Tumgik
#Open Trip Prau
milliontimesleft · 1 year
Text
Terbaduy-baduy
perjalanan baduy selama 2 hari (9-10 Sept'23) adalah salah satu perjalanan dengan tema "hidup lagi capek-capeknya , tapi lu malah milih nyusahin diri dengan ikut open trip ke baduy"
ini ke baduy dalam ya, bukan di luar doang. kesana jg gegara diajakin. jadi dari rumah sekitar jam set7 pagi naik kereta, transit tanah abang lanjut ke rangkasbitung. dari situ naik minibus gitu sekitar sejam nyampe ke ciboleger (ini udah masuk baduy luar). abis ishoma sekitar jam 2 siang berangkat. baduy luar-baduy dalem via ciboleger ni normal perjalanan 3 jam, nah realitanya gue jalan pergi 3,5 jam, tapi yaaa jalannya tu emang lebih capek dibanding naik gunung prau dan gunung batur. karena jalannya naik-turun yang berulang-ulang, ada jg yg ampe mayan terjal. pulang besokannya dengan waktu nyampe 5 jam wkwk. emang beda jalur, yang ini lebih lewat banyak kampung dan agak landai dibanding jalur pergi, tapi keknya karena udah cape pas jalan perginya juga sih. sempet nginep semalem di baduy dalem di rumah warga dan malemnya kena kram terlama di hidup w :))
tapi zuzur pas nyampe garis finishnya tuuuuuuh pengen nagessh wkwk. ga nyangka dan terharu banget. skrg tu kayak punya setting bar yang baru. kl gue aja bisa ke baduy ngelewatin 3,5-5 jam dengan trek segitunya, mestinya hal yg lebih 'mudah' bisa dong dikerjain. hihihi. trs ngerasa juga kayak wah ternyata ku bisa ya 'mengalahkan' diri ini yang mager pol dan untuk hal fisik sungguh kureeeng wkwk.
semoga semangatnya masih bisa terjaga ya. jadi kemana lagi nih rencananya? wkwk. semoga masih ada kesempatan
0 notes
indonesiakomodo · 4 years
Quote
“Description: Komodo Labuan Bajo Open Trip Mulai 5 Januari 2020 #SEMua Jalur Pendakian Gunung Prau Ditutup #SEMentara - Tribun#Travel.com #Komodo #Labuan Bajo # Open Trip By Pinned to Komodo Labuan Bajo Open Trip on Pinterest Found on: https://ift.tt/39PeLOh” - http://indonesiakomodokita.blogspot.com/2020/04/tunes-industry-blog-updates-komodo_84.html via Tumblr https://ift.tt/34fDv0H
http://indonesiakomodokita.blogspot.com/2020/04/description-komodo-labuan-bajo-open_97.html
1 note · View note
wisatadieng-blog1 · 7 years
Video
youtube
PAKET HEMAT!! Paket Tour Dataran Tinggi Dieng, Paket One Day Tour Dieng, Trip Dieng Prau, Harga Tiket Masuk Obyek Wisata Dieng 2017, Cara Wisata Ke Dieng, Objek Wisata Di Sekitar Dieng, Tempat Wisata Sikunir Dieng, Bandar Wisata Dieng, Object Wisata Dieng, Wisata Dieng Untuk Keluarga
Paket Wisata Dieng 3 Hari 2 Malam dari Jakarta. Nikmati keindahan Gunung Prau dan Golden Sunrise lengkap dengan Wisata Budaya, Candi Dieng, Telaga Warna plus kompleks Goa Alam, Kawah Sikidang, dan lain sebagainya.
