#Razia Penyakit Masyarakat
Explore tagged Tumblr posts
bantennews · 8 months ago
Text
Polres Serang Kembali Angkut 2 Jeriken Tuak dari Warung Kelontong
SERANG – Personel Satuan Samapta Polres Serang mengamankan dua diriken minuman tuak dari lokasi warung kelontongan di wilayah Cisereh, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Minggu (19/5/2024) dini hari. Barang bukti selanjutnya diamankan ke Mapolres Serang untuk dimusnahkan. Kasat Samapta Iptu Eka Jatnika mengatakan kegiatan operasi miras ini berbarengan dengan patroli Kegiatan Rutin Yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
holopiscom · 9 days ago
Text
Operasi Pekat di Karawang, 31 Pasangan Terjaring Saat Ena-ena
KARAWANG – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama tim gabungan menggelar Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) di sejumlah penginapan pada Sabtu, (28/12). Dalam operasi ini, sebanyak 31 pasangan tanpa ikatan perkawinan terjaring razia. Operasi tersebut merupakan implementasi dari Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 12 Tahun 2023, yang merupakan revisi dari Perda Nomor 10 Tahun 2020…
0 notes
inspirasitala · 5 months ago
Text
Mabuk Berat, Pengunjung Warung di Sarang Halang Diamankan Petugas Gabungan
TANAH LAUT, inspirasitala.co.id – Petugas Gabungan terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Damkar Tanah Laut (Tala), Polsek Pelaihari dan Kodim 1009/Tala gelar razia penyakit masyarakat (Pekat) di Pelaihari, Sabtu malam (3/8/24). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kasatpol PP dan Damkar Tala, M. Kusri. Razia ini kata Kusri dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari aduan masyarakat…
0 notes
kebumen24-com · 7 months ago
Text
Asyik Ngamar di Kos, 17 Pasangan Tidak Resmi Terjaring Razia SatpolPP Kebumen, 3 Diantaranya Pelajar
KEBUMEN, Kebumen24.com – Sebanyak 17 pasangan tidak resmi terjaring operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang digelar oleh petugas Gabungan Satpol PP bersama dengan TNI dan Polri. Mirisnya tiga orang diantaranya masih berstatus pelajar atau dibawah umur. Continue reading Asyik Ngamar di Kos, 17 Pasangan Tidak Resmi Terjaring Razia SatpolPP Kebumen, 3 Diantaranya Pelajar
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
realita-lampung · 1 year ago
Text
Wakapolres Lampung Tengah Pimpin Jumat Curhat di Kampung Simpang Agung
Tumblr media
Dekatkan diri dengan masyarakat, Wakapolres Lampung Tengah Kompol Poeloeng Arsa Sidanu, S.I.K., M.M, mewakili Kapolres AKBP Andik Purnomo Sigit, S.H., S.I.K., M.M kembali menggelar Jumat Curhat, yang berlangsung di Balai Kampung Simpang Agung Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah, Jumat (4/8/2023). Turut hadir dalam giat tersebut yaitu para Kasat, Kasi dan Kanit Polres Lampung Tengah, Kapolsek Terbanggi Besar AKP Edy Qorinas, S.H., M.H, Forkopimcam beserta para Kakam, Tomas, Toga serta Toda se- Kecamatan Seputih Agung. Wakapolres menjelaskan bahwa kegiatan Jumat Curhat ini dilaksanakan untuk mendengar secara langsung keluh kesah dari masyarakat mengenai saran, kritikan, masukan serta aduan terkait dengan pelayanan Kepolisian, khususnya Polres Lampung dan Polsek jajaran. “Program ‘Jumat Curhat’ ini merupakan bentuk interaksi secara langsung Polri dengan masyarakat untuk mendengarkan saran, kritikan, masukan serta aduan masyarakat terkait dengan pelayanan yang selama ini telah Polres Lampung Tengah lakukan,” kata Kompol Poeloeng. Pada intinya kata Wakapolres, kami sangat membutuhkan saran, kritik, dan informasi dari masyarakat. Hal ini sebagai bahan evaluasi kami dalam rangka membenahi, memperbaiki ataupun meningkatkan kualitas kinerja pelayanan kepada seluruh masyarakat,” ujarnya. Kemudian, kegiatan tersebut berlangsung santai dan penuh keakraban serta diisi dengan dialog interaktif dengan para tokoh masyarakat seraya menerima langsung curhat terkait situasi Kamtibmas di wilayah hukum Polsek Terbanggi Besar. Salah satunya yang disampaikan oleh Bapak Syukri warga Kampung Simpang Agung yang meminta pihak Kepolisian untuk menertibkan lapo tuak yang berada di Kampung Simpang Agung. “Karena di lapo tuak tersebut sangat mersahkan warga Pak Wakapolres, terutama suara musiknya sangat keras,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Wakapolres Lampung Tengah akan menindaklanjuti laporan warga