#Sukuisme
Explore tagged Tumblr posts
semkaroba · 7 months ago
Text
Sukuisme adalah Rasa Cinta Berlebihan Terhadap Suku Bangsa Sendiri, Ini Dampaknya
Sukuisme adalah sikap atau praktik yang mementingkan suku bangsa sendiri. Ayu Rifka SitoresmiAyu Rifka SitoresmiDiperbarui 18 Agu 2023, 14:45 WIB Liputan6.com, Jakarta Sukuisme adalah istilah yang masih familiar bagi masyarakat. Sukuisme juga dikenal sebagai primordil atau primordialisme yang berasal dari bahasa Latin yakni primus yang berarti pertama dan ordiri yang berarti tenunan atau…
View On WordPress
0 notes
sharekebaikan · 2 months ago
Text
Pembebasan Palestina Butuh Jihad, Bukan Retorika
Tumblr media
Sejak serangan terbaru, yang terjadi pada 6 Oktober 2024, penjajah Zions terus-menerus mengepung dan menginvasi Gaza utara. Hal ini mengakibatkan kematian 600 orang dan puluhan ribu orang mengungsi. Jumlah korban tewas di Jalur Gaza sejak serangan zions pada 7 Oktober 2023 mencapai 42.603 orang tewas dan 99.795 lainnya terluka. Selain itu, diduga lebih dari seribu orang meninggal di bawah reruntuhan bangunan. Sedangkan warga lainnya yang masih hidup harus menghadapi kelaparan dalam pengungsian.
Sungguh miris, dunia tetap diam seribu bahasa di tengah serangan Israel yang bertubi-tubi dalam menghancurkan wilayah Gaza. PBB hanya mengeluarkan kecaman. Hal yang dilakukan oleh Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) hanyalah meminta Zion*s Israel untuk mematuhi perintah pengadilan tinggi PBB supaya mencegah genosida di Gaza. Yordania juga hanya mengeluarkan kecaman. Negara-negara Muslim, termasuk negara Arab, justru bungkam.
Hams menyatakan bahwa diamnya negeri-negeri muslim dan komunitas internasional membuat Zions Israel terus melakukan pembantaian dan tindak kejahatan pada warga Palestina. Ham*s meminta dunia Arab dan umat Islam, PBB, dan badan internasional lainnya untuk menghentikan "holocaust" yang dilakukan oleh "Nazi baru" (Israel).
Diamnya dunia Arab dan umat Islam merupakan pengkhianatan yang luar biasa terhadap saudara muslim kita di Palestina. Padahal, Allah SWT telah berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 10, "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara."
Namun, para penguasa muslim telah "buta, tuli, dan bisu" karena tidak menanggapi permintaan tolong dari anak-anak Palestina yang terluka, kelaparan, dan kehilangan keluarganya. Nasionalisme telah mengikat tangan dan kaki para penguasa muslim sehingga mereka tidak menganggap masalah Palestina sebagai urusan mereka. Mereka hanya menyibukkan diri dengan masalah internal negaranya. Nasionalisme telah menghalangi pemimpin muslim untuk benar-benar bergerak nyata membela Palestina dengan mengirimkan militer untuk jihad fisabilillah.
Nasionalisme tidak hanya menjangkiti para penguasa, tetapi juga mengubah pemahaman, persepsi,dan ketundukan umat Islam, sehingga sebagian dari mereka tidak peduli dengan penderitaan saudara Muslim di Palestina. Hal ini terlihat pada konser musik Tamer Hosny di Alexandria, Mesir, pada Jumat (18/10/2024), dihadiri ratusan ribu muslim. Padahal, di dekat mereka, ribuan muslim Palestina sedang meregang nyawa. Nasionalisme benar-benar merusak moralitas mereka.
Padahal, nasionalisme tidak berasal dari Islam dan justru bertentangan dengan Islam. Rasulullah Saw. bersabda, "Bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru kepada asabiah (nasionalisme atau sukuisme), orang yang berperang karena asabiah, dan orang-orang yang mati karena asabiah." (HR Abu Dawud). Oleh karena itu, umat Islam harus membuang dan menjauhi nasionalisme dan melihat masalah Palestina sebagai masalah bersama umat Islam.
Selain alasan nasionalisme, keberadaan para penguasa di negeri-negeri muslim juga berkontribusi pada diamnya umat Islam terhadap masalah Palestina. Dalam buku yang berjudul Sejarah Nasionalisme di Dunia Islam, Shabir Ahmed dan Abid Karim menjelaskan bahwa Barat telah membuat mekanisme yang memungkinkan kaum muslim terus terpecah-belah. Keberadaan para penguasa antek penjajah di tengah kaum Muslim adalah mekanisme untuk memecah belahnya.
Para penguasa memperoleh kekuasaannya dengan melakukan kolusi dengan Barat, bukan melalui pilihan rakyat. Setelah berkuasa, mereka menjunjung tinggi batas-batas wilayahnya, yang merupakan hasil dari merobek-robek tanah kaum muslim. Mereka bahkan rela berperang dengan saudara sesama muslim untuk memperluas wilayahnya. Selain itu, mereka menindas dan mengancam pihak-pihak yang berusaha memperkenalkan Islam ke dunia politik. Mereka bertindak demikian karena mereka dipengaruhi dan diawasi oleh kaum kafir yang menduduki tanah tersebut. Para penguasa tidak peduli dengan penderitaan muslim Palestina karena kecintaan terhadap kekuasaan dan posisi mereka sangatlah besar.
Umat benar-benar tidak dapat berharap para penguasa itu untuk membebaskan Palestina. Mereka hanya membela Palestina secara retoris dan mengecamnya, tanpa melakukan apa-apa. Mereka tidak akan pernah mengirimkan pasukan ke Palestina, meskipun memiliki militer yang kuat dan senjata canggih. Selain itu, mereka tetap tidak memboikot dan terus menjalin hubungan dagang dengan Zion*s Israel. Itu juga berlaku untuk organisasi negara muslim lainnya, seperti Liga Arab dan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Mereka hanya mengecam tanpa melakukan gerakan nyata untuk mendorong dunia Islam agar melakukan jihad akbar.
