#apakah laporan ilmiah jurnal yang baik
Explore tagged Tumblr posts
Text
21 Jurnal Medis Akses Terbuka Teratas yang Harus Dimanfaatkan oleh Pakar Jam Tangan Teknologi
Pengantar : Mengikuti lanskap teknologi yang terus berkembang di bidang medis bisa menjadi tantangan tersendiri. Jika Anda seorang ahli jam tangan teknologi, Anda harus dapat dengan cepat mengidentifikasi tren yang muncul dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan tren tersebut. Tapi [...] https://is.gd/74RqMR
#business #communication #data #education #ict #information #intelligence #technology - Created by David Donisa from Academypedia.info
#akses terbuka berlian#akses terbuka emas#akses terbuka hibrid#akses terbuka hijau#akses terbuka perunggu#akses terbuka platinum#apakah jurnal akses terbuka buruk#apakah jurnal medis inggris terpercaya#apakah laporan ilmiah jurnal yang baik#basis data akses terbuka#bmj buka kirim#bmj buka kualitas#bmj faktor dampak terbuka#contoh akses terbuka#contoh ancaman dalam analisis swot#contoh peluang analisis swot untuk siswa#daftar jurnal kedokteran akses terbuka#direktori buku akses terbuka#direktori doaj jurnal akses terbuka#doa#faktor dampak bmj#faktor dampak jurnal psikologi#faktor dampak kualitas dan keamanan bmj#hentikan jurnal predator#indeks-h vs faktor dampak#jenis akses terbuka#jurnal akses terbuka tertunda#jurnal medis akses terbuka dengan faktor dampak#jurnal medis akses terbuka gratis#jurnal medis akses terbuka terbaik
0 notes
Text
METODE ILMIAH
Hallo Gais! Nah setelah kita membahas tentang jenis variabel di pembahasan sebelumnya, nah pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang metode ilmiah nii! Baiklah, sekarang kita akan mulai bahas dari apa itu metode ilmiah?
Hakikat fisika salah satunya adalah proses ilmiah. Dalam hal ini proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti-bukti fisis (data empiris) disebut metode ilmiah dengan kata lain, metode ilmiah juga diartikan sebagai proses berfikir untuk memecahkan masalah secara sistematis, empiris dan terkontrol.
Metode ilmiah dilakukan melalui serangkaian tahapan atau langkah yang terurut dan terkontrol.
A. Langkah-langkah metode ilmiah dapat dijelaskan sebagai berikut :
Observasi Awal
Mengidentifikasi Masalah
Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
Melakukan Eksperimen
Menyimpulkan Hasil Eksperimen
1. Observasi awal
Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
• Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll
• Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll
• Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
2. Mengidentifikasi masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?
• Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
• Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
• Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
3. Merumuskan atau menyatakan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
• Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
• Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
4. Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
• Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen
• Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan
• Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
• Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
5. Menyimpulkan hasil eksperimen
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
• Jangan ubah hipotesis
• Jangan abaikan hasil eksperimen
• Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
• Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
• Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
B. Tujuan Metode Ilmiah
Tujuan metode ilmiah adalah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional dan teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. Selain itu metode ilmiah bertujuan untuk :
1. Mengorganisasikan suatu fakta
2. Dapat mengaitkan fakta-fakta yang menjadi kajian
3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan- pertimbangan logis.
C. Manfaat Menulis Ilmiah
Beberapa Manfaat menulis ilmiah diantaranya :
1. Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik, aturan / kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
2. Menulis ilmiah memerlukan literatur, buku-buku ilmiah, kamus, ensiklopedia yang disusun tertib.
3. Oleh sebab pada hakikatnya sebuah karangan ilmiah ialah laporan tentang kebenaran yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan.
4. Karena dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab pembahasan yang berfungsi menganalisis, memecahkan dan menjawab setiap permasalahan sampai tuntas hingga ditemukannya jawaban berupa karya ilmiah.
5. Karena dalam karya ilmiah ada orang yang disebut bab landasan teori atau kerangka teoritis yang berfungsi memaparkan teori-teori para ahli seta mengomentari atau mengkritiknya untuk mendukung dan memperkuat argumen penulis.
6. Bahasa komunikatif ilmiah memiliki syarat :
harus jelas = harus bermakna tunggal tidak boleh ambigu
penempatan gatra (unsur fungsional dalam kalimat) harus lengkap dan dan tepat
diksi atau pilihan kata harus tepat.
.
.
.
Nah, Sekarang saya akan memberikan contoh terhadap Metode Ilmiah saya! Metode Ilmiah saya akan bertema tentang:
Pentingnya Menjaga Kebersihan Dalam Kondisi Pandemi Covid-19.
OBSERVASI AWAL
Dilansir dari Detik.com bahwa sejak Minggu (2/2), ratusan warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China menjalani 14 hari masa observasi di Natuna, Kepulauan Riau. Observasi dijalankan melalui pengamatan kondisi ratusan WNI itu, apakah menampakkan gejala terjangkit virus corona atau tidak. Total ada 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan ke Natuna. Mereka kini berada di tenda pusat observasi di kawasan Provinsi Kepulauan Riau itu. Gejala virus corona yang diamati adalah batuk, sesak napas, dan peningkatan suhu badan yang tinggi.
Berikut merupakan hasil riset berdasarkan estimasi sample Volunteer yang sudah dilakukan treatment pada 4/5/2020:
Hasil observasi awal berdasarkan sample yang di riset:
Persentase penyebaran pandemi covid 62,5% dari 1 induk.
Jika dihitung sebagai besaran statistik maka pandemi covid-19 sebesar 66.67%.
Hasil riset cluster covid-19 tingkat mortalitas/tingkat kematian sebesar 2% – 11% (berdasarkan data update tertanggal 4/5/2020).
Hasil persentase sendawa pada saat pertama minum MicroXiotiQ dapat dijadikan parameter (98%) volunteer ODP/PDP/+ sudah terinfeksi Virus Covid -19.
Dalam 1 cluster Covid – 19 akan menduplikasi / menggandakan diri sebanyak 1 – 6×.
Mengkonsumsi MicroXiotiQ C-20 Pada orang yang sehat berfungsi sebagai relaxasi tubuh.
Mengkonsumsi MicroXiotiQ C-20 untuk orang yang sakit akan memberikan khasiat meningkatkan stamina tubuh menjadi lebih segar, anti alergi, dan mengurangi batuk
Mengkonsumsi MicroXiotiQ C-20 dapat melancarkan saluran pencernaan, dikarenakan didalam komposisinya terdapat (mikroba yang baik/pre-biotik) dan juga pro-biotik yang berfungsi sebagai penguat imun yang dapat mempercepat terbentuknya antibody.
Berdasarkan hasil observasi penulis yang telah dilakukan melalui media social Facebook dan WhatsApp serta pengisian kuesioner yang di isi oleh masyarakat sasaran, ditemukan permasalahan yang dihadapi masyarakat pekerja yaitu masalah psikologis setelah dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja akibat Covid-19. Beberapa masyarakat pekerja yang dirumahkan memiliki masalah psikologis berupa stress akibat Covid-19, Stress dalam artian jenuh tidak tahu menau apa yang harus dikerjakan selama dirumahkan, cemas atau kekhawatiran terhadap masa depan, banyaknya beban pikiran dan tanggungan. Pada masa pandemic Covid-19 menjadikan dampak negatif terhadap para pekerja khususnya pekerja di Bali. Pandemic yang sudah ada beberapa bulan ini menyebabkan banyak waktu yang dilakukan hanya dirumah saja, masyarakat juga merasakan jenuh karena terlalu lamanya tinggal dirumah dan tidak mendapatkan pengalaman apapun seperti yang biasa dilakukan pada kondisi normal.
.
IDENTIFIKASI MASALAH
Latar Belakang
Fenomena virus yang sedang terjadi yaitu virus corona (Covid-19) kini tengah mengganggu aktivitas masyarakat. Belum lagi masih ada banyak orang yang menyepelekan tentang virus Corona ini sehingga mereka kurang memperhatikan kebersihan. Padahal, sebenarnya kita sangat penting untuk menjaga kebersihan di masa sekarang ini. Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan pencegahan (Lastriyah, 2011). Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti diare, demam berdarah, muntaber dan lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman. Kebersihan merupakan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebersihan lingkungan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran dan penyakit, yang dapat merugikan segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat, dimana kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial (Buhungo, 2012). Disaat-saat seperti ini kita sangat penting untuk menjaga kebersihan kita agar imun kita tidak mudah terkena serangan virus. Karena jika kita terserang penyakit dan menyebabkan imun kita meurun, itu dapat membuat virus lebih mudah menyerang kita.
.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah antara lain sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan.
