#Surya Paloh Jadi Cawapres Anies Baswedan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Demokrat Curiga NasDem Godok Surya Paloh Jadi Bakal Cawapres Anies Baswedan
SERANG – Partai Demokrat mencurigai bahwa Ketum NasDem Surya Paloh tengah dipersiapkan untuk jadi Cawapres Anies Baswedan pada Pemilu 2024. Sebelum Surya Paloh, sudah ada beberapa nama kandidat cawapres Anies antara lain AHY, Aher, Khofifah, Susi Pudjiastuti hingga Yenny Wahid. Sejauh ini, Anies yang diusung sebagai calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan Untuk Persatuan (KPP) yang terdiri…
View On WordPress
0 notes
Text
Muhaimin Jadi Cawapres Anies Koalisi Perubahan Bubar
BANDA ACEH|METRO ACEH-Meski sosok calon Wapres pendamping Anies Baswedan belum dideklarasi, namun telah tersiar kabar bahwa Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh menyetujui Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies yang akan diusung pada pilpres 2024 mendatang. Buntutnya kader Partai Demokrat berang dan akan segera keluar dari Koalisi Perubahan, akibat kekecewaan terhadap keputusan…
View On WordPress
0 notes
Text
Surya Paloh Tegaskan Tak Tolak AHY Jadi Cawapres Anies
JAKARTA | KBA – Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tidak masalah jika Anies Baswedan memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024. Dia menegaskan, NasDem tidak menolak apabila AHY ingin mendampingi Anies. “Kenapa harus resisten? Kenapa? Apa yang salah?” ujar Paloh menjawab pertanyaan Rivana Pratiwi dalam acara CNN TV Political Show, yang tayang…
View On WordPress
0 notes
Text
#Copast
[ berikut adalah tulisan dari mba Aisyah Qomariah di FB ~ tulisan beliau menarik sehingga saya post ulang di tumblr saya, semoga bisa dibaca beberapa kali oleh saya..hehe ]
---------
dibaca baik-baik ya..
Tahukah anda?
Prabowo tahun 2009 adalah cawapres Megawati.
Fadli Zon pada Pilkada DKI 2012 adalah jurkam Jokowi-Ahok.
SBY, mantan menterinya Megawati. Maju nyapres bareng JK,
didukung Surya Paloh, nantang Megawati.
Pilpres berikutnya, JK nyapres bareng Wiranto melawan SBY-Boediono, didukung Aburizal Bakrie yang sekarang lebih akrab dengan Prabowo dan lucunya temenan juga sama Rachmawati, musuh besar pengusaha dan para militer.
Ratna Sarumpaet, jaman orba adalah musuh Suharto. Sekarang gandeng dengan Prabowo yang disokong penuh keluarga Cendana.
Anies Baswedan pada 2013 adalah peserta kandidat capres di konvensi Partai Demokrat. Di Pilpres 2014 jadi timses Jokowi-JK, dan sempat masuk kabinet sebagai menteri pendidikan. Pengkritik keras kelompok radikal macam FPI melalui gerakan merajut kebangsaan. Sekarang mendekat ke Prabowo, PKS, dan FPI.
Amien Rais, menentang Megawati jadi presiden, lalu bikin
manuver poros tengah naikkan Gus Dur jadi presiden. Di tengah jalan, Gus Dur digulingkan, dan menaikkan Megawati jadi presiden.
Periode berikutnya, 2004, Amien Rais nyapres melawan SBY dan Prabowo. Amien begitu anti dengan Prabowo karena dianggap pelanggar HAM dengan menculik para aktivis. Lho sekarang kok gandeng mesra dengan Prabowo yang pada zaman reformasi menjadikan Amien Rais sebagai target yang harus diamankan oleh Prabowo.
Ali Mochtar Ngabalin, pilpres 2014 adalah "Die-hard" Prabowo yang paling sengit menyerang Jokowi. Hari ini, bergelayut manja di pelukan Jokowi.
PKS, gila-gilaan menyerang Prabowo di pilpres 2009 dan Pilkada DKI 2012. Sekarang, asoy geboy dengan Gerindra.
