#Source: artesie
Explore tagged Tumblr posts
Text
2 notes
·
View notes
Text
Mengenal Lebih Dekat Al-Biruni, Cendikiawan Muslim Nan Jenius Dari Uzbekistan
KONTENISLAM.COM - Islam lekat dengan perdaban dan kemajuan ilmu pengetahuan. Salah satu sosok cendikiawan Islam yang namanya harum dikenang sejarah adalah Abu Rahyan Mohammed ibn Ahmad al-Biruni, atau juga dikenang sebagai Al-Biruni. Bukan hanya pada lembaran sejarah, nama dan warisan ilmiahnya abadi hingga saat ini. Dia merupakan tokoh jenius yang mengangkat matematika ke tingkat di mana dia merangkul dan melengkapi hukum alam. Dalam Free Online Open Lecture On Islamic Civilization In Uzbekistan yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Uzbekistan di Indonesia dan International Islamic Academy Of Uzbekistan pada Kamis (6/5), Senior Lecture at the International Islamic Academy of Uzbekistan Dr. Avazbek Ganiyev menuturkan bahwa sepanjang hidupnya, Al Biruni dari Khwarazm, Uzbekistan (973 hingga 1048) mendedikasikan diri untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Untuk orang yang hidup di masa tersebut, Al Biruni adalah seseorang yang memiliki pemikiran melampaui zamannya. Dia berkontribusi nyata dalam banyak aspek sains, seperti terigonometri, astronomi, geografi, sejarah, geologi serta geosedi. "Dia tidak pernah mengeksploitasi karyanya sebagai sarana untuk mencapai ketenaran, otoritas, atau keuntungan materi," ujar Ganiyev. "Ketika Sultan Masood mengirimikan kepadanya tiga unta yang membawa koin-koin perak sebagai penghargaan atas karya ensiklopedisnya "Al-Qanooon al-Masoodi" (Kanon Mas'ud), Al-Biruni dengan sopan mengembalikan hadiah kerajaan itu sambil berkata, 'Saya mengabdi demi ilmu dan bukan demi uang'," sambungnya. Begitu harumnya nama Al-Biruni serta kontribusinya dalam ilmu pengetahuan, sampai-sampai banyak akademisi di zaman selanjutnya yang mengapresiasi dan memberikan penghormatan tertinggi padanya. Salah satu apresiasi datang dari sejarawan Jerman, Max Meyerhoff. Dia pernah menyebut bahwa Al-Biruni mungkin adalah tokoh paling terkemuka dalam kelompok cendekiawan Muslim yang dikagumi secara universal. "Dia juga merupakan tokoh yang kontribusinya di berbagai bidang membuatnya mendapatkan gelar "al-Ustadh" sang guru atau professor par excellence," terang Ganiyev. Bukan hanya itu, lanjutnya, pada tahun 1975, akademisi Tajik yang terkenal, Bobojon Gafurov, mendeskripsikan Biruni dalam artikel Unesco Courier sebagai seorang jenius universal yang jauh lebih maju dari masanya sehingga penemuannya yang paling cemerlang tampaknya tidak dapat dipahami oleh sebagian besar sarjana pada masanya. Sedangkan George Sarton , pendiri disiplin ilmu Sejarah, menamakan abad ke-11 sebagai Zaman Al Biruni. Lantas apa saja kontribusi Al-Biruni dalam ilmu pengetahuan? Lebih dari seribu tahun yang lalu, Al Biruni menghitung radius bumi. Dia pertama kali mengukur ketinggian sebuah bukit di dekat Benteng Nandana di provinsi Punjab Pakistan saat ini. Dia kemudian mendaki bukit untuk mengukur cakrawala. Dengan menggunakan persamaan trigonometri dan aljabar, dia mendapatkan nilai yang setara dengan 3928.77 mil Inggris, yaitu sekitar 99 persen dekat dengan jari-jari bumi saat ini. Berdasarkan