For more Information, please call: (+62) 813-8171-5671 - Bpk Nanang or visit Our Website: http://argiaindonesia.com Our Blog: http://travelagentdieng.wordpress.com
(via https://www.youtube.com/watch?v=1XxZdWyFKbQ)
0 notes
designmasalalu · 5 years
Photo
Tumblr media
Genks!! Mumpung cuaca lagi bagus Datengin kuyy Gn. Prau nya Jgn selalu nitip tulisan muluuu... Apalagi cuman katanya-katanya... Open trip to Prau Mountain! Angkat keril lagi kitaa 12-14 Juli 2019 Biaya 450k/person Include 1. Transportasi PP 2. Tenda & Perlengkapan masak 3. Logistik 4. Makan selama ngecamp 5. Tiket masuk Gn. Prau dieng wonosobo 6. P3K umum 7. Bahu untuk bersandar (khusus cewek xixi) 8. Jodoh bila beruntung Exclude 1. Perlengkapan Pribadi (sleeping bag, matras, tracking pool, head lamp/senter) 2. Obat2an pribadi 4. Cemilan pribadi 5. Oleh2 pribadi Meeting point pool bus Sinar Jaya Pasar Minggu hari Jumat 12 Juli jam 4 sore jgn ampe telat ya genks Nyampe wonosobo Sabtu subuh 13 Juli 2019 lanjut perjalanan ke pos pendakian Patak Banteng (pendaftaran dan simaksi) Ngecamp ~acara bebas~ Turun gunung Minggu 14 Juli 2019 Peminat bisa ngasih DP 100k, dan untuk pembatalan DP dianggap hangus CP o857-1978-9955 Seat terbatas, siapa cepat dapat dia #opentripbromo #opentripprau #opentrip #prau #mdpl #angkatkeril (di Jakarta, Indonesia) https://www.instagram.com/p/Bzoir2BFFfF/?igshid=1dk8d3ds8eixo
1 note · View note
bakhrulmenulis · 2 years
Text
Ke-4, mencoba hal baru
Tumblr media
Seakan tidak bisa menahan candu-nya naik gunung dan tidak ada teman yang bisa diajak mendaki saat itu. Akhirnya saya nekat untuk ikut open trip seorang diri, dengan anggapan nanti juga ketemu temen baru disana. Saya memutuskan untuk melakukan pendakian ke Gn. Prau di Wonosobo, Jawa tengah yang katanya gunung sejuta umat dengan sunrise nya yang sangat indah.
Oke berangkatlah kesana dan betul saja sepertinya memang para pendaki itu kebanyakan orang-orang yang mudah berbaur. Baru ketemu langsung udah akrab banget kayak udah kenal lama hahaha.
Perjalanan menuju puncak Gn. Prau sekaligus camp area memang hanya 4 jam saja dan pantas saja gunung ini dijuluki gunung sejuta umat karena bener-bener rame banget pendaki waktu itu.
Pendakian kali ini saya mendapatkan sebuah pengalaman yang luar biasa bahwa digunung tidak memandang status sosial sedikitpun.
Pagi buta pun tiba, saya dibangunkan oleh suara pendaki lain yang berhamburan keluar tenda. Ternyata benar, indah sekali sunrise dengan view Gn. Sindoro dan Gn. Sumbing yang begitu gagah jika dilihat dari sini.
Dan untuk pertama kalinya, saya bisa menikmati pemandangan di indah di puncak gunung.
0 notes
hellodins · 3 years
Photo
Tumblr media
[02.10.2021 — 03.10.2021] #diyakePrau. Pertama kali hiking bareng! Karena masih pemula, kita pilih Prau yang tingginya masih masuk akal untuk para newbie ini. Kita juga ikut open trip biar ga perlu repot bawa tenda & alat masak wkwk. Can‘t wait for another experience, semoga udah naik level untuk summit gunung 3000 mdpl ya! -------------------------------------------------- #kisahtentangdiya #pulocinta #gorontalo #thisisindonesia #likeforfollow #likeforlike #followforfollow #instacouple #instalove (at Gunung Prau Dieng Wonosobo) https://www.instagram.com/p/CZ0r9djP5Fx/?utm_medium=tumblr
0 notes
afishtrap · 7 years
Link
The ‘Malay Road’, just of the northeastern tip of Arnhem Land, was part of the historical route followed by annual fleets from the port of Makassar in what is now South Sulawesi, Indonesia. The fleets sailed to the northern Australian coastline, seeking edible Holothuria, commonly known as trepang or sea cucumber. As mentioned throughout this volume, these marine invertebrates of the echinoderm family were prized for their culinary and medicinal values in Chinese markets. This extensive maritime tradition and trading connection linked Australia, Sulawesi and China and long predated European settlement of Australia. Recent research based on the dating of Aboriginal rock art depictions of the early praus, or wooden boats, used extensively in this trade, suggests the connection may be at least 400 years old (Taçon et al. 2010, p. 8).
Blair, S & Hall, N 2013, 'Travelling the ˜Malay Road": Recognising the heritage significance of the Macassan maritime trade route', in Marshall Clark and Sally K. May (ed.), Macassan History and Heritage: Journeys, Encounters and Influences, ANU ePress, ANU, Canberra, Australia, pp. 205-226.
