#Protes Wali Murid
Explore tagged Tumblr posts
realitajayasaktigroup · 5 days ago
Text
Puluhan Orang Tua Murid Al Abidin Solo Desak Transparansi, Ancam Lakukan Aksi Lanjutan
KABARDAERAH.OR.ID, Solo, 31 Januari 2025 || Puluhan orang tua murid dari sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan Al Abidin Solo menggelar aksi protes dengan long march dari Masjid Mujahidin Banyuanyar menuju Kantor Yayasan Al Abidin di Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jumat (31/1/2025) pagi. Mereka menuntut transparansi dalam pengelolaan dana sekolah serta mengancam akan melanjutkan aksi jika…
0 notes
borobudurnews · 2 years ago
Text
Mengadu ke Mendikbud, Seorang Wali Murid Protes Minta Hapus Acara Wisuda Kelulusan TK-SMA
BNews-NASIONAL- Mikhayla Eka, selaku orang tua murid mengadu ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim agar dihapus acara wisuda yang dianggap tidak perlu diadakan di TK, SD, SMP hingga SMA. Hal ini disampaikan Eka dalam kolom komentar di unggahan Instagram Nadiem Makarim pada Selasa kemarin. Menurutnya, wisuda hanya diperuntukkan di perguruan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
merakiasa · 2 years ago
Text
bagiku, perjalanan kereta lebih dari sekadar mengantar para insan menuju tempat terbaik yang mereka inginkan.
bagiku, perjalanan dengan suara vokalis The Neighbourhood yang mengalun di kedua telinga serta samar-samar suara roda kereta yang menghantam jalan di bawahnya adalah salah satu waktu terbaik untuk melayangkan pikiran dengan bebas.
bagiku, perjalanan kereta lebih indah dari suara Pak Nardi, wali kelas semasa aku SMA yang menyebutkan nama panjang serta pencapaianku menjadi juara 1 lomba olimpiade fisika tingkat nasional yang diakhiri dengan riuhnya tepuk tangan dari seluruh murid di lapangan.
bagiku, kamu alasannya.
alasan mengapa sinar matahari yang terlampau silau dari jendela kereta ini tidak terlalu menyebalkan. padahal aku tidak terlalu suka cahaya yang terangnya sama seperti cahaya ponsel para orang tua. aku tidak protes bahkan ketika penumpang di sebelah kiriku berkata, “saya sangat suka pemandangan Semarang-Bandung ketika sore begini loh, mas. jendelanya saya buka lebar-lebar kayak gini gapapa ‘kan, mas?”
aku menghargai seorang wanita paruh baya yang tersenyum lebar padaku saat itu. “Saya juga suka, bu.” aku membalasnya dengan kebohongan.
padahal, aku lebih suka gelap. padahal, pemandangan di luar jendela yang bergerak itu bahkan membuatku mual.
nyatanya aku saat itu hanya merasa tidak enak saja pada orang yang bahkan tidak kuketahui nama panggilannya.
sama seperti ketika kamu pertama kali menyodorkan sebotol air putih kepadaku tiga tahun lalu, Sab.
saat aku berusaha sekuat tenaga menahan tangis, setelah mendapat kabar bahwa orang tersayang yang membuatku cepat-cepat pergi ke Semarang untuk melihat perkembangannya di Rumah Sakit Paru bahkan sudah meninggalkan kami semua bahkan sebelum aku tiba di sana untuk memecah rindu.
satu-satunya kerabat sedarah yang menyayangiku dengan sepenuh hati, satu-satunya yang selalu menyambut hangat kedatanganku di Semarang dengan dialog andalannya yang terdengar sangat ramah di telinga, “Mas Rai, mau nenek buatkan teh panas atau jahe susu?”
aku selalu pilih jahe susu.
tangisku pecah, Sab, saat ingat itu. asmaku entah kenapa kambuh setelah kukira aku sudah sembuh beberapa tahun lalu. semua kenangan indah yang tidak bisa dihitung pakai jari perlahan memenuhi isi kepala. berisik, menyakitkan, dan tidak bisa dikontrol.
tangisku pecah namun aku sebisa mungkin tidak bersuara. rasanya sesak, aku bahkan makin sulit bernapas. dadaku naik turun tidak karuan, berusaha memproses kabar yang kudapatkan dari Pakde melalui pesan singkat. sedangkan tanpa aku tahu pasti kapannya, kamu menyodorkan botol ke hadapanku.
“Mas, minum.”
tanpa bertanya, kamu menyuruhku begitu saja. seakan ini bukan yang pertama kali.
tanpa bertanya juga, aku mengambilnya dan menuruti perintahmu. refleks, aku menyerahkan botol tersebut ke tanganmu setelah usai meminum dua tegak.
