#Normalisasi
Explore tagged Tumblr posts
Text
Penambang Pohuwato Turunkan Alat Berat Normalisasi Sungai Balayo
Rekonfunews.com, Pohuwato – Para penambang di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato, secara serentak melaksanakan kegiatan normalisasi sungai sebagai bagian dari komitmen menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Salah seorang perwakilan penambang, menyatakan bahwa normalisasi ini dilakukan atas kesadaran para penambang untuk mengurangi dampak…
0 notes
Text
Israel & Arab Saudi Makin Mesra, Ini Bukti Terbaru MBS
Israel & Arab Saudi Makin Mesra – Hubungan antara Pemerintah Arab Saudi dan Israel semakin dekat. Hal ini diakui oleh Putra Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS). Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, MBS menyebutkan kedekatan keduanya saat diminta untuk menggambarkan normalisasi hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel. Namun tegasnya, isu Palestina masih tetap menjadi perhatian…
View On WordPress
0 notes
Text
Apa Arti Terpilihnya Kembali Erdogan bagi Pengungsi Suriah dan Normalisasi dengan Asad?
ANKARA (Arrahmah.id) – Sejak pecahnya perang saudara yang menghancurkan di Suriah, setidaknya 3,5 juta pengungsi telah melarikan diri ke Turki. Dalam beberapa tahun terakhir, dan khususnya selama pemilihan presiden baru-baru ini, kehadiran mereka dan permusuhan serta kefanatikan yang dihasilkan menjadi alat politik utama. Selama pemilihan, yang akhirnya dimenangkan oleh petahana Recep Tayyip…
View On WordPress
0 notes
Text
Pemkot Bengkulu Intensifkan Upaya Atasi Banjir: Pembangunan Kolam Retensi dan Normalisasi Drainase
Pemkot Bengkulu Intensifkan Upaya Atasi Banjir: Pembangunan Kolam Retensi dan Normalisasi Drainase KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU|| Permasalahan banjir yang kerap melanda Kota Bengkulu menjadi fokus utama Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai langkah telah diambil untuk mengatasi banjir dan dampaknya, termasuk pembangunan kolam retensi, sumur resapan, dan…
#Banjir Kota Bengkulu#BWSS Wilayah VII#Eko Agusrianto#Normalisasi Drainase#Pembangunan Kolam Retensi#Penanganan Banjir#Pj Sekda Bengkulu#Sumur Resapan#Pemkot Bengkulu
0 notes
Text
Pj Bupati Tangerang Minta DPR RI Dorong Normalisasi Kali Sabi
KAB. TANGERANG – Pj Bupati Tangerang, Andi Ony meminta Komisi V DPR RI agar mendorong pemerintah pusat untuk melakukan normalisasi dan penurapan Kali Sabi yang mengalir sepanjang wilayah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Hal tersebut diungkapkan Pj Andi Ony saat menerima kedatangan Komisi V DPR RI dalam rangka kunjungan spesifik meninjau masalah banjir di Kali Sabi Kelurahan Bencongan,…
View On WordPress
0 notes
Text
Peduli Sungai Dengilo, Warga Apresiasi Komitmen Pelaku Usaha Pertambangan
Peduli Sungai Dengilo, Warga Apresiasi Komitmen Pelaku Usaha Pertambangan #PelakuUsaha #Pertambangan #PeduliLingkungan #NormalisasiSungai #KabupatenPohuwato
Hargo.co.id, GORONTALO – Sebagai wujud kepedulian terhadap keberlangsungan lingkungan, para pelaku usaha melakukan normalisasi sungai yang berada di Kecamatan Dengilo, tepatnya di di Desa Karya Baru, Desa Popaya serta Desa Hutamoputi. Dalam upaya normalisasi tersebut, sebanyak 11 unit alat berat eksavator dikerahkan untuk melakukan pengerukan sedimentasi sepanjang kurang lebih 5 Km. Pengerukan…
View On WordPress
#Desa Hutamoputi#Desa Karya Baru#Desa Popaya#Kab Pohuwato#Kecamatan Dengilo#Normalisasi Sungai#Peduli Lingkungan#Pelaku Usaha#Pertambangan
0 notes
Text
Menjodohkan Teman
