#Perang
Explore tagged Tumblr posts
Text
Isi Kepalaku (21/01/2025)
Peperangan yang sudah masuk ke dalam babak akhir itu terjadi di dekat sungai. Seharusnya, pihak yang kalah dapat dipastikan.
Melihat keadaan sudah tidak memungkinkan lagi, mereka memutuskan untuk mundur sambil memisahkan diri, karena itulah tampak banyaknya rombongan terbentuk secara tidak disengaja. Jumlah orang dalam satu rombongan itu tidak banyak, semuanya berlari sekuat tenaga meninggalkan mayat bahkan kawanan yang sekarat dan tergeletak, terlentang, tersungkur, atau tengkurap di atas tanah. Jika keadaan memaksa, satu dua orang berbalik, mengorbankan diri untuk menghalau para pengejar, agar yang lain dapat menyelamatkan diri sebelum akhirnya bisa saja mati di kemudian hari. Sudah tentu, yang berkorban itu pasti akhirnya mati juga.
Bukan, cerita ini bukan tentang mereka yang menyelamatkan diri, cerita ini tentang seseorang dari pihak yang menang, namun terluka dan mengapung di sungai.
Matanya masih tajam menatap langit seolah-olah tidak terpengaruh oleh luka tusuk pedang yang menembus lambung. Tidak berkedip, tidak pula menunjukkan tanda-tanda dia akan meringis. Berbeda dengan matanya yang seperti mengobarkan semangat, tubuhnya sudah terkulai lemas, layaknya batang pohon yang sedang mengambang, seperti hanyut mengikuti arus sungai hingga ke hilir. Tidak jarang kepalanya, yang sudah tidak lagi berpelindung dan koyak karena tertumbuk kaki kuda, terantuk batu sungai yang ukurannya besar-besar.
Kata orang, kita akan terbang ke langit ketika mati. Benarkah aku akan ke sana?
Katanya dalam hati.
Jika betul begitu, siapa yang akan mengangkatku nanti? Tuhan? Malaikatnya? Atau rekan-rekanku yang gugur? Siapakah yang akan menantikanku di sana? Mereka yang kusebut barusan? Salah satu dari mereka?
Kadang, tubuhnya yang sementara hanyut itu tidak membentur batu, tapi mayat korban perang yang lain. Namun, seperti suratan takdir, karena terdorong oleh aliran sungai, tubuhnya kembali bergerak mengikuti arus.
Baru kali ini aku merasakan betapa indahnya langit yang sedang berkabung. Apakah kau sedang menangisiku? Terima kasih karena sudah bersedih atas kematianku, langit. Tapi, asal kau tahu, pihakku pemenangnya, dan aku adalah pahlawan mereka.
Detik demi detik berlalu, tubuhnya tidak lagi bernyawa.
Tepat setelah gugurnya tentara itu, bala bantuan dari pihak yang kalah tiba-tiba datang dan membalikkan keadaan. Neraca penentu kemenangan pun berubah. Yang sebelumnya berperan sebagai pengejar kini diburu.
Langit tidak sedih karena tentara itu mati, dia bersedih karena kematian tentara itu hanyalah sebuah kesia-siaan belaka.
3 notes
·
View notes
Photo

Mahabharata What if: Sweet Revenge by Lord Krishna (on Wattpad) https://www.wattpad.com/story/371797940-mahabharata-what-if-sweet-revenge-by-lord-krishna?utm_source=web&utm_medium=tumblr&utm_content=share_myworks&wp_uname=GameofDice Pada perang hari ke-14, Krishna sengaja menyembunyikan matahari sedikit lebih lama sehingga sudah cukup bagi api untuk menyentuh kulit Arjuna.
#arjun#bhima#jayadrata#karna#krishna#kurawa#mahabharata#pandawa#perang#yudhistira#books#wattpad#amwriting
3 notes
·
View notes
Text
Menang
Waktu aku kuliah master beberapa tahun lalu, seorang teman satu tim pernah bilang kepadaku saat tim kami untuk pertama kalinya mendapatkan nilai jelek.