“Feeling better?”
saat kalimat itu terlontar, barulah aku menyadari napasku mulai teratur. Tangisku terhenti, walau dada rasanya masih sesak. Aku menoleh ke kiri, akhirnya dapat melihat wajahmu sepenuhnya dengan pemandangan hijau di belakangnya.
“So much better. Makasih, ya.” aku memaksakan senyum.
���Gak perlu senyum kalau emang lagi ngerasa sedih, mas.”
aku tertegun.
“Pemberhentian setelah ini lumayan lama, sekitar 15 menit. Mas bisa turun dari kereta lalu ke toilet stasiun. Nangis sepuasnya.”
aku tertegun, lagi.
“Makasih, ya.”
setelah itu, aku kembali menuruti ucapanmu. kereta yang berhenti cukup lama itu membuat aku cukup bisa meluapkan semua emosi yang sejak tadi tertahan.
namun, siapa sangka, Sab? ternyata ucapanmu selalu aku turuti hingga 2 tahun setelah kita lebih mengenal satu sama lain.
kamu yang selalu protes kalau aku kurang minum air putih. kamu yang selalu melarangku untuk mengangkat telefon saat berkendara karena fokusku gampang terpecah dan aku bisa saja mengalami kecelakaan, bahkan ketika telefon itu dari kamu.
kamu yang selalu mengingatkan bahwa aku tidak boleh terlalu banyak merokok karena asmaku sering kambuh. kamu yang selalu memesankan makanan saat aku bahkan lupa waktu jam makan siang. padahal aku di Bandung, kamu di Semarang. secanggih itu, ya, teknologi sampai bisa membuat yang jauh selalu terasa dekat.
sayangnya, teknologi tidak bisa menyatukan dua orang yang memang bukan takdirnya sejak awal ya, Sab.
kalau bisa, sumpah, aku akan bekerja 24/7 tanpa libur untuk bisa mengumpulkan uang dan membeli teknologi itu, Sab.
karena sejak kamu memutuskan untuk pergi, kamu membawa sebagian semangatku untuk hidup.
duniaku mendadak runtuh sejak sore itu kamu berkata, “Rai, aku harap kamu bisa temuin orang yang lebih pantas buat kamu nantinya. Yang bisa selalu mengerti isi kepalamu yang penuh itu. Yang selalu bisa memprioritaskan hidup kamu dibanding hidupnya sendiri. Yang selalu mencintai kamu lebih dari ia mencintai dirinya sendiri dan hal-hal yang membahagiakannya.”
“I hope you’ll meet a person who can do all the things I can’t do for you, Rai.” tangismu pecah waktu itu. tepat saat aku ingin meraih tanganmu, kamu sudah buru-buru membalikkan badan untuk pergi.
bahkan sampai saat ini, punggungmu yang menjauh di hari itu selalu hadir di bunga tidurku sebagai mimpi buruk, Sab.
aku kira hidupku setelah kepergianmu sore itu juga termasuk mimpi buruk. rupanya aku masih bisa merasakan jahitan di kakiku yang kudapatkan dari kecelakaan dua minggu lalu karena terjatuh dari motor.
bukti nyata, ya, Sab. hidupku kacau tanpa kamu.
aku kira semuanya mimpi buruk. tapi kenapa kertas undangan pernikahanmu di genggaman tanganku ini terlihat sangat nyata, Sab?
kamu menghantuiku sampai ke mimpi karena aku terlalu egois saat kita masih pacaran, ya? kamu dendam, Sab?
kalau bisa, aku akan menyuruhmu untuk dendam saja. untuk benci, untuk memukulku, untuk memakiku. asal kamu di sini, di sampingku, melintasi Bandung ke Semarang dengan kereta sambil bercanda tawa. kita pada akhirnya menikah di kota asalmu, kota asal nenek, kota yang menjadi awal dari kisah kita.
siapa kira aku justru duduk sendiri di bangku kereta dengan penumpang di sebelah kiriku yang tidak berhenti berbicara padaku tentang masa indahnya bersama mendiang suaminya dulu dan aku hanya bisa mengangguk lalu tersenyum pahit.
aku bisa membayangkan kamu 20 tahun lagi mungkin akan seperti ibu di sebelahku ini, Sab. berbicara tanpa jeda, tersenyum, matanya berbinar seakan kisah yang sedang diceritakan baru saja terjadi kemarin. sayangnya, yang kamu ceritakan nantinya bukan aku tapi pasanganmu.
sialnya, dalam hitungan kurang dari 20 jam, aku harus menyaksikan kamu tersenyum dan mengucap ikrar sehidup semati tanpa aku di hadapanmu.