2. Seberapa cepat virus Covid-19 tersebar dan menyerang.
3. Masyarkat masih kurang memerhatikan dan menjaga imunitas tubuh agar tidak mudah terserang virus.
HIPTOTESIS
Hipotesis 1
Virus Covid -19 akan menebarkan seluruh benih virusnya keseluruh mahluk hidup, tingkat intensitas pandeminya tergantung dari proteksi antibodi dan personal hygiene (kebersihan diri sendiri)
Hipotesis 2 Jika hasil swab test seluruhnya positif covid-19 maka pandemi 100% Hipotesis 3 Jika hasil swab test seluruhnya negatif maka covid-19 hanya mengambil sample yang paling lemah saja
Hipotesis 4 jika hasil swab test didapatkan 1- 5 orang positif, maka covid-19 melepaskan partikel asam aminonya sebanyak 30% – 70% kesekitarnya sesuai target penyebarannya Hipotesis 5 Jika hasil swab test sample positif, tetapi hasil swab test ke-2 volunteer negatif maka, MicroXiotiQ C-20 berfungsi dengan baik untuk mengobati dan mendeteksi terpaparnya covid-19 Hipotesis 6 Jika terdapat mortalitas (angka kematian) di area diluar zona cluster, dengan radius terdekat max sekitar 1 Km maka Covid bersifat abstrax / random tingkat penyebarannya Hipotesis 7 Pada saat tubuh dalam keadaan kurang sehat pada masa pandemi COVID-19, tidak diperbolehkan mengkonsumsi VIT C, VIT C yang masuk kedalam tubuh akan diserap langsung oleh COVID-19, yang akan mengakibatkan Virus COVID-19 menjadi semakin kuat di karenakan Virus membutuhkan kadar asam yang tinggi untuk pertumbuhannya
Hipotesis 8 Virus Covid-19 selain menyerang sistem pernafasan (paru-paru) juga menyerang pencernaan (lambung) didalam tubuh,didapatkan hasil observasi dari Volunteer yang terkonfirmasi positif mengalangi gangguan pencernaan (magh akut).
.
MELAKUKAN EKSPERIMEN
Jepang Bereksperimen Untuk Menunjukkan Betapa Cepatnya Virus Menyebar
Jepang melakuan eksperimen untuk membuktikkan seberapa cepat virus corona menyebar. Video eksperimen Jepang yang bertujuan untuk menunjukkan betapa mudahnya kuman dan virus menyebar di restoran meski hanya satu orang yang terinfeksi. Eksperimen ini mensimulasikan suasana di restoran prasmanan yang dilakukan oleh salah satu media publik Jepang, NHK, bersama para ahli kesehatan.
Video tersebut menunjukkan 10 orang datang ke restoran, dengan satu partisipan dipilih sebagai orang yang 'terinfeksi'. Satu orang yang terinfeksi tersebut diberikan zat fluoresen yang bisa terlihat ketika lampu diredupkan.
Setiap peserta kemudian makan seperti biasa layaknya di restoran tampa mempertimbangkan risiko kontaminasi. Di akhir video, lampu ruangan diredupkan dan memperlihatkan bagaimana 'infeksi' telah menyebar.
Zat yang dipakai digunakan sebagai penanda untuk melihat virus dan akhirnya 'menempel' pada peralatan makanan, piring-piring, tangan, bahkan wajah beberapa peserta.
NHK juga melakukan percobaan kedua di mana peserta simulasi mengantisipasi kontaminasi dengan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan. Partisipan, termasuk salah satu yang ditunjuk sebagai orang yang 'terinfeksi' mencuci tangan sebelum dan setelah makan.
Cuplikan video eksperimen diatas dapat kalian tonton dibawah ini denganmeng-klik link dibawah ini,
https://twitter.com/Johnny_suputama/status/1258786799851376641?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1258786799851376641%7Ctwgr%5E%7Ctwcon%5Es1_c10&ref_url=https%3A%2F%2Fhealth.detik.com%2Fberita-detikhealth%2Fd-5047459%2Feksperimen-ini-tunjukkan-betapa-cepat-virus-corona-menyebar-di-restoran
Sekarang, mari kita simpulkan hasil eksperimen diatas!
.
HASIL EKSPERIMEN
Berdasarkan video dan hasil eksperimen diatas, maka dapat disimpulkan hasil eksperimennya yaitu:
Virus akan menyebar ke permukaan dengan sangat cepat.
Pentingnya menjaga kebersihan tangan agar tidak mudah terinfeksi virus.
Betapa mudahnya kuman dan virus menyebar dimanapun kita berada walaupun hanya satu orang yang terinfeksi.
Pentingnya menjaga jarak dan mematuhi protokol dan prokes agar virus ini segera berakhir.
dll.
.
TUJUAN METODE ILMIAH
Berkaitan dengan judul penelitian, penelitian ini diharapkan bermanfaat:
Dapat mengetahui pentingnya menjaga kebersihan agar tidak mudah terinfeksi virus.
Dapat mengetahui untuk tidak dapat menyepelekan virus covid ini.
Dapat mengetahui bahwa betapa mudah dan cepatnya virus dan kuman menyebar walaupun hanya satu orang yang terinfeksi.
.
.
Nah, sekian penjelasan dari saya tentang metode ilmiah dan hasil penelitian metode ilmiah saya. Saya memohon maaf sebesar-besarnya jika dalam penelitian metode ilmiah saya ada salah kata baik yang disengaja ataupun tidak. Semoga penjelasan dan penelitian saya dapat bermanfaat. Terima Kasih!🙏🏻
Berikut saya lampirkan link-link yang saya gunakan dalam mencari metode ilmiah diatas:
-) https://news.detik.com/berita/d-4883101/observasi-14-hari-terhadap-wni-dari-wuhan-pengamatan-gejala-corona
-) https://www.denastiarrashvia.com/2020/05/04/hasil-observasi-covid-19/
-) https://kkn.undiksha.ac.id/blog/awal-mula-permasalahan-masyarakat-pekerja-akibat-covid-19-observasi
-) https://repository.unja.ac.id/13711/4/BAB%20I.pdf
-) http://eprints.umpo.ac.id/5947/2/BAB%20I%20watermark.pdf
-) https://www.denastiarrashvia.com/2020/05/04/hasil-observasi-covid-19/
-) https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5047459/eksperimen-ini-tunjukkan-betapa-cepat-virus-corona-menyebar-di-restoran
0 notes
Photo
Kisah penciptaan bubble tea diyakini bermula dari seseorang pemilik kedai teh di Taiwan yang sedang bosan dan kurang kerjaan mencampur puding tapioka ke dalam es teh miliknya. Tidak disangka, ia justru menciptakan cita rasa untik ketika menyandingkan kenyalnya puding tapioka bersama dengan seruputan teh. Ia kemudian menanbahkan racikan itu ke dalam menu baru di kedainya.
Singkat cerita, menu es teh tapioka yang terwujud dari keisengan pemilik kedai laris manis terjual. Racikan puding tapioka yang di campur teh dengan cepat menjadi tren di Taiwan dan kemudian seluruh dunia. Kini, puding tapioka lebih banyak ditemui dengan rasa sedikit manis dan dibentuk bulat coklat kehitaman, dikenal sebagai bubble pearl atau tapioca pearl. Agen Poker
Perpaduan tekstur kenyak dan rasa yang sedikit manis membuat bubble pearl di gemari banyak lidah. Tidak hanya disajikan dengan teh saja, tapi banyak di padukan dengan beragam minuman manis seperti susu, kopi, sirup rasa, ragam es campur, hingga minuman bersantan.Saking menjadi primadona di kalangan minuman ringan, banyak orang jadi berlebihan mengomsumsi bubble pearl, salah satunya adalah seorang gadis remaja berusia 14 tahun di Cina. Ia diberitakan harus menerima tindakan medis lantaran tumpukan bubble tea di dalam perut begitu banyak dan tidak bisa dicerna.
Dokter curiga gadis yang tinggal di Provinsi Zhejiang itu tidak cuma sekali dua kali mengomsumsi bubble pearl. Dokter menangkap citra butiran bola-bola dalam hasil pindaian tomografi terkomputerisasi (CT) di perut. Untungnya, si gadis hanya perlu meminum obat pencahar untuk mengatasi masalah tersebut.Masalah ini bermula dari sakit perut yang di alami si gadis selama 5 hari, ia tidak bisa makan dan mengalami sembelit. Saat dibawa ke rumah sakit, dokter sempat kesulitan menemukan penyebab penyakitnya karena si gadis tidak jujur ketika dokter melakukan anamnesis. Ia mengaku hanya meminum secangkir bubble tea sesaat sebelum kejadian. Agen Domino 99
Apa yang ada Dalam Bubble Pearl?
Minuman ini terbuat dari tepung kanji atau tapioka, dicampur sedikit gula. Beberapa produk ada yang di tambahkan tepung terigu. Untuk membentuk bola-bola tapioka, semua bahan dicampur dengan air, diuleni, dibentuk bulat, kemudian direbus. Tapioka merupakan pati yang diekstrak dari akar singkong, komposisi gizinya terdiri dari karbohidrat murni dan sedikit protein.
"Tapioka mengandung pati resisten yang tidak dapat di cerna tubuh", Healthline mengungkapkannya.Selain sulit dicerna, pati juga memberikan efek kenyang. Sifat tapioka ini yang mungkin menjadi akar masalah pda pencernaan si gadis asal Cina ketika terlalu banyak mengomsumsi bubble. Tapioka yang menjadi bahan dasar bubble telalu banyak menumpuk dan jadi sulit dicerna usus.