Perkara jodoh-menjodohkan, sejujurnya aku pribadi tidak begitu berani menjadi perantara perjodohan secara langsung. Walaupun aku dan suami juga awalnya dikenalkan dengan teman, tapi entah kenapa, kalau aku sendiri mau jodohin orang, rasa waspadaku terlalu tinggi perkara ini. Di sisi lain, aku juga ingin membantu beberapa temanku yang belum Allah kehendaki bertemu jodohnya
Ada beberapa temanku sering bercanda, "Eh, San.. kalau ada kenalanmu dong, siapa tau ada yang cocok". Pernah sempat mau menjodohkan dengan temanku, tapi ternyata yang laki-laki (teman suamiku) redflag di tata kelola keuangan. Salah satu contohnya, suka berhutang (riba) untuk gaya hidup. Mohon maaf, berdasarkan prinsip aku dan suamiku, hal begitu wajib diskip
Pernah juga, saat mau menjodohkan dengan temanku, aku tanya ke suamiku. Si laki-laki ini kepribadiannya baik, pekerja keras, ga pelit, ibadah rajin, sholat di masjid, ganteng. Tapiiii ternyata boti :')) hehhhh itu gimana ceritanya sihhh! Siapaaaa yang nggak shic shac shock wkwkwk
Kemudian, aku juga sempat mau menjodohkan sahabatku saat mengajar di pesantren. Rencananya mau aku kenalkan dengan temanku, yang belum ku kenal begitu dekat. Saat itu entah kenapa aku sedikit ragu, sampai ku ulur waktunya, untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak tentang si laki-laki ini. Padahal kalau di screening sih ya cocok. Orangnya zopannn gaes
Sampe akhirnya beberapa bulan, mulai sedikit terlihat karakternya seperti apa. Sampe akupun terlibat, dan tau bagaimana bermuamalah dengan dia, tau bagaimana dia bermuamalah dengan orang lain. Lalu, jdeeerrrr.. tipikal manipulatif dan NPD. Ngeri banget gaktuh!! Langsung skip skip.. ga kebayang sobiku punya pasangan NPD, udah gitu manipulatif. Huaa jadi kaya kecewa banget, apalagi sahabatku ini udah ngarep :') suamiku ikut kzl juga. Ngeriiiiii mending jangan. "Berurusan sama NPD itu capek. Udah capek, ga dapet hasil apa-apa, kan?", kata suamiku.
Mau sekeliatan shalih/shalihah seseorang, sudah ngaji atau spek hafidz/hafidzah, ustadz/ustadzah. Kalau sudah ada ciri mencolok NPD, pleaseee jangannnn!! Pengalaman suamiku dapet bos NPD dan manipulatif, kacau, dia juga sampe ikut terganggu mentalnya. Ga bisa berkutik. Cuma bisa berdoa, tawakkal bahwa Allah yang menghadirkan segala sesuatu untuk kita; Allah juga yang bisa mengangkat rasa tidak nyaman/kezaliman yang dilakukan manusia
Please normalisasi usia 30+ belum menikah, itu gapapa. Normalisasi belum nikah karena emang harus pilih-pilih. Mungkin sekarang aku akan TAMBAH MANGKEL, kalau ada yg nyinyirin orang belum menikah. Pilih-pilih gapapa banget, daripada harus tersiksa dengan pasangan yang menjadi ujian besar buat kita
Redflag enggaknya seseorang memang relatif, tapi kalau kita tau dia sudah redflag dan tetap lanjut, itu artinya kita telah siap memilih ujian yang akan kita hadapi di bahtera pernikahan
Pesan ustadzku dulu, "Menikah itu ibarat kita memilih ujian. Tidak ada manusia yang sempurna. Maka dari itu buatlah analisa, pilih seseorang yang kamu tau saat bersama dia nanti, kamu akan siap menghadapi ujian darinya"
Ya Allah.. mudahkanlah teman-temanku mendapatkan jodoh yang baik perangainya, shaalih ibadahnya, bapakable dan keinginan-keinginan lain yang sesuai dengan hati. Yassarallahu umuurana. Allahumma baarik~
Jakarta, 13 Agustus 2024 | Pena Imaji
219 notes
·
View notes
Text
Ketawa Untuk Ngehina?
Dia tertawa membuatmu cinta, itu urusanmu
Tapi dia tertawa membuatmu terluka, itu jadi urusan dia dengan Tuhannya.
Ada banyak yang membuat oranglain tertawa, akan lebih kudetailkan; ada banyak orang yang membuat oranglain tertawa, tapi dia sendiri bahkan kelelahan dengan segala upaya itu.