"It's okay, Bid. Gak selalu kan kita menang di pertandingan, yang penting nanti kita menangkan peperangannya,"
Saat itu temanku mencoba menghibur karena melihat wajahku yang kusut sepulang dari kampus. Seharian penuh kami mengerjakan tugas kelompok dan presentasi, tapi feedback yang diberikan cukup buruk. Bagiku mata kuliah yang satu ini memang agak berbeda, pertama materinya lumayan sulit dan yang kedua karena dosennya tricky. Tapi, setelah mendengar kalimat dari temanku aku jadi kembali berpikir.
Ada benarnya juga, 'pertandingan' kali ini kan hanya satu penilaian dari sekian komponen penilaian yang ada. 'Kekalahan' yang terjadi di hari ini bukanlah sebuah akhir dari perjuangan.
Mungkin, memang benar bahwa kami jadi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan nilai terbaik sesuai ekspektasi, tapi masih ada kesempatan untuk setidaknya lulus di mata kuliah ini. Untung-untung bisa mendongkrak nilai lewat komponen penilaian yang lain karena nilai akhir nanti akan bersifat akumulatif.
Kalau direfleksikan dengan kehidupan pernikahan, sebenarnya konsep itu juga relevan. Misalnya, ada kalanya kita harus mengalah dan berkompromi dengan pasangan. Mungkin kita tampak 'kalah' dalam beberapa perdebatan, tapi sejatinya kita menang dalam peperangan yang sebenarnya yaitu mempertahankan pernikahan itu sendiri.
Mengutip sebuah bacaan tentang pernikahan: "memilih jodoh itu seperti memilih dengan siapa kamu akan berperang bersama."
Ibarat masuk ke medan perang, memilih jodoh itu seperti memilih dengan siapa kita bersekutu. Pertama, harus sepakat tentang apa yang menjadi 'musuh' yang perlu dihadapi bersama. Kedua, harus punya arah dan tujuan yang sama dalam bertahan hingga menang di medan perang tersebut.
Jadi, berangkat dari pemikiran tersebut aku menulis sudut pandangku tentang urusan yang satu ini.
Setelah pertemuan keempat yang membahas tentang deal breaker, kami sepakat untuk melakukan sholat istikhoroh. Berikut adalah proses perjalananku dalam menemukan jawaban hingga menentukan sikap.
Hari pertama setelah pertemuan keempat, perasaan yang mendominasi adalah perasaan sedih. Aku sibuk memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi yaitu berakhirnya proses ini. Entah mengapa aku merasa itu adalah hal terburuk yang perlu aku antisipasi. Padahal di beberapa proses sebelumnya, momen seperti ini tidak pernah terlalu menggangguku. Mungkin itu karena aku-lah yang biasanya memutuskan untuk menyudahi proses.
Aku mencoba untuk merancang rencana cadangan jika Cahaya yang Baik memilih untuk pergi. Bahkan, aku sudah membuat daftar nama-nama yang akan aku coba proses jika proses dengan Cahaya yang Baik ini sudah berakhir. Bagiku, cara mengobati patah hati yang paling ampuh adalah dengan menyibukkan diri atau mencari hati yang baru.
Aku kira aku sudah bisa tenang setelah menemukan solusi itu, tapi ternyata tidak.
Hari kedua setelah pertemuan keempat, isi kepalaku jadi berantakan lagi setelah ibuk bertanya padaku, "Iya, itu kalau dia (Cahaya yang Baik) memilih untuk tidak lanjut. Kalau lanjut, bagaimana?"
Aduh, aku belum sempat memikirkan hal itu. Skenario yang kupikirkan sejak kemarin adalah kemungkinan yang paling tidak kusukai dan bagaimana cara mengobati hatiku jika hal itu benar-benar terjadi.
