#Pemimpin Agama di Indonesia
Explore tagged Tumblr posts
Text
Syaikhona Kholil Bangkalan: Pengaruh Besar Ulama Madura dalam Dunia Islam
PAMEKASAN, MaduraPost – Di antara banyaknya tokoh ulama yang mencetak sejarah, nama Syaikhona Kholil Bangkalan berdiri tegak sebagai simbol keilmuan dan kebijaksanaan di tanah Jawa. Dilahirkan pada tahun 1805 di sebuah desa kecil di Bangkalan, Madura, Syaikhona Kholil bukan hanya sekadar seorang kiai, tetapi juga sosok yang memiliki visi dan misi untuk membangun pemahaman agama yang mendalam dan…
#Ajaran Ahlussunnah wal Jamaah#Fatwa Syaikhona Kholil#Kehidupan Syaikhona Kholil Bangkalan#Keilmuan Syaikhona Kholil#Kiai Kholil Bangkalan#Pemimpin Agama di Indonesia#Pendidikan Islam di Madura#Peran Syaikhona Kholil dalam Islam#Pesantren Syaikhona Kholil#Sejarah Syaikhona Kholil#Syaikhona Kholil Bangkalan#Tokoh Agama Madura#Tokoh Islam Indonesia#Ulama Madura#Warisan Syaikhona Kholil
0 notes
Text
Pendidikan Agama Islam sebagai Jalan Menuju Toleransi dan Perdamaian
Dalam dunia yang semakin kompleks, pendidikan agama memainkan peran penting dalam membentuk individu dan masyarakat. Pendidikan Agama Islam, sebagai salah satu pilar pendidikan di Indonesia, memiliki tanggung jawab besar dalam membangun generasi yang berlandaskan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Mengingat Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam), pendidikan agama Islam seyogianya mencerminkan nilai-nilai ini dalam setiap aspek pembelajaran dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, tantangan dalam membangun toleransi dan perdamaian kerap hadir, baik dalam bentuk konflik antarumat beragam, perbedaan pandangan dalam Islam itu sendiri, maupun dinamika global yang mempengaruhi keharmonisan sosial. Esai ini akan mengupas bagaimana Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat menjadi jalan menuju toleransi dan perdamaian, dengan memanfaatkan prinsip-prinsip dasar Islam yang universal, implementasi strategi dalam pendidikan, dan tantangan yang dihadapi dalam penerapannya.
Islam mengajarkan toleransi melalui berbagai ayat dalam Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Dalam Surat Al-Kafirun (109:6), Allah berfirman, “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” Ayat ini menunjukkan penghormatan terhadap keyakinan orang lain, yang merupakan inti dari toleransi. Dalam konteks hubungan sosial, Rasulullah SAW juga menjadi teladan dalam toleransi. Sebagai pemimpin di Madinah, beliau membangun Piagam Madinah yang menjadi landasan kehidupan berdampingan antara umat Islam, Yahudi, dan suku-suku lain di Madinah. Nilai-nilai ini menjadi rujukan penting dalam membangun toleransi melalui pendidikan agama Islam.
Pendidikan Agama Islam bukan hanya tentang transfer ilmu, melainkan juga pembentukan karakter yang berlandaskan ajaran Islam. Beberapa aspek penting yang dapat digunakan untuk menanamkan toleransi melalui pendidikan agama yaitu : pertama, pengajaran Nilai-Nilai Universal Islam nilai-nilai seperti kasih sayang ( rahmah ), keadilan ( 'adalah ), dan persaudaraan ( ukhuwah ) harus ditekankan dalam kurikulum PAI. Nilai-nilai ini mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang harus dihormati. Kedua, Memahami Perbedaan dalam Islam pendidikan Agama Islam harus mengajarkan perbedaan pendapat dalam Islam itu sendiri, seperti antara berbagai mazhab, sebagai hal yang wajar dan sehat. Dengan demikian, siswa diajarkan untuk menerima perbedaan pandangan sebagai bagian dari dinamika intelektual dan spiritual Islam. Ketiga, Mengintegrasikan Pendidikan Karakter pendidikan Agama Islam harus mengutamakan pembentukan karakter siswa. Dengan karakter yang kuat dan berlandaskan ajaran Islam, siswa mampu menjadi individu yang toleran, terbuka, dan siap hidup berdampingan dengan siapa pun. Keempat, pembelajaran Kontekstual pendidikan agama harus relevan dengan realitas kehidupan sehari-hari. Hal ini melibatkan pembahasan isu-isu kontemporer seperti konflik budaya, konflik agama, dan perdamaian dunia. Dengan pendekatan ini, siswa memahami bahwa Islam relevan dalam setiap aspek kehidupan.
Perdamaian, baik pada tingkat individu maupun masyarakat, adalah tujuan utama ajaran Islam. Dalam konteks ini, Pendidikan Agama Islam memainkan peran penting. Pertama, mengajarkan Konsep Perdamaian dalam Islam. Islam mendukung perdamaian melalui konsep islah (rekonsiliasi) dan silaturahim (menjalin hubungan baik). PAI harus mengajarkan pentingnya menyelesaikan konflik dengan cara damai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Kedua menghilangkan Stereotip dan Prasangka. Pendidikan agama dapat menjadi alat untuk menghilangkan prasangka terhadap kelompok lain. Siswa diajarkan untuk melihat manusia sebagai makhluk yang sama di hadapan Allah, tanpa memandang perbedaan ras, agama, atau suku. Ketiga, membangun Generasi Agen Perdamaian. PAI harus membentuk siswa menjadi agen perdamaian yang aktif memajukan keharmonisan di lingkungan mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan kepemimpinan berbasis nilai-nilai Islam. Keempat, menanamkan Pentingnya Dialog Antaragama. Dialog antaragama merupakan sarana penting untuk membangun pemahaman dan menghindari konflik. Pendidikan Agama Islam harus mengajarkan keterampilan berdialog dengan menghormati perbedaan keyakinan.
Meskipun PAI memiliki potensi besar dalam membangun toleransi dan perdamaian, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi, antara lain: Pertama, radikalisme dan ekstremisme. Radikalisme masih menjadi tantangan besar bagi pendidikan agama. PAI harus mampu menawarkan narasi Islam yang moderat dan inklusif untuk melawan paham ekstremisme. Kedua, minimnya Guru yang Kompeten. Guru PAI harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam dan nilai-nilai toleransi. Sayangnya, tidak semua guru memiliki kompetensi yang mumpuni dalam hal ini. Ketiga, kurikulum yang Kurang Relevan. Kurikulum PAI sering kali terlalu fokus pada aspek kognitif dan kurang tekanan pada pembentukan karakter. Hal ini mengurangi efektivitasnya dalam memulihkan toleransi dan perdamaian. Keempat, isu politisasi agama. Agama seringkali digunakan untuk kepentingan politik, yang dapat merusak citra Islam sebagai agama perdamaian pendidikan agama harus berusaha membebaskan siswa dari pengaruh politisasi ini.
Strategi Implementasi Pendidikan Agama Islam yang efektif. Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa strategi yang dapat diterapkan adalah: Pertama, pelatihan Guru PAI. Guru harus dilatih untuk mengintegrasikan nilai-nilai toleransi dan perdamaian dalam pembelajaran. Kedua, kerja Sama Antaragama. PAI dapat melibatkan siswa dalam program kerja sama antaragama untuk meningkatkan pemahaman dan menghargai perbedaan.
Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun toleransi dan perdamaian di tengah keragaman masyarakat. Dengan mengajarkan nilai-nilai universal Islam, membangun karakter siswa, dan menanamkan pentingnya dialog antaragama, PAI dapat menjadi solusi untuk mengatasi berbagai konflik sosial dan agama. Namun, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan komitmen dari semua pihak, termasuk guru, pemerintah, dan masyarakat, untuk mendukung pendidikan agama yang inklusif, relevan, dan berorientasi pada pembentukan generasi yang toleran dan cinta damai. Dengan demikian, PAI tidak hanya menjadi sarana pendidikan, tetapi juga agen transformasi sosial yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Referensi
Al-Qur'an dan Hadis Nabi Muhammad SAW.
Abdullah, M.Amin. (2013). Studi Islam di Perguruan Tinggi: Pendekatan Integratif-Interkonektif . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azra, Azyumardi. (2002). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru . Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Suyadi, A. (2019). Reformasi Pendidikan Islam dalam Menjawab Tantangan Zaman . Malang: Pers UIN Malang.
Rahardjo, M.Dawam. (1996). Islam dan Transformasi Sosial . Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat.
Esensi Penulis
Essay Pendidikan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada kami selaku mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah. Essay ini mengangkat sebuah tema yaitu Pendidikan Agama Islam sebagai Jalan Menuju Toleransi dan Perdamaian. Essay ini memberi gagasan bahwa pai bukan sekedar alat doktrinasi, melainkan juga sebagai bentuk kontribusi aktif untuk menjawab tantangan kontemporer, terutama dalam menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan damai.
2 notes
·
View notes
Text
Secarik Pesan Jangan Di Abaikan
“Para politikus partai dan pengamat bersaing nampak sangat bersemangat dalam menyajikan jamuan mereka di depan media. Para tamu undangan berpesta riang, semuanya gembira ria menyantap hidangan yang disajikanSementara aku, duduk termenung di pojok ruangan. Bagiku ini bukan pesta, tapi siksa. Tak ada satupun hidangan yang menarik perhatianku. Aku terlanjur kecewa dengan cara mereka menghidangkan sajian ini, sampai-sampai tidak sudi untuk sekedar mencicipinya. Aku lupa, bahwa lima tahun kedepan, suka atau tidak, salah satu dari mereka akan menentukan apa yang aku makan setiap paginya. Bodohnya aku”.
