#TERJADWAL
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mengambil Ibrah dari Mereka yang Tidak Kenal Lelah bersama Al-Qur'an
by Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc., Al Hafidz
Mereka yang tak kenal lelah berinteraksi dengan Al-Qur’an contohnya adalah Rasulullah serta para sahabat.
“Tidak diperbolehkan hasad (iri hati) kecuali terhadap dua orang: Orang yang dikaruniai Allah (kemampuan membaca/menghafal Alquran). Lalu ia membacanya malam dan siang hari, dan orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakkannya pada malam dan siang hari.”
Dua golongan itu yang kita patut iri atau berkeinginan menjadi seperti mereka. Bagi aktivis keduniaan tidak akan punya keinginan itu. Barangsiapa yang menjadi aktivis akhirat akan tergiur untuk menjadikan interaksi dengan Al-Qur’an menjadi pengisi siang dan malamnya. Banyak sahabat yang menggabungkan kedua kriteria golongan itu dalam dirinya (menjadi ahlul Qur’an dan ahli sedekah).
Mereka yang tidak lelah bersama Al-Qur'an adalah yang tidak lelah dalam mengimaninya. Sampai akhir hayatnya tidak pernah terlintas sedikitpun untuk meninggalkan Al-Qur’an. Mendengarkannya saja dapat meningkat keimanannya. Apalagi membaca, menghafal, mentadabburinya.
Membaca Al-Qur’an bisa terus meningkatkan keimanan. Orang yang menghafalkan Qur’an itu karena merasa tidak puas hanya dengan membacanya saja. Jika ia sekali khatam per bulan, setahun hanya sekitar minimal 12x. Dia ingin khatamnya ratusan kali.
Jika keinginan itu melemah, recovery secara fisik dan batin dibutuhkan. Ketidaklelahan kita terhadap Al-Qur’an harus ada dalam : tilawah, tahfidz, tafsir, tadabbur, ta’allum, ta’lim, tathbiq.
Mengapa ada manusia yang tidak pernah lelah bersama Al-Qur’an? Sebab mereka orang-orang yang sudah beriman. Keimanan harus terus dipupuk dengan keilmuan. Harus ngaji. Do’a berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat → maksudnya ilmu yang tidak menghasilkan energi.
Ilmu ketika bersama iman akan menjadi ilmu yang sangat memberi manfaat / energi yang besar bagi manusia. Ketika manusia terus menambah ilmu, ia akan semakin yakin terhadap Al-Qur’an. Sehingga hatinya selalu tunduk kepada Allah. Ilmu harus kita jadikan menu harian. Terutama ilmu tentang Al-Qur’an.
Ta’dzim pada Qur’an → memandang Al-Qur’an sebagai sesuatu yang amazing. Merasa rugi sekali jika tidak membacanya, mengamalkan, dsb. Manusia yang memiliki ta’dzimul mal akan melakukan apapun untuk meraih itu. Begitupun pada Al-Qur’an, milikilah ta’dzimul Qur’an. Barang siapa yang mengagungkan lambang-lambang Allah (Al-Qur’an, Rasulullah, syariat Allah), hatinya dipenuhi ketaqwaan kepada Allah.
Al-Qur’an menjanjikan kebahagiaan. Bersama Al-Qur’an sangat membahagiakan dibandingkan memiliki materi / kekayaan sebanyak apapun. Ketika menjauh dari Al-Qur’an, hati akan berubah menjadi dipenuhi kesedihan, kegalauan. Harus kembali pada Al-Qur'an agar bahagia.
Ketika bersama Al-Qur’an kok nggak bahagia, segera istighfar atau bertasbih. Cek : apakah kebanyakan dosa, hubbun dunya, sudah tidak mencintai / dicintai Allah, tidak yakin lagi pada Allah. Tasbihlah saat tidak bahagia bersama Al-Qur’an, sesuai anjuran Rasul. Seseorang yang tidak ada cinta pada Allah di hatinya, Allah tidak mencintainya, sulit merasa bahagia dengan Qur’an.
Salah satu yang membuat orang tidak lelah dengan Al-Qur’an → dia telah membayar keimanannya dengan mujahadah (kerja keras). Misalnya dengan dia atur definitif kapan waktu untuk bersama Al-Qur’an. Bukan hanya ketika sempat, tapi menyempatkan waktu khusus. Kalau berhalangan di jam terjadwal, diqodho waktu lain. Setiap 1 bentuk mujahadah pasti akan menambah keimanan.
Jangan menyerah meski mengalami sisi lemah kemanusiaan. Manusia mungkin mengalami futur, tapi tetap lanjutkan interaksi bersama Al-Qur’an meskipun waktu berkurang. Biasanya sejam, tapi di hari itu (sedang tidak oke kondisinya) cuma setengah atau seperempat jam, tidak masalah. Itu lebih baik daripada menghentikan atau meninggalkan sama sekali.
Mujahadah lain contohnya : ia tetap menyelesaikan waktu bersama Qur’an meski harus ditambah sunnah tilawah lain, seperti tetap menyelesaikan tilawah yang biasanya harian ia kerjakan, ditambah dengan Al-Kahfi di hari Jum’at. Semua bentuk interaksi bersama Al-Qur’an akan punya dampak (sebab keutamaan) masing-masing. Optimalkan setiap bentuk interaksi dengan Al-Qur’an.
SESI QnA:
Bagaimana meningkatkan semangat istiqomah berinteraksi dengan Al-Qur'an?
= Dulu ustadz menghafal selalu membersamakan dirinya dengan orang-orang yang nggak lelah bersama Al-Qur’an. Akan membuat kita mikir, kok saya lelah banget baru sekian padahal beliau masya Allah mujahadahnya. Saya nggak mau kalah sama dia. Ambil inspirasi dari orang-orang sekitar kita, terutama orang-orang yang sudah menghadap Allah dan istiqomah selama hidupnya dengan Al-Qur’an
Bagaimana kiat memutqinkan hafalan Al-Qur’an?
= Ustadz tidak mau mengistilahkan kiat agar mutqin, tapi kiat untuk istiqomah dengan Al-Qur’an. Sebab orang yang istiqomah pasti mutqin. Sedangkan yang mutqin, belum tentu istiqomah. Orang yang istiqomah, sampai usia berapapun, setua apapun, selalu sibuk dengan Al-Qur’an. Seandainyapun kita sudah beristiqomah dengan Al-Qur’an tapi tidak mutqin, tetap mulia dan mendapatkan dampak kemuliaan itu dalam hidupnya. Bisa jadi dalam bentuk rezeki, kesabaran menghadapi ujian, dsb. Jika hanya fokus mutqin, itu hanya parsial. Target yang lebih besar : istiqomah. Istiqomah itu lebih mahal daripada semua materi, semua gelar. Istiqomah juga bentuk ikhtiar totalitas dalam ketaatan / penghambaan kepada Allah. Yang Allah nilai itu keistiqomahannya dalam mujahadah murojaah, bukan mutqin-nya. Allah tidak menilai hasil, tapi keistiqomahan dan kesabaran dalam prosesnya.
Bagaimana menanamkan ruh Al-Qur’an dalam keluarga?