Nyatanya, memikirkan skenario positif yang satu ini tidak kalah rumit. Kukira dengan mudahnya aku bisa menjawab, "kalau dia lanjut ya lanjut saja, aku kan sejak awal memang lanjut". Tapi bukan jawaban sederhana itu yang keluar dari mulutku, entah mengapa.
Aku malah merasa sedih kalau Cahaya yang Baik memilih untuk lanjut. Artinya, dia harus menerimaku lengkap dengan masa laluku yang sedih. Aku juga khawatir apakah dengan melanjutkan proses ini dia bisa bahagia? Apakah dengan hidup denganku tidak akan memicu traumanya muncul lagi? Selain khawatir, aku juga malu.
Malu karena aku pernah merasa menjadi orang yang paling menderita di muka bumi, padahal, kisah hidup Cahaya yang Baik jauh lebih menyedihkan lagi. Marah, riuh, dan berisik. Aku tidak bisa membayangkan kalau nantinya aku gagal membahagiakannya, padahal, aku sudah tahu selama ini dia tumbuh berkawan badai. Ditambah lagi, aku juga sedang berjuang menghadapi diriku sendiri. Apakah aku mampu?
Ternyata, urusan yang satu ini tidak sesederhana yang aku bayangkan sebelumnya.
Lalu, sampailah aku di hari ketiga setelah pertemuan keempat. Hari terakhir sebelum kami bertemu kembali di pertemuan kelima esok hari.
Menariknya, di hari ini aku menyadari satu hal. Semua ini menjadi rumit dan berbelit karena aku mencoba menyesuaikan diri atas respon yang akan dia berikan. Menjauhkah atau mendekatkah?
Padahal, terlepas dari dia yang akan menjauh atau mendekat, aku harus tetap percaya bahwa Allah sudah menyiapkan 'sekutu' terbaik yang paling tepat untuk menemaniku di medan perang. Aku hanya perlu terus berdoa, berprasangka baik, dan bertahan selama mungkin. Karena menyerah tidak lagi menjadi pilihan yang tersedia di kamusku kali ini.
Aku juga jadi lebih berfokus pada 2 penggalan terakhir dari doa istikhoroh yaitu (1) Ya Allah, karuniakanlah aku kebaikan dimana saja kebaikan itu berada dan (2) karuniakanlah kerelaan-Mu padaku.
Ya, apapun yang terjadi nanti, yang aku harapkan sebenarnya tidak berubah. Aku mengharap kebaikan dari Allah Yang Maha Baik. Aku juga mengharap kerelaan (kemampuan) untuk menerima apapun skenario pemberian-Nya dengan lapang dada.
Itu sudah cukup. Cukup bagiku Allah dan Allah saja. Selebihnya hanyalah bonus dan tidak akan menjadi hal yang terlalu penting bagiku.
Jika menikah artinya menemukan sekutu yang tepat untuk berperang bersama, aku percaya Allah akan mengirimkanku sekutu yang tepat untuk menjalani itu. Apalagi, saat ini aku sudah dikaruniai sekutu-sekutu yang baik dan lebih dari cukup untuk disyukuri yaitu ayah dan ibuk, saudara-saudara, serta teman-teman yang selalu ada.
Lantas, bukti syukur yang bisa aku lakukan adalah dengan bertahan dan terus berjuang serta berdoa sampai Allah rida dan bilang bahwa aku telah memenangkan peperangan yang sesungguhnya.
2 notes
·
View notes
Text

🔥Video Debat Trump vs Zelensky: Perang atau Perdamaian?
Ketegangan dunia meningkat! Trump dan Zelensky berdebat sengit di Gedung Putih! Trump menegaskan bahwa solusi diplomasi 🕊️ adalah yang terbaik, tetapi Zelensky dan Uni Eropa tetap bersikeras melanjutkan perang melawan Rusia 🪖🔥.
