#Para Penjual Miras
Explore tagged Tumblr posts
realitajayasaktigroup · 2 years ago
Text
Tidak Kapok, Para Penjual Miras Kembali Dirazia Polsek Ciruas
Tidak Kapok, Para Penjual Miras Kembali Dirazia Polsek Ciruas
RELASIPUBLIK.OR.ID, SERANG || Guna menekan angka tindak kriminal berupa minuman keras (miras) pihak kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terus gencar melakukan aksi razia para penjual minuman keras yang berada di Kecamatan Ciruas pada Jumat (02/12) malam. Saat dikonfirmasi Kapolsek Ciruas Kompol Hasan Khan mengatakan bahwa akan mengamankan semua bentuk miras. “Saya tegaskan jika…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bidiktangsel · 2 years ago
Text
Tidak Jera, Para Penjual Miras Kembali Dirazia Polsek Ciruas
Tidak Jera, Para Penjual Miras Kembali Dirazia Polsek Ciruas
Serang, bidiktangsel.com – Guna menekan angka tindak kriminal berupa minuman keras (miras) pihak kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terus gencar melakukan aksi razia para penjual minuman keras yang berada di Kecamatan Ciruas pada Jumat (02/12) malam. Saat dikonfirmasi Kapolsek Ciruas Kompol Hasan Khan mengatakan bahwa akan mengamankan semua bentuk miras. “Saya tegaskan jika…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kabarbanyuwangi · 3 months ago
Text
Forpimka Purwoharjo Banyuwangi Rapatkan Barisan, Temui Tokoh Masyarakat Bahas Toko Minol Dekat RTH
Radarbanyuwangi.id – Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) Purwoharjo langsung bersikap atas tuntutan warga yang memprotes beroperasinya toko penjual minuman keras (miras) dan minuman beralkohol (minol) di dekat Ruang Terbuka Hijau (RTH) Desa/Kecamatan Purwoharjo pada Kamis (22/8). Mereka menggelar pertemuan dengan para tokoh masyarakat dan tokoh agama yang ada di Desa Purwoharjo. “Kami sudah…
0 notes
sekwardoy-blog · 1 year ago
Text
Tumblr media
Patroli Sat Samapta Polres Garut Kembali Sita Miras
Garut | Polres Garut mengamankan miras (minuman keras) yang di sita di sekitar Bunderan Suci Jalan A. Yani Garut, Rabu (2/8/2023) 21.24 Wib.
Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha, S.I.K., M.S.i melalui Kasat Samapta Polres Garut Iptu Masrokan, S.E. menyampaikan bahwa kegiatan operasi miras ini bertujuan untuk mencegah Tindak Pidana yang di timbulkan karena miras.
“Anggota kami menemukan sejumlah miras di Toko Kelontong yang ada di daerah Bunderan Suci jalan A. Yani, sewaktu melakukan patroli,” ujar Masrokan.
Minuman keras yang di temukan oleh personel Polres Garut sebanyak 12 botol terdiri dari intisari 7 botol, Anggur Merah 2 botol dan Beer Proost 3 botol.
Miras langsung di amankan dan para pelaku penjual miras di berikan pembinaan dan Tipiring.
Kami akan terus melakukan operasi terhadap Miras yang ada di wilayah Garut untuk menciptakan situasi yang kondusif.
“Banyak Tindak Pidana yang di awali dari Minuman Keras seperti Tawuran, Penganiayaan, Perampokan dan lainnya.” Pungkas Masrokan.
0 notes
lampung7com · 2 years ago
Text
Tidak Kapok Banyak yang Sudah Bangkrut, Para Penjual Miras Kembali Dirazia Polsek Ciruas
Tidak Kapok Banyak yang Sudah Bangkrut, Para Penjual Miras Kembali Dirazia Polsek Ciruas
LAMPUNG7COM-Serang – Guna menekan angka tindak kriminal berupa minuman keras (miras) Polsek Ciruas Polres Serang bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terus gencar melakukan aksi razia para penjual minuman keras yang berada di Kecamatan Ciruas pada Sabtu (10/12) malam. Saat dikonfirmasi Kapolsek Ciruas Kompol Hasan Khan mengatakan bahwa akan mengamankan semua bentuk miras. “Saya tegaskan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
inigresik · 2 years ago
Photo
Tumblr media
Polisi meringkus satu lagi pesilat yang mengeroyok penjual nanas, Eko Bayu Asmoro hingga tewas. Pelaku bernama Totok Sugiarto (31) warga Desa Babad, Kedungadem, Bojonegoro ini ditangkap polisi di Semarang. "Setelah tahu korban meninggal, pelaku ini (Totok) kabur ke rumah saudaranya di Semarang," kata Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wirdan kepada detikJatim, Sabtu (10/12/2022). Aldino menambahkan penangkapan tersebut dilakukan setelah Unit Reskrim Polsek Driyorejo melacak keberadaan pelaku. Setelah mengetahui keberadaan pelaku di Semarang, anggota reskrim Polsek Driyorejo bersama Sat Reskrim Polres Gresik mendatangi lokasi persembunyian pelaku. "Kita amankan saat hendak masuk rumah persembunyiannya. Saat ditangkap, pelaku tak berkutik dan hanya pasrah," jelas Aldino. Baca juga: Gerombolan Pesilat Tewaskan Penjual Nanas Cuma Dikategorikan Pengeroyokan Dari hasil pemeriksaan, pelaku merupakan anggota salah satu perguruan yang sama dengan pelaku lainnya cabang Bojonegoro. Dalam perannya, pelaku menghubungi anggota perguruan lainnya dan memprovokasi jika korban telah mengaku anggota seperguruan. "Untuk perannya, dia (Totok) menghubungi pelaku lainnya. Kemudian memprovokasi anggota lainnya dan turut serta mengeroyok korban," tutur Aldino. Dengan diringkusnya Totok, lanjut Aldino, polisi memburu pelaku lainnya yang masih DPO berinisial FF (21). Ia menghimbau agar FF menyerahkan diri atau akan ditindak tegas terukur. "Kita peringatkan kepada pelaku yang masih DPO untuk segera menyerahkan diri. Cepat atau lambat, kita pasti tangkap. Jika melawan petugas kita tidak akan segan memberikan tindakan tegas terukur," tutup Aldino. Baca juga: Sadisnya Gerombolan Pesilat Membabi Buta Habisi Penjual Nanas Tak Berdaya Seperti diberitakan sebelumnya, seorang penjual nanas ditemukan tewas di Pasar Gadung, Driyorejo, Gresik. Usut punya usut, penjual nanas bernama Eko Bayu Asmoro tersebut tewas karena dikeroyok para pesilat. Polisi yang melakukan penyelidikan menemukan bahwa pelaku pengeroyokan adalah para anggota perguruan silat. Para pendekar ini sempat pesta miras sebelum melakukan pengeroyokan. Sumber Detik #inigresik #gresik #latepost #news #kabargresik (di Gresik Kota Pudak) https://www.instagram.com/p/Cl-6LP4vreX/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
insastories · 5 years ago
Text
Ga semua info di grup keluarga tentang hoax lo. Saya dapat kisah dari uwa yang cukup menyentuh buat saya...