Ada banyak kejadian kecil yang membuat oranglain tertawa, dan ada juga manusia, yang sudah tau itu hal yang tak perlu ditertawakan, malah jadi bahan candaan.
Begini,
Cyberbullying itu hal yang sudah dimana-mana diperbincangkan, tak perlu membayangkan segala macam contoh cyberbullying yang berakibat fatal terhadap negara. Permisalan, seorang anak yang tak sengaja jadi bahan konten orang ketika ia bercerita ia pernah dibully temannya dan sering dikatakan bau tai, tak sangka ternyata banyak konten seliweran yang menyontohkan konten si adik itu.
Artis berpisah, urusan artisnya. Ternyata juga jadi urusan netizen, berkomentar seakan mereka hidup tanpa masalah, seakan mereka hidup sudah sempurna, dan terlalu banyak waktu, ujug-ujug, berkomentar dengan candaan bersama emoticon tertawanya.
Di dunia nyata, seorang teman bercerita dengan entengnya tentang masalah hidupnya yang sudah beberapa hari ini disimpannya. Ia memilihmu sebagai teman, sayangnya responmu adalah tawa. Niat menghibur malah jadi dianggap mengejek.
Stop normalisasi kata 'cuma candaan' di berbagai situasi. Kamu boleh tertawa untuk hal yang membuat lucu, tapi kalau hal serius kamu anggap lucu, agaknya perlu koreksi lagi.
'Serius amat hiduplu', iya hidup itu haru serius. Serius memosisikan diri dimanapun berada.
Jangan semua dijadikan alasan untuk tertawa. Aku sendiri bahkan suka tertawa kapanpun, liat kecoa terbalik aku juga tertawa. Setelah itu sadar, hidupnya tak akan lama. Lalu menyesal.
Daripada menertawakan luka orang, baiknya tertawakan diri sendiri yang hadeh-hadeh ini. Gimana? Perlu kubongkar apa saja yang harus kita tertawakan tentang diri sendiri?
#tautannarablog7
#haritertawasedunia
10 notes
·
View notes
Text
Tentang Kaluna, HSL.
Sebagai pecinta home sweet loan. Gue bersyukur kak Almira menuliskan topik itu dengan baik. Ini bukan tentang anak bungsu aja. Tapi itu bisa aja relate buat anak sulung juga anak tengah. Kondisi keluarga setiap orang tentu berbeda bukan?
Cuma, kayanya nih yaaa, orang orang yg ngeriview kaluna ngga nyata, masak dapet tabungan 330 juta dari gaji 6 juta.
Hallo mba mas, coba deh di hitung rentang waktu kaluna dapetin tabungan itu, gaya hidup minimalisnya. Baju yang itu-itu saja, bawa bekal, bawa botol minum, dll. Dia tinggal di rumah ortu tapi yg ngisi token listrik, nyediain makan dirumah itu dia. Coba deh baca novelnya. Jadi sebenarnya itu ngga selalu muluk-muluk selagi bisa mengatur keuangan.
Jangan jadi kagetan karena kebiasaan nonton sinetron azab yg ngga bisa bayar hutang. Normalisasi untuk gaya hidup secukupnya, kalau ngga sanggunp ya tahan diri, ngga perlu pay letter. Sadar ngga kalau ternyata hutang malah yg bikin ngga nyaman hidup lo?
Kalau di bilangin ngeyel, malah ngatain balik sok paling surga. Lah kocakkk😭
4 notes
·
View notes
Text
–di lab, liat buku antropologi yg bikin aku keinget sama buku lain dan isinya.
"Mas, aku tu baru sadar kalo sapiens itu punya akar kata yg sama kayak 'sophia' nya filsafat, ya. Kebijaksanaan."
"Betul, aku juga abis nemu teori loh, Is. Kalo emang ada manusia kera"
"Hah, manusia hasil evolusi dari kera atau emang manusia kera?"
"Hmm iya manusia kera, jadi dulu tuh..."
Ini percakapan hasil baca buku sapiens, banyak pro kontranya wkw. Sampai-sampai di halaman paling depan aku tempel post it "INI BUKU, BUKAN KITAB SUCI", maksudku, kita gabisa telan mentah mentah isinya kalau emang ngga sesuai sama apa yg udah kita yakini benar. Kebenaran versi siapa? Ya jelas versi Islam. Selama bukan kitab suci dan hadis nabi, kita boleh boleh saja (bahkan harus) bersikap kritis, begitu kata Prof dulu saat MK metopen.
