#Tim Gabungan TNI Polri
Explore tagged Tumblr posts
Text
Aktivitas PETI Rusak Cagar Budaya Tim Gabungan TNI - Polri Dan Forkompincam Berikan Peringatan Tegas
RELASIPUBLIK.OR.ID, SEKADAU KALBAR II Pemerintah Kecamatan Sekadau Hilir bersama tokoh masyarakat lakukan pengecekan lokasi aktivasi Pertambangan tanpa izin (Peti) di aliran Sungai Kapuas yang berada tepat di depan objek wisata Lawang Kuari Sekadau, desa sungai putat, kecamatan Sekadau hilir, kabupaten Sekadau Kalbar, Rabu, 24 April 2024. Saat diwawancarai Sekretaris Camat Sekadau Hilir, Yakobus…
View On WordPress
#APH#Danramil Sekadau Hilir#Forkopincam Sekadau Hilir#Kades Sungai Ringin#Kanit Samapta Poksek Sekadau Hilir#Sekcam Sekadau Hilir#Tim Gabungan TNI Polri
0 notes
Text
Tim Gabungan TNI Polri Kedepankan Keselamatan Pilot Susi Air
Mimika, “Tabloid Nusantara” – Pasca keberhasilan mengevakuasi 33 orang masyarakat Paro ke Kenyam, Kab. Nduga pada hari Sabtu 11 Februari 2023 dan belum ditemukannya Pilot Susi Air, Tim gabungan TNI Polri menggelar pencarian Pilot Susi Air a.n Philip Mark Mehrtens WNA dari Selandia Baru di wilayah Nduga dan sekitarnya, Selasa (14/2/2023). Demikian disampaikan Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav…
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
Antisipasi Kerawanan Kamtibmas, Tim Gabungan Polres Pesawaran Adakan Patroli Sekala Besar
Antisipasi Kerawanan Kamtibmas, Tim Gabungan Polres Pesawaran Adakan Patroli Sekala Besar
LAMPUNG7COM | Guna mengantisipasi gangguan kerawanan Kamtibmas dan aksi teror diwilayah hukum polres Pesawaran, Polda Lampung, tim gabungan Polres Pesawaran mengadakan kegiatan patroli sekala besar, Sabtu (10/12/2022). Sebelum dilaksanakan kegiatan Patroli dalam sekala besar tersebut, terlebih dahulu diadakan apel kesiapan yang dilaksanakan di Mapolsek Gedong Tataan, Polres Pesawaran, Polda…
View On WordPress
0 notes
Text
Lapas Lombok Barat sita ratusan barang terlarang dari warga binaan
Dari hasil tes urine terhadap petugas dan warga binaan, hasilnya negatif semua.
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, menyita ratusan barang terlarang yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban dari hasil giat razia kamar hunian warga binaan."Seperti yang dilihat, dari hasil razia bersama tim gabungan dari TNI, Polri, dan BNN, ditemukan barang-barang terlarang yang kini kami sita dan akan musnahkan nantinya," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham NTB Herman Sawiran saat menggelar hasil giat razia di Lapas Kelas II A Lombok Barat, Rabu.
Berita lengkapnya : Klik disini
0 notes
Text
Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Sumbar, 9 Orang Hilang, 1 Meninggal Dunia
Banjir dan longsor yang terjadi di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pada awal November 2024 telah menyebabkan dampak yang sangat parah. Bencana alam ini menyebabkan sejumlah kerusakan besar, mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat, dan mengakibatkan hilangnya nyawa. Hingga berita ini ditulis, tercatat sembilan orang hilang dan satu orang meninggal dunia. Di balik tragedi ini, ada berbagai faktor yang menyebabkan bencana ini dan juga upaya penanggulangan yang terus berlangsung.
Kronologi Kejadian
Banjir dan longsor yang melanda Pesisir Selatan dimulai pada tanggal 7 November 2024, saat curah hujan yang sangat tinggi mengguyur kawasan tersebut. Hujan deras yang turun tanpa henti selama beberapa jam menyebabkan air sungai meluap dan membanjiri pemukiman serta jalan-jalan utama. Tidak hanya itu, tanah yang jenuh oleh air juga menyebabkan longsoran material seperti tanah, batu, dan pepohonan jatuh menutup akses jalan di beberapa wilayah.