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*MALAIKAT BERCADAR*
Oleh : Irene Radjiman
*Inara* baru saja pulang dari sharing di sebuah kajian di kota B. Seperti biasa ia selalu ditemani oleh suaminya. Dari kota B mereka akan pulang menuju kota S tempat mereka tinggal. Biasanya mereka melewati kota P, dimana Inara dan suaminya sering sekali melewati kota P dan mereka paham bila selepas maghrib akan ada banyak *_ukhti_* yang berpakaian mimimalis dengan bedak tebal dan bibir merah merekah bak kelopak mawar, berjejer dipinggir jalan atau diwarung kecil dengan cahaya lampu remang-remang. Mereka biasa melambaikan tangannya pada setiap mobil mewah yang melintas, atau motor yang mereka lihat hanya ditumpangi oleh seorang pria.
Yaaa kalian pasti tahu siapa para ukhti itu. Maaf jangan ada yang protes bila saya memilih menyebut mereka dengan sebutan "ukhti" sebab arti kata ukhti adalah "saudara perempuan" bukan?
"Abi, bagaimana bila kali ini amplop dari kajian ini kita berikan pada salah satu ukhti yang biasa berdiri dipinggir jalan kota P nanti." Tanya Inara pada suaminya. Sang suami melambatkan laju mobilnya.
"Kenapa ummi memilih salah satu dari mereka ?" Suaminya balas bertanya.
"Entahlah bi, ummi tidak tahu kapan terakhir kali mereka memakan makanan halal. Jangan-jangan ada salah satu dari mereka yang sedang menafkahi anak yang sedang belajar agama."
"Bagaimana ummi bisa berpikir bahwa ada diantara mereka yang memberikan pendidikan agama untuk anak-anaknya ?"
"Sejahat-jahatnya mafia, dia akan pilihkan hal-hal baik untuk buah hatinya bi. Sebab mereka manusia bukan iblis."
Sejurus suami Inara terdiam. Ada amplop berwarna coklat yang tergeletak di jok belakang. Inara sering sekali diundang disebuah acara ataupun di sebuah kajian sebagai narasumber. Banyak yang memanggilnya ustadzah, namun Inara selalu klarifikasi "saya bukan ustadzah." Ia lebih nyaman dipanggil dengan sebutan "mbak" atau "bunda".
Inara tidak pernah tahu, berapa isi amplop yang selalu diselipkan oleh panitia disetiap bingkisan yang selalu dibawakan untuknya. Inara dan suami sudah sepakat, tidak mau tahu jumlah nominalnya. Uang dari ummat akan kembali untuk ummat. Amplop itu biasanya akan diberikan pada siapa saja dimana hati Inara tergerak untuk memberikannya. Bisa diberikan untuk tukang becak, kuli panggul, pemulung, gepeng, siapa saja lah. Namun entah kali ini hati Inara tergerak untuk memberikannya pada salah satu ukhti yang berdiri di pinggir jalan sepanjang jalan kota P.
"Abi, tolong berhenti disana, ditempat ukhti yang berdiri sendiri itu !" tunjuk Inara.
"Perempuan yang pakai baju merah itu ?"
"Iya."
Suami Inara menghentikan mobilnya tepat dihadapan wanita itu. Wanita itu reflek mendekat dan mengetuk kaca mobil. Kaca mobil dibuka. Wanita itu nampak terkejut melihat wanita bercadar berada disamping pria yang cukup terbilang tampan yang berekspresi lurus dibelakang stir kemudi. Wanita itu tersenyum kikuk sambil surut beberapa langkah kebelakang. Inara mengambil amplop coklat di jok belakang. Inara turun dari mobil sambil tersenyum. Namun wanita itu tak melihat senyuman bibir Inara dibalik cadar.
"Assalamualaikum mbak." sapa Inara
"Wa'alaikumusalam." wanita itu menjawab sambil menatap lekat Inara. Seolah bingung apa keperluan wanita bercadar itu pada dirinya.
"Maaf mbak, ini ada rejeki dari Allah. Saya tergerak untuk memberikannya pada mbak. Saya tidak tahu berapa nilai nominalnya, tapi saya berharap rizki ini akan membawa keberkahan bagi mbak sekeluarga. Mohon diterima ya mbak." Inara mengulurkan amplop coklat kearah wanita itu. Wanita itu tidak segera menerimanya.
"Apa ini mbak ?" Tanyanya pada Inara.
"Tadi saya baru mengisi kajian dikota B. Ini adalah amplop yang diberikan oleh panitia pada saya. Saya tidak pernah membuka ataupun menggunakan amplop ini, saya biasa memberikannya pada siapa saja melalui gerakan hati saya."
"Apakah mbak tahu siapa saya ?'
"Memangnya mbak siapa ?"
"Saya ini wanita jalang mbak. Begitulah sebutan yang disematkan orang-orang pada manusia seperti saya. Itu adalah uang dakwah, saya tidak pantas menerimanya. Bawa kembali saja uang itu." Bibir merah wanita itu bergetar saat menjawabnya.
"Saya juga bukan orang suci mbak. Apakah mbak pikir saya orang baik karena memberikan rizki ini pada mbak ? Saya ini sama dengan mbak. Dimana hati saya adalah milik pencipta kita dan berada didalam genggamanNYA. Saya juga tidak tahu, mengapa sang pemilik hati saya mengarahkan saya pada mbak untuk memberikan amplop ini."
Wanita berbedak tebal itu terjongkok, menangis tergugu. Eye liner yang ia gunakan sampai luntur. Inara mendekat, merengkuh pundaknya. Diraihnya tangan wanita itu, digenggamkannya pada amplop coklat yang ia bawa.
"Semoga yang ada didalam amplop ini bisa menjadi pintu rejeki yang barokah bagi mbak sekeluarga dan mengeluarkan mbak dari ke tidak halalan selama ini. Saya mohon pamit ya mbak. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumusalam." Jawabnya masih dengan terisak.
Inara melangkah menuju mobilnya. Sekuat tenaga ia tahan tetesan embun hangat yang sudah menggenang pada telaga matanya.
***********
Namaku Amidah. Aku janda yang memiliki 4 orang anak. Aku terjebak sebagai kupu-kupu malam sebab dijual oleh suamiku yang sudah mabok judi dan miras. Namun akhirnya aku terbiasa dengan pekerjaan ini walau kini suamiku telah meninggal karena over dosis miras.
Walau aku pekerja haram, namun aku tak ingin anak-anakku kelak akan sebejat aku dan ayahnya. Walau banyak gunjingan tidak sedap dari tetangga sekitar, aku tetap ikut sertakan anak-anakku pada pengajian mushola didekat kontrakanku. Anakku yang paling besar sudah kelas 6 SD, sudah bisa mengurus adik-adiknya bila kutinggal.
Sudah seminggu ini aku tidak menjumpai pelanggan satupun. Yah aku bukan PSK kelas kakap yang biasa dibayar puluhan juta perjam. Aku hanyalah PSK kelas teri yang hanya dibayar 100 - 200rb permalam. Bahkan bisa banting harga lebih murah bila sedang sepi pelanggan. Yah... segitulah harga tubuhku. Seminggu ini kami hanya makan nasi dan rebusan daun pepaya yang tumbuh subur dibelakang kontrakanku.