–di Jawara, keinget temen w abis ambil data
"Jadi, apa dinamika yg terjadi sampe sampe subjek mu itu dari yg awal mula korban jadi pelaku?"
"Nah, itu banyak faktornya sih. Tapi poin pentingnya, mereka udah anggap itu hal yang normal. Normalisasi bullying dari yang.... Sampe..... "
___________________
Aku menuliskan ini untuk mengarsipkan percakapan" hangat ini, sekaligus mensyukuri klo masih punya orang orang yang bisa aku ajak ngobrol ngalor ngidul tapi isinya cukup ilmiah dan berbobot ahahah. Terimakasih orang-orang baik! Jangan pergi dari aku, ya :)
6 notes
·
View notes
Text
Bukan untuk Main-Main
Ini kisah nyata pada suatu masa, diceritakan agar tak jadi biasa, percintaan yang tak ada nilainya dan tak punya makna. Menjelma menjadi hal yang biasa, padahal dampaknya sungguh luar biasa melenakan dan terbuai rayu hawa nafsu dirinya, ini persoalan hati yang harus selalu penuh hati-hati, dia dekat dan selalu memikat, kisah cinta usia muda memang selalu menarik untuk dicoba. namun, segala yang dimulai tanpa komitmen pada taat selalu berjalan pada alas maksiat.
Mungkin memang tampak menyenangkan namun, besar kesempatan tersisa penyesalan di penghujung perjalanan. Maksiat yang menjauhkanmu dari Rabbmu, Maksiat yang menjauhkanmu dalam keberkahan hidupmu. Berat memang perhitungannya, ia membuatmu semakin jauh dari jalan surgaNya, ia membuatmu semakin menyepelekan laranganNya, ia membuatmu menjadi terlena saat berada pada ruang yang tak terlihat oleh orang lain dan hanya terpaut interaksi dirimu dan dirinya, kamu lupa Dia Maha Melihat segala bentuk pengkhianatan yang tak sadar kamu lakukan, jalan itu amat dekat dalam menenggelamkanmu pada amal yang besar balasannya, bahkan dalam ilmu syar'i harus dibalas nyawa agar dosa besar itu dapat diampuni. Manusia Allah ciptakan dengan fitrah hawa nafsu, tugas kita adalah mengendalikannya sesuai rambu2 yang Allah perintahkan. Maka, menjauh dan tak mencobanya adalah satu-satunya solusi terbaik yang harus kamu pilih.
Segala maksiat selalu renyah memang saat di dunia, indah memang saat di dunia. Tapi, ingat langkahmu, matamu, hatimu, anggota tubuhmu di dunia semua akan dipertanggung jawabkan di akhirat sana. Jika menjaga akan dihadiahi segala kenikmatan surgaNya, jika terlena maka, panasnya api neraka adalah balasan dariNya.
Stop normalisasi HTSsan ataupun pacaran jika kamu sungguh meyakini diri sebagai seorang muslimah, yang seharusnya menjaga kehormatanmu adalah dirimu sendiri, bukan orang lain, bukan teman-temanmu, bukan lingkungan sosialmu, jika tak menjalin hubungan spesial dengan lawan jenis membuatmu direndahkan, maka tunjukkan betapa terjaganya kamu, betapa berarti dan betapa mahalnya dirimu. Jaga diri kamu, Jaga hati kamu, Hak dirimu sebagai muslimah adalah menjaga segala aspek kehormatanmu. Pegang selalu prinsip Alquran dan sunnah. Kamu punya banyak orang untuk dicintai tanpa harus mencari-cari pada sesuatu yang Allah tidak sukai.
Pacaran tak selalu menyebabkan Zina namun, Zina selalu bermula dengan pacaran.
3 notes
·
View notes
Text
Jatuh Cinta Sendirian, dalam Hobi Pendakian
Aku sadar kalau hobi ini tidak mudah. Mau meninggalkannya secara perlahan pun belum bisa. 6 bulan lagi sebelum pergi meninggalkan. Mari normalisasi mencintai dunia pendakian ini dengan tenang.
Mari paham dengan urusan. Mari bertumbuh, dengan siapapun kita berjalan. Kali ini, semangatku surut. Mungkin, karena banyak yang tidak ikut. Padahal berjalan sendirian akan menjadi waktumu loh sa! Ayo manfaatkan.
Mari paham konsep ini dan terus bahagia : 'Kamu tidak akan bisa apa-apa tanpa bantuan Allah, tapi kamu bisa meraihnya atas izin Allah'. Semangat ya nas, bismillah untuk perjalanan selanjutnya.