Do’a itu penting. Manusia itu lemah dalam menghadapi keluarganya. Bisa lemah karena dirinya, lingkungannya, atau pembiayaan, dll. Sering-seringlah do’a pada Allah, beri qudwah pada keluarga, ada apresiasi & punishment. Jika dengan semua ikhtiar belum berhasil, kita sudah mulia di sisi Allah sebagai orang yang peduli pada keluarga agar jadi ahlul Qur’an. Berproseslah selalu. Yakinlah, bisa jadi Allah tidak realisasikan yang kita impikan itu di anak kita → barangkali di generasi berikutnya. Bisa jadi Allah realisasikan saat kita telah tiada.
- - -
7 Juli 2024, taujih disampaikan dalam Stadium General Halaqoh Qur'an Santri Non Mukim Rumah Qur'an Inspirasi.
Note : catatan ini saya bagikkan disini dengan sedikit ubahan kata untuk lebih mudah dipahami
26 notes
·
View notes
Text
Sudut Pandangmu
Aku enggak mudah mengungkap rasa dengan kata. Segala sesuatunya harus seefektif dan seefisien yang kubisa. Aku enggak suka sesuatu yang rumit dan ribet, segalanya harus sederhana. Hidupku terbiasa teratur, terjadwal tanpa perlu bersusah payah mengaturnya. Disiplin, bisa dibilang begitu. Banyak orang bilang, aku kaku. Enggak masalah menjadi kaku buatku. Banyak yang bilang juga hidupku sangat membosankan, untuk satu itu aku setuju. Aku terbiasa melakukan rutinitas satu ke lainnya. Bertemu dengan orang itu dan itu saja. Menambah pertemanan itu agak sulit untukku meski aku mudah akrab dengan siapa saja. Lalu kamu hadir di hidupku. Ada sedikit senyum yang terbit di wajahku. Tapi kenapa jarak besar membentang di antara kita? Kenapa aku enggak bisa menjangkaumu dengan segera? Semakin mengenalmu, aku menyadari bahwa jarak bukan hanya soal ruang dan waktu. Jarak yang enggak bisa kupaksa. Enggak bisa. Aku enggak bisa seperti ini. Aku dan kamu terlalu dekat, aku butuh sekat. Aku butuh ruang. Aku juga enggak bisa denganmu karena kita terlalu berbeda.
- Sastrasa
#artificial intelligence#quote#puisi#quotes#galau#inspirasi#sedih#bahagia#motivasi#senang#kasih#kisah#sastra#rasa#sajak#literasi#syair
25 notes
·
View notes
Text
Kalau masih ada perasaan kecewa, artinya kamu masih salah meletakkan harapan.
Belajar sabar itu perjalanan tiada henti. Jangan merasa sudah cukup sabar. Karena ujian akan selalu naik tingkatannya. Yang sekarang kau hadapi, tidak berhenti disini. Kesabaran hari ini, jadikanlah bekal untuk ujian esok hari. Kita hanya perlu terus meluaskan jangkauannya, menjadi sabar yang tak bertepi.
Kali ini, lika-liku menuju operasi. Lama sekali menanti, panjang sekali proses yang dilalui.
Beberapa bulan lalu kita memulai langkah ini. Memutuskan cuti kuliah, kembali hanya di rumah, dan siap berjuang tanpa menyerah. Agar aku bisa memaksimalkan segala peran disana, terutama sebagai mahasiswa. Agar hilang bayangan rasa bersalah karena sempat menunda, ingin memperbaiki semuanya.
Juni 2023. Bulan pertama, kesabaran pertama. Tentu bukan sebenar pertama dalam perjalanan panjang ini, tapi bolehlah jika dikatakan begitu. Harus menunggu dokter yang sedang cuti. Sebulan lamanya. Serasa membuang waktu. Percuma.
Juli 2023. Bulan kedua, pertemuan pertama dengan dr. Bintang setelah beliau cuti. Ini operasi besar, harus di program dulu, ada banyak ceklis yang perlu dipenuhi. Pekan depan daftar lewat poli reguler di Wijaya Kusuma. Juga dikonsulkan ke poli rehab medik untuk fisioterapi.
Masih di bulan yang sama. Akhirnya kembali lagi ke poli reguler bertemu para residen. Ceklis ini diperlukan untuk memastikan tidak ada infeksi ataupun peluang infeksi. Rontgen, cek laboratorium, dan konsul ke poli lain. Kagetnya, sebanyak 21 ceklis bisa menghabiskan waktu sekitar dua bulan. Harus selama itu kahh?!
Agustus 2023. Bulan ketiga, mulai konsul ke poli lain: Poli Jantung, Poli Gigi dan Mulut, Poli THT-KL. Anak muda ini sudah rekam jantung, dengan tatapan heran perawat yang kemudian paham bahwa ini hanya untuk pemeriksaan sebelum operasi. Konsul poli gigi sejak bulan lalu, untungnya tidak ada gigi berlubang yang perlu tindakan lain, hanya scaling gigi yang terjadwal bulan ini. Setelah selesai dari masing-masing poli, dokter menyerahkan kembali ke poli ortho dan lanjut konsul ke poli berikutnya.
Poli THT. Siang itu ambil darah untuk pemeriksaan ASTO. Hasilnya cukup mengejutkan. Adanya peningkatan ASTO mengindikasikan bahwa amandel yang berisi sel imun sudah lemah atau kalah dan dapat menjadi sumber infeksi. Tonsilektomi (operasi amandel) harus dilakukan. Operasi untuk persiapan operasi wkwk, gimana konsepnya, sih.
Untuk operasi kecil seperti tonsilektomi saja perlu penjadwalan dan persiapan. Tidak bisa sekarang juga dilakukan. Rontgen thorax sudah pasti. Juga kompres hidung dengan memasukkan semacam kasa basah yang nanti ditarik benangnya, untuk kemudian endoskopi (teropong) hidung sampai tenggorokan saja. Ternyata ada penebalan di amandel belakang yang setelah ditelusuri melalui tes alergi (ditusuk 24 titik dan diberi alergen), ada alergi teh dan kedelai. Bisa jadi bahan makanan itulah penyebab penebalannya. Kenapa basic banget, deh, mana bisa hidup tanpa ituhh.
September 2023. Bulan keempat, tanggal 14 dijadwalkan tonsilektomi. Bulan ini dan bulan depan tidak banyak tulisan yang tersimpan, mungkin sedang lelah dan bosan. Ujungnya sama sekali belum kelihatan. Dijalani dengan biasa saja dan sederhana, tanpa banyak meromantisasi perasaan yang timbul tenggelam.
Rawat inap dengan penuh semangat. Terasa sekali perbedaannya, ruang jeda di rantaun mengubah banyak sudut pandang. Sebab tau, kali ini hanya operasi kecil saja, berkali melewati yang lebih besar dari itu dengan perasaan yang berat dan terpaksa, sebatas memang harus begitu adanya.