Flinders described the men he met on the praus as ‘Malays’, a term often used by European observers to describe the trepangers (Macknight 1976, p. 17; Sutherland 2004, p. 92). Distinct from our current use of the term ‘Malay’, which refers to a particular ethnic group centred in present-day Malaysia (Milner 2008), the seafarers who travelled to northern Australia, we now know from considerable research, were of diverse backgrounds and origins that relect the historical role and maritime history of Sulawesi. Amongst the crews were predominantly Makassarese, Bugis and Bajau, as well as crewmembers from various other racial groups in the Malay and Indonesian archipelagos (Macknight 1976, p. 18). As outlined in the opening chapter (see Clark and May, this volume), the term ‘Macassans’ has come to be the encompassing one for all those who came on the annual leet of praus to the northern Australian coastline. They most intensively worked the section of the Arnhem Land coast known to them as Marege’, until the economic conditions for the trade changed and it was inally closed by the South Australian Government after the 1906–07 season (Macknight 1976).
[...]
The Macassans came on yearly return visits, setting up temporary villages and processing sites at sheltered beaches along the coast. The Arnhem Land coast ofered a long series of suitable anchorages, running parallel, or nearly so, with the direction of the monsoons and relatively free of unwelcome control by government or other interests, at least until the 1880s (Macknight 1976, p. 49). Extensive archaeological evidence at sites such as Anuru Bay, including what are almost certainly Macassan burials, as well as the distinctive rock-line processing sites where trepang were boiled in stone ireplaces, ofer tangible proof of the Macassan industry, its industrial processing methods and the density of related sites in particular locations along the Arnhem Land coast (Macknight 1976, pp. 61–82; Theden-Ringl et al. 2011, pp. 41–8). The sole reason for Macassans travelling to Marege’ was commercial: focusing on the collection and processing (smoking and drying) of trepang. Processed trepang was returned to Makassar, and from there exported to China. While not of the highest quality, Marege’ ‘chalk ish’ or ‘white trepang’, known as ‘koro susu’, was very abundant and of consistent quality such that it commended reasonable prices when processed skilfully (this including being buried in sand to remove the calcareous deposits in the skin that gave it its chalky appearance). It was also referred to as ‘tripang Marege’’ (Schwerdtner Máñez and Ferse 2010, p. 5; Macknight 1976, pp. 7, 40). There appears to be only opportunistic collection of other products by prau crew: besides trepang, the Macassans also imported to Sulawesi timber (ironwood, cypress pine, sandalwood), pearl, pearl shell and tortoise shell. Items such as these were often collected and traded by Aboriginal people in exchange for cloth and various items made of iron (tomahawks and knives), glass and ceramics, food (rice, cocoa), alcohol and drug substances such as betel nut, opium and tobacco (Macknight 1976, pp. 40, 84; Wurramarrba 1986, pp. 1, 3; Brady, this volume).
[...]
The praus left Makassar with the onset of the northwest monsoon in late December or early January (Macknight 1976, pp. 33–5). The total trip from Makassar was about 1600 km and often took approximately two weeks. The crossing from Makassar to Timor took about eight days, while the 500 km crossing from Timor to Melville Island (immediately to the north of Darwin) took four days. Early visits were haphazard and poorly coordinated but as the industry became more organised, so did their visits. They aimed to strike the Australian coast in the vicinity of the Cobourg Peninsula to the northeast of Darwin and then work slowly eastwards. During these summer months of the wet season, several praus usually worked together in one locality for a few days or even weeks. When the dugout canoes, from which the trepang was collected, had combed the immediate vicinity of the processing camp, the bamboo smokehouses were dismantled and the praus moved on. By April and the change of the monsoon, the leet was scattered around eastern Arnhem Land, Groote Eylandt and down into the bottom of the Gulf of Carpentaria. With the dry southeasterly wind behind them, all then turned back to Makassar (Macknight 1976, p. 37).
According to oral tradition, the Macassans regarded the voyage to northern Australia as a long and adventurous one. Marege’ was the farthest south and east of the areas they normally visited, with many diferences from the more familiar islands to the north. As Macknight points out, among the novelties and perhaps the dangers of the coast were the local people (1976, p. 83). While there were also contacts with the Kimberley coast, as Macknight points out, this trade has always been more complex, in regard of both the products collected and the home ports of the vessels involved. This well-deined industry came to an end when the last prau returned from the Arnhem Land coast in early 1907. Nevertheless, there have also been varied and sporadic visits to this coast throughout the twentieth century (Macknight 1976, pp. 133–6).
