#Puncak haji
Explore tagged Tumblr posts
Text
Puncak Haji Berakhir, Jemaah Haji Indonesia Tinggalkan Mina
MAKKAH (Arrahmah.id) – Fase mabit (menginap) di Mina dilaporkan sudah berakhir. Seluruh jemaah haji Indonesia hari ini sudah meninggalkan Mina dan kembali ke hotel masing-masing di Makkah. Hal ini sekaligus menandai berakhirnya tahapan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Pemulangan jemaah haji dari Mina menuju Makkah berlangsung dua hari, 12 dan 13 Zulhijah 1444 H. Lebih dari…
View On WordPress
0 notes
Text
Jalani Puncak Haji, Wakuf di Arafah, Bupati Kebumen Mohon Maaf Bila Ada Salah dan Khilaf
MAKKAH, Kebumen24.com – Prosesi puncak ibadah haji yaitu uukuf di padang Arafah tanggal 9 Dzulhijjah 1445 H, dilaksanakan oleh seluruh tamu Allah dari seluruh penjuru dunia termasuk jemaah haji Indonesia. Continue reading Jalani Puncak Haji, Wakuf di Arafah, Bupati Kebumen Mohon Maaf Bila Ada Salah dan Khilaf
View On WordPress
0 notes
Text
Yang Perlu Diketahui Sebelum Kita Ribut Sendiri
Menyambung perkara ikhtilaf kemarin, rasanya perlu saya kutipkan penjelasan Syaikh Adham Al-Asimi saat beliau menyampaikan tajuk "Kulliyyat yang Mempersatukan, dan perbedaan Juz'iyyat yang Tidak Mempengaruhi Persatuan".
Penjelasan beliau termasuk salah satu yang mudah untuk dirangkum. Tidak rugi untuk menyempatkan sedikit membaca.
Ada tiga jenis perkara syariat yang masing-masing menentukan sikap kita terhadap perbedaan pendapat; kapan berhenti mentoleransi, kapan harus lapang dada, dan kapan justru harus bahu membahu meski berbeda.
1. Qath'iyyat: Perkara yang kebenarannya satu, dan pemahaman ulama' di sana satu.
Perkara ini berdasar pada dalil (dari Al-Quran atau Hadits) yang qath'i dilalah alias jelas dan pasti sehingga tidak melahirkan perbedaan. Kebenarannya satu, dan pemahamannya satu.
Misal dari Qath'iyyat adalah bahwa Allah itu satu, kiblat shalat itu Ka'bah, haji itu di Makkah, puasa Ramadhan itu wajib, dll. Tidak ada satupun ulama' sampai kapanpun yang menyelisihi pemahaman itu.
Karena tidak menerima perbedaan maka ini menjadi batasan toleransi umat. Siapa yang menyelisihi berarti keluar dari umat.
Tapi selagi masih sejalur pada hal-hal qath'i, perbedaan apapun di luar itu tidak mengharuskan adanya permusuhan, ulama' menerima keleluasaan perbedaan pendapat yang didapat dengan kaidah tertentu.
2. Dzanniyyat: Perkara yang kebenarannya satu, tetapi pendapat ulama' di sana berbilang.
Perkara ini lahir dari dalil yang dzanniyu tsubut, mengandung sahih dan tidak, dan dzanniyu dilalah, mengandung multi interpretasi makna.
Misalnya adalah apakah meletakkan tangan saat shalat di atas pusar atau di bawah pusar? Dua pendapat ulama' ini ada. Tapi tidak ada satu ulama' pun yang menganggap kebenaran salah satunya seperti kebenaran "Allah itu satu".
Adanya pendapat yang berbilang ini artinya kita tidak bisa menghilangkan perbedaan itu. Ia akan tetap ada. Pilihannya bergantung pada kecondongan dzann seorang mujtahid.
Tidak bisa diputuskan mana yang benar dan salah, yang ada adalah dua kemungkinan yang dikuatkan salah satunya berdasarkan kaidah pembandingan yang hasilnya bernilai relatif.
Imam As-Syafii secara terang mengungkapkan, "Pendapatku benar tapi mengandung kemungkinan salah, pendapatmu salah tapi memiliki kemungkinan benar,"
Lalu apakah Allah yang menyebabkan terjadinya perbedaan ini? Iya.
"Dan mereka masih saja berbeda-beda. Dan untuk itulah Kami ciptakan mereka," (QS. Hud)
Sehingga ulama' mengganggap bahwa empat madzhab adalah empat akal dalam menjalankan Islam, sebab Islam terlalu luas untuk dibatasi dengan pemahaman satu akal saja.
3. Perkara yang kembali pada pengalaman dan penelitian.
Ini perkara yang tidak ada hubungannya dengan dalil, di mana umat Islam semestinya saling menyempurnakan, dan bukan saling berbenturan.
Misalnya, ada kelompok yang melihat bahwa perbaikan itu harus dimulai dari puncak piramida: kekuasaan. Sebaliknya ada kelompok lain yang memandang bahwa memperbaiki umat itu dimulai dari akar rumput: dakwah dan pendidikan. Kelompok yang lainnya memandang perbaikan itu dimulai dari diri sendiri: tazkiyah.
Hal ini tidak bisa dibenturkan. Masing-masing sejatinya sedang menempati pos yang tidak dimiliki kelompok lainnya. Jika berjalan lancar maka tujuannya akan tetap bertemu di titik yang sama.
Adapun kekurangan yang ada pada salah satu bukan berarti yang lain sempurna, setiap manusia memiliki titik lemahnya.
Itulah tiga jenis perkara syariat untuk patokan dalam menyikapi perbedaan pendapat.
Kesimpulannya, poin Qath'iyyat adalah bagian Kulliyyat dalam agama Islam. Mencakup pokok-pokok beragama yang cukup untuk menganggap seseorang dalam barisan umat Islam. Sebaliknya, poin kedua dan ketiga adalah juz'iyyat yang tidak mempengaruhi status seseorang dalam persatuan umat.
Tapi yang menjadi catatan, semua ini adalah bidang pembahasan ulama'. Perbedaan pendapat yang diakui juga perbedaan yang dikeleluarkan oleh para ulama'.