perhitungannya, Al-Biruni juga mulai memikirkan kemungkinan bumi berputar mengelilingi matahari, sebuah gagasan yang akan diabaikan oleh polimatik waktu itu. Tapi Al-Biruni begitu yakin dengan logika dan nalurinya, sehingga dia banyak menulis tentang matahari, pergerakannya, dan gerhana. Bukan hanya itu, Al-Biruni juga menemukan instrumen astronomi, dan menggambarkan bagaimana bumi berputar pada sumbu, membuat perhitungan garis lintang dan bujur yang akurat. Dia mencatat teori dan pengamatannya dalam bukunya, "Al-Athar Al-Baqiya." Ia juga menulis risalah tentang bagaimana ketepatan waktu terjadi pada 1000 M, periode yang juga dikenal sebagai Era Kristen. Al-Biruni juga menemukan beberapa cara untuk menemukan utara dan selatan, dan menemukan teknik matematika untuk menentukan dengan tepat permulaan musim. Mengutip TRT World, Al-Biruni mengamati gerhana matahari 8 April 1019, dan gerhana bulan 17 September 1019. Yang pertama dilihatnya di Lamghan, sebuah lembah yang dikelilingi pegunungan antara kota Qandahar dan Kabul. Dia menulis, “Saat matahari terbit kami melihat bahwa sekitar sepertiga dari matahari gerhana dan gerhana itu memudar”. Dia mengamati gerhana bulan di Ghazna dan memberikan detail yang tepat tentang ketinggian yang tepat dari berbagai bintang terkenal pada saat kontak pertama. Dia juga menggambarkan Bima Sakti sebagai kumpulan pecahan bintang samar yang tak terhitung jumlahnya. Sementara itu dalam bukunya, "Al-Tafhim-li-Awail Sina'at al-Tanjim", dia merangkum karyanya tentang Matematika dan Astronomi. Karya tersebut diterjemahkan oleh Ramsay Wright pada tahun 1934. Kontribusi Biruni pada fisika mencakup pekerjaan pada mata air dan penentuan yang akurat dari berat spesifik delapan belas unsur dan senyawa termasuk banyak logam dan batu mulia. Bukunya "Kitab-al-Jamahir" membahas properti dari berbagai batu mulia. Dia adalah pelopor dalam studi tentang sudut dan trigonometri. Dia mengerjakan bayangan dan tali lingkaran, dan juga mengembangkan metode untuk memotong sudut. Dia menguraikan prinsip posisi dan juga membahas angka India. Sedangkan di bidang geologi dan geografi, Al-Biruni berkontribusi pada letusan geologi dan metalurgi. Dia menjelaskan cara kerja mata air alami dan sumur artesis dengan prinsip hidrostatik kapal komunikasi. Berdasarkan karya ilmiahnya, dia disebut sebagai pendiri geodesi. Bukunya "Al-Athar Al-Baqiyah fi Qanun al-Khaliyah", dia membahas sejarah kuno dan geografi, dan diterjemahkan oleh Edward Sachau. "Warisan ilmiah Al-Biruni telah menginspirasi para ilmuwan dan ahli matematika selama beberapa abad dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Namanya tetap dikenang dan dihormati bahkan hingga hari ini," kata Ganiyev. (RMOL)
from Konten Islam https://ift.tt/2Q0e3d4 via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/05/mengenal-lebih-dekat-al-biruni.html
0 notes
Text
Black Tape Project Tape Art Swimwear Fashion Show Miami Swim Week 2019 Art Hearts Fashion
youtube
Yaers Vogue TV https://www.yaers.com Miami Swim Week Vogue Reveals https://ift.tt/2Yu1XMo
The Black Tape Mission Tape Artwork Swimwear Vogue Present Miami Swim Week 2019 Artwork Hearts Vogue
Video shot by Yaers Vogue TV. All rights reserved.
