#Wisudawan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Upertis Mengelar Wisuda Ke - VII, Sebanyak 659 Wisudawan - Ti
Padang, Sumbarlivetv –(Upertis) Universitas Perintis Indonesia menggelar wisuda ke – VIII tahun, Akademik 2023/2024 selama 2 hari, Selasa dan Rabu (5-6/11) yang di selenggarakan di hotel Pangeran Padang pada (5/11/2024). Sebanyak 659 wisudawan/ti diwisuda dalam 2 hari lulusan, terdiri dari 3 fakultas, Fakultas Ekonomi Bisnis dan Sosial sebanyak 22 lulusan, fakultas Farmasi, Fakultas Ilmu…
0 notes
Text
Wisuda Angkatan V UMNU Kebumen, Bakal Diikuti 217 Wisudawan
KEBUMEN, Kebumen24.com – Universitas Maarif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen bersiap menggelar prosesi Wisuda Angkatan V yang akan diikuti oleh 217 wisudawan dari berbagai program studi. Rencananya akan berlangsung di Hotel Mexolie, Kebumen, Sabtu 26 Oktober 2024. Continue reading Wisuda Angkatan V UMNU Kebumen, Bakal Diikuti 217 Wisudawan
0 notes
Text
Arif Muhammad Iqbal Jadi Wisudawan Terbaik di UISI dengan IPK 3.94
RASIOO.id – Wisudawan Arif Muhammad Iqbal, S.Kom., CHCO, MOS dinobatkan sebagai wisudawan terbaik pada Wisuda Periode VIII Tahun 2024 Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) Warga asal Tasikmalaya, Jawa Barat itu menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3.94, terbaik dari 318 lulusan pada 10 program studi. Hal itu menunjukkan bahwa UISI telah keberhasilan mencetak generasi yang siap bersaing…
0 notes
Text
Wisudawan Kembar di Untidar, Raih Nilai IPK yang Sama
BNews–-MAGELANG– Universitas Tidar (Untidar) menyelenggarakan Wisuda Magister, Sarjana dan Ahli Madya Universitas Tidar ke-66 Tahun 2024. Acara digelar di Gedung dr. H. R. Suparsono, Kampus Tuguran pada Sabtu (2/3/2024). Ada yang unik pada momen wisuda kali ini yakni adanya wisudawan kembar bernama Yuana Sari dan Yuani Saputri dari Prodi S1 Akuakultur, Fakultas Pertanian. Ana dan Ani panggilan…
View On WordPress
0 notes
Text
Orasi Ilmiah Dihadapan Wisudawan UIN Imam Bonjol, Sutan Riska : Bawa Spirit Perjuangan Tokoh Minangkabau Dalam Kehidupan !
Orasi Ilmiah Dihadapan Wisudawan UIN Imam Bonjol, Sutan Riska : Bawa Spirit Perjuangan Tokoh Minangkabau Dalam Kehidupan !
Dharmasraya , Sumbartodaynews.com – Orasi Ilmiah Dihadapan Wisudawan UIN Imam Bonjol, Sutan Riska : Bawa Spirit Perjuangan Tokoh Minangkabau Dalam Kehidupan. Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan dipercaya memberikan Orasi Ilmiah, di hadapan ratusan wisudawan/i Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol, Sabtu, (19/11/2022). Dalam orasi tersebut Sutan Riska menyampaikan ucapan selamat…
View On WordPress
#bupati dharmasraya#KABUPATEN DHARMASRAYA#Orasi Ilmiah#Sumatra Barat#sutan riska#Wisudawan UIN Imam Bonjol
0 notes
Text
Bagian Dua; Acara Sakral
Batinku seolah berbicara, meskipun masih ada rasa yang tak mau hilang. Aku takut sepi, tapi yang lain masih berarti. Kemungkinan mereka ada hanya sebagai teman asyik, sahabat, bahkan saudara dekat yang mengerti frekuensi pikiran yang memenuhi isi di kepalaku bukan sepenuhnya untuk dimiliki.
Ya, aku paham betul akan hal itu. Segala rindu itu aku simpan rapat-rapat. Jika mungkin nanti aku bertemu dengannya. Akan kuceritakan bagaimana hidupku setelah ditinggal pergi oleh seseorang yang tidak mungkin ku sebutkan namanya dalam tulisan ini.
Momen Wisuda Periode 5
Entah bagaimana skenario pencipta mengaturnya. Aku dipertemukan dengan seseorang yang pernah aku kagumi sejak 2019 yang lalu. Aku simpan semua rasa itu. Hingga pada akhirnya, tidak bisa kupungkiri pertemuannya sejak Gladi Wisuda sore hari. Karena sejatinya tidak pernah bertemu, aku lupa perihal nama dan siapa dia. Yang terbesit dalam pikiranku hanya sebatas wajah yang pernah ku kenal tapi dimana pertama kali bertemu aku lupa akan hal itu. Aku menyerah dan menggerutu "ketemu hari H saja, aku lupa siapa dia. Pastinya nanti, saat prosesi namanya akan disebut dan berjabatan dengan Rektor"
Prosesi Wisuda Periode 5
Gemashhh, aku menikmati acara Sakral sekali seumur hidup. Aku tidak pernah menyesal apa yang terjadi sebelumnya. Sepanjang penyebutan nama wisudawan aku dengarkan dengan serius. Tibalah nama yang tidak asing ditelingaku disebut, aku perhatikan di layar televisi Auditorium yang lebar itu. Akhirnya, aku ingat semuanya bahwa dia adalah orang yang pernah ku kenal di sebuah Organisasi daerah tempat tinggalku. Lucunya, aku hanya bisa tersenyum setelah tahu dan mendengar namanya.