Kita sebagai masyarakat awam cukup memilih ulama' mana yang akan diikuti (taqlid), sebab kekurangan alat dalam menggali sumur hanya akan menjerumuskan amatir dalam galiannya sendiri.
@audadzaki
Gannet Mishr, 16 Juni 2024. Mendinginkan kepala melihat perdebatan receh orang bodoh.
7 notes
·
View notes
Text
Hajj & Grief
Alhamdulillah sudah selesai melaksanakan ibadah haji + udah ngantor deui (baru nyampe banget kemaren sore di Boston). Gile bener kalo dipikir-pikir w ga mungkin haji kalo bukan karena takdir Allah mengingat: (1) ko bisa ada duitnya? Sebenarnya udah nabung dari lama tapi kalo sebenarnya belum cukup-cukup banget, eh pas banget duit tax refund dari US turun sebelum pendaftaran haji yang mana lumayan banget buat tambah-tambah, terus somehow masih ada sisa AUD yang belum sempet diconvert yaAllah alhamdulillah (2) ko bisa dapet kuota US padahal masih on visa?? Belum green card / citizen bahkan. Ini juga jujur bingung sih karena ga umum banget. Mengingat ini tahun pertama sistem daftar haji di US via website langsung dari Saudi Government, masih gatau best practicenya apa jadi kita coba-coba aja daftar. Ngga nyangka langsung dapet jujur kirain harus green card apa nunggu apa gmn gitu, ternyata sistemnya kayak war tiket konser aja gitu, tapi yang diperebutkan adalah paket haji. ALHAMDULILLAH masyaAllah.
Lumayan smooth proses bikin visa, keberangkatan dan ibadah selama di saudi juga alhamdulillah lancar. Bersyukur banget banyak banget kemudahan hampir gaada hambatan yang berarti. Meskipun jujur persiapan ku dan adit kureng banget ilmunya huhu tapi dikasih petunjuk dan jalannya.
Qadarullah pas banget di puncak ibadah haji, ninin (panggilan untuk bulik kesayanganku yang practically raised me, supporrt system paling paling gede di hidupku) masuk IGD :( Jadi emang udah 2 bulan ada keluhan sakit di leher yang awalnya dibilang saraf kejepit. Awalnya masih oke aja tuh bisa duduk dan gerak jadi disuruh fisioterapi aja udah. Eh tapi sama terapisnya setelah beberapa lama kok bukannya membaik malah memburuk, akhirnya pas banget idul adha itu dibawa ke IGD dan baru ketauan ada benjolan yang terus mau dibiopsi :( Ternyata saraf itu ketindih sama benjolan yang makin gede ini astagfirullah makanya diterapi ga membaik karena trigger utamanya ga ditreat :( Abis puncak ibadah haji yang dari arafah dan lempar jumroh aqabah aku telepon masih sadar dan kondisinya bagus. Tiba-tiba sabtu droppp dan udah ada gangguan nafas ya Allahh, di nebo dan nutrisi harus masuk lewat selang karena ga bisa menelan, qadarullah minggu ninin udah meninggalkan kita semua.
SEDIH BANGET BINGUNG HARUS GMN. Waktu itu udah mau pulang aja aku udh mau pesen tiket dari madinah-denpasar. Tapi sama orang rumah disuruh doain dari tanah suci aja :””””(
Bener-bener galau ga tau harus merasa apa di madinah tuh ngang ngong cuma bisa berdoa banyak-banyak semoga ninin husnul khotimah dan diberi kelapangan di alam kubur. Sekarang udah H+5 dari meninggalnya ninin dan w udah di kantor aja?? Kenapa dunia kok harus tetap berjalan normal gaboleh pause dulu bentarr aja buatku memproses semua perasaan ini? La hawla wala quwwata ila billah. Bener-bener daya dan upaya, segala sumber kekuatan datangnya dari Allah huhu :(
20 notes
·
View notes
Text
[1/6 22.56] : Bayangkan seminggu terakhir kuliah, bus kampus udah ga ada, jadi dari housing ke kampus jalan kaki, 20 menit sih cuman panasnya itu yg ga tahan
[1/6 23.19] : gabisa dibayangin hiks, ni nyampe tempat buru2 minum banyak dah.
[2/6 02.00] : Wkwk enak langsung ngerasain sih, suhu di atas 40 wkwkw
[2/6 04.58] : Gmn caranya ngerasasin langsung, ga dehh makasih wkwkkw
[2/6 12.33] : Entar InsyaAllah kalo pas umroh bulan summer wkwk
[2/6 12.46] : Aamiin ya Allah, kalo boleh milih mah yg ga summer aja wq
[2/6 13.49] : Wkwkkwk request dong
_________________________________________
Menjelang lebaran haji yg kabarnya para jamaah mulai berangkat dari tanah air, termasuk kabar dari saudara om tante yg insyaa Allah berangkat bulan ini. Serta, orang-orang disekitar banyak yang sudah pulang umroh. Terasa banget perasaan bahagia haru campur aduk dengar ceritanya.
Mendengar update keadaan disana yang cuacanya bakal lebih panas waktu puncak haji krn bertepatan dengan musim panas, ini pertanda bahwa Allah tu bener-bener mampuin orang yang Dia panggil. Semoga Allah lancarkan para tamu-tamu-Nya untuk memenuhi panggilannya.
Sementara aku, gapapa denger cerita-ceritanya dulu dan lihat postingan orang-orang haji/umroh yang lewat sembari berdoa "Ya Allah, semoga akupun menjadi bagian dari yang Engkau panggil. Entah apapun jalan ceritanya nanti"
🥹🥹🥹🥹
5 notes
·
View notes
Text
Me to my pupils : Apa rukun Islam yang ke-5?
Mereka : Haji bagi yang mampu!