Wakil Presiden AS bahkan menyebut Zelensky tidak tahu berterima kasih atas bantuan miliaran dolar yang telah diberikan! 💰
Siapa yang benar dalam perdebatan ini? Simak selengkapnya di sini: 🔗 https://bursa.nusantaraofficial.com/video-debat-trump-vs-zelensky-diplomasi-dan-perang/
0 notes
Text
Polisi Antisipasi Perang Sarung Saat Bulan Puasa di Indramayu
REPUBLIKA-NEWS, INDRAMAYU–Jajaran Polres Indramayu akan meningkatkan patroli mencegah terjadinya gangguan keamanan di bulan suci Ramadhan. Salah satu fokus utamanya adalah mencegah terjadinya perang sarung. Kapolres Indramayu, AKBP Ari Setyawan Wibowo menjelaskan, dari deteksi dini yang telah dilakukan, diketahui perang sarung menjadi fenomena yang kerap terjadi di bulan Ramadhan. Bahkan, tak…
0 notes
Text
Perang Dagan AS Dengan China Meluas, Masyarakat di Minta Waspada Jangan Tergiring SARA
JAKARTA, Cinews.id – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai perkembangan geopolitik global, salah satunya terkait perang dagang Amerika Serikat dengan China. “Waspadalah wahai para patriot bangsa, kondisi seperti ini yang diinginkan oleh Administrasi Presiden AS sekarang. Setelah konsep geostrategi di Timur Tengah dan di Eropa…
0 notes
Text
Bagaimana Jika Ceritanya Begini
Agama dan ketakutan (dan juga kebodohan) adalah dua hal yang senantiasa berkawan. Ketakutan berasal dari ketidaktahuan dan melahirkan ketidaktahuan tingkat lanjut. Di saat seperti itulah manusia membutuhkan agama. Jika agama sering melanggengkan ketakutan (dan juga kebodohan), maka barangkali memang hanya dengan seperti itu, agama bisa bertahan hidup.
Saat ketakutan melanda, agama datang memberikan harapan. Tapi, bukankah itu aneh? Agama sendiri yang memendarkan ketakutan lalu agama datang menjajakan harapan. Itu seperti dukun yang menyebarkan penyakit lalu dukun itu sendiri yang manawarkan obatnya. Mungkin juga mirip pemuka agama yang senantiasa menebarkan ketakutan tentang penderitaan dunia serta akhirat yang disebabkan oleh pembangkangan manusia untuk beribadah. Lalu pemuka agama itu hadir dengan khotbah-khotbahnya yang berisi harapan. Lalu, apakah manusia menjadi selamat karenanya? Belum tentu. Yang pasti pemuka agama itu hidup nyaman dari bayaran atas khotbah-khotbahnya.
Salah satu yang menjadi tawaran agama adalah perdamaian manusia, tapi berapa abad dari usia manusia yang harus berisi pertumpahan darah atas nama agama? Sepuluh abad? Lebih dan masing berlangsung! Lihatlah Israel vs Palestina! Itu bukti betapa dustanya khotbah-khotbah para pemuka agama. Sebuah pembelaan klasik dan hampir-hampir basi pasti terlintas di benak. “Itu bukan karena agamanya, tetapi karena pemeluknya.” Jangan-jangan, seandainya tidak ada agama, maka puluhan abad dari usia manusia tidak harus diisi oleh pertumpahan darah.
Perang suci hanyalah bentuk paling mutakhir dan paling bertahan dari dampak agama. Agama-agama yang hampir setua peradaban manusia sudah biasa mengorbankan manusia demi untuk memuaskan tuhan-tuhan mereka. Darah segar serta jantung masih berdegup dalam keadaan luka adalah persembahan paling mulia sebelum kurban-kurban itu mati dalam kesakitan yang amat sangat. Belakangan, darah manusia diganti dengan darah binatang. Tetap saja agama memerlukan darah. Kini darah yang dipersembahkan adalah darah segar orang-orang kafir sebagai tumbal kebahagiaan di nirwana.