0 notes
syivagustin · 6 years
Text
Prau ! Pelarian dari badai cobaan menghantam haha *lebay
PART I
Oke sebenarnya nanjak ke Prau emang udah jadi planning saya dari jauh2 hari, tadinya sempet mau cancel  karena kaki bekas jatoh masih rada sedikit ngilu dan sempet ga diijinin mamah, tapi karena keukeuh sama maksa-maksa akhirnya mamse ngijinin haha, jadi ke prau ini asli pure pake uang sendiri. Karena waktu itu saya lagi jualan kerudung jga ya Alhamdulillah lagi laris manisnya, kejar target buat dapetin orderan banyak sampe terkumpulah buat bayar open trip sama  buat bekel haha sempet browsing sana sini sampe nyari open trip. Why nyari open trip? Karena biar ada temen terus biar ga sendirian terus saya ajaklah teman travelling s fery haha dan untungnya dia mau. Oke akhirnya booked lah kita buat kuota. Prepare seminggu sebelum nanjak dimulai dari sibuk nyari pinjaman carriel, sepatu, nanyain soal naik gunung gimana karena ini pendakian pertama ke gunung yang emang bener2 naik gunung, and many more!
0 notes
bebaspergi · 7 years
Photo
Tumblr media
Penyanyi pop dan aktris peran Lala Karmela mengaku ketagihan untuk mendaki gunung setelah bulan lalu mendaki Gunung Rinjani. Lala mengaku awalnya sempat memiliki ketakutan sebelum mendaki gunung dengan ketinggian dua kali lipat dari puncak Bogor itu. Terlebih lagi ketika di atas gunung yang terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat itu Lala sempat mendapatkan cuaca berangin besar dan mendengar kabar baru ada pendaki hilang di gunung itu. Namun akhirnya Lala memberanikan diri untuk mendaki gunung yang terkenal dengan Danau Segara Anak itu. Lala mengaku mendapat banyak pelajaran berharga setelah melakukan pendakian selama lima hari bersama teman-temannya di sana. Lala merasa dirinya lebih dekat dengan sang pencipta dan lebih bersyukur bisa menyaksikan keindahan alam di Indonesia itu. Karena itu lah Lala ingin kembali mendaki gunung lain di Indonesia. Hal itu diungkapkan Lala usai bernyanyi pada acara Talkshow KERJAXSAMA Jakarta Hub Session di Senayan City pada Kamis (24/8/2017). . "Ketagihan sih, lebih kayak.. Itu kan udah sebulan yang lalu, kayak aku ada rasa kepingin melakukan itu lagi," ungkap Lala. Rencananya, Lala ingin mendaki gunung Prau di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Meski begitu Lala tidak berani memastikan waktunya. Sumber : tribunnews.com, Jumat 25 Agustus 2017 Tuh kan emang Rinjani bikin Nagih Yuk akh !! Buruan booking buat open trip/Private trip serahkan pada kami😉 AWAS #RINJANINAGIH . . More info and reservation IG : @bebaspergi Line : bebaspergi WA : 0812-1313-4600 Email : [email protected] web : www.bebaspergi.com (maintenance) "Let's journey and tell your story" #rinjanitrip #triprinjani (di Gunung Rinjani)
0 notes
indonesiakomodo · 4 years
Quote
Description: Komodo Labuan Bajo Open Trip Mulai 5 Januari 2020 #SEMua Jalur Pendakian Gunung Prau Ditutup #SEMentara - Tribun#Travel.com #Komodo #Labuan Bajo # Open Trip By Pinned to Komodo Labuan Bajo Open Trip on Pinterest Found on: https://ift.tt/3caVzMH
http://indonesiakomodokita.blogspot.com/2020/05/tunes-industry-blog-updates-komodo_92.html
0 notes
wisatadieng-blog1 · 7 years
Text
Paket Tour Dieng Culture Festival
Paket Tour Dieng Culture Festival
PAKET HEMAT!! Paket Tour Dataran Tinggi Dieng, Paket One Day Tour Dieng, Trip Dieng Prau, Harga Tiket Masuk Obyek Wisata Dieng 2017, Cara Wisata Ke Dieng, Objek Wisata Di Sekitar Dieng, Tempat Wisata Sikunir Dieng, Bandar Wisata Dieng, Object Wisata Dieng, Wisata Dieng Untuk Keluarga
Paket Wisata Dieng 3 Hari 2 Malam dari Jakarta.…
View On WordPress
0 notes
argiaindonesia-blog · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Libur lebaran ini nggak ada ide mau kemana? Ke dieng aja. Disana banyak wisata alam yang menarik untuk di singgahi!