Jadi, kalau biaya haji naik dan belum mampu bayar, ya nggak usah marah. Berarti belum mampu dan tidak terkena wajib haji. As simple as that. Ingat! Hukum haji menjadi wajib bagi mereka yang mampu, terutama secara ekonomi. Dan jangan lupa ada izin Allah juga. Karena banyak juga orang kaya, mapan, tetapi belum berhaji dengan alasan belum siap mental. Tetapi ada juga orang yang ekonominya keliatan biasa-biasa saja, atas izin Allah dia sanggup berhaji dengan cara yang nggak kita duga. Contohnya, dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Itu nyata ada. Karena di kampung saya ada petani jeruk naik haji.
Terus, apa sih arti mampu di sini? Mampu berhaji secara ekonomi berarti, mampu membayar biaya haji, memiliki uang saku yang bisa digunakan selama haji, dan masih mampu membiayai kehidupan orang-orang yang ditinggalkan selama kita pergi haji. Misal, biaya sekolah dan makan anak istri atau orang tua.
Selain ekonomi, ada juga psikologis. Ketika mampu, hati akan benar-benar ikhlas, nggak takut, dan pasrah dengan semua yang akan terjadi karena tujuan utamanya hanya satu. Beribadah ke rumah Allah. Orang yang secara psikologis nggak mampu, tidak terkena wajib haji. Solat saja mereka nggak wajib. Contohnya orang gila.
Jangan lupa fisik juga mesti dihitung sebagai mampu lho. Karena mesti terlihat biasa, haji itu berat. Ada tawaf dan sa'i. Ada juga wukuf di Arafah, mabit di Muzdhalifah, dan lempar jumrah. Kalau kita nggak mampu berdiri dan berjalan kaki cukup lama, kita bisa menyewa tukang angkat. Tetapi harus bayar. Ujung-ujungnya keluar duit lagi. Karena ketika puncak haji, jamaah wajib ada di Arafah, Muzdalifah, Mina. Kalau rukun haji ini nggak dilaksanain, hajinya dianggap tidak sah.
Karena itu bagi yang sakit, kadang ketika masih berada di asrama haji, batal berangkat atau ditunggu hingga kondisi siap maka akan diberangkatkan dengan kloter seterusnya. Bahkan untuk yang sepuh, lebih baik jika didampingi keluarga. Untuk menemani selama di Tanah Suci dan jaga-jaga jika terjadi apa-apa. Terus, biaya jadi double dong? Membengkak. Lho, ya, pasti. Karena itulah ada kata mampu. Tetapi jika kita memang tergolong orang mampu berhaji, Insya Allah akan ada jalannya. Nggak usah khawatir.
@tiqateuki
4 notes
·
View notes
Text
Arafah
Sepertinya Anda merujuk pada nama Arafah, tetapi tanpa konteks yang lebih spesifik, saya akan memberikan beberapa kemungkinan terkait nama tersebut:1. Arafah (Nama Tempat)Arafah adalah sebuah lokasi di Arab Saudi yang sangat penting dalam agama Islam. Arafah adalah tempat yang terletak di luar Mekah dan merupakan lokasi yang sangat penting dalam haji, ibadah tahunan umat Muslim. Pada Hari Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Zulhijah (hari ke-9 bulan Haji dalam kalender Hijriah), umat Muslim yang sedang melaksanakan haji berkumpul di Padang Arafah untuk berdoa dan beribadah. Ini adalah puncak dari rangkaian ibadah haji dan dikenal sebagai salah satu momen paling suci dalam Islam.
0 notes
Text
Gus Dur dan puncak intelektualitas NU
Jakarta (ANTARA) - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi yang tumbuh dalam tradisi Indonesia yang puritan diakui atau tidak mengalami puncak intelektualitas di masa kepemimpinan Kiai Haji Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, pada akhir 1980-an hingga 1990-an. Di bawah kepemimpinannya, NU tidak hanya menguatkan tradisi keagamaan, tetapi juga terlibat aktif dalam isu-isu sosial, politik, dan pendidikan, serta mendorong pemikiran yang progresif dalam Islam.
Untuk menguatkan pandangan ini, ada beberapa indikator penting sebagai alasan.
Pertama, reformasi pemikiran. Sebagai intelektual yang berpikir independen, Gus Dur memperkenalkan pemikiran yang lebih liberal dan terbuka, mendorong diskusi tentang isu-isu kontemporer, seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme.
Reformasi pemikiran ini ternyata mampu menstimulasi anak-anak muda NU bergerak ke tengah dan ikut terlibat pada wacana-wacana besar kebangsaan yang lebih populis. Padahal, jauh sebelum Gus Dur memimpin NU, mereka yang hidup dalam tradisi sarungan ini tidak memiliki keberanian sedikit pun untuk bicara hal-hal yang cenderung profan itu.
Keberanian Gus Dur untuk menerobos kebekuan berpikir itu juga dipicu oleh kekesalan dirinya melihat realitas anak muda NU yang enggan terlibat pada isu-isu besar kebangsaan Indonesia.
Gus Dur menyampaikan teguran keras pada Kongres Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang diadakan di Surabaya pada tahun 1998. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya kualitas dan kemampuan, serta menyindir anak-anak PMII yang kalah jauh dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam berbagai aspek. Pidato ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah organisasi mahasiswa di Indonesia.
Kedua, keterlibatan sosial. Gus Dur dinilai banyak kalangan sangat aktif dalam memperjuangkan keadilan sosial dan hak-hak minoritas. Ia berhasil menjadikan NU sebagai suara bagi kaum tertindas dan mendorong anggotanya untuk berkontribusi di masyarakat. Tradisi terlibat dalam menyuarakan suara keadilan ini masih terpelihara dalam berbagai kegiatan lembaga "Wahid Institute", yang kini dikomandani puterinya, Yenny Wahid.
Ketiga, pendidikan dan kaderisasi. Gus Dur mendorong peningkatan kualitas pendidikan di pesantren dan lembaga NU, serta membentuk kader-kader yang cerdas dan kritis, yang memperkuat basis intelektual NU. Di zaman Gus Dur, tindakan kongkret dari gerakan pendidikan NU ini belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Puncak intelektualitas NU dalam artian pelembagaan kaderisasi yang formal adalah dengan pendirian Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) pada saat NU di bawah kepemimpinan K.H. Said Agil Siradj.