Sab ... kalau kamu saja bisa memaafkan aku dengan segala kebodohan dan kesalahanku ketika kita masih bersama, kenapa aku sampai detik ini justru berharap aku pergi dari dunia ini dibanding harus menjalani hidup tanpa kamu di dalamnya?
3 notes · View notes
kobongkastrol · 8 days ago
Text
Ki Hajar Dewantara turba ke Kalijati
Raden Mas Suwardi Suryaningrat memilih bunuh diri kelas dengan menanggalkan “Raden Mas” dan kemudian mengubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara pada tahun 1928. Beliau dikatakan kontroversial karena sungguh berani menulis sebuah esai dalam bahasa Belanda yang kalau diterjemahkan menjadi “Seandainya Aku Seorang Belanda”.
Aslinya berjudul Als Ik Eens Nederlander Was yang dimuat di surat kabar De Expres pada 13 Juli 1913. Ki Hajar tanpa tedeng aling-aling mengkritik secara keras kolonialisme Belanda di Nusantara. Ia melancarkan protes atas keinginan pemerintah Belanda yang ingin merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Prancis di Indonesia.
Ya, sebuah ironi karena hendak memperingati sebuah kemerdekaan di tanah jajahan. Dan bukan hanya itu, Ki Hajar menyindir bahwa rencana pemerintah Belanda tersebut akan dimintai sumbangan kepada rakyat Indonesia. Bahwa pena itu lebih keras suaranya dari senjata apapun ternyata menimpa Ki Hajar. Tulisan itu dianggap menghasut dan membuat Belanda marah.
Bukunya Kenji Tsuchiya, Demokrasi dan Kepemimpinan: Kebangkitan Gerakan Taman Siswa menuliskan bahwa pada tanggal 25 Juli, seorang pejabat kehakiman, H.V Monsanto, tiba di Bandung dari Batavia. Karena menganggap pamflet itu berbahaya dan bertentangan dengan Pasal 26 Peraturan Pers, ia menginterogasi penulis dan anggota-anggota komite pada hari itu dan keesokan harinya, serta memerintahkan petugas untuk menyita pamflet itu. Dan pada sore 30 Juli, Tjipto, Soewardi, Abdul Muis, dan Wignjadisastra ditangkap dan ditahan. Selanjutnya Ki Hajar diasingkan ke negeri Belanda.
Sembilan tahun kemudian Ki Hajar mendirikan Taman Siswa. Sekolah Taman Siswa pertama didirikan di Yogyakarta pada 3 Juli 1922. Perkembangannya cukup menggembirakan. Di Jawa Barat yaitu di Bandung, sekolah Taman Siswa dibuka 1 September 1926. Cianjur, 3 November 1928. Di Cirebon malah sudah dibuka pada 6 Juli 1923.
Masih dalam buku Kenji Tsuchiya, dalam lampiran bukunya dilaporkan bahwa sekolah Taman Siswa sudah berdiri di Subang dan Kalijati pada tanggal yang sama yaitu 1 November 1931. Sedangkan di Pamanukan menyusul beberapa bulan setelahnya yakni 7 Agustus 1932.
Dikunjungi pendiri Taman Siswa barangkali sebuah kebahagiaan tersendiri. Itulah kenyataan yang terjadi pada tanggal 18 Juli 1938 sebagaimana dilaporkan dalam koran Pemandangan 23 Juli 1938. Koran tersebut melaporkan bahwa Ki Hajar Dewantara dan istrinya berkenan berkunjung ke Taman Siswa Kalijati.
Saat itu cuaca sedang dilanda hujan terus menerus, namun kunjungan tersebut mendapat perhatian besar dari masyarakat Kalijati. Hadir dalam acara yang bertajuk “Rapat Pendidikan Umum” itu para politisi, pers, perhimpunan, ketua M.D (Muhammadiyah? pen), dan masyarakat luas.
Di kesempatan itu Ki Hajar berpidato secara lemah lembut menerangkan ihwal Taman Siswa. Ia mengambil beberapa contoh yang mudah dipahami oleh yang hadir. Tak terasa satu jam lebih Ki Hajar berpidato. Kemudian perwakilan wali murid yang bernama R. Partawinata dengan diringkan oleh anaknya R. Soenasih memberikan tutup meja (taplak, pen) dan sebuah tongkat kepada Ki Hajar dan istrinya.
Ki Hajar mendapatkan souvenir tersebut merasa gembira, bahwa dengan hadiah tongkat itu meskipun beliau sudah tua namun dapat berjalan menuju cita-cita yang maha mulia. Hadirin pun bertepuk tangan.
Sejumlah tokoh Subang seperti tuan Marsinu dan Darmodihardjo juga turut hadir dalam turba Ki Hajar Dewantara ke Kalijati.