Pikiranku melayang, apa jadinya kalau aku tiba-tiba datang ke kehidupannya dengan sekedar mengucapkan selamat atas gelar baru yang ia dapatkan?
Kedua, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya jika dia memang memiliki teman hidup atau yang biasa orang sebut adalah pacar?
Sehari setelah wisuda.
Entah apa yang merasuki pikiranku untuk berani me-reply story instagram miliknya dengan mengucapkan selamat atas gelar baru yang sudah didapatkan?
Baik, dia meresponnya dengan senang hati. Kemungkinan gitu. Yang umumnya aku tidak pernah tau siapa perempuan yang sedang bersamanya. Sepanjang percakapannya, sejenak aku kaget ketika di jujur kalau sudah ditinggal kekasihnya pergi sebelum dia mengerjakan skripsi. Sepintas hal yang sudah biasa aku mendengarnya. Hanya saja berbeda aku mengerjakan skripsi dan menyelesaikannya dengan versi Jatuh cinta dan jatuh suka pada orang yang salah.
Untukmu, tetap semangat menjalankan hidup ya. Aku selalu mendukungmu.
Untuk seseorang yang menghilang pergi entah kemana, aku menunggu hadirmu kembali pada satu waktu dan ditempat yang memang tidak disengaja.
3 notes
·
View notes
Text
Ya Rabb, jadikan aku pantas dan siap dengan pengabulan doa dari-Mu.
Situasi yang terasa berat saat ini, pernah aku curigai sebagai pengabulan doa dari-Nya. Jangan-jangan aku yang salah berdoa.
Teringat waktu itu saat masih jadi mahasiswi, setiap kali ada acara wisuda. Melihat keruwetan dan ribetnya persiapan acara wisuda, aku sering berucap dan tanpa sadar menjadi sebuah doa.
"Ya Allah, aku pengen wisuda yang gak pake ribet. Gak perlu dandan subuh-subuh sampai-sampai mengorbankan shalat subuh. Pengen wisuda yang gak banyak orang, jadi duduknya gak desak-desakan sama fakultas lain. Pengen wisuda yang gak perlu maju ke depan buat mindahin tali toga doang terus salaman sama pak rektor, pak dekan dan dosen-dosen yang bukan mahrom. Bisa gak sih mindahin tali toga sendiri aja? Ya Allah, fakultasku kan biasanya dapat giliran pemanggilan wisudawan wisudawati kedua terakhir nanti shalat dzuhurnya gimana? Pasti kelewat. Belum habis itu ada acara di dekanat sama fakultas nanti shalat asharnya pasti akhir banget. Males harus foto-foto juga. Apa mungkin ya Ya Allah gambaran wisuda kaya gt?"
Saat itu mikirnya, ah elah ju bikin acara wisuda sendiri aja. Mana bisa wisuda kaya gt. Mustahil. Memangnya ada acara wisuda seperti yang kamu bayangin itu?
Tapi qadarullah yang rencananya lulus tahun 2018 eh Allah izinkan lulus di tahun 2020. Dimana tahun itu menjadi tahun awal pandemi. Tahu gak wisudanya kaya gimana? Percaya gak kalau acara wisudanya persis banget sama apa yang sering aku bayangin.
Saat itu, wisuda gak perlu dandan-dandanan karena kan pakai masker dan face shield juga jadi aku pikir cukup pakai pelembab aja. Lebih cepet, simple dan gak mesti berkejaran dengan shalat subuh. Terus gak ada booth foto, apalagi tukang jualan karena yang datang sangat terbatas. Wisudawan dan wisudawati hanya cukup diantar jemput tidak boleh ditunggui apalagi ditemani, dan wisudawan-wisudawati hanya 20 orang sebagai perwakilan fakultas saja, dimana letak tempat duduknya pun sangat berjarak. Sisanya teman-teman mengikuti acara secara daring. Saat prosesi pemindahan tali toga, dilakukan sendiri. Lalu dipanggil ke atas mimbar cuma salaman berjarak sama pak rektor dan para dekan fakultas. Setelah itu foto-foto. Dan yang paling menakjubkan acara selesai tepat waktu dzuhur. Habis itu ya bubar jalan.
MasyaAllah, bener-bener acara wisuda impianku. Alhamdulillah, atas pertolongan Allah.
