#Soekemi
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kutjing Ireng (Achmad) - Achmad & Soekemi
0 notes
Text
Ir. Soekarno; Sang Proklamator yang Berakhir dalam Pengucilan
JAKARTA | Priangan.com – Ir. Soekarno adalah tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lahir di Surabaya, 6 Juni 1901, pria yang akrab disapa Bung Karno itu memiliki nama lahir Kusno Sosrodiharjo. Ia adalah putra dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Namun, lantaran kala itu Kusno sering sakit-sakitan, sang ayah pun akhirnya…
0 notes
Text
Togar Situmorang Mengingatkan Tentang Konsep TRI SAKTI Dalam Memperingati Hari Kelahiran Bung Karno
Istilah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sosok Soekarno atau Bung Karno, sang Proklamator Indonesia. Pancasila lahir tanggal 1 Juni 1945 dan diucapkan pertama kali dalam Pidato Bung Karno dalam sidang BPUPKI.
Bulan Juni identik dengan Bulan Bung Karno, hal tersebut tidak lepas dari beberapa moment bersejarah yang lekat dengan Presiden Pertama Republik Indonesia tersebut, seperti Hari lahir Pancasila, hari kelahiran Bung Karno, hingga hari wafatnya pun juga di bulan Juni.
Dr. Ir. H. Sukarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. beliau lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 6 Juni 1901. Putera 'Sang Fajar' lahir dari pasangan Soekemi dengan Ida Ayu Nyoman Rai dengan nama kecil Koesno Sosrodiharjo.
Sukarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada 17 Agustus 1945.
Sukarno juga yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.
Dalam memperingati hari kelahiran bapak bangsa tersebut, advokat kondang dan pengamat kebijakan publik Togar Situmorang, SH.,MH.,MAP.,C.Med.,CLA mengingatkan tentang konsep Tri Sakti dari Bung Karno.
Harus kita ingat bahwa Bung Karno telah melahirkan satu gagasan kongkrit yang dinamakan TRISAKTI, yakni, Berdaulat di bidang politik, Berdikari dalam bidang ekonomi, serta Berkepribadian dalam bidang kebudayaan. Dan hingga hari ini, pemikiran Bung Karno yang sangat brillian tersebut masih tetap relevan dijadikan pedoman bagi bangsa ini,” ujarnya
Lebih lanjut, Togar mengatakan bahwa saat ini Indonesia memiliki banyak tantangan yang dapat merongrong persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa yang berbhinneka tunggal ika.
Berbagai paham yang berinduk pada kapitalisme dan liberalisme telah berseliweran setiap hari di kehidupan kita. Belum lagi maraknya tindak-tindak kekerasan ataupun pemaksaan kehendak yang berkedok agama. Semuanya itu menjadi pemandangan yang sering terlihat dalam proses berbangsa dan bernegara kita.
Lebih luas lagi Advokat yang sering disapa “Panglima Hukum” mengingatkan, sebagai negara yang berdaulat tentu kebijakan politik luar negeri kita tidak boleh ada satu negarapun yang mendikte kita. Menciptakan perdamaian dunia sebagai salah satu tujuan kita bernegara harus terus diemban, khususnya dalam mensikapi adanya negara-negara yang sedang berseteru atas wilayahnya.
Demikian juga dengan keberdikarian kita di bidang ekonomi. Peta jalan ekonomi kita dalam menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia harus benar-benar berdasarkan keputusan negara kita sendiri. Pemerintah boleh melakukan kerjasama ekonomi antara negara.
Tapi dalam melakukan kerjasama tersebut, kesetaraan dan kemandirian kita harus menjadi prasyarat utamanya. Kita harus menolak jika kerjasama-kerjasama yang ditawarkan oleh negara lain tersebut hanya meletakkan Indonesia hanya menjadi pasarnya semata.
Sama halnya dengan bidang kebudayaan. Indonesia adalah negara yang sangat kaya dan dikenal memiliki budaya bangsa yang adiluhung. Dan tugas kita bersama untuk menjaga itu semua.
Mari kita tetap kobarkan semangat dari Sang Proklamator untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik dan maju. Kami segenap Keluarga Law Firm Togar Situmorang, PBH Panglima Hukum, PT. Bali Global Service mengucapkan “Selamat Hari Lahir Bung Karno” tutup CEO & Founder Law Firm “TOGAR SITUMORANG“ dengan kantor pusatnya di Jl. Tukad Citarum No.5 A, Renon, Denpasar Selatan dan Jl. Kemang Selatan Raya No.99, Gedung Piccadilly,Jakarta serta Jl. Pengalengan Raya No.355, Bandung, Jawa Barat.