Negara Indonesia merupakan negara Demokrasi yang menganut sistem pemerintahan presidensial, yang mana sebagai salah satu sistem dari sistem pemerintahan yang kekuasaan utamanya berada di tangan seorang presiden dari lembaga eksekutif yang dipilih oleh rakyat melalui kegiatan pemilihan umum atau pemilu.
Sistem presidensial ini juga membagi kekuasaan secara terpisah yaitu di sebut dengan Tiras Politika yang mana kekuasaan di pisah menjadi tiga terdiri dari, Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif Masing-masing lembaga ini mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda.
Secara umum Pemilihan Umum ialah bentuk perwujudan atas kedaulatan rakyat dan demokrasi dimana sebagai penentu wakil-wakil rakyat yang nanti nya akan duduk pada suatu lembaga perwakilan rakyat yang juga memilih presiden dan wakil presiden termasuk memilih pemimpin yang akan memimpin pemerintahan.
Di tahun 2024 ini merupakan tahun politik bagi Indonesia sendiri yang akan melaksanakan perhelatan politik yang besar, pemilihan umum nasional tahun ini di adakan secara serentak yang akan memilih Presiden, DPR, DPD, DPRD, dan juga Pilkada serentak.
Pemilu serentak ini akan menjadi ujian yang sesungguhnya bagi bangsa dan Seluruh elemen masyarakat Indonesia yang terlibat dalam proses menjalankan demokrasi di negara nya sendiri.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita dianjurkan dengan sangat dan untuk berpartisipasi aktif dalam aktivitas politik apalagi pemilihan umum (PEMILU).
Walapun hanya sekadar memberikan hak suara kita kepada calon yang dirasa paling sesuai. Sayangnya tidak semua dari kita sebagai rakyat memahami hal ini dengan koherensi yang baik.
Sebagian besar orang masih menganggap rutinitas mereka jauh lebih penting dibanding memikirkan hal rumit seperti politik dan lika-likunya.
“Lebih baik aku memikirkan masalah ku sendiri dan menjalankan kehidupan ku sehari — hari sebagaimana mesti nya, Karena itu lebih penting Dari pada aku harus memikirkan hal-hal Politik diluar sana seperti yang petontonkan di media yang tidak ada untung bagi kehidupan ku sama sekali”
Padahal nyatanya, kehidupan pribadi setiap masyarakat sangat bergantung kepada stakeholders yang memegang kendali pemerintahan.
Tentunya, para stakeholder ini tak lain merupakan hasil pilihan terbanyak yang dipilih oleh masyarakat ketika pemilu. Lantaran caleg yang akan menjadi stakeholders adalah peraih suara terbanyak, alangkah bijaknya apabila segenap masyarakat berperan aktif mengikuti dan turut mengawasi pelaksanaan pemilu.
Karena segala hal terkait pemilu dan politik ini bukan hanya tentang seorang individu atau kelompok tertentu. Bukan hanya untuk kepentingan suku, golongan, atau agama tertentu. Ini semua adalah tentang kita semua, segenap masyarakat Indonesia.
Yakin lah bahwa hal sederhana yang saat ini kita anggap sepele, mampu menjadi dampak besar terhadap kehidupan pribadi kita di masa depan.
Oleh sebab itulah, alangkah bijaknya jika mulai saat ini kita sebagai warga negara yang baik mulai memperhatikan permasalahan politik. Terlebih lagi pada pemilu serentak tahun ini.
Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Slogan itulah yang mesti kita ingat dan menjadikannya sebagai penyemangat. Mari singkirkan egoisme sesaat, demi Indonesia yang lebih bermartabat. Saya jadi teringat dengan pesan salah seorang tokoh aktivis, Soe Hok Gie yang mengatakan “Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah”.
4 notes
·
View notes
Text
,,BREAKING NEWS"
narasumber media hariankepri
~~~☆~~~
SIKAP PEMERINTAH NEGARA INDONESIA TIDAK SAMA DENGAN SIKAP PEMERINTAH NEGARA LAIN
----------
MESSENGER OF THE PEOPLE : pengamat Pemerintah yang telah memantau sekian lama tentang Problem Makan Bergizi Geratis (MBG) yang akan disalurkan oleh Pemerintah Pusat dari jajaran Kabinet President Perabowo dan Giberan, sampai sekarang belum dapat disambut dan belum dapat dirasakan kedatangan MBG itu untuk di nikmati oleh anak didik secara menyeluruh di Provinsi Kepri. Yang ada baru Masyarakat mendengar dari ucapan Ansar Ahmad Gubernur Kepri melalui penyampaian Kadisidik Andi Agung hanya akan ke akan wacana ke wacana tentang Makan Bergizi Geratis itu, tetapi Faktanya belum Terealesasikan secara Optimal tentang MBG itu sampai sekarang ini.
Tetapi perlu di ingat dan di perhatikan serta di pantau oleh seluruh lapisan Masyarakat se Indonesia, karena Pemerintah Pusat sekarang ini sampai ketingkat Pemerintah Daerah hanya pandai cari Penciteraan agar dikatakan mereka hebat membawa Indonesia maju padahal Indonesia sedang mundur terpuruk kebelakang akibat banyak menanggung Utang Piutang yang harus dibayar oleh Masyarakat melalui tekanan Pajak yang ternilai tinggi sekali di dalam Negara Indonesia Kandang Anjing ini, di samping itu para Maling bergelut berebut bertungkus lumus mencuri Uang Rakyat dalam jajaran Pemerintah Sipil dari dulu sampai sekarang ini. Rangkaian Pemerintah Pusat sampai ketingkat Pemerintah Daerah mereka hanya banyak cakap bukti tak ada sebab mereka dari golongan Pemimpin yang telah pernah punya catatan Hitam (Black Notis) dalam pandangan dan penilaian Masyarakat banyak. Perlu di perhatikan karena Dana yang bakal di curahkan untuk membiayai MBG tersebut adalah Dana dari suluruh Uang Rakyat se Indonesia tampa pandang Suku dan Agama anak bangsa Indonesia.
Maka dari itu Wajib Hukumnya anak didik di seluruh Negara Indonesia ini sampai ke Desa Desa dan Pulau Pulau yang jauh terpencil mereka setiap anak anak didik Wajib untuk mendapat menikmati Fasilitas Makan Bergizi Geratis (MBG) dari Pemerintah Pusat yang bakal di salurkan MBG itu kesetiap Pemerintah Daerah se Indonesia. Jika terdengar Ranting yang Patah Dahan kayu yang Sakah Pohon kayu yang rebah Jurnalis sebagai pengamat Pemerintah tidak segan segan sama sekali untuk mengucurkan Penistaan, sebab tidak lagi zamanya anak bangsa Indonesia untuk di jajah dengan kata kata Dusta berisi iming iming yang tak pasti berinti Fantasi seperti yang pernah dilakukan oleh President berlevel Klas taik Anjing selama Ini. Karena Pemerintah Indonesia tidak sama dengan Pemerintah Negara lain. Bagi Pemimpin Negara lain mereka punya sikap rasa malu jika di keritiki oleh Masyarakat mereka tentang sikap Maling mereka mencuri Uang Rakyat. Tidak sama dengan sikap Pemerintah Negara Indonesia, bagi Pemerintah Negara Indonesia mereka sanggup menerima menelan Caci dan Maki serta Sumpah Serapah berisi Penistaan sampai ternista Kakek Moyang dan Bapak serta Mamak mereka sampai mendidih kubur sebagai lubang Pusara kuburan orang orang Tua mereka, mereka sanggup terima asalkan dapat mereka mencuri memakan Uang Rakyat se Indonesia, begitulah sikap kebinatanganya orang orang anggota Pemerintah Sipil Negara Indonesia jika Pubelik mau tau. - Editor By Rambun Pamenan (MKN)
----------
Andi Agung Kepela Dinas Pendidikan Province Kepri
0 notes
Text
Pentingnya Bela Negara bagi Mahasiswa
Bela negara adalah wujud tanggung jawab setiap warga negara dalam mempertahankan dan memajukan bangsa. Bagi mahasiswa, yang merupakan generasi muda dan calon pemimpin masa depan, pemahaman dan pengamalan nilai-nilai bela negara sangatlah penting. Mahasiswa tidak hanya dituntut unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki jiwa nasionalisme yang kuat dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat. Berikut adalah alasan mengapa bela negara penting bagi mahasiswa:
1. Menanamkan Nilai Cinta Tanah Air
Sebagai agen perubahan, mahasiswa perlu memiliki kecintaan yang mendalam terhadap bangsa dan negaranya. Cinta tanah air akan mendorong mereka untuk menjaga kedaulatan, budaya, dan sumber daya Indonesia agar tetap kokoh di tengah persaingan global.
2. Meningkatkan Kesadaran Sosial dan Solidaritas
Bela negara mengajarkan mahasiswa untuk peduli terhadap sesama dan memahami pentingnya menjaga keutuhan masyarakat. Semangat solidaritas ini penting untuk menciptakan lingkungan yang harmonis di tengah keberagaman suku, budaya, dan agama di Indonesia.
3. Membangun Karakter Tangguh dan Mandiri
Mahasiswa yang menerapkan bela negara dalam kehidupannya akan memiliki karakter tangguh, berani mengambil risiko, serta mampu menghadapi tantangan dengan kepala dingin. Nilai-nilai seperti disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab yang tercermin dalam bela negara akan mempersiapkan mereka menjadi individu yang mandiri.
4. Menjadi Penggerak Perubahan Positif
Mahasiswa adalah motor penggerak dalam berbagai perubahan sosial, politik, dan ekonomi. Dengan memiliki jiwa bela negara, mereka dapat berkontribusi secara aktif dalam membangun bangsa melalui inovasi, pengabdian masyarakat, atau advokasi kebijakan publik yang berpihak pada kepentingan nasional.