Di saat Kiai Said-lah, NU semarak mendirikan kampus-kampus modern, sebagaimana layaknya Muhammadiyah. Sayangnya, pelanjut Kiai Said, tidak terlihat memiliki ghirah yang sama untuk meningkatkan dan memperluas sebaran kampus UNU di Indonesia. Kondisi ini tentu sangat disayangkan sebab kemajuan warga Nadhliyin itu menjadi kunci kemajuan bangsa Indonesia.
Keempat, dialog antaragama. Gus Dur juga mengedepankan pentingnya dialog antaragama, mengurangi ketegangan sosial dan membangun kesadaran akan keberagaman dalam masyarakat Indonesia. Di mata Gus Dur, dialog antaragama akan menghilangkan syak wasangka di antara sesama anak bangsa. Mendialogkan sesuatu yang semula tabu adalah penting dalam konteks mendewasakan anak-anak bangsa yang kebetulan berbeda agama.
Melalui empat hal tersebut ternyata Gus Dur berhasil mengangkat intelektualitas NU ke level yang lebih tinggi, menjadikannya sebagai lembaga yang relevan dan progresif.
Gus Dur menganjurkan NU membuka diri terhadap lingkungan global karena beberapa alasan. Pertama, untuk memperkuat jaringan internasional. Dengan beradaptasi dan terhubung dengan pemikiran global, NU bisa memperkuat posisinya di kancah internasional dan menjalin kerja sama dengan organisasi lain yang sejalan.
Kedua, mendorong dialog dan pemahaman. Keterbukaan terhadap dunia luar memungkinkan NU untuk terlibat dalam dialog antarbudaya dan antaragama, yang penting untuk menciptakan pemahaman dan toleransi di tengah masyarakat yang beragam.
Ketiga, menanggapi tantangan modern. Dengan memahami isu-isu global, NU dapat lebih siap menghadapi tantangan modern, seperti ekstremisme, ketidakadilan sosial, dan krisis lingkungan, kemudian memberikan solusi yang relevan.
Keempat, peningkatan kualitas pendidikan. Mengakses sumber daya dan pemikiran global dalam pendidikan dapat meningkatkan kualitas pengajaran di pesantren dan lembaga NU, membentuk generasi yang lebih kritis dan inovatif.
Melalui pendekatan ini, Gus Dur berusaha menjadikan NU sebagai organisasi yang responsif dan adaptif terhadap perubahan zaman.
0 notes
Text
TURISIAN.com - Mendaki gunung bukanlah aktivitas yang mudah, terutama bagi mereka yang baru pertama kali mencoba. Para pendaki pemula umumnya disarankan untuk menaklukkan gunung-gunung dengan ketinggian yang tidak terlalu menjulang. Di Bandung, terdapat sejumlah gunung yang cocok bagi pemula. Selain menawarkan ketinggian yang bersahabat, jalur-jalur pendakian di gunung-gunung ini juga relatif mudah dijalani. Berikut rekomendasi gunung-gunung di Bandung yang ideal untuk pendaki pemula, dirangkum dari berbagai sumber. 1. Gunung Puntang Dengan ketinggian 2.222 meter di atas permukaan laut, Gunung Puntang menjadi destinasi favorit para pendaki pemula. Sementara itu, untuk mencapai puncaknya, Anda hanya membutuhkan waktu sekitar empat jam. Semua kelelahan akan terbayar lunas begitu tiba di Puncak Mega. BACA JUGA: Slametan Grebeg Gunungan Tingkatkan Kunjungan Wisatawan ke Sagara View of Karangbolong Tentu, dengan pemandangan luar biasa yang terbentang di depan mata. Sesampainya di puncak, jangan lewatkan kesempatan untuk berfoto di papan bertuliskan “Puncak Mega” dengan latar lanskap Kota Bandung yang menawan. Suasana sejuk dan asri Gunung Puntang dijamin menambah keseruan petualangan Anda. 2. Gunung Burangrang Bagi yang mencari alternatif lain, Gunung Burangrang bisa menjadi pilihan tepat. Dengan ketinggian 2.050 meter di atas permukaan laut, perjalanan ke puncak hanya memakan waktu dua hingga empat jam. Tiga jalur pendakian bisa Anda pilih: Legok Haji, Pos Komando, dan Pangheotan. Jalur Legok Haji menawarkan medan yang terjal, namun merupakan trek tercepat menuju puncak. Jalur Komando Sementara itu, Jalur Komando lebih landai, meski merupakan area latihan bagi pasukan Kopassus, jadi pastikan Anda mendapatkan izin sebelum melalui jalur ini. Jalur Pangheotan, meski lebih lama, memberikan pengalaman mendaki yang lebih santai. 3. Gunung Manglayang Gunung Manglayang, dengan ketinggian sekitar 1.818 meter di atas permukaan laut, sangat cocok bagi pendaki pemula yang ingin mendaki tanpa menghabiskan banyak waktu. Dalam dua jam, Anda bisa mencapai puncaknya. Tiga jalur pendakian yang tersedia—Bumi Perkemahan, Batu Kuda, dan Barubeureum—menawarkan variasi pengalaman. Namun, satu hal yang perlu diingat, di Gunung Manglayang tidak terdapat pos atau shelter, jadi pastikan Anda membawa bekal yang cukup, termasuk makanan dan air. BACA JUGA: Tips Aman Mendaki Gunung Ala Badan Pendidikan dan Latihan Ekspedisi Atap Borneo 4. Gunung Artapela Terletak di Kertasari, Bandung, Gunung Artapela menjulang setinggi 2.194 meter di atas permukaan laut. Dua jalur pendakian yang bisa dipilih adalah jalur Seven Field dan Datar Mamuju. Salah satu daya tarik utama gunung ini adalah Puncak Sulibra, yang dihiasi hamparan rumput hijau yang membentang luas. Berbeda dari kebanyakan gunung lainnya, sepanjang jalur pendakian Gunung Artapela Anda akan disuguhi pemandangan ladang perkebunan, mulai dari kentang, kubis, hingga wortel. Selain itu, latar kabut tipis yang sering menyelimuti kawasan ini akan menambah nuansa dramatis pada foto-foto yang Anda ambil di sini. Itulah sederet gunung di Bandung yang dapat menjadi pilihan tepat bagi pendaki pemula. Setiap gunung menawarkan keunikan tersendiri, sehingga pengalaman mendaki di setiap tempat akan selalu berbeda dan penuh kenangan.
