#Perpanjang kontrak guru
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pemkab Bengkulu Selatan Perpanjang Kontrak 375 Guru PPPK Tahap I dan II
Pemkab Bengkulu Selatan Perpanjang Kontrak 375 Guru PPPK Tahap I dan II KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU SELATAN|| Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, melaksanakan perpanjangan kontrak Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru tahap I dan tahap II. Kegiatan ini berlangsung di gedung aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkulu…
0 notes
Text
Guru Besar Unhas Jempol Gubernur Andi Sudirman Atas Keberanian Tak Perpanjang Kontrak Karya PT Vale
Guru Besar Unhas Jempol Gubernur Andi Sudirman Atas Keberanian Tak Perpanjang Kontrak Karya PT Vale
Mediumindonesia.com, Makassar – Komitmen Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman untuk mengambil alih lahan bekas tambang PT. Vale Indonesia Tbk dan meminta agar negara tidak memperpanjang lagi kontrak karya perusahaan tersebut ditanggapi positif oleh pengamat ekonomi. Pengamat ekonomi yang juga guru besar Unhas Prof Dr Marsuki DEA menyatakan apresiasi tingginya terhadap Andi Sudirman…
View On WordPress
0 notes
Text
Syukur
Hari ini. Officially. Resmi sebagai karyawan kontrak di tempat kerja ke empat sejak lulus kuliah.
Sebenernya resminya udah dari tanggal 19 Agustus kemarin. Hanya saja karena gajian bulan ini sistemnya masih sama kayak waktu training jadi aku anggap aja bener-bener resminya ya hari ini. 1 September.
Wuahhhh!!! Rasanya enggak nyangka banget bisa bertahan melewati tiga bulan pertama tanpa mengalami dan menjumpai drama-drama office life kayak di dua tempat kerja sebelumnya.
Iya, tiga bulan ini alhamdulillah terlewati tanpa terasa. Tiba-tiba udah habis aja masa trainingnya.
Inget dulu waktu awal-awal masuk tuh masih ngerasa berat banget. Karena faktor gaji yang seadanya banget dan masa kontrak yang terlalu lama. Sempet nangis bombay juga waktu minta pendapat mama dan bapak, apakah baiknya aku ambil kerjaan ini atau enggak. Lalu, ngobrol-ngobrol sama partner juga ngerasain hal yang sama, dan kita sama-sama berdoa supaya enggak lolos training, bahkan udah berencana mau ini itu selesai training nanti. Ditambah seiring berjalannya waktu banyak mendengar cerita sumbang tentang keadaan di sana, terutama orang-orangnya. Yang paling penting, masih berharap banget "proses" yang lagi aku jalani sama seseorang mebuahkan hasil yang baik, jadi aku bisa segera nikah gitu. Yah, intinya, waktu itu bener-bener berharap banget enggak lolos training.
Memasuki bulan kedua, Allah seperti kasih aku kesadaran. Kayak, aku tuh umur udah 25. Kontrak 4 tahun, enggak bisa resign, kalau resign kena pinalti. Jadi selesai kontrak umur udah 29. Nanti, kalau aku enggak mau perpanjang kontrak dengan alasan enggak betah, terus aku mau ngapain? Kalau udah nikah sih alhamdulillah, InsyaAllah aku emang berniat enggak akan kerja di tempat terikat kalau udah nikah. Nah kalau qadarullah kok belum nikah? Masa iya mau cari-cari kerja lagi? Emang enggak cape?
Sungguh sih, pemikiran ini bener-bener nampar banget.
Aku tuh kayak yang, iya ya. Aku tuh mau nyari apa lagi sih? Syukur loh, ini tuh aku dapet kerja di sekolahan, akhirnya. Sekolah islam pula. Sesuai apa yang aku pengin. Jadi secara lingkungan dan kebiasaan emang cukup religius. Cewek-ceweknya terbiasa pakai kerudung lebar. Terbiasa dengan obrolan agama kayak masalah puasa dan lain-lain. Setiap pagi ada tasmi' surat-surat Al Quran. Sholat jamaah. Ada ujian tahfidz buat guru karyawan yang bikin semangat buat hafalan. Ada pengajian rutin juga meskipun sampai sekarang aku belum pernah ikut karena memang lagi vakum sementara. Intinya, kebiasaan religius ini bener-bener bikin betah. Lalu, jarak dari rumah ke sekolah juga deket banget. Cuma sepuluh menitan pake motor. Jam kerja juga cuma sampe jam tiga sore meskipun masuknya pagi banget karena emang ini kan sekolah. Malah sekarang karena masih corona pulangnya setengah dua. Enggak pernah di sana tuh pulang kerja sampai malem. Pasti masih siang. Masih sempet tidur siang kadang hihi. Dan masih sempet buat bantu mama beberes rumah. Angkat jemuran sekalian ngelipetin, cuci piring, dll. Sempet juga kalau lagi mood ngerjain naskah tulisan yang kadang suka mandeg lamaaaaa banget. Kalau lagi mood juga disempet sempetin urus dagangan onlen. Terus sekarang sempet juga ngeprivat ponakan ngaji dan belajar pelajaran agama.