0 notes
realita-lampung · 1 year ago
Text
Anggota Komisi IV DPRD Bandar Lampung Sesalkan Adanya Dugaan Pungli
Tumblr media
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung Hermawan, menyesalkan adanya dugaan pungutan liar (Pungli) sebesar Rp 50 ribu untuk pembuatan sumur Bor dan Pembangunan WC di SD Negeri 2 Way Dadi Sukarame. Hermawan menegaskan, semestinya Sekolah tidak mematok nilai jika sumbangan itu sifatnya sukarela. Sebelumnya ; Sumbangan Sukarela, Komite SDN 2 Way Dadi Minta Persiswa 50 Ribu "Semestinya jangan dipatok nilainya, kalau sifatnya sukarela seharusnya berapapun itu harus diterima, " kata legislator Gerindra saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis (14/9/2023). Hermawan mengaku miris, dengan adanya dugaan tersebut dan meminta sekolah untuk mengkaji ulang permintaan pungutan itu. "Saya alumni Sekolah itu juga, ya kalau bisa jangan membebankan wali murid dengan jumlah uang yang besar, kalau bisa dipertimbangkan kembali agar tidak membuat wali murid gaduh,"harapnya. Dia menambahkan, pihaknya akan mempelajari persoalan tersebut dan tidak menutup kemungkinan akan memanggil Kepala sekolah dan Komite. "Kita minta dinas pendidikan untuk mengambil langkah dengan adanya persoalan ini. Kalau untuk memanggil sekolah dan komite tentunya harus melalui koordinasi dengan kawan- kawan di komisi IV dan persetujuan pimpinan DPRD. Tidak bisa serta merta kami memanggil,"tandasnya. Diberitakan sebelumnya, Wali Murid SD Negeri 2 Way Dari Kecamatan Sukarame mengeluhkan adanya permintaan dari Komite yang diduga atas perintah dari Kepala Sekolah (Kepsek) dengan meminta sumbangan guna pembuatan WC dan sumur bor dengan mematok Rp 50 ribu. Permintaan sumbangan diwajibkan dari murid kelas I sampai dengan kelas 6. Salah satu wali murid yang meminta namanya dirahasiakan mengungkapkan, jika mereka diminta memberikan sumbangan sukarela namun anehnya dipatok Rp 50 ribu dan berlaku mulai hari Senin (12/9/2023). “Kita di minta iuran seikhlas nya tapi paling kecil 50rb,untuk renovasi toilet di sekolah,mulai berlaku hari Senin besok sudah bisa untuk membayar uang iuran itu,”keluhnya yang diamini wali murid lainnya. Yang juga menjadi keberatan mereka, jika wali murid mempunyai lebih dari satu anak yang bersekolah di SDN 2 Way Dadi, tetap dibebankan untuk membayar. “Tidak ada keringanan sama sekali mas, ya kalau punya anak tiga yang sekolah disini ya tetap harus bayar Rp 50 ribu masing-masing anak,”ucapnya. Untuk waktu pelunasan sambungnya, mereka diberi waktu sampai dengan satu bulan untuk melunasi kewajiban tersebut. “Katanya sukarela tapi aneh nilainya harus Rp 50 ribu, kalau memang sukarela kenapa nominalnya harus disebutkan. Dalam waktu satu bulan ini kami harus melunasi sumbangan yang katanya sukarela itu,”ungkapnya. Ia mengaku takut untuk protes saat rapat dengan komite dan kepala sekolah, karena jika ingin bertanya harus menyebutkan nama siswa dan kelas masing-masing. ‘Kami takut mau protes, takutnya nanti berimbas pada anak-anak kami.Takutnya anak-anak kami dikucilkan karena kalau mau bertanya harus menyebutkan nama anak kami dan kelasnya,”kata Dia. Senada dengannya, Wali murid lain mengaku heran dengan adanya sumbangan tersebut. Padahal sekolah itu sudah tercover dengan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS). “Lah dana BOS nya kemana, tetangga saya itu Kepsek juga dan ketika saya bertanya mereka selalu menggunakan anggaran dana BOS dan tidak membebankan biaya itu kepada wali murid,” jelasnya. Ia menambahkan, pihak komite dan sekolah berani melakukan pungutan itu dengan alasan sudah persetujuan Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.Namun Ia menduga tidak mungkin Disdik menyetujui pungutan yang diduga liar tersebut. Terpisah Kepala Sekolah SD Negeri 2 Way Dadi Sumiyati saat dikonfrimasi melalui pesan WhatsApp menjelaskan jika pungutan itu merupakan gerakan dari Komite sekolah dan secara pribadi Ia juga mengaku keberatan dengan alasan kondisi saat ini sedang sulit. “Itu gerakan dari komite dan masih dimusyawarahkan.Saya juga sih keberatan apalagi kan sekarang lagi masa sulit,”dalihnya. Read the full article
0 notes
iyas1998 · 2 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#Repost @ngomonginuang
Tabungan Siswa SD Rp112 Juta Hilang, Dipinjam Komite dan Guru?!