Sore itu aku hanya memiliki selembar uang 20rb. Saat hendak berangkat mangkal seperti biasa kulihat ada seorang anak bertubuh kurus dan kumal berlarian dikejar oleh 2 orang laki-laki dan perempuan. Anak itu kulihat bersembunyi dibalik semak-semak. Tapi malang, bocah itu ketahuan. Si laki-laki yang mengejar, tanpa ampun menyeret bocah itu keluar dari semak-semak. Si wanita entah isteri laki-laki itu atau siapanya sudah siap hendak memukul bocah itu. Reflek aku berlari kearah mereka.
"Stop ! ada apa ini !"
"Dia maling !" kata si laki-laki
"Iyaa... setan kecil ini sudah maling dagangan kami !" si wanita tak kalah sengit.
"Memangnya dia sudah maling apa ?" tanyaku
"Heh setan maling keluarkan barang curianmu !" bentak si wanita. Dengan ketakutan bocah cilik itu mengeluarkan 2 bungkus makanan. Mungkin isinya nasi dan lauk.
"Nah ini ! saya lagi bungkusin nasi ini buat pesanan, baru ditinggal sebentar kedalam sudah dimaling sama setan ini !" si wanita itu kembali menimpali.
"Maaf bu, adik saya lagi sakit dirumah, sudah 3 hari nggak ada makanan, saya cuma minta 2 bungkus buat kedua adik saya." kuperhatikan bocah itu. Sepertinya seumuran dengan anakku yang nomor 3. Aku tiba-tiba teringat anakku. Lalu kudekati wanita penjual nasi itu.
"Berapa harga 2 bungkus nasi itu ?"
"20rb !" Jawabnya ketus. Kuambil uang 20rb semata wayangku dibalik dompet. Kuserahkan pada wanita penjual nasi itu. Akhirnya ia lepaskan bocah kurus kumal itu dengan kasar.
"Awas ya kalo kamu berani maling lagi !" Katanya mengancam, sambil berlalu.
"Terimakasih tante." Kata bocah itu menunduk sambil terus mendekap 2 bungkus nasi yang ia dapat dari warung.
"Jangan mencuri lagi ya dek. Semoga adikmu segera sembuh." Bocah itu mengangguk, kemudian berlari secepat kilat dari hadapanku.
Saat anak itu berlalu aku kembali melanjutkan langkahku. Kuhidupkan sebatang rokok untuk mengusir kegalauanku.
"Ya Tuhan, daun pepaya dibelakang kontrakan sudah habis. Uang 20rb semata wayangku pun sudah tidak ada. Dengan apakah esok hari anak-anakku akan makan Tuhan ?! Mengapa setetes rizki harampun tak mudah kudapatkan ?"
Tiba-tiba mobil yang cukup mewah berhenti dihadapanku. Mataku berbinar penuh harapan. Aku langsung mendekat dan kuketuk kaca mobilnya. Saat kaca mobil itu terbuka langkahku langsung surut beberapa langkah kebelakang. Kulihat seorang pria tampan dibalik kemudi, namun disampingnya kulihat ada malaikat bercadar. Malaikat bercadar itu mengambil sesuatu di jok belakang mobil lalu keluar membawa amplop berwarna coklat. Amplop itu ia berikan padaku. Aku sempat menolak, sebab aku tahu itu adalah uang dakwah. Tanganku terlalu kotor untuk menerima amplop yang didalamnya berisi infaq dari orang-orang beriman. Namun malaikat itu justru mengatakan sesuatu yang membuatku menangis tergugu.
"Saya juga bukan orang suci mbak. Apakah mbak pikir saya orang baik karena memberikan rizki ini pada mbak ? Saya ini sama dengan mbak. Dimana hati saya adalah milik pencipta kita dan berada didalam genggamanNYA. Saya juga tidak tahu, mengapa sang pemilik hati saya mengarahkan saya pada mbak untuk memberikan amplop ini."
"Ya Tuhan... benarlah dia malaikat yang KAU kirim untuk menunjukkan betapa KAU sangat mencintaiku !"
Aku langsung bergegas pulang. Didalam kamar kubuka isi amplop coklat itu. Kuhitung lembar demi lembar kertas berwarna merah itu. Li... lima... ju... juta.... !!! 5 JUTA !!! Seumur hidup aku belum pernah memegang uang cash sebanyak ini !!! Ya Allah !! benarkah ini !! Ampuni aku ya Allah !! Aku pendosa menjijikkan ini KAU beri tunai hanya karena kuberikan lembaran uang 20rb, satu-satunya lembaran yang kupunya di hari ini pada bocah kurus kumal itu. Ahh siapakah bocah kurus kumal itu ? Aku juga tak tahu.
*********
Aku Muhammad Yahya. Usiaku 12 tahun. Sejak aku duduk dibangku kelas 4 SD aku sudah tahu apa yang dikerjakan oleh ayah dan ibuku. Sindiran tetangga sudah tidak asing lagi bagiku. Namun ibuku seperti tidak ingin kami tahu apa yang sudah ia lakukan bila pulang tengah malam. Ibu selalu berkata padaku,
"Yahya mengajilah yang rajin. Allah maha penyayang. Do'akan ibu agar Allah mengasihani ibu yang bodoh ini. Ibu banyak salah pada Allah." Aku hanya mengangguk. Dalam hati aku menangis. Setelah meniduri adik-adikku, aku selalu melakukan sholat sunnah taubat dan witir. Aku minta Allah mengasihani ibu dan membukakan pintu ampunanNYA bagi ibu. Setelah itu aku membaca Qur'an sambil menunggu ibu pulang. Ibu tidak tahu kalau setiap bulan aku selalu qatamkan Al-Quran. Aku selalu menangis setiap kali membaca Qur'an dan membayangkan apa yang sedang ibu lakukan di luar sana untuk menghidupi kami ber-4.
"Ya Allah kasihanilah ibuku, lindungilah ia selalu, bukakanlah pintu ampunanmu bagi seluruh dosa-dosanya."
Entah bagaimana cara Allah menjawab do'a - do'aku. Kini yang kutahu, ibu sudah tidak lagi mengenakan pakaian mini. Ia menggantinya dengan jilbab, walau belum sempurna. Sudah tak pernah lagi keluar malam dan aku sudah tidak pernah lagi melihat ibu merokok. Kini kami telah memiliki warung sembako. Alhamdulillah, akhirnya kami bisa mengecap rizki halal. Ketika kutanya, darimanakah ibu dapatkan modal untuk membuka warung sembako ? ibu menjawab, "Rizki halal dari langit yang dikirim melalui malaikat bercadar."
Aku mengernyitkan kening.
"Iya benar, ibu sendiri tidak pernah tahu, seperti apakah wajah malaikat itu."
*************
Sore itu selepas ashar
"Ustadzah Riska !" Inara memanggil dengan nada berbisik setengah berteriak. Ustadzah Riska menoleh.
"Aku Inara." Inara langsung mendekat.
"Oohh bunda Inara ! kok bisa ada disini, habis darimana ?"