5. Mencegah Degradasi Moral di Kalangan Generasi Muda
Di era modern ini, banyak pengaruh negatif yang dapat menggoyahkan nilai-nilai kebangsaan. Bela negara mengajarkan mahasiswa untuk tetap berpegang pada moral dan etika, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang dapat merusak citra dan integritas generasi muda Indonesia.
6. Mengasah Kemampuan Menjaga Keamanan dan Perdamaian
Bela negara tidak hanya berarti mempertahankan negara secara fisik, tetapi juga melalui upaya menjaga perdamaian. Mahasiswa dapat terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti penyelesaian konflik sosial di masyarakat atau aksi kampanye melawan penyebaran informasi palsu (hoaks) yang berpotensi memecah belah bangsa.
Implementasi Bela Negara oleh Mahasiswa
Sebagai kaum intelektual, mahasiswa dapat mengaplikasikan nilai-nilai bela negara melalui hal-hal sederhana seperti:
Berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik untuk membawa nama baik Indonesia.
Aktif dalam kegiatan sosial atau pengabdian kepada masyarakat.
Menanamkan nilai gotong royong di lingkungan kampus maupun masyarakat.
Membuat karya atau penelitian yang bermanfaat untuk bangsa.
Menggunakan media sosial secara bijak untuk menyebarkan pesan-pesan positif.
Dengan semangat bela negara, mahasiswa dapat menjadi teladan sekaligus garda terdepan dalam menjaga keutuhan, keamanan, dan kemajuan bangsa. Bela negara adalah panggilan moral untuk menjadikan Indonesia lebih baik, dan mahasiswa adalah kekuatan besar yang menentukan masa depan negeri ini.
0 notes
Text
Kemenag paparkan peran penting wakaf uang sebagai dana abadi umat
Generasi penerima manfaat wakaf dapat menjadi calon pemimpin masa depan yang memperkuat posisi Indonesia di kancah global
Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan pentingnya optimalisasi wakaf uang sebagai dana abadi umat yang dapat terus berkembang untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Wakaf uang adalah wakaf bergerak yang manfaatnya bisa berkelanjutan bagi masyarakat," ujar Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag Waryono Abdul Ghafur di Jakarta, Jumat.
Pernyataan Waryono tersebut disampaikan dalam gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC). Dalam forum tersebut, Kemenag meluncurkan Gerakan Wakaf Indonesia Menuju Emas 2045 atau Giwang Emas 2045.
Waryono mengatakan wakaf uang yang dikelola secara profesional oleh nadzir akan berkembang dan memberikan dampak signifikan bagi penerima manfaat, terutama dalam sektor pendidikan dan kesejahteraan sosial.
Menurutnya, alokasi wakaf uang dapat membantu mendukung pendidikan anak bangsa agar mereka mampu berkontribusi pada posisi strategis dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Generasi penerima manfaat wakaf dapat menjadi calon pemimpin masa depan yang memperkuat posisi Indonesia di kancah global," kata Waryono.
Meskipun potensi wakaf di Indonesia besar, kata dia, yaitu mencapai sekitar Rp180 triliun rupiah, tingkat literasi masyarakat tentang perbedaan wakaf dengan sedekah dan infak masih rendah.
Maka dari itu, kata dia, berbagai program literasi terus ditingkatkan, termasuk peluncuran Kota Wakaf di Tasikmalaya yang bertujuan mengenalkan urgensi dan mekanisme wakaf kepada masyarakat luas.
Terkait pengelolaan wakaf, Waryono juga menyoroti peran Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai lembaga yang memastikan akuntabilitas dan transparansi.
Waryono mendukung gagasan pembentukan lembaga pengawasan, mirip dengan OJK, untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap wakaf, khususnya dalam menentukan nadzir yang profesional dan amanah.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan wakaf, sekecil apapun kontribusinya.
Waryono mencontohkan kesuksesan wakaf pendidikan di Universitas Al-Azhar, Mesir, yang mampu menopang krisis keuangan negara.
"Gerakan ini tidak boleh berhenti pada peluncuran saja," ujar Waryono.
0 notes
Text
Pilkada era digital dan kegaduhan dalam senyap
Surabaya/Jatim (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan jadwal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang diawali dengan pendaftaran pasangan calon kepala daerah pada 27 Agustus hingga 29 Agustus 2024.
Setelah itu, KPU melakukan penelitian terhadap persyaratan pasangan calon pada 27 Agustus 2024 hingga 21 September 2024. Setelah itu, KPU menetapkan pasangan calon pada 22 September 2024.
Setelah pasangan calon ditetapkan, KPU membuka masa kampanye dari tanggal 25 September hingga 23 November, kemudian masa tenang untuk persiapan pemungutan suara pada 27 November 2024.
Pilkada 2024 agaknya berbeda dengan pilkada sebelumnya, karena pilkada kali ini berlangsung pada era digital, yang pola dan sistemnya jauh berbeda, bahkan kampanye pun mungkin tidak seperti pada pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya. Dalam konteks inilah, kearifan sikap dari kalangan masyarakat harus terus dijunjung tinggi, terutama menyikapi kampanye di dunia digital atau media sosial.
Pada pilkada kali ini, pengerahan massa kemungkinan tidak seramai sebelumnya, meskipun bukan berarti kemeriahan kampanyenya tidak akan terlalu gaduh. Perbedaan itu terlatak pada pola kampanye yang panggungnya bergeser dari panggung nyata ke ruang digital.
Meskipun panggung itu di dunia maya, tidak berarti suasana akan lebih sepi. Bahkan, kampanye daring itu bisa lebih ramai karena dunia digital bersifat anonim, sehingga orang menjadi lebih bebas beradu pendapat mengenai calon pemimpin tertentu yang akan berlaga dalam pemilihan kepala daerah itu.
Menurut kalangan akademikus, keramaian saat kampanye Pilkada 2024 itu kemungkinan tidak lagi terkait tema politik identitas yang sudah mulai ditinggalkan masyarakat, khususnya generasi muda yang merupakan penghuni utama dunia digital.
Apalagi, generasi Z lebih tertarik pada tema ekonomi yang langsung dirasakan dampaknya, sehingga tema politik identitas, khususnya yang memanfaatkan agama untuk penggiringan opini, tampaknya tidak akan laku.
Meskipun demikian, kegaduhan di dunia maya terkait kampanye pilkada itu harus tetap diwaspadai oleh semua pihak, termasuk masyarakat calon pemilih agar lebih berhati-hati menyampaikan pendapat terkait pemilihan maupun terkait pasangan calon tertentu.
Karena itu, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia (RI), sebagai bagian dari lembaga penyelenggara pemilihan umum, telah memetakan kerawanan yang lebih tinggi berpotensi mengganggu atau menghambat proses pemilihan yang demokratis pada lima provinsi, yakni NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Jawa Timur.
Bawaslu RI mencatat empat dimensi indikator kerawanan pemilu tersebut, yakni dimensi sosial politik atau partisipasi, dimensi pencalonan atau kontestasi, dimensi kampanye juga dalam ranah kontestasi, serta dimensi pungut hitung, juga masih terkait dengan kontestasi dan partisipasi publik.
Generasi nondigital
Potensi kerawanan atau gangguan terhadap Pilkada 2024 yang dipetakan Bawaslu RI itu agaknya tidak terkait tema/opini/pendapat dalam konteks dukung-mendukung, melainkan justru disebabkan perilaku generasi nondigital dalam pilkada di era digital.
Pada pilkada di era digital ini perlu diwaspadai mengenai peningkatan persebaran hoaks, fitnah, radikal digital (kelompok radikal kini merambah siaran digital teresterial dengan donasi), penipuan, dan ujaran kebencian atau adu domba serta pembocoran informasi secara "framing" di ruang digital, khususnya menjelang dan selama masa kampanye pilkada.
Menjaga ruang digital tetap sehat dan bebas dari konten-konten negatif semacam itu, merupakan kunci untuk memastikan pilkada berlangsung dengan baik.
Direktur Jenderal Aplikasi dan Informasi Publik Kemenkominfo Prabu Revolusi di Jakarta (28/8) menyatakan pihaknya siap menjaga ruang digital supaya sehat, yang salah satunya adalah kanal untuk bisa menginformasikan dan juga melaporkan temuan hoaks seputar pilkada yang cepat.
Upaya mencegah persebaran hoaks itu memang sangat penting, mengingat hoaks dapat menyebar hingga 20 kali lebih cepat dari klarifikasinya. Dunia digital kadang berbeda antara narasi dengan berita aslinya, kadang berbeda antara narasi dengan foto, kadang berbeda antara narasi dengan video, kadang hanya berupa potongan narasi, foto, video, dan seterusnya.
Bagi generasi nondigital yang lebih tua secara umur dari generasi milenial ada kecenderungan untuk asal "share" (membagi) informasi, tanpa tahu bila isu yang dibagikan itu hanya bersifat gosip atau hoaks. Fakta itu tampak dari munculnya diskusi di ruang digital mengenai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan yang seolah-olah lembaga pendidikan "harus" menyediakan alat kontrasepsi untuk pelajar.
Padahal, jika ditelaah dengan lebih teliti, tidak poin yang menyebutkan penyediaan alat kontrasepsi untuk pelajar itu, melainkan untuk pasangan (suami isteri) usia subur yang berisiko terkait kehamilan.
Terkait pola penggiringan opini melalui potongan informasi seperti itu, bagi kalangan anak muda yang merupakan penghuni utama ruang digital tidak terlalu menarik untuk dijadikan pro dan kontra. Justru kalangan generasi tua yang banyak tergiring oleh pembelokan itu.