0 notes
Text
#14 slice of joy
Tercepot-cepot
Hari Kamis pagi di Mekah, kami ada jadwal city tour menggunakan bus. Kemana aja? Ke Jabal Tsur, Arafah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur, Masjid Ji'ronah. Sebelumnya, jamaah sudah disounding oleh muthowif untuk berkumpul di lobby jam sekian. Turunlah, saya dan mbak I ke lobby. Saat di lift turun, baru inget hape sendiri masih diisi daya, alias ketinggalan di atas meja di kamar wkwkw.
Bukan qifti, kalau gak tercepot-cepot😂. (tercepot-cepot pertama pernah saya ceritakan saat 30hbc tahun ini, di sini) Akhirnya saya balik lagi ke kamar naik lift. Agak lari sedikit, buru-buru ambil hape di atas meja karena gak enak ditunggu para jamaah yang lain. Alhamdulillah, sudah di lift turun. Saat pintu lift terbuka, saya mendapati mbak I dan mas G yang menunggu saya (dengan setia wkwk) di lobby. Terima kasih, Mbak-Mas!😆🙌🏻.
Ngobrol lucu
*foto di area Jabal Rahmah, Arafah
Tempat pertama yang kami sambangi adalah Jabal Tsur. Di puncak atasnya ada gua tempat Nabi bersembunyi dengan sahabat Abu Bakar dari kejaran kaum Quraisy. Setelah itu, lanjut ke Arafah. Kalau sedang tidak musim haji, Arafah sepi. Begitupun Muzdalifah dan Mina. Karena ketiga tempat itu memang dikhususkan untuk bulan haji saja. Semoga kita semua diberi rezeki ke Arafah untuk menunaikan haji, ya! (((aamiinn)))
Saat bertanya ke muthowif tentang Mina Jadid, beliau menunjukkan lokasinya. Anw, muthowif di Mekah berbeda dengan di Medina. Kalau di Medina dengan ustaz R, di Mekah dengan ustaz J. Keduanya, seru! Dalam artian, dua muthowif ini terlihat seperti saudara (raket ((baca: e seperti dalam kata teman)) dalam bahasa Jawa, bukan raket alat untuk bulutangkis😂). Pas tiba di Mekah, ustaz R masih tetap mendampingi jamaah namun tidak hadir secara penuh. How they explain, they tell stories, they guide, merapal doa, I just like the way it is.
Lalu, turunlah kami di parkiran bus Arafah. Kami berjalan kaki mendekat ke Jabal Rahmah. Belum terlalu siang, tapi matahari sudah terik sekali. Di Arafah, mas G bertanya, "Oh, kamu yang jadi asisten tour leader, ya?" Mungkin karena terlihat sering membantu membawa perlengkapan travel, seperti sekarang, saya sedang membawa bendera. Ada kaget sedetik sambil menahan tawa, tapi akhirnya saya tertawa juga wkwkw. "Kata siapa, mas?" "Lah. Nanti kerjaan bu Y tergusur." Kami berdua tertawa wkwkw.
Setelah foto-foto, kami menunggu beberapa jamaah yang masih di toilet. Saya izin ke ustaz J, "Ustaz, ini boleh dijadikan lemek, gak?" sambil menunjukkan banner perlengkapan travel. Pasalnya gak ada tempat duduk dan baju yang saya kenakan berwarna putih wkwk.
"Ustaz, tau lemek, kan? Apa, ya? Oh, alas!" Saya menjelaskan sambil tertawa😂. Beliau menjawab, "Iya, tau. Gapapa, mbak. Pakai aja." Saya pun bertanya ke mas G yang mengira saya asisten tour leader, "Mas, tau lemek, gak?" Lalu dia menanggapi, "Tau, dong." Kami berdua tertawa lagi wkwkw😂.
Setelah semua naik, kami bergerak menuju Muzdalifah menggunakan bus. Di Muzdalifah, jamaah laki-laki bersiap memakai kain ihram. Sehingga saat tiba di masjid Ji'ronah tidak perlu antri lama untuk ambil miqat niat umrah karena diperkirakan crowdnya akan penuh.
Umrah siang
Ini adalah kali pertama umrah di siang hari. Kalau bareng ayah dulu, lebih suka berangkat pagi ke Tan'im untuk ambil miqat. Sehingga sebelum atau saat duhur sudah selesai tartib umrah. Kali ini, terik sekaliii. Tapi, ingat, ini umrah. Tidak baik, mengeluh. Tapi, tidak apa soalnya pakai baju baru, hasil jahitan kerabat dari Ibuk. Tapi, kainnya punya Ibuk, yang sudah dibeli 4 tahunan ada di lemari pating klumbruk. Jadi, saya senang bisa umrah pakai baju kainnya Ibuk, meski panas menusuk.
(Sudah niat, hati senang. Tapi ada yang membuat kepikiran. Nantikan di cerita #15 bagian pertama)
Saat di lobby, receiver yang saya pakai, saya pinjamkan ke pak H, suami bu M. Soalnya punya beliau baterainya habis. Karena pengalaman pertama menggunakan receiver kurang menyenangkan jadi umrah kali ini saya mau gunakan untuk baca Al Quran dan dzikir sendiri. Kalau dulu, manut saja kepada Ayah sudah berapa putaran, sekarang beda. Sepengalaman pendek saya, lebih mudah membawa tasbih digital untuk menghitung sudah berapa kali putaran thawaf.
Kalau terpisah dengan rombongan, gapapa. Biasanya di Hajar Aswad sampai Hijir Ismail yang paling ramai crowdnya. Yakin saja, Allah kumpulkan kembali.