Jika dikomsumsi secara wajar, pati resisten pada tapioka bisa membawa manfaat kesehatan bagi usus. Pati menjadi makanan bakteri baik yang memproduksi lapisan lendir usus untuk memecah makanan.
Dirumorkan Membikin Kanker
Sebuah laporan dari Jerman pada 2012 lalu sempat membikin heboh para pecinta bubble tea. Studi tersebut mengungkapkan bahwa bubble dapat memicu kanker. Media kemudian ramai-ramai mengangkat penelitian tersebut sebagai laporan utama. Termasuk media di Taiwan, karena sampel penelitian di ambil dari pasar Taiwan . AduQ Online Terbaik
Para peneliti dari Rumah Sakit Universitas Aachen menguji bola-bola tapioka itu dan menemukan stirena, asetofenon, serta zat-zat tertentu sebagai bagian dari senyawa bifenil poliklorinasi (PCB), mikro-polutan yang beracun. U.S Environmental Proction Agency juga menyatakan bahwa paparan PCB bisa membikin kanker pada hewan.
Para penelitian juga betumpu pada studi lain yang menyebut hubungan antara paparan PCB pada pekerja dengan kanker hati dan melanoma ganas. Sesaat setelah membuat gempar dunia dengan temuannya, The Consumer Protection Committee Taiwan langsung melakukan uji tandingan. Lembaga ini mengumpulkan 22 sampel bubble dari 7 pabrik dan tidak menemukan stirena. Namun, mereka menemukan unsur bifenil dan asetofenon brominasi, tapi jumlahnya terlalu kecil untuk menimbulkan masalah kesehatan.
"Asetofenon dan stirena adalah senyawa aromatik, ia tidak serta merta bersifat toksikologis (beracun) ketika berdiri sendiri," Ungkap Noah Bartolucci, juru bicara The U.S Food and Drug Administration (FDA), seperti di pacak laman Universitas California Berkeley. Asetofenon dan stirena tidak masuk golongan PCB karean tidak diklorinasi atau bifenil. Dengan kata lain, para peneliti dari Jerman itu keliru mengidentifikasi zat yang tidak berbahaya menjadi kelas senyawa berpotensi bahaya. Bahkan, FDA mengatur dan mengizinkan asetofenon dan stirena di tambahkan ke makanan sebagai penyedap sintetis. BandarQ Online
Laporan penelitian Jerman itu juga tidak menyebutkan nama zat yang di anggap mengandung bromin, beserta jumlahnya. Padahal, takaran dosis menjadi kunci apakah suatu zat dapat digolongkan beracun atau tidak. Yang terakhir dan paling penting, studi tersebut tidak di terbitkan dalam jurnal peer-reviewed, sehingga tidak di evaluasi oleh pakar ilmiah lain guna memastikan keakuratannya.
Bubble Lebih Mungkin Membikin Obesitas Bahan dasar bubble yang terdiri dari tepung-tepungan banyak mengandung karbohidrat. Laman Universitas California Berkeley merangkum jumlah kalori secangkir bubble bisa mencapai angka 540. Jika menambahkan seperempat bubble pada segelas minuman, artinya ada 135 kalori tambahan masuk ke dalam tubuh, setara kalori dalam sepiring nasi.
"Terlalu sering mengomsumsi bubble tea dapat merusak pola makan sehat," tulis Keng Lam, seorang dokter sekaligus dosen di Fakultas Kesehatan.Banyak variasi minuman di racik bersama bubble pearl. Komposisi paling umum terdiri dari setengah gelas bubble, seperempat gelas gula, seperdelapan susu kental manis, dan sisanya teh. Meski teh tidak mengandung kalori. Jadi, mengomsumsi bubble tea secara berlebihan akan meningkatkan resiko obesitas, layaknya minuman manis lain seperti cola atau sirup. Judi Uang Asli
Namun, bagi anda yang begitu menggemari minuman bergelembung sehingga hampir selalu menambahkan penganan ini sebagai isi minuman, Sally Kuzemchak, seorang konsultan siet dari Columbus, Ohio punya solusinya.Untuk menentukan tingkat kemanisan pada minuman anda, pilihlah kadar gula paling rendah atau jika memungkinkan, tanpa pemanis. Gunakan susu biasa, bukan krim atau susu kental manis, dan yang terpenting tetapi hitung kalori yang masuk."Pilih ukuran minuman paling kecil untuk membatasi jumlah kalori" katanya.
0 notes
Text
Masih di stase anak
Happy 2020,
Di tanggal merah awal tahun dengan suasana hujan dan gerimis yang tak henti dari semalam ini aku memutuskan untuk melanjutkan tulisan yang sebelumnya terputus
Baiklah, aku akan kembali memulai dengan tugas ku sebagai koas stase anak selain follow up pasien dengan jumlah keseluruhan ratusan adalah mengukuti dokter visit pagi hari, mengikuti poli dan jaga malam. Tidak lupa juga beberapa tugas ilmiah seperti laporan persentasi kasus, referat dan jurnal reading. Mungkin terlihat semelelahkan itu tapi percayalah tidak karna disaat selesai dinas aku masih bisa bermain dan menghabiskan waktu di luar rumah sakit :)
Kalian tahu aku akan mencertiakan part terseru dari setiap kejadian yang ku alami di stase ini,
Masalah follow up pasien, minggu pertama konsulen yang aku ikuti memarahiku dan memanggil ku dengan nama yang salah “ROHAYA” (memangnya aku kecil kecil jadi manten :D) karna aku tidak menulis hari keberapa pemberian kortikosteroid dan antibiotik, haha mungkin memang sangat dasar kesalahan nya tapi apa boleh buat aku benar benar merasa masuk ke dunia asing yang aku adalah orang yang terjun tanpa perbekalan (sia sia sudah kampusku memberikan pengarahan sebulan terakhir :)). Aku mengikuti konsulen ini hingga minggu kelima, kemudian minggu ke enam hingga ke sepuluh aku mengikuti konsulen pria yang biasanya di panggil opung :), his smart and so lovely mungkin ini pendapat sangat pribadi haha. Waktu bagian bersama oping banyak drama queen yang terjadi, mulai dari kakak tingkat sekelompok yang mengatakan aku lambat lah dalam FU sindir menyindir yang tak ada habisnya, aku benar benar tak tahan mendengar ocehannya hingga aku putuskan untuk bicara dan bertanya apa maunya, masalag di situ clear, seharusnya :) tapi ternyata ini berentet dengan kebosananku melihat kelompok ku saling bicara di belakang mengenai keburukan seorang senior lainnya. Aku hanya merasa membicarakan orang di belakang itu tidak menyelesaikan apa apa hingga akhirnya kembali aku langsung menimpalinya di grup yang mungkin jadi menyulut pertikaian. Percayalah sesungguhnya aku melakukan ini karna aku benar benar bosan mendengarkan orang membicarakan orang dibelakang orang lain sedang di depannya mereka terlihat baik baik saja. Menurutku ini sangat toxic dan mau sampai kapan seperti ini. Kalian tahu, setelah aku memunculkan pertikaian di grup chat senior tersebut bertemu aku dan merasa seperti tidak ada yang harus dibicarakan hingga aku menyampaikan ‘bagaimana kalau kakak duduk dulu disini dan mari kita bicarakan’ selang beberpa menit banyak percekcokan dan lainnya air mata ku mengalir, wkwkkw. Disini aku bukan sok jagoan guys, aku hanya ingin semua baik baik saja dan si senior bisa intropeksi diri. Percayalah air mata ku juga bukan tanda kelemahan. Aku hanya muak dengan segala yang terjadi dan mengapa dia masih tidak sadar dengan kesalahannya. Okelah mungkin karena aku seorang junior dan dia seorang senior, dan senior tidak mungkin salah (itu kata kata yang selalu di ucapkan di salah satu organisasi yang aku ikuti). Oh ya itu kebetulah hari sabtu sebelum lebaran tahun 2019 jadi aku juga ingin setelah lebaran ini tak ada lagi fake diantara kelompok ini semua :D my hope.
Saat visit pasien.. aku benar benar membuat kesalahan fatal, dengan menaruh rekam medis di ranjang yang salah, sehingga salah satu pasien tidak tervisit dan.. terjadilah drama dengan konsulen antara akan menyalahkan aku atau suster, aku benar benar sudah deg degan apakah suster akan menyalahkan aku sepenuhnya, baiknya suster di ruangan tersebut mereka mengaku salah menuliskan nomor kamar di rekam medis tersebut disitu aku tahu dunia tidak seburuk itu, tapi karna aku calon dokter tetap aku yang di tegur dan opung mengatakan bahwa aku harusnya memastikan identitas pasien dengan benar. Eiits jangan lupa disini aku di tempeleng untuk pertama kalinya :)) tapi its okay memang itu kesalahan ku :’)
Banyak lagi kesalahan yang aku lakukan seperti tidur saar teman ku persentasi dan kalian tahu,, opung saat itu tidak memarahiku :D dia malah memarahi teman ku yang persentasi dan mengatakan bahwa dia persentasi seperti alunan musik tidur ku, aku sangat merasa bersalah tapi apa boleh buat aku benar benar tidak sadar kalau tertidur. Opung juga memberikan aku nama panggilan ‘MELAN’ katanya karna muka ku melankolis :D tapi semua teman temanku tidak setuju hahah.