2 notes
·
View notes
Text
Fakta Tentang Ir Soekarno, Presiden Pertama Indonesia yang Wajib Kamu Tahu! https://www.fajarpendidikan.co.id/fakta-tentang-ir-soekarno-presiden-pertama-indonesia-yang-wajib-kamu-tahu/?feed_id=14301&_unique_id=629dc704c2b04
0 notes
Photo
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika. Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926. Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Lanjut di kolom komentar 👇 Sumber : Perpusnas.go.id #profil #presidensoekarno #indonesia #infografik #papranistimewa #paparanmediadotcom https://www.instagram.com/p/CNU5FU3lHTO/?igshid=1h051fv34370l
0 notes
Text
Di Bandung: Darah Muda Soekarno
Barangkali dengan nada sedikit menekan ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda, H. W. Daendels, berkata kepada Bupati R. A. Wiranatakusuma II usai meresmikan jembatan yang melintasi Cikapundung. Setelah menancapkan tongkatnya pada satu titik, Daendels berucap, "Zorg, dat als ik terug kom hier ee stad is gebouwd" (Usahakan, bila saya datang kembali ke sini, sebuah kota telah dibangun). Peristiwa itu terjadi pada tahun 1809.
Daendels tentu tak pernah main-main denngan omongannya. Ia yang berkuasa selama tiga tahun, dikenal sebagai gubernur jenderal ambisius dengan pembangunan infrastruktur. Sebagai contoh, masa jabatannya yang singkat tak menyurutkannya mewujudkan jalan raya sepanjang 1000 kilometer. Dari Anyer di ujung barat Pulau Jawa, ke Panarukan di ujung Timurnya. Sebuah jalan yang dibuat secara kolosal, melibatkan sejumlah masyarakat pribumi yang tak terhitung menjadi korban. Sastrawan legendaris, mendiang Pramoedya Ananta Toer, bahkan secara khusus menuliskan proyek besar yang kelam itu dalam sebuah buku bertajuk, "Jalan Raya Pos, Jalan Daendels".
Begitu pun dengan titahnya itu kepada R. A Wiranatakusuma II yang dikenal sebagai Dalem Kaum. Tak perlu menunggu terlalu lama. Ketika Daendels masih berkuasa, terbitlah besluit Pemerintah Hindia Belanda tanggal 25 September 1810 yang menyatakan bahwa Kota Bandung ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Bandung. Sejak saat itu, secara perlahan Bandung mulai menunjukkan geliat pembangunannya.
Hampir seratus tahun setelah keluarnya besluit tersebut, tepatnya pada tanggal 1 April 1906, Gubernur Jenderal Van Heutz dengan ordonansi tanggal 2 Februari 1906 yang diundangkan tanggal 1 Maret 1906, menetapkan Kota Bandung (ibukota kabupaten) statusnya ditingkatkan menjadi pemerintah kota (Gemeente).
Bersamaan dengan itu, pada dekade awal abad ke-20 tersebut, secara sosial politik di Hindia Belanda telah terjadi perubahan yang cukup signifikan, menyangkut hal ihwal politik balas budi atau yang lebih dikenal dengan politik etis. Dicanangkan oleh sejumlah politisi di negeri Belanda, salah satunya adalah J. H. Abendanon. Politik etis adalah semacam hutang budi yang harus dibayar kepada tanah jajahan, setelah sekian lama memberi keuntungan melimpah. Bertumpu pada tiga hal yang harus dilakukan yakni: Edukasi, irigasi, dan transmigrasi.
Abendanon yang menjabat sebagai direktur pendidikan, agama, dan industri ketika politik etis ini mulai berlangsung, segera membuka sekolah untuk anak-anak Eropa agar bisa juga dinikmati oleh anak-anak bumiputra. Tahun 1902 misalnya, Sekolah Dokter Jawa ditingkatkan menjadi Sekolah Dokter Bumiputera (School tot opleiding van Inlandsche Artsen-STOVIA) Ya, walaupun masih sebatas untuk anak-anak bangsawan. Namun setidaknya, usaha-usaha dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda memberikan hasil yang mungkin saja tak pernah diduga sebelumnya. Meminjam istilah dr. Abdul Riva'i telah lahir lapisan sosial baru yakni dari asalnya bangsawan usul menjadi bangsawan pikiran.
Pusat-pusat pendidikan di sejumlah kota mulai tumbuh akibat kebijakan politik etis. Tak terkecuali di Bandung. Bandung yang dekat dengan Batavia (Jakarta sekarang) ditambah dengan suasananya yang sejuk dan nyaman, menjadikannya sebuah kota yang strategis. Dekat ke mana-mana dan sarana transportasi cukup memadai untuk ukuran waktu itu.