Mantra untuk meyakinkan diri sendiri, sudah oke. Barang jamaah lain, oh, belum tentu. Ada banget, beliau-beliau paniknya. Kadang kalau desak-desakan, kita bisa terbawa arusnya. Bisa jadi, yang di kerumunan, terbawa arus sudah berada di depan, atau malah tertinggal di belakang. Itulah kenapa, kalau umrah sunnah sama Ayah lebih suka agak menjauh dari kerumunan. Mendekat kalau ada space longgar. Dulu ayah punya rematik, asam urat, dkk, nanti kalau kegencet malah tambah tidak bisa ibadah. Jadi, jalannya di-nik-ma-ti, tidak grasa-grusu. Sing penting selamet.
Lanjut sa'i. Saya berjalan bersebelahan dengan bu K. Sebab, bu K meminta saya membetulkan settingan kamera hape beliau. Sambil jalan di mas'a, sambil mencoba otak-atik hape beliau. Ternyata memang ada yang aneh. Saat buka aplikasi kamera, malah masuknya ke Facebook. Sejujurnya saya pun tidak begitu pandai otak-atik hape. Lha wong hape sendiri memorinya kolot (gak ada hubungan otak-atik hape dengan memori kolot, sih wkwk). Lupa, saya apakan hape bu K. Tapi, saya ingat bu K berterima kasih kepada saya selepas salat ashar di mas'a. Senang bisa membantu, Bu.
Ingat, ini umrah. Jadi, saya senang. second umrah, done🙌🏻. alhamdulillaah.
(bersambung)
…
*ini adalah cerita-cerita umrah di akhir bulan Safar-Rabiul Awal (sebelum maulid) 1446H, yang (kemungkinan) akan kuromantisasi habis-habisan. sebagai pengingat pribadi dan semoga ada manfaat yang bisa diambil, yah!
0 notes
Text
Saat menunaikan ibadah umroh di Mekkah, selain melakukan rangkaian ritual ibadah seperti Tawaf
Saat menunaikan ibadah umroh di Mekkah, selain melakukan rangkaian ritual ibadah seperti Tawaf dan Sai, ada baiknya juga menyempatkan waktu untuk mengunjungi berbagai tempat ziarah di Mekkah yang memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi. Kunjungan ke tempat-tempat ini akan memperdalam pemahaman Anda mengenai sejarah Islam serta menambah kekhusyukan dalam ibadah. Berikut adalah beberapa tempat ziarah di Mekkah yang wajib dikunjungi selama umroh:
Jabal Nur Jabal Nur adalah sebuah gunung yang terkenal dengan Gua Hira, tempat di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWTempat Ziarah di Mekkah yang Wajib Dikunjungi Saat Umroh T melalui Malaikat Jibril. Mendaki ke Gua Hira adalah pengalaman spiritual yang mendalam, yang memungkinkan Anda merasakan suasana tempat turunnya wahyu. Meskipun pendakian ini cukup menantang, pemandangan dari puncak gunung dan kekhusyukan berdoa di gua memberikan pengalaman yang sangat berharga.
Jabal Uhud Meskipun Jabal Uhud terletak di Madinah, penting untuk menyebutkan gunung ini karena merupakan bagian penting dari sejarah Islam. Jabal Uhud adalah tempat terjadinya Perang Uhud, di mana Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya bertempur melawan pasukan Quraisy. Gunung ini menjadi saksi bisu atas perjuangan dan pengorbanan para sahabat. Mengunjungi Jabal Uhud memberikan perspektif yang lebih dalam tentang sejarah perjuangan umat Islam.
Mina Mina adalah lokasi penting yang dikunjungi selama pelaksanaan ibadah haji dan juga memiliki makna bagi umroh. Di Mina, terdapat berbagai tenda yang digunakan oleh para jemaah haji selama periode wukuf. Selama umroh, pengunjung dapat melihat area ini dan memahami bagaimana persiapan untuk haji dilakukan. Di sini juga terdapat Jamarat, tempat di mana ritual jumrah dilaksanakan oleh para jamaah haji.
Arafat Meskipun Arafat lebih dikenal sebagai bagian dari ibadah haji, tempat ini juga memiliki nilai historis dan spiritual yang signifikan. Arafat adalah tempat di mana Nabi Muhammad SAW menyampaikan Khutbah Wada’ (khutbah perpisahan) pada haji terakhir beliau. Mengunjungi Arafat selama umroh memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya lokasi ini dalam ibadah haji.
Masjidil Haram Tentunya, Masjidil Haram adalah pusat ibadah utama selama umroh. Masjid ini tidak hanya merupakan tempat pelaksanaan Tawaf dan Sai, tetapi juga merupakan lokasi di mana Ka'bah berada. Setiap sudut dari Masjidil Haram memiliki keistimewaan tersendiri, termasuk Hajar Aswad, Maqam Ibrahim, dan Multazam. Menghabiskan waktu di Masjidil Haram untuk beribadah, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah bagian integral dari pengalaman umroh.
Maqam Ibrahim Di dalam Masjidil Haram, terdapat Maqam Ibrahim, yaitu tempat di mana Nabi Ibrahim AS berdiri ketika membangun Ka'bah. Di sini terdapat sebuah batu dengan jejak kaki Nabi Ibrahim. Mengunjungi Maqam Ibrahim dan melakukan shalat di dekatnya adalah salah satu amalan yang dianjurkan selama umroh. Tempat ini merupakan simbol pengorbanan dan ketaatan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT.
Hajar Aswad Hajar Aswad adalah batu hitam yang terletak di sudut Ka'bah dan merupakan salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi oleh jamaah umroh. Hajar Aswad dipercaya sebagai batu yang diturunkan dari surga oleh Allah SWT. Mengusap Hajar Aswad atau sekadar melihatnya saat melakukan Tawaf adalah bagian dari tradisi umroh yang penuh makna.
Jannat al-Mu'alla Jannat al-Mu'alla adalah pemakaman yang terletak dekat dengan Masjidil Haram dan merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi banyak anggota keluarga Nabi Muhammad SAW serta sahabat- sahabatnya. Berziarah ke Jannat al-Mu'alla adalah kesempatan untuk mendoakan dan menghormati mereka yang telah berkontribusi besar terhadap penyebaran Islam.