Salah satu daerah yang paling terdampak adalah Kecamatan Lengayang, yang terletak di tepi pantai dan juga di kawasan perbukitan. Longsor menimbun rumah warga serta menutup jalur transportasi, membuat evakuasi menjadi sangat sulit dilakukan. Banyak warga yang terjebak di rumah mereka akibat tergenangnya air dan tertimbunnya longsoran tanah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan segera merespons dengan mengerahkan tim penyelamat untuk mencari korban dan memberikan bantuan darurat. Selain itu, aparat keamanan dan relawan dari berbagai elemen masyarakat juga turut berpartisipasi dalam proses evakuasi dan pembersihan puing-puing.
Dampak Bencana
Bencana alam ini menimbulkan kerugian besar, baik dari segi material maupun korban jiwa. Dilaporkan, satu orang meninggal dunia akibat tertimpa longsoran tanah, sementara sembilan orang lainnya masih dalam pencarian. Beberapa warga yang selamat menceritakan betapa menakutkan suasana saat air mulai menggenangi rumah mereka, sementara longsor terjadi secara tiba-tiba dan sangat cepat.
Selain korban jiwa, bencana ini juga mengakibatkan kerusakan rumah-rumah warga, fasilitas umum, dan jalan-jalan yang menghubungkan berbagai daerah di Pesisir Selatan. Jalur utama yang menghubungkan Pesisir Selatan dengan daerah-daerah lain seperti Kota Padang terputus akibat longsor, sehingga transportasi darat terhambat dan mengganggu distribusi bantuan. Selain itu, sektor pertanian juga terdampak karena banyak lahan pertanian yang rusak akibat banjir dan longsor.
Upaya Penanggulangan
Pemerintah daerah, melalui BPBD Pesisir Selatan, segera melakukan berbagai upaya untuk mengatasi dampak dari bencana ini. Tim SAR (Search and Rescue) yang terdiri dari personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD, serta relawan lokal telah dikerahkan untuk melakukan pencarian terhadap korban yang hilang dan memberikan pertolongan kepada korban yang terluka. Di samping itu, evakuasi korban dilakukan dengan menggunakan perahu, karena banyak kawasan yang tergenang banjir.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga telah mengirimkan bantuan logistik berupa makanan, obat-obatan, dan perlengkapan pengungsian untuk membantu masyarakat yang terdampak. Selain itu, tenaga medis dari berbagai rumah sakit di daerah setempat juga turut disiagakan untuk memberikan perawatan kepada para korban yang terluka. Beberapa warga yang selamat juga diungsikan ke tempat yang lebih aman untuk menghindari ancaman bencana susulan.
Sementara itu, upaya untuk membersihkan puing-puing akibat longsor dan membuka kembali akses jalan yang terputus terus dilakukan dengan melibatkan alat berat. BPBD setempat juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat kondisi cuaca yang masih tidak menentu.
Penyebab Bencana
Banjir dan longsor yang terjadi di Pesisir Selatan tidak terlepas dari sejumlah faktor alam dan manusia. Curah hujan yang sangat tinggi menjadi pemicu utama terjadinya bencana ini, karena daerah pesisir Sumatera Barat memang dikenal memiliki curah hujan yang cukup tinggi pada musim penghujan. Namun, selain faktor cuaca, ada juga faktor-faktor lain yang memperburuk kondisi.
0 notes
Text
Tim SAR gabungan evakuasi empat orang terjebak di dalam sumur beracun
Personel tim SAR gabungan yang terdiri atas Kantor SAR Jambi, Polsek Jaluko, Koramil, dan Damkar mengevakuasi empat orang yang terjebak di dalam sumur mengandung gas beracun di Desa Mendalo Darat, Muaro Jambi.
Kepala Kantor SAR Jambi Adah Sudarsa, di Jambi, Kamis, mengatakan evakuasi dilakukan dengan vertical rescue dan personel yang turun menggunakan peralatan lengkap 1 set SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) dikarenakan di dalam sumur tersebut mengandung gas beracun.
Setelah proses evakuasi yang memakan waktu sekitar 20 menit, kata dia, seluruh korban berhasil diangkat ke atas permukaan dalam keadaan meninggal dunia.