Maka tak heran di Bandung bermunculan sekolah seperti Technische Hoogesschool (TH) yang dibangun secara bertahap mulai tahuhn 1918-1935. Hogere Burger School (HBS) dibangun tahun 1916. HBS van de Zuster Ursulinen dibangun 1922. Middlebare Handelschool didirikan tahun 1932. Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) dibangun tahun 1917, dan lain sebagainya.
Munculnya sekolah-sekolah itu menerbitkan minat calon pelajar dari seluruh nusantara guna mengecap pendidikan kolonial sembari merasakan dinginnya-meminjam istilah penulis Us Tiarsa-"Basa Bandung Halimunan". Bandung menjadi salah satu kota yang menjadi tujuan melanjutkan pendidikan, selain Batavia, Yogyakarta, dan Surabaya. Dan lumrah saja, karena pada kota-kota itulah pemerintah kolonial Hindia Belanda mula-mula memusatkan sejumlah infrastruktur, ternasuk pendidikan. Sukarno adalah salah satunya.
Di Surabaya, Sukarno tak hanya bertungkus lumus dengan pelajaran-pelajaran HBS. Ia juga mendapat didikan dari tangan pertama induk semangnya, "Raja Tanpa Mahkota" HOS Tjokroaminoto. Selain itu ia bergaul dengan sejumlah teman lintas ideologi seperti Alimin, Muso, Kartosuwiryo, Hermen Kartowisastro, dan lain-lain. Setelah lima tahun di HBS, pada 10 Juni 1921 Sukarno menerima ijazah HBS setelah ia menempuh ujian sebanyak 15 mata pelajaran. Dan di tahun terakhir HBS pula lah ia menikah dengan Siti Oetari, anak dari Tjokroaminoto.
Mulanya Sukarno hendak melanjutkan pendidikannya ke Negeri Belanda. Ibunya, Soekemi, tak menyetujui keinginan anaknya. Hal itu berkaitan dengan kekuatan keuangan keluarga Sukarno. Maka akhir Juni 1921 ia mendaftarkan diri di TH Bandung (ITB sekarang) dengan mengambil jurusan sipil, karena hanya jurusan itulah yang ada. Di samping itu, ketika mulai merantau ke Bandung ia sudah menetapkan diri untuk berkarier di dunia politik.
Namun malang nasib Sukarno. Belum lama berkuliah, ia memutuskan kembali ke Surabaya, karena mertuanya, Tjokroaminoto dituduh terlibat dalam kasus Afdeling B di Garut Jawa Barat. Sebagai rasa tanggung jawabnya sebagai menantu, Sukarno bekerja penuh waktu di perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda. Setelah kasus yang melibatkan mertuanya itu selesai, Sukarno kembali mendaftar di TH Bandung untuk tahun ajaran 1922.
Tempaan di Surabaya, seringnya membaca sejumlah literatur, dan juga melihat realitas yang terjadi di hadapannya, Sukarno tak hanya sibuk dengan tugas-tugas kuliah. Ia bukanlah tipe mahasiswa yang setelah berkuliah lantas berleha-leha. Ia makin akrab dengan menghadiri rapat-rapat besar yang saat itu sering diadakan di alun-alun Bandung.
Bahkan di suatu hari minggu tanggal 20 Januari 1923, ia tak bisa menahan diri naik ke mimbar dan menyampaikan orasinya mengecam kolonialisme. Tentu saja ia segera diseret dari panggung oleh pihak kepolisian. Dan pada keesokan harinya ia mendapat teguran dari dosennya Profesor Klopper agar ia tak lagi aktif dalam kegiatan politik dan bertekun saja dalam studinya di bidang teknik sipil.
Sukarno kemudian mengatakan kepada Profesor Klopper bahwa ia hanya bisa berjanji tidak akan mengabaikan pelajarannya di kuliah, bukan berjanji menghentikan kegiatannya dalam berpolitik. Ditegur oleh Profesor Klopper tak membuat Sukarno jera. Ia lagi-lagi menghadiri sebuah rapat pada 4 Maret 1923 yang diselenggarakan oleh Sarekat Islam di Gang Sekolah yang dihadiri kira-kira 2000 orang.
Bandung telah menyemai kesadaran nasionalisme Sukarno dalam batas-batasnya yang terjauh. Kebijakan politik etis tanpa disadari telah memicu lahirnya kaum pribumi terpelajar yang merasakan kelamnya akibat kolonialisme. Di Bandung pula Sukarno merumuskan apa yang disebut dengan marhaenisme atau sosialisme Indonesia.
