#Nama perempuan yang artinya Jujur
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jesus Revolution (2023)
Sebuah catatan yang dibuat setelah menonton.
Sebelum saya menulis opini tentang film Jesus Revolution ini, saya mau cerita dikit pengalaman saya. Tahun 2016 ada film Silence garapan Martin Scorsese, bercerita tentang pastor yang menyebarkan agama Katolik di tengah masyarakat Jepang yang kala itu masih menganut kepercayaan leluhur. Perjuangan pastor yang diperankan Andrew Garfield ini jelas tidak mudah, beberapa anggotanya dihabisi masyarakat setempat yang menolak datangnya agama baru. Kala itu saya nonton filmnya bareng Dios, dan saya mungkin satu-satunya penonton perempuan Muslim (berjilbab pula) di dalam teater 3 Paragon Mall hari itu. It's okay. Bagi saya, film ya cuma film. Kelar nonton Silence, saya tetap solat kayak biasa.
Oke, cukup ya. Kita kembali ke judul.
Jesus Revolution adalah film kedua yang bertema keyakinan dan penyebaran agama selain Islam, yang saya tonton di bioskop. Judul film diambil dari artikel majalah TIME yang terbit tahun 1971. Jesus Revolution adalah film tentang pergerakan agama Kristen yang melibatkan kaum hippie, dimana saat itu mereka dianggap kaum terbuang dan mendapat stigma negatif di masyarakat. Gaya hidupnya bebas, tinggal sembarangan, jarang mandi, dan berpakaian rada dekil.
Bagaikan de javu, nonton Jesus Revolution memberikan feeling yang sama kayak nonton Silence. Beberapa petugas loket melirik saya (yang berjilbab) ketika saya menyebutkan judul film Jesus Revolution. Mungkin mereka membatin, "ndak salah server tah, mbak'e ini.."
Tapi saya cuek. Saya membayar tiket dan beli popcorn beserta minuman. Dan di dalam teater pun, saya punya feeling kuat bahwa sayalah satu-satunya penonton beragama Islam yang masuk ke teater 3 Cinepolis. Saya bisa merasakan tatapan penonton lain yang melihat saya. Mungkin dalam hati mereka juga membatin seperti para petugas loket di depan,"ndak salah server tah, mbak'e ini..."
Ingat, saya nonton Jesus Revolution ini di hari kedua Idul Fitri. Bisa dimaklumi, bukan, kalau mereka heran? Hahaha..
Nah, sekarang kita ngomongin filmnya sendiri. Alur film Jesus Revolution terasa solid, karakter yang memegang peranan inti ditampilkan dengan baik, porsinya cukup, dan tetap dibuat manusiawi. Artinya, sisi buruk dan sisi lemah mereka pun diperlihatkan. Pastor tidak melulu hadir sebagai sosok yang sempurna, anak lelaki yang sayang ibunya pun tetap ada nakal-nakalnya, bahkan sosok pemimpin hippie yang sepintas mirip Yesus, tampak sangat mengayomi dan menjadi panutan ribuan follower-nya pun masih ada sisi rapuhnya dan kegagalannya sebagai manusia dijelaskan di layar besar.
Porsi drama juga pas. Beberapa adegan berhasil bikin trenyuh, dibawakan dengan baik oleh aktor-aktor. Jujur saya tidak begitu familiar dengan nama-nama yang ada, hanya Kelsey Grammer yang akrab di telinga, itu pun karena namanya saya dengar di salah satu sketsa SNL.
Dan setelah saya menonton bagian akhir film, wajah para aktor ini ternyata hampir mirip dengan wajah asli karakter Greg Laurie, Chuck Smith, dan Lonnie Frisbee di dunia nyata. Artinya casting director mereka beneran kerja :))
Dari segi sinematografi pun cantik, tanpa terlihat artifisial. Setting film ini, seperti saya tulis di muka adalah tahun 1971, yang lazim diwakilkan dengan warna pastel. Saya pribadi cukup puas dengan visual yang dihadirkan. Kayaknya tahun segitu tuh hidup lebih simple, yah?
Overall dari saya : 8/10
2 notes
·
View notes
Text
Refleksi 2023 (Final Part)
Finally, it's gonna be the last part of my story in 2023. Enaknya mulai dari mana dulu ya? Hahaha oke karena part yang sebelumnya udah menceritakan lika-liku perjalanan diri sendiri, sekarang adalah waktunya untuk self reflection. Aku sebagai seorang manusia dan perempuan memang gak sempurna. Sebagian orang berekspektasi terhadapku harus jadi orang kayak gini kayak gitu hmmm cukup capek sih wkwk. Gimana yaa pasti aku pernah melakukan kesalahan selama hidup 27 tahun di dunia. Dan aku memiliki beberapa poin penting untuk insyaAllah aku coba perbaiki dan lakukan pelan-pelan di kemudian hari. Gak perlu nunggu tahun baru, kalo bisa kita intropeksi diri kita setiap hari aja ya. Karena semuanya butuh proses, bukan? Aku pengen membuat list poin-poin penting di sini supaya kalo lupa bisa baca tulisanku sendiri lagi terus balik tobat memperbaiki diri lagi deh hahaha 😂
Kalo lagi keadaan kesel, jangan langsung bales respon orang lain saat itu juga. Karena efeknya bahaya banget. Takutnya malah memberikan respon negatif kepada lawan bicara kita trus jadi drama 🤯 Better inhale dan exhale dulu ya baru kasih respon atau mencoba nahan gak bales dulu, lalu bales di kemudian harinya saat emosi kita udah stabil
Ketika mau curhat ke someone or your bestie, usahakan tanya dulu apakah mereka available untuk dengerin curhatan kita. Karena kita gak tau kondisi seseorang saat itu seperti apa. Siapa tau mereka juga ngalamin masalah yang kamu keluhkan sekarang
Jangan gampang kepancing atau terhasut cerita orang lain sebelum cari faktanya terlebih dahulu. Sering banget nih orang-orang sekitar kita (termasuk aku juga sih yang kadang-kadang pikirannya masih sumbu pendek). Jangan langsung nge-judge karena bahaya banget bisa ngerusak mental orang lain. Karena lagi banyak kasus-kasus kayak gini. Semoga aku dan kalian semua bisa menahan gak langsung nge-judge meskipun MBTI kalian mengandung huruf "J" = Judging wkwk (maafkan aku yaa kalo gak sadar ngasih respon judging 🙏)
Belajar mendengarkan orang lain dulu sampe selesai berbicara. Baru setelah itu pelan-pelan kalian bisa lanjut berbicara. Biar orang yang cerita sama kita merasa dihargai. Misal, ada orang curhat sama kita eh kita malah curhat balik. It's a big no. Dia itu butuh respon kita, bukan malah dengerin curhatan kalian juga yaa 😂 (maafkan juga guys kalo secara tidak sadar aku seperti itu 🙏)
Jangan pernah merasa masalah hidupmu paling berat. Cobalah liat ke bawah supaya bersyukur dalam keadaan apapun. Semua orang yang masih hidup di dunia ini punya challenge masing-masing dan udah sesuai kemampuannya. Jangan lupa untuk husnudzon semakin berat ujian yang kamu hadapi, pasti akan ada sebuah kebahagiaan yang tidak pernah diduga sebelumnya. Ingat Allah itu Maha Adil gak mungkin kamu dibiarkan menderita 😇
Bangunlah boundary atau batasan untuk dirimu sendiri agar kamu bisa menciptakan kenyamanan untuk diri sendiri dan lebih mudah mengenal diri kamu sendiri. Kalo ada orang seenaknya memperlakukan kamu, coba liat ke dirimu sendiri apakah kamu udah menciptakan sebuah batasan untuk dirimu sendiri?
Don't forget to recite morning and evening dhikr. Kalo kalian baca artinya itu bagus bangettt ❤️
Aku termasuk orang yang kesabarannya setipis tisu wkwk. Jadi, yuk latih kesabaran tiap hari 😂 Kalo mau emosi coba menyingkir sejenak sambil istighfar biar yang lain gak kena efek senggol bacok
Inget kata ibu, "Banyakin shalat tahajjud minta dipermudah jalan hidup dan keinginanmu semuanya dikabulkan" Wah, berarti jam tidur yang perlu diperbaiki kan tesisnya udah selesai hehe
Buktikan ke ortu kalo kamu adalah anak yang dewasa dan bertanggung jawab terhadap hidupmu sendiri. Jujur yaa selama ini aku berusaha serius tapi sante biar gak stres, udah gak waktunya mikirin lagi soal main-main dan lebih realistis wkwk (duh muka w kayak bocah kali yaa makanya dianggepnya gak serius. I'm not a little girl anymore huhu 😭)
Ketika kamu udah berjalan terlalu jauh dan jumlah temanmu semakin sedikit, itulah namanya seleksi alam. Kamu masih bisa menemukan teman yang lain di lingkungan positif dan satu frekuensi dengan kamu
Jangan lupa senyum dan ramah apapun kondisinya (kayak pelayanan mbak mbak ind*mar*t wkwkwk). Mau nangis boleh banget kok namanya juga regulasi emosi
Jangan lupa buat memuliakan kedua orang tua selama mereka masih hidup. Karena itu jalan menuju surga dan salah satu faktor yang bisa melancarkan perjalanan hidupmu
Kadang-kadang masih kurang percaya diri sama kemampuan yang aku punya. When no one can believe you (even your parents), believe in yourself that you can achieve anything in your life. Dengan catatan jangan menjadi kaum mager. Kalo mager gak bisa meraih apapun nantinya 😉
Beranikan diri untuk mengunjungi tempat baru (kalo bisa coba going alone biar ngurangin drama emosi gregetan kalo pergi sama temen wkwk)
Stop melihat rumput tetangga yang lebih hijau yaa. Fokus aja ke dirimu sendiri karena kamu masih punya target dan tujuan yang harus dicapai. Inget tetep bersyukur yang banyak~
Kurangi penyesalan ketika bergantung pada manusia. Biasanya manusia mudah mengecewakan. Pengen gak kecewa? Bergantung aja sama Allah yakin gak akan dikecewakan eaaa
Kayaknya terlalu banyak poin-poinnya kalo aku sebutin semuanya di sini. Semoga aja satu persatu bisa aku coba perbaiki di kemudian hari. Terima kasih 2023 karena akhirnya aku mulai menemukan hal sederhana yang bisa bikin aku bahagia dan banyak bersyukur. Apapun manis pahit yang aku alamin di 2023 merupakan suatu pembelajaran buat aku untuk growing menjadi orang yang lebih baik. Kalo kata bapakku, "Udah jalanin aja. Ntar pasti berlalu kok." Bismillahirrahmanirrahim semoga di tahun 2024 ini lebih banyak senyumnya seperti foto di bawah ini dan banyak hal baik yang menghampiri daripada sambat haduh hadeh waduh nya yaa 😂😂😂
(Anyway, aku kepikiran pengen rajin journaling, tapi kok selalu sayang banget kalo banyak tipe-X nya 😂 Jadi gak indah nanti kayak journaling di Pinterest atau Tumblr haha. Karena bukunya bagus dan cute lumayan buat self talk wkwk ����)
0 notes
Text
Filosofi Dibalik Judul Menanti Pagi dan Arti Nama Para Tokoh Utama
Salah satu alasan memilih tumblr sebagai platform menulis tantangan 30 DWC karena tidak banyak orang yang aku kenal mengakses tumblr, bahkan mungkin hampir tidak ada yang akan membaca tumblr aku. Pada umumnya mereka berselancar di instagram ataupun tiktok. Sementara tumblr sudah banyak ditinggalkan oleh orang-orang, bahkan para artis tumblr di masa lalu pun sudah tidak aktif lagi. Jadi aku merasa lebih aman untuk menulis secara jujur tanpa khawatir dihakimi.
Kali ini, aku ingin bercerita tentang filosofi dibalik pemilihan judul novel pertamaku ‘Menanti Pagi’ dan arti nama para tokohnya. Novel pertama aku ini sebenarnya secara garis besar, sekitar 80% mungkin adalah kisahku sendiri. Hanya memang didramatisir sedemikian rupa agar lebih hidup. Jadi kejadian yang ada di novel tetap fiksi. Hanya ide ceritanya saja yang berasal dari kisahku.