Genosida di Palestina merupakan urusan seluruh kaum muslim, bukan hanya persoalan kaum muslim Palestina saja. Dan seluruh umat Islam harus sadar akan hal ini. Sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Bukhari dan Muslim)
Sudah menjadi kewajiban kaum muslim untuk terus bersuara dan meminta para pemimpin negara muslim agar segera mengirimkan pasukan berkekuatan penuh untuk berjihad di Palestina. Militer muslim harus datang untuk membebaskan Palestina, bukan sebagai pasukan perdamaian di bawah komando PBB yang tidak melakukan aksi nyata. Jihad adalah satu-satunya cara untuk menghancurkan Israel yang biadab, bukan dengan retorika.
Kaum muslim harus terus membela Palestina. Meskipun ada banyak upaya yang dilakukan Barat untuk menghentikan perjuangan pembebasan Palestina, tetapi umat Islam harus tetap bersemangat dalam menyuarakan hal ini. Sebagaimana firman Allah SWT, "Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu lari (karena takut kepada musuh) maka kamu menjadi orang-orang yang merugi" (QS Al-Maidah [5]: 41). Perjuangan dan pembelaan umat Islam untuk Palestina merupakan amal saleh yang memiliki pahala yang sangat besar di sisi-Nya.
Pembebasan Palestina dapat terwujud setelah Allah memberikan kekuasaan seperti pada zaman Rasulullah dahulu. Yakni kekuasaan dalam bentuk negara, sistem, dan kekuasaan yang benar-benar membantu dan memenangkan Islam dan kaum muslimin. Kekuasaan ini akan berfungsi sebagai junnah, atau perisai, yang melindungi umat Islam dari musuh mereka. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’alaih)
Kekuasaan tersebut ialah Khilafah Islam. Khilafah akan menjadi junnah/pelindung bagi seluruh kaum muslim. Khilafah juga akan menyatukan seluruh negeri-negeri muslim, baik rakyatnya, wilayahnya, ataupun militernya. Segera setelah Khilafah ditegakkan, pembebasan Palestina akan menjadi prioritas utama. Khilafah akan menolak solusi yang ditawarkan oleh lembaga internasional seperti PBB dan negara Barat (AS dan Eropa). Hal ini karena pada hakikatnya solusi ini hanyalah lanjutan dari penjajahan di Palestina.
Selain itu, Khilafah akan memboikot seluruh produk dan ide-ide sesat Israel yang selama ini telah menyesatkan kaum muslim. Khilafah akan melakukan tindakan nyata untuk membebaskan Palestina dengan mengirimkan tentara besar-besaran untuk menghancurkan Israel hingga ke akarnya. Khilafah juga akan berjihad melawan negara lain pendukung Israel seperti Amerika Serikat.
Untuk memastikan bahwa umat Islam di Palestina dapat hidup dengan baik, Khilafah akan membangun kembali tanah tersebut. Infrastruktur lunak, seperti sistem pendidikan dan kesehatan, serta infrastruktur keras, seperti bangunan, sarana transportasi, dan telekomunikasi, adalah bagian dari pembangunan. Untuk melindungi serangan lanjutan dari musuh Islam, Khilafah akan menempatkan pasukan yang cukup untuk berjaga-jaga di tanah ribath (perbatasan) Palestina.
Menegakkan Khilafah merupakan agenda utama umat Islam saat ini. Kaum muslim harus menyadari bahwa Khilafah adalah satu-satunya solusi atas penjajahan di Palestina. Sebagaimana firman Allah SWT yang telah disebutkan dalam surah Ali Imran ayat 110, "Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah (berbuat) yang munkar, dan beriman kepada Allah." Oleh karenanya, harus ada kelompok dakwah di tengah-tengah umat. Kelompok yang benar-benar ingin kembali menegakkan Islam yang benar.
0 notes
berbagi-nasehat-indah · 4 years ago
Text
Nabi Saw adalah pemimpin terbaik sepanjang masa,karena Beliau selalu memimpin dengan akhlak mulia,adil dan menekankan pentingnya keteladanan.Meskipun beliau adalah seorang kepala negara,namun beliau hidup sederhana,tidak bergelimang harta,tutur katanya lembut,berwibawa dan menyenangkan siapapun yang mendengar,tatap matanya sejuk dan menentramkan.
Setiap kebijakannya selalu dituntun Allah Swt.
Kehadiran Nabi Saw memberikan makna lain dalam kehidupan umat manusia.
Secara mendasar Nabi Saw telah mengadakan perubahan-perubahan signifikan dan meletakkan dasar nilai-nilai positif dalam menjalani kehidupan ini.
Rasulullah S.a.w membangun masyarakat dengan prinsip kesetaraan,keadilan,keterbukaan dan moralitas.
Prinsip kesetaraan dan keadilan meliputi semua aspek baik politik,ekonomi dan hukum.
Dalam aspek politik Nabi S.a.w mengakomodasi seluruh kepentingan.
Semua rakyat mendapat hak yang sama dalam politik. 
Mereka tidak dibedakan berdasarkan suku maupun agama.Seluruh lapisan masyarakat duduk sama rendah berdiri sama tinggi. 
Ideologi sukuisme dan nepotisme tidak dikenal oleh Nabi.
Dan hal sangat mendasar yang ditegakkan Nabi Saw adalah penegakan hukum,karena konsistensi penegakan hukum sangat erat kaitannya dengan stabilitas suatu bangsa.
Karena itulah Nabi Saw tidak membedakan ”orang atas”, ”orang bawah” atau keluarganya sendiri.
Masyarakat berperadaban tidak akan terwujud jika hukum tidak ditegakkan dengan adil dan egaliter.
Keterbukaan adalah penting untuk dikedepankan dimana pada jaman ini banyak bermunculan kelompok-kelompok yang tertutup (ekslusiv) dan kaku.
Prinsip ini adalah sikap kerendahan hati untuk tidak merasa selalu benar,kesediaan mendengar pendapat orang lain untuk diambil dan diikuti mana yang terbaik dalam hal-hal yang berkaitan dengan masalah sosial kemasyarakatan,dalam konteks ini,moral memegang kunci penting.
Fakta sejarah menunjukkan betapa banyak peradaban-peradaban besar yang tumbang akibat runtuhnya moral.
Dan Nabi Muhammad Saw berhasil dengan gemilang membangun masyarakat berperadaban,masyarakat yang berahlak mulia.