"Korban langsung dibawa menggunakan ambulans menuju Rumah Sakit Bhayangkara," ujarnya.
Ia mengatakan kejadian itu bermula saat korban pertama bernama Tomo (48) sedang membersihkan sumur yang kering sekitar pukul 10.30 WIB. Sumur tersebut memiliki kedalaman sekitar enam meter.
Saat di dalam sumur, korban pingsan diduga menghirup gas beracun. Melihat korban Tomo yang tidak sadarkan diri, korban kedua atas nama Agung (20), berusaha menolong Tomo. Namun, Agung juga pingsan dan terjebak dalam sumur beracun itu.
Selanjutnya ada dua remaja yang berusaha menolong kedua korban itu, yaitu Arya (16) dan Yoga (17). Mereka juga pingsan dan terjebak di dalam sumur yang mengandung gas beracun.
Adah mengimbau seluruh masyarakat agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas terutama di area sumur.Dia meminta masyarakat memastikan sumur tersebut bersih dari gas beracun.Selanjutnya jika terdapat korban pingsan dan terjebak di dalam sumur yang diduga mengandung gas beracun, maka langsung melapor ke pihak lain seperti Basarnas, Polri, TNI, dan Damkar.
"Jangan sampai penolong tidak memiliki peralatan yang dapat mengakses sumur tersebut yang nantinya berakibat bertambahnya korban. Lebih baik langsung menghubungi instansi terkait seperti Basarnas, Damkar, TNI, Polri," katanya.
0 notes
Text
Kasat Pol PP: SW Tidak Melanggar Dalam Operasi Pekat Pangkalpinang
PANGKALPINANG, JOURNALARTA.Com – Setelah beredar pemberitaan kontroversi terhadap SW, seorang relawan Kotak Kosong dalam giat Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang digelar oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pangkalpinang bersama tim gabungan TNI-Polri, Kasat Pol PP Kota Pangkalpinang, Efran memberikan klarifikasi untuk meredakan polemik yang muncul di masyarakat. Pada Sabtu malam…
0 notes
Text
Tidak ada korban jiwa dalam angin kencang di Kabupaten Bekasi
Arsip - Sebuah bangunan mushala di Kecamatan Bojongmangu Kabupaten Bekasi Jawa Barat mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung. ANTARA/Pradita Kurniawan Syah.
Pemerintah Kabupaten Bekasi juga memastikan bantuan logistik pengungsian dan kebutuhan pokok hingga kebutuhan medis sudah disiapkan
Jakarta (ANTARA) - Tim petugas gabungan memastikan tidak ada korban jiwa dalam bencana cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang berkecepatan sekitar 40-50 knot, yang melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Pernyataan itu diungkapkan Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Agus Suparno dalam sebuah siaran daring Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diikuti di Jakarta, Jumat. Agus mengungkapkan bahwa meski tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, namun tim petugas gabungan mendata total ada sebanyak 475 orang warga yang terdampak atas terpaan angin kencang pada Rabu (30/10) petang itu. Ratusan orang korban terdampak merupakan warga Desa Bojongmangu, Sukabungah, dan Sukamukti di Kecamatan Bojongmangu, Bekasi, yang rumahnya mengalami kerusakan. Sedikitnya ada 125 unit rumah warga yang rusak ringan-sedang dalam peristiwa bencana angin kencang tersebut, berdasarkan hasil asesmen tim kaji cepat BPBD Bekasi bersama pihak kecamatan dan pemerintah desa, Kamis (31/10). BPBD Kabupaten Bekasi mengkonfirmasi para korban tidak ada yang mengungsi, tapi mereka memilih bertahan di rumah masing-masing dan dalam pendampingan tim petugas gabungan dari BPBD, TNI, dan Polri hingga perangkat desa setempat. Tentang kondisi saat ini, Agus melaporkan bahwa sudah lebih kondusif, dan warga terdampak mulai bergotong-royong memperbaiki kerusakan pada bangunan rumah masing-masing yang umumnya menyasar bagian atap. Pemerintah Kabupaten Bekasi juga memastikan bantuan logistik pengungsian dan kebutuhan pokok hingga kebutuhan medis sudah disiapkan melalui Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan BPBD setempat untuk mengantisipasi bila terjadi bencana susulan dengan eskalasi yang lebih besar selama masa pancaroba cuaca ini.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo Editor: M. Tohamaksun Copyright © ANTARA 2024
0 notes
Text
Tim Gabungan TNI Polri Amankan Konser Denny Caknan
Tim Gabungan TNI Polri Amankan Konser Denny Caknan