Syahdan, suatu hari Sukarno berjalan-jalan ke sebuah daerah di Bandung Selatan. Ia bertemu dengan seorang petani bernama Marhaen. Ia petani kecil saja. Mempunyai sepetak tanah dengan peralatan kerja yang seadanya. Hanya cukup hidup ala kadarnya dengan keluarganya. Dengan begitu, ia akan tetap hidup berkekurangan dan tetap miskin, sama dengan buruh miskin, nelayan miskin, dan semacamnya. Mereka semua adalah marhaen.
Perkuliahan dan aktivitas politik Sukarno berjalan seimbang. Buktinya, sebelum lulus dari TH Bandung Mei 1926, bersama dengan Mr. Ishaq Tjokrohadisoerjo, Tjipto, Abdoel Moeis, dan Anwari mereka mendirikan Algemeene Studi Club pada 29 November 1925. Ini menunjukkan bahwa Sukarno telah membangun jaringan aktivis pergerakan dengan Tjipto sebagai mentornya. Suasana zaman ketika itu memang dimana-mana tumbuh organisasi pergerakan bak cendawan di musim hujan. Dipelopori oleh Sarekat Dagang Islam tahun 1905 dan Budi Utomo pada 1908.
Kaum bangsawan terpelajar yang kemudian bermetamorfosa menjadi bangsawan pikiran, semakin menyadari bahwa imperialisme dan kolonialisme tak bisa dilawan dengan cara-cara tradisional dan konservatif, melainkan ia mesti dihadang dengan cara-cara baru sepeti pengorgansasian yang rapih, lewat tulisan di media massa, dan pergerakan yang mengedepankan intelektualitas.
Soekarno menyadari itu, Dan ia mesti menanggung risikonya. Karena sikapnya yang kukuh untuk non kooperasi, Sukarno muda yang baru menyandang gelar insinyur menampik tawaran dosennya untuk menjadi pegawai pemerintahan Hindia Belanda di bagian Dinas Pekerjaan Umum. Ia hendak menjadi manusia merdeka yang bebas dari jebakan pihak kolonial.
Sungguh pilihan yang tak mudah. Di tengah himpitan kewajban sebagai seorang suami, Sukarno menolak menjadi pegawai tetap pemerintah. Sempat mendirikan biro arsitek bersama seorang temannya, Ir. Anwari bernama Biro Insinyur Soekarno dan Anwari yang berkantor di Jalan Dewi Sartika Bandung sekarang. Itu pun tak lama, karena kemudian Sukarno banyak mencurahkan hidupnya berpolitik.
Douwes Dekker datang menolong. Karena Sukarno lulusan TH Bandung, ia menawarinya sebagai guru ilmu pasti dan sejarah di Ksatrian Institut. Sekolah yang didirikan oleh Douwes Dekker. Kini, menjelma menjadi SMP Negeri 1 Bandung yang terletak di Jl. Ksatrian. Sukarno hanya empat bulan mengajar di sana. Ia menyadari bahwa radius aktivitas pergerakannya harus lebih meluas.
Grafik aktivitas politik Sukarno pasca lulus sebagai insinyur makin menjadi-jadi. Darah mudanya memang bergejolak melihat penderitaan bangsanya sendiri. Dengan terang-terangan ia tak tak ragu lagi berhadapan cengkeraman kolonial. Di usia yang masih 26 tahun, pada tanggal 27 Juli 1927, Sukarno mulai memimpin Perserikatan Nasional Indonesia. Ia merupakan cikal bakal dari Partai Nasional Indonesia (PNI) bentukan Sukarno yang disahkan dalam kongres pertamanya di Surabaya pada tanggal 27-30 Mei 1928.
Gemuruh PNI besutan Sukarno makin berkembang. Ia tak henti-hentinya berkeliling, berkampanye pada masyarakat arus bawah yang disebutnya sebagai marhaen. Sukarno gelorakan api kebangkitan melawan kolonial dengan cara-cara cerdas dan cerdik. Ia membina rakyat agar terdidik dan terorganisir. Dan sejak saat itu pula, Sukarno tak pernah luput dari pengawasan pihak mata-mata kolonial Belanda dalam mengawasi pergerakannya.
Keberaniannya menghadapi taring kolonial membuat Sukarno harus mendekam di penjara Banceuy dan Sukamiskin. Pembelaannya dengan membaca risalah "Mencapai Indonesia Merdeka" di muka Pengadilan Kolonial Belanda, menjadi api yang terus dinyalakan. Karena pengaruhnya yang terus meluas dan mengkhawatirkan pihak kolonial, maka pada tanggal 28 Desember 1933, keluarlah dekrit nomor 2 z. Isinya Bung Karno mesti menjalani pembuangan ke sebuah daerah bernama Ende, Flores.