#nabimuhammadsaw #berbagi_nasehat #ali_tamam_aljufri #maulidnabi
Tumblr media
0 notes
rmolid · 4 years ago
Text
0 notes
navirius · 14 years ago
Text
How Jawa are you?
Suatu kali aku bertanya kepada seorang kawan :
Aku : "Pilih mana, Suami ekspat atau Indo?"
Kawan : "Jawa"
Aku : "hahaha...Jawabanmu membuat aku berhenti mengejar dengan pertanyaan selanjutnya. Eh, tapi kenapa Jawa?"
Kawan : "karena aku wanita Jawa"
Kemudian dia melanjutkan lebih jauh,
Kawan : "Terkesan sukuisme ya?"
"Lha meh piye meneh? (lha mau gimana lagi?)"
"Aku dibesarkan di keluarga yang semi feodal. Ayahku, priyayi Jawa tulen yang harus laden. Semuanya serba diladeni. Mulai dari baju yang harus sudah tersedia saat beliau hendak memakainya, sepasang minuman (teh & air putih masing-masing segelas besar) yang harus selalu terisi sehingga saat beliau hendak minum tidak perlu mencari-cari ke dapur lagi, plus penyajian makanan yang harus tertata rapi. Ada kobokan (tempat cuci tangan), serbet, sendok, piring, dan gelas air, semua harus tertata sesuai tempatnya. Jika penataannya kurang satu saja bisa dipastikan ayahku tidak akan memulai acara makan bersama itu."
"Ribet ya?"
"Bagi orang lain mungkin iya, tapi tidak buat ibuku. Ya! Ibuku memang wanita jawa sejati, dimana ajaran-ajaran sebagai wanita jawa yang sekedar konco wingking (teman dibelakang) benar-benar dihayatinya, sehingga untuk melakukan hal-hal tersebut diatas bukanlah beban bagi beliau. Menurut ibuku, seorang wanita itu harus pandai di dapur, di kasur, dan di sumur. Salah satu ajaran dari beliau yang sangat aku sukai. Mengandung filosofi yang sangat dalam. Seyogyanya seorang wanita memang diharuskan pandai dalam urusan dapur, mulai dari memasak hingga mengelola keuangan yang berhubungan dengan itu. Juga seorang wanita diharuskan pandai memuaskan hasrat kelaki-lakian sang suami sehingga rumah tangganya bisa terselamatkan dari bahaya-bahaya laten yang kemungkinan bisa merongrong keharmonisan keluarga. Selain itu seorang wanita diharuskan pandai dalam hal menjaga kebersihan dan mempercantik rumah sehingga menjadi hunian yang nyaman untuk ditinggali."
"Kodrati seorang wanita."
"Sehebat apapun dia, saat kembali ke rumah selaiknya dia kembali menjadi seorang wanita yang memang hanya konco wingking (baca : supporter) bagi suaminya. Berbau gender ya?? Menurut saya, inilah kepandaian kita (kaum wanita, red) dalam memposisikan diri. Kapan kita harus menonjol dari kaum lelaki dan kapan kita harus kembali ke kodrati."
"Saya??"
"Ya.. ya.. saya akui, dalam hal pekerjaan dan pertemanan, saya memang cenderung dominan, powerful, dan pandai dalam mengorganisasi orang-orang di sekitar saya (tidak peduli laki-laki maupun perempuan) untuk melakukan apa yang saya inginkan. Tidak hanya itu, pekerjaan laki-laki yang mungkin bagi sebagian wanita tidak mampu (lebih tepatnya tidak mau) untuk dilakukan saya bisa melakukannya. Semisal, membongkar pasang dispenser, membersihkan dan merapikan kabel-kabel elektrik (saya termasuk wanita yg suka kerapian dan kebersihan), serta hal-hal lain yang berhubungan dengan mekanikal elektrikal. Biasanya jika terjadi sesuatu yang tidak seperti biasanya, saya akan cari tahu dahulu sumber masalahnya, jika bisa saya selesaikan sendiri maka saya tak perlu bantuan orang lain untuk menyelesaikannya. Orang lain adalah pilihan terakhir dalam segala masalah yang saya alami."
"Namun....."
"Saat saya kembali ke pelukan lelaki terkasih, saya menjadi pribadi yang tidak sehebat itu. Cenderung menjadi wanita kebanyakan yang lemah, butuh perlindungan dan pertolongan dari hebatnya dia. Sengaja saya melakukan itu, semata-mata untuk membuat kehadiran dia begitu berarti bagi saya. Dan, dibawah ketiaknya lah semua perkataan dia yang bermuatan positif pasti akan saya turuti."
Saya : "Lalu, kenapa harus laki-laki Jawa?"
Kawan : "Ya.... Karena saya wanita Jawa, yang harus bernaung dibawah ketiak laki-laki. Laki-laki Jawa dengan stereotipenya yang harus merbawani (penuh wibawa), penuh tanggung jawab, dan halus (baca : lembut) terhadap perempuan. Sehingga dengan kewibawaannya maka powerful saya tak akan keluar, tanggung jawabnya membuat saya tak perlu mengambil-alih tugas-tugas yang tidak seharusnya menjadi pekerjaan saya (sebagai wanita jawa, red), dan kehalusannya mampu menjaga perasaan saya yang sudah di set sejak awal untuk demikian adanya."
Aku : "Kalau hanya itu, kan tidak harus laki-laki Jawa?"
Kawan : "Aku suka dipanggil nduk..."
"Apalagi jika itu diucapkan dengan lafal yang kental unsur Jawanya. Panggilan tersebut selalu bisa menyentuh sisi romantismeku dan membuatku terbang ke awang-awang. Mengingatkanku akan perhatian dan kemanjaan yang diberikan oleh ayah dan kakak laki-lakiku saat mereka memanggilku dengan cara demikian. "wis maem nduk?" , kene nduk, cah ayu, Bapak meh ngendikan..." Wuiiiihhh..... saya merindukan masa-masa seperti itu...."
Aku : "Halah! Hal itu juga bisa dilakukan oleh orang non Jawa kaleee.....!"
Kawan :"Jika saya menikah dengan orang Jawa, maka saya tak perlu menerangkan arti kata-kata seperti tersebut dibawah ini :
Wagu ik!