Meskipun dibaliknya, aku mesti mengalami pasang surut saat nyusun skripsi. Menempa diri dengan tabah dan ikhlas kalau harus 'telat lulus'. Tapi banyak sekali hikmah dan pelajarannya. Alhamdulillah. MasyaAllah, laa quwwata illa billah.
Belakangan jadi kepikiran, khawatir salah berdoa. :')
Maka kembali lagi, kita sering lupa meminta agar dijadikan siap ketika doa itu Allah kabulkan.
10 notes
·
View notes
Text
Yang Terdengar Jauh
Tepuk tangan meriah mengiringinya naik ke atas panggung. Wisudawan terbaik. Orang-orang pun mengucapkan selamat kepadanya selepas dia turun dari panggung wisuda. Riuh tepuk tangan masih terdengar di bangku belakang, di mana teman-teman satu angkatannya duduk.
Momen menjadi wisudawan terbaik dengan deretan piagam yang diraihnya selama kuliah, membuat setiap langkahnya dipenuhi tanya. Pertanyaan tentang pilihan kerja mulai datang dari orang sekitar. Tak jarang mereka melebih-lebihkan.
"Kalau jadi kamu tenang saja, kerjaan sudah aman. Nggak perlu kirim lamaran," celetuk seseorang.
Kata siapa?
Buktinya di sini dirinya sekarang. Duduk di halte bus menunggu rute tujuannya datang. Satu map dengan berlembar lamaran di dalamnya.
Sudah enam bulan sejak momen riuh pujian itu berlalu. Kini semua pujian itu menjadi ujian baginya. Riuhnya telah menguap jauh bersama mimpinya yang memburam.
Pengharapan itu terkadang membuatnya runtuh. Sesak nafas sendirian. Namun, bahunya tetap dipaksa tegap menghadapi kerasnya dunia.
Ia kini memikul beban pengharapan. Sebuah pembuktian.
"Pasti bisa, masa wisudawan terbaik nggak bisa."
"Nggak ragu pasti kamu bisa masuk top global company,"
"Kita sih mesti berkali-kali coba. Kalau kamu, sekali langsung goal!"
Sayangnya ia telah kehilangan suara keyakinan. Semakin samar, semakin jauh terdengar.
Pictures from Pinterest
8 notes
·
View notes
Text
Aku berjalan dengan ragu menuju ruang dosen pembimbingku. Rasa sesak dalam dada kuhempas dalam beberapa kali helaan. Batinku lirih menyapa seluruh ruangan, “Hai i’m back! Please be nice!” Aku memulai kembali untuk melanjutkan skripsiku yang terbengkalai setelah hampir satu tahun. Sebuah keputusan yang didasari oleh permintaan Mama dan juga kejadian besar beberapa waktu lalu.
Ya, sejak kejadian Nisa mengamuk waktu itu, Mama kembali bisa berbicara meski belum lancar. Papa juga akhirnya mengakui kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya bahkan ia memutuskan untuk mengganti nomor teleponnya dan keluar dari semua grup teman sekolahnya. Papa memang lebih dekat secara emosional dengan Nisa, jadi melihat putri satu-satunya berteriak bagai orang kerasukan mungkin membuatnya takut dan menyadari kesalahannya. Aku meminta Mama dan Nisa untuk berkonsultasi dengan psikolog, dan syukurnya mereka setuju. Papa juga lah yang setia mengantarkan mereka berkonsultasi. Papa, berubah kembali menjadi dirinya dahulu.
“Loh mas Raka!” Sapa suara yang amat ku kenal.
“Eh ya Ra.” Dari sekian banyak mahasiswa, kenapa harus kamu yang pertama kali ku kenal Ra. Batinku
“Wah lama ngga ketemu mas, aku juga nggak bisa ngehubungi mas Raka sejak waktu itu. Apa kabar? Mama gimana kabarnya? Mau ketemu bu Diana ya?”
“Iya Ra, fokus ngurusi Mama kemarin. Baru lanjut nih skripsinya.”
“Ah begitu, semangat ya mas!! Oiya, lusa aku seminar proposal Mas. Kalau luang datang ya??”
“Nggak janji ya Ra, tapi akan aku usahakan.” sahutku.Rara tersenyum dan pamit untuk menemui dosen pembimbingnya.
Aku mengamati punggungnnya yang menjauh, aku berandai-andai, jika waktu itu aku jadi menyatakan cinta, akan seperti apa hubungan kira sekarang Ra?
“Hai Raka! Welcome back! Sudah nunggu lama?” Suara Bu Diana mengagetkanku.
“Selamat siang Bu, belum kok bu.”“Oke, kita langsung bahas saja ya, saya sudah menerima email dari kamu kemarin, bab 4 sudah saya baca, ada beberapa hal yang perlu kamu perbaiki. Target saya 2 minggu ini kamu selesaikan sampai bab 5 agar kita bisa segera sidang. Siap kan ngebut ngerjainnya?”
“Siap bu!” Jawabku tegas.Sepulang dari bimbingan, aku pergi ke perpustakaan untuk melengkapi materi yang aku butuhkan. Aku bertekat kuat agar aku bisa lulus semeter ini dan ikut wisuda di tahun depan, sesuai permintaan Mama.