dengan menggelar razia di sejumlah warung/lapo yang disinyalir menjual minuman keras (miras), khususnya diwilayah Simpang Agung guna meminimalisir gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) terhadap segala bentuk penyakit masyarakat (pekat). “Terimakasih atas laporannya, akan segera kami tindaklanjuti,” jawab Wakapolres. Harapan kita kata Wakapolres, seluruh elemen masyarakat dapat turut serta membantu dan mendukung pihak Kepolisian dalam menciptakan situasi Kamtibmas yang tetap aman, nyaman dan kondusif, khusususnya diwilkum Polres Lampung Tengah,“ ungkapnya. Dalam kesempatan itu pula, Wakapolres Lampung Tengah mengimbau kepada seluruh masyarakat, agar tidak terpengaruh dan terprovokasi oleh adanya berita bohong (hoax) yang dapat memecah belah persatuan, kesatuan antar masyarakat, mengingat sebentar lagi akan memasuki Tahun Politik 2024, pungkasnya. (Hms/BS) Read the full article
0 notes
lidikcyber · 1 year ago
Text
Razia Gabungan PEKAT Jaring 3 Pasangan bukan Suami Istri
  Tanjung Balai, Lidikcyber.com Sebanyak 3 pasangan bukan suami istri, terjaring razia penyakit masyarakat (pekat) yang dilakukan Satpol PP Kota Tanjungbalai bersama petugas gabungan, di sejumlah tempat penginapan, Rabu (13/7/2023) malam. Ketiga pasangan yang diduga mesum itu adalah AR (20) warga Dusun V Silau Laut, pasangannya A (17), warga Jalan Kamboja. Kemudian BS (35) warga Dusun IV Desa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
notedown · 5 years ago
Text
Gejolak Masa Muda di Masa Pandemi
MUHAMMAD ULIL AHSAN
Seminggu lebih puasa Ramadan berlangsung. Sebagian besar aktivitas dipenuhi dengan ibadah, tidur, dan makan. Karena minimnya aktivitas fisik, badan mulai kaku, lemak di perut serta di bagian tubuh lain mulai terasa tebal. Setiap gerakan hentak, gelambir tubuh juga ikut terhempas. Pagi hari baiknya diisi dengan olahraga. Tetapi, karena khawatir energi puasa terkuras di awal hari, jadinya ragu untuk dilakukan. Olahraga sore pun enggan karena kadung merasa tak punya energi. Lebih baik berdiam di rumah menunggu momen berbuka puasa sembari rebahan dan mendengar radio yang bersenandungkan lagu-lagu kasidah. 
Sejatinya, olahraga di tengah pandemi korona ini penting untuk menjaga kebugaran tubuh dan mencegah berbagai penyakit fisik maupun mental, termasuk penyakit yang bisa disebabkan oleh tumpukan lemak berlebih di tubuh. Pengalaman pribadi saya, badan akan memberi sinyal ketika lemak sudah berlebih atau melewati ambang batas berat badan ideal. Saya akan mudah lemas dan ada waktu dimana merasa napas mulai agak sesak. Kondisi imun bahkan bisa menurun. Ini juga menjadi salah satu alasan saya meninggalkan Makassar dan memutuskan pulang ke kampung halaman. Selain sulitnya meluangkan waktu berolahraga, juga asupan makanan kurang beragam (karena hanya bisa membeli di warung atau pesan daring). Sementara itu, makanan rumah lebih bervariasi. Desa dan pasar tradisional di kampung masih menyimpan beragam sumber nutrisi.
Di hari kelima puasa, saya memutuskan untuk keluar rumah dan berolahraga di Lapangan Merdeka Sengkang. Pada akhirnya saya memilih waktu malam hari pukul 8.30 selepas salat tarawih bersama keluarga di rumah. Waktu ini saya rasa cukup ideal untuk keringat karena lapangan sepi dan tampak tidak ada yang meminati olahraga di malam hari. Mungkin ini karena mitos “olahraga malam tidak sehat” yang dipercaya oleh sebagian besar warga kota ini. Saya masih ingat bagaimana orangtua saya marah setiap kali saya berangkat bermain basket di malam hari ketika masa Sekolah Menengah Atas (SMA) dulu. Sampai sekarang mereka masih sesekali memperingatkan saya dan menegur dengan tegas jika saya pulang olahraga, apalagi jika ketahuan mandi malam selepas mencari keringat.
Jalur lari lapangan selalu kosong setiap kali saya datang. Selama pandemi korona berlangsung, hanya bibir lapangan yang berpenghuni. Sebagian besar dipenuhi oleh anak-anak muda yang mungkin usianya bisa dikatakan sebagai generasi Z (lahir di atas 2000-an), berkerumun dengan telepon pintar di tangannya, yang enggan mengindahkan aturan tinggal, belajar, dan beribadah di rumah. Mereka merasa kebal dan tak tersentuh virus ini. Memilih nongkrong, menikmati hisapan rokoknya sembunyi-sembunyi, bercerita, atau sembari melakukan pendekatan dengan gadis remaja seusianya yang juga turut ikut “menembok” di pinggir lapangan.