"Aku mencari rumah wanita ini." Inara menunjuk foto seorang wanita di layar hp. Saat dulu Inara memberikan amplop coklat itu, suaminya sempat memotret dari dalam mobil tanpa sepengetahuan siapapun. Hanya Tuhan yang tahu.
"Ooohhh ini bu Amidah. Oohh jangan-jangan bunda adalah wanita bercadar yang dia ceritakan itu ?"
"Memangnya dia cerita apa pada ustadzah ?"
"Dia bercerita banyak, intinya dia minta pendapat saya, uang 5 juta itu baiknya digunakan untuk apa ? dia ingin mengakhiri dunia kelamnya. Saya sarankan untuk membuka warung sembako."
"Uang 5 juta ?" Inara mengulang
"Iya bunda, isi amplop itu uang 5 juta."
"Kenapa bu Amidah minta pendapat pada ustadzah ?"
"Sebab anak - anak bu Amidah mengaji pada saya. Anaknya yang sulung juga pernah bercerita banyak hal tentang ibunya dan juga tentang uang dari langit yang diberikan oleh malaikat bercadar."
"Malaikat bercadar ?"
"Iyaa, begitulah bu Amidah menyebut anti, bunda Inara. Oh ya sekarang bu Amidah telah mulai berjilbab bunda." Hati Inara tersentak. Ada yang melonjak disudut hatinya. Matanya berkaca - kaca menatap lekat mata bening ustadzah Riska. Sore itu ustadzah Riska menceritakan banyak hal perihal bu Amidah dan Yahya. Sebelum berpamitan Inara berpesan sesuatu pada ustadzah Riska.
"Ustadzah, mohon rahasiakan identitas malaikat bercadar. Saya hanya ingin tahu bagaimana keadaan beliau saat ini. Namun informasi dari ustadzah sudah lebih dari cukup bagi saya. Mohon kiranya ustadzah berkenan meneruskan tangan saya untuk membimbing bu Amidah agar tidak kembali tergelincir ke lembah kelam."
"Baik bunda, insyaa Allah."
Dalam perjalanan pulang, Inara bergumam dalam hatinya,
"Ya Allah benarlah, ENGKAU memang membenci perbuatan dosa, namun ENGKAU tidak membenci pendosa. KAU selalu ulurkan tangan bagi mereka yang bersedia untuk KAU angkat."
Kita tidak pernah tahu ada tangisan apa dibalik tawa. Kita juga tidak pernah tahu ada kebahagiaan apa dibalik tangisan.
Barokallahu fiikum.
NB : Tak perlu bertanya ini nyata atau tidak. Anggap saja ini kisah fiksi. Bila ada kesamaan nama dan peristiwa itu hanyalah kebetulan saja.
*t.me/ireneradjiman*
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
2 notes · View notes
serenagpxx · 6 years ago
Text
Kuldesak: Sebuah Kesan
Sebagai peringatan hari jadi ke-20, film Kuldesak diputar di sejumlah bioskop di kota-kota besar di tanggal 29 Desember 2018. Untuk yang belum tahu, Kuldesak adalah film debut dari 4 sutradara: Riri Riza, Mira Lesmana, Rizal Mantovani, dan Nan Achnas. Film ini dikenal oleh banyak orang sebagai penanda bangkitnya perfilman Indonesia setelah industri film di tahun-tahun sebelumnya lesu akibat industri hiburan TV. Kebetulan juga, film ini dirilis di tahun 1998. Yah, kita semua sudah tahu bahwa 1998 adalah tahun yang serba baru, mulai dari pemerintahan baru hingga era kesenian baru, termasuk sastra dan film.  
Tumblr media
Kuldesak merupakan film yang menceritakan tentang sisi gelap kehidupan orang Jakarta. Ada 4 tokoh di film ini: Dina, Lina, Andre, dan Aksan. Dina adalah penjual karcis bioskop yang menggemari seorang presenter TV dan berteman dengan tetangganya yang gay, Budi dan Antok. Lina adalah karyawan sebuah perusahaan yang diperkosa dan diincar seseorang. Andre adalah seorang penggemar berat Kurt Cobain yang kerap menghadiri hiburan malam untuk mengusir kesepiannya. Terakhir, Aksan adalah seseorang yang memutuskan untuk merampok uang ayahnya agar ia bisa membuat film. Meski tak saling kenal, masing-masing dari keempat tokoh ini mengalami sebuah kejadian yang membuat mereka terjebak dalam situasi cul-de-sac alias jalan buntu. Untuk mengatasi situasi itulah, mereka harus membuat pilihan yang sulit.
Buatku, Kuldesak adalah film yang ‘lucu’. Bahkan untuk ukuran orang dewasa sekalipun, film ini betul-betul seperti lumrahnya film indie yang membuat penonton harus berpikir. Kisah keempat tokoh ini linear, tidak ada flashback, tapi berjalan beriringan. Kita benar-benar harus paham suatu adegan ini merupakan kisah tokoh yang mana. Musiknya juga enak, sangat khas 90-an yang didominasi musik rock (apalagi waktu itu Ahmad Dhani masih waras). Suasananya yang gelap dan penuh aksi murni digambarkan lewat akting dan pengambilan gambar, bukan sekadar dari adegan yang dipotong dan diedit besar-besaran. Terus lucunya di mana? Menurutku, terlepas dari segala hal yang ‘berat-berat’ tersebut, film ini terbilang laku karena berhasil meraup 100.000 penonton. Pada zaman itu, angka itu termasuk lumayan besar. Berarti, bisa dibilang bahwa selera orang Indonesia sebenarnya cukup bagus. Tapi kenapa sampai sekarang kita merasa film-film Indonesia banyak yang receh? Ya karena para kreator kita kadang terlalu memanjakan audiens hanya supaya mendulang keuntungan banyak. Ekspresi atau opini pribadi yang ditawarkan hanya untuk kesenangan yang mudah dilupakan, bukan untuk membangun atau membuka ruang diskusi.
Terakhir, Kuldesak benar-benar sebuah film yang cocok untuk bernostalgia. Aku baru lahir beberapa bulan sebelum film ini rilis, tapi aku sudah cukup tahu beberapa hal seputar tahun 90-an berkat buku-buku. Salah satu buku yang menggambarkan seputar Jakarta di tahun 90-an adalah komik Lagak Jakarta karya Benny dan Mice. Nah, hampir semua yang ada di komik tersebut bisa kulihat di Kuldesak, mulai dari bis tingkat, hp batu bata, sampai salesman door-to-door. Senang rasanya melihat hal-hal tersebut secara nyata, meski tak benar-benar langsung. Makanya, memang benar kalau film adalah bentuk catatan yang paling lengkap dalam sejarah. Bukan cuma gambar dan suara, tapi tren, kebiasaan, hobi, suasana, dan masih banyak lagi, semua ada di dalamnya.