Dunia memang sedang berbaik hati kepadaku, di perpustakaan pun aku bertemu dengan Rara, ia sedang berkutat dengan buku dan laptopnya, entah kenapa tanganku reflek untuk memotretnya, Rara selalu cantik dalam kondisi serius maupun bercanda.
-----------------------------------oo------------------------------------
Mama terlihat sumringah dibantu Nisa memakai kebayanya. Papa terlihat beberapa kali berdiri di depan kaca, membenarkan posisi jas dan dasinya. Sesuai janjiku, aku berhasil menyelesaikan skripsi dan sidang tepat waktu, hingga tibalah hari ini, aku akan wisuda.
Aku mengenakan dasi pemberian Rara saat sidang kemarin. Padahal aku tak memberitaukan siapapun jadwal sidangku, namun rupanya dialah orang pertama yang aku lihat di depan ruangan sidangku. Dia juga yang membantuku mengurusi yudisium dan pemberkasanku. Sayangnya kami tak bisa wisuda bersama, sebab kami berbeda gelombang kelulusan. Yang aku tau, dia akan wisuda di pertengahan taun nanti.
Prosesi wisuda berjalan dengan lancar, aku memang gagal menjadi wisudawan terbaik, namun melihat swafoto yang Papa dan Mama yang sedang tersenyum lebar di grup keluarga sudah cukup bagiku. Nisa dan Rino tak mau kalah, mereka menunggu di luar sembari makan es krim kesukaan Rino. Tak ada kebahagiaan yang lebih lengkap daripada melihat keluarga kami utuh kembali.
Acara wisuda telah selesai,saat keluar dari gedung aku melihat banyak wisudawan dengan kondisi beragam, ada yang membawa pasangan, ada juga yang berkumpul bersama teman-temannya, ada yang sedang diarak satu fakultas, namun ada juga yang berjalan sendirian. Aku mengajak Papa dan Mama untuk berfoto di studio saja, jadi kuminta mereka langsung menunggu di mobil sementara aku masih menemui beberapa rekanku. Kami mengobrol dan berfoto bersama, mereka memberiku beberapa bucket bunga.
Ketika hendak berpamitan, aku melihat nama Rara muncul di panggilan teleponku. Dia menanyakan dimana aku, apakah sudah pulang? Aku menjawab posisi dimana aku berada. Jantungku tiba-tiba berdegup kencang. Tak lama, suara Rara terdengar.
“Mas Rakaaaa, akhirnya ketemu juga!”
Dia menghampiriku setengah berlari, aku tersenyum kecil melihatnya.
“Pelan-pelan Ra.” ujarku
“Selamat ya sudah sarjana! Nih…” katanya sembari mengulurkan sebuah kotak kado.
“Wah, apalagi ini, kan kemarin sudah?”
“Ini, kemarin aku checkoutnya nggak barengan, jadi yang satu sampai duluan, yang satu telat haha. Yaudah aku kasih aja deh pas wisuda.” Jawabnya.
“Makasih lo Ra, repot-repot.”
“Tenang, nggak repot mas. Eh bentar, dasinya dipakai? Wahhh cakep ya ternyata.” Rara menyadari dasi yang aku pakai. Aku terkekeh.
“Kalian mau difotoin bareng ngga?” tawar temanku tiba-tiba.
“Boleh boleh.” Jawab Rara.
Dia kemudian berdiri di sebelahku, kami berfoto berdua, untuk pertama kalinya.
Tak lama Mama menelpon, memberitahukan kalau si Rino sudah protes berat, lapar dan ingn pulang. Mama pun menyuruhku segera ke mobil.
Aku berpamitan kepada Rara dan rekan-rekanku.
Baru beberapa langkah, aku menoleh kembali ke belakang, ku lihat Rara juga sudah berjalan ke arah berbeda. Ingin rasanya hatiku berteriak, memanggil Rara dan memintanya ikut denganku. Namun sekuat hati ku tahan, saat ini, belum waktu yang tepat. Masih banyak yang perlu aku usahakan untuk diriku sendiri dan keluargaku.
“Ra, aku berdoa semoga Tuhan dengan segala rencana baiknya, bisa mempertemukan kita kembali, dalam keadaan yang sudah lebih baik, dan dalam keadaan aku siap melamarmu. Boleh tunggu sebentar lagi Ra?” batinku sembari memandangi punggung Rara yang perlahan menghilang tertutup keramaian.
EPILOG Aku meminta Nisa untuk mengantarkan kotak kado yang sudah aku sediakan untuk Rara. Kotak kado yang ternyata butuh waktu hampir 4 tahun untuk aku sampai ke pemiliknya. Nisa protes, meminta kotaknya sekalian saja ditaruh di kotak seserahan, namun aku menolak, dia harus tau sebelum acara kami dilangsungkan besok. “Nisa gojekin aja ya mas, capek tau ngurus ini, ngurus itu.” “Hmmm, yaudah deh boleh. Duh kasian adek mas capek, mau ditransfer berapa?” Nisa langsung sumringah, “Ih, kalau ada duitnya ya aku aja yang anter.” ucapnya bersemangat dan berangkat untuk mengantarkan kotak tersebut. Aku tertawa melihat kelakuannya. Nisa sudah mahasiswa saat ini, semester 4. Dia mengambil jurusan kedokteran, sesuai cita-citanya dulu.