Tumblr media
Ilustrasi (sumber:  Photo by Mojor Zhu on Unsplash)
Sesaat setelah menyelesaiakan lari sepuluh putaran tanpa henti, saya duduk beristirahat di sisi selatan lapangan. Pandangan saya berpaling ke gerombolan anak muda di sisi barat lapangan tadi. Mereka tampak panik dan seketika membubarkan diri. Dua gadis remaja yang turut bersama mereka dengan cepat melompat ke motor bebeknya dan kabur terburu-buru. Sepertinya operasi pedekatan anak muda pada dua gadis remaja malam itu gagal total. Mereka berhamburan dan lari terbirit-birit karena ternyata dari sisi timur lapangan tampak dua mobil bak terbuka dengan belasan pasukan berseragam Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sedang berpatroli dan melakukan razia masyarakat yang tidak mengindahkan aturan pembatasan jarak fisik dan sosial (social and physical distancing).
Saya datang seorang diri untuk berolahraga dan tak ada alasan khawatir menghadapi kedatangan dan teguran rombongan Satpol PP tersebut. Saya tetap duduk sambil mengistirahatkan badan sembari mengatur napas yang masih berat akibat aktivitas fisik yang cukup melelahkan malam itu. Rombongan petugas itu lewat di hadapan saya dan melontarkan pertanyaan tegas, “Dengan siapa ke sini? Sedang apa?”
“Sendirian dan baru selesai olahraga,” jawab saya.
Dua orang anggota satuan perempuan kemudian menanyai saya lagi, “Mana maskermu? Pakai masker ya!”
“Pakai jaketnya!” lanjut seorang anggota satuan laki-laki.
Rombongan itu tidak menghabiskan waktu lama untuk menyapa saya yang sedang sendirian. Mereka memang sejak awal menargetkan rombongan anak muda yang berkumpul tadi. Sayangnya anak-anak muda itu kabur dengan cepat dan lihai untuk menghindari para petugas. Mereka lari tunggang langgang melihat banyak petugas hendak menghampiri mereka. Setelah para petugas itu beranjak dari lapangan dan melanjutkan patroli, rombongan anak muda tadi datang kembali dan melanjutkan aktivitas nongkrong yang terputus karena patroli. Mungkin hendak melanjutkan keseruan bercerita mereka.
Hal serupa terjadi di tempat yang lain. Ketika beranjak dari Lapangan Merdeka, saya mampir di kedai kopi milik kawan untuk membeli segelas es kopi gula aren untuk dibawa pulang ke rumah. Setibanya di sana, kawan pemilik kedai menceritakan bahwa dia mendapatkan teguran dari rombongan petugas Satpol PP karena halaman kedainya yang terlalu ramai dan tidak mengindahkan imbauan pembatasan jarak sosial. Kawan pemilik kedai ini tidak bisa berbuat banyak karena dia menyadari bahwa gerombolan anak muda itu selalu menjadikan halaman kedainya sebagai tempat berkumpul, dengan gawai di tangan, atau bercerita hingga subuh. Dia mengaku telah menegur mereka untuk menjaga jarak, tapi imbauan sang kawan saya itu juga tidak diindahkan. Saat petugas datang menegur, rombongan anak muda itu pergi. Tidak membubarkan diri, tapi pindah tempat nongkrong di kedai kopi kawannya yang lain yang tidak tersisir petugas.
Dua hari berselang, saya datang ke lapangan dan melakukan rutinitas berolahraga seperti biasa. Pemandangannya tetap sama. Anak-anak muda dengan telepon pintar di tangan berkerumun di sisi-sisi lapangan. Ada yang duduk berjejeran di sisi lapangan seperti di open air internet café atau warung internet terbuka. Begitu pula di kedai kopi milik kawan saya. Saat mampir membeli kopi sepulang berolahraga, halaman kedai kopinya dipenuhi jejeran motor dengan anak-anak muda yang duduk di atasnya berkerumun dengan telpon pintar di tangan. Sesekali meneriaki kawan lain yang ada di depannya, tetapi pandangan matanya masih tertuju pada layar telepon pintar. Entah permainan apa yang dia mainkan. Lagi-lagi, petugas Satpol PP juga tidak bosan berpatroli, memergoki, dan menyambangi kerumunan anak-anak muda ini. Tetapi, selalu saja mereka berhasil kabur, lalu kembali lagi beberapa saat setelah situasi kembali kondusif.