Terkait fenomena itu, generasi milenial juga perlu mengambil peran tanggung jawab, setidaknya di lingkungan terdekatnya untuk mengingatkan orang tua atau generasi yang lebih tua agar tidak dengan mudah menyebarkan kembali potongan-potongan informasi yang berbasis pada fakta sebenarnya itu.
Para orang tua juga tidak perlu malu untuk mendiskusikan "informasi sepotong" yang diterimanya di media sosial, sebelum menyebarkannya kembali ke komunitas-komunitas lebih luas atau di grup-grup media sosial.
Mari kita sambut pilkada serentak dengan penuh kegembiraan dan menempatkan ikatan persaudaraan sesama bangsa di atas segalanya.
0 notes
Text
MUI nilai transisi pemerintahan baru momentum merajut perdamaian
Jakarta (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai transisi pemerintahan baru dan Hari Santri Nasional 2024 merupakan momentum merajut perdamaian dan persatuan bangsa.
Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Habib Nabiel Almusawa mengatakan hal tersebut sangat penting mengingat perbedaan pandangan politik selama proses pemilihan umum (pemilu) sebelumnya berpotensi menimbulkan polarisasi di kalangan masyarakat.
"Menjaga persatuan itu kewajiban bagi orang-orang yang beriman kepada Allah,” ujar Nabiel dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Ia berharap seluruh rencana dan program pemerintahan baru yang telah dicanangkan untuk kesejahteraan masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Untuk itu, dirinya mengimbau masyarakat agar bisa mengawal dan mendoakan para pemimpin bangsa, daripada berprasangka buruk, yang dapat memperkeruh suasana dan memecah belah anak bangsa.
Sementara itu, Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2024 dengan tema Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan, kata dia, harus dimaknai dengan semangat persatuan membangun bangsa.
Dengan demikian, Nabiel menuturkan momentum itu dapat dijadikan guna mendorong para santri meneruskan perjuangan para pendahulu bangsa untuk membangun peradaban yang lebih maju.
Masyarakat, terutama santri, menurutnya, harus mengambil peran dalam membumikan nilai-nilai Islam yang dapat mempererat persatuan bangsa untuk meredam agitasi, provokasi, dan hoaks pada masa transisi ini.
“Para santri, ustad, ulama, maupun dai harus paling depan untuk memberantas hoaks karena mereka memahami dalil,” tuturnya.
Dia menyampaikan, para santri memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Kemerdekaan Indonesia tidak akan pernah terjadi tanpa adanya perjuangan yang dimotori oleh para ulama dan para habib.
Ia mencontohkan, seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Umar, Sultan Hamid Al-Gadri, hingga Kiai Haji Hasyim Asy’ari, yang merupakan pejuang dari kalangan santri, habib, dan ulama.
“Jadi jangan sampai santri Indonesia itu kalah dengan para ilmuwan, akademisi, dan lain-lain karena antara santri dengan para ilmuwan itu sama. Jangan merasa minder, jadi santri harus terdepan," ungkap Nabiel menegaskan.
Dengan momentum ini, dia berharap para santri tidak hanya fokus terhadap persoalan agama, melainkan mampu membangun karakter bangsa yang memiliki keseimbangan antara intelektualitas dan religiositas, sehingga mampu menjawab berbagai tantangan zaman.
0 notes
Text
Menko PM sebut pesantren harus jadi pionir pendidikan antikekerasan
Oleh sebab itu, Hari Santri Nasional harus dikukuhkan juga sebagai hari antikekerasan terhadap apa pun
Jakarta (ANTARA) -Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar menyebut bahwa pesantren harus menjadi pionir atau pelopor pendidikan yang mengedepankan antikekerasan kepada peserta didik, sehingga pembangunan peradaban yang mencerdaskan bisa terwujud.Ia membeberkan, para ulama dan pemimpin pesantren terdahulu telah memberikan segalanya untuk bangsa negara, khususnya dalam mendidik anak bangsa menjadi pemimpin Indonesia, sehingga tauladan yang ditunjukkan oleh para pendahulu harus menjadi contoh untuk membangun pendidikan ke depan.
"Hari ini terjadi yang namanya ancaman darurat kekerasan di lembaga pendidikan, semua harus jujur mengakui, bukan hanya pesantren tetapi semua pendidikan yang berbasis asrama, pendidikan umum berbasis agama semua mengalami darurat kekerasan jadi semua harus menghadapinya," kata Muhaimin usai menghadiri peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024 di Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasina Darul Quran Wal Hadits, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa pagi.
Lebih lanjut dia membeberkan, semua pihak harus bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan itu khususnya pesantren.
Sebab, kekerasan terhadap perempuan, anak, seksual, dan sosial sangat merugikan bangsa.
Link Brita : Klik di sini
Cobain main di Situs 𝐌𝟏𝐓𝐎𝐓𝐎 Gacor nya Viral banget Member baru wajib 𝐖𝐃
0 notes
Text
Review Buku - Whispers of Hope
Bagaimana rasanya menuliskan surat untuk salah seorang pemimpin agama, pemimpin negara atau mungkin orang suci, melalui buku Whispers of Hope, banyak orang menuliskan pertanyaan, pengharapan dan kisah-kisah yang dimilikinya ke hadapan orang tersebut, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Paus Fransiskus, yang beberapa waktu yang lalu sempat berkunjung ke Indonesia. Memang surat tersebut mungkin tidak secara langsung tersampaikan ke bapak Paus, tetapi melalui kita sebagai pembacanya, mungkin pesan-pesan dari surat tersebut bahkan bisa menjangkau lebih banyak lagi orang dan bahkan mungkin bisa mengubah dunia ini, mungkin dalam skala terkecil mengubah diri kita, bagaimana tidak, puluhan, bahkan mungkin ratusan surat yang diterbitkan dalam dua jilid buku ini, benar-benar menuliskan isi hati, kepiluan, kebahagiaan dan harapan dari para penulisnya, bahkan saya pun bisa hanyut dalam setiap lembar halamannya, meskipun setiap penulisnya memiliki gaya tulisan yang berbeda-beda, tetapi mungkin karena begitu tulusnya setiap tulisan yang ada, sehingga kita sebagai pembaca, seperti bisa merasakan apa yang dirasakan oleh para penulisnya. Mungkin bapak Paus adalah tokoh agama Katolik, dan sebagian besar penulis suratnya adalah orang dengan latar belakang Katolik, tetapi buku ini sesungguhnya adalah buku tentang manusia, yang begitu rapuh dan membutuhkan bantuan, sehingga tidak jarang isi suratnya sendiri seperti serangkaian doa kepada yang mahakuasa, meskipun ditujukan untuk bapak Paus yang seorang manusia.
Membaca setiap surat yang ada di buku ini, seperti mengajak kita merenungkan kehidupan, topiknya beragam, dari masalah diri sendiri, masalah keluarga, hubungan orang tua anak, suami istri, pertemanan, masyarakat hingga ke masalah lingkungan, bagaimana ternyata banyak orang memiliki keresahan yang sama, sesederhana apakah saya bisa bahagia, meskipun pasangan hidup sudah pergi meninggalkan si penulis entah karena meninggal ataupun pergi karena berselingkuh, bagaimana membesarkan anak seorang diri, bagaimana menghadapi lingkungan yang toxic dan suka melakukan bully dan lain sebagainya. Karena saking personal-nya bahkan saya sebagai pembaca merasa sangat salut dengan mereka yang menuliskan surat-surat tersebut, karena secara tidak langsung mereka seperti mengumbar "aib" yang dimiliki, namun sebetulnya "aib" tersebut memang ada di sekitar kita, dan mungkin kita selama ini tidak acuh atau pura-pura tidak tahu. Membaca lembar demi lembar di buku ini seakan mengajak saya pribadi untuk melihat dunia sebagaimana mestinya, dunia yang kita tinggali ini sebetulnya tidak sempurna, banyak cacat di sana-sini, bahkan lingkungan yang kita anggap paling suci pun (seperti biara) juga tidak terlepas dari cacat dan dosa, ada banyak permasalahan yang sebetulnya tidak pantas juga terjadi di sana, lantas apakah semua itu membuat kehidupan ini menjadi kurang berharga? lantas apakah semua ketidaksempurnaan yang ada membuat kita putus asa begitu saja?
Buku ini semakin dibaca, semakin bisa membuat kita bertanya, apakah saya sudah cukup peduli dengan orang lain dan dunia sekitar, apakah sebetulnya kita betul-betul "melek", karena rupanya ada banyak individu yang berjuang keras untuk hidup setiap harinya dengan menderita, bukankah setiap agama mengajarkan kita untuk berderma, untuk berbuat baik, tapi jika demikian, kenapa masih banyak yang berkekurangan bahkan menderita hanya untuk bisa hidup? Atau bagaimana kita seakan dihentakkan dengan isu-isu lingkungan yang seakan tidak pernah habis dan banyak rekayasa semata-mata demi keuntungan sekelompok orang, atau karena persaingan bisnis, ada yang tega merekayasa media sehingga memojokkan suatu kelompok dengan atas nama membela lingkungan, padahal mereka juga memiliki agenda lain yang jauh lebih merusak.