Jadi dulu, setelah lulus kuliah sampai bertahun-tahun lamanya, aku berada di titik terendah dalam hidup. Banyak sekali kegagalan yang aku alami di berbagai bidang kehidupan sehingga memunculkan banyak kekhawatiran tentang masa depan. Salah satunya tentang pasangan hidup. Saat itu, pada umumnya, orang-orang yang seumuran sudah pada sukses dari tolok ukur manusia. Mereka sudah punya pekerjaan yang mapan, punya pasangan hidup, punya anak-anak yang lucu, sementara aku belum punya semua itu. Di satu sisi, adikku yang umurnya 10 tahun lebih muda akan segera menikah. Jadi masa-masa itu aku anggap sebagai masa kegelapan.
Selayaknya manusia pasti tidak ingin terus menerus berada dalam kegelapan kan? Ingin juga mengalami terang dalam hidupnya. Oleh karena itu, novelnya diberi judul ‘Menanti Pagi’, kisah seseorang yang menanti sembari berjuang untuk merasakan cahaya pagi. Pagi di novel ini dianalogikan sebagai jodoh. Walaupun kenyataannya penyebab kegelapannya bukan hanya perihal romansa, tapi karena ini novel bergenre romansa islami, jadi ‘pagi’ dianalogikan sebagai jodoh.
Dari menentukan judul, tentu hal yang tidak kalah pentingnya lagi adalah tentang nama dan karakter tokoh. Nama tokoh perempuannya adalah Alifia Inara. Alifia artinya lembut atau ramah, sedangkan Inara artinya berkharisma dan pintar. Jadi kalau digabungkan Alifia Inara artinya perempuan yang lembut, berkharisma dan pintar. Mengapa memilih nama ini? Alasannya karena kata orang apa yang kita tulis itu bisa menjadi doa. Seperti yang aku bilang bahwa tema besar novel adalah kisahku, jadi aku berharap bisa menjadi sosok seperti arti nama Alifia Inara. Kalau dilihat dari kenyataan, karakter lembut dan pintar sudah ada (haha narsis sedikit). Namun, karakter berkharisma itu sangat-sangat bukan aku. Jadi nama itu dipilih agar memotivasi sekaligus doa untuk bisa menjadi berkharisma dan anggun.
Lalu, nama tokoh laki-lakinya adalah Arka Rafqi Al Subhi. Arka artinya Matahari. Rafqi artinya lembut. Al Subhi artinya subuh atau pagi. Jadi kalau digabung Arka Rafqi Al Subhi adalah matahari pagi yang bersinar lembut. Mengapa memilih nama itu? Sesuai judul novel yaitu menanti pagi, jadi aku mencari nama tokoh laki-lakinya yang berarti pagi yang selalu identik dengan terbitnya matahari. Jadilah aku memilih Arka dan Al Subhi. Matahari buatku juga melambangkan kepemimpinan yang gagah dan tegas. Namun karena matahari pagi, sinar kepemimpinannya terasa hangat dan tidak terik. Lalu, mengapa memilih Rafqi? Alasan yang sama dengan pemilihan Alifia Inara. Apa yang ditulis itu bisa menjadi doa. Nama itu aku pilih sebagai bentuk doa. Jadi kalau suatu hari nanti Allah menganugrahi aku pasangan hidup, aku berharap dia seperti sosok Arka Rafqi Al Subhi yang bisa memimpin dengan tegas tapi lembut dan bijaksana.
Itulah filosofi dibalik pemilihan judul dan nama tokoh Novel Menanti Pagi. Nah, jadi kalau kalian pecinta novel, janganlah hanya larut dalam ceritanya! Cobalah lihat sedetail mungkin dari pemilihan judul, nama tokoh, latar belakang tempat dan lain sebagainya! Karena bisa jadi ada filosofi dibalik itu semua yang akan semakin membuat bermakna dan indah sebuah cerita.
Setelah ini, aku ada rencana menulis buku prosa yang judulnya adalah ‘Menuju Pagi’. Ada yang bisa menebak filosofi dibalik judul ‘Menuju Pagi?’
Mungkin sebagian besar akan menebak bahwa menuju pagi artinya sosok tokoh akan bertemu paginya yang dianalogikan sebagai jodoh. Namun itu salah. Setelah aku mengalami berbagai hal dan juga mengamati sekitar, rasanya sungguh tidak bijaksana kalau cahaya pagi itu hanya dianalogikan sebagai jodoh atau hal-hal yang bersifat materi dan keduniaan lainnya. Karena kalau seperti itu, maka kita akan selalu merasa gelap ketika hal-hal yang diinginkan belum kita dapat. Padahal yang namanya manusia kan selalu punya keinginan dunia. Nanti setelah mendapat jodoh, pasti ingin punya anak. Setelah ada anak satu, ingin satu lagi. Setelah ada anak, ingin punya mobil. Setelah punya mobil, nanti ingin punya rumah. Kalau seperti itu, kita akan merasa gelap terus dong karena keinginan tidak akan pernah habis.
Jadi ‘Menuju Pagi’ di sini bermakna menuju ketenangan diri, menuju keikhlasan, menuju keridaan atas semua takdir yang Allah beri. Menuju diri yang mampu menganggap apa pun yang Allah takdirkan dalam hidup adalah anugrah sehingga mampu bersyukur dengan sebenar-benarnya.
Aku berpikir, jika kita mampu memiliki perasaan seperti itu, maka apa pun yang terjadi, kita tidak akan pernah merasa gelap. Apa pun yang terjadi, kita akan tetap mampu merasakan adanya cahaya dalam hidup kita. Itulah arti ‘Pagi’ dari judul buku ‘Menuju Pagi’ yang draftnya masih ada dalam angan.
Doakan buku itu bisa selesai ditulis dan diterbitkan, lalu yang terpenting, aku dan mungkin kalian yang membaca bisa menjadi diri yang seperti ‘pagi’.
0 notes
Text
Update (Kesepian) Hidup
Hallo, kembali lagi membuka halaman ini yang sudah jarang sekali aku temui, mungkin terlalu sibuk dengan game atau memang sedang males aja. Malam ini, kembali kubaca tulisan-tulisanku dari diriku beberapa tahun ke belakang dan suprisingly kok kayak dinasehatin diri sendiri. Memang, yang paling mengerti kita ya diri sendiri.
Kali ini, aku mau menumpahkan perasaan sepi. Ya lagi dan lagi. Kesepian seperti bayangan yang terus mengikuti kemana saja dan kawan yang sangat setia rupanya. Berulang kali aku merasakan hal seperti ini, tapi berulang kali juga bingung harus menghadapinya seperti apa.
Pedih juga ternyata, di saat punya seseorang tapi entah kenapa kaya jauh aja. Tetap ga dipahami dan tetap merasa sendiri. Akhir-akhir ini merasa seperti dunia menjauh dariku. Semua orang seperti sibuk dengan dirinya masing-masing. Ya sebenernya tidak apa, toh siapa aku, dunia kan tidak berputar di porosnya aku ya hahahahaha. Cuma ya itu, aku merasa hidup kok makin kesini makin minim makna. Makin lelah gitu. Terlebih merasa tidak ada orang yang bisa diajak “ngobrol” dan “ndenger”. Gimana ya kita bicara tapi ga didenger jadi males bicara. Fase kaya gini wajar ga sih? Takut otw gila aja hihi
Aku sadar tidak akan ada yang bisa memahami perasaan seseorang sepaham seseorang yang mengalaminya sendiri. Keinginanku sederhana, hanya butuh telinga yang sanggup mendengar perasaan yang tidak bisa aku ungkapin sendiri dan mau mengerti kenapa aku begini dan begitu. Ga melulu minta dipenuhi seperti itu tapi aku rindu rasanya dimengerti. Dipikir-pikir, keinginan itu ga sesederhana itu juga sih di kehidupan nyata hahahaha.
Pernah ga sih merasa yang bener-bener udah bingung harus ngapain lagi? Kek baca buku udah, nonton udah, olahraga udah, pergi kesana kesini udah. Tapi rasanya masih “haus” dan malah makin merasa sepi. Aneh, diri manusia satu ini maunya apa sih hahaha
Tapi kadang suka seneng sih buka IG melihat teman-temanku bertumbuh satu persatu, terutama yang perempuan. Yang sedang hamil, yang sedang mendidik dan mengasihi anak. Mereka struggle tapi sepertinya they can enjoy it. I am happy for them. Mungkin suatu saat aku juga merasakan struggle nya mereka. Tapi Tuhan lagi kasih aku di struggle yang lain untuk tahap ini, aku yakin lagi disiapin sesuatu nih di depan hehehe semoga aja menyenangkan yaa.
Beberapa bulan kebelakang ini, aku susah tidur, sering di jam 3 atau Subuh baru bisa tidur. Capek sih asli rasanya padahal seharian juga ga ngapa-ngapain, maklum lagi pengacara nih hahahaha tapi jujur sudah rindu akan tidur nyenyak dan cepat.
Hari ini soundtracknya lagu Radiohead - No Suprises, seharian muter lagu itu. Kek feeling capek dan sepinya mewakili banget. Dan of course sebagai orang yang cengeng banget, aku nangis seharian. Karena hari ini dimulai dengan kecewa. Ya gimana engga, janjian jam 7 tapi dicancel 7.06 hahaha dimana basic mannernya lu njing? *mode murka* hahaha
Sepi dan capek menjadi orang yang berusaha pengertian, sementara aku lagi sering banget merasa ga dimengerti siapa pun, jadi wajar kan merasa kecewanya banget. Dan lagi-lagi, pikiran untuk berkumpul bersama keluarga muncul lagi. Semua sudah ada di alam lain.
Kek gimana ya rasanya hidup sekarang misal masih ada mereka, apakah perasaan ini akan tetap sama atau engga? Tuhan ini suka guyon emang ngasih skenario hidup ngene banget. All by myself banget motonya ini. Padahal nama aku aja artinya udah manusia, yang mana artinya butuh seseorang untuk menjadikan kita bermakna. Lah ini dikasih sendiri dan sepi terus hahaha disuruh banyak merenung, menyendiri, lama-lama aku jadi filsuf ini mah hahahaha tapi dipikir-pikir lagi semua sufi, filsuf, pejalan atau apapun disebutnya emang hidupnya sering sendiri sih, bahkan mereka bertapa, menyepi, menjauh dari kebisingan dunia. Sepertinya aku salah doa dan cita-cita, ingin jadi orang bijak, padahal jalan menuju kesana hancur-hancuran dan sepinya ampun-ampunan. Huufffttt.
Wah udah panjang banget tulisan ngalor-ngidul ini, mari disudahi dulu yaa. Sekian dan terima nasib.
1 note
·
View note
Text
youtube
Renungan 30Mei2023
Bacaan Injil Mrk 10,28-31
Berkatalah Petrus kepada Yesus: ”Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” Jawab Yesus: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Demikianlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Setelah kisah ‘orang kaya’ yang kecewa atas jawaban Yesus tentang syarat untuk menjadi pengikut Yesus, Petrus kemudian bertanya tentang “upah menjadi pengikut Yesus’ karena para murid telah meninggalkan segalanya baik pekerjaan, harta, keluarga untuk menjadi pengikut-Nya. Yesus mengatakan bahwa ’tidak ada seorang pun yang telah meninggalkan segalanya demi Aku dan demi Injil, yang tidak akan menerima berlipat ganda dalam kehidupan di dunia dan kehidupan kekal.
Yesus mengajarkan bahwa menjadi pengikut-Nya tidaklah mudah, karena akan mengalami penderitaan dan penolakan dalam tugas mewartakan Kerajaan Allah, namun Yesus menjanjikan upah seratus kali lipat baik dalam kehidupan dunia maupun kehidupan kekal bagi mereka yang mau setia menjalankan kehendakNya. Yesus mengajarkan dengan meninggalkan segalanya, kita tidak punya pilihan lain selain berserah kepada kehendak Allah. Ketika ktia melepaskan segalanya sebenarnya Allah mempersiapkan rencana yang indah untuk kita sesuai waktu yang dikehendakiNya asalkan kita tetap setia menjalankan kehendak-Nya. Allah yang kekal akan menganugerahkan hidup kekal kepada mereka yang hanya bergantung kepada-Nya. Yesus pernah mengajar dalam khotbah di bukit, di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada (Mat. 6:21), Yesus mengingatkan semua harta duniawi yang kita miliki haruslah di gunakan untuk kemuliaan namaNya sehingga kita akan menjadi ‘pertama’ dimata Tuhan dan janganlah menjadi ‘orang kaya’ yang lebih mencintai harta ‘duniawi’ nya namun jauh dari Kerajaan Allah.