Darah muda, darah para remaja, kata Si Raja Dangdut. Sepertinya memang tak takut dengan banyak hal, termasuk korona dan akibat-akibat akutnya. Masa mereka berapi-api, seakan mampu membakar berbagai virus menghampiri. Ditegur melawan, diusir datang lagi. Mungkin hanya guru Bimbingan Konseling (BK) dan mantri sunat yang bisa membuat mereka gemetar, keringat dingin, dan patuh. Wajo, 3 Mei 2020 
1 note · View note
ibumojosari · 5 years ago
Link
Razia Penyakit Masyarakat, Petugas Gabungan Ciduk Empat Pasangan Mesum (Foto: ANTV/M© Syahwan)
Empat pasangan mesum berhasil terjaring razia, di sejumlah tempat hotel melati, di Lumajang, Jawa Timur© Untuk memberi efek jera, petugas gabungan langsung menggelandang para pelaku©
antvklik©com - Puluhan petugas gabungan Polri/ TNI dan Satpol PP, langsung melakukan aksi razia penyakit masyarakat, dengan sasaran sejumlah hotel melati, di Lumajang, Jawa Timur©
Petugas yang terbagi dalam dua tim, secara seksama melakukan pemeriksaan dan penggelehan tempat yang dicurigai© Satu persatu kamar hotel serta losmen diperiksa, baik kepada penghuni maupun kartu identitas dan barang bawaanya©
Hasilnya, empat pasangan mesum atau bukan suami
0 notes
bhrz · 6 years ago
Text
Rezekimu Gak Bakal Terlewatkan dan Gak Bakal Diambil Orang
Banyak banget yang ambisius buat lulus cepet karena ekspektasinya biar langsung kerja, termasuk saya, pengen lulus cepet, tapi apa daya, normal normal aja lulus cuma 4 tahun 2 bulan, dan itu juga wisudanya di 4 tahun 5 bulan. Butuh ke ikhlasan yang besar ketika temen2 udah pada lulus dan menjadi job hunter duluan, yap, ada yg nunggu 4 bulan baru dapet kerja, ada yang bahkan nunggu sampe 8 bulan baru dapet kerja. Kadang iri liat mereka yang udah mulai aktif dulu sebagai job hunter. Sedangkan saya waktu itu masih dilapangan buat penelitian, secara, penelitian ini ga sebentar hitungannya, lama, dilapangan 3 bulan, sebelum ke lapangan harus ijin dengan instansi kurang lebih 1 bulan dan nunggu data laboratorium selesai aja sampe 1 bulanan. Oleh karena itu dari awal memang kami (karena tim) sudah menyusun penelitian relevan, biar ntar pas dapet hasil, tinggal ngambil-ngambil aja dari rangkuman jurnal yang sudah kami susun, entah sudah lebih dari 30 jurnal internasional yang saya rangkum, tapi tetap saja ketika hasil laboratorium tidak seperti yang saya harapkan, saya harus mencari jurnal lagi dan merangkumnya kembali.
Tumblr media
Penelitian yang memakan waktu itu membuat kami bisa kuliner + jalan-jalan juga, yang awalnya belum pernah nginjek wilayah timur (surabaya, madura, probolinggo, situbondo) akhirnya merasakan juga bagaimana lingkungan disana, bahasa yang asing, yg tidak pernah saya dengar, sifat dan karakter setiap orang disana macem2. Ketika kami sedang sampling di 1 desa di probolinggo, saya dan teman2 kedatangan 1 orang bapak yang dimana setelah basa basi, dia langsung cerita bagaimana pandangan dia terhadap pendidikan, apa yang dipikirkan dia itu benar2 diluar pemikiran kita, idealis dari diri bapaknya sangat terlihat, dimulai dari arah pembicaraan, dan topik yang dibahas. Disana kami memang hanya mendengarkan saja, tapi itu membuat kami tau betapa uniknya indonesia, beragam suku dan pola pikirnya, yg berbeda dengan wilayah barat dan tengah.
Tumblr media
Memasuki PLTU 1 unit juga alhamdulillah, ngeliat pembangkit prosesnya dari luar. Ke situbondo buat ke instansi, jadi tau alun alun sama masjid raya disana gimana, oiya btw kami kalau outing gt pasti mampir ke masjid raya tiap daerah, haha. Jadi tau monumen 1000 km Anyer-Panarukan, yang dulu dulu cuma tau 0 KMnya doang di Anyer, tapi akhirnya dikasih liat langsung 1000 KMnya di Panarukan.
Tumblr media
Pulang dari Probolinggo, mampir ke Bromo dulu, sedikit fafifu, langsung otw bromo wkw, walaupun gak masuk sampe dalem, cuma sampe gerbangnya doang, tapi alhamdulillah sih jadi tau kan permukaan wisata bromo itu kaya gitu haha.