1 note · View note
realitajayasaktigroup · 2 years ago
Text
Tidak Kapok, Para Penjual Miras Kembali Dirazia Polsek Ciruas
Tidak Kapok, Para Penjual Miras Kembali Dirazia Polsek Ciruas
RELASIPUBLIK.OR.ID, SERANG || Guna menekan angka tindak kriminal berupa minuman keras (miras) pihak kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terus gencar melakukan aksi razia para penjual minuman keras yang berada di Kecamatan Ciruas pada Jumat (02/12) malam. Saat dikonfirmasi Kapolsek Ciruas Kompol Hasan Khan mengatakan bahwa akan mengamankan semua bentuk miras. “Saya tegaskan jika…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dunia4d2 · 4 years ago
Text
9 Orang Tewas Tenggak Hand Sanitizer setelah Toko Miras Tutup akibat Lockdown
Tumblr media
DUNIA4D2 - Sembilan orang tewas di India akibat meminum hand sanitizer yang berbahan dasar alkohol. Para korban terpaksa menenggak cairan tersebut karena toko minuman keras tututp selama pembatasan wilayah di kota mereka.Korban kehilangan kesadaran setelah mengonsumsi cairan pembersih tangan yang dicampur dengan air atau soda dalam jumlah banyak. Mereka sempat dilarikan ke rumah sakit tetapi dinyatakan meninggal dunia saat tiba ruang IGD. Demikian pernyataan Siddarth Kaushal, petugas polisi kota Kurichedu negara bagian Andhra Pradesh dikutip dari AFP, Jumat (31/7/2020) malam WIB.Polisi meyakini para korban terpaksa meminum cairan pembersih tangan yang berbahan dasar alkohol sebagai pengganti minuman keras. Pemberlakuan lockdown oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 menyebabkan banyak toko penjual minuman keras tutup.Ratusan orang miskin di India meninggal setiap tahunnya karena keracunan alkohol, sebagian besar karena mengonsumsi minuman keras oplosan berharga murah.Para pecandu minuman keras di India sering mencampur metanol--senyawa alkohol yang sangat beracun sering digunakan sebagai bahan bakar--ke dalam minuman keras racikan untuk meningkatkan kandungan alkohol.Kasus kematian akibat keracunan minuman keras di Kurichedu terjadi sebelum angka kematian di India akibat Covid-19 menembus angka 35.000 pada Jumat (31/7/2020). Jumlah tersebut melewati jumlah kematian di Italia yang sempat menjadi epicentrum Covid-19 di Eropa pada Maret-April lalu.Total, kasus Covid-19 di India saat ini lebih dari 1,63 juta, ketiga terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat yang mencatat lebih dari 4 juta kasus infeksi serta Brasil 1,8 juta kasus Covid-19.
0 notes
papuaunik · 5 years ago
Text
Mira's dan jeratan hukum bagi pengusaha
Tumblr media
10 tahun terakhir maraknya penjualan minuman berakohol atau minuam keras yang bisa saya singkat Mira's, baik yang berizin serta yang tidak berizin, telah menjadi momok bagi masyarakat Papua. Jumlah korban kecelakaan lalu lintas saja selama 2018 tercatat sebanyak 1.485 kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 277 orang meninggal, ini disebabkan oleh Mira's, sebagaimana di kutip dari pemberitaan m.antaranews.com/amp/berita/801203/miras-jadi-penyebab-utama-kecelakaan-lalu-lintas-di-papua Selain itu, masalah masalah sosial yang ditimbulkan karena Mira's pun maraknya terjadi di kota-kota di Provinsi Papua, penjambretan, konflik antarkelompok warga dan lain-lain, entah sampai kapan situasi ini bisa membuka mata semua pejabat dan yang berwenang soal penindakan dan penegakan hukum yan bisa berikan efek jera bagi pengusaha Mira's. Yang terjadi saat ini, adalah penangkapan dan mengadili yang mengkonsumsi Mira's akibat mabuk dan membuat onar atau masalah di lingkungan masyarakat serta penjual-penjual kecil Mira's oplosan yang illegal. Yang menjadi pertanyaan apakah yang mabuk, yang membuat onar mereka akibat Dari mengkonsumsi minuman illegal? Mirisnya hanya pengusaha-pengusaha kecil illegal yang di jerat, hanya karena surat izin usaha tidak ada. Padahal judulnya sama, semua karena Mira's. Yang menjual adalah pengusaha Mira's. Efek jera yang di berikan hanya kepada yang mengkonsumsi Mira's dan yang membuat minuman oplosan. Lalu bagaimana Dengan pengusaha-pengusaha Mira's yang memiliki omset besar, memiliki izin usaha yang legal? Namun dampaknya di masyarakat sama seperti yang illegal. Tentang penegakan hukum seharusnya tidak melihat dari satu sisi atau dari izin usaha legal atau tidak legalnya, namun dampak di masyarakat yang harus menjadi acuan utama. Jelas masyarakat yang dirugikan. Bukan pengusaha minuman beralkohol. Fenomena ini menjadi pembahasan yang tidak ada habisnya. Kelompok-kelompok masyarakat, aliansi-aliansi pemuda dan sudah banyak yang bersuara dari kelompok peduli menolak Mira's seperti Mageya Ap Lengka Lengka, Manasse Bernard Taime yang bersuara melawan peredaran Mira's di Papua yang mana Mira's adalah perusak generasi masa depan Papua. Namun faktanya suara itu belum ampuh, harus ada dukungannya dari aparat penegak hukum dan semua pihak. Dari kacamata saya, sebenarnya yang terjadi adalah sebab akibat dari penjualan tidak melihat legal dan tidak legalnya, tidak melihat dari izin usaha, tidak melihat dari Perda atau Pergub yang diterbitkan, tetapi seharusnya semua bisa sadar akan dampak kedepannya. Seharusnya pengusaha Mira's bisa dijerat dan diberi sanksi dengan undang-undang dalam pasal 204 ayat 2 KUHP dan undang-undang pangan nomor 18 tahun 2012, yang disebutkan seseorang yang menjual sesuatu yang sifatnya berbahaya dan menyebabkan kematian akan dihukum penjara hingga 20 tahun, dan di tambahkan undang-undang pangan nomor 18 tahun 2012 dengan sanksi maksimal 15 tahun penjara. Saya menduga selama ini belum pernah ada produsen Mira's yang diperkarakan di meja hijau dengan aturan diatas tadi. Belum ada efek jera bagi produsen Mira's tetapi efec jera bagi masyarakat selalu ada, sampai ada korban Mira's akibat laka lantas dan lain-lain. Apakah fenomena ini akan terus berjalan? Menjadi pertanyaan yang tidak bisa terjawabkan. Sekiranya aparat penegak hukum, bisa melihat dan meninjau kembali fenomena produsen Mira's yang menjadi momok bersama. Dan selama ini yang di tindak tegas hanya produsen Mira's oplosan atau yang tidak berizin. Akankah ada reformasi penegakan hukum bagi para produsen Mira's? Apakah ada keadilan bagi para korban Mira's ? Semua tergantung kesadaran kita bersama, mengkonsumsi dengan tidak berlebihan dan saling mengingatkan dan bersuara untuk tidak mengkonsumsi Mira's. Tetaplah bersuara, bagi masa depan Papua. Salam Panji Agung Mangkunegoro Read the full article
0 notes
inigresik · 2 years ago
Photo
Tumblr media
Polisi memburu para pelaku pengeroyokan Eko Bayu Asmoro, penjual nanas yang ditemukan tewas di Pasar Gadung, Desa Gadung, Driyorejo, Gresik. Dua dari tujuh pelaku yang merupakan anggota perguruan silat diringkus. "Dari hasil penyelidikan, ada tujuh pelaku. Dua di antaranya sudah kita amankan," kata Kapolres Gresik AKBP Muhammad Nur Azis kepada detikJatim, Rabu (16/11/2022). Azis menjelaskan ketujuh pelaku merupakan anggota perguruan silat yang sedang melakukan pesta miras di sekitar ruko Pasar Gadung. Di bawah pengaruh minuman keras, para pelaku melakukan pengeroyokan terhadap korban. Sumber Detik.com #Inigresik #gresik #latepost #news #kabargresik #gresikhits (di Gresik Kota Pudak) https://www.instagram.com/p/ClCf5HPBqKr/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
majalahforbes-blog · 6 years ago
Text
Rumah Penyimpanan Miras dan Tuak di Purwakarta Digerebek Polisi
Forbes - Rumah salah warga di Desa Citeko, Kecamatan Plered, Purwakarta, Jawa Barat, disegel petugas dari Satuan Narkoba Polres Purwakarta. Rumah milik tersangka penjual minuman keras (miras) oplosan diduga tak hanya digunakan sebagai tempat tinggal tapi juga gudang. "Penggeladahan dilakukan berdasarkan hasil keterangan dari sejumlah saksi rumah tempat tinggal tersebut dijadikan gudang miras," kata Kasatnarkoba Polres Purwakarta, AKP Heri Nurcahyo, Jum'at (4/1). Polisi menyita botol miras dari dalam rumah sebagai barang bukti, bahwa pemilik rumah masih mengedarkan miras oplosan berbagai merk. Padahal sebelumnya rumah tempat tinggal sekaligus dijadikan gudang tersebut sudah dirazia namun masih membandel. "Rumah tersebut sudah dirazia sebelumnya, namun pemilik rumah membandel masih menjual miras," kata dia.