BELANEGARANEWS.ID, KARANGANYAR || Antisipasi ribuan orang padati Alun-alun kabupaten Karanganyar, 307 personel gabungan apel kesiapsiagaan pengamanan konser musik Denny Caknan, Rabu 23 November 2022 malam. Konser musik Denny Caknan ini sebagai puncak penutup rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Ulang tahun kabupaten karanganyar ke 105 tahun 2022. Pengamanan gabungan konser Denny Caknan ini…
View On WordPress
0 notes
Text
Tim SAR gabungan evakuasi korban terseret arus di Aceh Besar
Banda Aceh (ANTARA) - Badan SAR Nasional (Basarnas) menyatakan tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban yang sebelumnya dilaporkan tenggelam dan hilang terseret arus di Pantai Mon Ikeun, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain di Banda Aceh, Kamis, mengatakan korban dengan identitas bernama Agus Mauliadi, berusia 29 tahun, warga Gampong Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh "Korban dilaporkan tenggelam dan hilang setelah terseret arus saat mandi di Pantai Mon Ikeun, pada Selasa (18/6) sekira pukul 15.30 WIB. Korban ditemukan meninggal dunia pada Kamis (20/6) atau pada hari ketiga pencarian," kata Ibnu Harris Al Hussain. Sebelumnya, korban Agus Mauliadi bersama temannya mandi di Pantai Mon Ikeun. Saat mandi, mereka terseret arus laut. Teman korban berhasil menyelamatkan diri dengan berenang ke darat. Mengetahui korban terseret arus, warga dan pengunjung pantai mencoba menolong korban, tetapi tidak berhasil. Kejadian tersebut dilaporkan ke Kantor Basarnas Banda Aceh. Basarnas mengirimkan tim pencari ke lokasi kejadian. "Tim sempat mencari korban dengan menyisir di atas permukaan air menggunakan perahu karet serta penyelaman titik terakhir korban terlihat. Namun, korban tidak ditemukan serta pencarian dilanjutkan di hari berikutnya," kata Ibnu Harris. Pencarian korban dilanjutkan pada hari kedua atau Rabu (19/6). Pencarian dilakukan dengan menyisir permukaan air menggunakan dua perahu karet dengan radius lima nautikal mil. Pencarian juga dilakukan di darat dengan menyisir pantai sepanjang satu kilometer. Namun, korban tidak ditemukan. Korban akhirnya ditemukan pada pencarian hari ketiga, Kamis (20/6). Korban ditemukan di muara sungai Pulau Kapok dalam kondisi meninggal dunia. Jarak lokasi penemuan korban dengan titik terakhir terlihat sebelum hilang sekitar dua kilometer. "Selanjutnya, jenazah korban dievakuasi dan diserahkan kepada keluarga. Dengan ditemukannya korban, maka operasi SAR ditutup dan personel yang terlibat dikembalikan ke satuan atau instansi masing-masing," kata Ibnu Harris Al Hussain. Pencarian korban, selain tim Basarnas Banda Aceh juga melibatkan Rescue KPP, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Besar, TNI dan Polri, serta masyarakat sekitar. Baca juga: Basarnas evakuasi warga negara Filipina alami kecelakaan di kapal
0 notes
Text
Setelah 1,5 Tahun Disandera OPM Papua, Pilot Susi Air Philip Mehrtens Akhirnya Dibebaskan
Pilot Susi Air, Philip Mehrtens, akhirnya dibebaskan setelah 1,5 tahun disandera KKB Papua. (Foto: Antara) Timika (Riaunews.com) – Satu setengah tahun setelah disandera KKB di wilayah Kabupaten Nduga, Papua, Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens berhasil dibebaskan dan dijemput oleh Tim Gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz 2024. Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024 KBP…
0 notes
Text
Pencarian Korban Hilang di Pantai Goa Langir Lebak Terkendala Karang dan Ombak Tinggi
LEBAK – Petugas dari Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian korban hilang atasnama Hamim (38) warga Kampung Cibeas, Desa Sawarna Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, yang hilang terseret ombak saat mencari rumput laut di Pantai Goa Langir, Sawarna. Ketua Balawista Lebak, Erwin Komara Sukma mengatakan, petugas SAR gabungan dari Basarnas Banten, TNI, Polri, Balawista, pemdes, dan dibantu…
0 notes
Text
Longsor di Toraja Utara: 10 Warga Tertimbun, 2 Masih Dicari
Longsor di Toraja Utara: 10 Warga Tertimbun, 2 Masih Dicari
Pendahuluan
Bencana alam tanah longsor kembali mengguncang wilayah Toraja Utara, Sulawesi Selatan, pada awal November 2024. Tanah longsor yang terjadi akibat curah hujan yang sangat deras ini menyebabkan sejumlah rumah warga dan jalanan tertutup oleh timbunan tanah dan batu besar. Kejadian ini telah menimbulkan kerugian besar, tidak hanya dalam hal material, tetapi juga menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban yang tertimbun.