Tumblr media
Di surabaya, sempet 2 hari disana, dan alhamdulillah nyobain solat di masjid raya sana, ke monumen tugu dan patung surabaya, jalan2 malem bareng anwar yang harusnya udah tidur buat besok pagi jam 4 harus bangun karena harus udh siap buat otw probolinggo (ini waktu hari pertama) haha gokil.
Tumblr media Tumblr media
Belum ke Jepara sama ke Rembang, sampling, masuk ke PLTU, survey sosial yang ngajarin saya betapa pentingnya bahasa jowo kalau kuliah di jowo, dilepas buat ngedata + wawancara masyarakat desa di Rembang, yang per desa harus ada 100 orang dan ini 3 desa berarti 300san orang yang didata. Dilakukan sama 5 orang yang dimana yg ngerti bahasa jowo cuma 2 orang wkwk. Kepanasan, kedebuan, penolakan buat wawancarapun kami alami wkwk, ketauan kalau saya orang sunda juga saya alami!!! Wkwk padahal saya sudah menggunakan bahasa jowo, tapi logatnya masih sunda!! Wkwk. Dijodohin sama anaknya ibu yg saya wawancara juga pernah!!! 😂 makanan layaknya porsi nelayan padahal kami mahasiswa!!! Ditawarin makan mangga terus enak!!! Perut jadi buncit gara2 makannya porsi banyak terus padahal udah minta setengah porsi!!! Kena tilang pagi2 gara2 ngelewatin markah jalan yang didepannya lagi ada razia!!! Kena tilang malem2 jam 9 yang gak masuk akal!!! Nyari kosan dapetnya ada yg enak ada yang ga enak, panas!!! Makan ikan bakar dipinggir laut mantap!!! Ketemu orang serang di rembang gokss!!!! Pulang sampe mau masuk tol sragen hampir nambrak truk gara2 rizky ngantuk!!! Di Jepara puasa2 sampling!!! Kosannya gak layak!!! Mie ayam 5rban!!! Ngerjain laporan sedikit di lapangan!!! Naik ke cerobong asik!!! Beli es campur 3rban gada ada rasanya!!! Ga ada ayam negeri, ayam kampung semua, enak sih, tapi mahal!!! Pulang ke kosan pasti jam 11 malem terus!!! Ketemu sama mas nawakara yg nikah sama orang serang!!! Wkwk saya nulis pake tanda seru sambil ketawa2 ya teman hahaha 😂
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Saya cuma mau ngasih tau beberapa hikmah dan pelajaran yg bisa diambil, ini dari pengalaman aja sih. Dari sekian cerita saya selama kurang lebih 1 tahun, bisa di ambil hikmahnya, bahwa setiap orang punya rezekinya masing2. Tidak usah di banding bandingkan dengan orang lain, cukup dinikmati, entah itu rezeki sehat, rezeki harta, rezeki lain2nya. Itu yang enaknya, yang engganya? Itu juga REZEKI teman2, coba ambil positifnya dah, ketika saya tidak bisa lulus dengan cepat, tapi positifnya? saya bisa jalan2, kuliner, naik ke cerobong, masuk ke PLTU, tau budaya tiap daerah, wah banyak dah. Tapi ingat, pogress harus ada. Kemudian Jangan selalu pikir negatif mulu, ntar malah nambah kamu down dan muncul tuh iri, dengki, dll, yang jadinya ntar lari ke fisik, jadi penyakit, Jangan sampe gitu.
Terus jangan meremehkan orang lain, ingat, Allah maha segalanya. Pernah ada yang bilang ke saya kaya gini
"Dikelarin dulu TA mu, jangan jalan2 mulu"
Hati-hati berkata seperti itu, bisa kemakan omongan sendiri. Dan ya benar, dia sidangnya malah setelah saya. Padahal saya lagi TA tapi yg di publik jalan2nya aja. Jangan ngejudge orang cuma dari story ig atau whatsappnya saja, karena itu bisa jadi gimmick biat ngecover yg lain.
Jaga omongan dimanapun, karena itu bisa jadi boomerang buat kita, pernah juga ada yg bilang gini ke saya, karena saya tiba2 pusing karena asap bakaran, ada yg bilang gini "lah gimana km mau kerja di PLTU?", saya tidak tahu itu bercanda atau gimana, tapi ya saya diam saja sih walaupun agak ga terima, tapi kalau dibalas dengan omongan, pasti saya akan kalah. Oleh karena itu caranya dengan dibuktikan dengan kerendahan hati.
Tumblr media
Ingat, sebaik2nya tugas akhir adalah yang selesai. Ga perlu tergesa2, selesaikan dengan baik dan benar. Toh rezeki kerja itu pasti datang di waktu yang tepat dan dengan cara Allah SWT yang selalu tepat.
Kuncinya ada di surat Al Baqarah ayat 45-46 adalah "jadikan sabar dan solat sebagai penolong..."