Melihat buku ini, sepertinya tidak bisa kita hanya sekedar melihatnya sebagai sekumpulan surat, semakin mendalami buku ini, kita bisa melihat jeritan hati dan harapan dari banyak orang yang bisa jadi mewakili jeritan hati kita sendiri dan mengajak kita merenung. Perjumpaan saya dengan buku ini pun juga bisa dibilang tidak sengaja, berawal dari ulasan di koran Kompas (yang ternyata merupakan kata pengantar dari buku ini), kemudian juga tidak sengaja saya menemukan buku ini disalah satu toko buku yang langsung memantik rasa penasaran saya, dan ketika membaca buku ini, saya langsung begitu terhanyut dengan berbagai kisah yang ada di dalamnya, karena saya seperti membaca kumpulan kisah dalam buku semacam Chicken Soup for the Soul, namun karena ditulis oleh orang Indonesia, perasaan "relate" begitu terasa dari awal hingga akhir buku, singkat kata, buku ini sangat saya rekomendasikan kepada siapapun yang memiliki pertanyaan tentang kehidupan, sedang mengalami kegundahan batin atau masalah kehidupan, meskipun latar belakangnya bernuansa Katolik, tetapi kisah-nya bersifat universal, tidak ada yang menggurui tidak ada yang menjerumuskan, semuanya murni tulisan seorang manusia yang lemah dan rapuh. Selamat membaca!
#review#buku#review buku#whispers of hope#sindhunata#renungan#pengembangan diri#kehidupan#harapan#curahan hati
0 notes
Text
AI Generated Essay
Kesetaraan Gender: Peran Wanita di Masa Indonesia Klasik
Kesetaraan gender merupakan isu yang terus diperjuangkan hingga saat ini, dan memahami peran wanita di masa Indonesia klasik memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai posisi mereka dalam masyarakat. Dalam konteks sejarah, peran dan status wanita di Indonesia klasik sangat dipengaruhi oleh aspek sosial, budaya, ekonomi, dan keagamaan. Berbagai faktor tersebut menghasilkan dinamika yang berbeda, yang dapat diinterpretasikan dari sudut pandang kesetaraan gender.
Di banyak masyarakat tradisional Indonesia, wanita memiliki peran yang krusial dalam struktur keluarga dan komunitas. Mereka berfungsi sebagai penyokong utama kehidupan rumah tangga, menjalankan tugas-tugas domestik, mendidik anak-anak, serta menjaga tradisi dan budaya. Dalam banyak komunitas agraris, keterlibatan wanita dalam kegiatan ekonomi tidak bisa dikesampingkan. Mereka terlibat dalam produksi pangan, pengolahan hasil pertanian, serta kerajinan tangan, sehingga memiliki kontribusi nyata terhadap perekonomian lokal. Meskipun peran ini sering kali tidak terlihat di ranah publik, keberadaan wanita sebagai pilar kehidupan ekonomi dan sosial sangat signifikan.
Kedudukan wanita di Indonesia klasik juga dipengaruhi oleh sistem kekerabatan yang berlaku. Di beberapa daerah, seperti Sumatra Barat yang menganut sistem matrilineal, wanita memiliki posisi yang lebih kuat. Mereka berhak atas warisan dan menjadi pusat pengelolaan keluarga. Dalam konteks ini, kesetaraan gender lebih mudah tercapai, meskipun tantangan tetap ada. Sebaliknya, dalam masyarakat yang menganut sistem patrilineal, wanita sering kali mengalami penurunan status, bergantung pada pria dalam berbagai aspek kehidupan.
Agama dan spiritualitas juga memberikan pengaruh besar terhadap peran wanita di Indonesia klasik. Dalam tradisi Hindu-Buddha, wanita sering menjalankan peran penting dalam upacara keagamaan dan ritual. Mereka dapat menjadi pemimpin spiritual, meskipun masih berada dalam batasan-batasan tertentu yang ditetapkan oleh norma-norma sosial. Di sisi lain, pelanggaran terhadap norma gender sering kali muncul, menciptakan kontradiksi dalam penilaian terhadap peran wanita.
Dalam konteks politik, wanita juga memiliki kesempatan untuk memegang posisi strategis di kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit dan Sriwijaya. Beberapa ratu dan permaisuri dikenal memiliki pengaruh yang kuat dalam pengambilan keputusan, meskipun situasi ini tidak umum terjadi. Ini menunjukkan bahwa walaupun ada batasan yang ada, ada pula ruang bagi wanita untuk berkontribusi di tingkat yang lebih tinggi.
Peran wanita yang beragam ini turut tercermin dalam sastra dan seni. Banyak karya sastra dan seni rupa dari masa itu menampilkan tokoh wanita yang kuat, cerdas, dan berani. Representasi ini bukan hanya menunjukkan peran mereka di masyarakat, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi berikutnya tentang kemungkinan dan aspirasi yang lebih tinggi.
Namun, meskipun wanita di masa Indonesia klasik memiliki ruang dan peran yang signifikan, tantangan terhadap kesetaraan gender tetap ada. Banyak wanita terhalang untuk mengakses pendidikan yang memadai, dan budaya patriarki yang mendominasi sering kali menghambat kemajuan mereka. Hal ini menciptakan kesenjangan yang perlu diatasi.
Kesimpulannya, peran wanita di masa Indonesia klasik menampilkan keragaman yang kompleks dan menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi besar dalam berbagai aspek kehidupan. Meskipun menghadapi tantangan dan batasan, keberadaan wanita dalam sejarah Indonesia tetap penting dan layak untuk dipelajari. Memahami peran mereka tidak hanya memberi wawasan tentang sejarah, tetapi juga menjadi cerminan dari perjuangan yang masih berlangsung untuk mencapai kesetaraan gender di masa kini. Sejarah harus menjadi landasan bagi masa depan, di mana kesetaraan gender menjadi norma dan bukan sekadar wacana.
0 notes
Text
Ketika Paus Fransiskus Berkunjung ke Indonesia
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan sebuah peristiwa bersejarah yang membawa pesan mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia, terlepas dari agama dan keyakinan mereka. Sebagai pemimpin Gereja Katolik yang dihormati di seluruh dunia, kedatangan Paus bukan hanya menjadi momen penting bagi umat Katolik, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan dialog antaragama di negeri yang plural ini.…
0 notes
Text
"Pergeseran Kekuasaan Islam Dampak Kejatuhan
Utsmani terhadap Politik Indonesia"
Oleh : Lisda Suciawanti
Mahasiswi STID Mohammad Natsir
Kejatuhan Utsmani terhadap politik Indonesia pada abad ke-20 menandai area baru dalam sejarah Islam. Kekhalifahan Utsmani ini sudah menjadi sorotan pusat kekuasaan Islam dan memengaruhi aspek kehidupan umat Islam termasuk di Indonesia. Peristiwa ini berdampak kepada perkembangan politik Islam di Indonesia kususnya pada konteks organisasi Islam, perubahan peran ulama, dan interaksia Islam dan nasionalisme.
A. Kejatuhan Utsmani dan Dampak Globalnya
Runtuhnya kekhalifahan Utsmani ini terjadi karena beberapa faktor baik secara internal atau secara eksternal. Secara internal seperti lemahnya sistem birokrasi, apabila secara eksternal misalnta kolonialisme Barat. Kejatuhan ini menyebabkan perubahan di dunia Islam, diantaranya:
1. Munculnya Nasionalisme: Pembubaran Utsmani mengarah pada pembentukan negara-negara baru di Timur Tengah dan Afrika Utara. Negara-negara seperti Turki, Arab Saudi, Irak, dan Syria muncul dengan batasan-batasan yang baru ditetapkan oleh kekuatan kolonial Barat.
2. Pengaruh terhadap Dunia Islam: Dengan kejatuhan Utsmani, kekuasaan sentral dalam dunia Islam terpecah. Sebelumnya, Utsmani memiliki posisi penting sebagai pelindung dan pemimpin dunia Islam Sunni. Kehilangan kekuatan Utsmani menyebabkan pergeseran dalam otoritas dan pengaruh politik dalam komunitas Muslim global.
3. Kemunculan gerekan nasionalis: Kewalahan Utsmani memicu kebangkitan gerakan nasionalis di berbagai wilayah, termasuk gerakan Kemalisme di Turki dan gerakan Pan-Islamisme yang berusaha untuk menyatukan kembali umat Islam di bawah ideologi yang sama.
4. Perubahan dalam hubungan Internasional: Kewalahan Utsmani dan pembentukan negara-negara baru mengubah peta geopolitik global, dengan negara-negara Barat mendapatkan kontrol lebih besar atas Timur Tengah dan sumber daya minyak yang penting. Ini juga memperkenalkan dinamika baru dalam hubungan internasional dan ekonomi global.
5. Pembentukan Mandat dan Pengaruh Barat: Beberapa wilayah yang sebelumnya dikuasai Utsmani menjadi mandat Inggris dan Prancis, yang memperkenalkan pengaruh Barat yang lebih besar di wilayah tersebut dan mempengaruhi struktur politik dan sosial lokal.
6. Perubahan Sosial dan Budaya: Dengan penghapusan sistem Utsmani, banyak perubahan sosial dan budaya terjadi, termasuk pengenalan reformasi sekuler di Turki dan perubahan dalam sistem pemerintahan dan pendidikan di negara-negara yang baru merdeka.
B. Kondisi Islam di Indonesia Sebelum Kejatuhan Utsmani
Islam masuk ke Nusantara melalui berbagai jalur, seperti perdagangan, dakwah para ulama, dan perkawinan campuran. Proses islamisasi di Nusantara berlangsung secara bertahap dan bercampur dengan budaya lokal, sehingga melahirkan bentuk Islam yang khas dan unik.
Sebelum kejatuhan Kekhalifahan Utsmani, Islam di Nusantara telah memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan Islam di wilayah lain.
Islam di Nusantara tidak datang sebagai agama yang murni, tetapi bercampur dengan kepercayaan dan adat istiadat lokal. Tata cara ibadah masyarakat Muslim Nusantara pada masa itu masih sangat dipengaruhi oleh tradisi lokal. Islam seringkali menjadi bagian integral dari kehidupan kerajaan. Banyak raja dan bangsawan yang memeluk Islam, dan Islam menjadi agama resmi kerajaan. Hal ini mempercepat penyebaran Islam di kalangan masyarakat.
