Tumgik
#PantaiPenimbangan
baliportalnews · 11 months
Text
Temuan Potongan Kaki di Pantai Penimbangan, Begini Faktanya
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG - Temuan potongan kaki kanan manusia berukuran sekitar 40 centimeter di pinggir Pantai Penimbangan, Singaraja, pada Jumat (20/10/2023) yang sempat menghebohkan warga, ternyata sengaja di lebar (buang) ke pantai oleh pihak keluarga pasien setelah menjalani operasi. Saat dikonfirmasi Senin (23/10/2023), Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika membenarkan adanya peristiwa tersebut. Sebelumnya pihak kepolisian mendapat informasi adanya penemuan potongan kaki dalam kondisi terbungkus kresek berwarna kuning, sekitar pukul 16.00 WITA. Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Potongan kaki yang masih dibalut perban diduga hasil dari amputasi tersebut langsung diamankan Tim Identifikasi Polres Buleleng guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut. "Untuk lebih memastikan lagi, potongan kaki itu sempat diamankan lalu dititipkan di RSUD Buleleng untuk diidentifikasi," ungkap AKP Darma Diatmika. Berdasarkan hasil penyelidikan, pada hari yang sama sekitar pukul 09.00 WITA, tim dokter RSUD Buleleng sempat menangani pasien asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng bernama Made Ginastri (76) yang menjalani operasi amputasi. Kemudian untuk memastikan hal tersebut, pihak kepolisian mendatangi keluarga pasien sesuai dengan surat berita serah terima organ/jaringan tubuh yang diberikan pihak rumah sakit kepada keluarga Gede Sugiarsa (35). Disana pihak keluarga membenarkan temuan potongan kaki tersebut milik salah satu keluarganya. Dimana usai Ginastri menjalani operasi amputasi kaki kanannya, pihak keluarga melebar (buang) potongan kaki yang masih dibalut perban tersebut di areal Pantai Penimbangan dengan dibungkus menggunakan tas kresek berwarna kuning. "Kami sudah menyerahkan kembali potongan kaki itu ke pihak keluarga dengan harapan bisa diproses kembali agar tidak menggegerkan warga," pungkas Darma.(dar/bpn) Read the full article
0 notes
baliportalnews · 1 year
Text
‘Menesis’ Inovasi Pokmaswas Penimbangan Lestari, Jaga Ekosistem Pantai Penimbangan
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG - Melihat potensi Kabupaten Buleleng yang memiliki wilayah pesisir terluas di Provinsi Bali dengan berbagai kekayaan biota laut yang dimiliki. Namun hal tersebut harus diikuti dengan berbagai langkah pemeliharaan kondisi pesisir yang harus tetap digencarkan dari berbagai ancaman salah satunya abrasi di pesisir laut. Kondisi tersebut menjadi perhatian Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) di Buleleng yaitu Pokmaswas Penimbangan Lestari yang memiliki inovasi bernama Nemesis dengan berbagai manfaat untuk keberlangsungan pesisir khususnya di Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng. Ditemui pada lokasi pembuatan Menesis, Jumat (12/5/2023) salah satu anggota Pokmaswas Penimbangan Lestari Kadek Teguh menjelaskan bahwa Nemesis yang mengadopsi nama dari filosofi Yunani yang memiliki arti ‘memberikan sesuatu yang sudah sepantasnya’ itu, pada awalnya dibuat untuk melindungi pesisir pantai dengan menggunakan gugusan karang. Dijelaskannya juga bahwa Nemesis ini memiliki fungsi lain seperti pemecah gelombang, sebagai media tranplantasi karang, sebagai media untuk pemungut sampah alami, sebagai media untuk meletakkan satwa laut yang mati, serta jika ada suatu riset/penelitian bisa di taruh disana sehingga aman. Selain itu, karena dilihat Pantai Penimbangan memiliki pergerakan pasir yang aktif. Alhasil, saat musim gelombang besar, pasir bisa tertarik hingga satu setengah meter ke tengah. Kemudian menimbun Nemesis tersebut sehingga secara otomatis pasir itu ditahan agar tidak turun sampai ketengah. “Dari sisi fungsi sudah mulai terlihat, dengan jalan meletakkan Nemesis tersebut pada kedalaman 5-6 meter," jelasnya. Lebih lanjut, diterangkan Kadek Teguh bahwa Nemesis yang mengambil bentukan seperti Hexagon tersebut dijadikan sebagai indukan karang yang diambil hanya sekali, selanjutnya dari indukan tersebut bisa ditransplantasi untuk kemudian dipasang pada tempat yang baru sehingga tidak mengambil lagi di alam secara berkelanjutan dengan jangka waktu pertumbuhan karang tersebut sampai bisa lengket sekitar 3 minggu. Adapun teknis dari pembuatan Nemesis tersebut dimulai dari bekisting/kerangka awal sesuai dengan model yang sudah ditentukan, dan di dalamnya dibuat tulangan sedemikan rupa yang mana ukuran Nemesis ini berbeda satu sama lain. Nemesis ini dalam pembuatannya membutuhkan kurang lebih 54 balok yang dikunci satu sama lain menggunakan besi berukuran 12 mm dengan kisaran dana yang dibutuhkan untuk membuat satu unitnya mencapai 30 Juta Rupiah, dan hingga kini total Nemesis yang telah dibuat oleh Pokmaswas Penimbangan Lestari sudah mencapai 3 unit. "Semoga dengan inovasi ini membuat Pantai Penimbangan lebih maju, serta dapat menjadi percontohan dari daerah lain di Kabupaten Buleleng dalam hal pemeliharaan pesisir," tutupnya.(adv/bpn) Read the full article