20 menit berlalu, Nisa belum tiba di tempat kami menginap, namun sudah ada telepon dari Rara. “Halo mas! Assalamualaikum! Ya ampun ini apa mas? Ini dari kapan buatnya? Niat banget sih.” cecar Rara. “Waalaykumussalam. Inget nggak yang waktu aku ajak kamu ketemu di Cafe Ruang Baca waktu itu? Hehe aku mau kasih itu Ra.” “Ih, mas Raka udah suka sama aku ya dari dulu kalau gitu?” “Ya ampun mas, ini so sweet banget lo. Aduuuh, akadnya nggak bisa dipercepat aja?? Sekarang yuk nikahnya mas!” Aku tertawa mendengar celotehan Rara, calon istriku.
”Ra, akhirnya kesempatan itu rupanya memang milikku, sedari awal. Tuhan dengan semua kuasaNya mengizinkan kita untuk bertemu lagi, makanya aku pernah bilang kan, kalau pertemuan kita bukan kebetulan biasa.”
19 notes
·
View notes
Text
AZHARI BUKAN SEKEDAR NAMA,
TAPI INI ADALAH DO’A
Pada era globalisasi yang serba canggih seperti sekarang ini, pendidikan telah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap individu. Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah sendiri telahmewajibkan warga negaranya untuk memperoleh hak pendidikan minimal dalam kurun waktu 13 tahun, dan sangat disarankan lebih dari itu. Secara sederhana, pendidikan dapat menjadi sarana individu untuk meningkatkan kualitas diri terhindarkan dari kebodohan ataupun ketertinggalan, apalagi di zaman yang berkembang pesat seperti sekarang ini. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuan yang didapatkan, dengan konseptual pendidikan ditempuh sesuai jalan dan aturan yang semestinya. Adapun jenjang pendidikan yang biasanya ditempuh masyarakat kita pada umumnya dari mulai tk, sd, smp hingga bangku perkuliahan, yang mana masa perkuliahan merupakan masa yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan segala skil potensi diri, baik secara akademis maupun non akademis; management, relation, leadership dsb. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masa perkuliahan adalah masa emas yang sangat menentukan bagaimana gambaran seseorang di masa depan. Menariknya, tidak sedikit dari para pelajar yang mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di luar negeri, baik melalui jalur program beasiswa ataupun murni dengan biaya mandiri, oleh karena itu dalam tulisan ini penulis akan hadirkan sedikit pembahasan tentang bagaimana pengalaman lika-liku dunia perkuliahan dan pengamalan hidup di mesir ini khususnya.
Entah apapun alasannya, ketika kamu memilih melanjutkan pendidikan diluar negeri, orang sekitar terlebih lagi masyarakat awam akan berekspektasi tinggi terhadapmu, tanpa memperdulikan keadaanmu sesulit apa ? kemampuanmu setinggi apa ? isi kepalamu seperti apa ? Semoga pertanyaan-pertanyaan ini selalu menghantui kepala di awal pagimu yang dapat menjadi alasan kuat untuk kamu berpacu lebih ekstra lagi sehingga ketika kamu malas dan kurang semangat dalam belajar, kamu ingat bahwa diluar sana ada banyak permasalahan yang harus diselesaikan, juga ada banyak pesaing yang siap mengalahkanmu. ini semua ibaratkan luka yang harus kamu obati dengan terus berbenah diri, belajar dan mengusahakan yang terbaik, tentunya peryataan diatas berlaku untuk semua orang yang sedang berkecimpung didunia perkuliahan pada umumnya, terlebih lagi untuk kita yang diberikan kesempatan berkuliah di Al-azhar Mesir ini khususnya, sebagaimana yang telah disampaikah oleh Syeikh Ali Jum’ah rahimahullah (Satu ulama besar Mesir) tentang hakikat seorang azhari , beliau berkata : “ Siapa itu azhari ? azhari adalah ia yang aqidahnya asy’ari, bermazhab fiqih imam yang empat, beribadah dengan manhaj sufi, berkeinginan untuk hidup diatas sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم dengan manhaj kenabian, dia membawa ilmu ini tidak berharap imbalan atau ucapan terimakasih, dia membawanya (ilmu) karena Allah جل جلاله dengan dzikir, fikir dan dengan cinta kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم , dia membawanya dan menyampaikanya kepada generasi setelahnya, dia membawanya karena cinta kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan orang-orang sebelumnya juga setelahnya, karena Allah جل جلاله , dia membawanya dan hatinya terbuka terhadap semua orang , dan dia ingin menjadi hidayah untuk semua orang dan memberi kasih sayang kepada semua orang dan tidak menginginkan dengan ini semua, kebodohan, kekerasan, merusak jati diri dan kejahilan…ini semua dialah seorang azhari ”. dari ungkapan diatas kita mengetahui bahwa alangkah mulianya seorang azhari yang sesungguhnya dan semoga kita tersadar bahwa azhari bukan sekedar nama tapi ini adalah doa.