PDIP & Gerindra pernah mesra sbg oposisi terhadap rezim SBY yang disokong Golkar, PKS dan PAN. Sekarang? Tau sendirilah.
Tjahjo Kumolo dahulu adalah Ketua KNPI zaman Pak Harto dan sekarang bisa menjadi petinggi PDIP orang dekat Megawati.
Begitu juga dengan PKS, semua juga sudah tahu ceritanya.
Para kader gila-gilaan melakukan black campaign menjatuhkan Prabowo pada Pilpres 2009 dan Pilkada DKI 2012. Sekarang, tak terpisahkan.
Ahmad Dhani dulu geger dengan FPI karena masalah lambang agama, sampe bikin lagu "Laskar Cinta" buat ngejek FPI. Sekarang?
Surya Paloh (Nasdem), Wiranto (Hanura), SBY (Demokrat), Cahyo Kumolo (PDIP), Letjend. Luhut Pangaribuan (orang dekat pak Jokowi), Ruhut Sitompul (Demokrat dan kini sudah keluar), Prabowo (Gerindra), Sutiyoso, Aburizal Bakrie (Golkar), alm. Sutradara Ginting (PDIP) dahulu adalah orang Golkar dan orang dekat pak Harto dan sekarang bisa berseberangan punya partai sendiri sendiri (ada di kubu pemerintah dan ada juga di kubu non pemerintah).
PKS dan Gerindra selama masa SBY adalah musuh bebuyutan,
karena Gerindra begitu mesra bersama PDIP (dalam status
oposisi), sementara PKS masuk koalisi di Setgab SBY.
Bahkan sekarang Fadli dan Fahri udah kayak ipin dan
upin. Tapi anehnya, Fahri gontok-gontokan dengan PKS yang
para bosnya (Sohibul Iman dan Prabowo) begitu seiya sekata.
Nothing is impossible in this country. Everything is just a game. Makanya istilahnya adalah "bermain politik", karena ini hanyalah sebuah permainan. Bukan ideologis dan bukan agama.
Dalam politik itu, tidak ada kawan sejati atau musuh abadi, yang ada adalah kepentingan yang abadi. Politik kepentingan jauh mengalahkan ideologi, partai, maupun golongan. Yang dulu menjadi aktifis vokal zaman pak Harto dan zaman SBY sekarang hidup baik menjadi Komisaris di BUMN di era sekarang.
Mari kita yang rakyat biasa dan orang kecil ini ingat, bahwa
politik itu permainan yg dinamis. Jangan korbankan teman,
sahabat, saudara, dan tetangga hanya berbeda pilihan politik hari ini.
Yang wajar wajar aja lah, ga perlu emosional. Mereka yang di
atas ketawa-ketiwi aja ngeliat kita berdebat kusir, left group,
dikeluarkan dari grup, delete friends di media sosial,
bertengkar/berdebat di media sosial dan di dunia nyata,
menghabiskan energi dengan saling mencela pilihan orang lain.
Tak perlu memusuhi kawan dan kerabatmu yang berbeda pilihan capresnya. Para elit politik itu bisa gonta-ganti pasangan politik seenak udelnya sendiri, mereka yang tadinya musuh bisa jadi kawan atau sebaliknya. Sementara kalian sudah terlanjur memutus persahabatan bahkan persaudaraan demi junjungan politisi kalian. Mereka mendapat kekuasaan, kalian kehilangan persahabatan.
Ingatlah, kalo hidupmu susah, yang menolongmu itu bukan para elit politik di atas sana, tapi kawanmu, tetanggamu, saudaramu.
Hidup, pertemanan, dan persahabatan kita yang telah lama dan baik terlalu berharga untuk dikorbankan kepentingan orang lain.