Pola pikir manusia hari ini berpusat pada paham konsumerisme, dimana eksistensi dipusatkan pada kepemilikan atas barang atau benda yang dipercaya bisa menaikkan derajat dan harga diri di dunia. Untuk bisa memiliki semua itu tentu saja dibutuhkan banyak uang, maka manusia pun terus berkejar-kejaran memburu kekayaan tanpa henti, tanpa rasa puas dan tanpa rasa syukur. Tidak pernah ada kata cukup dalam kamus orang-orang yang mengejar harta. Apapun siap dikorbankan demi mengejarnya, bahkan kalau perlu keluarga sendiri. Jujur atau curang, baik penipuan maupun lewat berbagai kuasa gelap, semua dihalalkan agar pundi-pundi bisa terus bertambah. Membantu orang sama artinya dengan membuang uang. Pintu hati tertutup, tertimbun oleh uang, uang dan uang. Sadar atau tidak, ketika pola pikir menjadi berubah ke arah seperti ini, itu sama saja dengan membiarkan diri masuk ke dalam jebakan setan. “kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Mat 6:24). Memilih mengikut mamon, menghamba kepada uang berarti memilih untuk meninggalkan Tuhan. Itu resiko atau konsekuensi yang tidak bisa dihindarkan.
Harta, kekayaan dan jabatan dapat menjadi sesuatu yang baik dan buruk tergantung bagaimana orang memandang dan menggunakan harta, kekayaan dan jabatan tersebut sebagai sarana memuliakan nama Allah, sebaliknya mata yang gelap menjadikan kita pribadi yang memandang harta sebagai tujuan dan bukan sarana, maka orang fokus untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya bahkan dengan tidak halal dan mengambil hak orang lain untuk kepentingan diri sendiri.
Kebahagiaan yang sejati hanyalah berasal dari Tuhan dan tidak akan pernah berasal dari harta. Harta yang ada jika tidak dikelola dengan baik sesuai apa yang diinginkan Tuhan justru hanya akan membawa kehancuran bagi kita. Berorientasi kepada harta hanyalah akan membuat kita menjadi tamak dan melupakan untuk apa sebenarnya Tuhan memberkati kita di dunia ini. Ini bukan berarti bahwa Tuhan ingin kita hidup miskin serba kekurangan, tetapi Tuhan mau kita tahu kemana seharusnya kita memfokuskan segala berkat yang Dia berikan. Tuhan siap memberi kelimpahan bahkan hal-hal yang tidak atau belum terpikirkan kepada setiap orang yang mengasihiNya (1 Korintus 2:9), tetapi pastikan bahwa semua itu bukan dipakai demi kehidupan konsumerisme, bukan untuk terus ditimbun dan digunakan untuk memuaskan diri sendiri melainkan dipakai untuk memberkati orang lain atas nama Kerajaan Allah
Berkah Dalem
1 note
·
View note
Text
Nama Bayi Perempuan: Rangkaian dan Arti Nama Haqikah
Nama Bayi Perempuan: Rangkaian dan Arti Nama Haqikah
Arti Nama Haqikah – namaanakperempuan.net. Pada umumnya nama seorang perempuan mengandung arti nama penuh kecantikan. Agar nantinya anak perempuan memiliki paras dan ahlak sesuai harapan. Tentunya ini membuat orangtua harus mempertimbangkan maksud dan makna nama yang ada dalam namanya, sebelum akhirnya disematkan untuk nama perempuan.
Kata Haqikah jadi pilihan nama anak yang mempunyai arti baik…
View On WordPress
#Arti Haqikah#Gabungan Nama Haqikah#Makna Nama Haqikah#Maksud Nama Haqikah#Nama perempuan yang artinya Jujur#Rangkaian Nama Haqikah
0 notes
Text
Arti Nama Verenice Dan Rangkaian Namanya
Arti Nama Verenice Dan Rangkaian Namanya
Arti Nama Verenice – tanyanama.com. Dalam hal memberikan nama anak perempuan memang memiliki sedikit kesulitan. Tentu banyak nama bagi bayi yang terdengar modern, padahal dibalik kata itu belum tentu punya maksud nama bagus.
Agar Bapak/ Ibu terhindar dari kesalahan memilih nama anak cewek, kami akan membantu membahas melalui tulisan ini perihal makna nama Verenice. Kata bahasa Latin tidak hanya…
View On WordPress
#Arti Verenice#Makna Nama Verenice#Maksud Nama Verenice#Nama perempuan yang artinya jujur#Rangkaian Nama Verenice
0 notes
Text
Kenapa dalam banyak ayat, ketika ada Allah asy Syakir disertai Allah al 'Aliim?
15 Juli, 10.27 am, ini pesan yang masuk dari Mbak Mila. Bukan sekali-dua kali beliau ketika ingin menjelaskan sesuatu bertanya dulu seperti itu.
Rasanya bingung, karena jelas aku tidak tahu jawabannya apa. Tetapi bilang tidak tahu juga seperti tidak berusaha. Jadi, aku pastikan dulu ke Mbak Mila, "Mba, ini tuh soal yang harus mila jawab, atau cuma cara Mba memulai bahasan sesuatu? Mila sadar dua nama itu deketan aja ngga."
Akhirnya aku buka buku Fikih Asmaul Husna yang aku punya--di mana aku belum sampai pada nama Allah yang Asy Syakir itu. Ada 6 ayat yang ditulis pada bab Asy Syakir, 2 ayat menggunakan kata شاكر dan 4 ayat dengan kata شكور.
Dua ayat dengan kata Syaakir(un) adalah:
إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ, فَمَنْ حَجَّ ٱلْبَيْتَ أَوِ ٱعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَاۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
✨ Al-Baqarah 2:158
Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syi‘ar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa‘i antara keduanya. Dan barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.
✨ An-Nisa' 4:147
مَّا يَفْعَلُ ٱللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَءَامَنتُمْۚ وَكَانَ ٱللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.
Empat ayat dengan kata Syakuur(un) adalah:
✨ Fatir 35:30
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦٓۚ إِنَّهُۥ غَفُورٌ شَكُورٌ
agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.
✨ Fatir 35:34
وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَذْهَبَ عَنَّا ٱلْحَزَنَۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ
Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri,
✨ Ash-Shura 42:23
ذَٰلِكَ ٱلَّذِى يُبَشِّرُ ٱللَّهُ عِبَادَهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِۗ قُل لَّآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا ٱلْمَوَدَّةَ فِى ٱلْقُرْبَىٰۗ وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُۥ فِيهَا حُسْنًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ
Itulah (karunia) yang diberitahukan Allah untuk menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” Dan barangsiapa mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.
✨ At-Taghabun 64:17
إِن تُقْرِضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَٰعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۚ وَٱللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun.
Kelihatan tidak pola dua penggunaan nama tersebut?
Dengan keterbatasan aku menyimpulkan bab itu, aku jawab pertanyaan Mbak Mila dengan, "Hmm, mungkin flash back waktu mila bilang mila bingung sama perbuatan mila sendiri, tapi Allah mah ngga bingung. Jadi Allah tahu perbuatan mila kayak apa, mana kurangnya mana yang udah pasnya, jadi sama Allahnya juga bisa dibalas krna keMahatahuan Allah ttg amal hamba-Nya. Allah tahu mila ini jujur/ridho atau ngga sama perbuatan tersebut."
Beliau kemudian tanya lagi tanpa merespons jawabanku dulu.
Karena sudah baca ayat 34 surat Fathir, aku cek lagi ke ayat sebelum dan sesudahnya. Ternyata ini rangkaian ayat yang bagus banget :')
Di surga, nama yang akan disebut oleh penduduk surga adalah Allah Maha Mensyukuri. Tapi, kenapa? Setelah menunggu hingga besok, Mbak Mila kirim penjelasannya melalui voice note. Sebisa mungkin aku transkrip ke tulisan, ya.
Isi vn Mbak Mila kalau dibuat poin-poin seperti ini:
• Bersyukurnya Allah dengan bersyukurnya manusia itu berbeda. Manusia biasanya bersyukur saat dia tahu dia diberi kebaikan (kita bilang syukron). Misal saat ada yang kasih brownies ke aku.
• Kenapa kata Asy Syakir itu sebelahan sama Al 'Aliim? Manusia itu sering kali merasa ingin menunjukkan kebaikannya supaya manusia itu berterima kasih. Ingin punya image yang baik. Dan ini adalah gharizah-nya manusia (naluri, sesuatu yang manusia memang ingin penuhi--craving for). Dan Allah itu tahu kalau manusia itu memang begitu. Kita pengen kebaikan kita dianggap.
• Dari ayat ini Allah mau bilang, "bahkan saat kamu sembunyikan amal tersebut, dunia itu tidak tahu kita melakukannya, bahkan tidak ada satu makhluk pun yang tahu--Allah itu tahu (Al 'Aliim)."
/me: jadi sama Allah mah dianggap :')/
• Kalau mengecek ayat tentang Luqman menasehati anaknya, perbuatan sekecil apa pun itu Allah tahu dan akan mensyukurinya--mendatangkan balasan.
• Allah mau bikin manusia itu tenang dengan perbuatan kebaikannya. Allah mau gharizahnya manusia terpenuhi. Allah mau ketika manusia beramal itu ngga usah takut karena Allah itu Al 'Aliim.
• Terenyuhnya lagi, penduduk surga itu saat bahagia menyebut nama Allah Asy Syakuur. Karena mereka merasa amal mereka itu sedikit. Kan manusia itu lebih suka menghitung-hitung amal yang besar, kan. Misalnya sedekah 2 milyar. Jadi ngga PD. Padahal justru amal-amal yang dihimpunkan oleh Allah itu amal yang di mata manusia itu keciiil banget.
• Bahkan penduduk surga itu bertanya (terheran), "amal apa ini?" Allah bilang satu tetes air mata yang mengalir ketika engkau melakukan ketaatan di dunia. Jadi bayangin, satu tetes air mata itu, Allah kasih bayarannya. Manusia itu menangis bertetes-tetes dan Allah ganti dengan surga.
/me: lihat lagi di surat Fathir ayat 34/
• Penduduk surga itu bilang, "ya Allah pas dunia kita taat sama engkau sambil menangis. Tapi di surga sekarang ini, tangisan itu seperti tidak pernah terjadi." Ini adalah rasa syukurnya Allah terhadap manusia dan memberikan balasan seperti ini.
/me: Hold up. Dari ayat 34 itu tuh, aku jadi ingat sama thread yang aku pernah buat di instagram tentang why sadness stay longer than happiness. Happiness terasa temporal, tapi sadness seperti selamanya. Bahkan rasa bahagia itu lebih mirip distraksi dari kesedihan aja udah. Happiness is not lingering. Nah, di ayat ini, this is the forever happiness--bahkan sampai bikin kita tuh lupa pernah sesedih itu di dunia :')/
/me: untuk chat selanjutnya ada kata mastatho'tum yang artinya usaha maksimal yang setiap orang akan beda-beda. (Maksimalnya aku dan kamu berbeda, jadi kita nilai diri sendiri ya nanti). Aku pernah bahas ini di instagram juga. Banyak ayat Allah pakai kata tersebut.
instagram
Nah, di bawah sambungan tentang perempuan yang memberi minum anjing.
Nah, bukannya langsung menjawab, Mbak Mila malah bertanya lagi dengan sesuatu yang lain--yang bikin ciut besoknya, haha :'D
Hayoo, harus jawab apa :') sepertinya ngga ada yang sempurna. Hiks.
/me: chat selanjutnya agak panjang, aku copy aja ya..
"Tapi Allah mensyukuri setiap proses dalam serangkaian amal itu.
Misal amalnya shalat. Allah mensyukuri setiap usaha kita segera melangkah untuk wudhu ketika azan berkumandang, mensyukuri ketika kita menunda dulu pekerjaan kita untuk segera shalat, mensyukuri wudhu kita yang benar, daaaann seterusnya.
Walaupun..
Shalatnya belum khusuk misal.
Walaupun wudhunya belum sempurna misal.
Allah ga seperti majikan yang hanya menilai amal itu secara keseluruhan dari hasil akhir, yaitu sempurna atau tidaknya.
Maka, manusia itu balik lagi harus mastatho'tum dalam beramal.
Sampai batas maksimal yang ia mampu, sesuai kadar dirinya, sesuai kejujurannya kepada Allah.
Niatnya, ikhtiarnya, tawakalnya.
Kalau sudah mastathotum, tetiba anak jatuh di depan kita lagi shalat, terus dalam sekejap kita jadi ga khusuk karena hawatir. Allah Asy Syakir akan menerima yang mastathotum tadi (selama niat dan caranya benar).