Weeh... kamso!
Makjegagik!
Sirahku makcleng!
Makbedundug!
Ngepot-ngepot!
Makdesss!
Kunduran Montor
Upo
..."
"Terlalu susah bagi saya yang simpel ini untuk mencari-cari padanan katanya. Padahal saya itu Jawa byangeett yang terkadang merindukan bercakap-cakap menggunakan bahasa tersebut."
"Kamu?"
"Iya, kamu yang ngaku-ngaku orang Jawa, tahu artinya kah?"
Dan saya memilih diam, karena saya tau arti dan maksud dari pertanyaan itu.
0 notes
pesantrenpandeglang · 6 years ago
Text
Maulid, Momentum Meneladani Kepribadian Nabi Muhammad SAW
Maulid Rasullah SAW
Maulid Nabi merupakan momentum bagi umat Islam untuk meneladani perilaku Rasulullah Muhammad SAW. Ajaran Islam adalah rahmatan lil alamin, Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam, terwujud sempurna pada sosok Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad mendakwahkan Islam  dengan menyebarkan ajaran kemanusiaan dan toleransi, nilai-nilai universal dan kemanusiaan yang diajarkan Nabi Muhammad membawa manusia pada kesamaan derajat sekaligus menghancurkan sekat-sekat identitas kesukuan. Beliau punya pikiran luar biasa tentang kemajuan kemanusiaan. Inilah yang menjadi bukti bahwa agama yang dibawa Muhammad adalah agama yang rahmatan lil alamin.
Mensyukuri kelahiran Nabi sekaligus mengkaji perjalanan hidupnya untuk dicontoh. Spirit Maulid Nabi ini, harus terus ditebarkan kepada seluruh umat dan seluruh bangsa agar tercipta kehidupan yang harmonis.
Juga harus ditebarkan bahwa manusia lahir di dunia dengan semangat membawa optimisme, nilai-nilai universal, toleransi, dan kedamaian, bukan lahir dengan membawa angkara murka
Jika bangsa Indonesia yang mayoritas muslim mengamalkan spirit dan nilai Maulid Nabi maka cita-cita untuk mewujudkan kehidupan berbangsa yang damai dan tenteram pasti bisa tercapai. Jangan sekali-kali menodai hidup kita dengan politik sektarian, sukuisme, apalagi arogansi. Sesungguhnya Muhammad SAW hadir untuk membawa nilai kasih sayang, nilai egalitarian.
(Santri Tv/Rafi)
from WordPress https://ift.tt/2KiXTnF via IFTTT
0 notes
tengahdesember · 7 years ago
Photo
Tumblr media
hari ini judulnya kaget..
kaget sekali..
:’)
kekagetan pertama muncul saat untuk pertama kalinya aku ngeliat depan mata, orang diamuk massa.. ngeri bangettt.. aku sampe gemeteran.. konflik atas dasar dendam dan sangat sukuisme itu mengerikan.. kota yang selama ini sangat aman berubah mencekam.. gada yang berani keluar.. semua tempat usaha tutup dan meliburkan diri masingmasing.. aku tawakkal ngejalanin kewajiban nyiapin catering.. sambil terus beristighfar.. sebab ajal bisa datang kapan saja, dimana saja.. kalau memang aku kena salah sasaran atau apalah kemungkinan terburuk itu, aku pasrah.. lillahi ta'ala..
kekagetan kedua pas buruburu tutup warung dan nenangin diri, aku sempet minta tolong Ulan buat ngubungin My Cumy.. kerna dia masih di sekolah dan gak bawa kendaraan, aku takut banget dia kena timpuk massa.. bodohku langsung nyodorin hape begitu kelar buka konci, dan ada 3 nama dalam daftar “favorite contacts” ku.. ibuku, anakku, dan dia Sang Raja Tega.. Ulan salah pencet.. walaupun buruburu dimatiin, tapi tetep aja mungkin udah ada sambungan.. 🙈 pasti disangkanya aku yang sengaja ngubungin.. kaget yang itu lebih parah, aku sampe gemeteran dan lemes kayak gak sanggup berada dalem mobil dan pengen nguburin diri aku sendiri.. 🙈😓😥
kekagetan ketiga.. pas buka Line untuk pertama kalinya sepanjang hari ini, yang muncul di timeline aku beneran bikin sangaaaat kaget.. tapi udah terduga sebelumnya kok.. :’) ada yang sudah terangterangan me-like.. eh, bukan deng.. memberi emot memuja sang bidadari makassar.. aku tahu harihari seperti ini akan datang jua pada waktunya.. tapi tetap saja aku kaget.. jenis kaget yang bukan saja membuat gemeteran dan lemes.. tapi juga sakit.. perih.. nyelekit.. dan galau.. :’)
aku mendadak kenyang.. dan tidak merasakan apapun.. padahal sebelumnya sempet sakit kepala..
pada akhir sujud Isya, aku tak bisa berpurapura kuat lagi.. ku tumpahkan semuaaaaaa airmata yang sebelumnya berhasil kupendam.. padaNYA aku menangis pilu dan malu..
aku hampir saja hendak membuang semua kebencian dan menggantinya dengan kepasrahan absolute.. tapi sekarang yang tersisa hanyalah sakit dan malu.. besar sekali cinta dariNYA, sampaisampai beruntun begini ujianku..
mataku belum kering.. sakitku belum reda.. sekarang diberi kenyataan bahwa semua yang terjadi adalah benar begitu keadaannya..
subhanallah..
aku buruburu menghapus contactnya.. walaupun nomernya sudah kuhapal diluar kepala.. aku bertekad kali ini akan kuhapus dia dari semua media yang masih terhubung..
setidaknya tidak melihat aktivitas dan tindakan pemujaannya bisa sedikit menghindarkanku dari tambahan rasa sakit..