Dalam peristiwa tersebut, 10 orang warga Toraja Utara tertimbun longsoran tanah, dan hingga saat ini, 2 orang masih dalam pencarian. Proses evakuasi yang dilakukan oleh tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, serta relawan menghadapi banyak kendala, terutama karena medan yang sulit dijangkau dan cuaca yang tidak mendukung. Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang kejadian longsor yang melanda Toraja Utara, dampaknya bagi warga setempat, serta tantangan yang dihadapi dalam upaya pencarian dan evakuasi korban.
Kronologi Kejadian Longsor di Toraja Utara
Longsor di Toraja Utara terjadi pada tanggal 6 November 2024, setelah beberapa hari hujan deras yang terus mengguyur kawasan tersebut. Curah hujan yang tinggi membuat tanah yang sudah labil di kawasan perbukitan Toraja Utara tidak mampu menahan beban, sehingga menyebabkan longsoran tanah yang mengarah ke permukiman warga.
Kejadian ini terjadi sekitar pukul 16:00 WITA, ketika banyak warga sedang melakukan aktivitas sehari-hari di rumah mereka. Tanah yang tiba-tiba bergerak mengakibatkan sejumlah rumah tertimbun, sementara banyak warga yang terjebak di dalamnya. Bencana ini berlangsung dengan sangat cepat, mengingat medan yang terjal dan struktur tanah yang mudah tergerus air.
Setelah menerima laporan tentang kejadian longsor tersebut, BPBD Toraja Utara, bersama dengan tim penyelamat dari Polri, TNI, serta relawan, segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pencarian dan evakuasi korban. Namun, proses evakuasi sempat terkendala oleh terputusnya akses jalan, karena longsoran menutup jalur utama yang menuju desa tersebut.
Dampak Bencana Longsor
Korban jiwa menjadi dampak paling tragis dari bencana longsor ini. Hingga laporan terakhir, 10 warga dilaporkan tertimbun oleh timbunan tanah, dengan dua di antaranya masih dalam pencarian. Proses evakuasi yang dilakukan oleh tim gabungan berhasil menemukan beberapa korban yang sudah meninggal dan segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Selain korban jiwa, kerusakan material juga cukup parah. Banyak rumah yang hancur total, dengan bangunan yang tertimbun tanah yang menimbulkan kerugian besar bagi keluarga korban. Beberapa fasilitas umum juga terimbas, seperti jalan-jalan desa, yang kini tidak bisa dilalui kendaraan akibat tertutup oleh tanah dan batu. Dengan terputusnya akses ini, aktivitas ekonomi warga yang bergantung pada jalan raya pun terhambat.
Tidak hanya itu, longsor ini juga menyebabkan beberapa pertanian dan perkebunan di sekitar lokasi bencana mengalami kerusakan parah. Tanaman pangan yang ditanam oleh warga di kawasan tersebut hancur tertimbun tanah, yang mengakibatkan kerugian besar bagi petani lokal.