Munculnya Organisasi Konferensi Islam (OKI)
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) didirikan pada 25 September 1969, sebagai respon terhadap peristiwa pembakaran Masjid Al-Aqsa di Yerusalem oleh seorang ekstremis Israel. Pembakaran ini memicu kemarahan di dunia Muslim dan mendorong pemimpin-pemimpin negara Islam untuk bersatu dalam satu organisasi yang bisa memajukan kepentingan umat Islam dan melindungi situs-situs suci mereka.
Inisiatif pendirian OKI dimulai dengan pertemuan darurat yang diadakan di Rabat, Maroko, pada 22-25 September 1969, yang dikenal sebagai Konferensi Rabat. Pertemuan ini melibatkan 24 negara Muslim dan melahirkan kesepakatan untuk mendirikan OKI. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk meningkatkan solidaritas antara negara-negara Muslim, mendukung perjuangan kemerdekaan, dan mempromosikan kerjasama dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, sosial, dan budaya. OKI, yang kini dikenal sebagai Organisasi Kerja Sama Islam, berpusat di Jeddah, Arab Saudi, dan memiliki lebih dari 50 anggota negara yang mewakili berbagai belahan dunia Islam. Organisasi ini terus berperan penting dalam menyuarakan kepentingan umat Islam di forum internasional dan dalam upaya-upaya kemanusiaan serta pengembangan ekonomi.
C. Pergeseran Kekuasaan Islam Pasca-Utsmani
Turki Utsmani merupakan benteng terakhir umat Islam dalam bingkai Khilafah sebelum diruntuhkan oleh Mustafa Kemal Ataturk pada tanggal 3 Maret 1924 silam.kehancuran Kekhalifahan Utsmani ini terjadi oleh dua faktor yakni faktor eksternal dan faktor internal. Awal kehancurnya Kekhalifahan Utsmani pada abad ke-18 Masehi. Pada abad ini, syariat Islam secara perlahan meninggalkan aturan kehiduapn, hingga sistem pemerintahan. Perbuatan ini bisa kita lihat dari perilaku kalangan bangsawan dan masyarakat Turki yang hidup dengan nuansa atau senang dalam kemewahannya.
Ada beberapa faktor yang menjadi salah satu sebab runtuhnya Khilafah Turki Usmani pada tahun 1924 diantaranya adalah:
1. Ide-ide nasionalisme mulai menggema di seluruh wilayah Turki sehingga banyak daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan Turki Usmani. Masyarakat Turki geram dan sebagai balasannya mereka menjauhkan segala budaya Arab dari kehidupan sehari-hari mereka. bahasa Arab yang menjadi bahasa Alquran dan hadis serta bahasa dari beberapa kitab para ulama telah ditinggalkan dan dijauhkan dari kehidupan pada masyarakat Turki. Salah satu contoh kejadian di wilayah Turki adalah ketika invansi teknologi orang-orang Eropa mulai masuk ke wilayah Turki, terdapat beberapa para ulama yang mengatakan bahwa seluruh barang yang berasal dari luar Islam itu adalah haram. Namun di sisi lain yang berseberangan muncul juga beberapa ulama yang mengatakan bahwa seluruh yang berasal dari luar Islam dapat diterima. Pada akhir masa kekhalifahan pintu-pintu futuhat tertutup pintu futuhat adalah pembebasan suatu wilayah yang dilakukan oleh umat Islam dengan maksud menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat yang dibebaskan, menciptakan keadilan dan sistem kehidupan yang baik. Namun pada akhir menjelang Utsmani runtuh, futuhat sudah tidak lagi menjadi pokok besar kekhalifahan. Dan pada akhirnya, Turki Usmani tidak lagi menjadi negara yang disegani oleh kawan maupun lawan dalam hal pertahanan, keamanan, maupun peradaban ilmu pengetahuan.
2. Ide-ide sekularisme secara perlahan mulai menyakiti pemerintahan Turki Usmani pada abad ke-18 menjadi penanda bahwa telah resmi pemisahan agama dari sistem pemerintahan kekhalifahan. Dulu, lembaga peradilan resmi pemerintahan hanya satu yaitu berlandaskan syariat Islam. Namun pasca ide sekularisme telah datang ia telah berhasil untuk memisahkan lembaga peradilan menjadi dua yaitu lembaga peradilan syariah dan peradilan sipil peradilan sipil ini berlandaskan atas hukum-hukum buatan manusia atau pikiran manusia. Tokoh yang terkenal di kalangan masyarakat Turki adalah namik Kemal dan midad Pasha kedua tokoh ini berperan besar dalam pembentukan konstitusi pertama Turki pada tahun 1876. Mereka bersumber tidak semua berasal dari Alquran dan as-sunnah Pasha justru disebut sebagai bapak konstitusi Turki pasca konstitusi ditetapkan.
3. faktor yang ikut serta dalam proses kejatuhan kekhalifahan adalah kekuatan pemerintahan yang absolut. Secara teori, Sistem khalifah harusnya tunduk kepada syarat dan kehendak rakyat namun pada praktiknya Teori ini tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Faktor yang menghambat peran politik di Indonesia
1. faktor Struktural
hambatan struktural seperti dikatakan oleh Oakley pada tahun 1991 ialah hambatan yang dipengaruhi oleh lingkungan politik terutama terjadi di negara-negara yang sistem politiknya cenderung tersentralisasi dengan mekanisme pembuatan rencana penentuan arah, dan pengambilan keputusan ada pada pemerintah, dapat dianalisa bahwa hambatan struktur ini disebabkan oleh sistem politik yang terlalu terpusat pada pemerintah sehingga inisiatif pembuatan rencana penentuan arah, dan pengambilan keputusan pembangunan didominasi oleh pemerintah.
Mekanisme pembuatan rencana pembangunan dapat menjadi hambatan partisipasi masyarakat apabila mekanisme pembuatan rencana pembangunan ini menghalangi ataupun menghambat partisipasi masyarakat dalam menyusun perencanaan pembangunan dalam penentuan arah pembangunan yang terpusat pada pemerintah menyebabkan perencanaan pembangunan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat seharusnya penentuan arah rencana pembangunan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat karena hanya masyarakat sendiri yang mengetahui mengenai kebutuhan, bukan pemerintah.
2. Faktor Administratif
Hambatan administratif ialah sistem administrasi yang menguasai pengendalian pengambilan keputusan, alokasi sumber, informasi dan pengetahuan yang diperlukan masyarakat untuk dapat berperan dalam pembangunan secara efektif, sehingga sistem administrasi inilah yang menguasai pengendalian pengambilan hambatan administrasi ini biasanya disebabkan oleh sistem politik yang terpusat yang pada akhirnya juga akan membentuk sistem administrasi yang terpusat.
3. Faktor kultural
a. Orientasi lokal : orientasi masyarakat yang lebih kuat pada kepentingan lokal dibandingkan kepentingan nasional dapat menghambat partisipasi politik dalam skala yang lebih luas.
b. patriarki : budaya patriarki yang masih kuat di beberapa daerah dapat membatasi partisipasi politik perempuan
c. Apatisme : rasa apatis dan pesimis terhadap perubahan dapat membuat masyarakat enggan berpartisipasi dalam politik
4. faktor individu
a. kurangnya pendidikan politik rendahnya tingkat pendidikan politik masyarakat membuat mereka kurang Memahami pentingnya berpartisipasi dalam politik
b. ketakutan akan depresi ketakutan akan tindakan Represif dari aparat keamanan dapat menghalangi masyarakat untuk menyampaikan pendapat atau terlibat dalam kegiatan politik
c. kurangnya kepercayaan diri gunanya kepercayaan diri dan kemampuan untuk bersaing dalam politik dapat membuat masyarakat enggan untuk maju sebagai calon pemimpin
Analisis Peran dan posisi Islam politik di Indonesia dalam teori Pluralisme
Dalam konteks pluralisme, Islam politik di Indonesia tidak dapat dipandang secara monolitik melainkan sebagai spektrum yang luas dengan berbagai aliran dan kepentingan Islam memiliki peran yang sangat signifikan dalam kehidupan politik Indonesia.
Teori Pluralisme dan Islam Politik
Dalam konteks politik teori pluralisme menekankan pada keberagaman kelompok kepentingan dalam masyarakat. Pluralisme mengakui adanya berbagai kelompok dengan kepentingan yang berbeda-beda, termasuk kelompok agama seperti Islam. Sedangkan dalam konteks Indonesia, Islam politik hadir sebagai salah satu aktor penting dalam arena politik, bersaing dengan kelompok-kelompok lain seperti nasionalis, sekuler, dan kelompok identitas lainnya. Peran Islam politik di Indonesia yaitu sebagai kekuatan politik Islam politik memiliki basis massa yang besar dan terorganisir, baik melalui partai politik maupun organisasi masyarakat hal ini membuat sistem politik menjadi kekuatan politik yang signifikan dalam mempengaruhi kebijakan publik. Dalam beberapa kasus munculnya sumber konflik yaitu Islam politik dapat menjadi sumber konflik terutama jika kepentingan mereka bertentangan dengan kepentingan kelompok lain.Tantangan Politik Islam
a. Pluralisme
salah satu tantangan utama dalam politik Islam adalah keragaman interpretasi terhadap ajaran Islam. berbagai kelompok dan aliran memiliki pandangan yang berbeda dalam menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam politik. Hal ini menciptakan ketegangan dan perselisihan antara mereka, serta mempersulit pencapaian konsensus dalam urusan politik.
b. Modernisasi
Islam dihadapkan pada tantangan modernisasi yang mempengaruhi tantangan politik dan sosial dalam masyarakat muslim pengaruh budaya asing dan nilai-nilai sekuler dapat bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam tradisional memicu debat dan konflik tentang identitas dan arah politik Islam.
c. Radikalisme
tantangan lain dalam politik Islam adalah munculnya gerakan-gerakan ekstrem ekstremis dan radikal yang menggunakan agama sebagai dasar legitimasi untuk tindakan kekerasan dan toleransi. Fenomena ini merusak kita Islam sebagai agama pertama dan keadilan serta menimbulkan ancaman terhadap stabilitas politik dan keamanan regional.