Sejumlah orangtua siswa SDN 2 Kondangjajar, Pangandaran, Jawa Barat melancarkan protes karena uang tabungan anak-anak mereka tak kunjung diberikan meski telah lulus.
Tak tanggung-tanggung, nilai tabungan 17 orang siswa tersebut mencapai lebih dari Rp112 juta.
Hal ini terungkap saat salah satu wali murid menanyakan tabungan yang belum diberikan meski anaknya telah lulus. Ketika ditagih, pihak sekolah mengaku tak memiliki uang untuk mengembalikan uang tersebut.
Usut punya usut, uang tersebut disimpan di koperasi yang saat ini sedang kolaps dan juga dipinjam oleh para guru untuk kebutuhan sehari-hari
Orangtua siswa berharap agar kasus ini dapat cepat diselesaikan secara transparan agar hak-hak siswa dapat terpenuhi.
Disini ada yang pernah nabung sama guru pas SD gak? Ceritain di KOMEN ya!
—⁣
FOLLOW kalau kamu mau #ngomonginuang yang sehat, mendidik, dan BERMANFAAT NYATA bersama kami.⁣⁣⁣
#korupsi #koruptor #tabungan #uang #sekolah #pangandaran #jawabarat #pengusaha #investasi #saham #marketing #bisnis #finansial #keuangan #literasikeuangan #belajarkeuangan #ilmukeuangan #keuanganpribadi
1 note · View note
hellosarabrinasarab · 2 years ago
Text
privilege 2.0
menurut gua, yang paham apa itu priviledge dan kenapa privilege itu ada, hanya segelintri orang aja.
dari segi bahasa, jelas, bahasa inggris kan. ngga semua yang paham bahasa inggris, sehingga ngga semua juga paham kata ini ada. pun kalau di bahasa indonesia kan, 'hak istimewa', ngga semua juga yang sering denger atau liat kata ini. mungkin rang orang yang berkiprah di bidang hukum, atau banyak terciprat dengan topik-topik hukum saja yang banyak tau.
secara keberadaan juga tidak banyak orang yang merasakan. menurut gua, hanya orang-orang dengan tingkat ekonomi, pendidikan dan sosial budaya tertentu saja yang paham privilege ini. untuk beberapa orang dengan SES yang rendah, bahkan mereka sebenarnya juga tidak terlalu butuh dengan kata 'privilege' ini.
dulu gua juga pernah membahas privilege, efek panjang dari salah satu klien gua, yang malah stres karena satu kata ini. kebetulan klien gua ini usia sekitar 19/20 tahun, baru masuk kuliah semester awal di kedokteran Unila. do'i merasa stres karena do'i merasa do'i bisa masuk kedokteran UI, asalkan ibunya membantu memasukkan do'i ke sana melalui jalur belakang. do'i menyalahkan ortunya yang tidak memberi ruang untuk mendapatkan privilege sekolah di universitas terbaik, di samping do'i juga menyalahkan ortunya yang tidak menggunakan privilege jalur belakang buat anaknya.
pada saat itu gua melihat privilege dari sudut pandang orang-orang dengan SES tinggi.
saat ini, setelah gua sebulan ada di SMK, gua mendapatkan kembali gambaran privilege, tapi dari sudut pandang SES rendah.
setelah sebulan gua ada di SMK, bertemu dengan murid-murid yang bapaknya supir truk, satpam, ibunya kerja jadi buruh dan ada beberapa yang mengandalkan biaya dari orang lain, kemudian gua ke sekolah swasta favorit di ibukota. namanya Al Kautsar. kebetulan memang sekolah islam yang dimiliki oleh swasta. secara jumlah murid, tentu saja kalah jauh. murid di SMK untuk seluruh angkatan berjumlah, 288 siswa, sedangkan di Al Kautsar, berjumlah 1200 siswa.
bukan hanya jumlah muridnya saja yang fantastis, namun fasilitas di sekolah tersebut juga sangat mumpuni. sangat mampu untuk mengayomi semua murid yang ada di sana. tentu saja fasilitas tersebut disponsori oleh para orang tua wali murid yang notebene berduit semua. memang jauh berbeda dengan wali murid di SMK.
itu saja sudah merupakan privilege.