Tak pelak, di Bandung lah darah muda Sukarno bergolak. Membaca zaman dan mencoba menulis sejarah lewat aktivitas politik yang tak pernah putus. Di Bandung Sukarno pernah bertumbuh. Meninju kolonial di tengah-tengah suasana yang terus berubah.
Bibliografi
Bob Hering. Soekarno Bapak Indonesia Merdeka. Jakarta: Hasta Mitra. 2003
Cindy Adams. Sukarno An Autobiography As Told to Cindy Adams. USA: The Bobbs-Merrill Compamy Inc. 1965
Her Suganda. Jejak Soekarno di Bandung (1921-1934). Jakarta: Penerbit Kompas. 2015
Parakitri T. Simbolon. Menjadi Indonesia. Jakarta: Penerbit Kompas. 2007
Sudarsono Katam Kartodiwirio. Bandung Kilas Peristiwa di Mata Filatelis Sebuah Wisata Sejarah. Bandung: Kiblat Buku Utama. 2006
Sumber foto berdasarkan tangkap layar pada buku "Sukarno An Autobiography As Told to Cindy Adams"
0 notes
Text
Fakta Menarik Tentang Soekarno
Sokarno juga seorang proklamator kemerdekaan Indonesia bersama Mohammed Huta yang wafat pada 17 Agustus 1945. Berikut fakta dan aksi menarik Soekarno dari berbagai sumber.
Namanya pernah diubah
Soekarno lahir dari pasangan Soekemi Sosrodihardjo dan Ide Ayu Nyoman Rai di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901. Saat lahir, orang tuanya menamainya Kusno. Namun karena sering sakit, ayahnya mengganti namanya menjadi Soekarno pada usia 11 tahun.
Di beberapa negara barat dan timur tengah, nama Soekarno kadang-kadang dieja dengan Achmed Soekarno. Penambahan nama ini disinyalir dilakukan oleh wartawan Barat karena kurang mengetahui adat Indonesia yang hanya menggunakan satu nama atau tidak bermarga.
Lulusan teknik sipil
Soekarno terlebih dahulu bersekolah di Tulung Agung sebelum pindah ke Mojokerto mengikuti orang tuanya. Awalnya, ia belajar di Eerste Inlandse School, kemudian dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) pada Juni 1911.
Pada tahun 1915, Soekarno menyelesaikan studinya di ELS dan melanjutkan studinya di Hogere Burger School (HBS) di Surabaya. Dengan bantuan H.O.S., dia berhasil diterima oleh HBS. Tjokroaminoto adalah teman ayahnya.
Setelah lulus dari HBS pada tahun 1921, Soekarno menempuh pendidikan di Sekolah Teknologi Teknik Sipil (sekarang ITB), jurusan teknik sipil. Dua bulan kemudian, ia meninggalkan universitas sebentar, namun masuk kembali pada tahun 1922 dan akhirnya lulus pada tahun 1926.
0 notes
Photo
@stamp_sellers Soekarno (4) The son of a Javanese primary school teacher,an aristocrat named Raden Soekemi Sosrodihardjo, and his Hindu Balinese wife from the Brahmin varna named Ida Ayu Nyoman Rai from Buleleng, Sukarno was born in Surabaya in the Dutch East Indies (now Indonesia), where his father had been sent following an application for a transfer to Java. He was originally named Kusno Sosrodihardjo. Following Javanese custom, he was renamed after surviving a childhood illness. After graduating from a native primary school in 1912, he was sent to the Europeesche Lagere School (a Dutch primary school) in Mojokerto. Subsequently, in 1916, Sukarno went to a Hogere Burgerschool (a Dutch type higher level secondary school) in Surabaya, where he met Tjokroaminoto, a nationalist and founder of Sarekat Islam. In 1920, Sukarno married Tjokroaminoto's daughter Siti Oetari. In 1921, he began to study civil engineering (with focusing on architecture) at the Technische Hoogeschool te Bandoeng (Bandoeng Institute of Technology), where he obtained an Ingenieur degree (abbreviated as "Ir.", a Dutch type engineer's degree) in 1926. During his study in Bandung, Sukarno became romantically involved with Inggit Garnasih, the wife of Sanoesi, the owner of the boarding house where he lived as a student. Inggit was 13 years older than Sukarno. In March 1923, Sukarno divorced Siti Oetari to marry Inggit (who also divorced her husband Sanoesi). Sukarno later divorced Inggit and married Fatmawati. Source: Wikipedia #stamps #philategram #stamp #NKRI #filatelia #prangko #philately #worldstamp #philatelie #philatelist #Indonesia #postzegels #august #oldstamps #Jakarta #selos #love #stayhome #java #summer #shotoniphone #kemerdekaan #postales #soekarno #bungkarno #batavia #hutri #17agustus #fatmawati #vaksin https://www.instagram.com/p/CDwXjhEHE_7/?igshid=1syzt4rzizn2j
#stamps#philategram#stamp#nkri#filatelia#prangko#philately#worldstamp#philatelie#philatelist#indonesia#postzegels#august#oldstamps#jakarta#selos#love#stayhome#java#summer#shotoniphone#kemerdekaan#postales#soekarno#bungkarno#batavia#hutri#17agustus#fatmawati#vaksin
0 notes
Text
Siluet biografi Prosesi Hidup Soekarno
Soekarno yakni tokoh luas Indonesia yang telah memberikan sumbangan luar biasa. Dia adalah presiden pertama Republik Indonesia yang sekaligus bertenggang mendapatkan ketuanan. Berbagai aral dihadapinya molek dengan karet tokoh penggagas bangsa yang lainnya.