Sedikit cerita tentang kejadian pagi 9November 2022, di langit Kairo. Kala itu hatiku bergetar kagum menyaksikan pemindahan kucir oleh petinggi universitas pada senior wisudawan. Petanda mereka sudah layak menyandang gelar akademik sebagai seorang sarjana. Beribu-ribu rasa syukur saya panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan saya kesempatan mengeyam pendidikan di Al-azhar Mesir. Negeri ini kalau diibaratkan bak lautan samudera yang sangat luas akan keilmuannya, sejarahnya begitupun peradabannya, yang mana untuk mengarunginya membutuhkan perjuangan, jerih payah hingga pengorbanan, hati ini semakin bergetar dan begitu terharu karena mengingat retorika kehidupan para mahasiswa disini yang berbeda-beda ; sebagian dari mereka ada yang istiqomah memfokuskan diri untuk belajar, talaqqi, mulazamah masyayikh dsb. Sebagian lagi ada yang mendermakan dirinya untuk umat dengan sibuk berorganisasi, kerja membanting tulang untuk menunjang kehidupan perkuliahan mereka, bahkan berekecimpung di dunia berbisnis demi menghidupi keluarga ditanah air atau menabung untuk masa depan mereka.
Doaku semoga yang belajar di futuhkan, yang organisasi dimudahkan, yang kerja disehatkan, yang berbisnis juga dilancarkan, semoga semuanya sukses di jalannya masing-masing teruntuk kamu yang sedang berjuang di dunia perkuliahan, dan khususnya semoga yang sedang berjuang di mesir ini bisa menjadi seorang azhari yang sesungguhnya, karena pada hakikatnya jalan boleh berbeda tetapi ingat tujuan kita tetap satu! Yaitu " Mendapatkan ridho Allah Swt ".
Baarakallah fiikum :)
#belajarnulis
#congrats wisudawan/wati2022
#semogabermanfaatduniaakhirat
7 notes
·
View notes
Text
Long Time No See!
Sepekan terakhir ini disibukkan dengan ketemu teman-teman lama. Rabu dan Jumat kemarin, aku dateng ke acara wisuda Unpad. Hari Rabu ada teman-teman satu jurusan yang wisuda dan hari Jumat ada teman satu LDK wisuda. Seneng banget bisa ketemu mereka. Seneng juga bisa melihat bestie-ku wisuda. Ada Diah, Teh Cipa, Tasya, Fityah, Anni, dan kawan-kawan lainnya. Pertama kalinya (sepertinya) Himasa ngarak wisudawan dan wisudawati walau tidak seperti arak-arak-an ITB. Setidaknya Himasa sekarang menyambut para wisudawannya. Setelah kata sambutan serta ucapan selamat, dinyanyikan bersama untuk mereka hymne dan mars Himasa. Malunya, tidak seluruh mahasiswa Sastra Arab hafal dengan lagu kebanggaan jurusannya sendiri. Berarti mereka tidak terlalu bangga, bukan? Aku pun sudah lupa lagi. Hal yang bikin malu juga karena pada saat bersamaan ada himpunan dari FPIK yang sangat heboh mengarak para wisudawannya. Heboh dalam artian mereka menggunakan perkusi serta asap warna-warni begitu. Ya, apalah jurusan kami. Tapi, aku tetap bangga dengan himpunanku.
Aku bisa bertemu dengan teman dari LDK. Sudah setahun lebih mungkin tidak bersua. Mereka masih sama menyenangkan. Tapi mungkin karena aku sudah lepas dari dunia per-LDK-an sejak tahun lalu, aku jadi tidak bisa nimbrung dalam obrolannya. Untung aku pergi bersama temanku saat itu jadi bisa pulang duluan.
Setiap pulang dari acara wisuda atau datang ke sidang akhir teman, pasti sedikit terbebani dalam pikiran. Terbebani bahwa aku masih begini-begini saja. Semua orang sudah melanjutkan hidupnya. Ah, bicara soal terbebani, sebelum datang ke acara seperti ini pun aku selalu merasa terbebani. Terbebani karena harus memikirkan mau ngasih hadiah apa untuk mereka. Seringkali aku sedang tidak punya uang saat itu tapi ya mau bagaimana lagi, bukan? Aku merasa bahwa sekadar ucapan selamat pada momen seperti ini tidak terlalu berkesan untuk mereka. Tapi aku berpikir, hitung-hitung ini sebagai kegiatan memberi hadiah kepada teman. Yuk, dilurusin lagi niatnya, Asmi.