OPEN TRIP DIENG, 27 – 29 juni 2017
HARI PERTAMA 19.00-20.00 : Meeting Point 20.00-08.00 : JAKARTA – DIENG HARI KEDUA 08.00-09.00 : Sampai Di Dieng,Bersih-Bersih Sarapan (Include) 09.00-10.00 : Mengunjungi kawah sikidang 10.00-10.30 : Mengunjungi Candi Arjuna 10.30-11.30 : Mengunjungi Hutan wisata alam telaga warna dan kompleks goa Alam 11.30-12.30: Packing dan prepare pendakian mount Prau dan makan siang (Include) 13.00-17.00: Pendakian menuju Mount prau 17.00-18.00 : Sampai Di mount Prau,Istirahat pembagian tenda dan hunfot sunrise 18.00-20.00 : Acara makan malam bersama (include) 20.00- : acara bebas HARI KE TIGA 03.00-04.00 : Bangun,Persiapan Hunting Foto Sunrise 04.00-06.00 : Melihat dan menantikan Sunrise Maha prau 07.00-09.00 : Sarapan + Cofee break (include) 09.00-10.00 : Bersih-bersih, packing dan prepare turun gunung 09.00-11.00 : Perjalanan Turun Gunung 11.00-13.00 : sampai di basecamp ,istirahat Makan siang (exclude) dan packing 13.00-14.00 : Mengunjungi Pusat oleh-oleh khas Dieng (home industri Caricha) 14.00-… : SAYONARA FASILITAS PAKET LEBARAN DIENG 3 HARI 2 MALAM Makan selama trip culture di dieng. Makan selama di gunung prau. Perlengkapan Camping (tenda, sleeping bag, dan matras) Transportasi PP Jkt-Dieng dan keliling wisata Culture. http://argiaindonesia.com
0 notes
wisatadieng-blog1 · 7 years
Text
Paket Wisata Gunung Prau Dieng Wonosobo
Paket Wisata Gunung Prau Dieng Wonosobo
BEST TRAVEL!! Open Trip To Dieng, Paket Tour Wisata Dieng, Wisata Lembah Dieng Wonosobo, Paket Wisata Bulan Madu Dieng, Referensi Wisata Dieng, Cerita Liburan Di Dieng, Lokasi Wisata Dataran Tinggi Dieng, Armada Travel Dieng, Ke Dieng Dari Jakarta Lewat Mana
Paket Wisata Dieng 3 Hari 2 Malam dari Jakarta. Nikmati keindahan Gunung…
View On WordPress
0 notes
wisatadieng-blog1 · 7 years
Video
youtube
BEST TRAVEL!! Open Trip To Dieng, Paket Tour Wisata Dieng, Wisata Lembah Dieng Wonosobo, Paket Wisata Bulan Madu Dieng, Referensi Wisata Dieng, Cerita Liburan Di Dieng, Lokasi Wisata Dataran Tinggi Dieng, Armada Travel Dieng, Ke Dieng Dari Jakarta Lewat Mana
Paket Wisata Dieng 3 Hari 2 Malam dari Jakarta. Nikmati keindahan Gunung Prau dan Golden Sunrise lengkap dengan Wisata Budaya, Candi Dieng, Telaga Warna plus kompleks Goa Alam, Kawah Sikidang, dan lain sebagainya.
Kami adalah tim perjalanan yang berawal karena memiliki kecintaan yang sama pada dunia wisata di Indonesia. Ada begitu banyak area wisata di Indonesia yang menantang untuk kami eksplorasi, keindahan alam wisata Indonesia.
For more Information, please call:
0813-8171-5671 - Bpk Nanang
or visit
Our Website: http://argiaindonesia.com
Our Blog: http://travelagentdieng.wordpress.com
(via https://www.youtube.com/watch?v=gqH7vaj-208)
0 notes