Serupa bangsa yang nasionalisme, maka perlu mengenal profil Soekarno ini. Ia memiliki seri lahir yaitu Koesno Sosrohidarjo dan wujud pada 6 Juni 1901 di Metropolis Surabaya. Ayahnya adalah seorang guru, bertato Raden Soekemi Sosrodiharjo, & ibunya putri bangsawan daripada Bali. Sementara hidupnya, ia mendapatkan petunjuk yang ranggi dan mempunyai wawasan yang cukup padat. Ia pula aktif dalam beberapa persekutuan masyarakat dan pemuda, seperti halnya Sarekat Islam. Dengan pengalaman yang dimilikinya, maka kacung itu menjadi soekarno jembatan untuk meraih perkembangan dalam kepemimpinan. Pada tahun 1926, ia mampu menyembunyikan studinya & meraih melebarkan insinyur pada Institut Teknologi Bandung. Demi diketahui jika ia juga memiliki buah yang sedang besar terhadap pembangunan yang ada pada Kota Jakarta. Pasalnya, ia merupakan seorang arsitek yang mempunyai gagasan serius. Selain sukses dalam dunia pendiri, ia juga memiliki peri yang sangat dalam dunia strategi. Ia start dikenal begitu tergabung interior anggota Jong Jawa biro Surabaya di dalam tahun 1915. Kemampuannya interior menggemparkan public melalui pidato yang disampaikannya, menjadikan dirinya menjadi karismatik dan berkarisma. Selain ini, ia adalah seseorang yang berani mengkritik organisasi.
Saat tahun 1926. Ia mengacu Algemeene Studie Club (ASC) yang lantas menjadi induk berdirinya Organisasi politik Nasional Nusantara pada tahun 1927. Ketika itu, aktivis PNI seolah-olah memberontak, sehingga ia pun tertangkap. Pengertian ini dilakukan oleh sebelah otoriter Belanda pada 29 Desember 1929 di Puri Yogyakarta. Namun, sehari lantas dipindah ke Bandung. Ia menjalani sukma politik yang cukup sukar. Perlu tersua bahwa ia adalah kepala pertama Republik Indonesia Sindikat (RIS) & Hatta serupa perdana menteri. Belanda kemudian menyiarkan kedaulatan. Selama masa dirinya sebagai presiden, ia mengunjungi sangat banyak negara untuk melakukan kumpulan diplomatic sehingga ekonomi Nusantara bisa dibangun dengan elok. Demikianlah riwayat hidup Soekarno yang setidaknya kudu diketahui.