Terima kasih kawan-kawan yang telah membersamai selama ini. Kalian pergi duluan, tidak apa. Toh, pada akhirnya kita semua akan saling meninggalkan satu sama lain. Semoga di lain kesempatan bisa bertemu lagi. Semoga kita sama-sama di surga-Nya nanti (kata aku si pendosa). Kata-kata yang terucap ketika bertemu nanti bukanlah kata-kata judging melainkan “Long time no see!”
2 notes
·
View notes
Text
Hadirkan Ketua HIPMI Kebumen, 300 Calon Wisudawan UMNU Debekali Ilmu Kewirausahaan
KEBUMEN, Kebumen24.com– Sebanyak 300 calon wisudawan Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen mendapatkan pembekalan kewirausahaan dari Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kebumen, Herwin Kunadi, SH. Kegiatan berlangsung meriah di Aula Kampus setempat, Jumat 5 September 2024. Continue reading Hadirkan Ketua HIPMI Kebumen, 300 Calon Wisudawan UMNU Debekali…
0 notes
Text
Paket alat tulis atau stationery
Kado berupa paket alat tulis atau stationery pasti akan berguna bagi wisudawan yang bersiap memasuki dunia kerja. Di sini termasuk alat untuk menulis seperti pena dan pensil dan stationery, agenda, tempat kartu nama, dan tempat tissue. Bisa juga ditambah dengan alat melukis atau pensil warna lengkap dengan buku gambar atau buku mewarnai.
0 notes
Text
Pj. Gubernur Samsudin Hadiri Wisuda 673 Mahasiswa Umitra
LAMPUNG – Pj. Gubernur Lampung Samsudin menghadiri dan memberikan sambutannya pada acara Wisuda 673 mahasiswa Universitas Mitra Indonesia (Umitra) Tahun Akademik 2023/2024, yang berlangsung di Kampus B, Gedung Serba Guna Umitra, Bandarlampung, Sabtu (26/10/2024). Mahasiswa yang diwisuda itu terdiri atas 48 wisudawan Pascasarjana, 100 Profesi Ners, 519 Sarjana, dan 6 Diploma. Pj Gubernur Samsudin…
0 notes
Text
Lepas 673 Wisudawan UMITRA, Pj. Gubernur Lampung Sampaikan 5 Kiat Hadapi Tantangan
Bandar Lampung – Universitas Mitra Indonesia (UMITRA) Bandarlampung gelar wisuda 673 mahasiswa program magister, profesi, sarjana dan diploma di kampus B – gedung baru GSG UMITRA, Jl. Purnawirawan Raya No. 10, Gunung Terang, Bandarlampung (sabtu, 26/10). Pada Kesempatan ini, sebanyak 673 wisudawan yang dikukuhkan dari fakultas kesehatan, bisnis, komputer dan hukum. Dalam kesempatan tersebut,…
0 notes
Text
Hendy Gilang Syahputra, Wisudawan ITS Raih Tiga Gelar di Usia 21 Tahun
Hendy Gilang Syahputra: Wisudawan ITS Raih Tiga Gelar di Usia 21 Tahun
Prestasi di dunia pendidikan seringkali menjadi indikator keberhasilan seseorang. Namun, tak banyak yang dapat mencapai level prestasi yang luar biasa dalam waktu yang singkat. Salah satu contoh inspiratif dalam dunia akademis adalah Hendy Gilang Syahputra, seorang wisudawan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yang berhasil meraih tiga gelar sarjana dalam usia yang sangat muda, yaitu 21 tahun. Kisahnya tidak hanya menggugah semangat belajar, tetapi juga menjadi contoh bagi generasi muda tentang bagaimana kerja keras, dedikasi, dan fokus dapat mengantarkan seseorang meraih impian.
1. Profil Hendy Gilang Syahputra
Hendy Gilang Syahputra lahir di Jakarta pada 8 September 2002. Sejak kecil, Hendy dikenal sebagai anak yang cerdas dan berprestasi. Ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah dengan sangat baik, bahkan selalu menduduki peringkat teratas di kelasnya. Ketertarikan Hendy pada ilmu pengetahuan dan teknologi membawanya untuk melanjutkan pendidikan di ITS, salah satu perguruan tinggi teknik terbaik di Indonesia.
Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat menengah, Hendy memilih untuk mengambil tiga program studi berbeda di ITS: Teknik Informatika, Teknik Komputer, dan Manajemen. Keputusan ini diambil bukan tanpa alasan; Hendy ingin mengembangkan keterampilan di bidang teknologi informasi sekaligus mempelajari aspek bisnis yang berkaitan dengan teknologi.
2. Perjalanan Pendidikan di ITS
Di ITS, Hendy menjalani masa studinya dengan penuh dedikasi dan disiplin. Meskipun mengambil tiga jurusan sekaligus, ia berhasil menyesuaikan waktu dan membagi fokusnya dengan baik. Dalam waktu kurang dari empat tahun, Hendy berhasil menyelesaikan semua mata kuliah yang diperlukan dan memenuhi syarat kelulusan untuk ketiga jurusan tersebut.