Maha mensyukurinya Allah juga Allah mengampuni kita dalam ketidaksempurnaan itu. Kita udah selesai shalat nih, ga sempurna pasti shalatnya, ada bagian ga khusuknya. Habis shalat kita istighfar, minta ampun ke Allah, Allah ampuni dan bila Allah berkehendak, Allah asy Syakir akan menyempurnakan amal kita tadi dengan istighfar kita afau amal kita yang lain yang sunnah."
/me: ingat di ayat yang pakai kata Syakuur(un), itu beberapa sandingannya dengan Allah Maha Pengampun. Mbak Mila juga lanjutin dengan kirim ayat tsb.
✨ Fatir 35:30
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦٓۚ إِنَّهُۥ غَفُورٌ شَكُورٌ
agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.
/me: oke, lanjut copy chat-nya Mbak Mila
"Coba mila bayangkan, kalau ada majikan, anak buahnya kerjaannya ga beres, dimana mana ga beres, ngerjain ini ga beres ngerjain itu ga beres, ya ga sesuai lah dengan apa yang dia bilang.
Mungkin ga majikan itu mau berterimakasih terhadap hal² kecil yang beres (maksudnya ada lah dari kerjaan si anak buah tuh sebagian kecil yang selesai)? ENGGAK. Yang ada "saya udah bayar kamu, kamu kerja ga ada yang bener"
Allah berbeda, Allah asy Syakir Mil.
Segitu banyaknya pemberian Allah, Allah mensyukuri yang ga sempurna itu.
Dan ketika hambaNYA menambah dengan istighfar dan amalan sunnah, Allah asy Syakir sempurnakan yang tadi ga sempurna itu."
/me: habis ini Mbak Mila menyinggung Qs. Al Baqarah ayat 158 yang aku tulis di atas.
/me: aku lanjutin dengan copy, ya. Soalnya limit insert picture hanya 10 aja. Padahal chatnya masih ada :')
"Kata tathowwa'a itu, Mil, mengerjakan dengan ridho, dengan kerelaan. Ridho kepada Allah.. Jadi bukan sekedar taat, tapi mengerjakan ketaatan dengan ridho.
Maka penting ketika mengenalkan amal kepada anak, ajak mereka untuk ridhi melakukannya, bukan terpaksa.
Nak, kalau Aa ridho melakukan amal ini, Allah as Syakir akan mensyukuri amal Aa dengan balasan yang sangat besar, balasan kebaikan yang banyak dan ga bisa kita ukur.
Jadi kan ayat ini menjelaskan tentang ibadah sai yang para sahabat itu dulu ga mau sai karena disekitaran areanya itu suka dipakai penyembahan berhala, ga mau itu ya karena hawatir kan.
Maka Allah menurunkan ayat ini untuk meyakinkan bahwa sai itu ga berdosa dan bahkan dalam beberapa riwayat disepakati sebagai rukun haji.
Nah syariah ini tuh bentuk penghargaan/bentuk syukurnya Allah juga kepada ridhonya Ibunda Hajar ketika kejadian mencari air itu. /me: aku jadi berpikir tentang ibadah kurban juga :')/
Maka siapa yang melakukan ibadah sai dengan keridhoan sebagaimana ridhonya Ibunda Hajar, Allah asy Syakir mensyukurinya dengan memberi balasan disisiNYA.
Jadi kalau kita melakukan suatu amal, ridho, Allah as Syakir akan balas dengan balasan yang sangaf besar yang ga bisa kita ukur."
---
Chat dengan Mbak Mila cukup sampai di situ. Karena habis itu masuk malam lebaran. Aku setelah diskusi sama Mbak Mila spt itu, jadi merasakan dorongan yang fresh terkait mengerjakan amalan yang sunnah dan memohon ampun pada Allah.
Lagi-lagi, rasa yang aku dapat itu, ternyata mengerjakan hal tersebut sangat menyenangkan (aku pernah mau bahas tentang memaafkan itu menyenangkan, tapi belum sempat di instagram). Rasanya itu bukan beban, bukan yang--aduh, kenapa sih harus banyak amal gini.
Justru jadi senang karena aku tahu apa yang aku kejar. Aku mengejar Maha Mensyukurinya Allah. Aku mengejar keridhoan Allah dengan akunya juga harus ridho--rela, lega hati, tenang--pada dan saat mengerjakannya.
Aku sebelumnya tanya juga, Mbak gimana ya dengan yang hari ini ngga jadi haji? Rasanya pasti sedih banget ada di malam ini tapi raga tidak di Mekkah. Mbak Mila kembali bilang, selama hatinya ridho, Allah tetap mensyukurinya.
Wah, itu, buatku, adalah jawaban yang sangat ultimate--juga untuk kesedihan2 yang aku miliki dan rasakan. :') Kamu bisa rasakan ngga betapa sayangnya Allah di ayat2 yang tadi aku copy ke sini?
Tapi sebelum aku tutup tulisan ini, aku mau masukan catatan sedikit dari bab Allah Maha Mensyukuri di buku Fikih Asmaul Husna ini. Aku jadikan poin-poin aja ya..
• Allah Asy Syakur Asy Syakir adalah Rabb yang tidak menyia-nyiakan amalan orang yang beramal yang ada di sisi-Nya, bahkan Dia melipatgandakan pahala tanpa perhitungan, yang menerima sedikitpun dari amalan lalu membalasnya dengan pahala dan pemberian yang banyak lagi lapang.
• Salah satu perkataannya Ibnul Qayyim rahimahullah: Dia bersyukur kepada hamba-Nya dengan ucapan, yaitu menyanjungnya di tengah-tengah malaikat dan di hadapan makhluk lainnya di langit. Dia juga bersyukur dengan perbuatan, yakni apabila hamba itu meninggalkan sesuatu karena-Nya, maka Dia akan memberikan kepadanya sesuatu yang lebih utama dari sebelumnya.
• Di antara rasa syukur Allah adalah Dia memberikan balasan di dunia kepada musuh-Nya lantaran kebaikan dan perbuatan ma'ruf yang telah ia lakukan. Sedangkan pada hari kiamat, Allah akan memberikan keringanan untuknya sehingga Dia tidak menyia-nyiakan kebaikan yang telah ia lakukan. /me: huaaa, sebaik itu lho Allah :''
• Di antara syukur Allah adalah Dia mengeluarkan hamba dari neraka lantaran adanya sebesar dzarrah kebaikan padanya dan Dia tidak menyia-nyiakan ukuran tersebut bagi orang itu ✨
• Allah Asy Syakir sangat sayang pada manusia yang memiliki sifat Syukur /me: Mbak Mila juga pernah sampaikan tentang Asmaul Husna ini, ketika ada nama-nama Allah yang jamal (indah, bagus), Allah suka jika sifat ini ada pada manusia juga.
---
Semoga Allah selalu jaga kita dari rasa tidak bersyukur. Semoga Allah menambahkan rasa menghargai diri sendiri atas amal-amal kecil yang kita bisa lakukan sehingga kita pun ridho dengan hal tersebut dan Allah pun ridho :')
Selamat berlebaran, teman-teman.
Saudari kalian, Mila. 20 Juli, 5.35 am.
8 notes
·
View notes
Text
MYSELF
Hai, ini akan menjadi pilihan bacaan yang buruk. Jadi tidak apa-apa jika ingin meninggalkan tulisan ini secepatnya sebelum kalian menyesal.
Nama saya Sin, artinya dosa. Nama itu saya ciptakan untuk melambangkan seberapa saya merasa berdosanya dengan hidup. Bukan ingin jadi sok-sok an, tapi saya hanya ingin jujur dan berharap bisa memperbaikinya.
Sore ini saya putuskan untuk menuliskan ini. Entahlah saya merasa aneh, lebih tepatnya saya tidak merasa apa-apa. Tidak ada bahagia, tidak ada sedih, dan tidak ada tantangan. Hampa. Semoga dengan mencoba menuliskan ini saya bisa mulai memahami dan mengenali diri saya sendiri. Saya butuh tau siapa saya sebenarnya dan bagaimana saya sebenarnya agar hidup saya bisa dilanjutkan. Untuk itu saya mencoba untuk mengurainya satu persatu agar bisa memilah setiap sisi yang mengisi sudut-sudut di diri, otak, dan hati saya.Saya seorang perempuan yang sedang berada di usia dimana hati dan realita bisa bertarung dengan hebat di dalam kepala. Penyakit-penyakit depresi akan sagat mudah singgah jika ini tidak ditangani dengan baik. Berada di usia dua puluhan awal ini saya mulai belajar tentang bagaimana hidup yang sebenarnya, yang menurut saya tentunya. Banyak orang akan berkata “alah baru umur segitu aja sudah lebay” atau “lo belum tau aja hidup yang sebenarnya itu kayak apa”. Tapi saya tidak peduli, karena ini hidup saya, bukan hidup mereka. Dan menurut saya kadar kehidupan orang itu berbeda-beda tergantung bagaimana ia menanggapinya.
Memang benar kita tidak akan pernah tau apa yang diinginkan oleh kehidupan ini sebenarnya. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha agar hidup yang kita jalankan tidak seburuk apa yang dialami orang lain. Memang agak klise membandingkan bagaimana kita hidup dengan bagaimana orang lain hidup. Sebagaimana yang saya katakan sebelumnya, tidak ada yang berhak untuk menghakimi hidup orang lain. Termasuk saya juga. Saya tentunya tidak memiliki keistimewaan apapun meskipun ini adalah tulisan saya.
1 note
·
View note
Text
Martha and I (Chapter 7)
Baiklah, aku ingin kalian membayangkan sebuah ruangan. Gelap, dengan pengeras suara yang cempreng. Maksimal bisa diisi dengan 50 orang—tapi tidak pernah terjadi, percayalah aku sudah sering ke sini dan paling mentok separuh saja yang terisi, itupun jarang. Tempatnya punya sistem pendingin ruangan yang aneh. Kalau tiba-tiba di tengah kegiatan yang kalian lakukan udara jadi agak panas, itu artinya kalian harus cepat-cepat menyudahi apapun yang kalian lakukan—tidak banyak yang bisa dikerjakan selain duduk-duduk, karena itu tandanya si operator sedang ingin mengubah film. Slogan ‘pelanggan adalah raja’ bisa ditemukan di mana saja kecuali di sini.
Ini bioskop kesayangan Martha dan karena orang-orang seperti Martha-lah tempat semacam ini tetap bisa berdiri. Tidak perlu banyak, asal loyal. Tidak peduli lampu led pada trap yang biasanya menunjukkan nomer kursi sebagian mati, atau plafonnya yang datar sehingga membuat speaker memantul-mantulkan audio yang menggema, atau jenis ketidaknyamanan seperti ruang untuk kaki lebih sempit daripada bioskop pada umumnya, tempat ini sudah mirip ibu-ibu 50 tahun yang kebanyakan memakai susuk. Sulit ditolak sekali kau melihatnya.
Bioskop buka seperti jadwal puasa Daud. Sehari buka, sehari tutup dan hanya bisa diakses sore hari sampai tengah malam. Film yang diputar hanya dua jenis, dokumenter dan film berbahasa asing (jangan pergi ke sini pada hari Kamis, biasanya yang diputar film India. Well, aku tidak punya masalah dengan film India tapi siapa tahu kalian begitu). Sesungguhnya konsep bioskop ini unik. Setelah kita membayar tiket, tidak ada yang tahu film seperti apa yang akan ditayangkan selain Tuhan Yang Mahaesa dan pemilik bioskop. Semacam blind date, tapi ‘date’ yang bersangkutan dengan bioskop dibaca ‘death’. Bisa saja kau mendapatkan jatah film Alfred Hitchcock, film noir, film bisu, film dengan bahasa yang bahkan baru pertama kali kau dengar— film terakhir yang kutonton ternyata berbahasa Amharik, bahasa resmi Ethiopia, film erotis yang tentu saja tanpa sensor, film vampire murahan yang pertama tayang saat nenekmu masih remaja, dan favorit Martha adalah film dokumenter. Datang ke bioskop ini seperti membuka kotak Pandora.