Islam politik harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan berinteraksi dengan kelompok-kelompok lain secara konstruktif. Islam politik Indonesia memiliki peran yang kompleks dan dinamis dalam konteks pluralisme. Tantangan terbesar bagi Islam poltik adalah bagaimana menjaga relevensi dan nilai-nilai Islam dalam konteks pluralisme dan demokrasi.
Kebangkitan politik Islam di Indonesia
Kebangkitan Islam politik di Indonesia adalah fenomena yang mencerminkan peningkatan peran dan pengaruh ideologi Islam dalam politik dan kebijakan publik di negara tersebut. Fenomena ini telah berkembang melalui beberapa fase dan memiliki berbagai aspek yang mempengaruhi lanskap politik Indonesia. Berikut adalah beberapa poin penting terkait kebangkitan Islam politik di Indonesia:
Latar Belakang Sejarah dan Sosial
• Era Orde Baru (1966-1998): Pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto menerapkan kebijakan yang menekan peran politik Islam dan memperkuat kontrol politik dengan membatasi kebebasan berorganisasi, termasuk organisasi berbasis Islam. Hal ini menyebabkan marginalisasi politik Islam selama periode tersebut.
• Era Reformasi (1998-sekarang): Setelah jatuhnya Orde Baru, reformasi politik membuka ruang bagi kebangkitan kembali partai-partai politik berbasis Islam dan kelompok Islam. Ini adalah periode ketika banyak kelompok Islam mulai memainkan peran yang lebih signifikan dalam politik nasional.
Partai Politik Islam
• Partai Keadilan Sejahtera (PKS): Didirikan pada tahun 1998, PKS adalah salah satu partai politik berbasis Islam yang memperoleh popularitas secara signifikan. PKS dikenal dengan pendekatannya yang lebih modern dan berfokus pada moralitas dan reformasi sosial.
• Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP): Selain PKS, partai-partai lain seperti PAN dan PPP juga memainkan peran penting dalam politik Islam di Indonesia, dengan fokus pada isu-isu sosial, ekonomi, dan politik berbasis Islam.
Gerakan Islam dan Kelompok Radikal
• Kelompok Radikal: Munculnya kelompok-kelompok radikal seperti Front Pembela Islam (FPI) menunjukkan adanya kecenderungan radikalisasi di kalangan sebagian kecil umat Islam. Kelompok-kelompok ini seringkali berfokus pada penerapan syariah dan aksi sosial yang keras.
• Tantangan terhadap Moderasi: Kelompok-kelompok ini terkadang menantang nilai-nilai moderat dalam Islam, yang dapat menyebabkan ketegangan dalam masyarakat multikultural Indonesia.
Politik Identitas dan Pemilihan Umum
• Politik Identitas: Banyak politisi dan partai politik menggunakan identitas Islam untuk meraih dukungan pemilih, dengan menekankan nilai-nilai Islam dan moralitas dalam kampanye mereka.
• Pemilihan Umum: Pada pemilihan umum, isu-isu berbasis Islam sering menjadi strategi kampanye untuk menarik dukungan dari pemilih Muslim. Hal ini mencakup penekanan pada syariah, moralitas, dan kebijakan sosial berbasis Islam.
Peraturan Daerah dan Syariah
• Perda Syariah: Beberapa provinsi di Indonesia, seperti Aceh, telah menerapkan peraturan daerah (perda) syariah, yang mencerminkan pengaruh politik Islam dalam pembuatan kebijakan lokal. Perda ini mencakup berbagai aspek, termasuk hukum pidana dan hukum keluarga.
• Penerimaan dan Penolakan: Penerapan perda syariah sering menimbulkan perdebatan antara mereka yang mendukung penerapan hukum syariah dan mereka yang khawatir tentang dampaknya terhadap pluralisme dan hak asasi manusia.
Peran Media Sosial dan Teknologi
• Penyebaran Ideologi: Media sosial dan teknologi informasi telah menjadi alat penting bagi kelompok-kelompok Islam untuk menyebarkan ideologi mereka, mengorganisasi kampanye, dan mempengaruhi opini publik.
• Pengaruh Terhadap Publik: Media sosial juga memainkan peran dalam memperkuat narasi politik berbasis Islam dan memobilisasi dukungan untuk agenda-agenda tertentu.
Kebangkitan Islam politik di Indonesia mencerminkan dinamika yang kompleks antara nilai-nilai agama, politik, dan masyarakat. Sementara ada peningkatan dalam pengaruh politik berbasis Islam, hal ini juga menimbulkan tantangan dalam hal pluralisme, toleransi, dan hak asasi manusia. Proses ini memerlukan perhatian berkelanjutan untuk memahami dampaknya terhadap masyarakat Indonesia yang multikultural dan demokratis.
Saran dan rekomendasi
Mempelajari sejarah Turki Utsmani penting dengan secara mendalam, baik kejayaan maupun keruntuhannya. Salah satu penting dari kekhalifahan utsmani adalah toleransi terhadap berbagai etnis, agama, dan budaya wilayah kekhalifahan. Teladan nilai-nilai toleransi ini dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis. Hal ini akan memberikan wawasan yang lebih baik tentang peradaban Islam dalam konteteks sejarah dunia. Utsmani dikenal sebagai kekuatan ekonomi dan perdagangan yang besar pada masanya, strategi dan kebijakan ekonomi yang digunakan oleh utsmani membangun kesejahtraan dan kestabilan ekonomi, dan diterapkan prinsip-prinsip dalam konteks modern.
Kerajaan Turki Utsmani ini berdiri kurang lebih selama abad 20 dan lebih fokus pada masalah-masalah kemiliteran dan perluasan wilayah, dan pada saat itu bisa dikatakan bahwa sangat minim sekali perkembangan pendidikan pada masa itu. Kemajuan dan keuntuhan yang dialamai oleh kerajaan Turki Utsmani ini merupakan salah satu bukti bahwa pejuangan pemerintah dalam menegakkan peradaban Islam di negara itu.
Perubahan yang dicapai oleh para Sultan ditunnujkan untuk menjawab pertanyaan pada masa zaman abad ke-20. Dalam menjalankan pemerintahn pun Sultan-Sultan Turki Utsmani menekankan pemikiran pada bidang militer, budaya dan agama. Pada bidang militer dikatakan sangat baik, dan pemerintah pada saat itu mendirikan sekolah kemiliteran pertama kali di Turki, selain itu mendirikan percetakan dengan tujuan untuk memudahan dalam proses pembelajaran. Kemunduran Turki Utsmani pada saat ini disebabkan oleh salah satunya munculnya gerakan Nasionalisme, gerakan ini beredar tidak hanya di negara wilayah barat saja, namun juga beredar luas diwilayah Timur. Sehingga ini yang menyebabkan Turki Utsmani lepas satu persatu.
1 note
·
View note
Text
,,BREAKING NEWS"
----------
KHOFIFAH PENISTA JUNJUNGAN ISLAM WAJIB DI BERIKAN PELAJARAN YANG KERAS
----------
UTUSAN RAKYAT : saya rasa banyak orang yang tau bahwa orang suku Jawa itu terlebih dahulu dari orang bersuku lain cerdas dan pintar, serta terlebih dahulu orang keturunan suku Jawa itu menerima ajaran Adat dan Budaya jugak ajaran Agama walaupun ajaran Agama apa punjua yang datang masuk kedalam negara Indonesia orang suku Jawa yang lebih dahulu menyambutnya. Tak perlu saya bercerita tentang panjang dan lebar dalam perkara Sejarah yang tak akan usang lapuk dan tak akan punah dimakan waktu yang berlalu. Dan saya rasa sangat mengambil haluan yang salah masyarakat pulau Jawa Timur jika memilih Khofifah Indar Parawansa untuk menjadi Gubernur Provinsi Jawa Timur.
Karena sikap perilaku Zahir seseorang untuk kita baca, sebab kebanyakanya terjadi sikap zahir seseorang menggambarkan bagaimana bentuk sikap Batinya yang tersimpan dalam bungkusan rongga dadanya. Memang lain Adat lain Dulang lain pula bentuk Cerana sebagai tatakan tempat terletak Sirih Pinang dan Gambir, begitu juga serta Selempang dan Detanya tidak sama bentuk coraknya dalam setiap Adat yang ada didalam negara Indonesia. Bak pepatah mengatakan lain padang lain Belalang lain pula jenis Rumputnya. Jika sekiranya sikap Khofifah Indar Parawansa yang pernah merendahkan manusia junjungan umat Islam Sayidina Abubakar Sidiq dan Sayidina Ali. Jika terjadi ucapan mulut jahat Khofifah berucap dalam negeri di Timur Tengah karena telah merendahkan manusia junjungan umat Islam, hukumanya kepala Khofifah sudah dipengal, karena menyamakan junjungan umat Islam sederajat dengan Perabowo Subianto pelanggar HAM dan Giberan Rakabuming Raka yang Doyan menelan Narkoba, bagaikan makan nasi bagi si Giberan mengkosumsi Narkotika.