Aku juga ujian bersama opung guys, semua orang mengatakan dia jika menguji seram, tidak masuk akal dan lainnya. Tapi entahlah kenapa menurut aku dia tidak seperti itu dan lebih lovely gitu orangnya.
Ya sudahlah, mungkin itu gambaran besar yang aku lalui selama stase IKA ini :))
0 notes
Text
Anda Bisa Menghasilkan Freechip IDPoker99
IDPoker99 | Pokerqq Bagi Freechip - Kertas Laporan… .. Apa interaksi Anda dari istilah ini? Beberapa akan diperbaiki: fakultas, tinggi, pelatihan, lihat ikhtiar. Setiap kali saya tiba di arah mengingat kerajinan 1 saya, kreativitas saya menarik perhatian yang menyedihkan dari tumpukan publikasi , koran, publikasi, perpustakaan utama yang melihat kamar dan malam tanpa tidur di laptop. Pendidikan dan pembelajaran penting di dalam gaya hidup agresif kami dan masing-masing dan setiap dari kita kemungkinan besar berada di arah area wajah skenario memperoleh komposisinya. Di fakultas, kami menerbitkan komposisi, esai kecil, penelitian. Sebagai peserta didik kami menggabungkan untuk memberikan esai, memeriksa kertas, kertas ekspresi, dan sebagainya. Jika kami memutuskan untuk memulai pendidikan dan pembelajaran kami di jenjang pendidikan tinggi, kami kembali ke arah mempublikasikan konten, studi ilmiah, dan pada beberapa poin tesis dan disertasi. Meskipun demikian tidak ada universitas atau universitas, tidak ada fakultas yang menyerahkan diri Anda dengan informasi yang sangat sederhana yang dapat diterima bagaimana dalam arah mempublikasikan, untuk kasus di titik, pribadi And. Kertas Analisis Psikologi. Itu sebabnya Pokerqq baik sama-sama pelajar dan lulusan menulis bergegas dengan tidak ada gagasan yang sangat jelas bagaimana menuju memperoleh kerja keras titanic ini 30 - 50 halaman web. Tidak ada orang yang pada dasarnya mendeskripsikan mereka bagaimana ke arah melakukannya ... Ada banyak spesifikasi untuk menyelesaikan makalah tes ilmiah atau esai Anda. Beberapa tutor panggilan untuk rekomendasi dan penilaian individu Anda, beberapa profesor menurunkan mereka, beberapa orang lain mengandalkan murid-murid mereka menginjak-injak penyelidikan berhenti dari literatur yang disediakan, dan sebagai hasilnya. Apakah ada tuntutan umum, beberapa pedoman hukum populer yang akan membantu teknik penulisan? Saya membayangkan bahwa mereka ada. Dengan cara yang berbeda saya tidak akan menyusun artikel pendek ini ... Setiap dari kita adalah imajinatif dan kreatif. Sebagian dari kita mengenalinya, sebagian yang lain menyembunyikannya, dan beberapa orang perlu secara akurat untuk menjelaskannya. Namun, bagi kita yang paling maksimal membuat kertas ujian tampaknya sangat menyita waktu. Bahkan jika materi pelajaran tidak memperhatikan diri sendiri secara signifikan, melakukan atas itu akan membantu Anda sendiri dalam arah membangun jangka panjang akal Anda, menuju mendapatkan jaminan tambahan sebagai diri Anda akan menguasai ke arah mempublikasikan pada individu Anda.Setiap kerajinan yang bertentangan dengan esai dalam arah tesis dapat diterbitkan hanya dalam periode waktu yang singkat dan tidak memerlukan keterampilan aneh. Apa yang sebenarnya Anda perlukan adalah target dan segera kelas inisiatif Anda.Rekomendasi akan mengarahkan tenaga listrik Anda dan upaya ke dalam kursus studi langsung: - Ambil masalah Anda Cukup serius dan penuh perhatian - Pilih dan periksa sarana informasi Benar-benar - Mulailah merancang versus yang agak dimulai! - Publikasikan - kategorikan perasaan guru - Persentase tingkat keyakinan Anda (sekali lagi dengan bukti kuat) - Pegang desain kerajinan Anda dengan jelas dan jelas. - Pilihan mengalir dengan cara alami menuju paragraf sebelumnya. - Ini tahun ke arah menghasilkan kedatangan! Pasti! (Saya menyadari apa yang saya klaim) - Siapkan kertas Anda sesuai dengan arah persyaratan. - Sangat senang atas usaha Anda !!!!Paper Studi ... Apa hubungan Anda dengan istilah ini? Beberapa akan diperbaiki: kuliah atau universitas, tinggi, pendidikan dan pembelajaran, lihat usaha. Sementara saya muncul untuk mengingat menyusun Makalah Laporan Sastra pertama saya, kreativitas saya menarik perhatian yang menyedihkan dari tumpukan buku teks, surat kabar, jurnal, perpustakaan superior yang melihat melalui ruangan dan malam tanpa tidur di komputer pribadi. Sekolah adalah keharusan dalam gaya hidup agresif kita dan setiap individu dari kita hampir pasti dalam arah menghadapi skenario pengembangan / penciptaan khususnya. Di institusi pendidikan, kami memproduksi komposisi, esai pendek, studi. Sebagai mahasiswa, kami menggabungkan diri untuk membuat esai, makalah percobaan, kertas ekspresi, dan sebagainya. Jika kita mengambil keputusan untuk meneruskan instruksi kita dalam pendidikan tinggi pascasarjana, sekali lagi kita menuju artikel-artikel artikel yang ditulis, studi ilmiah, dan tesis dan disertasi cepat atau lambat. Namun demikian tidak ada universitas, tidak ada fakultas yang memberi Anda sendiri dengan saran-saran dasar yang terjangkau bagaimana membuat, untuk contoh, Makalah Laporan Psikologi pribadi Anda. Itulah sebabnya mengapa mungkin para siswa dan lulusan artikel bergegas-gegas tanpa gagasan yang berbeda tentang bagaimana memberikan energi titanic ini 30 - 50 halaman web. Tidak ada yang hanya menggambarkan mereka bagaimana melakukan itu ... Karena itu ada beberapa yang perlu untuk menyelesaikan kertas atau esai analisis Anda. Beberapa tutor memerlukan strategi dan evaluasi pribadi Anda, beberapa profesor meminimalkan mereka, orang lain menganggap pembelajar mereka memberikan penelitian akhir literatur yang disajikan, dan akibatnya.Apakah ada tolok ukur yang umum, beberapa undang-undang yang lebih disukai yang akan membantu memproduksi pengobatan? Saya merasa bahwa mereka ada. Dengan cara lain saya tidak akan menulis posting ini ... Setiap individu dari kita adalah imajinatif dan artistik. Sebagian dari kita mengenalinya, orang lain menutupinya, dan beberapa orang harus menunjukkannya. Namun demikian, bagi sebagian besar dari kita menyusun kertas laporan tampaknya persis seperti penghamburan periode. Bahkan jika materi pelajaran tidak memperhatikan diri sendiri secara signifikan, melakukan pekerjaan di atasnya akan membantu diri Anda ke arah menghasilkan jangka panjang Anda, untuk membeli jauh lebih pasti sebagai diri Anda akan menguasai menciptakan pada individu Anda. Setiap penulisan menentang esai ke arah tesis dapat ditulis hanya dalam interval kecil musim dan tidak memerlukan kemampuan aneh. Apa yang sangat perlu Anda miliki adalah penekanan dan langsung melatih jalannya inisiatif Anda. Segera setelah Laporan Bantuan Kertas.Panduan akan memandu kekuatan dan inisiatif listrik Anda ke dalam sistem langsung: • Ambillah subjek Anda dengan sangat hati-hati dan penuh pemikiran • Memilih dan meninjau sumber informasi secara adil • Mulai merancang dengan luar biasa mulai! • Hasilkan - sampaikan kepercayaan pihak berwajib • Proporsi kenyataan Anda menonton (sekali lagi dengan bukti kuat) • Pertahankan desain dan gaya pembuatan Anda yang sangat jelas dan berbeda. • Keputusan akhir mengalir secara jelas ke paragraf sebelumnya. • Ini adalah periode ke arah menulis kedatangan! Memang! (Saya memahami apa yang membanggakan) • Atur kertas Anda sesuai dengan arah kriteria. Berbahagialah atas usaha dan kerja keras Anda !!!!