Penjaga sekaligus pemiliknya, Pak Salamun Salam (iya, dia minta dipanggil begitu. Jangan tanya kenapa sebab aku pun tak tahu) tampak seperti relik biksu yang terlalu banyak makan lobak. Outfitnya itu-itu saja, kaos singlet dan jam tangan rantai yang keemas-emasan (atau mungkin itu emas sungguhan?). Kepalanya botak di tengah, rambut yang ada diminyaki dengan sia-sia. Kalau ia sedang mengangkat tangan, bisa dilihat bulu ketiaknya seolah mengejek kebotakan rambutnya. Ada juga pegawai bioskop bernama Rendra (ya Tuhan, percayalah dia selalu bersikeras minta dipanggil Rendra. Dari tampangnya, nama aslinya akan terdengar seperti Safi’i yang dieja Sapi’i). Dia asisten Pak Salamun Salam yang seperti raja di dinasti kecilnya ini. Selain dua orang itu, tampang petugas yang lain tidak kukenal sebab mereka terlalu sering diganti.
Aku tidak tahu bagaimana Martha menemukan tempat nyentrik di jantung metropolitan. Lupakan soal itu, fakta bahwa ada bioskop seperti ini saja sudah sangat aneh. Aku punya keyakinan yang sepenuhnya tumbuh karena kecurigaan. Gedung bioskop, yang kalau dari luar berupa ruko bergaya art deco, benar-benar sesuatu yang… apa ya, sepertinya muluk sekali kalau menyebut bioskop Pak Salamun Salam sebagai hidden gem. Tapi kalau kau punya selera nyeleneh macam Martha, kau pasti rajin ke sini.
“Pasti mereka bandar narkoba atau sindikat dagang ginjal,” kataku pada Martha yang kemudian dibalas dengan tawa berderai. Aku memukul lengannya. Ini masalah serius, seseorang tidak boleh tertawa saat mendengar perkara serius, iya kan?
Waktu itu kami berada dalam bioskop yang diisi empat kepala (lima kalau kepala Pak Salamun Salam dihitung juga dari ruang kendali). “Coba deh perhatiin, pemakaman aja masih lebih rame. Lagian mustahil dia bisa bayar sewa atau pajak bangunan, belum lagi film-film yang pasti semuanya ilegal. Tempat kayak gini kelihatan banget kalau dipake buat nutupi sesuatu. Anak kucing pun tahu kalau bisnis ini mencurigakan.”
Bioskop Pak Salamun Salam tidak melulu menyajikan film-film purba. Kalau sedang hoki kau bahkan bisa menonton film asing yang belum ada di bioskop Indonesia. Dulu aku iseng memperhatikan layar, siapa tahu ada watermark dari LK21 atau situs film ilegal lainnya. Tapi usahaku tidak membuahkan hasil.
Martha menahan ekspresi wajahnya seserius mungkin karena paham aku mencoba untuk membahas hal gawat. Jujur saja wajahnya waktu itu lebih mirip orang kebelet pipis.
“Say something!” seruku sambil menyodok rusuknya.
“Salah semua.” Ia balas berbisik. “Kecuali satu, betul banyak filmnya yang ilegal.”
Aku bertepuk tangan sekali. Girang. “I knew it!”
“Ssst! Diem,” balas Martha yang menahan tawa. “Tapi Pak Salam bukan bandar narkoboy apalagi sindikat dagang ginjal. Dasar sotoy. Kamu tahu kenapa jadwal bukanya selang-seling?”
Aku memberinya tatapan ‘apa aku terlihat tahu hal semacam itu?’
Martha dan beberapa orang VIP lainnya datang ke bioskop ini seperti jadwal scalling, dan mereka punya wewenang memanggil Pak Salamun Salam dengan Pak Salam saja (ojek pengkolan kemarin kudengar malah memanggil bapak-bapak misterius itu dengan Mister Salam. Ya ampun, apakah hanya aku yang waras di sini?).
Dia tergelak. “Karena di lantai atas, digunaain buat kasino yang bukanya saat bioskop libur. Trus untuk sistem sehari tutup sehari buka, aku pernah nanya langsung sama Pak Salam. Katanya itu sudah jadi ciri khas tempat ini sejak pertama dibangun sama buyutnya. Dan untuk bioskop, Pak Salam nggak mau repot-repot ngejelasin dari mana dia dapetin semua film-filmnya itu.”
Dalam bayanganku, kasino selalu identik dengan tempat di mana Percy dkk teler saat sedang berusaha menemukan mutiara teleportasi(?). Tempat judi yang mewah dan semua tampak berlebihan. Pengunjungnya bersolek habis-habisan, begitupula bagunannya. Tapi di sini, kasino kelihatan peyot sekali meski boleh kuakui secara keseluruhan bangunannya terawat dengan baik. Aku tidak pernah membayangkan lantai dua dan tiganya difungsikan sebagai tempat judi yang aktif.
Martha melanjutkan, usaha Pak Salamun Salam bisa tetap lancar karena ia punya cukup kuasa. Anaknya jadi orang penting dan meski tanpa bantuan itu, dia bisa meng-cover biaya suap untuk terus membuat bisnisnya tidak diganggu siapa-siapa.
“Trus kenapa kamu nggak bilang dari tadi.”
Marta kembali menatap layar dan berseloroh. “Nggak apa-apa. lucu aja ngeliat kamu kayak gitu.”
Aku bersungut-sungut dan mengikuti Martha melihat ke layar dengan film berbahasa Yunani yang sedang diputar.
***
Setelah aku menangis dan menghabiskan segelas boba, Martha membawaku ke bioskop Pak Salamun Salam. Anggap saja kalian tidak pernah mendengar pengakuanku, tapi sungguh, aku merindukan bioskop aneh dengan pengharum ruangannya yang berbau ringo ame ini.
Kami tidak melihat Rendra di mana-mana, namun ada bocah penjaga loket yang baru. Aku gatal untuk menanyakan ke mana Pak Salamun Salam, namun tidak jadi. Kami memasuki lorong seraya menenteng sekarton penuh cala lili dan gerbera. Tadi saat aku menemani Martha membeli bahan-bahan untuk memasak, toko bunga di muka pasar baru saja kedatangan stok baru. Bunga-bunga cantik harus segera dibawa pulang.
Menolak untuk meletakkan bunga di mobil karena walau sekarang sudah pukul delapan malam, suhu di dalam mobil pasti membuat mereka layu, aku membawa semuanya ke dalam bioskop. Martha menjelaskan pada bocah loket yang mungkin masih SMP bahwa tidak ada makanan yang dibawa, hanya bunga. Satu-satunya peraturan ketat dari bioskop yang cuma memiliki satu ruang teater ini adalah dilarang membawa makanan dan minuman. Sebaik apapun kau menyembunyikannya, pasti akan ketahuan. Dulu sepasang orang—karena aku tidak tahu mereka kekasih atau teman, diusir dan dilarang untuk datang minimal sebulan dari insiden itu. Tentu saja mereka tidak pernah kembali dan tentu saja Pak Salamun Salam tidak terpengaruhi akan hal itu.
“Aku masih inget gara-gara For Sama, malah ikut-ikutan demen nonton dokumenter,” kataku mengenang dokumenter tentang Aleppo yang membuat mataku sebengkak tomat. Siapapun kalian yang membaca ini, jangan pernah menonton dokumenter itu. Mengingatnya pun masih membuatku ingin menangis.
Martha tersenyum dan menyejajari langkahku. Sekarang hari Selasa, lorong bioskop, karpet empuk, aku tidak menyangka bisa berada di sini lagi bersama Martha.
Film yang akan diputar berjudul Belle Epine. Jangan tanya ceritanya bagaimana karena sewaktu lenganku digoncang pelan oleh Martha, aku terbangun dari mati suri. Aku melihat ia hanya mengenakan kaos dan kemeja flanelnya sudah jadi selimutku. Kakiku mati rasa, leherku tidak berada pada tempat yang tepat, pikiranku masih menyangkut di suatu tempat dalam mimpi yang tidak bisa kuingat jelas, Martha memapahku keluar dari bioskop seperti mengantarkan nenek-nenek kukang dan menyapa sambil tertawa pada Pak Salamun Salam yang duduk-duduk di dalam loket. Bocah tadi sudah menghilang, jam dinding di lobi memberitahuku kira-kira sejam setengah kulalui dengan tidur paling nyenyak sejak—entahlah sejak kapan.
“You can sleep over if you want,” tawarku setelah ia memarkirkan mobilku.
“Aku bisa pulang naik gojek.”
“Kamu perempuan, sekarang udah jam 10 lebih. Dan besok kita kuliah agak sore.”
Ia melepaskan sabuk pengaman dan tampak berpikir lalu mengangguk. Kami naik ke lantai enam dengan kantong belanjaan.
“Kamu laper, nggak?” tanya Martha.
“Aku ngantuk, tapi karena kamu ngomong gitu aku jadi inget belum makan apa-apa.”
“How about some spaghetti before bed?”
“Hell yeah!” teriakku di dalam lift.
Terima kasih Tuhan, telah mengembalikan pertemanan ini, ucapku dalam hati yang kemudian ditimpali oleh diriku sendiri dengan, emangnya kamu sama Martha temenan? I mean, ‘cuma’ itu? Yakin? Dibalas lagi oleh, kan emang temen. Apa lagi?
Temen itu kayak kamu sama Mindy, atau Elias, atau Aminda, atau siapapun yang nggak bikin kamu linglung.
Lah, kok lawak. Martha kan emang—
Kamu tahu ini ngerujuk sama apa…
Tunggu dulu, dari mana datangnya suara-suara ini?
“Kamu mau tidur di lift?” tanya Martha. Berdiri di bagian luar lift.
Sudah berapa lama aku melamun?
2 notes
·
View notes
Text
Rivera : Chapter 2
“Jadi, siapa pilihan lu, Ver?”
Sontak pandangannya berubah, sedang aku kembali mencoba menekuri kompas matanya yang lagi-lagi berulah. Ya, perempuan muda di hadapanku ini sedang resah. Rivera, Rivera. Kok permasalahan cinta bikin kamu sebingung ini?
“Gatau, ngga ngerti gue Nan,” keluhnya.
“Pola singularitas yang sama, lagi-dan-lagi,” Aku tersenyum. “Lu tuh anak Psikologi, sukanya ilmu jiwa, tapi sekarang kok bingung kalau jatuh cinta,”
Sepersekian detik, mulutnya memonyong dan meniupkan udara ke arah keningnya, layaknya bunyi angin dari ban yang gembos yang dapat menggerakkan beberapa helai poninya yang menyembul dari gelung rambutnya. Aku kagum sekaligus heran, kok perempuan bisa begitu cantik kalau melakukan hal itu ya?
Ia menggaruk lantai dengan pangkal sepatu loafer-nya, meregangkan kakinya yang sejak tadi bersilangan tampak tak karuan seperti keadaan hatinya. Bahasa tubuhnya sudah menunjukkan gelisah yang konkret.
Sedang aku, hanya tersenyum melihatnya. Maksudku, melihat pokok permasalahannya mengenai lelaki, menurut perspektifku- sembari ya, menuntun ia mengeja jawaban apa yang ia inginkan bibirnya selaras dengan hatinya. Ya, ia bukan perempuan polos yang tak tahu jawaban dari pilihannya sendiri. Siapa bilang perempuan andal dalam menilai kerumitan lelaki? Boleh jadi teorinya dipelajari di kelas, tapi menemui beda tiap kepala tentu saja artinya berbeda lagi.
“Dua-duanya bikin nyaman,” ucapnya, sambil menyalakan batang mentol kedua.
“Nyaman dalam definisi apa, dulu?” sergahku.
“Ya gitu deh. Punya karakter masing-masing,”
“Ya itu mah pasti,” Kutangkap ekor matanya. “Masalahnya bukan itu. Tapi, gimana caranya supaya elu mampu memilih yang tepat untuk kondisi sekarang,”
“Maksud lu, Nan?” Kali ini Rivera menggeser kuda-kuda kursinya mendekat ke arahku.
Aku menghela nafas. Penjelasan soal logika kadang tak melulu mudah dimengerti oleh perempuan. Lelaki memang menang telak soal ini, bukan? Sialnya, dalam kasus ini yang justru harus memilih adalah perempuan, diantara dua kutub hatinya yang begitu bertentangan satu sama lain.
“Kata dasarnya nyaman, ya. Tolong garisbawahi dulu ucapan gue,” aku mendeham. “Tolong matiin dulu itu rokok , asapnya ganggu, gue jadi gabisa mikir nih,”
Ia mengangguk pelan sembari menyilangkan lagi kakinya, merebahkan punggungnya di bahu kursi panjang berukir yang sejak tadi tak digunakannya untuk bertopang. Kini badannya condong penuh ke arahku, bersikap menekuri arif setiap ucapku. I��ll give you the last shot, semoga kau mengerti.