0 notes
Text
Ditinggal HT, Benarkah Hanya PKS Teman Prabowo Yang Tersisa - FROM RUMAHINJECT
Kepergian Hari Tanoe yang akan menyampaikan dukungan terhadap Presiden Jokowi untuk pilpres 2019 di kongres Partai PERINDO mendatang tampaknya menimbulkan opini tersendiri di mata masyarakat, bagaimana kabar Prabowo mendatang setelah ditinggal Hary Tanoe Nanti ?? Benarkah Bahwa Prabowo Hanya Tinggal Ditemani Oleh PKS Saja Untuk melakukan politik di Indonesia ?? bagaimana harapan Prabowo untuk dapat memenangkan kontestasi Pilpres 2019 mendatang ?? simak
Lagi-lagi Prabowo Subianto ditinggal kawan politiknya di Pemilu 2014. Kini giliran Hary Tanoesoedibjo (HT) yang akan membawa partainya, Perindo untuk mendukung Jokowi kembali jadi presiden di Pemilu 2019. Keputusan ini mengejutkan jagat politik Tanah Air. Sebab, HT selama ini kerap mengkritik keras pemerintahan Jokowi. Begitu juga dengan media miliknya, MNC Grup, yang sering menyuarakan kritikan pada pemerintah. Bukan itu saja, bisa dibilang orang-orang di belakang Jokowi adalah musuh politik HT. Sebut saja Wiranto, saat pimpin Hanura, HT memilih keluar dari partai tersebut. Begitu juga dengan Surya Paloh, HT pun berpisah, keluar dari NasDem. Kini, HT memilih buat partai sendiri di bawah bendera Perindo. Balik badan HT mendukung Jokowi menambah deretan kawan politik Prabowo Subianto yang hengkang mendekat ke kekuasaan. Sebelum HT, ada juga Golkar. Lebih tragis lagi PAN yang memilih meninggalkan mantan Danjan Kopassus tersebut. Pada 2014 lalu, Prabowo memilih Ketum PAN, saat itu, Hatta Rajasa jadi cawapres. Setelah kalah, PAN diambil alih oleh Zulkifli Hasan. Dan Jokowi sukses mengajak PAN masuk kabinet. Hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang masih setia berada di belakang Prabowo. Bahkan saat perebutan kursi kekuasaan di ibu kota Jakarta. PKS yang pasang badan sejak awal bersama Gerindra mengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Belakangan setelah lolos di putaran kedua, baru PAN memutuskan bergabung. Dalam Pilgub DKI, Perindo juga bersama PKS dan Gerindra, akhirnya memenangkan pertarungan. Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad tak mau ambil pusing, sang ketua umum kembali ditinggal rekan politiknya yang memilih merapat ke penguasa. Dasco berpikir positif, keputusan itu adalah hak bagi setiap partai politik. "Kita kan berpolitik itukan dinamis, kita menghargai, kita enggak merasa apa-apa," kata Dasco saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (2/8). Gerindra menegaskan, tidak merasa ditinggalkan rekan politiknya. Setelah Golkar, PAN yang dulu 2014 bersama, kini merapat Perindo bersama Jokowi. Golkar, Hanura, NasDem dan PPP juga telah lebih dulu mendeklarasikan diri mendukung Jokowi. Gerindra yang sudah tegas akan kembali mencalonkan Prabowo Subianto tak gentar. Kawan politik Prabowo disisa perjalanan Pemilu 2014 hanya tinggal PKS. "Yah namanya politik, enggakpapalah, kita kan yang penting bagaimana rakyat, kita enggak merasa ditinggalkan," tutup dia. "Itukan hak politik Partai Perindo, namanya hak politik, dia kan sudah punya perhitungan yang disesuaikan dengan keinginan pengurus dari pusat ke daerah. Kita hormati hak politiknya, mungkin dia berpikir lebih bisa berjuang untuk bangsa dengan arah ke sana, kita hormati," tandas anggota Komisi III DPR ini. [mdk]
Terima Kasih Telah Menggunakan Dan Menyebarkan Kembali Berita Dari Wartabali-Media Informasi Kita Yang Senantiasa Dan Selalu Terbuka Untuk Umum - Bookmark Wartabali.net Dan Dukung Terus Perkembangan Kami - Wartabali-Media Informasi Kita
from Media Informasi Kita http://www.rumahinject.com/2017/08/ditinggal-ht-benarkah-hanya-pks-teman.html
0 notes
Text
Anies: Surya Paloh Tak Menolak AHY Jadi Bacawapres, Tapi...