Tumblr media
Menurut dia, warga sudah lama curiga dengan aktivitas di rumah itu. Warga menduga rumah itu tak hanya dijadikan tempat tinggal tapi juga gudang penyimpanan miras oplosan. "Rumah itu diduga digunakan bukan sekadar tempat tinggal. Tetapi juga sebagai gudang," kata dia. Dia mengatakan, pihaknya tidak akan memberikan ruang ke para pengedar miras maupun tuak, baik yang berkedok warung atau toko makanan. Begitu dirinya mengetahui ada pengedar miras dan tuak, langsung melakukan razia ke tempat tersebut. "Dengan cara ini diharapkan dapat membuat para pengedar jera karena mereka merasa tidak nyaman dengan adanya petugas terus merazia miras dan tuak," tandasnya. Read the full article
0 notes
realitajayasaktigroup · 2 years ago
Text
Sasar Miras, Ops Pekat II Maung 2022 Polres Lebak Lakukan Razia Miras ke Warung-Warung
Sasar Miras, Ops Pekat II Maung 2022 Polres Lebak Lakukan Razia Miras ke Warung-Warung
RELASIPUBLIK.OR.ID, LEBAK || Di hari ketiga, Operasi Pekat II Maung 2022 Polres Lebak melakukan razia ke warung-warung penjual miras di Kabupaten Lebak pada Sabtu (03/12) malam. Operasi dipimpin Kabagops Polres Lebak Kompol Eddy Prasetyo didampingi para PJU Polres Lebak dan diikuti oleh personel. Kapolres Lebak AKBP Wiwin Setiawan membenarkan pelaksanaan operasi ini. “Ya malam ini Polres Lebak…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
heyjonski · 8 years ago
Text
Menjadi Anak Band di Purworejo (Part 1)
Tumblr media
Miris rasanya setiap kali mendengar cerita teman yang baru saja menyaksikan konser, entah intimate show di kafe kecil atau performance megah dari band luar negeri. Bukan iri karena melewatkan pertunjukan tersebut, tapi sedikit tidak terima dengan mereka yang mudah sekali mendapati ajang musikal di sekitar tempat tinggalnya. Bagi seorang yang hidup di kota kecil seperti saya, butuh perjuangan ekstra untuk melihat musisi-musisi favorit secara langsung. Terlebih skena musik di Purworejo hari ini bisa dibilang masih sepi panggung. Hal tersebut terbukti dari perbincangan dengan beberapa anak band di sini.
“Kondisinya berbeda. Dulu setiap festival band pelajar pasti ada 50-an grup yang mendaftar, sedangkan sekarang bahkan setengahnya pun tidak. Peminatnya berkurang. Dulu mudah sekali menemukan banyak band di dalam satu sekolah, sementara hari ini punya dua band saja sudah bagus,” cerita Pandu Kamasetra yang menjadi seorang guru mata pelajaran seni musik di sebuah sekolah menengah kejuruan. Dari ratusan murid, hanya empat orang saja yang berhasil diampunya untuk kemudian dia bentuk menjadi band.
Pandu yang tergabung dalam grup band grindcore bernama Predator, sudah merilis dua mini album dan merasakan banyak pengalaman bermain live di berbagai kota. Selain itu, bersama teman-temannya se-almamater di Fakultas Seni Musik UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), dia pernah menyelenggarakan Oktoberirama, sebuah pertunjukan chamber orchestra di Gedung Kesenian Purworejo tahun lalu.
Saya bersama 500-an audience lain beruntung dapat menyaksikan orkestra yang pertama kalinya diselenggarakan di Purworejo, yeaiy! Pertunjukan ini mendapat sambutan meriah dari banyak kalangan, termasuk para beberapa tamu undangan dan pejabat setempat seperti Wakil Bupati Yuli Hastuti. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa acara tersebut bermanfaat di tengah-tengah era globalisasi yang berpotensi dapat mengikis moral pemuda bangsa dan budaya asli, seperti halnya minuman keras dan narkoba yang identik dengan kehidupan anak band.
Tumblr media
Sepintas tidak ada permasalahan dari perkatan beliau, hanya saja agak membuat saya sedikit mengernyitkan dahi. Saya setuju, tapi tidak sepenuhnya. Menurutnya, para pemuda dituntut untuk lebih kreatif dan berkarya positif. Sampai di sini saya masih sependapat. Lantas kenapa selanjutnya harus menghubung-hubungkan anak band dengan miras dan obat-obatan terlarang?
Hal ini mengingatkan saya pada sebuah SMA yang tempo hari membatasi siswanya dalam mengadakan pentas seni tahunan, dengan alasan mengganggu kegiatan belajar mengajar. Begitu juga dengan yang dialami panitia/EO (event organizer) sebuah konser lokal yang dipersulit ijin acaranya atas dalih keamanan.
Well, tampaknya ada yang perlu diluruskan. Sepertinya hingga detik ini pandangan tentang seni, seniman, dan berkesenian belum sepenuhnya lepas dari stigma lawas (1) seniman itu penampilannya urakan dan hidupnya tidak jelas, (2) anak band adalah pecandu alkohol dan narkotika, (3) ngeband akan merusak nilai rapormu, (4) setiap konser musik pasti rusuh, dll.