“Tergantung lu sih, Ver. Rasa nyamannya eu sama sifat dua lelaki itu pasti punya gaya yang beda. Satu, ada sifat cowo yang bikin elu nyaman terlindungi. Ini bakal cocok banget kalau elu ngerasa hidup dan tantangan yang dijalanin tiap hari itu bikin ngga nyaman,”
“…. Misal, kaya tugas-tugas kuliah elu, atau kaya semacam kumpul himpunan, atau apalah, yang pokoknya ribet-ribet, pokoknya elu tuh sibuk, when you have through many hard times,” Sembari telunjukku mengacung, “Cowo ini yang pas buat meredam tensi stres lu, yang bakal ngerti lu di kala kesibukan, yang bisa ngatur waktunya buat tetap terhubung dengan lu, yang jadi es pendingin di hari-hari lu yang panas ngga jelas. Ya, lelaki gini cocok lah kalo gitu,”
Ia mengangguk. Sontak matanya melihat tanganku yang membentuk huruf V.
“Dua, ada juga sifat cowo yang justru bikin elu keluar dari zona nyaman. Ngerti kan? Jadi, ini bakal pas kalau hidup lu itu terasa mengalir seperti biasa aja, ngga ada yang aneh, bahkan cenderung basi. Aktivitas elu mungkin gitu-gitu doang, segala tantangan bisa lu handle, sekolah-pulang-sekolah-pulang… dan bahkan kalau elu ngerasa bosan ngejalaninnya…”
“…Nah, cowo tipe gini yang lu butuhin banget. Yang suatu kali tiba-tiba ngajak elu pulang naik damri bareng, yang tiba-tiba dateng ke rumah kamu ngajak ngejain tugas sambil bawa sebuket bunga, atau yang bela-belain nyanyi pake gitar pas dari selasar kampus kalau lu lagi belajar di kelas. Gila sih emang, tapi yang kaya gini ada. Yang intinya bikin hidup lu lebih berwarna, yang bisa bikin roller coaster gitu, yang bikin elu bakal nanya ; kejutan yang dia buat hari ini kira-kira apa ya?”
Rivera menghembuskan nafasnya panjang, bernada sumbang. Kebingungannya ia jadikan alasan untuk menepuk-nepuk sweater birunya yang kejatuhan abu rokok sejak tadi. Tampaknya, logikanya yang berkelir sedang memilih, mencari-cari alasan terbaiknya untuk satu nama.
Sementara, aku terdiam dan menunggu setelah kuselesaikan kalimat pamungkasku. Barangkali, terang pilihannya untuk dapat dikatakannya sekarang juga. Atau justru kalimat bingung nan ambigu yang sama?
.
“Namanya siapa aja, sih?”
“Bernard.. ama Tarra, Nan” ujarnya, sambil merentangkan tangan menjangkau zippo miliknya.
“Jadi, mau ama siapa?” Pungkasku, sambil merampas zippo itu terlebih dulu.
“Gatau,” dia memaksa nyengir.
“Hehe,” tukasku, kesal. “Jangan pake perasaan mulu, napa. Sekali-kali logikaan coba! Dasar cewe,”
Ia berdeham.
“Hehe,”
“Haha-hehe-haha-hehe, huuuuu,” Aku makin kesal dibuatnya. “Inget, asal ngga ganggu kuliahnya ya! Elu sendiri bilang semester kemarenan udah dapet dua nilai C matkul dosen killer, masa mau diulangin lagi?”
‘Iyaaaaa,” ucapnya, sambil memperagakan gerakan mencium ke arahku.
“Woy apaan, anjir!!” aku mengibaskan jemariku, sementara Rivera seperti biasa hanya terkekeh. Ia sudah sangat terbiasa menggodaku. Katanya, lelaki rikuh sepertiku enak untuk digoda. Paling tidak, tidak ada intensi membalas. Curang memang, ia sering mencubit dadaku sementara aku tidak bisa melakukan hal yang sama.
“Tapi, makasih ya Nan. Nanti deh, gue pilih nama yang terbaik. Jangan sampe salah pilih, jangan sampe nyakitin hati salah seorang dari mereka.” ujarnya diplomatis.
Aku tersenyum, mengacak-acak rambutnya. Sengaja kucuri jepit rambutnya, agar rambutnya tergerai bebas seperti kebingungannya yang sejak tadi menyanderanya. Ia masih setia dengan jepitan rambut dari kadoku dulu.
“Iya, Astari,” Aku tersenyum. “Duh, udah berapa orang pacar elu sih, Ver. Gebetan mah udah ngga keitung. Elu kok gampang banget jatuh cinta, kenapa deh?” tanyaku, sambil merogoh kocek mencari sebungkus kretek.
“Elu mau tau ngga rahasia penting,” cengirnya manis. “Gue sebagai anak psikologi itu demen banget sih mengenali karakter orang, kesan pada jiwa orang kan beda-beda. Lewat mata, yang katanya jendela jiwa. Lalu lewat kata-katanya, perbuatannya, kebiasannya, sampe ke pemikirannya,” ujarnya, sambil menyalakan lagi mentolnya bersamaku.
“Kalo gitu mah wawancara aja udeh, kenapa mesti pacaran? ribet,”
“Aduh, Nan. Gimana ya ngejelasinnya. Situasi gini butuh pengorbanan, musti nge-blend. Mengenali Psyche itu ngga cuma bisa kaya nyentuh permukaan air. Sekali waktu, elu harus nyelem ke dalemnya. Ini cara gue buat lebih ngerti, terutama pikiran lelaki ke perempuan kaya gue,”
Aku mencoba memahaminya dalam satu hembusan kretek yang panjang. Mengepulkannya ke atas kepala, membuat bulatan-bulatan yang berkelir dengan kebingunganku di udara.
“Nyelem mah elu kudu nikah dong ama dia. Ngga fair dong kalo cuma pacaran mah. Elu ngga tidur ama dia, ngga hidup dengan dia, ngga membersamai dia….”
Telunjuk Rivera menyentuh bibirku. “Iya iya, ini mah cuman snorkeling lah, ibaratnya. Serius amat hidup lu, Nan. Lah jadi keder gue, heran deh,”
“Iya, santai dong ah, gue cuman excited doang kali,” ujarku sembari menyusutkan posisi tegak bahuku. Mengedarkan pandangan sekeliling, aku merasa cukup nyaman berada di cafe kecil berornamen serba putih di bilangan jalan Maranatha ini. Kebetulan hari sedang hujan dan tidak sedang ramai orang. Seringkali dalam hening, aku tak sadar bisa menggumam sendiri. Kali ini soal perilaku Rivera yang membuatku heran, apakah dia sengaja untuk mencari sesuatu yang baik dengan menyakiti perasaan orang lain? Kadang bisa gila juga aku kalau menelusuri jalan pikirannya. Hanya saja dalam pikiranku, ada sedikit hal yang kusetujui ; bahwa dalam melakukan percobaan, seringkali memang membutuhkan korban.
Bersandar lalu menatap jendela, menghembuskan dua pertiga sisa kretekku dengan khidmat. Pacaran? Cih. Aku seperti tak mengenali lagi ujaran itu. Hampir dua tahun aku merasakan abrasi dalam hatiku soal keberanian menghadapi ancaman cinta-mencintai. Buatku, pengalaman cinta memang sekolosal itu ; berani berlayar, berani juga menghadapi resiko tenggelam. Hanya saja, aku waktu itu belum siap dan terkaget-kaget ketika perahu hubunganku limbung dengan seorang wanita yang sampai hari ini masih membekas ingatannya padaku. Ah, sial. Belum ada obatnya.
“Kenapa ngga elu aja sih, Nan, yang jadi pacar gue?”
Aku yang tadi sedang berada di kuadran masa lalu, seperti tertarik oleh suara lentik yang seperti petir di siang bolong. Untung, pikiranku masih sempat berhitung soal jawaban terbaik.
“Bukan tipe gue, elu mah,”
“Taik.” semburnya kesal.
“Yeeh, nyolot,”
“Trus, kenapa elu ngga pacaran sampe sekarang?”
“Males gue. Masih belum nemu aja, Ver”
“Secakep sih mantan lu? Siapa namanya, Alya ya? Yang dulu sempat lu ceritain? Sampe bikin elu jadi lelaki kikuk kaya gini, aduh. Padahal elu tipe yang bisa banget ngertiin cewe loh, Nan.”
“Udah lah, ngga usah diobrolin lagi,”
Rivera menangkap perubahaan moodku. Dengan segera ia menamatkan mentolnya dan membenamkannya ke dalam asbak. Lalu, ia bernyanyi tanpa lirik sembari melihatku mengatur kembali suasana hati. Ia agaknya sudah paham bagaimana caraku marah. Dan cara marahku adalah diam. Saat ketika diam seperti ini caranya yang paling membuatku segera lebih baik adalah memperdengarkan suara merdunya. Jujur, aku menikmatinya. Bagaimanapun, sosok perempuan ini memang spesial. Aku akui. Hal kecil seperti merokok bersama perempuan adalah sebuah kecanggungan bahkan tabu ; tetapi tidak terjadi bila aku bersama Rivera.
“Dah, yok balik,” aku menenggelamkan punting terakhirku.
“Yok,” Ia mengenakan jaket dan menggelung rambutnya, merampas lagi jepitan rambut ungu miliknya yang sejak tadi kuletakkan di atas meja.
“Mendung nih. Bawa si Cooper ngga?” ujarku, menanyakan mobilnya.
“Ngga. Lagian bodo amatlah basah dikit, deket kok kosan gue. Hayu aja cus balik,”
“Siap, princess..”
Kustarter Piaggioku, menawarkan boncengan sebentar ke depan kostnya sebelum aku menerjang hujan yang dinginnya terasa jeri. Meski begitu, seperti hari-hari biasanya, hubunganku dengan Rivera tampak berlangsung dengan baik-baik saja.
.
Bersambung...
Bandung, 18 April 2020.
Cerita sebelumnya di sini.
41 notes
·
View notes
Text
Abang
Pernah ngga sih ngerasain mendadak dapet perhatian? Tunggu, ini bukan perhatian manis atau rasa sayang yang biasa diberikan sesama pasangan kekasih. Ini perhatian antara kakak kepada adiknya, atau adik kepada kakaknya.
Sebagai seorang cikal, aku bener2 buta akan hadirnya seorang yang lebih tua (kakak). Malah sehari2 aku yang lebih banyak memberi perhatian kepada kedua adik, bukan sebaliknya. Jadi, selain dari orang tua, meskipun perhatian beliau tidak buruk dan tidak kurang, aku terkadang ingin merasakan hadirnya seorang yang lebih tua, sebagai pemberi perhatian kedua tetapi bukan sebagai pasangan. Yah, mengertilah, ya? Aku terkadang ingin sekali punya seorang abang. Mengapa? Karena sebagai perempuan, rasanya memiliki abang akan merasa lebih dilindungi, dijaga, dan sebagainya. Ngerti, kan?
Mana bisa? Tapi ternyata ada satu kemungkinan kedua yang sangat baik. Aku ditakdirkan memiliki cukup banyak sepupu lelaki dari keluarga ayah, yang biasa kupanggil "Abang". Dua yang lumayan dekat dan satu yang paling dekat.
Abang yang satu ini, yang sudah menemani kurang lebih selama dua minggu. Nongkrong, keliling2 Bandung, cerita2, belajar mobil. Semuanya sama Abang, temen Abang, aku, dan kedua adikku.
Yang akan selalu aku ingat kata2 Abang adalah:
"Abang tuh takut sama perempuan, Thay, takut disakiti." Kita tertawa.
"Abang tuh masih gangerti loh, Thay, kuliah jurusan matematika tuh gedenya kerja apa aja sih?" Kemudian aku sibuk menjelaskan.
Waktu Abang ajarin aku mobil, sungguh ini kenangan terbaik. Hahaha. Ketika Abang deg2an ngeliat aku bawa mobil, sampe akhirnya aku bisa dan lancar, Bang! Bisa bawa ke jalan macet, jalan penuh orang2, jalan nanjak, mudun, dan jalan tol! Ngeliat Abang yang kaget dan buru2 narik rem tangan karena aku yang tiba2 berhenti di tanjakan! YaAllah, lucu juga ya? Bisa bawa mobil manual itu adalah salah satu impian yang aku tuliskan di atas kertas dan Abang dengan senang hati membantuku mewujudkannya! Abang meluangkan waktu buat ngajarin aku! Abang yang membuatku memutus rasa takut itu dan menggantinya dengan rasa percaya diri! Selesai pandemi, aku bisa lebih nyaman pergi kuliah dengan mobil. Tanpa asap kendaraan. Tanpa takut jatuh dan langsung terkena aspal (jujur, sampai sekarang, itu salah satu ketakutanku yang selalu terbayang2 ketika membawa motor). Itu semua berkat arahan Abang dan teman Abang.