JAKARTA – Bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan mengatakan, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh tidak menolak Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal cawapres. Keterangan itu disampaikan Anies dalam acara Mata Najwa yang disiarkan pada Senin (4/9/2023) malam. Ia awalnya mengatakan ada perbedaan pandangan dalam pertemuan Tim 8 Koalisi Perubahan…
View On WordPress
0 notes
Text
Yenny Wahid Menguat Jadi Calon Wakil Presiden Anies Baswedan
JAKARTA – Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menyatakan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, sudah mempertimbangkan untuk mengusung pasangan Yenny Wahid sebagai calon wakil presiden dari Anies Baswedan pada Pemilu 2024. “Saya kira keinginan Surya Paloh menggaet Yenny Wahid sebagai Cawapres Anies bukan tanpa alasan. Yenny Wahid ini kan perempuan dan tokoh di…
View On WordPress
0 notes
Text
Semua Dibahas Terbuka, NasDem Tepis Anggapan Surya Paloh Tolak AHY jadi Cawapres Anies
JAKARTA | KBA – Tidak benar Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh menolak Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan. Isu tersebut pun dinilai hanya dihembuskan oleh pihak-pihak yang ingin mengganggu soliditas Koalisi Perubahan untuk Persatuan. “Itu kan desas-desus saja bagaimana koalisi ini retak. Gitu kan? Ya,…
View On WordPress
0 notes
Text
Pernyataan Surya Paloh Tak Masalahkan jika AHY Jadi Cawapres Bukti Langkah Maju
JAKARTA | KBA – Pernyataan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang tidak mempermasalahkan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan dinilai sangat positif oleh Juru Bicara (Jubir) Anies Baswedan, Hendri Satrio. Hendri Satrio menyebut Surya Paloh telah membuat Koalisi Perubahan semakin maju. Menurut Hensat, panggilan…
View On WordPress
0 notes
Text
ENG ING ENG... KPK Bakal Periksa Anies Baswedan? Guru Besar UI: Genderang Pertarungan Pilpres 2024 Sudah Ditabuh
KASUS KORUPSI DI BUMD... LALU GUBERNURNYA IKUT DIPERIKSA? JADI KALAU ADA KASUS KORUPSI DI BUMN, MAKA PRESIDEN JUGA BAKAL DIPERIKSA? KASUS DI KEMENTERIAN, PRESIDEN JUGA BAKAL DIPERIKSA?
KPK Segera Panggil Anies Terkait Dugaan Korupsi Tanah DKI
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku akan segera memanggil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dia rencananya akan diperiksa sebagai saksi terkait dugaan korupsi pengadaan tanah di Munjul, Cipayung, Jakarta Timur.
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan belum tahu kapan akan memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait kasus dugaan korupsi pengadaan lahan di Cipayung, Jakarta Timur. Ia mengaku sampai saat ini masih mengumpulkan bukti baik keterangan saksi maupun bukti lain.
"Proses penyidikan perkara tersebut masih terus dilakukan dengan pengumpulan bukti dan keterangan para saksi. Untuk Anies Baswedan kami belum tahu kapan akan memanggilnya," katanya saat dihubungi Republika, Sabtu (29/5/2021).
Kemudian, ia melanjutkan pemanggilan seseorang sebagai saksi dalam penyelesaian perkara itu tentu karena jika ada kebutuhan penyidikan. Mereka adalah pihak-pihak yang diduga mengetahui rangkaian peristiwa perkara tersebut. Sehingga menjadi lebih terang dugaan perbuatan para tersangka dalam perkara ini.
"Berikutnya, mengenai pihak yang akan kami panggil sebagai saksi akan kami informasikan lebih lanjut," kata dia.
Seperti diketahui, KPK sudah resmi menetapkan mantan direktur utama Perusahaan Umum Daerah (Dirut Perumda) Pembangunan Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan (YRC), sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan lahan di Cipayung, Jakarta Timur. Selain Yoory, KPK juga menetapkan Diretur PT Adonara Propertindo Tommy Adria, Wakil Direktur PT Adonara Propertindo Anja Runtunewe, dan juga menetapkan PT Adonara Propertindo sebagai tersangka korporasi
Akibat perbuatan para tersangka tersebut, diduga telah mengakibatkan kerugian keuangan negara setidak-tidaknya sebesar sejumlah Rp 152,5 miliar.