0 notes
baliportalnews · 2 years
Text
Kendalikan Inflasi, Proses Pasca Panen Hortikultura akan Dimaksimalkan
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG - Guna mengendalikan tingkat inflasi di Kabupaten Buleleng, Bali pada tahun 2023, hilirisasi pada produksi hortikultura akan dimaksimalkan. “Salah satunya dengan adopsi teknologi pasca panen,” ujar Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana saat ditemui usai memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kabupaten Buleleng di Ruang Rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Rabu (18/1/2023). Lihadnyana menjelaskan ada upaya jangka pendek dan jangka panjang dalam mengendalikan inflasi di Buleleng. Jangka pendek, akan dilakukan operasi pasar dan kerjasama antar daerah seperti yang telah dilakukan. Untuk jangka panjang, pola produksi dari komoditas akan diatur. Termasuk seluruh proses dalam manajemen produksi sehingga pola panen dan pola produksi bisa dimantapkan. “Itu yang akan kita mantapkan,” jelasnya. Semua itu belum cukup. Manajemen rantai pasok juga harus ditingkatkan. Pola distribusi diatur sehingga tidak terlalu banyak yang terlibat. Dua perusahaan daerah yaitu Perumda Pasar Argha Nayottama dan Perumda Swatantra dikerahkan sebagai penyerap komoditas pangan. Dengan begitu, rantai pasok bisa diperpendek. Hilirisasi pada komoditas hortikultura sebagai komponen bergejolak penyumbang inflasi akan lebih dimaksimalkan. “Salah satunya dengan adopsi teknologi pasca panen produk hortikultura. Jangan lupa sebagai komponen bergejolak, hortikultura itu mudah rusak. Maka harus ada adopsi teknologi pasca panen hortikultura sehingga umur simpan mereka bisa lebih panjang. Seperti itu yang akan kita lakukan,” ucap Lihadnyana. Mengenai digitalisasi daerah, Lihadnyana mengungkapkan perluasan digitalisasi khususnya pada pendapatan dan keuangan daerah untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa pajak yang dibayarkan masyarakat kepada pemerintah daerah sudah dikelola dengan baik. Juga sudah digunakan dengan akuntabel. “Sehingga, dengan memperluas dan mempercepat digitalisasi daerah apalagi transaksi digital, lambat laun kedepan masyarakat akan menjadi percaya dan yakin untuk membayar pajak. Serta uang pajak ini sudah dikelola dengan baik,” ungkap dia. Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyebutkan HLM TPID dan TP2DD Kabupaten Buleleng merupakan yang pertama di Bali pada tahun 2023. HLM ini membahas upaya mengendalikan inflasi pada bulan Januari 2023. Sesuai dengan pidato Presiden RI Joko Widodo, di 2023 inflasi masih akan menekan. Termasuk di Provinsi Bali. Berbagai masalah masih menjadi penyumbang inflasi di Bali. Salah satunya adalah adalah harga komoditas cabai. “Kemudian ada tomat, daging ayam ras. Kita pisah dulu antar komoditas. Kalau yang bisa kita beli dari Bali kita beli. Bangli dan Tabanan kan pusatnya ya. Kalau kita tidak punya, baru kita lakukan kerjasama antar daerah di luar Bali. dan Buleleng sudah coba kerjasama dengan Jawa Timur. Internal dulu untuk menjaga inflasi di Januari 2023 ini,” sebutnya. Untuk TP2DD, pada tahun 2023 ini harus lebih inovatif dan kreatif. Utamanya dalam perluasan digitalisasi dan elektronifikasi keuangan daerah. Ini diperlukan mengingat Buleleng meraih predikat TP2DD terbaik wilayah Jawa-Bali. Raihan tersebut harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. “Komitmennya sudah kuat. Sekarang tinggal program-programnya saja yang perlu dimantapkan,” imbuh Trisno. Seusai HLM TPID dan TPDD Kabupaten Buleleng, Lihadnyana bersama Trisno Nugroho dan peserta lainnya mengunjungi Plaza Kuliner di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Pantai Penimbangan. Di sana, rombongan berbelanja dan bertransaksi secara digital menggunakan QRIS. Kedepan, transaksi di DTW Pantai Penimbangan akan dilakukan secara digital.(adv/bpn) Read the full article
0 notes