"Ganti gigi dua, Thay."
"Cakeeep. Udah halus ganti gigi-nya."
"Pokoknya kalo nyetir mobil itu jangan mikirin orang lain bakal nabrak kita."
"Za (ini nama teman Abang), udah enjoy gua sekarang disupirin Thaya." Kita tertawa.
"Za, lu tuh teoritis juga ya orangnya? Hahahaha."
"Nah, sekarang kita belajar ganti gigi di tanjakan ya, Thay."
"Ohiyaaa, lupa kita belum sholat."
"Kalian masuk aja, gua mau nyebat dulu di luar." :))
"Kita nongkrong dulu lah ya di Indomart (itu artinya Abang mau nyebat dulu haha ;(), abis itu kita lanjut latihan lagi ke arah kota."
"Latihan ga sekarang, Thay?"
"Abang tadi lagi nyuci baju, baru aja tadi bales WA Thaya."
"Pesen2 aja, Thay, Abang traktir, Abang lagi ulang tahun (padahal bohong)." :(
"Udah bisa ini mah Thaya."
"Abang sih lebih suka cewe cuek, lebih menantang." Hahaha.
"Thaya mau nasi goreng?"
"Abang mandi dulu ya, Thay."
"Abang di jalan ke rumah Thaya, ini bentar lagi sampe."
Ah, terlalu banyak, Bang. Mungkin nanti kalau seseorang bertanya, "Kamu diajarin nyetir mobil sama siapa, Thay?" Abang-lah jawabannya. Mungkin nanti kalau seseorang bertanya, "Kamu punya kakak ga, Thay?" Abang-lah jawabannya.
Jujur, meskipun asap batang candu Abang sering banget bikin aku sesek, kebauan, dan ingin cepet2 menghindar, sugguh itu ngga ada apa2nya. Abang terlalu baik. Abang terlalu ramah dan sopan. Dan itu sudah menebus semuanya. Abang adalah abang yang mengajari aku tentang "semua perhatian itu akan ada timbal baliknya". Aku seneng, akhirnya aku tau gimana rasanya punya abang. Akhirnya aku tau gimana rasanya dikasih perhatian dan dijagain sama seorang abang. Aku seneng punya abang yang baik.
Hehehehe maaf ya. Kalau kamu teman dekat aku, kamu pasti tahu kalau aku memang se-perasa-ini orangnya. Jujur aku takut2 menulis ini. Aku terlalu malu. Tapi gapapa, toh ini bukan suatu hal yang buruk, bukan? Terimakasih ya, Bang. Abang lucu, humoris, dan berhasil ngehibur aku tiap hari wkwk. Besok lusa Abang pasti harus pulang, gapapa, entah aku atau Abang nanti akan menyusul kembali untuk bertemu. Aku sayang Abang. Aku bener2 sayang Abang.
.
.
Sepertinya, lama-kelamaan tulisan di tumblr-ku ini semakin tidak baku, ya? Tidak apalah, yang penting, aku tetap bisa mengutarakan semua perasaan ini.
Karena aku ngga akan menulis di sini kalo ngga membuat bener-bener bahagia. Dan aku ngga akan menulis di sini kalo ngga membuat bener-bener menderita.
Jadi, untuk siapapun pembaca yang merasa dirinya terlibat dalam tulisan, hanya ada dua pilihan: Kamu telah membuatku sangat bahagia atau kamu telah membuatku sangat menderita. Dan sungguh, aku menulis dengan hati. Itu yang ditulis, itu pula yang dirasakan.
.
Bandung, 8 Agustus 2020. 00:23. Alhamdulillaah wasyukurillaah. Aku sadar, perhatian tidak melulu harus didapat dari seorang kekasih. Tidak punya kekasih bukan masalah. Ternyata, masih banyak orang terkasih di sekeliling kita yang harus diberikan banyak terima kasih. Sekali lagi, terima kasih ya, Abang. Aku sayang Abang. Semoga Abang sehat selalu. :)
1 note
·
View note
Text
Kedewasaan itu adalah...
Dewasa, sebuah kata yang sulit diidentifikasikan makna yang sebenarnya itu bagaimana, karena banyak orang memiliki sudut pandang tersendiri ketika ditanya apa makna dewasa baginya. Katanya, dewasa itu tidak bergantung pada usia kita. Artinya ketika bertambah usia tidak selalu berbarengan dengan kedewasaannya.
Dewasa, apakah harus terlihat selalu serius? Apakah harus diselimuti dengan sikap diam? Atau apakah boleh orang dewasa itu tertawa? Apakah boleh orang dewasa bersikap konyol? Pecicilan? Bercanda?
Jiwa muda seseorang itu tidak pernah dapat dibohongi, tidak dapat ditutupi. Ketika mengenal sunnah, seseorang akan bersikap dan berpenampilan dengan tampak seperti orang dewasa. Semua itu hanya soal proporsi, soal porsi pembagian yang sesuai dan tidak berlebihan. Dewasa artinya ya dirimu harus bersikap serius dalam waktu yang tepat, bercanda dikondisi tertentu, tertawa di waktu yang sesuai. Sekali lagi semuanya sesuai porsi dan ditempatkan dalam tempatnya masing-masing.
Terus kamu bagaimana? Entah!
Kalau boleh jujur, aura jiwa muda itu sulit ditutupi. Bersikap serius didepan orang lain, namun dalam diri membayangkan hal-hal konyol yang terkadang membuat tertawa dalam hati. Atau bahkan tidak mampu memendam tawa dalam hati hingga akhirnya terekspresi didepan orang lain. -___- Bukan masalah memang hal tersebut, namun kalau dilakukan di waktu yang tidak tepat ya salah juga. Huufttt..
Dewasa itu tentang pola pikir, tentang cara bersikap, tentang cara berbicara dan bertutur kata, tentang penampilan, tentang gaya atau gesture tubuh. Kisah menarik yang melambangkan kedewasaan adalah kisah Haditsatul Ifki, tentang terfitnahnya Ibunda Aisyah dan Shafwan yang waktu itu dituduh berzina oleh Abdullah bin Ubay bin Sallul. Bagaimana Allah Ta’ala begitu mencintai Aisyah dengan membuatnya sakit dan tidak dapat keluar rumah sehingga tidak mengetahui isu yang sedang beredar di sekitarnya. Sikap suaminya yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang berubah menjadi lebih dingin kepada dirinya namun beliau masih terus berhuznudzon kepada suaminya tersebut. Hingga pada akhirnya beliau tahu fakta mengenai isu tersebut dan tidak membalas dengan apapun, beliau hanya menangis dan berdoa kepada Allah. Sampai pada akhirnya Allah turunkan ayat untuk memutihkan kembali nama baik Ibunda Aisyah. Sebuah kedewasaan yang patut dicontoh, kedewasaan yang dimiliki oleh seorang perempuan yang baru berusia sekitar 13 tahun.
Kedewasaan itu tentang menyederhanakan setiap masalah, terlebih kita sebagai perempuan. Karena perempuan sudah menjadi fitrahnya bengkok, memiliki akal yang tidak sempurna. Ketika mendapat guncangan, kaum perempuan lebih mudah untuk goyah dan hancur. Oleh karena itu kita harus berusaha untuk melawan secara pelan-pelan fitrah yang satu ini, supaya kedewasaan sedikit demi sedikit dapat diraih.
1 note
·
View note
Text
Perempuan Itu Jatuh Cinta Diam-Diam
"Mbak, kalau regresi logistik terlalu cetek gak ya untuk proposal penelitian, aku kuali banget nih, terlalu jetlag kalau bikin kuanti dalam waktu terbatas," Kataku sambil bolak balik buku multivariate.
"Moderasi atau parsial aja lah, jangan regresi, kenapa kamu ga jadi expert kuali aja siih"
"Mbak bisa aja sih. Saya itu cuma beruntung, ya pengenlah bisa baca banyak ragam data, ga narrow minded gitu, bisa diajak ngomong apa aja,"
"Ya elah, tahu boleh, tapi expertnya kuali aja,"
"Kenapa ih, mbak ga mau ya kan ladangnya diambil saya?"
"Ya gaklah, kita kan sering tuh ngomong, 'fakhiii ajarin kuali dong, lalu dijawab kamu, mbak ajarin kuanti dong' tapi cuma ngomong karena kita tahu kita sedang fokus dulu di suatu keahlian, jadi fokus. Kita sedang merayap jadi fokus, diversifikasi itu nanti aja,"
"Duh, mbak, sekarang tuh masih jamannya positivistic, dicarinya peneliti yang bisa baca angka, kalau anak post-positivistik kayak saya belum banyak dicari,"
"Eh, Fakhi, pede an dikit ngapa. Kamu kan kerja keras, typical lulusan UGM, too humble. Songong itu modal hidup."
"Duh, ga penting lulusan UGM apa ga. Yang penting kerja keras. Oh ya, saya lagi ga aktivasi mode songong. Songong itu udah arti nama saya, jadi kayaknya saya perlu ubah nama saya biar ga ada elemen kata songongnya. Biar ga disebut bawakan orok."
"Emang nama kamu yang mana yang ada songongnya?" tanyanya.
"Fakhirah..."
"Emang apa artinya?"
"Orang yang bangga,"
"Bagus dong,"
"Iya, tapi orang yang bangga beda sama orang yang membanggakan,"
"Ya gapapa,"
"Nih mbak, varian artinya kalau di bahasa Arab, Fakhirah itu orang yang bermegah-megahan, orang yang membanggakan dirinya, orang yang gumedhe kalau kata orang Jawa."
"Haha, iya juga. Ya udah kita fokus riset, udah ambil data sana ke Gunung Kidul," kata atasan saya.
Tiba-tiba sebuah pesan masuk dari seorang kawan SMA yang membuat saya tersenyum dan terlempar ke masa lalu.
***
Kita akan selalu bisa menertawai kenaifan di masa muda kita, bukan begitu? Termasuk soal kisah saya dan kawan saya.
***
2019
"Hei, kenalan sama ponakanmu," Ponakan. Kata yang akhir-akhir ini sering mampir untuk menyebut semua bayi-bayi yang lahir dari teman sebaya.
Aku melihat foto bocah imut di layar kaca dan mengamat-amati bocah lucu ini. Dahinya berkerut.
"Iya ih, serius amat. Dahinya udah berkerut. Kecil-kecil sudah mikirin masyarakat nih, dia besok kayaknya ganteng, sholih dan cerdas,. Ulama dah," ketik saya di keypad ponsel pintar warna hitam saya.
"Ya doanya saja ya Onty," balas kawan saya yang kini sedang baru asyik-asyiknya menjadi ibu baru. Saya berharap dia nggak terkena baby blues atau post partum depression yang biasa terjadi bagi ibu hamil baru.
"Iya, onty doain biar jadi orang baik yang berguna untuk banyak orang," balasnya lewat aplikasi chat berlogo hijau itu.
Aku tertawa, "Ah, hidup ini kita emang nggak pernah tahu akan membawa kita kemana,"
Aku merenggangkan tangan dan kembali sibuk membaca sesuatu tentang regresi logistic. Salah satu metode yangs sering dipakai dalam statistika untuk membaca pengaruh variable. Psikologi adalah salah satu rumpun sosial yang sangat kuat budaya riset kuantitatifnya, setelah ekonomi. Konon demikian. Jadi kami juga harus bisa melakukan eksperimen. Konon lagi.
***
9 tahun lalu.
Dia sesenggukan di depanku.
Wajahnya pasi. Aku hanya bisa menunggunya selesai. Wajah putihnya memerah.
"Sudah, nggak usah dipikir, orang kayak gitu kok ditangisi, nggak worth" kataku menepuk-nepuk bahunya. Kita sedang berada di selasar asrama.
"Nggak tahu kenapa, rasanya perih banget. Aku nggak ngerti kenapa aku suka dia. Dia itu apa sih, bengal iya, nakal, tapi aku nggak ngerti setiap dia dihukum kok aku ikutan sakit," dia mengusap air matanya.
Aku menelan ludah tak habis pikir. Dalam semua kenyataan hidup, kadang ini terjadi, sebuah arah rasa yang tidak bisa dijelaskan dengan logika.