:’)
malam ini do'aku hanya satu;
“ bismillah yaa, Rabb.. jika Engkau menghendaki, tolong aku.. aku ingin tidur nyenyak tanpa hati yang perih dan mata yang basah.. Allahumma aamiiin yaa rabbal'alamiiin..” :’)
0 notes
deemalika-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Kemerdekaan yang menipu Syces-picot telah memecah belah wilayah kaum muslimin dibawah garis nasionalisme. Melalui PD 1 dan PD 2 sebagai alat konspirasi global menjanjikan sebuah kata KEMERDEKAAN yang justru menyeret umat manusia dalam kondisi terburuk. Dimana individualisme akibat skat yang digaris secara terstruktur dari tatanan kenegaraan (Nasionalisme) sampai masyarakat awam (Sukuisme). Dengan mengangkat tema-tema nasionalisme, budayaisme dll justru manusia benar-benar terseret didalam sebuah karya yang Maha Menipu. Yaitu fanatisme terhadap golonganya (Ashobiyah) dan hal merupakan ideologi penentang konsep persatuan dibawah khilafah. Kemerdekaan yang menipu itu hanya sebatas retorika global kuffur dalam menyihir umat manusia. Padahal nyata didepan mata bahwa sesungguhnya tiap-tiap negeri sedang terjajah secara Aqidah, Hukum, Ekonomi, pendidikan, dll yang mereka tidak bisa keluar darinya kecuali menempuh jalan Allah yaitu menegakan Khilafah islamiyah Ala Minhajinnubuwwah. Apakah kalian tidak memperhatikan hal ini? Salam berfikir cerdas Menebar kebaikan untuk negeri dengan Membaca, Meneliti, dan Menentukan Pilihan #Islam #Akhirzaman #regrann #Daulahislamiyah
0 notes
semkaroba · 7 months ago
Text
Pengertian Primordialisme: Jenis, Dampak, Ciri dan Contohnya
Pengertian Primordialisme – Primordialisme merupakan sebuah pandangan atau paham yang memegang erat hal-hal yang dibawa sejak kecil. Baik itu mengenai adat-istiadat, tradisi, kepercayaan, dan hal lain yang sudah ada di dalam lingkungan pertamanya. Paham tersebut merupakan faktor penting yang digunakan sebagai identitas sebuah masyarakat atau golongan. Dimana identitas tersebut digunakan untuk…
View On WordPress
0 notes
harianpublik-blog · 8 years ago
Text
BENARKAH HTI AKAN MENGHANCURKAN INDONESIA?
BENARKAH HTI AKAN MENGHANCURKAN INDONESIA?
Dakwah Media – Akhir-akhir ini banyak pihak yang suka melontarkan tuduhan bahwa HTI akan merusak Indonesia, negeri mayoritas muslim sehingga seperti Irak, Afganistan, Suriah, Palestina dan lain sebagainya. Dikatakan HTI memiliki visi dan misi tersembunyi untuk merusak dunia Islam dengan memecah belahnya dan menimbulkan konflik pada masyarakat yang cinta damai dan toleran seperti Indonesia ini.
Tulisan ini, akan membahas secara obyektif beberapa pernyataan di atas.
*****
HTI adalah organisasi dakwah Islam yang bercita-cita mewujudkan kerahmatan Islam secara nyata lewat penerapan syariah dalam bingkai Khilafah. Aktivis HTI terdiri dari berbagai kalangan, seperti ulama, penguasaha, intelektual, ustadz, mahasiswa, buruh, petani, nelayan, dan lain sebagainya. Mereka semua adalah orang-orang asli Indonesia, yang lahir, tumbuh, dan mungkin juga akan wafat di Indonesia.
Mereka berjuang dan bergabung dengan HTI justru karena didorong rasa cinta yang mendalam agar berbagai permasalahan yang menimpa Indonesia yang tidak ada ujung pangkalnya segera dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Aktivis HTI berjuang dengan penuh semangat agar semua penjajahan, baik ekonomi, politik, dan sosial budaya dari negara-negara asing dapat segera dihentikan. Semua aktivis HTI berharap dan berusaha agar masyarakat bersatu dan tidak dikotak-kotak oleh batasan-batasan imajiner seperti nasionalisme dan sukuisme.
Semua aktivis HTI adalah orang-orang yan sangat cinta tanah airnya, Indonesia. Cinta tanah air ini menurut Islam adalah sesuatu yang fitri, dan sama sekali bukan hal yang bertentangan dengan Islam. Cinta tanah air merupakan perasaan cinta pada tempat atau daerah dimana ia dilahirkan, dibesarkan atau ia tinggal dalam waktu tertentu. Orang yang cinta pada tanah airnya akan merasakan bahagia dan nyaman saat tinggal di daerah tersebut. Saat ia berada di tempat yang jauh, ia akan merasa kangen dan ingin pulang ke daerah yang menjadi tanah airnya. Ia selalu berharap tanah airnya menjadi lebih baik pada masa-masa yang akan datang.
Semua manusia akan merasakan hal itu. Rasulullah sendiri sangat mencintai Makkah, sebagai tempat lahirnya beliau, atau dalam bahasa puitis: Makkah sebagai tumpah darah beliau. Saat beliau hijrah dari Makkah beliau bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah bumi Allah yang paling aku cintai. Seandainya bukan karena yang tinggal di sini mengusir, niscaya aku tak akan meninggalkan kamu”. Para sahabat Nabi juga demikian, sangat mencintai tanah airnya, sampai-sampai Rasulullah memohon kepada Allah: “Ya Allah, cintakanlah kota Madinqh kepada kami, sebagaimana Engkau mencintakan kota Makkah kepada kami, bahkan lebih” (HR. Bukhari, Malik dan Ahmad).
Sementara nasionalisme, merupakan suatu paham (isme) yang dibangun diatas nation (bangsa). Bangsa sendiri adalah sekumpulan orang dengan asal-usul yang sama atau nenek moyang yang sama. Bagi pengikut paham nasionalisme, loyalitas tertingginya adalah untuk bangsanya. Ia hanya mau diatur dengan hukum-hukum yang digali dari nilai-nilai leluhurnya. Ia akan membela bangsanya, baik benar atau salah. Bahkan, ia siap mati demi bangsanya, tidak peduli benar atau salah. Menurut Islam adanya bangsa (nation) itu fitrah yang tak mungkin dihindari. Namun nasionalisme adalah paham atau isme yang dilarang Islam. Dalam Islam, loyalitas kita hanya kepada Allah, pencipta kita. Kita tak boleh membela yang salah, hanya karena dia satu bangsa dengan kita. Kita tak boleh perang atas dasar suku atau bangsa. Rasul bersabda: “Bukan termasuk golongan kami, orang yang mengajak pada ashobiyah (fanatik atas dasar kelompok atau suku atau bangsa). Bukan termasuk golongan kami, orang yang berperang atas dasar ashobiyah. Dan tidak termasuk golongan kami, orang yang mati karena ashobiyah” (HR. Abu Daud).