Ya emang sih, secara gaji emang bener-bener seadanya banget. Sistem banyak yang harus dibenahi. Sarpras juga enggak memadai. Apalagi orang-orangnya ya, gimana ya, ya gitulah, namanya orang di mana-mana ya ada aja yang bikin enggak nyaman buat orang lain.
Tapi kalau dipikir-pikir, dibandingkan sisi kurangnya, sisi positifnya masih lebih banyak. Jadi, dengan pertimbangan umur juga, yang mana enggak mungkin nyari kerja lagi di umur 29 nanti, aku udah memutuskan sejak menyadari hal ini, bahwa aku akan mencoba survive di sana. Apalagi, "proses" yang aku jalani sama seseorang itu qadarullah harus berakhir begitu saja. Sedih banget sbenernya aku tuh. Tapi yah, namanya bukan jodoh mungkin ya. Jadi aku lagi berusaha ikhlas.
Nah jadi, aku berpikir. Aku tetap berdoa semoga Allah takdirkan aku untuk segera menikah. Jadi nanti begitu kontrak habis aku enggak perlu perpanjang dengan alasan ikut suami sekaligus prinsip. Tapi kalau Allah takdirkan lain, yaitu aku belum menikah sampai kontrak berakhir, InsyaAllah, aku akan perpanjang kontrak saja. Jadi sejak memutuskan ini, aku berusaha banget untuk membuat diriku seenjoy mungkin di sekolah. Membuat diri nyaman dan betah. Kalau tiba-tiba dikasih tugas baru gitu, aku selalu mikir, InsyaAllah aku bisa. Aku pasti bisa. Yang perlu usaha banget itu adalah ngurangin ngobrol sama partner2 seangkatan, kalau mereka lagi ngobrolin tentang hal-hal jelek tentang sekolah atau tentang orang-orang di sana. Kenapa? Karena pengalaman di dua tempat sebelumnya itu yang kaya begini ini yang berpengaruh banget bikin aku enggak betah. Dan aku kalau udah enggak betah pasti enggak bisa enggak, langsung menentukan tanggal terkahir untuk resign. Jadi, kalau misal mereka lagi ngobrol, lalu aku baru gabung, aku berusaha untuk enggak kepo tentang apa yang lagi mereka omongin. Alhamdulillah sejauh ini berhasil. Dan aku InsyaAllah udah mantep dengan ini.
Bismillah. Semoga Allah ridho. Semoga Allah jaga aku dari niat yang salah.
.
Purbalingga, 1 September 2020 / 13 Muharram 1442H
0 notes
Text
F U T U R E
Apa yang terbayang dibenak kalian jika membaca kata “Future”? Sebagian dari kalian akan langsung berpikir pada masa depan. Ya, seperti itu jugalah yang saya pikirkan.
Cita-cita.
Siapa yang tidak punya? Pastilah kalian semua mempunyai cita-cita yang sangat ingin dicapai. Misalnya, menjadi dokter, guru, arsitek, penyanyi, pemusik, dan cita-cita lainnya.
Seperti anak muda lainnya, saya juga memiliki cita-cita. Tetapi, cita-cita itu masih belum pasti karena saya merasakan bimbang dan harus menimbang segala baik dan buruknya cita-cita itu bagi diri saya.
Cita-cita utama saya adalah menjadi sukses agar bisa membahagiakan orang tua saya. Sejak duduk dibangku kelas 8, saya rasanya ingin cepat-cepat mencari uang sendiri agar tidak terus menerus menyusahkan orang tua dengan banyaknya permintaan saya kepada mereka.
Saya memiliki beberapa hobi. Yaitu, membaca novel, menonton film, dan bermain alat musik. Dari hobi yang saya itu, saya mulai berpikir-pikir tentang cita-cita. Mau menjadi apa saya nanti ketika dewasa?
Karena saya suka membaca novel, waktu itu saya sempat berpikir untuk menjadi penulis. Menuliskan kisah-kisah sedih dan bahagia seseorang, menuangkan segala pikiran ke dalam sebuah cerita. Itu sungguh menyenangkan.