Masjid Tana'im Masjid Tana'im dikenal juga sebagai Masjid Aisyah, dan merupakan tempat di mana Aisyah RA melakukan ihram untuk umroh. Masjid ini terletak di area Tana'im, sekitar beberapa kilometer dari Masjidil Haram. Mengunjungi Masjid Tana'im adalah salah satu cara untuk mengikuti jejak Aisyah RA dalam pelaksanaan umroh dan mendapatkan keberkahan dari ibadah tersebut.
Jabal Thawr Jabal Thawr adalah gunung yang terletak di selatan Mekkah dan dikenal sebagai tempat di mana Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar RA bersembunyi selama Hijrah dari Mekkah ke Madinah. Gua di Jabal Thawr menjadi tempat perlindungan penting selama periode kritis dalam sejarah Islam. Mengunjungi Jabal Thawr memberikan wawasan tentang kesulitan dan keberanian dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW. Tips untuk Berziarah di Mekkah
Rencanakan Waktu dengan Baik: Pastikan untuk merencanakan kunjungan ke berbagai tempat ziarah di Mekkah dengan baik. Pertimbangkan waktu kunjungan agar tidak mengganggu waktu ibadah utama Anda di Masjidil Haram.
Hormati Tempat dan Sesama Jemaah: Selalu hormati tempat-tempat ziarah dan sesama jemaah dengan menjaga kebersihan, tidak berbicara keras, dan mengikuti aturan yang berlaku di setiap lokasi.
Gunakan Pemandu Lokal: Jika memungkinkan, gunakan jasa pemandu lokal yang dapat memberikan penjelasan mendetail tentang setiap tempat ziarah, sejarahnya, dan signifikansinya dalam konteks Islam.
Siapkan Fisik dan Mental: Beberapa tempat, seperti Jabal Nur, memerlukan usaha fisik untuk mencapainya. Pastikan Anda dalam kondisi fisik yang baik dan siap untuk perjalanan yang mungkin melelahkan.
Dokumentasikan Pengalaman: Ambil waktu untuk mencatat pengalaman dan refleksi pribadi Anda selama berziarah. Ini dapat menjadi kenangan berharga dan membantu Anda lebih memahami perjalanan spiritual Anda. Kesimpulan Mengunjungi tempat ziarah di Mekkah adalah bagian penting dari ibadah umroh yang memberikan dimensi tambahan pada pengalaman spiritual Anda. Dari Jabal Nur yang sakral hingga Masjidil Haram yang penuh berkah, setiap tempat memiliki makna dan sejarah yang mendalam. Jangan lewatkan untuk berziarah di tempat-tempat suci di Mekkah selama umroh dan lihat daftarnya di sini untuk memaksimalkan perjalanan Anda. Untuk informasi lebih lanjut dan bantuan terkait perjalanan umroh Anda, hubungi kami di 0812-5225-4222. Semoga perjalanan Anda penuh berkah dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
0 notes
Text
Beberapa Tempat Ziarah di Mekkah yang Wajib dikunjungi selama Umroh
Saat menunaikan ibadah umroh di Mekkah, selain melakukan rangkaian ritual ibadah seperti Tawaf dan Sai, ada baiknya juga menyempatkan waktu untuk mengunjungi berbagai tempat ziarah di Mekkah yang memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi. Kunjungan ke tempat-tempat ini akan memperdalam pemahaman Anda mengenai sejarah Islam serta menambah kekhusyukan dalam ibadah. Berikut adalah beberapa tempat ziarah di Mekkah yang wajib dikunjungi selama umroh:1. Jabal NurJabal Nur adalah sebuah gunung yang terkenal dengan Gua Hira, tempat di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWTempat Ziarah di Mekkah yang Wajib Dikunjungi Saat UmrohT melalui Malaikat Jibril. Mendaki ke Gua Hira adalah pengalaman spiritual yang mendalam, yang memungkinkan Anda merasakan suasana tempat turunnya wahyu. Meskipun pendakian ini cukup menantang, pemandangan dari puncak gunung dan kekhusyukan berdoa di gua memberikan pengalaman yang sangat berharga.2. Jabal UhudMeskipun Jabal Uhud terletak di Madinah, penting untuk menyebutkan gunung ini karena merupakan bagian penting dari sejarah Islam. Jabal Uhud adalah tempat terjadinya Perang Uhud, di mana Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya bertempur melawan pasukan Quraisy. Gunung ini menjadi saksi bisu atas perjuangan dan pengorbanan para sahabat. Mengunjungi Jabal Uhud memberikan perspektif yang lebih dalam tentang sejarah perjuangan umat Islam.3. MinaMina adalah lokasi penting yang dikunjungi selama pelaksanaan ibadah haji dan juga memiliki makna bagi umroh. Di Mina, terdapat berbagai tenda yang digunakan oleh para jemaah haji selama periode wukuf. Selama umroh, pengunjung dapat melihat area ini dan memahami bagaimana persiapan untuk haji dilakukan. Di sini juga terdapat Jamarat, tempat di mana ritual jumrah dilaksanakan oleh para jamaah haji.4. ArafatMeskipun Arafat lebih dikenal sebagai bagian dari ibadah haji, tempat ini juga memiliki nilai historis dan spiritual yang signifikan. Arafat adalah tempat di mana Nabi Muhammad SAW menyampaikan Khutbah Wada’ (khutbah perpisahan) pada haji terakhir beliau. Mengunjungi Arafat selama umroh memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya lokasi ini dalam ibadah haji.
