Sini Duduk Sebentar 《 Ruang re-blog tulisan atas per-asa'an yang ter-wakil-kan》
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Menikahlah dengan dia yang takut kepada Allaah
Seorang laki-laki yang takut kepada Allaah, ketika dia menjadi seorang suami dia pasti akan takut mendzholimi istri, anak dan keluarganya. Begitupun seorang perempuan yang takut kepada Allaah, ketika dia menjadi seorang istri, dia akan takut mendzholimi suami, anak, dan keluarganya.
"Menikahlah dengan seseorang yang tidak akan pernah memaksamu untuk meminta hak-hakmu, yang rela memberikanmu seluruh hakmu karena mereka takut kepada Allah ��"—Julaibib hafidzahullah on tumblr
Nasehat pernikahan di atas, adalah salah satu nasehat yang bisa kita jadikan salah satu tolak ukur dalam memilih pasangan, carilah dan mintalah diberi pasangan yang takut kepada Allaah, semoga kelak dia juga takut untuk mendzholimi diri kita.
Seseorang yang meniatkan menikah karenan ibadah, dia akan paham bahwa dalam menjalani kehidupan rumah tangga, tidak hanya cukup bermodalkan perasaan tertarik saja pada sisi-sisi kebaikan diri yang membuat kita kagum, namun ada yang lebih penting dari itu, yaitu ilmu tentang pernikahan, dan salah satu ilmu pernikahan adalah dia paham bahwa sebaik-baiknya seseorang adalah yang paling baik dengan keluarganya.
Semoga kelak, kita dipertemukan dengan seseorang yang benar-benar ingin menjalani ibadah terpanjang dengan kita, dengan membawa serta perasaan takut kepada Allaah dalam dirinya, sehingga tidak mudah mendzholimi kita sebagai pasangannya, justru dia paham bagaimana Islam mengajarkan cara memperlakukan pasangan dengan baik dan mulia, tanpa perlu ada hati yang terluka dan tersakiti.
Semoga Allaah karuniakan kita keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, dengan siapapun yang Allaah pilihkan untuk kita menjalani ibadah terpanjang. Aamiin Allaahumma Aamiin
445 notes
·
View notes
Text
Cara Pandang Baru Saat Dewasa
Menuju dewasa yang kemudian melihat kehidupan ini bergeser Point of View-nya " 1. Mulai memahami kalau nggak ada yang terlambat dalam hidup, selama kita masih hidup. Itu adalah takdir terbaik yang kita miliki, kalau kita baru memulainya sekarang karena memang sekarang saatnya, bukan karena kita terlambat. Namun, itulah perjalanan hidup kita. Jadi, jangan takut kalau orang lain udah sampai mana, kitanya baru mulai
2. Belajar untuk merasa cukup. Dunia ini nggak ada ujungnya kalau dikejar. Nasihat terbaik yang kudapatkan di umur 34 ini adalah kalau kita gagal satu dua hal terkait urusan dunia, kita masih bisa ngulang. Tetapi kalau gagal di akhirat, ngak akan bisa ngulang buat memperbaikinya.
Rezeki kita itu cukup, tapi nggak akan cukup buat ambisi dan ketakutan kita akan kemiskinan. Ya Allah, kita berdoa setiap hari biar dikasih hati yang benar-benar terus bisa merasa cukup. Biar nggak hasad sama orang, nggak iri sama rezeki orang lain, dan lebih bersyukur sama apa yang kita miliki sekarang.
3. Pondasi agama sangat penting. Sebagai generasi yang tumbuh di lingkungan yang biasa-biasa aja dalam beragama, dulu di sekolah negeri juga agama tidak menjadi materi yang prioritas. Di umur sekarang dan menjadi orang tua, baru ngerasa banget kalau pondasi agama sedari kecil itu penting sekali sebagai panduan hidup. Agar melihat dunia ini lebih bijak dan prioritas hidup lebih benar dan terarah.
Mungkin itu yang bikin sebagian besar orang tua di generasiku sekarang yang milih anaknya sekolah di sekolah berbasis agama. Sebab di fase dewasa ini, sadar jika pemahaman hidup atas landasan spiritual ini yang benar-benar menyelamatkan diri dari masalah-masalah anxiety (kecemasan), feeling lonely (kesepian), depresi, dan beragam isu kejiwaan lain. Itu yang kurasain.
4. Belajar jujur sama diri. Badan itu pasti punya sinyal tertentu sebagai respon terhadap situasi/hal yang lagi jadi beban pikiran. Jangan sampai dzalim sama diri sendiri karena hal-hal yang sebenarnya bisa diputus tapi tetap dipertahankan karena rasa nggak enakan. Dan berujung pada langganan IGD, obat antidepresan, dan segala macam.