Hendy juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi di kampus. Ia bergabung dengan beberapa unit kegiatan mahasiswa, mulai dari organisasi ilmiah hingga kelompok studi. Keterlibatan ini tidak hanya membantunya mengembangkan soft skill, tetapi juga memperluas jaringan pertemanan dan profesionalnya. Di samping itu, Hendy sering mengikuti lomba-lomba di bidang teknologi, di mana ia meraih sejumlah prestasi, termasuk menjadi finalis di kompetisi robotika tingkat nasional.
3. Raih Tiga Gelar Sarjana dalam Usia Muda
Pada bulan September 2023, Hendy resmi diwisuda sebagai sarjana dengan tiga gelar sekaligus: Sarjana Teknik Informatika (STI), Sarjana Teknik Komputer (STK), dan Sarjana Manajemen (S.M.). Momen wisuda ini menjadi tonggak bersejarah dalam hidupnya, tidak hanya bagi Hendy tetapi juga bagi keluarganya, teman-temannya, dan para pengajar yang telah mendukungnya selama ini.
Dalam pidato wisudanya, Hendy menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua orang tuanya yang selalu mendukungnya, serta dosen-dosen yang telah membimbingnya selama di ITS. Ia juga menyampaikan pesan motivasi kepada teman-temannya untuk terus berusaha dan tidak takut mengambil risiko dalam meraih cita-cita.
4. Kunci Sukses Hendy
Hendy Gilang Syahputra tidak menggapai kesuksesannya dengan mudah. Berikut adalah beberapa kunci sukses yang ia terapkan dalam perjalanan pendidikannya:
a. Manajemen Waktu yang Baik
Mempelajari tiga jurusan sekaligus tentu memerlukan manajemen waktu yang sangat baik. Hendy selalu merencanakan jadwal belajar dan kegiatan lain dengan cermat. Ia membuat prioritas untuk setiap tugas dan mengatur waktu belajar agar tidak mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya. Dengan cara ini, Hendy dapat menyelesaikan semua tugas dengan baik dan tepat waktu.
b. Disiplin dan Komitmen
Disiplin menjadi salah satu sifat yang sangat penting dalam diri Hendy. Ia memiliki komitmen tinggi terhadap studinya dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam setiap mata kuliah. Hendy tidak segan-segan untuk belajar lebih keras, bahkan mengorbankan waktu bersenang-senang untuk mencapai tujuannya.
c. Fokus pada Tujuan
Hendy memiliki visi yang jelas tentang masa depannya. Ia ingin menjadi seorang profesional di bidang teknologi informasi yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman bisnis yang kuat. Dengan fokus pada tujuan tersebut, Hendy mampu menjaga motivasi dan semangatnya dalam menjalani setiap tahapan pendidikan.
d. Dukungan dari Lingkungan
Tidak dapat dipungkiri bahwa dukungan dari keluarga, teman, dan dosen sangat berperan penting dalam perjalanan pendidikan Hendy. Lingkungan yang positif membuatnya merasa lebih termotivasi dan didorong untuk terus belajar. Ia selalu merasa didukung ketika menghadapi kesulitan, sehingga hal ini membuatnya tidak mudah menyerah.
5. Rencana Masa Depan
Setelah meraih tiga gelar sarjana, Hendy memiliki berbagai rencana untuk masa depannya. Ia berambisi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang magister, dengan harapan dapat memperdalam pengetahuannya di bidang teknologi dan manajemen. Selain itu, Hendy ingin terlibat dalam dunia industri sebagai seorang profesional yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan teknologi di Indonesia.
Hendy juga memiliki cita-cita untuk membangun startup di bidang teknologi yang fokus pada solusi digital bagi masyarakat. Ia ingin memanfaatkan ilmunya untuk menciptakan inovasi yang dapat mempermudah kehidupan sehari-hari dan memberikan dampak positif bagi banyak orang.
6. Inspirasi untuk Generasi Muda
Kisah Hendy Gilang Syahputra bukan hanya tentang pencapaian akademis semata, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk tidak takut mengejar impian mereka. Dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan persaingan, penting untuk memiliki tekad yang kuat dan disiplin dalam belajar.
Hendy membuktikan bahwa dengan kerja keras, manajemen waktu yang baik, dan dukungan dari orang-orang terdekat, semua orang bisa meraih kesuksesan. Pesan yang bisa diambil dari perjalanan Hendy adalah, "Tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha dan percaya pada diri sendiri."
7. Kesimpulan
Hendy Gilang Syahputra adalah contoh nyata dari generasi muda yang memiliki visi dan misi yang jelas dalam hidupnya. Dengan prestasi meraih tiga gelar sarjana di usia 21 tahun, Hendy menunjukkan bahwa dengan dedikasi, disiplin, dan kerja keras, kita semua bisa mencapai tujuan yang kita impikan.
Kisahnya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus belajar, tidak mengenal batasan, dan berani mengambil langkah untuk meraih impian. Di tengah tantangan dan kesibukan, penting bagi generasi muda untuk terus berusaha, belajar, dan berinovasi agar bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsa dan negara. Hendy telah membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat dan dukungan yang tepat, segala hal menjadi mungkin.
0 notes