Menurut firasat saya menilai dari Zahir dan sikap Khofifah ini. Khofifah beraut wajah seperti raut wajah orang Kanibal yang hidup di zaman Batu, bukan kita menghina bentuk manusia yang diciptakan Tuhan. Tetapi kita mengkaji sesungguhnya Tuhan telah memberikan satu Gambaran untuk kita jadikan pedoman, buat memilih buruk dan baiknya sikap manusia yang untuk kita rangkul sedekap selenggang tangan ayun langkah bersama. Menurut pandangan saya terhadap Khofifah ini adalah seorang Perempuan yang sangat bersikap zalim.
Jika sekiranya Khofifah ini mempunyai anak Tiri untuk dipeliharanya, bisa terjadi mati tak makan anak Tiri itu, karena setiap hari kaki dan tangan ringan berjalan menggebuk menunjang menerjang sampai jatuh teletang sebelum sampai patah tulang belum berhenti tangan dan kaki melayang. Jika Ayah anak Tiri di Rumah santunya Khofifah pada anak Tiri sangat sayang Allahhurabi. Jika Ayah berangkat tiada di Rumah anak Tiri hidup sekarat bagaikan Kerakap tumbuh di Batu, pucuk tidak tersirma oleh Embun dan Hujan, sedangkan Urat menumpang hidup di atas Batu tidak sampai mencium Tanah. Beginikah cara sikap calon Pemimpin Pemerintah Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur yang bakal dipilih oleh masyarakat Provinsi Jawa Timur. Bukankah masyarakat Jawa Timur lebih baik kehilangan Khofifah dari pada merasa memiliki Khofifah Indar Parawansa dalam pangkuan untuk bersama bergandeng bahu membahu bersama masyarakat. Lebih baik kehilangan dari pada mendapat dan menemukanya - Editor By MKN.
----------
Khofifah Indar Parawansa
0 notes
Text
Jelang Kunjungan Paus ke Timor Leste, Menag Yaqut Cholil Qoumas Imbau Umat Katolik NTT Jaga Ketertiban
Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke Indonesia dan Timor Leste pada September 2024. Kunjungan Paus ke Timor Leste menggugah animo umat Katolik Indonesia di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk bergerak lintas negara demi berjumpa dengan pemimpin Katolik dunia tersebut. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berpesan kepada umat Katolik Indonesia yang ingin berjumpa dengan Paus Fransiskus di Kota…
0 notes
Text
Nasaruddin Umar Pernah Belabor Agama Yahudi di Amerika
Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar Ternyata Pernah Belajar Agama Yahudi di AS, Penyelenggaranya Organisasi Pro Israel
Imam Besar Masjid Istiqlal ternyata pernah diundang organisasi pro-Israel untuk belajar Yahudi di AS.
Masjid Istiqlal belakangan menjadi sorotan. Sebabnya, masjid tersebut mengundang Direktur Hubungan Muslim-Yahudi American Jewish Committee (AJC), Ari Gordon menjadi nara sumber dalam acara seminar.
Meski akhirnya batal, agenda itu tetap menjadi sorotan publik tanah air.
Belakangan, terungkap jika Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar ternyata juga pernah menghadiri undangan untuk mempelajari agama Yahudi dan diskusi lintas agama di Amerika Serikat. Simak ulasannya: Banyak orang kemudian mengaitkan hal tersebut dengan kunjungan lima kader muda Nahdlatul Ulama (NU) ke beberapa waktu belakangan.
Dua agenda itu ramai dinilai kurang etis di tengah situasi global yang mengecam genosida yang dilakukan terhadap .
Karena menuai beragam kritik, kedatangan Ari Gordon ke Indonesia sebagai perwakilan AJC pun dibatalkan.
Beasiswa ini mencakup studi akademis, pertemuan dengan pejabat pemerintah, serta partisipasi dalam dialog antaragama di Amerika Serikat. "Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia, tetapi sebagian besar orang memiliki sedikit atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang Yahudi, meskipun ada hubungan dekat antara Islam dan Yudaisme," kata Nazaruddin Umar dikutip dari laman resmi www.ajc.org, Minggu 21/7/2024.
"Membangun jembatan perdamaian dan pemahaman antara agama dan masyarakat dimulai dengan mempelajari satu sama lain dengan cara mereka sendiri. Saya bersyukur atas kesempatan untuk belajar, membangun jaringan, dan merasakan 'perpustakaan hidup' di New York City, Washington, D.C., dan Los Angeles," lanjutnya.Sementara itu, CEO AJC, Ted Deutch memuji Nazaruddin Umar telah lama menunjukkan komitmennya terhadap dialog dan pemahaman antaragama. Pihaknya mengaku terinspirasi oleh dedikasi Nazaruddin Umar terhadap keterlibatan substantif dengan kaum Yahudi dan Yudaisme.
"Pada saat hubungan Muslim-Yahudi global terlalu mudah dilihat melalui lensa konflik dan permusuhan, komitmen teguh Imam terhadap jalan yang berbeda—jalan yang berakar pada kerja sama, pemahaman, dan perdamaian—berdiri sebagai mercusuar harapan," ujarnya.
Dalam artikel di website resmi AJC itu juga ditulis, AJC adalah pemimpin global dalam hubungan antaragama dan hubungannya yang telah lama terjalin dengan Indonesia – yang dibangun terutama melalui Institut Asia Pasifik (API) – mencakup kunjungan rutin yang bertujuan untuk membina hubungan dengan jaringan luas para pemimpin agama, cendekiawan, dan tokoh politik. Pemahaman antaragama telah menjadi tujuan utama upaya AJC di negara ini dan fitur menonjol dari pekerjaannya dengan Nazaruddin Umar. Dalam beberapa tahun terakhir, Imam Umar dan Masjid Istiqlal telah bersama-sama menyelenggarakan beberapa program untuk meningkatkan literasi agama lintas budaya.
Pelatihan virtual selama seminggu bagi para pendidik Indonesia ini menampilkan pengenalan dasar tentang Yudaisme yang diajarkan oleh dosen AJC, di samping kelas-kelas tentang Islam, Kristen, dan kolaborasi antarkelompok.
Demikian pula, pada tahun 2022 dan 2023, Imam Umar menyambut delegasi AJC di Masjid Istiqlal dan menampilkan para pakar AJC pada program panel tentang 'Pendidikan Lintas Agama' dan 'Antisemitisme dan Islamofobia di Dunia Saat Ini," tulis artikel itu.
Selama enam minggu di AS, program Nazaruddin Umar berpusat pada studi akademis dasar tentang Yudaisme dan Yahudi. Beasiswanya juga mencakup kunjungan ke puluhan sinagoge dan lembaga pendidikan Yahudi, tempat ia mengeksplorasi berbagai pendekatan terhadap pembelajaran dan kehidupan spiritual Yahudi. Selama pengalaman ini, Nazaruddin Umar terlibat dengan komunitas Ortodoks, Konservatif, Reformasi, dan non-denominasi, serta Yahudi Ashkenazi, Sephardic, dan Mizrahi, yang mewakili perspektif Yahudi Amerika yang liberal dan konservatif.
Dialog antaragama juga merupakan fitur utama dari Persekutuan AJC. Selain pertemuan dengan komunitas Yahudi, Nazaruddin Umar juga berpartisipasi dalam pertukaran substantif dengan para pemimpin akademis dan agama dari tradisi Kristen, Muslim, dan agama lainnya. Di antaranya, ia bertemu dengan Kardinal Timothy Dolan dan Uskup Agung José Gomez, masing-masing kepala Keuskupan Agung New York dan Los Angeles; Pendeta Randolph Hollerith, Dekan Katedral Nasional Washington; dan Imam Talib Shareef, Presiden Masjid Muhammad, Masjid Nasional.
Peringatan Muhammad Syamsi Ali soal Fenomena Tersebut
Imam Islamic Center New York sekaligus Direktur Jamaica Muslim Center Muhammad Syamsi Ali, pernah memberikan peringatan kepada negara-negara muslim di dunia, khususnya Indonesia. Saat ini, banyak kelompok Yahudi yang mempromosikan zionis Israel ke dunia internasional melalui pendekatan-pendekatan berlabel diskusi lintas agama. Ali menyebut, hal itu harus jadi perhatian khusus bagi banyak pihak terutama umat muslim. Menurutnya, penting untuk jeli dan berhati-hati jangan sampai dialog antar agama hanya dijadikan stempel.
"Jangan-jangan di balik dari dialog itu ada misi besar. Khusus untuk Komunitas Yahudi, pastinya misi zionis Israel jadi misi utama. Untuk membela dan memenangkan Israel dalam dialog-dialog yang mereka lakukan," kata ALi dikutip dari kasuaritv Minggu (21/7/2024). Salah satu organisasi yang dimaksud adalah AJC, organisasi Yahudi yang misinya mendukung dan mempromosikan Zionis Israel ke dunia internasional, khususnya dunia Islam. Tujuannya agar negara-negara Islam luluh dan mengakui Israel sebagai dengan membangun hubungan diplomatik. Hal itu seperti yang terjadi dengan beberapa negara Timur Tengah, termasuk Emirates, Bahrain, Sudah, Mesir, dan Jordan.
Apa itu AJC?
Dikutip dari website resminya, American Jewish Committee (AJC) merupakan lembaga global yang mendukung Israel untuk eksis dan berpusat di Amerika Serikat. Mereka aktif membela Israel menghadapi antisemitisme dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang menyatukan orang-orang Yahudi. Sebagai organisasi pro-Israel, AJC secara implisit menampik peristiwa penyerangan Israel ke Palestina sebagai sebuah genosida. Organisasi tersebut justru menuding Hamas sebagai pelaku pembantaian terburuk yang menimpa kaum Yahudi sejak Holocaust.
0 notes