Jangan lupa menolong diri sendiri dengan kejujuran. Dan jangan takut buat minta tolong ke orang lain, ke profesional, dsb. (c)kurniawangunadi
912 notes
·
View notes
Text
Hai Dear,
Tidak apa², ayo mulai lagi ya, mulai usahain perbaiki diri lagi, perbaiki Sholatnya, jangan ditunda-tunda, barengin dengan rajin taubatnya, karena buat dosa bisa tiap detik, sekaligus tahajud dan dhuha-nya dilakuin lagi, Al-Qur'annya jangan dianggurin apalagi dibiarin sampai berdebu, baca ya dirutinin lagi, juga sedekahnya, jaga sikap dan tutur kata, jangan emosian jangan mudah tersinggungan lagi, belajar diperluas lagi sabarnya jangan pakek bilang sabar setipis tisue, banyakin istighfar dan sholawat, perbaiki pola hidup, jangan lagi minder², ditiap orang yang kamu temui itu cukup ambil hal² positifnya, kamu itu harus bisa menerima dirimu sendiri dengan utuh, bersyukur dengan dirimu saat ini, juga mohon diberi kemudahan untuk Istiqomahnya, sebab Istiqomah yang terberat kan buatmu selama ini?
"Kamu yang lebih butuh Allaah, mangkanya Sholatnya jangan ditinggal², pahamkan?"
Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri, malah harus, kamu hebat kamu keren selama ini kamu tidak menyerah, terimakasih kamu sudah mampu berjalan sampai di detik ini, tidak apa² kalau harus mulai lagi, lebih baik daripada tidak sama sekali
Dimana ada gelap pasti ada terang, gelap untukmu istirahat sedang terang untukmu beraktifitas, semua dibuat Allaah itu untuk mempermudah bukan mempersulit diri, yang bikin sulit itu cuma di pikiran sendiri. Jadi, tidak ada kesulitan tanpa kemudahan, tidak mungkin kamu tidak diberi mampu pada apa yang harus dihadapkan padamu. Masa lalu jadikan pembelajaran, masa kini harus dijalani lebih baik lagi, masa depan serahkan pada-Nya. Kamu harus bisa mengandalkan dirimu, lagipula kamu mau mengemis pada siapa selain pada Tuhanmu?. Hidupmu harus diusahakan lebih baik lagi dan lagi ya :)
Rumah- Ini untukmu sendiri Ly
232 notes
·
View notes
Text
Barangkali memang hidup yang bikin keluargamu tenang itu, hidup yang dijalani oleh sumber rezekimu yang baik.
Rezeki yang selama ini kamu pikir hanya membuat keluargamu cukup dan bertahan untuk hidup yang biasa-biasa saja.
Tapi bisa jadi disitulah letak keberkahannya, ketenangan mejalani ibadah rumah tangga dengan penuh rasa syukur.
Anak-anak dan keluarga yang sehat. Kedamaian berumah tangga tanpa begitu banyak pertengkaran dan kerelaan hati menjalaninya.
Bisa jadi hidup keluargamu yang biasa-biasa saja saat ini, adalah hidup yang dirindukan banyak orang diluarsana dengan segala keberlimpahannya.
Keberlimpahan yang hanya membuatnya sulit tidur dan tidak bisa membuat ruang keluarganya penuh tawa dengan segala kesederhanaannya.
Sering-sering periksa lagi, jika sumbernya baik mudah-mudahan mengalirnya juga jernih.
—ibnufir
352 notes
·
View notes
Text
Dunia Kerja
Rahasia umum kalau dunia kerja itu penuh dengan drama, pressure, politik kepentingan, circle²an, pokoknya banyak hal yang out of the box.
Untuk terbebas dari semua hal rumit itu kamu hanya perlu fokus dengan dirimu sendiri, fokus dengan apa yang dapat kamu kendalikan, tanggung jawabmu, serta perlakuanmu kepada orang lain.
Selebihnya bukan tanggung jawabmu; respon orang lain, sikap orang lain, kamu tidak bertanggung jawab akan hal itu.
Satu pesan pentingnya adalah; jangan pernah ikut andil dalam ghibah, terlepas dari apapun alasannya.
Suatu kemustahilan ketika kamu inginkan ridha dari semua manusia. Tak akan bisa.
Sesederhana meluaskan hati, memanjangkan sabar, menjaga lisan, fokus dengan apa yang ingin dicapai, dan itu CUKUP:)
Datang - Kerja - Pulang - Lupakan.
Dan tak lupa, tanamkan mindset ini:
1. Jangan berharap apapun dari tempat kerjamu. Lakukan saja tugasmu dengan baik dan sukai pekerjaanmu.
2. Bersikaplah netral dan sewajarnya, karena sikap too much akan membuat mereka sewenang-wenang, seolah tak ada batasan apapun.