0 notes
Text
Catatan : Laporan Akhir (yang tidak) Ilmiah
Kalau dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya, awal tahun ini adalah waktu yang paling sibuk, mumet, dan menguras emosi. Siklus maternitas, Manajemen, dan KGD pas banget jadwalnya adanya di akhir program profesi. Jadi kalau diibaratkan game Super Mario nih, ya, ini level dimana kamu harus ngelompatin beberapa kolam api trus ngelawan monster naga buat nyelamatin putri yang setelah sekian detik ditemukan malah ngabur lagi. Dari materinya, tugasnya, sampe cakak-cakak nahan hatinya semuanya itu perlu usaha yang lebih. Dan setelah ketiga siklus itu selesai masuk lagi ke siklus yang konon katanya santai dan ngga ribet padahal yang paling banyak jebakannya. This is, Peminatan Profesi.
Sebenarnya dari pengkayaan profesi sampai ke siklus manajemen pun, Siti sama sekali ngga punya bayangan mau ngambil peminatan apa. Ngga punya kecenderungan atau kepercayaan diri untuk memilih di bagian tertentu. Tapi kemudian, karena ruangan terakhir di siklus KGD dapetnya di ruangan ICU dengan waktu dinasnya juga lumayan panjang (dua minggu) jadi udah berasa nyaman aja di ruangannya. Udah paham penugasan, jadwal-jadwal sibuknya, sistem istirahatnya, kenal sama kakak abang perawatnya, sama dokter residen di ruangan dan yang paling bikin jatuh hati itu bimbingannya, suka banget sama CI di ICU -Bu Yuldanita- yang cara ngebimbingnya itu mertua-able banget. Alasan teori dan penugasan (yang ngga Fadlah banget) kita nomorsekiankan dulu, lah. Jadi beberapa alasan inilah yang ngebulatin tekat buat ngambil peminatan keperawatan gawat darurat which is ini termasuk peminatan yang paling dihindari karena (katanya) ribet dan mahal. Kenyataannya? Memang mahal sih. Maksudnya pengalaman dan pelajaran yang ngucur terus selama peminatan itu ngga ternilai. Dan di siklus ini hati yang udah terpaksa patah berkali-kali, harus dipaksa sabar dan kuat supaya ngga kalah dengan kenyataan. Maksud ngga sih?
Patah hati pertama datang menjelang peminatan dimulai. Setelah daftar peminatan KGD dan udah dengan PD nya milih ruang ICU, tetiba tersiar kabar kalau kuota mahasiswa yang dinas di ICU udah penuh dan ngga bisa nambah lagi. Setelah diskusi alot dan cabut undian ala-ala akhirnya Siti, Kak Sil, Bang Deko dan Elsa terdampar di IGD RSUP Dr. M.Djamil. Hah IGD? Hal pertama yang kebayang adalah pasien trauma, darah bececeran, muntahan, dorong trolly, dinas malam. Aaaaaagggghhh. Sama sekali ngga ada gambaran peminatannya. Ngga terima, sangat. Di grup what’s app kelompok Z Siti ngedumel, marah-marah sendiri, ngamuk-ngamuk sendiri. Tapi genZ yang isinya teman-teman setia tapi nyebelin ngga nyerah nyemangatin dengan bilang “Ngga papalah, Fad. Mana tau di IGD dapat jodoh”. (Sungguh ini kalimat bullying yang terselubung). Beberapa hari menjelang peminatan dimulai Siti ketemu sama Ibu di ICU trus Ibu nanya kenapa mahasiswa peminatan Cuma dua orang yang di ICU? Langsung aja Siti merengek macam anak gadis minta nikah sama ibu, Ibu fadlah mau di ICU bu,, aaaa Ibu... Kemudian Ibu cuma ketawa dan bilang “Baa laiii...?”. Pengen sih (keukeuh) minta pertimbangan lagi sama pembimbing, tapi nama udah tertulis, surat udah dikirim dan pihak kampus udah berusaha keras buat ngurusin mahasiswa profesi nan banyak orangnya, rumitnya, dan maunya ini. Jadi yah, legowo sajalah. Meski sampai di hari serah terima pun masih denial.
Minggu pertama peminatan. Beberapa hari pertama masih denial dan kagok mau ngapain di IGD jadi ngejalani dinas tiap harinya cuma sebagai rutinitas karena masih bingung mau ngambil kasus apa, EBN yang mau diterapkan belum ketemu, dan analisa manajemen ruangan juga belum duduk. Sebenarnya penugasan peminatan udah bisa dimulai di minggu ini. Cuma dasar Fadlahnya aja yang susah move on dan masih berpikir “kami terdampar disini” jadi semua yang mau dikerjakan itu gambarannya selalu sulit dan ngga bisa diselesaikan. Untungnya mahasiswa peminatan itu jumlahnya sedikit jadi bimbingannya bisa lebih maksimal. Bisa diskusi dan nanya banyak hal dengan pembimbing, waktunya juga fleksibel. Ngga kayak waktu profesi yang satu kelompok 12 orang, kalau mau bertanya harus mikir dulu, pertanyaanya bakal ngeselin atau ngga (karena jawaban yang panjang akan memperpanjang waktu bimbingan yang jika tidak terkendali akan menyebabkan keresahan yang ditunjukkan dengan mata-mata yang melotot, helaan nafas, dan peningkatan frekuensi ngeliat jam tangan).
Minggu kedua. Udah mulai beradaptasi dengan IGD. Udah mulai paham kalau pasien yang kayak gini harus ngapain, kalau gini mau diapain. Manajemen ruangan pun masalah dan pemecahannya udah mulai tergambar. Mulai jalannya sedikit lancar. Oh ya di minggu kedua ini pertama kali, catat ya, pertamakali selama jadi mahasiswa profesi Siti RJP ke pasien henti jantung, dan berhasil, terlepas resusitasinya benar atau ngga ya. Kalau ditanya perasaanya ketika nadi pasien teraba kembali itu, bahagianya indescribable. Mungkin seperti itulah perasaan Anpanman ketika berhasil menyelamatkan siapapun yang memanggil namanya ketika sedang dalam marabahaya.
Superhero papoyit nya Siti - Anpanman
Dan juga, di minggu kedua dinas bareng lagi sama Derek Shepherd dan kemudian, hmmm...
Oh ya jelasin dikit ya biar dapet benang merahnya. Selain Attar dan Riri, Siti juga punya imajinasi tersendiri tentang Derek Shepherd, Surgeon dari serial Grey’s Anatomy. Tapi setelah dia meninggal kena tabrak truk di episode 21 season 11, sejak itu juga Siti berhenti nonton dan berniat buat menemukan Dereknya Siti yang sesungguhnya diluar layar laptop. Dan secercah cahaya muncul di diklus KMB 2 ketika dinas bareng Derek Shepherd versi M. Djamil di bulan puasa tahun lalu. Semua berjalan dengan lancar, indah, dinas dording-dording ngga berasa penatnya, modus nanyain pasien, baper tiap di what’s app duluan padahal beliau nanyain hasil foto thorax, nanyain hasil lab, belajar dan baca bukunya jadi lebih semangat biar bisa diskusi kasus di ruangan, dan sederet keabsurdan lainnya sukses bikin dinas sebulan ngga berasa sebulan. Dan setelah siklus KMB2 berakhir matahari masih bersinar cerah, dinas masih 3 shift, laporan masih harus tulis tangan, ngga ada yang berubah, kecuali Siti yang ngga bisa dinas bareng dia lagi. Dih, tenyata Siti pernah se-cabe ini :D
Balik ke IGD lagi. Ketika nyiapin botol spesimen buat ngambil sampel darah pasien tetiba ada yang nyapa. “Eh, ada Fadlah. Masih dinas, ya? Kirain Fadlah udah selesai, lho”. Aaaa itu dia, itu dia. Dia masih ingat nama Siti,lho. Kirain? Berarti ada proses mengira-ngira, proses berpikir, aaaaa dia mikirin Siti? Berbunga-bunga-lah hati Siti. Padahal kalau analisa dengan baik itu pertanyaanya basa-basi doang, tapi lumayan ngefek. Pasien hectic datang bertubi-tubi, kita ngga ngeluh, ngga masalah, hati udah bahagia pun. Hingga kemudian sesuatu terjadi. Jadi ingat caption yang pernah siti tulis di postingan IG bahwa terkadang hati bisa patah ketika terlalu banyak menduga, bukan karena ada yang ingin meraihnya. Di depan X-ray viewer, berdasarkan hasil rontgen pasien didapatkan kesimpulan, frakturnya bukan pada femur, tapi hatinya Siti. Cedera tanpa jejas!
Minggu ketiga. Udah ngga mikirin Derek Sheperd lagi, koq. Setidaknya udah dapat salah satu alasan kenapa ditakdirkan peminatan di IGD, dikasih kenyataan supaya sadar, supaya ngga terlalu banyak baper dan ngayal lagi. Jadi di minggu ketiga semangat dan niat buat ngerjain tugasnya udah mulai terkumpul dan jelas arahnya kemana. Setiap hari sibuk dinas, konsul, revisi, ngerjain laporan, bikin preplanning implementasi. Oh ya, untuk kasus kompre Siti ngambil Stroke Hemoragik, dan manajemen pelayanannya Assesment ulang pasien. Jadi setelah berkali-kali menghindar, ternyata di siklus ini Fadlah yang dulunya ngambil skripsi tentang terapi bermain karena ngga sanggup mempelajari patofisiologi sama ngga ngerti manajemen, akhirnya dapat dua-duanya di siklus ini.
