku tidak empati terhadap nafsunya. Aku tidak empati tentang keinginannya. Dan aku tidak empati dengan melayani nya.
Astaghfirullahaladzim
Ya allah, aku memang jauhhh dari kata istri yang baik buat dia. Aku memang masih banyak kurangnya.
Haruskah aku menunda solatku agar dia tidak berprasangka buruk kepadaku?
0 notes
Text
Ternyata emang bener ya kalau omongan orang lain tuh ngga akan ada habisnya.
Mau kita menyelamatkan bumi dan isinya dari hantaman meteor pun bakal selalu ada celah buat ngomongin kekurangan kita.
Dulu, mungkin omongan itu ngga ada pengaruhnya karena diri ini lagi sibuk sekolah, kuliah dan lain lain.
Tapi sekarang, makin dewasa makin paham, kalau jalan kita terlihat sedikit saja berbeda dari orang kebanyakan pasti akan diserbu dengan banyak pertanyaan kenapa begini kenapa begitu.
Dan puncaknya, lebaran kali ini berasa amat sangat melelahkan. Dihujani beberapa pertanyaan berulang seperti kapan ini, kapan itu, kenapa begini, kenapa begitu, harusnya seperti itu aja, kok belum bisa ini, belum bisa itu, ngapain kuliah tinggi kalau sampai sekarang kerjanya belum jelas, si X nih ngga kuliah tapi sekarang gajinya gede, kerja gitu doang kenapa jauh banget sih di sini juga banyak.
Ya Allah
Astaghfirullahaladzim
Astaghfirullahaladzim
Astaghfirullahaladzim
0 notes