3. Jangan meludahi sumur tempatmu minum. Sesederhana kalau sanggup lakukan, kalau tidak silahkan resign~
Rumit yaa, namun begitulah realita kehidupan dewasa. Semoga kamu kuat yaaa!
541 notes
·
View notes
Text
Relate :)
Memaafkan dan menerima
Gambar oleh @coji0117
"Perlu waktu panjang untukku mengakui bahwa; memaafkanmu adalah demi kebaikanku sendiri tanpa aku harus mendengar kata maaf itu terucap darimu lebih dulu."
Dahulu ketika aku terus bersikukuh menunggu ucapan maaf darimu, aku semakin tenggelam dalam gelapnya amarah dan kesedihan. Aku terseret oleh arus penyesalan yang menyesakkan, berharap dapat memperbaiki waktu dan banyak keputusan yang keliru, salah satunya adalah mengenal dirimu.
Dahulu egoku tak mau kalah, karena kau telah menorehkan luka, maka bagiku kau harus meminta maaf lebih dulu. Namun, kala itu tak kunjung jua maaf darimu hadir di beranda hidupku sedangkan diriku sangat menantikan itu.
Hingga suatu hari, kau menghubungi lebih dahulu... mengucap maaf dengan sesegukan... setelah bergulirnya waktu ternyata membuat ingatanku berdebu perihal segala tentangmu.
Ku rasa maafmu hari itu tidaklah datang terlambat, tapi telah datang di waktu yang tepat menurut Tuhan, datang disaat aku telah berdamai dengan diriku dan tidak lagi selalu memenangkan egoku seperti dahulu.
Datang disaat aku telah menyadari bahwa maaf darimu takkan mengubah dan menghapus bekas luka yang telah ada.
Datang disaat aku telah merelakan semua kesalahanmu lalu bertumbuh dan terus belajar memperbaiki diriku.
Datang disaat segala hal tentangmu tidak lagi mengusikku dan membuat duniaku selalu mendung seperti dahulu.
Kini aku bukan lagi seseorang yang rendah diri dan bungkam ketika di rendahkan seperti dahulu.
Kini aku bukan lagi seseorang yang mendamba agar dicintai seutuhnya oleh orang lain seperti dahulu.
Aku bukan lagi seseorang yang merasa hilang arah ketika duniaku terasa hancur setelah kepergianmu.
Aku sudah berdamai dengan segala tentangmu, dengan pengertian bahwa memaafkanmu lebih dulu adalah "pilihan dan keputusan terbaik" untuk kebaikan serta kelapangan hatiku menghadapi hari-hari baru. Meski perlu proses yang tidak sebentar untuk berdamai dengan rasa sakit yang pernah ada.
Kini aku telah tiba di titik mensyukuri segala proses jatuh dan bangun yang ku lalui. Syukur yang menyadarkanku bahwa aku berharga dan betapa aku mencintai diriku yang kuat dan tangguh meski tidak sempurna.
Syukur yang menyadarkanku bahwa aku layak diterima oleh seseorang yang baik, jujur dan menghargaiku pula tanpa aku harus menjadi orang lain hanya agar disukai oleh seseorang.
Rabu, 19 Juni 2024 08.17 wita
240 notes
·
View notes
Text
Ga dendam, dan terus mencoba memaafkan kesalahan, kalau harus disuruh bareng lagi ya mohon maaf, Allah Maha pemaaf tapi aku hanya manusia
Memaafkan bukan berarti harus berjalan bersama lagi, biarlah dia memilih jalannya sendiri
akupun akan melangkah dengan kakiku sendiri
Terkadang,
Ada beberapa orang yang harus kita beri jarak, supaya lebih tenang
Ada beberapa orang yang harus kita silent kehidupannya, supaya kita lebih nyaman
Bukan karena benci tapi lebih kepada kita tidak ingin menimbulkan penyakit hati
Ketenangan itu berasal dari tidak ingin tahu kehidupan orang lain
64 notes
·
View notes
Text
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.
Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.
Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.
Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.
Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.
Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.
Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.
Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.
Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.
Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.
10.13 p.m || 06 Maret 2024
857 notes
·
View notes
Text
Kita sering mendengar: “Hidup itu sekali, jadi nikmatilah”.
Tapi kadang lupa bahwa: “Akhirat itu abadi, jadi persiapkanlah”.
-Adzkia N
Banjarmasin, 14 Agustus 2023 pukul 21.25 WITA.
256 notes
·
View notes
Text
Sekarang ngerti kenapa harus "setara".
Bukan soal materi, pendidikan, atau achievement, itu semua bisa dikejar.