0 notes
Text
Diapit Gedung Pemerintahan, Patung Raden Soekemi di Buleleng Kumal
Juwita Lala Diapit Gedung Pemerintahan, Patung Raden Soekemi di Buleleng Kumal Baru Nih Artikel Tentang Diapit Gedung Pemerintahan, Patung Raden Soekemi di Buleleng Kumal Pencarian Artikel Tentang Berita Diapit Gedung Pemerintahan, Patung Raden Soekemi di Buleleng Kumal Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Diapit Gedung Pemerintahan, Patung Raden Soekemi di Buleleng Kumal Kepedulian Pemkab Buleleng, terhadap monumen atau patung tokoh-tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Bangsa Indonesia, rupanya masih sangat minim. http://www.unikbaca.com
0 notes
Photo
Tepat di hari ini, 6 Juni, adalah hari bersejarah lantaran merupakan hari lahirnya Sang Proklamator Presiden Soekarno. Pada 6 Juni 1901, atau 120 tahun lalu dikenang sebagai hari kelahiran Koesno Sosrodihardjo alias Soekarno yang kemudian lebih dikenal dengan sapaan Bung Karno. Bung Karno lahir di saat fajar menyingsing, tak lama sebelum matahari terbit di hari pertama ia melihat dunia. Berdasarkan sejarah lahirnya itu lah Bung Karno kemudian juga dijuluki Putra Sang Fajar. “Bersamaan dengan kelahiranku, menyingsinglah fajar dari suatu hari yang baru dan menyingsing pula lah fajar dari satu abad yang baru karena aku dilahirkan di tahun 1901,” ujar Bung karno dalam autobiografinya yang berjudul Soekarno Penyambung Lidah Rakyat. Selain fajar yang menyingsing, kelahiran Bung Karno juga ditandai dengan meletusnya Gunung Kelud. “Masih ada pertanda lain ketika aku dilahirkan. Gunung Kelud yang tidak jauh letaknya dari tempat kami meletus. Orang yang percaya kepada tahayul meramalkan ini adalah penyambutan terhadap bayi Soekarno,” tutur Bung Karno dalam autobiografinya itu. Bung Karno pun menceritakan, di masa kelahirannya itu kala menyongsong abad baru, Indonesia masih dalam kondisi yang suram lantaran masih harus menerima nasibnya sebagai bangsa yang terjajah. Maka, ketika Sang Proklamator baru berumur beberapa tahun, sang ibunda memberikan wejangan dengan kisah-kisah kepahlawanan para leluhurnya. Ibunda Soekaro pun meramal anaknya yang dilahirkan saat fajar menyingsing itu bakal menjadi orang besar. Sang ibu yakin anak laki-laki yang dilahirkannya sesaat sebelum matahari terbit itu bakal menjadi pemimpin bagi rakyatnya. Dalam autobiografinya pula, Bung Karno bercerita bahwa ia lahir dari seorang ibu yang bernama Ida Ayu Nyoman Rimben dan seorang bapak yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo. Ibunda Bung Karno ialah seorang perempuan Bali dari kasta Brahmana. Darah pejuang telah terpatri di diri Soekarno. Kakek dan moyang dari sang ibunda merupakan para pejuang yang kebanyakan gugur dalam perang Puputan yang terkenal antara Kerajaan Badung dan Belanda. #harilahirsoekarno #harilahirproklamator #putrasangfajar #irsoekarno #indonesia (di Proklamator) https://www.instagram.com/p/CPySUYXNbZc/?utm_medium=tumblr
0 notes
Photo
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika. Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926. Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Lanjut di kolom komentar 👇 Sumber : Perpusnas.go.id #profil #presidensoekarno #indonesia #infografik #papranistimewa #paparanmediadotcom https://www.instagram.com/p/CNU5FU3lHTO/?igshid=1h051fv34370l
0 notes
Text
Istilah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sosok Soekarno atau Bung Karno, sang Proklamator Indonesia. Pancasila lahir tanggal 1 Juni 1945 dan diucapkan pertama kali dalam Pidato Bung Karno dalam sidang BPUPKI.
Bulan Juni identik dengan Bulan Bung Karno, hal tersebut tidak lepas dari beberapa moment bersejarah yang lekat dengan Presiden Pertama Republik Indonesia tersebut, seperti Hari lahir Pancasila, hari kelahiran Bung Karno, hingga hari wafatnya pun juga di bulan Juni.
Dr. Ir. H. Sukarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. beliau lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 6 Juni 1901. Putera 'Sang Fajar' lahir dari pasangan Soekemi dengan Ida Ayu Nyoman Rai dengan nama kecil Koesno Sosrodiharjo.
Sukarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada 17 Agustus 1945.
Sukarno juga yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.
Dalam memperingati hari kelahiran bapak bangsa tersebut, advokat kondang dan pengamat kebijakan publik Togar Situmorang, SH.,MH.,MAP.,C.Med.,CLA mengingatkan tentang konsep Tri Sakti dari Bung Karno.
Harus kita ingat bahwa Bung Karno telah melahirkan satu gagasan kongkrit yang dinamakan TRISAKTI, yakni, Berdaulat di bidang politik, Berdikari dalam bidang ekonomi, serta Berkepribadian dalam bidang kebudayaan. Dan hingga hari ini, pemikiran Bung Karno yang sangat brillian tersebut masih tetap relevan dijadikan pedoman bagi bangsa ini,” ujarnya
Lebih lanjut, Togar mengatakan bahwa saat ini Indonesia memiliki banyak tantangan yang dapat merongrong persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa yang berbhinneka tunggal ika.
Berbagai paham yang berinduk pada kapitalisme dan liberalisme telah berseliweran setiap hari di kehidupan kita. Belum lagi maraknya tindak-tindak kekerasan ataupun pemaksaan kehendak yang berkedok agama. Semuanya itu menjadi pemandangan yang sering terlihat dalam proses berbangsa dan bernegara kita.