Minggu keempat. Ada hipotesa yang bilang kalau waktu yang kita rasakan tergantung pada jumlah informasi baru yang telah kita serap. Dengan banyaknya stimulus baru, otak kita membutuhkan waktu lebih lama untuk memproses informasi sehingga periode waktunya terasa makin panjang untuk bisa melakukan sesuatu. Jadi ketika sudah hapal dan ngga bingung-bingung lagi, maka semuanya akan terasa cepat kayak gini, ngga kerasa udah minggu ke-4. Minggu ini cenderung berjalan lancar tanpa kerikil atau tikungan tajam. Ada sih, satu, waktu implementasi manajemen pelayanan. Karena Siti memperkenalkan teori baru buat observasi pasien jadi Siti harus mengajarkan dan bikin stimulasi apakah cara ini bisa diterapkan atau tidak. Sedihnya itu setelah stimulasi Siti dengar kalimat “Sabananyo iko manambah karajo se nyo...”. Pedih loh, setelah sekian malam begadang, baca jurnal, ngga paham, baca lagi, konsul, revisi, cari referensi, baca lagi, dan setelah semuanya rampung, perjuangan kamu dikasih apresiasi dengan kalimat yang seperti itu? Tapi ya, disenyumin ajalah. Toh, pada awal perubahan kan selalu ada penolakan.
Dan akhirnya posting sebagai mahasiswa profesi berakhir. Next, komprehensif.
-to be continued, biar ada yang penasaran.
0 notes
Text
Thought via Path
Problem statement: *Apakah bekerja sebagai dosen identik dengan umur pendek?* Note: Ini adalah artikel sebelas tahun yang lalu. Apakah masih relevan saat ini? KERJA DOSEN DAN UMUR PENDEK Oleh : Moch. Faried Cahyono Apakah bekerja sebagai dosen identik dengan umur pendek? Olok-olok serius itu masih juga terjadi hingga lewat dua minggu sesudah Riswanda Imawan, pakar politik UGM, dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa. UGM untuk kesekian kalinya, kehilangan dosen terpilih yang meninggal dalam usia relatif muda. Riswanda Imawan, meninggal dunia pada usia 51 tahun, jauh dibawah umur rata-rata orang Indonesia yang mencapai 67 tahun. Kehilangan dosen dalam usia relatif muda adalah yang kesekian kalinya bagi UGM dalam tahun-tahun terakhir. Salah seorang anggota Majelis Guru Besar UGM bahkan mencatat selama 4 tahun belakangan ini UGM telah kehilangan 60 orang dosennya. Mayoritas mereka, meninggal dibawah usia 60 tahun. Hanya 4 orang yang meninggal dengan usia diatas 60 tahun. Kematian Riswanda, diluar Allah menghendaki, ternyata menimbulkan kesimpulan satir. Bahwa bekerja sebagai dosen di UGM di jaman kini, bisa jadi bukan pekerjaan yang sehat. Irwan Abdullah, Direktur Pasca Sarjana UGM mengatakan, kematian banyak dosen UGM dibawah usia rata-rata manusia Indonesia bisa jadi karena keharusan bekerja ekstra keras untuk kebutuhan survive secara ekonomi. Selain itu beban sosial seorang intelektual seperti dosen di Indonesia, di luar pekerjaan pokoknya mengajar, lebih berat dibanding negara maju. Mereka harus pula memenuhi tuntutan sosial masyaraakt, diantaranya, ikut andil menciptakan masyarakat yang lebih baik Sementara dari gaji, relatif lebih rendah. Persoalan menjadi penting, ketika orang mencoba menghubungkan soal gaji rendah, kerja berat, dengan angka harapan hidup yang rendah. Begitulah kini, para dosen yang dekat dengan almarhum, mulai memikirkan cara untuk tidak terlalu serius berpikir soal memperbaiki negara. Dosen harus lebih rajin berolah raga dan menjaga kesehatan dengan mengurangi kegiatan mengajar dan proyek yang terlalu banyak. Pekerjaan sebagai dosen itu sendiri sudah dekat dengan stress tinggi. Selain mengajar, harus menulis laporan penelitian, buat jurnal ilmiah, juga kerja-kerja administratif yang dilakukan dalam tenggat waktu dan ketergesaan. Harap maklum, di UGM, seorang dosen bisa mengajar sampai 11 mata kuliah per minggu. Ada alasan mengapa dosen harus mengajar begitu banyak mata kuliah. Pertama menyangkut kepakaran. Jumlah kelas yang lebih banyak, juga dibukanya banyak program baru pada tahun-tahun terakhir menyebabkan dosen harus meluangkan banyak waktu. Kebijakan semester pendek dengan memadatkan kuliah yang lazimnya 3-4 bulan menjadi 1-2 bulan membuat dosen sering tidak punya hari libur. Kadang proses belajar mengajar dipadatkan dalam satu minggu terus menerus atau week end asal bisa mengejar jumlah jam. Tapi, jika jujur, seperti diakui oleh seorang Wakil Dekan di salah satu Fakultas Ilmu Sosial di UGM, dosen-dosen harus mengajar ekstra banyak, karena kalau tidak begitu, tidak akan survive secara ekonomi. Soal tidak cukupnya gaji untuk hidup sebulan, adalah soal umum di Indonesia. Baik PNS, TNI maupun polisi kini tak cukup lagi mengandalkan hidup dari gaji. Persoalan gaji yang belum juga mampu dipecahkan oleh pemerintahan Presiden Yudoyono. Kebijakan pencabutan subsidi BBM, rendahnya dana untuk pendidikan dan kesehatan, menjadikan gaji yang tadinya sudah pas-pasan, menjadi benar-benar tidak cukup. Lebih lanjut, Wakil Dekan ini bercerita, gaji seorang dosen seperti dirinya yang sudah mengajar lebih dari 10 tahun, hanya cukup untuk hidup 1 minggu. Bagi pensiunan dosen, situasi bisa lebih berat. Salah satu Dekan Fakultas Eksakta UGM bercerita, bagaimana dia sesungguhnya selain merasa senang melibat para profesor emeritus tetap mengajar di alamamaternya meskipun sudah pensiun. Tapi, pak Dekan ini prihatin melihat para profesor sepuh itu kini tidak lagi mengajar sebagai hoby, aktualisasi diri, atau pengembangan ilmu. Tapi memang mereka harus tetap mengajar karena uang pensiun sebagai profesor hanya Rp 1 juta-an saja. Gaji dan pensiun itu biasanya sudah habis untuk bayar listrik, telepon, dan bensin. Sisanya, harus dipenuhi dengan kerja yang lain. Beratnya tekanan ekonomi itu, bisa ditelusuri karena dua sebab. Pertama karena gaji yang rendah sebagai trend umum pegawai negeri. Kedua, soal pola hidup. Berbeda dengan situasi 10-20 tahun lalu, jaman ini adalah jaman yang lebih konsumtif. Jaman ini juga ditandai dengan negara yang lebih pelit dalam mengeluarkan uang bagi rakyatnya. Selain itu, kebersahajaan mungkin barang lama. Ada pula fakta, bahwa universitas tidaklah "sekaya" dulu. Fasilitas rumah dinas misalnya, kini tak diberikan pada dosen-dosen muda. Jika ingin membangun rumah, maka harus pandai-pandai mencari tambahan. Tetapi, apakah perilaku kerja para dosen UGM yang rawan stress, itu adalah sesuatu yang unik dan datang ujug-ujug tanpa sebab musabab? Jawabannya tentu saja tidak. Kecenderungan itu ada di mana-mana. Ada banyak jawaban soal ini, namun secara umum keharusan bekerja lebih berat itu muncul dan semakin nyata, ketika paradigma pendidikan berubah menjadi komoditi dagang. Ide Negara Kesejahteraan memang sudah raib berganti dengan orientasi yang benar-benar pro pasar, sebagaimana kebijakan yang disarankan IMF. Resep umum IMF untuk memperketat anggaran negara dan mencabut subsidi, benar-benar menghantam dunia pendidikan dan manusia yang tinggal dan berhubungan dengannya. Ide negara yang harus lebih pro pasar itu mengharuskan pencabutan subsidi pendidikan. Pendidikan bukanlah bentuk pelayanan publik, tetapi sebuah komoditi yang diperdagangkan. Jadi, negara tidak boleh memberi subsidi. Dulu, ide ini pun mendapat perlawanaan dari banyak warga kampus, bahkan kampus-kampus Amerika, Jepang, dan negara-negara Asia lain. Tapi, perlawanan tak berhasil. Sebagaimana sama dengan di Indonesia, warga Thailand misalnya, kini juga harus menerima pendidikan yang lebih mahal. Berkurangnya anggaran tidak hanya dialami UGM, tapi juga universitas- -universitas negeri lainnya. Mereka dipaksa mencari biaya sendiri, dan harus kreatif melobi sumber dana. Tantangan berkurangnya dana itu dijawab UGM yang kini menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN), diantara yang pokok dengan membuka lebih banyak kelas. Bahkan beberapa program studi yang harusnya diisi oleh lebih sedikit mahasiswa, juga membuka kelas besar. Biaya kuliah pun jadi mahal. Tentu ada kelas ekonomi yang tidak memasalahkan soal biaya kuliah yang mahal. Misalnya mereka yang tak memasalahkan masuk Fakultas Kedokteran UGM yang jadi mahal. Di UGM biaya masuk bagi mahasiswa FK dengan tes murni mencapai Rp 20 jutaan. Orangtua yang bisa memberi sumbangan sebesar Rp 150 juta, hampir pasti dijamin bisa menyekolahkan anaknya di FK-UGM, karena anak tersebut berjasa mensubsidi kawan-kawannya yang lebih miskin. Ketika negara tidak menyediakan anggaran, maka tak akan pernah lagi anak PNS rendahan, apalagi anak tukang becak, bisa jadi dokter. Dengan gerak agresif perguruan tinggi negeri seperti UGM, maka Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Yogya juga tidak tinggal diam. Mereka serius bertahan. Selama bertahun-tahun, mereka sudah melengkapi diri dengan membangun fasilitas gedung-gedung megah, serta menyekolahkan para dosennya hingga bergelar doktor. Kini beberapa PTS besar di Yogya bahkan membuka program S-2 dan S-3 sendiri. Bagaimana PTS kecil yang hanya punya program S-1, dan biasanya menerima mahasiswa yang sebelumnya, tidak lolos seleksi UGM atau PTS besar? Mereka dibiarkan mati tanpa pertolongan. Saat ini kekurangan mahasiswa hingga 50 persen adalah kecenderungan umum yang dialami sebagian besar PTS di Yogya. Sudah banyak program studi PTS tutup. Salah seorang pengelola PTS mengatakan, turunnya mahasiswa adalah kecenderungan umum. Para orangtua dari luar Yogya, juga dari luar Jawa, kini tidak lagi menjadikan Yogya tujuan kuliah utama. Selain biaya mahal, juga karena sudah ada Perguruan Tinggi di kampung sendiri. Tetapi, UGM yang membuka kelas baru dalam jumlah terlalu banyak, memang merupakan ancaman nyata bagi kematian PTS. Yogyakarta adalah sebuah pripinsi yang dibangun dengan basis industri pendidikan. Ciri ekonomi propinsi ini, khas. Ada perguruan tinggi, datang mahasiswa, muncul rumah kos, usaha makanan, hingga belanja mahasiswa dan keluarganya. Dan begitulah ekonomi bergulir. Pola Yogyakarta ini relatif aman dari konflik, karena industri pendidikan yang dibangun menyertakan semua pihak mendapatkan bagian ekonominya masing-masing. Tapi, globalisasi, dengan menjadikan pendidikan sebagai barang dagangan murni, akan menyebabkan pola itu akan hancur. Dominasi Universitas Negeri yang berlebih, dalam hal ini UGM bersama Universitas Negeri Yogyakarta (Eks IKIP Yogya) dan Universitas Islam Negeri (Eks IAIN) Sunankalijaga yang membuka kelas besar tidak hanya akan mematikan PTS-PTS. Tetapi juga menyebabkan persebaran ruang ekonomi lebih terbatas, dan potensi konflik di masyarakat, akibat hilangnya pekerjaan, akan meningkat. Presiden Yudoyono beberapa kali meminta bangsa Indonesia menerima globalisasi sebagai fakta. Rakyat Indonesia diminata siap menerima dampak buruk selain pengaruh baiknya. Persoalan tidak sesederhana itu. Di UGM yang kaya intelektual saja, persoalan kesiapan dalam menghadapi globalisasi di dunia pendidikan diantisipasi dengan keliru, apalagi ketika persoalan gaji pegawai yang tidak cukup untuk hidup layak, tetap merupakan soal yang tidak dijawab negara. Tentu ada kelompok dosen atau Fakultas yang gemuk oleh sumber dana, misalnya Fakultas Teknik dan Ekonomi. Secara personal, ada dosen yang bisa jadi menteri, staf menteri, konsultan, maupun nyambi jadi pengusaha yang hidup sejahtera. Tapi, mereka adalah kelompok minoritas di kampus. Selebihnya adalah pekerja intelektual atau pegawai administrasi yang mengabdikan diri untuk karya intelektual pengajaran. Mereka berharap mendapat gaji yang cukup, agar bisa berkonsentrasi dalam pengembangnya ilmu. Penataan manajemen di tingkat internal UGM memang diperlukan, agar kesejahteraan warganya lebih merata. Tetapi, jika kue yang harus dibagi kecil atau mengecil, maka persoalannya adalah negara. Harus ada kemauan kuat dari negara untuk meningkatkan anggaran pendidikan secara umum, misalnya, dengan mencadangkan sekian persen dana hasil minyak bumi untuk pendidikan. Kesalahan dalam memilih kebijakan di tingkat negara, dengan membiarkan dunia pendidikan mencari uang sendiri, hanya akan menciptakan harga pendidikan yang mahal bagi rakyat, sementara kualitas didikan justru tidak lebih baik. Dan jika dinilai siapa yang paling bersalah, mohon maaf, pastilah mereka yang sedang ada di kekuasaan.** -*** http://www.forumsains.com/pendidikan/kerja-dosen-dan-umur-pendek/ – Read on Path.
0 notes
Text
KERJA DOSEN DAN UMUR PENDEK
Oleh : Moch. Faried Cahyono
Apakah bekerja sebagai dosen identik dengan umur pendek? Olok-olok serius itu masih juga terjadi hingga lewat dua minggu sesudah Riswanda Imawan, pakar politik UGM, dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa. UGM untuk kesekian kalinya, kehilangan dosen terpilih yang meninggal dalam usia relatif muda. Riswanda Imawan, meninggal dunia pada usia 51 tahun, jauh dibawah umur rata-rata orang Indonesia yang mencapai 67 tahun. Kehilangan dosen dalam usia relatif muda adalah yang kesekian kalinya bagi UGM dalam tahun-tahun terakhir. Salah seorang anggota Majelis Guru Besar UGM bahkan mencatat selama 4 tahun belakangan ini UGM telah kehilangan 60 orang dosennya. Mayoritas mereka, meninggal dibawah usia 60 tahun. Hanya 4 orang yang meninggal dengan usia diatas 60 tahun.
Kematian Riswanda, diluar Allah menghendaki, ternyata menimbulkan kesimpulan satir. Bahwa bekerja sebagai dosen di UGM di jaman kini, bisa jadi bukan pekerjaan yang sehat. Irwan Abdullah, Direktur Pasca Sarjana UGM mengatakan, kematian banyak dosen UGM dibawah usia rata-rata manusia Indonesia bisa jadi karena keharusan bekerja ekstra keras untuk kebutuhan survive secara ekonomi. Selain itu beban sosial seorang intelektual seperti dosen di Indonesia, di luar pekerjaan pokoknya mengajar, lebih berat dibanding negara maju. Mereka harus pula memenuhi tuntutan sosial masyaraakt, diantaranya, ikut andil menciptakan masyarakat yang lebih baik Sementara dari gaji, relatif lebih rendah. Persoalan menjadi penting, ketika orang mencoba menghubungkan soal gaji rendah, kerja berat, dengan angka harapan hidup yang rendah.
Begitulah kini, para dosen yang dekat dengan almarhum, mulai memikirkan cara untuk tidak terlalu serius berpikir soal memperbaiki negara. Dosen harus lebih rajin berolah raga dan menjaga kesehatan dengan mengurangi kegiatan mengajar dan proyek yang terlalu banyak. Pekerjaan sebagai dosen itu sendiri sudah dekat dengan stress tinggi.
Selain mengajar, harus menulis laporan penelitian, buat jurnal ilmiah, juga kerja-kerja administratif yang dilakukan dalam tenggat waktu dan ketergesaan. Harap maklum, di UGM, seorang dosen bisa mengajar sampai 11 mata kuliah per minggu.
Ada alasan mengapa dosen harus mengajar begitu banyak mata kuliah. Pertama menyangkut kepakaran. Jumlah kelas yang lebih banyak, juga dibukanya banyak program baru pada tahun-tahun terakhir menyebabkan dosen harus meluangkan banyak waktu. Kebijakan semester pendek dengan memadatkan kuliah yang lazimnya 3-4 bulan menjadi 1-2 bulan membuat dosen sering tidak punya hari libur. Kadang proses belajar mengajar dipadatkan dalam satu minggu terus menerus atau week end asal bisa mengejar jumlah jam. Tapi, jika jujur, seperti diakui oleh seorang Wakil Dekan di salah satu Fakultas Ilmu Sosial di UGM, dosen-dosen harus mengajar ekstra banyak, karena kalau tidak begitu, tidak akan survive secara ekonomi.