Sekian semoga bermanfaat sharing pengalamannya, terima kasih. 🙂
10 notes · View notes
bantennews · 8 months ago
Text
Polres Pandeglang Angkut Puluhan Botol Minuman Keras dari Warung Jamu
PANDEGLANG – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Pandeglang mengamankan puluhan botol Minuman Keras (Miras) dari pedagang yang berkedok warung jamu dalam operasi Penyakit Masyarakat (Pekat). Puluhan botol Miras tersebut diamankan karena melebihi kadar alkohol 5 persen. Kanit Tipidum Satreskrim Polres Pandeglang, Ipda Ibnu Sina Bustaman mengatakan, operasi ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
metaforraa-blog · 6 years ago
Text
Pekik Fanatik
Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin besar rasa toleransinya. — Gus Dur
Tidak ada ruang yang bisa dimasuki akal sehat di kepala seorang fanatik. — Napoleon Bonaparte
Denis Diderot dalam Essai sur le mérite et la vertu mengatakan fanatisme berada dalam satu langkah menuju barbarisme. Dia melihat bahwa fanatisme akan membutakan realitas sehingga menutup hati nurani, serta hal-hal yang dipercaya akan dilindungi bahkan dengan melakukan apa saja untuk melindungi kepercayaannya. Maka tidak heran jika orang-orang yang terjangkit fanatisme tak segan menyerang dengan asal menuduh dan mencaci bahkan membunuh yang bersebrangan untuk melindungi kepercayaanya demi ilusi kebenaran atau pahala dari Tuhan. Mereka selamanya tidak akan berubah jika pemikiran mereka tetap tertutupi tirai pekat. Dimana nilai sebuah kebenaran dipercaya mutlak dengan menggunakan logika tanpa memahami dan memaknai.
Fanatisme yang kerap diberitakan di media massa dalam negeri, mungkin disebabkan oleh buruknya budaya literasi dalam negeri, seperti minimnya distribusi bacaan buku-buku berkualitas, pembatasan ruang diskusi dan kebebasan berpendapat. Persekusi diberi dalih, kebencian tampak halal, mitos tercipta, serta teori konspirasi segitiga mata satu yang memperkeras kepala. Maraknya penuduhan opini sesat tanpa dialog yang sehat, juga pelarangan dan razia buku-buku yang melengkapi buruknya literasi di masyarakat kita. Ini semua akan menjadi sebuah garis awal terbentuknya kebudayaan.
Hasilnya bisa dirasakan berupa membuasnya kekerasan intoleransi didalam negeri. Kekerasan yang dipicu oleh pemaksaan identitas tunggal yang penuh permusuhan dan kebencian kepada orang-orang awam yang digelorakan oleh para penebar kebencian mulai dari profesi buzzer politik, politikus, dan penceramah agama terutama melalui informasi digital. Kita sibuk bertikai identitas kolektif satu sama lain ketimbang sibuk beribadah ritual maupun sosial dalam batas-batas kemewaktuan dan kemenduniaan kita. Ikatan kolektif yang cenderung meleburkan kepribadian individu-individu kedalam campuran dari kepercayaan, kebohongan, kenyataan, dan fiksi yang bercampur-aduk membentuk lautan kekacauan tanpa bisa dibedakan lagi sehingga lebih mudah untuk terprovokasi ketimbang meminta pandangan dan berdialog satu persatu di antara mereka. Rasa kemanusiaan kita dicabik-cabik oleh pengelompokan orang berdasarkan agama, komunitas, budaya, pandangan politik dan bahkan oleh pose jari antara telunjuk dan jari tengah. Keragaman identitas yang seharusnya kita nikmati malah menciptakan kesan membingungkan dan menakutkan. ”Maaf Tuhan, kami sibuk bertikai” adalah slogan yang nyata untuk saat ini. Tak ada yang lebih ganas dari seorang fanatik yang tak menyadari bahwa dirinya fanatik.
Nietzsche sangat peka tentang hal ini, ia menyebut bahwa seorang fanatik menyempitkan dirinya sendiri. Baik fanatik terhadap kepercayaan agama, ateis, ideologi. Kepercayaannya lebih ditentukan oleh mekanisme internal; kebutuhan akan kepercayaan pada diri individu tersebut. Kebutuhan akan kesandaran atau kepercayaan yang stabil. Menurutnya orang fanatik adalah orang yang pucat, tanpa darah, bagai mayat hidup di dunia ini. Ia tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan akan kebutuhan akan kepercayaanya tersebut. Semakin fanatik dan keras dalam kepercayaan yang dipegangnya maka dibaliknya adalah kepucatan dan pesimisme yang bermental budak; primitif dan dekaden. Orang yang tidak bisa menyatukan dirinya, sebentuk kematian dalam hidup.