Masa pemulihan pun tak banyak kendala. Semua berawal dari hati yang lebih tertata sehingga siap menaklukkan apa saja. Sedikit-sedikit melanggar diet makan yang ditentukan, asal tau batasannya. Kontrol pertama hasilnya sudah baik, tapi aturannya mesti dua kali kontrol. Selesai kisah di THT kembali diserahkan pada Orthopaedi.
Oktober 2023. Bulan kelima, ditampar lagi oleh fakta bahwa dokter cuti. Selesai juga semua ceklis dilengkapi, sudah kadung senang hati bakal penjadwalan operasi. Sudah tau kalau daftar hari ini pun, bisa jadi terjadwal masih sebulan lagi. Tapi kali ini, dihadang lagi oleh rintangan sabar.
Sebelum masuk poli, mengobrol dengan seorang ibu. Saat itu terucap, "Saya udah nggak kaget lagi, Bu, kalau harus begini begitu, tertunda atau melewati proses yang ternyata lebih lama dari yang dibayangkan." Sudah bukan masanya lagi mengeluhkan, "Sampai kapan harus begini?" "Kapan semua ini berakhir?" dan rentetan pertanyaan lain terkait waktu. Karena jawabannya sudah tentu, "Perluas lagi sabarmu."
Benar saja, ketika masuk poli dan menyampaikan untuk penjadwalan operasi, respon dok residen: "wahh ikii." ternyata perlu menunggu lagi karena dr. Bintang cuti sedang seminar di Bali. Beneran bikin melongo berasa langsung diuji sama perkataan diri sendiri.
November 2023. Bulan keenam, cepat sekali bukan waktu berjalan? Sudah sejauh ini, ah, maksudku seluama ini. Satu semester cuti yang kuambil sudah hendak usai. Tapi bahkan, prosesnya berjalan amat sangat perlahan. Disebut baru mulai, tentu salah setelah terlewat lima bulan lamanya. Disebut setengah perjalanan, siapa yang tau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik usai?
Mengawali pekan pertama dengan penuh optimisme akan segera dijadwalkan operasi. Berharap semaksimal mungkin agar tak melebihi akhir tahun. Dan yayy berhasil dapat jadwal akhir bulan ini tanggal 30!! Alhamdulillah hilalnya sudah mulai kelihatan. Lebih cepat dari yang dibayangkan.
Memasuki pekan kedua ditonjok (bukan ditampar lagi) oleh fakta bahwa penjadwalan pekan lalu tidak valid. dr. Bintang belum dapat laporan dan tindakan pun belum didiskusikan. Melihat hasil rontgen terbaru, diperlukan CT Scan untuk penentuan tindakan. Masih berharap bisa operasi sesuai tanggal awal.
Radiologi mematahkan harapan. Yang benar saja, mendaftar tanggal 8 dan dapat antrian di tanggal 29 ?! Kalau begini mana mungkin operasi sesuai jadwal awal, padahal bulan depan dr. Bintang kembali cuti untuk pergi ke Swiss dan akan hadir lagi di akhir bulan.
Artinya, jika tetap tanggal 30 bulan ini maka kontrol setelahnya hanya akan bertemu sekali dengan dr. Bintang lalu beliau cuti. Dan jika diundur maka tidak mungkin bulan berikutnya, kemungkinan terbesar (dan terberat) berpindah jadwal di awal tahun baru.
Ah, sudahlah. Berulang kali kita diajarkan untuk tak menaruh harap pada selain-Nya. Selalu siapkan ruang kecewa untuk setiap harapan dan tawa. Tak mungkin semua sesuai mau kita, karena Allah Maha Tau segalanya. Memangnya kita siapa? berhak menentukan arah yang bahkan kita buta apa yang akan terjadi setelahnya.
Sejenak melepaskan rumit kepala. Segalanya kita serahkan pada Sang Pencipta Alam Semesta. Berserah dengan benar, tak akan membawa kita pada kecewa.
Pada pekan ketiga, tetap datang ke poli meskipun entah untuk apa. Karena tanpa hasil CT Scan, proses pun tak bisa dilanjutkan. Untungnya, hari itu tidak pulang sia-sia. Dokter residen yang langsung menuju radiologi untuk meminta perubahan jadwal. Yess bisa maju jadi tanggal 23, lumayan lah tidak ada satu pekan yang terbuang hanya untuk menunggu antrian.
Akhir pekan bahagia sekali, berkumpul dan bercengkrama dengan teman memang sangat diperlukan di fase yang penuh rasa kesepian. Mengulas balik masa lalu dengan penuh senyuman. Bertemu para guru yang sangat berperan membentuk pribadi kami sekarang. Nostalgia penuh tawa itu ditutup dengan kabar bahagia saat perjalanan pulang, bahwa jadwal CT Scan diajukan tanggal 22, lebih tepatnya esok hari. Kusebut sebagai, berkah silaturahmi.
Pekan keempat, diawali dengan MSCT kemudian kontrol dan dinyatakan bahwa pekan depan rawat inap untuk operasi. Akhirnya bernapas lega. Walaupun masih mengganjal karena pernyataan itu tidak disampaikan langsung oleh dr. Bintang melainkan oleh residen saja. Prosedur tindakan dari hasil MSCT pun belum dijelaskan. Tapi marilah kita kuatkan prasangka baik pada ketetapan.
Persiapan rawat inap sudah setengah jalan. Umi izin kerja, baju disetrika, barang disiapkan, hingga bank soal UAS adik pun buru-buru dikerjakan. Karena nanti Umi tak bisa mendampingi penuh selama pekan ujian yang berbarengan dengan jadwal operasi.
Tiba-tiba ada pesan whatsapp masuk:
Alhamduliah 'alā kulli hāl wa ni'mah. Takjubnya, aku tak terlalu kecewa. Lebih dari perasaan 'sudah biasa'. Meyakini bahwa ketetapan Allah yang terbaik sangat menenangkan.
Masih ada sedikit terbesit rasa kecewa. Tapi membawaku pada pertanyaan, "Selama ini kamu berharap pada siapa?" Harapan yang salah tujuan hanya akan memberatkan langkah di jalan. Kalau masih ada rasa kecewa, artinya kamu masih salah meletakkan harapan.
Pada akhirnya, ujung kisah ini masih dinantikan. Lusa akan menjadi jawaban dari pertanyaan kenapa. Dan seterusnya akan menjadi petualangan satu hikmah menuju hikmah lainnya.
Selasa, 28 November 2023. Pukul 02.11 WIB.
27 notes
·
View notes
Text
Hilangnya Kesadaran Diri
Zaman semakin canggih, tapi mengapa kita lebih mudah sedih Oh, ternyata ukuran kita bahagia orang lain, lupa dengan yang kita miliki Akhirnya berbondong mencoba segala cara Menjadi aneh Mencoba melucu Konten dewasa Menurunkan harga diri Lalu terlelap Hilang, kesadaran diri
Hidup dengan kesadaran penuh bahwa kita sedang hidup, nampaknya amat susah. Apalagi hidup dengan kesadaran bahwa kita sedang menjadi hambaNya Allah, umatnya Rasulullah; dengan identitas yang sangat mulia, Muslim.
Berapa kali kita lewatkan sholat kita; terlihat bersegera, khusyuk, bahkan mungkin lama, tapi tak bermakna, mungkin karena kita tak sadar?
Berapa kali kita mendengar, membaca, menyimak, dan melihat Al Quran; terjadwal setiap hari, dijadikannya wallpaper atau bunyi alarm, ditulis di bio media sosial, tapi hanya seperti tulisan biasa, mungkin karena kita tak sadar juga?
Apakah aku sedang membicarakan orang lain? Apakah aku sedang menyindir kalian yang membaca? Oh tentu tidak haha, jangan geer~
Ini dituangkan karena keresahanku, pun kalau-kalau tersindir atau merasa juga, mari kita perbaiki
Eh, tapi apakah aku sadar ketika menulis ini? atau cuma sedang cari perhatian
Dan apakah ketika kalian baca juga dengan kondisi sadar? atau sekadar lewat saja?
Argh, sangat sulit memang, tapi bisa diusahakan!
92 notes
·
View notes
Text
Tentang Kitab Sullam Taufiq
Masih menjadi sebuah alur yang tidak terlupakan, jua sebuah pengingat atas dangkalnya pengetahuan diri.
Di antara banyaknya kitab kuning yang tenar menjadi sumber bacaan, kitab ini salah satunya yang menarik hati. Berawal dari sebuah keinginan untuk mendalami ilmu agama beriringan dengan masa perkuliahan S1 Kedokteran, 2020. Dengan menemui salah satu ustadzah yang ada di Jember, Ustadzah Fitriani, Lc. Beliau adalah ustadzah jebolan Fakultas Syariah Al - Azhar Kairo, yang membina sebuah rumah Qur'an di sini.
Atas diskusi panjang lebar juga penempatan ilmu (re : dangkalnya ilmu) yang Nadya miliki pada saat itu, terpilihlah alur kitab kitab aqidah seperti Matan Alhusunnah wal Jamaah dengan kitab syarahnya; Nurudz Dzalam (yang skrng ramai dikenalkan kembali oleh Ust Nurrudin), Matan Fiqh paling terkenal; Fiqh Abu Syuja dan syarahnya Fathul Qarib, juga kitab Fiqh versi lite dari Fathul Qarib yakni Kitab Safinatun Najah taklupa mempelajari Kitab Ta'lim Muta'alim sebagai awal mula dan mempelajari Nahwu Shorof sebagai ilmu pengantar, dan salah satu yang terlupakan, iya kitab ini, Kitab Sulam Taufiq.
Pendalaman itu terus dilakukan, walau memang compang camping, tersendat, kadang terhenti , tidak tuntas maksimal, berlarian belajar lewat online maupun offline, lewat zoom lintas kampus (Kajian Ba'da Subuh ITS), juga menyambang ngaji kitab di pondok terbesar di Jember; Al Qodiri (turunan Sidogiri) dan STDI, sembari kesibukan lain di LDFK juga kesibukan belajar 19 blok kala itu hingga terus berlanjut sampai memasuki semester 7.
Ketika menapaki dunia skripsi dengan segala ujian yang ada, muncul-lah keinginan hati untuk mempelajari Kitab Al Hikam. Lewat bunyi notifikasi Kajian Al Bahjah Buya Yahya di youtube, seketika hati terpanggil untuk mempelajari. Larilah saya ke ustadzah lagi. Beliau kembali memberikan arahan, bahwasannya, Al Hikam adalah sebuah kitab tasawuf yang tinggi. Maksudnya, sebelum mempelajari Al Hikam, ada baiknya untuk membentuk fondasi 'tasawuf' terlebih dahulu menggunakan kitab, kitab itu bernama Sulam At Taufiq. Kitab yang berisi tasawuf (termasuk Tazkiyatun Nafs), aqidah juga fiqh. Jujur baru pertama kali itu Nadya mendengar.
Atas dasar itu lah, terbelilah dua buah kitab cetakan Lirboyo, satu matan dan satunya terjemah per kata. Rasanya bingung ketika itu, terus bertanya, karena kitab ini memang tidak sepopuler kitab adab maupun kitab tasawuf yang lain, darimana Nadya hendak mempelajari nya?
Tapi betapa Agungnya Allah memberikan jalan untuk Nadya. Tidak lama, suami daripada Ustadzah Fitriani, Lc, yakni Ustadz Daibur Raji, Lc yang sama sama lulusan Azhar, terjadwal mengisi kajian dengan kitab yang sama di Masjid Kampus kami, Al Hikmah. MasyaAllah. Bahagia rasa di hati, Allah permudah untuk mempelajari. Hari hari semester 7 dilewati dengan menyempatkan duduk dan mencoret coret per kata pada kitab hehe.
Menariknya, pada saat permulaan koass, bab mengenai Tazkiyatun Nafs mulai menggema di sosial media, lebih tepatnya pada Kajian SAF Original yang membahas Tazkiyatun Nafs bersama Ust. Abdul Somad. Seketika diri tersenyum lebar untuk dapat mengikuti series nya kembali, urgensi Tazkiyatun Nafs memang sepenting itu sebelum menapaki ilmu yang lain, yakni pemurnian jiwa agar tumbuh ilmu di dalamya. Sambil membeli beberapa rujukan Tazkiyatun Nafs, yaitu terjemah Imtihan Syafi'i dan karangan Prof Ibrahim Ar Ruhaily. Tapi sampai sekrang, rasanya belum puas, ini mempelajari lagi dan lagi hingga ruh belajar sampai pada diri yang fakir ilmu ini.
Ilmu. Memang demikian. Tiada jalan mudah menapakinya. Apabila hendak futur dan bermalas, lilhatlah, bagaimana Jabir bin Abdullah menempuh perjalanan dari Madinah ke Mesir hanya untuk mendengar satu buah hadist. Bacalah, bagaimana semangat tinggi Ibnu Jarir yang tetap membaca kitab padahal ajal sudah ada di ujung telak. Dan resapilah bagaimana Ibnu Jauzi dalam kitab Al Muthazam yang menceritakan dengan semangatnya, "Aku lebih mencintai buku-buku ini daripada sebongkah emas"
3 notes
·
View notes
Text
Bromo Sunrise setiap hari dari kota Batu dan Malang, setiap Sabtu dari Surabaya, Bromo - Air Terjun Madakaripura, Bromo Puncak B29/P30 dan Bromo - Kawah Ijen dengan pemberangkatan terjadwal setiap bulan hingga akhir tahun 2024.
2 notes
·
View notes
Text
Pembaruan
🌟Baru
Kami baru saja meluncurkan Blaze Pro, platform periklanan layanan mandiri dan yang berdiri sendiri untuk Tumblr!
Dasbor Blaze terpadu dari web sekarang telah bergabung di aplikasi! Pertama, pastikan aplikasi Anda sudah diperbarui, lalu kunjungi blog Anda (ketuk ikon manusia salju di bagian kanan bawah), dan ketuk ikon api di dekat bagian atas.
Untuk menghindari kebingungan dengan Komunitas (terjemahan akan segera hadir), Label Komunitas sekarang menjadi Label Konten, dan Pedoman Komunitas sekarang menjadi Pedoman Pengguna.