Lebih luas lagi Advokat yang sering disapa “Panglima Hukum” mengingatkan, sebagai negara yang berdaulat tentu kebijakan politik luar negeri kita tidak boleh ada satu negarapun yang mendikte kita. Menciptakan perdamaian dunia sebagai salah satu tujuan kita bernegara harus terus diemban, khususnya dalam mensikapi adanya negara-negara yang sedang berseteru atas wilayahnya.
Demikian juga dengan keberdikarian kita di bidang ekonomi. Peta jalan ekonomi kita dalam menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia harus benar-benar berdasarkan keputusan negara kita sendiri. Pemerintah boleh melakukan kerjasama ekonomi antara negara.
Tapi dalam melakukan kerjasama tersebut, kesetaraan dan kemandirian kita harus menjadi prasyarat utamanya. Kita harus menolak jika kerjasama-kerjasama yang ditawarkan oleh negara lain tersebut hanya meletakkan Indonesia hanya menjadi pasarnya semata.
Sama halnya dengan bidang kebudayaan. Indonesia adalah negara yang sangat kaya dan dikenal memiliki budaya bangsa yang adiluhung. Dan tugas kita bersama untuk menjaga itu semua.
Mari kita tetap kobarkan semangat dari Sang Proklamator untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik dan maju. Kami segenap Keluarga Law Firm Togar Situmorang, PBH Panglima Hukum, PT. Bali Global Service mengucapkan “Selamat Hari Lahir Bung Karno” tutup CEO & Founder Law Firm “TOGAR SITUMORANG“ dengan kantor pusatnya di Jl. Tukad Citarum No.5 A, Renon, Denpasar Selatan dan Jl. Kemang Selatan Raya No.99, Gedung Piccadilly,Jakarta serta Jl. Pengalengan Raya No.355, Bandung, Jawa Barat.
0 notes
Text
Biografi Singkat Tentang Soekarno
Soekarno adalah presiden pertama Republik Indonesia sekaligus yang merumuskan Pancasila sebagai dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan Soekarno mempersatukan bangsa-bangsa di Asia, Afrika dan Amerika Latin melalui Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Untuk lebih lengkapnya, bisa simak ulasan di bawah ini.
Lahirnya Soekarno
Soekarno merupakan anak kedua dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ide Ayu Nyoman Rai. Dia memiliki satu kakak perempuan bernama Raden Soekarmini. Di awal kelahirannya, Soekarno diberi nama Kusmo Sosrodihardjo. Karena semasa kecil ia sering sakit-sakitan, akhirnya namanya diganti menjadi Soekarno saat ia berusia lima tahun. Nama tersebut diambil dari sebuah cerita pewayangan yaitu Karna. Soekarno lahir dari kombinasi bangsawan kelas priyayi ayahnya dan keluarga brahmana dari ibunya yang saleh. Jadi Soekarno memiliki budaya dan kepercayaan yang kuat.
Pendidikan Soekarno
Semasa sekolah dasar, Soekarno bukanlah murid yang rajin kelas. Ini karena dia tidak tertarik untuk bersekolah. Dibanding menghafal pelajaran sekolah, Soekarno lebih memilih menghafal cerita wayang, khususnya Baratayuda. Pada tahun 1908, Soekarno masuk Sekolah Dasar HIS, kemudian bersekolah di Europeche Legore School (ELS) di Mojokerto pada tahun 1913.
Setelah lulus dari ELS, Soekarno melanjutkan studinya di Hogere Burger School (HBS) di Surabaya pada tahun 1916. Soekarno menyelesaikan pendidikannya di HBS pada tahun 1921. Niatnya melanjutkan pendidikan di Belanda tidak mendapat persetujuan ibunya. Akhirnya, Soekarno mendaftar sebagai siswa di Tachnische hoge School (THS) yang sekarang dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia lulus dengan gelar Teknik pada tanggal 25 Mei 1928.
0 notes
Text
Biografi Lengkap Seluruh Presiden RI
Biografi Lengkap Seluruh Presiden RI
1. Soekarno (1945-1966)
Presiden pertama Republik Indonesia (RI), Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati,…
View On WordPress
0 notes
Text
(Quotes) Kutipan Bung Karno Untuk Bangsa Indonesia
(Quotes) Kutipan Bung Karno Untuk Bangsa Indonesia
Bung Karno merupakan nama panggilan paling untuk Ir Soekarno, Presiden pertama Indonesia. Lahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo di Surabaya, tanggal 6 Juni 1901, dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai.
Ir Soekarno merupakan salah satu tokoh penting dalam kemerdekaan RI. Teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno di Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta untuk memplokamirkan…
View On WordPress
0 notes