Tantangan dalam Pencarian dan Evakuasi Korban
Pencarian dan evakuasi korban menjadi tantangan besar di lokasi longsor Toraja Utara, mengingat medan yang sangat sulit dijangkau dan terputusnya akses jalan yang mengarah ke daerah tersebut. Jalur utama yang menghubungkan desa dengan kota terendam tanah dan bebatuan, sehingga kendaraan berat yang digunakan untuk mengevakuasi korban tidak dapat melintas.
Beberapa kendaraan dan alat berat yang digunakan oleh tim penyelamat terhambat di titik-titik tertentu, membuat proses evakuasi menjadi lebih lambat dari yang diharapkan. Cuaca buruk, seperti hujan lebat dan kabut tebal, semakin memperburuk kondisi, memperlambat proses pencarian korban yang masih tertimbun.
Selain itu, proses evakuasi juga dibatasi oleh keamanan tanah yang belum stabil. Di beberapa lokasi, tim penyelamat harus berhati-hati saat menggali atau membersihkan timbunan tanah, karena ada potensi longsor susulan yang dapat mengancam keselamatan petugas evakuasi dan warga yang berada di lokasi.
Upaya yang Dilakukan untuk Evakuasi
Meskipun begitu, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta para relawan terus berusaha keras untuk melakukan pencarian korban dengan berbagai cara. Beberapa langkah yang diambil antara lain:
Penggunaan Alat Berat Untuk membersihkan timbunan tanah dan batu yang menutup jalan dan rumah, tim penyelamat mengerahkan alat berat seperti bulldozer dan eksavator. Namun, medan yang terjal dan jalan yang rusak membuat penggunaan alat berat menjadi terbatas di beberapa titik.
Pencarian Manual oleh Tim SAR Di lokasi yang sulit dijangkau oleh alat berat, tim SAR (Search and Rescue) terpaksa melakukan pencarian secara manual. Tim SAR dengan peralatan sederhana seperti palu dan sekop bekerja keras untuk menggali tanah dan batu guna mencari korban yang masih tertimbun.
Pendampingan Psikologis untuk Keluarga Korban Mengingat dampak psikologis yang besar terhadap keluarga korban, beberapa psikolog juga diterjunkan untuk memberikan pendampingan emosional bagi keluarga korban yang masih menunggu kabar. Hal ini sangat penting agar keluarga korban bisa tetap tenang dan memberi dukungan pada proses pencarian.
Peningkatan Koordinasi Antarinstansi Koordinasi antara berbagai instansi pemerintah, seperti BPBD, Polri, TNI, dan organisasi kemanusiaan, sangat penting dalam memastikan penanganan bencana berjalan efektif. Semua pihak bekerja sama dalam membagi tugas, mempercepat evakuasi korban, serta mengirimkan bantuan bagi warga yang terdampak.
0 notes
Text
Dishub Padang Derek dan Kempeskan Mobil Pengendara Nakal
INGATLAH.COM – Upaya untuk memastikan Kota Padang terbebas dari parkir liar yang dapat menimbulkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Padang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) daerah setempat. Tim gabungan yang terdiri dari Dishub, TNI/Polri, dan Diskominfo Kota Padang melakukan penertiban parkir liar di beberapa titik, seperti Jalan Khatib Sulaiman,…
0 notes
Text
Bupati Kebumen Prihatin Ada Oknum PNS Kok Jual Miras
KEBUMEN, Kebumen24.com – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto Prihatin dengan adanya oknum PNS di Pemkab Kebumen yang menjual minuman keras (Miras). Oknum PNS tersebut sebelumnya terjaring razia Miras Satpol PP bersama tim gabungan TNI/Polri pada Kamis 26 Juli 2024. Continue reading Bupati Kebumen Prihatin Ada Oknum PNS Kok Jual Miras
0 notes
Text
Relawan Kotak Kosong: Klarifikasi SW Terkait Operasi Pekat di Hotel Pangkalpinang
PANGKALPINANG, JOURNALARTA.Com – Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang digelar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pangkalpinang bersama tim gabungan TNI-Polri pada Sabtu malam (2/11/2024) berhasil mengamankan beberapa pasangan yang diduga berada di dalam kamar hotel tanpa ikatan pernikahan yang sah. Dalam operasi tersebut, sebanyak 12 pasang ditemukan di tiga hotel berbeda yaitu OYO…
0 notes