Selain itu, kategori Komunitas pada formulir dukungan telah diberikan untuk fitur Komunitas. Silakan menggunakannya untuk pertanyaan, masalah, komentar, atau bug terkait Komunitas.
Kami juga telah menambahkan pemberitahuan push Undangan Komunitas ke aplikasi seluler kami! Saat seseorang yang mengaktifkan pemberitahuan push di aplikasi terbaru diundang ke sebuah Komunitas, mereka sekarang akan menerima pemberitahuan push dan bukan pesan dari Tumblrbot.
Kami telah menambahkan "Iklan ini memiliki audio yang berputar secara otomatis" pada alasan yang tersedia saat melaporkan iklan!
🛠️Perbaikan
Pembaruan untuk aplikasi Android untuk menghentikan iklan dengan audio yang berputar secara otomatis telah dirilis, jadi harap memperbaruinya segera setelah tersedia untuk Anda!
Anda dapat menavigasi antara gambar di dalam fotoset dari lightbox lagi saat melihat halaman blog secara langsung, seperti staf.tumblr.com.
Untuk sesaat pada hari Senin ini, postingan antrean dan postingan terjadwal tidak terposting. Hal ini sekarang sudah diperbaiki, dan semua yang seharusnya sudah diposting akhirnya berhasil terposting. Jika tidak, silakan periksa draf Anda!
🚧Dalam Progres
Tidak ada hal yang bisa diumumkan saat ini.
🌱Segera Hadir
Tidak ada peluncuran yang akan datang hari ini.
Menghadapi masalah? Periksa masalahnya lalu kirimkan Permintaan Dukungan dan kami akan kembali menghubungi Anda secepatnya!
Ingin membagikan saran atau hal lainnya? Cek pembaruan di blog Staf kami dan mulailah berdiskusi dengan komunitas.
Ingin mendukung Tumblr secara langsung? Cek lencana Pendukung terbaru di TumblrMart!
3 notes
·
View notes
Text
Anak Pertama
Saya bukan anak pertama. Jelas tidak tahu betul rasanya jadi anak pertama. Dari mendengar cerita ibu, saya bisa mengira-ngira bahwa menjadi anak pertama itu punya sisi "berkorban" atau "berjuang" di masa kecilnya, walau sekedar dalam hal berbagi dengan si adik. Valid ngga? haha. Belakangan, saya semakin meng-iya-kan itu karena saya melihat dan merasakannya pada anak pertama, menuju lima bulan ini. Dengan alasan pengobatan adiknya, kami sering meminta izin kepada anak pertama kami untuk mau ditinggal di rumah bersama anggota keluarga yang lain. Jelas tidak mudah diawal. Dua minggu pertama penuh drama. Menyayat hati pasti. Mulai berantakan makannya, tak teratur jam tidurnya, bengkak matanya karena terus-menerus menangis ingin bertemu. Kami masih beradaptasi dengan keaadaan baru. Bertepatan masa orientasi masuk sekolah, Ara, anak pertama kami sakit. Adiknya terjadwal pula untuk memulai siklus kemoterapi. Ranap lagi. Kami harus pergi. Ara ditinggal lagi, dalam kondisi demam dan bintik-bintik bermunculan yang kemudian diketahui cacar api. Neneknya dengan sepenuh hati merawat Ara sampai kering cacarnya. Kami hanya bisa memantau dari rumah sakit melalui telpon dan video call. Beberapa hari selesai ranap, kadang kami harus pergi lagi untuk kontrol rawat jalan adiknya, yang seringnya tak cukup satu hari. Pernah dari Senin sampai Jumat tergantung kondisi si adik apakah perlu perbaikan atau tidak. Tentu Ara ditinggal lagi karena harus sekolah. Kadang baru seminggu di rumah, adiknya harus lanjut ranap kemoterapi lagi, Ara ditinggal lagi. Di ranap adiknya yang kelima, anak pertama kami sakit typus. Lagi-lagi saya tidak membersamainya. Tapi alhamdulillah saat itu suami bisa WFH dan fokus di rumah mendampingi Ara, sementara saya dan adiknya di rumah sakit. Rasanya? jangan ditanya. Setiap ibu pasti tahu. Sering saya bertanya-tanya, gimana perasaan Ara? Apakah Ara merasa kesepian? Apakah pernah ia merasa tidak disayang? Tak jarang saya meminta maaf kepada Ara atas kondisi yang harus ia jalani, meski pada dasarnya kami semua sedang sama-sama berjuang. Allah pasti sudah mengaturnya dengan amat sempurna. Makin kesini pun saya semakin merasa betapa sesungguhnya Allah Maha Menjaga. Anak-anak kita adalah titipan, kita dipinjamiNya lama atau sebentar. Dia yang berkuasa atas sakit dan sehatnya, atas sedih dan bahagianya, atas hidup dan matinya. Ada atau tanpa adanya kita. Sebagai yang dipinjami, kita hanya mampu merawat sebaik mungkin sampa harinya nanti ia harus dikembalikan. Untuk segala perhatian dan rasa sayang yang kurang saya berikan, saya selalu yakin dan berharap Allah akan menggenapkannya dengan sebaik-baik rasa cinta. Ternyata sekuat apapun saya sebagai orang tua, saya tetaplah seorang hamba kecil nan lemah, yang akan selalu bergantung kepada Yang Maha Kuat dan Menguatkan. Dear anak pertamaku Ara, jika nanti menemukan tulisan ini ketahuilah bahwa kami sangat menyayangimu.... :") _Rumah, 3 November-23
7 notes
·
View notes
Text
Menjadi manusia yg apa-apa terencana, tapi diberikan teman-teman yg apa-apa suka dadakan dan ngaret luar biasa ternyata cukup bikin greget.
Setiap manusia itu tumbuh dengan cara yg berbeda, untuk hidup berdampingan memang butuh adaptasi. Tidak mudah memang, tapi tidak ada yg mustahil kalau sama-sama ingin.
Mereka yg terbiasa bikin jadwal dadakan dan suka mengulur waktu akan berusaha menyesuaikan setelah aku selalu menyampaikan "aku gass aja nyo asal gak mendadak" dan selalu datang tepat waktu. Aku yang apa-apa terjadwal akan berusaha memaklumi mereka setelah mereka menjelaskan kenapa sebab dan akibatnya.
Memang hubungan itu gak akan selalu 50:50. Kadang bisa 70:30, kadang bisa 100:0, malah. Tidak ada yang namanya "terlalu berkorban" jika kita memang "menginginkan". Tergantung seberapa keinginan kita untuk mempertahankan hubungan itu. Jika kita memang menginginkan, penerimaan dan toleransi akan semakin besar. Dan sepertinya berlaku untuk banyak jenis hubungan lainnya.