Sebelum Islam, suku Aus dan Khazraj berperang ratusan tahun, hanya karena urusan perbedaan suku dan bangsa (nasionalisie). Kemudian Islam datang untuk menyatukan hati mereka. Manusia itu sama di hadapan Allah, meskipun suku dan bangsanya berbeda. Islam kemudian menyatukan suku Aus dan Khazraj, lalu menyatukan mereka dengan suku-suku lain di jazirah arab, lalu menyatukan dengan suku-suku dan bangsa-bangsa lain di dunia.
*****
Sama sekali tidak terbersit setitik pun bahwa pada aktivis HTI akan menghancurkan Indonesia. Sebab mereka adalah orang Indonesia, ayah ibunya orang Indonesia, saudaranya orang Indonesia, dan temannya orang Indonesia. Sungguh tidak masuk akal sehat, jika aktivis HTI ingin menghancurkan Indonesia. Sebaliknya, justru aktivis HTI ingin agar Indonesia lebih baik dan lebih baik lagi. Harapan HTI, Indonesia menjadi baldah thayyibah (negeri yang sejahtera) dan robbun ghofur (diridloi Allah). Secara jujur jika masyarakat diklasifikasi berdasarkan thayyibah dan robbun ghafur, maka kita akan dapat empat tipe masyarakat
Pertama, masyarakat yang sejahtera dan diridloi Allah. Keadaan inilah yang pasti diharapkan oleh semua umat Islam, termasuk aktivis HTI. Visi kemasyarakatn harusnya menuju ke sini. Kedua, tidak sejahtera tapi diriloi Allah. Kalau bisa, kita jangan seperti ini. Ketiga, sejahtera namun tidak diridloi Allah. Semoga Indonesia tidak seperti ini. Keempat, tidak sejahtera dan juga tidak diridloi Allah. Sungguh kita berlindung kepada Allah agar Indonesia tidak seperti ini.
Jika kita bertanya secara jujur: bagaimana dengan kondisi Indonesia dan negeri-negeri Islam yang lain? Secara pribadi, saya sangat berharap berada pada tipe pertama. Tapi, jika melihat realita yang ada, dengan sangat prihatin, saya katakan, “kita berada pada posisi ke empat”. Terus terang, kita sangat sedih berada pada kondisi ini, tapi memang begitulah kondisinya.
Lalu, bagaimana caranya agar kita menjadi masyarakat yang sejahtera dan diridloi Allah?
Untuk mencapai kesejahteraan, sebetulnya tidak sulit. Yang diperlukan hanya dua, yaitu SISTEM atau aturan yang secara rasional mengantarkan pada kesejahteraan; dan kedua sistem itu dilaksanakan oleh PEMIMPIN yang konsisten dengan sistem yang ada. Inilah yang dilakukan di Jepang, Singapura, dan lain-lain. Bagaimana agar petani sejahtera, sebenarnya gampang, buat sistem atau aturan agar petani dapat menghasilkan hasil yang optimal, lalu sediakan pasar yang baik. Sementara kesehatan, pendidikan keluarganya dan lain sebagainya memang diatur oleh negara untuk mencapai semua itu. Insya Allah mereka akan sejahtera. Untuk melaksanakan aturan yang ada, kemudian secara konsisten, dikawal dan dijaga oleh pemimpin yang visioner dan konsisten dengan visi itu. Dengan dua hal ini, insya Allah, masyarakat akan sejahtera. Jadi, kalau hanya untuk mencapai kesejahteraan, memang tidak perlu Khilafah dan syariah. Kesejahteraan, bisa terjadi di dalam sistem Khilafah dan bisa tidak menggunakan sistem Khilafah.
Kemudian, bagaimana caranya agar diridloi Allah? Maka dalam hal ini, tidak ada cara lain kecuali dengan ketaatan penuh kepada Allah SWT. Allah tidak akan ridlo, jika masyarakat menerapkan sistem hukum, selain sistem hukumnya Allah. Agar diridloi Allah, harus dengan penerapan syariah secara total dalam kehidupan masyarakat. Syariah Allah, tidak akan pernah dapat diterapkan secara kaffah, kecuali dalam sistem Khilafah Islamiyah. Jadi, sangat tidak masuk akal, kita ingin diridloi Allah, tapi dengan menerapkan aturan yang bukan dari Allah swt.
Karena kesadaran inilah, aktivis HTI berjuang dengan sungguh-sungguh agar Indonesia menjadi baldatun thayyibatun wa robbun ghafur. Karena itu jika ada yang menganggap HTI mau menghancurkan Indonesia, itu sesungguhnya merupakan khayalan penuduh.
*****
Berikutnya jika ada yang mengatakan bahwa HTI akan memecah belah Indonesia, itu jelas merupakan tuduhan keji. Justru sebaliknya, HTI ingin agar Indonesia tetap utuh bahkan lebih besar lagi, seperti pada sejarah masa lalu.
Saat Timor-Timur mau melepaskan diri, HTI justru sangat aktif berperan agar hal itu jangan sampai terjadi. HTI melakukan demonstrasi di mana-mana, melakukan audiensi ke mana-mana, membuat tulisan dan selebaran yang intinya bahwa referendum hanyalah makar negara-negara Barat untuk memecah belah Indonesia. HTI melakukan upaya dan ikhtiyar yang maksimal, tetapi pengambil keputusan tetap berada di tangan pemerintah pusat. Dan akhirnya seperti yang diprediksi HTI, referendum itu dipenuhi kecurangan dan akhirnya Timor-Timur lepas dari Indonesia.
Hal yang sama, HTI melakukan berbagai kampanye untuk menolak gerakan separatisme oleh Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM), untuk memecah belah Indonesia dan memisahkan provinsi Papua dan Papua Barat dari Indonesia. OPM telah melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan melakukan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. HTI mengingatkan semua pihak, terutama pemerintah agar melakukan berbagai upaya serius untuk menghentikan gerakan separatisme ini. Namun, keputusan semuanya ada di tangan pemerintah pusat. HTI hanya bisa berusaha dan ikhtiyar.