tapi yang membuat gua paling merasakan adanya privilege, adalah saat melihat murid-murid di Al Kautsar, yang memakai sendal adidas, tas tote bag tambahan selain tas punggung, kemudian di atas meja mereka ada minuman jus atau susu kemasan. bahkan mereka kedinginan karena di kelas dipasang dua ac, dan akhirnya mereka memakai cardigan yang jahitannya terlihat rapih dan lembut, terasa seperti dari merk mahal dengan harga ratusan ribu atau bahkan jutaan.
pemandangan itu, sama sekali tidak akan pernah bisa gua lihat di SMK. di SMK, bahkan mereka hampir tidak pernah beli pop ice di luar. punya uang saku untuk beli jajan di sekolah pun, sudah sangat sangat alhamdulillah. beberapa bahkan menahan lapar walau terkadang teman-teman di kelas sering bikin kesal karena protes kenapa susah sekali diajak jajan. boro-boro ada minum minuman kemasan, tahu bahwa minuman tersebut ada di dunia ini saja, sepertinya tidak. tas mereka juga seadanya, tidak ada yang bawa tas lebih, seakan akan, membeli satu tas saja juga sudah dengan pertimbangan panjang. tidak juga memakai cardigan atau jaket tambahan, mampu beli seragam sekolah saja sudah alhamdulillah.
melihat perbedaan kedua sekolah tersebut, hati gua sedih. bukan gua menyalahkan orang tua mereka yang tidak kayak atau punya penghasilan banyak. hati gua sedih, karena ada anak-anak yang memiliki segala nya di dunia ini dan semangat untuk bersekolah, tapi ada juga anak anak yang bersyukur hanya dengan seadanya dan masih giat ke sekolah.
sekali lagi, privilege itu ada, tapi bukan melulu SES, privilege pendidikan juga ada.
buktinya, anak anak di SMK pun, banyak dari mereka yang secara intelektual bagus, secara motivasi untuk berprestasi juga tinggi. padahal bukan anak orang kaya atau anak orang berpendidikan tinggi.
so, privilege itu ada, tinggal bagaimana kamu menilai privilege itu dari sudut pandang mana.
0 notes
inisialnya-a · 5 years ago
Text
Apa lagu yang pas untuk malam ini? Sedangkan dari tadi pagi, hati dan kepalaku sudah selesai dicabik-cabik musibah yang tak berhenti memilihku jadi sasarannya. Bagaimana tidak? Di kondisi yang memang qodarullah sedang sulit-sulitnya, aku masih mencari satu dua kisah-kisah pilu seantero negeri, cuma untuk membuatku tidak terpuruk.
Namun, beberapa orang mungkin beranggapan semua ini seperti pesulap memainkan mantranya "simsalabim", lalu semuanya bisa menjadi semudah itu. Tidak! Woy, dengerin! Banyak orang main-main dengan hati saya yang retak-retak. Yang kutambal dengan apa saja, yang kusangga dengan motivasi-motivasi apapun, asal... hati ini masih mau bekerja sama dengan waras.
Kalian... tahu sakitnya menjadi seorang guru yang dibohongi muridnya atas hasil pekerjaan rumahnya? Belum tentu. Kebanyakan teman-teman sekolahku saja menghalalkan tradisi "barter" jawaban saat ujian. Kalian... tahu rumitnya bertahan di posisi menjadi tenaga pendidik di zaman-zaman sekarang? Guru lebih banyak di koreksi oleh orang tua. Sedikit-sedikit anaknya tidak bisa, guru menjadi titik paling pas untuk dipersalahkan. Bodoh! Posisi ini kadang terasa sangat rendahan, mengingat segala sesuatu yang berhubungan dengan guru hanya persoalan angka, angka dan angka. Aku merasa guru zaman sekarang kehilangan bobotnya yang sakral di mata orang tua. Apalagi di tengah kota-kota besar. Nama guru mudah sekali tersingkir hanya dengan satu dua bentuk protes sakartis wali murid.
Persoalan anak? Ada yang mengatakan "Tidak ada anak yang bodoh." Its okay. Aku setuju. Bahkan seribu persen setuju. Dan karena aku setuju, aku akan mengatakan hal serupa tapi beda makna, "In this world, that have no stupid teacher or angry teacher." Biar adil.
Sebenarnya di luar masalah bohong dan dibohongi yang merusak hari ini, aku dipermasalahkan lagi dengan honor di tengah kondisi yang memang sedang memprihatinkan. Nah, kondisi keuanganku juga tidak kalah miris. Ditambah dua tahun ini aku mengabdi pada "majikan" yang semaunya sendiri pada hak-hak guru. Astaghfirullah! Untuk urusan hakku yang tidak terpenuhi, aku biarkan dia. Itu artinya dia bukan main-main lagi dengan kehidupanku, tapi dengan Tuhan. Biar dia yang membicarakannya suatu hari nanti denganNya.
Aku bersyukur. Meskipun keadaanku memang selalu terpojok dan kurang pilihan. Aku masih bernapas sedikit lega. Karena, Allah selalu menjadi alasan paling kokoh untuk tidak menyerah. Walaupun, mungkin aku sedang menyusun langkah untuk keluar dari titik menyebalkan ini. Hahahah.
Anonamed.a
3 notes · View notes
palupiyuliyani · 5 years ago
Text
Lucunya jadi introvert (atau mungkin dominan kesana)
Pikiran mereka tuh rumit, masalah sepele aja harus tetap dipikir secara mendalam. Mereka baru bisa tenang, setelah merenung beberapa menit mungkin sampai jam.
Misalnya : mau ngeshare info buat wali murid, mikir dulu bahasa yang baik gimana, kalau mereka protes aku harus gimana, kalau responnya begini aku harus gimana, gimana, gimana pertanyaan gimana akan terus muter di kepala, sampai mentok (hampir stress) kalau udah dipuncak kerumitan ini, barulah ketemu ketenangan. Setelah tenang ketemulah jawaban dari berbagai pertanyaan gimana itu. Barulah info itu dishare setelah bermenit-menit pertimbangan.
(Kadang aku sendiri heran, masalah kayak gini aja kok ndadak dipikir banget-banget to pi, santai aja XD)
Mungkin orang introvert memang kebanyakan mikir, butuh jeda lebih banyak untuk memahami suatu masalah. Tapi mereka bisa diandalkan kok, apalagi kalau kalian beri dukungan. Sekecil apapun, sudah cukup membuat mereka bahagia. :)
1 note · View note
iskandarjet · 3 years ago
Photo
Tumblr media
Abang Kahla hari ini diwisuda. Saya bersyukur, acara wisudanya bisa diadakan luring alias tanpa zaam-ziim-zoom. Beberapa bulan lalu, saat pengaturan pandemi sudah mulai reda, para wali murid sempat protes karena pihak sekolah bersikukuh akan mengadakan wisuda daring seperti tahun lalu. Alasannya kali ini tentu bukan karena Covid19, karena semua acara sudah boleh diadakan tatap muka di dalam ruangan. Setelah protes membahana, sekolah Kahla akhirnya mengalah. Jadilah wisuda ini, pagi ini, di gedung pertemuan ini, tak jauh dari sekolah si Abang. Saya beruntung, karena dari tiga putra-putri, masing² punya pengalaman wisuda yang berbeda. Putri pertama, generasi tanpa pandemi, wisudanya offline. Putri kedua, generasi pandemi, wisudanya online. Putra ketiga, generasi pospandemi, wisudanya balik offline. Duh, cepatnya waktu berlalu... Yuk kencengin doa, ikhtiar dan syukur yuk.... #myboy #graduation (at Balai Komando Kopasus) https://www.instagram.com/p/CfX0UWKJdQ9/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
realitajayasaktigroup · 5 days ago
Text
Protes Transparansi, Wali Murid Al Abidin Soroti Dana BOS dan Program MBG
HARIANSOLORAYA.COM, SOLO || Puluhan wali murid sekolah Al Abidin Solo menggelar aksi long march menuju Kantor Yayasan Al Abidin Solo di Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Jumat (31/1/2025) pagi. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas kurangnya transparansi pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sejak pukul 08.00 WIB, para wali…
0 notes
cakrawalanewsdotco · 3 years ago
Text
Komisi E DPRD Jatim Sesalkan Masih Ada Penahanan Ijazah Sekolah SMA di Surabaya
Komisi E DPRD Jatim Sesalkan Masih Ada Penahanan Ijazah Sekolah SMA di Surabaya
Surabaya. Cakrawalanews.co  – Aksi protes sejumlah wali murid dan siswa SMA Negeri 9 Surabaya lantaran ijazah mereka masih ditahan pihak sekolah karena belum melunasi iuran sekolah. Nampaknya menjadi perhatian serius kalangan DPRD Jatim. Bahkan secara khusus, Komisi E DPRD Jatim yang membidangi masalah pendidikan ikut bersuara. Sebab kasus yang mencuat itu dinilai dapat mencoreng nama baik…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
madurapost · 3 years ago
Text
Wali Murid SMPN 2 Sampang Protes Pungutan Biaya Seragam Capai Rp 880 Ribu
Wali Murid SMPN 2 Sampang Protes Pungutan Biaya Seragam Capai Rp 880 Ribu