4 notes
·
View notes
Text
Marifaturrasul
Rasulullah
Dalam mengenangmu
Kami susuri
Lembaran sirahmu
Pahit getir
Perjuanganmu
Membawa cahaya
Kebenaran
Engkau taburkan pengorbananmu
Untuk umatmu
Yang tercinta
Biar terpaksa tempuh derita
Cekalnya hatiMu menempuh ranjaunya
Tak terjangkau tinggi pekertimu
Tidak tergambar indahnya akhlakmu
Tidak terbalas segala jasamu
Sesungguhnya engkau Rasul mulia
Tabahnya hatiMu menempuh dugaan
Mengajar erti
Kesabaran
Menjulang panji
Kemenangan
Terukir namamu di dalam Al-Quran
Tak terjangkau tinggi pekertimu
Tidak tergambar indahnya akhlakmu
Tidak terbalas segala jasamu
Sesungguhnya engkau Rasul mulia
Tabahnya hatiMu menempuh dugaan
Mengajar erti
Kesabaran
Menjulang panji
Kemenangan
Terukir namamu di dalam Al-Quran
Rasulullah
Dalam mengenangmu
Kami susuli
Lembaran sirahmu
Pahit getir
Perjuanganmu
Membawa cahaya
Kebenaran
Ya Rasulullah
Untaian kalimat di atas adalah lirik nasheed dari Hijaz yang berjudul “Rasulullah dalam mengenangmu”
Pada malam kemarin seberes aktivitas tarawih dan tadarus, kita bersepakat untuk menggelar sebuah pertemuan kecil berupa gabungan MK Khos KAMMI. Yang sebelumnya terjadwal di Wedangan Pak Sakir, ala kulli hal hujan menyebabkan kita bergeser di Pesma Ar royyan. Dengan istiqomah semilir lirih kipas angin serta lampu yang kelap kelip (mati murup hehe) menyapa dan menemani kita hingga akhir.
Topik obrolan kami adalah marifaturrasul, sebab sebelumnya telah membereskan topik marifatullah. Topik topik di atas adalah kurikulum MK Khos KAMMI. Kita mulai dengan sebuah refleksi berupa, “Apa jadinya jika kita hidup berada di jaman nabi?”, sebab tentu hidup bersama bagina Nabi adalah dambaan kita, namun yang menjadi pertanyaan adalah lantas kita menjadi bagian kaum apa? Apakah menjadi barisan kaum nabi atau penentang atau munafik?
Maka kita yang bertemu pun bersyukur atas nikmat iman dan islam yang telah ada semenjak lahir, terlahir sebegai Muslim. Kesempatan emas untuk berbuat baik dan memperbesar peluang mendapat rahmat dari Allaah, sebab rahmat ini lah yang akan membuat masuk syurga.
Kembali kepada bahasan Rasulullah, karena pertemuan tadi malam bersama adik-adik yang sedang banyak berkiprah di organisasi, belajar menjadi seorang pemimpin. Maka begitu mulia bahwa sosok Rasulullah adalah sebaik-baik pemimpin. Beliau bervisi jauh dan pemberani. Visi Rasulullah menembus batas kemustahilan, karena Allah maha besar, tentu membawa Visi yang berorientasi kepada Allah pula.
Ada sebuah penggalab kisah yang menggetarkan hati, bahwa selama pembangunan parit dalam perang parit, para sahabat menemukan batu yang sulit dipecah, lalu Rasulullah beranjak mendekati batu tersebut dan memecahkannya sambil meneriakkan takbir ”Allahuakbar, kita akan menaklukkan Romawi dan Kontantinopel”. Sungguh menembus batas kemustahillan, sebab pada waktu itu sedang berada di tengah kondisi paceklik, serta Romahi dan Konstantinopel adalah 2 negara yang menjadi adidaya. Seperti sebuah desa yang memiliki cita-cita mengalahkan sebuah negara besar. MasyaAllaah
Pemimpin yang menjadi duta paling berani pada sosok Rasulullah. Dengan penuh keyakinan dan kesabaran Rasulullah mendatangi Thaif untuk berdakwah, namun yang beliau jumpai tidak lain adalah cemoohan dan hinaan. Namun Rasulullah justru mendoakannya bahwa kelak di antara keturunan dari mereka akan menjadi barisan dakwah Rasulullaah, daripada menerima tawaran malaikat untuk membalikkan gunung kepada penduduk Thaif.
Kisah Visioner dan Keberanian yang lain adalah pada Hamraul Asad, kisah yang seharusnya membuat hati kita menangis. Bagaimana tidak menangis, seberes pasukan Muslim selesai dari fase perang Uhud, Rasulullaah serukan jihad kembali kepada veteran pasukan Uhud, harus yang telah ikut perang Uhud, tidak boleh ada tambahan pasukan sedikit pun. Padahal pada waktu itu, dikisahkan luka imbas sayatan pedang masih segar, perban masih melekat seberes perang, istirahat tentu belum cukup untuk memulihkannya. Namun, Rasulullaah menyerukan pengejaran kembali kepada pasukan Quraisy, dengan strategi briliannya. Hingga akhirnya mampu memenangkan dan menjatuhkan mental pasukan musyrik. Kecerdasan pengambilan momentum, ide strategi yang tidak mudah, kondisi fisik yang masih basah akibat peperangan, semua itu terhapus dengan seruan Rasulullaah. Rasulullaah memiliki visi yang kuat, tergambar jelas, mampu menjadi duta yang paling berani di antara pasukan umat Islam.
(yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan RosulNya sesudah mereka mendapatkna luka. Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dan bertakwa ada pahala yang besar. (yaitu) orang-orang yang jika ada yang mengatakan pada mereka “sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian, maka takutlah”, keimanan mereka bertambah dan mereka menjawab” cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan dialah sebaik-baik pelindung.” [QS Ali Imron(3): 172-173]
Kisah tersebut terabadikan dalam Al Quran. Sedemikian besar perjuangan Rasulullaah bersama sahabat, lantas tidak kah kita bersyukur untuk hari ini? Belum lagi dengan kemuliaan yang Allah berikan sebab menjadi umat Rasulullaah, umat yang relatif berumur pendek dibanding dengan rata-rata umur umat nabi sebelumnya, namun memiliki waktu-waktu istimewa untuk mengkalibrasikan amal. MasyaAllaah.
Sholu ala nabii Muhammad, semoga istiqomah menjadi barisan risalah Nabi, menghabiskan waktu hidup di dam barisan yang mencintai sunnah dan keturunan Nabi. Aamiin
29 notes
·
View notes
Text
[The Memory Police] - Yoko Ogawa
"Aku hanya perlu menyerah pada setiap kehilangan baru yang ada dan aku pun bisa menyesuaikan diri secara alami di tempat yang seharusnya. Kami hanya melakukan rutinitas kami setiap pagi, menerima lubang baru yang muncul dalam kehidupan kami begitu saja"
Novel ini menceritakan tentang sebuah pulau dimana secara bertahap dan terjadwal ada sesuatu yang hilang di pulau itu. Setiap yang hilang akan dimusnahkan dan dilupakan, pun ingatan, perasaan, dan semua hal yang berkaitan dengan sesuatu yang hilang itu akan dihapus dari memori setiap penduduk pulau.