Fanatisme menemukan tempatnya dalam zaman ketika keyakinan-keyakinan menjadi kuat. Bilamana orang dipaksa untuk memperlihatkan suatu keyakinan yang berbeda. Kebutuhan untuk percaya ini, kepercayaan metafisis, agamis, ideologis merupakan obat bagi kehendak yang lemah, bagi mereka yang tidak mampu mengutuhkan dirinya. Obat yang memberi kegembiraan dan kenikmatan hidup bagi orang yang terserak-serak dan tidak memiliki orientasi. Ia memberi kemungkinan baru untuk menghendaki, untuk hidup, untuk lebih bersemangat lagi menjalani kehidupan. Obat yang akan berguna bagi kehidupan, selama digunakan secara tepat dan sesuai kebutuhan. Namun, jika dosisnya tak tepat maka obat yang semula berguna bisa menjadi narkose yang menyimpang. Bahkan menjadi candu yang merusak bila dikonsumsi tanpa moderasi.
Dalam hal beragama, Al Ghazali menjelaskan dalam kitabnya Ihya Ulumuddin bahwa agama adalah layaknya sebuah obat. Obat yang harus diberikan secara tepat sesuai dosis dan penyakit kepada orang-orang yang membutuhkannya. Akan tetapi obat ini dapat berpotensi menjadi candu, menyimpang dan berbahaya jika digunakan secara sembarangan tanpa dipandu oleh dokter ahli atau dengan kata lain para alim ulama yang tepat dan lebih paham. Fenomena mabuk agama, membela secara membabi buta terhadap kepercayaannya, menjadi budak secara sukarela terhadap sebuah ideologi atau agama atau campuran dari keduanya; agama-politik merupakan salah satu dampak akibatnya.
Terdapat alasan kuat untuk beranggapan bahwa manusia secara fitrah adalah Homo Religious (makhluk beriman/beragama). Manusia selalu berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan paling mendasar dalam hidupnya untuk memahami arti kehadiran diri di dunia serta bagaimana menjalani hidupnya baik secara sosial maupun individu. Dia sadar diri atas watak kemanusiaanya, serta keterbatasan-keterbatasan di luar eksistensinya. Manusia pada dasarnya lemah. Disinilah peran sebuah kepercayaan yang dipilih secara sadar oleh manusia adalah untuk memberikan arah dan kekuatan yang menunjang eksistensinya untuk berkuasa mengalahkan nasib tragisnya. Dengan itu ia akan menemukan “nilai-nilai”, ‘tujuan-tujuan” yang akan memberi makna pada dirinya sendiri.
Untuk melampaui fanatisme maka diperlukan suatu upaya untuk merobohkan dinding imajiner yang telah membatasi kita sekaligus menjadi musuh bersama, yakni kebodohan yang muncul dari fanatisme. Yang merupakan salah satu bentuk dari kejamnya sebuah ilusi. Ilusi tentang adanya sebuah identitas tunggal dan tanpa pilihan. Ilusi ini bahkan bisa mengalahkan rasa simpati dan kebaikan manusiawi. Melawan musuh tak terlihat yakni pikiran kita sendiri, angan-angan kita sendiri dengan mengubah cara pandang dan pemahaman terhadap diri kita sendiri, tentang hakikat diri. Marilah kita menginterogasi-diri kita sendiri secara serius: Mengapa kamu tidak mau salah? Mengapa pikiran kamu begitu sempit hingga tak menyadarinya? Kamu tak bisa mengetahui apakah dirimu termasuk golongan ‘’yang baik’’ dan ‘’yang selamat’’ tanpa melihat pihak luar yang disebut ‘’sesat’’ dan ‘’munafik’’. Melampaui fanatisme dengan berbagi pengalaman kepercayaan atau iman, bukan dengan memberi klaim-klaim kebenaran sepihak antar kepercayaan masing-masing. Kita bukan iblis yang selalu ada dalam keburukan, bukan pula malaikat yang selalu berada dalam kebaikan. Manusia, ada diantara persimpangan keduanya. Ia bisa berpotensi menjadi buruk atau baik. Maka tugas manusia adalah untuk saling merangkul satu sama lain. Bukan gemar mencaci dan menghukumi atau bahkan menoleransi terhadap intoleransi itu sendiri. Diharapkan dengan cara ini dapat menghaluskan kepekaan kita terhadap perbedaan dan memperkuat kemampuan toleransi. Membawa kita menjauh dari pertikaian identitas sehingga hidup dengan keberagaman dalam masyarakat global yang majemuk.