Atas perbuatannya, para tersangka disangkakan melanggar Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Pertarungan Pilpres 2024 Sudah Dimulai?
Guru besar Universitas Indonesia (UI) Tamrin Tomagola menanggapi kabar akan diperiksanya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan oleh KPK dalam kasus korupsi di BUMD DKI itu.
Menurutnya ini sudah aromanya Pilpres 2024.
"Gamblang sekali teramati bhw genderang pertarungan Pilpres 2024 sudah ditabuh," kata Tamrin Tomagola di akun twitternya @tamrintomagola, Sabtu (29/5/2021).
Menurutnya, di pilpres 2024 nanti akan ada dua kubu yang bertarung 'Kubu Nasionalis-Sekuler vs Islam-Nasionalis.
Dimana kubu Nasionalis-Sekuler akan mengusung pasangan Prabowo-Puan Maharani melawan kubu Islam-Nasionalis dengan capresnya Anies Baswedan dan cawapres yang masih belum fixed.
Kans Anies Baswedan, Kandidat Kuat dari Kubu Non-Pemerintah
Kandidat Kuat dari Kubu Non-Pemerintah
- Anies Baswedan dinilai memiliki peluang besar untuk menjadi calon presiden 2024.
- Sejumlah survei menempatkan Anies Baswedan dalam posisi atas elektabilitas calon presiden.
Pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai Anies adalah tokoh teratas yang sepadan dengan figur dari koalisi pendukung pemerintah. “Anies berpeluang besar diunggulkan menjadi calon presiden bukan karena kinerja, tapi dia satu-satunya pemimpin yang berseberangan dengan pemerintah,” kata dia kepada Tempo, kemarin.
Selain modal sosial, Anies memiliki modal politik karena jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia juga ambil bagian dalam kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla saat pemilihan presiden 2014. Selanjutnya Anies menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam pemerintahan Jokowi-Kalla, dan belakangan dicopot dari jabatan di kabinet itu.
Adi memprediksi Anies dipinang oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga mendukungnya dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Partai lain yang mungkin bergabung adalah Partai Demokrat. Demokrat selama ini selalu menyatakan bukan partai pemerintah dan bukan bagian dari oposisi, meski perilaku politiknya oposisi. Demokrat pun memiliki figur menonjol, yaitu Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono, yang diprediksi berpasangan dengan Anies.
Anies juga ditaksir menjadi magnet bagi partai-partai Islam, seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Adi mengatakan, ada juga peluang Partai Golkar dan Partai NasDem mendukung Anies menjadi calon presiden.
Analisis Adi seputar modal sosial Anies berbanding lurus dengan survei yang digelar Indikator Politik Indonesia, Maret lalu. Anies mengantongi tingkat elektabilitas 15,2 persen dari 1.200 responden anak muda berusia 17-21 tahun. Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, mengemukakan bahwa sebagian besar pemilih Anies adalah pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam pemilihan presiden 2019. "Basis suara Prabowo-Sandi banyak yang diambil Mas Anies," kata Burhanuddin.
Dalam berbagai survei, nama Anies juga selalu masuk daftar tiga besar sebagai tokoh yang memiliki elektabilitas moncer. Pekan lalu, lembaga riset Puspoll Indonesia mencatat nama Anies berada di urutan kedua sebagai calon presiden dengan angka keterpilihan 15,4 persen. Di posisi pertama adalah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan torehan elektabilitas sebesar 20 persen. Sedangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 13,8 persen.
Selain pada tataran survei, dukungan kepada Anies bermunculan dari pelbagai kelompok. Di Makassar, sejumlah warga membentuk Komunitas Mileanies untuk mendorong pemimpin Ibu Kota itu berkompetisi dalam pemilihan presiden.
Di Solo, posko dukungan Anies didirikan oleh pengusaha beras asal Sragen, Billy Haryanto, pada akhir April lalu. Sebelumnya, Billy merupakan pendukung Joko
Widodo dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019.