Sebagai orang yang menaruh banyak nilai sentimental sama barang2, novel ini menurutku cukup menyesakkan. Di novel diceritakan, ayah tokoh utama adalah seorang peneliti dan pengamat burung. Tokoh utama punya banyak memori tentang ayahnya lewat burung. Momen ketika ayahnya menjelaskan berbagai spesies burung yang sedang diamatinya, gambar2 dan catatan2 ayahnya, juga ketika si tokoh utama diajak ayahnya meneropong burung lewat observatoriumnya. Semua momen itu bagaikan harta karun yang tersimpan di dalam hati, memori berharga milik si tokoh utama ketika ayahnya telah tiada.
Hari ketika burung menghilang dari pulau itu, maka semua ingatan tentang burung --dan tentang ayahnya-- juga ikut menghilang dari hati si tokoh utama. Meninggalkan kekosongan yang besar di dalam hatinya.
Novel ini, sekali lagi, menyadarkan tentang betapa berharganya ingatan, memori, dan kenangan indah yang kita miliki. Bahkan meski kita tahu bahwa di masa depan kita mungkin nggak punya kesempatan untuk mengulang kembali kenangan indah itu. Hanya dengan memiliki kenangan itu dan mengingatnya di dalam hati, bisa menjadi sebuah sumber kekuatan bagi kita melalui hari2 yang berat di masa depan.
Makanya bisa dibayangin nggak betapa kosongnya hidup orang2 di pulau ketika semua kenangan2 mereka tentang berbagai yang hilang itu justru dihapus. Hidup tapi kayak nggak hidup.
Ada juga orang2 terpilih yang ingatannya tentang barang2 yang hilang tidak terhapus. Sayangnya, orang2 ini justru akan ditangkap oleh Polisi Kenangan dan dibawa kemana entahlah tidak dijelaskan di novel.
Tadinya aku kira novel ini akan banyak memberikan pembelajaran tentang hidup terkhusus tentang kehilangan. Tapi kayaknya ini lebih ke novel romance sih yaa meskipun masih ada pembelajaran yang bisa di ambil. Tapi aku nggak suka banget sama romancenya. Alurnya lambat banget, bikin agak bosen. Sebenernya banyak hal yang bikin penasaran tapi nggak terjawab di akhir buku.
Ada juga yang bilang novelnya nyeremin, awal2 yang hilang itu barang2 kayak topi, parfum, novel, kalender, burung, bunga mawar, foto. Tapi setelah berbagai barang2 hilang, tahu nggak yang hilang apa lagi? Penasaran baca aja novelnya hehe. Ngeri pokoknya. Tapi jujur, nggak terlalu recommended kalo menurut aku :")
2 notes
·
View notes
Text
Tak Ada yang Kebetulan
Rabu malam, 17 Mei 2023. Saat itu aku berpamitan pada Ayah dan Ibu untuk pergi ke Jakarta. Rencana perjalanan sudah ku siapkan. Hendak ke mana, bertemu siapa, insyaAllah sudah ada gambaran. Tentunya sudah ku rencanakan jauh-jauh hari. Agenda utama ke Balai Sarbini, lalu kunjungan ke Rumah Iqra Insani, mengunjungi beberapa lokasi bersejarah, dan silaturrahim. Sebelum berangkat, alhamdulillah dimudahkan untuk menyiapkan perbekalan, menyelesaikan tugas-tugas dan iseng mendaftarkan Ayah Ibu ke KBIH. Biar ga ada tanggungan, pikirku sederhana.
Qadarullah, masyaAllah tabarakallah. Allah Maha Baik. Rencana Allah ternyata lebih baik lagi. Malahan, sangat baik. Di saat masih perjalanan naik kereta ke Pasar Turi, tiba-tiba ada pesan masuk. Dari Admin. Pembicaraan yang santai itu ternyata berujung pada hal yang membuat deg-degan.
"Minta tolong hari Jumat, 19 Mei 2023 ke kantor kemenag untuk membuat surat pernyataan."
Surat pernyataan? Seperti apa templatenya? Kenapa memangnya? Di kepalaku muncul banyak pertanyaan.
Allahu akbar.
Saat itu, aku baru tahu kalau Ayah dan Ibu masuk kuota cadangan. Pun juga keluargaku. Baru tahu kalau estimasi keberangkatan dimajukan. Mendadak rencana perjalananku berubah. Saat itu juga, prioritas utama yaitu menemani orang tua. Harus cepat pulang, padahal baru berangkat.
Segera ku alihkan tiket. Fix! Akhirnya, pagi tiba di Jakarta, malamnya langsung bergegas pulang. Tidak jadi menginap. Qadarullah lagi, eh ternyata Sabtu pagi terjadwal kerja. Pemberitahuannya juga mendadak sekali. Untungnya, aku sudah tiba di rumah Jumat pagi. MasyaAllah. Tabarakallah.
...
Ya Rabb, kami penuhi panggilanMu. Ya Allah, kami datang. Bismillah, semua bisa atas izinMu, Ya Rabb. Demikianlah satu keyakinan yang terus digelorakan dalam hati.
Entahlah, bagaimana caranya Allah yang melunasi biaya tambahan untuk 2 orang hanya rentang 1 hari. Entahlah, bagaimana caranya Allah memudahkan untuk melengkapi berkas ke sana ke mari. Di tengah keterbatasan kami, entahlah tiba-tiba semua dicukupi.
...
Alhamdulillah, tsumma alhamdulillah. Dzulhijjah yang dinanti telah datang. InsyaAllah, beberapa hari lagi, orang tua akan berangkat ke tanah suci, bumi yang diberkahi. MasyaAllah, tabarakallah. Jika Allah telah berkehendak, jadilah maka jadi.
Mohon keikhlasan dari teman-teman untuk saling mendoakan. Mohon dibukakan pintu maaf agar dimudahkan segala urusan. Dikuatkan langkah-langkah ke depan. Semoga Allah membalas segala kebaikan teman-teman dengan hal yang lebih baik. Aamiin....
(Ditulis sepulang kerja dari Sumenep. Sebagai kenang-kenangan perjalanan, perjuangan, dan tanda kasih sayang Allah yang tak terhingga)
24.05.23
15 notes
·
View notes
Text
Alasan Allah Memberimu Jalan Hidup yang Sulit
Pernah tidak, kamu berada di situasi yang betul-betul sulit dan sepertinya hari itu gelap dan tidak akan ada harapan lagi?
Mungkin kamu pernah mengalaminya beberapa kali, bahkan sering.
Kemudian kamu menanyakan kepada Tuhanmu, mengapa engkau diberikan cobaan yang sepertinya selalu berat dibandingkan teman-teman disekitaranmu. Mereka, sepertinya hidup aman-aman saja; mempunyai pekerjaan yang tetap, pendapatan yang cukup, dan bahagia menjalani hidupnya. Sedangkan dirimu, harus bekerja keras membanting tulang berangkat pagi pulang sore, berdesak-desakan dengan motor pekerja lain di jalan, hingga berhimpit-himpitan di gerbong KRL hanya untuk berangkat ke kantor. Belum lagi dengan tekanan atasan yang menuntut ini itu dan mempunyai pandangan yang berbeda.
Barangkali, hidup kita yang sulit ini memang telah disetting oleh Allah agar kita mempunyai pundak yang lebih kuat dibandingkan orang lain.