HTI sangat tidak berharap, Indonesia yang ditinggali mayoritas umat Islam ini terpecah belah dan terkoyak. Jadi, jika ada yang mengatakan bahwa HTI ingin merusak dan memecah belah Indonesia, merupakan tindakan yang sangat keji.
Sedangkan tentang konflik di Afganistan, Irak, Suriah dan lain-lain tidak ada hubungannya dengan HTI atau HT. Konflik di Afganistan dan Irak murni karena serangan Amerika dan sekutunya ke sana untuk menguasai sumber daya alam di sana. Jika kita ingat, isu awalnya adalah karena negara ini dianggap melindungi teroris dan menyimpan Senjata Pemusnah Masal. Namun setelah negeri ini hancur berkeping-keping, senjata pemusnah massal yang dituduhkan itu tak kunjung diperoleh. Hingga saat ini negeri tersebut masih dalam keadaan konflik, perang dan nestapa lainnya. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan syariah Islam atau Khilafah, tetapi karena kerakusan Amerika dan sekutunya untuk menguasai negeri tersebut.
Konflik di Suriah juga sama. Tidak ada hubungannya dengan HTI atau HT dan syariah Islam. Konflik di sana terjadi karena penguasa di sana yang diktator membumi-hanguskan rakyatnya karena menuntut keadilan. Namun, alih-alih keadilan itu diwujudkan, justru rakyat yang melakukan demonstrasi damai justru dibombardir dengan sangat kejam di luar batas kemanusiaan. Saat ini, pemerintahan diktator Suriah dan dibantu sekutunya Rusia dan juga Amerika terus memuntahkan berbagai senjata mematikan di sana kepada anak-anak dan wanita.
Konflik di Palestina juga sama. Tidak ada hubungannya dengan HTI atau HT. Konflik di sana terjadi, karena penjarahan dan penindasan Israel yang berada di luar batas kemanusiaan kepada Bangsa Palestina. Di sana anak-anak kecil dan wanita dibunuhi oleh pasukan Israel dengan senjata lengkap. Sungguh kekejaman di sana tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Semua konflik dan kekacauan di sana sama sekali tidak ada hubungannya dengan syariah, Khilafah, HTI atau HT. Justru semua konflik yang dipicu oleh keserakahan Kapitalisme dengan mengorbanan warga masyarakat lemah yang tidak berdosa.
Menuduh HT dan HTI sebagai biang kerusuhan dan konflik di sana seperti menuduh bahwa “musim hujan telah menimbulkan kekeringan dimana-mana”. Tuduhan ini bukan hanya didasari oleh kebodohan, tetapi mungkin juga oleh kematian nurani. Sebab, semua konflik dan kekacauan di sana tidak ada hubungannya dengan syariah dan Khilafah, sebaliknya semua konflik itu terjadi justru karena ketiadaan Khilafah.
*****
HTI berjuang justru untuk kebaikan Indonesia dan dunia Islam. HTI sama sekali tidak pernah berharap kehancuran dan perpecahan Indonesia. HTI berikhtiyar dengan sungguh-sungguh agar Indonesia dan dunia Islam yang lain menjadi baldatun thayyibatun wa robbun ghafur, yaitu menerapkan syariah secara kaffah dalam bingkai Khilafah.
Wallahu a’lam.
oleh: Choirul Anam
Sumber : Source link
0 notes
ziishouraya · 8 years ago
Photo
Tumblr media
"mbak.. Mbak.. Cina.. Ya..?!" Kalimat pertanyaan sekaligus penegasan yang memang seharusnya tidak membutuhkan sebuah jawaban. Kalimat itulah yang pertama kali terlontar dari bibir seseorang waktu pertama kali bertatap muka denganku. Mulai dari abang ojek online, taksi online, warteg sebelah mesjid deket rumah, tukang telor gulung depan sd, emak jualan nasi uduk samping kantor, abang gorengan samping fly over slipi, sampai mama saya pun bingung, kok tiba-tiba muncul anak cina dirumah. Semua menafsirkan seperti itu karena mungkin hampir 50% wajah ku mirip dengan artis tionghoa eh salah etnis tionghoa. Hee.. Ketika pertanyaan terlontar, saya hanya senyum-senyum simpul saja, sambil sesekali kadang menggoda si penanya dengan jawaban usil. "Oh, Iya mas. Saya Chinese betawi" "ooh pantesan neng cantik bgt, ada keturunan cina jg, gak salah tebak kan saya. " Langsung seketika itu rasanya pengen gw cium tangan orang yang nanya tersebut, sambil bilang terima kasih. Atau kalau lagi pengen jawab serius, "nah, bukan pak.. Saya orang pasar minggu, beneran dah, emak bapak saya dari sono, gede disono jg". (diem 3 detik, sambil gak percaya) "aah, masa si neng, kok kayak cina?!" "naaahhh.. Emang pan gitu pak, orang Betawi mukanya ntu, kalau gak kayak cina, kayak Arab, ya kayak aau aah gelap" Hahahaha.. Langsung seketika kita berdua ketawa kenceng. Si penanya langsung salting dan bilang "aahhh neng bisa aja". Begitulah sebagian besar masyarakat Indonesia masih membedakan satu dan yang lainnya dengan sebutan suku ataupun etnis. Ini bukan yang pertama kali, sudah puluhan tahun saya hidup di Jakarta dan memang sukuisme masih terlihat kental dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Tidak lah menjadi masalah, karena Indonesia menjadi kaya dengan memiliki berbagai suku dan bahasa, Indonesia terlihat unik dari harmonisnya kehidupan bernegara dengan berbagai agama dan kepercayaan. I'm so proud be Indonesian. EVER! Tapi terlihat lucu ketika antara satu dan yang lainnya dibedakan dengan sebutan etnis atau suku, termasuk etnis keturunan tionghoa. Mungkin sudah ribuan pertanyaan yang diajukan perihal wajah dan penampilan saya yang kelihatannya seperti keturunan tionghoa. Memang ada.. kakekku yang merawat hingga membesarkan ku, ia keturunan etnis tionghoa bermarga "Tan", hanya saja