Billy mengaku blak-blakan mendukung Anies melaju sebagai calon presiden 2024 lantaran mempunyai firasat bahwa Gubernur DKI Jakarta itu memiliki kesempatan besar untuk memenangi pilpres 2024. “Nah, kalau dulu tempat saya ini pernah menjadi posko pemenangan dan turut mengantar Pak Jokowi dua kali menang pemilihan presiden, sekarang feeling saya lebih ke Anies yang punya kans besar di 2024. Makanya joglo saya dijadikan posko kemenangan Anies,” kata Billy.
Anies pun bertemu dengan sejumlah petinggi partai sejak 2019. Beberapa bulan setelah pemilu, dia menyambangi kantor Partai NasDem dan menemui Ketua Umum Surya Paloh. Anies pun diundang dalam kongres NasDem dan sempat memberikan sambutan.
Pada Februari lalu, Anies juga bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Sang Gubernur turut bersamuh dengan pemimpin partai lain, yaitu Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di Balai Kota dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan.
Safari Anies turut menjangkau luar DKI Jakarta. Akhir April lalu, dia mendatangi sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan dalih menyepakati kerja sama pangan antardaerah. Di sela-sela kunjungannya, dia menemui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Madiun dan mampir ke rumah dinas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang.
Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana, mengatakan safari Anies sebagai salah satu keuntungan kepala daerah atau pejabat publik dalam konteks persiapan pemilihan presiden. Aditya mengatakan Anies punya seribu alasan untuk keliling daerah atas nama apa yang mereka lakukan. “Tugas yang paling utama ya sosialisasi. Test the water,” kata dia.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, menganggap Anies memiliki dua keuntungan. Pertama adalah jabatannya sebagai Gubernur DKI. Ia mengatakan pemimpin Ibu Kota memiliki banyak kesempatan membangun popularitas sekaligus elektabilitas.
Anies, kata dia, juga dicitrakan sebagai tokoh yang berseberangan dengan pemerintah. Kesan itu sudah terbentuk ketika mengikuti pemilihan gubernur melawan inkumben Basuki Tjahaja Purnama pada 2017. Saat itu, Basuki didukung oleh banyak partai pendukung pemerintah, kecuali Gerindra.
Menurut Dedi, Anies berpeluang untuk didukung partai-partai menengah, seperti NasDem, PKS, dan PPP. Demokrat juga berpotensi mendukung Anies, sehingga dapat menciptakan poros baru di luar PDIP dan Gerindra yang tengah santer dibicarakan.
Sementara itu, Golkar masih menginginkan pemimpinnya, Airlangga Hartarto, sebagai calon presiden. "Di situlah satu poros koalisi baru di luar PDIP, Gerindra, dan Golkar terbentuk," kata Dedi.
Tempo berupaya menghubungi Anies untuk meminta tanggapan. Namun, hingga berita ini ditulis, Anies belum merespons. Tempo juga mengontak Geisz Chalifah, pendukung loyal Anies yang juga Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol, yang mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah DKI Jakarta. Tapi Gheiz menolak menjawab seputar persiapan Anies menuju pemilihan presiden 2024. “Enggak sesuai dengan posisi saya sebagai Komisaris Ancol,” kata dia.
Pada 11 Mei lalu, Geisz berkicau di akun Twitter miliknya, @GeiszChalifah, perihal hasil survei yang menunjukkan Anies memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon presiden. Ia menyatakan banyak ditanya wartawan perihal hasil survei ini. Dalam cuitannya, Geisz mengklaim selalu memberikan jawaban yang sama atas pertanyaan semacam itu.
Dalam cuitannya, Geisz mengatakan pemilihan presiden masih lama, tapi hasil survei sudah berkali-kali dirilis yang menempatkan Anies pada posisi di atas. “Teman wartawan bertanya tentang hasil survei. Jawaban gue selalu sama: Tolong jangan bikin para buzzerRp sakit jantung, saya bukan kasihan pada mereka tapi pada tenaga medis yang lagi sibuk ngurus pasien Corona," begitu isi cuitan Geisz.
source https://www.ayojalanterus.com/2021/05/eng-ing-eng-kpk-bakal-periksa-anies.html
0 notes