Tapi soal pemikiran, mindset, energi atau effort "setara" ngebuat kamu ngga merasa too much and too less.
Agar impianmu tidak dianggap remeh, dan pencapaianmu juga berharga untuknya.
Atau mungkin lebih simplenya agar nangismu tidak dianggap beban dan perhatianmu tidak dianggap obsesi.
Seumur hidup itu lama, maka bersamalah dengan orang yang sejalan.
Pemalang, 19 April 2024.
569 notes
·
View notes
Text
oh my future son, now your mother is struggling and learning as much as she can. so that one day Allah will make you a tough, principled person and respect your father. make him proud and feel happy in this dunya and akhirat, son.
109 notes
·
View notes
Text
Sempat baca di salah satu postingan gitu,dan akan kuabadikan di tulisan tumblrku, sebagai kenangan.
"Kalo kamu udah ga bisa mikir lagi sama jawaban atas permasalahanmu, tandanya Allah meminta kamu untuk menyerah,,berserah sama Allah untuk diselesaikan masalahnya"
277 notes
·
View notes
Text
Berbagai gambar dari tiktok Tentang Pernikahan 😭 Subhanallah banget
22 notes
·
View notes
Text
Source: https://www.instagram.com/p/C0T1F1pLdPK/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==
144 notes
·
View notes
Text
Ya Allaah peluk hatiku seerat-eratnya. Genggam imanku sekuat-kuatnya. Aku sudah banyak kehilangan. Dan aku tak mau kehilangan Engkau.
@terusberanjak
629 notes
·
View notes
Text
PR kita banyak sebab hidup kita diciptakan bukan untuk bekerja lalu mati.
2 notes
·
View notes
Text
Pada suatu masa
Pict by @coji0117
Pada suatu masa, kita ingin mengambil satu keputusan dari banyak pilihan, kita sudah mempersiapkan banyak rencana untuk menjalani apa yang kita pilih kelak. Qadarullah, ada takdir lain terbentang diluar kuasa dan daya kita, takdir yang mau tidak mau harus kita jalani dengan lapang dada.
Pada suatu masa, kita ingin berjalan lebih cepat agar sampai tujuan. Kita telah mempersiapkan bekal dengan lengkap, agar perjalanan kita sebisa mungkin tidak melambat apalagi sampai terhambat. Qadarullah, ternyata di pertengahan jalan, ada ujian yang tetiba hadir diluar perkiraan. Perjalanan pun memanjang, lebih jauh dan akan lama dari perkiraan.
Pada suatu masa, kita ingin segera mendapatkan pasangan hidup, menikah untuk menyempurnakan separuh agama dan tidak ingin terjebak pada hubungan-hubungan yang mengecewakan. Namun, kita tersesat pada sosok yang tak tepat, terhenti di waktu yang salah dan terjebak pada perasaan-perasaan yang tidak seharusnya tumbuh.
Di kehidupan ini, akan ada banyak sekali peristiwa yang terjadi di luar harapan kita. Di kehidupan ini akan banyak pula rencana yang hanya sebatas menggantung sebagai asa.
Namun, di kehidupan ini pula, setiap kejadian selalu memiliki hikmah dan pembelajaran dari-Nya, atas rencana-rencana yang batal; upaya-upaya yang gagal; dan kumpulan-kumpulan perasaan kecewa yang telah kita rasakan.
Ada pesan kebijaksanaan dari satu kesalahan yang kita lakukan. Ada pesan untuk meneguhkan iman dari penerimaan hati kita atas takdir yang mungkin tak sesuai harapan. Ada pesan untuk memperbaiki prasangka dibalik kegagalan dalam mencapai tujuan.
Bisa jadi kita sedang diselamatkan dari ketidakbaikan yang tidak kita ketahui dan bisa jadi pula apa-apa yang tak jadi kita genggam akan diganti dengan yang lebih menakjubkan jika kita meyakini bahwa Allah telah menuliskan skenario terbaik untuk cerita hidup kita.
Yang terbaik, pasti yang terindah. Tapi yang terindah, belum tentu terbaik untuk kita.
Perjalanan yang melambat bukanlah kegagalan, yang disebut kegagalan adalah jika kita memilih menyerah untuk berjalan menggapai tujuan.
Perasaan keliru yang tumbuh, adalah satu kesalahan dan dua pelajaran berharga. Satu, kita terlalu berlebihan menakar ekspektasi. Dua pelajarannya; kita sedang didewasakan untuk bijaksana dan diajarkan untuk menakar harapan agar secukupnya diletakkan kepada manusia.
Mari terus berajalan🍃
Jumat, 17 November 2023 14.35 wita
443 notes
·
View notes