beliau adalah kakek tiriku, sedangkan kakek asli ku suku betawi pinggiran asli, yang berwajah memang selayaknya orang betawi. Tidak masalah buatku ketika orang berpersepsi bahwa aku berketurunan tionghoa. Hmm.. Apa salahnya? Menurutku tak ada masalah. Memang nya waktu dalam perut, saya bisa memilih kalau Tuhan berikan saya wajah mirip Rani Mukerjee atau Taylor Swift. Tuhan sudah memberikan porsinya masing-masing. Selain wajah, terkadang ada beberapa orang yang menyangkut pautkan wajah ku yang sedikit kelihatan seperti etnis tionghoa ke bidang pekerjaan. "Oh, pantes ya kamu keterima dan diangkat karyawan di Bank XxX karena wajah mu seperti kebanyakan etnis yang bekerja disana". Nah, kalau statement a.k.a pernyataan seperti ini, yang mesti saya filter baik-baik. Terkadang memang manusia memberi pendapat dari apa yang mereka lihat secara mendasar bukan mendalam, berdasar apa yang dikatakan dari mulut ke mulut bukan dari hasil penelitian berdasarkan data. 18 tahun saya dibesarkan dengan didikan kakek beretnis tionghoa dan nenek bersuku betawi. Kakek yang luar biasa, pebisnis, pantang menyerah, inspiratif, pekerja keras. Terkadang disaat aku mulai merasa lelah dalam hidup, banyak ucapan beliau yang terekam di memori otak saya dan seketika seperti diputar kembali, sehingga banyak hal yang terlewati dengan mudah. Beliau yang menginspirasi bahwa anak perempuan betawi harus berpendidikan tinggi dan tidak boleh manja, beliau yang selalu menghargai setiap prestasi yang aku raih, dan beliau yang membesarkan hati ku ketika aku gagal meraih berbagai impian ku. "Jadilah anak yang pintar neng, sekolah yang tinggi, belajarlah prihatin seperti orang perantauan, ketika kamu berhasil baru kamu tunjukkan kalau kamu adalah orang asli betawi". "jatuh segitu aja, memar sedikit biasa, main lah yang jauh, belajar dari hidup orang lain, kamu akan lebih bisa menghargai hidupmu sendiri". "kakek bangga kamu bisa berhasil neng". Dan aku menyebut beliau kakek yang luar biasa. Begitupun dalam hal bekerja, memang hampir 70% para pekerja di tempat ku bekerja beretnis tionghoa. Tidak ada diskriminasi yang aku rasakan selama hampir 3 tahun bekerja. Malah banyak sekali pelajaran yang diambil ketika bekerja dengan mereka. Gigih, pekerja keras, disiplin, mau terus belajar dan berkembang, pemberi motivasi, detail, dan ulet. Dan tidak salah kalau sebagian besar posisi dan jabatan diduduki oleh mereka keturunan etnis tionghoa. Sebagai generasi yang tumbuh dengan segala kemudahan teknologi, seharusnya bukan pada masa nya lagi, kita terdoktrin akan etnis keturunan yang mengambil alih banyak posisi taktis dan strategis, bukan pada zamannya lagi kita hanya bisa ikut berkomentar tanpa memberikan kontribusi. Sebenarnya bukan kepada etnis nya, suku nya, agama nya, budaya nya. Tapi kepada apa yang telah dikontribusikan dan apa yang ditingkatkan dari produktivitas pekerjaan, skill, knowledge, dan komunikasi kita terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Janganlah mendeskreditkan diri dengan menonjolkan kekurangan. Tingkatkanlah kelebihan yang kita miliki. Karena Tuhan telah menciptakan manusia sebegitu sempurna nya. Terima kasih Tuhan. Happy Chinese New Year 2568 *shouraya
0 notes
semkaroba · 7 months ago
Text
Fenomena Dominasi Sukuisme Menarik di Cermati, Tapi Tak Menarik di Tatanan Demokrasi
Posted By: Adminon: Monday, 17 October 2022 | 13:16In: Daerah, Mentawai, Oleh : Rahmat Hidayat (Presidium MD-KAHMI Mentawai) Matasumbar.com – Perbincangan Pilwana (Pemilihan Wali Nagari) yang akan digelar di beberapa daerah di Sumatera Barat tahun 2024 tidak kalah hangat dibandingkan pilpres 2024. Sering kita mendengar guyon setengah serius dilapau kopi kalau bukan suku A, atau suku B jangan…
View On WordPress
0 notes
semkaroba · 7 months ago
Text
Pengertian Sukuisme dan Penjelasan Lengkapnya
8 Juni 2023 21:18 WIB Ilustrasi Sukuisme. Sumber: Unsplash Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan Sukuisme adalah adanya perasaan yang sangat menjunjung tinggi ikatan sosial yang ia miliki. Tentunya, hal ini sebaiknya dihindari agar tidak menimbulkan suatu hal yang merugikan.Dikutip dari buku Benarkah Injil Kabar Baik?, sukuisme merupakan isu yang sangat…
View On WordPress
0 notes
semkaroba · 7 months ago
Text
Demokrasi Kesukuan vs. Demokrasi Sukuisme
Pembukaan Saya sebagai seorang pemikir dan penggagas jenis demokrasi yang dapat diterapkan di tengah-tengah suku-suku masyarakat adat di seluruh dunia, yang saya sebut sebagai demokrasi di dalam konteks suku-suku harus mengakui bahwa gagasan Demokrasi Kesukuan telah mendapatkan banyak tantangan dan kritik, terutama dari orang Papua sendiri. Saya sangat paham, bahwa penggunaan istilah “kesukuan”…
View On WordPress
0 notes
semkaroba · 7 months ago
Text
Pengertian Sukuisme dan Implikasi Luas Sukuisme dalam Masyarakat Plural
Pengertian Sukuisme dan Implikasi Luas Sukuisme dalam Masyarakat Plural Pengertian Sukuisme – Artikel dalam tulisan ini bermuatan ras, etnis, atau golongan, tetapi artikel ini tidak bertujuan untuk menghasut suku tertentu, atau bermaksud untuk menjelek-jelekkan ras atau golongan tertentu, melainkan sebagai suatu solusi dan cara pencegahan masalah dari fenomena kesukuan yang terjadi di…
View On WordPress
0 notes