0 notes
Text
Skema Murur Haji 2024: Melintasi Muzdalifah Menuju Mina
Skema Murur Haji 2024: Melintasi Muzdalifah Menuju Mina Pada penyelenggaraan haji 2024, Kementerian Agama (Kemenag) memberlakukan skema murur sebagai solusi inovatif untuk mengatasi kepadatan jemaah di Arafah dan Muzdalifah saat prosesi puncak haji. Skema ini bertujuan untuk: Meningkatkan keselamatan dan kesehatan jemaah, terutama lansia dan berisiko tinggi. Memperlancar arus jemaah di Arafah,…
0 notes
Text
Sukses Haji 2024, Menag Yaqut Cholil Qoumas: Indikatornya Formula 4-3-5
Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/ 2024 M telah selesai. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjelasakan bahwa penyelenggaraan haji tahun 2024 berjalan sukses dan lancar. Seluruh fase penyelenggaraan ibadah haji berjalan baik. Mulai dari pemberangkatan, puncak haji hingga pemulangan. Hal ini disampaikan Menag Yaqut saat Konferensi Pers Penutupan Masa Operasional Haji 1445 H/ 2024 M di…
0 notes
Text
KA YAQIN AN
- AWALUDINI MA’RIFATULLOH teh estuning ngajurung supados pas sareng eusina kalimah Syahadat, - oge Rukun Iman anu ka 1, nyaeta “Amantubillah”. - Kukituna wayahna ayeuna mah kedah dilenyeupan tur ditingkatkeun eta elmu anu parantos aya di diri teh, sangkan dugi kana sasaranana. - Kudu keyeng tur leukeun, nyusud Elmu teh margi dawuhan Kanjeng Nabi oge : “ MAN THOLABAL SYAI’AN BIJIDDIHI WA JADAHU”, - Hartosna : Saha-saha jalma anu nungtut salah sahiji hal bari keyeng, tangtu maranehna pasti bakal hasil.
- urang teh kedah ngawangsulan deui tina Syahadat, kumaha carana supados kapendak sareng “ SAJATINING SYAHADAT “.
- Penting pisan! sing kapendak, margi Syahadat teh ibarat Pondasina Agama, nu matak dina Rukun Islam jadi nomer ka 1. - Insya Alloh upami pondasina kuat, weweg, atuh kana ibadah-ibadah Rukun Islam anu sanesna ge bakal kuat sareng weweg :
- Kana ibadah nomer 2, mangrupa tihangna Agama, nyaeta Sholat, - bakal kuat, tihangna kuat da pondasina kuat.
- Kana ibadah nomer 3, nyaeta Zakat, bakal ngarasakeun ka sasama, jadi jalma berehan.
- Kana ibadah nomer 4, nyaeta Puasa, bakal ngarasakeun puasana tina tekad, ucap, lampah nu teu pararuguh.
- Kana ibadah ka 5, nyaeta Munggah Haji, mangrupa puncak tina rentetan ibadah-ibadah tea, upami : dirina parantos TAHKIK (mantep) kayakinan ka Nu Maha Suci. - Dirina parantos kosong tina sifat tur pagawean anu kotor nyaeta dosa-dosa (Taqhalli). - Dirina di eusian ku sifat tur ibadah anu pinuji (Tahalli). - Dirina baris “ Awas ka Hakekat Dzat Nu Maha Suci” (Tazalli), - nya disebut “ Munggah Haji”.
- Rupina eta enas-enasna atawa saripati ibadah anu kawengku ku Rukun Islam.
-SAJATINING SYAHADAT
- ari Syarat Syah na maca Syahadat teh, kedah kacumponan 5 (lima) syarat, nyaeta :
1. Kudu geus Netepkeun Kana Dhat-na Allah Ta’alla
2. Kudu geus Netepkeun Kana Sifat-na Allah Ta’alla
3. Kudu geus Netepkeun Kana Asma-na Allah Ta’alla
4. Kudu geus Netepkeun Kana Af’al-na Allah Ta’alla
5. Kudu geus Sidik/Tasdik Ka Rosululloh kalawan geus netepkeun kana Sifat Rasululloh, nyatana : Sidik, Amanah, Fathonah, Tabligh.
- DZAT, SIFAT, ASMA, AF’AL eta disebatna “ RUKUN MA’RIFAT” , Ma’rifat ka Alloh, Ma’rifat ka Rasululloh.
0 notes
Text
Kesultanan Pulau Penyengat, PARDOMUANSITANGGANG.COM – Kesultanan Pulau Penyengat adalah salah satu dari kesultanan yang terkenal di Kepulauan Riau pada abad ke-18 dan ke-19. Berikut adalah beberapa informasi tentang Kesultanan Pulau Penyengat: Pendirian: Kesultanan Pulau Penyengat didirikan oleh Raja Haji Muhammad Ali atau Raja Ali Haji pada awal abad ke-18. Beliau adalah seorang pangeran dari Kesultanan Johor yang membangun pusat pemerintahan baru di Pulau Penyengat setelah konflik suksesi di Kesultanan Johor. Pusat Pemerintahan: Pulau Penyengat terletak di Kepulauan Riau, dekat dengan Tanjungpinang di Pulau Bintan. Pulau ini dipilih sebagai pusat pemerintahan karena letaknya yang strategis di jalur perdagangan dan sebagai markas operasi militer. Perekonomian: Kesultanan Pulau Penyengat juga mengandalkan perdagangan rempah-rempah dan hasil hutan seperti gambir sebagai sumber utama pendapatan. Selain itu, pulau ini juga terkenal sebagai pusat produksi kain songket yang menjadi komoditas perdagangan penting. Kejayaan: Pada puncak kejayaannya, Kesultanan Pulau Penyengat dikenal sebagai pusat intelektual dan budaya Melayu di Kepulauan Riau. Raja Ali Haji terkenal sebagai seorang intelektual yang produktif, penulis, dan ahli bahasa Melayu. Pengaruh Kolonial: Seperti kesultanan lain di wilayah Asia Tenggara, Kesultanan Pulau Penyengat juga terlibat dalam interaksi dengan kekuatan kolonial Eropa, terutama Belanda dan Inggris. Hubungan ini mempengaruhi kestabilan politik dan ekonomi kesultanan. Pembubaran: Kesultanan Pulau Penyengat mengalami kemunduran setelah Raja Ali Haji meninggal pada tahun 1825. Pada akhirnya, kesultanan ini dibubarkan oleh Belanda pada tahun 1911, bersama dengan Kesultanan Johor-Riau dan Kesultanan Lingga. Peninggalan Kesultanan Pulau Penyengat mencakup situs-situs bersejarah seperti istana, makam-makam, dan peninggalan arsitektural lainnya yang mencerminkan kejayaan dan kekayaan budaya Melayu pada masa itu. Hari ini, Pulau Penyengat tetap menjadi tujuan wisata sejarah yang populer di wilayah Kepulauan Riau.
0 notes