Duh, gusti….
Seluruh anggapan itu sebenarnya sah-sah saja saat sifatnya masih subyektif, tidak mengikat, dan debatable.
***
Tumblr media
Musik sendiri pada kodratnya adalah bagian dari seni, karya musik merupakan contoh produk budaya, dan kegiatan bermusik adalah salah satu bentuk kegiatan mengekspresikan diri yang sepatutnya kita respon. Apresiasi tersebut dapat berupa pujian atau kritik.
Namun sayang, stigma-stigma konservatif tadi tak ubahnya memandang sesuatu hanya dari satu sisi. Alih-alih mengkritisi, sifatnya tidak membangun; cenderung mengklaim musik sebagai sumber dari perilaku menyimpang serta tindak kriminalitas. Parahnya lagi, sepaket mitos tersebut mengakar kuat dari generasi ke generasi. Padahal, selama bertahun-tahun saya mengikuti perkembangan berita musik dalam negeri maupun internasional, tidak ada akibat yang membahayakan dari sebuah kegiatan benbenan.
Mari sejenak pause topik tadi dengan menengok sejarah.
Sejak dijajah Belanda, bangsa kita sudah mengkonsumsi minuman keras tradisional, setiap daerah di nusantara mempunyai jagoan masing-masing. Narkotika kala itu juga sudah beredar, namanya opium (madat). Walau dilarang pemerintah dan tidak sesuai dengan norma agama, praktik gelap penjualan alkohol dan peredaran narkotika di Indonesia masih marak terjadi hingga hari ini.
“Satu dari 20 orang Jawa mengisap candu,” tulis pakar Henri Louis Charles Te Mechelen pada tahun 1882.
Pertanyaan saya adalah, dari semua pemakai dan penjual narkoba, baik yang sudah tertangkap maupun masih berstatus sebagai incaran target operasi di Indonesia dan di Purworejo, berapa persen yang berasal dari kalangan musisi?
Tumblr media
Bukankah penyalahgunaan obat-obatan dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa terkecuali. Apakah dengan melihat beberapa bukti pemberitaan pejabat yang tertangkap tangan sedang kedapatan nyabu di hotel, akan membuat semua kegiatan politik di kotanya harus dihentikan? Tentu tidak. Berarti logika yang sama boleh digunakan sebelum musik dikambinghitamkan, dong!
Prestasi seorang siswa sekolah tak akan terganggu hanya karena musik. Kali ini, korbannya adalah “musik keras” yang dianggap negatif dan merusak generasi muda. Padahal, seorang profesor di Inggris menunjukkan bahwa penggemar musik heavy-metal ternyata lebih pandai meredam emosi negatif, lebih ekspresif dan lebih bisa meluapkan kemarahan. Terbukti dari penelitiannya yang melibatkan 1.057 responden berumur 11 hingga 18 tahun itu, pendengar musik heavy metal cenderung berbakat dan pintar. Mereka umumnya menggunakan musik cadas untuk mengurangi tekanan dan rasa stres.
Pernyataan ini didukung fakta bahwa tidak sedikit musisi rock dengan tingkat intelijensi tinggi; seperti Bruce Dickinson (vokalis Iron Maiden, berprofesi sebagai novelis dan pilot penerbangan), Dexter Holland (vokalis The Offspring, bergelar Ph.D biologi molekuler), Brian May (gitaris Queen, bergelar Ph.D astrofisika), dan masih banyak lagi. Di Indonesia sendiri bisa dijumpai musisi yang berprofesi sebagai dosen, pengacara, pengusaha, aktivis sosial, hingga politisi.
Jadi, bukan musik yang membuat anak menjadi malas, melainkan ketidakmampuan dalam hal membagi waktu. Peran orangtua yang baik adalah menuntunnya menyusun skala prioritas tanpa menghambat hobi dan menyunat bakat yang dia miliki.
***
Tumblr media
Di Purworejo yang masih kental dengan mitos-mitos tadi, bukan perkara sulit untuk menemukan bukti ketidakberdayaan seni di sela-sela keseharian masyarakat. Atau awareness masyarakat sendiri yang belum mau memfokuskan pemberdayaan seni, bahkan sebatas hanya untuk kebutuhan tersier mereka.
Nah, satu lagi alasan yang sungguh konyol yang masih sering terjadi. Adalah prosesi potong memotong—bahkan memangkas—durasi benbenan di tengah jalan dengan alasan kerusuhan. Sekali lagi, ini konyol.
Ditilik lagi, yuk. Kerusuhan itu bisa terjadi kapanpun, terlebih dalam satu momen yang mempertemukan banyak kepala. Area konser musik memang berpotensi menimbulkan senggolan antar penonton saat menikmati lagu yang dimainkan. Tapi, sebenanya tak hanya di mulut panggung saja, kontak fisik dapat terjadi di manapun. Jalan raya, ruang publik, bahkan ruang sidang paripurna DPR pun, nyatanya pernah digunakan sebagai tempat perang urat saraf hingga adu otot.
Bagi saya, masih wajar di dalam sebuah moshpit yang dipenuhi dengan slamdance, pogo, dan stage diving sekalipun, selama mereka dapat menjaga diri masing-masing. Penonton yang sudah terbiasa akan mencari tempat yang lebih longgar jika mulai merasa tidak nyaman untuk kembali berjoget, atau tetap meneruskan sing along seolah-olah tak terjadi apa-apa meski baru saja bersenggolan. Wajar juga kalau ada person yang lebih mudah tersulut emosinya. Tapi percayalah, teman-teman di sekelilingnya pun pasti akan mencoba melerai apabila suasana yang tadinya fun kemudian mendadak berubah menjadi tegang.
Perilaku anak muda yang paham terhadap skena musik akan menyadari, bahwa sebuah konser digagas melalui rangkaian proses panjang nan rumit. Oleh karena itu, mereka pasti mengupayakan agar acara tetap berjalan lancar. Jika memang terjadi hal yang tidak diinginkan, musik akan langsung dihentikan sampai perkelahian segera diselesaikan. Atau dengan mempersilakan dan menyeret keduabelah pihak keluar dari venue.
“Bandku disuruh berhenti sebelum lagu terakhir karena ada penonton berantem. Padahal waktu itu anak-anak lain udah ngingetin. Ya begitulah, yang berantem cuma dua orang, tapi semua kena efeknya. Kita sendiri nggak pernah melihat (si pelaku) sebelumnya. Kayanya dia nggak pernah kelihatan (menonton) sebelumnya deh,” curhat seorang teman suatu ketika.
Tumblr media
Baik panitia penyelenggara, band pengisi, hingga penonton, semuanya mengerti betul tentang hal ini. Mereka tidak akan begitu saja membiarkan acara yang ditunggu-tunggu diberhentikan di tengah-tengah rundown, hanya karena satu kerusuhan kecil. Inilah yang membedakan siapa yang memang datang untuk bersenang-senang dengan mereka yang sok jagoan.
Konser mampu mempertemukan sekelompok penggiat musik dengan para pendengarnya agar dapat menyalurkan ekspresi, bertatap muka, bertukar kegembiraan, serta saling memberi dan menerima energi positif.