Puk puk diri sendiri karena pergi sendirian. It's oke sa, It's oke 🌝
2 notes
·
View notes
Text
Oman Ikuti Jejak Saudi Buka Wilayah Udara Untuk Penerbangan “Israel”
MUSKAT (Arrahmah.id) – Oman telah mengikuti Arab Saudi dalam mengizinkan maskapai penerbangan “Israel” menggunakan wilayah udaranya, meskipun parlemen negara itu memberikan suara untuk memperluas undang-undang boikot “Israel” kurang dari dua bulan lalu. Otoritas penerbangan sipil kesultanan menerbitkan pernyataan di Twitter pada Kamis (23/2/2023) yang menyatakan bahwa wilayah udara negara itu…
View On WordPress
0 notes
Text
Modus itu berlaku untuk semua, mau muda, mau tua, sama aja, yang namanya modus mah modus aja.
Itulah pentingnya jaga diri, gapapa ga akrab, biasa mawon lah.
Berharap mereka jaga mata, jaga sikap, yang ada kecewa, kita sendiri yang jaga, minta Allah jaga kita.
Buat batasan yang jelas dan kokoh, jangan ksih celah, sedikit aja dikasih celah, mereka akan gragas gak punya adab.
Jangan normalisasi modus sebagai candaan.
5 notes
·
View notes
Text
Pemkot Serang Tegaskan Tak Punya Kewajiban Ganti Rugi Korban Gusuran
SERANG – Walikota Serang Syafrudin angkat bicara terkait relokasi warga di bantaran Sungai Cibanten, di Karang Serang, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Menurut Walikota pemerintah kota tidak memiliki kewajiban untuk memberikan ganti rugi kepada masyarakat terdampak relokasi. Syafrudin menjelaskan, warga di bantaran sungai Cibanten menempati lahan pemerintah. Warga harus siap pindah kapanpun ketika…
View On WordPress
0 notes
Text
LGBTQ+ = Kemanusiaan
Suatu hari ada orang yang berjasa sekali dalam kerja-kerja kemanusiaan maupun kebudayaan. Seorang guru bangsa sekaligus kawan dekat setiap orang. Ia menjadi kawan, bapak, maupun mbah dari banyak sekali orang. Punggung dan hatinya diserahi tanggung jawab untuk nyengkuyung atau menggendong masalah hati banyak orang; tempat untuk bersandar, maupun tempat untuk mengadu keresahan.
Semuanya dilakukan bertahun-tahun oleh beliau, hampir tiap malam, hampir tiada pernah berhenti. Semua kalangan diterima, hatinya begitu lapang dan tenaganya begitu besar. Seorang guru yang patut sekali untuk dijunjung dan ditiru.
Tapi kemudian ketika sedang marak perdebatan tentang LGBT, beliau diminta untuk menulis dan memberikan keberpihakan. Beliau menolak dan tidak bersepakat dengan konsep itu. Meskipun juga beliau selalu membantu dan menemani banyak banci juga pekerja-pekerja seks komersial untuk mendapatkan hajat hidupnya agar lebih baik.
Kemudian apa yang terjadi atas posisi keberpihakan itu? Beliau dianggap anti kemanusiaan. Tidak adil terhadap manusia yang memiliki pilihan berbeda. Tidak sepakat dengan konsep LGBT = Anti kemanusiaan.
Banyak sekali orang yang mendapat predikat yang sama, tidak sepakat, maka tidak sejalan dengan misi kemanusiaan. Seolah ini adalah kebenaran objectif dan kita semua disuruh menerimanya sebagai nalar wajar.
Hal ini membuat kita berpikir ulang definisi kemanusiaan dan kebenaran objektif. Bagaimana mungkin perbedaan pandangan menegasikan seluruh hal baik yang dilakukan seseorang. Mana mungkin juga atas dasar kebenaran objektif, kita memberi label anti kemanusiaan terhadap orang yang seluruh hidupnya berjalan pada ranah itu. Anomali nilai dan labeling yang keblinger.
Lalu bagaimana posisi saya dalam melihat LGBTQ+?
Kalau kita berbicara dari kacamata kebebasan, hak memilih, sains agama dan psikologi, kita akan bertengkar begitu lama, debat kusir yang tidak akan pernah ada habisnya. Tapi ada pengalaman empiris yang membuat saya yakin atas jalan yang dipilih.