Temanku ini, sudah sholihah, baik, supel, dan aku tahu seseorang di struktur OSIS yang memegang tanggungjawab tinggi menyukainya, malah menyukai seorang kawan di ujung sana yang kerap kali kena hukum karena tingkahnya. Aku tidak mengatakan cowok ini bukan orang baik. Aku hanya bisa mengatakan, cowok ini bukan tipe orang yang harga dirinya dan imagenya terluka dengan menentang norma-norma sosial yang ada. Dia hanya, yah, menjadi dirinya sendiri, yang kadang tidak sesuai norma.
"Kita tahu, bahwa rasa suka itu wajar, kadang akan semakin menjadi dengan adanya pertemuan-pertemuan. Jadi, bertahanlah, nanti kita lulus SMA juga akan pisah. Nggak akan ketemu lagi. Dan kamu akan bertemu orang baru."
Rumusku sederhana, witing tresna jalaran saka kulina. Cinta karena terbiasa. Jadi yang harus dihilangkan adalah kesempatan untuk bertemu dan interaksi-interaksi yang tidak perlu. Yang harus diintervensi adalah itu. Rumusku sederhana, semua bisa hilang jika tidak dirawat. Maka, sejak SMA, itu saranku untuk teman-temanku. Jika ada cewek/cowok yang menghindarimu bisa jadi dia membencimu atau sebaliknya, menyukaimu. Ya, tapi terlalu sulit membedakannya.
"Iyaa, masih lama ya kita lulus SMA-nya," dia kembali mengusap air matanya.
Aku tertawa, ya elah, kita baru aja masuk.
Dan selama masa SMA dia berjuang untuk tidak menangis karena murid laki-laki itu.
"Katanya dia suka sama teman kita," dia melanjutkan pembicaraan.
"Iya, aku tahu, dia gak menutupinya," jawabku jujur.
"Iya, kita semua, satu sekolah tahu, wkwk. Terlalu blak-blakan. Bodoh ya aku, kenapa tetep suka,"
"Iya, emang bodoh,"
"Fakhiii kenapa jujur amat, ih kesel,"
"Ya gimana lagi, emang BODOH." Saya menunjuk ke kepalanya, "Pakai logika logikaaa, dibuang aja dia, ke laut. Urusin itu anak Osis yang suka kamu, dia juga terang-terangan,"
"Nggak mau, kan nggak suka, maaf ya Paki. Tapi, aku juga nggak bisa mengontrol suka siapa,"
Sebenarnya jawaban ini agak naif. Kita selalu punya set kriteria, minimal satu kriteria ada yang terpenuhi sehingga bisa masuk naik tingkat dalam strata dia bisa kita sukai.
"Ya udah, gimana lagi. Emang stupid, baru tahu aku kalau jatuh cinta emang bikin orang bodoh," kataku sambil geleng-geleng kepala.
"Awas kena kutukan, you may act more stupid than me, aku kutuk kamu," katanya bercanda.
Ya semoga aku punya penangkal kutukan itu.
Ah, masa remaja yang naif.
Dalam Islam, rasa suka nggak dilarang, yang dihukumi adalah bagaimana kita menindaklanjuti rasa suka kita dengan jalan yang sesuai aturan Islam atau nggak. Menceritakan beban emosinya menurut saya masih dalam batas wajar. Selama masih dalam batas aman.
***
"Dia dikejar-kejar cewek di Bimbel," kata temanku dalam suatu makan siang.
Kita sedang persiapan ujian perguruan tinggi. UN sudah selesai. Bagi yang tidak diterima jalur undangan biasanya akan melanjutkan perjuangan. Salah satunya bimbel.
Saya kebetulan satu bimbel dengan cowok itu. Tapi jadwal kita beda. Saya IPA dia ambil IPS. Jadi jarang melihat kejadian-kejadian langsung yang berkaitan dengannya.
"Gimana ceritanya?" tanya saya penasaran. Saya melirik sahabat saya yang ikut mendengarkan.
"Iya, ada cewek yang selalu minta dianter ke rumahnya, ngomongnya kayak gini, 'Bareng dong, kebetulan aku searah,' gitu. Sampai dia sembunyi dong di kamar mandi. Ternyata bengal-bengal gitu ketakutan lihat cewek agresif," celetuk yang lain.
Saya tertawa, bengal-bengal gitu, saya tahu si cowok itu masih menganut nggak pacaran. Ya cukup islami lah.
Sahabat cewek saya yang menyukainya ikut tertawa, tapi saya tahu. Dia sedang meringis kecil. Sudah obrolan ke sekian soal daya pikat cowok itu di antara kaum hawa.
"Dia dulu jaman SMP juga idola para cewek-cewek sih," kata teman satu SMPnya.
Aku tertawa saja mendengar biografi dia masih berlanjut dibahas sambil melirik ke sahabatku yang satu itu. Semoga dia baik-baik saja. Sudah kesekian kali, saya mendengar cowok itu dikejar cewek-cewek agresif, haha.
***
6 tahun lalu
Pengumuman SBMPTN dan pengumuman sebaran alumni di Perguruan Tinggi.
"Kamu tahu ngaaaaak?" sebuah chat masuk darinya.
"Apa?" tanyaku singkat. Belum tertarik.
"Dia...dia...Dia satu kompleks kuliah denganku, tanggungjawab, katanya kita tidak akan bertemu lagi, mana teorimu," dia merajuk.
"Duh, gimana ya, aku juga nggak tahu ternyata meski beda jurusan dia keterima di jurusan itu, aku juga ga tahu kalau dia milih univ yang sama denganmu." Aku langsung ngeh kalau itu dia."
Aku tahu kadang takdir itu lucu. Saat kita ingin berlari menjauh, kadang dia mempermainkan kita. Dari sekian banyak nasib yang harus bersilangan, mengapa harus mereka.
"Huhu, aku kemarin ketemu pas daftar ulang, dia masih dengan jaketnya, aku tahu itu dia."
"Gimana perasaanmu?" Jawabku cepat.
"Hem, so far, undercontrol,"
"Sabar yaa, nanti kalau udah mulai kuliah kan jadwalnya nggak sama," jawabku menenangkan.
"Semoga demikian..." Ketiknya cepat.
"Kamu gimana, are you okay?" dia bertanya balik.
"I am good," kupikir demikian. Sementara aku belum tahu akan mendarat di mana.
***
"Aku di PM dia," katanya.
"Urusan apa?" tanyaku.
"Buku tahunan, baru jadi, dia jadi PJ untuk alumni daerah kampusku," ketiknya.
"Oh, jadi ketemu?" Aku penasaran bagaimana perasaannya saat ketemu.
"Iya, kalau kamu nanya aku gimana, aku baik-baik saja,"
"Yang bener?"
"Bener,"
"Kamu masih suka dia?"
"Em... masih, tapi samar-samar,"
"Aku bilang apa. Nanti juga hilang sendiri kalau nggak ketemu lagi. Kamu masih sering ketemuan, papasan di koridor?"
"Yaa sesekali... tapi aku udah nggak apa-apa," katanya lagi. Aku pikir dia sudah bisa mengontrol.
"Baguslah," kataku turut mendoakan dia.
***
5 tahun lalu.
Undangan pernikahan datang dari laki-laki itu dengan temanku yang lain. Salah satu perempuan tercantik di angkatan kami.
"Hei, are you okay?" aku buru-buru mengechatnya begitu aku mendapat undangan itu secara resmi.
"Sejujurnya aku lega, sebenarnya sudah lama sih rumornya, kamu aja yang nggak tahu,"
"Lega kenapa? Mungkin bukan karena aku nggak tahu, tapi you just pay more attention to every news regarding him," jawabku.
"Aku nggak kepo kok," katanya defensive
"Aku nggak bilang kamu kepo,"
"Iya, aku tahu aja," katanya, masih defensive.
"Hem wkwk, aku tahu sih, aku juga nggak terlalu tanya-tanya kabar yang lain, cuma emang kadang ada muncul satu dua info dari pembicaraan dengan teman-teman, wk." aku memutuskan untuk nggak terlalu menyerangnya.
"Nah" katanya senang aku berada satu pihak dengannya.
"Tadi kenapa lega?" Aku bertanya-tanya.
"Ya nggak apa-apa, kalau jadi suami orang artinya emang ga ada celah harapan,"
"Istri kedua, ketiga, keempat?" celetukku.
"Sial," dia langsung misuh.
Lega. Tentang kelegaan.
Aku belajar sesuatu hari itu, bahwa tidak selamanya mendengar pihak yang kita sukai menikah dengan orang lain menjadi sumber rasa sakit. Bisa jadi itu kabar baik. Kabar pembebas. Karena, kita bisa memperjelas dan melandaskan harapan. Harapan muncul karena ada posibilitas.
Posibilitas hilang. Harapan kita karamkan.
Dan kita merasa lega.
***
Pada saat itu aku belajar bahwa selama ini pembicara tentang suka menyukai, biasanya hanya untuk meringankan beban rasa di antara teman-teman perempuan saya. Karena emosi itu memiliki energi yang tidak kecil. Seperti marah, sebal, perasaan suka itu juga memiliki energy yang besar.
Di antara ta'lim dan kajian, di antara amanah organisasi, di antara seabreg kitab yang sedang dikaji. Kadang melepaskan salah satu energi itu perlu, maka dengarkan saja temanmu yang curhat.
Sebab, kita sama-sama tahu, pembicaraan ini hanya untuk melepas beban. Serius atau tidak biar takdir yang menjawab.
***
Hari ini.
Aku melihat nama murid laki-laki itu di sebuah media. Dia memutuskan menjadi fotografer dan jurnalis. Aku tersenyum. Siapa yang menyangka, kebengalannya dahulu, membawanya menjadi orang yang berani menerjang medan-medan sulit yang banyak membuat para jurnalis berpikir ulang. Namun, dia adalah salah satu yang pemberani. Anaknya sudah dua. Istrinya adalah temanku.
Sementara sahabatku kini kulihat menggunakan foto profil dengan suaminya, yang tidak kenal sama sekali pada awalnya. Lalu, akhir-akhir ini berubah menjadi foto anaknya.
***
Kita akan mengenang hari itu, semoga dengan tertawa, karena menertawai kenaifan kita.
Untuk kalian, yang sedang jatuh cinta, nikmati saja, rasa sakitnya, rasa gugupnya, panas dinginnya, dalam koridor yang tepat. Kita tidak pernah dilarang jatuh cinta. Tapi, bagaimana perilaku dalam menindaklanjutinya yang akan dihukumi.
Sekali lagi, saya menulis ini sambil tertawa, kita akan selalu bisa menertawai kenaifan kita di masa lalu. Salah satunya, jangan serius-serius kalau jatuh cinta dan belum bisa menyeriusinya. Kita akan menertawainya suatu saat di masa depan.
Masa-masa ini akan kita tertawai juga. Saya akan menikmati obrolan-obrolan di antara kami. Sebab, suatu saat akan berlalu juga.
2 notes
·
View notes
Text
Nama Bayi Perempuan: Rangkaian dan Arti Nama Xynervaa
Nama Bayi Perempuan: Rangkaian dan Arti Nama Xynervaa
Arti Nama Xynervaa – namaanakperempuan.net. Pemilihan kata bagi calon bayi perempuan tentu menjadi kegiatan membahagiakan bagi para orangtua. Tetapi, banyak dari orang tua yang masih kebinggungan memilih nama untuk putri pertamanya.
Contohnya dengan nama bayi perempuan modern Xynervaa nan bermakna ini berasal dari bahasa & negara Italia. Bahkan cocok dipakai sekedar untuk nama awalan sang bayi.…
View On WordPress
#Arti Xynervaa#Gabungan Nama Xynervaa#Makna Nama Xynervaa#Maksud Nama Xynervaa#Nama perempuan yang artinya Jujur#Rangkaian Nama Xynervaa
0 notes
Text
Arti Nama Veronika Dan Rangkaian Namanya
Arti Nama Veronika Dan Rangkaian Namanya
Arti Nama Veronika – namaanakperempuan.net. Merangkai kombinasi kata untuk bayi memang tak gampang. Bagi calon orangtua sangat wajib mencari nama anak perempuan dari banyak referensi. Tetapi kini telah banyak tersedia pilihan nama super keren. Tetaplah perhatikan arti ataupun makna namanya.
Ayah/ Bunda tidak perlu repot lagi, Veronika asal dari bahasa Latin sebagai saran terbaik. Apa arti…
View On WordPress
#Arti Veronika#Makna Nama Veronika#Maksud Nama Veronika#Nama perempuan yang artinya jujur#Rangkaian Nama Veronika
0 notes