Dengan menggagas kegiatan tersebut, sebenarnya ada banyak manfaat yang didapat: (1) melatih berorganisasi dan komunikasi, (2) mengembangkan gagasan ide/konsep, (3) bekerja sama dengan banyak pihak, (4) membiasakan disiplin menepati waktu, (5) mempromosikan apa yang sudah dibuat, (6) mengambil keputusan paling efektif, (7) meng-handle kemungkinan yang tak terduga, bahkan (8) dapat menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
Belum tentu praktik-praktik pelatihan tadi terpaparkan secara teoritis layaknya pelajaran formal di sekolah, lho.
Edukasi ihwal self-control terus didengungkan para pecinta musik yang menginginkan konser yang sehat. Termasuk di dalamnya menanamkan mindset sesederhana “gelut kuwi ndeso” atau “njoget rapopo asal ojo jotos-jotosan.” Niat baik ini seharusnya didukung oleh seluruh lapisan masyarakat. Tapi piye meneh jal, boro-boro mengeluarkan izin acara, lha wong orang tuanya saja masih ngeyel pada pendiriannya.
Ada hal yang perlu diluruskan dari dua persepsi yang tidak pernah bertemu ini, dan wajib kita sampaikan. Stigma-stigma usang tersebut kini sudah tidak berlaku lagi. Imajinasi tanpa dasar yang selama ini tertanam harus dipatahkan dengan bukti jelas dan argumentasi yang faktual. Mereka tidak merasakan eksternalisasi saat berada di posisi yang dituntut ini-itu, selamanya akan selalu merasa benar.
Tumblr media
Dari internet saja kita dapat menyaksikan (1) kegigihan seorang Erix Soekamti yang penuh tato dan piercing di tubuhnya dapat merintis berdirinya sekolah animasi, (2) perjuangan musisi-musisi asal Bali yang melawan reklamasi Teluk Benoa demi terjaganya kelestarian lingkungan, (3) lirik dari band Efek Rumah Kaca tentang perlawanan aktivis HAM Munir Said Thalib, dan (4) kolektivitas artis-artis dalam penggalangan dana sosial untuk korban bencana alam.
Lalu apa kabar dunia nyata setelah kita berpaling dari layar? Apakah anggapan negatif tentang anak band sudah hilang?
Lihatlah, hari ini musik telah melampaui batasan-batasannya dan semakin menemukan fungsi sosial yang teramat sangat positif. Jika di luar sana telah terjadi banyak perubahan, mau sampai kapan kita terbelenggu paranoid semu yang hanya mengada-adakan yang tidak ada?
Globalisasi bukanlah momok yang menakutkan jika kita sanggup beradaptasi. Justru perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan, termasuk untuk membuat Purworejo semakin berirama.
Beginilah potret anak muda yang selalu tertantang untuk terus berkreasi. Di zaman yang serba maju seperti sekarang, diam berarti menunggu ketertinggalan di hari esok. Saling membuka mata, saling memahami, dan mulai berjalan beriringan dapat menyelaraskan langkah demi masa depan. Jika memang selama ini ada banyak tiran menghalangi, mari bersama-sama kita bersihkan. Karena semakin kegiatan kami terasa menyenangkan, semakin tulus pula kami mengerjakannya.
Photo credit: Rahmat Agung Riandoko (Alif Photography)
1 note · View note
mojokco · 9 years ago
Text
Secangkir Kopi Pagi untuk Tuan Bima Arya
Tuan Bima Arya yang baik hatinya,
Rasanya agak basi jika saya mengajak Anda ngopi pagi ini jika hanya untuk bercerita tentang seseorang bernama Tsa’labah yang saleh namun miskin papa. Kisah ini sangat populer, meski dianggap kisah yang lemah alias dlaif.
Konon, sekira 1400 tahun yang lalu, Tsa’balah datang kepada Muhammad SAW untuk didoakan menjadi kaya raya. Cerita punya cerita, ia lalu mendapatkan seekor kambing yang kemudian beranak-pinak hingga kota Madinah rasanya tak cukup menampungnya. Setelah kaya raya, ia bahkan merasa tak mampu untuk sekadar membayar pajak atau zakat.
Tentu saja bukan kisah itu yang ingin saya bicarakan.
Rasanya juga menggarami lautan jika saya cerita ke Anda bahwa ada sebuah negara di dunia ini yang namanya Iran. 90-95% penduduknya adalah penganut Syiah. Jika saya boleh berandai-andai: jika kebetulan Anda dilahirkan di negeri itu, potensi Anda menjadi warga Syiah adalah 90-95%.
Tentu bodoh jika saya menganggap Anda tak tahu bahwa tradisi Asyura adalah tradisi milik semua muslim. Tradisi ini bahkan melekat dengan tradisi lokal di beberapa daerah, sehingga muncullah bubur Asyura di banyak daerah di Jawa, upacara Tabot di Bengkulu, atau Tabut di Pariaman.
Ah, tentu fakta itu pun tak relevan-relevan amat, karena Anda menulis surat edaran pelarangan bukan karena tradisi Asyuranya, melainkan karena pihak yang menyelenggarakan acara Asyura tersebut. Juga karena desakan sekelompok umat yang mungkin saja Anda anggap sebagai representasi seluruh umat Kota Bogor.
Dan bukan itu pula memang yang ingin saya sampaikan ketika saya mengajak Anda ngopi pagi hari ini.
Demi mendaftar kisah-kisah heroik Anda seperti menendang kios penjual miras atau melempar gelas di tempat hiburan malam, saya juga tak yakin apakah perlu memuji atau mencela Anda pagi ini.
Mungkin tak perlu juga saya menanyakan mengapa Anda tak membiarkan saja para jemaat GKI Yasmin beribadah di tanah yang mereka beli sendiri, daripada mereka beribadah sembunyi-sembunyi atau menggelar tikar di lapangan Monas seberang Istana Negara.
Otomatis, tak ada perlunya saya menceramahi Anda bahwa negeri ini dibangun di atas fondasi perbedaan. Bahwa negara dibuat untuk berdiri di atas dan melampaui segala perbedaan itu. Bahwa mengasumsikan semua warga negara menjadi satu dalam keseragaman sama halnya dengan mengandaikan Sisifus bertepuk dada sambil menghisap cerutu di atas puncak bukit.
Ya, akhirnya dengan bulat saya memutuskan, saya menunggu Anda sepagian di warung kopi ini hanya untuk satu cerita, bahwa saya memiliki daftar yang saya buat sendiri, dengan argumen-argumen yang saya susun sendiri—terinspirasi oleh Pak Tino Sidin. Daftar ini saya beri judul: Daftar Anak Muda Berbakat.
Nah, pagi ini saya mau kasih tahu, sekaligus mohon izin Anda, nama Anda yang sudah terlanjur saya masukkan dalam daftar itu akan segera saya coret.
Bukan apa-apa, ini karena semalam saya mimpi ketemu almarhum Abraham Lincoln yang kasih saya sesobek kertas lusuh yang ternyata bertuliskan: “Semua orang bisa tahan dengan kesengsaraan. Tapi bila kau ingin mengetahui karakter seseorang, berilah dia kekuasaan.”
0 notes