Saya memiliki teman yang punya pengalaman homoseksual, 3 orang. 2 diantaranya sangat dekat sehingga saya diceritakan apa dan bagaimana pengalaman hidupnya menjalani hal tersebut. Sebuah perjalanan panjang yang melelahkan.
2 orang tersebut bercerita mengenai bagaimana komunitas itu berjalan, bagaimana mencari teman kencan, bagaimana proses jalannya, apa saja yang dilakukan, kode-kode yang mereka gunakan untuk mendapat pasangan, semuanya dijelaskan ke saya. Kemudian mereka berkata “saya tidak setuju dengan kampanye LGBT!”
Mereka juga bercerita kalau itu adalah lingkungan yang sangat tidak sehat, mereka ingin keluar dan mendapatkan kesadaran. Mereka merasa salah akan hal itu, dan rata-rata mereka selalu memiliki kans untuk berubah. Dan 3 teman saya itu, akhirnya memilih untuk keluar dari semua itu dan memilih menjalani hidup dengan kelur dari pakem yang selama ini mereka lakukan.
Nah, dari banyak diskusi dari pengalaman-pengalaman diskusi dengan orang yang terlibat di sana itu, saya dapat mengambil keberpihakan: saya tidak sepakat dengan kampanye LGBTQ+, jika mereka saja ingin keluar dari lingkungan yang mereka anggap itu begitu kotor, kenapa saya perlu membelanya?
Saya tetap berteman dengan mereka, tidak menganggapnya kurang atau manusia dengan entitas yang lain, tidak menganggapnya setengah manusia atau apapun yang buruk-buruk. Saya tetap menganggap mereka teman yang sama dengan semua teman saya. Hanya saja, saya tidak sepakat dengan pilihan orientasi seksualnya saja.
Kemudian kita akan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang mengundang perdebatan terkait soal consent, hak untuk memilih orientasi seks, atau segala bentuk normalisasi dengan dalih “ini kan urusan pribadi, tidak ada urusan atau merugikan orang lain”. Dan dari situ, semua yang tidak sepakat dianggap berpikiran sempit, anti kemanusiaan, dan dicancel dalam lingkungan sosial (media) atau masyarakat intelektual.
Sebuah pandangan yang naif, apapun pilihan probadi dan dianggap tidak merugikan orang lain, artinya tidak apa-apa? Pilihan pribadi, jika dilakukan secara kolektif dan dikampanyekan secara masif, ya bakal tetap jadi masalah sosial. Soal consent, kita secara sadar memakai narkoba, atas pilihan pribadi. Tapi tetap ditangkap polisi, kenapa? Kan pilihan pribadi? Ya karena dampak sosialnya juga tinggi.
Teman saya juga menjelaskan, sekali ada yang kena penyakit menular atau pms, apalagi HIV maka akan dijauhi dan dikeluarkan dari komunitas. Urusan pribadi tapi dampaknya tetap akan masuk dalam urusan sosial. Sama halnya seperti swinger, one night stand atau fwban, celup sana-sini, three/foursome, dan lain sebagainya. Tentu kita tidak bisa mengurus urusan ranjang seseorang, tapi bukan berarti penyelewengan-penyelewengan itu diglorifikasi atas dasar pilihan pribadi dan kebebasan individu, diperbolehkn dan dikampanyekan secara masive. Hati kita tahu bahwa itu salah kok, jadi ya memilih tidak sepakat dengan penyelewengan-penyelewengan seksual itu juga tidak ada salahnya.
Kemudian terakhir, kita terbiasa untuk mendikotomisasi, menilai semuanya dengan patokan hitam putih, kalau nggak a ya b, begitu sebaliknya. Contoh tidak setuju dengan konsep LGBTQ+, wah langsung dianggap islam garis keras, close minded, anti misi kemanusiaan, menghalangi kebebasan, dan lain-lain. Muantab ya kan? Kita sulit menerima kebijaksanaan atas pilihan yang lain.
Coba pertanyakan lagi, dari serangkaian kampanye massive LGBTQ+ ini, apa yang dikejar? Kalian ingin membangun masyrakat yang seperti apa? Trash Liberalism’s ini ngapain dipaksakan ke semua orang? Tidak perlu takut dianggap tidak edgy atau apapun itu, tidak sepakat dengan konsep LGBTQ+ juga tidak masalah dan tidak apa-apa.
12 Desember 2022
7 notes
·
View notes