Seorang anak muda yang sedang merintis bisnis pasti akan lebih pusing daripada mereka yang bekerja dibawah kontrol orang lain. Mereka yang bekerja, setidaknya telah mempunyai job desk yang jelas, teratur dan terjadwal. Sedangkan mereka yang sedang merintis bisnis, jelas, mereka harus meraba segalanya dari potential partner, alur bekerja, surat menyurat dan lain sebagainya. Tapi, mereka yang sedang merintis bisnis pasti mempunyai self management yang lebih baik karena hasil dari tuntutan kerja yang dia buat sendiri. Mereka akan lebih mudah beradaptasi ketika masuk kedalam role yang berbeda; pandangannya luas, sikapnya tenang dan bisa mengambil peluang-peluang penting pada beberapa tahun kedepan.
Sama juga sperti kamu. Mungkin kamu sedang kepayahan mengatur keuanganmu yang selalu habis untuk bayar kos, makan dan keperluan lainnya. Tapi sadarlah, kamu hebat. Paling tidak kamu sudah berusaha untuk hidup sendiri tidak menyusahkan orang tuamu dirumah. Kamu sudah bisa mengatur cashflow mu walaupun masih ada beberapa pos yang bocor. Coba lihat, banyak diluar sana orang yang hanya tidur dirumahnya, malas mencari pekerjaan, dan malas juga beribadah. At least, kamu telah bekerja dan menghidupi dirimu sendiri, dan itu bernilai ibadah ✨✨.
Jangan pikir ibadah hanyalah shalat, puasa dan zakat. Kamu yang bekerja keras untuk dirimu sendiri juga sedang beribadah. Pahalamu mengalir setiap energi yang engkau curahkan dalam pekerjaanmu.
“Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah.” (HR. Ahmad).
Itu baru soal ibadah. Tentang karakter yang terbentuk, kamu yang sedang berjuang menghidupi diri sendiri pasti mempunyai karakter yang lebih kuat daripada mereka yang hidupnya santai-santai. Mungkin iya kamu harus berpikir 2x dalam menghabiskan uangmu, kamu harus lebih berhati-hati. Tapi memang disitulah karaktermu akan terbangun, kamu akan menjadi lebih menghargai uang dan pekerjaan. Banyak orang diluar sana yang mempunyai penghasilan tinggi, tapi juga mempunyai hutang yang selangit.
Mungkin hidupmu yang sulit hari ini memang skenario Allah untuk membuatmu menjadi manusia yang lebih kuat dan menghargai oranglain.
–
Note:
Tulisan ini adalah hasil karyaku mengikuti tantangan 30 Writing Challange. Selain berbentuk tulisan, aku juga menyempurnakan gagasan yang tertuang disini dalam bentuk gambar seperti yang teman-teman bisa lihat diatas. Gambar tersebut adalah hasil karya Artificial Intelligence yang selalu berkaitan dengan topik yang sedang diangkat, agar bisa lebih membawakan emosinya.
Terimakasih telah membaca!
17 notes
·
View notes
Text
Proud,
Proud to be i'm,
Bukan sok atau gimana, sekedar afirmasi kalo hal positif itu patut dibanggakan & dipertahankan,
Tidak mudah terpengaruh intervensi-intervensi tertentu yg merugikan diri sendiri, terlebih sekitar
Punya prinsip kuat, namun bukan berarti stuck atau bebal, namun cenderung membentengi diri biar tidak mudah terbawa arus. Arus lifestyle yg makin menjadi kian hari, arus kehidupan yg sering kali menyenggol prinsip, dan sebagainya.
Tetap open minded, namun keputusan-keputusan ataupun opini eksternal tidak ditelan bulat-bulat & selalu mengedepankan realita,
Stay have planning, karena hidup itu perlu diatur polanya, templatenya, sekali lagi bukan karena kaku atau tidak fleksibel, sekedar biar hidup bisa teratur, terjadwal, tertata rapih. Meskipun sesekali seseduakali tidak sesuai rencana, it's not a matter, wajar, bukannya manusia hanya perencana? Asal berusaha melakukan yg sebaik-baiknya.
Selalu, atur diri kita jadi best version setiap harinya, bertumbuh, terus, lurus ✨
#dewi'sthougt#reminder#
12 notes
·
View notes
Text
Rekap Juli
Waaah, Tumblr ganti interface!!! Woohoo! Sekilas mirip Twitter versi web yaa ehehehe
Btw, Lon, sudah sekian lama rasanya tidak menyapamu di sini. Huaa... Setelah kepadatan minggu UAS dan perjalanan dinas, lalu ternyata minggu depannya langsung terjadwal untuk Semester Pendek, alhasil aku baru ingat belum menyapamu lagi di sini, bahkan di Medium pun. Huft huhu
Sebulan ini aku banyak mengunjungi tempat-tempat seru! Museum Patah Hati, Museum Macan, kulineran dan pantai di Lampung, dan cafe baru di Cikini. Puncaknya kemarin pas ke Museum Macan sih, Lon! Aku jalan sendirian dengan rute pergi naik busway dan rute pulang busway-mrt-commuter line hahahaha Sempat mampir ke coffee shop juga di daerah Kedoya. Lucunya, setelah beraktivitas kan harusnya aku capek ya, tapi kemarin tuh enggak. Aku senang! Malah terasa relax dan mood baik gitu jadinya. Wow!
Selain banyak senangnya di bulan Juli ini, jujur aku juga banyak bengongnya. Bengong meratapi kehidupan yang ada-ada saja. Mau marah, enggak ada tenaga. Mau nangis, capek nangis mulu. Mau sedih, bingung mau sedih gimana karena melihat banyak hal baik juga yang terjadi. Jadinya aku cuma bisa bengong dan tarik-embus napas berkali-kali setiap kali 'capek hidup' menghampiriku. Ya begitulah, namanya kehidupan. Harus pandai menyeimbangkan segala hal hehe
Lon, sudah sejauh ini ternyata aku berjalan, bertahan, berlari, merayap, bangkit-jatuh-bangkit lagi. Wow keren juga saya! Sudah gatau lagi Tuhan mau bawa langkah kaki ini ke mana. Gimana maunya Tuhan saja deh hehe
Akhirnya aku paham, Lon, kenapa dulu banyak yang bilang orang dewasa tuh lebih legowo dari anak-anak. Ya beginilah kenyataannya :)
Oke, Lon, aku mau melanjutkan mengerjakan tugas kuliah semester pendek. Yosh, semangat, Ca!
- ca
5 notes
·
View notes
Text
Open Trip Gunung Bromo Sunrise Murah, Paket wisata gabungan atau sharing trip atau open trip dengan destinasi utama Gunung dan Kawah Bromo, serta fenomena alam Golden Sunrise Gunung Bromo. Kami kemas dalam paket wisata tanpa menginap dengan 5 (lima) variasi paket open trip Bromo.
Bromo Sunrise setiap hari dari kota Batu dan Malang, setiap Sabtu dari Surabaya, Bromo - Air Terjun Madakaripura, Bromo Puncak B29/P30 dan Bromo - Kawah Ijen dengan pemberangkatan terjadwal setiap bulan hingga akhir tahun 2024.
3 notes
·
View notes