Tumblr media
2 notes · View notes
ingatlah · 2 years ago
Text
Lima Tempat Hiburan Malam di Pekanbaru di Razia Polisi
Lima Tempat Hiburan Malam di Pekanbaru di Razia Polisi
INGATLAH.COM – Satresnarkoba Polresta Pekanbaru dan jajaran melaksanakan operasi penyakit masyarakat (pekat) pada sejumlah tempat hiburan malam (THM) di Pekanbaru, Kamis, 15 Desember 2022 dini hari WIB. Kegiatan yang dikomandoi langsung oleh Kasat narkoba Kompol Manapar Situmeang ini menyasar lima lokasi THM. Lima lokasi tersebut yakni di Grand Central di Jalan Sudirman, Ce 7 di Jalan Cempaka,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
goriaucom · 2 years ago
Text
Polisi Sita Puluhan Botol Minuman Tuak di Kepulauan Meranti
SELATPANJANG – Satgas tindak operasi penyakit masyarakat (pekat) Lancang Kuning dari Satreskrim Polres Kepulauan Meranti, Polda Riau, Selasa (13/12/2022) malam, menggelar razia minuman keras (miras), prostitusi, narkoba dan perjudian. http://dlvr.it/SfMCC5
0 notes
kilatnusantara · 2 years ago
Text
Sita Ratusan Botol, Polsek Baturraden Banyumas Razia Miras Cegah Penyakit Masyarakat
Sita Ratusan Botol, Polsek Baturraden Banyumas Razia Miras Cegah Penyakit Masyarakat
Banyumas // kilatnusantara.com Dalam rangka menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif, Polsek Baturraden Polresta Banyumas Polda Jateng melaksanakan operasi cipta kondisi. Kegiatan yang dilakukan berupa penertiban dengan sasaran minuman keras, Sabtu (16/10/22). Kapolresta Banyumas Kombes Pol Edy Suranta Sitepu SIK, MH, melalui Kapolsek Baturraden AKP Dwi Astuti Ratna…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
realita-lampung · 2 years ago
Text
Jaga Kenyamanan Polsek Pesisir Tengah Razia Petasan
Tumblr media
PESISIR BARAT - Giat Ops Cempaka Krakatau 2023 jajaran Polsek Pesisir Tengah Polres Pesisir Barat Polda Lampung melaksanakan razia petasan. Kegiatan ini menurut Kapolsek Pesisir Tengah, Kompol Zaini Dahlan, SH, MH, dilaksanakan dalam rangka melaksanakan giat Ops cempaka Krakatau 2023 di wilayah hukum Polsek setempat dilangsungkan pada, Jum'at (24/3/2023). Tujuan kegiatan ini, kata Kompol Zaini Dahlan untuk penegakan hukum terhadap segala bentuk penyakit masyarakat. Dari kegiatan razia tersebut ditemukan barang bukti di lapak penjualan salah seorang warga yang menjual berupa 600 butir petasan jenis cabe, 2 petasan jenis roman candle 8 shot, 2 petasan jenis roman candle 10 shot, 12 butir petasan merk happy flower, 12 butir petasan merkbsmoke balls, 24 butir petasan jenis kupu-kupu. Selanjutnya barang bukti tersebut di bawa dan diamankan di Mako Polsek Pesisir Tengah. Dikesempatan itu Kompol Zaini Dahlan menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas dari Kapolres Pesisir Barat kepada masyarakat selama bulan ramadhan 1444 Hijriah. Agar masyarakat bisa terus bersama-sama menciptakan kamtibmas dan saling menghormati dengan cara tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu warga yang tengah melaksanakan ibadah puasa. Untuk itu dia mengimbau kepada para pedagang supaya tidak berjualan petasan dan minum-minuman keras yang dapat mengganggu ketertiban umum. Dalam kegiatan ini Kapolsek Pesisir Tengah Kompol Zaini Dahlan didampingi oleh PS Panit 1 Reskrim Aipda Firdiansyah, Panit 2 Sabhara Aiptu Zahroni, Kepala SPK 1 Bripka M Razak, PS. Panit Intel Aipda Frengky Sagita, Briptu Erick Samelo. Polsek Posisir Tengah melakukan razia diwilayah Pasar Krui dan sekitarnya yang dilangsungkan secara serentak pada harian tersebut. (Hms/NV) Read the full article
0 notes
lampung7com · 2 years ago
Text
Resahkan warga sekitar, Lapo tuak di Pringsewu dirazia Aparat Polsek Pringsewu Kota
Resahkan warga sekitar, Lapo tuak di Pringsewu dirazia Aparat Polsek Pringsewu Kota
LAMPUNG7COM | Polsek Pringsewu kota Polres Pringsewu Polda Lampung dibawah pimpinan Kapolsek Pringsewu Kota Kompol Ansori Samsul Bahri, S.AP, MH menggelar razia penyakit masyarakat (Pekat) disalah satu lapo tuak di Pekon Rejosari, Pringsewu pada Sabtu (1/10/22) malam. Hasilnya Polisi menyita ratusan liter tuak dan 1 unit sepeda motor tanpa dilengkapi surat milik salah satu pengunjung. Kapolsek…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes