#Polda Sultra
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pengamanan Kampanye Pilkada Personil Gabungan Polres Kolaka dan Polda Sultra Gelar TFG
Kolaka, BuletinNews.com – Personil gabungan polres Kolaka dan Polda Sultra menggelar Kegiatan TFG (Tactical Floor Game) dalam rangka kegiatan pengamanan Kampanye Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan dilaksanakan pada, Minggu 17 November 2024 pukul 09.30 wita di Mapolres Kolaka.Kegiatan tersebut di dipimpin langsung oleh Kapolres Kolaka AKBP Moh. Yosa Hadi, S.I.K.,M.M, didampingi Kabag Ops…
0 notes
Text
Kapolda Sultra Pantau Langsung Pengamanan Pendaftaran Calon Kepala Daerah di KPU
Kendari, JurnalSultra.com – Kapolda Sulawesi Tenggara, Irjen Pol Dwi Irianto, S.I.K., M.Si, bersama Wakapolda Sultra Brigjen Pol Amur Chandra Juli Buana, S.H., M.H., serta sejumlah pejabat utama polda sultra melakukan pemantauan langsung terhadap pelaksanaan pengamanan tahapan pendaftaran bakal pasangan calon Pilkada Serentak 2024. Pemantauan ini dilakukan di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)…
0 notes
Text
Propam Polda Sulut Periksa 2 Anggota Polres Minahasa yang Viral Berfoto Dengan Timses Cagub
MANADO, Cinews.id – Propam Polda Sulawesi Utara (Sulut) melakukan pemeriksaan dua polisi bertugas di Polres Minahasa yang berpose bersama tim sukses(timses) salah satu pasangan calon (paslon) gubernur-wakil gubernur, yang fotonya sempat viral. Kabid Humas Polda Sulut Kombes Michael Irwan Thamsil mengatakan, kedua oknum anggota Polri tersebut sudah dipanggil dan dilakukan pemeriksaan. “Keduanya…
0 notes
Text
Propam Polda Sultra periksa enam personel terkait kasus guru Supriyani
Betul (pemeriksaan personel kepolisian), tiga personel Polsek (Baito) dan tiga personel Polres (Konawe Selatan). Mohon waktu, karena Kades sedang dipanggil untuk klarifikasi
Bidang Profesi dan Pengaman (Bid Propam) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) memeriksa enam orang personel kepolisian terkait dengan kasus guru honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Baito, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Supriyani.
Kepala Bid Propam Polda Sultra Kombes Pol Moch. Sholeh saat dihubungi di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa enam personel yang dilakukan pemeriksaan tersebut berasal dari Polsek Baito dan Polres Konawe Selatan.
Berita lengkapnya : Klik disini
0 notes
Text
Supriyani diperiksa Propam terkait permintaan Rp50 juta dari polisi
Guru honorer SDN 4 Baito, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), diperiksa Propam Polda Sultra terkait dengan permintaan uang sebesar Rp50 juta dari pihak kepolisian di Polsek Baito, untuk menghentikan penyelidikan kasus yang menimpanya.Guru honorer Supriyani saat ditemui di Kendari, Rabu malam, mengatakan bahwa dalam pemeriksaan itu dirinya dicecar dengan 30 pertanyaan selama kurang lebih empat jam lamanya di dalam ruangan.
Berita lengkapnya : Klik disini
0 notes
Text
Propam Polda Sultra Periksa Supriyani Terkait Permintaan Uang Oleh Personel Polsek Barito
http://dlvr.it/TG2qFP
0 notes
Text
Guru Supriyani Diperiksa Propam Soal Permintaan Uang Rp50 Juta oleh Penyidik
Supriyani diperiksa Propam Polda Sulawesi Tenggara. (Foto: Antara) Kendari (Riaunews.com) – Guru honorer SDN 4 Baito, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), diperiksa Propam Polda Sultra terkait dengan permintaan uang sebesar Rp50 juta dari pihak kepolisian di Polsek Baito, untuk menghentikan penyelidikan kasus yang menimpanya. Guru honorer Supriyani saat ditemui di Kendari, Rabu (6/11/2024) malam,…
0 notes
Text
Komisi III apresiasi Propam Polda Sultra ikut tangani kasus Supriyani
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengapresiasi penyidik Propam Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) yang turun tangan dengan memeriksa personel yang menangani penyidikan guru Supriyani yang dilaporkan terkait kasus dugaan penganiayaan.
“Selang beberapa hari setelah saya suarakan, Propam Polda Sultra langsung mengambil tindakan. Apresiasi untuk itu,” kata Sahroni dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Ia pun meminta agar Propam Polda Sultra melihat kasus tersebut secara objektif tanpa adanya intervensi atau kedekatan.
“Selanjutnya, tinggal kita lihat arah penanganannya. Yang jelas, harus bisa objektif dan berimbang. Jangan malah mencla-mencle, apalagi memihak pihak tertentu. Awas. Pokoknya Propam harus konkret, harus ada tindakan. Jangan cuma sekadar jadi tempat mengungkap kronologi,” kata dia.
Lebih lanjut, Sahroni juga meminta Polda Sultra untuk menjadikan keadilan restoratif (restorative justice) sebagai pilihan pertama dalam menyelesaikan kasus ini.
“Saya rasa restorative justice bisa menjadi opsi yang pas untuk penyelesaian kasus ini, selama kedua belah pihak melakukan atas keinginan masing-masing, tanpa tekanan atau paksaan. Karena dengan begitu, kedua belah pihak dapat menemukan titik temu yang berkeadilan dan solutif. Jadi, tidak perlu ada yang sampai dipenjara segala. Berlebihan,” ujarnya.
Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa apabila nantinya Propam Polda Sultra mendapati unsur kesengajaan atau manipulasi dalam kasus ini, maka langkah penanganannya bisa berbeda.
“Tapi kalau Propam menemui kejanggalan atau kesengajaan lainnya, bisa jadi beda urusannya. Makanya, harus diusut terlebih dahulu fakta-fakta kejadiannya,” pungkasnya.
Diketahui, penyidik Bidang Propam Polda Sultra turun tangan memeriksa anggota yang menangani kasus guru honorer tersebut.
Kabid Propam Polda Sultra Kombes Pol. Moch Soleh pada Minggu (25/10) mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap personel yang terlibat dalam kasus tersebut masih terus dilakukan untuk diketahui apakah proses penanganan perkara ini sudah sesuai dengan prosedur atau tidak.
Sebagai informasi, guru honorer SDN 4 Baito Supriyani itu viral di berbagai media sosial karena dilaporkan oleh orang tua siswanya yang merupakan anggota Polsek Baito dengan tuduhan penganiayaan, pada April 2024. Kemudian pihak kepolisian melimpahkan perkara tersebut ke kejaksaan dan dilakukan penahanan terhadap Supriyani di Lapas Perempuan.
0 notes
Text
Polda Sultra: permintaan uang damai kepada guru honorer tidak benar
"Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Kapolres Konawe Selatan dalam rilisnya,"
Kendari (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) menegaskan bahwa permintaan uang untuk berdamai dalam kasus yang menimpa oknum guru honorer di SDN 4 Baito, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), yang viral di media sosial tidak benar.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sultra Kombes Pol Iis Kristian saat ditemui di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa permintaan uang yang beredar di berbagai media dengan besaran Rp50 juta untuk mendamaikan kasus tersebut tidak benar atau hoaks.
"Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Kapolres Konawe Selatan dalam rilisnya," kata Iis Kristian.
Dia menyebutkan bahwa dalam penanganan kasus yang melibatkan guru honorer Supriyani dan siswa SD berinisial MC tersebut, pihak penyidik menetapkan untuk tidak melakukan penahanan terhadap tersangka guru honorer tersebut.
"Ini adalah sebagai rasa empati Polri khususnya penyidik yang menangani perkara ini," ujarnya.
Iis Kristian mengungkapkan bahwa Polda Sultra bersama dengan Polres Konawe Selatan telah melakukan langkah-langkah sesuai prosedural serta sesuai dengan peristiwa dan fakta hukum yang ada.
"Sesuai dengan undang-undang khusus kaum rentan. Dalam hal ini anak sebagai korban termasuk juga perlindungan hak-hak terhadap terlapor, yaitu memberikan ruang restorasi ruang keadilan serta tidak melakukan penahanan selama proses penyidikan dengan mempertimbangkan bahwa terlapor adalah sebagai tenaga pengajar," ungkap Iis Kristian.
Dia juga menambahkan bahwa pihaknya terus membuka diri terkait dengan informasi penanganan kasus tersebut, sebagai wujud transparansi dan komitmen Polri dalam memberikan rasa keadilan.
Sebelumnya, seorang guru honorer SDN 4 Baito, Konawe Selatan, bernama Supriyani dilaporkan oleh salah satu orang tua murid kelas 1 atas dugaan penganiayaan ke Polsek Baito pada 25 April 2024.
Pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan dan juga menempuh upaya mediasi bersama dengan pemerintah setempat. Namun, jalan damai tidak ditemukan sehingga pihak kepolisian meningkatkan status ke penyidikan, serta melimpahkan kasus tersebut kepada pihak kejaksaan atau P21.
0 notes
Text
Polda Sultra Siapkan 307 Personel untuk Operasi Zebra Anoa 2024
SULTRATOP.COM, KENDARI – Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Apel Gelar Pasukan Operasi Zebra Anoa 2024 di Lapangan Presisi Polda Sultra pada Senin (14/10/2024) pagi. Apel Gelar Pasukan ini dipimpin oleh Wakapolda Sultra, Brigjen Pol Amur Chandra Juli Buana, dan dihadiri oleh Irwasda Polda Sultra Kombes Pol Hartoyo, pejabat utama Polda Sultra, serta perwakilan dari TNI, Dinas Perhubungan,…
0 notes
Text
Polresta Kendari Jaring 51 Motor Balap Liar di Awal Ramadhan
PILARSULTRA.COM, Kendari — Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari, Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil mengamankan sebanyak 51 unit sepeda motor yang terjaring dalam operasi balap liar di awal Ramadhan 1445 Hijriah (H)/2024 Masehi (M). Kepala Sat Lantas Polresta Kendari AKP Syahrul saat ditemui di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa…
View On WordPress
0 notes
Text
Ini Pesan Kapolda Sultra Pada Rakernis Gabungan Direktorat
Kendari, BuletinNews.com – Kapolda Sultra Irjen Pol Dwi Irianto, S.I.K., M.Si membuka Rakernis gabungan 7 Direktorat, Bid Keu dan Bid Humas Polda Sultra T.A 2024, yang bertempat di Claro Hotel Kendari, Rabu 4 September 2024. Turut hadir dalam kegiatan ini Wakapolda Sultra Brigjen Pol Amur Chandra Juli Buana, S.H., M.H, para pejabat utama Polda Sultra beserta ratusan personel yang mengikuti…
0 notes
Text
Ditpolairud Polda Sultra Kibarkan Bendera Merah Putih di Bawah Laut
Kendari, JurnalSultra.com – Peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia berlangsung meriah di berbagai penjuru Nusantara, dengan sejumlah wilayah yang menyajikan perayaan unik. Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah pengibaran bendera merah putih di bawah laut oleh puluhan penyelam di Desa Wisata Namu, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu…
0 notes
Text
Propam Polda Sultra Periksa 6 Anggota Polisi Soal Dugaan Permintaan Rp50 Juta ke Supriyani
KENDARI, Cinews.id – Propam Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) memeriksa enam personel Polres Konawe Selatan dan Polsek Baito serta Kepala Desa Wonuaraya bernama Rokimin untuk menyelidiki permintaan uang damai Rp50 juta terhadap guru honorer Supriyani. Keenam polisi itu di antaranya tiga personel Polres Konawe Selatan Sulawesi Tenggara dan tiga Personel Polsek Baito termasuk Kapolsek Baito Ipda…
0 notes
Text
Hal yang tidak diketahui orang ketika aku tinggal di Pulau.
Lucu rasanya, ketika aku tidak banyak bercerita tentang kesusahan ku yang terdahulu, lalu orang berasumsi aku tidak pernah kesulitan.
Tapi, tolong, setelah membaca ini, kamu jangan merasa kasihan kepada hidupku. Sekarang, aku sudah jauh lebih baik.
Baiklah,
2020, ketika pertama kali merantau ketempat ini. Aku tidak pernah ingin menaruh ekspektasi apapun. Termasuk apakah aku akan lulus atau tidak. Apakah aku akan bertahan sejauh mana. Aku hanya bertindak atas dasar apa yang harus kulakukan.
Setelah melewati masa test, aku sama sekali tidak berharap banyak. Ku pikir, akan meneruskan usaha dan dagangan ku di sana.
Setahun sebelumnya, aku menyiapkan diri dengan mengikuti kursus, mana tau, aku bisa membuka usaha sendiri. Selama masa Covid-19, aku juga belajar baking kue. Apapun itu, aku berusaha untuk menapaki masa depan dengan optimisme.
Tibalah saatnya ujian test , test pertama aku lulus di peringkat ketiga. Test kedua, hal yang tidak ku sangka, aku lulus sebagai peringkat pertama.
Pada saat tahap pemberkasan, Selvi terlambat datang ke kabupaten ini. Beberapa kali mengecek tiket pesawat, semua ada di harga 3,000,000. Satu-satunya yang bisa ku beli adalah tiket di hari Jum'at.