Music from YouTube Audio Library
[Support Yaers Fashion TV to shoot and create more videos – affiliate links] Superior music I take advantage of for a few of my movies: http://bit.ly/YaersArtlist (Get 2 EXTRA months) Wonderful inventory footage on your movies: http://bit.ly/YaersArtgrid (Get 2 EXTRA months) Make your Amazon purchases right here https://amzn.to/2SMpEcz
See extra Miami Swim Week 2019 style exhibits on our channel. Swimwear and swimsuit designers and types from world wide present cased their SS2020 collections throughout Miami Swim Week 2019. Miami Worldwide College of Artwork & Design Swim Present, Paraiso Upcycle Problem Presentation, Natasha Tonic x miami Metropolis Ballet Faculty, Wildfox, Monday Swimwear, Aguaclara, Agua Bendita, iShine365 the label x Capittana Swim, Model Saves Swimwear, Monica Hansen Beachwear, Acacia, Luli Fama, Sinesia Karol, Becca Swim x Kendra Scott, Badgley Mishka, Poema Swim, Chloe Rose, Vogue Palette TJ Swim, Lil & Emm, VDM the Label, Lahana Swim, Sage Swim, Nookie, Vincija Swim & Sonya Swim, Baes & Bikinis, Maaji, Two Piece Mafia x Yolanda Ventura, Life by Model Swimwear, Nu Wave Swim, Bleu Rod Beattie, Charmosa, Gottex, Parke & Ronen, Crimson Carter, Revival, Tori Praver, Vitamin A, Liliana Montoya, CA-RIO-CA Sunga Co, Self-importance Couture, Vichi Swim, Nash Seaside, Aguq Blu Swim, Orphic London, Joseph & Alexander, Asherah Swim, Chavez Inc, Ivy Swimwear, Lounge Underwear, Luxe Isle, Waikiki Swim, Pas Jalou Swimwear, Fernando Alberto Atelier, Artesy Atelier, 209 Mare, BFYNE, OMG Swimwear, Surf Gypsy, Lila Nikole, Surf Souleil, Argyle Grant, Jacque Design Swim, Sanguel Katak, Carmen Steffens, Mister Triple X, Black Tape Mission source
from WordPress https://ift.tt/2FyA5hv via IFTTT
0 notes
Note
1,3,4,5,6,13,14,19,20,24 for the inquisitor meme? 👀🔍
Oh, thanks. :’)
Uhh, I’ll try and split these up between Accalia and Evelyn. Odds for Evelyn, Evens for Accalia.
1. What is your Inquisitor’s name & race?
Evelyn Trevelyan, human female!
3. What do they look like? (add screenshots, drawings, descriptions!)
(this lovely icon comes from a drawing made by @artesiant)
4. How did they feel about being called “The Herald of Andraste”?
Oh, man, Accalia is so uncomfortable. It leaves her skin crawling because she doesn’t believe in the Maker, but she, like Evelyn, believes in the stuff Andraste did; she doesn’t believe she’s a higher being now, though. So being told that she’s the Herald for this dead woman who’s supposedly the bride of this almighty God is like, really nerve wracking and Accalia would much prefer her Creators.
5. What are their religious beliefs, if they have any?
None, lmao.Evelyn’s just like fuck religion.
6/ What is their opinion on the Mage/Templar war?
It terrifies the shit out of Accalia even though she wasn’t a part of it when it broke out. Even though she wasn’t the most experienced mage, she was still safe in her clan, away from templars. And then, when she’s dubbed the Herald of Andraste, she finds out more information about the war, only vaguely knowing about it beforehand. She finds that it was inevitable but its scale is larger than it should be and all the innocents caught in it don’t deserve to have this be a part of their lives. Dealing with the templars scares the hell out of her because she knows of their abilities, and she’s scared about how that could be her downfall. And at the same time, the apostates scare her because they are likely to be far more skilled in magic than she is.
All-in-all, Accalia thinks that the war was going to happen no matter what, but both sides are at fault for bringing it to this scale and endangering the lives on countless innocents.
13. How do they feel about the Chantry?
Initially, Evelyn had no problem with it until she questioned her belief. That’s when she began reading from outside sources, finding out the different interpretations of certain things. And as she grew older, she just moved farther and father away from the reach of the Chantry, mentally. Because even though she didn’t agree with the Chantry’s teachings, she was still living with her family, therefore she still had her close ties to it. However, Evelyn tried to use those close ties to her benefit, all while still maintaining her disbelief and her opinions.
14. Which demon is most frightening to them?
Fear. That demon will literally make Accalia unable to fight by playing off her nightmares and fears; it’ll toy with her concerns and insecurities, making her overly-thought-out scenarios seemingly come to life thus definitely eliciting the response it wants from her.
19. Did they use the templars or the mages to close the breach?
Evelyn used the aid of the templars!
20. What was their court approval like at the winter palace? did they have any fun at all?
(Since I haven’t hit that quest with Accalia, I’ll be answering for Evelyn.)
Evelyn actually came out with full approval! Being a noble helped give her a good start and have knowledge of how the Game worked. She pulled strings in her favor and knew what to say to remain coy.