Imajinasi bisa membawa kepada agama yang mendaku diri sebagai agama paling benar hingga semua manusia harus menganut agama itu untuk kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Setiap agama yang datang belakangan menjadi pengganti bagi agama yang datang lebih dahulu dan otomatis keliru selamanya. Tanpa bisa diragukan lagi, pemikiran seperti itu pasti melahirkan perang tiada henti. Korbannya bukan hanya laki-laki dewasa, tetapi juga anak-anak dan perempuan. Mungkinkah agama berhenti berfikir seperti itu? Sepertinya mustahil. Sepertinya agama memang terlahir untuk seperti itu.[]
0 notes
Text
Israel Ngotot Invasi dan Duduki Rafah, 26 Warga Palestina Tewas
YERUSALEM – Militer Israel mulai menduduki Rafah, kota selatan di Jalur Gaza, Palestina, pada Selasa (7/5) waktu setempat. Dilaporkan sekitar 26 orang warga Palestina tewas dalam serangan jet tempur itu. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan pihaknya berhasil mengambil kendali sebagian wilayah perbatasan Palestina dengan Mesir tersebut. Operasi militer ini berlangsung setelah Israel…

View On WordPress
0 notes
Text
Israel Mulai Kembali Menyerang Iran Melalui Udara
0 notes
Text
Serial Sirah: Dua Perang di Bulan Ramadan
Dalam lintasan perjalanan sejarah umat Islam, momen Ramadan tidak hanya menjadi sebuah momen bulan penuh ibadah namun juga merekam banyak peristiwa besar nan menyejarah. Di masa hidup Nabi, terutama di fase pasca hijrah, setidaknya ada 2 peristiwa perang/ekspedisi militer yang terjadi di bulan Ramadan dan terekam menjadi satu hikmah dan pembelajaran dakwah terbaik bagi kita. 2 perang besar yang…

View On WordPress
1 note
·
View note
Video
Perang Nuklir: Kiamat atau Kemenangan? Nuklir Russia dan Amerika ! #shorts
0 notes
Text
Suatu hari seorang wanita mencintai seorang pria yang mencintai perang. Lalu ia membawanya ke dalam dirinya dan menjadikannya seorang wanita.
1 note
·
View note
Text

⚠️ Perang Semakin Mencekam! Rusia Lancarkan Serangan Udara Terbesar! Malam menjelang peringatan 3 tahun invasi, Rusia menggempur Ukraina dengan 267 drone dan 3 rudal balistik. 138 drone berhasil ditembak jatuh, namun 119 lainnya lenyap dari radar.
Konflik makin panas, dunia makin tegang. Bagaimana reaksi internasional terhadap eskalasi ini? 🌍🔥 🔗 https://bursa.nusantaraofficial.com/serangan-udara-terbesar-267-drone-dan-3-rudal-balistik-rusia/
0 notes
Text
'Israel' Nyatakan Berperang di 7 Wilayah, Dimana Saja?
TEL AVIV (Arrahmah.id) — Israel menyatakan tengah terlibat dalam perang multi-front. Hal itu menjadi isyarat eskalasi regional yang berbahaya ketika perang di Gaza masih berkobar. Berbicara di parlemen pada Selasa (26/12/2023), Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan Israel “diserang dari tujuh wilayah: Gaza, Lebanon, Suriah, Yudea dan Samaria [istilah Israel untuk Tepi Barat], Irak,…

View On WordPress
0 notes
Text
Polres Flores Timur Menyatakan Kondisi Keamanan Sudah Kondusif Pasca Perang Antar Desa di Pulau Adonara
KUPANG, Cinews.id – Kapolres Flores Timur AKBP I Nyoman Putra menyatakan, kondisi keamanan sudah kondusif pasca-perang antardesa Ilepati dan Bugalima di Kecamatan Adonara Barat, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur pada, Senin (21/10/2024) pukul 06.00 WITA. Konflik antardesa itu berujung pada pembakaran sejumlah rumah dan ada korban jiwa. “Saat ini kondisi di lokasi sudah aman, tidak ada lagi…
0 notes