Soal tidak cukupnya gaji untuk hidup sebulan, adalah soal umum di Indonesia. Baik PNS, TNI maupun polisi kini tak cukup lagi mengandalkan hidup dari gaji. Persoalan gaji yang belum juga mampu dipecahkan oleh pemerintahan Presiden Yudoyono. Kebijakan pencabutan subsidi BBM, rendahnya dana untuk pendidikan dan kesehatan, menjadikan gaji yang tadinya sudah pas-pasan, menjadi benar-benar tidak cukup.
Lebih lanjut, Wakil Dekan ini bercerita, gaji seorang dosen seperti dirinya yang sudah mengajar lebih dari 10 tahun, hanya cukup untuk hidup 1 minggu. Bagi pensiunan dosen, situasi bisa lebih berat. Salah satu Dekan Fakultas Eksakta UGM bercerita, bagaimana dia sesungguhnya selain merasa senang melibat para profesor emeritus tetap mengajar di alamamaternya meskipun sudah pensiun. Tapi, pak Dekan ini prihatin melihat7 para profesor sepuh itu kini tidak lagi mengajar sebagai hoby, aktualisasi diri, atau pengembangan ilmu. Tapi memang mereka harus tetap mengajar karena uang pensiun sebagai profesor hanya Rp 1 juta-an saja. Gaji dan pensiun itu biasanya sudah habis untuk bayar listrik, telepon, dan bensin. Sisanya, harus dipenuhi dengan kerja yang lain.
Beratnya tekanan ekonomi itu, bisa ditelusuri karena dua sebab. Pertama karena gaji yang rendah sebagai trend umum pegawai negeri. Kedua, soal pola hidup. Berbeda dengan situasi 10-20 tahun lalu, jaman ini adalah jaman yang lebih konsumtif. Jaman ini juga ditandai dengan negara yang lebih pelit dalam mengeluarkan uang bagi rakyatnya. Selain itu, kebersahajaan mungkin barang lama. Ada pula fakta, bahwa universitas tidaklah �sekaya� dulu. Fasilitas rumah dinas misalnya, kini tak diberikan pada dosen-dosen muda. Jika ingin membangun rumah, maka harus pandai-pandai mencari tambahan.
Tetapi, apakah perilaku kerja para dosen UGM yang rawan stress, itu adalah sesuatu yang unik dan datang ujug-ujug tanpa sebab musabab? Jawabannya tentu saja tidak. Kecenderungan itu ada di mana-mana. Ada banyak jawaban soal ini, namun secara umum keharusan bekerja lebih berat itu muncul dan semakin nyata, ketika paradigma pendidikan berubah menjadi komoditi dagang. Ide Negara Kesejahteraan memang sudah raib berganti dengan orientasi yang benar-benar pro pasar, sebagaimana kebijakan yang disarankan IMF. Resep umum IMF untuk memperketat anggaran negara dan mencabut subsidi, benar-benar menghantam dunia pendidikan dan manusia yang tinggal dan berhubungan dengannya.
Ide negara yang harus lebih pro pasar itu mengharuskan pencabutan subsidi pendidikan. Pendidikan bukanlah bentuk pelayanan publik, tetapi sebuah komoditi yang diperdagangkan. Jadi, negara tidak boleh memberi subsidi. Dulu, ide ini pun mendapat perlawanaan dari banyak warga kampus, bahkan kampus-kampus Amerika, Jepang, dan negara-negara Asia lain. Tapi, perlawanan tak berhasil. Sebagaimana sama dengan di Indonesia, warga Thailand misalnya, kini juga harus menerima pendidikan yang lebih mahal. Berkurangnya anggaran tidak hanya dialami UGM, tapi juga universitas- -universitas negeri lainnya. Mereka dipaksa mencari biaya sendiri, dan harus kreatif melobi sumber dana. Tantangan berkurangnya dana itu dijawab UGM yang kini menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN), diantara yang pokok dengan membuka lebih banyak kelas. Bahkan beberapa program studi yang harusnya diisi oleh lebih sedikit mahasiswa, juga membuka kelas besar.
Biaya kuliah pun jadi mahal. Tentu ada kelas ekonomi yang tidak memasalahkan soal biaya kuliah yang mahal. Misalnya mereka yang tak memasalahkan masuk Fakultas Kedokteran UGM yang jadi mahal. Di UGM biaya masuk bagi mahasiswa FK dengan tes murni mencapai Rp 20 jutaan. Orangtua yang bisa memberi sumbangan sebesar Rp 150 juta, hampir pasti dijamin bisa menyekolahkan anaknya di FK-UGM, karena anak tersebut berjasa mensubsidi kawan-kawannya yang lebih miskin. Ketika negara tidak menyediakan anggaran, maka tak akan pernah lagi anak PNS rendahan, apalagi anak tukang becak, bisa jadi dokter.
Dengan gerak agresif perguruan tinggi negeri seperti UGM, maka Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Yogya juga tidak tinggal diam. Mereka serius bertahan. Selama bertahun-tahun, mereka sudah melengkapi diri dengan membangun fasilitas gedung-gedung megah, serta menyekolahkan para dosennya hingga bergelar doktor. Kini beberapa PTS besar di Yogya bahkan membuka program S-2 dan S-3 sendiri. Bagaimana PTS kecil yang hanya punya program S-1, dan biasanya menerima mahasiswa yang sebelumnya, tidak lolos seleksi UGM atau PTS besar? Mereka dibiarkan mati tanpa pertolongan.
Saat ini kekurangan mahasiswa hingga 50 persen adalah kecenderungan umum yang dialami sebagian besar PTS di Yogya. Sudah banyak program studi PTS tutup. Salah seorang pengelola PTS mengatakan, turunnya mahasiswa adalah kecenderungan umum. Para orangtua dari luar Yogya, juga dari luar Jawa, kini tidak lagi menjadikan Yogya tujuan kuliah utama. Selain biaya mahal, juga karena sudah ada Perguruan Tinggi di kampung sendiri. Tetapi, UGM yang membuka kelas baru dalam jumlah terlalu banyak, memang merupakan ancaman nyata bagi kematian PTS.
Yogyakarta adalah sebuah pripinsi yang dibangun dengan basis industri pendidikan. Ciri ekonomi propinsi ini, khas. Ada perguruan tinggi, datang mahasiswa, muncul rumah kos, usaha makanan, hingga belanja mahasiswa dan keluarganya. Dan begitulah ekonomi bergulir. Pola Yogyakarta ini relatif aman dari konflik, karena industri pendidikan yang dibangun menyertakan semua pihak mendapatkan bagian ekonominya masing-masing. Tapi, globalisasi, dengan menjadikan pendidikan sebagai barang dagangan murni, akan menyebabkan pola itu akan hancur. Dominasi Universitas Negeri yang berlebih, dalam hal ini UGM bersama Universitas Negeri Yogyakarta (Eks IKIP Yogya) dan Universitas Islam Negeri (Eks IAIN) Sunankalijaga yang membuka kelas besar tidak hanya akan mematikan PTS-PTS. Tetapi juga menyebabkan persebaran ruang ekonomi lebih terbatas, dan potensi konflik di masyarakat, akibat hilangnya pekerjaan, akan meningkat.
Presiden Yudoyono beberapa kali meminta bangsa Indonesia menerima globalisasi sebagai fakta. Rakyat Indonesia diminata siap menerima dampak buruk selain pengaruh baiknya. Persoalan tidak sesederhana itu. Di UGM yang kaya intelektual saja, persoalan kesiapan dalam menghadapi globalisasi di dunia pendidikan diantisipasi dengan keliru, apalagi ketika persoalan gaji pegawai yang tidak cukup untuk hidup layak, tetap merupakan soal yang tidak dijawab negara. Tentu ada kelompok dosen atau Fakultas yang gemuk oleh sumber dana, misalnya Fakultas Teknik dan Ekonomi. Secara personal, ada dosen yang bisa jadi menteri, staf menteri, konsultan, maupun nyambi jadi pengusaha yang hidup sejahtera. Tapi, mereka adalah kelompok minoritas di kampus. Selebihnya adalah pekerja intelektual atau pegawai administrasi yang mengabdikan diri untuk karya intelektual pengajaran. Mereka berharap mendapat gaji yang cukup, agar bisa berkonsentrasi dalam pengembangnya ilmu.
Penataan manajemen di tingkat internal UGM memang diperlukan, agar kesejahteraan warganya lebih merata. Tetapi, jika kue yang harus dibagi kecil atau mengecil, maka persoalannya adalah negara. Harus ada kemauan kuat dari negara untuk meningkatkan anggaran pendidikan secara umum, misalnya, dengan mencadangkan sekian persen dana hasil minyak bumi untuk pendidikan. Kesalahan dalam memilih kebijakan di tingkat negara, dengan membiarkan dunia pendidikan mencari uang sendiri, hanya akan menciptakan harga pendidikan yang mahal bagi rakyat, sementara kualitas didikan justru tidak lebih baik. Dan jika dinilai siapa yang paling bersalah, mohon maaf, pastilah mereka yang sedang ada di kekuasaan.** -***
0 notes