Overall, Evelyn found the whole thing to be tiring. She didn’t get to have as much fun as she wanted thanks to Florianne’s bullshit and politics in general. After the whole ordeal, she was just so fucking exhausted but glad that it was over. Her only dance was the one with Florianne and looking back at it now makes her stomach turn because she was the mastermind behind everything.
But then Cullen came in and invited her to dance, which Evelyn found pleasantly ironic since he unintentionally turned her down on instinct because “templars don’t dance”. They shared a lovely dance together on the balcony, away from the peering eyes of the Orlesian court.
24. What is their opinion on blood magic? Would they ever use it, if given the chance?
Like most things, it frightens Accalia. She thinks it’s sickening to an extent, but that’s possibly because her knowledge of it was only from her Keeper. When she learns more about it, it becomes somewhat intriguing to her? She considers blood magic to be a blade; it can be used for good (using it to defend and save others) or for bad (using it to harm and/or kill people).
She might even try to figure out if there’s a way for blood magic to be used in helping people who may be bleeding internally or just losing a lot of blood.
If given the chance, Accalia would consider it; she’d be like Merrill, using her own blood and being revolted by the thought of using the blood of someone unwilling to be a part of it.
#numbaoneflaya#Middy Answers#long post#evelyn trevelyan#accalia lavellan#inquisitor trevelyan#inquisitor lavellan#dragon age#middy's dragon age ocs#middy's inquisitors#middy's ocs
2 notes
·
View notes
Photo
Masalah HIPPAM Belum Terpenuhi, Wanedi: Itu Sudah Kita Programkan
MALANGTODAY.NET - Masalah ketersediaan air bersih di Kota Malang nampaknya belum dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat. Salah satunya ada wilayah Gadingkasri RW 6, Kota Malang. Indrawanto (53) ketua RW 6 mengungkapkan, bahwa ketersediaan air bersih berupa Himpunan Penduduk Pemakaian Air Minum atau HIPPAM masih sangat minim. Hal tersebut menurutnya sangat mengganggu aktivitas warga sehari-hari. Baca Juga: KPK Diminta Usut Tuntas Dugaan Kasus Korupsi di Kota Batu "Masalah kita adalah masalah HIPPAM, air yang sebenarnya untuk dikonsumsi masyarakat ternyata tidak bisa diminum karena kotor," kata Indrawanto Jumlah HIPPAM yang ada di RW 6 adalah sebanyak dua titik. Meski begitu, Indra mengaku kedua HIPPAM tersebut tidak bisa digunakan. "Tidak ada satupun warga yang gunakan HIPPAM, airnya kotor kabeh (semua) kalau pake cuci mobil atau motor mungkin bisa," ucapnya kesal Untuk keperluan air minum lanjutnya masyarakat terpaksa membuat sumur bor. [caption id="attachment_227798" align="aligncenter" width="1068"] Ahmad Wanedi saat berada di kawasan Gadingkasri (Choirul Anwar)[/caption] Baca Juga: Tim Pemengan SAE Terus Bergerak, Kini Paguyuban Pendaki Gunung Ikut Deklarasi "Terpaksa buat sumur sendiri," jelasnya Oleh karenanya ia berharap agar pemerintah dapat membangun sumur artesi bagi masyarakat, sehingga ketersediaan air bersih di wilayah Gadingkasri semakin terpenuhi. "Kalau bisa dibangun sumur artesi," ucapnya Menanggapi masalah tersebut, kepada warga Calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut 1 Ahmad Wanedi, menyampaikan bahwa masalah air bersih telah menjadi program prioritas pasangan Nanda-Wanedi. Baca Juga: Pembangunan RS PMI Kabupaten Malang Segera Direalisasikan "Itu sudah kita programkan, jadi masalah ketersediaan air bersih akan kita prioritaskan," kata Wanedi Penyaluran air bersih melalui HIPPAM dan PDAM lanjutnya akan semakin ditingkatkan sehingga ketersediaan air bersih di kota Malang terpenuhi. "Air bersih harus dirasakan oleh seluruh masyarakat kota Malang, sehingga tidak ada masyarakat yang mengeluh lagi tentang air bersih" katanya melanjutkan menjelaskan 25 program Aksi Menawan.