Aku menggunakan waktu yang ada, untuk membuat SKCK di Polda Sultra. Setelah menelfon panitia kabupaten, bukannya diberi dukungan, aku dimarahi, sebab tidak datang pada saat pemberian arahan di tanggal 4-6 November 2020. Bapak-bapak yang memarahiku itu menyuruhku agar memindahkan domisili ku ke kabupaten yang baru secepatnya, agar nanti aku mengurus SKCK di provinsi Maluku Utara. Aku malah berpikir, bahwa untuk apa aku repot-repot mengganti domisili ku, jika yang diinginkan adalah SKCK.
Uang 5,000,000 yang diberikan mama diluar dari uang tiket. Seterusnya aku pakai untuk bayar penginapan 3 malam.
Lanjut, aku dibantu oleh orang yg berbaik hati, mencarikanku kos-kosan. Ia tidak bisa menempatkanku di rumahnya karena alasan rumahnya sudah full. Oma yang juga masih keluarga jauh, mengatakan, aku tidak bisa tinggal lama di rumahnya. Sebaiknya aku segera mencari kos-kosan. Lewat teman seangkatan, yg juga seorang guru, tantenya mendatangiku di penginapan dan mendorongku untuk segera mencari tempat kos. Dia membawa motor, dan dengan membawa bersama satu koper dan satu ranselku.
Aku datang di sebuah kosan, ibu kostnya menyambutku ramah. Disitu aku belum memiliki apapun. Jadi aku merentangkan celana jeans+jaket tebal+selimut+sarung untuk menjadi alas ku tidur. Tidak lama kemudian, si ibu di samping, memberikan bantal untuk ku pakai.
Dua hari berselang, temanku, kak Uli, membantuku untuk mencari tempat tidur, rice cooker, dan alat-alat dapur. Sempat tidak yakin, dengan harga kasur, sepertinya memang diberikan harga mahal. Tapi bagaimanapun, aku butuh bed utk tidur. Setidaknya malam itu, aku tidak lagi kedinginan. Karena belum memiliki kompor, ibu kos memberikan kompor minyak tanahnya untuk ku pakai.
Tentang handphone, jangan tanyakan, apa yang terjadi.
Handphone terakhir yang kupakai adalah Samsung J, hp ini udah ga bisa dipakai, untuk dinyalakan saja sudah tidak bisa. Kakak ku menyarankan agar membelikan ku hp yang baru, tapi aku bersikeras, biarlah tetap aku memakai hp lamanya. Sebagai gantinya, aku minta dibelikan beberapa buku. Jadilah ketika merantau lagi, aku memakai hp bekas kakak ku. Pas ngetik di hp, layar nya harus dipindahkan sedemikian rupa, entah naik ke sudut kiri, ke bawah, ke kanan, dsb. Mama ku sempat bertanya beberapa kali, apakah aku ingin dibelikan kendaraan atau tidak. Jawabku, "belum ma".
Aku berpikir, ini adalah langkah paling nol besar. Aku memulai segalanya dengan kesederhanaan. "Yang penting ada dulu, yang bisa dipakai. Yang penting ada dulu, yang bisa dimakan untuk mengganjal perut".
Sepatu yang kubawa 2 pasang, 1 pasang sendal , 1 jeans, 2 rok, 2 celana kain, 3 kaos, 2 baju tidur dan 2 jaket. Sisanya, aku membawa buku-buku, setrika, selimut, handuk dan sarung.
Kami mulai pemberkasan di November 2020. Banyak dari kami yang berharap agar di Desember 2020 kami sudah mulai kerja. Mama dan Bapak berulang kali menanyakan apakah aku akan pulang atau tidak. Dengan menguatkan hati, aku bilang belum bisa pulang.
Natal 2020 , yang paling sepi diantara yang lainnya. Semua orang mengira, akan mendapatkan SK di bulan Desember. Januari pun datang, tapi tidak pernah ada tanda-tanda.
Sepulang, natal, aku tinggal berdiam diri di kos. Beberapa kali menerima telpon dari bapak, mama, saudara sepupu dan om. Mereka memastikan kabarku baik baik saja.
Aku sangat dan lebih excited ketika pertama bertemu teman satu kantor serta kepala sekolah ku. Mungkin kesenangan serta semangat ku itu cukup menutupi segala gundah gulana, dan kekurangan di dalam kamar kos ku.
Tetapi hari berlalu, aku tidak benar-benar paham apa yang terjadi di sekolah. sepertinya ada sesuatu yg terjadi. Guru-guru di pulau mengeluhkan sering terjadi miskomunikasi antara guru dengan kepala sekolah. Kecenderungan mereka untuk bercerita tentang hal yang tidak ku ketahui, membuat aku menaruh curiga baik kepada kepala sekolah maupun kepada guru-guru.
~to be continued
0 notes
Link
0 notes