SAMPANG, MaduraPost – Wali murid di SMPN 2 Kabupaten Sampang, Jawa Timur, memprotes pengadaan seragam yang dipungut biaya hingga Rp 880 ribu. Hal tersebut disampaikan wali murid berinisial Y warga Desa Keramat, Kelurahan Karang Dalam, Kecamatan Sampang. Y mengeluh hal tersebut setelah mendatangi Sekretariat DPD GMPK Sampang. Ia curhat seputar sumbangan tersebut. “Sossa kaule pak, nak kanak mule…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
realita-lampung · 1 year ago
Text
Sumbangan Sukarela, Komite SDN 2 Way Dadi Minta Persiswa 50 Ribu
Tumblr media
Wali Murid SD Negeri 2 Way Dadi Kecamatan Sukarame Bandarlampung mengeluhkan adanya permintaan dari Komite yang meminta sumbangan untuk pembuatan WC dan sumur bor. Permintaan sumbangan itu diduga atas perintah dari Kepala Sekolah (Kepsek) dengan alasan untuk pembuatan WC dan sumur bor sebesar Rp50 ribu persiswa, dan permintaan sumbangan itu untuk siswa dari kelas I hingga kelas 6. Salah satu wali murid yang meminta namanya dirahasiakan mengungkapkan, jika mereka diminta memberikan sumbangan sukarela namun anehnya dipatok Rp 0 ribu dan berlaku mulai hari Senin (12/9/2023) lalu. “Kita di minta iuran seikhlas nya tapi paling kecil 50rb,untuk renovasi toilet di sekolah,mulai berlaku hari Senin besok sudah bisa untuk membayar uang iuran itu,” keluhnya yang diamini wali murid lainnya yang juga menjadi keberatan mereka, jika wali murid mempunyai lebih dari satu anak yang bersekolah di SDN 2 Way Dadi, tetap dibebankan untuk membayar. “Tidak ada keringanan sama sekali mas, ya kalau punya anak tiga yang sekolah disini ya tetap harus bayar Rp50 ribu masing-masing anak," ucapnya. Untuk waktu pelunasan sambungnya, mereka diberi waktu sampai dengan satu bulan untuk melunasi kewajiban tersebut. “Katanya sukarela tapi aneh nilainya harus Rp 50 ribu, kalau memang sukarela kenapa nominalnya harus disebutkan. Dalam waktu satu bulan ini kami harus melunasi sumbangan yang katanya sukarela itu,” ungkapnya. Ia mengaku takut untuk protes saat rapat dengan komite dan kepala sekolah, karena jika ingin bertanya harus menyebutkan nama siswa dan kelas masing-masing. "‘Kami takut mau protes, takutnya nanti berimbas pada anak-anak kami.Takutnya anak-anak kami dikucilkan karena kalau mau bertanya harus menyebutkan nama anak kami dan kelasnya,” katanya. Senada dengannya, Wali murid lain mengaku heran dengan adanya sumbangan tersebut. Padahal sekolah itu sudah tercover dengan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS). “Lah dana BOS nya kemana, tetangga saya itu Kepsek juga dan ketika saya bertanya mereka selalu menggunakan anggaran dana BOS dan tidak membebankan biaya itu kepada wali murid,” jelasnya. Ia menambahkan, pihak komite dan sekolah berani melakukan pungutan itu dengan alasan sudah persetujuan Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.Namun Ia menduga tidak mungkin Disdik menyetujui pungutan yang diduga liar tersebut. Terpisah Kepala Sekolah SD Negeri 2 Way Dadi Sumiyati saat dikonfrimasi melalui pesan WhatsApp menjelaskan jika pungutan itu merupakan gerakan dari Komite sekolah dan secara pribadi Ia juga mengaku keberatan dengan alasan kondisi saat ini sedang sulit. “Itu gerakan dari komite dan masih dimusyawarahkan. Saya juga sih keberatan apalagi kan sekarang lagi masa sulit,” ujarnya. (Red) Read the full article
0 notes
faseberita · 4 years ago
Text
Protes ke Kepala Sekolah: Guru, Wali Murid dan Warga Segel Gedung SD
Protes ke Kepala Sekolah: Guru, Wali Murid dan Warga Segel Gedung SD
FaseBerita.ID – Sejumlah guru, orang tua/wali murid dan warga melakukan aksi penyegelan terhadap SDN 0417 Pasir Julu, Kamis (14/1). Aksi penyegelan tiap ruangan ini, buntut protes terhadap keberadaan kepala sekolah, NAD. Sebelumnya, bahkan surat keberatan yang ditandatangani bersama dan diketahui kepala desa setempat juga sudah dilayangkan ke Dinas Pendidikan dan kebudayaan pemkab palas, Senin…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rmolid · 4 years ago
Text
0 notes