Reporter: Choirul Anwar Editor: Annisa Eka Safitri
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/masalah-hippam-wanedi-programkan/
MalangTODAY
0 notes
Photo
Menilik Rencana Pemkot Malang Eksploitasi Sumber Air Dalam Kota
MALANGTODAY.NET - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang belum lama ini berencana untuk melakukan eksploitasi sumber air yang ada di dalam kota. Selain itu, juga akan melakukan pengeboran di beberapa titik yang dirasa mampu untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat di kota pendidikan ini. Hal itu dilakukan, lantaran belum lama ini terjadi sedikit perbedaan pendapat antara Pemerintah Kota Malang dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Malang sebagai pemasok air di kota yang berjuluk sebagai kota kembang ini. Sekertaris Daerah Kota Malang, Wasto belum lama ini menyampaikan, dalam perubahan anggaran (PAK) APBD 2017, rencana eksploitasi dan menciptakan sumber air baru memang masuk dalam agenda baru. Di mana tahun ini, anggaran sebesar Rp 26 Miliar akan dialokasikan kepada PDAM Kota Malang untuk mewujudkan impian membuat sumber air secara mandiri itu. "Jadi akan memanfaatkan debit air yang ada di Merjosari, dan pengeboran dibeberapa titik sebagai sumber alternatif," katanya pada Wartawan. Meskipun saat ini masih akam kembali dilakukan negoisasi dengan PDAM Kabupaten Malang, upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumber air di dalam kota menurutnya akan tetap dilakukan. Sehingga, masyarakat yang belum mendapat aliran pemanfaatan air secara maksimal dapat menggunakan sumber yang ada. Namun secara historis, sumber air bersih yang didapatkan Kota Malang sejak masa pemerintahan Hindia Belanda adalah berasal dari wilayah Kabupaten Malang. Salah satunya di daerah Karangploso yang letaknya memang berada di kaki gunung Arjuno. Dalam skripsi sejarah berjudul Pengelolaan Air Bersih Di Kota Malang Tahun 1912 - 1942 karya Sarjana Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang (UM), Efa Wahyu Puspita, disebutkan, di kawasan tersebut ada beberapa sumber air yang dimanfaatkan oleh pemerintah Kota Malang masa Hindia Belanda, yaitu Sumbersari, Karangan, dan Binangun. Sumber air itu pun sukses dibangun dan berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat. Dicontohkan untuk eksploitasi sumber air di Sumbersari Karangploso misalnya, yang mulai dikerjakan pada tahun 1925. Sumber air tersebut memiliki debit air 50 L per detik. Jauh sebelum itu, ternyata penduduk Kota Malang telah memanfaatkan air yang ada di aliran sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Salah satunya adalah Sungai Brantas. Namun setelah kedatangan masyarakat Eropa yang sangat tertarik menjadikan Malang sebagai kota pemukiman yang baru selain Batavia, pemanfaatan air sungai pun mulai dikurangi. Pengetahuan akan air bersih mulai berkembang seiring tumbuhnya pemukimam bangsa Eropa. Di mana aliran air bersih pun dibuat seperti yang ada di Belanda. Salah satunya dengan membuat sumur artesis sebagai pasokan air sementara. Sumur itu, lanjut Efa, dibuat hanya berdasarkan perkembangan jumlah penduduk. Karena biayanya sangat tinggi dan jumlah penduduk di Kota Malang saat itu semakin besar, maka pemerintah saat itu membuat kebijakan untuk mengalirkan air melui pipa dengan sumber air yang lebih besar. "Jadi mulanya masyarakat memang menggunakan air di sungai, lalu muncul pengetahuan terkait hieginis air bersih maka muncul sumur arteri. Jumlah penduduk membludak, muncul kebijakan mengaliri air ke rumah penduduk dengan pipa, seperti PDAM saat ini dan memanfaatkan sumber air yang lebih besar," terang mahasiswa Magister Pendidikan Sejarah UM itu pada MalangTODAY.net, Senin (28/8). Tak hanya kawasan di Karangploso, beberapa kawasan lain seperti Sumber Wringin yang ada di Kecamatan Tumpang dan Sengkaling. Namun karena beberapa hal dan pertimbangan, dua sumber itu pun tidak jadi dimanfaatkan di Kota Malang.
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/menilik-rencana-pemkot-malang-eksploitasi-sumber-air-dalam-kota/
MalangTODAY
0 notes