Setiap liburan, saya selalu menghabiskan waktu dengan menonton film. Beberapa dari teman saya terkadang merekomendasikan film-film bagus yang wajib ditonton. Entah karena filmnya yang bagus atau karena ada aktor idola kita yang menjadi pemeran utama dalam film itu. Karena sering menonton film ketika liburan, saya sempat pernah berkeinginan menjadi pemain film sehingga bisa mendapat pengalaman, bertemu aktor-aktor dan aktris-aktris terkenal, dan mendapat gaji.
Waktu itu, saya pernah mengatakan pada ibu saya bahwa saya ingin masuk ke sekolah teater agar bisa belajar berakting di depan kamera dan orang-orang banyak serta mewujudkan cita-cita saya menjadi seorang pemain film. Tetapi, ibu saya tidak menyetujuinya. Saya begitu kecewa saat itu, tetapi saya tahu, ibu saya menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Cita-cita kedua saya setelah sukses adalah bertemu dengan idola saya yang ada di luar negeri. Tidak mudah bertemu dengan idola kita yang ada di luar negeri, yang di dalam negeri saja sulit bertemu apalagi yang ada di luar. Lalu, saya sempat berpikir untuk menjadi seorang model. Mungkin saya tidak cocok menjadi model karena tubuh saya yang tidak begitu mirip dengan model-model Victoria Secret. Saya berpikiran bahwa mungkin saja jika saya menjadi model, saya dapat bertemu dengan idola saya.
Ketika saya meminta untuk masuk ke sekolah model, ibu saya menjelaskan baik dan buruknya kalau saya menjadi model, katanya hanya sebentar waktu menjadi model. Jadi, saya memutuskan untuk mengikuti kata-kata ibu saya untuk tidak ke arah sana.
Hobi bermusik saya sudah muncul sejak saya SD. Tetapi, waktu itu saya belum terlalu bisa dan masih malu-malu jika disuruh bermain alat musik. Alat musik yang saya kuasai yaitu keyboard.
Kembali pada cita-cita utama, ibu saya berinisiatif memasukkan saya ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar saya dapat bekerja setelah lulus. Ibu saya mengerti bahwa saya ingin bisa mempunyai uang sendiri.
Ibu saya adalah seorang wanita yang bekerja di kantor. Ibu saya berinisiatif memasukkan saya ke SMK karena kantornya akan tutup beberapa bulan lagi. Dengan begitu, keluarga saya akan berkurang penghasilannya. Tidak bisa hanya mengandalkan gaji ayah saya dan dari barang dagangan.
Dengan keadaan saat ini juga, ibu saya semakin mantap dalam memasukkan saya ke SMK. Apalagi, saat ini saya dan kakak saya ada di kelas akhir yang membutuhkan uang untuk masuk SMA dan universitas. Jika saya masuk SMA, saya harus kuliah baru bisa bekerja. Tetapi, jika saya masuk SMK, saya bisa langsung bekerja dan bisa juga kuliah. Setidaknya tidak terlalu terbebani karena harus membayar uang kuliah.
Dalam keadaan saat ini, saya dan keluarga saya selalu berdoa memohon pada Tuhan agar selalu dicukupkan. Karena saat kakak saya waktu itu TKB, kantor ibu saya juga sudah dilikuidasi, tetapi masih perpanjang kontrak hingga saat ini. Merupakan sebuah anugerah Tuhan karena masih memberikan kesempatan ibu saya untuk bekerja dan merawat anak-anaknya hingga menyekolahkan anak-anaknya sampai di jenjang sekarang ini.
Sebesar apapun cita-cita kita, sebesar apapun usaha kita mengembangkan bakat, sebesar apapun kerja keras kita, jika tidak disertakan dengan doa, kita tidak akan berhasil.
Gapailah cita-citamu setinggi langit ! Jalani hidupmu dengan semangat, dan jangan lupa untuk berdoa! :)
Tuhan memberkati :)
- alvina tanuwijaya
0 notes
Text
Pemkab Mukomuko Perpanjang Kontrak 850 Tenaga Honorer
Pemkab Mukomuko Perpanjang Kontrak 850 Tenaga Honorer KANTOR-BERITA.COM, MUKOMUKO|| Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, telah memperpanjang kontrak kerja sebanyak 850 tenaga honorer yang terdiri dari guru dan tenaga non-kependidikan di berbagai sekolah. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk terus mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah, di tengah…
#Gaji tenaga honorer#Kekurangan tenaga ASN#Pemkab Mukomuko#Perpanjang kontrak#Seleksi PPPK guru#SK perpanjangan#tenaga honorer#Bupati Mukomuko
0 notes